lembar pengesahan#larutan

23
LEMBAR PENGESAHAN Judul Praktikum : Pengenalan Alat dan Larutan Hari/Tanggal : Selasa, 04 Oktober 2011 Waktu : 12.00-14.30 WITA Tempat : Laboratorium Kimia Fakultas Kedokteran UNLAM Praktikan Rinawati NIM. I1B111008 Banjarbaru, 10 Oktober 2011 Mengetahui,

Upload: riiena-arinda

Post on 19-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

cover

TRANSCRIPT

Page 1: LEMBAR PENGESAHAN#larutan

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Pengenalan Alat dan Larutan

Hari/Tanggal : Selasa, 04 Oktober 2011

Waktu : 12.00-14.30 WITA

Tempat : Laboratorium Kimia Fakultas Kedokteran UNLAM

Praktikan

RinawatiNIM. I1B111008

Banjarbaru, 10 Oktober 2011

Mengetahui,

Dosen Pembimbing, Asisten Kelompok

Dra.Fujiati, M.Si Maulidiya SeptianyNIP.19640104 199403 2 001 NIM.I1B110035

Page 2: LEMBAR PENGESAHAN#larutan

Pengenalan Alat dan Larutan

Rinawati 2 , Reza Fathan1, Merryta Haryati S.2, Puput Angraeni2, Ermawati Rohana2, Sari Dewi Intan Kumala2

1Ketua Kelompok II Mahasiswa Pengikut Mata Kuliah Kimia Keperawatan Fakultas Kedokteran UNLAM Banjarbaru

2Anggota Kelompok II Mahasiswa Pengikut Mata Kuliah Kimia Keperawatan Fakultas Kedokteran UNLAM Banjarbaru

AbstrakLatar Belakang: Larutan standar adalah larutan yang kadar atau konsentrasinya diketahui secara pasti. Proses untuk membuat larutan standar disebut dengan standarisasi.Metode: Proses titrasi dilakukan satu kali untuk masing-masing indikator dengan mengencerkan titrat yaitu larutan HCl pekat menggunakan 10 ml aquades, kemudian ditambah 2-3 tetes indikator ke dalamnya. Selanjutnya, titrat dititrasi dengan Na2CO3 sampai terjadi perubahan warna.Hasil: Pada larutan HCl dengan indikator metil orange terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning, dengan volume titran yang didapat 7,5 ml. Sedangkan dengan indikator phenolphtalein terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda, dengan volume titran yang didapat 11 ml.Kesimpulan: Larutan HCl yang dititrasi dangan indikator metil orange dan phenolptalein akan mengalami perubahan warna.

Kata Kunci: Titrasi, larutan standar, konsentrasi, indikator

AbstractBackground: Standard solution is a solution that we know the concentration exactly. The process to make acid standard solution was called standardization.Method: We have titration once for several indicator by soluble HCl with aquades, afterward, 2 drops of indicator was poured into the solution. Furthermore, the titrate was titrated with Na2CO3 until the alteration color occurred.Result: Titration in HCl solution with metil orange as indicators occurs alternation color from red to yellow, with titrant volume are 7.5 ml. While using phenolphthalein the color alters from transparent to pink, with titrant volume are 11 ml.Conclusion: HCl condensation which have titration with metal orange and phenolptalein indicator would experiencing of colour change.

Keyword: Titration, Standart Solution, Concetration, Indicator

Page 3: LEMBAR PENGESAHAN#larutan

PENDAHULUAN

Larutan adalah campuran homogen dari satu zat atau lebih yang terdiri dari

zat terlarut ( solute ) dan zat pelarut ( solven ). Jumlah solute jauh lebih sedikit

dari pada jumlah solven. Perbandingan antara jumlah zat pelarut dan zat pelarut

disebut konsentrasi. Satuan konsentrasi dapat dinyatakan dalam normalitas.

Normalitas adalah jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan.1

Normalitas satu larutan dapat diketahui langsung dari label yang tertera

pada botol reagen. Perlu diketahui normalitas dari suatu zat yang didapat dari hasil

perhitungan dapat tidak sesuai dengan normalitas yang terdapat pada label botol

reagen. Oleh karena itu, untuk mengetahui normalitas larutan tersebu dapat

dilakukan titrasi dengan menggunakan larutan standar. 1

Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dengan pelarut.

Perbandingan ini dpt di ungkapkan dengan dua cara :1

1. Jumlah zat terlarut

Jumlah pelarut

2. Jumlah zat terlarut

Jumlah larutan

Normalitas adalah jumlah ekuivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan.1

Macam – macam larutan :1

1. Larutan encer: larutan yang mengandung relatif sedikit solute dalam

larutan

2. Larutan pekat: larutan yang mengandung banyak solute dalam larutan

3. Larutan jenuh: larutan dimana ada keseimbangan antara solute padat dan

solute dalam larutan

4. Larutan tak jenuh: larutan yang mengandung jumlah solute yang kurang

dari larutan jenuh.

Jika dua zat berbeda dimasukkan dalam wadah, maka ada tiga

kemungkinan yang terjadi, yaitu bereaksi, bercampur dan tidak bercampur.

Campuran yang membentuk satu fasa, yaitu yang menpunyai sifat dan komposisi

yang samaantara satu bagian dengan bagian yang lain di dekatnya atau campuran

homogen lebih umum dikenal dengan larutan. Larutan terdiri dari zat yang terlarut

Page 4: LEMBAR PENGESAHAN#larutan

(solute) yang berada dalam jumlah yang lebih sedikit dan zat pelarut (solvent)

yang berjumlah lebih banyak. Kebanyakan larutan mempunyai salah satu

komponen yang besar jumlahnya. Komponen yang besar disebut pelarut dan yang

lain disebut terlarut.2

Kadar asam dan basa yang terlalu tinggi dapat menimbulkan gejala –

gejala gangguan kesehatan pada masyarakat di sekitarnya di samping merusak

lingkungan hidupnya. Rusaknya lingkungan hidup di sebapkan banyak hewan dan

tumbuhan yang tidak tahan atau tidak dapat beradaptasi dengan konsentrasi asam

atau basa yang terlalu tinggi.3

Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan

konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan

sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis. Perbedaan antara titrasi asam-basa

dan titrasi oksidasi-reduksi muatan yang berpindah adalah elektron, sedangkan

pada titrasi asam-basa adalah proton.3

Untuk mengurangin seberapa besar kandungan asam/basa tersebut dapat

dengan cara titrasi. Titrasi adalah suatu metode untuk menetapkan konsentrasi

suatu larutan dengan mengukur volume suatu larutan yang konsentrasinya sudah

di ketahui, sehingga reaksi dapat berlangsung sempurna.4

Adapun cara – cara menyatakan konsentrasi yaitu :1

Cara I

1. % berat b/b

% berat adalah jumlah gram zat terlarut dalam 1000 gram larutan.

Misal larutan NaOH 10% berati ada 10 g NaOH dilarutkan dalam 90 g

H2O.

2. Molalita (kemolalan) m

Molalita zat ialah jumlah mole zat yang terlarut dalam 1000 gram zat

pelarut. Misal : Larutan NaOH 0,1m berarti 0,1 mole NaOH larut dalam

1000g air (H2O)

3. Fraksi mole

Page 5: LEMBAR PENGESAHAN#larutan

Bila jumlah mole zat pelarut dalam suatu larutan kita sebut n1 dan jumlah

zat mole terlarut n2 maka yang di sebut fraksi mole zat pelarut dalam

larutan ialah

Jumlah fraksi mole pelarut + zat terlarut = 1

4. % mole ialah fraksi mole x 100

Cara II

1. Molarita (kemolaran)

Kemolaran larutan ialah jumlah mole zat terlarut dalam 1 liter larutan

misal HCL 1`M berarti ad 1 mole HCL dalam 1 liter larutan.

Osmol : banyaknya renik/pertikel per liter

Misal H2SO4 1M 2H+ + SO4=

1M = 3 osmol

2. Normalita (kenormalan)

Normalita larutan ialah jumlah gram ekivalen zat terlarut dalam 1 liter

larutan.

Misal H2SO4 0,2M = 0,4 N larutan mengandung 0,4 g ekivalen H2SO4/liter.

3. Mg %

Digunakan untuk larutan biologis artinya banyaknya mg solute dalam 100

ml solution.

Misal: kadar gula darah si A 150%, berarti tiap 100ml dari darah A

mengandung 150 mg glukose (gula).

Larutan standar adalah larutan yang mengandung berat tertentu suatu

regens dalam volume tertentu larutan. Bisa dalam satuan molar atau normal.

Larutan molar: larutan yang mengandung, 1 mol regens per liter larutan (M)

Larutan normal: larutan yang mengandung 1 gramekivalen regens per liter larutan

(N).1

METODE

Page 6: LEMBAR PENGESAHAN#larutan

1. Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan buret, Erlenmeyer, pipet tetes, statif, corong, dan

pipet volume.

b. Bahan praktikum

Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah asam encer (HCl)

Na2CO3 0,1 N, indikator metil orange dan phenoptalein.

4. Cara Kerja

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Memasukkan 15 ml larutan HCl ke dalam erlenmeyer.

Tambahkan 10 ml aquades ke dalam erlenmeyer yang telah berisi

larutan HCl.

Tambahkan 2-3 tetes indikator metil orange pada campuran larutan

tersebut.

Titrasi larutan tersebut dengan larutan standar Na2CO3. Penetesan

dilakukan secara hati-hati dan goncang erlenmeyer secara terus-

menerus. Penetesan dihentikan saat terjadi perubahan warna.

Amati perubahan warna yang terjadi pada larutan tersebut.

Hitung berapa banyak larutan Na2CO3 yang diperlukan untuk

titrasi.

Ganti indikator metil orange dengan phenoptalein dengan

perlakuan yang sama. Amati perubahan warna dan hitung berapa

banyak larutan Na2CO3 yang diperlukan.

Mencatat hasil yang diperoleh dari hasil praktikum.

HASIL PENGAMATAN

Page 7: LEMBAR PENGESAHAN#larutan

Tabel 1. Hasil percobaan menggunakan indikator Metil Orange

No TitranVolume

TitranTitrat

Volume

TitratIndikator

Perubahan N

TitratAwal Akhir

1. Na2CO3 7,5 ml HCl 25 ml Metil

orange

Merah Kuning 0,03

N

Tabel 2. Hasil percobaan menggunakan indicator Phenoptalein

No TitranVolume

TitranTitrat

Volume

TitratIndikator

Perubahan N

TitratAwal Akhir

1. Na2CO3 11 ml HCl 25 ml PP Bening Ungu 0,044

N

Perhitungan :

Percobaan I : Titrasi HCl dengan Na2CO3 menggunakan indikator Metil

Orange.

Diketahui : V1 = 7,5 ml

V2 = 25 ml

N1 = 0,1 N

Ditanya : N2 = ?

Penyelesaian : V1 . N1 = V2 . N2

7,5 . 0,1 = 25 . N2

N2 = 0,03 N

Percobaan II : Titrasi HCl dengan Na2CO3 menggunakan indikator

phenoptalein.

Diketahui : V1 = 11 ml

V2 = 25 ml

N1 = 0,1 ml

Ditanya : N2 = ?

Penyelesaian : V1 . N1 = V2 . N2

11 . 0,1 = 15 . N2

N2 = 0,044 N

PEMBAHASAN

Page 8: LEMBAR PENGESAHAN#larutan

Dari hasil praktikum di ketahui bahwa titrasi yang di lakukan adalah titrasi

asam basa. Titrasi asam basa ada 5 macam :1

1. Titrasi antara asam kuat dengan basa kuat.

2. Titrasi antara asam lemah dengan basa kuat.

3. Titrasi antara basa lemah dengan asam kuat.

4. Titrasi antara asam lemah dengan basa lemah.

5. Titrasi dari asam berasal lebih dari satu.

Karena dalam titrasi asam basa ini selalu terbentuk garam dan air maka pH

dari titik ekivalen adalah sama dengan pH dari garam yang terbentuk :1

1. Titrasi asam kuat dengan basa kuat.

Pada ahir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari asam kuat dan

basa kuat.

Misal: HCL + NaOH NaCl + H2O

2. Titrasi antara asam lemah dengan basa kuat.

Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari asan lemah dan

basa kuat.

Misal: asam asetat dengan NaOH

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

Garam seperti ini dalam air akan terhidrolisasi

CH3OO- + H2O CH3COOH + OH-

Larutan akan lebh banyak mengandung OH- sehingga pH > 7

3. Titrasi antara basa lemah dan asam kuat.

Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang berassal dari basa lemah dan

asam kuat.

Misal: NH4OH dan HCL

NH4OH + HCL NH4Cl + H2O

Garam ini dalam air akan terhidrolisasi

NH4+ + H2O NH3 + H3O+

Larutan akan lebih banyak mengandung H3O+ sehingga pH < 7

4. Titrasi antara asam lemah dan basa lemah.

Page 9: LEMBAR PENGESAHAN#larutan

Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari asam lemah dan

basa lemah.

Misal: antara asam asetat dan NH4OH

CH3COOH + NH4OH CH3COONH4 + H2O

Garam semacam ini baik anion atau kationnya akan terhidrolisa dalam air.

CH3COO- + H2O CH3COOH + OH-

NH4+ + H2O NH3 + H3O+

5. Titrasi dari asam berbasa lebih dari satu ( Polybasic acids ).

Asam yang mempunyai lebih dari satu hidrogen yang dapat diganti di

sebut Polybasic acids (dibasic, tribasic dan seterusnya).

Dalam titrasi terdapat zat pelarut dan zat terlarut yang berwujud gas cair

dan padat. Ada 7 bentuk larutan berdasarkan zat terlarut dan pelarut yaitu :2

1. Gas + Gas: Udara

2. Gas + Cair: Oksigen dalam air

3. Gas + Padat: Hidrogen dalam serbuk platina

4. Cair + Cair: Alkohol dalam air

5. Cair + Padat: Raksa dalam amalgam padat

6. Padat + Padat: Emas dan perak

7. Padat + Cair: Gula dalam air

Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan

konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan

sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis. Perbedaan antara titrasi asam-basa

dan titrasi oksidasi-reduksi muatan yang berpindah adalah elektron, sedangkan

pada titrasi asam-basa adalah proton.3

Dalam titrasi biasanya digunakan indikator. Menurut W. Ostwald,

indokator adalah suatu senyawa komplek organik, dapat dalam bentuk asam (HIn)

ataupun dalam bentuk basa (InOH) yang mampu berada dalam keadaan 2 macam

bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari bentuk satu ke

bentuk yang lain pada konsentrasi H+ atau pH tertentu.3

Contoh:

Page 10: LEMBAR PENGESAHAN#larutan

1. Kuning metil

2. Biru brom fenol

3. Jingga metil

4. Hijau bromkresol

5. Merah metil

6. Ungu bromkresol

7. Biru bromtimol

8. Merah fenol

9. Merah kresol

10. Biru timol

11. Fenolftalin

12. Timolftalin

No Indikator Penggolonga

n sifat

Warna yang tidak

terionisasi

Warna yang

terionisasi

1 Metil Orange Basa lemah Dalam lingkungan

asam , ion-ionnya

memberikan warna

merah

Dalam lingkungan

basa , anionnya

memberikan warna

kuning

2 Phenolphthalein Asam lemah Dalam lingkungan

asam , ion-ionnya

tidak berwarna

Dalam lingkungan

basa , anionnya

memberikan warna

merah keunguan

Pada percobaan dengan indikator yang berbeda , maka jumlah volume

yang diperlukan untuk mencapai titik akhir titrasi serta warna yang dihasilkan

juga berbeda . Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan sifat dan trayek pH

masing – masing indikator .3

Ada 2 hal yang penting dalam titrasi :3

1. Titik ekuivalen: adalah saat jumlah mol H+ sama dengan jumlah mol OH-.

Biasanya ditunjukkan dengan harga pH.

2. Titik akhir titrasi adalah saat dimana indikator berubah warna.

Page 11: LEMBAR PENGESAHAN#larutan

Menurut Arrhenius asam adalah zat – zat yang dapat memberikan ion

hidrogen (H+) atau ion hidronium (H3O+) bila di larutkan dalam air misalnya asam

klorida dalam air. Sedangkan basa adalah zat – zat yang dalam air menghasilkan

ion hidroksida (OH-) misalnya natrium hidroksida dalam air.4

Berbagai jenis reaksi dalam larutan :4

1. Reaksi asam basa

2. Reaksi oksida basa dengan asam

3. Reaksi oksida asam dengan basa

4. Reaksi logam dengan asam

5. Reaksi antara dua jenis garam

6. Reaksi suatu larutan garam dengan suatu larutan basa

7. Reaksi suatu larutan garam dengan suatu larutan asam.

Sifat koligatif larutan

Kata koligatif berasal dari bahasa latin colligare yang artinya berkumpul

bersama, sifat koligatif berarti sifat yang di sebabkan hanya karna oleh

kebersamaan (jumlah partikel) dan bukan oleh ukurannya. Ada empat sifat

koligatif, yaitu penurunan tekanan uap larutan, penurunan titik beku larutan,

kenaikan titik didih larutan dan tekanan osmotik.1

1. Penurunan tekanan uap larutan

Tekanan uap ialah tekanan yang dilakukan oleh uap yang berada dalam

kesetimbangan dengan fasa padat atau fasa cairnya.

Menurut hukum Roult, tekanan uap salah satu cairan dalam ruang di atas

larutan ideal bergabung pada fraksi mol cairan tersebut dalam larutan.

Berdasarkan hukum ini ternyata bahwa tekanan uap pelarut murni lebih besar dari

pada tekanan uap pelarut dalam larutan.1

Besarnya perbedaan adalah

ΔP = XBPoA

Keterangan: 1. ΔP = penurunan tekanan uap pelarut.

2. XB = Fraksi mol zat terlarut.

3. PoA = tekanan uap pelarut murni

2. Penurunan titik beku larutan

Page 12: LEMBAR PENGESAHAN#larutan

Titik beku ialah temperatur pada saat terjadi kesetimbangan antara zat

padat dan zat cair. Hubungan antara penurunan titik beku dan konsentrasi zat

terlarut adalah :1

ΔTf = kf mB

Keterangan: 1. kf = tetapan penurunan titik beku

2. mB = kemolalan zat terlarut

3. Kenaikan titik didih larutan

Titik didih ialah temperatur yang menunjukkan keadaan tekanan uap

cairan sama dengan tekanan luar. Hubungan antara penurunan titik didih dan

konsentrasi zat terlarut adalah :1

ΔTb = kb mB

Keterangan: 1. kb = tetapan kenaikan titik didih

2. mB = kemolalan zat terlarut.

4. Tekanan osmotik

Ialah tekanan yang di berikan kepada larutan sehingga dapat mencegah

mengalirnya molekul pelarut memasuki larutan melalui selaput semipermeabel.

Nilai tekanan osmotiksuatu larutan akan berbanding lurus dengan kerapatan atau

konsentrasi zat terlarut.1

π = CRT

Keterangan: 1. π = tekanan osmotik

2. C = komsentrasi zat terlarut

3. R = konstanta gas ideal

4. T = suhu mutlak

• Larutan Elektrolit

Adalah larutan yang mudah menghantarkan listrik dengan kuat.

Sedangkan larutan yang sukar menghantarkan listrik disebut larutan non

elektrolit.2

Perbedaan sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit menurut

Arrhenius :2

1. Larutan elektrolit memberikan penyimpangan pada sifat koligatif larutan.

Pada konsentrasi molal yang sama dari larutan non elektrolit akan

Page 13: LEMBAR PENGESAHAN#larutan

memberikan pengaruh yang sama dalam penurunan tekanan uap larutan,

tekanan osmotik, penurunan titik beku dan kenaikan titik didih.

2. Larutan elektrolit adalah suatu penghantar listrik (konduktor) listrik

sedangkan larutan non elektrolit tidak.

3. Reaksi kimia pada larutan elektrolit berjalan dengan cepat dibandingkan

dengan larutan non elektrolit.

Tekanan osmotik dalam sel darah merah

Sel darah merah adalah salah satu bentukan sel darah yang tidak memilikin

inti sel. Sel ini di kelilingi oleh membran yang impermeabel terhadap beberapa zat

terlarut.2

Komponen penyusun Jumlah (%)

Hemoglobin 32,0

Bahan organik lain 0,5

Garam organik 1,0

Air 60,0

Apabila ingin di ketahui inpermeabelitas membran sel darah merah

terhadap zat terlarut, maka dapat di lakukan dengan memasukkan sel darah merah

kedalam larutan NaCl berbagai konsentrasi. Dengan cara ini dapat terjadi 3

kemungkinan yaitu :2

a. Sel darah merah yang terdapat pada larutan NaCl 0,9% tidak

mengalami perubahan volume dalam serum.

b. Sel darah merah yang terdapat pada larutan garam NaCl yang lebih

encer dari pada larutan garam NaCl 0,9% mengalami penambahan

volume sel.

c. Sel darah merah yang terdapat pada larutan NaCl yang lebih pekat

dari pada larutan garam NaCl 0,9% mengalami pengurangan

volume sel.

Perubahan dalam biokimia darah, terutama asam-basa status, relatif

terhadap acara telah menangkap secara rutin digunakan untuk menyediakan

informasi kuantitatif tentang besarnya dan sifat stres menangkap.5

Page 14: LEMBAR PENGESAHAN#larutan

Penelitian kami adalah yang pertama untuk menyelidiki efek dari makan

pada keseimbangan asam-basa dan osmoregulasi dalam air laut dan

air tawar ikan-menyesuaikan diri euryhaline.6

Larutan Buffer adalah larutan yang mengandung asam lemah dan basa

konjunsinya atau basa lemah dan asam konjugsinya. Larutan buffer mempunyai

sifat menyangga usaha mengubah pH seperti penambahan asam, basa, atau

pengenceran. Artinya, pH larutan buffer praktis tidak berubah walaupun

kepadanya ditambahkan sedikit asam kuat atau basa kuat atau bila larutan di

encerkan.4

Macam- macam larutan buffer :4

1. Larutan buffer yang mengandung campuran asam lemah dan basa

konjugasinya.

2. Larutan buffer yang mengandung campuran basa lemah dan asam

konjugasinya.

Sifat larutan buffer4:

1. pH larutan buffer praktis tidak brubah pada penambahan sedikit asam kuat

atau sedikit basa kuat atau pengenceran.

2. pH larutan buffer berubah pada penambahan asam kuad atau basa kuat

yang relatif banyak, yaitu apabila asam kuat atau basa kuat yang di

tambahkan yang menghabiskan komponen larutan buffer itu, maka pH

larutan akan berubah drastis.

3. Daya penyangga larutan buffer bergantung pada jumlah mol

komponennya, yaitu jumlah mol asam lemah dan konjugasinya, yaitu

jumlah mol basa lemah dan asam konjugasinya.

Page 15: LEMBAR PENGESAHAN#larutan

SIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Pada proses titrasi, perubahan warna dengan indikator metil orange lebih

cepat dibandingkan dengan indicator phonoptalein.

2. Titrasi HCl dengan indikator metal orange normalitasnya adalah 0,03 N.

3. Titrasi HCl dengan indikator phenoptalein normalitasnya adalah 0,044 N.

4. Titik ekuivalen adalah titik perubahana warna pertama tetapi masih dapat

mengalami perubahan kewarna semula.

5. Titik akhir titrasi adalah titik akhir dimana warna tidak mengalami

perubahan kewarna semula.

6. Ketika HCl ditetesi metil orange berubah menjadi warna orange.

7. Ketika HCl ditetesi maka phenoptalein maka berubah menjadi merah

muda.

Page 16: LEMBAR PENGESAHAN#larutan

DAFTAR PUSTAKA

1. Sukmariah dan Kumianti.1990. Kimia Kedokteran. Jakarta: Binarupa

Aksara

2. Suhartono, Eko, Edyson, Fujiati, Triawanti.2011. Diktat dan Modul Kimia

Keperawatan. Banjarbaru: FK UNLAM.

3. Anonim.2010. Ilmu Kimia Edisi 3. Jakarta: Depertemen Kesehatan RI.

4. Harmanto, Ari, Ruminten.2009. Kimia. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional.

5. Ke-Gui Li, Zhen-Dong Cao, Jiang-Lan Peng, and Shi-Jian Fu. The

Metabolic Responses and Acid–Base Status After Feeding, Exhaustive

Exercise, and Both Feeding and Exhaustive Exercise in Chinese Catfish. J

Comp Physiol B.180:661–671. 2010.

6. Josi, R. Taylor, Jonathan M. Whittamore, Rod W. Wilson, and Martin

Grosell. Postprandial Acid–Base Balance and Ion Regulation in

Freshwater and Seawater-Acclimated European Flounder, Platichthys

Flesus. European Journal.J Comp Physiol B.177:597–608. 2007.