latar belakang proyek apartemen

5
Nama : Nurul ilmi Nim : 15212074 Judul : Apartemen Kelas Menengah di Gedebage Kebutuhan akan tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia yang sangat penting dan perlu diperhatikan. Dewasa ini, laju pertumbuhan penduduk dan jumlah penduduk di Kota Bandung sudah sangat tinggi sehingga mengakibatkan bertambahnya kebutuhan akan hunian. Peningkatan jumlah hunian dan peningkatan fasilitas sarana dan prasarana tidak sebanding dengan jumlah lahan tersedia yang semakin terbatas di kota Bandung. Akibatnya harga tanah di tengah kota Bandung menjadi sangat tinggi sehingga masyarakat terpaksa membangun rumah di pinggir kota. Apartemen atau rumah susun yang merupakan sistem hunian bertingkat atau vertical housing adalah salah satu solusi dari pemasalahan tersebut. Apartemen memungkinkan hunian yang banyak pada lahan yang terbatas (High Density Housing). Hunian tipe apartemen dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan diharapkan dapat memecahkan masalah tingginya kebutuhan hunian di wilayah perkotaan. Apartemen harus diletakkan di lokasi yang tepat untuk menjawab kebutuhan akan hunian yang dekat dengan pusat-pusat kegiatan seperti komersial, perkantoran, hiburan atau rekreasi, pendidikan, tempat ibadah, dan dilengkapi dengan jaringan transportasi terpadu sehingga memudahkan para penghuni apartemen untuk bepergian atau mempersingkat waktu tempuh maka apartemen. Hal-hal tersebut

Upload: nurul-ilmi

Post on 08-Dec-2015

133 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

Latar belakang Proyek Apartemen

TRANSCRIPT

Page 1: Latar belakang Proyek Apartemen

Nama : Nurul ilmi

Nim : 15212074

Judul : Apartemen Kelas Menengah di Gedebage

Kebutuhan akan tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia

yang sangat penting dan perlu diperhatikan. Dewasa ini, laju pertumbuhan penduduk dan

jumlah penduduk di Kota Bandung sudah sangat tinggi sehingga mengakibatkan

bertambahnya kebutuhan akan hunian. Peningkatan jumlah hunian dan peningkatan fasilitas

sarana dan prasarana tidak sebanding dengan jumlah lahan tersedia yang semakin terbatas di

kota Bandung. Akibatnya harga tanah di tengah kota Bandung menjadi sangat tinggi sehingga

masyarakat terpaksa membangun rumah di pinggir kota.

Apartemen atau rumah susun yang merupakan sistem hunian bertingkat atau vertical

housing adalah salah satu solusi dari pemasalahan tersebut. Apartemen memungkinkan

hunian yang banyak pada lahan yang terbatas (High Density Housing). Hunian tipe

apartemen dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan diharapkan dapat

memecahkan masalah tingginya kebutuhan hunian di wilayah perkotaan. Apartemen harus

diletakkan di lokasi yang tepat untuk menjawab kebutuhan akan hunian yang dekat dengan

pusat-pusat kegiatan seperti komersial, perkantoran, hiburan atau rekreasi, pendidikan,

tempat ibadah, dan dilengkapi dengan jaringan transportasi terpadu sehingga memudahkan

para penghuni apartemen untuk bepergian atau mempersingkat waktu tempuh maka

apartemen. Hal-hal tersebut dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan dan

meningkatkan kualitas hidup mereka.

Jika diamati dari segi kependudukan dan tata ruang wilayah perkotaan, kebutuhan

akan apartemen atau hunian vertikal bukan lagi menjadi sebuah pilihan, tetapi sebuah

kebutuhan demi menjaga agar ruang terbuka agar tetap sesuai peruntukannya. Pada dasarnya

apartemen memiliki fungsi privat, hunian dan publik atau fungsi pendukung dari apartemen.

Fungsi-fungsi tersebut dengan aktivitas yang berbeda perlu dirancang agar tidak saling

mengganggu satu dengan yang lainnya. Penghuni apartemen merupakan masyarakat

mengengah atas yang menginginkan apartemen yang selain memenuhi kebutuhan dasar

mereka juga memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier. Isu utama dari apartemen adalah

bagaimana cara memberikan privasi namun tidak membatasi aktivitas penghuninya.

Page 2: Latar belakang Proyek Apartemen

Peraturan Daerah Kota Bandung tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang dan

Wilayah (RTRW) Kota Bandung, Pemerintah kota Bandung telah merencanakan sistem

pelayanan pusat kota Bandung yang terdiri atas 2 (dua) pusat primer dan 6 (enam) pusat

sekunder. Wilayah pengembangan di kawasan Bandung Timur adalah Wilayah Gedebage

yang akan menjadi pusat primer dan pusat sekunder.. Dua pusat primer yang direncanakan

adalah Inti pusat kota di bagian barat dan Gedebage di bagian timur. Dengan

mengembangkan 2 pusat primer, maka struktur pusat pelayanan Kota Bandung akan bergeser

dari satu pusat (monosentrik) menjadi dua pusat (duosentrik). Adanya dua pusat ini dimaksud

untuk lebih mendorong perkembangan dan pertumbuhan kota kearah timur agar kota bagian

barat dan timur lebih merata. Pengembangan pusat primer Gedebage juga merupakan upaya

untuk mengurangi kepadatan hunian dan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pusat

kota. Rencana pengembangan daerah gedebage diwujudkan dengan adanya penataan ruang,

kondisi fisik bebas banjir dan penyedia sarana dan prasarana. Pengembangan daerah ini telah

dimulai pada tahun 2001 dan fasilitas yang telah ada diantaranya terminal, jalan tol, jalur

kereta api dan pasar. Fungsi yang akan dikembangkan diantaranya fungsi bisnis, komersil,

olahraga, hunian dan rekreasi.

Page 3: Latar belakang Proyek Apartemen
Page 4: Latar belakang Proyek Apartemen