latihan skripsi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Para mahasiswa teknik mesin dan industri UGM telah terbiasa dengan kehidupan
sehari-hari yang dipenuhi dengan jadwal kuliah di kampus. Lima hari dalam seminggu
mahasiswa dan mahasiswi JTMI UGM begulat dengan jadwal-jadwal kuliah yang harus
dijalani demi masa depan. Banyak mata kuliah yang membutuhkan konsentrasi tinggi untuk
dapat memahami dan mengerti setiap hal yang disampaikan dalam perkuliahan tersebut.
Setiap manusia melakukan kerja untuk suatu tujuan tertentu, tak terkecuali
mahasiswa/i JTMI UGM. Kerja yang dilakukan akan menghasilkan output yang diharapkan
mencapai performa yang terbaik. Performa dari kerja yang dihasilkan oleh setiap orang,
berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara garis besar faktor yang
mempengaruhi manusia tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor individual dan faktor
situasional. Faktor individual merupakan faktor yang berasal dari diri orang itu sendiri
misalnya usia, pendidikan, motivasi, pengalaman. Adapun faktor situasional merupakan
faktor yang berasal dari luar diri pekerja, misalnya, tata letak ruang kerja, kondisi peralatan
kerja, kondisi pekerjaan, dan karakteristik lingkungan [Liliana, 2007].
Seperti yang telah disampaikan oleh Liliana dalam papernya yang berjudul, ”
Pertimbangan Antropometri Pada Pendisainan” yang telah disebutkan di atas, salah satu
faktor yang mempengaruhi kinerja manusia adalah faktor situsional yang di dalamnya
termasuk juga lingkungan sebagai faktornya. Lebih spesifik lagi, dalam riset ini akan
dianalisis mengenai kursi yang merupakan faktor lingkungan (eksternal) yang paling dekat
dengan penggunanya. Dalam riset ini akan dicari tahu seberapa besar tingkat kepuasaan
pengguna terhadap kursi kerja yang digunakan dan seberapa besar pengaruhnya terhadap
kinerja penggunanya.
Kepuasan pengguna tersebut dapat diukur dari reaksi yang ditimbulkan pengguna
setelah menggunakan produk tersebut. Selain itu, kepuasan pengguna suatu produk juga
dapat diukur dari banyaknya keluhan yang ditimbulkan ketika ataupun setelah menggunakan
produk tersebut.
Salah satu cabang ilmu ergonomi yang mempelajari tentang penggunaan produk oleh
pengguna adalah usabilitas. Berdasarkan ISO 9241-11, usabilitas dapat digunakan untuk
mengetahui apakah suatu produk dapat digunakan oleh pengguna untuk mencapai tujuan atau
fungsi dari produk tersebut (efektifitas). Selain itu, usabilitas juga memperhatikan sumber
daya yang dihabiskan dalam penggunaan produk (efisisensi) serta reaksi pengguna setelah
menggunakan produk (kepuasan).
I.2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah, apakah kursi perkuliahan yang digunakan
saat ini sudah cukup layak digunakan sebagai sarana belajar mahasiswa di JTMI UGM. Dari
kacamata mahasiswa yang didapatkan secara informal melalui sikap sehari-hari, kesimpulan
sementara atas pertanyaan tersebut adalah, masih ada sebagian mahasiswa yang mengeluhkan
mengenai ketidaknyamanan terhadap kursi perkuliahan yang selama ini digunakan. Apakah
kesimpulan sementara tersebut diakui juga oleh rata-rata kebanyakan mahasiswa di JTMI
UGM? Hal ini sangat perlu untuk dilakukan riset untuk mencari kebenaran dan membuktikan
kebenaran dari kesimpulan sementara yang telah didapatkan.
Mungkin, sekilas tampak tidak begitu penting dilakukan riset berkaitan dengan kursi
perkuliahan yang tampaknya sudah cukup memenuhi fungsi sebagi tempat duduk dan alas
menulis untuk jalannya kegiatan perkuliahan di JTMI. Akan tetapi, justru hal yang
tampaknya sepele ini akan membawa perubahan yang signifikan bagi performa belajar
mahasiswa.
Apabila telah ditemukan kebenaran akan kesimpulan sementara yang telah diambil
tersebut, benar, maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut, kursi seberpi apa yang diinginklan
oleh mahasiswa JTMI dan aspek ergonomis apa yan diinginkan ada pada desain kursi baru
hasil analisis dari keinginan mahasiswa JTMI UGM.
I.3. Asumsi dan Batasan Masalah
Analisis mengenai kepuasan pengguna kuri perkuliahan ini difokoskan pada
mahasiswa JTMI UGM, khususnya mahasiswa Program Studi Teknik industri. Hal ini
dilakukan karena populasi mahasiswa tersebutlah yang paham mengenai ilmu ergonomi
sehingga diharapkan data yang diperoleh dari komunitas tersebut, dapat lebih valid.
Pemilihan objek penelitian pada mahasiswa di JTMI ini juga dikarenakan lingkungan dan
orang-orang bersangkutan merupakan lingkungan terdekat dengan peneliti. Dengan demikian,
diharapkan akan memudahkan dalam melakukan penelitian serta manfaat dari riset ini dapat
dirasakana secara langsung oleh orang-orang terdekat.
Selain itu, riset ini terbatas pada tujuan mengetahui tingkat kepuasan pengguna
terhadap bentuk kursi perkuliahan di JTMI UGM yang mana akan dijadikan pedoman
akankah perlu dilakukan perbaikan terhadap kursi yang telah ada saat ini atau tidak. Jadi, riset
ini bukanlah riset yang bertujuan mencari secara kuantitatif ukuran postur tubuh ataupun
ukuran antropometri mahasiswa JTMI UGM hingga bentuk kursi yang sesuai dengan postur
tubuh mereka. Akan tetapi, riset ini lebih ingin mengetahui fitur-fitur apa yang ingin
ditambahkan ataupun dirubah dari kursi yang ada saat ini.
Dalam riset ini, pengambilan data dilakukan pada responden yang diasumsikan telah
memahami apa yang dimaksud dengan kata “ergonomi”. Oleh sebab itu, pengambilan data
dalam riset ini dilakukan pada mahasiswa/i Program Studi Teknik Industri UGM yang
notabenenya sudah diperkenalkan mengenai ilmu ergonomi dalam perkuliahannya. Jawaban-
jawaban dari kuesionair yang diberikan terkait dengan kata-kata “ergonomi” tidak akan
menyulitkan responden untuk menjawabnya, dan hasil dari jawabannya pun dianggap valid.
I.4. Tujuan Penelitian
Main Objective:
Mengetahui tingkat kepuasan pengguna terhadap bentuk kursi perkuliahan di Jurusan
Teknik Mesin dan Industri UGM dengan menganalisis aspek ergonominya.
Spesifik Objectives :
1. Mengetahui bentuk kursi yang ergonomis bagi mahasiswa di JTMI UGM
2. Mengetahui kekurangan dari kursi yang ada saat ini di JTMI UGM.
3. Mengetahui efek penggunaan kursi yang tidak ergonomis bagi mahasiswa
JTMI UGM.
I.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari dilakukannya riset ini akan dapat dirasakan bagi mahasiswa yang
bersangkutan, yaitu mahasiswa JTMI UGM, maupun universitas lainnya yang memlki
masalah yang sama. Secara detail, manfaat dari penelitian ini, antara lain:
1. Dengan riset ini akan diketahui tingkat kepuasan pengguna terhadap
penggunaan kursi yang ada di JTMI. Apabila diketahui bahwa kursi tersebut
belum apat memuaskan keinginan penggunanya, maka perlu dilakukan
perbaikan pada kursi tersebut agar dapat memenuhi keinginan penggunana
serta dapat meningkatkan performa kerja para mahasiswa JTMI UGM.
2. Adanya riset ini akan diketahui seberapa ergonomiskah kursi tersebut menurut
kacamata para mahasiswa yang menggunakan kursi tersebut sehari-hari.
Apabila ternyata masih kurang ergonomis, menurut penggunanya, maka hasil
riset ini dapat disampaikan kepada pengurus jurusan, agar dijadikan
pertimbangan untuk merubah atau mengganti kursi sarana belajar mahasiswa
menjadi lebih ergonomis.
3. Dengan riset ini akan diketahui fitur-fitur apa yang diinginkan untuk ada pada
kursi yang digunakan oleh mahasiswa, agar kegiatan perkuliahan yang
dijalankan menjadi lebih kondusif.
4. Riset ini juga akan mengungkap apakah pengguna kursi perkuliahan di JTMI
ini pernah merasakan sakit akibat menggunakan kursi tersebut. Apabila ada,
maka perlu segera dilakukan perbaikan.
5. Manfaat general dari riset ini adalah diketahuinya tanggapan atau respon
terhadap sarana dan prasarana kampus yang secara tidak langsung dapat
mendukung prestasi belajar mahasiswa.
BAB II
STUDI PUSTAKA
Pada tahun 2003 telah dilakukan suatu penelitian oleh seorang mahasiswa bernama
Jasman dari Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogjakarta yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh posisi kerja tradisional, bekerja menggunakan kursi
dan meja yang umum terdapat di pasaran, dan bekerja menggunakan kursi dan meja kerja
yang ergonomis terhadap kenyamanan dan produktivitas kerja. Penelitian ini di lakukan pada
industri kecil pembuatan emping melinjo di Padang Pariaman.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Jasman (2003) dalam tesisnya
menunjukkan ada pengaruh sangat bermakna antara kenyamanan dan produktivitas tenaga
kerja yang bekerja dengan posisi kerja tradisional ,bekerja menggunakan kursi dan meja yang
umum terdapat di pasaran, dan yang bekerja menggunakan kursi dan meja kerja yang
ergonomis. Penggunaan kursi dan meja kerja yang ergonomis dapat mengurangi
ketidakyamanan sebesar 65,35 % dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja sebesar 77,13
% dibanding posisi kerja tradisional. Dengan demikian ada pengaruh sangat bermakna
penggunaan kursi dan meja kerja yang ergonomis terhadap kenyamanan dan produktivitas
tenaga kerja pembuat emping melinjo di Padang Pariaman.
Penelitian ini cukup bermanfaat bagi para pembuat emping mlinjo di Padang
Pariaman. Sebagai tambahan, akan lebih baik apabila penelitian ini juga diterapkan pada
bidang pendidikan. Penelitian ini dapat diperluas dengan mencoba memulai melakukan
penelitian mengenai kursi ergonomi di Universitas Gadjah Mada, khususnya Jurusan Teknik
Mesin dan Industri UGM. http://arc.ugm.ac.id/files/%280188-H-2004%29.pdf-->pengaruh
pengguna kursi
BAB III
LANDASAN TEORI
III.1 Ergonomi
Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (kerja) dan NOMOS (hukum
alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan
yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain atau
perancangan (Nurmianto, 2008).
Menurut Sutalaksana (1979), egonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk
memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia
untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu
dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif,
aman, dan nyaman. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan,
keselamatan dan kenyamanan manusia ditempat kerja. Ergonomi disebut juga sebagai Human
Factors. Ilmu Ergonomi juga dapat berperan sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi,
misalnya: penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja,
meningkatkan variasi pekerjaan.
Secara resmi ergonomi didefinisikan sebagai, “the scientific discipline concerned with
the understanding of interactions among humans and other elements of a system, and the
profession that applies theory, principles, data and methods to design in order to optimize
human well-being and overall system performance.” [IEA Executive Council, 2000]. Dari
definisi tersebut jelas dinyatakan bahwa ilmu ergonomi fokus pada interaksi antara manusia
dengan elemen lain dalam sistem yang berkaitan dengan optimalisasi performa manusia dan
keseluruhan sistem. Ilmu ini dijadikan dasar untuk melakukan riset yang akan dijalankan ini,
karena prinsip-prinsip yang ada dalam ilmu ini akan dijadikan dasar untuk mengembangkan
tujuan dari riset ini.
Alasan mengapa riset ini dijalankan, sejalan lurus dengan tujuan dari adanya ilmu
ergonomi. Oleh sebab itu, ilmu ergonomi ini sangat berkaitan dengan riset yang akan
dijalankan.
Ilmu ergonomi juga sangat berpengaruh dalam mendesain suatu produk. Apabila desain
produk tidak memperhatikan aspek ergonomi, alhasil produk yang dihasilkan tidak akan
digemari pasar. Mengapa demikian? Karena desain produk yang tidak memperhatikan aspek
ergonomi sudah pasti tidak akan membawa kenyamanan bagi penggunanya. Hal ini pastinya
akan berpengaruh pada kepuasan penggunanya.
Bagaimana suatu ilmu ergonomi dapat berpengaruh bagi pembuatan desain suatu
produk? Berikut gambarannya:
(Sumber: Yani Syafei, 2007)
Konsep ergonomi mempengaruhi desainer dalam mengembangkan suatu
desain. Konsep tersebut dikombinasikan dengan keinginan konsumen yang diperoleh dari
proses identifikasi keinginan konsumen. Setelah itu, baru kemudian dilakukan proses
manufaktur. Dari proses yang telah dilalui, akan diperoleh suatu produk yang superior, yang
sesuai dengan keinginan konsumen. Apabila hal tersebut telah dicapai, maka kepuasan
konsumen pun juga akan tercapai.
Kelelahan/Fatique
Fatigue adalah kelelahan yang terjadi pada syaraf dan otot-otot manusia sehingga tidak
berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka
umumnya terjadi kelelahan, dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis
kelelahannya, beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan
diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang
setelah istirahat dan tidur yang cukup.
2. Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat
gejalanya.
3. Psikologis dan emotional fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis “mekanisme
melarikan diri dari kenyataan” pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan
motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.
4. Upaya kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahan, meskipun seseorang mempunyai
batas ketahanan.
Desain kursi
Kursi salah satu komponen penting di tempat belajar. Kursi yang baik akan mampu
memberikan postur dan sirkulasi yang baik dan akan membantu menghindari ke tidak
nyamanan. Pilihan kursi yang nyaman dapat diatur dan memiliki penyangga punggung (Sigit
Wasi W, 2005).Tinggi bangku dirumitkan oleh interaksi dengan tinggi tempat duduk. Desain
kursi sesuai dengan kriteria agar permukaan kerja tetap dibawah siku seperti bagian
sebelumnya (Eko Nurmianto, 2003).
Selain itu, desain kursi yang ergonomis seharusnya dapat mensupport tubuh agar tetap
tegak dan rileks. Posisi duduk yang benar dapat dilihat dari bentuk antropometri tubuh ketika
duduk yang seharusnya di support oleh kursi yang digunakan untuk bekerja ataupun belajar.
Adapun bentuk posisi tubuh ketika duduk, adalah sebagaiberikut:
Gambar 3.1 Anthropometri Posisi Duduk
(Sumber: Liliana Y.P, 2003)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
IV.1 Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di lingkungan kampus Jurusan Teknik Mesin dan Industri
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Jl. Grafika 2, Kampus UGM, Yogyakarta 55281.
Objek penelitian kami adalah mahasiswa/i Program Studi Teknik Industri di Jurusan
Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Alasan mengapa populasi
tersebut yang dipilih, yaitu karena populasi di JTMI UGM inilah yang sangat dekat dengan
keseharian periset yang mengamati adanya ketidaknyaman dalam menggunakan kursi
perkuliahan. Selain itu, alasan mengapa menggunakan sampel mahasiswa/i Program Studi
Teknik Industri, karena analisis mengenai ketidaknyamanan ini dilakukan dengan dasar ilmu
Ergonomi. Oleh sebab itu, akan lebih mudah menyampaikan permasalahan topik ini kepada
mahasiswa/i Prodi Teknik Industri karena mereka telah diperkenalkan mengenai ilmu
Ergonomi dalam perkuliahannya.
Dari populasi tersebut kemudian diambil sampel sejumlah 40 mahasiswa/i Prodi
Teknik Industri untuk mewakili populasi yang ada. Kelimapuluh responden ini diambil secara
acak tanpa melihat postur tubuh atau pun latar belakang suku mereka. Dari 40 responden
tersebut, diusahakan merata antara jumlah mahasiswa dan mahasiswinya.
Alasan pemilihan sampel yang berjumlah 40 responden tersebut, karena dirasa sudah
cukup mewakili seluruh populasi apabila dilakukan pengambilan sampel secara random dan
seluruh angkatan ikut andil dalam pengambilan data riset ini.
IV.2 Prosedur Pengukuran
Salah satu cara yang digunakan untuk mencari data primer adalah menggunakan
observasi-non participant observation-pada mahasiswa/i Program Studi Teknik Industri yang
sedang mengikuti perkuliahan di gedung JTMI UGM.
Selain menggunakan metode observasi-non participant observation-pengambilan data
primer dilakukan menggunakan quesionair . Quesionair tersebut akan diberikan pada
mahasiswa JTMI UGM, untuk kemudian diisi dengan baik lalu dikembalikan untuk
dianalisis. Quesionair tersebut berisikan 15 pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian ini.
Seluruh pertanyaan yang ada dalam quesionair merupakan pertanyaan yang closed
ended,dimana sebagian besar jawaban sudah tersedia pada lembar quesionair tersebut
sehingga responden hanya memilih jawaban mana yang sesuai dengan pengalaman yang
mereka alami selama menggunakan kursi di JTMI UGM. Namun ada beberapa pertanyaan
yang menggunakan open ended kuesioner karena untuk menggali informasi yang lebih jauh
dari para responden.
Keunggulan dari metode observasi-non participant observation yaitu responden tidak
mengetahui bahwa saat itu sedang diobservasi, sehingga tingkah laku yang muncul
merupakan tingkah laku yang natural sesuai dengan kenyataan sehari-hari dan tidak dibuat-
buat. Oleh sebab itu, data yang dihasilkan akan lebih akurat.
Selain kelebihan tersebut, metode non participant observation memiliki kelemahan
yaitu interpretasi yang ditarik oleh perisaet terkadang bias, dan bahkan meleset dari
kenyataan sebenarnya yang dirasakan oleh responden. Oleh sebab itu, untuk mengatasi
kemungkinan tesebut, perlu dilakukan pengambilan data lebih lanjut menggunakan
quesionair.
Dengan menggunakan quesionair akan dapat digali lebih lanjut mengenai pengalaman
dan behavior responden terhadap kursi yang sering mereka gunakan. Pada quesionair ini akan
diberikan pertanyaan yang jelas, dan akurat untuk mewakili jawaban-jawaban responden.
Kombinasi quesionair yang close ended dan open ended akan membantu dalam mengeksplor
pengalaman dan behavior responden terhadap penggunaan kursi di JTMI UGM.
Akan tetapi, kusionair juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1. Apabila responden tidak paham dengan pertanyaan yang ada pada quesionair,
maka tidak ada ruang bagi responden untuk bertanya lebih lanjut mengenai pertanyaan
tersebut.
2. Akan sangat dimungkinkan responden akan saling berembug untuk menjawab
pertanyaan yang ada pada quesionair sehingga datanya menjadi tidak valid.
3. Responden terkadang malas menjawab pertanyaan yang ada pada lembar
quesionair.
4. Pengisian quesionair sangat tergantung dari mood individu masing-masing
sehingga validitas jawaban patut dipertanyakan.
Perlu dilakukan sebuah strategi untuk mengatasi kekurangan-kekurangan di atas.
Strategi yang dilakukan yaitu:
1. Quesionair diberikan secara personal kepada responden.
2. Pengisian quesionair diawasi agar responden tidak saling berembug.
3. Quesionair dibuat seefisien mungkin dengan tidak terlalu banyak memberikan
pertanyaan yang membuat responden malas mengisinya.
Setelah semua data terkumpul kemudian dianalisis untuk didapatkan suatu kesimpulan yang akan menjawab riset ini.
IV.3 Langkah-langkah Penelitian
1) Pembelajaran landasan teori, latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan tujuan yang
menjadi titik awal penelitian
2) Penentuan metodologi dan alat yang digunakan untuk megambil data primer.
3) Pembelajaran, telaah, dan identifikasi objek penelitian.
4) Persiapan pembuatan kuesionair untuk mengambil data primer
5) Validasi dan revisi kuesionair dan dipastikan siap untuk disebarkan kepada
responden.
6) Pengambilan data dengan kuesionair kepada sampel yang ditunjuk
7) Penentuan berbagai nilai statistik
8) Pengolahan data hasil kuesionair
9) Penutup
BAB V
HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
V.I REKAPITULASI HASIL QUESIONAIR
Quesionair riset ini diberikan kepada 40 mahasiswa dan mahasiswi Jurusan Teknik
Mesin dan Industri UGM dari berbagai angkatan, mulai dari angkatan 2006 sampai dengan
2010 yang dipilih secara random. Dari quesionair tersebut, dihasilkan data sebagai berikut.
Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan
No Anglatan Frekuens
iProsentase
1 2006 4 10%2 2007 12 30%3 2008 11 28%4 2009 6 15%5 2010 7 18% jumlah 40 100%
(sumber data hasil penelitian,2011)
Jumlah angkatan yang paling banyak diambil datanya adalah angkatan 2007 dan 2008,
yaitu sejumlah 30% dan 28%.
Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan
Jumlah responden perempuan sebanyak 55% dan jumlah responden laki-laki sebanyak
45%.
V.I.1 Hasil Quesionair Pernyataan 1
Dari pernyataan “Saya pernah mengalami kesulitan dalam melihat ke papan
tulis ketika menggunakan kursi tersebut saat mengikuti kuliah”,diperoleh hasil sebagai
berikut:
Sejumlah 33% responden tidak
setuju dengan pernyataan tersebut.
Responden tidak pernah mengalami
kesulitan dalam melihat ke papan tulis
ketika duduk di kursi saat mengikuti
kuliah. Namun, jumalh ini tidak terlalu
jauh berbeda dengan responden yang
menyatakan bahwa mereka setuju,
yaitu 29%. Dari hasil komulatif,
responden yang cenderung menolak
pernyataan ini sejumlah 40%, dan
yang cenderung mendukung
pernyataan ini, sejumlah 31%. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden tidak meyetujui
pernyataan tersebut.
V.I.2 Pernyataan 2
Dari pernyataan “Saya merasa sangat nyaman menggunakan kursi tersebut
selama berjam-jam”,diperoleh hasil sebagai berikut:
Sejumlah 52% responden
mengaku tidak setuju dengan
pernyataan tersebut. Sebagian besar
dari mereka merasa tidak nyaman
duduk berjam-jam di kursi perkuliah
JTMI UGM. Dan bahkan hanya 3%
responden yang menyetujui
pernyataan tersebut.
V.I.3 Pernyataan 3
Dari pernyataan “Saya pernah mengalami sakit di punggung ketika
menggunakan kursi tersebut dalam waktu yang lama”,diperoleh hasil sebagai berikut:
Sebanyak 41% responden
menyetujui pernyataan tersebut, dan
10% responden mengaku sangat
setuju dengan pernyataan terkait
dengan sakit punggung yang pernah
dirasakan.hanya 16% dari responden
yang cenderung tidak setuju dengan
pernyataan tersebut, dan sisanya
memilih cukup, yaitu sebanyak 30%.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa responden menanggapi positif,
atau menyetujui atas pernyataan
tersebut.
V.I.4 Pernyataan 4
Dari pernyataan “Saya merasa tidak ada masalah dengan posisi tubuh ketika
penggunaan kursi tersebut dalam perkuliahan di JTMI UGM”,diperoleh hasil sebagai
berikut:
Lima puluh enam persen
responden tidak setuju dan 16%
responden menyatakan sangat tidak
setuju dengan pernyataan di atas.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar dari mereka
merasa bermasalah dengan posisi
duduk ketika menggunakan kursi
dalam perkuliahan di JTMI UGM.
V.I.5 Pernyataan 5
Dari pernyataan “Saya pernah mengalami sakit di leher ketika duduk
menggunakan kursi ini dan melihat ke dosen/papan tulis”, diperoleh hasil quesionair
sebagai berikut:
Sebanyak 38% responden
menyatakan setuju dalam
menanggapi hal tersebut, 40%
responden (33% setuju dan 7%
sangat setuju) cenderung setuju
dengan hal tersebut, dan sisanya
cenderung tidak setuju. Jadi,hasil
dari pernyataan mengenai
pengalaman pernah mengalami sakit
leher ketika menggunakan kursi ini
saat memperhatikan dosen atau
papan tulis, adalah sebagian besar
responden memang pernah
mengalami hal tersebut.
V.I.6 Pernyataan 6
Dari pernyataan “Saya merasa kursi ini cukup ergonomis”, diperoleh hasil
quesionair sebagai berikut:
Sebanyak 58% responden
menyatakan bahwa tidak setuju dan
20% responden juga menyatakan
sangat tidak setuju dengan
pernyataan bahwa kursi yang
dipergunakan saat ini sudah
ergonomis. Sebagian besar dari
mereka merasa kursi tersebut tidak
ergonomis. Sejauh mana tingkat
ketidakergonomisan dari kursi
tersebut dapat dilihat dari hasil
pernyataan quesionair nomor
selanjutnya.
Bahasa “Ergonomi” dalam pernyataan ini tidak akan menghasilkan jawaban
yang tidak valid, karena responden yang dijadikan sampel merupakan responden yang
telah memahami ilmu ergonomi itu sendiri.
V.I.7 Pernyataan 7
Dari pernyataan “Saya pernah mengalami kesulitan ketika akan duduk
ataupun akan meninggalkan kursi tersebut”, diperoleh hasil quesionair sebagai
berikut:
Dalam pernyataan kali ini
diungkapkan mengenai adanya
kesulitan pengguna kursi ketika
meraka akan duduk ataupun
meninggalkan kursi. Ternyata, dari
hasil quesionair dapat dilihat bahwa
39% responden menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan tersebut.
Dan 29% responden juga menyatakan
setuju dengan hal tersebut.
Dengan mudah dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar
responden menyetujui pernyataan
mengenai adanya kesulitan pengguna
kursi ketika mereka akan duduk
ataupun meninggalkan kursi.
Hal ini perlu dijadikan pertimbangan karena lebih dari separuh reponden
membenarkan pernyataan tersebut.
V.I.8 Pernyataan 8
Dari pernyataan “Saya merasa kursi tersebut cukup nyaman untuk menulis”,
diperoleh hasil quesionair sebagai berikut:
Pernyataan kali ini
mengungkap mengenai kenyamanan
yang dirasakan pengguna kursi ketika
digunakan untuk menulis. Dari hasil
quesionair, dapat dilihat bahwa 38%
pengguna merasa tidak setuju, 12%
responden menyatakan sangat tidak
setuju dan 29% responden memilih
cukup setuju dengan pernyataan
tersebut.
Hasil dari quesionair ini tidak menunjukkan angka yang signifikan antara responden
yang mendukung pernyataan dengan responden yang tidak mendukung pernyataan tersebut.
Maka, perlu dilakukan pengolahan data lebih lanjut.
V.I.9 Pernyataan 9
Dari pernyataan “Saya pernah mengalami bagian tubuh terantuk salah satu
bagian dari kursi ketika akan duduk ataupun akan meninggalkan kursi”, diperoleh
hasil quesionair sebagai berikut:
Sebanyak 71% responden
menyatakan setuju bahwa mereka
pernah terantuk salah satu bagian
dari kursi ketika akan duduk ataupun
akan meninggalkan kursi. Pernyataan
ini mengindikasikan adanya maslaah
dalam desain kursi maupun ukuran
kursi.
V.I.10 Pernyataan 10
Dari pernyataan “Saya merasa meja pada kursi tersebut cukup luas untuk
menopang kebutuhan buku dan alat tulis yang saya gunakan”, diperoleh hasil
quesionair sebagai berikut:
Sejumlah 43% responden
tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Ditambah lagi, ada sejumlah
26% responden yang merasa sangat
tidak setuju dengan pernyataan
tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden
merasa meja pada kursi tersebut tidak
cukup luas untuk menopang
kebutuhan buku dan alat tulis yang
saya gunakan
V.I.11 Pernyataan 11
Dari pernyataan “Saya puas dengan adanya kursi ini sebagai sarana belajar
sehari-hari”, diperoleh hasil quesionair sebagai berikut:
Sejumlah 58% responden
menyatakan tidak setuju dengan
pernyataan tersebut. Selain itu, 15%
responden lain juga menyatakan
bahwa meraka sangat tidak setuju
dengan pernyataan kepuasan
tersebut.
Dengan mudah dapat
disimpulkan, bahwa keberadaan kursi
tersebut belum bisa membuat
pengguna merasa puas atas
penggunaan kursi tersebut selama ini.
V.I.12 Pernyataan 12
Dari pernyataan “Saya sering merasa pegal di kaki, kemudian meluruskan
kaki ke kursi di depan saya ataupun tempat lainnya”, diperoleh hasil quesionair
sebagai berikut:
Hasil dari quesionair yang
diberikan kepada 40 responden,
menghasilkan jawaban sebesar 40%
responden menyatakan sangat setuju
dan 37% responden menyatakan
setuju.
Dengan demikian, dapat
dengan mudah disimpulkan bahwa
pengalaman merasa pegal di kaki,
lalu kemudian meluruskan kaki ke
kursi di depan saya ataupun tempat
lainnya, diakui sering dilakukan atau
dialami oleh sebagian besar
responden.
V.I.13 Pernyataan 13
Dari pernyataan “Saya merasa ruang gerak ketika saya duduk sudah cukup
leluasa”, diperoleh hasil quesionair sebagai berikut:
Hasil quesionair menunjukkan
bahwa 41% responden tidak setuju
dengan pertanyaan tersebut, 19%
responden menyatakan sangat tidak
setuju.
Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar
responden merasa ruang gerak ketika
saya duduk sudah tidak cukup leluasa
V.I.14 Pernyataan 14
Dari pernyataan “Saya menginginkan kursi yang lebih nyaman dan
ergonomis”, diperoleh hasil quesionair sebagai berikut:
Sebagian besar responden
menyatakan setuju dengan
pernyataan tersebut. Sebanyak 60%
responden sangat menginginkan kursi
yang lebih nyaman dan ergonomis.
Selain itu, 36% responden
menyatakan setuju dengan
pernyataan tersebut.
V.I.15 Kriteria kursi yang diinginkan oleh responden
Kriteria utama kursi yang Anda inginkan sebagai sarana belajar Anda di kampus,
antara lan:
Tingg
inya dap
at diat
ur sesu
ai ke
butuhan
Bisa diputar
-putar
Dudukan Em
puk
Meja le
bar
Ada san
daran ta
ngannya
ada s
andara
n /tem
pat ka
kinya
0
10
20
30
40
125
3631 28
14
Dari hasil quesionair yang diberikan, diperoleh data 3 kriteria utama kursi yang
diinginkan oleh responden,antara lain
1. Dudukan empuk
2. Meja lebar
3. Ada sandaran tangannya.
V.2 PENGOLAHAN DATA HASIL QUESIONAIR
Tabel 5.1. Skala Semantic pada Quesionair
Skala
Kepentingan
Poin
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral/cukup 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Tingkat Kepentingan:
∑i=1
n
Jumlah Respondeni× Poin Kepentingani
Dimana :
n = jumlah tingkat kepentingan
Poin kepentingan = 1 s/d 5 sesuai dengan ketentuan pada tabel 5.1
Tingkat kepentingan ini perlu dilakukan untuk mengetahui pernyataan mana saja yang
memiliki kepentingan paling tinggi hingga paling rendah. Apabila telah diketahui rating dari
tingkat kepentingan tersebut, kemudian data tersebut dijadikan pedoman untuk
menyimpulkan apakah kursi perkuliahan di JTMI UGM ini sudah cukup memenuhi kepuasan
penggunanya.
Hasil penghitungan menggunakan Excel adalah sebagai berikut:
SS S C TS STS SS S C TS STS
1
Saya pernah mengalami kesulitandalam melihat ke papan tulis ketikamenggunakan kursi tersebut saatmengikuti kuliah
1 12 12 14 3 5 48 36 28 3 120 7
2Saya merasa sangat nyamanmenggunakan kursi tersebut selamaberjam-jam
0 1 8 22 11 0 4 24 44 11 83 13
3Saya pernah mengalami sakit dipunggung ketika menggunakan kursitersebut dalam waktu yang lama
4 17 14 6 1 20 68 42 12 1 143 5
4
Saya merasa tidak ada masalah denganposisi tubuh ketika penggunaan kursitersebut dalam perkuliahan di JTMIUGM
0 4 8 24 7 0 16 24 48 7 95 11
5Saya pernah mengalami sakit di leherketika duduk menggunakan kursi inidan melihat ke dosen/papan tulis
3 14 16 8 1 15 56 48 16 1 136 6
6 Saya merasa kursi ini cukupergonomis
0 1 8 23 8 0 4 24 46 8 82 14
7Saya pernah mengalami kesulitanketika akan duduk ataupun akanmeninggalkan kursi tersebut
16 12 10 2 1 80 48 30 4 1 163 4
8 Saya merasa kursi tersebut cukupnyaman untuk menulis
0 9 12 16 5 0 36 36 32 5 109 8
9
Saya pernah mengalami bagian tubuhterantuk salah satu bagian dari kursiketika akan duduk ataupun akanmeninggalkan kursi
8 30 0 4 0 40 120 0 8 0 168 2
10Saya merasa meja pada kursi tersebutcukup luas untuk menopangkebutuhan buku dan alat tulis yangsaya gunakan
1 8 4 18 11 5 32 12 36 11 96 10
11 Saya puas dengan adanya kursi inisebagai sarana belajar sehari-hari
1 0 11 23 6 5 0 33 46 6 90 12
12Saya sering merasa pegal di kaki,kemudian meluruskan kaki ke kursi didepan saya ataupun tempat lainnya
16 15 7 2 0 80 60 21 4 0 165 3
13 Saya merasa ruang gerak ketika sayaduduk sudah cukup leluasa
1 3 13 17 8 5 12 39 34 8 98 9
14 Saya menginginkan kursi yang lebihnyaman dan ergonomis (*)
25 15 0 1 1 125 60 0 2 1 188 1
Ranking
Jumlah respondenNo PernyataanPoint Kepentingan tingkat
kepentingan
Tabel 5.2. Skala Semantic pada Quesionair
pernya
taan 1
pernya
taan 2
pernya
taan 3
pernya
taan 4
pernya
taan 5
pernya
taan 6
pernya
taan 7
pernya
taan 8
pernya
taan 9
pernya
taan 10
pernya
taan 11
pernya
taan 12
pernya
taan 13
pernya
taan 14
120
83
143
95
136
82
163
109
168
96 90
165
98
188
tingkat kepentingan
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa hal yang terpenting menjadi masalah
mengenai kursi perkuliahan selama ini adalah:
1. Pernyataan 14
Responden sangat menginginkan kursi yang lebih nyaman dan ergonomis
2. Pernyataan 9
Sebagian besar responden merasa pernah mengalami bagian tubuh terantuk
salah satu bagian dari kursi ketika akan duduk ataupun meninggalkan kursi. Hal ini
sangat dimungkinkan berkaitan dengan desain maupun ukuran dari kursi tersebut.
3. Pernyataan 12
Responden juga sering merasa pegal di kaki hingga kemudian mereka
meluruskan kaki ke kursi depannya ataupun tempat lainnya. Hal ini mengindikasikan
perlu diadakannya sandaran untuk kaki agar dapat mengatasi solusi dari keluhan
pengguna tersebut.
4. Pernyataan 7
Responden banyak yang menyetujui bahwa mereka merasa kesulitan ketika
akan duduk ataupun meninggalkan kursi. Kenyataan ini juga mengindikasikan adanya
ketidaksempurnaan desain kursi ataupun ukuran ruang gerak kursi yang nanti
kedepannya dapat dianalisis lebih lanjut untuk perbaikan pembuatan kursi yang lebih
bagus.
5. Pernyataan 3
Permasalahan mengenai terjadinya sakit di punggung ketika menggunakan
kursi tersebut dalam waktu yang lama, merupakan salah satu hal penting yang banyak
diakui kenyataannya oleh para responden.
Tingkat kepentingan ini perlu dilakukan untuk mengetahui pernyataan mana
saja yang memiliki kepentingan paling tinggi hingga paling rendah. Apabila telah diketahui
rating dari tingkat kepentingan tersebut, kemudian data tersebut dijadikan pedoman untuk
menyimpulkan apakah kursi perkuliahan di JTMI UGM ini sudah cukup memenuhi kepuasan
penggunanya ataukah tidak. Selain itu, masalah yang paling banyak diakui oleh responden,
dapat dijadikan acuan untuk melakukan perbaikan pada kursi tersebut agar menjadi fokus
utama fitur yang paling penting untuk segera dilakukan perbaikan.
V.3 DATA NON PARTICIPANT OBSERVATION
Data ini diambil ketika sedang melakukan perkuliahan berlangsung di ruang kelas
M2 Gedung Teknik Mesin dan Industri UGM. Keunggulan dari metode observasi-non
participant observation yaitu responden tidak mengetahui bahwa saat itu sedang diobservasi,
sehingga tingkah laku yang muncul merupakan tingkah laku yang natural sesuai dengan
kenyataan sehari-hari dan tidak dibuat-buat. Oleh sebab itu, data yang dihasilkan akan lebih
akurat.
Namun, metode non participant observation juga memiliki kelemahan yaitu
interpretasi yang ditarik oleh periset terkadang bias, dan bahkan meleset dari kenyataan
sebenarnya yang dirasakan oleh responden. Oleh sebab itu, untuk mengatasi kemungkinan
tesebut, perlu dilakukan pengambilan data menggunakan quesionair seperti yang telah
didapatkan hasilnya pada pembahasan sebelumnya.
Non participant observation ini dilakukan secara visual oleh peneliti. Dari hasil
pengambilan gambar tersebut dapat diketahui bagaimana keadaan postur tubuh pengguna
kursi ketika sedang serius mengikuti perkuliahan di salah satu kelas gedung JTMI UGM.
Adapun data lengkap yang dihasilkan dari pengamatan dengan non participant observation,
adalah sebagai berikut:
No
Posisi anggota tubuh
Keadaan objek peneliti
1posisi kepala
terlihat terlalu menunduk karena posisi meja pada
kursi terlalu rendah
2 posisi leher membungkuk
sesekali terlihat objek peneliti meletakkan
lehernya pada bagian atas kursi
terkadang terlihat miring ke arah sumber
informasi (dosen) ketika sedang memperhatikan
materi dosen bagi mereka yang tidak duduk di
depan dosen.
3 posisi punggung membungkuk
sesekali terlihat objek peneliti meregangkan
tulang belakangnya
4 posisi tangan kanan tangan kanan diletakkan di atas meja
5 posisi tangan kiri
ketika menulis, tangan kiri objek peneliti
difungsikan untuk menahan kertas atau buku tulis
yang tidak tersangga oleh meja.
sesekali terlihat, tangan kiri objek peneliti
diletakkan atau disandarkan pada meja teman di
sebelah kirinya
6 posisi kaki posisi kaki berada persis di bawah meja kursi
terkadang terlihat kaki objek peneliti diluruskan
sampai di bawah kursi di depannya
sesekali terlihat kaki diletakkan pada kursi di
depannya.
Tabel 5.3. Hasil Non Participant Observation
Apabila diperhatikan lebih lanjut apa yang didapatkan dari pengamatan Non
participant observation, ada beberapa perilaku mahasiswa yang menunjukkan
ketidaknyamanan ketika menggnakan kursi tersebut terlalu lama. Perilaku-perilaku tersebut
antara lain:
No
Posisi anggota tubuh
Keadaan objek penelitiIndikasi
1 posisi kepala Terlihat terlalu menunduk
Posisi meja pada
kursi terlalu rendah
Tinggi badan
mahasiswa yang
tidak sesuai dengan
ukuran kursi
2 posisi leher
Sesekali terlihat objek peneliti
meletakkan lehernya pada bagian
atas kursi
Terlihat adanya
fatigue yang dialami
oleh objek peneliti
Terkadang terlihat miring ke arah
sumber informasi (dosen) ketika
sedang memperhatikan materi dosen
bagi mereka yang tidak duduk di
depan dosen.
Indiksi adanya
kekurangan desain
kursi yang kurang
fleksibel
3 posisi punggungSesekali terlihat objek peneliti
meregangkan tulang belakangnya
Terlihat adanya
fatigue yang dialami
oleh objek peneliti
4 posisi tangan kanan Ketika menulis, tangan kiri objek Mengindikasikan
peneliti difungsikan untuk menahan
kertas atau buku tulis yang tidak
tersangga oleh meja.
sempitnya ukuran
meja untuk
menulis
5 posisi tangan kiri
Sesekali terlihat, tangan kiri objek
peneliti diletakkan atau disandarkan
pada meja teman di sebelah kirinya
Mengindikasikan
kurangnya fitur
sandaran untuk
tangan kiri
6 posisi kaki
Terkadang terlihat kaki objek
peneliti diluruskan sampai di bawah
kursi di depannya
Terlihat adanya
fatigue pada kaki
akibat tidakadanya
sandaran untuk
kaki
Sesekali terlihat kaki diletakkan
pada kursi di depannya.
Demikianlah hasil dari pengambilan data dengan metode non participant observation.
BAB VI
PENUTUP