laporan paper schlumberger

5
PENGOLAHAN MANUAL METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY KONFIGURASI SCHLUMBERGER Cahyo Hidayah 115.100.078 Jurusan Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta [email protected] INTISARI Metode geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang mengukur sifat kelistrikan batuan di bawah permukaan bumi dan bagaimana mendeteksinya di permukaan bumi. dalam metode geolistrik memiliki beberapa konfigurasi diantaranya konfigurasi schlumberger, Pada konfigurasi s chlumberger jarak MN dibuat sekecil-kecilnya, sehingga jarak MN secara teoritis tidak berubah. Pengolahan data manual metode rasisitivitas konfigurasi schlumberger ini dilakukan di ruang kuliah REP, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Hasil pengolahan data menunjukkan nilai resistivitas dari masing-masing lapisan serta menunjukkan kedalaman dari masing-masing lapisan tersebut. Hasil dari pengolahan manual metode resistivitas Konfigurasi schlumberger didapatkan tiga buah perlapisan. Lapisan pertama memiliki nilai resistivitas sebesar 812,5 Ohm m dengan kedalaman dan ketebalan sebesar 0,8 m. Lapisan kedua memiliki nilai resistivitas sebesar 406,25 Ohm m dengan kedalaman 1,2 m dan ketebalan 0,4 m. Lapisan ketiga memiliki nilai resistivitas 507,8 ohm m dengan kedalaman dan ketebalan yang tak terhingga (tidak dapat diinterpretasi). Kata Kunci : geolistrik, konfigurasi schlumberger, resistivitas, kedalaman. 1.PENDAHULUAN Metode geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang mengukur sifat kelistrikan batuan di bawah permukaan bumi dan bagaimana arus listrik di injeksikan kedalam bumi untuk melakukan pengukuran potensial, arus, dan medan elektomagnetik yang terjadi, baik secara alamiah maupun, akibat injeksi arus kedalam bumi, dalam hal ini metode 1

Upload: cahyo-hidayah

Post on 02-Aug-2015

240 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Paper Schlumberger

PENGOLAHAN MANUAL METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY

KONFIGURASI SCHLUMBERGER

Cahyo Hidayah115.100.078

Jurusan Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Jalan SWK 104 Condongcatur [email protected]

INTISARI

Metode geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang mengukur sifat kelistrikan batuan di bawah permukaan bumi dan bagaimana mendeteksinya di permukaan bumi. dalam metode geolistrik memiliki beberapa konfigurasi diantaranya konfigurasi schlumberger, Pada konfigurasi schlumberger jarak MN dibuat sekecil-kecilnya, sehingga jarak MN secara teoritis tidak berubah. Pengolahan data manual metode rasisitivitas konfigurasi schlumberger ini dilakukan di ruang kuliah REP, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Hasil pengolahan data menunjukkan nilai resistivitas dari masing-masing lapisan serta menunjukkan kedalaman dari masing-masing lapisan tersebut. Hasil dari pengolahan manual metode resistivitas Konfigurasi schlumberger didapatkan tiga buah perlapisan. Lapisan pertama memiliki nilai resistivitas sebesar 812,5 Ohm m dengan kedalaman dan ketebalan sebesar 0,8 m. Lapisan kedua memiliki nilai resistivitas sebesar 406,25 Ohm m dengan kedalaman 1,2 m dan ketebalan 0,4 m. Lapisan ketiga memiliki nilai resistivitas 507,8 ohm m dengan kedalaman dan ketebalan yang tak terhingga (tidak dapat diinterpretasi).

Kata Kunci : geolistrik, konfigurasi schlumberger, resistivitas, kedalaman.

1.PENDAHULUAN

Metode geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang mengukur sifat kelistrikan batuan di bawah permukaan bumi dan bagaimana arus listrik di injeksikan kedalam bumi untuk melakukan pengukuran potensial, arus, dan medan elektomagnetik yang terjadi, baik secara alamiah maupun, akibat injeksi arus kedalam bumi, dalam hal ini metode resistivity yang digunakan adalah metode kongfigurasi schlumberger.

Konfigurasi Schlumberger

Pada konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya, sehingga jarak MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena

keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika jarak AB sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.

Gambar 1. Susunan konfigurasischlumberger

Sedangkan keunggulan konfigurasi Schlumberger ini adalah kemampuan untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN/2.

1

Page 2: Laporan Paper Schlumberger

Agar pembacaan tegangan pada elektroda MN bisa dipercaya, maka ketika jarak AB relatif besar hendaknya jarak elektroda MN juga diperbesar. Pertimbangan perubahan jarak elektroda MN terhadap jarak elektroda AB yaitu ketika pembacaan tegangan listrik pada multimeter sudah demikian kecil, misalnya 1.0 milliVolt.

Umumnya perubahan jarak MN bisa dilakukan bila telah tercapai perbandingan antara jarak MN berbanding jarak AB = 1 : 20. Perbandingan yang lebih kecil misalnya 1 : 50 bisa dilakukan bila mempunyai alat utama pengirim arus yang mempunyai keluaran tegangan listrik DC sangat besar, katakanlah 1000 Volt atau lebih, sehingga beda tegangan yang terukur pada elektroda MN tidak lebih kecil dari 1.0 milliVolt.

Gambar 2. Faktor geometri

Cara intepretasi menggunakan konfigurasi Schlumberger adalah dengan metode penyamaan kurva (kurva matching). Ada 3 (tiga) macam kurva yang perlu diperhatikan dalam intepretasi Schlumberger dengan metode penyamaan kurva, yaitu :

Kurva Baku Kurva Bantu, terdiri dari tipe H,

A, K dan Q Kurva Lapangan

Untuk mengetahui jenis kurva bantu yang akan dipakai, perlu diketahui bentuk umum masing-masing kurva lapangannya.

Kurva bantu H, menunjukan harga ρ minimum dan adanya

variasi 3 lapisan dengan ρ1 > ρ2

< ρ3. Kurva bantu A, menunjukkan

pertambahan harga ρ dan variasi lapisan dengan ρ1 < ρ2 < ρ3.

Kurva bantu, K menunjukan harga ρ maksimum dan variasi lapisan dengan ρ1 < ρ2 > ρ3.

Kurva bantu Q, menunjukan penurunan harga ρ yang seragam : ρ1 > ρ2 > ρ3

Gambar 3. Jenis-jenis kurva bantu

Kelemahan dari kongfigurasi ini adalah pembacaan tegangan pada elektroda MN adalah kecil terutama jarak AB yang relatif jauh, sehinga diperlukan multimeter yang High Impendance dengan cara mengatur teggangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang koma, atau dengan alat yang mempunyai arus DC yang sangat tinggi. Keunggulan dari kongfigurasi ini adalah adalah mendeteksi sifat homogen atau tidaknya lapisan batuan, pada permukaan yaitu membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN/2. Parameter yang diukur adalah : jarak antar stasiun dengan elektroda-elektroda (AB /2dan MN/2, arus (I) dan beda potensial, tahanan jenis(R) dan faktor geometri (K).

2

Page 3: Laporan Paper Schlumberger

2. METODOLOGI

Pengolahan data Geolistrik Konfigurasi Schlumberger ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 26 September 2012 bertempat di ruang REP III 7 UPN “Veteran” Yogyakarta.

Gambar 4. Diagram Alir Pengolahan Data

Penjelasan

1. Membuat kurva bilog dari data yang telah didapat ketika pengolahan data.

2. Membuat data smoothing dari kurva bilog.

3. Mencari nilai masing-masing P dengan bantuan kurva bantu.

4. Menginterpretasi nilai kedalaman dan jumlah lapisan berdasarkan nilai P dan nilai resistivitas dari data yang diperoleh.

5. Menyimpulkan hasil interpretasi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, dapat diinterpretasikan bahwa daerah telitian memiliki 3 lapisan. Lapisan pertama yaitu pada titik P1 merupakan hasil dari perbandingan antara Rho 2 (ρ2) dan Rho 1 (ρ1) yaitu senilai 1,25 yang didapatkan dari hasil kurva baku yang dilakukan pencocokan (matching)

terhadap garis grafik. Maka didapatkan nilai resistivitas Rho 1 (ρ1) yaitu sebesar 812,5 Ohm m dengan faktor koreksi sebesar 0,7. Lapisan ini memiliki kedalaman dan ketebalan sebesar 0,8 m.

Lapisan kedua ada pada titik P2 adalah hasil dari perbandingan antara Rho 3 (ρ3) dan Rho 2’ (ρ2’) yaitu senilai 0,5 yang didapatkan dari hasil kurva baku yang matching terhadap garis grafik. Maka didapatkan nilai resistivitas Rho 3 (ρ3) yaitu sebesar 406,25 Ohm m. Dengan menggunakan kurva bantu A maka diperoleh nilai koreksi sebesar 2 sehingga lapisan ini memiliki kedalaman 1,2 dan ketebalan sebesar 0,4 m.

Lapisan ketiga yaitu pada titik P3 adalah hasil dari perbandingan antara Rho 4 (ρ4) dan Rho 3’ (ρ3’) yaitu bernilai tak hingga yang didapatkan dari hasil kurva baku yang matching terhadap garis grafik. Dengan menggunakan kurva bantu Q maka diperoleh nilai koreksi sebesar 2 maka didapatkan nilai resistivitas Rho 4 (ρ4) yaitu tak hingga dan memiliki kedalaman yang besar dengan ketebalan yang tak hingga.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan manual metode geolistrik Konfigurasi schlumberger didapatkan tiga buah perlapisan. Lapisan pertama memiliki nilai resistivitas sebesar 812,5 Ohm m dengan kedalaman dan ketebalan sebesar 0,8 m. Lapisan kedua memiliki nilai resistivitas sebesar 406,25 Ohm m dengan kedalaman 1,2 m dan ketebalan 0,4 m. Lapisan ketiga memiliki nilai resistivitas 507,8 ohm m dengan kedalaman dan ketebalan lapisan yang tak terhingga.

DAFTAR PUSTAKA

Staf Asisten.2012. Modul Praktikum Geolistrik. Yogyakarta. Universitas Pembangunan Nasional.

3