latihan skripsi

7
EFFEK EKSTRAK BUNGA KASUMBA TURATE (CARTHAMUS TINCTORIUS L.) TERHADAP METABOLISME KOLESTEROL PADA TIKUS WISTAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh Program Sarjana Fakultas Kedokteran Disusun oleh: ACHMAD DEDDY FATONI NIM 210 121 0048

Upload: nurizaldo-ginus

Post on 03-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

s

TRANSCRIPT

Page 1: latihan skripsi

EFFEK EKSTRAK BUNGA KASUMBA TURATE (CARTHAMUS TINCTORIUS L.) TERHADAP METABOLISME KOLESTEROL PADA

TIKUS WISTAR

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh

Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Disusun oleh:

ACHMAD DEDDY FATONI

NIM 210 121 0048

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

MALANG

2013

Page 2: latihan skripsi

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif sejak beberapa dasawarsa silam telah menjadi segmentasi permasalahan tersendiri bagi tiap negara di seluruh dunia. Bersama dengan semakin peliknya permasalahan yang diakibatkan oleh berbagai macam penyakit menular, kasus penyakit non infeksi menimbulkan adanya beban ganda bagi dunia kesehatan. Menurut WHO, diperkirakan banyak negara mengalami kerugian hingga miliar Dollar akibat penyakit degeneratif ini, oleh karena itu dibutuhkan langkah konkret untuk menanggulanginya.

Hingga saat ini penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di dunia. Hampir 17 juta orang meninggal lebih awal setiap tahun akibat epidemi global penyakit degeneratif (WHO). Fakta mencengangkan, ternyata epidemi global ditemukan lebih buruk di banyak negara dengan pendapatan nasional rendah dan sedang, di mana 80% kematian penyakit degeneratif terjadi di beberapa negara tersebut. Negara yang dimaksud, yaitu Brazilia, Kanada, Cina, India, Nigeria, Pakistan, Rusia, Inggris, dan Tanzania (WHO). Oleh karena itu tidak ada pilihan selain perlu adanya upaya penyelamatan. Upaya dalam bentuk kerja sama global yang diusulkan WHO untuk menanggulangi epidemi penyakit degeneratif ini, dapat menyelamatkan kehidupan 36 juta orang yang akan meninggal hingga tahun 2015.

Di Indonesia transisi epidemiologi menyebabkan terjadinya pergeseran pola penyakit, di mana penyakit kronis degeneratif sudah terjadi peningkatan. Penyakit degeneratif merupakan penyakit tidak menular yang berlangsung kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, kegemukan dan lainnya. Kontributor utama terjadinya penyakit kronis adalah pola hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, pola makan dan obesitas, aktivitas fisik yang kurang, stres, dan pencemaran lingkungan. Sehingga Indonesia menanggung beban ganda penyakit di bidang kesehatan, yaitu penyakit infeksi dan ditambah lagi dengan penyakit-penyakit kronik degeneratif.

Penyakit kardiovaskuler yang utama yaitu penyakit jantung koroner dan hipertensi. Tingginya tingkat kolesterol serum (hiperkolesterolemia) merupakan precursor terbentuknya ateroslerosis yang selanjutnya dapat berlanjut pada insufisisensi aliran darah dan malfungsi pembuluh darah.

Kolesterol adalah sterol utama dalam tubuh manusia. Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh sebagai struk tur membran sel dan lipoprotein plasma, dan juga merupakan bahan awal pembentukan asam empedu serta hormon steroid. Kolesterol memiliki sifat yang larut dalam lemak dan mampu membentuk ester dengan asam lemak. Kira-kira 70% kolesterol diangkut dalam bentuk ester kolesterol. Ester kolesterol ini berada dalam massa inti lipid lipoprotein.

Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Ada tiga tingkatan kolesterol dalam serum, yaitu kolesterol serum normal dengan kolesterol total < 200 mg/dl, kolesterol serum tinggi yang dapat menyebabkan kondisi hiperkolesterolemia sedang (240-289 mg/dl) dan kolesterol

Page 3: latihan skripsi

serum sangat tinggi yang dapat menyebabkan hiperkolesterolemia berat (>290 mg/dl). Kadar kolesterol normal dalam plasma orang dewasa sebesar 3.1 sampai 5.7 mmol/l atau 120 sampai 220 mg/dl. Keadaan hiperkolesterolemia terjadi bila konsentrasi kolesterol total = 240 mg/dl dan LDL = 160 mg/dl.

Pada kondisi hiperkolesterolemia, risiko terbentuknya aterosklerosis sangat tinggi dan ini terjadi akibat penurunan laju katabolisme LDL yang mengandung banyak ester kolesterol. Aterosklerosis ditandai dengan penumpukan kolesterol dan ester kolestrol pada jaringan ikat dinding pembuluh arteri sehingga terjadi penyempitan lumen pembuluh tersebut. Sebenarnya, ada banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya aterosklerosis tetapi tingginya kadar kolesterol dalam darah adalah penyebab yang lebih dominan dibanding faktor lain, seperti usia dan kebiasaan merokok.

Konsentrasi kolesterol yang diinginkan untuk menurunkan risiko terbentuknya aterosklerosis pada manusia adalah kolesterol total <200 mg/dl, LDL <130 mg/d l, serta HDL 50-60 mg/d. Kisaran konsentrasi kolesterol total 200-239 mg/dl dan LDL 130-159 mg/dl adalah batas antara keadaan berisiko rendah dan tinggi untuk terbentuknya aterosklerosis

Analisis lanjut studi mortalitas tahun 2001 menunjukkan bahwa kematian cenderung lebih banyak di perdesaan daripada perkotaan. Hal ini dapat disebabkan antara lain karena kurang meratanya distribusi tenaga kesehatan di wilayah perdesaan dan kurangnya sarana prasarana di fasilitas kesehatan yang ada. Selain itu jarak dan sarana transportasi dapat membatasi kemauan dan kemampuan untuk mencari pelayanan karakteristik dan akses yankes terhadap kematian penyakit degeneratif pada individu usia ≥15 tahun. kesehatan. Hambatan sarana transportasi atau biaya transportasi seperti tidak adanya transportasi umum menyebabkan penderita harus mengeluarkan biaya transpor yang cukup tinggi untuk membayar sewa kendaraan. Sebagaimana dilihat dari tempat kematian memprihatinkan karena sebagian besar (≥ 60%) kejadian kematian di rumah. Selain itu masih banyak kematian yang tidak ada catatan medis/tidak memadai atau tidak ada laporan ke Dinkes kab./provinsi/pusat serta laporan tidak terstandardisasi dengan baik (ICD 10) atau laporan tidak memadai untuk tingkat nasional.

Dengan diketahuinya penyebab kematian dapat digunakan untuk: 1) mengetahui kecenderungan dan diferensial penyakit, 2) perencanaan program intervensi, 3) monitoring dan evaluasi program, 4) penelitian epidemiologi, bio dan sosio-medis.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang di teliti dalam penelitian ini adalah :1. Benarkah pemberian ekstrak Carthamus tinctorius L. dapat menurunkan

level kolesterol dan pencegahan aterosklerosis ?2. Bagaimana perbandingan penurunan level kolesterol serum oleh ekstraksi

Carthamus tinctorius L. dengan obat antikolesterol “atorvastatin” ? 3. Bagaimana perbandingan efek pada masing-masing metode ekstraksi

Carthamus tinctorius L. ?

Page 4: latihan skripsi

4. Apa fraksi yang dapat di implementasikan secara klinis untuk menurunkan kolesterol dan mencegah pembentukan ateroskelrosis ?

1.3 Batasan Masalah

Pada skripsi ini peningkatan level kolesterol serum di induksi oleh pemberian diet tinggi kolesterol. Indikator efek penurunan kolesterol diindikasikan dengan penurunan kolesterol serum oleh fraksi hexane, fraksi, dikloromethane, dan fraksi methanol.

1.4 Tujuan Penulisan

Skripsi ini bertujuan untuk membuktikan obat herbal (khususnya Carthamus tinctorius L.) dan metode-metode ekstraksi yang tepat sehingga di temukan fraksi yang bermakna klinis untuk menurunkan kolesterol serum dan mencegah aterosklerosis.

1.5 Manfaat Penulisan

1. Bagi penelitiPeneliti mengharapkan manfaat untuk menunjang pendidikan

profesinya agar lebih menanamkan aspek herbal untuk kepentingan klinis yang hendak akan di tempuhnya.

2. Bagi penyedia pelayanan kesehatan Dengan dibuktikannya penurunan level kolesterol serum oleh

ekstrak Carthamus tinctorius L. melalui metode ekstraksi tertentu dapat diimplementasikan oleh penyedia layanan kesehatan (dokter, paramedic, herbalis) sebagai intervensi klinis untuk penderita hiperkolesterolemia sehingga tidak berlanjut menjadi aterosklerosis.

3. Bagi masyarakat Dengan dibuktikannya terdapatnya efek yang dinginkan dalam

penelitian ini diharapkan menambah wawasan masyarakat tentang penggunaan obat herbal yang memungkinkan meminimalkan penggunaan obat-obatan sintetik

1.6 Metode

Tikus-tikus jantan (jenis wistar, umur 8 tahun). Hewan coba diletakkan pada kandang yang bersuhu 23-25OC dalam 12 jam siklus pagi dan malam. Tikus-tikus itu dibagi menjadi 6 kelompok dengan 5-10 tikus per kelompoknya kemudian di beri makan dengan salah satu perlakuan yang di tentukan dengan atau tanpa ekstrak safflower (250mg/kg BB) :

1. Kelompk 1 : tikus dengan diet normal yang tidak mendapat intervensi, kelompok kontrol (10 ekor )

2. Kelompok 2 : tambahan diet dengan 2%-kolesterol, kelompok “chol” (10 ekor)

Page 5: latihan skripsi

3. Kelompok 3 : tambahan diet tinggi kolesterol dengan fraksi hexane, kelompok “Chol+SFh” (10 ekor)

4. Kelompok 4 : tambahan diet tinggi kolesterol dengan fraksi dichloromethane, kelompok “Chol+SFd” (5 ekor)

5. Kelompok 5 : tambahan diet tinggi kolesterol dengan fraksi methanol, kelompok “Chol+SFm” (5 ekor)

Kelompok 6 : tambahan diet tinggi kolesterol dengan atorvastatin 75 mg/kg, kelompok “Chol+atorvastatin”

Semua hewan coba ditempatkan terpisah dan di bebaskan dari makanan dan air keran. Berat badan dan konsumsi makanan di ukur setiap minggu. Setelah 2 dan 4 minggu, hewan-hewan coba di anastesi dengan eter dan di bunuh setelah 12 jam puasa. Darah di kumpulkan, dan di tempatkan di es. Plasma di peroleh dari sentrifus darah pada 1000 kali putaran dalam 15 menit dan di simpan dalam suhu 20OC untuk analisis lipid. Hati dan ginjal dikeluarkan dan dan ditimbang. Bagian-baian dari hati di bekukan pada nitrogen cair dan disimpan dalam suhu 70OC untuk isolasi RNA.