lembar pengesahan untuk bakesbangpol

12
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SURVEY PENDAHULUAN PENELITIAN DI DESA TANJUNG KABUPATEN SAMPANG Proposal survey pendahuluan penelitian dengan judul : PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG PENYAKIT KUSTA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT KUSTA DI DESA TANJUNG KABUPATEN SAMPANG Surabaya, 23 Februari 2015 Mengetahui, Dosen Pembimbing Ika Yuni Widyawati S.kep.,Ns.,M.kep.,Sp.KMB NIP. 197806052008122001

Upload: peter-indra-septian

Post on 21-Feb-2016

37 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

lembkes

TRANSCRIPT

Page 1: LEMBAR PENGESAHAN Untuk Bakesbangpol

LEMBAR PENGESAHANPROPOSAL SURVEY PENDAHULUAN PENELITIAN

DI DESA TANJUNG KABUPATEN SAMPANG

Proposal survey pendahuluan penelitian dengan judul :

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG PENYAKIT KUSTA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT KUSTA DI DESA TANJUNG KABUPATEN SAMPANG

Surabaya, 23 Februari 2015

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Ika Yuni Widyawati S.kep.,Ns.,M.kep.,Sp.KMBNIP. 197806052008122001

Page 2: LEMBAR PENGESAHAN Untuk Bakesbangpol

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kusta adalah suatu penyakit menular ,menahun dan disebabkan oleh kuman

kusta (mycrobacterium leprae)yang menyerang saraf tepi,kulit dan jaringan tubuh

lainnya kecuali susunan saraf pusat (Kemenkes RI,2007). Penyakit kusta juga

menimbulkan masalah yang sangat kompleks, masalah yang dimaksud bukan hanya

dari segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, psikologis, budaya,

keamanan dan ketahanan nasional (Depkes RI, 2005)

Sedangkan secara psikologis bercak, benjolan-benjolan pada kulit penderita

membentuk paras yang menakutkan. Kecacatannya juga memberikan gambaran yang

menakutkan menyebabkan penderita kusta merasa rendah diri, depresi dan menyendiri

bahkan sering dikucilkan oleh keluarganya. Suatu kenyataan bahwa sebagian besar

penderita kusta berasal dari golongan ekonomi lemah keadaan tersebut turut

memperburuk keadaan (Depkes RI, 2005). Tanda dan gejala kusta yang tidak diobati

diantaranya adalah munculnya kecacatan pada tangan , kaki , wajah , telinga, berhenti

bekerja, sekolah dan menjadi ketergantungan dengan orang lain.Hal ini tentu akan

menjadi suatu beban tersendiri bagi keluarga,masyarakat juga bagi suatu negara.

Prevalensi kusta di dunia sudah mengalami penurunan dalam 50 tahun terakhir

akan tetapi penularan masih terjadi dan kusta masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat ditandai dengan masih ditemukannya 250 kasus baru yang terdaftar setiap

tahun (Rodrigues & lockwood ,2011).

Organisasi kesehatan dunia yaitu WHO menilai pada tahun 2011 Indonesia

menduduki peringkat ketiga di dunia setelah India dan Brazil paling banyak penderita

kusta. Pada tahun 2010 ditemukan 17.012 kasus baru, 1.822 atau 10,71% di antaranya,

ditemukan sudah dalam keadaan cacat tingkat 2 (cacat yang tampak). WHO juga

mencanangkan Global Strategy for Further Reducing the Disease Burden Due To

Leprosy 2011-2015 yaitu target global yang hendak dicapai tahun 2015 yaitu penurunan

35% angka cacat yang kelihatan (tingkat II) pada tahun 2015.

Dan secara nasional, Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang penderita

kusta terbanyak di antara provinsi lainnya. Rata-rata penemuan penderita Kusta di

Provinsi Jawa Timur per tahun antara 4.000-5.000 orang. Pada tahun 2012, penemuan

Page 3: LEMBAR PENGESAHAN Untuk Bakesbangpol

penderita baru di Indonesia sebanyak 18.853 orang, sedangkan penemuan penderita

baru di Provinsi Jawa Timur sebanyak 4.807 orang (25,5% dari jumlah penderita baru di

Indonesia). Perkembangan penemuan penderita Kusta baru digambarkan seperti grafik

di bawah ini.Gambar 3.14 Perkembangan Penemuan Penderita Kusta Baru

Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 - 2012

Sumber:Laporan Program KustaSeksi Pemberantasan Penyakit,Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Penyebaran penderita Kusta di Provinsi Jawa Timur meliputi pantai utara Jawa

dan Madura. Di tahun 2012, terdapat 16 kabupaten/kota yang memiliki angka prevalensi

di atas 1/10.000 penduduk terutama di kedua daerah tersebut. Peta persebaran

penderita Kusta digambarkan berikut ini.

Gambar 3.15 Peta Persebaran Angka Kesakitan Penderita Kusta

Provinsi Jawa Timur Tahun 2012

Page 4: LEMBAR PENGESAHAN Untuk Bakesbangpol

Sumber : Laporan Program Kusta

Seksi Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Penduduk Provinsi Jawa Timur yang mengalami cacat Kusta sejak tahun 1994

sampai dengan sekarang sebanyak 10.714 orang. Dengan banyaknya kecacatan yang

disebabkan karena penyakit Kusta maka muncul stigma dan diskriminasi terhadap

Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK).

Adapun judul yang di angkat adalah ‘Pengaruh promosi kesehatan tentang

penyakit kusta terhadap perilaku pencegahan penyakit kusta di desa tanjung kabupaten

sampang”

B. TUJUAN Melakukan survey pendahuluan penelitian tentang perilaku pencegahan masyarakat

yang hidup disekitar penderita kusta di desa xxx

C. MANFAAT 1. Bagi Masyarakat desa xxx

Sebagai bahan masukan serta pembelajaran mengenai pencegahan terhadap penyakit

kusta

2. Bagi penelitian lainSebagai bahan informasi bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sejenis.

3. Bagi penelitiUntuk menerapkan ilmu yang di dapat di dalam bangku perkuliahan.

Page 5: LEMBAR PENGESAHAN Untuk Bakesbangpol

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian 1. Definisi Kusta

Menurut Depkes RI (2006) kusta merupakan penyakit menular menahun yang

disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang menyerang syaraf tepi, kulit

dan jaringan tubuh lainnya. Depkes RI (2006) juga menjelaskan bahwa penyakit kusta

merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan masalah yang sangat

kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai

masalah sosial, ekonomi, dan psikologis.

Amiruddin dalam Harahap (2000) menjelaskan bahwa penyakit kusta adalah

penyakit kronik yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang pertama kali

menyerang susunan saraf tepi, selanjutnya menyerang kulit, mukosa (mulut), saluran

pernapasan bagian atas, sistem retikulo endotelial, mata, otot, tulang dan testis.

2. Etiologi KustaKuman penyebabnya adalah Mycobacterium Leprae yang ditemukan oleh

G.A.Hansen pada tahun 1874 di Norwegia, secara morfologik berbentuk pleomorf lurus

batang panjang, sisi paralel dengan kedua ujung bulat, ukuran 0,3-0,5 x 1-8 mikron .

Basil ini berbentuk batang gram positif, tidak bergerak dan tidak berspora, dapat

tersebar atau dalam berbagai ukuran bentuk kelompok, termasuk massa ireguler besar

yang disebut sebagai globi ( Depkes , 2007).

Kuman ini hidup intraseluler dan mempunyai afinitas yang besar pada sel

saraf (Schwan Cell)dan sel dari Retikulo Endotelial, waktu pembelahan sangat lama ,

yaitu 2-3 minggu , diluar tubuh manusia (dalam kondisis tropis )kuman kusta dari sekret

nasal dapat bertahan sampai 9 hari (Desikan 1977,dalam Leprosy Medicine in the

Tropics Edited by Robert C. Hasting , 1985). Pertumbuhan optimal kuman kusta adalah

pada suhu 27º30º C ( Depkes, 2005).

M.leprae dapat bertahan hidup 7-9 hari, sedangkan pada temperatur kamar dibuktikan

dapat bertahan hidup 46 hari , ada lima sifat khas :

a. M.Leprae merupakan parasit intra seluler obligat yang tidak dapat dibiakkan

dimedia buatan .

Page 6: LEMBAR PENGESAHAN Untuk Bakesbangpol

b. Sifat tahan asam M. Leprae dapat diektraksi oleh piridin .

c. M.leprae merupakan satu- satunya mikobakterium yang mengoksidasi D Dopa

( D-Dihydroxyphenylalanin ).

d. M.leprae adalah satu-satunya spesies micobakterium yang menginvasi dan

bertumbuh dalam saraf perifer.

e. Ekstrak terlarut dan preparat M.leprae mengandung komponen antigenic yang

stabil dengan aktivitas imunologis yang khas, yaitu uji kulit positif pada

penderita tuberculoid dan negatif pada penderita lepromatous (Marwali

Harahap, 2000).

3. Diagnosis dan KlasifikasiPenderita penyakit kusta menimbulkan gejala yang jelas pada stadium lanjut dan

cukup didiagnosis dengan pemeriksaan fisik tanpa pemeriksaan bakteriologi. Ada 3

tanda – tanda utama yang dapat menetapkan diagnosis penyakit kusta yaitu: Lesi

(kelainan) kulit yang mati rasa, penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan

fungsi saraf, dan adanya bakteri tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit.

Pemeriksaan kerokan hanya dilakukan pada kasus yang meragukan. Apabila

ditemukan pada seseorang salah satu tanda - tanda utama seperti diatas maka orang

tersebut dinyatakan menderita kusta (Depkes, 2006).

Apabila petugas kesehatan ragu-ragu untuk menegakkan diagnosis, sebaiknya

penderita dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk terapi anti kusta Multi Drug Therapy

(MDT) agar tidak menjadi sumber penularan, selain menghindari kemungkinan cacat

menjadi besar. Namun bila petugas ragu dan sulit merujuk ke rumah sakit karena

alasan jauh maka orang tersebut dianggap sebagai suspek. Tanda-tanda tersangka

kusta tidak dapat digunakan sebagai dasar diagnosis penyakit kusta. Tanda-tanda pada

kulit tersangka penderita kusta adalah sebagai berikut : Bercak/kelainan kulit yang

merah atau putih di bagian tubuh, kulit mengkilap, bercak yang tidak gatal, adanya

bagian-bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak berambut, lepuh tidak nyeri dan

tanda-tanda pada saraf adalah sebagai berikut: rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan

nyeri pada anggota badan atau muka, gangguan gerak anggota badan atau bagian

muka, adanya cacat, dan luka yang tidak mau sembuh (Depkes RI, 2006).

Seseorang yang telah didiagnosis menderita kusta selanjutnya akan ditentukan

tipe/klasifikasi penyakit kusta. Tujuan klasifikasi penyakit kusta adalah untuk

menentukan jenis, lamanya pengobatan, waktu penderita dinyatakan sembuh dan

Page 7: LEMBAR PENGESAHAN Untuk Bakesbangpol

perencanaan logistik. Menurut Depkes RI (2006) pada tahun 1982 jenis klasifikasi

World Health Organization (WHO) yang dipakai oleh petugas kesehatan di seluruh

Indonesia untuk menentukan penderita kusta tipe Pauci Baciler atau Multi Baciler.

Page 8: LEMBAR PENGESAHAN Untuk Bakesbangpol

BAB IIIPELAKSANAAN

A. BENTUK KEGIATAN Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana masyarakat mengetahui

tentang penyakit kusta dan untuk mengetahui perilaku pencegahan yang dilakukan oleh

masyarakat yang hidup disekitar penderita kusta,Maka di perlukan observasi,survey dan

pengambilan data awal guna mengembangkan penelitian ini kedepannya untuk

kemudian dilanjutkan dalam bentuk proposal penelitian dan skripsi.

B. LAMA DAN WAKTU

1. Lama survey pedahuluan penelitian

Survey pedahuluan penelitian ini diperkirakan selama kurang lebih 3 bulan. Dan

dilanjutkan dengan penelitian kurang lebih 3 bulan.

2. Waktu survey pedahuluan penelitian

Survey di desa tanjung dan dilaksanakan pada bulan februari sampai bulan juli namun

tidak setiap hari (efektif).

C. PENANGGUNG JAWAB DAN PELAKSANA 1. Penanggungjawab Kegiatan

Sebagai penanggung jawab pada kegiatan survey pendahuluan di desa tanjung

adalah Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya

2. PelaksanaPelaksana adalah penulis selaku penyusun proposal skripsi. Mahasiswa

semester VIII Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya tahun Akademik

2014 / 2015:

- Nama Mahasiswa : Indra Septian Mauludhani Putra

- N I M : 131111095

- Jenis Kelamin : Laki laki

- Alamat : Jl. Gubeng Kertajaya 7f raya 37-39

- No. HP : 087750912008

Page 9: LEMBAR PENGESAHAN Untuk Bakesbangpol

D. PENUTUPSesuai dengan tujuan Instruksional Pendidikan di dalam Kurikulum S1 Fakultas

Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya bahwa salah satu bentuk kegiatan proses

belajar mengajarnya yang harus dilaksanakan adalah penyusunnan proposal penelitian

untuk selanjutnya Skripsi. Pada dasarnya keberadaan Dinas Kesehatan Kabupaten

Sampang sangat membantu dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM),

hal ini dibuktikan adanya kontribusi positif dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten

Sampang yang memfasilitasi kepentingan dunia pendidikan melalui penerimaan peserta

untuk melakukan survey pendahuluan penelitian.

Pada kesempatan ini, saya sebagai Civitas Akademika Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga surabaya mengucapkan terima kasih atas diberikannya kesempatan

kepada saya untuk melaksanakan kegiatan survey pendahuluan penelitian di desa xxx ini,

dan mudah-mudahan kerja sama ini tetap terjalin sampai pada masa yang akan datang.