laporan penelitian hubungan antara pola kepemimpinan orang...

78
LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA POLA KEPEMIMPINAN ORANG - TUA DAN DISIPLIN ANAK DI SEKOLAH (Penelitian terhadap Siswa-siswa SMU Kotamadia Padang) (Ketua Tim Peneliti) Penelitian ini dibiayai oleh: Dana Rutin Univenitas Negeri Padang Tahun Anggaran 2000 Swat Pejanjian Keja No. 1498/K 12/KU/Rutin/2000 Tanggal 1 Mei 2000 JA(;A DAN PEEGuNAKANLAH KOLEK~~ DEN64p! 6AlK II - -.- - - UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Upload: vantu

Post on 06-Jun-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA POLA KEPEMIMPINAN ORANG - TUA DAN DISIPLIN ANAK DI SEKOLAH

(Penelitian terhadap Siswa-siswa SMU Kotamadia Padang)

(Ketua Tim Peneliti)

Penelitian ini dibiayai oleh:

Dana Rutin Univenitas Negeri Padang Tahun Anggaran 2000

Swat Pejanjian Keja No. 1498/K 12/KU/Rutin/2000 Tanggal 1 Mei 2000

JA(;A DAN PEEGuNAKANLAH K O L E K ~ ~ D E N 6 4 p ! 6A lK

II

- -.- - -

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

LAPORAN P E N E L I T I A N

HUBUNGAN ANTARA POLA KEPEMIMPINAN ORANG TUA DAN D I S I P L I N ANAK D I SEKOLAH

(Penelitian terhadap Siswa-siswa SMU Kotamadia Padang)

Personalia Peneliti:

Ketua Penelitian: Drs. Erlamsyah, M.Pd

A n g g o t a : D r s . Gito Setyohutorno

A B S T R A K

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara

pola kepemimpinan orang tua dan disiplin anak di sekolah,

khususnya disiplin terhadap peraturan sekolah, disiplin bela-

jar, dan disiplin kelompok/organisasi. Penelitian ini dilaksa-

nakan terhadap siswa-siswa SMU Kotamadia Padang.

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah

angket berskala tentang pola kepemimpinan orang tua dan angket

berskala tentang disiplin anak dengan cara mengadministrasikan

kepada responden. Data yang diperoleh diolah dengan teknik

korelasi Product Moment dan t-tes. Korelasi Product Moment

digunakan untuk melihat hubungan pola kepemimpinan orang tua

dan disiplin anak dan t-tes digunakan untuk melihat perbedaan

disiplin siswa SMU Negeri dan siswa SMU Swasta.

Temuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Terdapat hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan

disiplin siswa terhadap peraturan, disiplin belajar, dan disiplin kelompok/organisasi baik pada taraf kepercayaan

95% maupun untuk taraf kepercayaan 99%.

Terdapat perbedaan disiplin antara siswa SMU Negeri dan

siswa SMU Swasta terhadap peraturan sekolah baik pada taraf

kepercayaan 95% maupun untuk taraf kepercayaan 99%.

Tidak terdapat perbedaan disiplin antara siswa SMU Negeri

dan siswa SMU Swasta menyangkut disiplin belajar, disiplin

kelompok/organisasi baik pada taraf kepercayaan 95% maupun

untuk taraf kepercayaan 99%.

Rekomendasi terhadap hasil penelitian ini di antaranya

adalah; orang tua dalam mengembangkan disiplin anak, perlu

meningkatkan kualitas hubungan dan pelayanan kepada anak

dengan menciptakan suasana keterbukaan, saling pengertian,

penghargaan di dalam keluarga, pendidik (orang tua, guru dan

orang dewasa lain) perlu menampilkan diri sebagai model yang

patut dicontoh dalam disiplin anak. Di sisi lain, orang tua

perlu mengusahakan agar anak memiliki kesan positif terhadap

disiplin, memberikan kesempatan kepada anak mendisiplin diri,

siswa perlu melakukan instrospeksi diri tentang disiplin diri

dan berusaha menemukan manfaat disiplin dalam kehidupan,

pendidik perlu memberikan penguatan-penguatan terhadap anak

yang menunjukkan perilaku disiplin, mengembangkan berbagai

kegiatan sekolah yang menumbuhkan kesadaran anak terhadap

disiplin, guru dan konselor dalam mendisiplin anak, perlu

menghindarkan cara-cara yang yang kasar, keras, menyalahkan,

mengkritik, merendahkan, membebani anak dengan tugas yang

tidak sesuai dengan kemampuan mereka. Pendidik di sekolah

lebih diharapkan menanamkan disiplin kepada anak melalui cara

persuasif, menciptakan suatu kondisi penuh penghargaan, penga-

kuan, melalui pemberian penguatan terhadap tingkah laku disi-

plin yang ditunjukkan anak. Rekomendasi lain yaitu sekolah

perlu mengembangkan latihan disiplin melalui kegiatan bermain

peran, diskusi antar siswa membahas berbagai disiplin sekolah,

melibatkan siswa dalam merencanakan dan memutuskan suatu

disiplin yang akan diberlakukan di sekolah.

UCAPAN TERIMA KASIH

Selesainya penelitian ini adalah berkat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesem- patan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Kumaidi, MA, selaku Ketua Lembaga Peneli-

tian Universitas Negeri Padang yang telah memberikan kesem-

patan kepada peneliti melaksanakan penelitian dengan dana

OPF di SMU Kotamadia Padang.

2. Bapak Dr. H. Nurtain, selaku Dekan Fakultas ilmu Pendidikan UNP Padang yang telah memberi dan memintakan izin peneli-

tian ini.

3. Bapak Dr. Marjohan, M.Pd, selaku Ketua Jurusan BK FIP UNP

Padang yang telah memberi dan memintakan izin penelitian

ini.

4. Semua pihak yang telah ikut memberikan bantuan, dan parti-

sipasi dalam melaksanakan penelitian ini.

Atas segala bantuan, dan partisipasi yang telah diberi-

kan, peneliti menyampaikan terima kasih, dan semoga mendapat-

kan imbalan yang setimpal dari Allah Yang Maha Kuasa. Amin.

Padang, Nopember 2000

Peneliti,

iii

PENGANTAR

Kegiatan penelitian merupakan bagian dari darma perguruan tinggi, di samping pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan penelitian ini hams dilaksanakan oleh Universitas Negeri Padang yang dikerjakan oleh staf akademikanya ataupun tenaga fungsional lainnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, melalui peningkatan mutu staf akademik, baik sebagai dosen maupun peneliti.

Kegiatan penelitian mendukung pengembangan ilmu serta terapannya. Dalam ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk melakukan penelitian sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan mengajarnya, baik yang secara langsung dibiayai oleh dana Universitas Negeri Padang maupun dana dari sumber lain yang relevan atau'bekerja sarna dengan instansi terkait. Oleh karena itu, peningkatan mutu tenaga akademik peneliti dan h a i l penelitiannya dilakukan sesuai dengan tingkatan serta kewenangan akademik peneliti.

Kami menyambut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab berbagai permasalahan pendidikan, baik yang bersifat interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi praktek kependidikan, penguasaan materi bidang studi, ataupun proses pengajaran dalam kelas yang salah satunya muncul dalarn kajian ini. Hasil penelitian seperti ini jelas menambah wawasan dan pemahaman kita tentang proses pendidikan. Walaupun hasil penelitian ini mungkin masih.menunjukkan beberapa kelemahan, nanlun kami yakin hasilnya dapat dipalcai sebagai bagian dari upaya peningkatan rnutu pendidikan pada umumnya. Kami mengharapkan di masa yang &an datang semakin banyak penelitian yang hasilnya dapat langsung diterapkan dalam peningkatan dan pengembangan teori dan praktek kependidikan.

Hasil penelitian ini telah ditelaah oleh tim pereviu usul dan laporan penelitian Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang, yang dilakukan secara "blind reviewing'. Kemudian untuk tujuan diseminasi, hasil penelitian ini telah diseminarkan yang melibatkan dosenltenaga peneliti Universitas Negeri Padang sesuai dengan fakultas peneliti. Mudah- mudahan penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pada umumnya, dan peningkatan mutu staf akadelnik Universitas Negeri Padang.

Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini, temtama kepada pimpinan lembaga terkait yang menjadi objek penelitian, responden yang menjadi sampel penelitian, tim pereviu Lembaga Penelitian dan dosen senior pada setiap fakultas di lingkungan Universitas Negeri Padang yang menjadi pembahas utama dalam seminar penelitian. Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada Rektor Universitas Negeri Padang yang telah berkenan memberi bantuan pendanaan bagi penelitian ini. Kami yakin tanpa dedikasi dan kerjasama yang terjalin selama ini, penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan dan semoga kerjasama yang baik ini akan menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Terima kasih.

/\$dang, .,:,T;.5 % . L A . : . . . - L.~* ' y

Desember 2000 ,, r , etua Lembaga Penelitian

:, :::/ A n I \ 1-CT -;._?: Universitas Negeri Padang,

, . \ \ I- i_ :?:.prof. Drs. Kun~aidi, MA., Ph.D. '$ p ~ . . - : : . . ..-.-',, ..>

-/ . . NIP 13060523 1

DAFTAR IS1

Halaman

.............................................. ABSTRAK

.................................. UCAPAN TERIMA KASIH

PENGANTAR ............................................ DAFTAR IS1 ........................................... DAFTAR TABEL .........................................

BAB I . PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . A . Latar Belakang Masalah ................... B . Pembatasan dan Perumusan Masalah . . . . . . . . . C . Tujuan Penelitian ........................ D . Anggapan Dasar ........................... E . Perumusan Hipotesis ...................... F . Kegunaan Hasil Penelitian ................ G . Penjelasan Istilah .......................

BAB I1 . TINJAUAN KEPUSTAKAAN ........................ A . Konsep Disiplin ......................... B . Tujuan Disiplin di Sekolah ............... C . Jenis-Jenis Disiplin di Sekolah ..........

. . . . . . . . . . . . . . D . Ciri-ciri Perilaku Disiplin E . Pola ~epemimpinan Orang Tua dan Disiplin

Anak .....................................

i

iii

iv

v

vi

BAB I11 .

F . Kerangka Konseptual ......................

METODOLOGI PENELITIAN ....................... A . Rancangan Penelitian ..................... B . Populasi dan Sampel ...................... C . Jenis dan Sumber Data .................... D . Instrumen dan Teknik Pengumpul Data ...... E . Teknik Analisis Data ..................... F . Prosedur Penelitian ...................... G . Keterbatasan-keterbatasan ................

BAB IV . ANALISIS. PENAFSIRAN DAN PEMBAHASAN DATA .... A . Analisis dan Penafsiran Data ............. B . Pembahasan Data ..........................

BAB V . KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................. A . Kesimpulan ............................... B . Rekomendasi ..............................

DAFTAR KEPUSTAKAAN ................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 . Sebaran Sampel P e n e l i t i a n .................. 24

Tabel 2 . Angkat P e n e l i t i a n yang Dapat Diolah ........ 31

v i i

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Disiplin merupakan aspek yang penting dalam kehidupan

individu. Disiplin diperlukan individu dalam bekerja,

belajar, dan berinteraksi dengan lingkungan. Individu yang

dapat mendisiplin diri akan lebih tentram, teratur, sukses

dan lebih memperoleh ketenangan hidup. Sebaliknya, individu

yang tidak disiplin akan cenderung mengalami kegagalan,

konflik, dan bahkan kesulitan dalam menjalani kehidupannya.

Oleh karena itu, disiplin harus ditanamkan semenjak usia

dini kehidupan anak agar mereka berkembang menjadi indivi-

du-individu yang memiliki disiplin diri yang tinggi dalam

menj alani kehidupan.

Orang tua memiliki peranan penting dalam proses pena-

naman dan pengembangan disiplin diri anak mereka melalui

pengenalan aturan, nilai, norma, pemberian tanggung jawab,

pemberian kesempatan, sokongan, penguatan dan latihan-

latihan disiplin. Disiplin yang diterapkan orang tua terha-

dap anak-anak mereka secara bertahap diresapi dan diprak-

tikkan anak dalam menjalankan aktivitas mereka sehari-hari,

dan pada gilirannya akan mewarnai sikap dan perilaku anak

dalam bertindak pada masa yang akan datang. Zakiah Darajad

(1980) mengatakan bahwa kepribadian anak yang tumbuh itu

tergantung kepada pengalaman dalam keluarga.

Selama penanaman disiplin kepada anak, orang tua

menerapkan pola kepemimpinan tertentu. Ada orang tua yang

menerapkan aturan atau disiplin dengan ketat, kasar, keras,

menguasai, dan menolak. Di sisi lain ada pula orang tua

yang menerapkan disiplin melalui suasana keterbukaan,

memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeluarkan ide,

pendapat, menghargai perilaku dan tindakan anak, termasuk

terhadap kesadaran anak terhadap disiplin. Di samping itu,

ada pula orang tua yang mengembangkan pola kepemimpinan

yang serba membolehkan atau lebih mengambaikan.

Variasi pola kepemimpinan orang orang tua dalam mendi-

siplin anak, akan menimbulkan variasi pula terhadap perila-

ku dan tindakan anak, termasuk kesadaran anak terhadap

disiplin dalam melakukan berbagai aktivitas di dalam kehi-

dupannya maupun disiplin anak di sekolah. Orang tua yang

mengembangkan pola kepemimpinan dengan cara mengontrol

secara ketat, mengatur, mendikte anak, cenderung membuat

anak serba salah, tergantung, kurang memiliki keberanian,

kurang mandiri, kurang ide, anak cenderung bekerja atas

perintah, dan kurang dapat menerapkan disiplin diri.

Pada sisi lain, orang tua yang mengembangkan pola

kepemimpinan yang seqba mempolehkan; membiarkan anak

bertindak sendiri tanpa kontrol, kurang memberikan arahan,

memanjakan anak, biasanya cenderung menjadikan anak kurang

tanggap terhadap disiplin, melanggar disiplin dan mungkin

merasakan disiplin sebagai suatu yang mengganggu, sehingga

sering anak tidak menerima disiplin. Di sisi lain orang tua

yang mengembangkan pola kepemimpinan yang demokratis akan

memberikan kesempatan kepada anak berbuat, beride, men-

dorong anak berfikir alternatif, menghargai ide anak,

menerapkan disiplin dengan mempertimbangkan keadaan dan

situasi anak. Pola kepemimpinan orang tua yang demikian

cenderung menjadikan anak aktif berbuat, bertindak, beride,

berani, bertanggung jawab dan lebih memungkinkan anak untuk

bertindak sesuai dengan disiplin. Copersmith (1967) menga-

takan bahwa sikap orang tua yang berbeda terhadap anak akan

mempunyai pengaruh yang berbeda dalam pembentukan harga

diri anak. Orang tua yang mengembangkan pola kepemimpinan

demokratis dengan anak-anaknya, cenderung melayani dan

mendidik anak-anaknya dengan kasih sayang, perhatian,

disiplin yang konstruktif, pemberian tanggung jawab yang

sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Suasana demokratis

yang dikembangkan oleh orang tua cenderung memberikan

sumbangan positif terhadap pembentukan aspek kepribadian

anak, termasuk kesadaran disiplin anak dalam melakukan

berbagai kegiatan atau aktivitas baik di keluarga, di

masyarakat dan di sekolah. Demikian pula sebaliknya, bila

kedua orang tua melayani dan mendidik anak dengan suasana

yang kurang positif akan memberikan sumbangan kurang posi-

tif pula terhadap pembentukan disiplin diri anak dalam

bekerja atau melakukan aktivitas sehari-hari.

Berhubung pentingya peranan anak sebagai generasi

penerus, maka seyagyanyalah mereka dibina dan dipersiapkan

dengan sebaik-baiknya menjadi remaja yang berkualitas,

produktif, mandiri yang memiliki tanggung jawab dan

disiplin diri yang tinggi. Ketetapan MPR RI (1993:149)

menegaskan bahwa pernbinaan dan pengembangan generasi muda

(remaja) perlu diarahkan untuk menjadi kader penerus per-

juangan bangsa yang berjiwa Pancasilais.

Salah satu aspek yang perlu dibangun terhadap generasi

muda (remaja) sebagai generasi penerus adalah aspek kepri-

badian mereka dan salah satu aspek kepribadian remaja yang

perlu dibina adalah disiplin diri mereka dalam melakukan

berbagai aktivitas dan disiplin dalam melakukan tanggung

jawab mereka. Individu yang memiliki disiplin yang tinggi-

lah yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembangunan, karena

dengan disiplinlah pelaksanaan pembangunan dapat diwujudkan

secara efektif dan efisien. Sedangkan disiplin diri yang

rendah dapat berakibat yang fatal terhadap diri dan terha-

dap aktivitas yang dilakukan dan pada akhirnya akan membawa

resiko yang berbahaya terhadap segala aspek pembangunan.

Menyadari pentingnya peranan orang tua dalam membentuk

dan mengembangkan didiplin anak, dan pentingnya masalah

disiplin dalam melaksanakan pembangunan disegala bidang,

maka merupakan masalah yang menarik untuk mengkaji hubungan

pola kepemimpinan orang tua dan disiplin anak. Salah satu

upaya untuk melihat hubungan pola kepemimpinan orang tua

dan disiplin anak adalah melalui penelitian. Penelitian ini

mencoba untuk melihat hubungan pola kepemimpinan orang tua

dan disiplin anak. Penelitian ini dilakukan untuk untuk

memperoleh data yang akurat tentang hubungan pola kepemim-

pinan orang tua dan disiplin anak di sekolah. Hasil peneli-

tian ini sangat berguna sebagai bahan masukan bagi orang

tua untuk meninjau pola kepemimpinan mereka selama ini

dalam mendisiplin anak dan sebagai bahan masukan dalam

mengembangkan pola kepemimpinan dalam mendisiplin anak

mereka untuk masa yang akan datang.

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa-siswa SMU

Kotamadia Padang. Pemilihan SMU Kotamadia Padang sebagai

objek penelitian dengan berbagai pertimbangan, yaitu bahwa

di SMU Kotamadia Padang belum pernah dilakukan penelitian

dengan judul "Hubungan Pola Kepemimpinan Orang Tua dan

disiplin anak di Sekolah. Alasan lain, yaitu berdasarkan

laporan guru pembimbing, guru mata pelajaran dan hasil

studi pendahuluan peneliti, dapat disimpulkan bahwa di SMU

Kotamadia Padang banyak siswa memperlihatkan perilaku

kurang disiplin, kurang memiliki motivasi dalam belajar,

kurang minat belajar, kurang senang belajar, mencoret-coret

dinding sekolah, sering membolos sewaktu belajar, menunda

atau tidak membuat tugas tepat pada waktunya, sering berke-

liaran di pasar atau di luar pekarangan sekolah pada saat

jam pelajaran sekolah dan berbagai perilaku lainnya yang

mencerminkan bahwa mereka kurang memiliki disiplin.

Hasil penelitian ini berguna sebagai bahan masukan

berharga untuk pembinaan orang tua khususnya dalam mendi-

siplin anak (remaja) mereka, dan juga berguna untuk guru

mata pelajaran, dan serta guru pembimbing dalam pembinaan

disiplin anak usia remaja.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Ruang lingkup penelitian tentang hubungan pola kepe-

mimpinan orang tua dan disiplin anak di sekolah cukup luas

dan kompleks. Oleh karena itu, supaya penelitian ini

terarah secara spesifik dan mendalam dirasa perlu adanya

pembatasan. Pembatasan dari segi aspek pola kepemimpinan

orang tua dibatasi pada pola kepemimpinan orang tua yang

cenderung otokratis, demokratis dan permisif atau serba

membolehkan. Sedangkan dari segi disiplin anak dibatasi

pada disiplin anak terhadap peraturan sekolah, disiplin

dalam belajar dan disiplin dalam kelompok.

Sesuai pembatasan masalah di atas, permasalahan yang

perlu dikaji dalam penelitian ini dirumuskan seperti beri-

but ini:

1. Apakah terdapat hubungan antara pola kepemimpinan orang

tua dan disiplin anak terhadap peraturan sekolah,

disiplin dalam belajar, dan disiplin dalam

kelompok/organisasi?

2. Apakah terdapat perbedaan disiplin terhadap peraturan

sekolah, disiplin dalam belajar, dan disiplin dalam

kelompok/organisasi antara siswa SMU Negeri dan siswa

SMU Swasta Kotamadia Padang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perwnusan masalah yang

telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk melihat gambaran:

1. Hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan disiplin

anak terhadap peraturan sekolah secara umum.

2. Hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan disiplin

anak dalam belajar

3. Hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan disiplin

anak dalam kelompok/organisasi

4. Perbedaan disiplin terhadap peraturan sekolah antara

siswa SMU Negeri dan siswa SMU Swasta

5. Perbedaan disiplin dalam belajar antara siswa SMU Negeri

dan siswa SMU Swasta

6. Perbedaan disiplin dalam berkelompok/organisasi antara

siswa SMU Negeri dan siswa SMU Swasta

D. Anggapan Dasar

Penelitian ini bert.itik tolak dari anggapan dasar

berikut ini:

1. Orang tua memiliki pola kepemimpinan yang berbeda dalam

mendisiplin anak-anaknya

2 . Siswa memiliki persepsi yang berbeda mengenai pola

kepemimpinan orang tuanya sesuai dengan pengalaman dan

interaksinya dengan orang tuanya

3. Pembentukan dan pengembangan disiplin diri yang baik

memerlukan bimbingan dari orang tua, guru dan pihak lain

yang berhubungan dengan anak.

4 . Disiplin yang baik berguna bagi anak untuk menjalani

proses kehidupannya untuk masa yang akan datang.

E. Perumusan Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan

disiplin anak terhadap peraturan sekolah pada taraf

kepercayaan 95 % dan 99 %.

2. Terdapat hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan

disiplin anak dalam belajar pada taraf kepercayaan 95 %

dan 99 %.

3. Terdapat hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan

disiplin anak dalam kelompok pada taraf kepercayaan 95 %

dan 99 %.

4. Terdapat perbedaan disiplin terhadap peraturan sekolah

antara siswa SMU Negeri dan siswa SMU Swasta pada taraf

kepercayaan 95 % dan 99 %.

5. Terdapat perbedaan disiplin dalam belajar antara siswa

SMU Negeri dan siswa SMU Swasta pada taraf kepercayaan

95 % dan 99 %.

6. Terdapat perbedaan disiplin dalam berkelompok/organisa-

si antara siswa SMU Negeri dan siswa SMU Swasta pada

taraf kepercayaan 95 % dan 99 %.

Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai

pihak yang berkepentingan, yaitu:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi

orang tua sebagai koreksi terhadap pola kepemimpinan

yang dikembangkan dalam mendidik pada masa yang lalu dan

sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan pola

kepemimpinan terhadap anak pada masa yang akan datang.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman

bagi guru atau pendidik, pembimbing untuk penyusunan

program layanan dan pembinaan disiplin anak pada masa

yang akan datang, khususnya bagi anak-anak SMU Kotamadya

Padang dan sebagai bahan informasi oleh guru, pendidik

atau pembimbing untuk orang tua dalam mendidik atau

mengasuh anak-anaknya.

3. Hasil penelitian dapat sebagai bahan informasi bagi

siswa tentang disiplin diri, dan sebagai bahan pedoman

untuk membangun disiplin diri mereka untuk masa yang

akan datang.

Penjelasan Istilah

Agar tidak menimbulkan keraguan tentang judul peneli-

tian ini, maka di bawah ini akan dijelaskan istilah-istilah

yang digunakan sebagai berikut:

1. Hubungan yaitu ikatan atau keterkaitan antara sesuatu

objek dengan objek lainnya. Dalam penelitian ini hu-

bungan yang dimaksudkan adalah ikatan atau interaksi

antara pola kepemimpinan orang tua dan dan disipin anak

di sekolah.

2. Pola Kepemimpinan yaitu bentuk atau model kepemimpinan

yang dikembangkan seseorang dalam memimpinan orang lain.

Pola kepemimpinan yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah bentuk kepemimpinan yang diterapkan orang tua

dalam mendisiplin anak. Bentuk kepemimpinan tersebut

adalah bentuk kepemimpinan otokratis, demokratis dan

bentuk kepemimpinan permisif atau serba membolehkan

(laizzais faire) yang diungkapkan melalui persepsi anak.

3. Disiplin yaitu ketentuan, peraturan, dan kewajiban yang

harus dipatuhi atau dijalankan. Disiplin yang dimaksud-

kan dalam penelitian ini adalah kepatuhan atau keinginan

siswa dalam melakukan berbagai peraturan, tugas yang

harus dilakukan di sekolah.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang dimaksud-

kan dengan: "Hubungan Antara Pola Kepemimpinan Orang Tua

dan Disiplin Anak di Sekolah" yaitu kaitan atau keteri-

katan antara pola kepemimpinan yang dikembangkan orang

tua dan kepatuhan anak dalam menjalankan peraturan atau

ketentuan yang berlaku di sekolah, yaitu peraturan

sekolah secara umum, peraturan dalam belajar, dan per-

aturan yang berlaku dalam kelompok.

BAB I1

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Konsep Disiplin

Masing-maaing orang dapat sa3a melihat disiplin secara

berbeda sesuai dengan pandangan dan pentingnya objek

disiplin itu sendiri bagi mereka. Ada orang yang mengiden-

tikkan disiplin dengan hukuman, pemberian sanksi terhadap

seseorang yang melakukan pelanggaran atau melakukan kesa-

lahan. Misalnya seorang siswa yang melanggar peraturan atau

tidak masuk sekolah tanpa adanya pemberitahuan, maka kepada

siswa tersebut diberikan hukuman atau sanksi.

Disiplin daslam batasan hukuman tidak harus bersifat

pisik, tetapi juga berbentuk sosial atau psikologis

(Lindgren, 1967:352). Hukuman bersifat sosial atau psikolo-

gis dapat berupa penahanan anak setelah pulang sekolah,

penahaman sewaktu jam istirahat, mengusir sewaktu belajar,

memisahkan anak dari temannya, menghina anak di depan

temannya, menskor anak dari sekolah atau pun memberikan

pekerjaan khusus. Di sisi lain, ada pula pandangan yang

mengidentikkan disiplin sebagai kontrol. Tindakan disiplin

ini lebih menekankan untuk mencegah timbulnya perilaku

menyimpang atau perilaku yang tidak diharapkan. Misalnya,

guru mengontrol situasi kelas, mengontrol siswa melakukan

diskusi. Contoh lain, orang tua mengontrol kegiatan bela-

jar anak atau pekerjaaan yang ditugaskan kepada anak.

Pandangan lain, yaitu disiplin dianggap sebagai pem-

berian latihan dan peningkatan untuk mencapai hasil yang

lebih baik. Lindgren (1967:347) menjelaskan tiga arti

disiplin, yaitu: (a) disiplin dalam arti umum adalah

hukuman, (b) kontrol dengan pemaksaan atau perintah, dan

(c) melatih memperbaiki atau memperkuat. Arti pertama,

yaitu disiplin sebagai hukuman lebih berorientasi kepada

pemberian sanksi terhadap pelanggaran disiplin. Misalnya

pemberian sanksi terhadap siswa yang tidak membuat tugas.

Arti kedua, yaitu disiplin sebagai kontrol atau pemberian

perintah, lebih berorientasi pada pengawasan berbagai

kegiatan agar tidak menyimpang dari tujuan dan perintah

untuk melakukan sesuatu yang diberikan atasan, dan kalau di

sekolah adalah perintah guru. Misalnya guru mengawasi

tingkah laku siswa belajar, berdiskusi agar tidak meribut

atau memberikan perintah kepada siswa untuk melaporkan

hasil diskusi mereka di depan kelas. Arti ketiga, disiplin

lebih mengarah kepada penciptaan suasana dan pengembangan

situasi yang mendorong pencapaian tujuan. Di dalam proses

pembelajaran tentu saja dipandang sebagai usaha menciptakan

dan mengembangkan suasana yang memungkinkan berlangsungnya

proses pembelajaran secara optimal. Madsen (1981) mengata-

kan bahwa disiplin merupakan cara bertingkah laku yang

kondusif, dan mencapai produktif. Lebih lanjut dikatakan

Madsen, bahwa disiplin harus diajarkan, dipelajari dan

diinternalisasikan ke dalam diri. Di sisi lain Philips, dkk

(1960:3) mengatakan bahwa disiplin yang baik adalah suatu

cara mencapai tujuan, dalam arti membantu individu mening-

katkan potensinya dan disiplin yang harus didasarkan pada

ketegasan, ketenangan, adil dan rasional.

Dari ketiga arti disiplin di atas, maka disiplin yang

perlu dikembangkan adalah disiplin yang berorientasi pada

peningkatan dan pengembangan situasi yang mendorong tercip-

tanya suasana yang baik untuk anak bekerja, berperilaku

secara optimal. Penerapan disiplin yang berorientasi pada

pengembangan aspek kepribadian anak dikatakan penerapan

disiplin yang konstruktif.

B. Tujuan Disiplin di Sekolah

Disiplin merupakan sesuatu yang penting dalam proses

mengarahkan tingkah laku manusia untuk mencapai tujuan.

Tanpa disiplin tingkah laku manusia dapat membawa kerugian

baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.

Sekolah sebagai lernbaga pendidikan formal juga menerapkan

disiplin siswa yang menjadi peserta didiknya untuk meng-

efektifkan proses pendidikan siswa di sekolah. Melalui

penerapan disiplin terhadap siswa diharapkan dapat dilaku-

kan proses penbelajaran secara efektif. Di samping itu,

melalui disiplin akan dapat pula dikembangkan potensi, dan

tanggung jawab siswa terhadap dirinya sendiri maupun terha-

dap lingkungan sosialnya. Bernanrd (1970:267) menjelaskan

tujuan disiplin dalam belajar yaitu (a) menghentikan fak-

tor-faktor yang merugikan situasi belajar-mengajar dan

mendorong aktivitas belaJar, ( 2 ) memelihara kesehatan

mental siswa, ; memelihara rasa aman, terlindung, ( 3 )

membantu penyesuaian diri, kerjasama, dan menanamkan rasa

tanggung jawab, dan (4) tujuan jangka panjang adalah untuk

menghasilkan orang dewasa yang sehat secara mental untuk

masa yang akan datang.

Berdasarkan tujuan disiplin yang dikemukakan di atas,

jelaslah bahwa disiplin di sekolah tidak saja bertujuan

untuk menegakkan peraturan, mendorong anak belajar, mengon-

trol tingkah laku anak, akan tetapi disiplin sekolah me-

miliki tujuan yang jauh lebih luas dan kompleks. Disisplin

ditujukan untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian

anak secara terintegrasi, agar pada akhirnya tumbuh anak

yang sehat yang berguna bagi dirinya sendiri secara pribadi

dan bermanfaat bagi lingkungannya.

C. Jenis-jenis disiplin di Sekolah

Disiplin di sekolah dapat berasal dari personil seko-

lah (guru mata pelajaran, wali kelas, kepala sekolah,

pembimbing dan lain-lain), dari kelompok atau organisasi

dan dapat berasal dari individu siswa itu sendiri. Lindgren

(1967:351) mengatakan bahwa disiplin di sekolah terdiri

atas disiplin guru, disiplin kelompok, disiplin diri sen-

diri, dan disiplin tugas. Disiplin guru di antaranya ada-

lah; peraturan belajar, peraturan mengerjakan tugas,

peraturan ujian dan lain-lain. Tindakan disiplin yang

diberikan guru bila siswa melanggar dapat berupa pemberian

pengertian, sanksi, mengontrol, memberikan batasan waktu

dan lain-lain.

Disiplin kelompok dapat berupa peraturan kelompok,

sanksi kelompok, kewajiban dan tanggung jawab yang diberi-

kan kelompok dan tindakan disiplin terhadap pelanggaran

peraturan dan tanggung jawab kelompok, dapat berupa pem-

berian teguran, pemberian sanksi dan mengerluarkan dari

keanggotaan kelompok. Disiplin diri sendiri, yaitu suatu

ketentuan yang ditetapkan sendiri, misalnya disiplin untuk

belajar secara rutin, belajar secara teratur, dan tekun. -

Tindakan terhadap pelanggaran disiplin diri dapat berupa

penyesalan, perasaan tidak puas, kecewa, atau mencoba

memotivasi diri kembali untuk melaksanakan disiplin yang

telah ditetapkan. Sedangkan disiplin tugas yaitu tindakan

yang diarahkan tugas, misalnya tuntutan tugas yang harus

dikerjakan, dan cara mengerjakan tugas. Dalam penelitian

ini disiplin yang akan diteliti terutama yang berhubungan

dengan disiplin tentang peraturan sekolah, disiplin dalam

belajar dan disiplin dalam dalam kelompok atau disiplin

dalam berorganisasi.

Ciri-ciri Perilaku Disiplin

Tingkah laku disiplin adalah tingkah laku yang selalu

menjunjung tinggi atau diwarnai oleh adanya peraturan,

tanggung jawab, kejujuran, penghargaan terhadap orang lain.

Seseorang yang bertingkah laku disiplin adalah menjunjung

tinggi aturan yang ada, bertanggung jawab terhadap tugas

yang diberikan, dan dapat menghargai orang lain atau menim-

bulkan ketentraman bagi orang lain. Madsen (1960:8) meng-

kategorikan tingkah laku siswa yang memiliki disiplin atas

dua, yaitu (a) bertingkah laku secara sosial dalam cara-

cara yang sesuai, dan (b) menampilkan respon yang tetap dan

cepat pada pekerj aan akademik. Lebih lanjut dikatakan

Madsen, bahwa anak yang memiliki disiplin yang baik adalah

anak yang dapat menjalankan peranannya, bertindak secara

antusias untuk mempelajari pengalaman baru, melakukan tugas

sesuai dengan waktu yang disediakan, memiliki hubungan baik

dengan anak-anak lainnya, sungguh-sungguh, merespon dengan

tepat terhadap berbagai situasi khusus.

Sebaliknya, tingkah laku individu yang tidak disiplin

adalah tingkah laku yang cenderung tidak komit atau tidak

menyadari peraturan atau tingkah laku yang selalu melanggar

aturan. Di sekolah tingkah laku anak yang tidak disiplin,

di antaranya adalah melanggar peraturan sekolah; tidak

memakai seragam sekolah, sering terlambat, sering membolos,

mengganggu teman dalam belajar, tidak membuat tugas, tidak

mematuhi peraturan organisasi, mencoret-coret dinding atau

bangku sekolah dan lain-lain. I

E. Pola Kepemimpinan Orang Tua dan Disiplin Anak

Keluarga merupakan lingkungan pertama tempat anak

menjalani proses pendidikan. Lindgren (1967:93) menjelaskan

bahwa keluarga, dalam ha1 ini orang tua mempersiapkan

pengalaman pendidikan pertama untuk anak. Ini berarti bahwa

hubungan antara orang tua dan anak akan memberikan pengaruh

kepada anak, termasuk terhadap disiplin anak. Hubungan

orang tua dengan anak akan terlihat dari pola kepemimpinan

yang diterapkan orang tua dalam mendidik atau mendisiplin

anak. Pola kepemimpinan yang dikembangkan orang tua dalam

menanamkan nilai, mengajarkan sikap memberikan pengaruh

terhadap perilaku anak dan disiplin anak dalam melakukan

berbagai aktivitas di dalam keluarga maupun di sekolah.

Secara bertahap orang tua menanarnkan nilai, aturan, tata

tertib, dan tanggung jawab kepada anaknya, dan secara

bertahap pula diresapi dan diyakini anak untuk menjadi

miliknya sendiri. Selanjutnya orang tua melakukan evaluasi

terhadap nilai yang telah ditanamkan kepada anaknya terse-

but. Bila hasil evaluasi orang tua, anak menerima dan

melaksanakan nilai, aturan yang diberikan biasanya orang

tua akan mempersepsi anak sebagai anak yang baik, patuh dan

dapat menjalankan disiplin. Sebaliknya bila orang tua

melihat anak selalu melanggar dan tidak melaksanakan nilai

yang ditanamkan, maka orang tua mulai menerapkan disiplin

terhadap anak-anaknya, misalnya dengan menghukum, memarahi,

mengarahkan kembali dan lain-lain.

Cara orang tua dalam menanamkan nilai dan disiplin

terhadap anak memberikan pengaruh terhadap diri anak,

pandangan anak terhadap nilai, termasuk terhadap disiplin

anak. Depdikbud (1984/1985) menjelaskan bahwa lingkungan

keluarga merupakan lingkungan pertama yang membentuk kepri-

badian anak, yang memberikan pengaruh yang mendalam bagi

perkembangan anak. Lindgren (1967:lOO) mengatakan bahwa

keluarga yang retak atau tidak harmonis merupakan salah

satu yang berpengaruh terhadap tingkah laku anak. Nye

(dalam Lindgren, 1967:lOl) menjelaskan bahwa ketidakbaha-

giaan di rumah lebih produktif terhadap munculnya tingkah

laku nakal pada anak. Temuan Lindgren dan Nye di atas,

menjelaskan bahwa orang tua memiliki pengaruh terhadap

perilaku anak, termasuk kepedulian anak terhadap disiplin.

Dalam menanamkan berbagai nilai, disiplin dan aturan

terhadap anak, orang tua menerapkan berbagai pola kepemim-

pinan. Ada orang tua yang menerapkan kepemimpinan yang

keras, kaku, mendikte terhadap aktivitas yang akan dilaku-

kan anak-anaknya. Ada pula orang tua yang lebih mengembang-

kan suasana keterbukaan, pemberian kebebasan yang terkon-

trol terhadap perilaku dan aktivitas anak-anaknya, melibat-

kan anak dalam pengambilan keputusan, menghargai anak, dan

memberikan tuntutan dan batasan yang jelas sesuai dengan

nilai dan norma yang berlaku. Di sisi lain, apa pula orang

tua yang lebih banyak mengembangkan pola kepemimpinan

dengan membiarkan dan menyerahkan sepenuhnya segala aktivi-

tas dan per ilaku kepaha anak-anaknya. Sesuai dengan hu-

bungan yang dikembangkan oleh orang tua terhadap anak-

anaknya di atas, dapat dikelompokkan kecenderungan pola

Bepemimpinan orang tua terhadap anaknya yaitu pola kepemim-

pinan dengan kontrol yang ketat (searah dengan otokratis),

pola kepemimpinan yang cenderung demokratis dan pola kepe-

mimpinan permisif atau serba membolehkan.

Dari ketika pola kepemimpinan orang tua terhadap anak-

anaknya, tidak ada orang tua yang memilih salah satu dari

pola kepemimpinan itu secara ekstrim terhadap anak-anaknya,

melainkan ketiga pola kepemimpinan tersebut selalu mewarnai

tindakan orang tua dalam melayani dan mendidik anak-

anaknya. Erlamsyah (1994:17) menjelaskan bahwa sikap orang

tua terhadap anak bervariasi tergantung kepada persepsi

orang tua terhadap perilaku anaknya. Orang tua yang memper-

sepsi anaknya sebagai anak nakal, pembangkang, orang tua

akan cenderung bersikap keras, dan menolak terhadap tingkah

laku anaknya, dan orang tua yang mempersepsi tingkah laku

anaknya baik, cenderung akan menerima dan menghargai ting-

kah laku anaknya. Lewin (1937:276) menjelaskan sikap kepe-

mimpinan, dalam ha1 ini orang tua ada tiga, yaitu otoriter,

demokratis, dan serba membolehkan. Ketiga sikap yang dikem-

bangkan tersebut memiliki ciri-ciri tersendiri.

Sikap yang cenderung otoriter memiliki ciri di an-

taranya adalah (a) kebijaksanaan ditentukan oleh orang tua,

(b) aktivitas ditentukan orang tua, (c) orang tua sering

mendikte apa yang harus dikerjakan anak, (dl kritik dan

penghargaan diberikan bersifat pribadi. Sikap yang

cenderung demokratis memiliki ciri, di antaranya adalah (a)

kebijaksanaan diserahkan kepada anak, orang tua membantu

dan memberikan dorongan, (b) aktivitas diserahkan kepada

anak, dan orang tua memberikan saran bila diperlukan dengan

cara memberikan alternatif, (c) pemberian kerja atau ak-

tivitas diserahkjan kepada anak sesuai dengan yang dipi-

lihnya, dan (dl penghargaan dan kritik diberikan secara

onjektif.

Sikap kepemimpinan orang tua yang serba membolehkan

memiliki ciri pula, di antaranya adalah (a) aktivitas atau

perilaku anak diserahkan pada anak tanpa adanya partisipasi

dari orang tua, (b) orang tua memberikan informasi yang

diperlukan anak bila diminta anak, (c) orang tua memberikan

kebebasan penuh kepada anak menentukan aktivitas, dan (d)

tidak ada kritik dan penghargaan terhadap perilaku dan

akt ivitas anak.

Hurlock (1974:39) mengatakan bahwa ada tiga macam sikap

orang, sebagai cara kontrol orang tua terhadap anak yaitu

sikap otoriter, demokratis dan permisif. Ketiga sikap orang

tua tersebut, akan memberikan pengaruh terhadap kepemimpi-

nan yang dikembangkannya terhadap anak-anaknya. Baurind

(1971:79) mengemukakan tiga macam pola asuh orang tua

terhadap anak yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokra-

tis. dan pola asuh permisif. Pola asuh yang dimaksudkan

Baurind sama dengan phla kepemimpinan orang tua. Ket iga

pola kepemimpinan tersebut akan memberikan pengaruh yang

berbeda terhadap perkembangan kepribadian anak, termasuk

disiplin anak dalam melakukan berbagai aktivitas. Dalam

penelitian ini pola kepemimpinan orang tua yang akan dite-

liti adalah. pola kepemimpinan orang tua yang otokratis,

demokratis, dan permisif.

F. Kerangka Konseptual

Aspek yang akan diteliti tentanh hubungan pola kepe-

mimpinan orang tua dan disiplin anak di sekolah dapat

dilihat melalui kerangka konsep tual berikut ini.

Otokratis Demokratis Permisif

Pola Kepemimpinan orang tua

Disiplin anak di sekolah

Belajar

Disiplin dalam kelompok/organi-

>

Kedua variabel dihubungkan dan dilihat keberartian hubungannya

BAB I11

METODOLOGI PENELITIAN

Pembahasan dalam bab I11 ini ditekankan pada rancangan

penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, alat

dan teknik pengumpul data, teknik analisis data, prosedur

penelitian serta keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian.

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian

deskriptif yang bertu3uan untuk mengungkapkan dan merumus-

kan data sebagaimana adanya. Pengumpulan data dilakukan

melalui pengadministrasian angket pola kepemimpinan orang

tua dan angket disiplin kepada siswa SMU Kotamadia Padang

sebagai responden. Data yang diperoleh diolah dengan teknik

statistik Product Moment untuk melihat hubungan antara pola

kepemimpinan orang tua dan disiplin anak di SMU Kotamadia

Padang dan teknik statistik t-tes untuk melihat perbedaan

disiplin siswa SMU Negeri dan siswa SMU Swasta terhadap

peraturan sekolah, disiplin dalam belajar dan disiplin

dalam berkelompok atau berorganisasi.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMU

Kotamadia Padang yang terdaftar pada saat pelaksanaan

penelitian ini.

Sampe 1

Sampel adalah sebagian dari individu yang

diselidiki yang merupakan wakil populasi. Menurut A.

Muri Yusuf (1987:178) sampel adalah sebagian dari

populasi yang terpilih dan mewakili cici-ciri dari

populasi tersebut. Mengingat populasi penelitian ini

cukup besar, maka dilakukan pengambilan sampel

menggunakan teknik state random sampling (pengambilan

sampel bertahap). Tahap pertama, dilakukan pengambilan

sampel sekolah, yaitu 6 SMU Kotamadia Padang terdiri

dari 3 SMU Negeri dan 3 SMU Swasta sebagai sampel seko-

lah dengan menggunakan teknik random.

Dari random yang dilakukan terpilih SMUN I, SMUN 3,

SMUN 9, SMU Pertiwi, SMU adabiah, dan SMU PGRI 1 Padang.

Tahap kedua, yaitu dilakukan penarikan sampel kelas

secara berstrata setiap sekolah. Kelas yang terpilih

sebagai sampel diamhil secara random sekitar 16-17

orang. Melalui cara pengambilan sampel demikian dipero-

leh sampel sebanyak 50 orang siswa setiap sekolah.

Jumlah sampel keseluruhan adalah 300 orang siswa.

Sebaran sampel penelitian ini secara lengkap dapat

dilihat pada tabel berikut.

Sebaran Sampel Penelitian Untuk Masing-masing Sekolah

C. Jenis dan Sumber Data

Sesuai dengan bentuk dan tujuan penelitian, maka jenis

data yang dikumpulkan adalah data tempat sekolah, jenis

kelamin, kelas, data tentang kepemimpinan orang tua dan

data disiplin diri siswa. Sedangkan yang menjadi sumber

data adalah siswa SMU Kotamadia Padang yang terdaftar pada

No

A.

B.

tahun ajaran 2000.

D. Instrumen dan Teknik Pe,ngumpul Data

1. Instrumen Pengumpul Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian ini adalah angket berskala tentang kepemimpinan

orang tua dan angket berskala tentang disiplin diri anak.

Jumlah Sampe 1

50 50 50

50 50 50

300

S E K O L A H

SMU Negeri

1. SMUN 1 Padang 2. SMUN 3 Padang 3. SMUN 9 Padang

SMU Swasta

1. SMU Pertiwi 2. SMU Adabiah 3. SMU PGRI 1 Pd.g

Jumlah Sampel

K e l a s

I11

17 17 17

17 17 17

102

I

16 16 16

16 16 16

96

I I

17 17 17

17 17 17

102

Angket kepemimpinan orang tua dan disiplin anak disusun

dengan kemungkinan jawaban berskala empat (41, yaitu.

Sangat Sering (SS), Sering (SR), Jarang (JR), dan Tidak

Pernah ( T P ) . Angket kepemimpinan orang tua berjumlah 46

item dan angket disipin siswa berjumlah 45 item.

3. Uji Coba Instrumen Pengumpul Data

Setelah instrumen pengumpul data siap disusun, terle-

bih dahulu dilakukan uji coba yang bertujuan untuk melihat

item-item pernyataan yang masih membingungkan responden

tentang maksud pernyataan tersebut. Dari uji coba yang

dilakukan terhadap 5 orang siswa ternyata instrumen pengum-

pul data ini cukup dapat dimengerti maksudnya oleh respon-

den.

E. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul diolah untuk menjawab pertanyaan

penelitian. Untuk mengolah dan menganalisis data mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukan verifikasi data

Verifikasi data merupakan suatu usaha memeriksa

kembali angket yang telah diisi responden serta memisah-

kan data yang dapat diolah dan data yang tidak dapat

diolah. Usaha ini berpedoman kepada kelengkapan pengi-

sian data identitas, kelengkapan jawaban responden serta

kewa j aran j awaban yang diber ikan responden.

Melakukan skor ing d a t a

Supaya d a t a dapa t d i t . abulas ikan ke dalam format

t a b u l a s i yang t e l a h d i sed iakan , t e r l e b i h dahulu d i laku-

kan skor ing d a t a , b a i k d a t a kepemimpinan orang t u a

maupun d a t a t e n t a n g d i s i p l i n s iswa. Pernyataan p o s i t i f

d i t e t a p k a n skor 4 untuk jawaban Sangat Se r ing ( S S ) , skor

3 untuk jawaban Se r ing (SR), skor 2 untuk jawaban Jarang

(JR), dan skor 1 untuk jawaban Tidak Pernah (TP). Se-

dangkan untuk pernyataan n e g a t i f d i t e t a p k a n skor 4 untuk

jawaban Tidak pernah (TP) , skor 3 untuk jawaban Jarang

( J R ) , skor 2 untuk jawaban Se r ing (SR), dan skor 1 untuk

jawaban Sangat Se r ing (SS) .

3. Tabulas i dan a n a l i s i s d a t a

Data yang d i p e r o l e h aga r dapa t d imenger t i , maka

d a t a t e r s e b u t d i t a b u l a s i k a n ke dalam t a b e l yang t e l a h

d i s i apkan untuk masing-masing aspek yang d i t e l i t i dan

di lakukan pengolahan untuk menjawab h i p o t e s i s yang

d ia jukan .

4. Melakukan pembuktian h i p o t e s i s nornor 1, 2 , dan 3 y a i t u

mel iha t hubungan a n t a r a : Pola kepemimpinan orang t u a dan

d i s i p l i n s iswa te rhadap pe ra tu ran sekolah , d i s i p l i n anak

dalam b e l a j a r , dan d i s i p l i n anak dalam kelompok/organi-

s a s i .

Pengolahan d a t a dan pembuktian h i p o t e s i s digunakan

teknik korelasi product moment dengan rumus m u m sebagai

ber ikut :

5. Melakukan pembuktian hipotesis nomor 4, 5, dan 6, yaitu

melihat: Perbedaan disiplin antara siswa SMU Negeri dan

siswa SMU Swasta terhadap peraturan sekolah, disiplin

dalam belajar, dan disiplin dalam kelompok/organisasi.

Pembuktian hipotesis di atas, dilakukan dengan

mencari perbedaan dari aspek yang dibedakan digunakan

rumus t-tes, yaitu:

Mx - My t = ----------

SDbM

Mx = Mean kelompok 1 yaitu siswa SMU Negeri My = Mean kelompok 2 yaitu siswa SMU Swasta SDbM = Standar kesalahan perbedaan mean

(Sutrisno Hadi, 1987:268)

I?. Prosedur Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur

yang berlaku. Proses penelitian ini diawali dengan penu-

lisan proposal penelitian. Proposal yang telah siap diaju-

kan kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Padang untuk diketahui dan disetujui. Selanjutnya

peneliti ajukan kepada pihak pemberi dana OPF melalui

Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang. Setelah

melalui seleksi akhirnya proposal penelitian disetujui dan

dilakukan penandatangan kontrak. Selanjutnya peneliti

langsung menyiapkan instrumen pengumpul data untuk diujico-

bakan kepada responden. Dari hasil uji coba instrumen ini

mengalami sedikit perubahan dan perbaikan.

Kegiatan peneliti selanjutnya adalah mengurus surat

izin penelitian diurus secara berjenjang. Pengurusan izin

diawali dari Ketua Jurusan BK FIP UNP Padang, Fakultas,

terus ke Lembaga Penelitian UNP Padang. Selanjutnya Lembaga

Penelitian UNP Padang mernintakan izin penelitian ke Kanwil

Depdiknas Propinsi Sumatara Barat. Setelah surat izin

penelitian ke luar, peneliti mulai mengmpulkan data di SMU

Kotarnadia Padang.

Setalah data terkumpul, dilakukan verifikasi,

tabulasi, analisis dan penafsiran data serta dilakukan

pembahasan hasil penelitian sebagai hasil akhir penelitian.

Selanjutnya langsung peneliti susun draft laporan peneli-

tian, dan peneliti serahkan kepada kepada Lembaga Peneli-

tian Universitas Negeri Padang untuk diperiksa, dan setelah

mendapatkan persetujuan, peneliti perbanyak sebagai hasil

penelitian.

Laporan penelitian yang telah diperbanyak, peneliti I

serahkan kembali kepada Lembaga Penelitian Universitas

Negeri Padang sebagai pertanggungjawaban kontrak yang telah

ditanda tangani sebelumnya dan Lembaga Penelitian UNP

Padang meneruskan kepada pihak-pihak yang terkait untuk

mengetahui hasil penelitian ini.

Keterbatasan-keterbatasan

Peneliti mengakui bahwa penelitian ini mengalami

keterbatasan baik disebabkan oleh waktu, tenaga maupun

biaya yang tersedia. Adapun keterbatasan tersebut di

antaranya adalah:

1. Penelitian ini tidak dapat meneliti semua populasi dan

sampel sekolah secara keseluruhan. Namun demikian berda-

sarkan teori statistik penulis mencoba untuk menarik

sampel penelitian ini. Dari segi objek penelitian hanya

terbatas meneliti siswa. Sedangkan dari objek yang

diteliti hanya terbatas disiplin terhadap peraturan

sekolah, disiplin belajar dan disiplin kelompok. Sedang-

kan disiplin yang lain, seperti disiplin di rumah,

disiplin di lingkungan belum dilakukan.

2. Keterbatasan juga dialami pada pengumpulan data peneli-

tian. Pengumpulan data penelitian ini tertunda dari

rencana yang telah disusun dalam proposal. Keterlambatan

ini terjadi keterlambatan peneliti dalam penyusunan

instrumen penelitian. Namun penelitian ini masih dapat

memenuhi kontrak penelitian yang telah dibuat.

BAB IV

ANALISIS, PENAFSIRAN DAN PEMBAHASAN DATA

Bab ini membicarakan analisis, penafsiran data,

pembuktian hipotesis serta pembahasan data.

A. Analisis dan penafsiran Data

Kegiatan yang dilakukan dalam analisis data penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Penetapan Data yang dapat Diolah

Data penelitian yang diperoleh perlu dilakukan

pemeriksaan sebelum analisis. Pemeriksaan data bertujuan

untuk mensortir data yang dapat diolah dan data yang

tidak dapat diolah. Untuk menentukan data yang dapat

diolah dan data yang tidak memenuhi sarat untuk diolah

perlu ditetapkan kriteria terlebih dahulu. Kriteria yang

digunakan untuk menentukan data yang dapat diolah adalah

sebagai berikut:

a. Kelengkapan pengisian identitas responden

b. Kelengkapan j awaban responden terhadap semua

pernyataan yang tersedia,

c. Kewajaran jawaban, responden, misalnya responden yang

mengisi satu alternatif jawaban untuk semua

pernyataan tidak diolah.

Berdasarkan k r i t e r i a d i a t a s , jumlah instrumen yang

dapat d i o l a h dapat d i l i h a t pada t a b e l 2 b e r i k u t .

Tabel 2 Instrumen P e n e l i t i a n Yang Dapat Diolah

4. Penetapan Skor Jawaban

Penetapkan skor masing-masing jawaban d a r i pernya-

t a a n yang ada dalam angkat kepemimpinan orang t u a dan

d i s i p l i n s iswa adalah sebagai b e r i k u t :

a . Skor 4 untuk jawaban Sangat Ser ing (SS) untuk

pernyataan p o s i t i f , dan 1 untuk jawaban n e g a t i f .

b . Skor 3 untuk jawaban Ser ing (SR) untuk pernyataan

p o s i t i f , dan 2 untuk jawaban n e g a t i f .

c . Skor 2 untuk jawaban Jarang (JR) untuk pernyataan

p o s i t i f , dan 3 untuk jawaban n e g a t i f .

d . Skor 1 untuk jawaban Tidak Pernah (TP) untuk pernya-

t a a n p o s i t i f , dan 4 untuk jawaban n e g a t i f .

No

A .

B.

S e k o l a h

SMU Negeri 1. SMUN 1 Padang 2 . SMUN 3 Padang 3. SMUN 9 Padang

SMU Swasta 1. SMU P e r t i w i 2. SMU Adabiah 3. SMU PGRI 1

Jumlah

47 47 49

49 48 48

288

K e l a s

K l s 1

15 16 16

16 15 15

93

K l s 2

17 16 16

16 17 17

99

K l s 3

16 16 18

17 16 16

99

Langkah selanjutnya adalah mencari korelasi untuk

melihat hubungan dan mencari perbedaan antara:

a. Mencari hubungan antara:

1) kepemimpinan orang tua dan disiplin anak terhadap

peraturan sekolah, disiplin anak dalam belajar,

dan disiplin anak dalam organisasi/kelompok

Data yang digunakan untuk mencari korelasi di

atas dapat dilihat pada lampiran 1, 2 dan 3 dengan

menggunakan rwnus korelasi Product Moment. Hasil

korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada tabel

lampiran 7. Pengolahan data menggunakan jasa komputer

dengan program lotus.

b. Mencari perbedaan antara:

1) Disiplin terhadap peraturan sekolah antara siswa

SMU Negeri dan siswa SMU Swasta

2) Disiplin dalam belajar antara siswa SMU Negeri dan

siswa SMU Swasta

3) Disiplin dalam berkelompok/organisasi antara siswa

SMU Negeri dan siswa SMU Swasta

Data yang digunakan untuk mencari perbedaaan

aspek-aspek di atas, dapat dilihat pada lampiran 4,

5, dan 6. Rumus kang digunakan untuk melihat perbe-

daaan adalah t-tes seperti terlihat pada bab 111.

Hasil yang diperoleh dapat dibaca pada tabel 7 beri-

kut. Pengolahan data menggunakan jasa komputer

program lotus.

33

Berdasarkan pada tabel lampiran 2 (Hasil koefisien

korelasi), dan tabel lampiran 6 (Hasil perhitungan t-

tes) dilakukan pembuktian hipotesis yang telah diaju-

kan pada bab I. Berikut ini akan dibuktikan hipotesis

satu persatu.

Pembuktian hipotesis 1

Terdapat hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan disiplin anak terhadap peraturan sekolah pada taraf kepercayaan 95% dan 99%

Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diperoleh

korelasi (r) antara pola kepemimpinan' orang tua dan

disiplin anak terhadap peraturan sekolah sebesar 0,321.

Sedangkan harga kolerasi (r) standar untuk sampel (N)

280 adalah sebesar 0,113 untuk tarap kepercayaan 95% dan

0,148 untuk tarap kepercayaan 99%. Keadaan ini berarti

bahwa hasil korelasi (r) yang diperoleh antara pola

kepemimpinan orang tua dan disiplin siswa jauh berada di

atas harga korelasi standar baik untuk taraf kepercayaan

95% maupun untuk taraf kepercayaan 99%. Keadaan ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara

pola kepemimpinan orang tua dan disiplin anak terhadap

peraturan sekolah baik pada tarap kepercayaan 95% maupun

pada taraf keprercayaan 99%. Dengan demikian hipotesis

yang berbunyi: "Terdapat hubungan antara pola kepemimpi-

nan orang tua dan disiplin anak *erhadap peraturan I

sekolah pada taraf kepercayaan 95% dan 99%" adalah

terbukti dan hipotesis diterima.

Pembuktian hipotesis 2

Terdapat hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan disiplin anak dalam belajar pada taraf keper- cayaan 95% dan 99%

Hasil perhitungan secara statistik, diperoleh

korelasi (r) antara pola kepemimpinan orang tua dan

disiplin anak dalam belajar sebesar 0,271 untuk N 288.

Harga kolerasi (r) standar untuk sampel (N) 280 adalah

sebesar 0,133 untuk taraf kepercayaan 95% dan 0,148

untuk tarap kepercayaan 99%. Hasil korelasi (r) yang

diperoleh antara pola kepemimpinan orang tua dan

disiplin siswa dalam, belajar lebih besar dari harga

korelasi standar baik untuk taraf kepercayaan 95% maupun

untuk taraf kepercayaan 99%. Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara

pola kepemimpinan orang tua dan disiplin anak dalam

belajar baik pada taraf kepercayaan 95% maupun pada

taraf keprercayaan 99%. Oleh karena terdapat bukti yang

kuat untuk menerima hipotesis yang berbunyi: "Terdapat

hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan disiplin

anak dalam belajar baik untuk taraf kepercayaan 95% dan

99%". Dengan demikian hipotesis diterima.

- Pembuktian hipotesis 3

Terdapat hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan disiplin siswa dalam kelompok/organisasi pada taraf kepercayaan 95% dan 99%

Hasil perhitungan secara statistik, diperoleh

korelasi (r) antara pola kepemimpinan orang tua dan

disiplin anak berkelompok/berorganisasi sebesar 0,272.

Harga kolerasi (r) standar untuk sampel (N) 280 adalah

sebesar 0,133 untuk taraf kepercayaan 95% dan 0,148

untuk taraf kepercayaan 99%. Keadaan ini juga berarti

bahwa hasil korelasi (r) yang diperoleh antara pola

kepemimpinan orang tua dan disiplin siswa dalam kelom-

pok/organisasi berada di atas harga korelasi standar.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan

yang berarti antara pola kepemimpinan orang tua dan

disiplin anak dalam kelompok/organisasi baik pada taraf

kepercayaan 95% maupun pada taraf kepercayaan 99%. Oleh

karena itu memiliki bukti yang kuat untuk menerima

hipotesis yang berbunyi: "Terdapat hubungan antara pola

kepemimpinan orang tua dan disiplin anak terhadap per-

aturan sekolah pada taraf kepercayaan 95% dan 99%".

Pembuktian h i p o t e s i s 4

Terdapat perbedaan d i s i p l i n terhadap pera turan seko- l a h a n t a r a siswa SMUN dan siswa SMU Swasta Kota Ma- d i a Padang pada t a r a f kepercayaan 95% dan 99%

H a s i l perhitungan s e c a r a s t a t i s t i k , d ipe ro leh mean

d i s i p l i n d i r i siswa SMUN eebesar 53,57 dan siswa SMU

swasta sebesar 52,03 dengan SDbM sebesar 0,593. Se ta lah

harga t e r s e b u t d ih i tung dengan rumus t , d ipe ro leh harga

t -h i tung sebesar 2,901. Harga t e r s e b u t s e t e l a h dikonsul-

t a s i k a n dengan harga t - t a b e l ( t t e o r i t i s ) t e r n y a t a l e b i h

besar d a r i harga t t a b e l 1,960 untuk t a r a f kepercayaan

95% dan 2,576 untuk t a r a f kepercayaan 99%. Dengan demi-

k ian dapat dikatakan bahwa t e r d a p a t perbedaan d i s i p l i n

d i r i terhadap pera turan sekolah a n t a r a s i s w a SMUN dan

siswa SMU swasta pada t a r a f kepercayaan 95% dan untuk

t a r a f kepercayaan 99%. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa h i p o t e s i s yang berbunyi: t e rdapa t perbedaaan

d i s i p l i n terhadap pera turan sekolah a n t a r a s i s w a SMUN

dan siswa SMU swasta , adalah t e r b u k t i dan d i t e r ima .

Pembuktian h i p o t e q i s 5

Terdapat perbedaan d i s i p l i n dalam b e l a j a r a n t a r a s i s w a SMUN dan siswa SMU swasta pada t a r a f keperca- yaan 95% dan 99%

Has i l perhitungan s e c a r a s t a t i s t i k , d ipe ro leh mean

d i s i p l i n b e l a j a r s i s w a SMUN sebesar 51,08 dan siswa SMU

swasta sebesar 50,49 dengan SDbM sebesar 0,639. S e t a l a h

harga t e r s e b u t d i h i t u n g dengan rumus t , d ipe ro leh harga

t -h i tung sebesa r 0,923. Harga t e r s e b u t s e t e l a h dikonsul-

t a s i k a n dengan harga t - t a b e l ( t t e o r i t i s ) t e r n y a t a l e b i h

rendah d a r i harga t t a b e l 1,960 untuk t a r a f kepercayaan

95% dan 2,576 untuk t a r a f kepercayaan 99%. Dengan demi-

k i an dapat dikatakan bahwa t i d a k t e r d a p a t perbedaan

d i s i p l i n dalam b e l a j a r a n t a r a s iswa SMUN dan s iswa SMU

swasta pada t a r a f kepercayaan 95% dan untuk t a r a f keper-

cayaan 99%. Dengan demikian, h i p o t e s i s yang berbunyi:

t e r d a p a t perbedaaan d i s i p l i n dalam b e l a j a r a n t a r a s i s w a

SMUN dan siswa SMU swasta , t i d a k t e r b u k t i , sehingga

h i p o t e s i s d i t o l a k .

Pembuktian h i p o t e s i s 6

Terdapat perbedaan d i s i p l i n dalam kelompok/organi- s a s i a n t a r a siswa SMUN dan s i s w a SMU swasta pada pada t a r a f kepercayaan 95% dan 99%

H a s i l perhi tungan s t a t i s t i k , d ipe ro leh r a t a - r a t a

(mean) d i s i p l i n kelompok/berorganisasi s i s w a SMU neger i

sebesar 45,98 dan s iswa SMU swasta sebesar 45,'?'4 dengan

SDbM sebesar 0,657. Harga yang d ipe ro leh d i h i t u n g dengan

rumus t , d ipe ro leh harga t h i t u n g sebesa r 0,365. Harga t

h i t u n g sebesar 0 ,365 t e r s e b u t s e t e l a h d ikonsu l t a s ikan

dengan harga t t a b e l (t t e o r i t i s ) , t e r n y a t a l e b i h k e c i l

d a r i harga t t a b e l , y a i t u (1 ,960 untuk t a r a f kepercayaan

95% dan 2,576 untuk taraf kepercayaan 99%). Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaaan

disiplin dalam berkelompok/organisasi antara siswa SMU

negeri dan siswa SMU swasta. Dengan dem,ikian hipotesis

yang berbunyi: Terdapat perbedaan disiplin dalam berke-

lomnpok/organisasi antara siswa SMU Negeri dan siswa SMU

Swasta pada tahap kepercayaan 95% dan 99%, tidak memili-

ki alasan untuk diterima atau dengan kata lain hipotesis

ditolak.

Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis, ditemukan terdapat hubungan

yang berarti antara pola kepemimpinan orang tua dan

disiplin siswa terhadap peraturan sekolah, disiplin dalam

belajar dan disiplin berkelompok atau berorganisasi baik

pada taraf kepercayaan 95%, maupun pada taraf kepercayaan

99%. Hasil ini mengindikasikan bahwa pola kepemimpinan

orang tua memberikan pengaruh penting dalam pembentukan

disiplin anak. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa

melalui disiplin siswa dapat diprediksi pola kepemimpinan

orang tua terhadap anak-anaknya.

Kondisi tersebut merupakan tanda positif dari peran

orang tua terhadap anak. Oleh karena itu, peran orang tua

perlu dipertahankan dan lebih dikembangkan melalui pem-

berian contoh dalam menampilkan diri, bertingkah laku, dan

dalam melakukan hubungan sosial dengan lingkungan yang

lebih luas, terutama tetangga dan lingkungan lainnya.

Merskipun kepemimpinan orang dalam mendisiplin anak mem-

berikan pengaruh terhadap disiplin anak, antara orang tua

dan anak mungkin saja terjadi perbedaan pendapat dalam ha1

disiplin. Perbedaaan pendapat antara orangtua dan anak

antara lain menyangkut penampilan, pemilihan teman, dan jam

pulang di rumah pada malam hari (Scheffer, Monks, dalam

Monsk, Knoers, dan Haditono, 1984).

Oleh karena itu, orang tua perlu hati-hati dalam

menghadapi perbedaan pendapat dengan anak. Dalarn menghadapi

perbedaan pendapat dengan anak, orang tua perlu mengembang-

kan kepemimpinan yang terbuka. Kepemimpinan orang tua

terbuka akan mendorong anak (remaja) meminta saran kepada

orang tua mengenai peraturan, masa depan dan pekerjaan.

Remaja akan menerima orang tua dan sebaya mereka sebagai

penasihat dan pembimbing mereka (Monks, dalam Monks, Kno-

ers, dan Haditono, 1994). Orang tua yang menerapkan pola

kepemimpinan yang baik dalam mendisiplin anak akan men-

dorong perkembangan disiplin diri anak. Sebaliknya kepemim-

pinan orang tua kasar, menekan, memaksa atau mengabaikan

akan kurang mendorong perilaku disiplin anak. Oleh karena

itu, orang tua perlu secara hati-hati dalam memimpin anak

karena akan mewarnai perilaku, khususnya perilaku disiplin

anak. Orang tua dalam keluarga yang sehat akan menampilkan

diri menjadi contoh bagi anak-anaknya dengan mematuhi

peraturan (Narrramura, 1985). Dalam mengajarkan anak untuk

menghormati peraturan dan melaksanakan disiplin, orang tua

perlu menjelaskan pada anak apa yang seharusnya mereka

lakukan dan mengapa mereka harus dihukum untuk kesalahannya

(Narramura, 1985). Semakin baik kepemimpinan orang tua

dalam mendiplin anak, akan makin baik disiplin diri anak,

sebaliknya, semakin buruk; kasar, keras, kepemimpinan orang

tua dalam mendisiplin anak, akan cenderung buruk pula

disiplin diri anak. Dalam mendisiplin anak orang tua perlu

menanamkan dengan kasih sayang, karena kasih sayang merupa-

kan kebutuhan emosional yang penting (Narramura, 1985).

Melalui hasil temuan penelitian di atas, juga dapat

diambil suatu kesimpulan bahwa melalui disiplin diri siswa

dapat diperoleh gambaran pola kepemimpinan orang tua dalam

melayani, mendidik dan mensikap mereka. Siswa memiliki

disiplin yang tinggi, seperti mematuhi peraturan sekolah,

rajin belajar, menyerahkan tugas sesuai waktunya, dan

mematuhi uturan kelompok, berarti mereka dipimpin dengan

baik di dalam kelaurga; mendapatkan perlakukan dan layanan

persuasif, penuh poerhatian, kasih sayang dari orang

tuanya. Sedangkan bila mereka memiliki disiplin diri yang

rendah; seperti sering melanggar aturan sekolah, malas

belajar, melalaikan tugas, dan mengabaikan peraturan orga-

nisasi sekolah, berarti'mereka kurang mendapatkan perlaku-

kan dan pelayanan yang menunjang pembentukan disiplin diri

mereka di dalam keluarga, terutama dari orang tua mereka.

Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan terdapatnya

hubungan pola kepemimpinan orang tua dan disdiplin diri

siswa adalah: orang tua menampilkan diri sebagai model bagi

anak, terjalinnya hubungan yang harmonis antara orang tua

dan anak. Oleh karena itu, orang tua perlu hati-hati dalam

menerapkan kepemimpinan terhadap anak, karena kepemimpinan

yang ditampilkan, akan dijadikan model dalam pengembangan

disiplin anak.

Dalam mendisiplin anak orang tua perlu melaksanakan

disiplin afirmatif terhadap anak. Disiplin afirmatif meru-

pakan suatu cara dalam menghadapi anak dengan lebih dipi-

kirkan, terencana, sesuai dengan usia untuk menghadapi

perilaku menyimpang (Shapiro, 1997). Disiplin yang diterap-

kan orang tua hendaknya tidak membuat anak menjadi terte-

kan, rendah diri, tetapi hendaknya disiplin yang diterapkan

mengembangkan kesadaran diri anak, menumbuhkan kebahagiaan

dan kedamaian. Orang tua perlu menerapkan kualitas kepemim-

pinan untuk mempertahankan kebahagiaan, kedamaian dan harga

diri anak di dalam keluarga. Kualitas kepemimpinan yang

perlu ditunjukan orang tua untuk mempertahankan kebahagiaan

dan harga diri dalam keluarga harus: (a) mempunyai visi,

arah, tujuan, (b) mengkomunikasikan kepemimpinan dengan

efektif, (c) mengusahakan agar keluarga terfokus pada

tujuan, (d) mempertimbangkan kebutuhan orang lain, (el

mendukung kemajuan, dan ( f ) harus mengharapkan keberhasilan

dan meraihnya (Shapiro, 1997).

Ditemukan juga dalam penelitian ini bahwa terdapat

perbedaan disiplin siswa SMU Negeri dan siswa SMU swasta

pada taraf kepercayaan 95%, maupun pada pada taraf keper-

cayaan 99% pada aspek disiplin terhadap peraturan sekolah,

sedangkan dalam disiplin dalam belajar, dan disiplin kelom-

pok/organisasi tidak terdapat perbedaan. Keadaan ini mem-

berikan indikasi bahwa disiplin siswa SMU Negeri siswa SMU

Swasta sangat berbeda terhadap peraturan sekolah. Sedangkan

dalam disiplin belajar dan berkelompok/organisasi tidak

terdapat perbedaaan antara siswa SMU Negeri dan siswa SMU

swasta. Keadaan ini berarti antara siswa SMU Negeri dan

siswa SMU swasta tidak jauh berbeda, ha1 ini bukan berarti

jelek, namun suatu pertanda bahwa antara siswa SMU Negeri

dan siswa SMU Swasta sudah mulai tampak kesejajaran, me-

nyangkut disiplin dalam belajar dan disiplin dalam berke-

lompok atau berorganisasi. Beberapa ha1 yang mungkin menun-

jang persamaan disiplin siswa tersebut di antaranya adalah

karena: (a) mereka sama-sama menunjukkan kesadaran dalam

belajar, (b) perlakuan yang mereka terima dari keluarga

maupun dari lingkungan lainnya relatif sama, (c) kesempatan

untuk menampilkan tingkah laku disiplin terutama siswa yang

menjadi objek penelitian ini relatif sama, terutama dalam

belajar dan dalam kelompok atau organisasi.

Namun setelah diteiiti secara lebih rinci berdasarkan

skor rata-rata disiplin diri yang diperoleh siswa SMU

Negeri dan siswa SMU Swasta tampak berbeda. Siswa SMU

Negeri lebih tinggi skor rata-rata disiplin diri dalam

belajar dan disiplin kelompok/organisasi dari pada siswa

SMU Swasta. Lebih tingginya skor ratma-rata disiplin diri

tentang peraturan sekolah, disiplin belajar dan disiplin

kelompok siswa SMU Negeri dan siswa SMU swasta dapat dise-

babkan oleh beberapa ha1 antara lain: siswa SMU Negeri

lebih banyak mendapatkan pembinaan dari siswa SMU swasta,

dan siswa SMU Negeri banyak kesempatan berinterkasi dan

lebih banyak kesempatan mendapatkan pembinaaan berorganisa-

si dari guru-guru di sekolah. Analisis lebih lanjut ditemu-

kan juga melalui penelitian ini, bahwa disiplin diri siswa,

baik siswa SMU Negeri maupun siswa SMU swasta masih rendah,

ha1 ini terlihat dari skor disiplin diri yang mereka pero-

leh, yaitu masih rendah dari skor disiplin diri yang di-

harapkan, baik tentang disiplin terhadap peraturan sekolah,

disiplin belajar dan disiplin kelompok/organisasi.

Belum optimalnya disiplin diri siswa dapat disebabkan

oleh beberapa keadaan, antara lain: berbagai keadaan diri

siswa sendiri, seperti kesadaran siswa tentang disiplin

rendah, kurang mendapatkan kesempatan mendisiplin diri,

kurang mendari pentingnya disiplin untuk menjalani kehi-

dupan. Sasse (1977:32) mengatakan bahwa kegagalan dan

pengalaman yang tidak membahagiakan dapat membawa efek

negatif pada konsep diri seseorang, termasuk terhadap

disiplin diri. Lebih parah lagi, dapat menimbulkan ketidak-

puasaan, perasan kecewa dan ketidakbahagiaan hidup. Pada

sisi lain, Bee, dkk (1984:212) melihat bahwa interaksi

antara orang tua dan anak penting dalam mengembangkan

konsep diri anak. Oleh karena itu, disiplin diri siswa

yang sudah positif perlu dipertahankan dan dikembangkan

lebih baik lagi, agar memberikan sumbangan yang lebih

positif pula dalam menjalanlkan aktivitas sekolah, dalam

belajar, berorganisasi di sekolah dan di lingkungan. Se-

dangkan disiplin diri siswa yang masih rendah perlu dicari

faktor penyebabnya agar tidak memberikan pengaruh negatif

terhadap proses belajar, keberhasilan belajar dan dalam

melakukan aktivitas organisasi di sekolah dan kehidupan

mereka masa yang akan datang. Di samping itu perlu pula

diusahakan berbagai upaya untuk memperbaiki serta mengem-

bangkan kesadaran disiplin mereka kembali, baik oleh siswa

yang bersangkutan maupun oleh lingkungan sosial yang berar-

ti bagi mereka.

Diantara faktor yang mungkin sebagai penyebab

rendahnya kesadaran disiplin siswa terhadap peraturan

sekolah adalah kesadaran siswa sendiri yang kurang terhadap

peraturan sekolah, kurangnya pemahaman siswa terhadap

tujuan peraturan sekolah, kurangnya penjelasan tentang

peraturan sekolah, dan kurang terbiasanya siswa melaksana-

kan aturan di dalam keluarganya. Sedangkan faktor yang

mungkin berasal dari lingkungan sosial adalah penanaman

disiplin yang kurang tepat, pembiasaan disiplin yang kurang

di dalam keluarga dan di sekolah. Oleh karena itu agar

tumbuh kesadaran siswa terhadap disiplin berkaitan dengan

disiplin sekolah perlu dilakukan berbagai hal, di antaranya

adalah: (a) sisiwa perlu memahami secara lebih baik tujuan

dibentuknya suatu disiplin sekolah, (b) melibatkan siswa

dalam menyusun suatu disiplin sekolah, ( c ) menjelaskan

kepada siswa tentang peraturan sekolah dan tujuan suatu

disiplin di terapkan di sekolah, (dl menjelaskan kepada

siswa konsekuensi dari tidak mematuhi peraturan sekolah.

Belum optimalnya kesadaran disiplin siswa dalam bela-

jar mungkin pula disebabkan oleh beberapa keadaan, di

antaranya adalah: (a) siswa kurang menyadari tujuan

disiplin dalam belajar, (b) suasana belajar yang kurang me-

narik, (c) siswa merasakan belajar sebagai beban, dan (d)

diduga siswa lebih banyak mengalami kesulitan dalam belajar

dari pada sukses atau berhasil. Oleh karena itu, agar

tumbuh kesadaran siswa yang tinggi terhadap disiplin dalam

belajar perlu dilakukan berbagai ha1 kepada siswa, di

antaranya adalah: (a) memberikan rasa sukses pada anak

dalam belajar, (b) mempertimbangkan pemberian tugas kepada

siswa sesuai dengan kemampuan, bakat, minat dan nilai-nilai

(Erlamsyah, 19941, ( c ) melayani anak belajar dalam suasana

yang akrab, penuh penghargaan, (d) guru menggunakan metoda

belajar yang menarik dan bervariasi, dan (el memberikan

informasi secara persuasif kepada siswa tentang penting

disiplin untuk mencapai keberhasilan belajar.

Lebih lanjut, ditemukan belum optimalnya disiplin

siswa dalam kelompok/organisasi juga disebabkan oleh

beberapa faktor, di antaranya adalah: (a) siswa belum menya-

dari manfaat kelompok atau organisasi dalam kehidupan, (b)

kegiatan kelompok/organisasi tidak sesuai dengan minat dan

hobi siswa yang ada di sekolah, ( c ) siswa tidak terbiasa

berkelompok atau berorganisasi, dan (d) siswa tidak menda-

patkan kesempatan berperan dalam kegiatan organisasi. Oleh

karena itu, agar tumbuh kesadaran disiplin siswa berkelom-

pok/berorganisasi, perlu dilakukan berbagai upaya, di

antaranya adalah: (a) menjelaskan kepada siswa pentingnya

kegiatan berkelompok atau berorganisasi untuk mengembangkan

diri, (b) memberikan kesempatan kepada siswa di sekolah

untuk membentuk organiasi sekolah yang mereka butuhkan, ( c )

sekolah memberikan sokongan dan menyediakan berbagai ban-

tuan untuk menunjang kegiatan organisasi siswa, dan (dl

memberikan model kepada siswa orang-orang yang sukses dalam

berorganisasi, dan (el memberikan penghargaan kepada siswa-

siswa yang sukses dalam berorganisasi, dan lain-lain.

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi hasil peneli-

tian.

A. Kesimpulan

I Kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai beri-

kut:

1. Terdapat hubungan antara pola kepemimpinan orang tua dan

disiplin siswa terhadap peraturan sekolah, disiplin

dalam belajar, dan disiplin dalam berorganisasi, baik

pada taraf kepercayaan 95% maupun untuk taraf keper-

cayaan 99%.

2. Terdapat perbedaan disiplin terhadap peraturan sekolah

I antara siswa SMU Negeri dan siswa SMU Swasta, baik pada

f taraf kepercayaan 95% maupun untuk taraf kepercayaan

9 3. Tidak terdapat perbedaan disiplin dalam belajar dan

disiplin berkelompok/organisasi antara siswa SMU Negeri

dan siswa SMU Swasta baik pada taraf kepercayaan 95%

maupun untuk taraf kepercayaan 99%.

Rekomendasi

1. Orang tua perlu meningkatkan kualitas hubungan dan

pelayanan kepada anak dengan memperhatikan sifat-sifat

dan kepribadian anak, menciptakan suasana keterbukaan,

saling pengertian, penghargaan di dalam keluarga, agar

kepemimpinan orang tua dalam melayani anak memberikan

sumbangan positif terhadap pengembangan disiplin diri

anak, baik terhadap peraturan sekolah, disiplin belajar,

dan disiplin kelompok/organisasi.

2. Pendidik (orang tua, guru dan orang dewasa lain) perlu

menampilkan diri sebagai model yang patut dicontoh oleh

anak (siswa). Ayah perlu menampilkan diri sebagai tokoh

identifikasi yang patut diteladani oleh anak laki-

lakinya, dan ibu perlu menampilkan diri sebagai teladan

bagi anak perempuannya. Di sisi lain, orang tua perlu

mengusahakan agar anak memiliki kesan positif terhadap

disiplin.

3. Pendidik (orang tua dan guru di sekolah) perlu memberi-

kan tugas-tugas atau tanggung kepada anak untuk melatih

mendisiplin diri mereka baik yang berkaitan dengan

aturan sekolah, dalam belajar, dan dalam memimpin kelom-

pok atau organisasi sekolah.

4. Pendidik (orang tua dan guru) perlu memberikan

penguatan-penguatan terhadap terhadap anak yang menun-

jukkan perilaku disiplin.

5. Pendidik di sekolah (guru dan konselor sekolah) perlu

mengembangkan berbagai kegiatan secara intensif di

sekolah untuk menumbuhkan kesadaran anak terhadap

disiplin, misalnya mengintensifkan kegiatan konseling

perorangan, konseling kelompok dan bimbingan kelompok

untuk anak-anak yang mengalami masalah disiplin. Di si

lain, konselor sekolah perlu memberikan berbagai infor-

masi kepada orang tua tentang cara-cara mendisiplin anak

yang sudah berusia remaja.

6. Para guru dan konselor di sekolah dalam mendisiplin

anak, perlu menghindarkan cara-cara yang yang kasar,

keras dan menyalahkan anak, mengkritik, merendahkan,

membebani anak dengan tugas yang tidak sesuai dengan

kemampuan anak. Namun pendidik di sekolah lebih diharap-

kan menanamkan disiplin kepada anak melalui cara yang

pesuasif, menciptakan suatu kondisi yang penuh penghar-

gaan, pengakuan, melalui pemberian penguatan terhadap

tingkah laku disiplin yang ditunjukan anak.

7. Sekolah perlu mengembangkan kegiatan bermain peran

tentang disiplin, diskusi untuk membahas disiplin seko-

lah untuk untuk mengembangkan kesadaran terhadap peratu-

ran sekolah, dalam belajar, dan disiplin kelompok/or-

ganisasi

8. Sekolah perlu melibat.kan siswa dalam merencanakan dan

memutuskan suatu disiplin yang akan diberlakukan di

sekolah agar mereka bertanggung jawab untuk melaksanakan

disiplin yang berlaku di sekolah.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahmadi, Abu. (1991). Psikologi Sosial. Jakarta: Reneka Cipta.

Baumrind, D. (1977). Current Patterns of Parental Authority. Developmental Psychology Monographs, 4.

Bernard, W. Harold. (1970). Mental Health in The Classroom. New York: McGrow-Hill Book Company.

Ccpersmith, S. (1967). The Antecedents of Self-Esteem. San Fransisco: Freeman and Company.

Depdikdud. (1993/1994). W D 1945, P4, GBHN, dan Tap-Tap MPR 1993 (Bahan Penataran dan Bahan Referensi Penataran). Jakarta: Dirjen Dikti.

Depdikdud UT. (1984/1985). Program Akta Mengajar V-B Komponen Bidang Stud1 Bimbingan dan Konseling (Buku 11: Modul Kesehatan Mental dl Berbagai Lingkungan). Jakarta: Universitas Terbuka.

Erlamsyah. (1994). Hubungan Antara Persepsi Mengenai Sikap Orang Tua dan Konsep Diri Pada Siswa SMA Negeri Kotamadya Padang. Padang: IKIP Padang

Gerungan, W.A. (1996). Psokologi Sosial. Bandung: Eresco.

Hadi, Sutrisno. (1983). Analisis Regresi. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas GaJah Mada.

-------------- . (1987). Statistik Jilid 11. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikololgi Universitas Gajah Mada.

Hurlock, B. Elizabeth. (1974). Adolecent Development. Tokyo: McGraw-Hill, Kogakusha, Ltd.

Lindgren, C. Henry. (1967). Educational in The Classroom. New York: John Willey & Sons, Inc.

Madsen, Charles, H. JR, dkk. (1981). Teaching/Discipline A . Positive Approach for Educational Development. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Narramore, M. Clyde. (1985). Lib-liku Problem Rumah Tangga (Diterjemahkan oleh Gerrit. J. Tiendas). Bandung: Yayasan Kalam Kudus.

Phillips, E. Lakin, dkk. (1960). Discipline Achievement and Mental Health (A Teachers Giude to Wholesome Action. New York: Prentice-Hall, Inc.

Shapiro, E. Lawrence. (1997). Mengajarkan Emosional Intel- ligence pada Anak (alaih bahasa oleh: Alex Tri Kantjono). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Yusuf, A. Mury. (1987). Metode Penelitian. Padang: FIP IKIP Padang .

Lampiran: .1

Tabel 1

DlSTRlBUSl SKOR POLA KEPEMlMPlNAN ORANG TUA DAN DlSlPLlN SlSWA SMU KOTA MADlA PADANG

N = 288

NO

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 2 1 22 23 24 25 2 6 27 2 8 29 30

POLAKEP. ORANGTUA

119 126 140 150 147 142 131 147 150 153 144 127 128 142 153 150 135 153 143 118 124 149 116 150 124 146

' 157 143 144 124

DlSlPLlN PERATURAN

34 39 37 58 54 53 43 49 41 60 54 50 50 6 0 56 59 56 57 55 47 6 0 55 49 60 45 54 57 6 0 50 60

DlSlPLlN BELAJAR

48 46 36 47 56 5 1 48 38 48 56 45 48 4 1 5 5 50 58 44 54 55 5 1 53 5 0 50 54 47 5 6 52 52 4 1 55

DlSlPLlN KELOMPOK

37 45 50 52 49 38 3 9 43 37 60 45 38 38 5 5 50 57 45 47 5 1 42 5 3 4 1' 42 50 49 36 48 45 45 58

DlSlPLlN

119 130 123 157 159 142 130 130 126 176 144 136 129 170 156 174 145 158 161 140 166 14 6 141 164 141 146 157 157 136 173

DlSTRlBUSl SKOR POLA KEPEMIMPINAN ORANG TUA DAN DlSlPLlN SISWA SMU KOTA NlADlA PADANG

N = 288

NO

3 1 32 33 34 3 5 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 5 1 52 53 54 5 5 5 6 57 58 59 60 6 1

POLA KEP. ORANGTUA

137 128 112 152 148 129 124 133 129 151 153 131 135 151 154 150 138 138 115 131 140 135 131 128 130 143 143 157 131 129 149

DlSlPLlN PERATURAN

DlSlPLlN BELAJAR

DlSlPLlN KELOMPOK

5 1 49 54 60 56 5 8 52 54 60 57 59 50 5 5 57 58 5 0 58 52 5 0 50 52 48 5 0 43 45 57 5 1 5 6 48 5 1 50

DlSlPLlN

43 44 39 34 52 44 39 43 5 5 54 54 44 49 49 47 5 1 53 50 34 42 4 1 41 47 49 41 60 47 56 49 42 43

53 45 53 5 7 52 47 39 5 0 60 59 57 45 45 54 55 49 5 1 5 2 53 49 55 42 55 43 49 53 6 0 5 3 53 5 1 54

147 138 146 151 160 149 130 147 175 170 170 139 149 160 160 150 162 154 137 141 148 131 152 135 135 170 158 165 150 144 147

DlSTRlBUSl SKOR POLA KEPEMIMPINAN ORANG TUA DAN DISIPLIN SISWA sbnu KOTA MADIA PADANG

N = 288

POLAKEP. I DlSlPLlN I DlSlPLlN I DlSlPLlN DlSlPLlN ORANGTUA

128 PERATURAN

54 BELAJAR

57 KELOMPOK

48

DlSTRlBUSl SKOR POLA KEPEMIMPINAN ORANG TUA DAN DlSlPLlN SlSWA SMU KOTA MADIA PADANG

N = 288

NO

96 97 9 8 9 9 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120

POLA KEP. ORANGTUA

147 152 151 151 140 148 137 155 147 149 143 104 140 134 117 112 121 123 138 137 123 119 144 122 139

DlSlPLlN PERATURAN

53 54 58 56 58 5 7 5 3 37 53 53 5 2 52 5 1 54 46 6 0 5 7 58 45 49 5 6 42 48 5 1 45

DlSlPLlN BELAJAR

54 50 50 58 54 58 54 52 53 55 44 48 54 5 5 49 54' 55 50 48 45 54 42 44 5 1 5 1

DlSlPLlN KELOMPOK

52 5 0 39 50 46 48 4 1 36 47 46 40 5 1 46 47 4 1 55 49 53 37 36 46 44 46 39 42

DlSlPLlN

159 154 147 164 158 163 148 125 153 154 136 15 1 151 156 136 169 161 161 130 130 156 128 118 141 14 1

DlSTRlBUSl SKOR POLA KEPEMIMPINAN ORANG TUA DAN DlSlPLlN SlSWA SMU KOTA MADlA PADANG

N = 288

NO

121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151

POLA KEP. ORANGTUA

133 131 114 131 145 153 143 134 138 158 156 143 139 142 142 139 136 139 153 140 139 163 145 138 154 147 130 144 15 1 154 144

DlSlPLlN PERATURAN

49 5 1 42 55 44 58 56 48 54 55 55 5 1 44 47 49 49 54 55 53 46 49 49 58 52 53 57 54 53 59 59 55

DlSlPLlN BELAJAR

5 Q 48 44 49 39 58 5 0 44 43 4 1 5 1 5 8 5 1 5 0 54 5 2 50 45 57 42 48 36 52 53 56 54 47 50 5 1 5 1 50

DlSlPLlN KELOMPOK

45 45 37 47 41 55 53 42 46 45 45 5 1 42 46 44 5 6 46 33 50 3 9 42 34 49 30 47 46 45 42 59 59 43

DlSlPLlN

144 144 123 131 124 171 159 134 143 14 1 151 160 137 143 147 157 150 133 160 127 139 119 159 135 156 157 146 145 169 169 148

DlSTRlBUSl SKOR POLA KEPEMIMPINAN ORANG TUA DAN DlSlPLlN SISWA SMU KOTA MADlA PADANG

N = 288

NO

152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185

POLA KEP. ORANGTUA

161 154 145 149 154 149 140 131 163 124 164 146 151 140 140 144 145 156 I 1 1 153 133 143 116 146 148 140 151 136 166 146 134 164 137 129

DlSlPLlN PERATURAN

58 5 8 5 6 57 56 55 5 5 60 59 56 59 60 5 9 5 9 46 5 5 5 2 6 0 54 5 7 52 5 6 55 59 57 56 5 5 5 1 60 5 1 5 1 59 53 49

DlSlPLIN BELAJAR

5 8 5 0 46 57 44 48 48 50 4 1 49 50 56 44 49 42 52 5 2 58 4 1 52 44 55 54 52 5 0 45 47 47 59 40 40 54 47 45

DlSlPLlN KELOMPOK

58 50 46 5 1 54 44 47 54 35 42 40 40 5 1 43 42 45 49 53 46 44 39 56 47 48 45 4 1 47 49 55 4 1 41 54 44 43

DlSlPLlN

174 158 148 165 154 147 150 164 135 147 149 156 154 151 130 152 153 171 141 153 135 167 156 159 152 142 149 147 164 132 132 167 144 137

DlSTRlBUSl SKOR POLA KEPEMIMPINAN ORANG TUA DAN DlSlPLlN SlSWA SMU KOTA MADlA PADANG

N = 288

NO

186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 20 1 202 203 204 205 206 207 208 209 210 21 1 212 213 214 215

POLA KEP. ORANGTUA

128 156 140 149 120 146 127 117 127 124 147 148 137 136 156 148 122 14 1 146 129 139 155 126 143 144 144 140 149 148 130

DlSlPLlN PERATURAN

5 1 56 45 58 52 5 1 49 49 45 50 55 54 41 49 47 56 48 39 55 52 57 45 47 5 1 53 57 57 51 ' 50 57

DlSlPLlN BELAJAR

54 5Q 48 52 5 1 5 7 47 48 45 48 56 58 42 40 47 56 46 37 59 45 49 44 39 55 5 5 53 56 5 1 59 58

DISlPLlN KELOMPOK

44 44 5 1 54 43 46 41 39 46 40 5 4 49 38 39 52 50 45 38 44 46 43 32 40 44 44 49 48 47 49 47

3

DlSlPLlN

149 150 144 164 156 154 137 136 136 138 165 161 121 128 146 162 139 114 158 143 149 121 126 150 152 159 161 145 158 162

DISTRIBUSI SKOR POLA KEPEMIMPINAN ORANG TUA DAN DlSlPLlN SlSWA SMU KOTA MADIA PADANG

N = 288

NO

216 217 21 8 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 23 1 232 233 2 34 235 236 237 238 239 240 24 1 242 243 244 24 5 24 6 247

POLA KEP. ORANGTUA

153 163 131 138 164 147 131 139 137 144 153 140 125 152 139 157 119 114 140 146 138 152 128 128 136 143 129 124 152 135 114 136

DlSlPLlN PERATURAN

55 60 57 5 1 5 7 48 52 54 4 1 54 59 53 5 3 5 5 6 0 5 7 5 7 58 58 53 5 4 59 54 49 5 4 54 56 4 1 5 1 48 48 48

DlSlPLlN BELAJAR

5 9 60 59 48 60 46 54 59 5 1 5 9 60 53 49 53 53 52 47 49 59 54 56 57 54 42 59 49 54 45 48 52 47 49

DlSlPLlN KELOMPOK

50 57 47 43 49 3 3 52 43 40 43 49 42 45 39 49 55 42 48 54 47 46 57 39 35 49 45 47 40 5 1 52 3 6 42

DlSlPLlN

164 177 163 142 166 127 158 156 132 156 163 148 147 147 162 164 146 155 171 154 156 173 147 126 162 148 157 126 150 152 131 139

DlSTRlBUSl SKOR POLA KEPEMIMPINAN ORANG TUA DAN DlSlPLlN SlSWA SMU KOTA MADlA PADANG

N = 288

NO POLA KEP. ORANGTUA

248 138 249 1 54 250 140 251 139 252 139 253 151 254 141 255 127 256 136 257 162 258 140 259 143 260 137 261 152 262 1 34 263 141 264 1 24 265 122 266 117 267 147 268 163 269 142 270 1 44 271 138 272 155 273 137 274 1 64 275 151 276 152 277 136 278 143 279 152 280 158 281 152 282 141 283 141

DlSlPLlN PERATURAN

54 57 47 59 56 47 47 47 50 53 54 58 46 56 53 49 50 51 60 54 57 53 53 60 57 55 56 59 55 57 53 54 50 52 58 58

DlSlPLlN BELAJAR

52 57 57 5 1 46 48 50 4 1 50 57 53 58 5 1 49 57 51 51 42 59 50 53 50 53 57 53 52 52 55 54 51 52 55 54 49 54 52

DISlPLlN KELOMPOK

48 55 42 45 4 1 4 1 40 39 46 49 44 45 46 43 46 45 37 47 53 43 5 1 47 40 47 50 50 5 1 46 46 50 44 46 53 41 45 48

DlSlPLlN

154 169 142 155 143 136 137 127 146 159 151 161 143 148 156 145 138 140 172 147 161 150 146 1 64 160 157 159 150 155 158 149 155 157 142 157 158

DlSTRlBUSl SKOR POLA KEPEMIMPINAN ORANG TUA DAN DlSlPLlN SlSWA ShflU KOTA MADlA PADANG

N = 288

NO

284 285 286 287 288

POLA KEP. ORANGTUA

143 140 145 145 156

DlSlPLlN BELAJAR

50 54 54 56 5 1

DlSlPLlN PERATURAN

5 1 56 57 5 8 5 1

DlSlPLlN KELOMPOK

39 49 52 47 45

DlSlPLlN

140 159 163 161 157

Lampiran: 2'

Hasil Koefisien Korelasi Kepemimpinan Orang Tua dan Disiplin Anak di Sekolah

No

1.

2.

3.

Aspek yang Dikorelasikan

Kepemimpinan orang tua dan disiplin siswa terhadap peraturan

Kepemimpinan orang tua dan disiplin siswa dalam belajar

Kepemimpinan orang tua dan disiplin sisiwa dalam kelompok/organisasi

N

288

288

288

r

0,3 2 1

0,271

0,272

Signifikansi

95%

Ya

Ya

Ya

99%

Ya

Ya

Ya

Tabel 13. Distribusi Data Skor Disiplin Tarhadap Peraturan Siswa SMU Negeri

dan Siswa SMU Swasta Kotamadia Padang N =I43

SD' - 19 - 87 s%L= ----- - ------- Nx- 1 142

Tabel* 4 Distribusi Data Skor Disiplin Belajar Siswa SMU Negeri

dan Siswa SMU Swasta Kotamadia Padang N = I43

Tabel 5 Distribusi Data Skor Disiplin Kelompok/Organisasi Siswa SMU Negeri

dan Siswa SMU Swasta Kotamadia Padang N = I43

C - I

59 - 60

5 7 - 5 8

55 - 56

53 - 54

51 - 52

49 - 50

47 - 48

45 - 46

43 - 44

4 1 - 4 2

39 - 40

3 7 - 3 8

35 - 36

33 - 34

3 1 - 3 2

f

2

3

4

9

10

17

16

24

21

I

15

3

3

I

1

143

f

2

3

6

7

10

20

14

19

18

19

10

. 8

3

4

- 0 - 143

fY

119.00

172.50

333.00

374.50

51 5.00

990.00

665.00

864.50

783.00

788.50

395.00

300 .OO

106.50

134.00

0.00

6,540.50

Y

59.50

57.50

55.50

53.50

51.50

49.50

47.50

45.50

43.50

41.50

39.50

37.50

35.50

33.50

- 31.50 -~ - -

fY2

7,080.50

9,918.75

18,481.50

20,035.75

26,522.50

49,005.00

31,587.50

39,334.75

34,060.50

32,722.75

15,602.50

1 1,250 -00

3,780.75

4,489.00

0.00

303,871.75

X

59.50

57.50

55.50

53.50

51.50

49.50

47.50

45.50

43.50

41.50

39.50

37.50

35.50

33.50

31.50

fx

119.00

172.50

222.00

481.50

515.00

841 -50

760.00

1,092.00

913.50

581.00

592.50

112.50

106.50

33.50

31.50

6,574.50

fx2

7,080.50

9,918.75

12,321.00

25,760.25

26,522.50

416,511.25

36,100.00

49,686.00

39,737.25

24,111.50

23,403.75

4,218.75

3,780.75

1,122.25

992.25 -

306,409.75

Tabel 6

Hasil Perhitungan t-tes

No

1.

2.

3.

Aspek yang dibedakan

Disiplin terhadap P e m

Disiplin dalam belajar

Disiplin dalam kelompok/organisasi

Sekol ah

Negeri Swasta

Negeri Swasta

Negeri Swasta

Rata- rata

53,75 52,03

50,OS 50,49

45,98 45,74

Beda

1,72

0,59

0,24

Nilai t Yan8 diperoleh

2,901

0,923

0,365

Signifikansi

95%

Ya

tidak

tidak

99%

Ya

Tidak

Tidak