laporan magang pengaruh kebijakan financing ...repository.uinjambi.ac.id/1259/1/eps160733_sri...
TRANSCRIPT
LAPORAN MAGANG
PENGARUH KEBIJAKAN FINANCING TO VALUE (FTV) TERHADAP
PERMINTAAN PEMBIAYAAN PEMILIKAN RUMAH
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya ( A. Md )
Oleh :
SRI WAHYUNI
NIM : EPS. 160733
PROGRAM STUDI D-III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2019
i
ii
iii
MOTTO
“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu
diperkenankan-Nya bagimu: Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala
bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”.
(Q.S. Al-Anfal:9)
iv
ABTRAK
Laporan magang ini berjudul “Pengaruh Kebijakan Financing To Value (FTV)
Terhadap Permintaan Pembiayaan Pemilikan Rumah”. Dalam penulisan
laporan magang ini bertujuan untuk mengetahui permintaan pembiayaan
pemilikan rumah. Dalam laporan ini penulis menggunakan teknik pengumpulan
data yaitu dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan metode
analisis data yang digunakan dalam penulisan ini yaitu analisis deksriptif. Pada
laporan ini penulis memberi kesimpulan bahwa kebijakan pelonggaran FTV pada
tahun 2016 memberikan pengaruh yang signifikan untuk meningkatkan jumlah
pembiayaan properti. Hal ini juga memberikan perbedaan rata-rata permintaan
PPR sebelum dan sesudah adanya pelonggaran FTV.
Kata Kunci : Financing To Value, Bank Indonesia, Pembiayaan Properti
v
PERSEMBAHAN
1. Untuk Orang Tua saya Alm. Basran dan Musringah yang telah mendidik saya
penuh kasih saying, dukungan penuh cinta dan kesabaran yang tiada habisnya
yang tidak mungkin bisa saya balas hanya dengan selembar kertas yang
bertulis kata cinta dan persembahan. Semoga bisa menjadi langkah awal saya
bisa membahagiakan Ibu dan Ayah tercinta, karna saya sadar selama ini
belum bisa berbuat yang lebih. Terima kasih atas doa, dukungan, motivasi
dan nasehat yang telah kalian berikan selama ini.
Ayah… meskipun engkau telah tiada aku selau mendoakan mu.
2. Untuk My Brothers dan Sisters, tiada yang paling mengharukan saat kumpul
bersama kalian, walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna
yang tak akan bisa tergantikan, Terima kasih atas doa dan bantuan kalian
selama ini, maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi aku akan selalu
menjadi yang terbaik untuk kalian semua.
3. Untuk Dosen, terima kasih atas ilmu, didikan, pertahian dan kesabaran yang
engkau berikan kepada saya selama ini.
4. Untuk Kekasih ku “Kevin Alfadillah”, Terima Kasih atas kasih sayang,
perhatian, dan kesabaranmu selama ini yang telah memberikanku semangat
dan inspirasi dalam menyelesaikan tugas Akhir, semoga engkau pilihan yang
terbaik buatku dan masa depanku. Terima Kasih…
5. Untuk dosen pembimbingku Tugas Akhirku, “Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE.,
M.EI selaku dosen pembimbing tugas akhir saya, terima kasih banyak bu…
saya sudah dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak
akan lupa atas bantuan dan kesabaran dari Ibu.
6. Untuk teman-teman seperjuangan D-III Perbankan Syariah, terima kasih atas
bantuan, doa, nasehat, hiburan, dan semangat yang kamu berikan selama
kuliah, aku tak akan melupakan kalian semua.
Serta semua pihak yang sudah membantu selama penyelesaian Tugas Akhir
ini…
“your dreams today can be your future tomorrow”
vi
vii
viii
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. i
NOTA DINAS ...................................................................................................... ii
MOTTO ............................................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Masalah Pokok Laporan .............................................................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .................................................................... 6
1. Tujuan Penulisan .................................................................................. 6
2. Manfaat Penulisan ................................................................................ 6
D. Metode Penulisan......................................................................................... 7
1. Jenis Data .............................................................................................. 7
2. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 7
3. Metode Analisis .................................................................................... 8
E. Waktu dan Lokasi Magang .......................................................................... 8
1. Waktu ................................................................................................... 8
2. Lokasi Magang ..................................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 11
A. Pembiayaan ............................................................................................... 11
1. Pengertian Pembiayaan ........................................................................ 11
x
2. Objek Pembiayaan ................................................................................ 12
3. Jenis Pembiayaan dan Pembiayaan Pemilikan Rumah......................... 13
B. Konsep Umum Kebijakan Makroprudensial ............................................. 16
C. Kebijakan Financing To Value (FTV) ...................................................... 17
1. Pengertian Financing To Value (FTV) ................................................. 17
2. Tujuan Kebijakan Financing To Value (FTV) ..................................... 20
BAB III GAMBARAN UMUM BANK INDONESIA ..................................... 22
A. Sejarah Bank Indonesia ............................................................................. 22
B. Landasan Hukum Bank Indonesia ............................................................. 25
C. Visi dan Misi Bank Indonesia ................................................................... 26
D. Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia ......................................................... 27
E. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia ............................................................ 28
F. Kedudukan Bank Indonesia ...................................................................... 30
G. Sejarah Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Jambi ..................... 30
H. Struktur Organisasi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jambi .. 32
I. Kegiatan Operasional Bank Indonesia Provinsi Jambi ............................. 34
J. Hasil Kegiatan Magang ............................................................................. 43
1. Pengaruh Kebijakan Financing To Value (FTV) Terhadap
Pembiayaan Properti ............................................................................ 43
2. Setelah Adanya Kebijakan Pelonggaran Financing To Value (FTV) . 46
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 49
A. Kesimpulan ............................................................................................... 49
B. Saran .......................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 50
LAMPIRAN
xi
DAFTAR SINGKATAN
FTV/LTV : Financing To Value/ Loan To Value
PPR : Pembiayaan Pemilikan Rumah
KPR : Kredit Pemilikan Rumah
PBI : Peraturan Bank Indonesia
KP : Kredit Properti
PP : Pembiayaan Properti
BI : Bank Indonesia
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kedudukan Bank Indonesia
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jambi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang
bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank
Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor
perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi bank
sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga
stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut, yang
dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya harga-harga yang dalam
arti lain turunnya suatu nilai uang. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi
terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah mungkin atau pada posisi
yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol
keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu
banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang
dimilikinya.1
Bank Indonesia memiliki wewenang untuk mengatur perekonomian
Indonesia agar tetap stabil dan berada pada momentum yang positif. Sama seperti
pemerintah, Bank Indonesia juga perlu menyusun berbagai program secara
terintegrasi agar tercapai tugas- tugas Bank Indonesia tersebut. Program tersebut
1 https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_sentral, diakses pada : 20 Februari 2019
2
haruslah sustainable, yaitu perlu mempertimbangkan kondisi local di mana
ketertinggalan itu bisa terjadi.
Program dalam upaya percepatan pembangunan dan perekonomian
memerlukan strategi yang terarah dan jelas. Hal ini agar program ataupun
kebijakan Bank Indonesia bisa sesuai dengan yang diharapkan yaitu pada
dasarnya adalah menjaga kestabilan perekonomian Indonesia. Peogram-program
maupun kebijakan-kebijakan yang dalam konsep Ekonomi Islam terdapat pada
beberapa ayat Al-Quran Q.S Hud: 61
Artinya : Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan
selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-
Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan
(doa hamba-Nya)".2
Islam menyebut bahwa dalam administrasi pemerintah suatu Negara
dipercaya bagi seorang amir atau pemimpin. Di Indonesia biasa dibilang Bank
Indonesia adalah lembaga independen yang berhak mengeluarkan kebijakan
moneter dan kebijakan lainnya dalam rangka menjaga kestabilan perekonomian
2 Al-Qur’an, 11:61
3
Indonesia. Orang-orang dalam lingkup Bank Indonesia juga merupakan orang
terpilih yang ahli di bidangmya.
Ayat yang menjelaskan tentang administrasi pemerintahan dalam suatu
Negara dipercaya bagi seorang amir atau pemimpin terdapat pada Al-Quran Q.S
An-Nisa:59
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”3
Dimasa yang akan datang, kebijakan terkait FTV dan sistem inden perlu
disempurnakan. Dengan mencermati latar belakang pengaturan FTV di awal
adalah mengurangi jumlah KPR yang diambil seseorang sampai 29 KPR.
3 Al-Qur’an, 4:59
4
Selain itu juga untuk mengawasi pengembangan nakal yang tidak
membangun setelah memperoleh pencairan dana dan beberapa tujuan lain demi
menjaga sistem keuangan dalam koridor kehati-hatian.4
Adapun kebijakan FTV ini bertujuan mendorong penerapan prinsip kehati-
hatian dalam penyaluran pembiayaan. Di sisi lain, ketentuan FTV ini juga
memberi kesempatan yang lebih besar bagi masyarakat berpenghasilan
menengah–bawah untuk memperoleh rumah layak huni serta meningkatkan aspek
perlindungan konsumen di sektor properti.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa Bank Indonesia mengeluarkan
kebijakan FTV merupakan salah satu langkah perlindungan ekonomi secara
makro, atau yang lebih sering kita dengar dengan istilah makroprudensial.5
Rasio Financing to Value (FTV) adalah angka rasio antara nilai
pembiayaan yang dapat diberikan oleh BUS atau UUS terhadap nilai agunan
berupa properti pada saat pemberian pembiayaan berdasarkan hasil penilaian
terkini.6 Kebijakan Financing to Value (FTV) adalah kebijakan yang dikeluarkan
Bank Indonesia sebagai patokan berapa nasabah dapat memberikan minimum
uang muka dalam pembiayaan properti di Bank Syariah.
4 https:// ekonomi.bisnis.com/read/20180718/107/817853/opini-dampak-ltv-bagi-properti-dan-
perbankan, diakses pada: 20 Februari 2019
5 https://www.kompasiana.com/dyahrestyani/54f3cab3745513a02b6c7f6d/langkah-bi-melindungi-
konsumen-melalui-kebijakan-ltv, diakses pada: 20 Februari 2019
6 PBI No.20/8/PBI/2018 tentang Rasio Loan to Value untuk Kredit Properti, Rasio Financing to
Value untuk Pembiayaan Properti, dan Uang Muka untuk Kredit atau Pembiayaan Kendaraan
Bermotor, tersedia di http://www.bi.go.id/id/peraturan/skk/Pages/PBI_181616.aspx, diakses pada:
13 April 2019
5
Kebijakan FTV akan diperketat pada saat permintaan pembiayaan properti
sangat tinggi yang dikhawatirkan akan terjadinya economic bubble. Economic
bubble adalah keadaan di mana harga aset properti tidak mencerminkan harga
yang sebenarnya. Sebaliknya, kebijakan FTV akan dilonggarkan pada saat
permintaan pembiayaan properti melemah sehingga diharapkan dapat
meningkatkan perekonomian dan berada pada momentum yang positif.
Di Indonesia, peminat rumah tapak lebih besar jika dibandingkan dengan
apartemen maupun ruko atau rukan. Berdasarkan data semester I tahun 2016, tipe
property yang paling banyak diminati adalah tipe rumah tapak sebesar 65,18%
disusul dengan ruko atau rukan sebesar 7,25% dan apartemen yang hanya sekitar
5,09%.7 Rumah tapak menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi para investasi
ataupun sebagai kredit konsumsi. Selain dapat lebih mudah dijual kembali, jika
dibandingkan dengan apartemen, ketika membeli rumah tapak tentu kita akan
memiliki dua legalitas segaligus yaitu hak milik tanah dan hak milik bangunan.
Dalam membeli rumah tapak juga, konsumen bebas jika ada kemungkinan untuk
diperluas baik secara vertikal maupun horizontal.
Berdasarkan uraian di atas maka pada laporan keuangan ini penulis
mencoba membahas mengenai “Pengaruh Kebijakan Financing to Value
Terdahap Permintaan Pembiayaan Pemilikan Rumah”
7 Boy Leonard Tanah Kavling lebih diminati ketimbang Apartemen, tersedia di:
https://www.liputan6.com/properti/read/2535816/tanah-kavling-lebih-diminati-ketimbang-
apartemen , diakses pada 20 Februari 2019
6
B. MASALAH POKOK LAPORAN
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka masalah pokok laporan ini
adalah “Bagaimana Pengaruh Kebijakan Financing To Value Terhadap
Permintaan Pembiayaan Pemilikan Rumah ?”
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
1. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui Pengaruh Kebijakan Financing To Value
Terhadap Permintaan Pembiayaan Pemilikan Rumah
2. Manfaat Penulisan
Adapun yang ingin diperoleh dari laporan magang ini adalah:
Secara teoritis, untuk menambah wawasan peneliti tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan pemilikan rumah,
dan sebagai penerapan ilmu dan teori-teori yang didapatkan dalam
bangku kuliah dan membandingkannya dengan kenyataan yang ada di
lapangan.
Secara praktis, laporan magang ini diharapkan dapat menjadi
masukan oleh dunia perbankan dan otoritas moneter dalam menentukan
kebijakan terkait kredit pemilikan rumah, dan diharapkan dapat
digunakan sebagai informasi dan masukan untuk penelitian selajutnya.
7
D. METODE PENULISAN
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku dan
majalah berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan
pemerintah, artiket, buku-buku sebagai teori, majalah dan lain
sebagainya. Dalam hal ini data penelitian diperoleh langsung dari laporan
situs resmi Bank Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah di Web Site
Resmi OJK.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara
bertanya langsung dengan responden. Teknik wawancara dilakukan
dengan mendatangi secara langsung informan untuk dimintai
keterangan yang diketahuinya, mengenai fakta dan pendapat
informan itu sendiri.
b. Dokumentasi
Dokumen merupakan sebuah tulisan yang memuat informasi,
bertujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian,
dokumentasi dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, handout, dan buku. Demi meningkatkan
tingkat kredibilitas, maka dalam penelitian yang dilakukan oleh
penulis akan menggunakan dokumentasi sebagai pelengkap terhadap
hasil penelitian dari observasi atau wawancara.
8
3. Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis
deskriptif yaitu untuk menggambarkan, mendeskripsikan dan
menganalisis suatu fenomena dengan cara menggambarkan fokus
masalah yang berkaitan dengan masalah yang diangkat pada laporan.
Dalam hal ini penulis menggambarkan dan mendiskripsikan pengaruh
kebijakan Financing To Vale (FTV) terhadap permintaan pembiayaan
pemilikan rumah.
E. WAKTU DAN LOKASI MAGANG
a. Waktu
Penulis melaksanakan kegiatan magang ini pada saat penulis
memasuki semester ke-5 selama 30 hari kerja terhitung dari tanggal 12 Juli
– 24 Agustus 2018 dengan ketentuan jam kerja sebagai berikut :
Senin – Jum’at : Pukul 07 : 40 – 17 : 00 WIB
Jam Istirahat : Pukul 12 : 00 – 13 : 00 WIB
Sabtu – Minggu : Libur
b. Lokasi Magang
Kegiatan magang yang dilaksanakan penulis, dilaksanakan di
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi yang beralamat di Jalan
Jl. Jend. Ahmad Yani No. 14 Telanaipura.
9
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Tujuan dari penulisan sistematika ini adalah untuk memberikan gambaran
secara luas mengenai isi pada laporan magang ini sehingga pembaca dapat
melihat secara jelas hubungan antara BAB yang satu dengan BAB yang lainnya.
Laporan ini secara keseluruhan terdiri dari 4 (empat) BAB, dimana masing-
masing BAB terdiri dari beberapa sub bab dengan rincian sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang, masalah pokok laporan, tujuan dan
manfaat penulisan, metode penulisan, waktu dan lokasi magang serta sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi uraian tentang landasan teori atau konsep yang digunakan untuk
penulisan laporan mengenai data yang ditemui selama magang, yang relevan dan
berhubungan erat dengan pembahasan permasalahan yang berkaitan dengan
penulisan laporan.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian mengenai gambaran umum instansi magang, yang meliputi :
sejarah, visi misi, tujuan dan kegiatan operasional Bank Indonesia. Dan pada Bab
ini berisi uraian hasil kegiatan magang serta pembahasan mengenai Pengaruh
Kebijakan Financing To Value (FTV) Terhadap Permintaan Pembiayaan
Pemilikan Rumah.
10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari bab sebelumnya yaitu BAB III
serta saran yang dapat dijadikan masukan kepada Kantor Perwakilan Wilayah
Bank Indonesia Jambi yang berguna untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik
lagi dari sebelumnya.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 “Pembiayaan adalah
usaha perbankan dalam menyediakan uang atau “tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu” kepada nasabahnya berdasarkan persetujuan
atau kesepakan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai (nasabah) untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 8
Sifat dari pembiayaan suatu perbankan adalah harus bias dinikmati
oleh semua kalangan termasuk pengusaha yang bergerak dibidang
industri, manufacture, pertanian, perdagangan, dan beberapa segi bidang
lainnya. Langkah ini merupakan mutlak harus dilakukan seiring
pembangunan nasional membutuhkan upaya membuka seluas-luasnya
kesempatan kerja, lembaga yang mampu menunjang produksi dan
distribusi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dengan demikian, ruang gerak perbankan syariah harus juga mencakup
upaya permodalan sehingga tidak hanya berkutat pada aspek industri kecil
rumah tangga atau kebutuhan-kebutuhan skala domestic. Ini mutlak harus
dilakukan jika berharap perbankan syariah mampu meggantikan segmen
perbankan konvensional dari segi pembiayaan. Kebutuhan nasional di
8 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang RI
Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, (Pasal 1, ayat 12)
12
bidang ekspor dan impor sementara waktu masih bergantung kepada
aplikasi bank konvensional.9
Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) adalah pembiayaan rumah
berbasis syariah dan unsur-unsur tingkat bunga dilarang. Tidak seperti
KPR di bank konvensional, pembiayaan rumah di bank syariah
berdasarkan tarif keuntungan yang tetap.10
2. Objek Pembiayaan
Ada beberapa Objek yang dapat dibiayai KPR maupun PPR sesuai
dengan Peraturan Bank Indonesia sbb:
a. Rumah Tinggal, dalam Peraturan Bank Indonesia disebut sebagai
rumah tapak, yaitu bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal
yang merupakan kesatuan antara tanah dan bangunan.
b. Rumah Susun, adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun
dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagianbagian yang
distrukturkan secara fungsional baik dalam arah horizontal maupun
arah vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah antara lain griya tawang,
kondominium, apartemen dan flat.
c. Rumah Kantor atau Rumah Toko, adalah tanah berikut bangunan yang
izin pendiriannya sebagai rumah tinggal sekaligus untuk tujuan
komersial antara lain perkantoran, pertokoan atau gudang.
9 http://www.nu.or.id/post/read/85247/macam-macam-pembiayaan-pada-perbankan-syariah,
diakses pada : 13 April 2019
10 Shafinar Ismail, Farah Azmi, Ramayah Thurasamy, “Kriteria Pemilihan untuk Pembiayaan
Pemilikan Rumah Syariah di Malaysia”. (Jurnal Internasional Bisnis dan Masyarakat, Vol. 15 No.
1, Universitas Teknologi MARA Melaka,2014)
13
Tidak semua bank membiayai ketiga objek tersebut mengingat
masing-masing bank memiliki kompetensi dan pengalaman masing-
masing.
3. Jenis Pembiayaan dan Pembiayaan Pemilikan Rumah
• Jenis Pembiayaan
a. Pembiayaan Modal Kerja Syariah
Pembiayaan Modal Kerja Syariah merupakan pembiayaan
dengan periode waktu pendek ataupun panjang yang diperuntukan
para pengusaha yang membutuhkan tambahan modal kerja sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, modal kerja biasanya
digunakan untuk kebutuhan membayar biaya produksi , membeli
bahan baku, perdagangan barang dan jasa, pengerjaan sebuah proyek
pembangunan dan lain-lain.
b. Pembiayaan Syariah Dengan Skema Jual Beli
Ada dua jenis kontrak dalam pembiayaan syariah untuk modal
kerja, yaitu pertama yakni pembiayan syariah untuk modal kerja
dengan skema murabahah atau jual beli. Dalam skema pembiayaan
murabahah ini, pihak bank syariah akan membiayai pembelian
barang kebutuhan modal kerja yang dibutuhkan nasabah.
Pembiayaan akan diberikan sebesar harga pokok dan
ditambah dengan margin keuntungan untuk bank syariah yang mana
sudah disetujui oleh pihak bank dan nasabah. Tingkat atau besaran
keuntungan bank sudah ditentukan di awal perjanjian atau akad dan
keuntungan ini menjadi bagian dari harga atas barang yang dijual.
14
Yang kedua dari jenis kontrak pembiayaan syariah adalah
skema kemitraan bagi hasil atau mudharabah dan musyarakah.
Pembiayaan syariah pada skema ini didasarkan pada kemauan kedua
pihak (bank dan nasabah) untuk melakukan kerja sama dalam upaya
untuk menaikkan nilai aset mereka. Dalam kontrak perjanjian tertulis
pula skema pembagian hasil keuntungan yang telah disepakati oleh
kedua belah pihak.
Dalam hal ini, jika pihak kontraktor lebih memerlukan kas,
maka bank syariah akan menyediakan pembiayaan syariah dengan
skema bagi hasil. Dalam skema ini, pihak bank dan kontraktor
tersebut bekerja sama dan membentuk kesepakatan nisbah bagi
hasil.
• Jenis Pembiayaan Pemilikan Rumah
Banyak jenis pembiayaan PPR di bank mengikuti kebutuhan
masyarakat dan kreativitas masing-masing bank dalam menangkap
peluang serta dana yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan.
Berikut diantara jenis-jenis pembiayaan yang dapat dilayani oleh PPR
di bank-bank:
a. Pembelian Baru
Pembelian rukan/ruko melalui pengembang terdiri dari
bangunan yang sudah jadi (ready stock) atau ada pula yang belum
jadi (indent) dengan memesan sesuai peta kaveling yang
ditawarkan oleh pengembang.
15
b. Pembelian Rumah Bekas
Pembelian rumah tinggal atau ruko/rukan yang terlebih
dahulu telah dipakai atau sudah ada pemiliknya. Kadang, rumah
tinggal atau ruko/rukan bekas pakai justru letaknya strategis
namun pemilik awal menjual bisa jadi karena pindah ke tempat
lain atau pun sedang dalam kondisi terdesak butuh uang. Hal ini
bisa menyebabkan harga rumah yang lebih murah dibandingkan
biasanya.
c. Pembangunan Sendiri
Pembangunan sendiri yaitu untuk pembangunan
rumah/rukan/ruko di atas tanah kaveling yang telah dimilki
sendiri. Namun demikian pihak bank akan meminta bukti legalitas
kepemilikan tanah seperti status tanah SHM atau SHGB, sertifikat
yang asli, IMB lengkap, gambar bangunan dan bukti pembayaran
PBB tahun berjalan.
d. Renovasi Rumah
Sama dengan pada pembangunan rumah tinggal atau
ruko/rukan, lahan yang digunakan adalah lahan sendiri. Biasanya
bank juga akan melihat kelengkapan dokumendokumen tanah
seperti pada saat akan pembangunan sendiri.
e. Kredit Refinancing
Kredit refinancing hampir mirip dengan pembiayaan untuk
pembangunan sendiri atau renovasi namun memungkinkan kita
mendapatkan dana KPR yang lebih besar. Hal ini dikarenakan jika
16
KPR untuk pembangunan/renovasi diberikan untuk tujuan
membangun/merenovasi atau diberikan sebelum rumah jadi.
Sedangkan pada KPR refinancing, sesuai dengan namanya dimana
diberikan setelah rumah tersebut jadi untuk menggantikan dan
yang dikeluarkan untuk mendapatkan rumah dimaksud.
f. Take Over/Top Up
Take Over artinya melayani PPR pindahan dari bank lain,
umumnya diikuti dengan topup (tambahan kredit). Sedangkan top
up sendiri biasa dari nasabah lama di bank yang sama. Biasanya
pelayanan take over/top up ini bukti agunan/sertifikat, IMB dan
lain-lain sudah tidak masalah karena kemungkinan sudah jadi
setelah sekian tahun menikmati PPR.11
B. Konsep Umum Kebijakan Makroprudensial
Istilah kebijakan makroprudensial pertama kali diperkenalkan oleh Bassel
Comitte for Banking (BCBS) pada bulan September 2010 dan telah di endorse
oleh para pemimpin G20 pada Seoul Summit bulan November 2010. Kebijakan
ini pada dasarnya mempunyai tujuan untuk menjaga kestabilan sistem keuangan.
Secara spesifik digunakan untuk mencegah terjadinya risiko sistemik, mengurangi
dampak risiko sistemik, dan memperkuat daya tahan sistem keuangan dari krisis.
Dengan demikian, orientasi kebijakan ini bukan pada keamanan dan kesehatan
11 Aida Diana , “Analisis Pengaruh Kebijakan Financing to Value (FTV) dan tingkat Margin
Terhadap Pembiayaan Properti Bank Syariah DI Indonesia” (Lampung: Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung, 2018), 26
17
individual institusi keuangan, melainkan pada system wide. Kebijakan
makroprudensial ini juga sering diinterpretasikan sebagai kebajikan untuk meng-
address „too big too fail‟ bank atau systematically important financial institutions
(SIFI).
Kebijakan makroprudensial ini dimaksudkan untu meng-address dua
dimensi dari risiko sistemik, yaitu:
1. Dimensi time series
Dimensi ini menggambarkan mekanisme akumulasi risiko pada sistem
keuangan sepanjang waktu. Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengurangi
kecenderungan sistem keuangan dalam memperbesar naik-turunnya siklus
bisnis.
2. Dimensi cross section
Dimensi ini menggambarkan distribusi risiko pada sistem finansial pada
waktu tertentu. Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko
tertular dari ketidakstabilan keuangan. Masalah yang terjadi pada institusi
keuangan yang satu dapat merembet dengan cepat keinstitusi keuangan
yang lain karena adanya saling ketergantungan yang sangat erat.12
C. Kebijakan Financing to Value (FTV)
a. Pengertian Financing To Value (FTV)
Rasio Financing to Value (FTV) adalah angka rasio antara nilai
pembiayaan yang dapat diberikan oleh BUS atau UUS terhadap nilai
12 Ibid., 31
18
agunan berupa properti pada saat pemberian pembiayaan berdasarkan
hasil penilaian terkini.13
Pada dasarnya, kebijakan yang dilkeluarkan oleh Bank
Indonesianbaik mengenai LTV maupun mengenai FTV adalah sama.
Hanya saja Financing to Value (FTV) adalah rasio yang digunakan
untuk Pembiayaan Pemilikan Rumah di Bank Syariah, sedangkan Loan
to Value (LTV) adalah rasio yang digunakan untuk Kredit Pemilikan
Rumah di Bank Konvensional.
Penyempurnaan Rasio dan tiering LTV/FTV untuk KP atau PP
dengan persentase paling besar
13 PBI No.20/8/PBI/2018 tentang Rasio Loan to Value untuk Kredit Properti, Rasio Financing to
Value untuk Pembiayaan Properti, dan Uang Muka untuk Kredit atau Pembiayaan Kendaraan
Bermotor, tersedia di http://www.bi.go.id/id/peraturan/skk/Pages/PBI_181616.aspx, diakses pada:
13 April 2019
19
Penetapan rasio LTV dan rasio FTV selain yang diatur
sebagaimana di atas, diserahkan kepada kebijakan bank dengan tetap
harus memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit atau
pembiayaan.
Persyaratan bagi bank yang ingin menerapkan penyempurnaan PBI
LTV/FTV :
Penyempurnaan PBI LTV/FTV di tahun 2018 tersebut, berlaku
bagi bank yang memenuhi persyaratan:
a. rasio kredit bermasalah (NPL total) atau rasio pembiayaan
bermasalah (NPF total) secara neto kurang dari 5%
b. rasio KP bermasalah (NPL KP) atau rasio PP bermasalah (NPF PP)
secara bruto kurang dari 5%.
Apabila bank memiliki rasio kredit bermasalah atau rasio
pembiayaan bermasalah dan rasio KP bermasalah atau rasio PP
bermasalah yang melebihi batasan sebagaimana diatur dalam PBI ini,
maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
20
a. persentase besaran rasio LTV untuk KP dan rasio FTV untuk PP,
paling tinggi sebesar:
b. tidak diperkenankan untuk memberikan KP atau PP untuk
kepemilikan properti inden sehingga bank hanya dapat memberikan
KP atau PP untuk properti yang sudah tersedia secara utuh (ready
stock)
c. mekanisme pencairan bertahap dihapuskan mengingat bank tidak
dapat lagi menyalurkan KP atau PP untuk pemilikan properti inden.
14
b. Tujuan Kebijakan Financing to Value (FTV)
Pada tahun 2016, kebijakan makroprudensial Bank Indonesia
bersifat akomodatif dan bersinergi dengan bauran kebijakan moneter
dan kebijakan sistem pembayaran dan pengedaran uang sebagai bagian
dari upaya Bank Indonesia untuk menciptakan momentum pertumbuhan
14 FAQ PBI No.20/8/PBI/2018 tentang Rasio Loan to Value untuk Kredit Properti, Rasio Financing
to Value untuk Pembiayaan Properti, dan Uang Muka untuk Kredit atau Pembiayaan Kendaraan
Bermotor, tersedia di http://www.bi.go.id/id/peraturan/skk/Pages/PBI_181616.aspx, diakses pada:
13 Mei 2019
21
ekonomi. Kebijakan makroprudensial yang dikeluarkan berupa
pelonggaran ketentuan perkreditan perbankan dan pembiayaan dari
lembaga non-bank, penyesuaian jasa giro wajib minimum dalam
pemenuhan kredit segmen usaha mikro, kecil-menengah serta
penerbitan ketentuan kewajiban pembentukan cadangan modal
tambahan yaitu countercyclical buffer sebagai respon Bank Indonesia
terhadap perkembangan ekonomi dan timbulnya risiko sistemik dari
pertumbuhan kredit.
Kebijakan persyaratan uang muka bagi pinjaman barang tertentu,
dengan rasio pinjaman terhadap nilai barang atau Loan to Value (LTV)
serta rasio pembiayaan atau Financing to Value (FTV) pertama kali
diterbitkan tahun 2012. Tujuannya adalah untuk mencegah dan
mengurangi potensi risiko sistemik di sistem keuangan dan sebagai
upaya perlindungan konsumen yang berada dalam posisi yang tidak
menguntungkan dengan pengembang, khususnya dalam pembelian
properti dengan mekanisme inden. Pada 2016, Bank Indonesia
melakukan pelonggaran ketentuan LTV/FTV seiring dengan
berlanjutnya perlambatan intermediasi perbankan. Penyempurnaan
ketentuan LTV/FTV ini diharapkan dapat mendorong fungsi
intermediasi perbankan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-
hatian dan perlindungan konsumen.15
15 PBI No.18/16/PBI/2016 tentang Rasio Loan to Value untuk Kredit Properti, Rasio Financing to
Value untuk Pembiayaan Properti, dan Uang Muka untuk Kredit atau Pembiayaan Kendaraan
Bermotor, tersedia di http://www.bi.go.id/id/peraturan/ssk/Pages/PBI_181616.aspx, diakses pada:
13 April 2019
22
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK INDONESIA DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Bank Indonesia
Sebelum kedatangan bangsa barat, Nusantara telah berkembang menjadi
wilayah perdagangan internasional. Pada saat itu terdapat dua jalur perniagaan
internasional yang digunakan oleh para pedagang yakni jalur darat dan jalur laut.
Pada masa itu telah terdapat dua kerajaan utama di Nusantara yang mempunyai
andil besar dalam meramaikan perniagaan internasional yaitu kerajaan Sriwijaya
dan kerajaan Majapahit. Dalam maraknya perniagaan tersebut belum ada mata
uang baku yang dijadikan nilai standar meskipun masyarakat telah mengenal
mata uang dalam bentuk sederhana.16
Sementara itu pada abad ke-15 bangsa-bangsa Eropa sedang berupaya
memperluas wilayah penjelajahannya diberbagai belahan dunia termasuk Asia
dan Nusantara. Sejak jatuhnya Konstantinopel ke tangan kekuasaan Turki
Usmani (1453), penjelajahan tersebut dipelopori oleh Spanyol dan Portugis yang
kemudian diikuti oleh Belanda, Inggris dan Prancis. Kegiatan penjelajahan
tersebut telah mendorong munculnya paham merkantilisme di Eropa pada abad
ke 16-17.
Selanjutnya pada akhir abad ke-18 revolusi industri telah berlangsung di
Eropa. Kegiatan industri berkembang dan hasil produksi meningkat sehingga
mendorong kegiatan ekspor ke wilayah Asia dan Amerika. Pesatnya perdagangan
di Eropa memicu tumbuhnya lembaga pemberi jasa keuangan yang merupakan
16 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
23
cikal bakal lembaga perbankan modern, antara lain seperti Bank Van Leening di
Belanda. Kemudian secara bertahap bank-bank tertentu diwilayah Eropa seperti
Bank Of England (1773), Riskbank (1809), Bank of Franch (1800) berkembang
menjadi Bank Sentral.17
Munculnya Malaka sebagai emporium perdagangan telah menarik
perhatian bangsa portugis yang akhirnya pada tahun 1511 berhasil menguasai
Malaka. Mereka terus bergerak kearah timur menuju sumber rempah-rempah di
Maluku. Disana Portugis menghadapi bangsa Spanyol yang datang melalui
Filifina. Beberapa saat kemudian bangsa Belanda juga berusaha menguasai
sumber-sumber komoditi perdagangan di Jawa dan Nusantara. Dengan
mengibarkan bendera VOC, mereka mengukuhkan kekuasaannya di Batavia pada
tahun 1619. Untuk memperlancar dan mempermudah aktivitas perdagangan VOC
di Nusantara, pada tahun 1746 didirikan De Bank Van Leening dan kemudian
berubah menjadi De Bank Courant en Bank Van Leening pada tahun 1752. Bank
Van Leening merupakan Bank pertama yang beroperasi di Nusantara. Pada akhir
abad ke-18, VOC telah mengalami kemunduran bahkan kebagkrutan, maka
kekuasaan VOC di Nusantara diambil alih oleh pemerintah Kerajaan Belanda.
Setelah masa pemerintahan Herman William Daendels dan Janssen, Hindia
Timur akhirnya jatuh ke tangan Inggris.
Ratu inggris mengutus Sir Thomas Stanford Raffless untuk memerintah
Hindia Timur namun pemerintahan Raffless tidak bertahan lama karena setelah
usainya perang melawan Prancis (Napoleon) di Eropa, Inggris dan Belanda
membuat kesepakatan bahwa semua wilayah Hindia Timur diserahkan kembali
17 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
24
kepada Belanda. Sejak saat itu Hindia Timur disebut sebagai Hindia Belanda
(Netherland Indie) dan diperintah oleh komisaris Jendral (1815-1819) yang
terdiri dari Elout, Buyskes dan Van Der Capellen. Pada periode inilah berbagai
perbaikan ekonomi mulai dilaksanakan di Hindia Belanda, hingga nantinya Du
Bus menyiapkan beberapa kebijakan yang mempersiapkan didirikannya De
Javasche Bank pada tahun 1828.18
Pada tahun 1828, pemerintah Hindia Belanda mendirikan De Javasche
Bank sebagai Bank Sirkulasi yang bertugas untuk mencetak dan mengedarkan
uang. Tahun 1953, Undang-Undang pokok Bank Indonesia yakni UU No.
11/1953 menetapkan bahwa Bank Indonesia didirikan menggantikan De
Javasche Bank, bertugas untuk menjaga stabilitas rupiah, mengedarkan uang,
memajukan perkembangan dan melakukan pengawasan urusan kredit.
Pada tahun 1968, diterbitkan Undang-undang Bank Sentral yakni UU No.
13/1968 yang melarang Bank Indonesia melakukan kegiatan komersial. Tugas
pokok Bank Indonesia adalah membantu pemerintah mengatur, menjaga dan
memelihara stabilitas rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan,
serta memperluas kesempatan kerja untuk meningkatkan taraf hidup rakyat.
Tahun 1999 merupakan babak baru dalam sejarah Bank Indonesia dimana
UU No. 23 tahun 1999 menjadikan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang
independen, single objective mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah,
melalui tiga tugas pokok, yakni: melaksanakan kebijakan moneter, sistem
pembayaran dan pengawasan bank.
18 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
25
Pada tahun 2004 Undang- Undang Bank Indonesia diamandemen dengan
fokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang
Bank Indonesia termasuk penguatan Governance. Pada tahun 2008, pemerintah
mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 2 tahun
2008 tentang perubahan kedua atas Undang- Undang No. 23 tahun 1999 tentang
Bank Indonesia sebagai bagian dari Upaya menjaga stabilitas sistem keuangan.
Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional
dalam mengahadapi krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap
pembiayaan jangka pendek dari Bank Indonesia.
Pada tahun 2011, dikeluarkan Undang-Undang baru yakni UU No.
21/2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menjelaskan bahwa fungsi
pengawasan bank dialihkan dari Bank Indonesia kepada Otoritas Jasa Keuangan
sejak 31 Desember 2013 dan diganti dengan fungsi pengaturan dan pengawasan
stabilitas sistem keuangan.19
B. Landasan Hukum Bank Indonesia
Berikut ini adalah landasan hukum Bank Indonesia, antara lain :
1. Pasal 23 D UUD 1945 (yang sudah diamandemen) tentang Negara
memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan,
tanggung jawab dan independensinya diatur dengan Undang-undang.
19 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
26
2. Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1999 tentang
Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 3 tahun 2004 dan No. 6 tahun 2009.
(1) Bank Indonesia (BI) adalah Bank Sentral Republik Indonesia
(2) Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan
pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal lain yang secara
tegas diatur dalam Undang-Undang tentang Bank Indonesia.
C. Visi dan Misi Bank Indonesia
1. Visi Bank Indonesia
Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui
penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang
rendah dan nilai tukar yang stabil.20
2. Misi Bank Indonesia
(1) Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektifitas transmisi
kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas.
(2) Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan
efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal
untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/ pembiayaan dapat
berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.
20 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
27
(3) Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien dan lancar yang
berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas
sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan
kepentingan nasional.
(4) Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia
yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta
melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka
melaksanakan tugas yang diamanatkan Undang-Undang.21
D. Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia
Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk
bertindak atau berprilaku yakni:
1. Trust and Integrity
Membangun kondisi saling menghormati dan mempercayai secara
internal dan eksternal melalui keterbukaan, kehandalan dan konsistensi
antara ucapan dan tindakan yang didasari oleh nilai-nilai moral dan etika.
2. Profesionalism
Bekerja dengan tuntas dan bertanggung jawab atas dasar
kompetensi terbaik yang dilakukan secara independen, antisipatif, rasional
dan obyektif.
21 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
28
3. Excellent
Senantiasa melakukan yang terbaik dengan mengedepankan
penciptaan nilai tambah yang prima untuk mencapai keunggulan yang
berkelanjutan menuju kesempurnaan.
4. Public Interest
Senantiasa mengutamakan dan melindungi kepentingan bangsa dan
negara diatas kepentingan pribadi dan golongan dalam melaksanakan
mandat dengan penuh dedikasi, adil dan bertanggung jawab.
5. Coordination and Teamwork
Membangun sinergi yang berkesinambungan secara internal dan
eksternal melalui kolaborasi dan komunikasi yang menghasilkan
komitmen yang memberikan nilai tambah dengan dasar saling percaya,
saling menghargai dan semangat interdependensi.22
E. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia
1. Tujuan Bank Indonesia
Tujuan Bank Indonesia adalah untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah terhadap: (1) Barang dan jasa tercermin dari
perkembangan laju inflasi; (2) Mata uang negara lain tercermin dari
perkembangan nilai tukar rupiah (kurs) terhadap mata uang negara lain.23
22 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
23 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
29
2. Tugas Bank Indonesia
Berikut ini adalah tugas Bank Indonesia, antara lain :
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, dengan ruang
lingkuptugasnya antara lain sebagai berikut:
• Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan
sasaran laju inflasi.
• Melakukan pengendalian moneter dengan tidak terbatas pada
operasi pasar terbuka dipasar uang, baik rupiah maupun valuta
asing.
• Menetapkan tingkat diskonto, menetapkan cadangan minimum
dan mengatur kredit atau pembiayaan.
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, dengan
ruang lingkup tugasnya, antara lain:
• Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
penyelenggaraan jasa sistem pembayaran.
• Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporan kegiatannya.
• Menetapkan penggunaan alat atau instrumen pembayaran.
c. Mencapai dan memelihara stabilitas sistem keuangan
(menggantikan tugas mengatur dan mengawasi bank yang beralih
ke OJK berdasarkan UU No. 21 tahun 2011), dengan ruang lingkup
tugasnya antara lain, sebagai berikut:
• Menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan sistem
keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta
30
mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal
sehingga alokasi sumber pendanaan atau pembiayaan dapat
berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian
nasional.24
F. Kedudukan Bank Indonesia
Gambar. 3.1
G. Bank Indonesia Provinsi Jambi
1. Sejarah Bank Indonesia Provinsi Jambi
Pada tahun 1966 Bank Indonesia Jambi menjalankan kegiatan
operasionalnya di Gedung Bank Exim Lantai 4. Satu tahun kemudian
tepatnya pada tanggal 22 februari 1967, Kantor Bank Indonesia di Sipin
24 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
PRESIDEN
Mengusulkan dan Mengangkat Anggota
Dewan Gubernur BI dengan Persetujuan DPR
B P K
Memeriksa Laporan
Keuangan Bank Indonesia
MAHKAMAH AGUNG
Mengambil Sumpah
Anggota Dewan Gubernur
D P R
Menilai Kinerja dan Dewan
Gubernur Bank Indonesia
PUBLIK *)
Via Media Massa
31
diresmikan oleh Gubernur Bank Indonesia periode 1966-1973 yakni
Bapak Radius Prawiro.25
Pada tahun 1974 dimulailah pembangunan gedung kantor baru
yang bertempat di Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 14 Kecamatan
Telanaipura, Kota Jambi dan pada tanggal 22 februari 1977 gedung
tersebut resmi digunakan dan diresmikan oleh Gubernur Bank Indonesia
yang pada saat itu sedang menjabat yakni Rachmat Saleh. Gedung
tersebut masih aktif digunakan sampai saat ini untuk kegiatan operasional
Bank Indonesia Jambi. Sedangkan kantor lama yang berlokasi di Sipin
saat ini beralih menjadi Kompleks Rumah Dinas Bank Indonesia Kelas
III.26
2. Visi dan Misi Bank Indonesia Provinsi Jambi
a. Visi Bank Indonesia Provinsi Jambi
Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas
Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah
maupun nasional.27
b. Misi Bank Indonesia Provinsi Jambi
Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas
nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang
rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung
25 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
26 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
27 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
32
pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang
inklusif dan berkesinambungan.28
H. Struktur Organisasi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jambi
Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan
pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas
dan fungsi dibatasi, struktur organisasi diperlukan dalam suatu perusahaan agar
tidak menimbulkan penyimpangan wewenang dan tanggung jawab dalam
menjalankan tujuan perusahaan.
Demikian pula halnya dengan Bank Indonesia, dalam pelaksanaannya
secara formal diatur oleh organisasi manajemen yang jelas guna mencapai tujuan
operasional yang maksimal.
28 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
33
Struktur organisasi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jambi dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
Gambar. 3.2
Struktur Organisasi Bank Indonesia KPwBI Provinsi Jambi
Sumber : Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jambi29
29 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
Kepala
Perwakilan
Tim Advisory dan
Pengembangan
Ekonomi
Tim SP, PUR,
Layanan dan
Administrasi
Fungsi Data dan
Statistik Ekonomi
dan Keuangan
Fungsi Assesmen
Ekonomi dan
Surveilans
Fungsi
Koordinasi dan
Komunikasi
Kebijakan
Fungsi
Pelaksanaan
Pengembangan
UMKM
Unit Pengelolaan
Uang Rupiah
Unit Operasional
Sistem
Pembayaran
Unit Pengawasan
SP, PUR dan KI
Unit Sumber
Daya Manusia
Satuan Layanan
dan Administrasi
34
I. Kegiatan Operasional Bank Indonesia Provinsi Jambi
Bank Indonesia Provinsi Jambi dipimpin oleh Bayu Martanto selaku Kepala
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi. Bank Indonesia Provinsi Jambi
membagi fokus kerjanya dalam dua bidang, yakni Bidang Advisory dan
Pengembangan Ekonomi serta Bidang Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang
Rupiah, Layanan dan Administrasi, dimana dua bidang ini membawahi beberapa
unit kerja yang ada di Bank Indonesia Provinsi Jambi. Kegiatan Operasional
kedua bidang ini secara umum dijabarkan sebagai berikut:30
1. Kegiatan Operasional Bidang Advisory dan Pengembangan Ekonomi
Bidang Advisory dan Pengembangan Ekonomi ini dipimpin oleh Bapak
Fadhil Nugroho selaku Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia. Kegiatan
Operasional bidang Advisory dan Pengembangan Ekonomi ini secara umum,
antara lain:31
1) Menyelenggarakan diskusi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi
Jambi serta beberapa Kabupaten di Jambi.
2) Memberikan bantuan tekhnis kepada perbankan dan atau Konsultan
Keuangan Mitra Bank (KKMB) selaku pendamping Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM).
3) Mengembangkan klaster perekonomian dan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM).
4) Melaksanakan Survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) dan survey lainnya
sesuai dengan kebutuhan.
5) Membuat buku Statistik Ekonomi Keuangan Daerah
30 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
31 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
35
6) Membuat Kajian Ekonomi Keuangan Regional
7) Memberikan masukan atau input kepada Pemda dan stakeholders lainnya di
daerah.
Bidang Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Provinsi
Jambi ini membawahi empat unit kerja. Masing-masing unit kerja dipimpin oleh
Kepala Unit atau Manager dengan fokus kerja atau tugas yang berbeda-beda tiap
unitnya, antara lain sebagai berikut:
a. Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan Keuangan (FDSEK)
Kepala unit atau Manager dari Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan
Keuangan (FDSEK) ini adalah Bapak Ihsan Wahyu P. Tugas dari unit ini adalah
sebagai berikut:32
1) Melaksanakan dan mengkonsolidasikan kegiatan survey untuk kepentingan
bidang moneter, stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan dan sistem
pembayaran.
2) Melaksanakan dan mengkonsolidasikan kegiatan liaison serta menyusun
laporan hasil liaison.
3) Menganalisis dan menyusun laporan hasil survey
4) Menganalisis dan menyusun laporan hasil liaison
5) Mengumpulkan, menyusun, mengelola dan mengembangkan data dan
informasi bidang ekonomi moneter, stabilitas sistem keuangan dan sistem
pembayaran.
6) Mengumpulkan, menyusun, mengelola dan mengembangkan data dan
informasi produk unggulan daerah.
32 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
36
7) Mengelola database informasi bidang ekonomi moneter, stabilitas sistem
keuangan dan sistem pembayaran, hasil survey, hasil liaison dan indikator
ekonomi makro lainnya dalam kerangka sistem informasi ekonomi regional.
b. Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans (FAES)
Kepala unit atau manager dari Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans
(FAES) ini adalah Ibu Yanny. Tugas dari unit ini adalah sebagai berikut:33
1) Melakukan asessmen perkembangan ekonomi moneter, sektor keuangan dan
sistem pembayaran di Provinsi Jambi.
2) Melakukan proyeksi perkembangan ekonomi moneter, sektor keuangan dan
sistem pembayaran di Provinsi Jambi.
3) Menyusun usulan rekomendasi kebijakan inflasi di Provinsi Jambi dalam
kerangka pengendalian inflasi daerah.
4) Melakukan tracking dan proyeksi jangka pendek terhadap inflasi,
permintaan agregat dan komponen PDB sektoral.
5) Melakukan review sasaran inflasi dan menyusun susulan sasaran inflasi
Provinsi Jambi.
6) Melaksanakan kajian pengembangan keuangan sektor riil UMKM di
wilayah kerja
c. Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM (FPPU)
Kepala unit atau Manager dari Fungsi Pelaksanaan Pengembangan
UMKM (FPPU) ini adalah Ibu Eva Ariesty. Tugas dari unit ini adalah sebagai
berikut:34
33 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
34 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
37
1) Melakukan identifikasi hasil-hasil kajian penelitian, kesepakatan program
yang potensial dalam pengembangan sektor riil dan melaksanakan identifikasi
permasalahan secara spesifik untuk komoditi, industri, bidang usaha tertentu.
2) Melaksanakan pengembangan keuangan inklusif untuk mendukung fungsi
intermediasi lembaga pembiayaan.
3) Menyusun dan melaksanakan program pemberdayaan sektor riil berdasarkan
hasil identifikasi.
4) Melaksanakan bantuan teknis dalam bentuk penyediaan informasi berbasis
penelitian, pelatihan untuk perbankan dan sektor riil UMKM.
5) Memberikan bantuan teknis dalam bentuk pelatihan kepada lembaga
pembiayaan, pendamping dan UMKM dalam rangka meningkatkan kualitas
intermediasi kepada sektor riil UMKM.
6) Melakukan koordinasi dengan Stakeholders daerah untuk memberikan
bantuan teknis dalam bentuk pelatihan kepala perbankan dan BDSP dalam
rangka pemberdayaan sektor riil UMKM.
d. Fungsi Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan (FKKK)
Kepala Unit atau Manager dari Fungsi Komunikasi dan Koordinasi
Kebijakan (FKKK) ini adalah Ibu Aya Sophia. Tugas dari unit ini adalah sebagai
berikut:35
1) Menyusun materi diseminasi atas kebijakan ekonomi dan keuangan daerah.
2) Melakukan koordinasi pengendalian inflasi dengan pemerintah daerah.
3) Melakukan kompilasi dan menyelaraskan hasil assesmen dan produk utama
unit-unit kerja didalam suatu kerja terkait.
35 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
38
4) Melakukan kegiatan fungsi investor relation program untuk meningkatkan
investasi daerah.
5) Menyusun dan melaksanakan program komunikasi dan diseminasi atas hasil-
hasil kajian ekonomi serta pelaksanaan tugas Bank Indonesia.
6) Melaksanakan program sosialisasi dan edukasi kebanksentralan kepada
masyarakat.
7) Memberikan informasi terkait dengan perkembangan ekonomi daerah dan
kebijakan Bank Indonesia termasuk penyediaan narasumber.
8) Melaksanakan tugas sebagai pusat informasi.
9) Memberikan layanan informasi pengkreditan kepada masyarakat dan satker
internal serta kepentingan publikasi.
10) Melaksanakan dan melakukan pengelolaan program sosial Bank Indonesia.
11) Melakukan kerjasama dan partnership dalam rangka pelaksanaan beasiswa.
12) Mengevaluasi proposal program magang pihak ke-3, melaksanakan program
magang, memonitor dan mengevaluasi program magang pihak ketiga.
13) Menyelenggarakan program manajemen perpustakaan dan pengetahuan untuk
mendukung riset dan edukasi dibidang kebanksentralan.
14) Memberikan informasi atas permintaan Stakeholders terkait dengan Undang-
Undang KIP.
2. Kegiatan Operasional Bidang Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang
Rupiah, Layanan dan Administrasi
Bidang Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah, Layanan dan
Administrasi ini dipimpin oleh Bapak A. Pandu Wirawan selaku Deputi Kepala
Perwakilan Bank Indonesia. Kegiatan Operasional bidang Sistem Pembayaran,
39
Pengelolaan Uang Rupiah, Layanan dan Administrasi ini secara umum, antara
lain:36
1) Mengatur distribusi uang kartal dalam jumlah dan pecahan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
2) Mensosialisasikan ciri-ciri keaslian uang Rupiah.
3) Mensyelenggarakan kliring antar bank baik lokal maupun nasional.
4) Memperlancar sistem pembayaran melalui sistem RTGS (Real Time Gross
Settlement).
5) Menginformasikan perkembangan kurs rupiah terkini terhadap berbagai mata
uang mitra dagang utama.
6) Menyelenggarakan kas keliling dengan prinsip “Clean money policy” sampai
ke kabupaten dan beberapa pulau-pulau kecil.
Bidang Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah, Layanan dan
Administrasi Bank Indonesia Provinsi Jambi ini membawahi 4 unit kerja. Masing-
masing unit kerja dipimpin oleh Kepala Unit atau Manager dengan fokus kerja
atau tugas yang berbeda-beda tiap unitnya, antara lain sebagai berikut :
a. Unit Satuan Layanan dan Administrasi (SLA)
Kepala Unit atau Manager dari Unit Satuan Layanan dan Administrasi
(SLA) ini adalah Bapak Imam Termizi. Tugas dari unit ini adalah sebagai
berikut:37
1) Mendistribusikan dan menatausahakan dokumen masuk dan keluar.
2) Pengelolaan dan pemeliharaan arsip di Sentral Khazanah Arsip (SKA).
3) Melaksanakan kegiatan protokoler sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
36 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
37 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
40
4) Mendukung kelancaran pelaksanaan tugas satuan kerja dibidang sekretariat
dan protokoler.
5) Melaksanakan pengamanan dan tindakan penanggulangan ancaman serta
gangguan kamtib terhadap aset dan personil serta melakukan koordinasi
dengan pihak yang berwajib.
6) Menjaga dan memelihara ketertiban dan keamanan di area perkantoran dan
perumahan Bank Indonesia.
7) Melaksanakan pengadaan, pengurusan izin dan penggunaan serta pengelolaan
perlengkapan pengamanan.
8) Menyelenggarakan upacara bendera untuk hari besar nasional.
9) Mengoperasikan dan memelihara Integrated Security System (ISS) di area
perkantoran satuan kerja antara lain: acca system, CCTV system, security
alarm system, fire alarm system, communication system.
Unit Satuan Layanan dan Administrasi (SLA) ini juga membawahi satu
unit kerja, yakni Unit Manajemen Logistik, dengan tugas-tugas sebagai berikut:
1) Melaksanakan dan menatausahakan pengadaan barang dan jasa termasuk aset
Bank Indonesia.
2) Melaksanakan dan menatausahakan pemeliharaan perangkat lunak dan keras
terkait dengan teknologi informasi.
3) Mendukung kinerja satuan kerja dalam bentuk penyediaan logistik dan
melakukan monitoring program kerja anggaran.
4) Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan, penempatan,
penggembangan, pembinaan dan penilaian kerja serta pemutusan hubungan
kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
41
5) Mengelola dan menatausahakan data pegawai aktif dan purna tugas.
b. Unit Operasional Sistem Pembayaran (UOSP)
Kepala Unit atau Manager dari Unit Operasional Sistem Pembayaran
(UOSP) ini adalah Ibu Tetty Suharty. P. Tugas dari unit ini adalah sebagai
berikut:38
1) Monitoring penyelenggaraan kliring lokal non BI.
2) Melakukan sertifikasi kepada calon peserta.
3) Memproses permohonan penyelenggaraan kliring lokal di wilayah kerja
Kantor Perwakilan Bank Indonesia dan melakukan persiapan administrasi dan
teknis pelaksanaan implementasi diwilayah kliring lokal.
4) Melakukan analisis dan perhitungan bantuan keuangan kepada penyelenggara
kliring lokal selain Bank Indonesia.
5) Layanan informasi terkait perizinan dan pengawasan pembayaran di daerah.
6) Merencanakan, mengawasi dan mempertanggungjawabkan kegiatan layanan
bank atau non bank.
7) Merencanakan, mengawasi dan mempertanggungjawabkan kegiatan
pengolahan uang.
8) Merencankan, mengawasi, mempertanggungjawabkan dan mengevaluasi
kegiatan distribusi uang serta barang titipan sementara dalam Khazanah.
c. Unit Perizinan dan Pengawasan SP, PUR dan KI (UPSPURKI)
Kepala Unit atau Manager dari Unit Perizinan dan Pengawasan SP, PUR
dan KI (UPSPURKI) ini adalah Ibu Berti Pracimasanti. Tugas dari unit ini adalah
sebagai berikut:39
38 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
42
1) Melaksanakan perizinan (pembukaan, perpanjangan dan pencabutan)
Kegiatan Layanan Uang (KLU).
2) Melaksanakan pengawasan KLU.
3) Memberikan rekomendasi pembukaan dan perpanjangan/ penutupan, serta
melaksanakan pengawasan kas titipan.
4) Mengelola data dan informasi SP dan PUR serta KI.
5) Menghitung Estimasi Kebutuhan Uang (EKU).
6) Menyusun analisis/ kajian terkait SP dan PUR serta KI.
7) Merencanakan dan melaksanakan program KI.
8) Melakukan koordinasi/ kerjasama dan/ atau implementasi program KI.
9) Memberikan layanan informasi dan mediasi perlindungan konsumen sistem
pembayaran.
d. Unit Pengelolaan Uang Rupiah (UPUR)
Kepala Unit atau Manager dari Unit Pengelolaan Uang Rupiah adalah
Bapak Ramito yang bertindak sebagai Kasir Senior. Tugas dari unit ini adalah
sebagai berikut:40
1) Mempersiapkan rencana modal kerja harian dan menghitung ulang modal
kerja yang sudah disiapkan oleh Unit Distribusi Uang baik dalam hal
kegiatan, bayaran Bank dan Non Bank, penukaran, layanan kas luar kantor
yaitu kas kliring dan kas titipan dan penjualan uang rupiah.
2) Melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban serta menyerahkan hasil
kerja transaksi untuk kegiatan, setoran bank dan non bank, layanan kas diluar
kantor yaitu kas keliling dan kas titipan serta sisa modal kerja.
39 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
40 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
43
3) Melakukan tindak lanjut atas klarifikasi temuan uang yang diduga palsu dari
stakeholders dan unit pengelola uang.
4) Monitoring mailing list setoran dan bayaran secara periodik.
5) Mempersiapkan rencana modal kerja, menghitung ulang modal kerja serta
melaksanakan kegiatan pengolahan uang dan mempertanggungjawabkan
kegiatan pengolahan uang dan mempertanggungjawabkan untuk kegiatan,
hitung ulang dengan mesin sortasi uang kertas dan pemusnahan UK min racik
uang kertas.
6) Melakukan tindak lanjut atas temuan selisih lebih atau kurang hasil hitung
ulang yang disebabkan karena selisih jumlah perbedaan pecahan dan uang
palsu.
7) Memantau dan melaporkan pemeliharaan dan kinerja peralatan kas atau
sarana lainnya.
8) Memantau penggunaan dan persediaan supplies yang dibutuhkan dalam
kegiatan operasional kas.
9) Melakukan pengelolaan fisik uang dan dokumen lain.41
J. HASIL KEGIATAN MAGANG
1) Pengaruh Kebijakan Financing To Value (FTV) Terhadap
Permintaan Pembiayaan Pemilikan Rumah
Hasil kegiatan magang ini sejalan dengan teori permintaan yang
menyatakan bahwa permintaan seorang konsumen salah satunya
bergantung pada harga dari barang itu sendiri. Hal ini dapat disimpulkan,
41 Dokumentasi Bank Indonesia Tahun 2016
44
ketika kondisi ekonomi berada dalam fase yang meningkat, kita akan
berlomba-lomba untuk melakukan perilaku ambil resiko dengan harapan
akan mendapatkan adanya imbal hasil yang besar. Sebalikmya, ketika
kondisi ekonomi sedang melemah, kita akan cenderung menahan
ekspansi, mengurangi risiko termasuk menahan pengambilan
kredit/pembiayaan. Situasi inilah yang berusaha diantisipasi dengan
LTV/FTV.42
Kebijakan pelonggaran FTV yang membuat down payment (DP)
minimum pembelian rumah menjadi lebih rendah menjadikan berbagai
kalangan dapat memiliki rumah dengan biaya awal yang lebih terjangkau
sehingga permintaan properti pun akan naik.
Kebijakan makroprudensial pada dasarnya mempunyai tujuan
untuk menjaga kestabilan sistem keuangan. Secara spesifik digunakan
untuk mencegah terjadinya risiko sistemik, mengurangi dampak risiko
sistemik, dan memperkuat daya tahan sistem keuangan dari krisis.
Hal ini mendorong Bank Indonesia untuk memperketat Loan to
Value untuk bank konvensional dan Financing to Value untuk bank
syariah pada pembiayaan konsumsi yaitu pembiayaan properti dan
kendaraan bermotor yang diharapkan mampu menjaga kestabilan harga
properti. Instrumen Financing to Value memang dirasa cukup efektif
untuk mengontrol pertumbuhan pembiayaan khususnya pada pembiayaan
properti dengan memberikan dampak yang sesuai harapan dan dinilai
efektif dalam mengontrol pertumbuhan pembiayaan properti.
42 Bank Indonesia, Galeri Info Edisi 68 Tahun VII/2017)., hlm. 5
45
Sejak tahun 2015 hingga saat ini rasio LTV/FTV terus meningkat.
Hal ini berarti down payment terus mengalami penurunan.43 Pertumbuhan
kredit properti (KP) dan pembiayaan properti (PP) masih berada pada fase
akselerasi dan belum mencapai puncak yang didukung oleh penyediaan
dan permintaan terhadap produk properti yang mulai meningkat,
kemampuan debitur yang masih cukup baik, risiko kredit dan pembiayaan
yang relatif terjaga.
Karakteristik sektor properti yang memiliki efek pengganda
(multiplier effect) cukup besar terhadap perekonomian nasional.
Mempertimbangkan di atas, diperlukan penyesuaian kebijakan
makroprudensial yang lebih akomodatif di sektor properti dengan tetap
memperhatikan aspek kehati-hatian dan perlindungan konsumen dalam
rangka mendorong berjalannya fungsi intermediasi perbankan yang
seimbang dan berkualitas dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
nasional. Selain itu, pelonggaran kebijakan LTV/FTV ini juga bertujuan
untuk meningkatkan kesempatan kepada masyarakat terutama first time
buyer dalam memenuhi kebutuhan rumah pertama melalui Pembiayaan
Pemilikan Rumah (PPR).44
Berdasarkan data yang didapatkan dari Statistik Perbankan
Syariah, sejak tahun 2016 kebijakan FTV dilonggarkan pembiayaan
rumah tapak sebesar 51.195 miliar rupiah. Dan tahun 2017 pembiayaan
43 Bank Indonesia, Galeri Info Edisi 68 Tahun VII/2017)., hlm. 6 44 Frequently Asked Questions (FAQ) PBI Nomor 20/8/PBI/2018 Tanggal 1 Agustus 2018 Tentang
Rasio Loan To Value Untuk Kredit Properti, Rasio Financing To Value Untuk Pembiayaan Properti,
Dan Uang Muka Uuntuk Kredit Atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PBI LTV/FTV) tersedia di
www.bi.go.id diakses pada: 23 Februari 2019
46
rumah tapak meningkat menjadi 60.663 miliar rupiah, sedangkan pada
bulan Desember 2018 pembiayaan rumah tapak meningkat menjadi
71.887 miliar rupiah, dan pada bulan Juni 2019 pembiayaan rumah tapak
meningkat menjadi 76.373 miliar rupiah.45
Kenaikan permintaan pembiayaan properti ini juga didukung
dengan perekonomian Indonesia yang semakin membaik, meskipun masih
belum optimal. Pada tahun 2019 pertumbuhan perekonomian Indonesia
berangsur meningkat sebesar 5,18%. Angka ini sedikit lebih tinggi jika
dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 sebesar 5,17%, pada tahun
2017 sebesar 5,06% dan pada tahun 2016 sebesar 5,03%. Perekonomian
Indonesia yang membaik akan menjaga stabilitas makroekonomi dan
sistem keuangan sehingga perkreditan dan pembiayaan akan lebih
meningkat. 46
2) Setelah Adanya Kebijakan Pelonggaran Financing to Value (FTV).
Kebijakan pelonggaran Financing to Value (FTV) memberikan
pengaruh terhadap pembiayaan properti bank syariah di Indonesia. Hal ini
tentu akan ada perbedaan permintaan pembiayaan properti sebelum dan
sesudah kebijakan FTV ini diterapkan.
Kebijakan pelonggaran FTV yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
pada dasarnya dibuat untuk mengontrol laju pertumbuhan kredit dan
pembiayaan secara nasional. Kebijakan ini juga untuk menjaga stabilitas
45 Statistik Perbankan Syariah Bulan Juni Tahun 2019, tersedia di https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankan-syariah/Pages/Statistik-Perbankan-Syariah---Juni-2019.aspx diakses pada : 25 Septemer 2019 46 https://www.google.com/search?q=pertumbuhan+ekonomi+indonesia+2018&safe=strict&client=ms-android-samsung, diakses pada : 27 September 2019
47
sistem keuangan dari sektor properti dan kendaraan bermotor. Sejak tahun
2015 hingga saat ini rasio LTV/FTV terus meningkat. Hal ini berarti
down payment terus mengalami penurunan. Kebijakan LTV/FTV juga
menjadi intrumen Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas keuangan
Negara sekaligus alat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.47
Kehadiran LTV/FTV tersebut mulai mencuat pada krisis keuangan
global pada tahun 2008 yang dipicu oleh masalah peningkatan harga yang
tidak wajar pada sektor properti di Amerika Serikat. Krisis tersebut
menjadi pelajaran berharga bagi kita bahwa sektor properti ternyata
terkait erat dengan sektor keuangan. Selain itu, pada periode 2010-2011
terjadi pertumbuhan KPR sangat tinggi dan melebihi pertumbuhan total
kredit yang diikuti peningkatan harga properti yang sigifikan.
Sejak kebijakan pelonggaran FTV pada tahun 2016 diberlakukan,
sampai saat ini sudah memberikan pengaruh yang cukup signifikan
terhadap laju pertumbuhan pembiayaan properti rumah tapak sehingga
terdapat perbedaaan antara tahun sebelum kebijakan pelonggaran FTV
dan tahun sesudahnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini yang
menemukan adanya perbedaan rata-rata pembiayaan properti rumah tapak
sebelum dan sesudah adanya perubahan kebijakan pelonggaran FTV.
Dimulai dari bulan Juli 2018 sampai Desember 2018 sebesar 69.239
miliar rupiah, Dimulai dari Januari 2019 sampai Juni 2019 rata-rata
pembiayaan rumah bank syariah sebesar 74.123 miliar rupiah.48
47 Bank Indonesia, Galeri Info Edisi 68 Tahun VII/2017)., hlm. 8 48 Statistik Perbankan Syariah Bulan Juni Tahun 2019, tersedia di https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankan-syariah/Pages/Statistik-Perbankan-Syariah---Juni-2019.aspx diakses pada : 25 Septemer 2019
48
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebijakan Pelonggaran Financing to Value (FTV) berpengaruh positif
terhadap permintaan pembiayaan pemilikan rumah. Hal ini memberikan gambaran
bahwa ketika kebijakan FTV dilonggarkan maka akan diikuti dengan
meningkatnya permintaan pembiayaan rumah tapak, namun pada saat terjadinya
pengetatan kebijakan FTV maka akan diikuti dengan menurunnya permintaan
pembiayaan rumah tapak. Dapat juga dilihat dari tingkat permintaan pembiayaan
sebelum adanya perubahan kebijakan pelonggaran FTV rata-rata pembiayaan
rumah bank syariah adalah sebesar 69.239 miliar rupiah, sedangkan sesudah
adanya perubahan pelonggaran FTV rata-rata pembiayaan rumah bank syariah
sebesar 74.123 miliar rupiah.
B. Saran
Bagi Bank Indonesia sebagai lembaga yang memiliki wewenang membuat
kebijakan Financing to Value (FTV) diharapkan untuk dapat terus berupaya
dalam meningkatkan kinerja kredit maupun pembiayaan di Indonesia sehingga
bisa lebih optimal terlebih lagi kondisi perekonomian di Indonesia yang dinilai
sudah lebih membaik dibandingkan pada periode-periode sebelumnya. Dan bagi
Perbankan Syariah diharapkan agar lebih meningkatkan kualitas pada setiap
produk-produk yang dikeluarkan serta meningkatkan pemasaran bank syariah
agar menjadi lebih kompetitif di mata masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an, 11:61
Al-Qur’an, 4:59
Bank Indonesia. 2016. Rasio Loan to Value untuk Kredit Properti, Rasio
Financing to Value untuk Pembiayaan Properti, dan Uang Muka untuk
Kredit atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor, tersedia di
http://www.bi.go.id/id/peraturan/skk/Pages/PBI_181616.aspx, diakses
pada: 20 Februari 2019
Bank Indonesia. 2018. Rasio Loan to Value untuk Kredit Properti, Rasio
Financing to Value untuk Pembiayaan Properti, dan Uang Muka untuk
Kredit atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor, tersedia di
http://www.bi.go.id/id/peraturan/skk/Pages/PBI_181616.aspx, diakses
pada: 13 April 2019
Bank Indonesia (2017). Galeri Info Bank Indonesia Edisi 68.
Boy Leonard Tanah Kavling lebih diminati ketimbang Apartemen, tersedia di:
https://www.liputan6.com/properti/read/2535816/tanah-kavling-lebih-
diminati-ketimbang-apartemen.
Frequently Asked Questions (FAQ) PBI Nomor 20/8/PBI/2018 Tanggal 1
Agustus 2018 Tentang Rasio Loan To Value Untuk Kredit Properti, Rasio
Financing To Value Untuk Pembiayaan Properti, Dan Uang Muka Uuntuk
Kredit Atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PBI LTV/FTV) tersedia di
www.bi.go.id diakses pada: 23 Februari 2019
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan
Undang-undang RI Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, (Pasal 1, ayat
12)
Statistik Perbankan Syariah Bulan Juni Tahun 2019, tersedia di
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-
perbankan-syariah/Pages/Statistik-Perbankan-Syariah---Juni-2019.aspx
diakses pada : 25 Septemer 2019
https://ekonomi.bisnis.com/read/20180718/107/817853/opini-dampak-ltv-bagi-
properti-dan-perbankan, (diakses pada: 20 Februari 2019)
https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_sentral, (diakses pada : 20 Februari 2019)
https://www.kompasiana.com/dyahrestyani/54f3cab3745513a02b6c7f6d/langkah-
bi-melindungi-konsumen-melalui-kebijakan-ltv, (diakses pada: 20
Februari 2019)
http://www.bi.go.id/id/peraturan/skk/Pages/PBI_181616.aspx, (diakses pada: 20
Februari 2019)
http://www.nu.or.id/post/read/85247/macam-macam-pembiayaan-pada
perbankan-syariah, diakses pada : 13 April 2019
https://www.google.com/search?q=pertumbuhan+ekonomi+indonesia+2018&safe
=strict&client=ms-android-samsung, diakses pada : 27 September 2019
Aida Diana , “Analisis Pengaruh Kebijakan Financing to Value (FTV) dan tingkat
Margin Terhadap Pembiayaan Properti Bank Syariah DI Indonesia”
(Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018)
Shafinar Ismail, Farah Azmi, Ramayah Thurasamy, “Kriteria Pemilihan untuk
Pembiayaan Pemilikan Rumah Syariah di Malaysia”. (Jurnal Internasioanl
Bisnis dan Masyarakat, Vol. 15 No. 1, Universitas Teknologi MARA
Melaka, 2014).
LAMPIRAN
Jadwal dan Kegiatan Pelaksanaan Selama Magang
Kamis, 12/07/2018 - Penyerahan dan penerimaan mahasiswa magang dari
DPL kampus ke DPL Bank Indonesia
- Membuat absen magang dan tanda pengenal/nametag
Jumat, 13/07/2018 - Senam pagi bersama staf dan karyawan Bank Indonesia
KPwBI Provinsi Jambi
- Pembekalan magang oleh bapak Fadhil Nugroho selaku
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia mengenai
peranan BI dalam mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah terhadap barang & jasa dan mata uang
Unit Operasional Sistem Pembayaran (UOSP)
Senin, 16/07/2018 - Doa pagi dan sharing progress kerja perunit kerja
bersama staf dan karyawan Bank Indonesia
- Perkenalan dengan staff pada masing-masing unit satker
yang ada di BI diantara nya : FKKK, FPPU, FDSEK,
FAES, UOSP, UPSPPURKI, UPUR, SLA LOGISTIK,
SDM, PAM dsb.
- Memeriksa warkat transaksi, cek tanggal dan
punyusunan warkat.
- Melakukan input data pertukaran warkat debet kliring
pengembalian
Selasa, 17/07/2018 - Memeriksa warkat transaksi, cek tanggal dan
punyusunan warkat.
- Melakuakan input data pertukaran warkat debet kliring
penyerahan
Rabu, 18/07/2018 - Memeriksa warkat transaksi, cek tanggal dan
punyusunan warkat.
- Melakuakan pemeriksaan warkat dengan jurnal
transaksi harian
- Pengecekan transaksi warkat incoming kas
- Melakukan input data pertukaran warkat debet kliring
pengembalian
Kamis, 19/07/2018 - Memeriksa warkat transaksi, cek tanggal dan
punyusunan warkat.
- Pencocokan transaksi menggunakan aplikasi BI-SOSA
- Melakukan input data pertukaran warkat debet kliring
pengembalian
Jumat, 20/07/2018 - Senam pagi bersama staf dan karyawan Bank Indonesia
KPwBI Provinsi Jambi
- Memeriksa warkat transaksi, cek tanggal dan
punyusunan warkat.
- Melakukan pemeriksaan warkat dengan jurnal transaksi
harian
- Melakukan input data pertukaran warkat debet kliring
pengembalian
Fungsi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan (FKKK)
Senin, 23/07/2018 - Doa pagi dan sharing progress kerja perunit kerja
bersama staf dan karyawan Bank Indonesia
- Melakukan entri data non pegawai
- Membantu dalam pencarian baju kaos dalam rangka
PKK magang ke Solo
Selasa, 24/07/2018 - Menemani staff BI dalam rangka menghadiri undangan
- Membuat surat amplop kecil
Rabu, 25/07/2018 - Menyususun memorandum perihal penyampaian buku
Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Jambi
Kamis, 26/07/2018 - Pembenahan arsip mengenai anggaran fungsi kebijakan
pelaksanaan pengembangan UMKM
Jumat, 27/07/2018 - Senam pagi bersama staf dan karyawan Bank Indonesia
KPwBI Provinsi Jambi
- Melakukan pembenahan arsip unit fungsi data dan
statistik ekonomi dan keuangan.
Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan Keuangan (FDSEK)
Senin, 30/07/2018 - Doa pagi dan sharing progress kerja perunit kerja
bersama staf dan karyawan Bank Indonesia
- Menginput data koesioner – survey kegiatan dunia
usaha pertriwulan III – 2017 melalui aplikasi BI-RMS
- Memasukkan buku kedalam amplop untuk dikirimkan
kemasing-masing bank di Jambi
Selasa, 31/07/2018 - Menemani staff BI dalam menghadiri undangan wisuda
di UIN STS Jambi
Rabu, 01/08/2018 - Menelpon bank-bank di Jambi untuk mengkonfirmasi
seputar alamat bank tersebut
Kamis, 02/08/2018 - Melakukan pemusnahan dokumen tentang survey
kegiatan dunia usaha tahun 2011-2013
- Memasukkan buku kedalam amplop untuk dikirim
kemasing-masing bank di Jambi
Jumat, 03/08/2018 - Jalan santai bersama staf dan karyawan Bank Indonesia
KPw BI Provinsi Jambi
- Melakukan pemusnahan dokumen tentang survey
kegiatan dunia usaha tahun 2011-2013
- Menyusun dokumen PSBI tahun 2017-2018
Unit Satuan Layanan dan Administrasi (SLA) Logistik
Senin, 06/08/2018 - Doa pagi dan sharing progress kerja perunit kerja
bersama staf dan karyawan Bank Indonesia
- Melakuakan pengecekan inventaris kantor yang ada
Selasa, 07/08/2018 - Mencari WRA tentang pemeliharaan alat PAM kantor
- Menemani staff BI dalam rangka pembelian barang
Rabu, 08/08/2018 - Melakukan input data tentang By, Ekspedisi/pengiriman
dokumen KPwBI Prov. Jambi pada PT. Pos bln Juli
2018
Kamis, 9/08/2018 - Melakukan pengoreksian input data tentang By,
Ekspedisi/pengiriman dokumen KPwBI Prov. Jambi
pada PT. Pos bln Juli 2018
- Melakukan input data di BISMA tentang Aset KPwBI
Prov Jambi
Jumat, 10/08/2018 - Senam pagi bersama staf dan karyawan Bank Indonesia
KPwBI Provinsi Jambi
- Melakukan pemusnahan data rahasia unit Logistik
Unit Sumber Daya Manusia (SDM)
Senin, 13/08/2018 - Doa pagi dan sharing progress kerja perunit kerja
bersama staf dan karyawan Bank Indonesia
- Melakukan input berkas tentang WRA beban personil
dan beban kekaryawanan bulan Sep. 2017 S.D. Des
2017 di Aplikasi BI-RMS
Selasa, 14/08/2018 - Melakukan input berkas tentang warkat PDDN bulan
Januari 2017 S.D. Maret 2017
- Membantu pelaksanaan temu responden 2018 bersama
Cak Lontong yang dilaksanakan di Swiss-Belhotel
Rabu, 15/08/2018 - Melakukan input berkas WRA PDDN bulan Maret 2017
S.D. Mei 2017
- Melakukan input data tentang pajak karyawan
Kamis, 16/08/2018 - Melakukan input berkas WRA PDDN bulan April 2017
S.D. Juli 2017
- Melakukan input berkas WRA PDDn bulan Juni 2017
S.D. Agustus 2017
Unit Pengelolaan Uang Rupiah (UPUR)
Senin, 20/08/2018 - Doa pagi dan sharing progress kerja perunit kerja
bersama staf dan karyawan Bank Indonesia
- Melakukan pengecekan rencana penarikan dan rencana
penyetoran bank di aplikasi BISILK
Selasa, 21/08/2018 - Melakukan input data tentang laporan bulanan uang
palsu
- Melakukan pengecekan rencana penarikan dan rencana
penyetoran bank di aplikasi BISILK
- Pemberian materi tentang kegiatan bagian UPUR
Rabu, 23/08/2018 - Melakukan pengecekan rencana penarikan dan rencana
penyetoran bank di aplikasi BISILK
Kamis, 24/08/2018 - Melakukan pengecekan rencana penarikan dan rencana
penyetoran bank di aplikasi BISILK
Foto saat penyerahan dan penerimaan mahasiswa/i magang
Membantu pelaksanaan temu responden 2018
Foto saat memperingati HUT RI
Foto perpisahan dengan staf Bank Indonesia
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Jurusan/Program Studi : D-III Perbankan Syariah
1. Nama Lengkap : Sri Wahyuni
2. No. HP : 082294960196
3. Tempat/Tanggal Lahir : Jambi, 11 September 1997
4. Alamat Rumah : Jl. Suka Rahayu, RT. 15, Kel. Paal Lima,
Kec. Kota Baru, Kota Jambi
5. Nama orang tua
Ayah : Alm. Basran
Ibu : Musringah
6. E-mail : [email protected]
7. Riwayat Pendidikan :
No. Nama Pendidikan Tempat Tahun Spesialisasi
Bidang Dari Sampai
1. SD N 176 Kota Jambi Jl. Pratu Sardi, RT.
25, Paal Lima, Kec.
Kota Baru, Jambi
2003 2010
2. SMP N 25 Kota
Jambi
Jl. Kopral Sardi,
RT. 25, Paal Lima,
Kec. Kota Baru,
Jambi
2010 2013
3. SMK N 2 Kota Jambi Gg. Gelatik, Pasir
Putih, Kec. Jambi
Selatan, Jambi
2013 2016 Akuntansi
8. Kursus dan Pelatihan
Waktu Kursus dan Pelatihan Tempat
2019 Bahasa Inggris
2018 Magang Kerja Bank Indonesia Kantor
Perwakilan Jambi