latar belakang.docx
DESCRIPTION
LATARTRANSCRIPT
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT (Teams Games Tournaments)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAPEL GEOGRAFI
SISWA KELAS XI-1S2 SMA NEGERI 2 PARE
Pembelajaran merupakan suatu usaha manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk membantu
memfasilitasi belajar orang lain. Pembelajaran geografi pada hakekatnya dapat memberi
kontribusi pada kemampuan intelektual, grafis, ketrampilan dalam berkomunikasi, kemampuan
social, politis dan ekonomis (astina, 2000:45). Pencapaian tujuan pembelajaran tidak mudah
karena banyak factor seperti metode yang diterapkan kurang menarik siswa, keterbatasan media
atau guru tidak mampu mengkontekskan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran di dalam kelas banyak di jumpai dalam kondisi nyata disekolah-
sekolah yang masih saja di dominasi oleh guru ketika proses pembelajaran. Guru dijadikan
sebagai sumber belajar utama dan hanya dengan menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran. Tentu hal ini sangat merugikan bagi siswa karena tidak dapat memperoleh
pendidikan yang baik. Biasanya ketika proses pembelajaran siswa malas tentang materi yang
diberikan dalam pembelajaran dikelas, merasa bosan ketika proses pembelajaran karena guru
yang mengajar begitu-begitu saja, mengantuk ketika proses pembelajaran sedang berlangsung
seakan guru sedang membajakan dongeng sebagai pengatar tidur. Selain itu juga kadang ketika
guru menjelaskan materi pelajaran, tampak siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran yang
diberikan oleh guru. seperti membuat tulisan - tulisan yang tidak berkaitan dengan materi
pelajaran, berbisik-bisik dengan temannya atau bahkan kelihatan mengantuk.
Dengan kejadian yang seperti ini tentu proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas
tidak akan dapat berjalan secara maksimal sebagai mana yang diharapkan oleh guru. Tentu
materi yang diberikan kepada siswa tidak akan dapat diserap secara optimal dan difahami di
dalam otaknya secara mendalam. Oleh karena itu hal ini tentu sedik banyak akan berdampak
pada perolehan hasil belajar siswa, pasti akan terus mengalami penurun ketika diadakan evaluasi
dikarenakan pembelajaran yang diberikan tidak diterima secara optimal. Hal ini dikarenakan
siswa akan belajar saja sudah malas karena model pembelajaran yang berpusat pada guru dan
selalu begitu-begitu saja pasti siswa akan merasa jenuh. Sehingga tentunya akan banyak siswa
yang nilainya tidak mencapai KKM.
Dikarenakan hal tersebut oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk membuat
suatu model pembelajaran yang baru supaya siswa menjadi tidak ngantuk ketika pembelajaran
berlangsung. Selain itu juga tidak merasa bosan dengan materi yang disajikan dengan suatu
model yang baru. Diharapkan supaya siswa menjadi nyaman dan enjoy dalam belajar supaya
tidak terbebani fikirannya. Model yang akan dipakai oleh peneliti adalah model TGT (Teams
Games Tournaments). Model pembelajaran TGT ini merupakan model pembelajaran yang
memasukan unsur-unsur keterlibatan siswa secara langsung. Teknik TGT ini menawarkan
suasana yang menyenangkan dimana siswa dibagi dalam suatu kelompok dan diberikan suatu
materi yang dirancang sebelumnya oleh guru kemudian dilanjutkan dalam kompetensi antar tim
yang dikemas dalam suatu permainan. Sehingga dengan adanya pembelajaran ini siswa menjadi
lebih rileks dalam proses pembelajaran dan materi pembelajaran yang disampaikan dapat
diterima secara baik dan optimal. Supaya ketika diadakan evaluasi seperti tes siswa dapat
mengerjakan dan hasil perolehan belajar dapat lebih meningkat dari sebelum model
pembelajaran ceramah yang digunakan.
Dari berbagai hasil skripsi yang telah dilakukan oleh beberapa orang guna mendukung judul
yang saya angkat diantaranya skripsi yang berjudul
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAM GAME TOURNAMENT
(TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEO PD SISWA KELAS XI IS-2
SMAN 2 MALANG
Amriz Fauzi; 2012
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukannya di kelas XI IS-2 SMA Negeri 2 Malang
diketahui bahwa pada saat pembelajaran geografi hampir separuh siswa terlihat mengantuk dan
kurang memperhatikan pelajaran karena merasa malas dan ingin cepat untuk pulang, beberapa
siswa juga terlihat berbicara sendiri, dan pembelajarannya terpusat kepada guru (amriz fauzi
2012). Kondisi yang demikian menuntut alternative model pembelajran yang bisa membantu
perbaikan untuk menciptakan suasana belajar yang efektif dan dapat memberikan kesempatan
siswa untuk lebih aktif bekerjasama dengan teman belajar.
Salah satu solusinya dengan penerapan model pembelajaran Team Game Tournament. Dimana
suatu tipe pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar beranggotakan 5-4
orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, ras yang berbeada. Kemudian guru menyajikan
masalah yang harus dikerjakan bersama-sama. Model pembelajaran TGT bisa diterapkan karena
pembelajaran ini tidak memerlukan media khusus melainkan memerlukan keterampilan guru
dalam menguasai kelas. Permainannya berupa pertanyaan yang ditulis pada kartu yang diberi
angka. Tiap siswa akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka dan berusaha untuk
menjawab pertanyaan. Tournament harus memungkinkan seluruh siswa memberikan sumbangan
poin bagi kelompok agar semua siswa mendapat kesempatan untuk menjawab.
Oleh karena itu saya juga mengambil model pembelajaran yang sama yaitu TGT (team game
tournament), dikarenakan model pembelajaran ini akan membuat suasana kelas menjadi nyaman
dan kondusif sehingga siswa tidak akan merasa mengantuk lagi. Karena mereka harus berfikir
keras dalam permainan perlombaan yang ada dan membuat siswa menjadi tidak bosan lagi ketika
pembelajaran. Mereka akan menjadi merasa terdapat nuansa baru yang dapat menjadian siswa
semangat dalamm belajar.
UPAYA MENINGKATKAN AKTIFITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR IPS GEOGRAFI
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELJARAN MAKE A MATCH PADA
SISWAKELAS VIII SMP NEGERI 20 MALANG
Ratna Farida; 2012
Tujuan dari tiap pembelajaran untuk memperoleh hasil yang optimal, kegiatan akan tercapai
dengan baik jika siswa sebagai subjek terikat secara aktif baik fisik maupun emosinya dalam
pembelajaran. Pelajaran geografi selama ini dianggap sebagai pelajaran yang membosankan
karena terkesan monoton. Sehingga aktivitas siswa mengikuti pelajaran rendah akibat aktifitas
belajar rendah. Metode pembelajaran geografi disekolah berpusat pada guru. Guru lebih aktif
memberikan informasi kepada siswa. Model pembelajaran yang dipakai pun kurang bervariasi,
mengakibatkan siswa kurang terdorong dan berperan aktif dalam proses pembelajaran dan akan
berdampak pada hasil belajar.
Model pembelajaran ceramah, Tanya jawab, diskusi kelompok dari hasil observasi peneliti
tanggal 26 oktober 2011 di SMP Negeri 20 Malang terdapat kelas yang hasil belajarnya rendah,.
Rata-rata nilai 63,78 = 13,51% 86,49% tidak tuntas. Aktivitas siswa dikelas pasih, hanya 6
dari 36 siswa yang aktif.
Persoalan tidak hanya pada upaya membuat kegiatan belajar lebih menarik tetapi juga cara
mengelola kelas agar pembelajaran lebih bermakna dan meningkatkan aktifitas serta hasil
belajar. Untuk mengatasi masalah tersebut menggunakan model make a match (mencari
pasangan), model ini melibatkan siswa aktif tanpa membedakan status. Manfaat dari model ini
guna meningkatkan aktivitas, motivasi, hasil belajar siswa selain menciptakan suasana.
Kelebihan dari model yaitu melatih ketelitian, ketepatan dan kecepatan. Sedangkan
kelemahannya suasna gaduh di kelas, materi harus dipelajari sebelumnya, siswa harus memiliki
pengetahuan awal sebelum pembelajaran.
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PROBLEM SOLVING DAN
BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI
SEMESTER GASAL KELAS XI DI MAN 1 JEMBER
Suwito; 2011
Guru sebagai tenaga pendidik dan salah satu unsur penunjang keberhasilan pembelajaran harus
memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan memilih serta mengembangkan model
pembelajaran yang tepat dengan karakter materi dan tujuan. Factor keberhasilan program yaitu
guru, metode mengajar , kurikulum, Sarana, dan sistem administrasi.
Penelitian model roblem solving (pemeahan masalah) tidak hanya metode mengajar melainkan
metode berfikir. Model problem based learning menggunakan pendekatan siswa masalah
alternative, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuan sendiri, ketrampilan, memandirikan
siswa dan meningkatkan hasil belajar.
Problem solfing merupakan metode dengan jalan melatih siswa menghadaipi masalah baik
perseorangan atau kelompok. Keunggulan berbasis masalah untuk mengembangkan
keterampilan berfikir dan mengatasi masalah, menjadi pelajar mandiri, mengorganisasikan
pengajar seputar pertanyaan dan masalah secara social. Sedangkan kelemahannya beberapa
pokok bahasan sulit diterapkan dan memerlukan waktu yang panjang.
problem based learning siswa melakukan investigasi autentik untuk menemukan solusi riil,
menganalisis dan menetapkan masalah, mengembangkan hipotesis dan prediksi, mengumpulkan
dan menganalisis info, eksperimen, infers dan kesimpulan. Kelemahan problem based learning
yakni memerlukan waktu banyak, pembelajaran tidak dieksperimen dan dikendalikan guru
membawa resiko merugikan, memerlukan sumber belajar beraneka ragam.
Dari hasil observasi peneliti sering membuat catatan tradisional mencakup seluruh materi
sehingga catatan terlihat monoton dan membosankan, kebanyakan materi pembelajaran
membutuhkan emahaman mendalam (antroposfer dan asrpek kependudukan). Disini peneliti
membandingkan dua model supaya dapat meningkatkan hasil belajar.
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJRAN
GEOGRAFI MATERI LINGKUNGAN HIDUP MELALUI PENGGUNAAN MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
DI SMA NEGERI 1 GONDANG WETAN KAB.PASURUHAN
Mahmudi; 2011
Keaktifan siswa dikelas sangat diperlukan, dengan keaktifan dapat menunjukkan siswa benar-
benar mengikuti pembelajaran, memperhatikan dan terlibat. Hasil observer SMA Negeri 1
Gondang Wetan dengan metode ceramah beberapa siswa berbicara dengan teman sebangku da
nada yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Jika diberi kesempatan bertanyatidak mau
bertanya.
Metode diskusi, ditemui siswa berbicara dengan teman kelompok diluar materi dan ada yang
menunggu untuk mencontoh jawaban tanpa memahami tugas. Ketika sesi Tanya jawab dan
diskusi kelas siswa kurang tanggap pada pertaanyaan guru. Siswadiam dan kurang semangat
menjawab hanya beberapa siswa yang menjawab. Guru memberikan kesempatan bertanya daan
memberikan tanggapan jarang siswa yang melakukan, siswa yang aktih hanya 14 dan 23 pasif.
Masalah ketidak aktifan siswa dalam pembelajran dari hasil wawancara karena siswa kurang
tertarik, bosan pada pembelajaran geografi.
Pendekatan pembelajaran yang dikembangkan kurang. Pendekatan pembelajaran dengan
masalah dunia nyata, untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan memecahkan
masalah, memperoleh pengetahuan dan konsep esensial mata pelajaran.
Tujuannya guna membentuk insan mandiri, karena dalam proses pembelajaran partisipasi siswa
sangat diutamakan baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Keterlibatan secara total akan
menunjukkan keterampilan intelektual, ssosial maupun fisik untuk nanti di kehdupan nyata.
Metode berbasis masalah juga mengorientasikan siswa pada masalah autentik dan menuntut
kerjasama dalam penyelidikan dan menghasilkan karya.