latar belakang batu empedu
DESCRIPTION
goodTRANSCRIPT
1.1. Latar Belakang
Batu empedu merupakan gangguan kandung empedu yang paling sering terjadi, dimana
terbentuk akibat pengendapan komponen empedu yang membentuk suatu material mirip
batu. Prevalensi terjadinya batu empedu semakin meningkat terutama di negara barat
sekitar 10 – 20%, seiring peningkatan prevalensi obesitas, sindroma metabolic dan usia
lanjut. Prevalensi terbanyak batu empedu terjadi di Amerika dan mayoritas mengenai wanita
(± 54.1%). Keadaan hampir sama di Canada, sekitar 62% wanita di negara itu mengalami
batu empedu. Prevalensi di asia dan afrika lebih kecil dibanding amerika dan Canada, hanya
sekitar 5 – 10% wanita yang mengalami batu empedu. Mayoritas batu empedu yang
terbentuk tidak menimbulkan keluhan (asimptomatik) sekitar 80%, pada penelitian lain
menyebutkan sebanyak 25% batu empedu akan menimbulkan simptomatik dan komplikasi
seperti kolesistitis, kolangitis dan pancreatitis. Pada pasien dengan batu empedu
simptomatik membutuhkan rawat inap di rumah sakit dan laparoskopi kolesistektomi.
Namun kolesistektomi tidak menghilangkan nyeri bilier 10 – 30% dari pasien yang
menjalani prosedur ini.1,2,3
Batu empedu memiliki komponen yang berbeda- beda , yaitu batu kolesterol, batu pigmen
coklat, dan batu pigmen hitam. Batu kolesterol lebih sering ditemukan di Negara barat,
sedangkan batu pigmen lebih sering ditemukan di Negara asia. Pembentukan dan jenis batu
empedu ini dipengaruhi beberapa factor resiko yang ada pada masing – masing individu.
Faktor resiko batu empedu antara lain, genetik dan riwayat keluarga, usia, gender, obesitas,
dislipidemia, rapid weight loss, diet, dll. 2,3
Pembentukan batu empedu, terutama jenis batu kolesterol banyak terlihat pada individu
pasca penurunan berat badan yang massif (rapid weight loss). Hal ini diakibatkan
hipomotilitas kandung empedu, dan kolesterol supersaturasi akibat penurunan sekresi asam
empedu dan peningkatan mobilitas kolesterol. Selama proses diet penurunan berat badan ,
batu empedu dapat terbentuk setelah 4 minggu. Kolesistektomi profilaksi kurang dapat
menyelesaikan masalah karena resiko yang lebih besar dibanding tidak dilakukan
kolesistektomi. 2,3
Intervensi lifestyle seperti aktivitas fisik dan pengaturan diet lemak sudah diteliti dapat
meningkatkan motilitas kandung empedu. Beberapa penelitian menyebutkan
Ursodeoxycholic Acid (UDCA) dapat menurunkan empedu lithogenik melalui menurunkan
absorbsi intestinum dan sekresi kolesterol empedu. Kedua hal ini dapat digunakan untuk
mencegah timbulnya batu empedu. 1,2,3
Pencegahan non operatif dai batu empedu primer perlu perhatian yang lebih besar. Maka
referat ini ingin membahas batu empedu dan pencegahan batu empedu dengan
Ursodeoxycholic Acid (UDCA) dan diet tinggi lemak.