las karbit

26
SEJARAH PENGELASAN Berawal dari abad sebelum masehi, orang dizaman itu sudah dapat melakukan penyambungan logam dengan cara memanasi dua buah logam tersebut sampai suhu kritis kemudian keduanya ditumpangkan dan setelah itu dipalu yang akhirnya membentuk ikatan yang kuat. Sumber api pemanasnya diperoleh dari pembakaran kayu atau arang kayu. Bisa diperkirakan , berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang dapat memasakan logam sampai suhu kritis...tentu cara semacam ini tidaklah efektif untuk digunakan dalam pengerjaan pengelasan yang sangat banyak dan berfariasi. Tahun 1892 gas asetilen ditemukan oleh Thomas Leopard Wetson. Campuran dari gas asetilen dan oksigen dengan perbandingan dan tekanan tertentu bila dibakar akan menghasilkan suhu yang cukup tinggi yang dapat mencairkan logam. Gas oksigen ini dapat diproduksi dengan cara mencairkan udara sehingga oksigen murninya dapat diambil. Cara ini dapat dilakukan oleh Brins bersaudara yaitu orang Perancis pada tahun 1886. Sebagai alat pembakar gas asetilen dan oksigen yang dinamakan brander, ditemukan oleh Fouche dan Picord. Alat ini mulai digunakan pada tahun 1901. Setelah energi listrik ditemukan maka perkembangan proses pengelasan berjalan dengan pesat. Pada tahun 16

Upload: yudy-yoeyud

Post on 30-Jun-2015

1.274 views

Category:

Documents


30 download

TRANSCRIPT

Page 1: Las karbit

SEJARAH PENGELASAN

Berawal dari abad sebelum masehi, orang dizaman itu sudah dapat melakukan

penyambungan logam dengan cara memanasi dua buah logam tersebut sampai

suhu kritis kemudian keduanya ditumpangkan dan setelah itu dipalu yang

akhirnya membentuk ikatan yang kuat. Sumber api pemanasnya diperoleh dari

pembakaran kayu atau arang kayu. Bisa diperkirakan , berapa lama waktu yang

dibutuhkan untuk mencapai suhu yang dapat memasakan logam sampai suhu

kritis...tentu cara semacam ini tidaklah efektif untuk digunakan dalam pengerjaan

pengelasan yang sangat banyak dan berfariasi. Tahun 1892 gas asetilen ditemukan

oleh Thomas Leopard Wetson. Campuran dari gas asetilen dan oksigen dengan

perbandingan dan tekanan tertentu bila dibakar akan menghasilkan suhu yang

cukup tinggi yang dapat mencairkan logam. Gas oksigen ini dapat diproduksi

dengan cara mencairkan udara sehingga oksigen murninya dapat diambil. Cara ini

dapat dilakukan oleh Brins bersaudara yaitu orang Perancis pada tahun 1886.

Sebagai alat pembakar gas asetilen dan oksigen yang dinamakan brander,

ditemukan oleh Fouche dan Picord. Alat ini mulai digunakan pada tahun 1901.

Setelah energi listrik ditemukan maka perkembangan proses pengelasan berjalan

dengan pesat. Pada tahun 1885 alat-alat las busur listrik ditemukan oleh

Bernardes. Tahun 1886 Thomas menemukan sistem las dengan tahanan listrik.

Kemudian pada tahun 1926 las hidrogen ditemukan oleh Lungumir dan las busur

listrik dengan pelindung gas mulia ditemukan oleh Hobart dan Dener. Tahun 1936

Wasserman manamukan cara-cara prmbrasingan yang mempunyai kekuatan tinggi

16

Page 2: Las karbit

Las karbit

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

1. Pengertian

Tabung gas terkompresi yang mengandung

oksigen dan oksi-asetilen.

Las Gas/Karbit adalah proses

penyambungan logam dengan logam

(pengelasan) yang mengunakan gas karbit

(gas aseteline=C2H2)sebagai bahan bakar,

prosesnya adalah membakar bahan bakar gas

dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api

dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai

bahan bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propana atau hidrogen. Ketiga

bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las

gas pada umumnya diartikan sebagai las oksi-asetelin. Karena tidak mengunakan

tenaga listrik, las oksi-asetelin banyak dipakai di lapangan walaupun

pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektroda terbungkus.

2. Perlengkapan Las Oxy-acetylene

Gambar 18. Perlengkapan Las Oxy-acetylene

16

Page 3: Las karbit

Untuk dapat mengelas dengan baik, terlebih dahulu seorang welder harus

mengenali alat-alat perlengkapan yang digunakan di dalam las oxy-acetylene

yang antara lain:

a. Suplay gas

Gas yang dipakai untuk las ini adalah gas acetylene dan oksigen.

Secara mudah kedua gas ini dapat diperoleh dalam bentuk tabung yang

sudah tersedia di pasaran.

Gas acetylene diperoleh dengan mereaksikan calcium carbide dengan

air sehingga terbentuk gas acetylene (C2H2). Gas ini kemudian disimpan di

dalam silinder yang diisi material porous dan acetone.

Umumnya gas oksigen diperoleh melalui proses pencairan udara yang

ada di atmosfer dengan menggunakan tekanan dan pendinginan. Udara di

atmosfer mengandung 21% oksigen, 78% nitrogen, dan 1% gas lain yang

umumnya berupa uap air, CO2, argon, hydrogen, neon, dan helium.

Oksigen dan nitrogen dipisahkan melalui titik didih yang berbeda. Titik

didih oksigen cair adalah -1830C, sedangkan nitrogen mendidih pada –

1960C pada tekanan atmosfer. Uap air dan gas CO2 diambil selama proses

kompresi dan pencairan. Gas-gas yang lain diambil pada waktu nitrogen

dan oksigen dipisahkan lewat proses penguapan. Nitrogen dan gas-gas

yang lain mempunyai titik didih yang lebih rendah dari oksigen. Jadi

ketika gas-gas yang lain sudah dapat dipisahkan, gas oksigen tetap tinggal

dan kemudian dapat disimpan dalam bentuk cair maupun gas tergantung

dari penggunaannya. Tetapi umumnya gas ini disimpan dalam bentuk cair

pada tabung silinder.

b. Regulator

Ada 2 macam regulator yang biasa dipakai dalam las oxy-

acetylene yaitu regulator acetylene dan regulator oksigen. Fungsi dari

kedua regulator ini sama yaitu untuk mengukur tekanan gas di dalam botol

16

Page 4: Las karbit

dan mengatur tekanan kerja pengelasan. Perbedaanya terletak pada gas dan

besarnya tekanan yang akan diukur. Oleh sebab itulah posisi dari kedua

regulator ini tidak boleh ditukar. Untuk itu regulator dibuat berbeda baik

dari sisi warna maupun jenis ulir pada sambungannya ke tabung acetylene

maupun oksigen. Untuk regulator oksigen menggunakan warna hijau

sedangkan acetylene menggunakan warna merah. Pewarnaan ini juga

berlaku sama untuk selang-selang las yang digunakan dan katup-katup

pengatur nyala api pada brander. Ulir sambungan regulator oksigen

menggunakan ulir kanan, sedangkan ulir sambungan regulator acetylene

menggunakan ulir kiri.

c. Selang gas

Selang gas merupakan penghubung antara gas yang keluar dari

tekanan kerja regulator dengan brander las. Selang ini harus

menghubungkan saluran gas yang sama pada brander dan tidak boleh

tertukar. Oleh sebab itu pemasangannya harus dilakukan secara urut satu

persatu.

d. Brander las

Brander merupakan tempat bercampurnya gas acetylene dan

oksigen setelah melalui proses pembukaan katup-katup penyetelan gas

acetylene dan oksigen pada brander. Campuran gas ini kemudian mengalir

melalui batang brander menuju saluran keluar pada ujung brander yaang

berlubang.

Gambar 19. Skema Brander Las Oxy-acetylene

16

Page 5: Las karbit

e. Kacamata las dan pakaian pengaman

Kacamata las digunakan untuk dapat melihat cairan las ketika

pengelasan berlangsung. Kacamata las oxy acetylene berdasar American

National Standards Institute (ANSI) berkisar antara nomor 3 sampai 8

yang dapat digunakan mulai dari brazing, pemotongan plat dengan gas

cutting, dan pengelasan.

Pakaian pengaman yang perlu dipakai umumnya adalah kaos

tangan dan pelindung dada yang terbuat dari bahan kulit atau yang lain

agar welder terhindar dari pengaruh panas dan percikan api las.

Gambar 20. Kacamata Las Oxy-Acetylene dan Sarung Tangan Las

f. Pemantik api dan economizer

Pemantik api khusus digunakan untuk menyalakan brander. Agar

tidak berulangkali menyalakan dengan pemantik yang cukup merepotkan,

economizer digunakan selama pengelasan. Ada 2 fungsi economizer, yang

pertama yaitu dapat menutup aliran gas secara otomatis ketika brander

digantungkan pada gantungan brander sehingga nyala api padam seketika

dan dapat nyala seketika ketika brander dilepas pada gantungan brander

dan didekatkan dengan api pada pilot light. Fungsi yang kedua yaitu dapat

digunakan untuk menyalakan api pada saat pertama dilakukan penyetelan

nyala api yang diinginkan.

16

Page 6: Las karbit

Gambar 21. Econimizer

3. Jenis-jenis Nyala Api yang Digunakan di dalam Las Oxy-

acetylene

Untuk dapat mengelas oxy-acetylene dengan baik seorang welder

harus dapat mengenali ketiga nyala yang ada di dalam las ini serta dapat

menyetel nyala api yang sesuai. Penyetelan nyala api dimulai dari pembukaan

katup acetylene terlebih dahulu sampai api pada posisi batas tidak berjelaga

yang kemudian dilanjutkan dengan pembukaan katup oksigen sampai

diperoleh nyala api yang dikehendaki. Ada 3 nyala api las yang dapat

diterangkan secara detail sebagai berikut:

a. Nyala karburasi

Nyala karburasi merupakan nyala dimana gas acetylene yang

dikeluarkan tidak secara sempurna terbakar semuanya akibat konsumsi gas

oksigen yang kurang atau dengan kata lain perbandingan gas oksigen lebih

sedikit bila dibandingkan dengan acetylene. Nyala ini ditandai dengan adanya

kerucut tengah diluar kerucut inti dan kerucut luar.

16

Page 7: Las karbit

b. Nyala netral.

Nyala netral merupakan nyala dimana gas acetylene yang dikeluarkan secara

sempurna terbakar semuanya dengan bantuan gas oksigen yang seimbang.

Nyala ini ditandai dengan terbentuknya kerucut inti yang bersinar biru

kemilau, hilangnya kerucut tengah, dan terbentuknya kerucut luar yang lebih

pendek dari kerucut luar pada nyala karburasi.

c. Nyala oksidasi

Nyala oksidasi merupakan nyala dimana gas acetylene yang

dikeluarkan tidak sebanding dengan konsumsi gas oksigen. Nyala ini ditandai

dengan terbentuknya kerucut inti yang lebih pendek dari nyala netral yang

berwarna biru kusam dan tidak kemilau, kerucut luar yang lebih pendek, serta

munculnya bunyi desis yang lebih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar berikut

Gambar 22. Nyala Api Las Oxy-Acetylene

16

Page 8: Las karbit

4. Prosedur Penyalaan Api, Pengelasan, dan Mematikan Api

Las

Sebelum menyalakan api brander yang digunakan untuk mengelas,

maka prosedur yang harus ditempuh adalah:

o Memeriksa semua alat-alat perlengkapan las

oxy-acetylene apakah seluruhnya terpasang dengan baik.

o Memeriksa regulator.

o Membuka ulir pengatur regulator

berlawanan dengan arah jarum jam agar tidak terjadi kejutan tekanan setelah

gas dari tabung dibuka yang akan merusakkan diafragma regulator.

o Berdirilah pada sisi lain regulator ketika

membuka katup gas pada tabung agar tidak dikenai kemungkinan bocoran dari

regulator yang membahayakan diri.

o Secara perlahan bukalah katup tabung

silinder acetylene antara ¼ sampai ½ putaran dengan arah berlawanan jarum

jam. Gunakan kunci khusus untuk ini dan tetap biarkan kunci yang

bersangkutan terpasang pada katup ini agar jika terjadi nyala api balik, tabung

acetylene akan dengan cepat dapat ditutup. Atur tekanan kerja gas acetylene

dengan memutar ulir pengatur tekanan kerja searah dengan putaran jarum jam.

Pada saat pengaturan ini katup acetylene pada brander harus dibuka satu

putaran agar dapat ditentukan tekanan kerja yang sebenarnya. Pengaturan

tekanan ini akan bergantung dari besar kecilnya brander yang digunakan

disesuaikan dengan ketebalan benda kerja yang akan dilas.

o Bukalah katup gas oksigen dengan perlahan

agar tidak merusak diafragma regulator. Atur tekanan kerja dengan memutar

ulir pengatur tekanan kerja searah dengan jarum jam. Pada saat pengaturan ini

katup oksigen pada brander harus dibuka satu putaran agar dapat ditentukan

tekanan kerja yang sebenarnya. Pengaturan tekanan ini akan bergantung dari

16

Page 9: Las karbit

besar kecilnya brander yang digunakan disesuaikan dengan ketebalan benda

kerja yang akan dilas.

a. Prosedur penyalaan api las

Untuk menyalakan api las perlu ditempuh prosedur sebagai

berikut:

o Bukalah katup pengatur acetylene tidak

lebih dari 1/16 putaran dan nyalakan dengan korek api las.

o Putarlah katup lebih lebar lagi sampai

nyala api meloncat dari ujung brander sekitar 1/16 inchi. Posisi ini

menunjukkan bahwa konsumsi gas yang digunakan sudah cukup untuk

mengelas. Putar sebaliknya sampai didapatkan nyala api pada ujung

brander. Cara lain yang dapat ditempuh untuk menentukan jumlah

acetylene yang sesuai adalah dengan menyetel nyala api sampai

didapatkan nyala dengan jarak aliran turbulen sekitar ¾ sampai 1 inchi

dari ujung brander. Setelah didapatkan nyala ini, api kemudian diperkecil

sampai tidak berjelaga.

o Setelah pengaturan acetylene ini, katup

gas oksigen secara perlahan dibuka yang akan diikuti dengan munculnya

kerucut nyala inti yang terang pada ujung brander. Pada pembukaan katup

yang pertama dengan kondisi sedikit oksigen, akan didapat nyala karburasi

dimana kerucut inti akan diikuti dengan kerucut tengah. Pada pembukaan

katup oksigen yang lebih lebar nyala kerucut tengah ini akan hilang. Pada

posisi tepat dimana kerucut tengah ini hilang, nyala api yang terjadi

disebut nyala netral dengan nyala kerucut inti yang terang. Penambahan

pembukaan katup yang lebih lebar akan menciptakan nyala api oksidasi

dengan nyala inti yang kusam. Dalam banyak hal pengelasan, nyala api

netral yang paling sering digunakan untuk mengelas. Pada las aluminium

dan brazing nyala api sedikit karburasi yang sering digunakan.

16

Page 10: Las karbit

b. Prosedur pengelasan

Untuk dapat mengelas dengan baik dibutuhkan 3 prasyarat utama

yang harus dipenuhi meliputi mampu menyetel nyala api brander dengan

baik, mampu menempatkan posisi brander dengan baik berikut pola

mengayunnya, mampu memanasi logam dan menciptakan kawah las yang

baik untuk penyambungan baik dengan memakai filler metal atau tidak.

Untuk penyetelan nyala api sudah dibahas pada bab di atas. Penempatan

brander biasanya terletak tegak lurus dengan sisi kanan kiri logam yang

disambung dan membentuk sudut antara 300 – 400 dengan arah jalur yang

akan dibuat. Sedangkan jarak kerucut inti dengan logam yang akan

disambung sekitar 1,6 mm – 3,2 mm. Posisi sudut pengelasan dan jarak

kerucut inti terhadap benda kerja dapat dilihat pada gambar 23.

Gambar 23. Sudut pengelasan dan Jarak Kerucut Inti

Pola ayunan yang dipakai dapat dilihat pada gambar 24.

16

Page 11: Las karbit

Gambar 24. Pola Ayunan Brander

Menciptakan kawah las merupakan syarat utama untuk menghasilkan

pengelasan yang sempurna. Karena kawah las ini akan memberitahu

welder tentang penetrasi las yang diharapkan, kesesuaian penyetelan nyala

api berkaitan dengan panas yang diperlukan, bagaimana dan kapan brander

perlu digeser, serta kapan dan bagaimana filler metal perlu ditambahkan.

c. Prosedur mematikan api las

Jika operator las akan meninggalkan lokasi untuk beberapa menit

atau selesai mengelas, proses untuk mematikan api las dimulai dengan

menutup katup acetylene terlebih dahulu baru diikuti dengan katup

oksigen. Tetapi jika operator las ingin meninggalkan lokasi untuk waktu

yang lama atau alat sudah tidak digunakan lagi, prosedur mematikan api

las dimulai pertama kali dengan menutup katup acetylene yang dilanjutkan

dengan katup oksigen pada brander. kemudian tutup katup tabung

acetylene dan oksigen rapat-rapat. Buka kembali katup acetylene dan

oksigen pada brander untuk membuang semua sisa gas yang ada pada

saluran gas. Kendorkan ulir pengatur tekanan kerja pada regulator. Jangan

mengendorkan sebelum sisa gas ini dibuang karena sisa gas akan tetap ada

pada regulator.

5. Prinsip Dasar Pengelasan

Prinsip dasar las oksi-asetilen adalah ketika gas asetilen dibakar dalam proporsi

yang sesuai dengan oksigen akan timbul nyala api yang cukup panas untuk

melumerkan logam, proporsi campurannya adalah 1 bagian asetilen dan 2,5

bagian oksigen.

Berikut adalah peralatan yang digunakan:

16

Page 12: Las karbit

1. Silinder oksigen, biasanya berwarna hijau atau biru terbuat dari satu plat

kualitas tinggi yang kuat dan ulet, mampu menampung 224 feet kubik

tekanan 2.200 psi dalam suhu 700 F.

2. Tutup penahan katup untuk melindungi dari kerusakan saat silinder

dipindahkan atau kejadian diluar kendali.

3. Katup silinder oksigen terletak diujung atas silinder berguna untuk

membuka atau menutup keluarnya oksigen sesuai keperluan, dalam katup

ini terdapat lubang pengaman dimana jika temperatur naik maka tekanan

akan naik,tekanan akan dikurangi lewat pengaman ini

4. Silinder asetilen, tekanan dalam tabung ini tidak setinggi tabung oksigen,

asetilen terbuat dari campuran air dan kalsium karbida, mampu bakarnya

sangat tinggi jika dicampur dengan oksigen menimbulkan panas sekitar

58000 - 63000 F.

5. Katup silinder asetilen terletak diujung atas berguna membuka atau

menutup keluarnya asetilen juga terdapat pengaman yang akan mencegah

terjadinya ledakan karena tekanan panas dari dalam silinder.

6. Regulator oksigen, dimana tabung oksigen penuh tekanannya adalah 2200

psi, untuk mengelas tidak memungkinkan dengan tekanan sebesar itu

maka perlu regulator. Regulator dibuat 2 buah, satu melihat tekanan

silinder satu lagi tekanan yang digunakan pada brander/torch. Regulator

oksigen mampu menahan tekanan sebesar 3000 psi.

7. Regulator asetelen, sama seperti regulator oksigen tetapi ada 2 perbedaan

yaitu: regulator ini menggunakan jenis ulir kiri dan ini penting

diperhatikan untuk menghindari kerusakan, kemudian kemampuan

regulator ini lebih kecil dari regulator oksigen yaitu dibuat sampai 500 psi,

tekanan kerja dibuat maksimum 15 psi.

8. Torch yaitu tempat bercampurnya oksigen dan asetilen dalam proporsi

yang sesuai untuk pengelasan. Ada dua katup untuk mengatur

16

Page 13: Las karbit

pencampuran gas. Ada dua jenis ulir yaitu ulir kiri untuk asetilen dan

kanan untuk oksigen

9. Weld tip, beda ukuran tips disesuaikan dengan torch, terdapat pencampur

dan lubang untuk memberikan ukuran nyala api yang berbeda-beda.

10. Hoses / selang, dibuat spesial mampu manahan tekanan tinggi, dibuat

dalam ukuran 3/16”, ¼”,3/8” and ½”. Selang oksigen berwarna hijau/biru

dan memiliki ulir kanan sedangkan selang asetelin berwarna merah dengan

ulir kiri.

Perhatian :

1. Oksigen tidak terbakar tetapi membantu pembakaran lebih kuat.

2. Oksigen tidak berwarna dan berbau bila bercampur dengan oli atau gemuk

menjadi sumber ledakan.

3. Tabung oksigen menahan tekanan tinggi, perlu penanganan ekstra hati-

hati.

4. Asetilen memiliki bau tajam menyengat dan mudah terbakar.

5. Asetilen sangat tidak stabil pada tekanan diatas 15 psi.

6. Katup oksigen dibuat raangkap guna membuka dan menutup secara penuh.

7. Katup asetilen jangan dibuka lebih dari 1,5 putaran

8. Regulator oksigen dibuat untuk tekanan tinggi sedang regulator asetelen

untuk tekanan rendah.

9. Peralatan oksigen diidentifikasi berwarna hijau dan memiliki ulir kanan

sedang asetelen berwarna merah dengan ulir kiri ada tanda potongan

kampuh pada baut.

Prosedur pengesetan :

16

Page 14: Las karbit

1. Siapkan tabung oksigen dan asetilen, pasang pada dudukan ikat dan

pastikan dalam posisi yang benar.

2. Buka tutup tabung oksigen, simpan tutup tersebut.

3. Pasang regulator oksigen, gunakan kunci pas. (tabung oksigen dan

regulator menggunakan jenis ulir kanan, kencangkan baut secukupnya

tetapi jangan dipaksa karena bisa merusak ulir)

4. Buka tutup tabung asetilen, simpan tutup tersebut kemudian pasang

regulator ( jenis ulir kiri ).

5. Pasang selang hijau untuk oksigen dan merah untuk asetilen. (pasang dan

kencangkan pengikat tapi jangan terlalu keras/paksa karena bisa merusak

ulir)

6. Buka katup tabung oksigen pelan-pelan sampai ada sebagian kecil masuk

dan memberi tanda pada gauge kemudian buka sepenuhnya, putar baut

pengatur kekanan hingga ada terlihat tekanan kecil yang akan

membersihkan kotoran pada selang. Putar baut pengatur kekiri dan atur

tekanan yang digunakan.(buka pelan-pelan untuk menghindari kerusakan

akibat tekanan berlebihan)

7. Buka katup tabung asetilen pelan-pelan sampai ada sebagian kecil masuk

dan memberi tanda pada gauge kemudian buka 1,5 putaran, putar baut

pengatur kekanan hingga ada terlihat tekanan kecil yang akan

membersikan kotoran pada selang. Putar baut pengatur kekiri dan atur

tekanan yang digunakan. (asetelen bahan mudah terbakar pastikan jauh

dari api saat membuka jangan membuka lebih dari 1,5 putaran)

8. Pasang torch diujung kedua selang. ( asetilen menggunakan ulir kiri)

9. Pastikan torch tertutup, atur tekanan kerja sebesar 10 pound terlihat pada

penunjuk oksigen dan asetilen.

16

Page 15: Las karbit

10. Periksa semua sambungan dengan cairan air sabun, bila ada gelembung

gas terjadi kebocoran maka kencangkan.

Perhatian :

1. Pastikan tabung dalam posisi yang benar dan ikat keduanya.

2. Pasang regulator

3. Pasang selang

4. Pasang torch / brander

5. Atur regulator pada tekanan kerja sebesar 10 psi

6. Periksa sambungan dengan air sabun

7. Ulangi prosedur untuk memastikan semua peralatan berfungsi baik.

5. Pemeriksaan Kerusakan atau Cacat Las Secara Visual pada

Teknik Pengelasan Asetilen

Pengujian atau pemeriksaan secara visual yaitu melakukan pemeriksaan hasil

sambungan las dengan mengamati cacat-cacat las pada permukaan sambungan las

menggunakan kemampuan penglihatan mata sehingga hanya cacat las bagian luar

saja yang dapat diidentifikasi.

Contoh cacat las yang dapat diidentifikasi antara lain:

Undercut atau tarik las terjadi pada bahan dasar, atau penembusan pengelasan

tidak terisi oleh cairan las, akan mengakibatkan retak.

Penyebabnya adalah :

kelebihan panas

16

Page 16: Las karbit

kelebihan kecepatan pengelasan, sehingga tidak cukup

bahan tambah mengisi cairan las.

kelebihan kecepatan ayunan

sudut dari brander dan bahan tambah yang tidak benar.

Cara pencegahannya:

kurangi tekanan gas

kecepatan pengelasan diperlambat, maka cairan las dapat mengisi dengan

lengkap pada daerah luar bahan dasar

periksa sudut brander maupun bahan tambah saat pengelasan.

Incomplete Fusion terjadi ketika cairan las tidak bersenyawa dengan bahan dasar

atau lapisan penegelasan sebelumnya dengan lapisan yang baru dilas.

Penyebabnya adalah :

Kelebihan kecepatan pengelasan yang menyebabkan hasil pengelasan

cembung pada manik las.

Tekanan api yang terlalu kecil

Persiapan pengelasan yang buruk seperti terlalu sempit rootgap.

Cara pencegahannya:

naikkan tekanan gas

kecepatan pengelasan diperlambat,

periksa sudut brander maupun bahan tambah saat pengelasan.

Lebarkan celah atau rootgap

16

Page 17: Las karbit

Overlaping adalah tonjolan cairan las yang keluar melebihi bibir kampuh.

Penyebabnya adalah :

Terlalu lambat kecepatan pengelasan.

Api terlalu kecil

sudut dari brander dan bahan tambah yang tidak benar.

Cara pencegahannya:

kecepatan pengelasan dipercepat

pergunakan sudut brander maupun bahan tambah yang benar saat

pengelasan.

Naikkan tekanan gas

Crater atau kawat pengelasan adalah bagian yang dangkal pada permukaan las

ketika pengelasan berhenti disebabkan oleh cairan las yang membeku setelah

pengelasan berhenti, dapat menyebabkan retak bahkan sampai ke bahan dasar.

Pencegahannya dapat dilakukan dengan memberikan waktu pengelasan yang agak

lama pada daerah tersebut sebelum mengakhiri pengelasan.

Uraian

Dalam pengelasan hasil sambungan seringkali tedapat cacat yang dapat

mengurangi kekuatan dari sambungan las tersebut, macam cacat las yang terjadi

antara lain :

Slag inclusion

Porosity

Undercut

Incomplete fusion

Overlaping

Melt through

16

Page 18: Las karbit

Crater

Cracking

Underhead crack

Mutu hasil pengelasan tergantung dari ketrampilan dan pengetahuan juru las

terhadap teknologi pengelasan.

16