laporan t4 radiasi
DESCRIPTION
t4 radiasiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Radiologi adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang menggunakan
energi pengion dan bentuk energi lainnya (non pengion) dalam bidang
diagnostik, imaging dan terapi. Sumber radiasi dapat dibedakan berdasarkan
asalnya yaitu sumber radiasi alam yang sudah ada di alam ini sejak
terbentuknya, dan sumber radiasi buatan yang sengaja dibuat oleh manusia.
Radiasi yang dipancarkan olehsumber radiasi alam disebut radiasi latar
belakang.
Pada saat ini sinar rontgen sangat bermanfaat bagi dunia kedokteran.
Sinar ini digunakan untuk mendapatkan gambaran radiograf yang dapat
digunakan sebagai penunjang diagnosa, rencana perawatan dan sebagainya.
Dalam kedoteran gigi, ilmu radiologi juga sangat membantu dokter gigi
dalam menetapkan diagnosa dan rencana perawatan yang akan dilakukan.
Oleh karena itu, dalam laporan ini akan dibahas secara mendalam mengenai
radiologi dalam bidang kedokteran gigi.
1.2. Skenario
Seorang pasien datang ke instalasi radiologi untuk pemeriksaan radiografi.
Sebelum dilakukan pemaparan, pasien diminta untuk memakai peralatan
pelindung radiasi. Pasien bertanya mengapa harus memakai alat seperti ini.
Petugas radiografi kemudian menjelaskan bahwa sinar yang digunakan pada
pemeriksaan ini adalah sinar X yang merupakan radiasi ionisasi yang bisa
memberikan berbagai efek samping pada tubuh sehingga perlu dilakukan
proteksi radiasi yang mendasarkan pada prinsip ALARA, walaupun kalau
untuk radiodiagnosis dosis radiasinya relatif kecil namun tetap berbahaya
apalagi kalau untuk kepentingan radioterapi.
1
1.3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara proteksi diri terhadap radiasi sinar X ?
2. Apa saja manfaat dan aplikasi sinar X dalamKedokteran Gigi ?
3. Apa saja efek yang ditimbulkan sinar X ?
4. Bagaimana cara mengatasi efek radiasi yang ditimbulkan sinar X ?
5. Bagaimana pengaruh radikal bebas pada tubuh ?
1.4. Tujuan
1.Untuk mengetahui cara proteksi diri terhadap radiasi sinar X.
2.Untuk mengetahui manfaat dan aplikasi sinar X dalamKedokteran Gigi.
3.Untuk mengetahui efek yang ditimbulkan sinar X.
4.Untuk mengetahui cara mengatasi efek radiasi yang ditimbulkan sinar X.
5.Untuk mengetahui pengaruh radikal bebas pada tubuh.
1.5. Manfaat
1. Mengetahui cara proteksi diri terhadap radiasi sinar X
2. Mengetahui manfaat dan aplikasi sinar X dalamKedokteran Gigi
3. Mengetahui efek yang ditimbulkan sinar X
4. Mengetahui cara mengatasi efek radiasi yang ditimbulkan sinar X.
5. Mengetahui pengaruh radikal bebas pada tubuh.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Radiologi
Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion dan
bukan pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostik dan
terapi. Dari pengertian itu, bidang-bidang yang termasuk dalam radiologi
adalah 1) Radiodiagnostik, yaitu cabang ilmu radiologi yang memanfaatkan
sinar pengion ( Sinar X ) untuk membantu diagnosa dalam bentuk foto yang
bisa di dokumentasikan. 2) Radioterapi, adalah salah satu regimen terapi
untuk penyakit terutama keganasan ( kanker ) dengan menggunakan sinar
pengion/radioaktif. 3) Kedokteran Nuklir, yaitu bidang kedokteran yang
memanfaatkan materi radioaktif ( radioisotop ) untuk menegakkan diagnosis
dan mengobati penderita serta mempelajari penyakit manusia. Bisa juga
untuk pemeriksaan dinamika organ misalnya pemeriksaan fungsi jantung dan
ginjal. 4) Ultrasonografi, adalah penggunaan gelombang suara frekuensi
sangat tinggi / ultrasonik ( 3,5 – 5 MHz ) untuk membantu diagnosis.
Ultrasound adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz.
Yang di gunakan dalam bidang kedokteran antara 1 – 10 MHz. 5) MRI
( Magnetic Resonance Imaging ), adalah teknik diagnosa yang memanfaatkan
medan magnet dan gelombang frekuensi radio. Pemeriksaan ini tidak
menimbulkan bahaya radiasi, hanya ada beberapa pasien dengan kondisi
tertentu tidak di perkenankan memanfaatkan aplikasi ini. Keunggulan lain
dari MRI adalah dapat di peroleh hasil gambar berupa penampang dari
berbagai arah.
Radiologi itu sendiri terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu
Radiodiagnostik dan Radioterapi. Radiodiagnostik itu untuk mendiagnosa
penyakit dengan menggunakan sinar-x, sedangkan Radioterapi untuk
menterapi atau pengobatan penyakit menggunakan radiasi sinar-x. Contohnya
untuk radiodiagnostik, misalnya kalian mengalami kecelakaan dan
3
mengalami patah tulang, sebelum dilakukan operasi maka dokter menyuruh
untuk di rontgen terlebih dahulu untuk menegtahui atau mendignosa bagian
tulang mana yang mengalami patah, nah ini yang dinamakan sebagai
radiodiagnostik. Sedangkan untuk Radioterapi contohnya adalah untuk pasien
yang mengidap penyakit kanker, dalam hal ini kanker tersebut akan dimatikan
oleh radiasi dengan sistem terapi atau pengobatan secara bertahap yaitu
dengan cara penyinaran terhadap bagian objek yang terkena kanker. Untuk
pekerja radiasinya disebut sebagai Radiografer, tetapi untuk pekerja
radioterapi disebut sebagai Radioterapis dan untuk pekerja USG disebut
Sonografer.
2.2 Definisi Radikal Bebas dan Antioksidan
Radikalnbebas adalah molekul yangnkehilangannsatunbuah elektron dari p
asangan elektron bebasnya, atau merupakan hasil pemisahan homolitik suatu
ikatan kovalen. Akibat pemecahan homolitik, suatu molekul akan terpecah
menjadi radikal bebas yang mempunyai elektron tak berpasangan. Elektron
memerlukan pasangan untuk menyeimbangkan nilai spinnya, sehingga
molekul radikal menjadi tidak stabil dan mudah sekali bereaksi dengan
molekul lain, membentuk radikal baru. Radikal bebas dapat dihasilkan dari
hasilmetabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil
penyinaran ultra violet, zat pemicu radikal dalam makanan dan polutan lain.
Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan
waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Contoh
penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan
jantung,kanker, katarak dan menurunnya fungsi ginjal. Untuk mencegah atau
mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan.
Tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila
jumlahnya berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin
berkurang. Merokok, misalnya, adalah kegiatan yang secara sengaja
memasukkan berbagai jenis zat berbahaya yang dapat meningkatkan jumlah
radikal bebas ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima
asupan yang bersifat alamiah, sehingga bila menerima masukan seperi asap
4
rokok, akan berusaha untuk mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini dari
tubuh melalui proses metabolisme, tetapi proses metabolisme ini pun
sebenarnya menghasilkan radikal bebas. Pada intinya, kegiatan merokok
sama sekali tidak berguna bagi tubuh, walau pun dapat ditemui perokok yang
berusia panjang.
Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat
menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga terjadi mutasi. Bila
perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menjadi
penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat
menghasilkan antioksidan, tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk
menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Atau sering sekali,
zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak
cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat
menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat, hanya
saja, tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu
tubuh menghasilkan glutahione ini. Keseimbangan antara antioksidan dan
radikal bebas menjadi kunci utama pencegahan stres oksidatif dan penyakit-
penyakit kronis yang dihasilkannya.
Sedangkan antioksidan dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat
menghambat / memperlambat proses oksidasi. Oksidasi adalah jenis reaksi
kimia yang melibatkan pengikatan oksigen, pelepasan hydrogen, atau
pelepasan elektron. Proses oksidasi adalah peristiwa alami yang terjadi di
alam dan dapat terjadi dimana-mana tak terkecuali di dalam tubuh kita.
2.3 Sumber Radiasi
Sumber radiasi terbagi menjadi 2 macam, yaitu :
1) Sumber Radiasi Alami
Setiap manusia terkena radiasi dari alam (radiasi latar belakang) yang
merupakan bagian terbesar yang diterima oleh manusia yang tidak bekerja di
tempat yang menggunakan radioaktif atau yang tidak menerima radiasi
berkaitan dengan kedokteran atau kesehatan.
5
Radiasi latar belakang yang diterima oleh seseorang dapat berasal dari tiga
sumber utama, yaitu sebagai berikut :
a. Sumber Radiasi Kosmik
Radiasi kosmik berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari ruang
antarbintang dan matahari. Radiasi kosmik ini terdiri dari partikel dan sinar
berenergi tinggi dan berinteraksi dengan nuklida-nuklida stabil di atmosfir
membentuk nuklida radioaktif seperti C-14, Be-7, Na-22, dan H-3.
Radionuklida yang terjadi karena interaksi nuklida dengan radiasi kosmik ini
disebut radionuklida Cosmogenic.
Atmosfir bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh
manusia. Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada
ketinggian, yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar apabila posisinya
semakin tinggi dari permukaan laut. Karena itu seseorang akan menerima
lebih banyak radiasi kosmik apabila berada di puncak gunung atau ketika
berpergian dengan pesawat terbang daripada di permukaan laut. Tingkat
radiasi yang diterima seseorang bergantung juga kepada garis lintangnya di
bumi, karena radiasi kosmik ini dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Oleh
karena medan magnet bumi kuat di daerah kutub, maka radiasi yang diterima
di kutub lebih kecil daripada di daerah katulistiwa.
b. Sumber Radiasi Terestrial (Primordial)
Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida di dalam
kerak bumi, dan radiasi ini dipancarkan oleh radionuklida yang
disebut primordial dengan waktu paro berorde milyar tahun. Radionuklida ini
ada sejak terbentuknya bumi. Radionuklida yang ada dalam kerak bumi
terutama adalah Uranium-238. Peluruhan Uranium-238 menghasilkan deret
nuklida turunan yang berakhir dengan nuklida stabil Pb-206 (disebut deret
uranium), Uranium-235 menghasilkan deret turunan yang berakhir dengan
unsur stabil Pb-207 (disebut deret actinium) dan Thorium-232 menghasilkan
deret turunan yang berakhir dengan unsur stabil Pb-208 (disebut deret
thorium).
6
Radiasi terestrial terbesar yang diterima manusia berasal dari Radon
(Radon-222) dan Thoron (Radon-220). Kedua radionuklida ini berbentuk gas
dan bisa merembes keluar dari bumi atau bahan bangunan tempat tinggal.
Tingkat radiasi yang diterima seseorang dari radiasi terestrial ini berbeda-
beda dari satu tempat ke tempat lain tergantung kepada konsentrasi sumber
radiasi di dalam kerak bumi. Ada beberapa tempat di bumi yang memiliki
tingkat radiasi di atas rata-rata seperti Pocos de Caldas dan Guarapari
(Brazil), Kerala dan Tamil Nadu (India) dan Ramsar (Iran).
c. Sumber Radiasi Dalam Tubuh Manusia
Sumber radiasi alam yang lain adalah radionuklida yang ada di dalam
tubuh manusia. Sumber radiasi ini berada di dalam tubuh manusia sejak
dilahirkan atau masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, minuman,
pernafasan, atau luka. Radiasi internal ini terutama diterima dari radionuklida
C-14, H-3, K-40, radon. Selain itu masih ada sumber lain seperti Pb-210 dan
Po-210 yang berasal dari ikan dan kerang-kerangan. Buah-buahan biasanya
mengandung unsur K-40. Secara alami di dalam tulang kita terdapat
polonium dan radium radioaktif, otot mengandung karbon radioaktif dan
kalium radioaktif, di dalam paru terdapat gas mulia radioaktif dan tritium.
Zat-zat ini dan banyak zat lainnya secara terus menerus memancarkan radiasi
dan menyinari tubuh kita dari dalam.
2) Sumber Radiasi Buatan
Selain radiasi yang berasal dari alam, kita juga dapat menerima radiasi dari
beberapa sumber radiasi yang sengaja dibuat oleh manusia, di antaranya
radionuklida buatan, pesawat sinar-X, reaktor nuklir dan akselerator.
a. Radionuklida buatan
Dewasa ini telah banyak sekali unsur radioaktif berhasil dibuat oleh
manusia berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif dengan
neutron (reaksi fisi di dalam reaktor atom), aktivasi neutron, atau berdasarkan
penembakan nuklida yang tidak radioaktif dengan partikel atau ion cepat (di
dalam alat-alat pemercepat partikel, misalnya akselerator atau siklotron).
Radionuklida buatan ini bisa memancarkan jenis radiasi alpha, beta, gamma
7
dan neutron. Pada saat ini radionuklida (radioisotop) buatan tersebut telah
banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan manusia, misalnya di
bidang pertanian, peternakan, kesehatan, industri, dan sebagainya.
b. Pesawat Sinar-X
Setelah ditemukannya sinar-X oleh Wilhelm Roentgen pada tahun 1895,
dewasa ini pemakaian pembangkit atau pesawat sinar-X di bidang industri
maupun di bidang kedokteran semakin meningkat. Secara sederhana dapat
diterangkan bahwa sinar-X dihasilkan oleh tabung sinar-X yaitu tabung gelas
hampa udara yang dilengkapi dengan dua buah elektroda, yaitu anoda (target)
dan katoda. Sebagai akibat interaksi antara elektron cepat yang dipancarkan
dari katoda ke target dihasilkan sinar-X dari permukaan target.
c. Reaktor Nuklir
Mekanisme utama yang terjadi dalam reaktor nuklir adalah pembelahan
inti. Dari mekanisme proses tersebut terlihat bahwa setiap reaksi pembelahan
akan menghasilkan lebih dari satu neutron baru (terjadi multiplikasi neutron)
yang akan menyebabkan pembelahan selanjutnya jika di sekitarnya terdapat
inti dapat belah yang lain. Proses demikian ini berlangsung terus dan disebut
proses Reaksi Berantai. Dalam reaktor nuklir, proses pembelahan ini tidak
dibiarkan berlangsung secara bebas seperti pada bom atau senjata nuklir,
tetapi dikendalikan.
d. Akselerator
Akselerator adalah alat yang digunakan untuk mempercepat partikel
bermuatan (ion) melalui penumbukan atau hamburan partikel dengan target.
Partikel yang dipercepat biasanya proton dan elektron. Beberapa contoh
akselerator dengan partikel yang dipercepat yang banyak dipakai
adalah akselerator linear (linear accelerator = linac) dan siklotron.
Akselerator digunakan untuk menghasilkan radionuklida buatan, untuk
penelitian partikel dengan kecepatan tinggi, uji bahan, terapi, dsb.
8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Mapping
3.2 Cara Proteksi Diri Terhadap Radiasi Sinar X
Proteksi radiasi bertujuan untuk meminimlkan resiko dari radiografi yang
digunakan untuk pemeriksaan diagnostik. Dalam melakukan proteksi, IRCP
(Intermational Commission on Rdiological Proteksion) telah menerbitkan
bahwa dalam melakukan radiografi harus memenuhi 3 prinsip, yaitu :
9
RADIASI
RADIKAL BEBAS
EFEK SAMPING
PROTEKSI SINAR X
PENANGGULANGAN
MANFAAT
APPLIKASI DI KEDOKTERAN GIGI
1. Justifikasi : pemanfaatan radiasi harus mempunyai manfaat yang
lebih besar dari pada resiko yang diterima.
2. Optimasi : pemanfaatan radiasi harus diupayakan serendah mungkin
dengan mempertimbvngkan faktor sosial dan ekonomi.
3. Limitasi : pemanfaatan radiasi tidak boleh melampaui nilai batas
dosis yang sudah ditetapkan oleh peraturan.
Proteksi pasien terhadap radiasi :
1. Pemakaian sinar x atas perintah dokter
2. Pemakaian filtrasi maksimum pada sinar primer
3. Pemakaian voltage yang lebih tinggi sehingga daya tembusnya lebih kuat
4. Daerah yang disinar harus sekecil mungkin
5. Pasien hamil trimester pertama tidak boleh di periksa radiologi
6. Waktu penyinaran sesingkat mungkin
Proteksi terhadap dokter pemeriksa dan petugvs radiologi lainnya :
1. Hindari bagian tubuh yang tidak terlindungi
2. Hindari melakukan sinar tembus, usahakan menggunakan radiografi
3. Hindari pemeriksaan sinar tembus tulang kepala
4. Akomodasi mata sebelum melakukan pemeriksaan sinar tembus paling
sedikit 20 menit
Selain proteksi pasien dan operator
juga harus menggunakan alat
pelindung diri. Alat-alat yang dipakai
untuk mencatat dosis personil, yaitu:1
1. Film badge yang berfungsi untuk
mencatat dosis radiasi yang diterima
oleh personil (petugas) yang terkena
berbagai jenis radiasi. Oleh sebab itu film badge yang dipakai harus cukup
mampu untuk mencatat dosis radiasi yang berasal dari sumber-sumber radiasi
yang berlainan kualitasnya.
2.Dosimeter saku adalah pengukur dosis yang mempunyai respon (reaksi)
terhadap radiasi sebanding dengan jumlah pasangan ion yang dihasilkan
10
selama perjalanannya melalui elemen pendeteksian. Pada dasarnya dosimeter
saku lebih teliti dari pada film badge.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya.15
Alat proteksi radiasi yang tersedia dan dapat digunakan yaitu: apron, kaca
mata, perisai gonad, perisai tiroid, dan sarung tangan.15 Penggunaannya
tergantung pada pemeriksaan radiografi yang digunakan. proteksi, masker,
dan penahan radiasi.
3.3 Manfaat Dan Aplikasi Sinar X dalam Kedokteran Gigi
1. Radiodiagnosa/Rongenodiagnosa
Radiodiagnosa :Radiograf gigi merupakan data pendukung yang penting
dalam menegakkan suatu diagnosa penyakit atau kelainan di Kedokteran Gigi
misalnya :
Kelainan apikal atau periapikal yang tidak terdeteksi secara klinis.
Adanya kelainan pada rahang.
Adanya fraktur rahang atau akar gigi
Karies yang tersembunyi(pada proksimal atau karies akar)karies
sekunder,karies incipien,kedalaman karies dan lain-lain.
2. Rencana Perawatan
Radiograf gigi sangat membantu dalam pembuatan atau penentuan rencana
perawatan,seperti:
Penentuan letak pin atau implant
Kondisi saluran akar
Penentuan jenis dan teknik
3. Penunjang Perawatan. Radiograf gigi sangat membantu memudahkan
dalam melakukan sebuah perawatan,seperti :
Komplikasi post operatif
Perawatan endodontik
4. Evaluasi Perawatan
Untuk evaluasi atau kontrol keberhasilan atau kemajuan perawatan
11
Radiografi merupakan salah satu data RM yang sangat penting.
Kepentingan forensik.
3.4 Efek yang Ditimbulkan Sinar X
Sifat sinar x yang berbahaya terutama pada yang terkena radiasi baik
makhluk hidup maupun lingkungan,sebagai efek lanjut dari pengaruh radiasi
ionisasi terhadap jaringan dan keadaan lingkungan tersebut. Radiasi sinar X
dapat menimbulkan perubahan-perubahan di dalam tubuh antara lain :
1. Biokimia cairan tubuh
2. Biokimia sel
3. Biokimia jaringan
4. Biokimia organ
Sifat sinar x yang berbahaya terutama pada yang terkena radiasi baik
makhluk hidup maupun lingkungan,sebagai efek lanjut dari pengaruh radiasi
ionisasi terhadap jaringan dan keadaan lingkungan tersebut. Radiasi sinar X
dapat menimbulkan perubahan-perubahan di dalam tubuh antara lain :
5. Biokimia cairan tubuh
6. Biokimia sel
7. Biokimia jaringan
8. Biokimia organ
Efek biologi yang terjadi ,mula-mula berupa absorbsi radiasi sampai timbulnya
gejala radiasi,keadaan ini memerlukan waktu bertahun-tahun.Masa atau waktu
tersebut disebut periode latent.Periode latent terjadi sebagai akibat efek biologi
kumulatif.
Efek di bidang Kedokteran Gigi
Berikut beberapa contoh kasus akibat radiasi sinar X khususnya dalam
bidang Kedokteran Gigi:
1) Gigi
Efek yang terjadi pada gigi ini dapat terjadi secara langsung maupun tidak
langsung akibat pemaparan sinar radiasi tersebut.
12
a) Efek radiasi langsung
Efek ini terjadi paling dini yaitu pada benih gigi. Efeknya berupa
gangguan kalsifikasi benih gigi, gangguan perkembangan benih gigi dan
gangguan erupsi gigi. Contohnya pada seorang anak yang sejak usia
delapan minggu mendapatkan pengobatan radiasi sampai usia empat
tahun, akibatnya setelah dilakukan foto roentgen tidak erupsinya gigi
premolar kanannya.
b) Efek radiasi tidak langsung
Efek ini terjadi setelah pembentukan gigi dan erupsi gigi normal berada
dalam rongga mulut, kemudian terkena paparan radiasi ionisasi, maka
akibatnya tampak ada karies gigi. Karies gigi karena pancaran sinar
radiasi ini sering disebut rampan karies radiasi.
2) Kelenjar liur
Radiasi pada kelenjar liur khususnya dosis radiasinya berkisar 3000 R akan
menimbulkan gangguan sekresi air liur, hal ini menyebabkan rongga mulut
serasa kering atau sering disebut xerostomia.
Menurut jurnal yang berjudul Efek Radiasi terhadap Jaringan Periodontal
oleh Peni Pujiastuti bagian Periodensia FKG Unej disebutkan bahwa
xerostomia ini timbul karena efek radioterapi tumor pada leher dan kepala
sehingga menyebabkan fungsi kelenjar saliva berkurang.
Tingkat perubahan yang terjadi pada air liur setelah terpapar radiasi yaitu
untuk beberapa hari diawali dengan radang kelenjar liur, setelah satu
minggu terjadi penyusutan parensim sehingga kelenjar liur mengecil dan
terjadi penyumbatan. Ditambah pula penurunan sekresi air liur dan
viskositasnya lebih kental, warna air liur berubah menjadi kekuningan dan
coklat serta pHnya turun (lebih asam).
3) Lidah
Efek radiasi ionisasi pada lidah menyebabkan pecahnya papila filiformis
dan papila fungiformis sehingga timbul keluhan :
a) Lidah terasa kaku
b) Lidah terasa keras
13
c) Terasa nyeri bila tersentuh makanan atau benda keras
d) Hilangnya indra rasa seakan-akan makanan terasa hambar
Gejala tersebut terjadi setelah terpapar atau mengabsorbsi dosis radiasi
3000 R.
4) Bibir, jaringan ikat di dalam mulut dan pipi
Setiap sel jaringan ikat yang terkena radiasi ionisasi akan mengalami
perubahan, antara lain:
a) Pecahnya kromosom
b) Pecahnya vakuola dalam inti sel
c) Pecahnya sitoplasma
Jika perubahan gejala itu terjadi terus menerus dan dibarengi dengan
mitosis sel akan mengakibatkan mitosis selnya tidak normal. Bahkan
radiasi lebih lanjut bisa berakibat kematian jaringan (nekrotik). Pada
beberapa literatur ada yang menyebutkan pula bisa berakibat kanker mulut
akibat radioterapi dengan dosis sekitar 5000-7000 R.
5) Daerah leher
Jika daerah leher yang terpapar radiasi maka akibatnya yaitu pada kelenjar
tiroid. Jika dosisnya yang diserap lebih besar dari 6,5 rad maka
mengakibatkan stimulasi sel kelenjar tiroid serta kanker tiroid.
3.5 Cara Mengatasi Efek Radiasi Yang Ditimbulkan Sinar X
Radioterapi memungkinkan terjadinya kerusakan jaringan yang
disebabkan oleh radikal bebas. Menurut Kochhar dan Rossell (1990)
mendefinisikan antioksidan sebagai senyawa yang dapat menunda,
memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid.
Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat
menunda atau mencegah terjadinya reaksi antioksidasi radikal bebas
dalam oksidasi lipid.
Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul
yang dapat memberikan elektronnya dengan cuma-cuma kepada
molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali fungsinya dan
14
dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas (Kumalaningsih,
2006).
3.6 Pengaruh Radikal Bebas Pada Tubuh
Radioterapi memungkinkan terjadinya kerusakan jaringan yang
disebabkan oleh radikal bebas. Radiasi elektromagnetik (sinar X, sinar
gamma) dan radiasi partikel (partikel elektron, photon, neutron, alfa, dan
beta) menghasilkan radikal primer dengan cara memindahkan energinya
pada komponen seluler seperti air. Radikal primer tersebut dapat
mengalami reaksi sekunder bersama oksigen yang terurai atau bersama
cairan seluler (Droge, 2002).
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mempunyai elektron yang
tidak berpasangan pada orbital terluarnya dan dapat berdiri sendiri.
Kebanyakan radikal bebas bereaksi secara cepat dengan atom lain untuk
mengisi orbital yang tidak berpasangan, sehingga radikal bebas normalnya
berdiri sendiri hanya dalam periode waktu yang singkat sebelum menyatu
dengan atom lain. ROS (Reactive Oxygen Species) adalah senyawa
pengoksidasi turunan oksigen yang bersifat sangat reaktif yang terdiri atas
kelompok radikal bebas dan kelompok nonradikal. Kelompok radikal bebas
antara lain superoxide anion (O2·-), hydroxyl radicals (OH·), dan peroxyl
radicals (RO2 ·). Yang nonradikal misalnya hydrogen peroxide (H2O2), dan
organis peroxides (ROOH) (Halliwell and Whiteman, 2004).
Radikal bebas diproduksi dalam sel yang secara umum melalui
reaksi pemindahan elektron, menggunakan mediator enzimatik atau
non-enzimatik. Produksi radikal bebas dalam sel dapat terjadi secara
rutin maupun sebagai reaksi terhadap rangsangan. Secara rutin adalah
superoksida yang dihasilkan melalui aktifasi fagosit dan reaksi katalisa
seperti ribonukleotida reduktase. Sedang pembentukan melalui
rangsangan adalah kebocoran superoksida, hidrogen peroksida dan
kelompok oksigen reaktif (ROS) lainnya pada saat bertemunya bakteri
dengan fagosit teraktifasi. Pada keadaan normal sumber utama radikal
15
bebas adalah kebocoran elektron yang terjadi dari rantai transport
elektron, misalnya yang ada dalam mitokondria dan endoplasma
retikulum dan molekul oksigen yang menghasilkan superoksida (Abate
dan Patel, 1990). Dalam kondisi yang tidak lazim seperti radiasi ion,
sinar ultraviolet, dan paparan energi tinggi lainnya, dihasilkan radikal
bebas yang sangat berlebihan (Droge, 2002)
Reaksi Perusakan oleh Radikal Bebas
Definisi tekanan oksidatif (oxidative stress) adalah suatu keadaan
dimana tingkat oksigen reaktif intermediate (ROI) yang toksik melebihi
pertahanan anti-oksidan endogen. Keadaan ini mengakibatkan kelebihan
radikal bebas, yang akan bereaksi dengan lemak, protein, asam nukleat
seluler, sehingga terjadi kerusakan lokal dan disfungsi organ tertentu.
Lemak merupakan biomolekul yang rentan terhadap serangan radikal
bebas. Protein dan asam nukleat lebih tahan terhadap radikal bebas
daripada PUFA, sehingga kecil kemungkinan dalam terjadinya reaksi
berantai yang cepat. Serangan radikal bebas terhadap protein sangat jarang
kecuali bila sangat ekstensif. Hal ini terjadi hanya jika radikal tersebut
mampu berakumulasi (jarang pada sel normal), atau bila kerusakannya
terfokus pada daerah tertentu dalam protein. Salah satu penyebab kerusakan
terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi (Proctor dan
Reynolds, 1984). Seperti pada protein kecil kemungkinan terjadinya
kerusakan di DNA menjadi suatu reaksi berantai, biasanya kerusakan
terjadi bila ada lesi pada susunan molekul, apabila tidak dapat diatasi,
dan terjadi sebelum replikasi maka akan terjadi mutasi. Radikal oksigen
dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA seperti pada radiasi
biologis (Allen dan Tressini, 2000).
16
BAB IV
KESIMPULAN
Radiologi merupakan suatu cabang ilmu kedokteran yang menggunakan
energi pengion dan bentuk energi lainnya (non pengion) dalam bidang diagnostik,
imajing dan terapi. Radiasi adalah proses dikeluarkannya energi radiasi dalam
bentuk gelombang (partikel), atau proses kombinasi dari pengeluaran dan pancaran
energi radiasi . Sinar X adalah adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang
mempunyai panjang gelombang sangat pendek sehingga memiliki daya penetrasi
yang tinggi. Selain itu, efek radiasi adalah menyebabkan terbentuknya radikal
bebas. Sumber radiasi dapat dibedakan berdasarkan asalnya yaitu sumber radiasi
alami dan buatan.
Efek radiasi pada manusia merupakan hasil dari rangkaian proses fisik dan
kimia yang terjadi segera setelah terpapar (10-15 detik), kemudian diikuti dengan
proses biologic dalam tubuh. Dampak yang timbul dapat berupa kematian sel atau
perubahan pada sel. Bergantung pada dosis radiasi yang diterima tubuh. Efek
laindari radiasi adalah terbentuknya radikal bebas yang berbahay bagi tubuh.
Radikal bebas dapat ditangani dengan pemberian antioksidan. Antioksidan adalah
senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya
dengan cuma-cuma kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali
fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas
17
DAFTAR PUSTAKA
Scot, Ronald M, 1995, Introduction to industrial Hygiene, Lewis publisher, London
Handley, W. 1997, Industrial safety handbook, Mc. Graw Hill company, London
Suma’mur PK, 2000, Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja, CV. Mas Agung,
Jakarta.
Cris, Edward, dkk. 1990. Perlindungan Radiasi. Jakarta: Widya Medika
Sjahrir, Rasad. 2000. Radiologi Diagnostik. Jakarta: Gaya Baru
18