laporan praktikum kering--1b.doc
TRANSCRIPT
2. Penjelasan dan Gambar Prochordal Plate
1. Future prosencephalon
2. Notochord
3. Neural tube
4. Pericardial cavity
5. Cardiac tube
6. Pharyngeal membrane (dahulu prechordal plate)
7. Extraembryonic mesoderm
8. Throat
9. Septum transversum
Wajah mulai berembang selama minggu ketiga dan memiliki panjan 3mm.
Pada tahap ini, prochordal plate (calon membran bukofaringeal) mulai terlihat di
bilaminar embryonic disc. Prochordal terletak di stomatodeum, yang sebelah
kranial dibatasi prominensia frontal di bagian depan, dan di kaudal oleh
pericardial swelling(pembengkakan perikardial). Membran bukofaringeal yang
membentuk dasar stomatodeum pecah pada akhir minggu ketiga. Kemudian
terbentuk hubungan komunikasi antara stomatodeum dengan ujung kranial usus
yang disebut faring.
3.Penjelasan Beserta Gambar Pembentukan dan Peran Pharyngeal
Arch
1. First pharyngeal arch (mandibular arch)
2. Second pharyngeal arch (hyoid arch)
3. Third pharyngeal arch
4. Fourth pharyngeal arch
5. Pharyngeal pouches
6. Pharyngeal folds
Selama pembengkokan embrio, beberapa hari kemudian terjadi akumulasi
mesensim di regio foregut pada kedua sisi yang kemudian menjadi pharyngeal
arches. Mula-mula branchial arch/pharyngeal arch I, kemudian disusul dengan
pembentukan branchial arch II hingga branchial arch VI. Namun branchial arch
IV bergabung dengan branchial arch VI.
Branchial arch/pharyngeal arch tampak dalam perkembangan minggu ke 4
dan ke 5 dan tidak ikut membentuk leher. Pharyngeal arch berperan penting dalam
pembentukan kepala. Pada akhir minggu keempat, pusat wajah dibentuk
stomodeum, yang dikelilingi oleh pasangan pertama pharyngeal arch. Ketika janin
berusia 4 ½ minggu, dapat dikenali lima tonjolan mesenkim. Setiap pharyngeal
arch terdiri atas sebuah inti jaringan mesenkim, yang di sebelah luarnya
dibungkus oleh ektoderm permukaan dan di sebelah dalamnya oleh epitel yang
berasal dari endoderm. Setiap pharyngeal arch mempunyai unsur ototnya sendiri.
Unsur otot masing-masing lengkung membawa sarafnya sendiri, dan kemanapun
sel otot ini bermigrasi akan membawa unsur saraf kranial. Selain itu, setap
lengkung punya unsur arterinya sendiri.
4.Penjelasan dan Gambar Pembentukan Nassal Cavity
Selama minggu kelima, stomatodeum dikelilingi oleh sejumlah penonjolan
mesensim atau prosesus. Di sebelah kranial terdapat prosesus frontonasalis. Di
sebelah lateral terdapat sedikit peninggian yang berbentuk segitiga yang disebut
dengan prosesus maksilaris. Kemudian di sebelah kaudal terdapat prosesus
mandibularis dari lengkung branchilis 1.
Pada permukaan frontonasalis, ektoderm mengalami penebalan bilateral
membentuk permukaan kepala bagian anterior di atas mulut, disebut nasal
plachodes (olfactory plachodes) kemudian menjadi epitel olfactorius. Terjadinya
diferensiasi jaringan di bawahnya menyebabkan tepi-tepi di sekitar plachode
meninggi disebut prosesus nasalis medialis dan lateralis. Prosesus nasalis medialis
meluas lebih ke arah kaudal di bagian lateral, sehingga tampak menonjol. Nasal
plachode membentuk dasar cekungan diantara prosesus-prosesus disebut pit
olfactorius(pit nasal), yang nantinya akan menjadi rongga hidung.
Pit nasal
o Sebagai akibat kekurangan nutrisi pada sel sentral pada epitel yang
berproliferasi, sehingga degenerasi selelar yang menghasilkan
pembentukan pit
o Sebagai hasil dari proliferasi epitel perifer di placodes, yang menimbulkan
cekungan utama, menyebabkan pembentukan septum epitel yang panjang
secara sagital, sehingga disebut sebagai nasal pit
Pit nasal teretak diantara pembentukan fold nasal medial dan lateral. Fold nasal
medial dan bagian inferior daripembengkakan forebrain, membentuk prosesus
frontonasal. Pinggiran fold nasal lateral memisahkan nasal pit dari mata yang
sedang berkembang.
Nasal pit yang lebih dalam membentuk nasal sacs. Sacs terpisah dari atap
stomatodeum oleh membran tipis yaitu bucconasal membran, pecah membentuk
posterior nares. Posterior primitive nasal cavity akhirnya berhubungan dengan
stomatodeum. Ada invasi mesensim antara nares anterior dan posterior yaitu
primary palate kemudian membentuk pemisah pertama antara stomatodeum dan
primitive nasal cavity.
5. Gambar dan penjelasan pertumbuhan dan perkembangan palatum
Ada tiga elemen yang membentuk palatum sekunder – dua lereng palatum
rahang atas lateral dan palatum primer dari tonjolan frontonasal – yang mulanya
terpisah jauh,karena orientasi vertikal dari lereng lateral pada setiap sisi lidah.
Selama minggu ke 8 iu,terjadi perubahan letak lereng lateral, dari vertikal ke
horisontal, sebagai permulaan dari penggabungan dan pemisahan ruang oronasal.
Perubahan dari posisis vertikal ke horisontal selesai dalam beberapa jam.
Beberapa mekanisme diperkirakan untuk pengangkatan lereng palatal yang cepat
ini,termasuk perubahan biomekanis pada konsistensi fisik matrik jaringan ikat dari
lereng; variasi vaskulator dan aliran darah ke struktur, kenaikan yang mendadak
pada turgor jaringan;pertumbuhan mitotaik yang cepat; ’gaya lereng intrinsik’ dan
gerak otot. Masuknya wajah embrio dalam hubungannya dengan jantung, melalui
tegaknya kepala,memungkinkan terbukanya rahang. Reflek membuka mulut
tercermin pada gerak menarik lidah dari antara lereng-lereng vertikal, dan
perbedaan tekanan antara daerah hidung dan mulut, karena kontraksi otot lidah
dapat berperan pada pengangkatan lereng palatal.
Selama penutupan palatum,mandibula akan menjadi prognatik, dimensi
vertikal ruang stomodeal bertambah, tetapi lebar maksila tetap stabil,
memungkinkan terjadinya kontak antar lereng. Juga, pertumbuhna ke depan dari
tulang rawan Meckel, akan mendorong lidah lebih ke depan,bersamaan dengan
pengangkatan bagian atas wajah.
Epitelium yang menutupi tepi-tepi lereng palatal, menebal dan
penggabungannya sangat penting untuk perkembangan palatum yang utuh.
Penggabungannya juga terjadi antara permukaan dorsal dari lereng palatal dan
tepi bawah garis tengah septum nasal. Garis sambung mulanya terbentuk di depan
pada daerah palatum keras, dan nantinya menyatu dengan daerah palatum lunak.
Mekanisme kontak adhesif, penggabungan dan degenerasi epitelium,belum jelas
diketahui .
Palatum dibagi menjadi 2:
1. Palatum primer : dibentuk oleh intermaxillary segment(fusi dari prosesus
nasalis medialis) yang berkembang ke arah medial dan caudal membentuk
palatum primer, septum nasi, premaxilla, dan philtrum
2. Palatum sekunder : dibentuk antara minggu ke 7 dan ke 8 intra uterin dan
disebut juga prosesus palatinus lateralis berasal dari prosesus maxillaris.
Mula-mula palatm sekunder berkembang ke arah kaudal karena masih
adanya lidah embrio. Namun setelah rahang bawah berkembang, maka
ruang bertambah besar, sehingga lidah turun. Hal ini mengakibatkan
pertumbuan dan perkembangan palatum sekunder dapat berkembang ke
arah mid line dan berfusi. Selain itu septum nasi mengadakan fusi dengan
kedua palatum sekunder.
6.Penjelasan dan gambar pertumbuhan dan perkembangan lidah
Primoria lidah yang muncul pada dinding faring embrio berumur 4 minggu
Perkembangan lidah dan laringeal pada embrio berumur 7 minggu
Skema potongan parasagital dari embrio berumur 5 minggu
Lidah dibentuk pada minggu ke empat sampai ke sembilan IU (intra
uterin). Mengalami pertumbuhan ke dasar mulut membawa saraf dan suplai darah
dari daerah posterior dan berkembang ke anterior, 2 /3 anterior berasal dari
pharyngeal arch I, 1/3 posterior dari pharyngeal arch II & III. Otot-otot lidah
berasal dari proses embrionik yang berbeda disebut occipital myotomes.
Lidah muncul pada dinding ventral orofaring primitif, dari batas dalam
lengkung brankial pertama. Membran mukosa orofaringeal muncul ke mulut
sedang berkembang sebagai kantung yang membengkak,dari hasil masuknya
jaringan otot dari somit osipital.
Selama minggu ke 4 iu, sepasang penebalan lateral dari mesensim muncul
pada permukaan dalam lengkung brankial pertama, untuk membentuk
pembengkakan lingual. Antara dan di balik pembengkakan ini, munculah
eminensia medial, tuberkulum impar (tuberkel tidak berpasangan), yang tepi
kaudalnya ditandai dengan pit buta. Pit ini foramen caecum menandai daerah asal
divertikulum tiroid, suatu duktus endodermal yang muncul selama periode somit.
Divertikulum bergeser ke kaudal, di ventral faring sebagai duktus tiroglossu, yang
membentuk bifurkasi serta terbagi untuk membentuk kelenjar tiroid. Kelenjar
turun untu mencapai tinggi yang tepatdi kaudal tulang rawan tiroid, pada akhir
minggu ke 7 iu. Duktus tiroglosus umumnya terdisintegrasi dan hilang antara
minggu ke 5-10 iu. Perlekatan kaudal dari duktus dapat tetap ada sebagai lobus
piramidal dari kelenjar tiroid.
Pembengkakan lingual bertumbuh dan bergabung satu sama lain,
mengelilingi tuberkulum impar, untuk membuat dervat mukosa ektodermal dari
tubuh (dua per tiga bagian depan) lidah. Di sekitar tepipenggabungan
pembengkakan lingual yang menonjol, terdapat proliferasi epitelial ke mesensim
di bawahnya. Degenerasi sel sentral dari lamina berbentuk tapal kuda ini,
membentuk sulkus, groofe linguogingival, yang mmebebaskan tubuh lidah dari
dasar mulut, kecuali dari frenulum garis tengah lidah.
Dasar ventral lengkung brankial kedua,ketiga dan keempat naik ke
tonjolan midventral tunggal yang disebut kopula (kuning telur). Bagian belakang
tonjolan ini disebut eminensia hipobrankial. Mukosa endodermal dari lengkung
brankial kedua sampai keempat dan kopula menghasilkan penutupan untuk akar
(sepertiga belakang) lidah.sulkus terminalis berbentuk v, yang apeknya adalah
foramen caecum, memisahkan tubuh lidah bergerak dari akrnya yang cekat. Garis
sulkus terminalis ditandai dengan 8-12 papila sirkumvalata, yang terbentuk pada
bulan 2-5 iu. Mukosa permukaan dorsal tubuh lidah membentuk papila
fungiformis lebih cepat, pada minggu ke 11 iu.papilla filiformis terbetuk lebih
lama dan belum sempurna sampai postnatal. Pada saat lahir, mukosa akar
mengalami pembentukan celah dari benih gigi yang bertumbuh ke tonsil lingual,
penyempurnaan keadaan ini ditandai dengan infiltrasi limposit.
7.Penjelasan dan gambaran pertumbuhan dan perkembangan
mandibula dan TMJ
Tulang rawan dan tulang rangka mandibula terbentuk dari sel neural crest
embrionik yang muncul pada daerah midbrain dan hindbrain dari lipatan neural.
Sel-sel ini berpindah ke ventral, untuk membentuk tonjolan mandibula (dan
maksila) srta fasial, berdeferensiasi menjadi tulang dan jaringan ikat.
Struktur utama yang terbentuk pada daerah rahang bawah adalah cabang
mandibuladari sraf trigeminal yang mendahului kondensasi ektomesensimal,
untuk membentuk lengkung brankial (mandibula) pertama. Dahulu, adanya saraf
ini dianggap sebagai keharusan untuk merangsang osteogenesis melalui produksi
faktor neurotropik. Mandibula berasal dari membran osifikasi dan osteogenik
yang terbentuk dari kondensasi ektomesensimal pada hari perkembangn 36-38.
Ektomesensimal mandibula ini harus berinteraksi mulanya dengan epitelium
lengkung mandibula, sebelum terjadinya osifikasi primer;tulang intramembranosis
hasilnya, terletak di samping tulang rawan Meckel dari lengkung brankial pertama
(mandibula). Pusat osifikasi tunggal untuk setiap setengah mandibula, muncul
pada minggu ke 6 iu pada daerah bifurkasi saraf alveolar inferior dan arteri ke
cabang mentalis dan insisivus. Membran osifikasi terletak di samping tulang
rawan Meckel dan bundel neurovaskularnya. Osifikasi meluas dari pusat primer di
bawahdan sekitar sarf alveolar inferior dan cabang insisivusnya, dan ke atas,
untuk mmebentuk saluran bagi gigi sdang bertumbuh. Menyebar dari osifikasi
intramembranosis ke dorsal dan ventral, terbentuk tubuh dan ramus mandibula.
Tulang rawan Meckel menjadi dikelilingi dan dikepung oleh tulang.osifikasi
berhenti di dorsal pada daerah yang akan menjadi lingula mandibula, dari tempat
ini tulang rawan Meckel terus berjalan ke telinga tengah. Adanya bundel
neurovaskular memastikan terbetukna foramen mandibula dan kanalis serta
foramen mentalis.
Tulang rawan asesoris sekunder muncul antara minggu ke 10 dan 14 iu
untuk membentuk kepala condyle, bagian dari prosesus koronoid, dan
protruberan mentalis. Tulang rawan condylar seunder muncul selama minggu ke
10 iu sebagai struktur berbentuk konus pada daerah ramal. Tulang rawan condyle
berfungsi sebagai pusat pertumbuhan yang penting ramus dan tubuh mandibula.
Bentuk dan ukuran mandibula fetus yang kecil akan mengalami perubahan selama
pertumbuhan dan perkembangan. Ramus asenden mandibula neonatal rendah dan
lebar, prosesus koronoidenya cukup besar dan menonjol ke atas condyle,
tubuhnya merupakan kepompong terbuka yang mengandung benih dan sebagian
mahkota gigi susu, kanalis mandibularis berjalan cukup rendah pada tubuh.
Pemisahan awal pada tubuh kiri dan kanan mandibula pada garis tengah simpisis
meniti garis tengah, perlahan-lahan hilang antara bulan ke empat sampai duabelas
postnatal, ketika osfikasi merubah sindesmosis menjadi sinostosis, menggabunkan
bagian tersebut.
Sendi temporomandibula merupakan hasil perkembangan sekunder baik
pada riwayat evolusinya(pilogenetik) maupun embriologi(ontogenetik). Sendi
antara maleus dan inkus yang terbentuk pada ujung dorsal tulang rawan Meckel
adalah sendi rahang primer. Dengan adanya perkembangan lebih lanjut, sendi
Meckel primer ini akan kehilangan hub ungan dengan mandibula. Sendi
temporomandibula terbentuk sebagai suatu mekanisme sendi rahang yang sama
sekali baru dan terpisah.
Perkembangan embriologi dari sendi temporomandibula berbeda dengan
sendi sinovial lainnya. Sebagian sendi senovial berbentuk sempurna pada minggu
ke tujuh iu, tetapi sendi temporomandibula belum terbentuk saat itu. Sendi
temporomandibula terbentuk dari blastem temporal dan condylar yang terpisah
jauh, yang bertumbuh dari kapsul otak. Blastema condyle berasal dari tulang
rawan condyle sekunder mndibula. Karena tulang rawan Meckel tidak berperan
dalam perkenbangan condyle mandibula, tulang tidak ikut berperan pada
pembentukan sendi temporomandibula.
DAFTAR PUSTAKA
Sperber, G. H 1991. Embriologi Kraniofasial. Jakarta:Hipokrates.
Sadler, T. W. 2000. Emmbriologi Kedokteran Langman. Jakarta:EGC.