laporan praktikum fisiologi
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Robby Rahman
I1A010006
Kelompok 6
Tes Provokasi Hiperventilasi
BAB I
Identitas Probandus
Nama : Kahfi Rizkian Noor
Umur : 18 tahun
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 164 cm
Jenis kelamin : Laki - Laki
Suku bangsa : Banjar / Indonesia
BAB III
Alat dan Bahan, serta Cara Kerja
3.1 Alat dan Bahan praktikum “Tes Provokasi Hiperventelasi” adalah :
1. Stopwatch
3.2 Cara kerja pada praktikum “TES PROVOKASI HIPERVENTILASI” adalah :
1. Menghitungi frekuensi pernapasan normal seorang probandus I
2. Melakukan inspirasi semaksimal mungkin, menahan selama 20 detik,
kemudian lakukan ekspirasi. Menghitung frekuensi pernapasan sekarang!
3. Melakukan inspirasi dan ekspirasi dalam dan cepat selama sekurang-
kurangnya 20 detik. Menghitung frekuensi pernapasan sekarang!
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Dari praktikum “ Tes Provokasi Hiperventilasi” yang telah dilakukan
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Ciri-ciri individual probandus (naracoba)
No SoalKelompok
I II III IV V VI
1Frekuensi nafas
normal probandus21 10 18 22 23 19
2 Frekuensi nafas
probandus setelah
menahan inspirasi
selama 20 detik
32 14 2423
29 24
3 Frekuensi nafas
probandus setelah
inspirasi dan
ekspirasi cepat dan
dalam sekurang-
kurangnya 20 detik
18 14 2115
20 20
BAB V
Kesimpulan
Pada praktikum Tes Provokasi Hiperventilasi yang telah dilakukan dapat
ditarik kesimpulan yaitu:
1. Frekuensi napas normal pada seluruh probandus beragam, semua lebih tinggi
daripada patokan frekuensi napas normal yaitu 16 – 20 kali per menit.
2. Pada percobaan kedua, frekuensi napas seluruh probandus mengalami
peningkatan daripada frekuensi napas normalnya, dimaksudkan untuk
mengembalikan kadar CO2 ke tingkat normal.
3. Pada percobaan ketiga, frekuensi napas seluruh probandus mengalami
penurunan dari pada frekuensi napas di percobaan kedua. Percobaan ini
terjadi peristiwa hiperventilasi, menimbulkan perubahan PCO2, pH, dan PO2
yang serius dalam darah probandus.
4. Dari seluruh percobaan dapat dibuktikan bahwa perubahan karbon dioksida
darah akan sangat berpengaruh meningkatkan aktivitas pusat pernapasan.
5. Pengaturan pernapasan untuk periode yang singkat dapat diatur secara
volunter (sadar), dan seseorang dapat melakukan hiperventilasi atau
hipoventilasi sedemikian besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonymous. Petunjuk Praktikum Fisiologi Kedokteran II. Banjarbaru: FK
Unlam, 2010
2. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, 1998.
3. Sherwood lauralee. Fisiologi manusia. Jakarta. EGC, 2001.
4. Neil S. Cherniack and Guy S. Longobardo. Mathematical models of
periodic breathing and their usefulness in understanding cardiovascular and
respiratory disorders. 2005. Vol 91 . Hal 295-305
5. Diest IV, Peuter SD, Piedfort K, Bresseleers J, Devriese S, Woestijne
KPUD et al. Acquired Lightheadedness in Response to Odors After
Hyperventilation. American Psychosomatik Society 2006 ; 68 : 340-347
HALAMAN PENGESAHAN
Tes Provokasi Hiperventilasi
Banjarbaru, 20 September 2010
Asisten Praktikan
Maisara h Azzahra Robby Rahman
NIM. I1A007008 NIM. I1A010006
Ket.
1. Copy paste ja, ganti nama sama nimnya..
2. Margin yang ini betul, 4 atas, 4 kiri, 3 kanan, 3 bawah
3. Jangan menggunakan Bullet, Cuma boleh 1,2,3 atau a,b,c
Contoh :
Mekanisme dari otot – otot dalam pengembangan dan pengempisan otot
thorax antaranya adalah dengan dua cara :
Diafragma turun naik untuk memperbesar atau memperkecil rongga dada
Depresi atau elevasi tulang iga → memperbesar atau memperkecil
diameter anteroposterior rongga dada ( ni salah )
Mekanisme dari otot – otot dalam pengembangan dan pengempisan otot
thorax antaranya adalah dengan dua cara :
1. Diafragma turun naik untuk memperbesar atau memperkecil rongga dada
2. Depresi atau elevasi tulang iga → memperbesar atau memperkecil diameter
anteroposterior rongga dada ( ni benar )
Jarak antara angka 1 dengan kata diafragma 1 cm atau 5 huruf. Contoh diatas
tepatnya jatuh di huruf ‘a’ dari kata thorax.
4. Menggunakan sitasi nya harus urut, jangan acak.
Missal paragraph 1 sitasinya ( 1) , paragraph 2 sitasinya ( 2 ), jangan 3.
Gunakan sitasi dlu baru titik.
Contoh : Kontraksi otot perut dapat mendorong diafragma ke atas pada saat
ekspirasi maksimal (3).
5. ini juga sudah ku format menggunakan, line spacing double (2). Jadi buat
pembahasan sama tinjauan pustaka juga sama,menggunakan line spacing double
(2).