lapprak fisio (penglihatan & waktu reaksi)
TRANSCRIPT
Laporan Praktikum Fisiologi
Penglihatan dan Waktu Reaksi
Kelompok C-2
Penglihatan dan Waktu Reaksi
Tujuan :
Mengetahui besar luas lapang pandang mata serta mengetahui besar waktu reaksi terhadap suatu
rangsangan
Alat :
1. Satu set alat Perimeter + lidi dengan bulatan berwarna-warni dengan diameter ± 5 mm
2. Buku Pseudoisokromatik Ishihara
3. Mistar pengukur waktu reaksi
Cara Kerja :
I. Perimetri
1. Orang Percobaan (OP) duduk membelakangi cahaya sambil menghadap ke arah
alat Perimeter;
2. Tutuplah mata kiri OP;
3. Dagu OP diletakan pada sandaran dagu, sesuaikan sandaran dagu sehingga tepi
bawah mata kanannya terletak sama tinggi dengan bagian atas batang vertikal
sandaran dagu;
4. Siapkan formulir data yang akan diisi;
5. Mintalah OP untuk memusatkan penglihatannya pada titik fiksasi yang berada di
bagian tengah perimeter selama masa pemeriksaan;
6. Mulailah mengeser lidi yang telah diberi bulatan warna pada ujungnya satu demi
satu sepanjang busur perimeter untuk pemeriksaan luas lapang pandang;
7. Gerakan lidi perlahan-lahan dari ujung kiri dan kanan busur menuju tengah dan
berhentikan lidi saat OP telah melihat bulatan warna;
8. Baca tempat perhentian tersebut pada busur dan catat pada formulir yang ada;
9. Ulangi langkah 7 dan 8 sampai semua bulatan warna
10. Ulangi langkah 7, 8 dan 9 dengan memutar busur sejauh 30º
11. Ulangi langkah 7, 8, 9 dan 10 sampai posisi busur kembali ke posisi horizontal
(posisi awal).
II. Pemeriksaan Buta Warna
1. Mintalah OP untuk mengenali angka atau gambar yang ada dalam buku
Pseudoisokromatik Ishihara;
2. Catatlah hasil pemeriksaan.
III. Waktu Reaksi
1. Mintalah OP duduk, lalu letakan tangan kanan OP pada tepi meja, dengan ibu jari
dan telunjuk berjarak 1 cm (tangan OP siap untuk menjepit)
2. Pemeriksa memegang mistar pengukur waktu reaksi tepat pada titik hitam dengan
menempatkan garis tebal tepat setinggi ibu jari OP;
3. Dengan tiba-tiba pemeriksa melepaskan mistar dan OP harus segera
menangkapnya;
4. Ulangi langkah 2 dan 3 sebanyak 5 kali, catat hasil pengukuran dan carilah rata-
rata waktu reaksi yang dihasilkan.
Hasil Pemeriksaan/Percobaan :
I. Perimetri
Tabel 1. Data Hasil Luas Lapang Pandang Mata Kanan
Derajat (º) Putih Merah Biru Kuning Hijau
0 70 76 73 78 66
180 55 50 54 52 50
330 83 78 71 75 76
150 51 39 40 45 43
300 75 60 65 65 44
120 50 40 40 40 41
270 60 50 55 55 60
90 55 41 35 43 40
60 52 48 40 41 41
240 48 45 45 49 51
30 53 35 52 56 51
210 50 43 41 48 40
Luas lapang pandang mata kanan dengan bulatan putih :
Temporal : 70º
Down and Temporal : 79º
Down : 60º
Down and Nasal : 49º
Nasal : 55º
Up and Nasal : 50,5º
Up : 55º
Up and Temporal : 52,5º
Jumlah : 471º
Luas lapang pandang mata kanan dengan bulatan merah :
Temporal : 76º
Down and Temporal : 69º
Down : 50º
Down and Nasal : 44º
Nasal : 50º
Up and Nasal : 39,5º
Up : 41º
Up and Temporal : 41,5º
Jumlah : 411º
Luas lapang pandang mata kanan dengan bulatan biru :
Temporal : 73º
Down and Temporal : 68º
Down : 55º
Down and Nasal : 43º
Nasal : 54º
Up and Nasal : 40º
Up : 35º
Up and Temporal : 46º
Jumlah : 414º
Luas lapang pandang mata kanan dengan bulatan kuning :
Temporal : 78º
Down and Temporal : 70º
Down : 55º
Down and Nasal : 48,5º
Nasal : 52º
Up and Nasal : 42,5º
Up : 43º
Up and Temporal : 48,5º
Jumlah : 437,5º
Luas lapang pandang mata kanan dengan bulatan hijau :
Temporal : 66º
Down and Temporal : 60º
Down : 60º
Down and Nasal : 45,5º
Nasal :50 º
Up and Nasal : 42º
Up : 40º
Up and Temporal : 46º
Jumlah : 409,5º
Tabel 2. Data Hasil Luas Lapang Pandang Mata Kiri
Derajat (º) Putih Derajat (º) Putih
0 55 270 69
180 84 90 45
330 54 60 46
150 63 240 70
300 59 30 57
120 58 210 80
Luas lapang pandang mata kanan dengan bulatan putih :
Temporal : 84º
Down and Temporal : 75º
Down : 69º
Down and Nasal : 56,5º
Nasal : 55º
Up and Nasal : 51,5º
Up : 45º
Up and Temporal : 60,5º
Jumlah : 496,5º
II. Pemeriksaan Buta Warna
Percobaan dilakukan menggunakan buku pseudoisokromatik Ishihara. Orang
percobaan ditugaskan untuk mengenali angka dan gambar pada buku dan hasilnya
adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Data Hasil Pemeriksaan Buta Warna
No. Hasil Mata Normal Hasil OP
1. 12 12
2. 8 8
3 5 5
4 29 29
5 74 74
6 7 7
7 45 45
8 2 2
9 X X
10 16 16
11 Dapat mengikuti garis berwarna Dapat mengikuti garis berwarna
12 35 35
13 96 96
14 Dapat menghubungkan 2 garis Dapat menghubungkan 2 garis
III. Waktu Reaksi
Percobaan dilakukan dengan menggunakan mistar pengukur waktu reaksi. Orang
percobaan melakukan percobaan sebanyak lima kali.
Tabel 4. Data Waktu Reaksi
Percobaan ke Hasil
1 0,17
2 0,18
3 0,16
4 0,15
5 0,19
Pembahasan :
I. Perimetri
Mata memiliki sel-sel ganglion, dimana sel ganglion memiliki dua jenis. Jenis yang
pertama adalah sel magno (M) yang berperan menambahkan respon dari berbagai sel
kerucut dan berperan dalam pergerakan bola mata. Sel ganglion yang kedua adalah sel
parvo (P) yang berperan dalam membedakan warna, tekstur, dan bentuk objek.
Kemudian akan dilanjutkan ke fotoreseptor warna tepatnya pada sel kerucut untuk
membedakan warna.
Mata memiliki fotoreseptor yang mendeteksi cahaya. Fotoreseptor dibagi dua,
menjadi sel batang dan sel konus (kerucut). Reseptor batang berespon terhadap cahaya
remang-remang dan reseptor konus berespon dalam keadaan terang dan mampu
membedakan warna merah, hijau, atau biru. Setiap fotoreseptor memiliki
molekulpigmen visual (batang, rodopsin, konus, erotrolabe/ merah, klorolabe/ hijau,
sianolabe/ biru). Pigmen-pigmen inilah yang menyerap cahaya dan memicu potensial
reseptor.
II. Pemeriksaan Buta Warna
Mata memiliki fotoreseptor yang mendeteksi cahaya. Fotoreseptor dibagi dua,
menjadi sel batang dan sel konus (kerucut). Reseptor batang berespon terhadap cahaya
remang-remang dan reseptor konus berespon dalam keadaan terang dan mampu
membedakan warna merah, hijau, atau biru. Setiap fotoreseptor memiliki
molekulpigmen visual (batang, rodopsin, konus, erotrolabe/ merah, klorolabe/ hijau,
sianolabe/ biru). Pigmen-pigmen inilah yang menyerap cahaya dan memicu potensial
reseptor.
Pada percobaan buta warna, orang percobaan diuji sensitifitas spectra terhadap tiga
jenis sel kerucut dimana sel kerucut itu menstimulasi warna biru, hijau, dan merah
dalam jumlah yang kurang lebih sama diinterpretasikan sebagai sinar putih. Pada
orang yang normal, mereka akan bisa membedakan warna ketiga kerucut tersebut
dengan interpretasi yang kurang lebih sama.
Sedangkan pada orang yang mengalami buta warna, mereka tidak dapat membedakan
salah satu, dua, atau ketiga warna tersebut, contohnya:
Trikromat : penderita yang memiliki ketiga warna sel kerucut, namun salah
satunya lemah
Dikromat : penderita yang hanya memiliki sensitifitas terhadap dua warna sel
kerucut
Monokromat : penderita yang hanya memiliki sensitifitas terhadap satu warna
sel kerucut
III. Waktu Reaksi
Waktu reaksi adalah waktu saat OP menerima rangsang sampai OP memberi respon
balik dari rangsangan yang diberikan. Pada percobaan waktu reaksi OP melakukan
gerak volunter yang melibatkan kesadaran dalam korteks serebri. Pertama OP
diberikan rangsang dan saraf sensoris mendeteksi rangsang kemudian diteruskan
sampai pada susunan saraf pusat. Setelah dikoordinasikan dalam system saraf pusat ,
kemudian akan diberikan perintah ke saraf motorik dan dilanjutkan ke otot rangka
yang kemudian akan menghasilkan gerak sebagai respon dari rangsangan yang
diterima oleh OP. Respon yang diberikan dapat berbagai macam sesuai dengan respon
yang diterima.
Kesimpulan :
I. Perimetri
Hasil luas lapang pandang setiap orang berbeda-beda, namun secara umum memiliki
kulitas yang hampir sama. Dengan kekuatan sebagai berikut :
Putih kiri ˃ Putih kanan ˃ Kuning ˃ Biru ˃ Merah ˃ Hijau
II. Pemeriksaan Buta Warna
Gelombang Cahaya
Fotopigmen(Retinen : Opsin)
(Penyerapan cahaya)Disosiasi retinen dan opsin
(melalui serangkaian reaksi) Penurunan GMP Siklik
Penutupan saluran Na+
Hiperpolarisasi membran(Potensial receptor)
(Menyebar ke terminal sinaps)Menutup saluran Ca2+ di terminal sinaps
Turunnya kadar pengeluaran zat perantara inhibitory
(penghentian inhibisi)Neuron bipolar tidak mengalami inhibisi (mengalami eksitasi)
Perubahan potensial berjenjang di sel bipolar
Potensial aksi di sel ganglion (bila cukup kuat untuk membawa sel ganglion ke ambang)
Perambatan potensial aksi ke korteks penglihatan di lobus occipitalis otak untuk persepsi penglihatan
Gelombang Suara
Getaran membrana timpani
Getaran tulang-tulang telinga tengah
Getaran jendela oval
Gerakan cairan di dalam koklea
Getaran membrana basilaris
Pembengkokan sel rambut menyebabkan rambut yang berada pada organ corti berubah posisi
Perubahan potensial berjenjang (potensial receptor) di sel-sel receptor dalam kaitannya dengan membrana
tektorial
Perubahan kecepatan pembentukan potensial aksi yang terbentuk di saraf auditorius
Perambatan potensial aksi ke korteks auditorius di lobus temporalis otak untuk persepsi suara
Orang percobaan dapat mendeteksi angka dan gambar pada buku pseudoisokromatik
Ishihara dengan benar sesuai dengan hasil yang seharusnya pada orang normal.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa orang percobaan tidak menderita buta warna.
III. Waktu Reaksi
Waktu reaksi adalah waktu yang digunakan mulai dari OP menerima rangsang sampai
dengan respon yang diberikan oleh OP atas rangsangan tersebut. Waktu reaksi dapat
bervariasi sesuai dengan rangsangan yang diterima dan jugabesar respon yang
dikeluarkan.