laporan praktikum audit irigasi.doc

Upload: amilia-agustin

Post on 31-Oct-2015

873 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM IRIGASI DAN DRAINASE

AUDIT SISTEM IRIGASI

OLEH :

ABDURRACHMAN ARIEF 11504020111136

NINUK CAHYANI

11504020111152

DIDIN WAHYUDI

11504020111195

ANAM PRASETYO

11504020111224

RIZKYANA NOERISHYNTA11504020111245

KELAS A AGROEKOTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIndonesia merupakan daerah yang beriklim basah, dimana pemakaian air tergantung pada jumlah dan kejadian hujan. Curah hujan pada umumnya cukup tapi jarang sekali secara tepat sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu perlu dikembangkan system pengairan yang baik, agar ketersediaan air dapat mencukupi selama periode umbuh, salah satunya yaitu irigasi.Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, institusi pengelola irigasi, dan sumber daya manusia. Keberlanjutan sistem irigasi ditentukan oleh: 1. Keandalan air irigasi yang diwujudkan melalui kegiatan membangun waduk, waduk lapangan, bendungan, bendung, pompa, dan jaringan drainase yang memadai, mengendalikan mutu air, serta memanfaatkan kembali air drainase; 2. Keandalan prasarana irigasi yang diwujudkan melalui kegiatan peningkatan, dan pengelolaan jaringan irigasi yang meliputi operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi; 3. Meningkatnya pendapatan masyarakat petani dari usaha tani yang diwujudkan melalui kegiatan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang mendorong keterpaduan dengan kegiatan diversifikasi dan modernisasi usaha tani.

Irigasi dimaksudkan untuk memberikan suplai air kepada tanaman dalam waktu, ruang, jumlah, dan mutu yang tepat. Pencapaian tujuan tersebut dapat dicapai melalui berbagai teknik pemberian air irigasi. Rancangan pemakaian berbagai tersebut disesuaikan dengan karakterisas itanaman dan kondisi setempat.

1.2 TujuanTujuan dari praktikum audit sistem irigasi ini adalah untuk mengetahui cara audit sistem irigasi dengan cara Uji Keseragaman Irigasi dengan 2 metode yaitu menghitung Koefisien Distribusi Keseragaman dan menghitung dengan metode Koefisien Keseragaman Christianmen serta untuk mengetahui indeks irigasi yang diperoleh dari metode irigasi curah yang dilakukan. 1.3 Manfaat Manfaat dari praktikum audit sistem irigasi kali ini kita bisa mengetahui cara audit sistem irigasi dengan cara Uji Keseragaman Irigasi dengan 2 metode yaitu menghitung Koefisien Distribusi Keseragaman dan menghitung dengan metode Koefisien Keseragaman Christianmen dan juga mengetahui indeks irigasi dari alat yang digunakan terhadap suatu lahan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Irigasi dan Drainase

Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan demikian tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian air irigasi yang efisien selain dipengaruhi oleh tatacara aplikasi, juga ditentukan oleh kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman.(Bustami, 1999)

Drainase adalah istilah untuk tindakan teknis penanganan air kelebihan yang disebabkan olehhujan, rembesan, kelebihan air irigasi, maupun air buangan rumah tangga, dengan cara mengalirkan, menguras, membuang, meresapkan, serta usaha-usaha lainnya, dengan tujuan akhir untuk mengembalikan ataupun meningkatkan fungsi kawasan.

(Harsoyo,1977)2.2 Metode Irigasi Curah (Sprinkler)Sistem Irigasi curah atau sprinkler merupakan salah satu alternative metode pemberian air dengan efisiensi pemberian air lebih tinggi dibandingkan dengan irigasi permukaan (surface irrigation). Air yang disemprot akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke akar. Penyemprotan dibuat dengan mengalirkan air bertekanan melalui orifice kecil atau nozzle. Tekanan biasanya didapatkan dengan pemompaan. Untuk mendapatkan penyebaran air yang seragam diperlukan pemilihan ukuran nozzle, tekanan operasional, spasing sprinkler dan laju infiltrasi tanah yang sesuai. Irigasi curah dapat digunakan untuk hampir semua tanaman, pada hampir semua jenis tanah.Akan tetapi tidak cocok untuk tanah berstruktur liat halus, dimana laju infiltrasi kurang dari 4 mm per jam dan atau kecepatan angin lebih besar dari 13 km/jam. Disamping untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Sistem ini dapat pula digunakan untuk mencegah pembekuan, mengurangi erosi angin, memberikan pupuk dan lain-lain. Pada irigasi curah air dialirkan dari sumber melalui jaringan pipa yang disebut mainline dan sub-mainlen dan ke beberapa lateral yang masing-masing mempunyai beberapa mata pencurah.

(Persada.2006)2.3 Keunggulan dan Kekurangan Metode Irigasi Curah (Sprinkler)

2.3.1. Keunggulan Beberapa keuntungan irigasi curah antara lain adalah :

1. Efisiensi pemakaian air cukup tinggi, keseragaman penggunaan air. 2. Dapat digunakan untuk lahan dengan topografi bergelombang dan kedalaman tanah (solum) yang dangkal, 3. Tanpa diperlukan perataan lahan (land grading), 4. Cocok untuk tanah berpasir di mana laju infiltrasi biasanya cukup tinggi, 5. Aliran permukaan dapat dihindari sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya erosi, 6. Pemupukan terlarut, herbisida dan fungisida dapat dilakukan bersama-samadengan air irigasi, 7. Biaya tenaga kerja untuk operasi biasanya lebih kecil daripada irigasi permukaan, 8. Dengan tidak diperlukannya saluran terbuka, maka tidak banyak lahan yang tidak dapat ditanami, dan tidak mengganggu operasi alat dan mesin pertanian.

2.3.1 Kekurangan

Adapun kelemahan dari sistem irigasi curah atau sprinkler adalah kecepatan dan arah angin berpengaruh terhadap pola penyebaran air, air irigasi harus cukup bersih bebas dari pasir dan kotoran lainnya, investasi awal cukup tinggi, dan diperlukan tenaga penggerak di mana tekanan air berkisar antara 0,5 - 10 kg/cm2.( Persada.2006)2.4 Audit Sistem Irigasi

Audit pengelolaan irigasi adalah kegiatan pemeriksaan kinerja pengelolaan irigasi yang meliputi aspek organisasi, teknis, dan keuangan, sebagai bahan evaluasi manajemen asset irigasi.Rencana managemen air di lahan :

Akurasi rancangan lahan irigasi termasuk system irigasinya

Karakteristik, jumlah, laju aliran dan kualitas pasokan air

Penilaian system pertanian yang diterapkan perkiraan kebutuhan air

Factor pembatas ketersediaan air dan implikasinya pada lahan

Strategi untuk mengatasi kekeringan

Jenis dan sifat tanah serta kedalaman zona akar

Jadwal irigasi

Target kinerja system

Isu kualitas air

Biaya air

Dampak terhadap lingkungan sebagai akibat praktek irigasi

Ketrampilan dan pelatihan staf

Strategi untuk mengadopsi teknologi teknologi baru

Evaluasi system manajemen dan efisiensi irigasi secara berkala

Prosedur perawatan

Dokumentasi perbaikan system irigasi

(Harsoyo, 1977)

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum

Waktu

Hari : Sabtu

Tanggal : 11 Mei 2013

Pukul : 07:30 s/d Selesai

Tempat

Lapangan Sepakbola Desa Landungsari, Kota Malang, Jawa Timur.

3.2 Langkah Kerja Praktikum

Soft hose traveller

Gelas ukur, toples, tali rafia,

Luas area yang di irigasi 340m2, luas tiap kotak kecil 1m2.

Masing-masing kelas pengamatan 40 toples/titik

Selama 20 menit

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Data Hasil Pengamatan

no kelas waktu (menit) ketinggian air (cm)volume (ml)

1AGB R60 menit 0,1592,785

2AGB R60 menit 0,388,776

3AGB R60 menit 0,1592,785

4AGB R60 menit 1,264,722

5AGB R60 menit 0,972,740

6AGB R60 menit 0,972,740

7AGB R60 menit 0,680,758

8AGB R60 menit 0,388,776

9AGB R60 menit 0,388,776

10AGB R60 menit 1,264,722

11AGB R60 menit 1,556,704

12AGB R60 menit 1,556,704

13AGB R60 menit 0,972,740

14AGB R60 menit 0,972,740

15AGB R60 menit 0,680,758

16AGB R60 menit 0,680,758

17AGB R60 menit 0,680,758

18AGB R60 menit 1,556,704

19AGB R60 menit 1,556,704

20AGB R60 menit 1,264,722

21AGB R60 menit 1,556,704

22AGB R60 menit 0,972,740

23AGB R60 menit 1,264,722

24AGB R60 menit 1,848,685

25AGB R60 menit 1,556,704

26AGB R60 menit 1,264,722

27AGB R60 menit 1,264,722

28AGB R60 menit 0,972,740

29AGB R60 menit 0,680,758

30AGB R60 menit 0,680,758

31AGB R60 menit 0,680,758

32AGB R60 menit 0,972,740

33AGB R60 menit 1,264,722

34AGB R60 menit 0,972,740

35AGB R60 menit 1,264,722

36AGB R60 menit 0,972,740

37AGB R60 menit 1,264,722

38AGB R60 menit 0,972,740

39AGB R60 menit 1,264,722

40AGB R60 menit 1,264,722

41AET A60 menit 0,972,740

42AET A60 menit 0,680,758

43AET A60 menit 0,680,758

44AET A60 menit 0,388,776

45AET A60 menit 0,388,776

46AET A60 menit 0,388,776

47AET A60 menit 0,388,776

48AET A60 menit 0,388,776

49AET A60 menit 0,388,776

50AET A60 menit 0,388,776

51AET A60 menit 1,264,722

52AET A60 menit 1,264,722

53AET A60 menit 1,264,722

54AET A60 menit 1,848,685

55AET A60 menit 1,264,722

56AET A60 menit 0,972,740

57AET A60 menit 1,264,722

58AET A60 menit 1,264,722

59AET A60 menit 1,556,704

60AET A60 menit 1,556,704

61AET A60 menit 0,388,776

62AET A60 menit 0,388,776

63AET A60 menit 0,388,776

64AET A60 menit 0,388,776

65AET A60 menit 0,388,776

66AET A60 menit 0,388,776

67AET A60 menit 1,264,722

68AET A60 menit 1,264,722

69AET A60 menit 0,972,740

70AET A60 menit 0,680,758

71AET A60 menit 0,680,758

72AET A60 menit 0,680,758

73AET A60 menit 0,972,740

74AET A60 menit 0,388,776

75AET A60 menit 1,264,722

76AET A60 menit 1,556,704

77AET A60 menit 0,972,740

78AET A60 menit 0,972,740

79AET A60 menit 1,556,704

80AET A60 menit 1,556,704

JUMLAH 71,105843,230

RATA-RATA0,8973,040

Rumus perhitungan Volume = 96,794 (x) 26,7274.2. Tingkat Rata Rata Curahan Air dari Sistem Irigasi

Xrata-rata = volume = 5843,230 = 73,040 mln

80Dari data/table hasil praktikum di atas, dapat diketahui rata-rata volume dari system irigasi sprinkle yang digunakan adalah 73,040 ml. Rata-rata volume tersebut diperoleh dari perhitungan rata-rata data volume pada tiap titik pengamatan. Hasil rata-rata tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung MD tiap titik, KKC, dan KDS. Jika rata-rata curahan dari suatu system irigasi menunjukkan nilai yang sama atau hampir sama (mendekati) dengan nilai/jumlah air yang diterima/ditampung ditiap titik pengamatan, maka dapat dikatakan system irigasi tersbut memilii keseragaman yang bagus dan kinerjanya juga bagus.Perhitungan Rata-Rata Curahan Air Sistem Irigasi

Diketahui :

Vag = 73,040 ml

T

= 60 menit

D

= 14 cm, r = 7 cm t

= 13 cm

Ditanya : PR ?

Jawab :

PR = (Vavg x 60) / ( T/Ac)

Ac = x r (r + 2t)

= 3,14 x 7 (7 + 2(13) )

= 22 x 33 = 726 cm2 = 7260 mm2PR = ( 73,040 x 60 ) / ( 60/7260)

= ( 4382,4 ) / (0,00826) = 53055,69 mm 4.3. Uji Keseragaman Irigasi

4.3.1 Koefisien Distribusi Keseragaman

NODATA 25 % TERENDAH

10,15

20,15

30,3

40,3

50,3

60,3

70,3

80,3

90,3

100,3

110,3

120,3

130,3

140,3

150,3

160,3

170,3

180,3

190,3

200,6

M250,3

M 0,89

Perhitungan Koefisien Distribusi Keragaman

Diketahui :

M25 = 0,3 cm = 3 mm

M

= 0,89 cm = 8,9 mm

Ditanya : KDS ?

Jawab :

KDS = (M25 x 100) / M

KDS = ( 3 X 100 ) / 8,9

KDS = 300 / 8,9 = 33,70 %

4.3.2 Koefisien Keseragaman Christiansenno kelas waktu (menit) ketinggian air (cm)Md

1AGB R60 menit 0,15-0,74

2AGB R60 menit 0,3-0,59

3AGB R60 menit 0,15-0,74

4AGB R60 menit 1,20,31

5AGB R60 menit 0,90,01

6AGB R60 menit 0,90,01

7AGB R60 menit 0,6-0,29

8AGB R60 menit 0,3-0,59

9AGB R60 menit 0,3-0,59

10AGB R60 menit 1,20,31

11AGB R60 menit 1,50,61

12AGB R60 menit 1,50,61

13AGB R60 menit 0,90,01

14AGB R60 menit 0,90,01

15AGB R60 menit 0,6-0,29

16AGB R60 menit 0,6-0,29

17AGB R60 menit 0,6-0,29

18AGB R60 menit 1,50,61

19AGB R60 menit 1,50,61

20AGB R60 menit 1,20,31

21AGB R60 menit 1,50,61

22AGB R60 menit 0,90,01

23AGB R60 menit 1,20,31

24AGB R60 menit 1,80,91

25AGB R60 menit 1,50,61

26AGB R60 menit 1,20,31

27AGB R60 menit 1,20,31

28AGB R60 menit 0,90,01

29AGB R60 menit 0,6-0,29

30AGB R60 menit 0,6-0,29

31AGB R60 menit 0,6-0,29

32AGB R60 menit 0,90,01

33AGB R60 menit 1,20,31

34AGB R60 menit 0,90,01

35AGB R60 menit 1,20,31

36AGB R60 menit 0,90,01

37AGB R60 menit 1,20,31

38AGB R60 menit 0,90,01

39AGB R60 menit 1,20,31

40AGB R60 menit 1,20,31

41AET A60 menit 0,90,01

42AET A60 menit 0,6-0,29

43AET A60 menit 0,6-0,29

44AET A60 menit 0,3-0,59

45AET A60 menit 0,3-0,59

46AET A60 menit 0,3-0,59

47AET A60 menit 0,3-0,59

48AET A60 menit 0,3-0,59

49AET A60 menit 0,3-0,59

50AET A60 menit 0,3-0,59

51AET A60 menit 1,20,31

52AET A60 menit 1,20,31

53AET A60 menit 1,20,31

54AET A60 menit 1,80,91

55AET A60 menit 1,20,31

56AET A60 menit 0,90,01

57AET A60 menit 1,20,31

58AET A60 menit 1,20,31

59AET A60 menit 1,50,61

60AET A60 menit 1,50,61

61AET A60 menit 0,3-0,59

62AET A60 menit 0,3-0,59

63AET A60 menit 0,3-0,59

64AET A60 menit 0,3-0,59

65AET A60 menit 0,3-0,59

66AET A60 menit 0,3-0,59

67AET A60 menit 1,20,31

68AET A60 menit 1,20,31

69AET A60 menit 0,90,01

70AET A60 menit 0,6-0,29

71AET A60 menit 0,6-0,29

72AET A60 menit 0,6-0,29

73AET A60 menit 0,90,01

74AET A60 menit 0,3-0,59

75AET A60 menit 1,20,31

76AET A60 menit 1,50,61

77AET A60 menit 0,90,01

78AET A60 menit 0,90,01

79AET A60 menit 1,50,61

80AET A60 menit 1,50,61

JUMLAH 71,10-0,1

RATA-RATA0,89-0,00125

Perhitungan Keseragaman Christiansen

Diketahui :

Md = -0,1cm = -1 mm

M

= 0,89 cm = 8,9 mm

n

= 80

Ditanya : KKC ?

Jawab :

KKC = ((1-(MD)/(MxN)))x100%

= ((1-((-1)/(8,9.4x80)))X100%

= 100 %4.4. Koefisien Penjadwalan dan Indeks Irigasi

Koefisien Penjadwalan Dalam kegiatan budidaya penjadwalan irigasi atau kebutuhan air untuk tanaman harus selalu terpenuhi untuk mengetahui hal tersebut dapat diketahui dengan menggunakan rumus perhitungan penjadwalan koefisien (SC).

Perhitungan SC yaitu : SC 25% = 1- KDS, dengan nilai KDS 33,70 % maka perhitungannya yaitu 1- 0,337 yang dimana hasilnya 0,663. Nilai SC haruslah kurang dari 1,3 dan nilai SC dalam kegiatan praktkum ini memenuhi syarat tersebut.

Indeks Irigasi

Kebutuhan air irigasi yang dihitung berdasarkan CROPWAT tanaman rumput memiliki kebutuhan irigasi total 530,5 mm/dec atau 53 mm/hari. Diasumsikan kebutuhan air irigasi 53 mm karena kedalaman tanaman rumput 50 mm. Sedangkan ketinggian/kedalaman air irigasi rata-rata 0,89 cm atau 8,9 mm.Nilai Indeks irigasi dapat dikaetahui dengan nilai kedalaman air aplikasi dibagi kedalam air yang dibutuhkan yaitu 8,9 : 53 = 0,16. Hasil tersebut menunjukan bahwa memenuhi syarat yaitu nilain Ii tidak boleh lebih besar dari 1.0. 4.5. Pembahasan

Data hasil pengamatan audit irigasi berasaldari hasil praktikum di lapangan sepang bola Desa Lamdungsari memiliki hasil yang berbeda-beda. Peredaan terjadi di karenkan jarak toples dan pusat irigasi, toples yang dekat pusat irigasi cenderung kebih banyak dibandingkan dengan toples yang jauh dari pusat irigasi cenderung ketebalan airnya sedikit.

Hasil pengamatan yang dimana terdapat 80 data, ketebalan tertinggi yaitu 1,8 cm sedangkan ketebalan terendah dalam praktikum kali ini adalah 0,15 cm. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh kita bisa mencari tingga rata-rata curahan air dari sistem irigasi yang diperoleh dimana dapat mencari tahu nilai Md. Md merupakan hasil pengurangan ketinggian yang dikurangi nilai rata-rata keseluruhan data. Kegiatan pratikum diperoleh jumlah nilai ketebalan air 71,10 cm dengan rata-rata ketebalan air 0,89, dan untuk nilai jumlah Md adalah -0,1 dengan nilai rata-rata Md yaitu -0,00125.

Langkah berikutnya yaitu mencari tahu nilai keseragam irigasi yang diperoleh dari 25% data ketinggian atau ketebalan yang terendah sehingga semua data Md perlu diurutkan terlebih dahulu dari nilai yang terendah ke nilai terbesar dalam hal ini menggunakan bantuan program sort pada excel, setalah itu diambil nilai 25% yang terdapat dalam tabel diatas.

Nilai koefisien distribusi keseragaman diperlukan untuk mengetahui apakah pembagian air di lahan tersebut dapat merata atau tidak. Namun dengan hasil tersebut membuktikan bahwa pada lahan tersebut distribusi keseragamnnya tidak baik dan tidakmerata. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai 33,70 % yang kurang memenuhi syarat hingga > 75%. Nilai koefiesien distribusi keseragaman juga dapat dilihat dari nilai koefisien kesseragaman Christiansen. Perbedaan 2 rumus uji keseragaman yaitu terletak pada syarat standard kerataan dalam %. Syarat pada koefisien distribusi keseragaman yaitu >75% dan koefisien keseragaman Christiansen yaitu> 84 %. Hasil nilaikoefisien keseragaman Christiansen dalam kegiatan praktikum yaitu 100 %. Dalam kegiatan praktikum yang dilakukan diperoleh koefiesn penjadwalan irigasi adalah 0,663 dengan nilai indeks irigasi adalah 0,16.Berdasarkan hasil perbandingan rumus tersebut baik dari KDS maupun KKC diperoleh hasil yang tidak memenuhi syarat standard kerataan dalam % tersebut karena berada dibawah standard tersebut dilihat dari nilai KDS sedangkan Nilai pada KKC menyatakan bahwa sebuah aplikasi yang digunakan sempurna karena nilainya adalah 100 %, sehingga terdapat kemungkinan pembagian air di lahan tersebut tidak dapat merata dengan baik.

BAB VKESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan bola desa landungsari dimana dari hasil tersebut memiliki nilai KDK dan KKC yang jauh berbeda. Pada hasil perhitungan koefisien keseragaman cristiansen, hasilnya 100%. Dan Pada perhitungan Koefisien Distribusi Keseragaman nilainya rendah yaitu 33,70 %. Karena nilai atau ketebelan air terkecil kebanyakan diperoleh dari wadah yang jaraknya jauh dari sprinkler dan yang berada di daerah pinggir. Selain itu hal ini juga dipengaruhi oleh semburan yang tumpang tindih yang menyebabkan terdekat dengan sprinkler ikut terbasahi (terisi air). Sehingga dalam praktikum yang dilakukan faktor yang mempengaruhi nilai ketebalan dan nilai keseluruhan adalah jarak antara pusat irigasi dengan jarak toples atau pengamatan. Faktor lain adalah debit atau semburan air yang diberikan oleh alat yang digunakan dalam praktikum. 5.2 Saran Dalam kegiatan yang dilakukan dalam praktium rekomendasi yang diberikan dalam keberlangsungan alat dalam memberikan irigasi adalah dengan mengatur antara jarak dengan tanaman nantinya dan juga jumlah debit air yang di keluarkan agar pemerataan air dapat berlangsung baik.

kegiatan praktikum irigasi dan draenase sudah cukup baik akan tetapi harus lebih di persiapkan kembali sehingga tidak membuang-buang waktu dalam kegiatan praktikum dan juga penjelasan mengenai rumus perhitungan diusahakan lebih jelas sehingga praktikum tidak terbuang sia-sia ilmunya. DAFTAR PUSTAKA

Persada, Arya. 2006. Perencanaan Sistem Drainase Jalan. Departemen Pekerjaan Umum.

Bustami, Fuad., 1999. Sistem Irigasi: Suatu Pengantar Pemahaman, Tugas Kuliah Sistem Irigasi. Program Studi teknik Sipil, UGM; Yogyakarta.Harsoyo, Bangun. 1977. Pengelolaan Air Irigasi. Dinas Pertanian Jawa Timur.Siapkan alat dan bahan

Ukur panjang lapangan

Letakkan toples sesuai titik yang telah ditentukan

Meletakkan soft hose traveller dengan jarak 5meter dari jarak toples paling depan

Letakkan soft hose traveller ditengah-tengah

Running alat soft hose traveller

Hitung curahan air yang tertampung dalam toples

Catat hasilnya