laporan sayyed faturahman

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum.Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial budaya.Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya. Peta umum terbagi atas dua jenis yaitu peta topografi dan peta chorografi. Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi. Dalam peta topografi digunakan garis kontur (countur line) yaitu garis yang menghubungkan tempat tempat yang mempunyai ketinggian sama. Kelebihan dari peta topografi yaitu untuk mengetahui ketinggian suatu tempat. Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng.

Upload: pakalima-manik

Post on 04-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Sayyed Faturahman

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Sayyed Faturahman

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara

umum.Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik

kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial budaya.Kenampakan fisis

misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya. Kenampakan sosial budaya

misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya. Peta umum

terbagi atas dua jenis yaitu peta topografi dan peta chorografi.

Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi

rendahnya) permukaan bumi. Dalam peta topografi digunakan garis kontur (countur

line) yaitu garis yang menghubungkan tempat tempat yang mempunyai ketinggian

sama. Kelebihan dari peta topografi yaitu untuk mengetahui ketinggian suatu tempat.

Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng. Beberapa

ketentuan pada peta topografi yaitu makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang

lainnya menunjukkan daerah tersebut semakin curam, sebaliknya semakin jarang

jarak antara kontur menunjukkan daerah tersebut semakin landai. garis kontur yang

diberi tanda bergerigi menunjukkan depresi (lubang/cekungan) di puncak, misalnya

puncak gunung yang berkawah. Peta topografi menggunakan skala besar, antara 1 :

50.000 sampai 1 : 100.000.

Untuk dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat garis kontuR pada peta

topografi, maka diperlukan praktikum untuk memudahkan dalam mempelajari arti

dan maksud dari garis kontur paada peta topograf

Page 2: Laporan Sayyed Faturahman

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud di adakannya praktikum ini adalah untuk mempelajari sifat-sifat

garis kontur, proses pembuatan garis kontur pada peta topografi,dan sebagai syarat

kelulusan mata kuliah geomorfologi.

Tujuan dari diadakannya praktikum ini adalah untuk memahami

sifat-sifat dari garis kontur danmampu mengaplikasikan pembuatan peta tografi

1.3 Alat dan Bahan:

Alat tulis

Pensil warna

Mistar

Peta

Kalkir

Literature

Pencil mekanik

Pulpen gambar ukuran; 0,2 ; 0.3 cm; 0.4cm; dan 0,5 cm

Page 3: Laporan Sayyed Faturahman

BAB IIPENDAHULUAN

2.1 Pengertian Pemetaan Topografi

Dalam artian yang sempit istilah pemetaan topografi berarti ilmu membuat

peta dasar (topogarfi). Dalam artian yang luas pemetaan topografi merupakan suatu

pekerjaan (proses) dimana posisi keadaan gambaran bidang permukaan tanah diukur

dan hasilnya digambar diatas kertas dengan symbol-simbol pada peta skala tertentu

yang hasilnya berupa peta topografi. Peta topografi memiliki arti komunikasi yang

dapat menjelaskan pesan yang diberitakan anatara sipengirim dan sipenerima pesan

(pemakai peta).(Aryono Prihandita, 1998)

2.2 Fungsi dan Tujuan Pemetaan Topografi

Fungsi :

a. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif letak suatu tempat dalam hubungannya

dengan tempat lain dipermukaan bumi.

b. Memperlihatkan ukuran yaitu dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak diatas

permukaan bumi.

c. Memperlihatkan bentuk yaitu gunung, lembah, sungai, pantai/laut dan lainnya.

d. Mengumpulkan dan menseleksi data-data dari suatu daerah dan

menyajikannya di atas peta (symbol).(Aryono Prihandita, 1998)

2.3 Metode Pemetaan Topografi

Metode yang umum digunakan untuk Pemetaan Topografi antara lain :

Page 4: Laporan Sayyed Faturahman

1. Theodolith

2. Kompas Brunton

3. Fotogrametri

4. Plane Table

5. Komputerisasi (Suyono Sosrodarsono, 1997)

2.4 Skala Pada Pemetaan Topografi

Skala sangat erat hubungannya dengan fungsi dan tujuan peta topografi.

Sesungguhnya tidak ada suatu skala yang ideal untuk peta topogarfii, yang dapat

memuaskan semua pihak. Karena satu skala saja tidak akan dapat memenuhi semua

keinginan dari sipemakai peta, jadi mungkin saja suatu wilayah atau suatu lokasi

daerah yang akan dipetakan dapat dibuat sesuai dengan skala yang diinginkan.

(Suyono Sosrodarsono, 1997)

Tiap negara punya variasi dalam skala, sebab kepentingannya bermacam-macam

misalnya untuk peta perencanaan biasa dipakai skala besar sedangkan untuk wilayah

yang tidak banyak kegunannya (perencanaan) akan digambar dalam skala kecil.Skala

dalam pemetaan topografi dikelompokkan sebagai berikut:

a. 1 : 1000 sampai 1 : 5000 adalah skala sangat besar terutama untuk tujuan

perencanaan keteknikan.

b. 1 : 5000 sampai 1 : 25.000 adalah skala besar

c. 1 : 25.000 sampai 1 : 100.000 adalah skala sedang

d. 1 : 100.000 sampai 1 : 1.000.000 adalah skala kecil (Purwoharjo, U.1986)

Page 5: Laporan Sayyed Faturahman

Pengelompokan ini tentu dapat juga bervariasi yang penting adalah standarisasi

yang jelas karena keuntungannya dapat membandingkan unsure-unsur yang disajikan

dalam peta topografi tersebut. Misalnya batasan antara kecamatan, kabupaten,

dan atau negara dengan Negara.(Purwoharjo, U.1986)

2.5 Klasifikasi Peta Pada Pemetaan Topografi

Macam peta dapat ditinjau dari empat segi :

1. Macam peta ditinjau dari jenis :

a. Peta Foto : - Peta yang sertifikasi ; - Peta Ortofoto

b. Peta Garis : - Peta Topografi ; - Peta Tematik

Peta Foto : peta yang dihasilkan dari mosaik foto udara/ortofoto yang

dilengkapi dengan garis kontur, nama dan legenda. Pea Garis : peta yang

menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan

luasan. (Sosrodarsono, S. dan Takasaki, M. (Editor),1983)

2. Macam peta yang ditinjau dari skala :

a. Peta skala besar ; 1 : 50.000 atau lebih besar ( 1 : 25.000 )

b. Peta skala kecil ; 1 : 500.000 atau lebih kecil.(Sosrodarsono, S. dan

Takasaki, M. (Editor),1983)

3. Macam peta ditinjau dari fungsinya :

a. Peta Umum (General Map), merupakan peta yang berisi jalan, bangunan,

batas wilayah, garis pantai, elevasi, dan sebagainya.(Sosrodarsono, S. dan

Takasaki, M. (Editor),1983)

Page 6: Laporan Sayyed Faturahman

b. Peta Tematik, merupakan peta yang menunjukkan hubungan ruang dalam

bentuk atribut tunggal atau hubungan atribut. Ada bermacam-macam fungsi

dan tujuan dari peta tematik.

c. Kart, merupakan peta yang didesain untuk keperluan navigasi, nautical dan

aeronautical. Peta kelautan yang ekivalen dengan peta topografi disebut

peta batimetrik.

4. Macam peta ditinjau dari macam fungi dan tujuannya, misalnya : peta kadaster,

peta geologi, peta tanah, peta ekonomi, peta tata guna lahan dan sebagainya.

(Sosrodarsono, S. dan Takasaki, M. (Editor),1983)

2.6 Pengertian Garis Kontur

Garis kontur adalah garis khayal di lapangan yang menghubungkan titik

dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu diatas peta yang

memperlihatkan titik-titik diatas pet dengan ketinggian yang sama.

Nama lain dari garis kontur ialah garis tranches, garis tinggi, dan garis

horizontal. Garis kontus disajikan diatas peta untuk memperlihatkan naik turunya

keadaan permukaan tanah. Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk

memberikan informasi tentang slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil yang

memanjang atau melintang pen permukaan tanah terhadap jalur proyek dan

perhitungan galian serta timbunan (cut and fill) permukaan tanah asli terhadap

ketinggian vertical garis atau bangunan.Garis kontur dapat diproyeksikan tegak garis-

garis yang berpotongan bidang mendatar peta.Karena peta mumnya dapat dibuat

Page 7: Laporan Sayyed Faturahman

dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur ini juga kakn mengalami pengecilan

sesuai skala peta.(Aryono Prihandita, 1998)

Gambar 2.6 Garis kontur dengan interval (jarak antara 2 kontur) 40 meter.

Gamba 2.7Jarak kontur

2.7 Kegunaan Garis Kontur

Selain menunjukan bentuk ketinggian permukaan tanah, garis kontur juga

dapat digunakan untuk :

a. Menentukan route/trace suatu jalan atau saluran yang mempunyai kemiringan

tertentu.

b. Menentukan kemungkinan dua titik dilahan sama tinggi dan saling terlihat.

c. Menghitng luas daerah genangan dan volume suatu bendungan.

Page 8: Laporan Sayyed Faturahman
Page 9: Laporan Sayyed Faturahman

BAB III

PEMBAHASAN

Pada Peta Topografi yang telah di praktikumkan yang menjadi hal utuma

dalam menginterpretasikan peta ini ialah alalisis garis konturnya yang menunjukan

bentuk-bentuk bentang alam (land scape) dari kondisi daerah sebenarnya yang dibuat

kedalam bentuk peta topografi.Hasil dari analisis peta topograri ialah berupa sifat-

sifat garis kontur yaitu:

1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.

2. Garis kontur tidak mungkin bercabang

3. Satu garis kontur tidak berpotongan dengan garis kontur yang lainnya yang

mewakili ketinggian yang berbeda kecuali keadaan khusus misalnya pada

hanging atau lipatan menggantung.

4. Nilai ketinggian dari suatu garis kontur selalu merupakan kelipatan yang

sederhana dari interval kontur.

5. Garis kontur yang menutup semakin kecil dengan ketinggian yang semakin besar

atau melingkar menunjukkan suatu bukit. Bila diberi arsiran akan menunjukkan

depresi atau cekungan dimana arah arsirannya menunjukkan arah depresinya.

6. Garis kontur yang harganya sama berarti pembalikan lereng.

7. Garis kontur harus berakhir atau menutup pada pinggir peta.

8. Garis-garis kontur yang memperlihatkan spasi yang seragam menunjukkan suatu

lereng yang memiliki kemiringan yang seragam.

Page 10: Laporan Sayyed Faturahman

9. Garis kontur yang membelok kearah atas dari suatu lembah (hulu) dan yang

memotong tegaklurus menunjukkan adanya sungai.

10. Garis kontur yang rapat menunjukkan lereng yang terjal.

11. Garis kontur yang renggang menunjukkan lereng yang landai

12. Semua titik dalam suatu garis mempunyai ketinggian yang sama.

13. Garis kontur memisahkan semua titik yang lebih tinggi dari semua titik yang

lebih rendah.

14. Ketinggian dari suatu garis kontur selalu merupakan kelipatan yang sederhana

dari interval kontur.

15. Suatu tebing yang vertikal ditunjukkan dengan garis kontur yang saling

berhimpit

16. Garis kontur yang bergigi menunjukkan suatu depresi dimana arah garis pendek-

pendek tersebut merupakan arah dari depresi tersebut.

17. Garis kontur yang membulat pada punggung bukit atau gunung dan membentuk

V yang tajam dalam alur-alur lembah sungai.

18. Garis kontur yang rapat dan teratur dapat diinterpretasikan sebagai suatu litologi

batuan beku.

19. Garis kontur yang renggang dan tidak teratur menunjukan suatu interpretasi suatu

litologi batuan sediment.

20. Garis kontur yang rapat dan tidak teratur serta berbentuk seperti melidah

menunjukkan suatu interpretasi litologi batuan metamorf.

21. Garis kontur dengan harga interval setengah digambarkan berupa garis putus-

putus pada peta. Biasanya dijumpai pada puncak bukit.

Page 11: Laporan Sayyed Faturahman

22. Nilai dari suatu garis kontur atau ketinggian suatu garis kontur dihitung dari

ketingian muka air laut rata-rata yang mempunyai nilai nol.

23. Garis kontur merupakan suatu garis yang tertutup

24. Garis kontur tidak akan bertemu dengan garis kontur lainnya yang berbeda nilai

ketinggiannya.

25. Garis kontur selalu memiliki nilai ketinggian masing-masing

26. Nilai ketinggian setiap garis kontur selalu teratur menurut nilai dari interval

kontur pada peta.

27. Bentuk suatu daerah atau bukit mengikuti lengkungan garis konturnya.

28. Garis kontur dengan nilai ketinggian yang semakin rendah atau membentuk

huruf V terbalik merupakan suatu punggungan bukit atau gunung.

29. Kenampakan garis kontur pada peta harus jelas.

30. Unsur kebudayaan pada peta biasanya terdapat pada tepi garis kontur

Page 12: Laporan Sayyed Faturahman

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya)

permukaan bumi

2. Garis kontur adalah garis khayal di lapangan yang menghubungkan titik dengan

ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu diatas peta yang

memperlihatkan titik-titik diatas pet dengan ketinggian yang sama.

3. Sifat-sifat garis kontur yaitu: satu garis kontur mewakili satu ketinggian

tertentu,satu garis kontur tidak berpotongan dengan garis kontur yang lainnya

yang mewakili ketinggian yang berbeda kecuali keadaan khusus misalnya pada

hanging atau lipatan menggantung, garis kontur yang rapat menunjukkan lereng

yang terjal, garis kontur yang renggang menunjukkan lereng yang landai, garis

kontur yang membelok kearah atas dari suatu lembah (hulu) dan yang memotong

tegaklurus menunjukkan adanya sungai, garis kontur tidak akan bertemu dengan

garis kontur lainnya yang berbeda nilai ketinggiannya, dan garis kontur yang

membulat pada punggung bukit atau gunung dan membentuk V yang tajam

dalam alur-alur lembah sungai.

Page 13: Laporan Sayyed Faturahman

4.2 Saran

4.2.1 Saran untuk Asisten

Lebih dimaksimalkan araha akan ilmu geomorfologi pada acara selanjutya.

4.2.2 saran untuk labotatorium

Di tambah waktu pelaksanaan praktikum agar apa yang diperaktikkan

mencapai tujuan praktik yang lebih maksimal

Page 14: Laporan Sayyed Faturahman

DAFTAR PUSTAKA

Aryono Prihandita, 1998, Kartografi, Universitas Gadjah Mada, :Yogyakarta, hal.

185.

Purwoharjo, U.. 1986. Ilmu Ukur Tanah Seri A – Pengukuran Horizontal,Jurusan

Teknik Geodesi ITB: Bandung, Bab 2

Sosrodarsono, S. dan Takasaki, M. (Editor),1983. Pengukuran Topografi

danTeknik Pemetaan. PT. Pradnya Paramita: Jakarta, Bab 3 dan 4

Sosrodarsono, S. dan Takasaki, M. (Editor).1983. Pengukuran Topografi danTeknik

Pemetaan. PT. Pradnya Paramita: Jakarta, Bab 1 dan 7

Sosrodarsono, S.1997, Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan, PT. Pradnya

Paramita : Jakarta, hal. 313.