laporan percobaan 1.1_3
DESCRIPTION
LAPORANTRANSCRIPT
ABSTRAK
Setiap kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang bersifat ilmiah, dengan mempunyai suatu tujuan tertentu disamping untuk membantu berbagai macam konsep, pengertian dan kaidah serta teori yang didapat dari perkuliahan. Selain itu, praktikum ini juga bermaksud untuk mengembangkan keterampilan dalam menggunakan alat - alat serta dengan metode tertentu.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat laboratorium serta fungsinya dalam praktikum kimia dasar. Pertama praktikan dikenalkan dengan alat-alat yang ada di laboratorium yang dipakai untuk melakukan percobaan-percobaan. Kemudian praktikan diajarkan cara memakai alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Hasil yang didapatkan adalah praktikan dapat mengenal dan mengetahui alat-alat laboratorium beserta fungsinya. Antara lain cara pembacaan miniskus pada alat gelas kaca, yaitu apabila larutan berwarna bening, maka miniskus yang dibaca adalah dasar miniskus, sedangkan bila larutan berwarna gelap, maka miniskus yang dibaca adalah posisi atas miniskus, atau untuk lebih memudahkan dapat menggunakan kertas gelap yang diletakkan di belakang gelas kaca. Selain itu praktikan dapat melakukan pengeringan suatu zat yang dihasilkan dari endapan dengan menggunakan oven.
Kata kunci : Alat-alat laboratorium, miniskus, endapan.
1
PERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
I. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah memperkenalkan pembakar gas dan alat
gelas serta fungsinya dalam praktikum kimia.
1.2 Latar Belakang
Dalam kegiatan ilmiah suatu percobaan biasanya dilaksanakan di
laboratorium. Dalam melakukan percobaan di laboratorium tentunya seorang
praktikan harus mengenal alat-alat yang akan dipergunakan. Pengenalan alat-alat
yang akan dipergunakan dalam laboratorium ini sangat penting guna kelancaran
percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja
dan gagalnya percobaan.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat
laboratorium beserta fungsinya dalam praktikum kimia dasar. Praktikan
dikenalkan dengan alat-alat yang ada di laboratorium yang akan dipakai ketika
melakukan percobaan-percobaan. Kemudian praktikan diajarkan cara memakai
alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-masing. Hasil yang didapatkan adalah
praktikan dapat mengenal dan mengetahui alat-alat laboratorium beserta
fungsinya. Seperti cara pengisian buret yang benar.
2
II. DASAR TEORI
Metode ilmiah lebih dari hanya sekedar pernyataan resmi dan langkah-
langkah yang selalu kita lakukan untuk memecahkan masalah secara logis.
Perhatikan misalnya, bagaimana montir mobil berusaha memperbaiki mobil yang
tidak mau hidup mesinnya bila distater. Mula-mula, penyebab yang jelas dari
masalah ini akan dilokalisir dengan cara mengamati hasil dari satu atau beberapa
percobaan. Selanjutnya bagian/alat yang diperkirakan penyebabnya diganti atau
dibetulkan dan kemudian di coba lagi menghidupkan mesin mobil tersebut. Bila
montir tersebut tepat memperkirakan penyebab masalah tersebut, mka perkerjaan
ini selesai. Jika tidak, maka dilakukan percobaan lainnya, kemudian mengganti
dan membetulkannya lagi sampai akhirnya mobil tersebut dapat berjalan kembali.
(Braddy, 1995: 2).
Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga
akan melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir
sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut
penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di
laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil
eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).
Eksperimen dan praktek laboratorium merupakan bagian dari pengajaran
sains ini. Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda
nyata dan juga mengamati perubahan yang diamati. Ketika sains bergerak
melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang
memungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman secara dekat adalah titik
awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan teori. Sehingga praktik
laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam pengajaran
sains sebagai produk ini (Wahyudi, 2011).
Pengajaran metode sains melalui metode praktik laboratorium dapat
berperan sebagai (Wahyudi, 2011):
1. Untuk memberikan realitas yang lebih nyata dan tiga dimensi daripada
sekedar penjelasan tertulis.
3
2. Persamaan matematik atau diagram seperti yang ada di buku teks
3. Untuk memberkan bayangan realitas yang memang butuh penjelasan untuk
melath penggunaan alat-alat laboratorium beserta teknik-teknik
penggunaannya.
4. Untuk menguji atau mengkonfirmasi perkiraan-perkiraan teori-teori ilmiah.
Oleh karena itu pengajaran sains buku teks memerlukan berbagai
pendekatan praktek yang beragam dan cocok dalam pemakaian metode praktek
laboratorium. Karena sebelum memulai melakukan praktik di laboratorium,
praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan
dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia serta menerapkan
dilaboratorium. Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang akan digunakan
dalam praktikum (Laboratorium Kimia SMA YPPI, 2011):
1. Labu Takar
Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair pada proses
reparasi larutan. Alat ini tersedia berbagai macam ukuran.
2. Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini
mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan
untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan miniskus
pada saat pembacaan skala.
3. Gelas Beker
Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun ralatnya cukup
besar). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan
larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan.
4. Pengaduk Gelas
Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia pada waktu
melakukan reaksi kimia. Digunakan juga untuk menolong pada waktu
menuangkan/mendekantir cairan dalam proses penyaringan.
4
5. Botol Pencuci
Bahan terbuat dari plastik. Merupakan botol tempat akuades, yang digunakan
untuk mencuci, atau membantu pada saat pengenceran.
6. Corong
Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastik.
Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu
wadah dengan mulut sempit, seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya.
7. Erlenmeyer
Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada alat gelas tersebut
(ralat cukup besar). Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi. Kadang-
kadang boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan.
8. Tabung Reaksi
Terbuat dari gelas. Dapat dipanaskan. Digunakan untuk mereaksikan zat zat
kimia dalam jumlah sedikit.
9. Rak Untuk tempat Tabung Reaksi
Rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai tempat meletakkan
tabung reaksi.
10. Kawat Kasa
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alas saat memanaskan alat
gelas dengan alat pemanas/kompor listrik.
11. Penjepit
Penjepit logam, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat
pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain
pada kondisipanas.
12. Spatula
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat bantu mengambil bahan
padat atau kristal.
13. Kertas Lakmus
Merupakan indikator berbentuk kertas lembaran-lembaran kecil, berwarna
merah dan biru. Indikator yang lain ada yang berbentuk cair missal indikator
5
Fenolftalein (PP), Metil Jingga (MO) dan sebagainya. Merupakan alat untuk
mengukur atau mengetahui tingkat keasaman (pH) larutan.
14. Gelas Arloji
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang akan ditimbang.
15. Cawan Porselein
Alat ini digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan dengan
pemanasan.
16. Pipet Tetes
Digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam jumlah yang
kecil.
17. Sikat
Sikat dipergunakan untuk membersihkan (mencuci) tabung.
18. Pipet Ukur
Adalah alat yang terbuat dari gelas. Pipet ini memiliki skala. Digunakan
untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan propipet atau
pipet pump untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut.
19. Pipet Gondok
Pipet digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan
label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian
tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan.
20. Buret
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk melakukan titrasi. Zat yang digunakan
untuk menitrasi (titran) ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan sedikit
demi sedikit melalui kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat pada
skala.
Dalam praktikum analis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian.
Kerapian hendaknya mencakup juga pemeliharaan perabot-perabot laboratorium
yang permanen seperti oven, lemari asam dan bak meja. Bahkan korosif yang
tumpah harus segera dibersihkan dari peralatan, bangku ataupun lantai. Penting
bahwa saluran pembuangan di sterilkan dengan mengguyur asam dan basa
dengan banyak air (Underwood, 1991: 1).
6
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat
kaca yang bisa dimasuki sikat seperti beker dan erlenmeyer paling baik
dibersihkan dengan sabun, deterjen sintetik atau pembersih sintetik lainnya.
Pipet, buret, tabung reaksi atau labu volumetrik mungkin memerlukan deterjen
panas untuk bisa benar-benar bersih dan hilang atau hilang semua bekas kotoran
yang menempel. Jika permukaan kaca belum membuang airnya secara
keseluruhan, perlu digunakan larutan pembersih yang sifat oksidasinya kuat
sehingga dapat memastikan kebersihan kaca secara keseluruhan. Setelah
dibersihkan, alat itu dibilas dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling
dan biarkan mengering sendiri tanpa di lap (Underwood, 1991: 578).
Maksud penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dari larutan induk
dan kelebihan reagensia. Umumnya digunakan kertas saring yang tekstur
kehalusannya sedang. Tepi kertas saring hendaknya 1 cm dari bagian tepi atas
corong (Vogel, 1994: 72).
7
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Deskripsi Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
- Neraca Analitis
- Kaca Arloji
- Sendok
- Gelas Beker
- Pengaduk Gelas
- Corong
- Kertas Saring
- Buret
- Statip
- Erlenmeyer
- Labu Ukur
- Pipet Gondok
- Kolom Vigraux
- Soxhlet
- Kondensor
- Separator
- Pipet Mohr
- Propipet
- Botol Semprot
- Aluminium Foil
- Botol Semprot
- Aluminium Foil
8
- Botol Terang
- Botol Gelap
- pH Indikator
- Tabung Reaksi
- Gelas Ukur
- Rak Tabung Reaksi
- Pinggan Porselen
- Pembakar Gas
- Kaki Tiga
- Kasa
- Pemanas Mantel
- Labu Didih
- Piknometer
- Kompor Listrik
- Pipet Tetes
- Bunsen
- Gegep
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
- Akuades
- KMnO4
- HCl Larutan
- NaOH serbuk
- CaCO3 serbuk
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Penimbangan dan Pembuatan Larutan
1 Mengambil gelas arloji, kemudian memasukkan ke dalam neraca analitis.
2 Mengalibrasi gelas arloji.
9
3 Mengambil padatan CaCO3, kemudian meletakkan ke atas gelas arloji sedikit
demi sedikit hingga mencapai 3 g.
4 Mengambil kembali padatan CaCO3 yang telah ditimbang, lalu memasukkan
ke gelas beker.
5 Mencampur padatan CaCO3 dengan akuades, kemudian mengaduk
menggunakan pengaduk.
6 Mengamati endapan yang terjadi.
3.3.2 Penyaringan
1. Mengambil kertas saring.
2. Melipat kertas saring menjadi ¼ bagian, kemudian melipat lagi hingga 2-3
lipatan.
3. Meletakkan kertas saring yang telah dilipat pada dinding corong dengan
membasahinya dengan menggunakan Akuades.
4. Meletakkan corong yang telah ditempeli kertas corong diatas gelas piala.
5. Memasukkan CaCO3 secara merata pada corong.
6. Menuangkan sedikit demi sedikit larutan CaCO3 dengan gerakan memutar
pada kertas corong hingga semua endapan CaCO3 dalam gelas beker habis.
3.3.3 Pengenceran
Pengenceran larutan HCl
1. Mengambil 5 ml HCl dengan menggunakan pipet gondok berukuran 5ml.
2. Memasukkan 5 ml HCl ke labu ukur berukuran 100ml.
3. Memasukkan Akuades ke labu ukur yang sudah diisi 5ml HCl hingga
miniskus bawah Akuades mencapai tanda tera 100ml pada labu ukur.
4. Menutup labu ukur, kemudian mengocok labu ukur sebentar
Pengenceran larutan NaOH
1. Mengambil padatan NaOH 8 g.
2. Memasukkan padatan NaOH ke dalam Erlenmeyer 100ml.
3. Memasukkan Akuades ke dalam Erlenmeyer yang berisi padatan NaOH
sampai keduanya tercampur.
10
4. Mengencerkan dan mengocok agar keduanya homogen dan menjadi larutan
NaOH 100ml 2 M
3.3.4 Titrasi
1. Memasang buret pada statip.
2. Meletakkan labu Erlenmeyer dibawah buret yang sudah dipasang statip.
3. Memasukkan Akuades ke dalam buret hingga volumenya sedikit lebih banyak
diatas angka nol.
4. Mengeluarkan Akuades dari buret sampai bagian bawah buret terisi dan
sampai permukaan Akuades sejajar angka nol
5. Memasukkan Akuades pada Erlenmeyer kemudian goyangkan
6. Memasukkan Akuades dan serbuk KMnO4 pada gelas beker untuk membuat
larutan KMnO4
7. Mengulangi langkah-langkah 16 untuk menitrasi larutan KMnO4
11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1.1 Macam-macam alat laboratorium dan fungsinyaNo. Gambar Keterangan1. Kolom Vigraux
Alat yang digunakan dalam proses destilasi.
2. PropipetDigunakan sebagai penghisap yang dapat disambung pada pipet (mohr dan gondok).
3. SoxhletDigunakan untuk proses pemisahan suatu bahan alam dengan pelarut organik berdasar massa jenis.
12
4. Kompor ListrikDigunakan untuk memanaskan bahan-bahan.
5.
(a)
(b)
(a) Pipet GondokDigunakan untuk mengambil larutan dengan volume yang tepat(b) Pipet MohrDigunakan untuk mengukur volume larutan lebih tepat dari gelas ukur.
6. Rak Tabung ReaksiUntuk menyimpan tabung reaksi.
7. Batang Pengaduk KacaUntuk mengaduk suatu campuran agar merata sehingga reaksi lebih sempurna.
13
8. BuretDigunakan untuk titrasi dengan variabel volume titran yang dapat diubah-ubah.
9. SeparatorDigunakan sebagai pemisah larutan berdasarkan berat jenisnya.
10. Corong KacaSebagai alat bantu dalam penuangan larutan kedalam botol yang mulutnya kecil.
11. Kaki TigaSebagai penyangga/tungku pada pembakaran
12. Cawan PorselenDigunakan untuk mereaksikan zat dalam suhu tinggi.
14
13. Kasa AsbesSebagai alat untuk membantu meratakan pemanasan ke seluruh bagian bawah alat yang dipanaskan.
14. Tabung ReaksiTerbuat dari kaca, digunakan untuk mereaksikan zat dalam jumlah sedikit.
15. Aluminium FoilDigunakan untuk menutup gelas yang mengandung larutan yang mudah menguap.
16. Gelas BekerDigunakan untuk menyimpan zat sementara serta pemanasan.
17. ErlenmeyerDigunakan untuk pengukuran volume tidak tahan panas.
15
18. Gelas UkurDigunakan untuk pengukuran volume tidak tahan panas.
19. Labu UkurDigunakan untuk membuat larutan standar. Juga bisa digunakan untuk pengenceran.
20. pH IndikatorDigunakan untuk mengukur pH suatu larutan dengan cara dicelupkan ke cairan yang akan di uji pH nya.
21. GegepDigunakan untuk pengambilan alat-alat yang tidak bisa diambil langsung dengan tangan, misalnya tabung reaksi yang sedang dipanaskan.
22. Bunsen BurnerSebagai pemanas dengan bahan bakar, diletakkan dibawah kaki tiga.
23.(a)
(a) Botol GelapUntuk menyimpan zat yang tidak tahan terhadap cahaya, oksidasi, dan lainnya.(b) Botol TerangUntuk menyimpan zat yang tahan cahaya.
16
(b)
24. PiknometerUntuk mengukur berat jenis suatu zat.
25. KondensorDigunakan sebagai pendingin uap panas dalam proses destilasi.
26. Kertas SaringUntuk menyaring larutan yang ingin dipisahkan endapannya.
27. Labu DidihUntuk tempat mendidihkan suatu larutan.
17
28. Pemanas MantelUntuk memanaskan suatu larutan yang ada pada suatu wadah (contoh: labu didih).
29. StatipUntuk menegakkan buret.
30. Neraca AnalitisUntuk menimbang berat suatu benda dengan ketepatan 4 angka dibelakang koma.
31. Gelas ArlojiUntuk membantu menimbang padatan.
32. Botol SemprotUntuk menyimpan akuades yang berfungsi sebagai pembersih alat-alat gelas dan pembasah kertas saring agar melekat pada corong pada saat ingin melakukan penyaringan.
4.2 Pembahasan
18
Berikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini yang
berjudul pengenalan alat-alat laboratorium. Tujuan diadakannya laboratorium ini
adalah agar setiap praktikan mampu mengenal dan memahami fungsi, cara
penggunaan serta perbedaan berbagai alat yang ada dilaboratorium. Dan
diharapkan agar nantinya praktikan tidak canggung lagi di laboratorium.
Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat,
berikut akan diuraikan pengkategorian dan penanganan alat-alat yang ada di
laboratorium berdasarkan kemampuan yang dimiliki alat untuk mendukung
berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan kimia ini. Alat-alat pemanasan
terdiri atas pembakar gas, pembakar spiritus, pemanas mantel, kompor listrik, kaki
tiga, kasa, gelas beker, tabung reaksi, labu didih, penjepit. Untuk alat-alat
penimbangan terdiri atas labu ukur, labu erlenmeyer, pipet gondok, gelas beker.
Dan terakhir untuk alat titrasi terdiri atas statip, buret, labu erlenmeyer dan
corong.
Saat praktikum, baik sebelum atau sesudahnya, semua alat yang digunakan
mesti dicuci. Ini bertujuan agar alat tetap steril sehingga menunjukkan hasil kerja
yang maksimal. Cara mencucinya adalah dicuci dengan sabun, kemudian diguyur
dengan air kran hingga bersih, dibilas dengan akuades dan dikeringkan dengan lap
dan tisu.
Dilaboratorium, bahan-bahan kimia tertentu mesti disimpan dalam botol
gelap untuk menghindari bereaksinya bahan ketika terkena cahaya, contohnya
adalah hidrogen peroksida. Tetapi, jika suatu bahan tidak sensitif dengan cahaya
maka dapat disimpan dalam botol terang, misalnya H2SO4.
Dalam kegiatan pemanasan, sebelum meletakkan kaca diatas alat pemanas,
harus diletakkan kasa terlebih dahulu. Ini dimaksudkan agar pemanasan dapat
merata sehingga memberi hasil yang maksimal. Pada penggunaan pipet, tangan
tidak boleh memegangi tabung, tapi cukup dipegang pada pipet pump, ini
dilakukan untuk menghindari lepasnya tabung dari pipet pump. Untuk jepit statip
dan bagian buret yang akan dijepit harus dililit tisu untuk menghindari pecahnya
tabung saat sekrup setiap dikencangkan.
19
Di praktikum kali ini, terdapat kegiatan penimbangan CaCO3. Sebelum
menimbang, semua alat seperti gelas arloji, sendok, sudip harus sudah dicuci
bersih dan dikeringkan. Ini dilakukan agar tidak ada kekeliruan saat penimbangan
dikarenakan alat-alat yang tidak bersih. Setelah itu pastikan penimbangan
dilakukan secermat mungkin dan tidak berhamburan. Dengan begitu percobaan
akan memberikan hasil yang maksimal pada praktikan. Prinsip penimbangan
adalah memanfaatkan neraca dan gaya gravitasi untuk mencari tahu massa suatu
benda.
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan suatu endapan dari larutan,
dalam percobaan kali ini yang digunakan adalah larutan CaCO3. Larutan ini
disaring dengan kertas saring yang ditempel pada corong. Endapan larutan
CaCO3, nantinya akan tersangkut pada kertas saring, tidak ikut jatuh kembali ke
dalam larutan, karena molekulnya lebih besar daripada pori-pori kertas saring,
endapan larutan CaCO3 berwarna putih. Gerakan yang dilakukan saat menuang
larutan adalah gerakan memutar. Ini bertujuan agar endapan CaCO3 tidak
menumpuk disatu titik saja sehingga dapat menyebabkan kertas saring robek. Saat
menuang larutan, corong tidak boleh digoyangkan, karena juga dapat
menyebabkan kertas saring robek.
Prinsip penyaringan adalah menahan partikel yang lebih besar dibanding
zat cari yang melarutkannya melalui sebuah media. Media yang dipakai disini
adalah kertas saring, saat melakukan penyaringan, larutan dituang sedikit demi
sedikit untuk menghindari tumpahnya larutan dan robeknya kertas saring yang
dipakai.
Prinsip pengenceran yaitu penambahan zat pelarut kedalam suatu larutan
agar menghasilkan kadar yang berbeda. Pada percobaan ini bahan yang digunakan
adalah HCL dan NaOH. HCl semula memiliki molaritas 1 M berubah menjadi
0,05 M. Sedangkan percobaan satunya mencari massa NaOH bila yang diketahui
molaritas NaOH 2 M dan volume 100ml, setelah dilakukan perhitungan didapat
massa NaOH gram.
Larutan-larutan yang tersedia didalam laboratorium umumnya terdapat
dalam bentuk larutan yang pekat. Dalam percobaan ini, yang diencerkan adalah
20
HCl dan juga menggabung akuades dengan padatan NaOH didalam labu ukur
kemudian mengocok kedua bahan dalam labu takar sampai tercampur.
Penambahan akuades ini mengakibatkan volume larutan diperbesar tetapi
konsentrasi tambah kecil. Selain cara tadi pengenceran dapat dilakukan dengan
cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan
dibuat.
Cara pengenceran juga termasuk penggunaan alat yaitu labu takar,
dihitung jumlah zat yang akan diencerkan kemudian ke dalam labu ukur zat
terlarut yang akan diencerkan kemudian kedalam labu ukur zat terlarut yang akan
diencerkan diatas dan ditambah akuades sampai tanda batas yang terdapat pada
labu. Pada dasarnya semua pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur
karena di alat tersebut terdapat tanda patas yang mengandung arti sebatas mana
akuades harus ditambah . sebelum pengenceran dilakukan, kadar solute yang akan
diencerkan harus dihitung terlebih dahulu.
Pada percobaan titrasi dipelajari tentang cara menentukan konsentrasi
suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar
yang udah diketahui. Larutan yang dipergunakan untuk penggunaan larutan yang
tidak diketahui konsentrasinya, dalam percobaan ini akuades dan KMnO4,
diletakkan didalam buret. Larutan ini disebut sebagai larutan standar atau titran
atau titrator. Larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di
erlenmeyer, disebut sebagai analit.
Saat mengisi buret, isilah agar seluruh bagian buret terisi penuh tetapi
dengan keadaan miniskus sejajar dengan skala ukur nol. Cara pembacaan
miniskus, skala dan pandangan mata harus sejajar. Jika larutan berwarna gelap
seperti KMnO4, maka baca bagian atas miniskus, karena bagian bawah tidak
kelihatan. Jika larutan bening, baca miniskus bawah untuk mengetahui
volumenya. Gaya yang menyebabkan miniskus cekung dan cembung adalah gaya
kohesi dan adhesi. Gaya adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang
terjadi antara benda-benda yang bersentuhan, misalnya miniskus bawah
(cembung), itu disebabkan gaya adhesi molekul zat cair dengan molekul wadah
lebih besar dari gaya kohesi antar molekul zat cair. Sedang gaya kohesi adalah
21
gaya tarik menarik antar molekul yang sama, salah satu aspek yang
mempengaruhinya adalah kerapatan dan jarak antar molekul yang terdapat
didalam suatu benda, seperti pembacaan miniskus cembung, hal itu disebabkan
gaya kohesi zat cair lebih besar dari adhesi antar zat cair dan wadah/volume
bejana.
Dalam menitrasi, titran ditambah sedikit demi sedikit pada analit sampai
diperoleh keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan analit, artinya
semua titran bereaksi dengan analit keadaan ini disebut titik ekuivalen. Titik
ekuivalen dapat ditentukan dengan berbagai cara, cara yang umum adalah
menggunakan indikator. Indikator akan berubah warna dengan adanya
penambahan sedikit mungkin titran, dengan cara ini maka kita dapat langsung
menghentikan proses titrasi. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi.
Prinsip titrasi adalah, kadar suatu larutan A ditentukan dengan
menggunakan larutan B dan sebaliknya. Titran ditambah titer sedikit demi sedikit
sampai mencapai keadaan ekuivalen. Keadaan ini disebut titik ekuivalen. Pada
titik ini titrasi dihentikan, kemudian dicatat volume titer yang diperlukan untuk
mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan
konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titran.
22
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Setiap kali melakukan praktikum kita harus mengenal dan memahami cara
penggunaan alat yang dipakai saat praktikum.
2. Jika larutan berwarna gelap, maka miniskus yang dibaca adalah miniskus atas.
Jika larutan tidak berwarna atau bening, maka miniskus yang dibaca adalah
miniskus bawah.
3. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui massa suatu zat.
4. Pengenceran adalah kegiatan untuk memperbesar konsentrasi dan volume.
5. Penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dan larutan
6. Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan suatu
larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan agar semua praktikum menguasai materi
percobaan dan cermat serta teliti agar mendapat hasil yang maksimal.
23
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1994. “Kimia Universitas Edisi Kelima”. Jilid Pertama. Penerbit
Erlangga: Jakarta.
Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi
Revisi Terjemahan. R.Soendoro dkk. Erlangga: Jakarta.
Laboratorium Kimia SMA YPPI. 2011. “Pengenalan Alat-Alat Laboratorium
Kimia”
http://chemistrylaboratorysma1.blogspot.com/2009/8/pengenalan-alat-alat-
laboratorium-kimia.html
Diakses tanggal 19 September 2011
Vogel. 1990. “Buku Teks Analisis Organik dan Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimakro Revisi G. Svehla Terjemahan Ir. L. Setrono dan Dr. A.
Haelyana Pudjaatmaka”. PT Kalman Media Pustaka: Jakarta.
Wahyudi, Adi Ribut. 2011. “Pengajaran Sains di Laboratorium”.
http://yudhiart.blogspot.com/2011/02/pengajaran-sains-di-
laboratorium.html
Diakses tanggal 19 September 2011.
24