laporan sortasi kulit lining

5
LAPORAN SORTASI KULIT LINING A. Dasar Teori Sortasi adalah memilih, menyeleksi dan mengelompokkan kulit berdasarkan kualitas dan ukuran. Selain itu, sortasi juga bertujuan untuk mengetahui kesalahan dalam proses. Kulit lining adalah kulit yang disamak menggunakan bahan penyamak nabati yang digunakan untuk melapisi suatu produk sehingga juga sering disebut dengan kulit lapis. Kulit lining umumnya dibuat dari kulit kambing, kerbau atau sapi.. Pengelompokan kualitas kulit lapis ditentukan dari jenis kerusakan, lokasi kerusakan dan luas kerusakan. Menurut SNI pengelompokan kelas kulit berdasarkan spesifikasi sebagai berikut: - Kulit kelas I mempunyai spesifikasi: 1. Luas kerusakan maksimal 2 % 2. Kerusakan ringan dan tidak pada tempat penting 3. Struktur kulit baik 4. Kerusakan bukan karena bakteri - Kulit kelas II mempunyai spesifikasi: 1. Luas kerusakan maksimal 4% 2. Kerusakan boleh pada tempat yang sedikit penting 3. Struktur kulit baik - Kulit kelas III mempunyai spesifikasi:

Upload: muhammad-amir-faisol

Post on 01-Dec-2015

84 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Sortasi Kulit Lining

LAPORAN SORTASI KULIT LINING

A. Dasar Teori

Sortasi adalah memilih, menyeleksi dan mengelompokkan kulit

berdasarkan kualitas dan ukuran. Selain itu, sortasi juga bertujuan untuk

mengetahui kesalahan dalam proses.

Kulit lining adalah kulit yang disamak menggunakan bahan

penyamak nabati yang digunakan untuk melapisi suatu produk sehingga

juga sering disebut dengan kulit lapis. Kulit lining umumnya dibuat dari

kulit kambing, kerbau atau sapi..

Pengelompokan kualitas kulit lapis ditentukan dari jenis kerusakan,

lokasi kerusakan dan luas kerusakan. Menurut SNI pengelompokan kelas

kulit berdasarkan spesifikasi sebagai berikut:

- Kulit kelas I mempunyai spesifikasi:

1. Luas kerusakan maksimal 2 %

2. Kerusakan ringan dan tidak pada tempat penting

3. Struktur kulit baik

4. Kerusakan bukan karena bakteri

- Kulit kelas II mempunyai spesifikasi:

1. Luas kerusakan maksimal 4%

2. Kerusakan boleh pada tempat yang sedikit penting

3. Struktur kulit baik

- Kulit kelas III mempunyai spesifikasi:

1. Luas kerusakan maksimal 7%

2. Kerusakan boleh agak berat

3. Struktur kulit sedang

- Kulit kelas IV mempunyai spesifikasi:

1. Luas kerusakan maks 10%

2. Kerusakan boleh berat asal tidak tembus daging

3. Struktur kulit sedang

- Kulit kelas V mempunyai spesifikasi:

1. Luas kerusakan maks 15 %

2. Kerusakan berat asal tidak merusak kulit (masih bisa digunakan)

Page 2: Laporan Sortasi Kulit Lining

3. Kerusakan boleh di tempat yang penting

4. Struktur kulit kurang, kosong, tipis

- Reject

1. Kerusakan diatas 15 %

2. Kerusakan berat dan merusak kulit

3. Struktur kulit jelek

4. Kerusakan di tempat penting

Namun, dalam prakteknya untuk mendapatkan kulit dengan kualitas

bagus yakni kualitas 1-3 sangatlah sulit karena kebutuhan kulit meningkat

tapi kulit yang tersedia tidak mencukupi. Selain itu harga kulit melonjak

dan kualitasnya pun tak bisa dijamin.

Untuk mengatasi kebutuhan tersebut masing-masing pengusaha kulit

atau perusahaan kulit memiliki standar tersendiri dalam penentuan kualitas

kulit demi memenuhi kebutuhan material yang dibutuhkan.

Untuk pengelompokan kualitas kulit lining itu sendiri mayoritas

pengusaha kulit memakai acuan sebagai berikut

- Kulit kualitas 1-4

- Kulit kualitas 5

- Kulit reject

B. Proses Sortasi

- Alat dan bahan

1. Kulit Lining

2. Tignometer

3. Meteran / penggaris

- Langkah kerja

1. Ukur ketebalan kulit lapis pada bagian crupon, belly dan bahu

menggunakan tignometer

2. Ukur luas kulit lapis dengan meteran

3. Amati kerusakan yang ada pada kulit lapis serta letak kerusakannya

4. Hitung luas kerusakan yang ada pada kulit

5. Kualifikasikan berdasarkan kelas

- Hasil Pengamatan

Page 3: Laporan Sortasi Kulit Lining

NoTebal (cm) Luas

(sqft)

DefekKelas

C P B Jenis Lokasi Luas

1 0.6 0.6 0.5 3,37 Perlakuan

Mekanis

Kutu

Crupon

Perut

5,9% 1-4

2 0,6 0,6 0,6 4 Kutu

Perlakuan

mekanis

Crupon

Perut

3.17 % 1-4

3 0.55 0.42 0.3 4.3 Kutu Crupon

Perut

2.8 % 1-4

4 0.8 0.6 0.6 4.47 Kutu

Perlakuan

mekanis

Crupon

Perut

13 % 1-4

5 0.7 0.7 0.65 4.8 Kutu

Perlakuan

mekanis

Crupon

Perut

3.89 % 1-4

C. Pembahasan

Dalam praktek sortasi yang kami lakukan, acuan yang dipakai

adalah acuan mayoritas pabrik kulit dalam pengelompokan kelas kulit

yaitu kelas 1-4, kelas 5 dan reject.

Dalam pengamatan terhadap 5 buah kulit lining yang kami sortasi,

data yang didapat seperti yang ada pada tabel hasil pengamatan diatas.

Dari hasil sortasi tersebut, kelima kulit yang disortasi masuk dalam kelas

1-4 karena luas kerusakan berkisar 2-15 % dengan letak kerusakan di

tempat yang tidak terlalu penting dan sebagian di tempat penting namun

tidak sampai merusak kulit. Jenis kerusakan pun hampir sama diantara ke

lima kulit tersebut yaitu kutu dan kerusakan karena perlakuan mekanis.

D. Kesimpulan

Sortasi adalah memilih, menyeleksi dan mengelompokkan kulit

berdasarkan kualitas dan ukuran. Selain itu, sortasi juga bertujuan untuk

mengetahui kesalahan dalam proses.

Page 4: Laporan Sortasi Kulit Lining

Kulit lining adalah kulit yang disamak nabati yang dipakai sebagai

pelapis produk guna melindungi bagian bawahnya.

Dalam praktek sortasi kulit lining yang kami lakukan, pengelompokan

kelas kulit memakai acuan mayoritas pabrik kulit dikarenakan kelangkaan

kulit dan sulitnya mencari kulit yang benar-benar berkualitas baik.