laporan pestisida.docx

29
PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA PENYAKIT TERPADU Pengenalan Pestisida Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Pengelolaan Hama Penyakit Terpadu Disusun oleh : Kiki Fatmawati 1137060042 Riki Kurnia F. 1137060063 Ruby Nugraha 1137060067 Siti Arianti 1137060073 Semester/kelas : 5/Agroteknologi B JURUSAN AGROTEKNOLOGI

Upload: rikyfirdaus

Post on 04-Feb-2016

57 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan praktikum phpt.jenis-jenis merk pestisida yang beredar di pasaran. di kaji label perlengkapannya. agar baik jika di aplikasikan oleh manusia.seperti merk dagang gramoxone.

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PESTISIDA.docx

PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA

PENYAKIT TERPADU

Pengenalan Pestisida

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Pengelolaan

Hama Penyakit Terpadu

Disusun oleh :

Kiki Fatmawati 1137060042

Riki Kurnia F. 1137060063

Ruby Nugraha 1137060067

Siti Arianti 1137060073

Semester/kelas : 5/Agroteknologi B

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2015

Page 2: LAPORAN PESTISIDA.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan

virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud

hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan

pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria

dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran

mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.

Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang

mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian

tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan

pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun

lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga

berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali.

Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya

untuk pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat

1702 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya.

Sedangkan bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis.

Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah

sebagai alternatif terakhir.  Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini

tidak lagi memberi subsidi terhadap pestisida .Namun kenyataannya di

lapangan petani masih banyak menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang

terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta terus menerus memberi

penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan

benar.  Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat

(tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat

takaran).

Page 3: LAPORAN PESTISIDA.docx

1.2. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui informasi dari berbagai

macam pestisida dan mengetahui kesesuaian merek dagang dan label

pestisida terhadap peraturan pemerintah yang berlaku.

1.3. Manfaat

Hasil praktikum pengenalan berbagai jenis pestisida ini diharapkan

dapat digunakan dalam rangka Pembinaan Penggunaan Pestisida secara

bijaksana sesuai dengan azas Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan

Kaidah Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun.

Page 4: LAPORAN PESTISIDA.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Kementrian Pertanian tahun 2011, peranan pestisida dalam upaya

penyelamatan produksi pertanian dari gangguan hama dan penyakit tanaman

masih sangat besar, terutama apabila telah melebihi ambang batas pengendalian

atau ambang batas ekonomi. Namun demikian, mengingat pestisida juga

mempunyai resiko terhadap keselamatan manusia dan lingkungan maka

pemerintah berkewajiban dalam mengatur pengadaan, peredaran dan penggunaan

pestisida agar dapat dimanfaatkan secara bijaksana.

Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan

alam, khususnya kekayaan alam hayati dan supaya pestisida dapat digunakan

secara efektif, maka ketentuan pestisida di Indonesia diatur dalam peraturan

perundangan seperti :

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya

Tanaman;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 Tentang Pengawasan Atas

Pengadaan, Peredaran dan Penggunaan Pestisida;

3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 45/Permentan/SR.140/10/2009,

Tentang Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pestisida; dan

4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/SR.120/5/2007,

Tentang Pengawasan Pestisida.

Amanat dari peraturan-peraturan tersebut adalah bahwa pestisida yang

beredar, disimpan dan digunakan adalah Pestisida yang telah terdaftar dan

mendapat izin dari Menteri Pertanian,memenuhi standar mutu, terjamin

efektivitasnya, aman bagi manusia dan lingkungan hidup serta diberi label.

Penggunaan pestisida harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam izin,

serta memperhatikan anjuran yang dicantumkan dalam label. Selanjutnya, dalam

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman,

Page 5: LAPORAN PESTISIDA.docx

diamanatkan bahwa penggunaan pestisida dalam rangka pengendalian Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah merupakan alternatif terakhir, dan dampak

negatif yang timbul harus ditekan seminimal mungkin serta dilakukan secara tepat

guna.

Untuk itu Pemerintah telah menetapkan kebijakan Pengendalian Hama

Terpadu (PHT) dalam program perlindungan tanaman. Kebijakan PHT ini

merupakan suatu koreksi terhadap usaha pengendalian hama secara konvensional

yang menggunakan Pestisida secara tidak tepat dan berlebihan, sehingga dapat

meningkatkan biaya produksi dan merugikan masyarakat serta lingkungan hidup.

Page 6: LAPORAN PESTISIDA.docx

BAB III

METODE PRAKTIKUM

1.1. Waktu dan Tempat Praktikum

Hari/Tanggal : Selasa, 13 Oktober 2015

Waktu : Pukul 10.00-selesai

Tempat : Laboratorium

1.2. Alat dan Bahan

Alat :

Alat tulis

Kamera

Bahan :

Pestisida berbagai merek dan bahan aktif

1.3. Cara Kerja

1. Tentukan satu merek pestisida, identifikasi hasilnya.

2. Sesuaikan keterangan yang ada di label tersebut dengan standar yang

dikeluarkan mentri pertanian no. 45/Pemertan/SR.140/10/2009.

3. Selanjutnya perhatikan paling sedikit 10 label merek pestisida.

4. Identifikasi masing-masing merek pestisida tersebut dan catat hasilnya.

Page 7: LAPORAN PESTISIDA.docx

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

BACTOCYN 150 AL

Keterangan pada Label Ada/Tidak

a. Nama dagang formula Ada (Bactocyn 150 AL)

b. Jenis pestisida Bakterisida dan fungisida

c. Nama dan kadar bahan aktif Oksitetrasiklin 150 AL

d. Isi/berat bersih pada kemasan 200 ml

e. Peringatan keamanan Ada

f. Klasifikasi dan simbol bahaya Ada

g. Petunjuk keamanan Ada

h. Gejala keracunan Ada

i. P3K Tidak ada

j. Perawatan medis Ada

k. Petunjuk penyimpanan Tidak ada

l. Petunjuk penggunaan Ada

m. Piktogram Ada

n. Nomor pendaftaran Ada

o. Nama dan alamat serta telepon

pemegang nomor pendaftaranAda

p. Nomor produksi Ada

q. Petunjuk pemusnahan Tidak ada

r. “BACALAH LABEL INI SEBELUM

MENGGUNAKAN PESTISIDA INITidak ada

Page 8: LAPORAN PESTISIDA.docx

Pengenalan beberapa jenis pestisida lainnya:

NoNama

PestisidaJenis Bahan Aktif Golongan Kadar

1. Sidafur 3GR Insektisida Karbofuran Sistemik 3%

2. Agrimec 18EC Insektisida Abamectin

Racun

kontak dan

perut

18,4 g/l

3.Supretox 276

SLHerbisida

Paraquat

diklorida

Racun

kontak276 g/l

4. Bio up 490 SL HerbisidaIsopropilamina

glifosatSistemik 490 g/l

5.Curacron 500

ECInsektisida Profenofos

Racun

kontak dan

lambung

500 g/l

6.Gramoxone

276 SLHerbisida

Paraquat

diklorida

Racun

kontak276 g/l

7. Sanstar 480 SL HerbisidaIsopropilamina

glifosatSistemik 480 g/l

8.Previcur N 722

SLFungisida

Propamokarb

hidro kloridaSistemik 722 g/l

9.Line up 480

SLHerbisida IPA Glifosat Sistemik 480 g/l

10.Supremo 480

SLHerbisida

Isopropilamina

glifosatSistemik 480 g/l

Page 9: LAPORAN PESTISIDA.docx

4.2. Pembahasan

Deskripsi Bactocyn 150 AL

Bactocyn ini merupakan jenis pestisida bakterisida dan fungisida.

Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium, atau kata Yunani bakron, berfungsi

untuk membunuh bakteri sedangkan fungsida, berasal dari kata latin fungus, atau

kata Yunani spongos yang artinya jamur, berfungsi untuk membunuh jamur atau

cendawan. Bactocyn ini berbahan aktif oksitetrasiklin, Oksitetrasiklin adalah

pestisida antibiotika yang digunakan untuk mengendalikan bakteri, jamur dan

mikroplasma. Antibiotika ini dihasilkan secara alamiah dari Streptomyces rimosus

(Stockwel, 2012). Nama pestidisa Bactocyn 150 AL, 150 ini menunjukkan

banyaknya kandungan bahan aktif sebesar 150 g/l. dan AL menunjukkan

formulasi pestisida aerosol, formulasi cair yang mengandung bahan aktif yang

dilarutkan dalam pelarut organik.

Deskripsi pestisida lain

1) Sidafur 3GR, merupakan jenis insektisida. Insektisida berasal dari kata

lain insectum, artinya potongan, keratan segmen tubuh, berfungsi

membunuh serangga, bersenyawa aktif karbofuran adalah salah satu

pestisida karbonat (pestisida yang mengandung gugus karbonat)

digunakan untuk mengendalikan serangga yang digolongkan ke dalam

insektisida sistemik, yang artinya insektisida ini diserap melalui akar

tumbuhan kemudian di distribusikan ke seluruh organ tumbuhan. Arti

kode 3 GR, 3 merupakan kadar bahan aktif (karbofuran) sebanyak 3%. GR

berarti butiran atau granula.

2) Agrimec 18 EC, merupakan jenis isektisida. Insektisida berasal dari kata

lain insectum, artinya potongan, keratan segmen tubuh, berfungsi

membunuh serangga, bersenyawa aktif abamectin, merupakan golongan

racun kontak dan perut. Arti kode 18 EC. 18 merupakan kadar bahan aktif

18,4 gr/L. EC berarti pekatan yang di emulsikan atau emulsifable

concentrate.

Page 10: LAPORAN PESTISIDA.docx

3) Supretox 276 SL, merupakan jenis herbisida. Herbisida berasal dari kata

lain herba, artinya tanaman setahun, berfungsi membunuh gulma,

bersenyawa aktif paraquat diklorida . Dan merupakan golongan racun

kontak. Arti kode 276 SL, 276 merupakan kadar bahan aktif 276 gr/L. SL

berarti pekatan yang larut dalam air atau water soluble concentrate.

4) Bio up 490 SL, merupakan jenis herbisida. Herbisida berasal dari kata lain

herb, artinya tanaman setahun, berfungsi membunuh gulma, bersenyawa

aktif isopropilamina glisofat, dan merupakan golongan herbisida sistemik.

Arti kode 490 SL, 490 merupakan kadar bahan aktif 490 g/L. SL berarti

pekatan yang larut dalam air atau water soluble concentrate.

5) Curacron 500 EC, merupakan jenis insektisida yang berfungsi membunuh

serangga, bersenyawa aktif profenofos dan merupakan insektisida racun

kontak dan lambung. Arti kode 500 EC. 500 merupakan kadar bahan aktif

500 g/L. EC berarti pekatan yang di emulsikan atau emulsifable

concentrate.

6) Gramoxone 276 SL, merupakan jenis herbisida, berfungsi membunuh

gulma. Bersenyawa aktif paraquat diklorida dan merupakan golongan

racunkontak. Arti kode 276 SL. 276 merupakan kadar bahan aktif 276 g/L.

SL merupakan pekatan yang larut dalam air atau soluble concentrate.

7) Sanstar 480 SL, merupakan jenis herbisida, berfungsi membunuh gulma,

bersenyawa aktif isopropil amina glisofat dan merupakan golongan racun

sistemik. Arti kode 480 SL, 480 merupakan kadar bahan aktif 480 g/L. SL

merupakan formulasi yang larut dalam air atau water soluble concentrate.

8) Previcur N 722 SL. Merupakan jenis fungisida, berasal dari kata latin

fungus atau kata yunani spongos yang artinya jamur, berfungsi untuk

membunuh jamur atau cendawan. Dapat bersifat fungitoksik (membunuh

cendawan) atau fungistatik (menekan pertumbuhan cendawan), berbahan

aktif propamakarb hidroklorida dan merupakan racun sistemik. Arti kode

722 SL, 722 merupakan kadar bahan aktif 722 g/L. SL merupakan

formulasi yang larut dalam air atau water soluble concentrate.

Page 11: LAPORAN PESTISIDA.docx

9) Line up 480 SL, merupakan jenis herbisida, berasal dari kata herba yang

artinya tanaman setahun, berfungsi membunuh gulma, berbahan aktif IPA

Glifosat dan merupakan racun sistemik. Arti kode 480 SL, 480 merupakan

kadar bahan aktif 480 g/L. SL berarti formulasi yang larut dalam air atau

water soluble concentrate.

10) Supremo 480 SL, merupakan jenis herbisida, berasal dari kata herba yang

artinya tanaman setahun, berfungsi untuk membunuh gulma, berbahan

aktif isopropilamina glifosat dan merupakan racun sistemik. Arti kode 480

SL, 480 merupakan kandungan bahan aktif 480 g/L, SL berarti formulasi

yang larut dalam air atau soluble concentrate.

Arti Kode Pestisida

1. Formulasi Cair

a. Pekatan yang diemulsikan atau Emulsifiable Concentrate (EC)

merupakan formulasi dalam bentuk cair yang dibuat dengan

melarutkan bahan aktif dalam pelarut tertentu dan ditambah surfaktan

atau bahan pengemulsi.

b. Pekatan yang larut dalam air atau Water Soluble Concentrate (SL)

merupakan formulasi cair yang terdiri dari bahan aktif yang dilarutkan

dalam pelarut tertentu yang dapat bercampur baik dengan air.

c. Pekatan Dalam Air atau Aqueous Concentrate (AC) merupakan

pekatan pestisida yang dilarutkan dalam air.

d. Larutan Dalam Minyak atau Oil Miscible Concentrate (OL) adalah

formulasi cair yang mengandung bahan aktif dalam konsentrasi tinggi

yang dilarutkan dalam pelarut hidrokarbon aromatic seperti xilin atau

nafta.

e. Aerosol (A) adalah formulasi cair yang mengandung bahan aktif yang

dilarutkan dalam pelarut organik.

f. Gas yang dicairkan atau Liquefied Gases (LG) adalah formulasi

pestisida bahan aktif dalam bentuk gas yang dipampatkan pada

tekanan dalam suatu kemasan.

Page 12: LAPORAN PESTISIDA.docx

2. Formulasi Padat

a. Tepung yang dapat disuspensikan/ dilarutkan atau Wettable Powder

(WP) atau disebut juga Dispersible Powder (DP) adalah formulasi

yang berbentuk tepung kering yang halus, sebagai bahan pembawa

inert (misalnya : tepung tanah liat), yang apabila dicampur dengan air

akan membentuk suspensi, dan ditambah dengan bahan aktif atau

pestisida.

b. Tepung yang dapat dilarutkan atau Soluble Powder (SP) sama dengan

formulasi tepung yang dapat disuspensikan, tapi bahan aktif pestisida

maupun bahan pembawa dan bahan lainnya.

c. Butiran atau Granula (G), bahan aktif pestisisda dicampur atau dilapisi

oleh penempel pada bagian luar bahan pembawa yang inert,

sepertitanah liat, pasir, atau tongkol jagung yang ditumbuk. Kadar

bahan aktif formulasi ini berkisar antara 1-40%. Formulasi ini

digunakan secara langsung tanpa bahan pengecer dengan cara

menabur.

d. Pekatan Debu atau Dust Concentrate (DC) adalah tepung kering yang

mudah lepas dengan ukuran dari 75 micron, yang mengandung bahan

aktif antara 25 %-75 %.

e. Debu atau Dust (D), terdiri dari bahan pembawa yang kering dan

halus, mengandung bahan aktif dalam konsentrasi antara 1-10%.

Ukuran partikel debu kurang dari 70 micron.

f. Umpan atau Block Bait (BB) adalah campuran bahan aktif pestisida

denganbahan penambah yang inert. Formulasi ini biasanya berbentuk

bubuk, pasta atau butiran.

g. Tablet, ada 2 macam, bentuk yang pertama tablet yang terkena udara

akan menguap menjadi fumigant. Bentuk ini akan digunakan untuk

fumigasi. Pestisida dalam formulasi ini mempunyai kode TB (Tablet)

di belakang nama dagangnya. Bentuk kedua adalah tablet yang

merupakan umpan racun perut untuk membunuh hama (kecoa).

Page 13: LAPORAN PESTISIDA.docx

3. Padatan Lingkar (MC) adalah campuran bahan aktif pestisida dengan

serbuk gergaji kayu dan perekat yang dibentuk menjadi padatan yang

melingkar.

Kaidah Penggunaan Pestisida

Menurut Kementrian Pertanian tahun 2011, pengertian yang menarik

tentang pestisida menyatakan bahwa pestisida adalah racun ekonomis.Jadi

Pestisida adalah racun yang mempunyai sifat ekonomis, penggunaan

Pestisida dapat memberikan keuntungan, tetapi juga dapat mengakibatkan

kerugian.

Pengalaman menunjukan bahwa penggunaan pestisida sebagai racun,

sebenarnya lebih merugikan dibanding menguntungkan, yaitu dengan

munculnya berbagai dampak negatif yang diakibatkan oleh Pestisida

tersebut. Karena alasan tersebut, maka dalam penggunaan Pestisida harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pestisida hanya digunakan sebagai alternatif terakhir, apabila belum

ditemukan cara pengendalian daya racun rendah dan bersifat selektif.

b. Apabila terpaksa menggunakan Pestisida, maka gunakan Pestisida yang

mempunyai daya racun rendah dan bersifat selektif.

c. Apabila terpaksa menggunakan Pestisida, lakukan secara bijaksana.

Penggunaan Pestisida secara bijaksana adalah penggunaan Pestisida yang

memperhatikan prinsip 5 (lima) tepat, yaitu :

a). Tepat Sasaran, tentukan jenis tanaman dan hama sasaran yang akan

dikendalikan, sebaiknya tentukan pula unsur-unsur abiotis dan biotis

lainnya.

b). Tepat Jenis, setelah diketahui hasil analisis agro ekosistem, maka dapat

ditentukan pula jenis Pestisida apa yang harus digunakan, misalnya

untuk hama serangga gunakan insektisida, untuk tikus gunakan

rodentisida. Pilihlah Pestisida yang paling tepat diantara sekian banyak

pilihan, misalnya untuk pengendalian hama ulat grayak pada tanaman

kedelai. Berdasarkan Izin dari Menteri Pertanian tersedia ±150 nama

Page 14: LAPORAN PESTISIDA.docx

dagang insektisida. Jangan menggunakan Pestisida tidak berlabel,

kecuali pestisida botani racikan sendiri yang dibuat berdasarkan

anjuran yang ditetapkan sesuai pilihan tersebut dengan alat aplikasi

yang dimilki atau akan dimilki.

c). Tepat Waktu, waktu pengendalian yang paling tepat harus di tentukan

berdasarkan:

Stadium rentan dari hama yang menyerang tanaman, misalnya

stadium larva instar I, II, dan III.

Kepadatan populasi yang paling tepat untuk dikendalikan, lakukan

aplikasi pestisida berdasarkan Ambang Kendali atau Ambang

Ekonomi.

Kondisi lingkungan, misalnya jangan melakukan aplikasi Pestisida

pada saat hujan, kecepatan angin tinggi, cuaca panas terik.

Lakukan pengulangan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.

d). Tepat Dosis atau Konsentrasi, gunakan konsentrasi/dosis yang sesuai

dengan yang dianjurkan oleh Menteri Pertanian. Untuk itu bacalah

label kemasan Pestisida. Jangan melakukan aplikasi Pestisida dengan

konsentrasi dan dosis yang melebihi atau kurang sesuai dengan

anjuran, karena dapat menimbulkan dampak negatif.

e). Tepat Cara, lakukan aplikasi pestisida dengan cara yang sesuai dengan

formulasi pestisida dan anjuran yang ditetapkan. Memperhatikan

bahwa pestisida dapat memberikan dampak negatif terhadap manusia

maupun lingkungan, maka penggunaan pestisida harus dilaksanakan

secara bijaksana dengan mentaati ketentuan-ketentuan yang telah

ditetapkan.

Prinsip-prinsip penggunaan Pestisida secara bijaksana adalah sebagai

berikut:

1. Menerapkan Konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

a. Pestisida Digunakan Sebagai Alternatif Terakhir.

Page 15: LAPORAN PESTISIDA.docx

Penggunaan pestisida kimia hendaknya digunakan sebagai

pilihan terakhir, apabila alternatif-alternatif pengendalian lain yang

digunakan tidak berhasil. Hal tersebut dimaksudkan untuk

menghindari/mengurangi pencemaran terhadap lingkungan dan

mengurangi residu.

b. Pengendalian Hama Dengan Pestisida Dilakukan Berdasarkan Nilai

Ambang Pengendalian (AP) Atau Ambang Ekonomi (AE).

Cara-cara petani dalam mengambil keputusan berdasarkan

ambang pengendalian atau ambang ekonomi dilakukan melalui Sekolah

Lapang Pengendalian Hama Terpadu/SLPHT.

2. Menggunakan Pestisida yang Terdaftar dan Diijinkan Menteri Pertanian.

Tidak dibenarkan menggunakanPestisida yang tidak terdaftar

dan tidak mendapat ijin Menteri Pertanian, karena tidak diketahui

kebenaran mutu dan efektivitasnya serta keamanannya bagi lingkungan.

3. Menggunakan Pestisida Sesuai dengan Jenis Komoditi dan Jenis

Organisme Sasaran yang Diijinkan.

Pemberian ijin pestisida dilakukan berdasarkan terpenuhinya

persyaratan kriteria teknis yang meliputi pengujian fisiko-kimia,

pengujian efikasi dan pengujian toksisitas.Dengan demikian penggunaan

pestisida harus sesuai dengan jenis komoditi dan jenis organisme sasaran

yang diijinkan.

4. Memperhatikan Dosis dan Anjuran yang Tercantum pada Label.

Efektivitas penggunaan pestisida diperoleh melalui penggunaan

dosis yang tepat. Ketidaktaatan dalam menggunakan dosis pestisida

dapat menyebabkan resistensi yang akan semakin merugikan petani.

5. Memperhatikan Kaidah-kaidah Keselamatan dan Keamanan Penggunaan

Pestisida

Menyadari bahwa Pestisida adalah bahan kimia beracun, maka

penggunaannya harus dilakukan secara hati-hati sesuai ketentuan yang

dianjurkan, seperti menggunakan alatpelindung diri dan lain-lain.

Page 16: LAPORAN PESTISIDA.docx

BAB V

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah kami laksanakan dapat ditarik

kesimpulan

1. Pengendalian hama secara kimiawi diartikan sebagai tindakan

pengendalian hama dengan menggunakan bahan kimia. Semua bahan

kimia yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan hama disebut agen

pengendali kimiawi.

2. Bactocyn ini merupakan jenis pestisida bakterisida dan fungisida.

Bactocyn ini berbahan aktif oksitetrasiklin, Oksitetrasiklin adalah pestisida

antibiotika yang digunakan untuk mengendalikan bakteri, jamur dan

mikroplasma.

3. Bactocyn 150 AL memiliki keterangan label cukup lengkap, tetapi ada

beberapa label yang tidak tertera diantaranya P3k, petunjuk penyimpanan,

petunjuk pemusnahan, dan kalimat "Bacalah label ini sebelum

menggunakan pestisida ini"

4. Bentuk formulasi pestisida ada bermaca-macam, diantaranya adalah

emulsiflabel concentrates (EC), wettable powder (WP), dust (D), granules

(G), aerosol (A) dan poisonous bait (B).

5. Dalam formulasi pestisida yang dipasarkan harus selalu tercantum nama

bahan aktif, petunjuk penggunaan meliputi dosis atau konsentrasi, target

hama sasaran, sifat dar bahan kimia tersebut dan petunjuk pertolongan jika

keracunan.

6. Penggunaan alat-alat pestisida disesuaikan dengan bentuk formulasi

pestisida yang digunakan dan habitat hama sasaran.

Page 17: LAPORAN PESTISIDA.docx

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Pertanian, 2011. Pedoman Pembinaa Penggunaan Pestisida.

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.Direktorat Pupuk dan

Pestisida.

Page 18: LAPORAN PESTISIDA.docx

LAMPIRAN

Bactocyn 150 AL Supremo 480 SL Line up 480 SL

Curacron 500 EC Gramoxone 276 SL Bio Up 490 SL

Agrimec 18 EC Gramoxone 276 SL Sanstar 480 SL

Page 19: LAPORAN PESTISIDA.docx

Supretox 276 SL Sidafur 3 GR