laporan praktikum serealia dan kacang-kacangan
DESCRIPTION
Dalam praktikum kali ini yaitu mengamati struktur dan sifat fisik dan pengamatan mutu serealia dan kacang-kacangan. Bahan yang digunakan dalam praktikum mengamati fisik serealia dan kacang-kacangan yaitu beras ketan hitam, beras ketan putih, beras putih, beras merah, kacang merah, dan jagung. Sedangkan untuk praktikum daya serap air tepung terigu adalah tepung segitiga biru dan cakra kembar.TRANSCRIPT
YATIN DWI RAHAYUNIM. 1006578
Pembahasan
Biji-bijian hasil pertanian dapat diartikan bermacam-macam. Pengertian
yang umum yaitu sebagai kelompok padi-padian atau serealia. Dalam pengertian
ini bebijian dihasilkan oleh famili rerumputan yang kaya karbohidrat sehingga
dikonsumsi sebagai makanan pokok. Contoh bebijian serealia yaitu padi (Oryza
sativa), jagung (Zea mays), gandum (Triticum sp.), cantel atau sorghum (Sorghum
sp.), serta bebijian lain yang jarang dijumpai di Indonesia seperti: Barley
(Hordeum vulgare), Rye (Secale cereale), dan padi liar (Zizania aquatic).
Selain serealia, kacang-kacangan dari famili Leguminosa juga seringkali
dikelompokan sebagai bebijian. Contoh yang umum yaitu : kedelai (Glycine max)
dan kacang hijau (Phaszeolus radiatus). Kacang-kacangan tersebut lebih
merupakan sumber utama protein nabati dan mempunyai daya guna yang sangat
luas. Pengertian bebijian yang lain di samping pepadian dan kekacangan, meliputi
juga hasil pertanian lain yang dipanen atau diperdagangkan dalam bentuk biji
seperti kopi, lada, biji kapuk (randu), dan biji bunga matahari (Muchtadi, 1992).
Tepung terigu adalah tepung yang terbuat dari biji gandum melalui proses
penggilingan.Kandungan protein utama tepung terigu yang berperan dalam
pembuatan mie adalah gluten. Gluten dibentuk dari gliadin (prolamin dalam
gandum) dan glutenin.
1. Protein Tinggi (hard wheat)
Kadar protein yang ada pada tepung berkisar antara 11%-13% atau bisa lebih.
Dipasaran lebih dikenal dengan terigu Cakra Kembar. Tepung ini diperoleh dari
gandum keras (hard wheat). Tingginya protein terkandung menjadikan sifatnya
mudah dicampur, difermentasikan, daya serap airnya tinggi,, elastis dan mudah
digiling. Karakteristik ini menjadikan tepung terigu hard wheat sangat cocok
untuk bahan baku roti, mie dan pasta.
2. Protein Sedang (Medium Wheat)
Kadar protein yang ada pada tepung berkisar antara 8-10%. Sebagian orang
mengenalnya dengan sebutan all-purpose flour atau tepung serba guna, di pasaran
lebih dikenal dengan sebutan tepung Segitiga Biru. Dibuat dari campuran tepung
terigu hard wheat dan soft wheat sehingga karakteristiknya diantara kedua jenis
YATIN DWI RAHAYUNIM. 1006578
tepung tersebut. Tepung ini cocok untuk membuat adonan fermentasi dengan
tingkat pengembangan sedang, seperti donat, bakpau, bapel, panada atau aneka
cake dan muffin.
3. Protein Rendah (Soft Wheat)
Tepung ini dibuat dari gandum lunak dengan kandungan protein gluten 8%-
9%. Sifatnya, memiliki daya serap air yang rendah sehingga akan menghasilkan
adonan yang sukar diuleni, tidak elastis, lengket dan daya pengembangannya
rendah. Cocok untuk membuat kue kering, biscuit, pastel dan kue-kue yang tidak
memerlukan proses fermentasi. Di pasaran tepung ini lebih dikenal dengan nama
terigu Cap Kunci (Zuhri, 2010).
Dalam praktikum kali ini yaitu mengamati struktur dan sifat fisik dan
pengamatan mutu serealia dan kacang-kacangan. Bahan yang digunakan dalam
praktikum mengamati fisik serealia dan kacang-kacangan yaitu beras ketan hitam,
beras ketan putih, beras putih, beras merah, kacang merah, dan jagung.
Sedangkan untuk praktikum daya serap air tepung terigu adalah tepung segitiga
biru dan cakra kembar.
A. Struktur dan Sifat Fisik Serealia dan Kacang-Kacangan
Kacang Merah Beras Merah Ketan Hitam
Ketan Putih Jagung Beras Putih
YATIN DWI RAHAYUNIM. 1006578
Berdasarkan percobaan sifat fisik dan struktur pada kacang merah diperoleh,
warna kacang merah yaitu merah pudar dan berbentuk lonjong. Warna merah
pada kacang merah karena......... Rata-rata panjang kacang merah 1,989 cm, lebar
1,254 cm, tebal, 0.835cm dan berat kacnag per 100 butir yaitu 82 gr
Beras merah yang diamati pada praktikum ini memiliki warna merah
kecoklatan dengan bentuk sama halnya beras secara umum yaitu lonjong. Merah
kenapa?. Beras merah memiliki rata-rata panjang 1,32 cm dan lebar 0,58 cm.
dengan berat beras per 100 butir yaitu 2,1 gr. Beras ini menjadi berwarna merah
gelap karena memiliki aleuron yang mengandung gen yang memproduksi
antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu.
Beras ketan hitam memiliki warna hitam dengan bentuk lonjong.
Hitaamamm. Rata-rata panjang beras ketan hitam yaitu 0.69 cm dan lebar 0,25 cm
dengan berat beras ketan per 100 butir yaitu 2,5 gr. Beras ketan hitam, merupakan
versi ketan dari beras hitam.
Beras ketan putih memiliki warna putih gading dengan bentuk lonjong.
Beras ketan putih memiliki panjang 0,628 cm dan lebar 0,183 cm dengan berat
beras ketan per 100 butir yaitu 1,5 gr. Beras ketan putih, berwarna putih, tidak
transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.
Jagung yang diamati pada praktikum ini memiliki warna kuning dan
berbentuk oval agak segitiga. Panjang biji jagung yaitu 0, 909 cm dan lebar 0,612
cm dengan berat jagung per 100 biji yaitu 15,9 gr. Warna kuning pada jagung
berasal dari pigmen yang tegabung dalam kelompok xanthophyll , yang paling
sering ditemui dari macam–macam xantophyll adalah beta cryptoxanthin .
Beras putih yang diamati pada praktikum ini memiliki warna bening dan
berbentuk lonjong. Rata-rata panjang beras 0,659 cm dan lebar 0.2 cm dengan
berat per 100 butir yaitu 2 gr. Beras putih, sesuai namanya, berwarna putih agak
transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa
umumnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar beras.
Dari hasil pengamatan struktur dan sifat fisik dari serealia dan kacang-
kacangan memiliki perbedaan. Hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor
YATIN DWI RAHAYUNIM. 1006578
misalnya faktor genetika, kadar air, waktu panen, proses pengeringan dan
penggilingan, penyimpanan dan metode yang diterapkan.
B. Pengamatan Mutu Serealia dan Kacang-Kacangan
1. Densitas Kamba
Densitas kamba merupakan berat bahan dalam volume 100 mL. Densitas
kamba pada bahan pangan di setiap jumlah per 100 ml bahan yang digunakan
berbeda-beda dikarenakan ukuran berat dari suatu bahan berbeda-beda. Densitas
kamba berfungsi untuk mengetahui sudut curah sehingga dapat diaplikasikan
untuk pengemasan bahan pangan segara (Ilham, 2010).
1) Kacang Merah = 63,2 gr/100ml = 0,632 gr/ml
2) Beras Merah = 108,3 gr/100ml = 1,083 gr/ml
3) Ketan Hitam = 83,9 gr/100ml = 0,839 gr/ml
4) Ketan Putih =89,4gr/100ml = 0,894 gr/ml
5) Jagung = 87,8gr/100ml = 0,878 gr/ml
6) Beras putih = 84,9 gr/100ml = 0,849gr/ml
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, didapatkan densitas kamba
kacnag merah 0,632 gr/ml, beras merah 1,083 gr/ml, ketan hitam, 0,839 gr/ml,
ketan putih 0,894 gr/ml, jagung 0,878 gr/ml, beras putih 0,849 gr/ml. Densitas
kamba yang paling tinggi ialah beras merah sedangkan yang paling rendah kacang
merah.
2. Daya Serap Serialia dan Kacang-kacangan pada suhu 80oC
Daya serap air (%) = berat bahan setelah dimasak - berat awal x 100% Berat awal
1) Kacang Merah = 2,1gr – 2 gr x 100% = 52 gr
2) Beras Merah = 3 gr – 2,1 gr x 100% = 432,1 gr
3) Ketan Hitam = 3.9 gr – 2 gr x 100% = 952gr
4) Ketan Putih = 5,2 gr – 2 gr x 100% = 1602 gr
5) Jagung = 2,9 gr – 2 gr x 100% = 452 gr
6) Beras putih = 4 gr – 2 gr x 100% = 100
YATIN DWI RAHAYUNIM. 1006578
2 gr Dari data diatas dapat dilihat bahwa beras ketan putih memiliki daya serap
yang paling besar diantara bahan yang lain. Semakin besar daya serap semakin
baik mutu suatu bahan pangan. Kacang merah memiliki daya serap yang paling
rendah ini bisa disebabkan karena pada kacang merah memiliki lembaga sehingga
daya serap airnya terhambat.
3. Rasio Pengembangan
Rasio pengembangan = panjang bahan setelah dimasak
panjang bahan awal
1) Kacang Merah = 1,62cm/1,989cm = 0,814cm
2) Beras Merah = 1,78cm/1,32cm = 1,34cm
3) Ketan Hitam = 0,64cm/0,59cm = 1,08cm
4) Ketan Putih = 1,007cm/0,638cm = 1,57 cm
5) Jagung = 0,84cm/0,909cm = 0,924 cm
6) Beras putih = 0,814cm/0,659cm = 0,235cm
Data diatas menunjukkan bahwa beras merah memiliki rasio pengembangan
yang paling besar dibandingkan bahan lain, hal ini dikarenakan pada saat setelah
pemanasan beras merah mengalami pengembangan yang paling tinggi karena
daya serapnya paling baik. Untuk kacang merah memiliki lembaga yang
melindungi endosperma kacang merah sehingga rasio pengembangan lebih
rendah.
C. Daya Serap Tepung pada suhu 80oC
Daya serap air (water absorp)pada tepung terigu adalah berapa banyak kita
dapat menambahkan atau memasukkan air ke dalam adonan. Semakin tinggi
protein terigu semakin tinggi pula daya serap air-nya. Air adalah salah satu bahan
pembuatan roti yang paling murah sehingga kalau kita bisa menambahkan air
secara maksimal untuk mendapatkan hasil roti yang lebih banyak berarti kita
dapat menghemat biaya produksi (Lubis, 2010).
Daya serap air (%) = air yang digunakan (ml) x100
berat akhir adonan (gram)
YATIN DWI RAHAYUNIM. 1006578
1) Segitiga Biru = 13 ml x 100% = 44 36 gr
2) Cakra Kembar = 14,3 ml x 100% = 53,2 38,3 gr
3) Cakra Kembar = 11 ml x 100% = 44 36 gr
4) Cakra Kembar = 12 ml x 100% = 42 35,5 gr
5) Cakra Kembar = 13,5 ml x 100% = 49,2 37,3 gr
6) Segitiga Biru = 11 ml x 100% = 37,2 34,3 gr
Dari hasil percobaan uji gluten pada tepung terigu apabila dirata-ratakan
diperoleh daya serap air bila dirata-ratakan terigu segitiga biru senilai 43,46%
sedangkan terigu cakra kembar memiliki daya serap air sebesar 46,4% . Hal ini
menunjukkan bahwa tepung terigu dapat menyerap air dengan kapasitas besar dan
sesuai dengan literatur Desrosier (2008). Dalam ketentuan, semakin tinggi
proteinnya maka daya serap air akan semakin besar dan semakin rendah kadar
proteinnya maka semakin rendah daya serap airnya.
Water absorp tinggi = qualitas tepung bagus = hasil jadi banyak
Water absorp rendah = qualitas tepung jelek = hasil jadi sedikit
Pada beberapa bahan ada yang kehilangan berat misalnya pada tepung segitiga
biru (1) berat awal 25 gr berat akhir 36gr dengan penambahan air 13ml. Pada
tahap ini kehilangan 2 gr berat. Hal ini mungkin bisa disebabkan karena masih
tersisanya bahan yang mengering pada mangkok dapat pula karena kadungan
protein pada tepung sedang sehingga dalam menyerap air tidak tinggi.
Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan struktur dan sifat fisik serealia dan kacang-kacangan
untuk warna dan bentuk diperoleh beras putih bentuknya lonjong dan berwarna
putih bening, beras merah berbentuk lonjong dan berwarna mera kecoklatan,
kacang merah berbentuk lonjong dan berwarna merah pudar, jagung berbentuk
oval dan berwarna kuning, beras ketan putih berbentuk lonjong dengan warna
putih gading, sedangkan beras ketan hitam berbentuk bulat dan warnanya
hijlonjong dan berwarna hitam. Untuk pengamatan ukuran diperoleh kacang
YATIN DWI RAHAYUNIM. 1006578
merah paling panjang, paling lebar dan paling tebal, sedangkan jagung yang
paling lebar. Berat yang paling tinggi diperoleh kacang merah.
2. Densitas kamba beras merah didapat paling tinggi mutunya. Daya serap air
didapat beras ketan putih paling tinggi nilainya dan kacang meranh paling
rendah nilainya. Untuk rasio pengembangan beras ketan putih paling tinggi
mutunya dan yang paling rendah adalah beras putih.
3. Kualitas tepung yang baik adalah yang memiliki daya serap air yang tinggi.
Semakin besar daya serap air, maka protein yang terdapat dalam tepung
semakin tinggi. Sedangkan pada tepung terigu yang kualitasnya bagus, tidak
hanya memiliki daya serap air yang tinggi saja, tetapi memiliki kadar gluten
yang tinggi pula. Semakin tinggi kadar gluten, maka semakin tinggi protein
yang dikandung tepung terigu. Daya serap yang paling tinggi adalah tepung
terigu cakra kembar dengan nilai 46,4%.
Daftar Pustaka
Anonim. (2010). Tugas Kuliah Tentang Serealia. diambil dari
http://tutorialkuliah.blogspot.com. diakses 11/3/2013.
Anonim. 2012. Uji Gluten dan Daya Serap Tepung Terigu. Diambil dari
http://enchantedboyz.blogspot.com/2012/03/uji-gluten-dan-daya-serap-
tepung-terigu.html. diakses 10/3/2013
Desrosier, N.W. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan. Edisi Ketiga. Penerjemah,
M. Miljohardjo. UI-Press, Jakarta
Halim, Annisa M. 2010. Percobaan I Serealia dan Kacang-kacanagn. Universitas
Hasanudin-Makassar
Kautsar, F. 2011. Percobaan I Serealia dan Kacang-kacangan. Universitas
Hasanudin-Makassar
Lubis, Ena. (2010). Pojok Kulinologi. diambil dari
http://www.ena_lubis.blogspot.com. diakses 10/3/2013
Muchtadi T dan Sugiyono. (1992). Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Penerbit
IPB: Bogor.
YATIN DWI RAHAYUNIM. 1006578
Nurmala, Tati. 1989. Serealia Sumber Karbohidrat Utama. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nurnafitrisni, A. 2010. Laporan Praktikum Pengetahuan Bahan. Universitas
Pasundan-Bandung
Winarno. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit Gramedia : Jakarta.Yuli.
Zuhri, Ahmad Mahmudan. (2009). Kadar Amilosa Serealia . diambil dari
http://3yuli.wordpress.com diakses 11/3/2013
Anonim. 2011. Sehat dengan Jagung. Diambil dari
http://www.pantonanews.com/783-sehat-dengan-jagung diakses pada tanggal
13/3/2013
Anonim._______. Fungsi dan Khasiat Beras. Diambil dari
http://www.poztmo.com/2012/03/beras.html. diakses 13/3/2013