laporan praktikum genetika (pembelahan sel)
TRANSCRIPT
*Kelompok 1 C 1.
Laporan Praktikum Genetika
PEMBELAHAN SEL
Wening Dharmastuti*, B.G. Anugra, B.N. Erha, F. Nabilah, I. Khoiriyah, M. Khoiriyah, P. Larasati,
R.Mutiara, R.P. Handianti, S.A. Kusumawati, W. Nurlaila, M.N. Rahimah, M.L. Adnan, S.F. Selasih.
Universitas Indonesia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Departemen Biologi
Februari 2015
Abstrak
Berdasarkan teori dari Rudolf Virchow, sel berasal dari sel sebelumnya yang berarti sel melakukan pembelahan
untuk pembentukan jaringan, regenerasi sel, dan pembentukan organisme baru. Terdapat tiga cara pembelahan sel yaitu
amitosis (pembelahan langsung), mitosis, dan meiosis. Amitosis adalah pembelahan sel tanpa adanya berbagai tahapan,
yang dilakukan oleh makhluk hidup uniseluler untuk bereproduksi. Adapun mitosis dan meiosis merupakan pembelahan
sel yang terjadi pada makhluk hidup bersel banyak melalui berbagai tahapan. Tahapan pembelahan sel secara mitosis
telah diamati pada jaringan meristembawang Bombay (Allium cepa), sedangkan tahapan meiosis dapat diamati dalam
preparat awetan yang berupa alat reproduksi tikus (Rattus novergicus). Tujuan dilakukannya pengamatanadalah untuk
memahami fase dan perbedaan mitosis dan meiosis.
Kata kunci: Allium cepa; meiosis; mitosis; Rattus norvegicus; reproduksi sel
1. Pendahuluan
Materi genetik merupakan substansi yang berfungsi
mengontrol struktur, ekspresi dan fungsi sel, serta
mewariskan sifat untuk generasi yang selanjutnya.Materi
genetik terdiri dari nukleotida yang tersusun atas basa
nitrogen, gula pentosa, dan pospat. Gula yang menyusun
nukleotida terbagi menjadi dua yaitu gula ribosa yang
berada pada RNA Ribonucleic Acid) dan gula
deoksiribosa yang berada pada DNA (Deoksiribonucleid
Acid.). Nukleotida yang terikat dengan ikatan hidrogen
akan berpilin membentuk polinukleotida.
2.
Materi basa nitrogen juga terbagi dua yakni, purin
dan pirimidin. Purin terdiri dari basa guanine dan
adenin, sedangkan pirimidin terdiri dari basa sitosin dan
timin. Setiap basa nitrogen memiliki pasangan yang
terdiri dari A – T dan G – C. Adenin dan Timin pada
DNA membentuk 2 ikatan hidrogen, sedangkan Guanin
dan Cytosine membentuk 3 ikatan hidrogen. Perbedaan
basa nitrogen juga ditmukan pada RNA. RNA
mempunyai basa nitrogen Adenin, Cytosine, Guanine,
dan Urasil. Pasangan basa nitrogen masih sama,
perbedaannya hanya pada Adenin – Urasil. Siklus sel
adalah tahapan – tahapan sel yang bermula dari sel
tersebut terbentuk (sel anakan) hingga sel anakan
dewasa dan melakukan pembelahan kembali yang
bertujuan untuk memperbanyak sel atau menghasilkan
organisme baru. (Campbell & Reece 2010: 244)
Pembelahan sel sempurna adalah pembelahan yang
melalui dua proses, yaitu pembelahan inti sel
karyokinesis dan pembelahan sitoplasma atau
sitokinesis. (Suryo 2011: 56) Pembelahan sel juga
terbagi menjadi dua, yakni pembelahan langsung
(amitosis) dan pembelahan tidak langsung (mitosis dan
meiosis). Amitosis terjadi pada organisme uniseluler
prokariota contohnya protozoa, bakteri, atau alga biru
untuk bereproduksi. Prokariota adalah organisme
uniseluler yang materi genetiknya menyebar di
sitoplasma karena tidak memiliki membran inti sel.
Jumlah sel induk sama seperti jumlah sel anak (2n ––––
2n), sedangkan pembelahan sel secara tidak langsung
biasanya terjadi pada organisme multiseluler eukariota.
Pada mitosis, jumlah sel induk sama seperti jumlah sel
anak yang terjadi pada sel somatis organisme
multiseluler untuk regenerasi sel atau perbanyakan sel
untuk pertumbuhan, sedangkan meiosis terjadi pada
organisme multiseluler eukariota pada sel gamet yang
bertujuan untuk bereproduksi. (Rittner & Timothy L :
275)
Tahapan mitosis terdiri dari tahap interfase dan
tahap mitotik. Tahapan interfase adalah tahapan
persiapan pembelahan sel yangpaling lama. Interfase
terbagi menjadi tiga fase, yakni G1, S, dan G2. Fase G1
adalah tahap kromosom berduplikasi dan pembelahan
organel sel, fase S merupakan tahap sintesis dimana sel
mereplikasi semua DNA, dan fase G2 adalah tahap
finishing, pengecekan kembali, serta persiapan untuk
membelah. (Starr, C 2010: 134). Setelah tahap interfase
selesai, sel menuju tahapan profase yang dicirikan
dengan kromosom yang telah berduplikasi mulai terlihat
(Leptoten), kromosom homolog bergerak mendekat
melalui sinapsis dan membentuk bivalen (Zigoten) mulai
berpasangan dan tampak seperti tetrad atau 4kromatida
(Pakiten), lalu sentromer memisah, namun masih ada
bagian kromatida yang saling menempel yang disebut
chiasmata (Diploten) setelah itu, sentrosom terbagi dua
menjadi sentriol yang mulai bergerak ke kutub
berlawanan, membran inti melebur, dan benang spindel
mulai terikat pada kinetokor yang berada di sentromer.
Tahap selanjutnya adalah tahap metafase dimana
kromosom berjajar di bidang equtor, setelah itu benang
spindel yang telah berikatan dengan sentromer tertarik
ke sentriol, dan memisahkan sister chromatids yang
dinamakan proses anafase. Kromatid yang telah terpisah
menjadi kesatuan materi sel anak yang identik,
kemudian membran sel akan melekuk dan terbagi
menjadi dua sama besar (Starr 2010 : 136)
Tahapan meiosis juga terdiri dari tahapan interfase,
meiosis I, dan meiosis II. Tahap interfase pada meiosis
sama seperti tahapan interfase pada mitosis, setelah
tahap interfase sel menuju tahap profase I yang ditandai
dengan kromosom berkondensasi, benang spindel dari
3.
sentriol mulai tumbuh, dan menghilangnya membran
inti. Tahap selanjutnya adalah metafase I dimana
kromosom homolog berjajar ditengah sel dan terikat
dengan benang spindel yang mulai tertarik ke arah
berlawanan yang dinamakan anafase I. Tahap
selanjutnya, kromosom terbagi dua, membran inti
terbentuk, dan sel terbagi dua sama besar yang
dinamakan telofase I. Sebelum mengalami tahap meiosis
II, sel memasuki tahap interkinesis yang merupakan
periode antara meiosis I dan meiosis II. Tahap meiosis II
sama seperti tahap mitosis. Kromatin pada setiap sel
anakan hasil meiosis I menebal dan memendek,
membran inti lebur kembali, muncul benang spindel
pada sentriol, dan kromosom berikatan dengan benang
spindel. Metafase II terjadi kembali kromosom yang
berjajar pada bidang equator, kemudian sentromer
membelah dan memisahkan sister chromatids, lalu
terbentuk lekukan yang akan memisahkan masing –
masing sel menjadi dua bagian.
Proses meiosis pada manusia terjadi pad sel gamet,
yaitu spermatogenesis pada pria dan oogenesis pada
wanita. Spermatogenesis yang merupakan proses
pembentukan spermaozoa terjadi didalam testis
spermatozoa berasal dari sel primordial yang
mengandung 44 autosom dan 2 gonosom. Spermatozoa
yang siap membelah dinamakan spermatosit primer (2n),
spermatosit tersebut melakukan meiosis I dan
menghasilkan 2 buah spermatosit sekunder (n).
Spermatosit sekunder kemudian melakukan pembelahan
meiosis II menghasilkan 4 spermatid yang akan
berkembang menjadi spermatozoa haploid yang
memiliki 22 sel autosom dan 1sel gonosom.Sama seperti
proses spermatogenesis, oogenesis mengalami dua kali
pembelahan yang dimulai dengan terbentuknya oosit
primer (2n) mengalami meiosis I menjadi oosit sekunder
(n) dan badan kutub kemudian membelah lagi
menghasilkan 1 ovum dan 3 badan kuub. (Suryo 2011:
64--65)
Perbedaan mitosis dan meiosis yaitu, pada mitosis
tidak terjadi crossing over dan pembentukan kromosom
homolog, terjadi pada sel tubuh untuk regenerasi atau
pertumbuhan sel, satu sel induk menghasilkan dua sel
anak yang bersifat identik, jumlah kromosom induk
sama dengan jumlah kromosom anakan dan pembelahan
sel hanya terjadi sekali. Meiosis mengalami dua kali
pembelahan, terjadi reduksi jumlah kromosom untuk
menjaga jumlah kromosom akhir tetap sama, dan satu
sel induk menjadi empat sel anak yang tidak semua
identik karena terjadi crossing over.
2. Metodologi
1. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam pengamatan
mitosis akar bawang Bombay adalah mikroskop, kaca
objek dan deck glass, silet, pipet tetes, pembakar
spiritus, tisu, dan stopwatch. Bahan yang digunakan
adalah ujung akar bawang Bombay (Allium sp.) yang
masih muda, 1 M larutan HCl, larutan pewarna
acetocarmine, serta air mineral. Sedangkan alat pada
pengamatan meiosis pada sel testis tikus (Rattus
novergicus) adalah mikroskop dan preparat awetan
yang sudah tersedia.
2. Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum pengamatan mitosis
adalah ujung akar bawang Bombay dipotong sepanjang
1- 2 mm, taruh potongan akar pada kaca
objekkemudian beri 1 M larutan HCl ± 1 sampai 2 tetes
4.
dan tunggu selama 3 – 5 menit. Akar bawang tersebut
kemudian dikeringkan dengan kertas tisu dan ditetesi
larutan pewarna acetocarmine ± 1 sampai 2 tetes lalu
diamkan selama 2 – 3 menit. Langkah selanjutnya
adalah,akar bawang dikeringkan kembali dengan tisu
kemudian ditetesi air mineral. Akar yang sudah
dikeringkan ditekan-tekan dengan deckglass (squash
method) agar sel tidak menumpuk dan tersebar merata.
Kemudian kaca objek dibakar sekilas diatas pembakar
spiritus ±3 kali. Preparat tersebut kemudian diamati
dibawah mikroskop dengan perbesaran bertahap.
Sedangkan langkah kerja pada pengamatan sel testis
tikus yaitu preparat awetan dipasang pada mikroskop,
kemudian diamati dan dicari posisi dan fokus lensa
yang tepat agar dapat terlihat dengan jelas.
3. Hasil dan Pembahasan
Pengamatan pada akar bawang Bombay
dilakukan karena jaringan meristem apikal yang aktif
membelah terdapat di ujung akar, dan akar bawang
muda memiliki jaringan dan membran sel yang
lunaksehingga praktikan dapat membuat preparat
dengan mudah serta proses mitosis dapat teramati
dengan jelas. Fungsi larutan HCl adalah meluruhkan
membran sel bawang sehingga larutan
acetocarminedapat masuk kedalam sel akar bawang
sehingga proses pewarnaan kromosom dapat terserap
merata. Acetocarmine memberikan warna merah pada
sel bawang agar kromosom dapat terlihat dan perbedaan
fase dapat teramati dengan jelas. Squash
methoddilakukan agar sel bawang tidak saling
bertumpukan agar proses pengamatan dapat dilakukan
dengan mudah.
Setelah dilakukan squash method kaca objektif
diayunkan diatas pembakar spiritus (proses fiksasi)
untuk melekatkan preparat dan menghilangkan uap air
didalamnya. Hasil dari pengamatan tahapan mitosis sel
akar bawang telah ditemukan dengan perbesaran 40 kali
pada mikroskop cahaya. Dapat dilihat pada tahap
profase, benang kromatin memendek dan menebal
menjadi kromosom dan membentuk sister chromatids,
sentrosom membelah menjadi sentriol yang akan
bergerak kearah yang berlawanan, penambahan gugus
fosfat pada protein Histone, dan membran inti sel
menghilang. (Pollard 2008: 793). Sedangkan pada hasil
pengamatan, tahap profase tidak dapat teramati dengan
jelas karena perbesaran mikroskop yang terbatas.
Berdasarkan literatur, dalam proses mitosis
terjadi tahapan prometafase. Prometafase terbagi
menjadi dua yaitu prometafase awal dan prometafase
akhir, prometafase awal dicirikan dengan
menghilangnya membran nukleus, mikrotubulus
membelah, dan melekat pada kinetokor. Sedangkan
prometafase akhir ditandai dengan mikrotubulus yang
berlawanan arah berikatan dengan sister kinetokor, dan
kromosom menuju tengah bidang equator.Praktikan
tidak menemui sel yang mengalami fase prometafase
Metafase dicirikan dengan berjejernya kromosom
pada bidang equator, dapat dilihat pada gambar 3bahwa
kromosom berjajar dibidang equator. Gambar 4 terlihat
bahwa kromosom bergerak ke kutub berlawanan namun
belum terlalu jauh, diperkirakan itu adalah proses
anafase. Kromosom yang terlihat jauh tersebut
sebenarnya sister kromatid yang memisahkan diri
menuju sentriol, mikrotubulus kinetokord memendak
sedangkan mikrotubulus non kinetokor memanjang.
(Suryo 2012: 44)
5.
Tahapan mitosis yang terakhir adalah telofase
dan sitokinesis, pada gambar 4 terlihat terjadi lekukan
yang menandakan sel akan terbagi menjadi dua. Tahap
telofase, merupakan tahap nukleus terbentuk dan terjadi
pembentukan organel serta kromosom berubah menjadi
benang kromatin kembali (Campbell, dkk 2010: 250)
sedangkan tahapan sitokinesis yang berarti
membelahnya sitoplasma sel ditandai dengan
munculnya lekukan penyibakan (Campbell 2010: 251).
Pada sel hewan, proses sitokinesis terjadi saat
terbentuknya lekukan penyibakan (cleavage furrow)
sedangkan pada sel tumbuhan, proses sitokinesis
ditandai dengan terbentuknya lempeng yang membagi
sel anakan identik yang sama rata.
Gambar 1. Akar Allium sp.
(a) Interfase
[sumber: dokumentasi pribadi kelompok 2 C.]
6.
Gambar 2. Akar Allium sp.
(b) Profase
[sumber: dokumentasi pribadi.]
Gambar 3. Akar Allium sp.
(c) Metafase
[sumber: dokumentasi pribadi kelompok 2 C]
7.
Gambar 4. Akar Allium sp.
(d) Anafase
[sumber: dokumentasi pribadi.]
Gambar 5. Akar Allium sp.
(e) Telofase
[sumber: dokumentasi pribadi.]
8.
Kami menggunakan preparat awetan sel testis
tikus (Rattus novergicus)untuk pengamatan meiosis,
karena tikus adalah binatang tingkat rendah yang mudah
dikembangbiakkan, merupakan mamalia yang struktur sel
testisnya mirip dengan sel testis manusia dan tikus telah
disahkan menjadi binatang percobaan. Sel pada preparat
awetan yang dilihat dengan perbesaran 10 kali dapat
diamati dengan cukup jelas. Bagian sel yang dapat
diamati yaitu, tubulus seminiferus yang merupakan
tempat proses terjadinya spermatogenesis. Proses
pembentukan sperma diawali dengan spermatogonium,
spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid,
hingga spermatozoa yang berawal dari bagian terluar
hingga ke arah lumen.
Lumen adalah bagian tengah dari tubulus
seminiferus yang berwarna putih tempat meletaknya
spermatozoa yang telah matang dan tempat keluarnya
sperma yang telah jadi. Sel leydig yang berbentuk
segitiga berada diluar tubulus seminiferus testis tikus
yang berfungsi sebagai tempat pembentukan hormon
testosteron (gambar 5). Sel sertoli yang berada dalam
tubulus seminiferus berfungsi untuk memberi nutrisi dan
energi pada sel sperma. Praktikan tidak mendapat gambar
sel sertoli karena perbesaran lensa terbatas, namun
berdasarkan materi dari asisten lab, sel sertoli terdapat
disekitar tubulus seminiferus bagian tepi dekat
spermatogonium.
.
Gambar 6. Preparat awetan sel testis tikus (Rattus novergicus)
(a.) Sel Leydig(b.) Lumen ( c.) Tubulus seminiferus (d.) Sel sertoli
[sumber: dokumentasi pribadi.]
9.
Beberapa perbedaan mitosis dan meiosis yaitu,
pada meiosis terjadi reduksi jumlah kromosom dan
hanya terjadi pada sel gamet untuk menghasilkan
keturunan, pembelahan terjadi 2 kali, terjadi
crossing over, sentromer terpisah saat anafase II,
satu sel induk menghasilkan 4 sel anakan, dan
terjadi banyak variasi pada sel anak (sel anak tidak
selalu persis dengan induk). Proses mitosis yang
merupakan pembelahan tidak langsung tidak jauh
berbeda dengan proses meiosis, hanya saja pada
pembelahan mitosis sel inuk hanya membelah
sekali, umumnya tejadi pada sel autosom, tidak ada
crossing over sehingga sel identik dengan induk,
bertujuan untuk regenerasi sel dan perbanyakan sel,
dan sentromer terpisah saat anafase
.
4. Kesimpulan
Telah diketahui tahapan dan bentuk dari
pembelahan mitosis sel akar bawang Bombay. Sel akar
memiliki jaringan meristem apikal yang aktif
membelah, dan terjadi proses mitosis didalamnya.
Mitosis terdiri dari tahap profase, metafase, anafase,
telofase, dan sitokinesis. Tahapan tersebut dapat
diamati berdasarkan perbedaan struktur dan bentuk
kromosomnya.Profase ditandai dengan memecahnya
membran sel, terbentuknya kromosom dan munculnya
sentrosom. Metafase ditandai oleh terbentuknya
kromosom yang berjajar dibidang equator, anafase
ditandai dengan adanya sentriol yang berada dikutub
berlawanan yang menariksister chromatids, sedangkan
tahap telofase ditandai dengan berpisahnya kromosom
dan menjadi dua sel anakan yang identik.
Preparat awetan sel testis tikus juga dapat
diamati dari ukuran, bentuk, fungsi dan letak selnya.
Terdapat beberapa perbedaan pada pembelahan mitosis
dan meiosis, diantaranya terjadi pengurangan jumlah
kromosom pada pembelahan meiosis, sedangkan
jumlah kromosom pada pembelahan mitosis tetap.
Penyusutan ukuran sel pada meiosis, sedangkan pada
pembelahan mitosis ukuran sel induk dan sel anak
yang dihasilkan berukuran sama, serta pembelahan
mitosis terjadi di sel tubuh sedangkan pembelahan
meiosis terjadi di sel gamet.
5. Daftar Pustaka
Campbell, N.A., J.B. Reece. 2010. Biologi.
Terjemahan dari Biology oleh Wulandari, D.T.
Erlangga, Jakarta: xli + 486 hlm.
Pollard, T.D. dkk. 2008. Cell BiologySecond
Edition., Elsevier Inc., Philadelphia: xix + 905
hlm.
Rittner, Don & Timothy L. McCabe.
2004.Encyclopedia of Biology. Library of
Congress Cataloging-in-Publication Data, USA:
xiv + 400 hlm.
Starr, C., C.A. Evers, L. Starr. 2013. Biology Today
and Tomorrow with Physiology 4th Edition.
Cengange Learning International Offices, USA:
xx + 579 hlm.
Suryo. 2011. Genetika Manusia. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta: xvi + 523 hlm.
10.
Suryo. 2012. Genetika untuk Strata 1. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta: xvi + 345 hlm.
Unimed. Gaol, A.Y.D.L. Masalah Penggunaan
Hewan dalam Eksperimen. 10
hlm.http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-
Journal-21401-
Pendidikan%20science%20No%204%20thn%20
ke%20xxi%20ed.%20OktNopDes%201997Adria
na%20Yulinda%20Dumaria%20Lumbangaol.pdf
diakses 03 Maret 2015, pukul 20:08