layanan bimbingan di sekolah
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia lebih banyak
dilakukan dalam kegiatan pendidikan formal di sekolah. Pada awal tahun
1960 di beberapa sekolah dilaksanakan program bimbingan yang terbatas
pada bimbingan akademis. Pada tahun 1964, lahir Kurikiulum SMA Gaya
Baru, dengan keharusan melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan.
Tetapi, program ini tidak berkembang karena kurang persiapan prasyarat,
terutama kurangnya tenaga pembimbing yang profesional. Untuk mengatasi
masalah tersebut, maka pada dasawarsa 60-an Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, dan diteruskan oleh Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(1963) membuka Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan yang sekarang dikenal
di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan nama Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan (PPB).
Setelah dirintis dalam dekade 60-an, bimbingan dicoba penataannya
dalam dekade 70-an. Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP)
membawa harapan baru pada pelaksanaan bimbingan di sekolah karena staf
bimbingan memegang peranan penting dalam sistem sekolah pembangunan.
Secara formal bimbingan dan konseling diprogramkan di sekolah sejak
diberlakukannya kurikulum 1975 yang menyatakan bahwa bimbingan dan
penyuluhan merupakan bagian integral dalam pendidikan di sekolah. Pada
tahun 1975 berdiri ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang.
IPBI ini memberikan pengaruh terhadap perluasan program bimbingan di
sekolah.
Setelah melalui penataan, dalam dekade 80-an, bimbingan diupayakan
agar lebih mantap. Pemantapan terutama diusahakan untuk mewujudkan
layanan bimbingan yang profesional. Upaya-upaya dalam dekade ini lebih
mengarah pada profesionalitas yang lebih mantap. Beberapa upaya dalam
pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini adalah penyempurnaan
kurikulum dari Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984. Dalam kurikulum 1984,
telah dimasukkan bimbingan karier di dalmnya. Usaha memantapkan
bimbingan terus dilanjutkan dengan diberlakukannya UU No. 2/1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya pada masa
yang akan datang.
Penataan bimbingan terus dilanjutkan dengan dikeluarkannya SK
Menpan No. 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Dalam Pasal 3 disebutkan tugas pokok guru adalah menyusun program
bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan
bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam
program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
Selanjutnya, pada tahun 2001 terjadi perubahan nama organisasi Ikatan
Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan
Konseling Indonesia (ABKIN). Pemunculan nama ini dilandasi terutama oleh
pemikiran bahwa bimbingan dan konseling harus tampil sebagai profesi yang
mendapat pengakuan dan kepercayaan publik.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI LAYANAN BIMBINGAN
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, layanan berasal dari kata
layan yang kata kerjanya adalah melayani yang mempunyai arti membantu
menyiapkan (mengurus) apa-apa yang diperlukan seseorang; meladeni,
menerima (menyambut) ajakan (tantangan, serangan, dsb). Layanan perihal
atau cara melayani, meladeni. Sedangkan pengertian bimbingan secara
harfiyyah .Bimbingan adalah menunjukkan, memberi jalan, atau menuntun.
orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya di masa kini, dan
masa mendatang. Istilah “Bimbingan” merupakan terjemahan dari kata bahasa
Inggris GUIDANCE yang berasal dari kata kerja .to guide. yang berarti
“menunjukan” Sedangkan dalam buku W.S Winkel, kata Guidance berasal
dari bahasa Inggris yang dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan
sebagai berikut: menunjukkan jalan (showing the way); memimpin (leading);
menuntun (conducting); memberikan petunjuk (giving instruction) mengatur
(regulating); mengarahkan (governing); memberikan nasihat (giving advice).
Bimbingan adalah preoses membantu individu untuk memmahami diri
sendir dan mengarahkan kemaksimalan kemampuan agar bermanfaat bagi diri
sendiri dan masyarakat. Bimbingan adalah proses membantu individu untuk
memahami diri sendiri dan mengarahkan kemaksimalan kemampuan
penyesuaian diri di sekolah, di keluarga dan dilingkungan masyarakat.
Menurut Wingkel bimbingan merupakan:
1. Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat
digunakan untuk mengambil suatu keputusan, atau memberitahukan
sesuatu sambil memberikan nasihat.
2. Mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. Tujuan itu mungkin hanya
diketahui oleh pihak yang mengarahkan, mungkin perlu diketahui oleh
kedua belah pihak.
Menurut Moegiadi bimbingan dapat berarti:
1. Suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman
dan informasi tentang dirinya sendiri.
2. Suatu cara pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu untuk
memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala
kesempatan yang dimilikinya untuk perkembangan pribadinya.
3. Sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat
menentukan pilihan, menetapkan tujuan denga tepat dan menyusun
rencaana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan
memuaskan di dalam lingkungan dimana mereka hidup.
4. Suatu proses pemberian bantuan kepada individu dalam hal: memahami
diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan
lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan
konsep dirinya sendiri dan tututan dari lingkungan.
Menurut Rachman Natawidjaja bimbingan adalah proses pemberian
bimbingan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan,
sehingga individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dirinya sanggup
mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan
keadaan keluarga serta masyarakat.
Bimo Walgito, bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan
kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan di dalam kehidupannya agar dapat menyesuaikan kesejahteraan
hidupnya.
Dari definisi di atas disimpulkan bahwa bimbingan merupakan (a) proses
yang berkesinambungan, (b) proses membantu individu, (c) bertujuan agar
individu dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal
sesuai kemampuannya dan (d) tujuan utamanya agar individu memahami diri
dan menyesuaikan dengan lingkungannya.
B. FUNGSI PELAYANAN BIMBINGAN DI SEKOLAH
1. Fungsi pencegahan (preventif)
Bimbingan dan konseling melakukan beberapa kegiatan bimbingan yang
dapat mencegah munculnya masalah (kesulitan belajar, kekurangan
informasi, masalah sosial dll) yang dapat menghambat perkembangan.
Beberapa kegiatan yang fungsi pencagahan antara lain:
a. Program orientasi, yaitu yang berisi pemberian informasi tentang
kurikulum, cara belajar, hubungan sosial, kegiatan individu, informasi
pekerjaan dll.
b. Program bimbingan karir, yaitu membantu diri agar individu mampu
mencapai karir yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan
kemampuan.
c. Program pengumpulan data individu, yaitu data ini sangat diperlukan
untuk memehami individu.
d. Program kegiatan kelompok, yaitu untuk meningkatkan pemahaman
terhadap diri dan lingkungan individu mampu mengambil keputusan
secra lebih tepat. misalnya: diskusi kelompok, olah raga kelompok,
dan permainan kelompok.
2. Fungsi penyaluran
Yaitu bimbingan dan konseling membentu individu agar individu dapat
menyalurkan bakatnya, kebutuhannya, dan kecakapannya. Bentuk-bentuk
bantuannya yaitu:
a. Membantu individu untuk memilih jurusan yang tepat dan sesuai
b. Membentu individu untuk menyusun program belajarnya
c. Membentu individu untuk mengembangkan bakat dan minatnya
d. Membantu individu untuk membuat perencanaan karir.
3. Fungsi penyesuaian
4. Bimbingan dan konseling mmempunyai fungsi membantu terciptanya
penyesuaian antara individu dan lingkungannya. Fungsi penyesuaian ini
ada dua arah yaitu:
a. Arah pertama, yaitu membantu individu agar mamapu menyesuaikan
diri terhadap lingkungan sekolah atau perguruan tinggi. Bantuan ini
meliputi pemberian informasi tentang fasilitas yang bisa dimanfaatkan,
ketentuan-ketentuan akademik yang harus diikuti, membantu
memahami kurikulum, membantu cara-cara belajar, mengadakan
kegiatan-kegiatan kelompok untuk meningkatkan kemampuan
penyesuaian, mengumpulkan data individu untuk memperoleh
pemehaman sebagai dasar penyesuaian diri.
b. Arah kedua, yaitu menciptakan program pendidikan yang sangat
sesuai dengan keadaan masing-masing individu. Misalnya: paket
program belajar mandiri, program kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan
keterampilan dan kegiatan kesenian.
5. Funsi perbaiakan (kuratif)
Bimbingan dan konseling mempenyai fungsi membantu memecahkan
masalah yang sedang dihadapi individu. Bantuan bisa berupa mengubah
lingkungan atau mengubah individu, bersifat perorangan atau kelompok,
langsung atau tidak langsung (melalui teman, orangtua dan saudaranya)
6. Fungsi pengembangan
Bimbingan dan konseling mempunyai fungsi mengembangkan
kepribadian individu agar lebih optimal. Yang belum baik ditingkatkan
agar lebih baik, sedangkan yang sudah baik dikembangkan lebih baik lagi.
C. PRINSIP PELAYANAN BIMBINGAN DI SEKOLAH
1. Prinsip Pemenuhan.Kebutuhan:
Setiap orang mempunyai kebutuhan. Kegagalan atau tidak terpenuhi nya kebutuhan
tertentu secara lauyak dapat mengakilikkan ketidak seim bangan. Hal ini dapat
diatasi dengan memperhatikan pemenuhan kebu tuhan-kebutuhan tersebut antara
lain :
a. Kebutuhan untuk memperoleh sukses.
b. Kebutuhan akan kasih sayang clan simpati.
c. Kebutuhan untuk mempertahankan harga diri.
d. Kebutuhan akan rasa aman.
e. Kebutuhan untuk berkelompok.
f. Kebutuhan untuk menghinclari kekecewaan
g. Kebutuhan seksual.
h. Dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
2. Prinsip Perbedaan Individu :
Setiap orang berbeda satu dengan yang lainnya dalam banyak hat. Misalnya dalam hal:
(1) sikap, (2) minat, (3) perhatian, (4) keca-kapan, (5) pendidikan, (6) pengalaman, (7)
kebutuhan, (8) cita-cita, (9) pandangan hidup clan sebagainya. Oleh karena itu orang yang
mempu nyai masalah yang sama (dengan prinsip ini) mewajibkan konselor meta kukan
pelayanan yang berbeda. Tidak ada suatu metode apapun yang berlaku untuk seluruh
klien. Setiap klien membutuhkan perlakuan yang berbeda-beda.
3. Prinsip Ingin Sembuh
Ketidak seimbangan pads diri klien adalah akibat dad masalah yang dihadapinya
tidak teratasi (tidak dapat dipecahkan). Namun klien tetap mempunyai dorongan
untuk menyelesaikannya (memcahkannya) meskipun agak kurang disadari
sepenuhnya, dan agak kurang dikem-bangkan sepenuhnya. Bimbingan-Konseling
disini membantu memahami masalah klien, diri klien serta merangsang klien agar
dorongan menyelesaikan masalahnya timbui kembali ke alam sadar serta
Mengembangkannya Untuk Kepentingan Dirinya.
4. Prinsip Ingin Menjadi Dirinya Sendiri.
Prinsip ini berkaitan dengan prinsip ke dua (prinsip perbedaan individu). Setiap klien
tidak ingin menjadi diri orang lain. Akan tetapi ingin menjadi dirinya sendiri. Oleh
karena itu pelayanan Bimbingan-Konseling didasarkan pads keunikan diri klien
sesuai dengan arch perkembangannya, bakatnya, kecakapannya, sikapnya,
minatnya, pendidikan nya, cita-citanya, pandangan hidupnya, dan sebagainya.
5. Prinsip Dorongan Kematangan.
Pada hakekatnya bahwa setiap klien sedang berada dalam proses, menuju ke
kematangan. Kadangkala proses tersebut berlangsung tidak Ian car, tidak wajar,
tidak normal. Bimbingan-Konseling disini diarahkan untuk mendorong,
mengarahkan pemanfaatan potensi klien untuk diaktualkan men jadi matang.
Pendekatan Bimbingan-konseling disini diarahkan (ditujukan) pa da aspek-aspek
dan fase-fase perkembangan manusia.
6. Prinsip Penerimaan Dan Pengertian.
Dalam pelayanan Bimbingan-Konseling, konselor sebaiknya bisa menerima &
mengerti kliennya. Disini konselor menempatkan diri sebagai penolong, dapat
dipercaya, dapat menedma & mengerti diriserta dapat memberikan bantuan
pemecahan masalah yang dihadapi kliennya.
7. Prinsip Saling Percaya
Dalam proses pelayanan Bimbingan-Konselkpg pedu adanya prinsip saling
percaya antara klien dan konselor. Antara Wien dan konselor
perlu dita namkan rasa saling percaya-mempercayai sebagai titik awal
kelancaran dan keberhasilan layanan Bimbingan-Konseling selanjutnya.
8. Prinsip Kontrak
Dalam proses pelayanan Bimbingan-Konseling perlu adanya kontrak antara klien
dan konselor. Bimbingan-Konseling berkerjanya etas clasar kon trek antara klien dan
konselor. Kontrak bedangsung terns sampai sampai klien berhasil mengatasi
masalahnya. Kontrak tersebut sebenamya merupa ken pembentukan ikatan
psikologis berdasar saling pengertian antara klien dan konselor untuk
menyelesaikan masalah klien.
9. Prinsip Kerjasama.
Dalam proses pelayanan Bimbingan-Konseling perlu adanya prinsip kerjasama.
Kerjasama antara konselor dengan lembaga, bidang lainnya yang terkait. Misalnya
perlu bekerjasama dengan profesi lain (seperti dokter, psikiater, rohaniwan.
dsb.).'Bisa jugs bekerja same dengan lembaga-lemba ga lain (seperti lembaga
pendidikan, dan sebagainya.).
D. JENIS-JENIS BIMBINGAN
1. Bentuk-Bentuk Bimbingan
Bentuk bimbingan yaitu menunjuk pada jumlah orang yang diberi
pelayanan bimbingan. Ada dua bentuk bimbingan yaitu:
a) Bimbingan individual atau bimbingan perorangan yaitu bilamana
siswa yang dilayani hanya satu orang.
b) Bimbingan kelompok yaitu jika siswa yang diberikan layanan lebih
dari satu orang.
2. Sifat-Sifat Bimbingan
Sifat bimbingan yaitu menunjuk pada tujuan yang ingin dicapai dalam
pelayanan bimbingan. Sifat-sifat bimbingan dibedakan menjadi tiga yaitu:
a) Bimbingan perseveratif/bimbingan development yaitu: bilamana
tujuan utama mendampingi siswa dan mahasiswa supaya
perkembangan berlangsung secara optimal.
b) Bimbingan preventif/bimbingan pencegahan yaitu bilamana tujuan
utama untuk membekali siswa dan mahasiswa agar lebih siap
menghadapi tantangan-tantangan di masa datang dan mencegah
masalah yang serus.
c) Bimbingan korektif/bimbingan penyembuhan yaitu bilaman tujuan
utama untuk membantu siswa dan mahasiswa dalam mengkoreksi
perkembangan yang mengalami penyimpangan atau hambatan.
3. Ragam-Ragam Bimbingan
Ragam bimbingan yaitu menunjuk pada bidang kehidupan tertentu atau
aspek perkembangan tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam
pelayanan bimbingan. Ragam bimbingan ini dibedakan menjadi tiga yaitu:
a) Bimbingan akademik, yaitu bilamana isi pelayanan bimbingan yang
diberikan mengenai hal-hal yang menyangkut studi akademik.
Bimbingan akademik merupakan bimbingan dalam hal menemukan
cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai,
mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan
balajar di suatu institusi pendidikan. Unsur-unsur yang terkandung
dalam program bimbingan di bidang belajar akademik, yaitu:
1) Orientasi kepada siswa dan mahasiswa baru tentang tujuan
institusional, isi kurikulum pengajaran, struktur organisasi sekolah,
prosedur belajar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan tipe
pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
2) Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat
selama mengikuti pelajaran di sekolah dan selama belajar
mengikuti pelajaran di sekolah serta selama belajar di rumah, baik
secar individual ataupun kelompok.
3) Bantuan dalam hal memilih program studi yang sesuai, memilih
beraneka kegiatan non-akademik yang menunjang usaha belajar,
dan memilih program studi lanjutan di tingkat pendidikan yang
lebih tinggi. Semua pilihan ini kerap berkaitan dengan perencanaan
karir di masa depan. Bantuan ini mencakup penyebaran informasi
mengenai jenis-jenis program studi yang tersedia.
4) Pengumpulan data tentang siswa mengenai kemampuan
intelektual, bakat khusus, minat, serta cita-cita hidup, dan
pengeumpulan data tentang program studi di perguruan tinggiyang
tersedia dalam bentuk brosur, buku pedoman, kliping, ilklan di
koran dll.
5) Bantuan dalam hal mengatsi beraneka kesulitan belajar, seperti
kurang mampu dalam menyususn dan menaati jadwal belajar di
rumah, kurang siap menghadapi ujian dan ulangan.
6) Bantuan dalam hal membentuk berbbagai kelompok belajar dan
mengatur seluruh kegiatan belajar kelopok, supaya berjalan
efisiendan efektif.
b) Bimbingan pribadi-sosial, yaitu bilamana isi pelayanan bimbingan
yang diberikan berkaitan dengan keadaan batinnya dan
kejasmaniannya sendiri dan hal-hal yang mmenyangkut hubungan
dengan orang lain. Bimbingan pribadi-sosial merupakan bimbingan
dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai
persoalan dalam diri sendiri, seperti mengatur diri sendiri dalam
bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang,
penyaluran nafsu seksual dll, serta mebimbing dalam membina
hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan.
Bimbingan pribadi-sosial di berikan pada jenjang pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi, baik melalui bimbingan kelompok,
maupun individual. Unsur-unsur yang terkandung dalam program
bimbngan pribadi-sosial, yaitu:
1) Informasi mengenai fase atau tahap perkembangan yang sedang
dijalani oleh siswa remaja dan mahasiswa, antara lain tentang
konflik batin yang timbul dan tentang cara bergaul yang baik.
2) Penyadaran akan keadaan masyarakat yang semakin berkembng ke
arah masyarakat modern, antaralain apa ciri-ciri kehidupan
modern, dan apa makna ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
kehidupan manusia.
3) Pengaturan diskusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami
oleh kebanyakan siswa dan mahasiswa. Diskusi kelompok ini
dapat mendorong siswa dan mahasiswa untuk menghdapi ahli
bimbingan untu membicarakan suatu masalah secara pribadi dalam
wawancara konseling.
4) Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian
siswa, misalnya latar belakang keluarga dan keadaan kesehatan.
c) Bimbingan karir, yaitu bilamana isi pelayanan bimbingan mengenai
hal-hal yang menyangkut perencanann karir. Bimbingan karir
merupakan bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia
pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjan ataujabata/profesi
tertentu serta membekali diri supaya siap mmemangku jabatan itu, dan
dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan
pekerjaan yang telah dimasuki.
E. PROGRAM BIMBINGAN DI BERBAGAI TAHAPAN PENDIDIKAN
SEKOLAH
Pada dasarnya pelayanan bimbingan di jenjang dan tahap pendidikan sekolah
secara ideal saling berkaitan dan berkesinambungan, namun program
bimbingan di masing-masing janjang akan berbeda-beda. Perbedaan itu
karena setiap tugas perkembangan itu berbeda-beda sesuai dengan tahap usia
individu. Dimana tujuan institusional pada lembaga sekolah di berbagai
jenjang pendidikan pun berbeda-beda juga.
1. Taman Kanak-Kanak
Pendidikan di taman kanak-kanak dikenal dengan pendidikan prasekolah
dan sebanarnya belum merupakan instansi pendidikan formal. Adapun
layanan bimbingan diberikan di taman kanak-kanak adalah layanan dalam
bentuk pengembangan daya kreatif dan kemampuan inisiatif sendiri pada
anak kecil, supaya anak-anak tersebut lebih siap memasuki jenjang
pendidikan sekolah dasar.
Aspek-aspek yang berkaitan dengan program bimbingan di taman kanak-
kanak adalah:
a) Tujuan institusional sebagaimana diungkapkan dalam kurikulum taman
kanak-kanak, 1976, dan 1986.
Kebutuhan pada anak balita, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan
psikologis; seperti penerimaan kasih sayang, dan perasaan aman serta
terlindungi.
Tugas perkembangan yang dihadapi oleh anak-anak balita yaitu:
menggerakkan anggota-anggota tubuh secara luwes, berkomunikasi
secara lisan, menjalin hubungan emosional yang positif dengan
anggota keluarga, guru sekolah, teman sebaya.
b) Pada dasar bimbingan yang dipegang adalah pola generalis
c) Komponnen bimbingan yang diprioritaskan adalah konsultasi antara
guru kelas dengan orangtua anak.
d) Bentuk bimbingan terutama yang digunakan adalah bimbingan
kelompok. Sifat bimbingan yang mencolok ialah sifat preseveratif,
sekaligus mengandung sifat preventif. Sifat korektif hanya akan
muncul dalam kasus penyimpangan yang sangat ekstrem, yang hampir
selalu ditangani oleh tenaga profesional di bidang psikologi dan
psikiater. Ragam bimbingan yang di beri tekanan ialah ragam pribadi-
sosial, yang diintegrasikan dalam seluruh kegiatan anak di tujuh bidang
pengembnagan.
e) Tenaga yang memegang peranan kunci ialah guru kelas yang sehari-
hari bertemu dengan kelompok anak tertentu. Seandainya guru kelas
menghadapi permasalahan khusus, dia harus berkonsultasi pada kepala
sekolah.
2. Sekolah Dasar
Sekolah dasar adalah bagian terpadu dalam sistem pendidikan nasional
yang berlangsung selama 6 tahun. Perencanaan bimbingan ditujukan pada
penyiapan siswa untuk melanjutkan ke pendidikan penengah atau
memasuki lapangan pekerjaan. Pelayanan bimbingan di sekolah dasar di
Indonesia masih dalam taraf perkembangan, terutama bimbingan karir.
mengenai bimbingan di sekolah dasar terdapat tiga pandangan dasar,
yaitu: bimbingan yang terbatas pada pengajaran yang bai, bimbingan yang
hanya diberikan kepada siswa yang menunjukkan gejala-gejala
penyimpangan dari tahap perkembangan yang normal, pelayanan
bimbingan yang tersedia untuk semua murid, supaya proses
perkembangannya berjalan dengan lancar. Pandangan yang terakhir ini
yang diakui sebagai pandangan dasar yang paling tepat.
Aspek-aspek yang berkaitan dengan program bimbingan di sekolah dasar
ialah:
a) Berdasarkan UUSPNS Nomor 2 Tahun 1989, Pasal 4, dalam PP
Nomor 28 Tahun 1990, tentang pendidikan dasar berkenaan dengan
tujuan institusional yaitu: bahwa pendidikan dasar memberikan bekal
kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya
sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan angghota umat
manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan
menengah.
Dalam kurikulum pendidikan dasar, landasan, program dan
pengembangan, pemberian bekal di sekolah dasar lebih dikonkretkan
sebagai pemberian bekal kemampuan dasar, yaitu baca-tulis-hitung,
pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa
sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka
untuk mengikuti pendidikan di SLTP.
b) Kebutuhan pada anak sekolah, terutama yang berkisar pada kebutuhan
mendapat kasih sayang dan perhatian, menerima pengakuan terhadap
dorongan untuk memajukan perkembangan kognitifnya, serta
memperoleh pengakuan dari teman sebayanya.
Tugas-tugas perkembangan yang dihadapi oleh siswa adalah:
mengatur beraneka kegiatan belajarnya dengan bersikap tanggung
jawab, bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima oleh orang
lain dan teman-teman sebaya, mengembangkan bekal kemampuan
dasar (membaca, menulis, dan berhitung), mengembangkan kesadarn
moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan dengan membentuk kata hati.
c) Pola dasar bimbingan yang dipegang adalah pola generalis, bahwa
semua tenaga pendidik yang terdapat di jenjang pendidikan dasar
dilibatkan, walaupun sudah tersedia tenaga profesional di bidang
pembimbing.
d) Komponen bimbingan yang diprioritaskan adalah pengumpulan data,
pemberian informasi, dan konsultasi. Pengumpulan data meliputi
yaitu: kemampuan belajar siswa dan latar nelakang keluarga.
Pemberian informasi meliputi, perkenalan dengan sejumlah bidang
pekerjaan yang relevan untuk siswa-siswi di daerah tertentu,
pengetahuan tentang cara bergaul yang baik dan beberapa pedoman
untuk menjaga kesehatan menta. Konsultasi diberikan oleh guru kelas
kepada orangtua siswa dan oleh tenaga ahli bimbingan profesioanl.
e) Bentuk bimbingan yang sering digunakan adalah bimbingan
kelompok. Sifat bimbingan yang mencolok ialah sifat perseveratif dan
preventif, sehingga siswa dapat memiliki taraf kesehatan mental yang
wajar. Sifat korektif akan muncul bila terjadi kasus penyimpangan dari
laju perkembangan normal, yang biasanya berkaitan dengan situasi
keluarga, kasus yang demikian harus ditangani oleh ahli di bidang
psikologi anak dan psikiater anak. Ragam bimbingan di sekolah dasar
yang mendapat urutan pertama yaitu: ragam pribadi-sosial, ragam
akademik, dan ragam karir.
f) Tenaga yang memegang peranan kunci adalah guru kelas, yang
mengumpulkan data tentang siswa dan menyisipkan banyak materi
informasi dalam pengajaran. Namun kadang-kadang diadakan kegiatan
bimbingan secara khusus. Koordinasi seluruh kegiatan bimbingan
dapat di pegang oleh kepala sekolah. Namun lebih baik dapat diangkat
seorang tenaga bimbingan profesional yang bertugas sebagai
koordinator. Koordinator adalah seorang tenaga yang bertugas
memberikan layanan bimbingan baik yang dilakukan sendiri maupun
yang direncanakan untuk diselenggarakan oleh guru-guru kelas..
Program bimbingan di sekolah dasar hanya akan efisien dan efektif
bila terdapat kerja sama antara kepala sekolah, para guru kelas,
koordinator, dan konsultan ahli.
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Perpindahan dari sekolah dasar ke pendidikan lanjutan ini merupakan
langkah yang cukup berarti dalam kehidupan anak, baik karena tambahan
tuntutan belajar maupun karena siswa kan mengalami banyak perubahan
dalam dir sendiri salama tahun-tahun ini. Siswa akan berhadapan dengan
sejumlah guru yang masing-masing memegang bidang studi tertentu, hal
ini menuntut siswa untuk menyesuaikan diri dengan sekian guru dengan
gaya mengajarnya. Secara berangsur-angsur siswa akan berusaha untuk
melepaskan diri dari pengawasan orangtuanya, dan akan menghadapi pada
rangkaian perubahan kejasmanian pada dirinya. Sebagai akibatnya,
pelayanan bimbingan terhadap para siswa di sekolah lanjutan tingkat
pertama harus berbeda. Di tingkat pendidikan lanjuta pertama ini semakin
tegas dibedakan antara bidang administrasi sekolah, bidang pengajaran,
dan bidang pembinaan siswa. Bidang pembinaan siswa sendiri semakin
menunjukkan keanekaragaman, termasuk pelayanan bimbingan.
Aspek-aspek yang berkaitan dengan program bimbingan di sekolah
menengah pertama, yaitu:
a) Berdasrkan UUSPN Nomor 2 Tahun 1989, Pasal l4, dalam PP Nomor
1990 tentang pendidikan dasar berkenaan dengan tujuan institusional
yaitu: bahwa pendidikan dasar kepada siswa untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan
anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti
pendidikan menengah.
Dalam kurikulum pendidikan dasar, landasan, program dan
pengembangan, pemberian bekal di sekolah SLTP lebih dikonkretkan
sebagai pemberian bekal kemampuan dasar, yang merupakan
perluasan serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh di sekolah dasar yang bermanfaat bagi siswa untuk
mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat,
warga negara sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta
mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP.
b) Kebutuhan siswa selama rentang usia 12-15 tahun yaitu kebutuhan
pada masa ini terutama bersifat psikologis yaitu mendapatkan kasih
sayang, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk semakin
mandiri, memperoleh prestasi di berbagai bidang yang dihargai oleh
orang dewasa dan teman sebay, merasa aman dengan perubahan dalam
kejasmaniannya.
Tugas perkembangan yang dihadapi oleh siswa adalah menerima
peranannya sebagai pria atau wanita yang sedang berkembang,
memperjuangkan taraf kebebasan yang wajar dari orangtua dan dari
orang dewasa laiinya, menambah bekal pengetahuan dan pemahaman
sebagai dasar untuk pendidikan lebih lanjut, mengembangakan kata
hati berdasarkan penghayatan pribadi terhadap nilai-nilai kehidupan.
Tantangan bagi anak selama rentang umur ini, adalah terletak dalam
menghadapi diri sendiri bila sudah mulai memasuki fasre pubertas,
yaitu mengalami gejala kematangan seksual, yang sering disertai
aneka gejala sekunder seperti berkurang semangat bekerja keras,
kegelisahan, kepekaan perasaan, kurang percaya diri, dan penantanga
terhadap kewibawaan orang dewasa. Oleh karena itu tenaga pendidik
harus berbicara dan bertindak tegas, namun sabar dan tidak kejam,
harus berwibawa yang didukung dengan perlakuan yang adil dan
seobyektif mungkin, harus mampu menyimpan rahasia,
danmemaafkan kesalahan anak, harus berani menuntut prestasi, namun
juga harus rela menolong anak yang mengalami kesulitan.
c) Pola dasar yang sebaiknya di pegang sangat tergantung dari lokasi
lembaga sekolah. Untuk lembaga sekolah yang terletak di daerah
terpencil dengan jumlah kelas yang tidak terlalu besar, pola dasr yang
dapat dipegang ialah pola generalis,yaitu banyak kegiatan bimbingan
yang dapat dipegang oleh guru bidang studi, wali kelas, dengan
mendapat asisten dari satu atau dua guru konselor. Untuk lembaga
sekolah yang terletak dilingkungan kota dengan segala
problematikanya, apalagi dengan jumlah kelas yang besar, semakin
dituntut memegang pada pola dasar yang mengarah ke pola spesialis,
tanpa mengabaikan sumbangan dari guru bidang studi dan wali kelas.
d) Seluruh komponen bimbingan yang termasuk layanan-layanan
bimbingan semuanya harus mendapat perhatian yang seimbang,
walaupun komponen penempatan barumenjadi mendesak di tingkatan
kelas tertinngi, sejauh menyangkut pilihan lanjutan sekolah.
Pengumpulan data meliputi: dat tentang siswa, baik yang diperoleh
dari guru, orangtua maupun oleh siswa sendiri.pemberian informasi
meliputi: perkenalan yang lebih luas mengenai dunia pekerjaan,
perkenalan berbagai bentuk sekolah lanjutan atas (SMA/SMK), fakta
yang menyangkut pertumbuhan jasmani, serta pergaulan dengan teman
sebaya. Layanan konseling sudah lebih aktual, sebab siswa pada
rentang usia ini sudah mampu mengutarakan secara verbal mengenai
kesulitan dan masalah yang dihadapi.
e) Bentuk bimbingan yang terutama digunakan adalah bimbingan
kelompok, bimbingan individual merpakan kkelanjutan dari
bimbingan kelompok dan direalisasi malalui wawancara konseling.
Sifat bimbingan yaitu bersifat preseveratif dan preventif, sehingga
siswa dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dalam
dirinya sendiri dan meletakkan dasar bagi perkembangan diri
selanjutnya. Sifat korektif akan muncul dalam kasus-kasus
penyimpangan dari laju perkembangan yang sehat, yang pada
umumnya berakar dalam situasi keluarga dan situasi masyarakat.
Ragam bimbingan yang ada di SLTP adalah ragam akademi, ragam
pribadi-sosial, dan ragam karir.
f) Tenaga pendidk yang memegang peranan kunci, tergantung dari pola
dasar yang dipegang. Bilaman dipegang pola generalis, maka para
guru bidang studi dan para wali kelas yang memegang peranan kunci,
dengan mendapat asistesi dari satu atau dua guru konselor. Bila yang
dipengang pola spesialis, maka konselor sekolah dan beberapa guru
konselor yang memegang peranan kunci, dengan mendapat asisten
dari bidang studi dan wali kelas.konselor sekolah memegang
koordinasi program bimbingan dengan mengadakan pembagian tugas
diantara semua pihak yang terkait. Program bimbingan di sekoah
lanjutan pertama hanya akan efisien dan efektif, bila program itu
mendapat dukungan penuh dari pimpinan sekolah dan jajaran tenaga
pengajar, serta terdapat kerja sama yang erat antara koordinator
bimbingan dengan seluruh staf bimbingan.
4. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
Memasuki sekolah pada jenjang pendidikan ini tidak mebawa perubahan
yang drastis dalam rutinitas persekolahan bagi siswa. Namun keberhasilan
yang baik di jenjang pendidkan ini akan sangat berpengaruh terhadap
kehidupan di kemudian hari. Masa remaja merupakan masa yang sangat
berarti bagi perkembangan kepribadian seseorang. Oleh karena itu,
pelayanan bimbingan harus lebih intensif dan lebih lengkap. Di jenjang
pendidikan menengah dibedakan secara tegas antara bidang administrasi
sekolah, bidang pengajaran, dan bnidang pembinaan siswa.
Aspek-aspek yang berkaitan dengan program bimbingan di sekolah
menengah umum (SMU) adalah:
a) Berdasrkan UUSPN Nomor 2 Tahun 1989, Pasal l4, dalam PP Nomor
1990 tentang tujuan pendidikan menengah yaitu: (1) meningkatkan
penegtahuan siswa untuk melanjutkan pendidikanke jenjang pendidikn
yang lebih tinggi dan untuk mengembangan diri sejalan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian; (2) meningkatkan kemampuan
siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan
timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar.
Pada pasal 3 di jelaskan bahwa pendidikan menengah umum
mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang pendidikan tinggi, sedangkan pendidikan menengah kejuruan
mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki dunia kerja serta
mengembangkan sikap profesional.
b) Kebutuhan siswa dalam rentang usia 16-19 tahun. Kebutuhan pada
masa ini bersifat psikologi yaitu mendapat perhatian dan dukungan
tanpa pamrih, mendapat pengakuan terhadapa keunikan alam pikiran
dan perasaannya, menerima kebebasan yang wajar dalam mengatur
kehidupannya sendiri tanpa dilepaskan sama sekali dari perlindungan
keluarga, memperoleh prestasi-prestasi yang patut dibanggakan di
bidang akademik dan non akademik, membina persahabatan dengan
taman sejenis dan lain jenis, memiliki cita-cita hidup yang pantas untuk
dikejar.
Tugas-tugas perkembangan yang di hadapi siswa remaja adalah
mengembangkan rasa tanggung jawab, sehingga dapa melepaskan dir
dari ikatan emosional yang kekanak-kanakan dan membuktikan diri,
pantas diberi kebebasan yang sesuai dengan umurnya, mempersiapkan
diri untuk memasuki corak kehidupan orang dewasa, memantapkan diri
untuk memainkan peranan sebagai pria dan wanita, merencanakan
masa depannya di bidang studi dan pekerjaan, sesuai dengan nilai-nilai
kehidupan yang dianut dan keadaan masyarakat yang nyata. Tantangan
bagi siswa remaja yaitu terletak dalam hal membetuk diri sendiri dan
menginternalisasi seperangkat nilai dasar kehidupan yang patut
diperjuangkan. Oleh karena itu pelayanan bimbingan kepada para siswa
bukan tugas yamng mudah dan sungguh-sungguh menantang
kreativitas jajaran tenaga pembimbing.
c) Pola dasar yang sebaikanya dipegang sangat tergantungdari likasu
lembaga sekolah. Untuk lembaga sekolah yang terletak di daerah
terpencil dengan jumlah kelas yang tidak terlalu besar, pola dasr yang
dapat dipegang ialah pola generalis, yaitu banyak kegiatan bimbingan
yang dapat dipegang oleh guru bidang studi, wali kelas, dengan
mendapat asisten dari satu atau dua guru konselor. Untuk lembaga
sekolah yang terletak dilingkungan kota dengan segala
problematikanya, apalagi dengan jumlah kelas yang besar, semakin
dituntut memegang pada pola dasar yang mengarah ke pola spesialis,
tanpa mengabaikan sumbangan dari guru bidang studi dan wali kelas
namu mengingat di SMA maka tetap diberikan bimbingan karir
menurut kurikulum 1984 dan seri buku paket bimbingan karir.
d) Seluruh komponen bimbingan yang termasuk layanan-layanan
bimbingan, harus mendapat perhatian yang seimbang. Pengumpulan
data meliputi data tentang siswa selengkap mungkin, baik yang
dicerikan oleh guru-guru dan orangtua, maupun yang diberikan oleh
siswa sendiri. Pemberian informasi meliputi, data tentang ciri khas
berbagai institusi perguruan tinggi dan program studi di sekolah
sekarang yang sesuai fakultas tertentu; seluk beluk dunia pekerjaan dan
jabatan di masyarakat, serta cara belajar yang tepat dalam mempelajari
berbagai bidang studi; corak pergaulan yang sehat dengan sesama
teman remaja; cara menghadapi orangtua yang dinilai kolot; gejala-
gejala penyimpangan dari perkembangan normal; fungsi seksualitas
dalam kehidupan manusia; perbedaan antara cinta dan monyet dan cinta
sejati. Layanan konseling ini sangat aktual, karena tidak sedikit remaja
merasa kurang puas dalam berbicara secara pribadi dengan orangtua,
namun ingin sekali didengarkan mengenai segala perasaan dan pikiran
yang timbul dalam batinnya.
Komponen penempatan sudah aktual sejak tingkatan pertama terutama
menyangkut perencanaan program studi di kelas dan studi lanjutan atau
pekerjaan setelah tamat.dengan diberikannya bimbingan karir
komponen penempatan mendapat saluran yang sesuai dan mengena
seluruh siswa.
e) Bentuk bimbingan kelompok maupun bimbingan individual diterapkan
secara seimbang. Supaya layanan bimbingan sampai pada semua siswa,
kegiatan harus dituangkan dalam bentuk kelompok. Namun, karena
siswa remaja sangat peka dalam hal-hal yang dianggap rahasia dan
masalah pribadi, kesempatan untuk berwawancara konseling sewaktu-
waktu harus tersedia. Sifat bimbingan yang diutamakan ialah sifat
perseveratif dan prevenrif. Sifat korektif akan muncul apabila berkaitan
dengan kasus-kasus tertentu. Ragam bimbingan semuanya harus ada
dan saling berkaitan yaitu ragam pribadi-sosial, ragam akademik dan
ragam karir, karena menyentuh berbagai aspek dalam kehidupan remaja
yang sedang mengusahakan integrasi dari semua aspek dalam
kepribadiaannya.
f) Tenaga pendidik yang memegang peranan kunci, tergantung pada
poladasar yang dipegang.bila yang dipegang polageneralis, maka para
guru bidang studi dan wali kelas yang memegang peranan peranan
kunci, dengan mendapat koordinasi dari seorang konselor sekolah dan
asistensi dari satu atau dua guru konselor.jajaran guru bidang studi dan
wali kelas dapat melakukan kegiatan bimbingan. Bila diikuti pola
spesialis, maka beberapa konselor sekolah dan beberapa guru konselor
yang memegang peranan kunci, dengan mendapat asisten dari jajaran
guru bidang studi dan wali kelas. Salah satu diantara konselor-konselor
sekolah memegang koordinasi program bimbingan dan mengatur
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan program bimbingan.
Pengelolaan program di SMA hanya akan efisiendan efektif, apabila
program itu mendapat dukungan penuh dari pimpinan sekolah dan
seluruh staf pengajar serta terdapat koordinasi yang baik.
F. Kegiatan Layanan Bimbingan Konseling
Layanan bimbingan hendaknya disesuaikan dengan tujuan dan sasaran
layanan bimbingan, serta karakteristik tujuan dan perkembangan siswa dalam
aspek pribadi, sosial, pendidikan dan karier. Disamping itu sebaiknya
diperhatikan pula kebutuhan siswa dari masing tingkatankan pendidikan
peserta didik. Layanan bimbingan disekolah untuk satuan pendidikan adalah
sebagai berikut :
1. Layanan bimbingan di TK /RA
a. Bimbingan pribadi-sosial
1) Mengenalkan anggota badan, nama dan fungsinya
2) Mengenalkan nilai baik, buruk, terpuji, dan tercela.
3) Mengenalkan cara hidup sehat dan bersih.
4) Mengenalkan nilai Ketuhanan.
5) Mengenalkan perlunya kerjasama
6) Mengenalkan aktifitas hidup sehari-hari
7) Mengenalkan perlunya persahabatan
8) Mengenalkan perbedaan dirinya denga orang lain
9) Mengenalkan Kedisiplinan
10) Mengenalkan lingkungan dan warga sekolah
11) Mengenalkan cara berkomunikasi dengan orang lain
12) Mengenalkan hak milik sendiri dengan hak milik orang lain
13) Melatih kemampuan sensori - motorik
14) Mengenalkan perasaan kasih sayang pada sesama lingkungan
15) Melatih mengenalkan tanggung jawab
16) Melath dan mengenalkan kemandirian
17) Mengenalkan sebab akibat dari setiap tingkatan merugikan
b. Bimbingan Akademik
1) Membiasakan mengucapkan salam
2) Membiasakan berdoa setiap akan melakukan kegiatan
3) Membiasakan mematihu waktu
4) Membiasakan berpakaian seragam sekolah
5) Memotivasi anak agar senang pergi ke sekolah
c. Bimbingan karir
1) Mengenalkan nilai mata uang
2) Mengenalkan tugas dan peran orang tua
3) Mengenalkan tugas murid
4) Mengenalkan tugas-tugas profesi
5) Mengenalkan perlunya menghemat/menabung
6) Membimbing, mencintai pelajaran
d. Bimbingan penggunaan waktu luang
1) Mengenalkan pentingnya waktu
2) Mengenalkan macam-macam waktu dan tanda-tandanya
3) Mengenalkan perlunya pembagian waktu
4) Mengenalkan pentingnya menghargai waktu
5) Mengenalkan/mengarahkan banyak bermain yang baik untuk mengisi
waktu.
2. Layanan bimbingan di SD/MI (Kelas I – III)
a. Bimbingan pribadi-sosial
1) Mengenalkan cir-ciri khusus yang ada dalam diri sendiri
2) Mengenalkan sikap terpuji
3) Mengenalkan cara hidup sehat dengan makanan bergizi dan olahraga
4) Mengenalkan ciri-ciri khusus oranglain
5) Menjelaskan perlunya kerjasama
6) Melatih cara mengambil keputusan sendiri
7) Mengenalkan cara mengungkapkan perasaan dan emosi
8) Menanamkan cara hidup bersih dan sehat
9) Mengenali kecakapan yang dilimiliki untuk penampilan suatu tugas
tertentu
10) Membimbing siswa menciptakan dan memlihara persahabatan
11) Menjelaskan cara menjadi pendengar yang baik
12) Menjelaskan perlunya memiliki beberapa pilihan sebelum mengambil
keputusan
13) Melatih cara mengendalikan diri terhadap respon lingkungan
14) Mengenalkan hal-hal yang disukai orang lain
15) Melatih siswa mengenali tanggung jawabnya
16) Mengenalkan sopan santu berbicara dengan orang lain
17) Mengenalkan sebab akibat dari keputusan yang diambil
b. Bimbingan Akademik
1) Membimbing siswa tentang cara merencanakan belajar yang baik
dirumah dan disekolah.
2) Memotivasi agar menyenangi mata pelajaran
3) Mengenalkan manfaat belajar yang benar
4) Mengenalkan tujuan belajar
5) Mengenalkan hambatan belajar
6) Menjelaskan tujuan suatu tes/ulangan
7) Menunjukan bahwa membuat catatan yang teratur dapat membantu
belajar lebih baik
8) Mengenalkan situasi yang mendukung dan membantu kamudahan
belajar
9) Menjelaskan pentingnya keterampilan mengingat dalam belajar
c. Bimbingan karir
1) Menggambarkan perkembangan diri siswa
2) Menjelaskan bahwa bekerja itu penting bagi kehidupan sesuai dengan
tuntutan lingkungan
3) Menjelaskan macam-macam pekerjaan yang ada dilingkungan
sekolah
4) Menggambarkan kegiatan setelah pulang sekolah
5) Mengenalkan macam pekerjaan yang dilakukan orang dewasa
6) Mengenalkan alasan orang memilih suatu pekerjaan
7) Menjelaskan bahwa kehidupan masa depan dapat direncanakan
8) Mengenalkan bahwa seseorang dapat memiliki banyak peran
9) Menjelaskan pekerjaan seseorang dipengaruhi oleh minat dan
kecapakannya.
d. Bimbingan penggunaan waktu luang
1) Mengenal cara membagi waktu
2) Menggunakan pentingnya keseimbangan dalam penggunaan waktu
3) Mengenalkan perlunya istirahat
4) Mengarahkan penggunaan waktu yang baik dan positif
(Kelas Tinggi IV –VI)
a. Bimbingan pribadi-sosial
1) Mengenalkan bahwa setiap orang berguna bagi dirinya dan orang lain
2) Melatih mengenali dan menghargai perbedaan diri siswa dengan
orang lain dalam hal minat bakat kecapakan dan prestasi.
3) Menjelaskan bahwa setiap siswa mempunyai rasa tanggung jawab
4) Melatih dan menjelaskan kepada siswa bahwa kerjasama yang baik
dapat menyelesaikan masalah.
5) Melatih siswa diri sendiri dan orang lain
6) Melatih memahami diri sendiri
7) Melatih mengukapkan perasaan yang dapat diterima dilingkungan
sosial
8) Melatih siswa mengenal dan menerima perbedaan kebudayaan
9) Melatih siswa menilai cara orang lain mendengarkan dan menyatakan
pikiran dan perasaannya.
10) Melatih menghargai keputusan.
11) Membimbing siswa mengnal perbedaan orang lain dan menilai
pengaruh dirinya terhadap orang lain.
12) Menjelaskan bahwa peraturan dan keputusan sekolah bertujuan untuk
kebaikan masa depan anak.
b. Bimbingan Akademik
1) Menjelaskan perlunya kegiatan mendengarkan dalam PBM
2) Merencanakan tujuan belajar jangka pendek khususnya penguasaan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang meliputi membaca,
menulis, berhitung.
3) Mengenalkan bahwa seseorang belajar dengan cara-cara berbeda
4) Melatih siswa belajar dari hasil tes/ulangan
5) Mengenalkan pentingnya menyelesaikan tugas
6) Membimbing siswa menghargai pentingnya belajar.
7) Mengenalkan perbedaan cara-cara belajar untuk bermacam-macam
mata pelajaran
8) Menjelaskan persiapan menghadapi tes/ulangan
9) Melatih siswa belajar mengajukan pertanyaan
10) Memotivasi dan merencanakan kegiatan belajar dalam rangka
melanjutkan studi ke SMP/MTS.
11) Pentingnya keterampilan mengingat untuk memperbaiki cara-cara
mengungkapkan informasi.
c. Bimbingan karir
1) Manfaat mencontoh orang-orang berhasil
2) Melatih siswa menggambarkan kehidupan di masa yang akan datang
3) Mengenalkan pekerjaan pria dan wanita
4) Menjelaskan jenis-jenis keterampilan yang dikaitan dengan pekerjaan
tertentu.
5) Melatih siswa membayangkan hal-hal yang akan dilakukan setamat
sekolah.
6) Membimbing siswa tentang macam-macam gaya hidup dan
pengaruhnya.
7) Menjelaskan pengaruh nilai yang di anut dalam pengambilan
keputusan
8) Melatih siswa merencanakan pekerjaan apa yang cocok bagi dirinya.
9) Melatih siswa melihat hubungan antara minat dan kemungkinan
d. Bimbingan waktu luang
1) Mengnalkan cara membuat jadwal cara belajar dirumah
2) Mengenalkan cara membuat jadwal kegiatan dirumah disela-sela
jadwal belajar.
3) Mengenalkan jenis-jenis kegiatan yang positif untuk mengisi waktu
luang
4) Mengarahkan kegiatan penyaluran minat dan bakat secara positif
5) Mengenalkan kerugian akibat dari kesalahan pengunaan waktu.
3. Layanan bimbingan di SMP/MTS
(Kelas I)
a. Bimbingan pribadi-sosial
1) Memahami kecakapan kekuatan dan kelemahan diri sendiri
2) Mendiskusikan cara-cara mengatur kegiatan sehari-hari
3) Membedakan kebiasaan baik dan buruk terhadap kesehatan fisik
4) Mendiskusikan tanggung jawab dilingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat
5) Mendiskusikan perilaku siswa yang dapat berpengaruh terhadap
situasi kelompok
6) Mengetahui bahwa mendengarkan dan berbicara secara tepat
membantu menyelesaikan masalah.
7) Memberikan contoh prilaku dimasa laluyang berpengaruh pada
tindakan saat ini dam masa yang akan datang.
b. Bimbingan Akademik
1) Mengembangkan rencana untuk waktu belajar
2) Mengmbangkan motifasi agar tercipnya kondisi sebaik mungkin
3) Mempelajari cara-cara belajar secara efektif
4) Mengembangkan cara belajar dalam menghadapi ulangan/tes
c. Bimbingan Karir
1) Mengetahui pekerjaan yang mingkin sesuai dengan diri sendiri
2) Memperkirakan perbedaan macam-macam pekerjaan masa kini dan
yang akan datang
3) Menjelaskan bahwa memiliki pekerjaan yang tetap dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
4) Meng nalkan bermacam-macam cara untuk melihat kemajuan diri
(Kelas II)
a. Bimbingan Pribadi-Sosial
1) Mendiskusikan cara memandang dirinya (konsep diri)
2) Memberikan informasi tentang cara-cara pencegahan mengenai yang
berkenaan dengan penyalahgunaan obat.
3) Mengetahui kebaikan-kebaikan diri orang lain yang berbeda latar
belakang kebudayaannya.
4) Belajar bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
5) Memahami peran serta sebagai anggota keluarga.
6) Mengetahui cara mengatasi konflik dengan orang lain.
7) Menjelaskan bahwa memiliki banyak kemampuan dan pengetahuan
dapat membuat alternatif penyelesaian masalah.
b. Bimbingan Akademik
1) Mengatur keseimbangan antara waktu belajar dan kegiatan sehari-
hari.
2) Merencanakan pendidikan lanjutan setelah tamat SMP/MTs sesuai
dengan bakat minat dan kemampuan.
3) Memahami tehnik-tehnik belajar dengan menggunakan sumber
belajar baik didalam maupun diluar sekolah.
4) Mengembangkan keterampilan-keterampilan belajar.
c. Bimbingan karir
1) Menjelaskan adanya kesamaan dan perbedaan dalam suatu pekerjaan.
2) Mengetahui kebutuhan-kebutuhan secara khusus untuk mencapai
kepuasan dalam suatu pekerjaan.
3) Menggambarkan keterampilan yang dimiliki sekarang dapat
digunakan pada masa yang akan datang.
(Kelas III)
a. Bimbingan Pribadi-Sosial
1) Menerima keunikan dan kemapuan diri
2) Menggambarkan nilai-nilai pribadi yang dipandang penting
3) Mampu bersikap wajar dalam situasi tertekan
4) Menggambarkan kelebihan pada orang-orang yang berbeda latar
belakang kebudayaannya.
5) Belajar menerima batas-batas tanggung jawab diri.
6) Mengenal kebiasaan diri yang dapat mengganggu dalam membentuk
hubungan yang efektif.
7) Mengenal keterampilan menyelesaikan konflik dapat menunjang
kerjasama dalam kelompok.
8) Memperkirakan akaibat dan manfaat sebelum membuat keputusan.
b. Bimbingan Akademik
1) Mengevaluasi kebiasaan belajar dan merencanakan perubahan bila
diperlukan.
2) Mengenal dan mencari informasi diluar sekolah yang menunjang
pencapaian tujuan belajar.
3) Mempelajari cara-cara belajar yang praktis.
4) Menelaah hasil ulangan/tes dan merencanakan upaya perbaikan.
c. Bimbingan Karir
1) Mendiskusikan pilihan karier yang ada dalam diri dan memahami
keterbatasan.
2) Mendiskusikan bahwa pemilihan karier yang direncanakan sekarang
dapat mempengaruhi kehidupan dimasa depan.
3) Mendiskusikan macam-macam karier yang ada pada masa kini dan
masa yang akan datang.
4) Memahami keterampilan kemampuan, minat dan bakat sendiri dalam
rangka kelanjutan sekolah atau memasuki dunia kerja.
5) Mengarahkan keterlibatan pekerjaan sehari-hari dilingkungan
keluarga.
6) Mengarahkan dalam penggunaan/perawatan alat-alat keterampilan.
7) Mengarahkan dan memilih jenis keterampilan sesuai dengan minat
bakat dan kemapuan.
8) Mengarahkan dan menyimpan hasil karya dan cara pemasarannya.
d. Bimbingan Waktu Luang
1) Mengoptimalkan jadwal kegiatan dan belajar.
2) Mengarahkan pengembangan bakat dan minat siswa melalui sekolah,
rumah, dan masyarakat.
3) Mengembangkan diskusi/belajar kelompok.
4) Membantu meningkatkan kegiatan ekstrakulikuler disekolah
4. Layanan Bimbingan di SMA/MA/SMK/MAK
(Kelas I)
a. Bimbingan Pribadi-Sosial
1) Melatih cara mengendalikan dan mengarahkan emosi
2) Membuat keuputusan yang didasarkan pada nilai-nilai yang berlaku
pada masyarakat.
3) Memahami perkembangan psikoseksual yang sehat.
4) Memahami terbentuknya prasangka dan menilai akibat-akibatnya.
5) Terampilan mengatur dan menggunakan waktu secara efektif
6) Memahami situasi dan cara-cara mengendalikan konflik.
b. Bimbingan Akademik
1) Mengembangan kebiasaan belajar yang efektif untuk bekerja
2) Memahami kekuatan diri dalam belajar.
3) Dapat mengtur dan menggunakan waktu secara efisien.
4) Mengetahui sebab-sebab kegagalan dalam mengikuti tes/ulangan.
5) Membantu mengarahkan pemilihan jurusan sesuai dengan kemapuan
dan minat siswa.
c. Bimbingan Karir
1) Memperkirakan kemungkinan terjadinya perubahan pola karier
sewaktwaktu.
2) Menilai perlunya kelewusan dalam peranan dan pilihan karier.
3) Merencanakan studi lanjutan dan menata tujuan sekolah berdasarkan
penilaian diri.
4) Mengembangkan kecakapan yang dimiliki berdasarkan pengalaman
dimasa lalu dan menggunakannya untuk merencanakan masa depan.
5) Melibatkan dalam pekerjaan sehari-hari dilingkungan keluarga.
6) Mengarahkan keterlibatan pekerjaan sehari-hari dilingkungan
keluarga.
7) Mengarahkan dalam penggunaan/perawatan alat-alat keterampilan.
8) Mengarahkan dan memilih jenis keterampilan sesuai dengan minat
bakat dan kemapuan.
9) Mengarahkan dan menyimpan hasil karya dan cara pemasarannya.
(Kelas II)
a. Bimbingan Pribadi-Sosial
1) Menjabarkan ciri-ciri dan kemampuan diri yang paling dihargai.
2) Menemukan cara-cara untuk mengembangkan sikap yang lebih positif
3) Menilai cara terus-menerus kegiatan waktu luang terhadap kegiatan
fisik dan mental.
4) Menemukan strategiuntuk mengatasi penyimpangan dan prasangka
terhadap orang lain.
5) Menilai bahwa menghindari tanggung jawab itu akan merugikan diri
sendiri.
6) Menilai keadaan dan ke efektifan hubungan sosial dan hubungan
keluarga.
7) Menerapkan nilai-nilai yang berlaku dalam menyelesaikan masalah.
8) Menilai keputusan yang telah dibuat.
b. Bimbingan Akademik
1) Melihat kembali hubungan antara penggunaan waktu belajar dengan
keberhasilan belajar.
2) Mengumpulkan dan mempelajari berbagai informasi mengenai
pemilihan jurusan.
3) Menghubungi dan mengunjungi lembaga-lembaga pendidikan.
4) Menilai kesenjangan antara tujuan yang diharapkan dengan hasil
ulangan yang diperoleh.
c. Bimbingan Karir
1) Menilai pentingnya penataan tujuan karier yang realistis dan
mengarahkan diri kepada tujuan itu termasuk pemilihan jurusan.
2) Mengembangkan keterampilan untuk menghadapi kemungkinan
terjadinya perubahan.
3) Mendiskusikan beberapa konflik yang munkin dialami setelah
dewasa.
4) Menilai perlunya memiliki legalitas untuk memperoleh kenyamanan
dan kepastian kerja.
5) Mengarahkan dalam penggunaan/perawatan alat-alat keterampilan.
6) Mengarahkan dan memilih jenis keterampilan sesuai dengan minat
bakat dan kemapuan.
7) Mengarahkan dan menyimpan hasil karya dan cara pemasarannya.
(Kelas III)
a. Bimbingan Pribadi-Sosial
1) Memahami dan menghargai keunikan diri sendiri
2) Memahami bahwa memiliki sikap dan nilai-nilai positif dapat
mempengaruhi kehidupan yang baik.
3) Memahami keterampilan pribadi yang dapat menunjang kekuasaan
fisik dan mental.
4) Menghargai adanya perbedaan latar belakang budaya.
5) Memiliki bahwa rasa tanggung jawab dapat meningkatkan kehidupan.
6) Memahami perlunya memelihara hubungan yang efektif sepanjang
hayat.
7) Menilai kemampuan berkomunikasi dan menyelesaikan konflik serta
cara mengatasi selanjutnya.
8) Menilai kecakapan dalam membuat alternatif pilihan, mengumpulkan
informasi dan menilai konsekuensi dari keputusan yang dibuat.
b. Bimbingan Akademik
1) Memahami bahwa belajar itu berlangsung sepanjang hayat.
2) Memahami tujuan pendidikan di masa yang akan datang.
3) Merencanakan lanjutan studi atau kursus-kursus yang akan dimasuki
setelah tamat sekolah.
c. Bimbingan Karir
1) Menata kembali tujuan-tujuan karir.
2) Menelaah hubungan antara peranan dalam pekerjaan dan peranan
dalam keluarga.
3) Mempelajari strategi untuk menghadapi diskriminasi dalam dunia
kerja.
4) Menilai keterampilan dan kecapakan yang dimiliki sekarang, dan di
masa depan.
5) Mengarahkan dan memilih jenis-jenis keterampilan sesuai dengan
bakat dan kemampuannya.
6) Mengarahkan dalam menyimpan hasil karya dan cara-cara
pemasarannya.
7) Mengarahkan dalam membuat program salah satu jenis keterampilan,
dari menentukan bahan sampai pemasaran sebagai persiapan
kemandirian.
c. Bimbingan Waktu Luang
(kelas I-III)
1) Mengisi kegiatan yang menunjang pengembangan karir sesuai dengan
paket keterampilan yang dipilih.
2) Mengembangkan diskusi/belajar kelompok.
3) Merencanakan masa depan.
4) Melakukan kegiatan pengembangan bakat khususnya bidang seni dan
olahraga bagi yang memiliki kemampuan sesuai dengan kelainannya.
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Kasus:
Ada seorang siswa kelas V SD, dalam setiap pelajaran matematika selalu
bersikap malas dan acuh. Bahkan sering mengganggu teman-teman dekatnya,
sehingga atensi terhadap pelajaran ini kurang. Berkali-kali sudah diingatkan dan
diarahkan oleh guru mata pelajarannya tetapi tetap tidak berhasil. Akibatnya ia
tertinggal dalam setiap pemahaman materi dan pengerjaan soal-soal matematika.
Padahal disisi lain ia berprestasi dalam kegiatan olah raga. Perilaku siswa
tersebut diinformasikan kepada wali kelas melalui kartu komunikasi.
B. Pembahasan:
Siswa kelas V SD ini adalah siswa yang berprestasi dalam bidang olah raga.
Akan tetapi siswa tersebut mengalami hambatan dalam pelajaran matematika.
Setiap kali pelajaran matematika siswa tersebut selalu bersikap malas dan acuh,
bahkan sering mengganggu teman-teman dekatnya. Akibatnya siswa tersebut
ketinggalan dalam pelajaran matematika. Oleh karena itu, siswa tersebut
sebaiknya mendapatkan bimbingan akademik, yaitu membantu isiswa dalam
mengatasi kesulitan belajarnya, terutama matematika Supaya anak tersebut tidak
ketinggalan lebih jauh lagi mengenai materi pelajaran matematika.
Bimbingan ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi dari berbagai pihak,
yaitu guru bidang studi, wali kelas, teman sekelas, orangtua, dan anak itu sendiri
dengan melalui wawancara dan observasi selama pelajaran matematika. Hal ini
dilakukan untuk mengidentifikasi sebab-sebab yang melatarbelakangi sikap dan
tindakan siswa tersebut. Setelah diketahui letak permasalahannyan, maka
pembimbing membantu siswa dalam menentukan cara atau tehnik belajar yang
efektif terutama mata pelajaran matematika.
Pelayanan bimbingan dapat berbentuk bimbingan individual yaitu pelayanan
bimbingan yang dilakukan terhadap satu orang. Sifat bimbingan ini mengarah
pada bimbingan korektif, yaitu membatu siswa untu memaksimalkan
prestasinya.
Selanjutnya guru pembimbing melakukan intervensi dan penyelesaian secara
kontinue, terpadu dan konsisten, sampai dengan si anak tersebut berubah sesuai
dengan yang diharapkan.
LAYANAN BIMBINGAN DI SEKOLAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Sekolah
Disusun oleh:
Amaliah Ikhlatunnisa I.M M2A607011
Ida Ismiati M2A607051
Intan permatasari M2A607053
Ilham Prayogo M2A607054
Siti Maesyaraoh M2A607098
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
DAFTAR PUSTAKA
Abroza, A, 2004. Bimbingan Dan Konseling. Semarang: Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran Universitas Dipinegoro.
Organisasi Perburuhan Internasional, 2011. Panduan Pelayanan Bimbingan Karir
bagi Guru Bimbingan Konseling/Konselor pada satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah – Mendukung Peningkatan Ketersediaan antara Pilihan
Pendidikan Pemuda Indonesia dan Pekerjaan yang tersedia di Pasar.
Jakarta: ILO
Prayitno, & Amti, E. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka
Cipta,
Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada,
Walgito, B, 2005. Bimbingan Dan Konseling (studi dan karir). Yogyakarta: Andi
Offset.
Winkel, W. S. & Hastuti, S. 2006. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
http://www.rosyid.info/2010/07/bimbingan-dan-konseling-di-sekolah.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/20/bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/
http://izzaucon.blog.uns.ac.id/2011/10/19/jenis-%E2%80%93-jenis-pelayanan-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah-dan-madrasah/
http://imandede.blogspot.com/2009/10/layanan-bk-di-sekolah-menengah.html