laporan perancangan
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perancangan (design) secara umum dapat didefinisikan sebagai formulasi suatu rencana
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sehingga secara sederhana perancangan dapat diartikan
sebagai kegiatan pemetaan dari ruang fungsional (tidak kelihatan/imajiner) kepada ruang fisik
(kelihatan dan dapat diraba/dirasa) untuk memenuhi tujuan-tujuan akhir perancang secara
spesifik atau obyektif. Dalam prosesnya, perancangan adalah kegiatan yang biasanya berulang-
ulang (iterative). Kegiatan perancangan umumnya dimulai dengan didapatkannya persepsi
tentang kebutuhan masyarakat, kemudian dijabarkan dan disusun dengan spesifik, selanjutnya
dicari ide dan penuangan kreasi. Ide dan kreasi kemudian di analisis dan diuji. Kalau hasilnya
sudah memenuhi kemudian akan dibuat prototipe. Kalau prototipe sudah dipilih yang terbaik
selanjutnya dilempar ke pasaran. Pasar akan memberikan tanggapan apakah kebutuhan telah
terpenuhi.
Perancangan dalam bidang teknik atau engineering design selanjutnya dapat didefinisikan
sebagai rangkaian kegiatan iterarif yang mengaplikasikan berbagai teknik dan prinsip-prinsip
scientifik yang bertujuan untuk mendefinisikan peralatan, proses, atau sistem secara detail
sehingga dapat direalisasikan.
Dari pengertian umum di atas maka mechanical design dapat diartikan sebagai
perancangan “sesuatu” atau “sistem” dari “mechanical nature” seperti mesin, komponen,
struktur, peralatan, instrumentasi, dan lain-lain. Dalam scope yang lebih spesifik machine design
adalah kegiatan yang berhubungan dengan “penciptaan (creation)” machinery yang dapat
melakukan fungsinya dengan baik, safe, dan andal.
Dalam laporan perancangan elemen mesin ini akan dibahas mengenai beberapa
komponen/elemen mesin yang berkaitan dengan sistem penerus daya yang mencakup kopling
dan roda gigi. Perancangan ulang (redesign) elemen mesin ini bertujuan untuk membandingkan
hasil teoritis dengan kenyataan yang ada di lapangan. Dan dalam hal ini, produk yang menjadi
sampel untuk perancangan ulang ini adalah kopling dan transmisi dari mobil avanza veloz
DOHC-VVT-I 1.5L.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan laporan perancangan elemen mesin ini adalah sebagai
berikut :
a. Agar mahasiswa dapat merancang suatu komponen elemen mesin.
b. Agar mahasiswa mengetahui tentang proses perancangan elemen mesin.
c. Agar mahasiswa dapat bekerja secara mandiri.
1.3 Batasan Masalah
Masa l ah da l am pe rancangan e l emen mes in s anga t l ua s ,ka r ena menyangkut
berbagai macam disiplin ilmu, maka dilakukan pembatasan permasalahan. Permasalahan
yang akan dibahas pada perancangan elemen mesin ini antara lain:
a. Perancangan roda gigi
b. Perancangan kopling
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dalam pembuatan laporan perancangan elemen mesin ini adalah sebagai
berikut :
a. Mahasiswa mampu merancang elemen mesin terkhusus roda gigi dan koping.
b. Mahasiswa mampu bekerja secara mandiri
c. Mahasiswa memahami proses-proses perancangan elemen mesin terkhusus roda gigi
dan kopling.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan perancangan elemen mesin ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN : Berisi tentag latar belakang,tujuan, batasan masalah,manfaat
dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA : berisi tentang teori perancangan, roda gigi, dan kopling.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Perancangan
Perancangan merupakan rangkaian kegiatan iterarif yang mengaplikasikan berbagai teknik
dan prinsip-prinsip scientifik yang bertujuan untuk mendefinisikan peralatan, proses, atau sistem
secara detail sehingga dapat direalisasikan. Dalam perancangan ada beberapa hal yang harus
betul-betul diperhatikan agar dalam perancangan tersebut tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, ntara lain :
1. Pemilihan bahan. Dalam hal ini seorang designer harus memiliki pengetahuan yang
mendalam dalam bidang pengetahuan bahan karena sebelum merancang suatu elemen
mesin, seorang designer harus mengetahui berapa kekuatan bahan tersebut, tahanan
korosinya, dan sebagainya.
2. Bentuk dan ukuran parts. Dalam merancang sebuah komponen mesin, harus diketahui
kekuatan bagian mana yang harus dipertahankan.
3. Ketahanan terhadap gesekan dan pelumasan.
4. Kenyamanan dan fitur ekonomis.
5. Keselamatan operasi.
6. Biaya konstruksi. Biaya konstruksi merupakanpertimbangan paling penting dalam
mendisain.
7. Perakitan. Setiap mesin atau struktur harus disusun seperti unit sebelum dapat berfungsi.
Jika unit besar maka harus dilakukan pengujian perakitan terlebih dahulu.
2.2 Roda Gigi
Pada da sa rnya s i s t em t r ansmi s i r oda g ig i me rupakan pemindahan gerakan
putaran dari satu poros ke poros yang lain hampir terjadi disemuamesin. Roda gigi merupakan
salah satu yang terbaik antara sarana yang adauntuk memindahkan suatu gerakan. Roda
gigi dikelompokkan menurut letak po ros pu t a r an a t au be rben tuk da r i j a l u r g ig i
yang ada . Keun tungan da r i penggunaan sistem transmisi diantaranya :1.dapat dipakai
untuk putaran tinggi maupun rendah2.kemungkinan terjadinya slip kecil3.tidak menimbulkan
kebisinganAdapun klasifikasi dari roda gigi antara lain :
2.2.1. Roda gigi lurus (Spur gear)
Roda gigi lurus dipakai untuk memindahkan gerakan putaranantara poros-poros
yang sejajar. Yang biasanya berbentuk silindris dangigi-giginya adalah
lurus dan sejajar dengan sumber putaran. Pengunaanroda gigi lurus karena
putarannya tidak lebih dari 3600 rpm dan kecepatankeliling tidak lebih dari
5000 ft/menit. Ini tidak mutlak, spur gear dapat juga dipakai pada kecepatan
diatas batas-batas tersebut.
2.2.2. Roda gigi miring (Helical gear)
Roda gigi miring dipakai untuk memindahkan putaran antara poros-poros yang
sejajar. Sudut kemiringan adalah sama pada setiap rodagigi, tetapi satu roda
gigi harus mempunyai kimiringan ke sebelah kanan dan yang lain ke kiri.
Roda gigi ini mampu memindahkan putaran lebihdari 3600 rpm dan
kecepatan keliling lebih dari 5000 ft/menit.
2.2.3. Roda gigi cacing (Worm gear )
Roda gigi cacing dipakai untuk memindahkan putaran antara porosyang tegak
lurus bersilang. Susunan roda gigi cacing biasanya mempunyai penutup tunggal
atau ganda, suatu susuna roda gigi berpenutup tunggaladalah sesuatu dimana
roda gigi dibungkus penuh atau sebagian oleh gigicacing, sebuah roda gigi dimana
setiap elemen ditutup sebagian oleh yanglain adalah susunan roda gigi cacing
berpenutup ganda.
2.2.4 Roda gigi kerucut (Bevel gear )
Roda g ig i ke rucu t d ipaka i un tuk memindahkan ge rakan
a t au putaran antara poros yang berpotongan. Walaupun roda-roda gigi
kerucut biasanya dibuat untuk sudut poros 90°,roda-roda gigi ini biasanya
untuk semua ukuran sudut.
2.2.5 Screw gear
Jenis roda gigi ini trediri dari dua buah helical gear wheel yangmerupakan
kombinasi sederhana untuk memindahkan gaya maupun torsi poros yang
membentuk sudut-sudut tertentu.
2.2.6 Hypoid gear
Hypoid gear bentuknya hampir menyerupai spiral bevel gear, n a m u n
p e r b e d a a n n y a t e r l e t a k p a d a p i t c h y a n g l e b i h
h i p e r b o l i d dibandingkan dengan cousenya dan menoperasikannya lebih
lembut dantenang.Perencanaan Elemen Mesin Gear Box 6
Rumus Dasar Roda Gigi
Dalam perencanaan ini saya menggunakan jenis roda gigi lurus karena ada beberapa
pertimbangan yaitu :# Dilihat dari poros, karena sejajar maka yang paling cocok
dipergunakanadalah roda gigi lurus.# Ka rena daya dan pu t a r an r e l a t i ve r endah ,
maka l eb ih cocok b i l a menggunakan roda gigi lurus.Adapun rumus dasar yang
berhubungan dengan perencanaan roda gigiantara lain sebagai berikut :
a. Diameter Pitch Circle (P)
Rumus dari buku deutschman hal 521
P = Nt/d (in).........................................................(1)
Dimana :
P = D i a m e t e r
d = D i a m e t e r r o d a g i g i
N t = J u m l a h g i g i
b. Perbandingan Kecepatan (rv)
Rumus dari buku deutschman hal 525
Rv = W 2W 1
= NtpNtg
= d 1d 2
= n 2n 1
........................................... ( 2 )
Dimana :
N1,n2= putaran roda gigi (rpm)
Nt1,Nt2= jumlah gigi (buah)
d1,d2= diameter roda gigi (inc)
c . J a r a k P o r o s ( C )
Rumus dari buku deutschman hal 528
C = d 1+d2
2 (in) .................................................. ( 3 )
C= jarak poros antara dua roda gigi
d = diameter roda gigi
d. Kecepatan Pitch Line / Garis Kontak (Vp)
Rumus dari buku deutschman hal 563
Vp =πdn12
(ft/mnt) ............................................. ( 4 )
Dimana :
Vp = kecepatan putaran
e. T o r s i Y a n g B e k e r j a
T = 6300.Ndaya
n.................................................. ( 5 )
dimana :
T = torsi yang bekerja
Ndaya= daya motor
n = putaran input
f. Gaya-gaya pada Roda Gig i
•Gaya radial (Fr)
Fr = Fn.Sinθ= Fn.Cosθ........................................ ( 6 )
•Gaya normal (Fn)
Fn =Ft
cosθ
•Gaya tangensial (Ft)
Ft = 2TD
................................................................... ( 7 )
•Gaya dinamis (Fd)
Fd =600+Vp
600. Ft ................................................... ( 8 )
Untuk 0 < Vp < 2000 ft/menit
Fd = 1200+Vp
1200.Fp
Untuk 2000 < Vp < 4000 ft/menit
Fd = 78+√ Vp
78. Ft
Dimana :
T= Torsi (lbm)
n= Putaran (rpm)
Ft= Gaya tangensial (lb)
Fn= Gaya normal (lb)
Fd= Gaya dinamis (lb)
Fr= Gaya radial (lb)
2.3 Kopling
Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya
Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros
penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana putaran inputnya akan
sama dengan putaran outputnya. Tanpa kopling, sulit untuk menggerakkan elemen mesin sebaik-
baiknya. Dengan adanya kopling pemindahan daya dapat dilakukan dengan teratur dan seefisien
mungkin.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling adalah:
1. Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2. Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan dari elemen
lain.
3. Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
4. Mampu mencegah terjadinya beban kejut.
Untuk perencanaan sebuah kopling kita harus memperhatikan kondisi-kondisi sebagai berikut:
1. Kopling harus mudah dipasang dan dilepas
2. Kopling harus dapat mentransmisikan daya sepenuhnya dari poros
3. Kopling harus sederhana dan ringan
4. Kopling harus dapat mengurangi kesalahan hubungan pada poros
Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis:
1. Kopling Tetap
2. Kopling Tak Tetap
Kopling Tetap
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari
poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua
poros tersebut terletak pada satu garis lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya. Kopling tetap
selalu dalam keadaan terpasang, untuk memisahkannya harus dilakukan pembongkaran.
Kopling tetap terbagi atas: /4/
1. Kopling kaku
Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan sumbu segaris, dan dipakai
pada poros mesin dan transmisi umum di pabrik-pabrik, kopling ini terdiri atas :
a. Kopling bus
b. Kopling flens kaku
c. Kopling flens tempa
2. Kopling luwes
Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan sumbu poros yang
terdiri atas:
a. Kopling flens luwes
b. Kopling karet ban
c. Kopling karet bintang
d. Kopling gigi
e. Kopling rantai
3. Kopling universal
Kopling universal digunakan bila kedua poros akan membentuk sudut yang cukup besar,
terdiri dari:
a. Kopling universal hook
b. Kopling universal kecepatan tetap
Kopling universal digunakan bila poros penggerak dan poros yang digerakkan membentuk
sudut yang cukup besar.
4. Kopling Fluida
Penerusan daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada hubungan antara kedua poros.
Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya yang besar.
Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak saling
diteruskan. Demikian pula pada waktu terjadi pembebanan lebih , penggerak mula tidak akan
terkena momen yang akan melebihi batas kemampuan.
Kopling Tidak Tetap
Kopling tidak tetap adalah kopling yang digunakan untuk menghubungkan poros penggerak
dan poros yang digerakkan dengan putaran yang sama saat meneruskan daya. Kopling juga dapat
melepaskan hubungan kedua poros tersebut dalam keadaan diam maupun berputar tanpa harus
menghentikan putaran dari poros penggerak.
Kopling tak tetap meliputi:
1. Kopling cakar, terdiri dari:
a. Kopling cakar persegi
b. Kopling cakar spiral
c. Kopling kerucut
d. Kopling friwil
2. Kopling pelat, terdiri dari:
a. Menurut jumlah pelatnya:
• Kopling pelat tunggal
• Kopling pelat banyak
b. Menurut cara pelayanannya:
• Kopling pelat cara manual
• Kopling pelat cara hidrolik
• Kopling pelat cara pneumatik
c. Menurut pelumasannya:
• Kopling pelat kering
• Kopling pelat basah
Secara umum kopling pelat adalah kopling yang menggunakan satu pelat atau lebih yang dipasang diantara kedua poros serta membuat kontak dengan poros tersebut, sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara sesamanya. Konstruksi kopling ini cukup sederhana, dapat dihubungkan dan dilepaskan dalam keadaan berputar karena itu kopling ini sangat banyak dipakai.
Rumus-rumus yang Digunakan
Torsi maksimum
Kopling plat gesek bekerja karena adanya gaya gesek (U) dengan permukaan, sehingga
menyebabkan terjadinya momen puntir pada poros yang di gerakkan. Momen ini bekerja dalam
waktu tr sampai putaran kedua poros sama. Pada keaadan terhubung tidak terjadi slip dan
putaran kedua poros sama dengan putaran awal poros penggerak, sehingga dapat dibuat
persamaan :
Mr = Mb + Mh
Dimana :
Mr = Torsi gesek [kgf.cm]
Mb = momen puntir poros transmisi [kgf.cm]
Mh = Torsi percepatan [kgf.cm]
Nilai Mh dapat dihitung dengan persamaan :
Mh= 71620 Nn
Dengan :
Mh = Torsi maksimum [kgf.cm]
N = Daya maksimum [hp]
n = putaran poros [rpm]
71620 = konstanta korelasi satuan
Teori Gesek
Harga torsi gesek didapat dari hubungan :
Mr = C . Mh
Dengan :
Mr = Torsi gesek [kgf.cm]
C = Konstanta
Harga C dapat dipilih dari tabel pada lampiran, harga ini berkisar antara 2-3 untuk
kendaraan mobil.
Kerja Gesek dan Daya Gesek
Kerja gesek ditentukan dari hubungan antara torsi, putaran, dam waktu terjadinya slip yaitu :
Ar = Mr . n. tr
1910
Dimana :
Ar = Kerja gesek [kgf.cm]
Mr = Torsi gesek [kgf.cm]
n = Putaran [rpm]
tR = Waktu penyambungan / slip [detik]
1910 = Faktor korelasi satuan
Harga daya gesek dapat ditentukan dari hubungan kerja gesek dengan frekuensi penggunaan
kopling, yaitu jumlah penekanan atau pelepasan kopling persatuan waktu yaitu :
Nr = Ar . z27 ×10 4
Dimana :
Nr = Daya gesek [hp]
z = Frekuensi penekanan kopling dalam satu jam
27×104 = Faktor korelasi satuan