laporan praktikum kimia

6

Click here to load reader

Upload: soffatul-azizah

Post on 02-Aug-2015

275 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIAIDENTIFIKASI ALDEHID DAN KETON

Anggota :Deshi Hikmayanti SahnunKartika DewiHamasyah Hamzah MumtazaNaditya Fitriani HasanahSuci Lestari YantiYahya Almundzir

Kelas : XII IPA 2

R-SMA-BI NEGERI 2 CIBINONGJln. Karadenan No. 5 Cibinong – Bogor

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

PENDAHULUAN Aldehida dan keton sangat reaktif, tetapi biasanya aldehida lebih reaktif dibanding keton. Reaksi yang menyebabkan penjenuhan pada ikatan rangkap disebut reaksi adisi (reaksi penjenuhan). Pada reaksi adisi, satu ikatan rangkap menjadi terbuka. Sementara itu pereaksi yang mengadisi terputus menjadi dua gugus yang kemudian terikat pada ikatan rangkap yang terbuka tersebut. Apabila pereaksi yang mengadisi bersifat polar gugus yang lebih positif terikat pada oksigen, sedangkan gugus yang lebih negatif terikat pada karbon.Titik pusat reaktivitas dalam aldehida dan keton ialah ikatan pi dari gugus karbonilnya. Seperti alkena, aldehid dan keton mengalami adisi reagensia kepada ikatan pi-nya.

I.1 Latar belakang

Apa yang terbentuk apabila aldehid dioksidasi?

Hasil yang terbentuk tergantung pada apakah reaksi dilakukan pada kondisi asam atau basa. Pada

kondisi asam, aldehid dioksidasi menjadi sebuah asam karboksilat. Pada kondisi basa, asam

karboksilat tidak bisa terbentuk karena dapat bereaksi dengan logam alkali. Olehnya itu yang

terbentuk adalah garam dari asam karboksilat.

Menuliskan persamaan reaksi untuk reaksi-reaksi oksidasi

Jika anda ingin mengetahui persamaan untuk reaksi-reaksi oksidasi ini, maka satu-satunya cara

yang tepat digunakan untuk menuliskannya adalah dengan menggunakan persamaan setengah

reaksi.

Persamaan setengah reaksi untuk oksidasi aldehid berbeda-beda tergantung pada kondisi reaksi

(apakah asam atau basa).

Pada kondisi asam, persamaan setengah reaksinya adalah:

dan pada kondisi basa:

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Persamaan-persamaan setengah reaksi ini selanjutnya digabungkan dengan persamaan setengah reaksi dari agen pengoksidasi yang digunakan.

Penggunaan pereaksi Tollens (uji cermin perak)

Pereaksi Tollens mengandung ion diamminperak(I), [Ag(NH3)2]+.

Ion ini dibuat dari larutan perak(I) nitrat. Caranya dengan memasukkan setetes larutan natrium

hidroksida ke dalam larutan perak(I) nitrat yang menghasilkan sebuah endapan perak(I) oksida,

dan selanjutnya tambahkan larutan amonia encer secukupnya untuk melarutkan ulang endapan

tersebut.

Untuk melakukan uji dengan pereaksi Tollens, beberapa tetes aldehid atau keton dimasukkan ke

dalam pereaksi Tollens yang baru dibuat, dan dipanaskan secara perlahan dalam sebuah

penangas air panas selama beberapa menit.

keton Tidak ada perubahan pada larutan yang tidak berwarna.

aldehidLarutan tidak berwarna menghasilkan sebuah endapan perak berwarna abu-abu, atau

sebuah cermin perak pada tabung uji.

Aldehid mereduksi ion diamminperak(I) menjadi logam perak. Karena larutan bersifat basa,

maka aldehid dengan sendirinya dioksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat yang

sesuai.

Persamaan setengah reaksi untuk reduksi ion diamminperak(I) menjadi perak adalah sebagai

berikut:

Menggabungkan persamaan di atas dengan persamaan setengah reaksi dari oksidasi sebuah

aldehid pada kondisi basa, yakni

akan menghasilkan persamaan reaksi lengkap:

I.2 Dasar TeoriGugus karbonil ialah satu atom karbon dan satu atom oksigen yang dihubungkan dengan

ikatan ganda dua.  Gugus ini merupakan salah satu gugus fungsi yang paling lazim di alam dan

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

terdapat dalam karbohidrat, lemak, protein, dan steroid.  Gugus fungsi ini dijumpai dalam senyawa aldehid dan keton (Wilbraham dan Matta, 1992: 82).

Aldehida adalah persenyawaan dimana gugu karbonil diikat oleh satu gugus alkil/aril.O||

R – CHRumus ini sering disebut RCOHKeton adalah persenyawaan dimana gugus karbonil diikat oleh dua gugus alkil/aril.

R – C – R

       ORumus ini sering disingkat RCOR (Respati,1986: 183).

Perhatikan kemiripan strukturnya.  Karena keduanya mengandung gugus karbonil, sifat kimia aldehid dan keton serupa.  Baik aldehid maupun keton sangat reaktif, tetapi aldehida biasanya lebih reaktif dibanding keton                 (Wilbraham dan Matta, 1992: 83).

Aldehid berbeda dengan keton karena aldehid memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonilnya.  Hal tersebut menyebabkan aldehid sangat mudah teroksidasi.  Sebagai sontoh, etanal, CH3CHO, sangat mudah dioksidasi menjadi etanoat, CH3COOH, atau ion etanoat, CH3COO-.  Sedangkan keton tidak memiliki atom hidrogen tersebut sehingga tidak mudah dioksidasi.  Keton hanya bisa dioksidasi dengan menggunakan agen pengoksidasi kuat yang memilki kemampuan untuk memutus ikatan-ikatan karbon (Anonim2,2008).

Aldehid dan keton lazim didapat dalam sistem makhluk hidup.  Gula ribosa dan hormon betina progesteron merupakan dua contohaldehid dan keton yang penting secara biologis.  Banyak aldehid dan keton mempunyai bau yang khas yang memperbedakan umumnya aldehid berbau merangsang dan keton berbau harum.  Misalnya, trans-sinamaldehid adalah komponen utama minyak kayu manis dan enantiomer-enentiomer, karbon yang menimbulkan bau jintan dan tumbuhan permen (Fessenden dan Fessenden, 1986: 1).

Formaldehid, suatu gas tak berwarna, mudah larut dalam air.  Larutan 40% dalam air dinamakan formalin, yang digunakan dalam pengawetan cairan dan jaringan-jaringan.  Formaldehid juga digunakan dalam pembuatan resin sintetik.  Polimer dari formaldehida, yang disebut paraformaldehida, digunakan sebagai antiseptik dan insektisida.  Asetaldehid adalah bahan baku penting dalam pembuatan asam asetat, anhidrida asetat dan esternya, yaitu etil asetat      (Petrucci, 1993: 273).

Aseton adalah keton yang paling penting.  Ia merupakan cairan volatil (titik didih 56oC) dan mudah terbakar.  Aseton adalah pelarut yang baik untuk macam-macam senyawa organik, banyak digunakan sebagai pelarut pernis, lak dan plastik.  Tidak seperti kebanyakan pelarut organik lain, aseton bercampur dengan air dalam segala perbandingan.  Sifat ini digabungkan dengan volatilitasnya membuat aseton sering digunakan sebagai pengering alat-alat gelas laboratorium.  Alat-alat gelas laboratorium yang masih basah dibilas dengan mudah       (Petrucci, 1993: 272).

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

I.3 Tujuan

Mengenal reaksi oksidasi gugus fungsional alcohol dan aldehidaMembuat ester dari alkohol

I.4 Metode PenulisanMetode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode pustaka dan studi literatur, yaitu dengan mencari dan mengumpulkan informasi penting dari berbagai sumber seperti buku-buku perpustakaan dan website atau situs-situs internet yang terkait.

I.5 Sistematika PenulisanSistematika penulisan makalah ini dibagi menjadi 3 bagian, meliputi:

Bab I: Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.2 Dasar Teori I.3 Tujuan Penulisan I.4 Metode Penulisan I.5 Sistematika Penulisan

Bab II: Isi II.1 Definisi Glikosida II.1.1. Penggolongan Glikosida menurut Aglikol (Genin) II.2 Kegunaan Glikosida II.2.1 Kegunaan Glikosida Bagi Tumbuhan  II.2.2 Kegunaan Glikosida Bagi Manusia  II.3 Sifat-sifat Glikosida

Bab III: Penutup III.1 Kesimpulan III.2 Saran