laporan observasi identifikasi tanaman keras di sma negeri 6 yogyakarta

21
IDENTIFIKASI TANAMAN KERAS DI SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA DISUSUN OLEH : DHIARRAFII BINTANG MATAHARI (XII IPA 5 / 10) SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA

Upload: dhiarrafii-bintang-matahari

Post on 07-Jan-2017

36 views

Category:

Education


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta

IDENTIFIKASI TANAMAN KERAS

DI SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH :

DHIARRAFII BINTANG MATAHARI (XII IPA 5 / 10)

SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA

2016

Page 2: Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta

KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Saya dapat

menyelesaikan Tugas Pendidikan Kewarganegaraan dengan judul: “IDENTIFIKASI

TANAMAN KERAS DI SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA” dengan sebaik-baiknya untuk

meminimalkan adanya kesalahan.

Pembuatan makalah ini diperuntukkan untuk memenuhi nilai mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan.

Saya haturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

melakukan serangakaian kegiatan observasi dan identifikasi yang tidak bisa kami sebutkan

secara lengkap, secara khusus kepada :

1. Drs. Miftahkodin, MM. selaku kepala SMA Negeri 6 Yogyakarta;

2. Ibu Ida yang telah memberikan panduan dan rambu-rambu pelaksanaan kegiatan;

3. Seluruh keluarga dari SMA Negeri 6 Yogyakarta, yang telah memberikan

dukungan;

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun..

Yogyakarta, 11 Agustus 2016

Penulis

Page 3: Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta

1. TANAMAN MANGGA

Mangga adalah tanaman buah asli dari India. Kini, tanaman ini tersebar di berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia. Tanaman Mangga dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah dan berhawa panas. Akan tetapi, ada juga yang dapat tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian hingga 600 meter di atas permukaan laut.

Batang pohon Mangga tegak, bercabang agak kuat. Kulit tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna kulit batang yang sudah tua biasanya coklat keabuan sampai hitam.

Pohon Mangga yang berasal dari biji pada umumnya tegak, kuat dan tinggi sedangkan yang berasal dari sambungan atau tempel lebih pendek dan cabang membentang. Daun yang masih muda biasanya berwarna kemerahan, keunguan, atau kekuningan yang kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwara hijau muda.

Bunga Mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai panjang, dan berbau harum seperti bunga lili. Kelopak bunga biasanya bertaju 5. Buah Mangga termasuk buah batu yang berdaging, dengan ukuran dan bentuk yang sangat berubah-ubah bergantung pada macamnya, mulai dari bulat, bulat telur, hingga lonjong memanjang. Panjang buah kira-kira 2.5 -3.0 cm.

Kulit buah agak tebal berbintik-bintik kelenjar, hijau kekuningan atau kemerahan bila masak. Daging buah jika masak berwarna merah jingga, kuning, berserabut atau tidak, manis sampai masam dengan banyak air dan berbau kuat sampai lemah. Biji berwarna putih, gepeng memanjang tertutup endokrap yang tebal, mengayu dan berserat. Biji ini terdiri dari, ada yang monoembrional dan ada pula yang poliembrional (Rukmana,1997).

A. Taksonomi dan Morfologi

Tanaman Mangga Dalam tatanama sistematika (taksonomi) tumbuhan, tanaman mangga diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Devisi : Spermatophyta

Class : Dicotylendonae

Page 4: Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta

Ordo : Anarcardiales

Famili : Anarcardiaceae

Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera indica L

Tanaman mangga tumbuh dalam bentuk pohon berbatang tegak, bercabang banyak, serta rindang dan hijau sepanjang tahun. Tinggi tanaman dewasanya bisa mencapai 10-40 m dengan umur bisa mencapai lebih dari 100 tahun. Morfologi tanaman mangga terdiri atas akar, batang, daun, dan bunga. Bunga menghasilkan buah dan biji yang secara generatif dapat tumbuh menjadi tanaman baru (Pracaya, 2011).

Mangga rata-rata berbunga satu kali sehingga panen buah dapat dilakukan beberapa kali dalam satu periode karena buah tidak masak bersamaan. Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun sedangkan mangga okulasi pada umur 5- 6 tahun. Buah panen pertama hanya mencapai 10-15 buah, pada tahun ke-10 jumlah buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon, pada umur 15 tahun mencapai 1000 buah/pohon, dan produksi maksimum tercapai pada umur 20 tahun dengan potensi produksi mencapai 2000 buah/pohon/tahun (Tafajani, 2011).

Buah mangga memiliki keanekaragaman bentuk antara lain bulat, bulatpendek dengan ujung pipih, dan bulat-panjang agak pipih. Susunan tubuh buah terdiri dari beberapa lapisan, yaitu sebagai berikut :

a. Kulit buah Buah mangga yang muda memiliki kulit berwarna hijau, namun menjelang matang berubah warna menurut jenis dan varietasnya.

b. Daging buah Buah mangga yang masih muda pada umumnya memiliki daging buah yang berwarna kuning keputih-putihan. Menjelang tua daging buah berubah menjadi kekuning-kuningan sampai kejingga-jinggan. Rasa daging buah mangga bervariasi, yaitu asam sampai manis dengan aroma yang khas pada setiap varietas mangga.

c. Biji Biji mangga berkeping dua dan memiliki sifat poliembrional, karena dari satu biji dapat tumbuh lebih dari satu bakal tanaman (Rukmana, 1997).

B. Manfaat Tumbuhan

Buah mangga memiliki berbagai kemanfaatanbagi masyarakat antara lain :

a. Komoditi Ekspor dan Bisa Menambah PendapatanMangga sebagai komoditas ekspor telah dimulai sejak tahun 1930 hingga

sekarang. Namun nilai ekspor mangga Indonesia mengalami ketidakstabilan, hal ini dapat dilihat dengan turun naiknya jumlah mangga yang diekspor dan pemasukan devisa.

b. Sebagai Bahan MakananHasil yang diperoleh dan dimanfaatkan dari pohon mangga ternyata bukan

hanyabuah segar saja, tetapi buah mangga dapat diolah secara khusus menjadi bahan makanan yang berguna bagi tubuh manusia. Komposisi buah mangga terdiri dari 80% air dan 15%-20% gula, serta berbagai macam vitamin, antara lain vitamin A,B.C.

Page 5: Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta

Kegunaan Vitamin A dari buah mangga adalah untuk mencegah kerusakan mata, Vitamin B mencegah penyakit beri beri, dan Vitamin C menjaga kesehatan gigi Universitas Sumatera Utara 22 dan mencegah penyakit gusi berdarah serta kulit pecah. Tetapi jika terlalu banyak makan mangga manis dapat menyebabkan penyakit gula.

c. Sebagai Tanaman Peneduh dan PenyelamatLapisan Tanah Dikota kota besar dekat pantai yang berudara panas, banyak

sekali halaman depan rumah atau sekelilingnya ditanami pohon mangga yang tidak terlalu tinggi dan besar. Tanaman ini berasal dari bibit okulasi atau cangkokan.

Disamping berfungsi sebagai penghias tanaman dan penyejuk halaman, maka buahnya dapat dinikmati sendiri. Pohon mangga juga baik untuk proyek reboisasi terutama didaerah perbukitan yang gundul. Sebab, tanaman mangga mempunyai jaringan akar yang kuat, luas dan dalam, sehingga mampu menahan lapisan tanah atas (humus) yang larut bersama air, bila musim penghujan tiba. Mahkota daunnya rimbun dan luas, dapat mengurangi laju penguapan air tanah, sehingga lapisan tanah disekitarnya tidak mudah rusak (pecah-pecah).

Pada padang penggembalan ternak yang luas, tanaman mangga dapat dipergunakan sebagai peneduh, sehingga ternak bias beristirahat dengan tenang. Disamping itu, tanaman mangga juga dapat digunakan untuk penguat tanggul jalan dan melindungi aspal dari terpaan sinar matahari ( Aak, 1991).

Mangga Bagian tumbuhan Mangga yang paling penting dan berguna dalam kehidupan manusia sehari-hari, terutama bagi kesehatan adalah getah, kulit batang, buah muda, dan buah masak. Getah Mangga dari bagian batang atau ranting dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk penyakit luar, seperti eksim, kudis, dan gatal-gatal. Penyakit rematik atau persendian nyeri dapat diobati dengan menggunakan kulit batang pohon Mangga. Buah Mangga muda selain dapat digunakan sebagai manisan, juga berkhasiat sebagai obat beberapa jenis penyakit.

Di India Mangga yang masih hijau digunakan sebagai obat gangguan darah, empedu, dan saluran pencernaan. Memakan buah Mangga muda secara teratur mempunyai daya penyembuh gangguan darah, karena menambah kelenturan pembuluh darah, membantu pembentukan sel-sel baru, mencegah pendarahan, dan menyembuhkan sariawan. Selain itu buah Mangga muda dapat berkhasiat untuk mengatasi diare, disentri, wasir dan sembelit (Rukmana, 1997).

C. Khasiat Tumbuhan ManggaPara ahli meyakini mangga adalah sumber karotenoid yang disebut beta crytoxanthin,

yaitu bahan penumpas kanker yang baik. Mangga juga kaya vitamin, antioksidan seperti vitamin C dan E. Satu buah mangga mengandung tujuh gram serat yang dapat membantu sistem pencernaan. Sebagian besar serat larut dalam air dan dapat menjaga kolesterol agar tetap normal.

Mangga memiliki sifat kimia dan efek farmakologis tertentu, yaitu bersifat pengelat (astringent), peluruh urine, penyegar, penambah nafsu makan dan antioksidan. Kandungan asam galat pada Mangga sangat baik untuk saluran pencernaan. Sedangkan kandungan riboflavinnya sangat baik untuk kesehatan mata, mulut, dan tenggorokan.

Page 6: Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta

Buah Mangga juga mengandung senyawa flavonoida. Kandungan flavonoida dalam buah Mangga yang mempunyai gugus hidroksi bebas dapat menghambat aktivitas sitokrom.

D. Komposisi Kimia Buah ManggaBerikut adalah daftar komposisi kimia dan nilai gizi buah mangga:

Tabel Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Buah Mangga

Sumber : Laroussihe, LE MANGUIER, dalam Pracaya, (2011)

Komponen daging buah mangga yang paling banyak adalah air dan karbohidrat. Selain itu juga mengandung protein, lemak, macam-macam asam, vitamin, mineral, tanin, zat warna, dan zat yang mudah menguap sehingga menciptakan aroma harum khas buah mangga.

Karbohidrat daging buah mangga terdiri dari gula sederhana, tepung, dan selulosa. Gula sederhananya berupa sukrosa, glukosa, dan fruktosa yang memberikan rasa manis dan bermanfaat bagi pemulihan tenaga pada tubuh manusia.

Selain gula, rasa dan karakteristik buah mangga juga dipengaruhi oleh tanin dan campuran asam. Tanin pada buah mangga menyebabkan rasa kelat dan terkadang pahit. Tanin juga menyebabkan buah mangga menjadi hitam setelah diiris. Sementara itu, rasa asam pada buah mangga disebabkan oleh adanya asam sitrat (0,13-0,17%) dan vitamin C (Pracaya, 2011).

E. Jenis dan Varietas Tanaman ManggaPengembangan varietas mangga dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif.

Masing-masing varietas mangga dapat dibedakan berdasarkan ukuran, warna daging, rasa, aroma, dan bentuk buah. Selain itu juga dapat dibedakan berdasarkan sifat pohon, ukuran, dan bentuk daun.

Di Indonesia ada beberapa jenis dan varietas mangga komersial yang sudah terkenal bagus mutunya, antara lain :

Page 7: Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta

a. Mangga Golek Dalam bahasa Jawa, golek berarti ”mencari”. Berdasarkan kata itu pulalah penamaan jenis mangga ini karena setelah menikmati rasanya orang akan mencari lagi buah mangga yang baru saja dimakan. Daging buah tebal, lunak dengan warna kuning tua. Daging buahnya boleh dikatakan tidak berserat, tidak berair (kalau diiris tidak banyak mengeluarkan air). Aromanya cukup harum dengan rasa yang manis.

b. Mangga Arumanis Disebut mangga arumanis karena rasanya manis dan aromanya harum (arum). Daging buah tebal, lunak berwarna kuning, dan tidak berserat (serat sedikit). Aroma harum, tidak begitu berair, dengan rasa yang manis, tapi bagian ujung kadang-kadang masih ada rasa asam.

c. Mangga Manalagi Disebut manalagi karena sekali makan orang akan mencarinya lagi. Rasa mangga manalagi seperti perpaduan rasa antara golek dan arumanis. Kemungkinan pohon mangga manalagi merupakan hasil persilangan alami antara golek dengan arumanis. Buah ini sering dimakan dalam keadaan masih keras, tetapi daging buah sudah kelihatan kuning.

d. Mangga Madu Mangga ini disebut madu karena rasanya manis seperti madu lebah. Daging buah yang sudah masak berwarna kuning. Bagian dalam kuningnya makin ke dalam makin tua seperti warna madu. Serat daging buah sedikit. Kadar air buah sedang dengan rasanya yang manis seperti madu dan aromanya harum (Pracaya, 2011).

e. Mangga Udang Mangga ini berasal dari Desa Hutanagonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara. Panjang rata-rata mangga ini hanya sekitar 6 cm. Dikenal dua jenis mangga udang, yaitu yang berukuran kecil dan berukuran besar. Buahnya berbentuk lonjong. Kulitnya tipis dan berwarna hijau muda pada waktu muda, lalu berubah menjadi kuning keemasan setelah tua. Daging buahnya berwarna kuning, lunak berair, rasanya manis, berserat, dan aromanya harum.

F. Syarat Mutu Buah Mangga SegarSyarat mutu buah mangga segar berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dapat

dilihat dalam table dibawah ini :

Tabel 2.1. Syarat Mutu Buah Mangga Segar

Page 8: Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta

Sumber : SNI 01-3164-1992

Page 9: Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta

2. TANAMAN KEPEL

Kepel adalah nama pohon dan buah yang mempunyai nama ilmiah Stelechocarpus burahol. Tumbuhan penghasil buah yang menjadi kegemaran para putri keraton Jawa sejak jaman dulu ini kini termasuk salah satu tanaman langka di Indonesia. Pohon Kepel yang dipercaya mempunyai nilai filosofi adhiluhung ini merupakan flora identitas provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta.

Pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) di beberapa daerah di Indonesia dikenal juga sebagai buah dan pohon kecindul, cindul, simpol, burahol, dan turalak. Dalam bahasa Inggris tumbuhan langka ini dikela sebagaiKepel Aple. Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Stelechocarpus burahol.

Pohon Kepel menjadi kegemaran para putri keraton di Jawa selain lantaran memiliki nilai filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik, buah kepel juga dipercaya mempunyai berbagai khasiat dibidang kecantikan. Buah Kepel telah menjadi deodoran (penghilang bau badan) bagi para putri keraton. Sayang justru karena itu masyarakat jelata tidak berani menanam pohon ini sehingga menjadi langka.

A. Taksomoni dan Morfologi

Kepel merupakan tumbuhan yang banyak ditemukan di pulau Jawa,terutama di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Di Jawa Tengahdan Yogyakarta tumbuhan ini ditanam di sekitar keraton, sedangkan di Jawa Barattumbuhan ini tumbuh secara liar (Heyne 1987). Taksonomi tanaman kepel secara klasifikasi ilmiah adalah sebagai berikut: 

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Trachebionta

Page 10: Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Magnoliidae

Ordo : Magnoliales

Famili : Annonaceae

Genus : Stelechocarpus

Spesies : Stelechocarpus burahol.

Tumbuhan ini tumbuh pada ketinggian 150 - 300 m diatas permukaan laut dan biasanya tumbuh liar di hutan-hutan sekunder pada tanah yang berlempung danlembab serta dapat tumbuh baik diantara rumpun-rumpun bambu (Mogea et al. 2001).

Kepel termasuk jenis pohon yang tinggi dengan tinggi maksimal 25 m.Tumbuhan ini memiliki batang yang berwarna coklat tua sampai kehitaman dan bagian kulitnya berbenjol-benjol yang merupakan tempat bekas keluarnya bungadan buah. Daun dari tumbuhan ini merupakan daun tunggal yang berbentuklonjong atau bulat lonjong dengan ujung runcing. 

Bunganya berwarna hijau keputihan, berkelamin tunggal dan mengeluarkan aroma harum. Bunga jantan terletak pada bagian atas batang atau cabang-cabang tua yang bergerombolsedangkan bunga betinanya terletak pada batang bagian bawah (Mogea et al.2001)

Buah kepel berbentuk bulat dan pangkalnya runcing (seperti buah buni) dengan warna coklat keabu-abuan, tumbuh pada bagian batang, dan beraromaharum (Mogea et al. 2001). 

Daging buah berwarna kuning kecoklatan dengan biji berukuran besar dan berwarna coklat tua kehitaman, biasanya dalam satu buahterdapat 3-4 biji. 

Tumbuhan ini biasanya berbunga pada bulan September-Oktober. Buahkepel dapat dipanen untuk pertama kali pada saat enam tahun setelah penanaman.Penyebaran tumbuhan ini mulai dari kawasan Asia Tenggara sampai ke kawasanMalesia dan Kepulauan Salomon (Mogea et al. 2001).

Pada saat ini jumlah tumbuhan kepel semakin berkurang. Hal inidisebabkan oleh adanya kepercayaan masyarakat di Jawa Tengah dan Yogyakartayang mengatakan bahwa tumbuhan ini hanya boleh ditanam di sekitar keraton,sedangkan di Jawa Barat tumbuhan ini jarang ditanam karena daging buahnya hanya sedikit sehingga dianggap kurang menguntungkan.

Padahal tumbuhan ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai komoditi hasil hutan bukan kayu(HHBK) yang dapat dimanfaatkan sebagai obat dan kosmetika (Kusmiyati et al. 2005).

Page 11: Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Warningsih (1995) buah kepelmengandung senyawa alkaloid dan polifenol serta memiliki fungsi sebagai antiimplantasi. Daun dari tumbuhan kepel mengandung senyawa flavonoid sebagai antioksidan penangkap radikal bebas (Sunarni et al. 2007). 

MenurutSunardi et al. (2007) kulit batang dari tumbuhan kepel memiliki aktivitasantiagregasi platelet.Pada zaman dahulu buah kepel sering dikonsumsi oleh putri keraton di Yogyakarta untuk mengurangi bau badan. Hal ini menjadi dasar pemikiran bahwa buah kepel memiliki potensi sebagai deodoran oral yaitu sediaan yang dapatmenurunkan kadar senyawa odoran yang dihasilkan oleh tubuh melalui aplikasi per oral.

B. Ciri-CiriPohon Kepel (Stelechocarpus burahol) mempunyai tinggi hingga 25 m dengan

diameter batang mencapai 40 cm. Pada kulit batangnya terdapat benjolan-benjolan. Benjolan-benjolan ini merupakan bekas tempat bunga dan buah karena bunga dan buah kepel memang muncul di batang pohon bukannya di pucuk ranting atau dahan.

Daun Kepel tunggal, lonjong meruncing dengan panjang antara 12 – 27 cm dan lebar 5 – 9 cm. Warna daun Kepel hijau gelap. Bunga berkelamin tunggal, harum. Bunga jantan terdapat pada batang bagian atas atau cabang yang tua bergerombol antara 8 sampai 16. Sedangkan bunga betina hanya terdapat pada batang bagian bawah.

Buah Kepel tumbuh memenuhi batang pohonnya. Bentuk buah Kepel bulat lonjong dengan bagian pangkal agak meruncing. Warna buah Kepel (Stelechocarpus burahol) coklat agak keabu-abuan, dan ketika sudah tua akan berubah menjadi coklat tua. Daging buah berwarna agak kekuningan sampai kecoklatan membungkus biji yang berukuran cukup besar. Rasa buah Kepel manis.

C. Filosofi dan ManfaatBuah Kepel (Stelechocarpus burahol) yang buahnya seukuran kepalan tangan orang

dewasa mempunyai filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik karena seperti tangan yang terkepal.

Buah Kepel sejak zaman dahulu telah dipergunakan oleh para putri keraton sebagai penghilang bau badan dan pewangi badan. Selain itu juga dipercaya sebagai salah satu sarana kontrasepsi sebagai sterilitas wanita (KB).

Daging buah kepel dipercaya mempunyai khasiat memperlancar air kencing, mencegah inflamasi ginjal. Kayu pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) dapat digunakan sebagai bahan industri atau bahan perabot rumah tangga  dan bahan bangunan yang tahan lebih dari 50 tahun. Daun kepel bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat. Lalap daun kepel mampu menurunkan kadar kolesterol.

Sebuah ironi, pohon Kepel yang sarat filosofi dan manfaat lagi digemari oleh para putri keraton justru pohon tersebut menjadi langka dan terancam punah lantaran rakyat jelata takut kuwalat jika ikut menanamnya. Adakah ini menyiratkan kepada kita bahwa kita tidak boleh terlalu menggantungkan asa pada para penguasa. Kitalah, segenap rakyat yang bisa menentukan lestari tidaknya alam ini termasuk pohon Kepel, pohon Burahol.

D. Habitat dan Persebaran

Page 12: Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta

Pohon Kepel atau Burahol tersebar di kawasan Asia Tenggara mulai dari Malaysia, Indonesia hingga Kepulauan Solomon bahkan Australia. Di Indonesia, terutama di Jawa, Pohon Kepel mulai jarang dan langka.

Pohon Kepel dapat tumbuh di habitat yang berupa hutan sekunder yang terdapat di dataran rendah hingga ketinggian 600 mdpl.

E. Konservasi Pohon KepelPohon Kepel (Stelechocarpus burahol) menjadi salah satu pohon yang langka.

Kelangkaan tanaman ini lebih disebabkan oleh adanya anggapan pohon ini sebagai pohon keraton yang hanya pantas di tanam di istana. Rakyat jelata, khususnya masyarakat Jawa akan merasa takut mendapatkan tuah (kuwalat) jika menanam pohon ini.

Selain itu, sebagian masyarakat juga merasa buah ini malas untuk membudidayakannya. Meskipun memiliki rasa yang manis tetapi sebagian besar isi buah dipenuhi biji sehingga mengurangi minat orang untuk membudidayakannya.

Kini, pohon langka ini masih dapat ditemui di kawasan keraton Yogyakarta, TMII, Taman Kiai Langgeng Magelang, dan Kebun Raya Bogor.

Page 13: Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta

3. TANAMAN GLODOKAN

Polyalthia longifolia merupakan tumbuhan evergreen yang berasal dar India, umumnya ditanam karena keefektifannya dalam mengurangi polusi suara. Kenampakan pohon ini berupa piramida simetris dengan cabang seperti pendulum dan daun lanset dengan tepi bergelombang. Pohon ini dapat tumbuh hingga mmencapai 30 kaki.

Menurut Singh (2008), Glodokan tiang atau yang disebut Ashok adalah tumbuhan asli India da Srilanka. Namun, nama Ashok merupakan nama yang telah banyak dikenal di India Utara, meskipun nama Ashok tersebut berasal darinama Sita Ashok. Pohon ini dapat mencapai tinggi hingga 25 kaki dan membentuk bangun kolumnar.

Daunnya glossy berwarna hijau, panjang, dengan tepi daun bergelombang. Ashok umumnya terlihat seperti pohon yang dipenuhi daun sehingga sulit terlihat batangnya, tetapi kadang-kadang cabangnya tidak terumbai ke bawah melainkan horizontal sehingga batangnya dapat terlihat dengan jelas.

Tumbuhan ini memiliki banyak nama, diantaranya Ashoka atau Devadaru dalam Sansekerta, Debdaru di Bengali dan India, Asopalav (Gujarati), falseashoka, Indian mast tree, Indian fir tree, glodogan tiang (Indonesian). Nettilinkam(Tamil). Daunnya bagus untuk dijadikan dekorasi ornamental dan digunakan pada perayaan festival. Pohonnya dapat dipotong menjadi berbagai bentuk. Daun yang mengandung 22 senyawa kimia yang bersifat toksik. Polyalthia longifolia ditanam sebagai ornamen, di tepi jalan dan pohon peneduh,biasanya ditanam di ketinggian kurang dari 1200 m dpl.

Habitus terna tahunan, tinggi lebih kurang 1 meter. Batang semu, tegak, lunak, dan warna putih kehijauan. Perbungaan bentuk payung, pangkal mahkota berdekatan membentuk corong, warna putih, putik panjang, warna ungu, kepala sari warna jingga. Buah kotak, bulat telur . Tanaman ini memiliki kandungan kimia seperti Likorina, Krinidina, Hemantamina,  Krinamina. berkhasiat sebagai Analgesik, Antibengkak, Ekspektoran.

Page 14: Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta

Akar pada glodokan ini cukup menembus ke dalam, tidak dangkal, tetapi juga tidak menjalar dengan ekstensif yang bisa mengganggu struktur seperti trotoir, jalan dan bangunan di dekatnya. Sehingga selain terdapat di hutan kota, pohon ini biasa ditanam di sepanjang pinggiran jalan sebagai peneduh jalan.

Pohon Glogok atau juga di sebut pohon glodokan tiang mempunyai istilah latin Polyalthea longifolia adalah jenis tanaman yang banyak di tanam di pinggir jalan atau dalam taman – taman rumah. Manfaat dari tumbuhan ini adalah  sebagai pohon peneduh. Habitat dari tanaman ini terdapat di  Dataran rendah dengan tanah yang gembur.

A. Taksonomi dan Morfologi

Tanaman Glodokan dalam tatanama sistematika (taksonomi) tumbuhan, tanaman glodokan diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Magnoliales

Famili :Annonaceae

Genus :Polyalthia

Spesies : Polyalthia longifolia Sonn.

                                        (Cakmus,2012)

Nama Umum

Indonesia:Glodokan

Inggris    :False ashoka, ashoka tree

Glodokan mempunyai bentuk daun yang panjang dan ujungnya menyempit, tepinya berombak berwarna hijau mengilat. Panjang daun antara 15 – 20 cm. bentuk tanaman ini menyerupai kerucut, menjulang tingi bisa mencapai 20 m bahkan lebih.dari ketiak daun atau ranting muncul bunga majemuk yang menghasilkan buah berwarna kuning kehijauan, bentuknya bulat, besarnya kira-kira 2 cm. biji yang sudah tua dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman. Bisa juga dengan mencangkok dari cabang yang sudah tua. (Emir, 2006:49)

Berdasarkan karakteristik umum glodokan tersebut sesua dengan hasil pengamata kami, yaitu daun glodokan berwarna hijau dan merupakan daun tungal. Daun glodokan yang

Page 15: Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta

kami amati tersebut mempunyai pertulangan daun menyirip dengan tepi daun tidak rata. Tepi daun yang tidak rata tersebut berbentuk seperti gelombang.

B. Manfaat TumbuhanTanaman Glodokan memiliki berbagai kemanfaatan bagi masyarakat antara lain :a. Daunnya bagus untuk dijadikan dekorasi ornamental dan digunakan pada

perayaan festival.b. Pohonnya dapat dipotong menjadi berbagai bentuk.c. Daun yang mengandung 22 senyawa kimia yang bersifat toksik.d. Ditanam sebagai ornamen, di tepi jalan dan pohon peneduh.e. Kandungan kimianya seperti Likorina, Krinidina, Hemantamina,  Krinamina.

berkhasiat sebagai Analgesik, Antibengkak, Ekspektoran.

Page 16: Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28638/4/Chapter%20II.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37571/4/Chapter%20II.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26078/4/Chapter%20II.pdf

http://naturindonesia.com/index.php https://plus.google.com/116310855990755089841/posts/JmcKkSXUexo

http://indoplasma.or.id/publikasi/prosiding/sdg2015/29-Retno%20Utami%20Hatmi- Yogyakarta.pdf