laporan pre planning penyuluhan kesehatan hipertensi
DESCRIPTION
laporan perencanaan untuk kegiatan penyuluhan kesehatan di puskesmasTRANSCRIPT
PRE PLANNING PENYULUHAN
HIPERTENSI
1. Latar Belakang
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi memang bukan
pembunuh sejati. Tetapi penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer
(pembunuh diam-diam) (Myrank, 2009). Penyakit darah tinggi atau hipertensi
merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat,
mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang
menyeluruh dan terpadu (Yundini, 2006). Contoh dampak yang ditimbulkan dari
penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu angina dan serangan jantung,
stroke, gagal jantung, kerusakan ginjal dan lain-lain (Palmer, 2007).
Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan sistoliknya
mencapai di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Tekanan
sistolik adalah tekanan maksimum dimana jantung berkontraksi dan memompa
darah ke luar, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan dimana jantung sedang
mengalami relaksasi, menerima curahan darah dari pembuluh darah perifer
(Myrank, 2009).
Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbilitas (kesakitan) dan
mortalitas (kematian) yang tinggi. Secara umum, prevalensi hipertensi pada usia
lebih dari 50 tahun berkisar antara 15%-20% (Infokes, 2007).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Kedai Medan Johor
selama tahun 2010 terdapat 1654 orang lansia menderita penyakit Hipertensi.
Oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit
Hipertensi, guna meningkatkan pengetahuan dan peningkatan kesehatan
masyarakat.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
1. Pokok Pembahasan
Hipertensi
2. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi
c. Tanda dan Gejala Hipertensi
d. Penatalaksanaan Hipertensi
e. Komplikasi
f. Obat Tradisional untuk Mengatasi Hipertensi
3. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan pada lansia diharapkan dapat mengerti dan
memahami tentang pengetahuan akan Hipertensi.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan pada lansia, diharapkan lansia mampu:
menyebutkan pengertian hipertensi, penyebab, tanda dan gejala,
penatalaksanaan, komplikasi dan obat tradisional untuk mengatasi
Hipertensi.
4. Sasaran
Lansia yang ada di Posyandu
5. Metode
Ceramah
Diskusi
6. Media
Leaflet
Flipchart
7. Waktu dan Tempat Penyuluhan
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Maret 2011
Waktu : 09.30-10.00
Tempat : Jl. Karya Jaya Lingkungan VII
8. Pengorganisasian
Moderator : Murniati A Simanjuntak
Penyuluh : Fauziah Rahmah Karim
9. Kegiatan Penyuluhan
N
O
KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA MEDIA WAKTU
1 Pembukaan 1. Memberi salam
2. Menjelaskan
tujuan, manfaat dan
cakupan materi
1. Menjawab
salam
2. Mendengarkan
dan
memperhatikan
3 Menit
2 Kegiatan inti 1. Menyebutkan
pengertian
Hipertensi
2. Menyebutkan
penyebab
Hipertensi
3. Menyebutkan tanda
dan gejala
hipertensi
4. Menyebutkan
penatalaksanaan
hipertensi
5. Menyebutkan
komplikasi
hipertensi
6. Menyebutkan obat
tradisional untuk
1. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. Mendengarkan
dan
memperhatikan
3. Mendengarkan
dan
memperhatikan
4. Mendengarkan
dan
memperhatikan
5. Mendengarkan
dan
memperhatikan
6. Mendengarkan
dan
Leaflet
dan
Flipchart
20 menit
hipertensi memperhatika
3 Penutup 1. Melakukan tanya
jawab
2. Menyimpulkan
materi penyuluhan
3. Menutup dan
memberi leaflet
4. Memberi salam
1. Bertanya dan
menjawab
2. Mendengarkan
dan
memperhatikan
3. Menerima
leaflet
4. Menjawab
salam
Leaflet 7 Menit
10. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan
b) Media dan alat memadai
c) Waktu dan tempat penyuluhan sesuai dengan rencana kegiatan
2. Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan alokasi waktu
b) Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif
c) Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal-hal yang diajukan oleh
penyuluh pada saat evaluasi
3. Evaluasi Hasil
Peserta mampu menjawab 80% pertanyaan yang diajukan oleh perawat
saat evaluasi.
11. Materi
HIPERTENSI
(Darah Tinggi)
a. Defenisi
Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas
90 mmHg.
b. Penyebab
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum
diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh
hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat
dari adanya penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa
perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama
menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada
sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada
sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat
tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu
tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin)
atau norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga),
stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi
pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung
menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah
berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1. Penyakit Ginjal
* Stenosis arteri renalis
* Pielonefritis
* Glomerulonefritis
* Tumor-tumor ginjal
* Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
* Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
* Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal
* Hiperaldosteronisme
* Sindroma Cushing
* Feokromositoma
3. Obat-obatan
* Pil KB
* Kortikosteroid
* Siklosporin
* Eritropoietin
* Kokain
* Penyalahgunaan alkohol
* Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
* Koartasio aorta
* Preeklamsi pada kehamilan
* Porfiria intermiten akut
* Keracunan timbal akut.
c. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi dilihat berdasarkan tekanan darah sistolik dan
tekanan darah diastolik dalam satuan mmHg dibagi menjadi beberapa
stadium.
Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah pada penderita hipertensi
Kategori Tekanan Darah
Sistolik
Tekanan Darah
Diastolik
Normal Di bawah 130 mmHg Di bawah 85 mmHg
Hipertensi perbatasan 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Hipertensi Ringan
(stadium 1)
140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi Sedang
(stadium 2)
160-179 mmHg 100-109 mmHg
Hipertensi Berat (stadium
3)
180-209 mmHg 110-119 mmHg
Hipertensi Maligna
(stadium 4)
210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
d. Tanda dan Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya
tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,
pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
* sakit kepala
* kelelahan
* mual
* muntah
* sesak nafas
* gelisah
* pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
e. Pengobatan hipertensi
Pengobatan hipertensi yang paling baik adalah :
* Selalu mengontrol tekanan darah secara teratur dengan memeriksakan
diri ke dokter
* Selalu minum obat teratur meskipun tanpa keluhan
* Mengurangi konsumsi garam
* Perbanyak konsumsi sayur dan buah
* Mematuhi nasihat dokter.
f. Pencegahan hipertensi
Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi (kecuali yang esensial),
dapat dikurangi dengan cara :
• Memeriksa tekanan darah secara teratur
• Menjaga berat badan ideal
• Mengurangi konsumsi garam
• Jangan merokok
• Berolahraga secara teratur
• Hidup secara teratur
• Mengurangi stress
• Jangan terburu-buru
• Menghindari makanan berlemak
g. Akibat-akibat hipertensiHipertensi bila tidak dikontrol dapat menimbulkan komplikasi serius, antara
lain : Kerusakan ginjal Kerusakan pembuluh darah Pendarahan otak/ stroke Kelumpuhan Pembesaran jantung/ payah jantung
Penyempitan pembuluh darah koroner/ serangan jantung.
h. Obat tradisional yang dapat digunakan
Buah belimbing
Cara pembuatan dan penggunaan :
Ambil buah yang cukup besar dan sudah agak matang, diparut halus, kemudian air parutan di peras sebanyak 1 gelas, air perasan ini diminum setiap pagi. Lakukan selama 3 minggu sampai 1 bulan, setelah 1 bulan, bisa dikurangi minumnya 2 hari sekali saja. Tidak perlu menambahkan gula pasir atau sirup pada air perasannya.
Daun seledri
Cara pembuatan dan penggunaan :
Ambil segenggam daun seledri di tumbuk sampai halus, saring, dan peras dengan memakai kain halus, air saringan usahakan 1 gelas, diamkan selama lebih kurang 1 jam, kemudian diminum pagi hari dan sore dengan sedikit ampasnya yang ada di dasar gelas
Mentimun
Cara pembuatan dan penggunaan :
Mentimun bisa dimakan atau diambil airnya (dijus) 2-3 kali, 2 buah
sehari.
12. Referensi
Dalimartha, S. (2008). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI
Dalimartha, S. et al, (2008). Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penebar
Plus +
Dekker, E. (1996). Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: CV.
Mulia Sari
Hayens, B. et al, (2003). Buku Pintar Menaklukkan Hipertensi. Jakarta:
Ladang Pustaka
Infokes. (2007). Menyokong Penuh Penanggulangan Hipertensi. Diambil
dari http://www.depkes.go.id