laporan psikiatri 2 gangguan cemas

Upload: ryad13

Post on 06-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jiwa

TRANSCRIPT

LAPORAN PSIKIATRI

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH(F4.1)

Disusun oleh:

M. Riyadhi T.1310221051Pembimbing

dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K)KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN JAKARTA

2015I. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. P. P.Usia

: 55 tahunJenis kelamin : Laki - lakiAgama

: KristenPendidikan : Sarjana EkonomiStatus

: MenikahPekerjaan : FreelanceAlamat

: KlenderII. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis tanggal 13 Agustus 2015 pada pukul 11.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.A. Keluhan UtamaPasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan seorang diri untuk kontrol tiap bulan karena obat habis dan mengaku masih terdapat keluhan sulit tidur jika tidak minum obat.B. Riwayat gangguan sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin tiap bulan karena obat habis dan mengaku masih terdapat keluhan sulit tidur jika tidak minum obat. Pasien merasa membaik setelah meminum obat yang diberikan. Sebelumnya pasien mengeluh sering kesulitan untuk tidur karena merasa cemas. Setelah meminum obat pasien sudah bisa tidak ada kesulitan untuk memulai tidur, namun pasien mengatakan sering terbangun pukul 4.00 pagi padahal baru tidur sekitar pukul 01.00. Pasien mengatakan memang sedang ada yang dipikirkan dan merasa cemas.Perasaan cemas ini berawal dari bulan Juni tahun 2014 ketika pasien memiliki penyakit penyumbatan pembuluh darah di jantung, setelah itu pasien merasa cemas karena penyakit jantung yang dideritanya. Sejak saat itu pasien kesulitan untuk tidur karena memikirkan penyakit tersebut. Setelah dilakukan pemasangan ring pasien mengaku masih merasa cemas tetapi bukan karena penyakit jantungnya. Sebelum memiliki penyakit jantung tersebut pasien menyangkal dirinya merasa cemas. Pasien mengaku merasa cemas karena sebelum tidur pasien sering berfikir apa yang harus dilakukan besok pagi mengenai pekerjaannya, apakah nanti sesuai dengan rencananya dan apakah nanti ada faktor penyulit untuk rencana yang akan pasien lakukan esok hari. Karena pikiran itu pasien terkadang baru bisa tdur jam 04.00 pagi jika tidak menggunakan obat yang diberikan oleh terapis.Setelah pasien merasa sangat terganggu dengan rasa cemasnya akhirnya pasien memutuskan untuk konsultasi ke poli jiwa di RSUP Persahabatan. Setelah itu dilakukan pengobatan dan pasien merasa ada perubahan ke arah baik. Pasien mengaku sempat mencoba untuk tidak meminum obat satu kali tetapi pasien tidak bisa tdur kemudian pasien segera meminum obatnya agar bisa tidur.

Pasien mengatakan ketika dirinya merasa cemas pasien merasakan sakit dan tegang dari dahi sampai belakang leher. Kemudian pasien merasakan jatungnya berdebar dan keringat dingin. Jika pasien dalam keadaan sulit tidur karena cemas pasien nelakukan bersih - bersih dirumahnya.Pasien memiliki 3 anak, semua anak pasien sudah menikah tetapi ada yang belum bekerja. Pasien saat ini tinggal di rumah bersama istri, anak, dan menantunya. Pasien mempunyai beban pikiran bahwa anaknya yang telah berkeluarga dan tinggal di rumah belum memiliki pekerjaan. Pasien mengatakan di keluarga pasien tidak ada yang memiliki gejala yang sama seperti pasien. Pasien tidak memiliki riwayat gula darah tinggi, kolesterol namun pasien memiliki riwayat tekanan darah yang tinggi. Pasien menyangkal pernah memliki riwayat trauma kepala. Pasien mengaku pernah mengkonsumsi alkohol pada waktu mudanya dulu, tetapi sudah lama berhenti dan tidak pernah minum alkohol lagi. Pasien menyangkal pernah mengkonsumsi narkoba. Pasien juga mengaku bahwa tidak ada gangguan dalam kegiatan sehari - hari. Keadaan ekonomi pasien tidak menentu, penghasilan pasien tidak menentu karena pekerjaan pasien freelance. penghasilan dari pekerjaannya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Biaya berobat pasien menggunakan asuransi BPJS.

Menurut keterangan orang tua pasien, pasien dilahirkan secara normal di Medan. Pasien mengaku pada saat sekolah memiiki banyak teman. Pasien sekolah SD, SMP, SMA dan menyelesaikan SE.

Pasien menyangkal mendengar bisikan - bisikan yang tidak ada sumbernya. Pasien juga menyangkal melihat bayangan - bayangan yang tidak ada sumbernya. Pasien juga mengatakan bahwa tubuhnya tidak pernah merasa di sentuh atau di colek padahal tidak ada orang lain. Selain itu pasien juga menyangkal pernah mencium bau - bau yang tidak ada sumbernya.Ketika ditanyakan apakah jika pasien sedang berjalan dan melalui sekelompok orang pasien merasa kelompok tersebut sedang membicarakannya pasien menjawab tidak pernah. Pasien juga tidak pernah merasa bahwa kegiatannya seperti dikontrol oleh orang lain. Pasien juga menyangkal bahwa ada orang lain yang tahu apa kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan oleh pasien. Saat menonton TV pasien tidak pernah merasa orang yang ada di TV sedang menyindirnya.

Pasien tidak pernah merasa bahwa lingkungan sekitar punya niat jahat terhadap pasien. Saat bercermin pasien mengaku tidak pernah merasa bahwa dirinya berubah. Pasien masih merasakan dirinya sama seperti yang dulu. Pasien juga menyangkal melihat lingkungan rumahnya tidak seperti dulu lagi.

Pasien mengatakan bahwa ia ingin keadaan di lingkungannya selalu rapih, tidak berantakan, dan tidak kotor. Semua harus tertata rapih sesuai ditempatnya. Pasien juga mengatakan tidak boleh ada sedikitpun debu di rumahnya. Pasien merasa tidak nyaman jika melihat barang - barang tidak tersusun rapih sesuai di tempatnya. Pasieng juga mengatakan harus tetap bersih dan wangi. Jika pasien merasa dimana keadaan tidak rapih atau tidak bersih pasien langsung merapihkan dan membersihkannya. Pasien juga mengatakan untuk penampilan dirinya pun harus selalu terlihat rapih dan baik.Pemeriksa menanyakan pasien sekolah SD dimana pasien menjawab di Medan. Pasien juga diberi pertanyaan naik apa ke RSUP Persahabatan, pasien menjawab naik motor. Kemudian pasien juga diminta untuk mengulangi ucapan pemeriksa yaitu 5 nama kota "Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya". pasien dapat mengulanginya dengan baik.

Pasien dapat menjawab pengetahuan umum dengan benar, ketika ditanyakan oleh pemeriksa siapa Presiden RI dan Gubernur Jakarta sekarang ?, pasien menjawab Jokwi dan Ahok. Pasien juga dapat menjawab pertanyaan 100 - 7 = 93, dapat diketahui berarti fungsi kognitif pasien masih baik.

Ketika pemeriksa menanyakan pasien sekarang berada dimana ?, pasien menjawab "di RSUP Persahabatan", Selanjutnya pasien diberi pertanyaan "sekarang siang atau malam pak ?", pasien menjawab "siang hari". Kemudian pasien diberi pertanyaan "bapak kesini mau melakukan apa pak ?", pasien menjawab "mau kontrol dan obat sudah habis". Pemeriksa juga menanyakan "bapak tau tidak kita ini siapa?", pasien menjawab "dokter".Pada uji nilai pasien diminta untuk menjawab suatu permasalahan. Diberikan pertanyaan bila melihat anak kecil di sebuah mall yang terpisah dengan ibunya, apa yang akan dilakukan oleh pasien? pasien menjawab akan mengantarkan anak tersebut ke bagian informasi agar dapat bertemu dengan ibunya. Hal ini menunjukan uji nilai pasien baik. Pasien dapat menjelaskan arti peribahasa "tong kosong nyaring bunyinya" yaitu "orang yang banyak bicara tetapi tidak ada isinya"Tiga keinginan terbesar pasien saat ini adalah pasien ingin segera sembuh, pasien ingin istri dan anak - anaknya sehat, serta pasien ingin panjang umur supaya bisa membimbing anak - anaknya. Saat ini perasaan pasien biasa saja. Pasien masih mampu melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan orang lain. Pasien mengatakan merasa cocok dengan pengobatan yang diberikan sebelumnya. Keluhan pasien menjadi berkurang setelah meminum obat yang diberikan oleh terapis.C. Riwayat Gangguan Sebelumnya1. Riwayat Gangguan emosional atau mentalPasien sebelumnya belum pernah mengalami keluhan seperti ini ataupun gangguan psikiatri sebelumnya 2. Riwayat Gangguan PsikosomatikTidak terdapat riwayat mengalami penyakit yang berkepanjangan dan tidak kunjung sembuh.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif/Alkohol Pasien mengaku saat masih muda pernah mengkonsumsi minuman beralkohol, tetapi sudah lama berhenti. Pasien menyangkal pernah mengkonsumsi narkoba.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat pranatalMenurut keterangan yang didapat dari ibu pasien, pasien dilahirkan dengan persalinan normal dan tidak terdapat kelainan saat kehamilan maupun proses kelahiran. 2. Masa kanak-kanak awalPasien tumbuh dan berkembang sesuai usianya dan mempunyai banyak teman. Tidak ada gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan dan dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-temannya.

3. Masa kanak-kanak akhir Hubungan sosial: pasien mengaku memiliki banyak teman. Riwayat sekolah: prestasi pasien baik dan tidak pernah tinggal kelas sejak SD sampai SMA.4. Riwayat pekerjaanPekerjaan pasien tidak menentu (freelance)5. Riwayat agamaPasien beragama kristen. Pasien mengatakan rajin beribadah setiap minggu.6. Aktivitas sosialPasien dapat bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar dengan baik. E. Riwayat keluargaTidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan sama seperti pasien.F. Situasi sosial sekarang

Pasien seorang laki - laki berusia 55 tahun. Pasien sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Pasien saat ini tinggal di rumah milik pribadi, dengan istri, anak dan menantu. Hubungan pasien dengan istri, anak, dan menantu baik. Pekerjaan pasien tidak menentu sehingga penghasilannya per bulan pun tidak menentu. Pasien memikirkan tentang penyakitnya karena pasien igin sembuh dan tidak tergantung kepada obat lagi. Pasien memikirkan anak pasien yang belum memiliki pekerjaan. Pasien dapat bersosialisasi dengan baik terhadap orang - orang di lingkungan sekitar. Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh BPJS.G. Persepsi (tanggapan) pasien tentang dirinya dan kehidupannya1. Pasien ingin sembuh dari penyakitnya2. Pasien ingin istri dan anak - anaknya sehat 3. Pasien ingin panjang umur supaya bisa membimbing anak - anaknyaIII. STATUS MENTAL

A. DESKRIPSI UMUM1. Penampilan Pasien laki - laki usia 55 tahun, tampak sesuai dengan usia, berpakaian rapi, ramah, ekspresi tenang, perawatan diri baik, proporsi tubuh normal, warna kulit sawo matang.

2. Kesadaran

Kesadaran umum: Compos mentis Kontak psikis: Dapat dilakukan dan cukup wajar 3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Cara berjalan: Baik Aktifitas psikomotor: Pasien kooperatif, tenang, kontak mata baik dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik.

4. Pembicaraan Kuantitas: baik, pasien dapat menjawab pertanyaan terapis dengan benar Kualitas: Bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelas, pembicaraan dapat dimengerti.

5. Sikap Terhadap PemeriksaPasien kooperatif

B. KEADAAN AFEKTIF

1. Afek (Mood): Datar2. Ekspresi (Afektif): Luas3. Keserasian

: Mood dan afektif sesuai4. Empati

: Pemeriksa dapat merasakan perasaan pasienC. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan Taraf pendidikanPasien sekolah dari SD, SMP, SMA dan Sarjana Ekonomi.

Pengetahuan umumBaik, karena pasien dapat menjawab Presiden RI dan Gubernur saat ini.2. Daya konsentrasiBaik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai dengan selesai. Pasien juga mampu menjawab dengan benar pertanyaan 100-7 = 93.

3. Orientasi Waktu: Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat siang hari. Tempat: Baik, pasien mengetahui dia sedang berada di poliklinik psikiatri RSUP Persahabatan Orang: Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter Situasi: Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berkonsultasi dan ingin meminta obat4. Daya ingat Daya ingat jangka panjangBaik, pasien dapat mengingat SD di Medan. Daya ingat jangka pendekPasien masih mengingat kendaraan yang digunakan pasien untuk sampai ke RSUP Persahabatan saat ini yaitu menggunakan motor. Daya ingat segeraBaik, pasien dapat mengulang 5 nama kota yang diberikan oleh pemeriksa secara berurutan (Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang-Surabaya).

5. Pikiran abstrakPasien dapat menjelaskan dengan benar arti dari tong kosong nyaring bunyinya.6. Bakat kreatifTidak dapat dinilai karena tidak dilakukan penilaian

7. Kemampuan menolong diri sendiriBaik, pasien dapat mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu mengurus dirinya sendiri.D. GANGGUAN PERSEPSI1. Halusinasi dan ilusi Halusinasi: Tidak terdapat halusinasi Ilusi

: Tidak terdapat ilusi pada pasien

2. Depersonalisasi dan derealisasi Depersonalisasi: Tidak ada Derealisasi: Tidak adaE. PROSES PIKIR1. Arus Pikir Produktivitas: Baik, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan

pertanyaan Kontinuitas: Koheren Hendaya: Tidak terdapat hendaya berbahasa.

2. Isi Pikiran

Preokupasi:Cemas terhapat keluhan sakit kepala,

punggung dan gemetaran. Gangguan pikiran

Delusion of control

: Tidak ada

Delusion of influence: Tidak ada

Delusion of passivity: Tidak ada

Delusion of perception: Tidak adaF. PENGENDALIAN IMPULSPengendalian impuls pasien saat wawancara baik.

G. DAYA NILAI

1. Norma Sosial:Baik, Pasien masih beribadah setiap minggua, dan berkumpul bersama teman - temannya.2. Uji Daya Nilai:Baik, karena ketika diberi suatu permasalahan, bila melihat anak kecil di sebuah mall yang terpisah dengan ibunya, apa yang akan dilakukan oleh pasien? pasien menjawab akan mengantarkan anak tersebut ke bagian informasi agar dapat bertemu dengan ibunya.3. Penilaian realitas:Tidak terdapat gangguan dalam menilai realita.H. PERSEPSI PEMERIKSAAN TERHADAP PASIEN

Pasien seorang laki - laki berusia 55 tahun berpenampilan baik dan sesuai dengan usianya , pasien juga mampu merawat diri dengan baik. Pasien datang dengan keluhan sering merasa cemas jika tidak meminum obat. Tidak ditemukan halusinasi ataupun waham. Pasien berobat menggunakan BPJS.I. TILIKAN/INSIGHTTilikan derajat 4, pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami penyebab sakitnya.J. TARAF DAPAT DIPERCAYAPemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat dipercaya, karena pasien konsisten terhadap setiap pertanyaan.

IV. PEMERIKSAAN FISIKA. Status Generalis

1. Keadaan umum : Baik2. Kesadaran : Compos Mentis3. Tanda vital- Tekanan darah: 130/90 mmHg- Frekuensi nadi: 80 x / menit- Frekuensi napas: 20 x / menit- Suhu: Afebris4. Bentuk badan

: Kesan dalam batas normal5. Sistem kardiovaskular

: Tidak ada kelainan

6. Sistem muskuloskeletasl

: Tidak ada kelainan7. Sistem gastrointestinal

: Tidak ada kelainan8. Sistem urogenital

: Tidak ada kelainan9. Gangguan khusus

: Tidak ada kelainan

B. Status Neurologis

1. Saraf Kranial

: Kesan dalam batas normal2. Saraf motorik

: Kesan dalam batas normal3. Sensibilitas

: Kesan dalam batas normal4. Susunan saraf vegetatif

: Tidak ada kelainan5. Fungsi luhur

: Tidak ada kelainan6. Gangguan khusus

: Tidak ada kelainanV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA1. Pasien laki - laki usia 55 tahun datang untuk kontrol dan obat sudah habis, pasien mengaku sulit tidur jika tidak minum obatnya2. Pasien sudah dapat tidur walaupun sering terbangun pukul 04.00.3. Setelah meminum obat pasien merasa lebih baik karena dapat memulai tidur dengan mudah.4. Pasien merasa cocok dengan obat yang diberikan dimana pasien sudah mulai dapat tidur dengan nyenyak.5. Fungsi kognitif pada pasien masih baik, begitu pula dengan pengendalian impuls masih baik. Pasien tidak mempunyai riwayat trauma kepala. Orientasi waktu, tempat, orang dan situasi baik.6. Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.7. Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit pada proses persalinan. Masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa pasien memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik.8. Pasien menempuh pendidikan dari SD, SMP, SMA sapai Sarjana Ekonomi.9. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi.10. Pasien memiliki 3 orang anak, anak pasien yang tinggal bersama di rumah pasien belum bekerja.11. Kegiatan pasien saat ini sebagai pekerja tidak menentu, penghasilan pasien juga tidak menentu.12. Pasien sudah menikah, tinggal bersama istri, anak , dan menantu di rumah pribadi.13. Pasien ini didapatkan gejala minimal dan tidak ada disabilitas.VI. FORMULASI DIAGNOSTIKBerdasarkan hasil pemeriksaan psikiatri yang telah dilakukan pada pasien, terdapat sekelompok gejala atau perilaku yang secara klinis ditemukan bermakna sehingga menimbulkan penderitaan (distress) dan terganggunya fungsi (disfungsi). Oleh karena itu pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.

1. Diagnosis aksis I Tidak terdapat kelainan fisik yang menyebabkan disfungsi otak, sehingga pasien ini tidak menderita gangguan mental organik (F.0) Pasien mengaku pernah mengkonsumsi minuman berakohol pada saat masih muda, tetapi sudah lama berhenti, pasien menyangkal pernah mengkonsumsi narkoba, karena sudah lebih dari 1 tahun sehingga pasien ini bukan menderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif (F.1) Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita, sehingga pasien ini dikatakan menderita bukan penderita gangguan psikotik (F.2) Pada pasien ini tidak ditemukannya ada afek depresi, kehilangan minat, dan mengurung diri maka pasien ini bukan depresi, pada pasien ini tidak didapatkan peningkatan aktivitas psikomotor, aktivitas mental, dan bicara yang berlebihan dari biasanya, maka pasien ini bukan mania, karena tidak didapatkan depresi dan mania maka pasien ini tidak menderita gangguan mood (F3). Pasien ini memiliki afek cemas ditandai dengan adanya kecemasan sebelum tidur karena memikirkan kegiatan yang direncakan besok, dan adanya jantung berdebar - debar menandai terdapatnya overactivity otonom dan disertai dengan adanya sakit kepala, gelisah dan tegang pada leher, ini merupakan tanda dari ketegangan motorik, maka pasien ini merupakan penderita gangguan cemas menyeluruh (F4.1)2. Diagnosis Aksis IIPasien memiliki kebiasaan membersihkan rumah dan tidak suka ada debu sedikitpun di dalam rumah. Pasien cenderung hati - hati dalam melakukan suatu hal ditandai dengan pasien sulit tidur karena memikirkan rencana yang besok akan dijalani supaya semuanya berjalan sempurna sesuai keinginan pasien, hal tersebut merupakan suatu gejala dari gangguan kepribadian anankastik, maka pada pasien ini dapat didiagnosis sebagai ciri kepribadian anankastik. Pasien memiliki memiliki fungsi kognitif baik maka pada pasien tidak terdapat retardasi mental, sehingga pada pasien ini aksis II terdapat ciri kepribadian anankastik dan tidak ada retardasi mental.3. Diagnosis Aksis IIIPada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis ditemukan riwayat tekanan darah yang tinggi dan post pemasangan ring pada jantung, maka pada aksis III hipertensi dan post pemasangan ring jantung.4. Diagnosis Aksis IVPasien saat ini masih belum memiliki pekerjaan yang tetap sehingga penghasilan pasien juga tidak menentu, pasien juga memikirkan anaknya yang belum bekerja. Aksis IV pada pasien ini adalah pasien belum memiliki pekerjaan tetap dan anak belum bekerja.5. Diagnosis Aksis VPada pasien didapatkan beberapa gejala sementara dan masih dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll. Maka pada aksis V didapatkan GAF Scale 80-71.VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I:

Gangguan cemas menyeluruhAksis II:Ciri kepribadian anankastikAksis III:I.10 HipertensiAksis IV:Belum memiliki pekerjaan tetap dan anak belum bekerjaAksis V:GAF scale 80-71VIII. DAFTAR PROBLEM Organobiologik: Hipertensi dan post chateterisasi jantung Masalah psikososial: Cemas terhadap hal yang akan dilakukannya besok. Sosial ekonomi: Belum memiliki pekerjaan yang tetap. Keluarga

: Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya.IX. PROGNOSISPrognosis ke arah baik Pasien patuh minum obat dan rutin kontrol Respon terhadap pengobatan baik Mendapat dukungan sepenuhnya dari keluarga terhadap kesembuhan pasien Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan pasien Pasien dapat bersosialisasi dengan baikPrognosis ke arah buruk Perjalanan penyakit sudah berlangsung selama 1 tahun Pasien sering memikirkan rencana keesokan harinya sehingga pasien menjadi cemas sampai sulit untuk memulai tidur Pasien belum memiliki pekerjaan yang tetapBerdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah:

Ad vitam

: bonam

Ad functionam: dubia ad bonamAd sanationam: dubia ad malamX. TERAPIPsikofarmaka :

Lorazepam 1 x 1 mg

Alprazolam1 x 1 mg

Fluoxetin 1 x 10 mgPsikoterapi :

Pada pasien Edukasi tentang penyakit pasien dan kondisi pasien Lakukan kegiatan yang bermanfaat untuk mengisi waktu luang seperti. Minum obat yang rajin dan rutin kontrol jika obat habis Semakin mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Menyarankan untuk mengalihkan pikiran pasien sebelum tidur ke arah yang positif misal memikirkan kenangan - kenangan indah yang telah dilaluinya. Melakukan relaksasi. Sharing kepada keluarga jika ada permasalahan.DAFTAR PUSTAKA

Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri. Edisi Kedua. FK UI. Jakarta. 2003.

Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.

Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2007.

14