laporan viii
DESCRIPTION
biotekTRANSCRIPT
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA
I. Nomor Percobaan : VIII
Ii. Judul Percobaan : Pembuatan Tape Ketan Hitam
Iii. Tujuan :
1. Mengetahui proses fermentasi yang terjadi pada proses pembuatan tape.
2. Mengetahui pengaruh jenis ragi, jenis bahan dan lama fermentasi terhadap
kualitas produk tape.
3. Mengetahui pengaruh cara pengolahan terhadap proses fermenasi dan
kualitas produk tape.
4. Membandingkan tape hasil praktikum dengan tape yang dijual di pasaran
IV. LANDASAN TEORI :
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata,
tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer,
biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang
menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Macam – Macam Fermentasi
Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen.
Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi
seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum
digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan
minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama
kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat
dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai
Pembuatan Tape Ketan
produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam
menyebabkan rasa kelelahan pada otot (Wikipedia, 2011).
Menurut hasil samping yang terbentuk, maka fermentasi dibedakan atas:
a. Fermentasi alkohol pada ragi (khamir) dan bakteri anaerobik.
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi
etanol (etil alkohol) dan karbondioksida. Organisme yang berperan yaitu
Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras.
Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena
asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah
menjadi alkohol. Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat
menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul
glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.
b. Fermentasi asam laktat pada umumnya di sel otot.
Fermentasi asam laktat adalah respirasi yang terjadi pada sel hewan atau
manusia, ketika kebutuhan oksigen tidak tercukupi akibat bekerja terlalu berat. Di
dalam sel otot asam laktat dapat menyebabkan gejala kram dan kelelahan. Laktat
yang terakumulasi sebagai produk limbah dapat menyebabkan otot letih dan nyeri,
namun secara perlahan diangkut oleh darah ke hati untuk diubah kembali menjadi
piruvat.
Reaksinya:
C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi
Prosesnya: :
1. Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis).
C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi
2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD
Pembuatan Tape Ketan
Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP — 2 NADH2 = 8 – 2(3 ATP) = 2 ATP.
c. Fermentasi asam sitrat pada bakteri heterotrof.
Merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan
aerob. fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (acetobacter aceti) dengan
substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang
dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
Bahan baku respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa, disamping
itu juga terdapat fruktosa, galaktosa, dan manosa. Hasil akhirnya adalah alkohol,
karbon dioksida, dan energi. Alkohol bersifat racun bagi sel-sel ragi. Sel-sel ragi
hanya tahan terhadap alkohol pada kadar 9-18%. Lebih tinggi dari kadar tersebut,
proses alkoholisasi (pembuatan alkohol) terhenti. Hal tersebut merupakan suatu
kendala pada industri pembuatan alkohol.
Oleh karena glukosa tidak terurai lengkap menjadi air dan karbon
dioksida, maka energi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan respirasi aerobik.
Pada respirasi aerobik dihasilkan 675kal, sedangkan pada respirasi anaerobik
hanya dihasilkan 21 kal. seperti reaksi dibawah ini:
C6H12O6 —–> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 21 kal
Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa oksigen tidak diperlukan.
Bahkan, bakteri anaerobik seperti Clostridiumb tetani (penyebab tetanus) tidak
dapat hidup jika berhubungan dengan udara bebas. Infeksi tetanus dapat terjadi
jika luka dalam atau tertutup sehingga memberi kemungkinan bakteri Clostridium
tersebut tumbuh subur karena dalam lingkungan anaerob.
Mikroba Dalam Fermentasi Tape Ketan
Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh
jamurSaccharomyces cerivisiae. Jamur ini memiliki kemampuan dalam mengubah
karbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi alcohol dan karbondioksida.
Selain Saccharomyces cerivisiae, dalam proses pembuatan tape ini terlibat pula
mikrorganisme lainnya,yaitu Mucor chlamidosporus danEndomycopsis fibuligera.
Pembuatan Tape Ketan
Kedua mikroorganisme ini turut membantu dalam mengubah pati menjadi gula
sederhana (glukosa). Saccharomyces cerevisiae adalah jamur yang termasuk
dalam Divisi Ascomycota.
V. Alat dan Bahan
Alat :
Panci
Spatula
Kompor
Bakia’
Bahan :
Beras ketan hitam
Air
Ragi
VI. Prosedur percobaan
Beras ketan direndam selama 4 jam
Selanjutnya beras ketan yang telah direndam, dikukus sampai setengah
matang, lalu diangkat
Campuran itu dikukus kembali sampai matang kira – kira 30 menit
Setelah matang campuran diangkat, lalu didinginkan diatas nyiru,
kemudain diberi ragi yang telah dihaluskan terlebih dahulu, diaduk
sampai rata
Campuran dibungkus dengan plastik atau daun pisang secara rapat
(biasanya dalam bungkusan tersebut ditambahkan bawang merah dan
cabai dengan maksud agar tapenya bisa jadi atau tidak rusak), lalu
disimpan selama 2–3 hari (difermentasikan). Sesudah itu, tape siap untuk
dikonsumsi.
VII. HASIL PENGAMATAN
Pembuatan Tape Ketan
Setelah kami diamkan selama 3 hari 2 malam, maka dapat kami bandingkan
tape yang telah kami buat dengan tape yang ada di pasaran, dengan hasil sebagai
berikut :
PEMBANDING TAPE PRAKTIKUM
Keasaman
Manis
Kelembutan
Sedikit lebih masam daripada tape yang ada di
pasaran
Sama manis dengan yang ada di pasaran
Sama Lembut dengan yang ada dipasaran
VIII. REAKSI KIMIA
Pembuatan Tape Ketan
IX. PEMBAHASAN
Pembuatan Tape Ketan
Pada Praktikum kali ini kami membuat tape ketan hitam. Proses yang
terjadi dalam pembuatan ketan hitam ini adalah proses fermentasi..
Pada proses pembuatan tape kami menggunakan ragi. Berdasarkan sumber
yang kami dapat bahwa, mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah
kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir
Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii,
Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan
Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam
menghasilkan tape. Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan
enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar
menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses
tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan
merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang
menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat,
semakin kuat alkoholnya.
Menurut sumber yang telah kami dapat ternyata dalam pembuatan tape ini
terdapat proses Biokimia yang terjadi. Proses biokimia yang penting pada
fermentasi tape adalah hidrolisis pati menajdi glukosa dan maltosa yang akan
memberikan rasa manis serta perubahan gula menjadi alcohol dan asam organic.
Jumlah asam amino selama fermentasi mengalami penurunan, asam
glutamat sebanyak 17,5 %, lisin 11 %, dan tirosin 9,8 %, sementara tiamin naik
dari 0,04 mg/100 g menjadi 0,1 mg/100 g jika digunakan A. rouxii dan 0,12
mg/100g jika digabung dengan E. burtonii.
Pada umunya tape singkong memiliki komposisi air 56 – 69%, etanol 3%,
pH 4,38 – 4,75, total asam 0,63 – 0,89%, protein 1,4%, lemak 0,3%, karbohidrat
40,2%, serat kasar 2%, dan kadar abu 0,7%.
Penyimpanan tape kami lakukan selama 3 hari pada suhu kamar.
Perubahan kadar alkohol selama penyimpanan dapat terjadi setelah dua hari dari
3% menjadi 5,2%. Namun demikian, jika tape disimpan pada suhu rendah (70C)
fermentasi masih tetap berlangsung tetapi lebih lambat dan secara sensoris masih
baik sampai dua minggu. Kombinasi A. rouxii dengan E. burtonii mampu
Pembuatan Tape Ketan
mengurangi padatan total tape ketan sampai 50% dalam waktu 192 jam pada suhu
300C dan meningkatkan protein sampai 16,5 %, selain itu juga dihasilkan
isobutanol, amil alkohol, dan isoamilalkohol.
Tape yang kami hasilkan mempunyai rasa yang lebih asam daripada yang
ada dipasaran. Hal tersebut mungkin terjadi karena ragi yang kami pakai terlalu
banyak, sehingga meningkatkan keasaman pada tapai itu sendiri. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa persentase ragi tape memberikan pengaruh yang berbeda
sangat nyata terhadap kadar alkohol, kadar gula reduksi, pH, organoleptik (rasa,
aroma dan tekstur) dan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap
total padatan terlarut, total asam dan organoleptik warna. Lama fermentasi
memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap kadar alkohol, kadar
gula reduksi, pH, organoleptik (aroma, rasa dan tekstur) dan memberikan
pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap total padatan terlarut, total asam dan
organoleptik warna. Interaksi antara persentase ragi tape dan lama fermentasi
memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap kadar alkohol, kadar
gula reduksi, pH, organoleptik (aroma, rasa dan tekstur). Persentase ragi tape 0.50
% dan lama fermentasi 36 jam menghasilkan mutu tape ketan itam jalar terbaik
dan dapat diterima.
Selain itu faktor sterilisasi alat kemungkinan juga berpengaruh terhadap
tapai yang kami hasilkan. . Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat-alat
dan bahan-bahan yang digunakan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak.
Alat-alat yang berminyak jika dipakai untuk mengolah bahan tapai bisa
menyebabkan kegagalan fermentasi. Air yang digunakan juga harus bersih
X. KESIMPULAN
Pembuatan Tape Ketan
1. Proses biokimia yang penting pada fermentasi tape adalah hidrolisis pati
menajdi glukosa dan maltosa yang akan memberikan rasa manis serta
perubahan gula menjadi alcohol dan asam organic.
2. mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang
Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis
fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces
cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp.
3. Lama fermentasi memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap
kadar alkohol, kadar gula reduksi, pH, organoleptik (aroma, rasa dan
tekstur) dan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap total
padatan terlarut, total asam dan organoleptik warna
4. Pada umunya tape singkong memiliki komposisi air 56 – 69%, etanol 3%,
pH 4,38 – 4,75, total asam 0,63 – 0,89%, protein 1,4%, lemak 0,3%,
karbohidrat 40,2%, serat kasar 2%, dan kadar abu 0,7%.
5. Perubahan kadar alkohol selama penyimpanan dapat terjadi setelah dua hari
dari 3% menjadi 5,2%.
DAFTAR PUSTAKA
Pembuatan Tape Ketan
http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/2842.pdf .Diakses tanggal 14 Desember
2013.
www.freewebs.com/kimiadb2/MateriBab4Sem10809.doc. Diakses tanggal 14
Desember 2013.
http://summerizka.blogspot.com/2013/03/tugas-akhir-laporan-praktikum.html. Diakses
tanggal 14 Desember 2013.
GAMBAR ALAT
Pembuatan Tape Ketan
Kompor gas Kuali
Sendok pengaduk kayu
Pembuatan Tape Ketan