pengaruh latihan skipping dan loncat naik turun …digilib.unila.ac.id/61516/3/skripsi tanpa bab...

85
PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN BANGKU TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PEMAIN BULUTANGKIS UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN 2018 (Skripsi) Oleh RIDHITIA ISTIAWAN JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

Upload: others

Post on 27-Jun-2020

37 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN

BANGKU TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PEMAIN BULUTANGKIS UNIVERSITAS LAMPUNG

TAHUN 2018

(Skripsi)

Oleh

RIDHITIA ISTIAWAN

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 2: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN

BANGKU TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PEMAIN BULUTANGKIS UNIVERSITAS LAMPUNG

TAHUN 2018

Oleh

RIDHITIA ISTIAWAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan

skipping dan loncat naik turun bangku daya ledak otot tungkai pemain bulutangkis

Universitas Lampung tahun 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode eksperimen. Ada beberapa macam metode latihan untuk daya ledak otot

tungkai seperti plyometric yaitu Jump in place, depth jump, throws, trunk

plyometric, plyometic push-up, standing jumps, multiple hops and jumps, bounds,

and box drills. dikarenakan model latihan ini lebih efektif dan banyak

membutuhkan koordinasi gerak tubuh, sehingga mempermudah dalam tes daya

ledak otot tungkai. Berdasarkan hasil analisis hasil penelitian ini menunjukan

adanya pengaruh yang signifikan dari latihan skipping dan loncat naik turun

bangku terhadap daya ledak otot tungkai pemain bulutangkis Universitas Lampung

tahun 2018.

Kata kunci : bulutangkis, daya ledak otot tungkai, latihan loncat naik turun

bangku, skipping.

Page 3: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

ABSTRACT

THE EFFECT OF SKIPPING TRAINING AND JUMP UP DOWN MY

BUILDING ON THE EXPLOSIVE MUSCLE POWER OF BADMINTON

PLAYERS IN LAMPUNG UNIVERSITY OF 2018

By

RIDHITIA ISTIAWAN

This study aims to determine how much influence the skipping exercise and jump

up and down the leg of the University of Lampung badminton player's explosive

leg power bench in 2018. The research method used is the experimental method.

There are various types of training methods for explosive limb muscle power such

as plyometric namely Jump in place, depth jump, throws, trunk plyometric,

plyometic push-ups, standing jumps, multiple hops and jumps, bounds, and box

drills. because this exercise model is more effective and requires a lot of body

coordination, making it easier to test the leg muscle explosive power. Based on

the results of the analysis, the results of this study indicate a significant effect of

skipping exercises and jumping up and down the bench on the explosive muscle

power of the University of Lampung badminton players in 2018..

Key words : badminton, explosive power of leg muscles, jumping exercise up and

down bench, skipping.

Page 4: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN

BANGKU TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PEMAIN BULUTANGKIS UNIVERSITAS LAMPUNG

TAHUN 2018

Oleh

RIDHITIA ISTIAWAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 5: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

Judul Skripsi : PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN

LONCAT NAIK TURUN BANGKU TERHADAP

DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PEMAIN

BULUTANGKIS UNIVERSITAS LAMPUNG

TAHUN 2018.

Nama Mahasiswa : Ridhitia Istiawan

Nomor Pokok Mahasiswa : 1413051066

Program Studi : Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sudirman Husin, M.Pd. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd.

NIP. 19581021 198503 1 003 NIP. 19581210 198712 1 001

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Dr. Riswandi M.Pd.

NIP. 19760808 200912 1 001

Page 6: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Sudirman Husin, M.Pd .......................

Sekretaris : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd .......................

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Herman Tarigan, M.Pd .......................

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd.

NIP. 196620804 198905 1 001

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 16 Januari 2020

Page 7: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

PERNYATAAN

Bahwa penulis yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Ridhitia Istiawan

NPM : 1413051066

Tempat Tanggal Lahir : Bandar Jaya, 09 November 1996

Alamat : Dusun 1 Kecubung, Kecamatan Terbanggi Besar,

Kabupaten Lampung Tengah.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh latihan skipping

dan loncat naik turun bangku terhadap daya ledak otot tungkai pemain

bulutangkis Universitas Lampung tahun 2018” adalah benar hasil karya penulis

berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 29 November 2018

sampai dengan 07 Februari 2019. Skripsi ini bukan hasil menjiplak ataupun hasil

karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian

hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana

yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 16 Januari 2020

Ridhitia Istiawan

Page 8: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ridhitia Istiawan, lahir di Bandar

Jaya pada tanggal 09 November 1996, Kecamatan

Terbanggi Besar, Lampung Tengah, Provinsi

Lampung, sebagai anak pertama dari tiga

bersaudara, Bapak Edy Budiawan dan Ibu Nia

Kurniaty.

Penulis menyelesaikan studi Sekolah Dasar (SD) di

SD Xaverius Lampung Tengah, diselesaikan pada

tahun 2008, SekolahMenengah Pertama (SMP) di

SMP Xaverius Lampung Tengah diselesaikan pada

tahun 2011,dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di

SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Lampung Tengah diselesaikan pada tahun2014.

Pada tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unila melalui

jalur SBMPTN. Pada Tahun 2017, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

didesa Bumi Agung, Kabupaten Lampung Barat, semasa melakukan KKN penulis

juga melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SD N 1 Bumi Agung

Kabupaten Lampung Barat.

Selama penulis menempuh pendidikan dari sekolah dasar hingga menjadi

mahasiswa, penulis juga sering mengikuti beberapa kejuaraan antara lain sebagai

berikut:

1. Juara 2 Ganda putra Liga Bulutangkis Himajip Universitas Lampung

Tahun 2016

2. Juara 1 Tunggal Putera Liga Bulutangkis Penjaskesrek Lampung Tahun

2017

3. Juara 2 Ganda Putera Liga Bulutangkis Penjaskesrek Lampung Tahun

2017

Page 9: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

MOTTO

Berusaha tenang dalam menghadapi suatu masalah,

karena sesungguhnya Allah akan memberi jalan dalam setiap masalahmu

dan janganlah ragu dalam bertindak,

karena keraguan mu akan membuatmu tertinggal dalam banyak hal.

(Ridhitia Istiawan)

Kau harus bangun setiap pagi dengan tekad keras,

Jika ingin bisa pergi tidur dengan rasa puas.

(George Lorimer)

Page 10: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Kupersembahkan karya kecilku ini kepada: Ayah dan Mamah tercinta yang telah memberikan kasih sayang yang tidak

pernah putus dan dukungan serta doa dalam setiap sujudnya demi keberhasilanku.

Alhamdulillahi Jaza Kumullahu Khoiro atas semua cinta dan pengorbanan serta jerih payah dari setiap tetes keringatmu yang telah kau berikan kepadaku.

Do’a dan restumu sangat berarti bagi keberhasilanku kelak, maka janganlah berhenti untuk mendukungku dalam kebaikan.

Serta

Almamaterku Tercinta PENJASKES FKIP

Universitas Lampung.

Page 11: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 3

C. Batasan Masalah ................................................................................ 4

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 4

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

G. Penjelasan Judul ................................................................................. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 10

A. Belajar Gerak .................................................................................... 10

1. Pengertian belajar gerak ....................................................................... 10

2. Ranah gerak .......................................................................................... 10

B. Keterampilan gerak ............................................................................. 15

C. Latihan ............................................................................................... 23

1. Teori Latihan ................................................................................. 23

2. Tujuan Latihan .............................................................................. 25

3. Prinsip-prinsip Latihan.................................................................. 25

D. Latihan Skipping dan Latihan Loncat Naik Turun Bangku ............... 28

1. Latihan Skipping ........................................................................... 28

2. Latihan Loncat Naik Turun Bangku.............................................. 31

E. Daya Ledak Otot Tungkai .................................................................. 34

1. Daya Ledak ................................................................................... 34

2. Otot Tungkai ................................................................................. 36

F. Hakikat Bulutangkis........................................................................... 38

Page 12: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

v

1. Cara menjadi pemain bulutangkis yang lebih baik ...................... 39

2. Teknik dasar fisik ......................................................................... 41

3. Kemampuan otot pemain bulutangkis ......................................... 43

4. Teknik dasar bulutangkis ............................................................. 45

G. Kerangka Pikir ................................................................................... 52

H. Hipotesis ............................................................................................ 54

III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 56

A. Metode Penelitian .............................................................................. 56

B. Populasi dan Sampel .......................................................................... 57

1. Populasi ......................................................................................... 57

2. Sampel ........................................................................................... 57

C. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 59

D. Variabel Penelitian ............................................................................. 59

E. Desain Penelitian ............................................................................... 59

F. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 60

G. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ......................................... 61

H. Validitas Instrumen ............................................................................ 62

I. Program Latihan................................................................................. 63

J. Prosedur Penelitian ............................................................................ 64

1. Tes Awal (Preetest) ....................................................................... 64

2. Treatment atau Perlakuan (X) ........................................................... 64

3. Tes Akhir (Posttest) ...................................................................... 66

K. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 66

L. Teknik Analisis .................................................................................. 67

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 69

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 69

1. Deskripsi Data ............................................................................... 69

2. Analisis Data ................................................................................. 74

a. Uji Normalitas ......................................................................... 74

b. Uji Homogenitas ..................................................................... 75

c. Uji Hipotesis ........................................................................... 76

B. Pembahasan........................................................................................ 77

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 84

A. Kesimpulan ........................................................................................ 84

B. Saran .................................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86

LAMPIRAN .................................................................................................... 88

Page 13: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Bulutangkis Universitas Lampung

merupakan kegiatan penyaluran bakat dan minat mahasiswa dibidang

olahraga, khususnya cabang olahraga bulutangkis. Permainan bulutangkis

terdiri atas beberapa teknik, di antaranya; teknik servis, forehand, backhand,

lob, dropshot, drive dan smash, (Tony Grice, 2002 : 85). Dari berbagai teknik

tersebut ada beberapa teknik yang membutuhkan lompatan untuk melakukan

teknik tersebut, misalkan seperti teknik servis jump, jump smash. Dalam

perkembangan bulutangkis saat ini kemampuan lompatan atlet sangat penting

karena banyak teknik pada permainan bulutangkis yang memakai lompatan.

Namun, tidak sedikit mahasiswa yang tergabung dalam UKM Bulutangkis

mengalami kesulitan dalam melakukan teknik lompatan dalam melakukan

jump smash yang mengakibatkan hasil smash sangat lemah. Banyak faktor

yang menjadi penyebab, diantaranya adalah kemampuan lompatan pemain

yang belum optimal. Salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan dalam

jump smash adalah kekuatan otot tungkai, karena untuk menghasilkan jump

smash yang sempurna diperlukan daya ledak pada otot tungkai. Untuk

Page 14: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

2

menghasilkan daya ledak otot tungkai yang optimal dibutuhkan suatu latihan

yang berhubungan dengan otot tungkai.

Ilmu kepelatihan perlu dipelajari karena protein aktif untuk menjadi prestasi

membutuhkan proses. Untuk itu mendesain latihan yang tepat untuk

meningkatkan lompatan sangat perlu dilakukan penelitian agar latihan yang

dilakukan dapat bermanfaat dan tidak merusak tubuh atlet, karena latihan

yang salah dapat membuat atlet cidera dan tidak mendapat hasil yang

seharusnya dicapai. Untuk menciptakan sebuah metode latihan meningkatkan

lompatan yang sesuai tentunya seorang pelatih harus memperhatikan dari

berbagai aspek, dari pemilihan model atau jenis latihan, penentuan volume,

intensitas, durasi, recovery, set dan repetisi harus tepat dan sesuai dengan

komponen latihan.

Berdasarkan pengamatan penulis pada latihan bersama di UKM Bulutangkis

Universitas Lampung ternyata gerakan lompatan yang dilakukan oleh pemain

belum memaksimalkan komponen pendukung dalam melakukan jump smash,

pada saat latih tanding/sparing sebagian pemain melakukan gerakan smash

tidak melompat dengan sempurna dan tidak maksimal sehingga hasil smash

tidak mematikan dapat dikembalikan oleh lawannya dan latihan yang

diberikan khususnya untuk meningkatkan lompatan masih kurang, di UKM

hanya mengandalkan latihan yang bersifat teknik, sehingga lompatan pemain

dianggap masih kurang. Untuk mengetahui hasil latihan yang baik dan efektif

perlu dilakukan penelitian tentang meningkatkan daya ledak otot tungkai pada

pemain bulutangkis. Pada kesempatan ini penulis akan meneliti tentang

Page 15: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

3

pengaruh latihan skipping dan loncat naik turun bangku yang tujuan

utamanya untuk meningkatkan hasil jump smash yang maksimal dan baik.

Lingkup yang dilatih dalam latihan skipping dan loncat naik turun bangku

adalah power otot tungkai. Melalui latihan ini percaya dapat membakar kalori

serta meningkatkan power otot tungkai. Latihan skipping adalah latihan

kardio sederhana yang berdampak besar bagi power otot tungkai sehingga

dengan latihan tersebut diharapkan akan memberikan efektifitas dan

meningkatkan hasil jump smash. Program latihan untuk mengembangkan

kekuatan dan daya ledak otot dapat dilakukan dengan latihan latihan tahanan

(resistance exercise), di mana kita harus mengangkat, mendorong atau

menarik suatu beban, beban itu bisa berupa beban dari luar (exerternal

resistance), ataupun anggota tubuhnya sendiri.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang “Pengaruh latihan skipping

dan loncat naik turun bangku terhadap daya ledak otot tungkai pemain

bulutangkis Universitas Lampung tahun 2018 ”.

B. Identifkasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, identifikasi

masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Kurang tinggi lompatan pada saat melakukan jump smash sehingga

hasilnya tidak sempurna.

2. Gerakan lompatan yang dilakukan pada saat jump smash belum

maksimal.

Page 16: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

4

3. Ketika melakukan lompatan jump smash dalam keadaan lambat.

4. Belum ada latihan yang efektif untuk jump smash pemain Bulutangkis

UKM.

C. Batasan Masalah

Dari banyaknya masalah yang muncul, maka perlu diadakan pembatasan

masalah, agar penelitian ini lebih mendalam pengkajiannya. Adapun

pembatasan masalahnya yaitu:

1. Latihan skipping yang mempengaruhi daya ledak otot tungkai pemain

bulutangkis Universitas Lampung.

2. Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi daya ledak otot

tungkai pemain bulutangkis Universitas Lampung.

3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang

mempengaruhi daya ledak otot tungkai pemain bulutangkis Universitas

Lampung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang

dikemukakan, maka dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh latihan skipping terhadap daya ledak otot tungkai

pemain bulutangkis Universitas Lampung.

2. Apakah ada pengaruh latihan loncat naik turun bangku terhadap daya

ledak otot tungkai pemain bulutangkis Universitas Lampung..

Page 17: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

5

3. Manakah yang lebih berpengaruh antara latihan skipping dan latihan

loncat naik turun bangku terhadap daya ledak otot tungkai pemain

bulutangkis Universitas Lampung.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh latihan skipping terhadap daya

ledak otot tungkai bawah pemain bulutangkis Universitas Lampung.

2. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh latihan loncat naik turun

bangku terhadap daya ledak otot tungkai bawah pemain bulutangkis

Universitas Lampung.

3. Untuk mengetahui latihan mana yang lebih baik antara latihan skipping

atau latihan loncat naik turun bangku terhadap daya ledak otot tungkai

pemain bulutangkis Universitas Lampung.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khusus bagi penulis dan

umumnya bagi yang berkepentingan dalam bidang olahraga khususnya

bulutangkis . Adapun yang menjadi harapan peneliti dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Page 18: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

6

Dengan penelitian ini penulis berharap antara lain :

1. Bagi atlet

Meningkatkan pengetahuan atlet dalam melatih otot tungkai

menggunakan skipping dan loncat naik turun bangku.

2. Bagi pelatih

Sebagai salah satu metode dalam melatih atlet khususnya dalam skipping

dan loncat naik turun bangku untuk daya ledak otot tungkai.

3. Bagi UKM bulutangkis Universitas Lampung

a. Salah satu pertimbangan dalam melaksanakan pembinaan dan latihan

untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai pemain bulutangkis

Universitas Lampung.

b. Untuk memberikan informasi dan memperkaya pengetahuan tentang

latihan skipping dan latihan loncat naik turun bangku terhadap daya

ledak otot tungkai pemain bulutangkis Universitas Lampung.

4. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan daya ledak otot tungkai dalam olahraga bulutangkis. Dan

juga memberikan pengalaman berharga untuk pembelajaran dalam

olahraga bulutangkis

5. Bagi Program Studi

Sebagai informasi dan pengembangan ilmu bagi pihak yang ingin

melaksanakan penelitian.

Page 19: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

7

G. Penjelasan judul

1. Pengertian Pengaruh

Poerwadarminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau

timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang

berkuasa atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain

(Poerwadarminta, 1986: 731). Bila ditinjau dari pengertian diatas, dapatlah

disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya yang ada atau timbul

dari suatu hal, atau dengan kata lain memiliki hasil atau akibat.

2. Pengertian latihan

Menurut Sukadiyanto (2005:1), Menerangkan bahwa pada prinsipnya

latihan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu

untuk meningkatkan kualitas fisik kemampuan fungsional peralatan tubuh

dan kualitas psikis anak latih.

3. Skipping

Menurut Muhammad Muhyi Faqur 2009: 23 sasaran ataupun tujuan dalam

lompat tali adalah mengembangkan daya tahan, mengembangkan

kekuatan kaki dan lengan, mengembangkan kekuatan kardiovaskuler,

membantu memahami ritme gerakan melalui aktivitas ini,

mengembangkan koordinasi gerakan tangan dan kaki, membantu

mengembangkan keseimbangan tubuh yang baik. Jadi dapat disimpulkan

bahwa latihan skipping dapat meningkatkan kekuatan pada kaki pemain.

4. loncat naik turun bangku

Latihan loncat naik turun bangku adalah metode latihan untuk melatih

kekuatan otot kaki. Latihan loncat naik turun bangku merupakan bentuk

Page 20: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

8

metode latihan untuk mengembangkan kondisi fisik dengan sasaran utama

adalah power tungkai. Latihan naik turun bangku merupakan salah satu

dari latihan plyometric, di mana menurut (Chu & Myer, 2013),

menjelaskan bahwa plyometric adalah teknik latihan yang digunakan oleh

atlet di semua jenis olahraga untuk meningkatkan kekuatan dan daya

ledak.

5. Daya ledak

Daya ledak yaitu kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan

maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sesingkat singkatnya

( Sajoto, 1995:17 ).

6. Otot Tungkai

Tungkai sebagai salah satu anggota gerak bagian bawah tubuh yang

memiliki peran penting dalam unjuk kerja olahraga. Tungkai melibatkan

tulang-tulang pembentuk otot tungkai baik atas maupun bawah. Tulang-

tulang pembentuk otot meliputi, tulang-tulang kaki, tulang-tulang tibia dan

fibula, serta tulang femur (Reven, 1981: 14).

a. Tungkai bawah tersusun atas tulang-tulang :

1) paha atau femur, berjumlah sepasang

2) tempurung lutut atau patela, berjumlah sepasang

3) kering atau tibia, berjumlah sepasang

4) betis atau fibula, berjumlah sepasang

5) ruas pergelangan kaki atau tarsal, berjumlah 2 × 7 buah

6) telapak kaki atau metatarsal, berjumlah 2 × 5 buah

7) ruas jari kaki atau falanges berjumlah 2 × 14 ruas

Page 21: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

9

b. Sendi anggota bawah

1) Sendi lutut adalah sendi engsel dengn perubahan dan yang dibentuk

oleh kedua kondil femur yang bersendi dengan permukaan superior

dari kondil-kondil tibia.

2) Sendi tibio-fibuler, sendi-sendi ini dibentuk antara ujung atas dan

ujung bawah ke dua tulang tungkai bawah.

3) Sendi pergelangan kaki, terdiri dari ujung-ujung tulang kering serta

tulang betis dan tumit.

c. Otot penunjang gerak tungkai bawah

1) Muskulus Tibialis anterior, muskulus ekstensor falangus lungus,otot

kedang jempol, tendon arkiles, otot ketul empu, otot tulang kering

belakang, otot kedang jari (Arip Syaifuddin, 1992:57).

Page 22: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar Gerak

1. Pengertian belajar gerak

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon

muscular dan diekspresikan dalam gerakan tubuh. Didalam belajar gerak

yang dipelajari adalah pola-pola gerakan keterampian tertentu misalnya

gerak-gerak keterampilan olahraga. Di dalam mempelajari gerakan

olahraga, anak berusaha untuk mengerti gerakan yang dipelajari, kemudian

apa yang dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk

mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian

sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari.

Dengan uraian tersebut menjadi jelas bahwa dalam belajar gerak

melibatkan unsur fisik, fikir, maupun emosi dan perasaan. Namun perlu

dicatat bahwa tujuan utama belajar gerak adalah untuk meningkatkan

keterampilan gerak.

2. Ranah gerak

Kata “ranah” adalah terjemahan dari kata “domain” yang bisa diartikan

bagian atau unsur. Gerak tubuh merupakan salah satu kemampuan

manusia untuk melaksanakan hidupnya. Gerak tubuh manusia biasa

Page 23: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

11

diklarifikasikan menjadi beberapa macam. Anita J. Harrow (1972)

membedakan tubuh manusia menjadi 6 klasifikasi, yaitu :

(1) Gerak refleks (4) Kemampuan fisik

(2) Gerak dasar fundamental (5) Gerak keterampilan

(3) Kemampuan perceptual (6) Komunikasi non diskursif

Gerak merupakan suatu perubahan keadaan atau tempat dari suatu benda

pada titik keseimbangan awal. Secara sederhana gerak dapat berarti

perpindahan posisi. Ada 2 jenis gerak yaitu gerak biasa dan gerak refleks.

Gerak biasa merupakan gerak yang disadari. Hantaran impuls pada gerak

biasa dimulai dari reseptor sebagai penerima rangsang. Impuls tersebut

kemudian dihantarkan menuju neuron sensorik untuk kemudian diolah di

otak. Respons dari otak kemudian oleh saraf motorik dihantarkan ke efektor

sehingga terjadilah gerakan.

Urutan perjalanan impuls pada gerak biasa secara skematis sebagai berikut:

Impuls Reseptor` Saraf Sensorik Otak Saraf Motorik

Efektor Gerak

Agar lebih memperjelas tentang proses terjadinya gerak sadar, berikut

adalah contoh gambar dari gerak sadar:

Gambar 1. Gerak Biasa

Page 24: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

12

Gerak refleks merupakan gerak yang tidak disadari. Hantaran impuls pada

gerak refleks mirip seperti gerak biasa. Bedanya impuls pada gerak refleks

tidak melalui pdengolahan oleh pusat saraf. Neuron di otak hanya berperan

sebagai konektor saja.

Ada dua macam neuron konektor, yaitu neuron konektor di otak dan di

sumsum tulang belakang. Urutan perjalanan impuls pada gerak refleks secara

skematis sebagai berikut:

Impuls Reseptor Saraf Sensorik Sumsum Tulang Belakang

Saraf Motorik Gerak

Agar lebih memperjelas tentang proses terjadinya gerak sadar, berikut adalah

contoh gambar dari gerak tidak sadar/refleks:

Gambar 2. Gerak Refleks

Untuk menguasai suatu keterampuilan gerak seorang harus melalui beberapa

tahapan belajar gerak, secara sistematik terjadi perubahan kemampuan dalam

penguasaan keterampilan gerak akibat adanya proses belajar gerak (motor

learning), adapun fase belajar gerak Fits dalam Adam (1991) dan hal yang

sama Albernethy (2013) dan juga yang dijelaskan Herman Tarigan (2019)

Page 25: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

13

bahwa fase perubahan yang terjadi dari keterampilan motorik (stages in the

acquistion of motor skill), yaitu: fase kognitif, fase asosiasi, dan fase otonom.

1) Fase Kognitif

Fase kognitif merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan,

disini anak berusaha untuk memahami bentuk gerakan yang dipelajari,

kemudian mencoba untuk melakukan berulang-ulang. Pada fase ini

efektifitas kognitif atau aktivitas berfikir masih menonjol karena harus

belajar memahami bagaimana bentuk gerakan dan bagaimana harus

melakukannya. Pada saat anak mencoba berulang-ulang melakukan gerakan,

gerakannya masih sangat dipengaruhi oleh fikirannya. Ia berusaha

menampilkan bayangan gerakan yang ada dalam fikirannya ke dalam

gerakan tubuh yang senyatanya.

Untuk menampilkan bayangan gerakan ke dalam gerakan yang senyatanya,

pada awalnya seringkali anak masih mengalami kesulitan. Namun dengan

cara berulang-ulang melakukan bagian demi bagian gerakan, ia akan

semakin mampu melakukannya dengan bentuk gerakan yang makin

menyerupai dengan gerakan yang dibayangkannya. Pada fase kognitif,

apabila gerakan keterampilan yang dipelajari cukup rumit dan meliputi

rangkaian gerakan yang bermacam-macam, di dalam mempraktekannya

dilakukan cara dengan cara mempraktekan bagian demi bagian gerakan.

Dengan demikian anak akan lebih mudah menguasainya.

2) Fase Asosiatif

Fase asosiatif merupakan fase kedua dalam belajar gerak keterampilan.

Yang membatasi antara fase kognitif dan fase asosiatif adalah dalam hal

Page 26: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

14

rangkaian gerakan yang bisa dilakukan oleh anak. Pada fase asosiatif, anak

sudah sampai pada taraf merangkaikan bagian-bagian gerakan bisa

dilakukan apabila bagian-bagian gerakannya sudah bisa dilakukan terlebih

dahulu.

Pada fase asosiatif ini, dengan cara melakukan rangkaian gerakan secara

berulang-ulang, penguasaan atas gerakan akan semakin meningkat.

Peningkatan penguasaan atau keterampilan gerak akan nampak dalam hal:

gerakan semakin lancar, makin sesuai dengan kemauan atau makin sesuai

dengan bayangan gerakan yang ingin dilakukan, kesalahan gerakan semakin

berkurang dan makin konsisten, dan pelaksanaannya makin halus. Setelah

anak mampu melakukan rangkaian gerakan dengan baik, ia kemudian

memasuki fase yang terakhir yaitu fase otonom.

3) Fase otonom

Fase otonom merupakan fase akhir dalam belajar gerak keterampilan. Pada

fase ini anak mencapai tingkat penguasaan gerakan yang tertinggi. Anak

bisa melakukan rangkaian gerakan keterampilan secara otonom dan secara

otomatis. Gerakan bisa dilakukan secara otonom artinya adalah bahwa anak

mampu melakukan gerakan keterampilan tertentu walaupun pada saat

bersamaan ia harus melakukan aktivitas lainnya. Misalnya pada pemain bola

voli, ia harus melakukan semes dengan baik walaupun harus sambil

memperhatikan posisi pengeblok dan mencari posisi lawan yang lemah.

Sedangkan gerak yang bisa dilakukan secara otomatis adalah gerakan yang

bisa dilakukan seperti yang dikehendaki walaupun ia tidak melahirkan

unsur-unsur bentuk gerakan yang ingin dilakukannya itu. Misalnya pada

Page 27: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

15

pemain bola oli yang mendapatkan umpan, begitu ia mengamati situasi

permainan dan memutuskan bahwa harus melakukan semes pool, maka

tanpa berpikir semes pool itu gerakannya bagaimana, ia mampu

melakukannya dengan baik.

B. Keterampilan Gerak

Keterampilan gerak merupakan factor yang sangat penting dalam olahraga.

Prestasi olahraga yang tinggi tidak terlepas dari factor keterampilan gerak.

Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kebenaran mekanika tubuh,

berpengaruh terhadap efisiensi penggunaan tenaga. Oleh karena itu dalam

upaya mencapai prestasi olahraga yang tinggi, pembinaan kualitas

keterampilan gerak sama pentingnya dibanding pembinaan kualitas daya

fisik.

Keterampilan gerak menurut Herman Tarigan (2019) adalah kemampuan

untuk melakukan gerakan secara efisien dan efektif. Keterampilan gerak

merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan control atas bagian-

bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan. Makin kompleks pola gerak yang

harus dilakukan, makin kompleks juga koordinasi dan control tubuh yang

harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.

Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan cara

memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai

dengan kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerak yang telah dilakukan.

Untuk menguasai suatu keterampilan gerak, seorang harus melalui beberapa

tahapan belajar gerak, secara sistematik terjadi perubahan kemampuan

Page 28: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

16

dalam penguasaan keterampilan gerak akibat adanya proses belajar gerak

(motor learning).

Adapun fase belajar gerak yang dikutip oleh Herman Tarigan (2019)

menurut Fits dalam Adam (1991) dan hal yang sama Albernethy (2013)

menyebutnya dengan fase perubahan yang terjadi dari keterampilan motorik

(stages in the acquisition of motor skill) yaitu :

1) fase kognitif

2) fase asosiatif

3) fase otonom

a) Teknik memegang raket

Ada beberapa macam tipe pegangan raket yaitu :

1) Pegangan gebuk kasur (America grip)

2) Pegangan forehand (forehand grip)

3) Pegangan backhand (backhand grip)

4) Pegangan kombinasi/campuran (combination grip)

a. Pegangan forehand

Teknik pegangan forehand dilakukan ibu jari dan jari telunjuk

menempel pada bagian permukaan pegangan yang sempit (sejajar

dinding kepala raket).

b. Pegangan Backhand

Dari posisi teknik pegangan forehand dapat dialihkan ke teknik

pegangan backhand, yakni dengan memutar raket seperempat putaran

kea rah kiri. Dari pegangan backhand dapat dialihkan ke teknik

pegangan gebuk kasur dengan memutar setengah putaran kea rah kiri.

Page 29: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

17

Keuntungan pegangan bacjhand adalah pemain dengan leluasa dapat

mengembalikan bola yang datangnya di sebelah kiri badan.

Sebaliknya kelemahan dari teknik pegangan ini, atlet akan kesukaran

dalam mengembalikan bola, terutama smash yang mengarah ke

sebelah kanan badan.

b) Teknik memukul bola (strokes)

Macam-macam teknik dasar pukulan dalam permainan bulutangkis

adalah servis panjang, servis pendek, lob, smash, drop shot, chop,

drive dan netting.

1) Servis

Pukulan servis merupakan pukulan yang sangat menentukan dalam

awal perolehan nilai, karena pemain yang melakukan servis dengan

baik dapat mengendalikan jalannya permainan, misalnya sebagai

strategi awal serangan. Dalam permainan bulutangkis ada dua

macam servis, yaitu servis panjang dan servis pendek.

Servis dalam bulutangkis harus sesuai dengan peratuan permainan

bulutangkis. Adapun ketentuan tersebut antara lain :

a) Ketinggian bola saat perkenaan dengan kepala raket berada

dibawah pinggang

b) Saat perkenaan dengan bola, kepala raket harus condong ke

bawah

c) Kedua kaki berada pada bidang servis, tidak menyentuh garis

tengah atau garis depan

Page 30: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

18

d) Tidak ada gerakan ganda (saat ayunan memukul sampai

perkenaan dengan bola satu kali gerakan). Gerakan raket harus

berkelanjutan tanpa adanya saat yang putus-putus

1. Servis pendek

Pelaksanan servis pendek dapat dilaksanakkan dengan cara

forehand maupun backhand :

a) Berdirilah sedekat mungkin dari garis depan

b) Letak kedua kaki dapat sejajar atau depan-belakang

menyesuaikan kebiasaan

c) Bola dipegang salah satu tangan dengan ketinggian di bawah

pinggang

d) Kepala raket ditempatkan di belakang kepala bola

e) Tentukan arah sasaran servis, lihat bol, lakukan pukulan

dengan halus untuk mendapatkan arah bola yang sesuai sasaran

dan tipis di atas net.

2. Servis panjang

Pelaksanaan servis panjang biasanya dilaksanakan dengan cara

forehand service tinggi sering dilakukan dalam permainan tunggal,

latihan servis tinggi sering diabaikan oleh pemain maupun pelatih,

padahal servis tinggi yang baik juga menentukan akhir dari

permainan. Prinsip pada servis tinggi yang baik adalah melambung

tinggi dan jatuhnya dibidang belakang lapangan lawan, sedekat

mungkin dengan garis belakang.

Page 31: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

19

a. Forehand Service

1) Servis Forehand Pendek

Tujuan servis pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak

bisa melakukan serangan. Selain itu lawan dipaksa berada

dalam posisi bertahan. Variasi arah dan sasaran servis

pendek ini dapat dilatih secara serius dan sistematis. Kok

harus dipukul denga ayunan raket yang relatif pendek. Pada

saat perkenaan dengan kepala (daun) raket dan kok, siku

dalam keadaan bengkok, untuk menghindari penggunaan

tenaga pergelangan tangan, dan perhatikan peralihan titik

berat badan Anda. Cara latihannya adalah menggunakan

sejumlah kok dan dilakukan secara berulang-ulang.

2) Servis Forehand Tinggi

Jenis servis ini terutama digunakan dalam permainan

tunggal. Kok harus dipukul dengan menggunakan tenaga

penuh agar kok melayang tinggi dan jatuh tegak lurus di

bagian belakang garis lapangan lawan.

b. Backhand Service

1) Sikap berdiri adalah kaki kanan di depan kaki kiri, dengan

ujung kaki kanan mengarah ke sasaran yang diinginkan.

Kedua kaki terbuka selebar pinggul, lutut dibengkokkan,

sehingga dengan sikap seperti ini, titik berat badan berada

di antara kedua kaki. Jangan lupa, sikap badan tetap rileks

dan penuh konsentrasi.

Page 32: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

20

2) Ayunan raket relatif pendek, sehingga kok hanya didorong

dengan bantuan peralihan berat badan dari belakang ke kaki

depan, dengan irama gerak kontinu dan harmonis. Hindari

menggunakan tenaga pergelangan tangan yang berlebihan,

karena akan mempengaruhi arah dan akurasi pukulan.

3) Sebelum melakukan servis, perhatikan posisi dan sikap

berdiri lawan, sehingga dapat mengarahkan kok ke sasaran

yang tepat dan sesuai perkiraan.

4) Biasakan berlatih dengan jumlah kok yang banyak dan

berulang-ulang tanpa mengenal rasa bosan, sampai dapat

menguasai gerakan dan ketrampilan servis ini dengan utuh

dan baik/sempurna.

2) Lob (clear)

Pukulan lob merupakan pukulan yang paling sering dilakukan oleh

setiap pemain bulutangkis. Pukulan lob sangat penting dalam

mengendalikan permainan bulutangkis, sangat baik untuk

mempersiapkan serangan atau untuk membenahi posisi sulit saat

mendapat tekanan dari lawan. Posisi tubuh sangat menentukan

untuk dapat melakukan pukulan lob yang baik, sehingga kaidah-

kaidah teknik latihan ini harus dilaksanakan pada saat latihan.

Pemain harus berada di posisi sedemikian rupa sehingga bola dapat

berada diatas depan kepalanya, posisi demikian memungkinkan

pemain memukul bola dengan leluasa, sehingga arah bola sukar

ditebak.

Page 33: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

21

3) Smash

Pukulan smash merupakan pukulan over head yang mengandalkan

kekuatan dan kecepatan lengan serta lecutan pergelangan tangan

agar bola meluncur tajam menukik. Baik smash lurus maupun

smash silang, kedunyan dapat dipukul dengan ayunan yang sama.

Latihan untuk meningkatkan kerasnya smash dilakukan dengan

latihan berbeban atau dengan raket squash. Adapun dosis latihan

untuk melaksanakan program latihan dengan raket squash atau alat

lain yang tujuannya untuk meningkatkan daya gerak dapat

berpedoman pada aturan program latihan power endurance, yaitu :

a) Drive forehand dan backhand

b) Frekuensi pukulan antara 6-12 kali

c) Set antara 6-8 set

d) Istirahat antara set yaitu 2-3 menit

e) Irama cepat

4) Drop shot

Drop shot adalah pukulan menyerang dengan menempatkan bola

tipis dekat jaring pada lapanga lawan. Drop shot mengandalkan

kemampuan feeling dalam memukul bolasehingga arah dan

ketajaman bola tipis di atas net serta jatuh dekat net.

Latihan untuk menguasai drop shot berpedoman pada latihan

pembiasaan. Karena drop shot tidak memerlukan tenaga yang

besar, maka teknik latihan yang tepat adalah diulang-ulang dengan

frekuensi yang banyak (frekuensi dapat dilaksanakan berkisar 450

Page 34: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

22

servis pendek per sasaran setiap sesi latihan). Arah umpan harus

bervariasi, pelatih harus dapat menciptakan arah umpan mirip

dengan keadaan dalam suatu pertandingan bulutangkis.

5) Drive

Pukulan drive adalah jenis pukulan keras dan cepat yang arahnya

mendatar. Pukulan drive biasanya digunakan untuk menyerang

atau mengembalikan bola dengan cepat secara lurus maupun

menyilang ke daerah lawan, baik dengan forehand maupun

backhand.

Latihan untuk menguasai drive antara lain :

a) Untuk atlet pemula berlatih memukul bola secara mendatar

dengan umpan diarahkan ke samping badan (baik forehand

maupun backhand)

b) Atlet yang sudah mahir dapat berlatih dengan metode drill,

yaitu diumpan dengan factor kesulitan yang tinggi (pelati

berdiri di atas kursi)

c) Berpasangan pengumpan siap dekat net arah pukulan

menyerang sedemikian rupa sehingga menambah factor

kesulita yang dilatih

d) Pemain menggunakan raketyang lebih berat (squash) untuk

meningkatkan daya pukul sehingga menghasilkan pukulan

drive yang keras

Page 35: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

23

6) Netting

Netting adalah pukulan pendek yang dilakukan didepan net dengan

tujuan untuk mengarahkan bola setipis mungkin jaraknya dengan

net didaerah lawan. Netting sangat menentukan akhir dari

pertandingan bulu tangkis, kualitas netting yang baik

memungkinkan pemain mendapatkan umpan dari lawan untuk di

smes atau diserang dengan pukulan mematikan yang lain. Untuk

menghasilkan pukulan netting yang baik dan setipis mungkin,

pemain harus dapat menempatkan posisi badannya dengan baik

sehingga saat memukul sedapat mungkin posisi bola masih diatas

atau atau jarak dengan bibir net masih tipis, konsentrasi harus

tinggi namun relaks.

C. Latihan

1. Teori Latihan

Menurut Fox dan Matheus dalam Sajoto (2007:138), dikemukakan

bahwa frekuensi latihan 3-5 kali per minggu adalah cukup efektif.

Sedangkan Brooks dan Fahey dalam Sajoto (2007:138),

mengemukakan bahwa latihan hendaknya dengan frekuensi antara 3-5

kali perminggu dengan waktu latihan antara 20-60 menit dalam

intensitas tidak terlalu tinggi.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas peneliti dalam

memberikan latihan menggunakan frekuensi latihan 3 kali dalam

seminggu untuk latihan, yaitu pada hari Senin, kamis dan Jumat,

Page 36: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

24

dengan waktu setiap kali pertemuan 90 menit. Dalam penelitian ini

peneliti berusaha memberikan arahan dan contoh gerakan latihan naik

turun bangku dan latihan skipping sebelum latihan dilaksanakan.

Menurut Sukadiyanto (2005:1), Menerangkan bahwa pada prinsipnya

latihan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik,

yaitu untuk meningkatkan kualitas fisik kemampuan fungsional

peralatan tubuh dan kualitas psikis anak latih. Beberapa ciri latihan

menurut Sukadiyanto (2005:7), adalah

a) Suatu proses untuk pencapaian tingkat kemampuan yang lebih

baik dalam berolahraga, yang memerlukan waktu tertentu

(pentahapan) serta memerlukan perencanaan yang tepat dan cermat.

b) Proses latihan harus teratur dan progresif. Teratur maksudnya

latihan harus dilakukan secara ajeg, muju, dan berkelanjutan

(kontinyu). Sedangkan bersifat progresif maksudnya materi latihan

diberikan dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke

yang lebih sulit (kompleks), dari yang ringan ke yang berat.

c) Pada setiap kali tatap muka (satu sesi atau satu unit latihan) harus

memiliki tujuan dan sasaran.

d) Materi latihan harus berisikan materi teori dan paktik, agar

pemahaman dan penguasaan keterampilan menjadi relatif

permanen.

Menggunakan metode tertentu, yaitu cara paling efektif yang

direncanakan secara bertahap dengan memperhitungkan faktor kesulitan,

kompleksitas gerak, dan menekan pada sasaran latihan. Berdasarkan

Page 37: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

25

pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa latihan merupakan

suatu proses secara teratur yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

hasil yang memuaskan bisa berupa aktivitas fisik juga lainnya.

2. Tujuan Latihan

Menurut Sukadiyanto (2005:8) sasaran latihan secara umum adalah

untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan olahragawan dalam

mencapai puncak prestasi.

Lebih lanjut Sukadiyanto (2005:9), menjelaskan sasaran latihan dan

tujuan latihan secara garis besar antara lain:

a) Meningkatkan kualitas fisik dasar dan umum secara menyeluruh

b) Mengembangkan dan meningkatkan potensi fisik khusus

c) Menambah dan menyempurnakan teknik

d) Menambah dan menyempurnakan strategi, teknik, taktik, dan pola

bermain

e) Meningkatkan kualitas dan kemampuan psikis olahragawan dalam

bertanding.

Berdasarkan pendapat pakar di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

dan sasaran latihan adalah meningkatkan kualitas yang akan dicapai.

Sehubungan dengan hal tersebut untuk mencapai hasil yang maksimal

maka tujuan sasaran latihan harus tepat dan sesuai.

3. Prinsip-prinsip Latihan

Prinsip latihan menurut Bompa (1994) dan Marten (1990) yang dikutip

Giri Wiarto (2013:153) terdiri dari 10 prinsip,yaitu sebagai berikut :

Page 38: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

26

a) Prinsip Kesiapan

Prinsip ini materi dan dosis latihan harus disesuaikan dengan usia

atlet. Atlet yang belum dewasa lebih sedikit untuk mampu

memanfaatkan latihan. Hal demikian karena terdapat perbedaan

dalam kematangan, baik kematangan otot, power maupun

psikologis.

b) Prinsip individualisasi

Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda.

Demikian juga dalam merespon beban latihan untuk setiap atlet

berbeda-beda. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perbedaan

terhadap kemampuan atlet dalam merespon beban latihan adalah

keturunan, kematangan, gizi, waktu istirahat dan tidur, kebugaran,

lingkungan, cidera dan motivasi.

c) Prinsip beban berlebih

Prinsip ini menggambarkan bahwa beban latihan harus diberikan

secara cukup berat, intensitas tinggi dan dilakkan secara berulang-

ulang. Apabila beban terlalu berat, akan mengakibatkan tubuh tidak

mampu beradaptasi sedangkan apabila beban terlalu ringan tidak

akan berpengaruh terhadap kualitas latihan atlet.

d) Prinsip peningkatan

Ketika latihan beban latihan harus bertambah secara bertahap dan

kontinu. Prinsip ini harus memperhatikan frekuensi latihan,

intensitas latihan dan durasi latihan untuk setiap latihan.

e) Prinsip kekhususan

Page 39: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

27

Setiap atlet melakukan latihan pasti memiliki tujuan. Materi latihan

harus dipilih sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga. Berikut

adalah pertimbangan dalam menerapkan prinsip kekhususan yaitu

spesifikasi kebutuhan energi, spesifikasi bentuk dan model latihan,

spesifikasi ciri gerak dan kelompok otot, dan waktu latihan.

f) Prinsip variasi

Ketika melakukan latihan yang terus menerus, pastilah atlet akan

merasa bosan apabila bentuk dan model latihan yang diberikan

monoton. Untuk menghindari kejenuhan dan kebosanan, maka

latihan harus disusun secara variatif.

g) Prinsip pemanasan dan pendinginan

Pemanasan adalah hal yang sangat penting dilakukan sebelum

melakukan aktifitas fisik. Fungsi pemanasan adalah untuk

mempersiapkan otot agar berkontraksi dan mempermudah oksigen

lepas dari hemoglobin dan menaikan pemakaian volume oksigen.

Pendinginan sama pentingnya dengan pemanasan. Aktivitas

pendinginan terjadi proses penurunan kondisi tubuh dari latihan

berat menuju keadaan normal.

h) Prinsip latihan jangka panjang

Prestasi tidak dapat diraih seperti membalikan telapak tangan.

Untuk memperoleh prestasi harus melalui proses latihan dalam

jangka waktu lama.

Page 40: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

28

i) Prinsip multilateral

Prinsip multilateral mencakup keserasian semua organ dan sistem

tubuh serta proses fisikologis dan psikisnya. Perkembangan fisik

merupakan salah satu syarat untuk memungkinkan tercapainya

perkembangan fisik khusus dan keterampilan dapat dikuasai secara

sempurna.

j) Prinsip partisipasi aktif berlatih

Selama latihan atlet harus diberikan informasi mengenai tujuan

tujuan latihan dan efek efek latihan yang dilakukannya. Selain itu

seorang atlet senantiasa menjaga kesehatannya, cukup istirahat dan

tidak melakukan hal hal yang merugikan dirinya.

D. Latihan Skipping dan Latihan Loncat naik turun bangku

1. Latihan Skipping

Skipping merupakan olahraga yang sejak zaman dulu digemari dari

berbagai negara. Olahraga skipping merupakan olahraga yang

mengunakan seutas tali untuk melakukan lompatan. Olahraga skipping

ini degemari oleh atlet-atlet dari berbagai macam cabang, misalnya bola

voli, badminton, tinju, dan olahraga yang lain. Olahraga skipping

digemari karena dengan melakukan olahraga skipping ini dapat

meningkatkan kekuatan, kelincahan, keseimbangan. Olahraga ini

sampai saat ini masih menjadi pilihan dari berbagai cabang olahraga.

Saat ini perkembangan skipping juga sangat hebat, skipping mengalami

perkembanan dari segi variasi pengunaan maupun bahan yang

Page 41: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

29

digunakan. Zaman dahulu skipping digunakan hnya untuk meloncat

satu atau dua macam loncatan saja namun sekarang variasi penggunaan

skipping sangat variatif dan berkembang berbagai macam variasi, selain

itu bahan yang digunakan untuk membuat skipping pada zaman dulu

hanya tali saja dan pegangannya hanya dari kayu, namun sekarang

dengan berkembangnya zaman bahan skipping bisa dari plastik yang

bahannya ringan dan mudah digunakan.

Skipping adalah suatu aktivitas yang menggunakan tali dengan kedua

ujung tali dipegang dengan kedua tangan lalu diayunkan melewati

kepala sampai kaki sambil melompatinya.

Menurut Chrissie Gallagher (2006: 99) skipping adalah suatu bentuk

latihan CV (Cardio Vaskuler) yang sangat baik karena dapat

menjadikan sebuah latihan yang sangat berat dan dapat meningkatkan

daya tahan dan kecepatan.

Gambar 3. Gerakan Skipping

a) Tujuan Skipping

Menurut Muhamad Muhyi Faruq (2009: 23) sasaran atau tujuan

skippig adalah: (1) mengembangkan daya tahan, (2) mengembangkan

Page 42: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

30

kekuatan kaki dan lengan, (3) mengembangkan kekuatan

kardiovaskuler, (4) membantu memahami ritme gerakan melalui

aktivitas ini, (5) membantu kordinasi gerakan tangan dan kaki, (6)

mengembangkan keseimbangan tubuh. Pendapat senada juga

disampaikan oleh Soetoto Pontjopoetro (2002: 4.21-4.24) menyatakan

bahwa tujuan lompat tali adalah: (1) melatih keterampilan melompat

dan meloncat, (2) melatih koordinasi antara kedua tangan dan kaki, (3)

melatih otot tungkai agar dapat hasil lompatan yang baik. Dari

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan latihan lompat tali

skipping adalah memaksimalkan ukuran jarak capai atau tinggi

loncatan dan untuk menyelaraskan, mengkoordinasikan loncatan

dengan ayunan supaya tali dapat melewati kaki dan kepala.

b) Teknik dan Variasi dalam Skipping

Variasi dalam lompat tali/skipping ada enam cara menurut Chrissie

Gallagher (2006: 99), yaitu: (1) angkat satu lutut sambil melompat, (2)

melompat maju mundur, setelah itu ke samping, (3) lompati tali

dengan kedua kaki secara bersamaan, (4) lompati tali dengan

lompatan tali disilangkan, (5) lakukan lompatan yang tinggi di atas

tali, dan (6) melakukan lompatan bintang (star jump) di antara waktu

ketika tali berada di bawah. Menurut Muhyi Faruq (2009: 22-29)

dalam melakukan lompat tali ada beberapa cara antara lain adalah

sebagai berikut: (1) melompati tali ditempat dengan menggunakan

kedua kaki, (2) melompati tali dengan salah satu kaki bergantian, (3)

melompati tali dengan satu kaki bergantian sambil berjalan.

Page 43: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

31

Dalam penelitian ini latihan skipping dilakukan dengan cara meloncat

satu kaki bergantian kanan dan kiri, masing-masing kaki 10 repetisi

dan meningkat 4 repetisi setiap 3 kali petemuan, setiap pertemuan 4

set, dilakukan dengan irama secepat mungkin (eksplosif), recovery 30

detik antar set, pemberian perlakuan dilakukan 3x seminggu dengan

lama pemberian 16 kali tatap muka.

2. Latihan Loncat naik turun bangku

Latihan loncat naik turun bangku adalah metode latihan untuk melatih

kekuatan otot kaki. Latihan loncat naik turun bangku merupakan bentuk

metode latihan untuk mengembangkan kondisi fisik dengan sasaran

utama adalah power tungkai. Latihan naik turun bangku merupakan

salah satu dari latihan plyometric, di mana menurut Chu (2000: 4),

menjelaskan bahwa plyometric adalah suatu metode latihan yang

menitik beratkan pada gerakan-gerakan dengan kecepatan tinggi.

Sedangkan menurut Summit (dalam, Lolly, 2001), berpendapat bahwa

plyometric adalah latihan spesifik untuk meningkatkan kemampuan

lompatan yang dilengkapi dengan latihan peregangan dan

mempersingkat terjadinya kontraksi otot, tenaga elastis ini kemudian

dipakai ulang untuk mempersingkat aktivitas otot yang menjadi lebih

kuat. Latihan naik turun bangku sangat diperlukan dalam cabang

olahraga bulu tangkis yaitu apabila memiliki power tungkai yang baik

diharapkan dapat melakukan jumpping dengan baik pada saat

melakukan teknik yang membutuhkan jumpping misalkan saat

Page 44: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

32

melakukan smash saat melakukan block atau melakukan jumping

servis.

Cara melakukan Loncat naik turun bangku:

a) Berdirilah di depan bangku dengan posisi kaki dan badan

menghadap bangku

b) Loncatlah ke atas bangku menggunakan dua kaki secara bersamaan

c) Setelah badan di atas bangku kemudian kembalilah turun dengan

dua kaki juga

d) Lakukan dengan loncat naik turun bangku dengan tempo cepat

Seperti tempo saat bermain skipping

Menurut Dekdikbud (2000: 51), latihan dengan menggunakan metode

loncat naik turun bangku mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:

a) Selalu lakukan pemanasan dan penguluran terutama untuk bagian

kaki

b) Gerakan maksimal diperlukan untuk mencapai hasil yang optimum

c) Penting untuk mengetahui penempatan kaki yang tepat cobalah

untuk mendarat dengan memantapkan posisi pergelangan kaki

d) Istirahat yang cukup di antara waktu pengulangan harus sangat

diperhatikan

e) Gunakanlah berat badan ketika melakukan loncat naik turun

bangku

f) Jagalah tubuh agar tetap seimbang dengan menaikan posisi lutut

setinggi ibu jari tangan.

Page 45: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

33

g) Hindarilah tempat mendarat yang basah: gunakan landasan yang

rata seperti matras, lintasan atletik atau rumput yang kering

h) Tetaplah bertumpu dengan menggunakan telapak kaki bagian

depan

i) Mendaratlah dengan telapak kaki. Hindari mendarat dengan tumit.

Gambar 4. Gerakan Loncat Naik Turun Bangku

Menggunakan bangku Swedia

Dalam penelitian ini latihan loncat naik turun bangku dilakukan dengan

memakai kursi Swedia atau tangga yg sama ukuran nya dengan kursi

Swedia. Ketinggian bangku diturunkan karena untuk menyetarakan

beban dengan latihan skipping. Dosis latihan sama dengan latihan

skipping yaitu 20 repetisi dan meningkat 4 repetisi setiap tiga kali

pertemuan, setiap pertemuan 4 set, dilakukan dengan irama secepat

mungkin (eksplosif), recovery 30 detik antar set, pemberian perlakuan

dilakukan 3x seminggu dengan lama pemberian 16 kali tatap muka.

Page 46: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

34

E. Daya Ledak Otot Tungkai

1. Daya ledak

Daya ledak adalah kekuatan sebuah otot untuk mengatasi tahanan

beban dengan kecepatan tinggi dalam gerakan yang utuh

(Suharno HP, 19898: 36).

Daya ledak yaitu kemampuan seseorang untuk mempergunakan

kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sesingkat

singkatnya ( Sajoto, 1995:17 ).

Power atau daya ledak sering juga disebut eksplosif power atau

muscular power. Menurut Harsono (1988: 24) bahwa “power adalah

kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal, dalam waktu

yang sangat cepat.

Kemudian menurut M. Sajoto (1995: 8) bahwa ”Daya ledak otot

(muscular power) adalah kemapuan seseorang untuk melakukan

kekuatan maksimum, dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu yang

sependek-pendeknya. Power merupakan unsur tenaga yang banyak

dibutuhkan dalam berbagai cabang olahraga khususnya bulutangkis,

walaupun tidak semua cabang olahraga membutuhkan power sebagai

komponen energi utamanya. Adapun wujud gerak dari power adalah

selau bersifat eksplosif.

a) Manfaat power

Adapun kegunaan power adalah :

1) Untuk mencapai prestasi maksimal

Page 47: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

35

2) Dapat mengembangkan teknik bertanding dengan tempo cepat

dan gerak mendadak

3) Memantapkan mental bertanding atlet

4) Simpanan tenaga anaerobik cukup besar (Suharno, 1985: 59).

b) Penerapan Konsep Power dalam Olahraga bulutangkis

Contoh penerapan konsep power dalam olahraga adalah ketika atlet

bulutangkis tidak memiliki smash yang baik dari segi kekuatan dan

kecepatan pukulan, maka kemungkinannya adalah dia tidak

memiliki power yang sempurna. Untuk meningkatkan power

lengan pemain bulutangkis dapat dikembangkan melalui

penambahan latihan kekuatan dan kecepatan otot lengan.

c) Bentuk Latihan Power yang Bisa Digunakan

Beberapa bentuk latihan untuk mengembangkan power diantaranya

adalah dengan melakukan latihan beban/barbels (12 – 16 RM), atau

latihan kekuatan (8 – 12 RM) dan dilanjutkan dengan latihan

kecepatan. Dapat pula melakukan latihan pliometrik. Konsep

latihan pliometrik untuk meningkatkan power adalah latihan yang

dilakukan dengan cara meregangkan (memanjangkan) otot tertentu

sebelum mengkontraksikannya (memendekan) secara eksplosif.

Jika ingin meningkatkan power pada kelompok otot tertentu kita

harus meregangkan kelompok otot tersebut kemudian secara

eksplosif segera memendekan otot tersebut.

Page 48: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

36

Program latihan pliometrik biasanya lebih efektif bila dibandingkan

dengan latihan squats atau squat jump dalam hal mengembangkan

daya ledak otot tungkai. Namun latihan ini harus dilakukan dengan

hati-hati, sebab jika ototnya belum kuat akan mudah terkena

cedera. Sebagai patokan saja apabila akan melakukan latihan

pliometrik pada tungkai, maka kekuatan otot tungkai harus mampu

mengangkat 1 ½ berat badan.

Beberapa bentuk latihan pliometrik khusus untuk tungkai adalah

sebagai berikut :

a) Lompat kodok (frog leap); dari sikap jongkok menolak dengan

kedua kaki ke atas dan depan sejauh-jauhnya.

b) Jingkat; berjingkat-jingkat pada satu kaki dengan menekankan

pada tinggi dan jauhnya lompatan.

c) Hop; memantul-mantul sejauh mungkin dengan kedua kaki

bergantian.

d) Lompat dari ketinggian (Depth jump); lompat dari atas bangku

atau meja dan mendarat dilantai dengan tungkai dibengkokan

(mengeper).

2. Otot tungkai

Tungkai sebagai salah satu angota gerak bawah memiliki peran penting

dalam unjuk kerja olahraga. Tungkai melibatkan tulang-tulang

pembentuk otot tungkai baik atas maupun bawah. Tulang-tulang

Page 49: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

37

pembentuk otot meliputi, tulang-tulang kaki, tulang-tulan tibia dan

fibula, serta tulang femur (Reven, 1981: 14).

Dalam penelitian ini tujuan yang akan dlakukan yaitu terfokus pada otot

tungkai, berikut gambar dari tulang dan otot tungkai

Anggota gerak bawah dikaitkan pada batang tubuh dengan perantara

gelang panggul, meliputi :

a) Tulang pangkal paha (Coxae)

b) Tulang paha (Femur)

c) Tulang kering (Tibia)

d) Tulang betis (Fibula)

e) Tempurung lutut (Patela), tulang pangkal kaki (Tarsalia)

f) Tulang telapak kaki (Meta Tarsilia)

g) Ruas jari-jari kaki (Phalan gea) (Syaifuddin 1997 : 31)

Gambar 5. Tulang pada bagian tungkai

Page 50: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

38

Gambar 6. Otot dibagian tungkai

F. Hakikat Bulutangkis

Bulutangkis adalah suatu jenis olahraga permainan yang sangat populer,

banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja

maupun orang tua. Permainan bulutangkis sudah ada sejak pemerintahan

tentara Dinasti Han di Cina pada abad kedua dan tiga masehi. Permainan

bulutangkis tersebut dianggap sangat berguna untuk melatih ketangkasan

dan kekuatan tentara Dinasti Han.

Bulutangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang

berlawanan. Mirip dengan tenis, bulutangkis dimainkan dengan pemain di

satu sisi bertujuan memukul bola permainan ("kok" atau "shuttlecock")

melewati net agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah ditentukan.

Page 51: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

39

Dia juga harus mencegah hal tersebut terjadi padanya. Tujuan dari

perorangan (tunggal) atau ganda adalah berusaha untuk mengumpulkan

point sebanyak-banyaknya dan berusaha menggagalkan serangan lawan

dan menjaga atau melindungi wilayah lapangannya agar bola/shuttlecock

dari lawan tidak jatuh di dalam wilayah lapangan sendiri. Permainan

bulutangkis dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama 10 dan

kedua diberistirahat, dan setelah waktu istirahat, dilakukan pertukaran

tempat. yang dinyatakan menang adalah tunggal/ganda yang sampai akhir

pertandingan lebih banyak mengumpulkan point,

adapun ketentuan penilaian dalam permainan bulutangkis :

1) Satu set terdiri dari 21 poin.

2) Bila terjadi kedudukan 20 sama, otomatis akan terjadi jus 2 (permainan

akan berakhir pada poin 22).

3) Jus 2 akan otomatis diberlakukan bila kemudian terjadi lagi kedudukan

sama (permainan akan berakhir dengan selisih 2 poin).

4) Bila terjadi kedudukan 29 sama, tidak lagi diberlakukan jus (permainan

akan berakhir pada poin 30).

1. Cara menjadi pemain bulutangkis yang lebih baik

Menguasai dasar permainan

Pukul kok pada bagian tengah nya, dengan cara berlatih untuk bisa selalu

mengarahkan pukulan Anda pada bagian tengah dari ujung kok, atau

“kepalanya”. Anda bisa melatih teknik ini dengan melihat tepat pada kepala

kok ketika kok melambung di atas kepala Anda.

Page 52: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

40

Pukul kok ketika berada dipuncak lambungnya, dengan cara manfaatkan

kecepatan dan ketinggian yang dihasilkan kok pada puncak lambungannya.

Dengan memukul kok pada posisi ini, Anda bisa melakukan smes yang

kuat dan juga mendapatkan pengendalian posisi kok yang lebih baik.

Perhatikanlah posisi puncak lambungan kok dan kalau perlu, berlarilah ke

arahnya sebelum ketinggian dan momentumnya hilang.

Selalu posisikan diri anda kembali ke tengah lapangan, dengan cara jangan

biarkan diri Anda berada di luar posisi setelah mengembalikan kok lawan.

Kembalilah ke tengah lapangan. Dengan ini lawan Anda akan kesulitan

untuk mengarahkan kok ke tempat yang tidak bisa Anda raih. Menunggu

kok di tengah lapangan sambil menggerakan kaki adalah “posisi siaga”

yang baik.

Cobalah untuk memukul kok ke arah garis belakang, dengan cara

Mengarahkan kok ke garis belakang membutuhkan akurasi dan tenaga yang

lebih, tetapi pukulan ini akan memaksa lawan Anda untuk mundur dan

mengerahkan tenaga yang lebih besar untuk mengembalikan kok pada

Anda. Jika Anda tidak yakin harus memukul ke arah mana dan bagian

belakang lawan Anda tidak terjaga, seranglah bagian ini.

Latihlah servis pendek dan servis panjang anda, lalu yang terakhir latihlah

pergerakan kaki anda dengan cara menggerakan kaki anda sedikit-sedikit

kearah datang nya bola.

Page 53: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

41

2. Teknik dasar fisik

a) Sistem pelatihan fisik umum

Program dan aplikasi pelatihan fisik bulutangkis harus dirancang

melalui tahapan sebagai berikut:

1) Persiapan fisik umum yang bertujuan meningkatkan kemampuan

kerja organ tubuh, sehingga memudahkan upaya pembinaan dan

peningkatan semua aspek pelatihan pada tahap berikutnya

2) Persiapan fisik khusus bertujuan meningkatkan kemampuan fisik dan

gerak yang lebih baik menuju pertandingan.

3) Peningkatan kemampuan kualitas gerak khusus pemain. Pada tahap

ini pelatihan bertujuan untuk memahirkan gerakan kompleks dan

harmonis yang dibutuhkan setiap pemain untuk menghadapi

pertandingan.

b) Cara Terbaik untuk Mempersiapkan Kondisi Fisik Umum Pemain

1) Program Latihan Lari

Latihan lari sangat penting dan balk untuk mengasah kemampuan

kerja jantung, paruparu, dan kekuatan tungkai. Membiasakan pemain

berlatih lari selama 40-60 menit tanpa berhenti, yang dilakukan 3-4

kali seminggu, sangat baik untuk membina kemampuan daya tahan

aerobik dan kebugaran umum pemain.

2) Program Latihan Senam

Bentuk-bentuk latihan senam peregangan untuk seluruh bagian tubuh

dan persendian harus mendapat perhatian. Latihan peregangan

Page 54: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

42

hendaknya diselingi gerakan untuk memperkuat bagian tubuh bagian

atas dan bawah yang dilakukan secara bergantian.

3) Program Latihan Loncat Tali

Latihan ini sangat balk untuk membina daya tahan, kelincahan kaki,

dan kecepatan serta melatih kemampuan gerak pergelangan tangan

lebih lentur dan kuat. Proses latihan dapat dilakukan de-ngan loncat

satu kaki secara bergantian (seperti lari biasa), loncat dua kaki, dan

masih banyak bentuk variasinya.

4) Program Latihan Gabungan

Model atau sistem pelatihan ini adalah menggunakan berbagai alat

bantu seperti bangku, gawang ukuran kecil, tiang, tongkat, tali, bola,

dan sebagainya. Tujuan latihan ini adalah membina dan

meningkatkan kamampuan dan kete-rampilan gerak pemain sebagai

upaya untuk pengkayaan gerak. Pelatih harus cermat dan terampil

menciptakan rangkaian gerak yang ada hubungannya dengan

gerakan-gerakan dalam permainan bulutangkis, di samping

memberikan prioritas pada pembinaan aspek-aspek kelincahan,

kegesitan, dan koordinasi gerak yang memang dibutuhkan dalam

bulutangkis.

5) Latihan Pemanasan

Banyak pelatihan kurang memberikan perhatian khusus perihal

peranan dan fungsi latihan pemanasan yang benar dan betul. Latihan

pemanasan yang dikemas dengan benar akan memberikan pe-ngaruh

positif pada proses kerja organ tubuh, mekanisme peredaran darah,

Page 55: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

43

dan pernapasan. Di samping itu, sangat penting untuk menghindari

terjadinya berbagai cedera otot, persendian, dan fungsi-fungsi tubuh

lainnya.

Pada umumnya latihan pemanasan berbentuk:

a) Lari jarak pendek yang bervariasi seperti lari sambil angkat

paha/lutut, lari mundur, lari maju dan ke samping.

b) Melakukan gerakan-gerakan senam yang bersifat mere-gang

otot tungkai, paha belakang, depan, lengan, pergelangan kaki,

pinggang, otot bahu.

c) Kualitas peregangan harus dilakukan dengan pelan sampai

terasa terjadi proses peregangan pada bagian otot dan persendian

yang dilatih. Hindari melakukan gerakan sentak, yang dapat

menyebabkan rasa sakit pada otot atau persendian.

6) Latihan Pendinginan

Latihan ini dilakukan setelah program latihan selesai dilaksanakan

sebagai upaya agar bagian otot yang bekerja berat tadi kembali pada

posisi rileks dan tidak kaku. Bentuk latihannya adalah senam dan

gerakan meregang. Kualitas latihan meregang, khususnya untuk otot

besar seperti paha belakang dan depan, ping-gang, punggung, otot

lengan, bahu, dada, dan berbagai persendian tubuh, harus dicermati

betul. Lakukan gerakan pendinginan ini dengan benar.

3. Kemampuan otot pemain bulutangkis

Bulutangkis adalah olahraga yang fantastis. Tidak hanya itu menyenangkan

dan kesempatan yang baik untuk bersosialisasi dengan seperti hati orang,

Page 56: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

44

tetapi ada juga banyak manfaat kesehatan dari bermain bulu tangkis.

Mari kita lihat beberapa ini sekarang.

a) Fleksibilitas

Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa Bulutangkis meningkatkan

fleksibilitas Anda dalam sebagian besar otot-otot utama, termasuk

paha belakang, erector spinae, dada, trisep dan banyak daerah lain. Ini

adalah kebutuhan mutlak bahwa pemain yang baik mempertahankan

tingkat sehat fleksibilitas dalam semua otot-otot ini. Sementara

peregangan belum terbukti memiliki efek positif sebelum bermain,

tentu ada banyak bukti untuk membuktikan bahwa itu bermanfaat

sesudahnya.

b) Kekuatan

Jelas tubuh bagian atas Anda tidak akan mendapatkan kekuatan terlalu

banyak karena bermain bulutangkis, tapi lengan bawah, paha dan betis

akan cukup ditantang untuk meningkatkan kekuatan dan kekuasaan

mereka. Siapapun yang pernah melakukan serangkaian smash

melompat kembali ke belakang akan bersaksi kepada tantangan besar

ini menempatkan pada otot paha.

c) Daya tahan otot

Benar-benar penting untuk setiap pemain bulutangkis, itu kemampuan

untuk terus kanan ke akhir pertandingan. Hampir setiap kelompok otot

harus terus kontrak dalam permainan bulutangkis panjang. Dari betis

sampai ke bahu.

Page 57: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

45

d) Jantung dan Paru

Bulutangkis menempatkan beban kerja yang sangat menantang pada

jantung. Mereka yang secara teratur memainkan single atau melawan

pasangan ganda yang sangat baik akan setuju dengan saya yang satu

ini. Semburan pendek dari semua usaha keluar seringkali diperlukan

dalam demonstrasi api cepat yang sering dapat berlangsung selama

lebih dari 10 tembakan per titik.

e) Mobilitas

Saat usia kita sendi kita bisa menjadi kurang cairan atau bergerak.

Jaringan ikat dan tulang ujung dapat menjadi usang dan karenanya

tidak sebagai ponsel seperti ketika kami muda. Ini penting seperti

yang kita usia untuk mempertahankan sejumlah gerakan di sendi kita

dinyatakan baik postur dan kinerja tugas sehari-hari yang sederhana

menjadi lebih dari sebuah tantangan.

Bulutangkis membantu untuk melumasi dan memobilisasi hampir

semua sendi pada tubuh sehingga sekali lagi itu adalah olahraga yang

sangat berguna untuk mengambil bagian di dalamnya

4. Teknik dasar Bulutangkis

Menurut Tony Grice (2002 : 14-22) latihan permainan bulutangkis yaitu

hand shake, melambungkan bola, mengambil bola dengan raket, posisi

siap, membawa bola, footwork dan pergerakan, latihan mempercepat

serangan, latihan dasar serangan jauh, dan footwork berdasarkan perintah.

Teknik Dasar Pukulan Pada Bulutangkis Agar dapat bermain Bulutangkis

dengan baik dan berkualitas, maka setiap pemain harus menguasai teknik-

Page 58: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

46

teknik bermain bulutangkis. Terdapat beberapa teknik pukulan yang dapat

dikuasai oleh seorang pemain, yaitu sebagi berikut :

1) Servis

Servis merupakan suatu pukulan awal atau tanda dimulainya suatu

permainan dalam bulutangkis. Selain itu ada 3 cara melakukan 14 servis

yaitu servis panjang, servis pendek dan rendah, dan servis tanggung lainnya

adalah servis drive dan flick (Tony Grice, 2002 : 25).

2) Forehand

pukulan forehand dilakukan dengan gerakan melempar sepenuhnya dari

setengah sisi belakang lapangan, gerakan menelungkupkan tangan bagian

bawah terjadi pada pukulan forehand (Tony Grice, 2002 : 41).

3) Backhand

pukulan backhand ini dilakukan dengan gerakan mengulurkan tangan yang

dominanan sepenuhnya ke arah atas dari sudut backhand lapangan anda dan

merupakan kebalikan dari pukulan forehand, gerakan menelentangkan

tangan bagian bawah terjadi pada pukulan backhand (Tony Grice, 2002 :

41).

4) Smash

pukulan smash ini dilakukan yang cepat, diarahkan ke bawah dengan kuat,

dan tajam, untuk mengembalikan bola pendek yang telah dipukul ke atas

(Tony Grice, 2002 : 85). Pukulan smash merupakan pukulan yang keras

dan cepat, baik smash lurus maupun smash menyilang, keduanya dapat

dipukul dengan ayunan yang sama (Icuk, Furqon, dan Kunta, 2004 : 48)

Page 59: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

47

5) Dropshot

Dropshot adalah pukulan yang dilakukan dengan tujuan menempatkan

bola secepatnya dan sedekat-dekatnya dengan jaring pada lapangan lawan

(Icuk, Furqon, dan Kunta, 2004 :58). Dropshot dipukul rendah, tepat di atas

net, dan pelan, sehingga bola langsung jatuh ke lantai. Bola dipukul di

depan tubuh dengan jarak lebih jauhdari pukulan clear overhead, dan

permukaan raket anda dimiringkan untuk mengarahkan bola lebih ke

bawah (Tony Grice, 2002 : 71).

6) Lob

pengembalian tinggi yang diarahkan jauh ke belakang lapangan

(Tony Grice, 2002 : X). Pukulan lob merupakan pukulan yang sangat

penting bagi pola pertahanan maupun penyerangan (Icuk, Furqon, dan

Kunta, 2004 : 42).

7) Drive

Pukulan datar yang mengarahkan bola dengan lintasan horizontal melintasi

net. Baik drive forehand maupun backhand mengarahkan bola dengan

ketinggian yang cukup untuk melakukan clear pada bola dengan jalur yang

datar atau sedikit menurun (tony Grice, 2002 : 97).

Pukulan drive adalah pukulan yang biasa digunakan untuk menekankan

lawan atau untuk tidak memberikan kesempatan kepada lawan

mendapatkan bola-bola yang melambungkan sehingga lawan tidak

memperoleh kesempatan bagi atlet untuk melakukan pukulan atas (Icuk,

Furqon, dan Kunta, 2004 : 64)

Page 60: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

48

Jump smash adalah smash yg dilakukan dengan loncatan, shuttle cock

dalam posisi diatas kepala sehingga dgn jump smash bisa mengcover

ruangan yg lebih luas di bagian lawan.Hal yg sangat penting dalam

melakukan jump smash adalah:

1. Momentum : Momentum sangat penting sehingga kok selalu dapat di

pukul Disweet spot

2. Letak shuttle cock : Letak shuttle cock kurang lebih 1m didepan kepala

kita

3. Power : dengan power yang benar akan menghasilkan smash yang

kencang

4. Posisi setelah melakukan Jump smash : posisi setelah jump smash harus

dalam keadaan condong kedepan, sehingga pengambilan pengembalian

menjadi lebih mudah biasanya dalam melakukan Jump smash ada 2

teknik yang digunakan :

1).Teknik gunting : teknik ini seperti namanya yaitu kaki yang

berpindah dari kiri di depan menjadi kanan di depan, jd istilah nya

menjadi teknik gunting.

2).Teknik tekuk : teknik ini sering digunakan proffesional player.

Banyak yang tidak tahu bahwa untuk menghasilkan Jump smash yang

kuat, power berasal dari kaki. Akselerasi tekukan kaki di teruskan

melalui perut, setelah itu naik ke bahu, lengan dan yg paling akhir

pergelangan tangan.

Permainan Bulutangkis memang menuntut pemainnya untuk memiliki

Fisik yang baik. Kelincahan, Kecepatan, Ketepatan dan Keseimbangan

Page 61: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

49

gerakan tubuh sangatlah di utamakan. Hal yang paling menguras energi

pada olahraga ini diantaranya adalah Pukulan Smash.

Menurut Siwi dan Mistun (1985: 12), berpendapat bahwa pukulan

keras dari atas kepala yang arahnya menukik tajam menuju ke

segala arah lapangan lawan yang mematikan lawan sehingga lawan

tidak bisa mengembalikan pukulan tersebut.

Teknik memukul :

Perhatikan shuttle cock pada saat servis bola melambung diatas

kepala hingga bola melambung di tinggi melewati net. Kemudian

di lanjutkan menggunakan pukulan smash. Pukulan yang diarahkan ke

bawah dengan kekuatan bahu, lengan disertai gerak yang kuat dari

pergelangan tangan.

Banyak pemain pemula yang mengeluhkan kalau dirinya sulit

melakukan pukulan smash dengan baik (keras dan tajam) padahal

seluruh tenaga telah ia kerahkan untuk itu. Maka disini perlu

diketahui bahwa Bulutangkis bukanlah permainan semata-mata karena

ototdan kekuatan lengan, tapi bulutangkis adalah olahraga

yang membutuhkan ketepatan dan olah kecepatan pergelangan tangan.

Disitulah letak kuncinya.

Muhammad Muhyi (2008:71) menyatakan bahwa melakukan smash

dalam permainan bulutangkis dapat dilakukan dengan berbagai cara;

smash dengan forehand atau smash dengan backhand. Smash

merupakan pukulan yang keras, cepat, dan tajam, pukulan smash ini

Page 62: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

50

akan mengakibatkan lawan tidak bisa mengembalikan bola tersebut

dengan atau tidak bisa mengembalikan smash.

Untuk melancarkan Smash, dapat dilakukan dengan cara stagnant

(diam/berdiri) atau dapat juga sambil melakukan lompatan seperti yang

dilakukan Lim Swie King atau Hariyanto Arbi.

Gambar 7. Gerakan Jump smash

a. Langkah melakukan smash:

Perhatikan posisi footwork pada saat akan melakukan smash. Tangan,

tubuh harus dalam keadaan rileks. Mulailah dengan lengan yang

tidak memegang raket menunjuk ke arah shuttle cock sementara lengan

yang memegang raket di angkat, dengan siku ditekuk dan pergelangan

tangan tegak sehingga raket berada di atas dan menunjuk keatas.Putar

bahu pada tangan yang memegang raket ke arah depan dan ke bawah

usahakan sebisa mungkin (jika tidak melakukan smash lompat) pada saat

Page 63: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

51

bahu berputar, secara bersamaan ayunkan kaki yang searah dengan raket

sementara lengan bawah di ayun ke depan, lecutlah (tekuk) pergelangan

tangan. Shuttle cock yang mengenai raket harus berada di bagian tengah

dengan permukaan raket yang rata, titik tumpuan harus sedikit di depan.

b. Penempatan smash :

Penempatan smash ialah diarahkan selalu ke sebelah forehand dan

kemudian di daerah backhand lawan yang langsung dihadapan, karena

lebih sulit bagi lawan melakukan drive menyilang lapangan yang kuat

pukulan smash lurus ke depan lebih cepat sampai lawan, tempat yang baru

saja di tempati lawan. Sasarannya ke badan lawan. Tepi lapangan

backhand lawan, tepi lapangan forehand lawan. Smash forehand dan

backhand harus terus berubah-ubah. Jadi lawan dipaksa untuk mengubah

posisinya untuk menerima tiap smash yang datang.

Pretest dilaksanakan satu hari sebelum sesi pertama dimulai dan posttest

dilakukan setelah pertemuan yang terakhir (ke-16). Berdasarkan pendapat

Sajoto (2007:137), Bahwa frekuensi adalah berapa kali seseorang

melakukan latihan yang cukup intensif dalam satu minggunya.

Dalam menentukan frekuensi latihan harus benar-benar menentukan batas-

batas kemampuan frekuensi latihan harus benar-benar menentukan batas-

batas kemampuan seseorang, karena bagaimanapun juga tubuh seseorang

tidak dapat beradaptasi lebih cepat dari batas kemampuannya. Apabila

frekuensi 18 latihan yang diberikan berlebihan akibatnya bukan percepatan

hasil yang diperoleh tetapi dapat menyebabkan sakit yang berkepanjangan.

Page 64: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

52

Menurut Fox dan Matheus dalam Sajoto (2007:138), dikemukakan bahwa

frekuensi latihan 3-5 kali per minggu adalah cukup efektif. Sedangkan

Brooks dan Fahey dalam Sajoto (2007:138), mengemukakan bahwa

latihan hendaknya dengan frekuensi antara 3-5 kali perminggu dengan

waktu latihan antara 20-60 menit dalam intensitas tidak terlalu tinggi.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas peneliti dalam

memberikan latihan menggunakan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu

untuk latihan, yaitu pada hari Senin, Rabu dan Jumat, dengan waktu setiap

kali pertemuan 90 menit. Dalam penelitian ini peneliti berusaha

memberikan arahan dan contoh gerakan latihan naik turun bangku dan

latihan skipping sebelum latihan dilaksanakan. Mengoreksi gerakan yang

kurang benar dari bagian perbagian gerakan selama latihan dan

mengevaluasi gerakan keseluruhan setelah latihan dilaksanakan.

G. Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teoritik di atas maka dapat disimpulkan bahwa latihan

skipping dan naik turun bangku diharapkan mampu meningkatkan lompatan

smash pada pemain UKM bulutangkis . Oleh karena itu, latihan untuk

meningkatkan kemampuan otot tungkai khususnya daya ledak atau power

sangat penting sangat penting. Power tungkai dapat ditingkatkan melalui

bentuk-bentuk latihan yang merangsang otot untuk selalu berkontraksi

dengan cepat baik saat memanjang (eccentric) maupun memendek

(concentric). Dalam peningkatan power tungkai tentunya tak lepas dari unsur

kekuatan dan kecepatan, jadi dapat dikatan dalam setiap latihan kekuatan dan

kecepatan pasti juga berkaitan dengan power.

Page 65: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

53

Latihan loncat naik turun bangku adalah bentuk latihan yang tujuannya untuk

meningkatkan power tungkai kaki. Untuk melakukan gerakan loncat naik

turun bangku diawali dengan posisi berdiri menghadap bangku, kedua lengan

berada di samping badan, kemudian lakukan gerakan loncat menaiki dan

menuruni bangku dengan secepat mungkin, dengan ketinggian bangku 20 cm,

repetisi 20x dan meningkat setiap tiga kali pertemuan, setiap pertemuan 4 set,

Irama: secepat mungkin (eksplosif), Frekuensi: 3x/ minggu, Rec 30 detik /set,

lama latihan 4 menit.

Menurut Bompa (1994: 112) bentuk latihan pliometrik dikelompokkan

menjadi dua yaitu:

1) Latihan dengan intensitas rendah (low impact). Latihan dengan intensitas

rendah meliputi:

a) Skipping

b) Rope jump

c) Lompat (jump) rendah dan langkah pendek

d) Loncat-loncat (hops) dan lompat-lompat

e) Melompat di atas bangku atau tali setinggi 25-35 cm

f) Melempar ball medicine 2-4 kg

g) Melempar bola tenis/baseball (bola yang ringan)

Sedangkan latihan dengan intensitas tinggi (high impact) meliputi:

a) Lompat jauh tanpa awalan (standing broad/long jump)

b) Triple jump (lompat tiga kali)

c) Lompat (jump) tinggi dan langkah panjang

d) Loncat-loncat dan lompat-lompat

Page 66: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

54

e) Melompat di atas bangku atau tali setinggi 35 cm

f) Melempar bola medicine 5-6 kg

g) Drop jump dan reaktif jump

h) Melempar benda yang relatif berat

Latihan skipping adalah bentuk latihan plyometric. Untuk melakukan gerakan

skipping ini diawali dengan posisi berdiri dengan salah satu kaki, kedua

lengan berada di samping badan dengan memegang ujung tali skipping,

kemudian ayunkan tali skipping melewati kepala sampai kaki dan

meloncatinya, lakukan gerakan skipping secepat mungkin, repetisi 20x,

masing-masing kaki 10x bergantian kaki kanan dan kaki kiri secara langsung,

Berdasarkan landasan teori yang dikemukakan di atas penulis dapat

merumuskan kerangka berpikir sebagai berikut:

a) Apakah ada pengaruh latihan skipping terhadap daya ledak otot tungkai

pemain bulutangkis Universitas Lampung.

b) Apakah ada pengaruh latihan loncat naik turun bangku terhadap daya

ledak otot tungkai pemain bulutangkis Universitas Lampung.

c) Manakah jenis latihan yang lebih efektif antara latihan skipping dan latihan

loncat naik turun bangku terhadap daya ledak otot tungkai pemain

bulutangkis Universitas Lampung.

H. Hipotesis

Menurut Arikunto (2010:67), hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data

yang terkumpul. Menurut Sukardi (2003:42), hipotesis adalah jawaban yang

Page 67: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

55

bersifat sementara dan bersifat teoritis. Jadi hipotesis adalah jawaban

sementara pada sebuah penelitian.

1. Ada pengaruh yang signifikan antara latihan Skipping terhadap daya ledak

otot tungkai pemain bulutangkis Universitas Lampung.

2. Ada pengaruh yang signifikan antara latihan loncat Naik Turun bangku

terhadap daya ledak otot tungkai pemain bulutangkis Universitas

Lampung.

3. Ada perbedaan antara latihan skipping dan latihan loncat naik turun

bangku terhadap daya ledak otot tungkai pemain bulutangkis Universitas

Lampung.

Page 68: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu, artinya karena sampel tidak

di karantina atau tidak di asramakan. Penelitian eksperimen bertujuan untuk

menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara

mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental, satu atau lebih

kondisi perlakuan dari membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih

kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan (Cholid Narbuko,

2007: 51).

Desain penelitian yang digunakan adalah “Two Groups Pretest Posttest

Design”, yaitu desain penelitian yang terdapat pretest sebelum diberi

perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan. Dengan demikian dapat

diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan diadakan

sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2007: 64). Dengan latihan yang

diberikan tersebut, akan terlihat hubungan sebab akibat sebagai pengaruh dari

pelaksanaan latihan.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh latihan

skipping dan loncat naik turun bangku terhadap daya ledak otot tungkai

pemin bulutangkis Universitas Lampung.

Page 69: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

57

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek

yang mempunyai sifat-sifat umum. Menurut (Sudjana, 2003 : 6), “Populasi

adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun

pengukuran kuantitatif, kualitatif, mengenai karakteristik tertentu dari

semua anggota kumpulan lengkap dan jelas, yang ingin dipelajari sifat-

sifatnya”. Pada penelitian ini populasi yang diambil berdasarkan jenis

populasi terbatas, yaitu jumlah sumber data yang jelas batasnya secara

kuantitatif sehingga relatif dapat dihitung jumlahnya. Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi UKM

Bulutangkis Universitas Lampung.

2. Sampel

Penetapan sampel dalam penelitian ini mengacu pendapat Suharsimi

Arikunto (2010:120), yaitu: Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila

obyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah

subyeknya besar dapat diambil antara 10% sampai 15% atau 20% sampai

25% atau lebih. Seluruh populasi yang ada dalam penelitian ini berjumlah

30 siswa, yang berarti kurang dari 100 sisiwa. Berdasarkan pendapat

tersebut, maka seluruh anggota 30 populasi harus diambil. Dengan

demikian teknik pengambilan sampel atau teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Sampel

Page 70: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

58

yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi UKM

bulutangkis Universitas Lampung, yang berjumlah 30 orang.

Adapun prosedur pembagian kelompok A dan kelompok B adalah dengan

mengunakan ordinal pairing. Langkah pertama adalah melakukan pretest

pada pertemuan pertama yaitu melakukan pretest, lalu kemudian hasil

tersebut diranking dari yang tertinggi sampai terendah. Hasil ranking

pretest tersebut dibuat ordinal pairing berdasarkan ranking yang diperoleh

anak latih.

Hasil pengelompokkan berdasarkan ordinal pairing adalah sebagai

berikut:

A B Keterangan :

1 2 A: Kelompok latihan skipping (1,4,5,8,9,12)

4 3 B: Kelompok latihan loncat naik turun bangku

5 6 (2,3,6,7,10,11)

8 7

9 10

12 11

Gambar 8. Ordinal pairing

Pembagian kelompok eksperimen menggunakan kelompok skipping dengan

treatment latihan skipping dan kelompok loncat naik turun bangku dengan

treatment loncat naik turun bangku menggunakan bangku Swedia didasarkan

pada hasil rangking pada tes awal. Adapun pembagian kelompok dalam

penelitian ini dengan cara ordinal pairing.

Page 71: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

59

C. Ruang Lingkup Penelitian

1. Tempat penelitian akan dilaksanakan digedung Srikandi dan Tawakal

2. Waktu penelitian dilaksanakan pada 29 November 2018 sampai 7

Februari 2019

3. Objek penelitian adalah pengaruh latihan skipping dan loncat naik turun

bangku.

4. Subjek penelitian adalah UKM bulutangkis.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian Suharsimi Arikunto (2010: 99). Penelitian ini terdiri dari variabel

bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah objek atau gejala-gejala

dalam penelitian yang bebas dan tidak tergantung dengan hal-hal

dilambangkan dengan (X) dan variabel terikat adalah objek atau gejala- gejala

yang keberadaannya tergantung atau terikat dengan hal-hal yang

mempengaruhi dilambangkan (Y). Tiga variable tersebut yaitu :

1) Variabel bebas (X1) yaitu pengaruh latihan Skipping

2) Variabel bebas (X2) yaitu pengaruh latihan Loncat Naik Turun Bangku

3) Variabel terikat (Y) yaitu daya ledak otot tungkai.

E. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest - posttest desaign.

desain ini tedapat pretest sebelum diberi perlakuan dengan demikian hasil

perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan

Page 72: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

60

keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut.

Gambar 9. Desain penelitian

Keterangan :

P : Populasi

S : Sampel

Pree test : Tes awal daya ledak otot tungkai

OP : ordinal pairing pengelompokan

K 1 : kelompok latihan skipping

K 2 : kelompok latihan loncat naik turun bangku

Treatment A : kelompok eksperimen (latihan skipping)

Treatment B : kelompok eksperimen (latihan loncat naik turun bangku)

Post test : tes akhir daya ledak otot tungkai.

F. Definisi Operasional Variabel

Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto, (2006: 118) “Variabel adalah objek

penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Adapun

definisi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

P S PRE

TEST OP

KE 1

KE 2

TreatmentA

TreatmentB

POST TEST

Page 73: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

61

1. Latihan skipping adalah latihan cara melakukan loncat dengan skipping

yang diulang-ulang makin lama makin bertambah bebannya dengan tujuan

untuk mengetahui hasil yang dicapai dalam melakukan loncatan.

2. Latihan loncat naik turun bangku adalah latihan yang diulang-ulang makin

lama makin bertambah bebannya dengan tujuan untuk mengetahui hasil

yang dicapai dalam melakukan loncatan.

3. Tinggi loncatan adalah kemampuan seseoarang untuk melakukan loncatan

setinggi-tingginya yang diukur menggunakan tes vertical jump dengan

satuan centimeter.

G. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Suharsimi Arikunto (2006: 136) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas

yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan lebih baik.Pengu mpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

tes pengukuran yang digunakan untuk pengukuran awal (pretest) maupun

pengukuran akhir (posttest) menggunakan tes vertical jump (loncat tegak).

Adapun petunjuk instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

(Depdiknas, 2010: 24):

1. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga eksplosif power

( daya ledak otot tungkai ) yang menggunakan Tes Vertical Jump dengan

satuan centimeter (cm).

2. Alat dan fasilitas meliputi :

1) 1 alat vertical jump yang dipasang dekat stop kontak karena

menggunakan arus listrik untuk menghidupkan alat tersebut.

2) Alas kaki peserta harus dilepas saat akan melakukan tes.

Page 74: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

62

3. Petugas tes : juru foto dan pencatat hasil.

4. Pelaksanaan :

1) Sikap permulaan : peserta berbaris 1 banjar kebelakang berdiri di

hadapan alat lalu maju satu persatu dan menginjak karpet alat berwarna

hitam.

2) Gerakan : peserta berdiri tegak diatas karpet lalu mengambil awalan

seperti kuda-kuda, Tekan tombol ON/C untuk menyalakan alat, setelah

alat berbunyi peserta harus melompat setinggi mungkin dengan tangan

keatas, setelah 5 detik alat akan berbunyi lagi lalu peserta melakukan

lompatan lagi, display akan menunjukkan nilai vertical jump terbaik dari

2 kali tes yang dilakukan.

Pencatatan hasil : hasil yang dicatat adalah nilai terbaik dari 2 kali tes

yang dilakukan.

Gambar 10. Alat Tes Vertical Jump

H. Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2002:167) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan

tingkat-tingkat kevaliditasan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas tes

Page 75: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

63

adalah suatu alat ukur yang dikatakan valid apabila dapat mengukur atau apa

yang harus diukur. Validitas instrumen di hitung dengan menggunakan rumus

Chi Kuadrat.

Rumus Chi Kuadrat adalah :

Keterangan :

Chi square hasil hitungan

frekuensi observasi

frekuensi ekspektasi (harapan)

I. Program Latihan

Program latihan dalam penelitian ini bertujuan untuk patokan pelaksanaan

latihan dalam usaha memperoleh hasil yang optimal terhadap daya ledak otot

tungkai pemain bulutangkis. Menurut Bompa (dalam Sajoto, 1988 : 33)

mengatakan bahwa tes untuk mengevaluasi hasil latihan dapat dilaksanakan

setelah antara 4 – 6 minggu dari suatu masa siklus latihan makro. Dalam

penelitian ini latihan ditetapkan selama kurang lebih 6 minggu dengan 2 kali

pertemuan digunakan untuk tes awal dan tes akhir. Sedangkan tiap

minggunya dilakukan 3 kali latihan. Adapun waktu yang dibutuhkan dalam

satu kali latihan adalah 90-120 menit. Sehingga total pertemuan ada 18 kali

pertemuan, pertemuan pertama digunakan untuk pretest kemudian 16

pertemuan berikutnya digunakan untuk treatment, sedangkan pertemuan

terakhir digunakan untuk posttest.Untuk menghindari kejenuhan pada saat

Page 76: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

64

treatment maka peneliti membuat program latihan yang ada di bagian

lampiran.

J. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian merupakan faktor penting

karena berhubungan langsung dengan data yang akan digunakan dalam

penelitian, maka dalam pengumpulan data peneliti melakukan langkah-

langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tes Awal (Pree-test)

Tes awal bertujuan untuk memperoleh data awal tingkat kemampuan

sampel sebelum diberi treatmen atau perlakuan.Tes awal dilakukan di

gedung GTS. Terlebih dahulu ujung jari peserta diolesi serbuk kapur atau

magnesium, kemudian peserta berdiri tegak dekat dengan dinding kaki

rapat, papan berada di samping kiri peserta atau kanannya. Kemudian

tangan yang dekat dengan dinding diangkat atau diraihkan ke papan

berskala sehingga meninggalkan bekas raihan jari.

2. Treatment atau Perlakuan (X)

Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pertama eksperimen I

melakukan latihanskipping, dan kelompok eksperimen II loncat naik turun

bangku. Untuk melakukan gerakan skipping ini diawali dengan posisi

berdiri dengan salah satu kaki, kedua lengan berada di samping badan

dengan memegang ujung tali skipping, kemudian ayunkan tali skipping

melewati kepala sampai kaki dan meloncatinya, lakukan gerakan skipping

secepat mungkin, repetisi 20x, masing-masing kaki 10x bergantian kaki

kanan dan kaki kiri secara langsung.Untuk melakukan gerakan loncat naik

Page 77: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

65

turun bangku diawali dengan posisi berdiri menghadap bangku, kedua

lengan berada di samping badan, kemudian lakukan gerakan loncat

menaiki dan menuruni bangku dengan secepat mungkin, dengan

ketinggian bangku 20 cm, repetisi 20x dan meningkat setiap tiga kali

pertemuan, setiap pertemuan 4 set, Irama: secepat mungkin (eksplosif),

Frekuensi: 3x/ minggu, Rec 30 detik /set, lama latihan 4 menit

a) Pemanasan (Warming Up)

Pemain diwajibkan untuk melakukan pemanasan secukupnya sebelum

melakukan latihan inti dengan tujuan untuk mempersiapkan kondisi

fisik dan untuk mengurangi resiko cidera. Pemanasan sangat penting

dalam mengadakan perubahan fungsi organ tubuh guna menghadapi

kegiatan fisik yang sangat berat. Pemanasan dilakukan kurang lebih

selama 10 menit dan diawali dengan peregangan otot kemudian

dilanjutkan gerakan-gerakan senam penunjang latihan.

b) Latihan inti (Perlakuanatau Treatment)

Latihan inti bertujuan untuk melakukan program latihan yang telah

disusun. Dalam penelitian ini program latihan yang diberikan dalam

kelompok eksperimen I adalah latihan skipping dan kelompok

eksperimen II latihan loncat naik turun bangku. Setiap pertemuan

dilaksanakan 90 -120 menit.

c) Pendinginan

Setelah melakukan latihan atau aktifitas, sampel perlu melakukan

pendinginan dengan tujuan agar otot dapat kembali dalam keadaan

semula atau normal. Pendinginan dilakukan dengan cara peregangan

Page 78: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

66

otot yang telah melakukan aktifitas fisik sampai kondisi fisik sampel

perlahan lahan kembali dalam keadaan semula atau normal.

3. Tes akhir (Post-test)

Tes akhir dilakukan setelah sampel melakukan treatment atau perlakuan

program latihan selama 16 kali pertemuan. Tes akhir ini dilakukan seperti

tes awal yaitu melakukan vertical jump. Tujuan dari tes akhir ini untuk

mengetahui hasil daya ledak otot tungkai setelah melakukan latihan yaitu

skipping dan loncat naik turun bangku. Dalam melakukan tes akhir,

pertama sampel diberi penjelasan tentang tata cara melakukan vertical

jump. Sebelum melakukan vertical jump sampel melakukan pemanasan

secukupnya, kemudian sampel menunggu giliran untuk melakukan tes

vertical jump sebanyak 2 kali pengulangan. Hasil tes akhir dicatat

kemudian diolah dengan statistika untuk mengetahui pengaruh atau tidak

latihan skipping dan latihan loncat naik turun bangku terhadap daya ledak

otot tungkai pemain bulu tangkis Universitas Lampung.

K. Teknik pengumpulan data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Memperoleh data-data yang diinginkan

sesuai dengan tujuan peneliti sebagai bagian dari langkah pengumpulan data

merupakan langkah yang sukar, karena data-data yang salah akan

menyebabkan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik akan salah pula. Arikunto

(2006:265). Pengambilan data dilakukan dengan pemberian test dan

Page 79: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

67

pengukuran. Peneliti mengamati secara langsung pelaksanan test dan

pengukuran dilapangan.

L. Teknik Analisis

Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan yaitu

analisis statistik. Data yang dianalisis adalah data tes hasil daya ledak otot

tungkai. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data.

Sebelum dilakukan pengolahan atau analisis data penelitian terlebih dahulu

diadakan uji prasyarat analisis yang meliputi:

1. Uji homogenitas Menguji homogenitas dari dua kelompok sebelum

eksperimen, Sudjana (2003):

Rumus homogenitas:

2. Uji normalitas

Menurut Imam Ghozali (2013: 110) “Uji Normalitas bertujuan untuk

mengetahui apakah masing masing variable berdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-

pengujian variable lainnya dengan mengansumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik

menjadi tidak valid dan statistic parametric tidak dapat digunakan.” Uji

normalitas menggunakan lillierfors

3. Uji T

Menurut Imam Ghozali (2013:98) “Uji statistik t pada dasarnya

menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variable independen secara

Page 80: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

68

individual dalam menerangkan variable dependen.” Untuk mengetahui

perbedaan dari kedua metode latihan tersebut dapat di uji dengan

menggunakan uji T, dengan rumus sebagai berikut :

Page 81: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

84

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh yang signifikan latihan skipping terhadap daya ledak otot

tungkai pemain bulutangkis Universitas Lampung.

Berdasarkan analisis data diperoleh nilai t hitung sebesar 19,277 dan nilai t

tabel (n-1) = (15-1) = 2,145 Dengan uji dua arah, α = 0,05 didapat nilai t

tabel = 2,145. Karena t hitung = 19,277 > t tabel = 2,145

2. Ada pengaruh yang signifikan latihan loncat naik turun bangku terhadap

daya ledak otot tungkai pemain bulutangkis Universitas Lampung.

Berdasarkan analisis data diperoleh nilai t hitung sebesar 7,532 dan nilai t

tabel (n-1) = (15-1) = 2,145 Dengan uji dua arah, α = 0,05 didapat nilai t

tabel = 2,145. Karena t hitung = 7,532 > t tabel = 2,145

3. Latihan skipping lebih besar pengaruhnya terhadap daya ledak otot tungkai

pemain bulutangkis Universitas Lampung.

Berdasarkan analisis data diperoleh nilai t hitung sebesar 2,106 dan t tabel

(dk=28) = 2,048. Karena t hitung = 2,106 > t tabel = 2,048

Page 82: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

85

B. Saran

1. Kepada Pengurus UKM Bulutangkis Universitas Lampung untuk lebih

aktif mengelola manajemen agar lebih diperhatikan oleh Universitas

Lampung perihal fasilitas untuk latihan. Peneliti menyarankan agar metode

latihan skipping dan loncat naik turun bangku terus diterapkan di UKM.

2. Bagi para pendidik dan peneliti, hendaknya perlu mengadakan penelitian

yang sejenis dengan menambahkan variable yang lain dengan sampel

yang lebih besar agar mendapat informasi yang lebih akurat yang dapat

dijadikan bahan perbandingan hasil yang diperoleh dari penelitian ini,

dan hendaklah pilih salah satu cabang olahraga yang anda gemari agar

dalam penelitian nanti dapat diselesaikan tanpa adanya halangan yang

berarti.

3. Kepada para pemain diharapkan tetap mempertahankan latihan skipping

dan loncat naik turun bangku, dan disanrkan untuk mencoba model-

model latihan lain untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai.

4. Memperhatikan kesimpulan-kesimpulan diatas nampak bahwa unsur

kondisi fisik seperti kekuatan otot tungkai sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan melakukan jump smash seseorang dalam permainan

bulutangkis. Untuk itu latihan otot tungkai seperti skipping dan latihan

loncat naik turun bangku hendaknya diberikan pelatih atau pendidik

kepada pemain atau anak didiknya agar peningkatan dan pencapaian

prestasi yang maksimal dalam penguasaan dan keberhasilan pelaksanaan

teknik-teknik smash permainan bulutangkis.

Page 83: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

DAFTAR PUSTAKA

Page 84: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. P.T Rineka Cipta, Jakarta.

Chu. 1992. Jumping Into Plyometrics. Leisure Press. Champaign. Illinois,

California.

Damiri, Ahmad. 1994. Anatomi Manusia. Nuansa Candika, Bandung.

Faruq, M Muhyi. 2009. Permainan Pengembangan Kecerdasan Kinestika Anak

dengan Media Tali. P.T Gramedia Widiasarana, Jakarta.

Furqon, dan Kunta. 2004. Total Badminton. CV Styaki Eka Anugrah, Solo.

Gallagher, Chrissie. 2006. Latihan Kebugaran. Bumi Aksara, Jakarta.

Wiarto, Giri. 2013. Fisiologi dan Olahraga. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Grice, Tony 2002. Bulutangkis Petunjuk Praktis untuk Pemula dan Lanjut. P.T

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. CV

Tombak Kesuma, Jakarta.

Riyadi, S. 2008. Pengaruh Metode Latihan dan Kekuatan Terhadap Power Otot

Tungkai. Thesis. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta.

Sajoto. 2007. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Fisik dalam Olahraga.

Dahara Prise, Semarang.

Sudjana. 2003. Metode Statistik Desain Sumber Penelitian. Tarsito, Bandung.

Page 85: PENGARUH LATIHAN SKIPPING DAN LONCAT NAIK TURUN …digilib.unila.ac.id/61516/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Latihan skipping dan Latihan loncat naik turun bangku yang mempengaruhi

87

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta,

Bandung.

Surya, Bayu. 2010. Rope Skipping. Nuansa Candika, Bandung.

Tarigan, Herman. 2019. Belajar Gerak dan Aktivitas Ritmik Anak-anak. Penerbit

Hamim Grup, Metro Lampung.