laporan praktikum anatomi dan fisiologi hewan.docx

Upload: semeru

Post on 08-Jan-2016

108 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN (BI-2103)PENENTUAN STRUKTUR ANATOMI HEWAN INVERTEBRATA

Tanggal Praktikum : 2 September 2015Tanggal Pengumpulan : 9 September 2015

Disusun olehDewa Agung Panji10614018Kelompok 8

Asisten :Nur Safitri (10614044)

PROGRAM STUDI BIOLOGISEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATIINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNGBANDNG2015BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangMikroskop telah berkembang sejak awal abad hingga kini dalam proses yang sangat panjang. Sebelum ditemukannya mikroskop, bentuk paling sederhana dari pembesaran objek adalah kaca pembesar biasanya dengan pembesaran 6x. Sejak abad pertama bangsa Romawi telah menyelidiki pengunaan lensa dan bagaimana melihat sesuatu melaluinya. Pada abad ke-13 Salvino DArmate berhasil membuat kacamata pertama (monokuler/monocle) yang memiliki kemampuan memperbesar objek pada sebelah mata.Perkembangan mikroskop terus berlanjut melalui banyak penelitian. Zacharias Jansen dan ayahnya pada tahun 1590 membuat penemuan bersejarah yaitu pengunaan tabung pada mikroskop sederhana dapat memperbesar bayangan objek jauh lebih besar dari kaca pembesar biasa. Antonio van Leuwenhoek kemudian membuat terobosan selanjutnya dengan mengembangkan cara untuk membuat lensa superior, membentuk dan menghaluskan 550 lensa untuk membuat tabung lensanya sendiri yang memiliki pembesaran 270x (Jabez, 1856). Akhirnya hingga sekarang perkembangan mikroskop telah sangat maju bahkan dapat melihat tidak hanya sel namun juga struktur organel di dalamnya.Dalam mempelajari anatomi hewan, posisi anatomi biasa digunakan untuk generalisasi bahasa saat bekerja di laboratorium maupun saat menuliskannya dalam jurnal penelitian. Dengan menggunakan posisi anatomi, antara satu praktikan dengan yang lainnya bahkan dengan praktikan dari negara lain pun dapat mengerti apa yang kita maksud atau lokasi mana yang kita maksud. Tanpa adanya posisi anatomi, penggunaan bahasa untuk menjelaskan posisi suatu organ akan menjadi rancu, seperti: lebih atas dari jantung, bisa jadi atas yang dimaksud adalah anterior atau ventral dari jantung. Aplikasi dari posisi anatomi adalah mampu digunakan untuk pemetaan anatomi. Dengan bahasa yang universal, posisi anatomi dapat dipahami oleh siapa saja yang mempelajari peta anatomi.Anatomi (berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein, yang berarti memotong) adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup. Ilmu anatomi secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu anatomi hewan atau zootomi dan anatomi tumbuhan atau fitotomi sementara mikroorganisme memiliki anatomi tersendiri karena tidak memiliki bentuk organ. Pada perkembangannya kemudian ilmu anatomi menjadi tidak terpisahkan dengan ilmu fisiologi karena keduanya dapat saling mempengaruhi. Anatomi atau struktur dapat mempengaruhi fisiologi atau fungsi begitu juga sebaliknya.Sebagai seorang yang mendalami ilmu biologi invertebrata sangat penting untuk memahami dengan baik ilmu anatomi dan fisiologi hewan tersebut karena hal ini sangat berkaitan dengan diri sendiri dan lingkungan. Ada banyak penyakit yang dapat dicegah hanya dengan pemahaman terhadap cara kerja hewan hama terkait anatomi dan fisiologinya begitupun juga dengan optimalisasi metabolisme yang dapat dilakukan untuk membantu manusia dan alam. Ilmu anatomi dan fisiologi juga merupakan sebuah pintu yang akan menunjukan jalan kepada ilmu biologi evolusioner, biologi sel, bahkan kita dapat memanipulasi morfologi hewan untuk suatu spesialisasi yang diinginkan.1.2. TujuanPraktikum Penentuan Anatomi Hewan Invertebrata bertujuan untuk :1. Mendeskripsikan perbedaan antara mkroskop cahaya dan stereo.2. Menentukan morfologi, lokasi dan nama-nama organ penyusun pada hewan invertebrata yang mewakili filum Arthropoda kelas Insecta (jangkrik), kelas Crustacea (udang), kelas Oligochaeta (cacing), dan kelas Cephalopoda (cumi).BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bidang PembelahanBidang pembelahan hewan konsepnya sama antara bipedal dan quadripedal. Pada bipedal misalnya manusia, bidang pembelahan dipelajari dalam keadaan berdiri tegak dengan kedua lengan disisi terbuka dan telapak tangan menghadap ke depan, kepala tegak, dan mata memandang lurus ke depan. Ini disebut posisi anatomi (pearce, 2009).Sikap anatomi adalah suatu keadaan ketika tubuh berdiri tegak menghadap ke depan, tangan dan kaki dirapatkan (seperti dalam keadaan bersiap. Istilah umum anatomi-fisiologi diantaranya: untuk kata sifat yang menyatakan arah: dorsalis posterior yaitu lebih ke belakang atau bagian belakang, kaudalis yaitu lebih dekat/ berhubungan dengan ekor, kranialis yaitu lebih dekat/ berhubungan dengan kepala, lateralis yaitu lebih jauh dari garis tengah, medialis yaitu lebih dekat pada garis tengah, ventralis/ anterior yaitu lebih ke depan/ bagian belakang. Kata sifat yang menyatakan bidang diantaranya: Frontal/koronal yaitu bidang yang tegak lurus pada bidang sagital dan sejajar dengan permukaan perut/ permukaan dahi membagi tubuh menjadi bagian anterior (depan) dan posterior (belakang), sagital yaitu bidang yang sejajar dengan median membagi tubuh menjadi bagian leteral kanan dan lateral kiri, transversal yaitu bidang melintang tegak lurus pada arah panjang badan membagi tubuh menjadi bagian superior (atas) dan inferior (bawah) (Syaifuddin, 2006).

BAB 3METODOLOGI

3.1. Alat dan BahanDalam praktikum ini dibutuhkan peralatan dan bahan sebagai berikut:Tabel 3.1 Alat dan Bahan PraktikumAlatBahan

ScalpelUdang

Gunting bedahCumi-cumi

Jarum PentulCacing tanah

Botol vialJangkrik

Pinset

Jarum jara

Baki

Papan styrofoam

Sarung tangan

Masker

3.2 Cara KerjaDalam praktikum ini dilakukan beberapa prosedur pembedahan. Berikut merupakan prosedur pembedahan yang dilakukan:1. Pembedahan jangkrikJangkrik diposisikan pada papan styrofoam dengan sisi dorsal menghadap ke atas setelah sebelumnya diamati anatomi eksternalnya. Kaki jangkrik diputuskan dengan memutarnya atau menggunakan gunting. Jangkrik digunting dari segmen terakhir abdomen menuju cranial sepanjang sisi dorsal. Potongan tersebut dibuka, kemudian tahan bukaan dengan jarum pentul. Jangkrik siap untuk diamati anatomi organ dalamnya.2. Pembedahan udangUdang diposisikan pada papan styrofoam dengan sisi dorsal menghadap ke atas setelah sebelumnya diamati anatomi eksternalnya. Udang digunting dari segmen terakhir abdomen menuju cranial sepanjang sisi dorsal. Potongan tersebut dibuka, kemudian tahan bukaan dengan jarum pentul. Jangkrik siap untuk diamati anatomi organ dalamnya.3. Pembedahan cumi-cumiCumi-cumi diposisikan pada papan styrofoam dengan sisi ventral menghadap ke atas setelah sebelumnya diamati anatomi eksternalnya. Cumi-cumi digunting dari bagian posterior mantel, yang lebih ventral dari sifon, hingga bagian paling anterior secara lurus.. Potongan tersebut dibuka, kemudian tahan bukaan dengan jarum pentul. Cumi-cumi siap untuk diamati anatomi organ dalamnya.4. Pembedahan cacing tanahCacing dibius dengan direndam tubuhnya dengan alkohol namun tetap menyisakan kulit tubuh yang bersentuhan dengan udar. Cacing diposisikan pada papan styrofoam dengan sisi dorsal menghadap ke atas setelah sebelumnya diamati anatomi eksternalnya. Pada klitelium dibuat potongan kecil agar pembedahan dapat diinisiasi. Cacing digunting dari klitelium potong bagian dorsal cacing tanah hingga segmen ke-1 (anterior). Potongan tersebut dibuka kemudian tahan bukaan dengan jarum pentul. Cacing siap untuk diamati anatomi organ dalamnya.

BAB IVHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil PengamatanBerdasarkan data dari praktikum yang telah dilakukan, berikut hasil yang dapat diamati:Gambar pengamatanGambar literatur

Anatomi Internal Jangkrik

(Dokumentasi pribadi, 2015)

Anatomi Eksternal Jangkrik

(Kellog, 1902)

Anatomi Internal Udang

(Dokumentasi pribadi, 2015)

Anatomi Eksternal Udang

(Dokumentasi pribadi, 2015)

(Potter, 1902)

Anatomi Internal Cumi-cumi

(Dokumentasi pribadi, 2015)

Anatomi Eksternal Cumi-cumi

(Dokumentasi pribadi, 2015)

(Potter, 1902)

Anatomi Internal Cacing

(Dokumentasi pribadi, 2015)

Anatomi Eksternal Cacing

Cacing (reproduksi)

(Potter, 1902)Cacing tanah (pencernaan)

Tabel 3. Hasil pengamatan anatomi eksternal dan internal hewan invertebrata