latar belakang penelitian penggunaan kortikosteroid pada pasien osteoporosis
DESCRIPTION
Latar belakang penelitian penggunaan kortikosteroid pada pasien osteoporosis di RSMH Palembang, berhubungan dengan kejadian glucocorticoid-induced osteoporosis.TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh
penurunan densitas massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga
tulang menjadi rapuh dan mudah patah (Rosani dan Isbagio, 2014). Salah satu
penyebab osteoporosis yang sering terjadi adalah penggunaan kortikosteroid
jangka panjang. Kejadian ini disebut sebagai osteoporosis diinduksi kortikosteroid
atau glucocorticoid-induced osteoporosis (GIO). Komplikasi osteoporosis yang
diinduksi oleh kortikosteroid adalah penurunan kualitas hidup, disabilitas,
kecacatan permanen, dan kematian. (Katzung, 2010; T. P. van Staa, et al, 2000)
Menurut Tirtarahardja (2006), prevalensi osteoporosis di Indonesia pada
wanita berusia 50-80 tahun adalah 23% dan usia 70-80 tahun adalah 53%,
sedangkan pada pria, skor BMD menurun 10-20% antara usia 20-39 tahun dan 70-
79 tahun. Risiko kejadian osteoporosis 4 kali lebih tinggi pada wanita
dibandingkan pria. Pada tahun 2050, diprediksi 113 juta penduduk Indonesia
berusia >50 tahun dan yang berusia >70 tahun berkembang menjadi 40,8 juta
penduduk, hal ini menyatakan bahwa Indonesia akan mengalami beban
osteoporosis yang tinggi (International Osteoporosis Foundation (IOF), 2013).
Penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang yang diberikan pada
pasien dengan penyakit penyerta merupakan penyebab utama terjadinya
osteoporosis sekunder (Katzung, 2010). Dosis penggunaan kortikosteroid harus
dijaga dalam dosis rendah dan pemberian intermiten sehingga aman bagi pasien.
Pola penggunaan kortikosteroid yang tidak sesuai dengan panduan akan
menyebabkan terjadinya osteoporosis dan banyak efek samping lainnya bagi
pasien. Sebanyak 30-50% pasien penerima terapi glukokortikoid berakhir dengan
mengalami fraktur osteoporotik. (Katzung, 2010; Goodman&Gilman, 2012)
1
2
Pasien pengguna kortikosteroid dan memiliki faktor risiko osteoporosis
akan mengalami peningkatan risiko osteoporosis akibat kortikosteroid. Faktor
risiko osteoporosis terbagi dua yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan
tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia,
penambahan 10 tahun meningkatkan risiko 1,4-1,8 kali, genetik, jenis kelamin,
dan riwayat keluarga. Faktor yang dapat dimodifikasi adalah lingkungan,
defisiensi kalsium, kurang berolahraga, obat-obatan (kortikosteroid,
antikonvulsan, dan antikoagulan), merokok, alkohol, hormonal dan penyakit
kronis, defisiensi estrogen/androgen, dan densitas tulang. (Rosani dan Isbagio,
2014)
Penelitian-penelitian sebelumnya telah menyimpulkan fakta mengenai
osteoporosis akibat kortikosteroid. Namun masih ada kontroversi mengenai pola
penggunaan kortikosteroid, sepert dosis dan lama penggunaan kortikosteroid yang
berhubungan dengan osteoporosis. Pada penelitian ini, dilakukan analisis
hubungan penggunaan kortikosteroid dan osteoporosis di Poliklinik Reumatologi
RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan
pertimbangan bagi dokter dalam memberi terapi kortikosteroid sehingga dapat
meminimalisir efek kortikosteroid pada pasien osteoporosis.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana penggunaan kortikosteroid pada pasien osteoporosis di
Poliklinik Reumatologi RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi penggunaan kortikosteroid pada pasien
osteoporosis di Poliklinik Reumatologi RSUP Dr. Moh.
Hoesin Palembang.
3
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi penggunaan kortikosteroid pada pasien
osteoporosis berdasarkan jenis kortikosteroid di Poliklinik
Reumatologi RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang.
2. Mengidentifikasi penggunaan kortikosteroid pada pasien
osteoporosis berdasarkan dosis kortikosteroid di Poliklinik
Reumatologi RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang.
3. Mengidentifikasi penggunaan kortikosteroid pada pasien
osteoporosis berdasarkan lama penggunaan kortikosteroid
di Poliklinik Reumatologi RSUP Dr. Moh. Hoesin
Palembang.
1.4. Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat akademik adalah sebagai penelitian pendahuluan
mengenai penggunaan kortikosteroid pada pasien osteoporosis
sehingga dapat menjadi acuan dan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
1.5.2 Manfaat bagi peneliti adalah menambah pengetahuan peneliti
mengenai penggunaan kortikosteroid yang aman bagi pasien
terutama dalam penggunaan dosis tinggi dan/atau jangka panjang.
1.5.3 Manfaat bagi masyarakat adalah bahan pertimbangan pasien
mengenai osteoporosis sekunder dan pentingnya pemeriksaan
osteoporosis bagi pasien pengguna kortikosteroid.