latar belakang perbandingan 1

48
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan terus berkembangnya system ketatanegaraan suatu negara, maka konstitiusi dari suatu negara yang dibuat pada masa lalu otomatis juga harus dapat menyesuaikan dirinya terhadap perubahan- perubahan yang terjadi. Satu-satunya cara konstitusi harus terus mengalami pembaharuan untuk dapat disesuaikan dengan kondisi yang terus berubah seperti pada masa sekarang ini. Perubahan konstitusi merupakan keniscayaan. 1 Salah satu elemen penting yang diatur dalam pasal- pasal konstitusi adalah ketentuan mengenai amandemen (perubahan). Dapat dipastikan dalam setiap konstitusi yang terdokumentasi dari suatu negara di dunia umumnya terdapat ketentuan untuk melakukan perubahan konstitusi itu sendiri. 2 Masa peralihan Indonesia menuju suatu cita demokrasi merupakan suatu proses tahapan penting dalam perkembangan ketatanegaraan Indonesia. Salah satu aspek yang menjadi bagian penting dalam proses perkembangan ketatanegaraan Indonesia adalah perubahan Konstitusi 1 Feri Amsari, Perubahan UUD 1945, edisi Revisi, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal.1 2 Ibid

Upload: wahyutioramadhan

Post on 15-Jul-2016

30 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

ini keren loh buat kamu yang suka hukum tata negara

TRANSCRIPT

Page 1: Latar Belakang Perbandingan 1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan terus berkembangnya system ketatanegaraan suatu negara,

maka konstitiusi dari suatu negara yang dibuat pada masa lalu otomatis juga harus

dapat menyesuaikan dirinya terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Satu-

satunya cara konstitusi harus terus mengalami pembaharuan untuk dapat

disesuaikan dengan kondisi yang terus berubah seperti pada masa sekarang ini.

Perubahan konstitusi merupakan keniscayaan.1

Salah satu elemen penting yang diatur dalam pasal-pasal konstitusi adalah

ketentuan mengenai amandemen (perubahan). Dapat dipastikan dalam setiap

konstitusi yang terdokumentasi dari suatu negara di dunia umumnya terdapat

ketentuan untuk melakukan perubahan konstitusi itu sendiri.2

Masa peralihan Indonesia menuju suatu cita demokrasi merupakan suatu

proses tahapan penting dalam perkembangan ketatanegaraan Indonesia. Salah satu

aspek yang menjadi bagian penting dalam proses perkembangan ketatanegaraan

Indonesia adalah perubahan Konstitusi Indonesia tahun 1945 (UUD 1945).

Undang-Undang Dasar 1945 telah mengalami empat kali perubahan sejak tahun

1999 sampai dengan tahun 2002.3

Amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah mengakibatkan

beberap perubahan ketatanegaraan Indonesia yang salah satunya yaitu ketentuan

yang secara eksplisit mengatur tentang mekanisme amandemen Undang-Undang

Dasar 1945 yang diatur dalam pasal 37 yang membawa arah amandemen

konstitusi Indonesia yang semakun menunjukkan sifat Rigid, serta

mengamanatkan adanya batasan dalam melakukan perubahan. Dimana pada masa

1 Feri Amsari, Perubahan UUD 1945, edisi Revisi, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal.12 Ibid3 Jimly Asshidiqie, “Struktur ketatanegaraan indoensia setelah perubahan keempat UUD tahun 1945”, Makalah disampaikan pada seminar pembangunan Hukum Nasional VIII Denpasar, 14-18 Juli 2003, http:/legal.daily-thought.info, akses pada februari 2014. Hal 1

Page 2: Latar Belakang Perbandingan 1

2

sebelum amandemen Undang-Undang Dasar hanya mengatur tentang jumlah

kuorum dan suara yang dibutuhkan untuk mengubah Undang-Undang Dasar.

Dalam pasal 37 Undang-Undang Dasar tahun 1945 menentukan bahwa :

(1) Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan

dalam sidang MAjelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh

sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan

Rakyat.

(2) Setiap usul perubahan pasal-pasal UndangUndang Dasar diajukan

secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan

untuk diubah beserta alasannya.

(3) Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, siding majelis

Permusyawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari

jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.

(4) Putusan untuk mengubah Undang-Undang Dasar dilakukan dengan

persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu

anggota dari seluruh anggota majelis permusyawaratan rakyat.

(5) Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak

dapat dilakukan perubahan.

Jika pada saat sebelum amandemen persetujuan yang diminta yaitu

sebanyak 2/3 dari anggota yang hadir, maka pada masa setelah amanademen

persetujuan yang diminta untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar

1945 meningkat menjadi sekurang-kurangnya limapuluh persen ditambah satu

dari seluruh anggota MPR, hal ini mengisyaratkan bahwa syarat untuk

mengamandemen menjadi lebih berat dari sebelumnya.

Berbeda dengan Amerika Serikat yang juga menganut sistim Presidensiil

seperti Indonesia, akan tetapi dalam hal bentuk negara, Amerika Serikat menganut

sistim Federal yang member kekuasaan kepada negara-negara bagian untuk

mengatur negaranya senidiri. Yang berbeda dengan Indonesia yang berbentuk

negara kesatuan yang kekuasaannya terpusat di pemerintah Pusat. Sehingga

Page 3: Latar Belakang Perbandingan 1

3

dalam mengamandemen Konstitusi tentunya akan terdapat perbedaan perbedaan

dari kedua negara.

Sementara itu jika dilihat dari kekuasaan legislatifnya Amerika Serikat dan

Indonesia merupakan negara yang menganut sistim bicameral (dua Kamar)

dimana Amerika Serikat terdiri dari House of Representatif dan Senate yang

merupakan bagian dari Congress Amerika Serikat, Indonesia mempunyai memilik

Dewan Perwakilan Rakyat dan dewan Perwakilan Daerah yang merupakan

susunan dari Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia.

Meskipun kedua Negara sama-sama menganut sistim bicameral, tetapi jika

dilihat secara teliti maka terdapat perbedaan yang sangat mendasar dalam sistim

bikameral yang dianut oleh Indonesia dan Amerika Serikat, terutama dari

komposisi serta struktur dari kedua lembaga Congress dan Majelis

Permusyawaratan Rakyat. Namun demikian, keduanya sama-sama diberikan

kekuasaan dalam hal melakukan perubahan Undang-Undang dasar dari masing-

masing negara.

Sebagaimana diatur dalam artikel V Konstitusi Amerika Serikat,

The Congress, whenever two-thirds of both house shall deem it necessary,

shall propose amandements to this constitution, or, of the application of

the legislatures of two-thirds of the several states, shall call a convention

for proposing amendements, which, in either case, shall be valid to all

intens and purposes, also as part of this constitution, when ratified by the

legislatures of three fourths of the several states, or by conventions in

three fourths thereof, as the one or the other mode of ratification may be

proposed by the congress; provide that no amenement which may be made

prior to the year one thousand eight hundered and eight shall in any

manner affect the first and fourth clauses in the ninth section of the first

article; and that no state without its consent, shall be deprived of its equal

suffrage in the senate. (apabila duapertiga anggota kedua kamar

menganggap perlu, congress akan mengusulkan amandemen terhadap

konstitusi ini, atau atas permintaan badan legislative dari dua pertiga

Page 4: Latar Belakang Perbandingan 1

4

jumlag negara bagian, akan menggelar siding untuk mengajukan

amandemen terhadap konstitusi ini, atau atas permintaan badan legislative

dari duapertiga jumlah negara bagian, akan menggelar siding untuk

mengusulkan amandemen, yang dalam hal manapun dan keduanya, akan

berlaku untuk segala maksud dan tujuan, sebagai bagian dari konstitusi ini,

apabila disahkan oleh badan ;legislative tigaperempat dari jumlah negara

bagian, atau oleh konvensi dari tigaperempat itu sebagai salah satu dari

dua cara ratifikasi yang mungkin diusulkan oleh kongres; asalkan tidak

ada amandemen yang mungkin dibuat sebelum tahun seribu delapan ratus

delapan akan mempengaruhi dengan cara apapun ayat pertama dan ayat

keempat dalam bagian Sembilan pasal satu; dan bahwa tidak ada negara

bagian tanpa persetujuannya, akan dicabut haknya atas suara yang

sederajat atau di senat)

Dari ketentuan tersebut dijelaskan bahwa amandemen dapat dilakukan

apabila duapertiga anggota kedua kamar (senate dan house of representative)

memandang perlunya suatu amandemen. Amandemen dapat diusulkan oleh

Kongress maupun atas permintaan badan legislative dari duapertiga jumlaha

negara bagian. Setelah diusulkan kemudian digelar seidang untuk membahas

usulan amandemen berupa pembahasan segala maksud dan tujuan amandemen

tersebut. apabilaa disahkan oleh tigaperempat badan legislative dari negara

bagian.

Meskipun system pemerintahan kedua negara sama, tetapi karena

perbedaan bentuk negara maka menyebabkan adanya perbedaan dari kedua

negara dalam melakukan perubahan masing-masing konstitusi.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka

permasalah yang akan diteliti adalah sebagi berikut :

1. Bagaimana sejarah perubahan konstitusi Indonesia dan Amerika

Serikat?

2. Bagaimana Mekanisme amandemen dari kedua negara tersebut ?

Page 5: Latar Belakang Perbandingan 1

5

C. Ruang Lingkup dan Tujuan Pembahasan

Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik dan terarah maka

ruang lingkup pembahsannya akan dibatasi khusus pada mekanisme perubahan

Konstitusi negara Indonesia Amerika Serikat yang dimulai pengajuan sampai

pengasahannya saja. Serta landasan yang digunakan berdasarkan konstitusi dalam

arti sempit ( Undang-Undang Dasar) dari kedua negara saja. Berdasarkan

permasalahan yang akan diteliti maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang sejarah amandemen

konstitusi dari Indonesia dan Amerika Serikat.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang mekanisme amandemen

Konstitusi dari Negara Indonesia dan Amerika serikat.

D. METODE PENELITIAN

1. Definisi operasional Variabel

a. Amandemen adalah mengubah sesuatu yang sudah diatur dalam konstitusi

(membuat isi ketentuan UUD menjadi lain dari sebelumnya melalui

penafsiran) atau menambahkan sesuatu yang belum diatur dalam UUD

atau Konstitusi.4

b. Mekanisme adalah cara kerja suatu alat dalalm sebuah badan atau

organisasi yang saling berhubungan untuk menghasilkan yang maksimal

sehingga tercapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu

organisasi.5

c. Konstitusi atau Undang-undang Dasar adalah naskah yang memaparkan

rangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu

negara dan menentukan pokok dari badan-badan tersebut (E.C.S.Wade

dalam bukunya Constitutionnal law).6

2. Jenis Penelitian

4 Sri soemantri, prosedur dan system perubahan konstitusi,Alumni,Bandung 5 Musliadipnl.files.wordpress.com/2015/12/bab-ii-musliadi.docx, diakses desember 20156 Dahlan Thaib.dkk, teori dan hukum Konstitusi, edisi revisi, PT.Raja Grafindo Persada Jakarta,1999. Hal8

Page 6: Latar Belakang Perbandingan 1

6

Penelitian ini bersifat normative, yaitu penelitian ilmiah untuk menemukan

kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari segi normatiknya.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan studi kepustakaan (Library Research)

yang bersifat normative yang hanya menganalisa bahan bahan tertulis dan tidak

mertatap muka dengan pemberi informasi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan perbandingan ( Comparative

approach). Studi perbandingan hukum merupakan kegiatan untuk

membandingkan hukum suatu negara dengan negara lain atau hukum suatu negara

dari suatu waktu tertentu dengan hukum diwaktu yang lain.7

7 Peter Mahamus Marzuki,penelitian hukum,kencana,Jakarta, hal.133

Page 7: Latar Belakang Perbandingan 1

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN KONSTITUSI

Istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis constituer, yang berarti

membentuk. Pemakaian Istilah konstitusi yang dimaksud adalah berkaitan dengan

pembentukan suatu Negara atau menyusun dan menyatakan suatu Negara.8

Konstitusi adalah segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan (Undang-

Undang Dasar), atau Undang-Undang dasar suatu Negara. Dengan kata

lain,sebagai tindakan atau perilaku seseorang maupun penguasa berupa kebijakan

yangtidak didasarkan atau menyimpangi konstitusi, berarti tindakan

(kebijakan)tersebut adalah tidak konstitusional.9

Bagi mereka yang memandang Negara dari sudut kekuasaan dan

menganggapnya sebagai organisasi kekuasaan, maka Undang-Undang dasar dapat

dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menetapkan bagaimana

kekuasaan dibagi antara beberapa lembaga kenegaraan, misalnya badan

legislative, eksekutif, dan yudikatif. Undang-Undang Dasar menentukan cara-cara

bagaimana pusat kekuasaan berkerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain,

Undang-Undang Dasar merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu

Negara. Berikut ini beberapa ahli hukum yang mendukung antara yang

membedakan dengan menyamakan pengertian konstitusi dengan Undang-Undang

Dasar. Penganut paham yang membedakan pengertian konstitusi dengan Undang-

Undang Dasar antara lain Herman Heller dan F. Lassalle. Herman Heller

membagi pengertian konstitusi menjadi tiga, yaitu:10

1. Die Politische verfassung als gesellschaftlich wirklichkeit.Konstitusi adalah

mencerminkan kehidupan politik didalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.

Jadi mengandung pengertian politis dan sosiologis.

8 Nuruddin Hady,Teori Konstitusi dan Negara Demokrasi: Paham Konstitusionalisme Demokrasi Pasca Amandemen UUD 1945,Setara Press, Malang, 2010, hlm. 19 Dahlan Taib,Teori dan Hukum Konstitusi,RajaGrafindo, Jakarta, 2011, hlm. 110 Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim,Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Pusat Studi HTN Fakultas Hukum UI, Jakarta, 1988, hlm. 65

Page 8: Latar Belakang Perbandingan 1

8

2. Die Verselbstandige rechtsverfassung . Konstitusi merupakan suatukesatuan

kaidah yang hidup dalam masyarakat. Jadi mengandung pengertian yuridis.

3. Die geshereiben verfassung . Konstitusi yang ditulis dalam suatunaskah

sebagai undang-undang yang tertinggi yang berlaku dalam suatu Negara.

Dari pendapat Hermen Heller dapat disimpulkan bahwa jika

pengertianundang-undang itu harus dihubungkan dengan pengertian konstitusi,

maka artinyaUndang-Undang Dasar itu baru merupakan sebagian dari pengertian

konstitusi,yaitu konstitusi yang tertulis. Disamping itu, konstitusi tidak hanya

bersifatyuridis semata-mata, tetapi mengandung pengertian logis dan politis.

F. Lassalle dalam bukunya Uber Verfassungswesen, membagi

konstitusidalam dua pengertian, yaitu:11

1.Pengertian sosiologi atau politis (sosiologische atau politischebegrip).

Konstitusi adalah sintesis factor-faktor kekuatan yang nyata (dereele

machtsfactoren)dalam masyarakat. Jadi konstitusimenggambarkan hubungan

antara kekuasaan-kekuasaan yangterdapat dengan nyata dalam suatu Negara.

Kekuasaan tersebutdiantaranya; raja, perlemen, cabinet, pressure groups, partai

politik,dan lain-lain; itulah yang sesungguhnya konstitusi.

2.Pengertian yuridis (yuridische begrip). Konstitusi adalah suatunaskah

yang memuat semua bangunan Negara dan sendi-sendi pemerintahan.

Dari pengertian sosiologi dan politis, ternyata Lassalle menganut paham

bahwa konstitusi sesungguhnya mengandung pengertian yang luas dari Undang-

Undang Dasar. Namun dalam pengertian yuridis, Laselle menyamakan

konstitusidengan Undang-Undang Dasar.

Penganut paham modern yang menyamakan pengertian konstitusi

denganUndang-Undang Dasar, adalah C.F.Strong dan James Bryce. Pendapat

James Bryce sebagaimana dikutip C.F.Strong dalam bukunya:

11 Abu Daud Busroh dan Abu Bakar busroh, Azas-azas Hukum Tata Negara, Ghalia indonesia,Jakarta, 1991, hlm. 73

Page 9: Latar Belakang Perbandingan 1

9

Modern Political Constitution menyatakan konstitusi adalah: “ A frame of

political society,organized through and by law, that is to say on in which law has

established permanent institutions with recognized functions and define tights.”

Dari definisi tersebut, pengertian konstitusi dapat diartikan sebagai kerangka

Negara yangdiorganisasi dengan dan melalui hukum, bilamana hukum

menetapkan:

1.Pengaturan mengenai pendirian lembaga-lembaga yang permanent.

2.Fungsi dari alat-alat kelengkapan.

3.Hak-hak tertentu yang telah ditetapkan.

Kemudian C.F.Strong melengkapi pendapat tersebut dengan pendapatnya

sendiri, “ Constitution is a collection of principle according to which the power of

the government, the rights of the governed, and the relations between the two ar

adjusted.”Artinya, konstitusi dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan asas-asas

yang menyelenggarakan:

1.Kekuasaan pemerintahan (dalam arti luas).

2.Hak-hak dari yang diperintah.

3.Hubungan antara pemerintah dan yang diperintah

(menyangkutdidalamnya masalah hak asasi manusia).

Dari pengertian konstitusi yang telah dijelaskan diatas, maka

dapatdipastikan bahwa tiap-tiap Negara memiliki pandangan serta makna

tersendiridalam mengartikan maupun menerapkan konstitusi dan pelaksanaan

kepemerintahannya.

B. TUJUAN KONSTITUSI

Pada masa peralihan dari Negara feudal monarkhi atau oligarki

dengankekuasaan mutlak penguasa ke Negara nasional demokrasi, konstitusi

berkedudukan sebagai benteng pemisah antara rakyat dan penguasa

Page 10: Latar Belakang Perbandingan 1

10

yangkemudian secara berangsur-angsur mempunyai fungsi sebagai alat rakyat

dalam perjuangan kekuasaan melawan golongan penguasa.

Setelah perjuangan dimenangkan oleh rakyat, konstitusi bergeser

kedudukan dan perannya dari sekedar penjaga keamanan dan kepentingan

hiduprakyat terhadap kezaliman golongan penguasa, menjadi senjata rakyat untuk

mengakhiri kekuasaan sepihak satu golongan dalam sistem monarkhi dan

oligarki,serta untuk membangun tata kehidupan baru atas dasar landasan

kepentingan bersama rakyat dengan menggunakan berbagai ideology seperti;

individualism,universalisme, demokrasi, dan sebagainya. Selanjutnya, kedudukan

dan fungsikonstitusi ditentukan oleh ideology yang melandasi Negara.

Secara prinsip tujuan konstitusi adalah untuk membatasi kesewenangan

tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang diperintah, dan merumuskan

pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Loewenstein dalam bukunya Political

Power and Governmental Proce’s, bahwa konstitusi itu suatu sarana dasar untuk

mengawasi proses-proses kekuasaan. Oleh karena itu, setiap konstitusi

mempunyai dua tujuan:12

1.Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadapkekuasaan

politik,

2.Untuk membebaskan kekuasaan dari control mutlak para penguasa,serta

menetapkan bagi para penguasa batas-batas kekuasaan.

Mengenai Teori Konstitusi (Constitutional Theory), Maarseven dan Tang

mengemukakan adanya tiga level pengkajian, yaitu:13

1. National Theory, yaitu teori yang menkaji Konstitusi suatu Negara

tertentu;

2. Comparative Constitusional Theory, yang kajiannya membandingkan

Konstitusi-konstitusi berbagai Negara;

12 Koerniatmanto Soetoprawiro,Konstitusi: Pengertian dan Perkembangannya, Pro Justita, No. 2Tahun V, Mei 1987, hlm. 31.13 Nuruddin Hady,,, Op Cit, hlm. ix

Page 11: Latar Belakang Perbandingan 1

11

3. General Constitutional Theory, yang kajiannya berkaitan dengan teori-

teori umum konstitusi.

Dari teori konstitusi tersebut, maka penulis akan mengambil

tujuankonstitusi berdasarkan Comparative Constitusional Theory karena akan

dibahas mengenai perbandingan Konstitusi Indonesia dengan Amerika Serikat.

Studi Teori Konstitusi mengenal enam cara pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan Sejarah (historical approach), yakni mengkaji konstitusi

sebagai produk sejarah dengan menjelaskan berbagaifactor yang mempengaruhi

terbentuknya konstitusi;

b. Pendekatan kelembagaan (institutional approach), yaitu memahami

bahwa “Constitutions are fullyfledge politico-legal phenomena”, yang mengkaji

Konstitusi sebagai ekspresi kultur dan struktur politik suatu masyarakat;

c. Pendekatan Ideologi (ideological approach) yang mengkaji konstitusi

dari aspek nilai-nilai dan norma-norma yang dianut suatu masyarakat atau negara,

termasuk perbedaan ideology yangmelahirkan Konstitusi.

d. Pendekatan fungsional (functional approach) yang mengkaji Konstitusi

sebagai serangkaian unsure-unsur sistem sosial politik dan bagaimana konstitusi

dapat menjamin berfungsinya sistemsosial politik;

e. Pendekatan Struktur (structural approach) yang merupakan variasi

pendekatan fungsional yang intinya bahwa perubahan struktur sosial akan

mengubah Konstitusi (changes in the structure affect the constitution);

f. Pendekatan sistem (system approach), yaitu bahwa “this approachdeals

with such matters as the place constitutions occupy in this system, their

significance and how the influence the way the system worl .”

Bagi suatu Negara, Konstitusi, khususnya Konstitusi tertulis (UUD)

merupakan suatu “politico-legal document” yang secara substantive bermakna

Page 12: Latar Belakang Perbandingan 1

12

hukum dasar suatu Negara, kumpulan aturan-aturan dasar yang membentuk

institusi-institusi pokok Negara, mengatur lembaga-lembaga Negara yang paling

penting kekuasaannya dan hubungannya satu sama lain, mengatur hak dan

kewajiban dasar warga Negara, mengatur dan membatasi kekuasaan Negara

beserta institusinya, dan menentukan hubungan antara Negara dan masyarakat.

Dengan demikian, konstitusi bagi suatu Negara mempunyai

beberapafungsi, yaitu:

a. Fungsi ideologis (ideological function), dalam hal ini

Konstitusimemerlukan suatu komitmen terhadap suatu ideology

tertentu,misalnya di Indonesia, Pancasila;

b. Fungsi Nasionalistis (nationalistic function), Konstitusi berfungsi

memelihara nasionalisme Negara, yakni rasa persatuan dan kesatuan

identitas nasional lewat bendera, lambing, dan lagu kebangsaan, maka

disebut juga “fungsi integrasi” dari konstitusi;

c. Fungsi struktur (structuring function), yaitu membangun harapan-harapan

politik dan bagaimana harapan-harapan tersebut akan diwujudkan, dalam

hal ini disebut juga “fungsi orientasi” dari konstitusi;

d. Fungsi publikatif (publicative function), yaitu sebagai bukti kelahiran

(birth sertivicate) suatu Negara untuk menunjukkaneksistensinya dalam

komunitas internasional;

e. Fungsi rasionalisasi (rationalizing function), yaitu konstitusi

mengekspresikan tujuan-tujuan politik dalam terminology danformulasi

hukum;

f. Fungsi registrasi (registration function), dalam hal ini konstitusi merekam

berbagai perkembangan dan konflik politik yang terjadidi suatu Negara;

g. Fungsi symbol ( symbol function), yakni Konstitusi berfungsi memberikan

inspirasi bagi masyarakatnya atas kebutuhan manusiaakan hak asasi

manusia, keadilan, rule of law, demokrasi, dansebagainya;

h. Fungsi pembatas (barrier function), yakni mencegah atau memberi batasan

agar perubahan-perubahan politik dan kenegaraan tidak berlangsung

secara anarkis.

Page 13: Latar Belakang Perbandingan 1

13

Dari delapan fungsi Konstitusi tersebut, maka kita dapat menelaah penerapan konstitusi serta dasar ideologi dan arah dari politik suatu Negara.Kedudukan, fungsi dan tujuan konstitusi dalam suatu Negara berubah dari zaman ke zaman.

Page 14: Latar Belakang Perbandingan 1

14

BAB III

PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERUBAHAN KONSTITUSI INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT

1. Sejarah Perubahan Konstitusi Indonesia

Berhentinya presiden soeharto pada 21 mei 1998 membukan era reformasi

bagi rakyat Indonesia. Reformasi memberikan harapan besar bagi terjadinya

perubahan dalam penyelenggaraan negara yanag lebih demokratris, transparan,

dan memiliki akuntabilitas tinggi serta terwujudnya good governance dan adanya

kebebasan berpendapat.

Pada awal era reformasi, berkembang dan populer dimasyarakat

banyaknya tuntutan reformasi yang didesakkan oleh berbagai komponen bangsa,

termasuk mahasiswa dan pemuda. Tuntutana-tuntutan itu antara lain sebagai

berikut:

1. Amandemen UUD tahun 1945;

2. Penghapusan Doktrin dwifungsi ABRI ;

3. Penegakan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM);

serta pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);

4. Desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah;

5. Mewujudkan kebebasan pers;

6. Mewujudkan kehidupan demokrasi

Dasar pemikiran yang melatra belakangi dilakukannya perubahan UUD

1945 adalah sebagai berikut :14

1. membentuk struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan

tertingggi yaitu MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat.

Hal itu berakibat pada tidak terjadinya saling mangawasi dan saling

mengombangi (chek and balances ) pada institusi-institusi krtatanegaraan.

14 Panduan permasyarakatan Undang-Undang dasar negara republic Indonesia tahun 1945,seketraian jendral MPR RI.jakarta hal. 9

Page 15: Latar Belakang Perbandingan 1

15

Penyerahan kekuasaan tertinggi pada MPR nerupakan kunci yang

menyebabkan kekuasaan pemerintahan negara seakan-akan tidak memiliki

hubungan dengan rakyat;

2. UUD 1945 memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada pemegang

kekuasaan eksekutif (presiden). System yang dianut oleh UUD 1945

adalah dominan eksekutif (executive heavy), yakni kekuasaan dominan

berada ditangan presiden. Pada diri presiden terpusat kekuasaan

menjalankan pemerintahan (chief executive) yang dilengkapi dengan hak

prerogative dan juga kekuasaan legislative karena memiliki kekuasaan

membentuk Undang-Undang (UU). Hal itu tertulis dalam penjelasan UUD

1945 yang beerbunyi presiden adalah penyelenggara Pemerintahan Negara

yang tertinggi dibawah Majelis. Hal ini mendorong kearah kekuasaan

presiden yang mendorong lahirnya kekuasaan yang otoriter;

3. UUD 1945 memiliki pasal-pasal yang terlalu ‘luwes’ sehingga dapat

mengandung lebih dari satu tafsiran. Seperti dalam pasal 6 dan pasal 7

yang menyatakan tentang syarat presiden dan masa jabatan presiden;

4. UUD 1945 terlalu banyak memberikan kewenangan kepada kekuasaan

presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang. Presiden

memiliki kekuasaan legislative sehingga dapat merumuskan hal-hal

penting sesuai dengan kehendaknya dalam undang-undang. Termasuk

dalam undang-undang kekuasaan lembaga legislative dan yudikatif.

5. Rumusan UUd 1945 belum cukup didukung dengan kehidupan yang

demokratis, mengandung supremasi hukum, penghormatan hak asasi

manusia, dan otonomi daerah. Hal ini membuka peluang bagi

berkembangnya praktik penyelenggraraan negara yang tidak sesuai dengan

amanat pembukaan UUD 1945, antara lain sebagai berikut.

a. Tidak adanya saling mengawasi dan saling mengimbangi (chek and

balances) antar lembaga negara dan kekuasaan terusat pada presiden;

b. Infrastruktur politik yang dibentuk, antara lain partai politik dan

organisasi masyarakat, kurang mempunyai kebebasan berekspresi

sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya;

Page 16: Latar Belakang Perbandingan 1

16

c. Pemilihan umum (pemilu) diselenggarakan untuk memenuhi

poersyaratan demokrasi formal karena seluruh proses dan tahapan

dikuasai oleh pemerintah;

d. Kesejahteraan social berdasarkan pasal 33 UUD 1945 tidak tercapai,

justru yang berkembang adalah system monopoli, oligopoly, dan

monopsomi;

Ditengah proses pembahsan perubahan UUD 1945, panitia ad hoc 1

menyusun kesepakatan dasar berkaitan dengan perubahan UUD 1945 yang

menyepakati lima butir, yaitu :15

1. Tidak mengubah pembukaan UUD 1945;

2. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI);

3. Mempertegas system pemerintahan presidensial;

4. Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normative akan

dimasukkan kedalam pasal-pasal (batang tubuh);

5. Malakukan perubahan secara addendum;

Indonesia telah melakukan empat kali amandemen (perubahan) UUD 1945, yaitu :

1. Perubahan pertama Undang-Undnag Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945 hasil siding umum MPR tahun 1999 (tanggal 14 sampai 21

Oktober 1999), (lembaran negara Nomor 11 tahun 2006);

2. Perubahan kedua Undang-Undnag Dasar Negara Republik Indonesia tahun

1945 hasil siding Umum MPR tahun 2000 ( tanggal 7 sampai 18 agustus

2000), ( lembaran negara nomor 12 tahun 2006);

3. Perubahan ketiga Undang-Undnag Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945 hasil siding umum MPR tahun 2001 (tanggal 1 sampai 9

November 2001), (lembaran negara nomor 13 tahun 2006);

4. Perubahan keempat Undang-Undnag Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945 hasil siding umum MPR tahun 2002 (tanggal 1 sampai 11

agustus 2002), (lembaran negara nomor 14 tahun 2006) ;

15 Ibid, hal.18

Page 17: Latar Belakang Perbandingan 1

17

2. Sejarah Perubahan Konstitusi Amerika Serikat

Konstitusi Amerika Serikat disusun dan diterima beberapa tahunsetelah

Pernyataan Kemerdekaan Amerika Serikat ditanda tangani padatahun 1776. Pada

tanggal 25 Mei 1787 dibuka dengan resmi SidangKonstituante yang terdiri dari 55

orang utusan dari 13 negara-negara yangada di Amerika pada waktu itu.

Perbincangan 55 orang utusan berlangsungsampai 17 September 1787 dan

menghasilkan rancangan naskahkonstitusi. Rancangan Naskah tersebut diterima

sebagai naskah resmiuntuk dimintakan persetujuan dari pemerintah-pemerintah 13

Negarauntuk dapat berlaku efektif sebagai Konstitusi Amerika Serikat. Pada akhir

tahun 1787, 9 negara memberikan persetujuan dan secara formal sudahdapat

berlaku sah, karena sudah mencapai mayoritas 2/3.16

Konstitusi Amerika Serikat mewujudkan prinsip-prinsip yang dinyatakan

dalam suatu Declaration of Independence (1776). Deklarasi tersebut diangkat dari

filosofi Prancis dan aliran pencerahan Inggris.Tujuan utama konstitusi Amerika

Serikat adalah menjamin hak-hak Negara bagian. Negara Amerika Serikat

memiliki motto (1776) “ E pluribus Unum” artinya “dari banyak,menjadi satu”,

dan pada tahun 1956 dengan motto “In God We Trust” artinya” kepada Tuhan

kami Percaya” ini memiliki sistem pemerintahan demokrasi presidensiil. Kostitusi

tersebut menjelaskan kekuasan yang dapat diselenggarakan organ pemerintahan

bersama, yaitu pemerintahan federal. Sedangkan kekuasaan yang tidak disebutkan

dalam konstitusi menjadi milik pemerintah Negara bagian.17

Sistem pemerintahan Amerika Serikat didasarkan atas konstitusi (UUD)

tahun 1787. Sistem pemerintahan Amerika Serikat saat ini berdasarkan atas sistem

pemerintahan demokrasi. Cirri-ciri pemerintahan Amerika Serikat yang

ditentukan dalam Konstitusi 1787:

1. Amerika Serikat adalah suatu Negara Republik Federal

yangdemokratis; dan bukan kerajaan (Monarkhi). Pasal 4 Konstitusi

“Pemerintah Federal akan melindungi setiap Negara bagian terhadap

16 https://www.academia.edu/4523044/Perbandingan_Konstitusi_AS_dan_Perancis diakses 16 Desember 2015 17 Ibid

Page 18: Latar Belakang Perbandingan 1

18

serbuan dan jika diminta oleh Pemerintah NegaraBagian akan

melindungi Negara bagian dari huru-hara dalam negeri”

2. Terdapat pembagian kekuasaan konstitusional antaraPemerintah

Federal (Serikat dan Pemerintah Negara-negaraBagian. Rangka dasar

konstitusional formal sistem federal Amerika “pemerintahan Nasional

hanya memiliki kekuasaan-kekuasaan yang diserahkan kepadanya oleh

konstitusi, dengansatu pengecualian penting, Negara-negara bagian

memilikisemua kekuasaan yang tidak didelegasikan kepada

PemerintahPusat kecuali kekuasaan-kekuasaan tersebut ditolak

olehkonstitusi, tetapi dalam ruang lingkup operasi-

operasinyaPemerintah Nasional berkuasa. Menurut ketentuan

konstitusiada kekuasaan-kekuasaan yang jelas diserahkan kepada

pemerintah federal, ini tidak masuk lingkup kekuasaan pemerintah

Negara bagian, terdapat kekuasaan yang menjadiruang lingkup Negara

bagian kecuali yang ditolak oleh konstitusi. Dengan demikian terdapat

kekuasaan tertentu yangtidak didelegasikan ke pemerintah pusat tetapi

diingkari menjadi kekuasaan Negara bagian.

3. Pemerintahan oleh rakyat, kedaulatan berada di tangan rakyatyang

dinyatakan melalui pemilihan umum. Pada tingkat Federal dilakukan

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 4tahun sekali, Pemilihan Senat

untuk mewakili Negara bagian 6tahun sekali, pemilihan Anggota

Badan Perwakilan (House of Representative) 2 tahun sekali.

4. Pemisahan kekuasaan antara Legislatif, Eksekutif,dan Yudikatif baik

mengenai organ pelaksana maupun mengenai fungsi kekuasaan saling

membatasi, dengan “checks dan balances” sehingga tidak ada yang

terlalu menonjol.

5. Negara-negara bagian memiliki hak yang sama, sama derajatdan tidak

boleh diberi hak-hak istimewa oleh Pemerintah Pusat. Negara-negara

bagian memiliki UUD sendiri, dapat membuat undang-undangnya

sendiri dan harus diakui serta dihargai oleh Negara-negara bagian

lainnya.

Page 19: Latar Belakang Perbandingan 1

19

6. Keadilan ditegakkan melalui Badan Yudikatif yaitu Mahkamah Agung

(Sepreme Court) yang bebas dari pengaruh badan Legislatif dan

Eksekutif.. Mahkamah Agung menjamin hak-hak kebebasan dan

kemerdekaan individu serta menjamin tegaknya hukum (rule of law).

7. Supra struktur politik ditopang oleh infra struktur politik yang

menganut sistem bipartisan. Terdapat dua partai yangmenentukan

politik dan pemerintahan Nasional yaitu “Democratic Party” dan

Republican Party”

Amerika Serikat sudah melakukan dua puluh tujuh kali Amandemen

Konstitusi yaitu :18

1. Amendment I Religion, Speech, Press, Assembly, Petition (1791);

2. Amendment II Right to Bear Arms (1791);

3. Amendment III Quartering of Troops (1791);

4. Amendment IV Search and Seizure (1791);

5. Amendment V Grand Jury, Double Jeopardy, Self-Incrimination, Due

Process (1791);

6. Amendment VI Criminal Prosecutions - Jury Trial, Right to Confront and

to Counsel (1791);

7. Amendment VII Common Law Suits - Jury Trial (1791);

8. Amendment VIII Excess Bail or Fines, Cruel and Unusual Punishment

(1791);

9. Amendment IX Non-Enumerated Rights (1791);

10. Amendment X Rights Reserved to States (1791);

11. Amendment XI Suits Against a State (1795);

12. Amendment XII Election of President and Vice-President (1804);

13. Amendment XIII Abolition of Slavery (1865);

14. Amendment XIV Privileges and Immunities, Due Process, Equal

Protection, Apportionment of Representatives, Civil War Disqualification

and Debt (1868);

15. Amendment XV Rights Not to Be Denied on Account of Race (1870);

18 http://internationalholic.blogspot.co.id/kumpulan-jurnal-internasional-unair2014-proses-amandemen-di-amerika-serikat.html diakses 17 desember 2015

Page 20: Latar Belakang Perbandingan 1

20

16. Amendment XVI Income Tax (1913);

17. Amendment XVII [Election of Senators (1913);

18. Amendment XVIII Prohibition (1919);

19. Amendment XIX Women's Right to Vote (1920);

20. Amendment XX Presidential Term and Succession (1933);

21. Amendment XXI Repeal of Prohibition (1933);

22. Amendment XXII Two Term Limit on President (1951);

23. Amendment XXIII Presidential Vote in D.C. (1961);

24. Amendment XXIV Poll Tax (1964);

25. Amendment XXV Presidential Succession (1967);

26. Amendment XXVI Right to Vote at Age 18 (1971);

27. Amendment XXVII Compensation of Members of Congress (1992);

B. MEKANISME AMANDEMEN KONSTITUSI INDONESIA DAN AMERIKA

SERIKAT

1. Mekanisme Amandemen Konstitusi Indonesia

Mekanisme atau tata cara amandemen Konstitusi Indonesia teelah diatur dalam

pasal 37 UUD 1945 yaitu sebagi berikut :

(1) Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan

dalam sidang MAjelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh

sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan

Rakyat.

(2) Setiap usul perubahan pasal-pasal UndangUndang Dasar diajukan

secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan

untuk diubah beserta alasannya.

(3) Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, siding majelis

Permusyawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari

jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Page 21: Latar Belakang Perbandingan 1

21

(4) Putusan untuk mengubah Undang-Undang Dasar dilakukan dengan

persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu

anggota dari seluruh anggota majelis permusyawaratan rakyat.

(5) Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak

dapat dilakukan perubahan.

Berdasarkan pasal 78 paraturan tata tertib MPR RI tata cara perubahan UUD

adalah sebagai berikut:

a. Diusulkan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota majelis;

b. Setiap usul perubahan diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan

jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya;

c. Usul sebagaimana dimaksud pada huruf b, diajukan kepada pimpinan

Majelsi dan pimpinan Majelis menyelenggarakan Rapat untuk membahas

usul tersebut paling lama 90 hari sejak diterimanya usul;

d. Apabila rapat pimpinan majelis menilaiusul tersebut telah

memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b,

pimpinan majelis mengundang anggota majelis untuk melaksanakan siding

majelis.

e. Pasal 71 ayat (1) huruf a: “ diambil dalam rapat yang dihadiri oleh

sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota majelis untuk mengubah dan

menetapkan Undang-Undang Dasar (kuorum), dan disetujui oleh lima

puluh persen ditambah satu anggota dari seuruh anggota majelis.”

Dalam melakukan pembahasan materi rancangan perubahan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Panitia Ad Hoc I Badan

Pekerja MPR menyepakati mekanisme pembahasan sebagai berikut: 19

a. Pembicaraan tingkat 1

1. Seluruh materi termasuk materi usulan fraksi-fraksi MPR yang belum

sempat dibahas pada sidang-sidang MPR dibahas pada rapat pleno

Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR;

19 https://www.academia.edu/9974944/Proses_Perubahan_UUD_1945 diakses desember 2015

Page 22: Latar Belakang Perbandingan 1

22

2. Setelah rapat pleno, dilakukan rapat perumusan (dilakukan oleh Tim

Perumus yang dibentuk oleh Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR)

untuk merumuskan materi yang telah dibahas pada rapat pleno Panitia

Ad Hoc I Badan Pekerja MPR, menginventarisasi pasal-pasal yang

menjadi usulan fraksi atau yang telah dibahas dalam sidang-sidang

MPR namun belum diputuskan serta melakukan inventarisasi

permasalahan yang disampaikan oleh fraksi-fraksi MPR dalam

pengantar musyawarah fraksi pada rapat Badan Pekerja MPR;

3. Hasil kesepakatan Tim Perumus, selanjutnya dibahas pada rapat pleno

dengan tujuan untuk menyerasikan dan menyempurnakan materi-

materi yang saling terkait antara satu bab dengan bab lainnya, satu

pasal dengan pasal lainnya, dan antara ayat satu dengan ayat lainnya.

Selain itu rapat sinkronisasi diselenggarakan untuk merangkum dan

melihat kembali hal-hal yang menyangkut permasalahan dan perhatian

tiap-tiap fraksi sebagaimana disampaikan dalam pengantar

musyawarah fraksi pada rapat Badan Pekerja MPR;

4. Materi yang telah disinkronkan, selanjutnya dibahas dalam rapat

finalisasi dengan tujuan untuk merumuskan dan mensistematiskan

materi rancangan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

5. Materi yang dihasilkan dari rapat finalisasi, selanjutnya

disosialisasikan sekaligus dilakukan uji sahih kepada berbagai

kalangan masyarakat dan lembaga negara/pemerintah. Tujuannya ialah

untuk menyerap berbagai pandangan, pendapat, dan tanggapan dari

berbagai kalangan masyarakat dan lembaga negara/pemerintah

terhadap hasil rumusan rapat finalisasi;

6. Pembahasan berbagai pandangan, pendapat, dan tanggapan dari

berbagai kalangan masyarakat dan lembaga negara/ pemerintah

dilakukan oleh Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR dengan

menyelenggarakan kegiatan review yang didahului dengan kegiatan

pre-review;

Page 23: Latar Belakang Perbandingan 1

23

7. Hasil kerja Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR selanjutnya disahkan

oleh rapat Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR dan rapat Badan

Pekerja MPR. Hasil kerja yang disepakati itu kemudian menjadi bahan

pokok Pembicaraan Tingkat II;

b. Pembicaraan tingkat II

Penjelasan Pimpinan MPR dan pemandangan umum fraksi-fraksi MPR

mengenai materi rancangan perubahan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 dilanjutkan dengan pembahasan oleh

Komisi Majelis terhadap semua hasil pembicaraan tingkat I dan tingkat

II.

c. Pembicaraan tingkat III

Penjelasan Pimpinan MPR dan pemandangan umum fraksi-fraksi MPR

mengenai materi rancangan perubahan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 dilanjutkan dengan pembahasan oleh Komisi

Majelis terhadap semua hasil pembicaraan tingkat I dan tingkat II.  

Komisi A MPR (Komisi C MPR pada Sidang Umum MPR tahun 1999)

sebagai komisi pada sidang-sidang MPR yang mendapat tugas untuk

membahas perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 menggunakan rancangan perubahan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hasil kerja Badan Pekerja MPR dan

materi pengantar musyawarah fraksi-fraksi MPR yang disampaikan pada rapat

pertama Komisi A MPR. Selama pembahasan di Komisi A MPR, terbuka

kemungkinan menerima masukan, tanggapan, dan pendapat dari anggota

komisi.  

Mekanisme pembahasan di Komisi A MPR berlangsung sebagai berikut.

1. Forum Rapat Pleno Komisi A MPR Tiap-tiap fraksi MPR menyampaikan

pengantar musyawarah fraksi dan tiap-tiap anggota MPR diberi

kesempatan untuk membahas materi rancangan perubahan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Forum Lobi Forum lobi adalah forum yang dibentuk oleh Komisi A untuk

membicarakan substansi materi rancangan perubahan Undang-Undang

Page 24: Latar Belakang Perbandingan 1

24

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berkembang dalam

forum rapat pleno. Keanggotaan forum lobi terdiri atas Pimpinan Komisi

A dan wakil dari setiap fraksi;

3. Forum Rapat Tim Perumus Forum rapat tim perumus adalah forum yang

dibentuk oleh Komisi A MPR untuk membahas dan merumuskan

rancangan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

4. Untuk penyempurnaan redaksional rancangan perubahan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Komisi A meminta

pendapat ahli bahasa, ahli hukum tata negara, dan ahli penulisan undang-

undang;

d. Pembicaraan tingkat IV

Putusan terhadap rancangan materi perubahan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilakukan dengan cara pemungutan suara

karena sampai saat terakhir menjelang pengambilan putusan tidak dicapai

kesepakatan fraksi-fraksi MPR sehingga masih terdapat lebih dari satu rumusan

rancangan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945. Pemungutan suara dilakukan berdasarkan ketentuan Pasal 37 Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (sebelum diubah), yaitu:

a. Untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3

daripada jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus

hadir;

b. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 daripada

jumlah anggota yang hadir;

2. Mekanisme Perubahan Konstitusi Amerika Serikat

Aturan mengenai amandemen Konstitusi terdapat dalam Artikel V

Konsntitusi Amerika Serikat yaitu :

Page 25: Latar Belakang Perbandingan 1

25

The Congress, whenever two-thirds of both house shall deem it necessary,

shall propose amandements to this constitution, or, of the application of

the legislatures of two-thirds of the several states, shall call a convention

for proposing amendements, which, in either case, shall be valid to all

intens and purposes, also as part of this constitution, when ratified by the

legislatures of three fourths of the several states, or by conventions in

three fourths thereof, as the one or the other mode of ratification may be

proposed by the congress; provide that no amenement which may be made

prior to the year one thousand eight hundered and eight shall in any

manner affect the first and fourth clauses in the ninth section of the first

article; and that no state without its consent, shall be deprived of its equal

suffrage in the senate. (apabila duapertiga anggota kedua kamar

menganggap perlu, congress akan mengusulkan amandemen terhadap

konstitusi ini, atau atas permintaan badan legislative dari dua pertiga

jumlag negara bagian, akan menggelar siding untuk mengajukan

amandemen terhadap konstitusi ini, atau atas permintaan badan legislative

dari duapertiga jumlah negara bagian, akan menggelar siding untuk

mengusulkan amandemen, yang dalam hal manapun dan keduanya, akan

berlaku untuk segala maksud dan tujuan, sebagai bagian dari konstitusi ini,

apabila disahkan oleh badan ;legislative tigaperempat dari jumlah negara

bagian, atau oleh konvensi dari tigaperempat itu sebagai salah satu dari

dua cara ratifikasi yang mungkin diusulkan oleh kongres; asalkan tidak

ada amandemen yang mungkin dibuat sebelum tahun seribu delapan ratus

delapan akan mempengaruhi dengan cara apapun ayat pertama dan ayat

keempat dalam bagian Sembilan pasal satu; dan bahwa tidak ada negara

bagian tanpa persetujuannya, akan dicabut haknya atas suara yang

sederajat atau di senat)

Konstitusi Amerika merupakan konstitusi yang sulit untuk dilakukan

perubahan. Kesulitannya terletak pada proses amandemennya. Amandemen

Konstitusi Amerika dapat diusulkan melalui salah satu dari dua cara, yaitu:

Page 26: Latar Belakang Perbandingan 1

26

1. 2/3 dari seluruh anggota (bukan hanya jumlah anggota yang hadir),

dari masing-masing majelis Kongres harus menyetujui amandemen

tersebut;

2. Kongres dapat menyelenggarakan konvensi istimewa untuk

mempertimbangkan amandemen jika lembaga legislatif dari 2/3 negara

bagian meminta dilakukan perubahan;

Usul amandemen ini harus disetujui oleh ¾ dari seluruh Negara bagian.

Jika ratifikasi tercapai, maka amandemen tersebut dapat menjadi bagian dari

konstitusi.

Mekanisme Mengamandemen Konstitusi di Amerika Serikat

1. mengusulkan amandemen. Menurut Pasal V dari Bill of Rights, kekuatan

untuk menambahkan amandemen Konstitusi hanya diberikan kepada badan

legislatif kita. Ada dua cara amandemen yang dapat diusulkan. Salah satu cara

adalah yang diusulkan oleh Kongres. Cara kendua, dan ini belum pernah

digunakan adalah untuk memiliki perubahan yang diusulkan oleh negara

bagian masing-masing;

2. membawa amandemen yang diusulkan untuk dipilih. Proses pertama, usulan

ke rumah-rumah legislatif, agar amandemen disetujui untuk tindakan lebih

lanjut, itu harus diterima oleh dua pertiga dari anggota rumah masing-masing,

baik Senat dan DPR, tindakan ini disebut sebagai "menyerukan resolusi"

meminta ratifikasi. Dalam proses kedua, amandemen harus dipanggil oleh dua

pertiga negara bagian. Arah proses ini adalah negara meminta konvensi

amandemen konstitusi sehingga dapat diusulkan. Tak satu pun dari proses-

proses ini memerlukan tanda tangan Presiden. Ini adalah bagian prosedur yang

panjang dan menghabiskan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun;

3. Meratifikasi amandemen. Untuk menjadi Amandemen Konstitusi, usulan

amandemen tersebut harus "disahkan" atau disetujui oleh tiga-perempat dari

kedua rumah atau tiga-perempat dari dewan legislatif negara, tergantung dari

arah mana proposal telah tiba;

4. Sertifikasi dokumen. Setelah amandemen telah diratifikasi, rancangan

amandemen harus disertifikasi oleh Pengarsip Amerika Serikat, dengan

Page 27: Latar Belakang Perbandingan 1

27

pernyataan bahwa sebuah rancangan amandemen telah disahkan secara

hukum. Apakah Kantor Registry Negara Federal telah menerima tindakan dari

seluruh 50 negara bagian atau belum, syarat minimal mereka menerima 38,

Kantor Pendaftaran Federal akan memberitahukan pengarsip melalui sebuah

pernyataan resmi bahwa perubahan tersebut telah lolos dan itu menjadi bagian

dari Konstitusi;

5. Setelah proses sertifikasi telah dilewati, perubahan baru ini diterbitkan dalam

Daftar Federal, sehingga menjadi pengumuman resmi untuk Kongres dan

Senat. Sekarang itu sudah menjadi hukum negara, hanya tunduk pada

interpretasi oleh Mahkamah Agung;

6. perayaan penandatanganan Sertifikasi. Hal ini telah menjadi acara seremonial

dalam beberapa dekade terakhir. Sementara tanda tangan Presiden tidak

diperlukan untuk lewatnya amandemen Konstitusi, Presiden telah meminta

untuk mengambil bagian dalam acara ini dengan menandatangani sebagai

saksi untuk bagian ini. pejabat lain dan warga negara biasa telah diminta untuk

menjadi saksi juga. Ini dikenal sebagai imbalan atas kontribusi penting untuk

sistem politik Amerika;

Page 28: Latar Belakang Perbandingan 1

28

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan mengenai mekanisme amandemen

Konstitusi Konstitusi Indonesia dan Amerika Serikat, walaupun berbeda antara

mekanisme Indonesia dan Amerika Serikat, tetapi terdapat beberapa persamaan

yang dapat disimpulkan, antara lain:

1. Baik Konstitusi Indonesia dan Konstitusi Amerika Serikat megantut

Konstitusi yang bersifat rigid, artinya ada syarat-syarat tertentu yang harus

dilalui bagi Badan perubah Konstitusi dalam melakukan amandemen

Konstitusi di Masing masing negara;

2. Dalam mekanisme amandemen konstitusi Indonesia dan Amerika serikat,

menetap kan jumlah Kuorum minimal baik dalam pengajuan amandemen,

pembahasan dalam amandemen, serta dalam memutuskan/melakukan

pengesahan/persetujuan terhadap amandemen konstiusi di Masing-Masing

Negara.

3. Dalam pembahasan dalam mengamandemen Konstitusi Indonesia dan

Amerika Serikat, Badan pembahas amanedemen Konstirusi menyertakan

unsur-unsur perwakilan Rakyat ( Dewan Perwakilan Rakyat di Indonesia dan

House of Representative di Amerika Serikat) serta unsur-unsur Perwakilan

Daerah ( Dewan Perwakilan Daerah di Indonesia dan Senate di Amerika

Serikat) dalam melakukan amandemen Konstitusi.

4. Dalam pembahasan dan persetujuan Konstitusi Indonesia dan Amerika Serikat

persetujuan peresmian Konstitusi kedua negara ini tidak memerlukan tanda

tangan dari presiden dari masing-masing negara. Presiden hanya sebagai saksi

dalam peresmian Konstitusi dari masing-masing negara.

B. Saran

Seharusnya Indonesia dalam pembahasan amandemen Konstitusi tidak ada

melakukan pembatasan terhadap materi perubahan. Karena dengan adanya

Page 29: Latar Belakang Perbandingan 1

29

pembatasan materi juga akan berdampak pada kehidupan politik dan

kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Seperti tidak dapat merubah bentuk negara

Indonesia yaitu Kesatuan. Ketika ini dibatasi maka ketika dalam perkembangan

ketatanegaraan dimasa yang akan datang dirasakan benetuk kesatuan tidak cocok

lagi dengan perkembangan ketatanegaraan, makan tetap tidak dapat dilakukan

perubahan. Ini berbeda dengan Konstitusi Amerika Serikat yang tidak ada

membatasi Materi dalam melakuka perubahan.

Indonesia juga dapat mencontoh Amerika serikat yang memberi ruang

kepada negara bagian untuk mengajukan amandemen dengan persyaratan 2/3 dari

negara bagian yang mengajukan amandemen Konstitusi. Indonesia Juga bisa

untuk memberi ruang kepada Provinsi-provinsi di Indonesia untuk mengajukan

Perubahan UUD 1945 seperti Amerika Serikat, juga dengan syarat yang diatur

kemudian. Karena dengan adanya ruang seperti ini ketika Provinsi-provinsi di

Indonesia telah sepakat untuk melakukan perubahan UUD 1945, maka MPR juga

dapat menindaklanjuti permintaan tersebut.

Page 30: Latar Belakang Perbandingan 1

30

Daftar Pustaka

Amiruddin,dkk. Pengantar Metode Penelitian Hukum. PT.Rajagrafindo Persada.

Jakarta.2008

Daud, Abu Busroh dan Abu Bakar busroh, Azas-azas Hukum Tata Negara, Ghalia

Indonesia, Jakarta, 1991.

Dahlan Thaib, dkk. Teori dan Hukum Konstitusi,edisi revisi, PT.Rajagrafindo

Persada. Jakarta. 1999

Panduan permasyarakatan Undang-Undang dasar negara republic Indonesia tahun

1945,seketraian jendral MPR RI.jakarta

Sri soemantri. Prosedur dan system perubahan Konstitusi. Almumni. Bandung.

1979

Undang-Undnag Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

Konstitusi Amerika Serikat

https://www.academia.edu/4523044/Perbandingan_Konstitusi_AS_dan_Perancis

diakses 16 Desember 2015

http://internationalholic.blogspot.co.id/kumpulan-jurnal-internasional-unair2014-

proses-amandemen-di-amerika-serikat.html

https://www.academia.edu/9974944/Proses_Perubahan_UUD_1945

Page 31: Latar Belakang Perbandingan 1

31

Tugas Perbandingan Hukum

MEKANISME AMANDEMEN KONSTITUSI

INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT (STUDI

PERBANDINGAN)“Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perbandingan Hukum”

OLEH

WAHYU TIO RAMADHAN

1 2 0 3 1 0 1 0 1 0 2 2 0

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2015