laporan praktikum properti material perhitungan campuran beton
DESCRIPTION
mix designTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL
MODUL 4.1
PERHITUNGAN CAMPURAN BETON
KELOMPOK 5
ALEXANDER KEVIN UTOMO 1206237284
ANDREANUS KATILI 1206260583
MARCO MATIUS 1206244384
SHABRINA NADILA 1206239440
TANGGAL PRAKTIKUM : 5 OKTOBER 2013
ASISTEN PRAKTIKUM : RADEN PRASETYO
RIANDA MULYO
TANGGAL DISETUJUI :
NILAI :
PARAF ASISTEN :
LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2013
A. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui komposisi bahan-bahan yang diperlukan
mencakup air, semen, agregat kasar, dan agregat halus yang nantinya digunakan untuk
merancang campur beton dengan slump sebesar 30-50 mm dan kekuatan sebesar 30 Mpa.
B. PERALATAN
1. Timbangan dengan ketelitian hingga 0,5 kg
2. Karung plastik
3. Gelas ukur
4. Ember
5. Talam
C. BAHAN
Bahan percobaan terdiri atas air, agregat kasar, agregat halus dan semen, dimana
bobot yang digunakan didapat dari perhitungan dibawah ini dengan metode ACI 211.1-
91:
Desain beton yang diinginkan:
1 Slump : 30-50 mm
2 Kekuatan : 30 MPa
Agregat halus :
1. FM : 3,25
2. Specific gravity SSD : 2,47
3. Absorpsi : 1,62 %
Agregat Kasar
1. Maximum size agregat (MSA) : 25 mm (1 inch)
2. Specific gravity SSD : 2,41
3. Absorpsi : 11 %
4. Berat isi : 1510 kg/m3
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Perhitungan
Step 1 : Menentukan Nilai Slump
Penentuan nilai slump disesuaikan dengan jenis konstruksi yang
diinginkan. Karena pada praktikum ini ingin dihasilkan beton untuk kolom
bangunan, maka berdasarkan tabel 1, praktikan menentukan nilai slump untuk
campuran beton ini sebesar (100 ± 2) mm.
Tabel 1. Nilai Slump yang direkomendasikan untuk variasi jenis konstruksi
berdasarkan ACI 211.1-91
Step 2 : Menentukan Maximum Size Agregat (MSA)
Pada praktikum kali ini ditentukan bahwa besarnya Maximum Size Agregat
(MSA) sebesar 25 mm.
Step 3 : Menentukan jumlah air yang dibutuhkan dan kandungan udara
yang terperangkap
Jumlah air yang dibutuhkan dan kandungan udara yang terperangkap
dalam beton mengacu pada tabel 2 dan besaran slump serta MSA yang telah
ditentukan sebelumnya. Berdasarkan tabel 2, maka jumlah air yang dibutuhkan
(water content) dalam campuran beton tersebut dengan kondisi non-air entrained
concrete sebesar 180 kg/m3 dan perkiraan kandungan udara yang terperangkap
sebesar 1,5 %.
Tabel 2. Perkiraan jumlah air pencampur yang dibutuhkan dan kandungan udara
untuk workabilitas yang berbeda dan ukuran agregat maksimum berdasarkan ACI
211.1-91.
Step 4 : Menentukan W/C ratio dan jumlah semen yang dibutuhkan
Ratio air dengan semen disesuaikan oleh kekuatan serta ketahanan yang
ingin dihasilkan. Berdasarkan tabel 3, dengan kekuatan 30 MPa dan kondisi Non
air entrained concrete, maka W/C ratio sebesar 0,55.
Tabel 3. Hubungan antara rasio air-semen dan kuat tekan beton rata-rata,
berdasarkan ACI 211.1-91
Jumlah semen yang dibutuhkan = WaterW /C =
1800,55
= 327,27 kg/m3
Step 5 : Menentukan jumlah agregat kasar yang diperlukan
Jumlah agregat kasar yang diperlukan di peroleh dengan mengalikan bulk
volume kering agrerat kasar dengan berat isi agregat. Bulk volume kering agregat
kasar didapat berdasarkan tabel 4 dan berat isi agregat berdasarkan data yang telah
diketahui.
MSA : 25mm
FM : 3,25
Berat isi : 1510 kg/m3
Tabel 4. Volume agregat kasar per unit volume beton berdasarkan ACI 211.1-91.
Pada tabel 4 hanya tersedia besaran bulk volume kering untuk agregat
dengan nilai FM 2,40 sampai 3,00. Sedangkan berdasarkan data yang diketahui,
FM agregat kasar sebesar 3,25 sehingga praktikan menggunakan pola interpolasi
untuk menentukan besarnya bulk volume kering dan didapat sebesar 0,625.
Jumlah agregat kasar yang dibutuhkan =0,625 x1510=¿ 943.75 kg/m3
Step 6 : Menentukan jumlah agregat halus yang diperlukan
Untuk menentukan jumlah agregat halus yang diperlukan dapat
menggunakan dua metode; metode massa dan metode volume. Pada praktikum ini,
praktikan menggunakan metode volume untuk menentukan jumlah dari agregat
halus yang diperlukan seperti yang tertera dibawah ini:
S=γ s[1000−(W + Cγ
+CAγ CA
+10 A)]
Keterangan :
S = Jumlah agregat halus (kg/m3)
γ s = berat SSD agregat halus
W = Jumlah air yang dibutuhkan (kg/m3)
C = Jumlah semen yang dibutuhkan (kg/m3)
γ = SG semen (3,15)
CA = Jumlah agregat kasar yang dibutuhkan (kg/m3)
γ CA= berat SSD agregat kasar
A = % udara yang terperangkap
S=γ s[1000−(W + Cγ
+CAγ CA
+10 A)]S=2,47[1000−(180+ 327,27
3,15+ 943,75
2,41+10 (1,5))]
S=764,48 kg/m3
Step 7 : Jumlah material yang dibutuhkan per 1 m3
Berdasarkan perhitungan sebelumnya, maka diperoleh data sebagai berikut:
1. Air : 180 kg
2. Semen : 327,27 kg
3. Agregat kasar (kerikil) : 943,75 kg
4. Agregat halus (pasir) : 764,48 kg
Sehingga, untuk menghasilkan 3 buah silinder beton dengan diameter 15
cm dan tinggi 30 cm serta 3 buah kubus beton berukuran 15x15x15 dibutuhkan
bahan dengan perhitungan sebagai berikut:
Volume beton segar = (3 x Volume silinder) + (3 x volume kubus)
Volume beton segar = (3 x 0,3 x x (0,075)2) + (3 x (0,15)3)
Volume beton segar = 0,026 m3
Untuk berjaga – jaga, maka volume beton segar yang akan dipakai
ditambahkan komposisinya sebanyak 20% dari yang telah diperhitungkan.
Sehingga dianggap volume beton segar adalah 0,03 m3 . Selain itu, massa bahan-
bahan yang akan digunakan juga ditambah komposisinya sebanyak 20% sehingga
terdapat faktor pengali yaitu 120 % atau 1,2. Maka, bahan – bahan yang harus
dipersiapkan yaitu sebanyak:
1. Air : 180 kg/m3 x 0,03 m3 x 1,2 = 6,48 kg
2. Semen : 327,27 kg/m3 x 0,03 m3 x 1,2 =
11,78 kg
3. Agregat kasar (kerikil) : 943,75 kg/m3 x 0,03 m3 x 1,2 = 33,975 kg
4. Agregat halus (pasir) : 764,48 kg/m3 x 0,03 m3 x 1,2 = 27,52 kg
Untuk memudahkan perhitungan saat menimbang, maka massa bahan-bahan yang
diperlukan dibulatkan terlebih dahulu menjadi :
1. Air = 6,5 kg
2. Semen = 12 kg
3. Agregat kasar (kerikil) = 34 kg
4. Agregat halus (pasir) = 28 kg
E. ANALISA
i. Analisa Percobaan
Pada percobaan mengenai perhitungan campuran beton ini, langkah awal
yang dilakukan menentukan nilai slump. Praktikan menentukan nilai slump sesuai
dengan jenis konstruksi yang diinginkan. Karena pada praktikum ini ingin
dihasilkan beton untuk kolom bangunan, maka berdasarkan tabel 1, praktikan
menentukan nilai slump untuk campuran beton ini yaitu sebesar (100 ± 2) mm.
Pada praktikum kali ini juga ditentukan bahwa besarnya Maximum Size Agregat
(MSA) adalah sebesar 25 mm.
Langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah air yang dibutuhkan serta
perkiraan kandungan udara yang terperangkap. Jumlah air yang dibutuhkan dan
kandungan udara yang terperangkap dalam beton mengacu pada tabel 2 dan
besaran slump serta MSA yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan tabel 2,
jumlah air yang dibutuhkan (water content) dalam campuran beton tersebut dengan
kondisi non-air entrained concrete sebesar 180 kg/m3 dan perkiraan kandungan
udara yang terperangkap sebesar 1,5 %.
Kemudian, praktikan menentukan nilai rasio W/C dan jumlah semen yang
dibutuhkan. Rasio air dengan semen disesuaikan oleh kekuatan serta ketahanan
yang ingin dihasilkan. Berdasarkan tabel 3, jika kekuatan tekan beton yang
diinginkan praktikan pada hari ke-28 adalah 30 MPa dengan kondisi non air
entrained concrete, maka nilai rasio W/C-nya adalah sebesar 0,55. Pada langkah
sebelumnya, telah didapatkan jumlah air yang dibutuhkan dalam campuran beton
(W) yaitu sebesar 180 kg/m3 . Maka, jika nilai rasio W/C adalah sebesar 0,55 ; nilai
C (jumlah semen) yang didapatkan setelah perhitungan adalah sebesar 327,27
kg/m3 .
Setelah itu, praktikan menentukan jumlah agregat kasar yang diperlukan.
Jumlah agregat kasar yang diperlukan diperoleh dengan mengalikan bulk volume
kering agrerat kasar dengan berat isi agregat. Bulk volume kering agregat kasar
didapat berdasarkan tabel 4 dan berat isi agregat berdasarkan data yang telah
diketahui. Data-data yang telah diketahui adalah nilai MSA sebesar 25mm, nilai
FM (Fineness Modulus) sebesar 3,25, dan berat isi agregat kasar 1510 kg/m3 .Pada
tabel 4 hanya tersedia besaran bulk volume kering untuk agregat dengan nilai FM
2,40 sampai 3,00. Sedangkan berdasarkan data yang diketahui, FM agregat kasar
sebesar 3,25 sehingga praktikan menggunakan pola interpolasi untuk menentukan
besarnya bulk volume kering dan didapat sebesar 0,625.
Lalu, langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah agregat halus yang
diperlukan. Untuk menentukan jumlah agregat halus yang diperlukan dapat
menggunakan dua metode yaitu metode massa dan metode volume. Pada
praktikum ini, praktikan menggunakan metode volume untuk menentukan jumlah
dari agregat halus yang diperlukan seperti yang tertera dibawah ini:
S=γ s[1000−(W + Cγ
+CAγ CA
+10 A)]Setelah memasukkan data-data yang dibutuhkan ke dalam persamaan dan
menghitungnya, praktikan mendapatkan nilai S sebesar 764,48 kg/m3
Dari langkah-langkah di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah masing-
masing material yang dibutuhkan per 1 m3 adalah air sebanyak 180 kg, semen
sebanyak 327,27 kg, agregat kasar atau kerikil sebanyak 943,75 kg dan agregat
halus atau pasir sebanyak 764,48 kg. Sedangkan, untuk menghasilkan 3 buah
silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm serta 3 buah kubus beton
berukuran 15x15x15 cm3 , rata-rata volume yang digunakan adalah sebesar 0,026
m3.
Untuk berjaga – jaga, maka volume beton segar yang akan dipakai
ditambahkan komposisinya sebanyak 20% dari yang telah diperhitungkan.
Sehingga dianggap volume beton segar adalah 0,03 m3 . Selain itu, massa bahan-
bahan yang akan digunakan juga ditambah komposisinya sebanyak 20% sehingga
terdapat faktor pengali yaitu 120 % atau 1,2. Maka, bahan – bahan yang harus
dipersiapkan yaitu air sebanyak 6,5 kg , semen sebanyak 12 kg, agregat kasar atau
kerikil sebanyak 34 kg, dan agregat halus atau pasir sebanyak 28 kg.
ii. Analisa Hasil
Dengan metode volume, didapatkan estimasi massa agregat halus per unit beton
sesuai dengan persamaan : S=γ s[1000−(W + Cγ
+CAγ CA
+10 A)]
Keterangan :
S = Jumlah agregat halus (kg/m3)
γ s = berat SSD agregat halus
W = Jumlah air yang dibutuhkan (kg/m3)
C = Jumlah semen yang dibutuhkan (kg/m3)
γ = SG semen (3,15)
CA = Jumlah agregat kasar yang dibutuhkan (kg/m3)
γ CA= berat SSD agregat kasar
A = % udara yang terperangkap
Hasil perhitungan estimasi massa agregat halus per unit beton dengan metode
volume :
S=2,47[1000−(180+ 327,273,15
+ 943,752,41
+10 (1,5))]S=764,48 kg/m3
Maka, bahan – bahan yang harus dipersiapkan jika menggunakan metode volume
yaitu sebanyak:
1. Air : 180 kg/m3 x 0,03 m3 x 1,2 = 6,48 kg
2. Semen : 327,27 kg/m3 x 0,03 m3 x 1,2 = 11,78 kg
3. Agregat kasar (kerikil) : 943,75 kg/m3 x 0,03 m3 x 1,2 = 33,975 kg
4. Agregat halus (pasir) : 764,48 kg/m3 x 0,03 m3 x 1,2 = 27,52 kg
Untuk memudahkan perhitungan saat menimbang, maka massa bahan-bahan yang
diperlukan dibulatkan terlebih dahulu menjadi :
1. Air = 6,5 kg
2. Semen = 12 kg
3. Agregat kasar (kerikil) = 34 kg
4. Agregat halus (pasir) = 28 kg
Sedangkan, dengan menggunakan metode massa, didapatkan estimasi massa
agregat halus per unit beton melalui persamaan :
ρ(dalamkgm3 )=10 γa (100−A )+C (1− γ a
γ )−W (γ a−1)
dan
S = ρ−(W +C+CA)
Keterangan :
S = Jumlah agregat halus (kg/m3)
γ a = berat SSD agregat halus
W = Jumlah air yang dibutuhkan (kg/m3)
C = Jumlah semen yang dibutuhkan (kg/m3)
γ = SG semen (3,15)
CA = Jumlah agregat kasar yang dibutuhkan (kg/m3)
A = % udara yang terperangkap
Hasil perhitungan estimasi massa agregat halus per unit beton dengan metode
massa :
ρ=10 .2,47 (100−1,5 )+327,27(1−2,473,15 )−180(2,47−1)
ρ=2239 kg/m3
S = 2239−(180+327,27+943,75 )
S = 787,98 kg /m3
Maka, bahan – bahan yang harus dipersiapkan jika menggunakan metode massa
yaitu sebanyak:
1. Air : 180 kg/m3 x 0,03 m3 x 1,2 = 6,48 kg
2. Semen : 327,27 kg/m3 x 0,03 m3 x 1,2 = 11,78 kg
3. Agregat kasar (kerikil) : 943,75 kg/m3 x 0,03 m3 x 1,2 = 33,975 kg
4. Agregat halus (pasir) : 787,98 kg/m3 x 0,03 m3 x 1,2 = 28,37 kg
Untuk memudahkan perhitungan saat menimbang, maka massa bahan-bahan yang
diperlukan dibulatkan terlebih dahulu menjadi :
1. Air = 6,5 kg
2. Semen = 12 kg
3. Agregat kasar (kerikil) = 34 kg
4. Agregat halus (pasir) = 28 kg
Ternyata setelah dilakukan perhitungan dengan kedua metode yaitu metode
massa dan metode volume, estimasi massa agregat halus per unit volume beton
yang didapatkan nilainya berbeda. Namun, karena mengalami pembulatan, maka
massa bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat beton nilainya relatif sama.
iii. Analisa Kesalahan
1. Kesalahan alat
Ember yang digunakan sebagai wadah untuk menampung semen dan
gelas ukur yang digunakan sebagai wadah untuk menampung air kurang bersih
dan masih mengandung partikel-partikel yang tidak diinginkan. Selain itu,
karung yang digunakan untuk menampung pasir juga kurang bersih dan
terdapat sedikit celah berupa bolongan sehingga memungkinkan ada partikel-
partikel pasir yang jatuh. Hal-hal ini berpengaruh pada hasil pengukuran
massa bahan yang akan digunakan untuk membuat beton.
2. Kesalahan paralaks
3. Kesalahan praktikan
Praktikan melakukan pembulatan pada hasil perhitungan massa bahan-
bahan yang akan digunakan untuk membuat beton yang bertujuan untuk
memudahkan praktikan dalam melakukan penimbangan massa bahan. Namun,
hal ini akan mengurangi keakuratan hasil perhitungan serta hasil akhir
pembuatan beton.
Praktikan menggunakan data berat isi agregat kasar dari kelompok lain
yaitu sebesar 1510 kg/m3 karena data berat isi agregat kasar dari kelompok
praktikan dianggap kurang tepat yaitu sebesar 759 kg/m3. Ketika praktikan
memakai data berat isi agregat kasar dari kelompok praktikan, hasil
perhitungan massa agregat kasar menjadi berbeda cukup jauh dengan massa
agregat halus. Padahal, seharusnya dalam membuat beton, massa agregat kasar
dan massa agregat halus yang diperlukan tidak jauh perbedaannya yaitu
sekitar 4 hingga 5 kg.
F. KESIMPULAN
Dengan perhitungan ACI, bahan dasar yang diperlukan untuk membuat beton
dengan volume total 0,026 m3 berkekuatan 30 Mpa serta slump 30-50 mm adalah sebagai
berikut:
1. Massa air : 180 kg/m3 x 0,03 m3 x 1,2 = 6,48 kg
2. Massa semen : 327,27 kg/m3 x 0,03 m3 x 1,2 = 11,78 kg
3. Massa agregat kasar (kerikil) : 943,75 kg/m3 x 0,03 m3 x 1,2 = 33,975 kg
4. Massa agregat halus (pasir) : 764,48 kg/m3 x 0,03 m3 x 1,2 = 27,52 kg
Setelah dibulatkan, total bahan dasar yang diperlukan untuk membuat beton
dengan volume total 0,026 m3 berkekuatan 30 Mpa serta slump 30-50 mm menjadi :
1. Massa air = 6,5 kg
2. Massa semen = 12 kg
3. Massa agregat kasar (kerikil) = 34 kg
4. Massa agregat halus (pasir) = 28 kg
G. REFERENSI
American Concrete Institute Committee 211.1-91, Standard Practice for Selecting
proportions for normal, heavyweight, and mass concrete, Part 1, ACI Manual of Concrete
Practice
American Concrete Institute Committee 318-89, Building Code Requirement for
Reinforced Concrete, part 1, ACI Manual of Concrete Practice, 1994
Neville, A.M. and J.J. Brooks, Concrete Technology. Longman Singapore Publishers
(Pte) Ltd
H. LAMPIRAN
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat beton