laporan sortasi kulit lining
TRANSCRIPT
LAPORAN SORTASI KULIT LINING
A. Dasar Teori
Sortasi adalah memilih, menyeleksi dan mengelompokkan kulit
berdasarkan kualitas dan ukuran. Selain itu, sortasi juga bertujuan untuk
mengetahui kesalahan dalam proses.
Kulit lining adalah kulit yang disamak menggunakan bahan
penyamak nabati yang digunakan untuk melapisi suatu produk sehingga
juga sering disebut dengan kulit lapis. Kulit lining umumnya dibuat dari
kulit kambing, kerbau atau sapi..
Pengelompokan kualitas kulit lapis ditentukan dari jenis kerusakan,
lokasi kerusakan dan luas kerusakan. Menurut SNI pengelompokan kelas
kulit berdasarkan spesifikasi sebagai berikut:
- Kulit kelas I mempunyai spesifikasi:
1. Luas kerusakan maksimal 2 %
2. Kerusakan ringan dan tidak pada tempat penting
3. Struktur kulit baik
4. Kerusakan bukan karena bakteri
- Kulit kelas II mempunyai spesifikasi:
1. Luas kerusakan maksimal 4%
2. Kerusakan boleh pada tempat yang sedikit penting
3. Struktur kulit baik
- Kulit kelas III mempunyai spesifikasi:
1. Luas kerusakan maksimal 7%
2. Kerusakan boleh agak berat
3. Struktur kulit sedang
- Kulit kelas IV mempunyai spesifikasi:
1. Luas kerusakan maks 10%
2. Kerusakan boleh berat asal tidak tembus daging
3. Struktur kulit sedang
- Kulit kelas V mempunyai spesifikasi:
1. Luas kerusakan maks 15 %
2. Kerusakan berat asal tidak merusak kulit (masih bisa digunakan)
3. Kerusakan boleh di tempat yang penting
4. Struktur kulit kurang, kosong, tipis
- Reject
1. Kerusakan diatas 15 %
2. Kerusakan berat dan merusak kulit
3. Struktur kulit jelek
4. Kerusakan di tempat penting
Namun, dalam prakteknya untuk mendapatkan kulit dengan kualitas
bagus yakni kualitas 1-3 sangatlah sulit karena kebutuhan kulit meningkat
tapi kulit yang tersedia tidak mencukupi. Selain itu harga kulit melonjak
dan kualitasnya pun tak bisa dijamin.
Untuk mengatasi kebutuhan tersebut masing-masing pengusaha kulit
atau perusahaan kulit memiliki standar tersendiri dalam penentuan kualitas
kulit demi memenuhi kebutuhan material yang dibutuhkan.
Untuk pengelompokan kualitas kulit lining itu sendiri mayoritas
pengusaha kulit memakai acuan sebagai berikut
- Kulit kualitas 1-4
- Kulit kualitas 5
- Kulit reject
B. Proses Sortasi
- Alat dan bahan
1. Kulit Lining
2. Tignometer
3. Meteran / penggaris
- Langkah kerja
1. Ukur ketebalan kulit lapis pada bagian crupon, belly dan bahu
menggunakan tignometer
2. Ukur luas kulit lapis dengan meteran
3. Amati kerusakan yang ada pada kulit lapis serta letak kerusakannya
4. Hitung luas kerusakan yang ada pada kulit
5. Kualifikasikan berdasarkan kelas
- Hasil Pengamatan
NoTebal (cm) Luas
(sqft)
DefekKelas
C P B Jenis Lokasi Luas
1 0.6 0.6 0.5 3,37 Perlakuan
Mekanis
Kutu
Crupon
Perut
5,9% 1-4
2 0,6 0,6 0,6 4 Kutu
Perlakuan
mekanis
Crupon
Perut
3.17 % 1-4
3 0.55 0.42 0.3 4.3 Kutu Crupon
Perut
2.8 % 1-4
4 0.8 0.6 0.6 4.47 Kutu
Perlakuan
mekanis
Crupon
Perut
13 % 1-4
5 0.7 0.7 0.65 4.8 Kutu
Perlakuan
mekanis
Crupon
Perut
3.89 % 1-4
C. Pembahasan
Dalam praktek sortasi yang kami lakukan, acuan yang dipakai
adalah acuan mayoritas pabrik kulit dalam pengelompokan kelas kulit
yaitu kelas 1-4, kelas 5 dan reject.
Dalam pengamatan terhadap 5 buah kulit lining yang kami sortasi,
data yang didapat seperti yang ada pada tabel hasil pengamatan diatas.
Dari hasil sortasi tersebut, kelima kulit yang disortasi masuk dalam kelas
1-4 karena luas kerusakan berkisar 2-15 % dengan letak kerusakan di
tempat yang tidak terlalu penting dan sebagian di tempat penting namun
tidak sampai merusak kulit. Jenis kerusakan pun hampir sama diantara ke
lima kulit tersebut yaitu kutu dan kerusakan karena perlakuan mekanis.
D. Kesimpulan
Sortasi adalah memilih, menyeleksi dan mengelompokkan kulit
berdasarkan kualitas dan ukuran. Selain itu, sortasi juga bertujuan untuk
mengetahui kesalahan dalam proses.
Kulit lining adalah kulit yang disamak nabati yang dipakai sebagai
pelapis produk guna melindungi bagian bawahnya.
Dalam praktek sortasi kulit lining yang kami lakukan, pengelompokan
kelas kulit memakai acuan mayoritas pabrik kulit dikarenakan kelangkaan
kulit dan sulitnya mencari kulit yang benar-benar berkualitas baik.