lengkap test sholder wahyu budi p

12
WAHYU BUDI PRASETYO PEMERIKSAAN SPESIFIK SHOULDER PEMERIKSAAN SPESIFIK SHOULDER Anatomi Fisiologi Dibentuk oleh caput humeri yang bersendi dengan cavitas glenoidalisyg dangkal. termasuk sendi ball and socket joint, tetapi merupakan sendi yang paling bebas pada tubuh manusia. Fossa glenoidalis diperkuat oleh sebuah bibir / Labrum Fibrokartilago yang mengelilingi tepi fossa, disebut dengan”Labrum Glenoidalis”. Labrum ini dapat membantu menambah stabilitas glenohumeral joint. Bagian atas kapsul diperkuat oleh ligament coracohumeral dan bagian anterior kapsula yang diperkuat oleh 3 serabut ligament glenuhomeral yang lemah (Ligamen glenohumeral superior, middle dan inferior). Ada 4 tendon otot yang memperkuat kapsula sendi yaitu subscapularis, supaspinatus, infrapinatus dan teres minor, yang dikenal dengan “rotator cuff”. Glenohumeral joint merupakan sendi yang paling mobile karena menghasilkan gerakan dengan 3 DKG (Fleksi-Ekstensi,

Upload: wahyu-budi-prasetyo

Post on 31-Jul-2015

95 views

Category:

Health & Medicine


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lengkap test sholder wahyu budi p

W A H Y U B U D I P R A S E T Y O

PEMERIKSAAN SPESIFIK SHOULDER

•       PEMERIKSAAN SPESIFIK SHOULDER 

•             Anatomi Fisiologi

   Dibentuk oleh caput humeri yang bersendi      dengan cavitas glenoidalisyg dangkal.

   termasuk sendi ball and socket joint, tetapi      merupakan sendi yang paling bebas pada

tubuh          manusia.

   Fossa glenoidalis diperkuat oleh sebuah bibir /            Labrum Fibrokartilago yang

mengelilingi tepi fossa, disebut dengan”Labrum Glenoidalis”.    Labrum ini dapat membantu

menambah          stabilitas glenohumeral joint.

   Bagian atas kapsul diperkuat oleh ligament     coracohumeral dan bagian anterior kapsula

yang        diperkuat oleh 3 serabut ligament glenuhomeral     yang lemah (Ligamen

glenohumeral superior,            middle dan inferior).

   Ada 4 tendon otot yang memperkuat kapsula sendi yaitu subscapularis,

supaspinatus,          infrapinatus dan teres minor, yang dikenal            dengan “rotator cuff”.

   Glenohumeral joint merupakan sendi yang      paling mobile karena menghasilkan

gerakan    dengan 3 DKG (Fleksi-Ekstensi, Abduksi-Adduksi,        Endorotasi-Eksorotasi)

dan sirkumdaksi. 

B. PEMERIKSAAN SPESIFIK

1. Yergason’s test.

            Tes ini dilakukan untuk menentukan apakah tendon otot biceps dapat mempertahankan

kedudukannya di dalam sulkus intertuberkularis atau tidak.          

            Pemeriksaan ini dilakukan dengn meminta pasien untuk memfleksikan elbow sampai 90

dan supinasi lengan bawah dan stabilisasi pada thoraks yang berlawanan dengan pronasi

lengan bawah. Pasien diminta untuk melakukan gerakan lateral rotasi lengan melawan

tahanan.

            Hasil positif jika ada tenderness di dalam sulkus bicipitalis atau tendon ke luar dari sulcus,

ini merupakan indikasi tendinitis bicipitalis.

Page 2: Lengkap test sholder wahyu budi p

2. Speed test

            Pemeriksa memberikan tahanan pada shoulder pasien yang berada dalam posisi fleksi,

secara bersamaan pasien melakukan gerakan supinasi  lengan bawah dan ekstensi elbow.

            Tes ini positif apabila ada peningkatan tenderness di dalam sulcus bicipitalis dan ini

merupakan indikasi tendinitis bicipitalis.

3.Drop-arm test / Test Moseley

            Tes ini dilakukan untuk mengungkapkan ada tidaknya kerusakan pada otot –otot serta

tendon yang menyusun rotator cuff dari bahu. Pemeriksa mengabduksikan shoulder pasien

sampai 90 dan meminta pasien menurunkan lengannya secara perlahan-lahan atau timbul

nyeri pada saat mencoba melakukan gerakan tersebut.

            Hasil tes positif indikasi cidera pada rotator cuff complex.

        

4. Supraspinatus test

            ABD shoulder pasien sampai 90 dalam posisi netral dan pemeriksa memberikan tahanan

dalam posisi tersebut. Medial rotasi shoulder sampai 30, dimana thumb pasien menghadap ke

lantai. Tahanan terhadap ABD diberikan oleh pemeriksa sambil melihat apakah ada

kelemahan atau nyeri, yang menggambarkan hasil tes positif.

            Jika hasil tes positif indikasi ada kerobekan / cidera otot atau tendon supraspinatus.

5. Apprehension test untuk dislokasi posterior shoulder

            Pemeriksa memfleksikan kedepan shoulder pasien disertai medial rotasi, lalu pemeriksa

menekan kearah posterior elbow pasien

             Hasil positif indikasi akan terlihat atau tampak kecemasan pada wajah pasien dan pasien

akan mempertahankan gerakan selanjutnya.

Page 3: Lengkap test sholder wahyu budi p

6. Apprehension test untuk dislokasi anterior shoulder

            Pemeriksa mengabduksikan dan lateral rotasi shoulder pasien secara perlahan. Jika tes

positif indikasi dapat terlihat atau merasakan kecemasan pada wajah pasien dan pasien akan

mempertahankan gerakan selanjutnya

7. Allen Maneuver

            Pemeriksa memfleksikan elbow pasien sampai 90, sementara shoulder ekstensi horizontal

dan lateral rotasi, disertai rotasi kepala pasien ke sisi yang berlawanan. Pemeriksa

mempalpasi denyut a.radialis yang biasanya hilang pada saat kepala rotasi ke sisi yang

berlawanan dari lengan yang di tes. Jika tes positif indikasi adanya TOCS.

  8. Adson Maneuver

            Kepala pasien rotasi ke sisi shoulder yang diperiksa lalu ekstensi kepala pasien sementara

pemeriksa memposisikan shoulder pasien lateral rotasi dan ekstensi. Pemeriksa melokalisir

denyut a.radialis dan pasien diminta untuk menarik napas yang dalam. Jika denyutnya hilang

indikasi tes positif ( TOCS).

9. Apley Scratch test

            Pasien diminta menggaruk daerah di sekitar angulus medialis scapula dengan tangan sisi

kontra lateral melewati belakang kepala. Pada pola gerakan tersebut otot-otot abductor dan

eksternal rotasi bahu bekerja.

            Pada tendonitis supraspinatus, bursitis dan kapsulitis adhesive bahu apley scratch tes tidak

dapat dilakukan oleh pasien karena timbul nyeri disekitar persendian bahu.

10. Test Roos

            Posisi pasien duduk dengan bahu retraksi dan depresi sejauh mungkin, selanjutnya pasien

diminta untuk menutup dan membuka jarinya kuat-kuat secara bergantian. Posisi ini

menyebabkan kompresi didalam berbagai pintu sementara itu perlu adanya penyediaan darah

ekstra karena kerja otot tersebut. Orang sehat biasanya mampu melakukan gerakan ini dengan

mudah selama 3 menit. Sedangkan pasien dengan TOCS sudah merasakan timbul keluhan

dalam waktu 1 menit. Yang paling menyolok pasien merasakan kelelahan yang berlebihan di

dalam membuka jari.

Page 4: Lengkap test sholder wahyu budi p

C. Pemeriksaan Pada Frozen Shoulder

            Merupakan istilah untuk semua gangguan pada sendi bahu yang menimbulkan nyeri dan

pembatasan lingkup gerakan.

            Pembatas lingkup gerakan di sendi bahu akibat gangguan miofasial sering dikelompokkan

juga dalam frozen shoulder, sehingga termasuk di dalamnya Bursiris Akromialis, Tendinitis

Supraspinatus, Tendinitis Bisipitalis, yang tepatnya digolongkan dalam kelompok

periarthritis.

•       Pembagian Frozen shoulder   :

         1. Periarthritis

–   Tendinitis Supraspintus

–   Tendinitis Bisipitalis

–   Bursitis Akromialis

         2.Kapsulitis Adehesive 

–   Sama seperti pada penderita periarthritis, yaitu tidak dapat menyisir rambut karena nyeri

dan bagian di depan samping bahu.

–   Nyeri pada daerah tersebut terasa jika lengan digerakkan secara aktif, ini berarti bahwa

gerakan aktif dibatasi nyeri.

–   Tetapi bila gerakan pasif diperiksa, maka ternyata gerakan tersebut pun terbatas karena

adanya sesuatu yang disebabkan oleh perlengketan.

–   Bila diperiksa, maka nyeri yang dirasakan bagian depan dan samping bahu menjalar ke

lipatan siku dan ke permukaan anterior lengan bawah serta ke daerah otot pectoralis

            Keterbatasan sendi bahu (kaku pada bahu) dikaitkan dengan kapsula adhesive secara

langsung disebabkan oleh :

1. Causa Primair

–   Pengerutan / atropi dari hampir seluruh atau sebagian kapsula sendi glenohumeral pada

bagian anterior dan caudal

–   Perlengketan antara kapsula sendi jaringan lunak disekitarnya 

–   Penurunan tingkat elastisitas kapsula sendi   

2.Causa Sekundair

–   Adanya nyeri saat sendi diupayakan bergerak / digerakkan (mobilisasi)

–   Kelemahan otot di sekitar bahu   

Page 5: Lengkap test sholder wahyu budi p

            Keadaan bahu seperti di atas dapat diawali dengan tendinitis Supraspinatus / Bisipitalia atau

Bursitis Acroamilis, karena tidak diobati dan gerakan di sendi bahu yang menimbulkan nyeri

tidak dilatih, maka lama kelamaan menimbulkan perlengketan.

            Frozen shoulder dapat terjadi selain karena gangguan miofisial “rotator cuff”, dapat pula

dikarenakan oleh Diabetes Melitus, “disuse” dari sendi bahu yang sering terjadi pada stroke /

Hemiparese / Hemiplegia, Immobilisasi (fraktur, dislokasi, operatif). Kebanyakan penderita

frozen shoulder adalah wanita yang umur di atas 40 tahun.        

•       Frozen Shoulder Akibat Tendinitias Supraspinatus

            Otot supraspinatus dengan tendonnya sering menjadi korban pekerjaan atau trauma. Karena

bekerja terlampau berat dan berkepanjangan dengan lengan yang harus mengangkat

(kontraksi isotonik) atau harus mendorong, menyangga (kontraksi isometric) dan sebagainya,

maka otot-otot rotator cuff bisa mengalami gangguan dan kerusakan.

            Tendinitis supraspinatus ini disebabkan oleh kerusakan akibat gesekan atau penekanan

yang berulang-ulang dan berkepanjangan oleh tendon otot biceps dalam melakukan gerakan

ekstensi lengan dan ke depan. Tendon otot supraspinatus dan tendon otot biceps bertumpang

tindih dalam melewati terowongan yang dibentuk oleh caput humeri yang dibungkus oleh

capsul sendi glenohumeral sebagai lantainya, dan ligamentum ccoracoacromialis serta

akromiom sebagai atapnya. Adakalanya berkus neurovakuler yang mendampingi tendon otot

supraspinatus ikut terjebak,

         sehingga terjadi ischemia otot supraspinatus.

            Adanya gerakan atau penekanan yang berulang-ulang akan diikuti dengan “proses

peradangan akut” proses peradangan akan ditandai dengan nyeri dan oedema pada sendi

baku, diikuti spasme otot sekitar shoulder dan fuctional lesa.

            Jika terjadi proses peradangan fisiologi maka dalam 3 minggu keadaan ini menjadi baik,

tetapi jika berubah menjadi proses patologi maka akan terjadi proses peradangan berlanjut

yang ditandai dengan adanya; deformity, disability, atropi, oedema dan nyeri yang terjadi

pada daerah bahu.

1.Frozen / Kaku / Keterbatasan Gerakan Glenohumeral Joint

            Pada tahap regenerasi (4 hari – 3 minggu) tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka

nosisensorik tetap meninggi (proses radang terus berlanjut) penderita sulit bergerak karena

nyeri bahu, jaringan parut yang dihasilkan tidak maksimal terulur, selain itu akibat proses

Page 6: Lengkap test sholder wahyu budi p

peradangan kronis suplai makanan berkurang sehingga terjadi atropi atau kematian jaringan

pada kapsula sendi. Kapsula menjadi mengerut terjadi perlengketan dan berkurang

elastisitasnya. Atropi biasanya terjadi pada hampir seluruh sisi kapsula (dominan anterior dan

caudal) yang ditandai dengan gerakan eksorotasi dan abduksi paling sering terbatas.

2.Nyeri Bahu / Pain

            Proses peradangan yang berlanjut bisa diakibatkan proses regenerasi jaringan tidak terjadi.

Nosisensorik tetap peka dengan NAR yang rendah. Keadaan ini menyebabkan setiap

pergerakan di bahu menimbulkan nyeri / sakit gerak. Nyeri akan dirasakan pada C3-

C4sehingga otot-otot yang dipersafinya bisa mengalami spasme seperti : M. Deltoid, M.

Supra / Infra, M. Teres Minor, yang berakibat menambah frozen shoulder

3.Atropi otot dan Kelemahan pada M. Deltoid, Supra / Infra

            Keadaan kronis pada bahu yang berulang dari 4 hari / 2-3 minggu ke atas menyebabkan

otot tidak dapat digunakan secara baik. Akibat nyeri, spasme pada Frozen, otot cenderung

tidak digunakan, akibatnya sifat fisiologi otot menurun. Serabut otot (myofibril) mengalami

atropi sehingga fleksibilitas dan ekstensibilitas menurun. Atropi secara langsung berdampak

pack fungsi motor unit saraf motorik yang bertanggung jawab sehingga kekuatan otot akan

menurun.

A.Data-Data Medis Rumah Sakit

–   Diagnosa              :  Frozen shoulder

–   Terapi umum                    :  Medica Mentosa

B.Pemeriksaan Fisioterapi 

1.Anamnesis

         a.Umum 

•    Nama                     :  Kasim Nurhasjaiddin

•    Umur                     :  57 tahun

•    Jenis kelamin         :  Laki-laki      

•    Agama                   :  Islam

•    Pekerjaan               :  Pensiunan

•    Alamat                   :  Soppeng 

Page 7: Lengkap test sholder wahyu budi p

         b.Khusus 

•   Keluhan utama      :           Kaku dan nyeri

•   Lokasi keluhan                  :           bahu bagian kiri

•   Sifat keluhan                     :           Terlokalisir

•   Kapan terjadi                     :            2 minggu yang lalu

2.Inspeksi

         a.Statik

•   Bahu dalam keadaan simetris

•   Tidak ada atropi otot 

         b.Dinamis

•   Sakit kalau digerakkan  

3.Pemeriksaan Fungsi

         a.Tes Orientasi 

•     Pasien tidak bisa memegang tulang belikat (scapula) sisi kontraletal 

•     Pasien tidak bisa memegang telinga sisi kontralateral

•     Pasien tidak mampu menyisir dan mengambil dompet di saku celana 

         b.Pemeriksaan Fungsi Dasar

–   Aktif

•     Fleksi         :  Nyeri, ROM Terbatas

•     Ekstensi     :  Nyeri, Full ROM

•     Endorotasi :  Nyeri, ROM Terbatas

•     Exorotasi   :  Nyeri, ROM Terbatas

•     Abduksi     :  Nyeri, ROM Terbatas

•     Adduksi     :  Nyeri, ROM Terbatas

•     Pasif

–  Fleksi                     :  Nyeri + Terbatas, soft end feel

–  Ekstensi                 :  Nyeri, Full ROM, elastis end feel

–  Endorotasi :  Nyeri + Terbatas Hard end fell

–  Exorotasi               :  Nyeri, full ROM, hard end feel

–  Abduksi                 :  Nyeri + Terbatas, hard end feel

–  Adduksi                 :  Nyeri, Full ROM, elastis end feel       

•     TIMT

Page 8: Lengkap test sholder wahyu budi p

–  Fleksi                     :  Normal

–  Ekstensi                 :  Normal

–  Endorotasi :  Normal

–  Exorotasi               :  Nyeri, kelemahan otot

–  Abduksi                 :  Nyeri

–  Adduksi                 :  Nyeri  

4.Pemeriksaan Fungsi Tambahan

         a.Palpasi

•    Nyeri tekan pada otot deltoideus

•    Spasme pada otot deltoideus pars medial 

•    Sircumferensia Test

•    Tidak ada atropi otot

         b.ROM test

•    Fleksi                     :

•    Ekstensi                 :  

•    Endorotasi             : 

•    Eksorotasi              : 

•    Abduksi                 : 

•    Adduksi                 :     

5.ADL Test

a.Menyisir rambut

b.Memasang tali BH

c.Memegang scapula yang kontralateral

d.Mengambil dompet di saku belakang

http://artikelfisioterapi.blogspot.com/2010/04/pemeriksaan-spesifik-shoulder.html