laporan tutorial bwt dosen_ step 1-5

28

Click here to load reader

Upload: sibtasenja

Post on 02-Jul-2015

159 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

LAPORAN TUTORIALILMU PENGETAHUAN

DAN

TEKNOLOGI INFORMASI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK VI

Pembimbing : drg.Mei Syafriadi, MD.Sc., Ph.D.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2010

Page 2: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

Anggota Kelompok VI :

1. Friezka Amalia (10-010)

2. Nanda Didana (10-016)

3. Pandika Agung Kurnia (10-034)

4. Vievien Widyaningtias (10-039)

5. Windi Merinda (10-040)

6. Ermita Windya P. (10-041)

7. Fitrania Guna U. (10-042)

8. Nanda Afnita (10-043)

9. Yanuar Mega H. (10-060)

10. Soniya Mayasari (10-061)

11. Rizqiyatul Amilia (10-062)

12. Sibta Maulida C. (10-063)

13. Dio Ariestanto L. (10-067)

14. Alex W. (10-086)

15. Narando Fitria G (10-089)

Jadwal :

Tutorial I : Senin, 15 November 2010

Tutorial II : Kamis, 18 November 2010

Ketua : Fitrania Guna U

Scriber : Vievien Widyaningtias

Notulen : Sibta Maulida C

Page 3: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Daftar Isi

Kata Pengantar

Pendahuluan

Permasalahan

Pembahasan

Kesimpulan

Page 4: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan

Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial ini yang berjudul

“Laporan Tutorial Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi” dengan tepat waktu

dan tanpa suatu halangan apapun

.Laporan Tutorial ini kami buat sebagai salah satu sarana untuk lebih

mendalami materi tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada :

1. drg.Mei Syafriadi, MP.Sc., Ph.D. yang telah memberikan waktu untuk menjadi tutor

kami dalam diskusi tutorial ini.

2. Anggota kelompok VI yang telah berperan aktif, dalam diskusi maupun pembuatan

tutorial ini.

Tak ada gading yang tidak retak, begitupun dengan laporan kami, untuk itu,

kami mohon maaf apabila dalam laporan ini, banyak kesalahan baik dalam isi maupun

sistematika. Kami juga berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk pendalaman pada

Blok Humaniora.

Jember, 24 November 2010

Penulis

Page 5: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Dewasa ini kita mengenal dua konsep pembelajaran. Pertama, adalah TCL

(Teacher Center Learning) yang difokuskan pada transfer of knowledge. Kedua

adalah (Student Center Learning) yang difokuskan pada active learning. Pada

makalah ini, kami akan menjelaskan lebih dalam tentang konsep pembelajaran SCL

yang menitik beratkan pada strategi pembelajaran PBL. Problem Bassed Learning

Problem based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang mendorong

mahasiswa untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam kelompok untuk

mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan

untuk mengaktifkan keingintahuan mahasiswa sebelum mulai mempelajari sesuatu

obyek. PBL menyiapkan mahasiswa untuk berfikir secara kritis dan analitis, serta

mampu mendapat dan menggunakan sumber – sumber pembelajaran secara tepat.

Tetapi dalam pelaksanaannya, masih banyak kendala yang bermunculan.

Pertama, banyak mahasiswa baru yang kesulitan untuk beradaptasi dengan strategi

PBL karena kebiasaan belajar secara konvensional ketika di SMA. Kemudian

kurangnya keterampilan pada lingkungan virtual, yaitu dalam penerapan teknologi

informasi. Kebanyakan mahasiswa masih kesulitan dalam mencari referensi atau

sumber rujukan yang sahih ataupun yang sesuai dengan kaidah ilmiah.

Makalah ini akan membahas tentang PBL beserta pemecahan masalah pada

kendala – kendala yang ada.

1.2 SKENARIO

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi

Andi, seorang mahasiswa baru kedokteran gigi, merasa kesulitan

menyesuaikan cara belajarnya dengan strategi belajar Problem-Based Learning yang

diterapkan di Fakultas Kedoktaran Gigi UNEJ. Ia terbiasa belajar dengan cara

menghafal, namun kini harus mampu bepikir kritis terhadap penjelasan dosen dan

menerapkan cara-cara pemecahan masalah yang efektif. Hal lain yang harus ia kuasai

adalah ketrampilan memanfaatkan teknologi informasi untuk penelusuran sumber

belajar. Ini cukup sulit baginya. Ia memang sering mencari artikel melalui internet,

tetapi ternyata ia kesulitan membedakan mana artikel yang sahih digunakan sebagai

Page 6: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

rujukan ilmiah mana yang tidak. Saat ini ia mendapat tugas membuat makalah. Andi

bingung, ia ingin mendapat nilai baik pada tugas tersebut namun tak tahu harus

berbuat apa supaya makalahnya memenuhi kaidah ilmiah yang ditetapkan.

1.3 Rumusan Masalah

1. Mengapa FKG UNEJ menggunakan system PBL ? Efektifkah?

2. Bagaimanakah ciri – ciri berpikir kritis ?

3. Apa hubungan antara system PBL, berpikir kritis, dan pemecahan masalah secara

efektif?

4. Apa keterkaitan antara mahasiswa baru dengan penyesuaian masalah belajar ?

5. Apa hubungan antara kesulitan PBL dengan kesulitan pembuatan makalah ?

6. Bagaimana cara penyelesaian masalah secara efektif ?

7. Apa langkah – langkah menemukan artikel shahih ?

8. Apa isi dari kaidah ilmiah ?

1.4 Tujuan Pembahasan

1) Untuk menjelaskan proses belajar pada manusia.

2) Untuk memahami fungsi PBL.

3) Untuk menjelaskan tujuan utama PBL.

4) Untuk menjelaskan faktor-faktor PBL.

5) Untuk menjelaskan menfaat TI dan PBL.

6) Untuk membedakan artikel sahih dan tidak sahih.

7) Untuk menjelaskan aturan pada kaidah ilmiah.

Page 7: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Proses Belajar pada Manusia

Definisi belajar :

o Gagne (dalam Abdillah dan Abdul,1988 :17) mengatakan bahwa belajar merupakan

suatu proses yang dapat dilakukan oleh makhluk hidup yang memungkinkan makhluk

hidup ini merubah perilakunya cukup cepat dalam cara kurang lebih sama, sehingga

perubahan yang sama tidak harus pada setiap situasi baru.

o Sedangkan Dahar (1988 :11) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana

organisme perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar bukanlah menghafalkan

fakta-fakta yang terlepas-lepas, melainkan mengaitkan konsep yang baru dengan

konsep yang telah ada dalam struktur kognitif, atau mengaitkan konsep pada

umumnya menjadi proposisi yang bermakna.

Menurut Dr. C. George Boeree, Seorang Profesor di bidang psikologi di Shippensburg

University, dalam bukunya “Psikologi Sosial” tahun 2006, terdapat beberapa proses

pembelajaran, yaitu :

o Umpan balik (feedback) : Proses jenis pembelajaran paling sederhana ini yaitu,

dengan berbekal pemahaman atau pengetahuan yang telah dimiliki, seorang manusia

melakukan antisipasi atau tindakan terhadap hal-hal tertentu –tetapi kenyataannya,

dunia ini tidaklah seperti yang dibayangkan. Karenanya, setelah mencoba melakukan

berbagai antisipasi, dia mulai melakukan penyesuaian diri atau beradaptasi, yakni

memperoleh pemahaman baru terhadap dunia ini.

o Kemampuan untuk belajar melalui pengamatan terhadap sesamanya juga melalui

peringatan-peringatan, anjuran, ancaman dan janji-janji. Misalnya, Bila melihat

teman mendapat hadiah atau pujian karena nilai yang baik, seseorang menjadi terpacu

untuk rajin belajar karena mengharapkan penghargaan yang sama. Begitupun tentang

hukuman, seseorang berusaha agar tidak dihukum atas kesalahan yang sama dengan

teman tersebut

o Imitasi (pemodelan) : Tidak hanya belajar untuk mengenali konsekuensi tindakan

yang akan dilakukan orang lain, melainkan juga dari diri sendiri. Misalnya terpeleset

di atas salju yang licin, dengan adanya pengalaman tersebut, lain waktu orang

tersebut akan lebih berhati-hati.

o Pembelajaran simbolis : Dengan memahami deskripsi berbagai perilaku yang dapat

kita “tiru” atau terapkan dalam kehidupan sehari-hari, seseorang dapat mempelajari

suatu sistem yang lebih kompleks dan meliputi kebiasaan, pola pemikiran, perasaan,

keyakinan, sikap, serta nilai-nilai kehidupan. Pembelajaran ini kita dapat di sekolah.

Page 8: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

Proses Belajar pada ManusiaBanyak sekali metode-metode pembelajaran yang telah dikembangkan yaitu TCL dan PBL. TCL (Teacher Center Learning) yang difokuskan pada transfer of knowledge. PBL adalah metode belajar menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru (Suradijono, 2004). Adapun metode yang digunakan dalam PBL adalah:1. Diskusi kelompok I

Identifikasi masalah Analisis masalah Hipotesis/penjelasan logis/sistematis Identifikasi pengetahuan Identifikasi pengetahuan yang pernah diketahui

2. Belajar mandiri/individual Penentuan sumber pembelajaran Identifikasi pengetahuan baru Sintesis pengetahuan lama dan baru untuk diterapkan pada permasalahan

3. Diskusi kelompok Pengulangan kegiatan Menyimpulkan hal yang dipelajari Perangkuman hasil atau penyusunan laporan ke masalah berikutnya

Proses belajar merupakan fungsi alami yang paling dasar, lebih mudah dan lebih menyenangkan yang seharusnya dirasakan oleh si pelaku (Dr. George Lozanov, 1998).Dr. Lozanov telah membuktikan bahwa proses belajar dapat dipercepat dengan cara tidak memberikan sugesti-sugesti kepada pelajar tentang keyakinan-keyakinan terbatas.

1. PBL

Fungsi PBL1. Mahasiswa mampu berpikir kritis, mengembangkan inisiatif karena mampu

belajar sendiri2. Mahasiswa menjunjung tinggi etika engineering dan memperhatikan legal.3. Mahasiswa memperolehpengetahuandasar(basic sciences) yangberguna

untukmemec- ahkan masalah-masalah keteknikan yang dijumpainya,4. mahasiswa terdorong untuk menggu- nakan strategi-strategi penyelesaian

masalah dan keterampilan berpikir yang ting- gi seperti melakukan analisis dan sintesis, evaluasi, dan pembentukan penge- tahuan/pemahaman baru karena PBL cukup kompleks dan ambigu

Harsono (2004) Pengalaman inovasi pendidikan di Fakultas Kedokteran UGM. Makalah Seminar  Penumbuhan Inovasi Sistem Pembelajaran: Pendekatan Problem-Based Learn- ing berbasis ICT (Information and Communication Technology) , 15/5/2004, Yogyakarta.

Page 9: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

1. Mampu mendorong ke arah pemikiran yang terbuka, reflektif, dan belajar kritis, serta aktif. (Boud & Felleti (1991))

2. Menawarkan kesempatan untuk mengaktifkan mahasiswa dan memfalisilitasi partisipasi mahasiswa, sehingga diharapkan metode ini lebih produktif disbanding metode tradisional (Graff & Bouhuijis, 1933)

3. Mahasiswa sendiri yang mengidentifikasi dan mencari penetahuan yang perlu dimiliki untuk memecahkan problem (Supratiknya, 2001)

4. Membuat pelajaran lebih efisien sesuai dengan apa yang kita butuhkan. (Filosofi PBL dan Strategi Pembelajaran ; Medical Education Unit FK Universitas Andalas)

Ada beberapa definisi dan intepretasi terhadap Problem Based Learning (PBL). Salahsatunya

menurut Duch (1995):

Problem Based Learning (PBL) adalah metode pendidikan yang medorong siswa untuk

mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian

masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan

keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan siswa

untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan

secara tepat sumber-sumber pembelajaran.

Sejarah PBL

Program inovatif PBL pertama kali diperkenalkan oleh Faculty of Health Sciences of

McMaster University di Kanada pada tahun 1966. Yang menjadi ciri khas dari pelaksanaan

PBL di mcmaster adalah filosofi pendidikan yang berorientasi pada masyarakat, terfokus

pada manusia, melalui pendekatan antar cabang ilmu pengetahuan dan belajar berdasar

masalah.

Kemudian pada tahun 1976, Maastricht Faculty of Medicine di Belanda menyusul sebagai

institusi pendidikan kedokteran kedua yang mengadopsi PBL. Kekhasan pelaksanaan PBL di

Maastrich terletak pada konsep tes kemajuan (progress test) dan pengenalan keterampilan

medik sejak awal dimulainya program pendidikan. Dalam perkembangannya, PBL telah

diadopsi baik secara keseluruhan atau sebagian oleh banyak fakultas kedokteran di dunia.

Motivasi menggunakan PBL

Dalam pendidikan kedokteran konvensional, mahasiswa lebih banyak menerima

pengetahuan dari perkuliahan dan literatur yang diberikan oleh dosen. Mereka diharuskan

mempelajari beragam cabang ilmu kedokteran dan menghapal begitu banyak informasi.

Page 10: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

Setelah lulus dan menjadi dokter, mereka dihadapkan pada banyak masalah yang tidak

dapat diselesaikan hanya dari pengetahuan yang mereka dapat selama kuliah. Sistem

pendidikan kedokteran konvensional cenderung membentuk mahasiswa sebagai pembelajar

pasif. Mahasiswa tidak dibiasakan berpikir kritis dalam mengidentifikasi masalah, serta

aktif dalam mencari cara penyelesainnya.

Prinsip-prinsip PBL

Dalam PBL, siswa dituntut bertanggungjawab atas pendidikan yang mereka jalani, serta

diarahkan untuk tidak terlalu tergantung pada guru. PBL membentuk siswa mandiri yang

dapat melanjutkan proses belajar pada kehidupan dan karir yang akan mereka jalani.

Seorang guru lebih berperan sebagai fasilitator atau tutor yang memandu siswa menjalani

proses pendidikan. Ketika siswa menjadi lebih cakap dalam menjalani proses belajar PBL,

tutor akan berkurang keaktifannya. 

Proses belajar PBL dibentuk dari ketidakteraturan dan kompleksnya masalah yang ada di

dunia nyata. Hal tersebut digunakan sebagai pendorong bagi siswa untuk belajar

mengintegrasikan dan mengorganisasi informasi yang didapat, sehingga nantinya dapat

selalu diingat dan diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan dihadapi.

Masalah-masalah yang didesain dalam PBL memberi tantangan pada siswa untuk lebih

mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah secara

efektif.

Proses dalam PBL

Siswa dihadapkan pada masalah dan mencoba untuk menyelesaikan dengan bekal

pengetahuan yang mereka miliki. Pertama-tama mereka mengidentifikasi apa yang harus

dipelajari untuk memahami lebih baik permasalahan dan bagaimana cara memecahkannya. 

Langkah selanjutnya, siswa mulai mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku,

jurnal, laporan, informasi online atau bertanya pada pakar yang sesuai dengan bidangnya.

Melalui cara ini, belajar dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan dan gaya tiap individu. 

Setelah mendapatkan informasi, mereka kembali pada masalah dan mengaplikasikan apa

yang telah mereka pelajari untuk lebih memahami dan menyelesaikannya. 

Di akhir proses, siswa melakukan penilaian terhadap dirinya dan memberi kritik

mambangun bagi kolega.

Page 11: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

Tujuan PBL adalah untuk menghasilkan peserta didik yang akan:

Engage the problems they face in life and career with initiative and enthusiasm

(Terlibat masalah yang mereka hadapi dalam hidup dan karir dengan inisiatif dan

antusiasme)

Problem-solve effectively using an integrated, flexible and usable knowledge base

(Memecahkan masalah secara efektif dengan menggunakan dasar, pengetahuan

terintegrasi yang fleksibel dan bermanfaat)

Employ effective self-directed learning skills to continue learning as a lifetime habit

Mempekerjakan efektif keterampilan self-directed learning untuk terus belajar

sebagai kebiasaan seumur hidup

Continuously monitor and assess the adequacy of their knowledge, problem-solving

and self-directed learning skills Terus memantau dan menilai kecukupan

pengetahuan, keterampilan pemecahan masalah dan belajar mengarahkan diri sendiri

Collaborate effectively as a member of a group Berkolaborasi secara efektif sebagai

anggota kelompok

Faktor-faktor dalam PBL

Faktor faktor yang dibutuhkan dalam PBL1. Permasalahan / scenario / tugas

Scenario harus memiliki struktur yang tidak jelas sehingga mahasiswa terdorong untuk membuat sejumlah hipotesis.Bermakna dan ada hubungannya dengan kehidupan nyata mahasiswa sehingga mereka termotivasi untuk mengarahkan dirinya sendiri dan menguji pengetahuan dalam menyelasaikan tugas tersebut.Cukup kompleks sehingga mahasiswa terdorong untuk menggunakan strategi strategi penyelesain masalah dan keterampilan berfikir yang tinggi seperti melakukan analisis dan sintesis, evaluasi dan pembentukan pengetahuan

( I wayan warmada, laboratorium Bahan Galian Jurusan Teknik Geologi FT-UGM)

2. Berpikir secara kritis

Ciri-ciri mahasiswa yang dapat berpikir kritis.a. Relevanceb. Importantc. Noveltyd. Ambiguity clarifiede. Outside materialf. Lingking ideasg. Justification

Page 12: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

h. Critical assessmenti. Practical utilityj. Width of understanding

(Sofi ansori : 2007. Mengupas tuntas e-learning. Jakarta : PT Elex Media Komputindo)

3. Penyelesaian masalah secara efektif (Abrori C. Berpikir kritis dalam profesi dokter. Fakultas Kedokteran Universitas Jember.)

Page 13: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

BAB III. MAPPING

Curiousity

Human Learning process

Learning Factors (Culture, Social, Psychology, Religion)

Individual Group

PBL

Function Purpose

Output (Problem Solving)

SkillsKnowledge Attitudes

Communication and Application

Communication

Andi’s Problem as a New Collegian

Problem

Learning Method

Page 14: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

BAB IV. PEMBAHASAN

1.PROSES BELAJAR

Proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara dosen dan mahasiswa

untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk

ter-“internalisasi” dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara

mandiri dan berkelanjutan. Maka kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah

munculnya kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri.

Sebuah proses pembelajaran yang baik, paling tidak harus melibatkan 3 aspek, yaitu : aspek

psikomotorik, aspek kognitif dan aspek afektif.

Aspek Psikomotorik dapat difasilitasi lewat adanya praktikum-praktikum dengan tujuan

terbentuknya ketrampilan eksperimental. Aspek  kognitif difasilitas lewat berbagai aktifitas

penalaran dengan tujuan terbentuknya penguasaan intelektual. Sedangkan aspek afektif

dilakukan lewat aktifitas pengenalan dan kepekaan lingkungan dengan tujuan terbentuknya

kematangan emosional. Ketiga aspek tersebut bila dapat dijalankan dengan baik akan

membentuk kemampuan berfikir kritis dan munculnya kreatifitas. Dua kemampuan inilah

yang mendasari skill problem solving yang diharapkan wujud pada diri mahasiswa.

Untuk menghasilkan sebuah proses pembelajaran yang baik, maka paling tidak harus terdapat

4 tahapan, yaitu :

1. Tahap berbagi dan mengolah informasi, kegiatan dikelas, laboratorium,

perpustakaan adalah termasuk dalam aktifitas untuk berbagi dan mengolah informasi.

2. Tahap internalisasi, aktifitas dalam bentuk PR, tugas, paper, diskusi, tutorial, 

adalah bagian dari tahap internalisasi.

3. Mekanisme balikan, kuis, ulangan/ujian serta komentar dan survey adalah bagian

dari proses balikan.

4. Evaluasi, aktifitas assesment yang berdasar pada test ataupun tanpa test termasuk

assesment diri adalah bagian dari proses evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan secara

peer review ataupun dengan survey terbatas.

Seharusnya implementasi proses pembelajaran di perguruan tinggi senantiasa dievaluasi

untuk memenuhi aspek-aspek diatas.

Page 15: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

Proses Belajar - Presentation Transcript

1. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Konsep Belajar dan Mengajar

2. Makna Belajar

o Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan

serangkaian kegiatan,misalnya dengan

membaca,mengamati,mendengarkan,meniru.

o Arti luas, belajar artinyakegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan

pribadi seutuhnya

o Arti sempit, belajar adl usaha penguasaan materi pengetahuan yang

merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya pribadi seutuhnya.

3. Tujuan Belajar

o Untuk mendapat pengetahuan.

o Ditandai dengan kemampuan berfikir.Dengan kata lain,tidak dapat

mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan

pengetahuan,sebaliknyakemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan.

o Dalam hal ini,peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol

o Penanaman konsep dan ketrampilan Interaksi yang mengarah pada

pencapaian ketrampilan akan menuruti kaidah-kaidahtertentu dan bukan

semata-matahanya mengahafal atau meniru.

o Misalnya dengan metode role playing

o Pembentukan sikap.

o Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan terlepas dari

soal penanaman nilai, transfer of values.

o Oleh karena itu,guru tidak hanya sekedar “pengajar” tetapi betul-betul

sebagai pendidik yang akan memindahkan niali-nilai itu kepada anak

didiknya.

4. Beberapa teori tentang belajar

o Teori belajar menurut ilmu jiwa daya.

o Jiwa manusia terdiri dari berbagai daya dan daya tersebut dapat dilatih dalam

rangka untuk memenuhi fungsinya.

o Dalam hal inbi,bukan penguasaan bahan atau materinya,melainkan hasil dari

pembentukan dari daya-daya itu

o Teori belajar menurut ilmu jiwa.

Page 16: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

o Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting daripada bagian-

bagian/unsur.Belajar memecahkan masalah diperlukan juga suatu

pengamatan secara cermat dan lengkap.

o Teori balajar menurut ilmu jiwa asosiasi.

o Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari

penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya.Dari aliran ini terdiri dari

dua teoriyang sangat terkenal: Teori Konektionisme , dari Thorndike dan

Teori Conditioning dari Pavlov

o Teori Konstruktivisme

o Konstruktivisme merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang

menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita

sendiri.

o Von Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari

kenyataan.

5. Faktor-faktor psikologis dalam belajar

o Motivasi,tergantung pada unsur pengalaman dan interest

o Konsentrasi,memusatkan pada segenap kekuatan perhatian pada situasi

belajar

o Reaksi,dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun

mental sebagai suatu wujud reaksi.

o Organisasi,belajar dapat dikatakan sebagai kegiatan

mengorganisasikan,menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran

ke dalam suatu pengertian.

o Pemahaman,yaitu menguasai sesuatu dengan pikiran

o Ulangan,kegiatan mengulang harus disertai pikiran dan bertujuan

Proses belajar merupakan fungsi alami yang paling dasar, lebih mudah dan lebih menyenangkan yang seharusnya dirasakan oleh si pelaku (Dr. George Lozanov, 1998). Dr. Lozanov telah membuktikan bahwa proses belajar dapat dipercepat dengan cara tidak memberikan sugesti-sugesti kepada pelajar tentang keyakinan-keyakinan terbatas.

Fungsi PBL

o Mahasiswa mampu berpikir kritis, mengembangkan inisiatif karena mampu belajar sendiri.

o Mahasiswa menjunjung tinggi etika engineering dan memperhatikan legal.o Mahasiswa memperolehpengetahuandasar(basic sciences) yang berguna untuk

memecahkan masalah-masalah keteknikan yang dijumpainya.

Page 17: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

o Mahasiswa terdorong untuk menggunakan strategi-strategi penyelesaian masalah dan keterampilan berpikir yang tinggi seperti melakukan analisis dan sintesis, evaluasi, dan pembentukan pengetahuan / pemahaman baru karena PBL cukup kompleks dan ambigu. “Harsono (2004) Pengalaman inovasi pendidikan di Fakultas Kedokteran UGM. Makalah Seminar  Penumbuhan Inovasi Sistem Pembelajaran: Pendekatan Problem-Based Learn- ing berbasis ICT (Information and Communication Technology) , 15/5/2004, Yogyakarta."

o Mampu mendorong ke arah pemikiran yang terbuka, reflektif, dan belajar

kritis, serta aktif. (Boud & Felleti (1991))o Menawarkan kesempatan untuk mengaktifkan mahasiswa dan memfalisilitasi

partisipasi mahasiswa, sehingga diharapkan metode ini lebih produktif disbanding metode tradisional (Graff & Bouhuijis, 1933)

o Mahasiswa sendiri yang mengidentifikasi dan mencari penetahuan yang perlu

dimiliki untuk memecahkan problem (Supratiknya, 2001)o Membuat pelajaran lebih efisien sesuai dengan apa yang kita butuhkan.

(Filosofi PBL dan Strategi Pembelajaran ; Medical Education Unit FK Universitas Andalas)

Tujuan PBL

Membangun dan mengembangkan pembelajaran mahasiswa yang memenuhi kriteria ketiga ranah pembelajaran (taxonomy of learning domains).

o Di bidang kognitif (knowledges): berupa ilmu dasar dan ilmu terapan secara terintegrasi;

o Di bidang psikomotor (skills): berupa scientific reasoning, criticalo Di bidang kognitif (knowledges): berupa ilmu dasar dan ilmu terapano secara terintegrasi;o Di bidang psikomotor (skills): berupa scientific reasoning, criticalo appraisal, information literacy, self- directed learning, life-longo learning;o Di bidang affektif (attitudes): berupa value of framework, hubungano antar-manusia, yang berkaitan masalah psikososial (psychosocialo issues)

Tujuan PBL adalah untuk menghasilkan peserta didik yang akan:

Terlibat masalah yang mereka hadapi dalam hidup dan karir dengan inisiatif dan antusiasme

Memecahkan masalah secara efektif dengan menggunakan dasar, pengetahuan terintegrasi yang fleksibel dan bermanfaat

Mempekerjakan efektif keterampilan self-directed learning untuk terus belajar sebagai kebiasaan seumur hidup

Terus memantau dan menilai kecukupan pengetahuan, keterampilan pemecahan masalah dan belajar mengarahkan diri sendiri

Page 18: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

Berkolaborasi secara efektif sebagai anggota kelompok (Southern Illinois University (SIU))

Faktor-faktor dalam PBL

1. Berpikir secara kritis2. Penyelesaian masalah secara efektif (Abrori C. Berpikir kritis dalam profesi dokter.

Fakultas Kedokteran Universitas Jember.)

Belajar berpikir kritis adalah belajar cara berfikir dimana menanggapi segala sesuatu permasalahannya ditinjau dari sisi positif atau negative sehingga kita dapat menyimpulkan atau membuat keputusan dengan baik dan mencapai tujuan tertinggi. Dengan berpikir kritis akan dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang penting dengan baik dan mampu dengan cepat mendapatkan ide yang abstrak untuk bisa membuat model penyelesaian masalah secara efektif (Abrori C)

Ciri-ciri mahasiswa yang dapat berpikir kritis.o Relevance

o Important

o Novelty

o Ambiguity clarified

o Outside material

o Lingking ideas

o Justification

o Critical assessment

o Practical utility

o Width of understanding

(Sofi ansori : 2007. Mengupas tuntas e-learning. Jakarta : PT Elex Media Komputindo)

3. Permasalahan / scenario / tugas

Scenario harus memiliki struktur yang tidak jelas sehingga mahasiswa terdorong untuk membuat sejumlah hipotesis.Bermakna dan ada hubungannya dengan kehidupan nyata mahasiswa sehingga mereka termotivasi untuk mengarahkan dirinya sendiri dan menguji pengetahuan dalam menyelasaikan tugas tersebut.Cukup kompleks sehingga mahasiswa terdorong untuk menggunakan strategi strategi penyelesain masalah dan keterampilan berfikir yang tinggi seperti melakukan analisis dan sintesis, evaluasi dan pembentukan pengetahuan

( I wayan warmada, laboratorium Bahan Galian Jurusan Teknik Geologi FT-UGM)

Manfaat Teknologi Informasi

1. Dapat dengan mudah berguru pada pakar.

Page 19: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

2. Pendidikan menjadi lebih baik, lama pendidikan menjadi lebih singkat, dan dengan biaya yang relative rendah.

3. Dapat mengolah data, menyusun , menyimpan dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.

4. Mendapat informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu.

( Salmi N. (2005). Teknologi Informasi Inovasi Bagi Dunia Pendidikan)

Nanda Afnita1. Sebagai gudang ilmu2. Alat bantu pembelajaran3. Fasilitas pendidikan4. Standar kompetensi5. Penunjang Administrasi Pendidikan6. Alat bantu manajemen sekolah7. Infrastktu pendidikan

(Richardus Eko Indrajit, Ketua Sekolah Tinggi Manejemen Informatika dan Komputer Perbanas)

Artikel shahih

1. Morfologis bahasa lengkap2. Sintaksis bahasa lengkap3. Tepat makna/ tunggal arti

(Makalah Loka Karya LKTM UPI 2003 )

Kaidah Ilmiah

Kaidah ilmiah suatu masalah suatu makalah meliputi aspek filosofi, etika, dan teknik. Aspek filosofis ini sendiri berkaitan dengan:

1. Objek yang dibicarakan 2. Ada pemecahan masalahnya, baik secara teori maupun empiris (penelitian) yang

dapat dipertanggungjawabkan.3. Tujuan dari pemecahan masalah tersebut.

Etika

Berkaitan dengan sikap ilmiah, yaitu jujur, tidak plagiat, cinta kebenaran dan berkemauan untuk menjelaskan sesuatu berdasarkan fakta. Sikap ilmiah itu sendiri adalah kecenderungan jiwa dan perilaku jiwa dan perilaku yang tumbuh dari pendalaman ilmu dan metode ilmiah dalam mencari kebenaran untuk pengembangan IPTEK. Teknik Penulisan

Dimulai bagian awal, utama dan akhir. Bagian awal memuat hal-hal umum. Bagian utama memuat substansi yang mencakup pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian,

Page 20: Laporan Tutorial bwt Dosen_ Step 1-5

pembahasan, kesimpulan dan saran. Bagian akhir memuat materi yang mendukung dan melengkapi sikap keterbukaan serta pertanggungjawaban karya ilmiah.

Aspek kaidah ilmiah mencakup: Aspek Ontologi

Ilmu pengetahuan atau teori yang berdasarkan hal sebelumnya yang diuraikan secara :1. Metodis: menggunakan cara ilmiah.2. Sistematis: saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan.3. Koheren: unsur-unsurnya harus bertautan. Tidak boleh mengandung uraian yang

bertentangan.4. Rasional: harus berdasar pada kaidah berpikir yang benar (logis).5. Komprehensif: melihat objek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang melainkan

secara multidimensional atau secara keseluruhan (holistic)6. Radikal: diuraikan sampai akar persoalannya atau esensinya.7. Universal: muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku dimana saja.

Aspek Epistemologi.Teori pengetahuan atau kajian tentang justifikasi kebenaran pengetahuan atau kepercayaan atau menurut pengetahuan manusia.

Aspek Semantis.Teori berdasarkan bahasa.