laporan limbah dan pengiriman produk

64
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Praktek kerja lapangan (PKL) ini adalah salah satu persyaratan atau kewajiban dalam kurikulum Kimia Analis. Dalam PKL ini dituntut agar siswa mampu menyerap dan mempelajari pengetahuan yang didapat selama melakukan kerja praktek dan membandingkan dengan ilmu yang didapat dibangku sekolah. Dalam PKL ini siswa dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dan cakrawala terhadap kemajuan perkembangan dan ilmu teknologi khususnya bidang industri. Demikianlah diharapkan siswa mempunyai bekal yang cukup dan dapat diandalkan untuk diajukan kelak bila bekerja pada bidang profesi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan yang didapat dibangku sekolah. Dengan adanya landasan diatas, maka kami melakukan praktek kerja lapangan di PT. Nubika Jaya. Dengan melaksanakan kerja praktek ini diharapkan kami dapat memperdalam pengetahuan, khususnya tentang proses analisis dilaboratorium, pengolahan bahan baku, produksi serta profesi sehingga kami memperoleh 1

Upload: vovi-oktaviani

Post on 18-Jan-2016

107 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

report of limbah dan pengiriman produk

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Praktek kerja lapangan (PKL) ini adalah salah satu persyaratan atau kewajiban dalam

kurikulum Kimia Analis. Dalam PKL ini dituntut agar siswa mampu menyerap dan

mempelajari pengetahuan yang didapat selama melakukan kerja praktek dan membandingkan

dengan ilmu yang didapat dibangku sekolah.

Dalam PKL ini siswa dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dan

cakrawala terhadap kemajuan perkembangan dan ilmu teknologi khususnya bidang industri.

Demikianlah diharapkan siswa mempunyai bekal yang cukup dan dapat diandalkan untuk

diajukan kelak bila bekerja pada bidang profesi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan

yang didapat dibangku sekolah.

Dengan adanya landasan diatas, maka kami melakukan praktek kerja lapangan di PT.

Nubika Jaya. Dengan melaksanakan kerja praktek ini diharapkan kami dapat memperdalam

pengetahuan, khususnya tentang proses analisis dilaboratorium, pengolahan bahan baku,

produksi serta profesi sehingga kami memperoleh pengalaman kerja dibidang industri

khususnya pada pengolahan kelapa sawit.

1

Page 2: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

I.2 Deskripsi Tempat PKL

PROFIL PERUSAHAAN

Permata Hijau Group (PHG), perusahaan minyak sawit yang terintegrasi, didirikan

pada tahun 1984, dengan bisnis inti dalam perkebunan kelapa sawit, penyulingan minyak

nabati, inti sawit, biodiesel dan pembuatan biokimia dan mendistribusikan produk minyak

sawit di seluruh dunia. Dimulainya pabrik Biodiesel PT.PHG akan memberikan sumber

terbarukan dan berkelanjutan produk-produk energi dan pabrik Oleochemical. PT.PHG dapat

menyediakan berbagai macam Asam Lemak Distilasi difraksinasi dan derivatnya. Semua

produk PHG adalah bersertifikat Halal.

Suksesnya PT.Permata Hijau Group adalah atribut untuk pembentukan jangka

panjang perusahaan dalam industri, pemanfaatan negara-of-the-art teknologi untuk pabrik,

ekonomi skala tinggi dan sifat operasi terpadu untuk menghasilkan kualitas tinggi dan biaya

produk yang efisien. PT.PHG merupakan pemasok konsumen dan masyarakat melalui nilai

tambah kegiatan. PT.Permata Hijau Group terus melayani pelanggan nya secara jangka

panjang, dan untuk respond dengan kebutuhan dan tuntutan mereka yang terus berubah.

PHG adalah anggota RSPO barang berdiri, menekankan pada kelestarian lingkungan dalam

mengelola perkebunan dan operasi manufaktur dan berkomitmen penuh dalam ukuran

efisiensi energi dan pengurangan secara keseluruhan dalam pemanfaatan bahan bakar fosil,

seperti memulai di Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) diprogram sesuai Protokol

Kyoto Threaty.

Dengan jaringan distribusi yang luas, tim berpengetahuan dan energik, PT.Permata

Hijau Group sekarang sebuah perusahaan kelapa sawit terintegrasi penuh dan salah satu

eksportir utama produk kelapa sawit. PT.PHG juga memiliki beberapa penghargaan

diantaranya adalah sertifikat ISO 9001 yang merupakan standar internasional di bidang

sistem manajemen mutu.

2

Page 3: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) adalah salah satu produk samping dari

pabrik minyak kelapa sawit yang berasal dari kondensat dari proses sterilisasi, air dari proses

klarifikasi, air hydrocyclone (claybath), dan air pencucian pabrik. LCPKS mengandung

berbagai senyawa terlarut termasuk, serat-serat pendek, hemiselulosa dan turunannya,

protein, asam organik bebas dan campuran mineral-mineral.

Tabel 2.1. Sifat dan Komponen LCPKS

Parameter Rata-rata

pH 4,7

Minyak 4000

BOD 25000

COD 50000

Total Solid 40500

Suspended Solid 18000

Total Volatile Solid 34000

Total Nitrogen 750

3

Page 4: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

Mineral Rata-rata

Kalium 2270

Magnesium 615

Kalsium 439

Besi 46,5

Tembaga 0,89

Semua dalam mg/l kecuali pH.

Limbah cair dari pabrik minyak kelapa sawit ini umumnya bersuhu tinggi 70-80oC,

berwarna kecoklatan, mengandung padatan terlarut dan tersuspensi berupakoloid dan residu

minyak dengan BOD (biological oxygen demand) dan COD (chemical oxygen demand) yang

tinggi. Apabila limbah cair ini langsung dibuang ke perairan dapat mencemari lingkungan.

Jika limbah tersebut langsung dibuang ke perairan, maka sebagian akan mengendap, terurai

secara perlahan, mengkonsumsi oksigen terlarut, menimbulkan kekeruhan, mengeluarkan bau

yang tajam dan dapat merusak ekosistem perairan. Sebelum limbah cair ini dapat dibuang ke

lingkungan terlebih dahulu harus diolah agar sesuai dengan baku mutu limbah yang telah di

tetapkan.

4

Page 5: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

2.2. Biogas

Biogas merupakan produk akhir dari degradasi anaerobik bahan organik oleh bakteri-

bakteri anaerobik dalam lingkungan dengan sedikit oksigen. Komponen terbesar yang

terkandung dalam biogas adalah methana 55 – 70 % dan karbon dioksida 30 – 45 % serta

sejumlah kecil, nitrogen dan hidrogen sulfida (Deublein dan Steinhauster, 2008). Tapi metan

(CH4) yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Apabila kandungan metan dalam biogs lebih

dari 50% maka biogas tersebut telah layak digunakan sebagai bahan bakar. Tabel 2.2

menunjukan komposisi biogas secara umum.

Tabel 2.2. Komposisi Biogas

Secara Umum

Komposisi Biogas Jumlah

Metan (CH4) 55 – 70 %

Karbon dioksida (CO2) 30 – 45 %

Nitrogen (N2) 0 – 0,3 %

Hidrogen Sulfida (H2S) 1 – 5 %

Kandungan yang terdapat dalam biogas dapat memperngaruhi sifat dan kualitas

biogas sebagai bahan bakar. Kandungan yang terdapat dalam biogas merupakan hasil dari

proses metabolisme milroorganisme. Biogas yang kandungan metannya lebih dari 45%

5

Page 6: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

bersifat mudah terbakar dan merupakan bahan bakar yang cukup baik karena memiliki nilai

kalor bakar yang tinggi. Tetapi jika kandungan CO2 dalam biogas sebesar 25 – 50 % maka

dapat mengurangi nilai kalor bakar dari biogas tersebut. Sedangkan kandungan H2S dalam

biogas dapat menyebabkan korosi pada peralatan dan perpipaan dan nitrogen dalam biogas

juga dapat mengurangi nilai kalor bakar biogas tersebut. Sealin itu juga terdapat uap air yang

juga dapat menyebabkan kerusakan pada pembangkit yang digunakan. Tabel 2.2

menunjukkan beberapa komponen dalam biogas yang dapat mempengaruhi sifat biogas itu

sendiri.

6

Page 7: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

Tabel 2.2. Komponen

Pengganggu Dalam

Biogas

Komponen Jumlah Pengaruh Terhadap

Biogas

CO2

H2S

NH3

25 – 50 % per volume

0 – 0,5 % per volume

- Menurunkan nilai kalor

bakar

Meningkatkan methane

number

Menyebabkan korosi

Menyebabkan kerusakan

pada sel bahan bakar

alkali

- Menyebabkan korosif

pada peralatan dan sistem

perpipaan

Menyebabkan emisi

SO2bila dibakar

7

Page 8: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

Uap Air

N2

Siloxane

0 – 0,05 per volume

1 – 5% per volume

0 – 5% per volume

- Merusak katalis yang

digunakan pada reaksi

Menyebabkan emisi

NO2setelah pembakaran

Dapat merusak sel bahan

bakar

- Menyebabkan korosif

pada peralatan

Kondensatnya dapat

menyebabkan kerusakan

pada peralatan dan

pembangkit

Terdapat resiko

pembekuan pada sistem

perpipaan

- Menurunkan nilai kalor

bakar

Meningkatkan sifat anti-

8

Page 9: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

0 – 50 mg/ m3

knocking pada mesin

- Menyebabkan kerusakan

pada mesin

9

Page 10: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

2.2.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Biogas

Untuk mendapatkan produksi biogas yang optimum, perlu diperhatikan beberapa faktor

dan kondisi yang dapat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam fermentor.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dan dijaga agar proses produksi biogas berjalan

dengan stabil adalah sebagai berikut:

a. pH ( potential of Hydrogen)

Nilai pH merupakan ukuran dari keasaman/ kebasaan suatu larutan (campuran dari

substrat) dan dinyatakan dalam bagian per juta (ppm). Nilai pH dari substrat mempengaruhi

pertumbuhan mikroorganisme methanogenic dan mempengaruhi disosiasi beberapa senyawa

penting untuk proses anaerobik. Pembentukan metan terjadi pada interval pH yang relatif

sempit, dari sekitar 5,5 sampai 8,5, dengan interval optimal antara 7,0 - 8,0 untuk bakteri

metanogen pada umumnya. Interval pH optimum untuk proses mesofilik adalah antara 6,5

dan 8,0 dan proses ini akan terhambat jika nilai pH menurun hingga di bawah 6,0 atau naik di

atas 8,3. Nilai pH dalam reaktor anaerobik umumnya dikendalikan oleh sistem buffer

bikarbonat. Oleh karena itu, nilai pH di dalam digester tergantung pada konsentrasi

komponen alkali dan asam dalam fase cair. Jika akumulasi basa atau asam terjadi, kapasitas

buffer akan menetralkan perubahan pH, sampai tingkat tertentu .

10

Page 11: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

b. Temperatur

Proses anaerobik dapat berlangsung pada temperatur yang berbeda, rentang suhunya

dapat dibagi menjadi tiga: psichrofilik (di bawah 25o), mesofilik (25o– 45o), dan termofilik

(45o– 70o ).

c. Organic Loading Rate (OLR)

OLR adalah jumlah bahan organik yang masuk dan tersedia dalam fermentor. Apabila

OLR terlalu rendah maka proses fermentasi akan berjalan lambat sedangkan jika terlalu

tinggi maka terjadi overlaod dan substrat yang ada dapat menjadi penghambat pertumbuhan

mikroorganisme.

d. Total Solid (TS), dan Volatile Solid (VS).

Total solid (TS) adalah jumlah padatan yang terdapat dalam substrat baik padatan

yang terlarut maupun yang tidak terlarut. Sedangkan volatile solid (VS) adalah padatan-

padatan organik yang terdapat dalam substrat. Dari TS dan VS inilah dapat diketahui berapa

banyak produksi gas yang akan dihasilkan .

11

Page 12: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

e. Makro dan Mikronutrien

Mikro-nutrien (trace elements) seperti besi, nikel, kobal, selenium, molibdenum atau

tungsten sama pentingnya dengan makro-nutrients seperti karbon, nitrogen, fosfor, dan

belerang untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup mikroorganisme anaerobik. Rasio

optimal makro-nutrien untuk karbon, nitrogen, fosfor, dan belerang (C: N: P: S) kurang lebih

600:15:5:1.

Kurangnya penyediaan nutrisi dan trace elements serta kecepatan fermentasi yang terlalu

tinggi dari substrat dapat menghambat dan mengganggu proses anaerobik .

Gambar 2.3. Jalur Pembentukan Metan

12

Page 13: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

2.3 Limbah Plasma

Limbah plasma berasal dari kolam 8 , kolam PON ada 3 :

1) Kolam 5

Limbah fatty acid yang berasal dari laboratorium PON langsung dialirkan ke kolam 5

limbah yang berasal dari kolam 5 adalah fattrap

2) Kolam 7

3) Kolam 8

Di kolam 8 terdapat 2 proses penyaringan, proses pertama menghasilkan limbah

‘Filter I’ sedangkan proses selanjutnya menghasilkan limbah ‘Filter 2’

Limbah filter 2 adalah limbah yang dapat dibuang ke lingkungan.

13

Page 14: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

2.4 Pengolahan limbah cair PT. Nubika Jaya

Limbah cair pabrik kelapa sawit berasal dari stasiun perebusan, klafifikasi minyak,

hydrocyclone, air pendingin boiler, air cucian pabrik dan air buangan laboratorium. Kualitas

limbah tersebut berbeda-beda. Air buangan yang masih mengandung minyak dialirkan ke

kolam 1, yang kemudian dikutip dan dipompakan kedalam reclaimed tank atau COT dengan

kapasitas pompa limbah 30 Ton/jam. Upaya pengutipan manual ini dilakukan untuk

memperbaiki mutu limbah cair dan menambah hasil rendemen.

Di pabrik PT. Nubika Jaya terdapat 8 kolam penampungan limbah cair, antara lain :

1. Kolam 1 merupakan tempat penampungan limbah buangan pabrik pengolahan

2. Kolam 2 digunakan untuk bahan baku biogas dan Ph-nya disesuaikan untuk kebutuhan

biogas (Ph 4-5)

3. Kolam 3 dengan Ph 4-5 digunakan juga untuk biogas, yang menghasilkan gas methan

(CH4) untuk pengolahan Oleo chemical plant

4. Kolam 4 merupakan penampung limbah dari hasil pengolahan biogas

5. Kolam 5 merupakan kolam anaerob yang digunakan untuk menguraikan senyawa-

senyawa organik dengan bantuan bakteri anaerob

6. Kolam 6 terjadinya proses aerasi/aerob dengan cara dipompakannya oksigen (O2)

7. Kolam 7 sama prosesnya dengan kolam 6

8. Kolam 8 merupakan kolam sedimentasi dengan batas COD < 250 Ppm dan BOD < 250

Ppm baru setelah itu dialirkan ke lingkungan.

14

Page 15: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

2.5 Diagram Alir Pengolahan Limbah Cair

Cooling Poll (Ph 4-5)

Cooling Poll (Ph 4-5)

Over flow Cooling Poll (Ph 4-5)

CH4

Kolam Anaerob (Ph 6-7)

Gas CH4 Kolam Anaerob (Ph 6-7)

Kolam Aerasi/aerob (Ph 8-9)

Kolam Aerasi/aerob (Ph 8-9)

Kolam sedimentasi

COD* < 250 Ppm

15

PKS

KOLAM 1

KOLAM 2

KOLAM 3

KOLAM 4

KOLAM 5

KOLAM 6

KOLAM 7

KOLAM 8

LINGKUNGAN

OLEO CHEMICAL

BIOGAS

HYDRO CHEMICAL

Page 16: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

16

Page 17: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

BAB III

3.1 PROSEDUR KERJA LIMBAH BIOGAS DAN PLASMA

3.1.1 Biogas

Alat

No Nama Alat Kapasitas Jumlah

1. Labu ukur 50 ml , 25 ml, 10 ml 4, 1, 1

2. Volumetric

Pipette

5 ml , 2 ml 1

3. Test tube - 3

Bahan

1. Larutan Digestion Solution

2. Aquades

17

Page 18: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

Prosedur Kerja

Outlet

1. Siapkan larutan digestion solution

2. Beri label masing-masing larutan digestion solution

3. Bilas terlebih dahulu pipet yang akan digunakan

4. Pipet 5 ml limbah outlet kedalam labu ukur 50 ml

5. Paskan dengan aquades

6. Homogenkan

7. Lalu preparasi 5 ml ke labu 10 ml

8. Paskan dengan aquades

9. Homogenkan

10. Kemudian pipet 2 ml

11. Masukkan kedalam testube yang berisi larutan digestion solution

12. Homogenkan

18

Page 19: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

Inlet

1. Pipet 5 ml limbah inlet kedalam labu ukur 50 ml

2. Paskan dengan aquades

3. Homogenkan

4. Lalu preparasi 5 ml ke labu 25 ml

5. Paskan dengan aquades

6. Homogenkan

7. Kemudian pipet 2 ml

8. Masukkan kedalam testube yang berisi larutan digestion solution

9. Homogenkan

19

Page 20: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

Fattrap

1. Pipet 5 ml limbah fattrap kedalam labu ukur 50 ml

2. Paskan dengan aquades

3. Homogenkan

4. Lalu preparasi 5 ml ke labu 50 ml yang lain

5. Paskan dengan aquades

6. Homogenkan

7. Kemudian pipet 2 ml

8. Masukkan kedalam testube yang berisi larutan digestion solution

9. Homogenkan

1) Ketiga larutan yang telah dihomogenkan tadi dipanaskan dalam COD reactor dengan

suhu 150o C selama 2 jam

2) Dinginkan

3) Ukur Abs. menggunakan genesys 10-UV

4) Hitung

20

Page 21: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

3.1.2 Limbah Plasma

Alat

No Nama Alat Kapasitas Jumlah

1 Volumetric pipette 2 ml 1

2 Test tube - 3

Bahan

1) Larutan Digestion Solution

Prosedur kerja

Kolam 8A

1. Siapkan larutan digestion solution

2. Beri label masing-masing larutan digestion solution

3. Bilas terlebih dahulu pipet yang akan digunakan

4. Pipet 2 ml limbah Kolam 8A

5. Masukkan kedalam testube yang berisi larutan digestion solution

6. Homogenkan

Filter II

1. Siapkan larutan digestion solution

2. Beri label masing-masing larutan digestion solution

3. Bilas terlebih dahulu pipet yang akan digunakan

4. Pipet 2 ml limbah Filter II

5. Masukkan kedalam testube yang berisi larutan digestion solution

6. Homogenkan

21

Page 22: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

Filter I

1. Siapkan larutan digestion solution

2. Beri label masing-masing larutan digestion solution

3. Bilas terlebih dahulu pipet yang akan digunakan

4. Pipet 2 ml limbah Filter I

5. Masukkan kedalam testube yang berisi larutan digestion solution

6. Homogenkan

Inlet

1. Siapkan larutan digestion solution

2. Beri label masing-masing larutan digestion solution

3. Bilas terlebih dahulu pipet yang akan digunakan

4. Pipet 2 ml limbah Inlet

5. Masukkan kedalam testube yang berisi larutan digestion solution

6. Homogenkan

1) Keempat larutan yang telah dihomogenkan tadi dipanaskan dalam COD reactor

dengan suhu 150o C selama 2 jam

2) Dinginkan

3) Ukur Abs. menggunakan genesys 10-UV

4) Hitung

22

Page 23: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

BAB IV

4.1 Parameter Dan Perhitungan Limbah PON

Source : Limbah Biogas plant & Fattrap

Subject : Ph dan COD

1) Inlet

pH : 4.18

COD : (0.0382−0.0300.200−0.030 ) X

10002

X 50 = 51’764.70

2) Outlet

pH : 6.94

COD : (0.216−0.0300.200−0.030) X

10002

X 20 = 10’941.18

3) Fattrap

pH : 3.71

COD :(0.046−0.0300.200−0.030) X

10002

X 100 = 4’705.88

23

Page 24: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

Source : Before & After

Subject : %H2O & Compotion of Biogas

Subject CH4 CO2 O2 Bal H2S

Before 67.3 38.2 0.2 0 89

After 68.5 37.3 0.1 0 77

%H2O before : 47.6834−47.3980

10 X

22.41418

X 100 = 3.55 %

%H2O after : 48.6225−48.5060

10 X

22.41418

X 100 = 1.45%

24

Page 25: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

Source : Limbah Plasma

Subject : COD & pH

Flow : 20 m3/Jam

1) Inlet

pH : 7.45

COD : (0.159−0.0300.200−0.030) X

10002

= 397.41

2) Filter 1

pH : 5.94

COD :(0.074−0.0300.200−0.030)X

10002

= 129.41

3) Filter 2

pH : 6.13

COD :(0.048−0.0300.200−0.030) X

10002

= 52.94

4) Kolam 8A

pH : 6.45

COD :(0.062−0.0300.200−0.030) X

10002

= 94.1

25

Page 26: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

BAB V

PROSES PENGIRIMAN PRODUK

INSTRUKSI KERJA INSPEKSI PEMUATAN PRODUK AKHIR

KEDALAM CONTAINER ATAU ISOTANK

NO.NB-IK-QA/QCI-01

1) TUJUAN

1.1 Memastikan produk yang dimuat dalam container atau isotank sesuai dengan

spesifikasi permintaan, seperti dalam jumlah, kemasan dan marking.

2) RUANG LINGKUP

2.2 PT. Nubika jaya unit oleokimia

3) REFRENSI

3.1 ISO 9001 : 2008 Klausal 7.5.1 : 8.2.4

3.2 CAC/RCP 1-1969, Rev. 4-2003

4) PERALATAN

5) INSTRUKSI KERJA

5.1 Tahap persiapan

a) sebelum melakukan inspeksi produk, pastikan telah menerima Quality

Loading Instruksi (QLI) dari laboratorium oleokimia dan loading

schedule dari kandir medan.

26

Page 27: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

b) Perhatikan instruksi yang ada di Quality Loading Instruksi (QLI) yaitu

1. QLI Ref No.

2. Buyer

3. Produk yang dimuat

4. Packing description (paper/jumbo bag)

5. Packing kemasan (palletized/loose)

6. Marking

7. Quantity yang dimuat.

8. Lot No.

c) Untuk loading schedule yang perlu diperhatikan adalah :

1. Jadwal batas pengiriman

2. Nomor container

5.2 Pemeriksaan kondisi container adalah sebagai berikut :

a) Bagian gudang finished goods menerima container yang masuk dan

mengecek kondisi yang terkait dan membersihkan container.

b) Inspeksi kebersihan container dilakukan oleh inspektor quality control,

inspeksi meliputi kebersihan bagian dalam container, pemeriksaan

secara fisik tidak ada kebocoran dan tidak berbau.

c)Jika container tidak mengikuti salah satu kriteria diatas, container tidak

dimuat produk yang ditentukan. Lapor kepada supervisor/foremen QA

untuk ditindak lanjuti oleh bagian gudang produk akhir.

d) Jika container sudah bersih catat kedalam form quality assurance tally

sheet dan produk siap untuk dimuat.

27

Page 28: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

5.3 Permuatan produk berat c1299 dan c1499 dalam kemasan paper/ jumbo bag.

a) Pastikan lantai dan dinding bagian dalam container dilapisi oleh karton

b) Inspeksi produk yang akan dimuat telah sesuai dengan spesifikasi yang

diminta, lihat QLI yang telah ditanda tangani atau lihat QLI dari revisi

terakhir.

c) Bagian gudang produk akhir menyiapkan produk yang akan dimuat

kiedalam container, produk diambil dari rak atau dari produksi

langsung.

d) Produk diletakkan didekat container untuk diinspeksi kelayakannya

e) inspeksi yang dilakukan adalah :

1. Kemasan bag harus bersih, tidak kotor, tidak berdebu, tidak

ada serangga, tidak koyak jahitan atau bag yang bocor. Jika

produk yang akan diisi tidak sesuai pisahkan produk dan

ganti dengan produk yang sesuai.

2. Jika menggunakan palletised, pastikan pallet yang digunakan

adalah bersih, tidak kotor, tidak rusak, tidak ada serangga

dan pastikan tidak berjamur serta sudah difumigasi, gunakan

vacum untuk membersihkan pallet. Jika tidak seuai ganti

pallet.

3. Paper bag menggunakan palletised, setiap pallet disusun

sebanyak 12 tingkat (48 bag), 12.5 tingkat (50 bag)

28

Page 29: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

atau 14 tingkat (56 bag) sesuai permintaan customer,

penyusunan tidak miring.

4. Jumbo bag menggunakan palletised disusun sebanyak 2

tingkat atau 2 bag setiap pallet , penyusunan tidak miring dan

pastikan pengikatnya kuat. Jika tidak sesuai info ke bagian

logistic untuk memperbaikinya.

5. Hitung setiap prosuk yang dimasukkan kedalam container

dan catat nomor bag nya dan status pallet yang digunakan,

gunakan form quality assurance tally sheet.

6. Pastikan produk yang dimasukkan kedalam container, bagian

atasnya dilapisi dengan 2 polyform atau stereoform dan

semua bagian dalam dindingnya dilapisi polyform atau

stereoform dan karton termasuk dinding bagian pintu

penutup.

7. Catat nomor seal yang digunakan dicontainer.

5.4 Pemuatan produk beads TPSA 1801, stearic 1843, stearic 1852, stearic 1865,

RGSA , C1698, C1680 dalam kemasan paper/ jumbo bag.

a) Pastikan lantai dan dinding bagian dalam container dilapisi oleh karton.

b) Inspeksi produk yang akan dimuat telah sesuai dengan spesifikasi yang

diminta, lihat QLI yang ditanda tangani atau lihat QLI dari revisi

terakhir.

29

Page 30: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

c) Bagian gudang produk akhir menyiapkan produk yang akan dimuat

kedalam container, produk diambil dari rak atau dari produksi

langsung.

d) Produk diletakkan didekat container untuk diinspeksi kelayakannya.

e) Inspeksi yang dilakukan adalah :

1. Kemasan bag harus bersih, tidak kotor, tidak berdebu, tidak

ada serangga, tidak koyak jahitan atau bag yang bocor. Jika

produk yang akan diisi tidak sesuai pisahkan produk dan

ganti dengan produk yang sesuai.

2. Jika menggunakan palletised, pastikan pallet yang digunakan

adalah bersih, tidak kotor, tidak rusak, tidak ada serangga

dan pastikan tidak berjamur serta sudah difumigasi, gunakan

vacum untuk membersihkan pallet. Jika tidak seuai ganti

pallet.

3. Paper bag menggunakan palletised, setiap pallet disusun

sebanyak 9 tingkat atau 36 bag setiap pallet (atau sesuai

dengan permintaan buyer yang tercantum dalam QLI),

penyusunan tidak miring.

4. Jumbo bag menggunakan palletised disusun sebanyak 2

tingkat atau 2 bag setiap pallet , penyusunan tidak miring dan

pastikan pengikatnya kuat. Jika tidak sesuai info ke bagian

logistic untuk memperbaikinya.

30

Page 31: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

5. Hitung setiap produk yang dimasukkan kedalam container

dan catat nomor bag nya dan status pallet yang digunakan,

gunakan form quality assurance tally sheet.

6. Pastikan produk yang dimasukkan kedalam container, semua

bagian dalam dindingnya dilapisi karton termasuk dinding

bagian pintu penutup dan khusus bagian atas dilapisi dengan

2 karton

7. Catat nomor seal yang digunakan container.

5.5 Pemuatan produk soap noodle dalam kemasan paper/jumbo bag.

a) Pastikan lantai dan dinding bagian dalam container dilapisi oleh karton.

b) Inspeksi produk yang akan dimuat telah sesuai dengan spesifikasi yang

diminta, lihat QLI yang ditanda tangani atau lihat QLI dari revisi

terakhir.

c) Bagian gudang produk akhir menyiapkan produk yang akan dimuat

kedalam container, produk diambil dari rak atau dari produksi

langsung.

d) Produk diletakkan didekat container untuk diinspeksi kelayakannya.

e) Inspeksi yang dilakukan adalah :

1. Kemasan bag harus bersih, tidak kotor, tidak berdebu, tidak

ada serangga, tidak koyak jahitan atau bag yang bocor. Jika

produk yang akan diisi tidak sesuai pisahkabn produk dan

ganti dengan produk yang sesuai.

31

Page 32: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

2. Jika menggunakan palletised, pastikan pallet yang digunakan

adalah bersih, tidak kotor, tidak rusak, tidak ada serangga

dan pastikan tidak berjamur serta sudah difumigasi, gunakan

vacum untuk membersihkan pallet. Jika tidak seuai ganti

pallet.

3. Paper bag menggunakan palletised, setiap pallet disusun

sebanyak 10 tingkat atau 40 bag setiap pallet , penyusunan

tidak miring.

4. Jumbo bag menggunakan palletised disusun sebanyak 2

tingkat atau 2 bag setiap pallet , penyusunan tidak miring dan

pastikan pengikatnya kuat. Jika tidak sesuai info ke bagian

logistic untuk memperbaikinya.

5. Hitung setiap prosuk yang dimasukkan kedalam container

dan catat nomor bag nya dan status pallet yang digunakan,

gunakan form quality assurance tally sheet.

6. Pastikan produk yang dimasukkan kedalam container, semua

bagian dalam dindingnya dilapisi karton termasuk dinding

bagian pintu penutup.

7. Catat nomor seal yang digunakan container.

5.6 Pemuatan produk refined glycerine dan TPKFA dalam kemasan drum.

a) Pastikan lantai dan dinding bagian dalam container dilapisi oleh karton.

32

Page 33: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

b) Inspeksi produk yang akan dimuat telah sesuai dengan spesifikasi yang

diminta, lihat QLI yang ditanda tangani atau lihat QLI dari revisi

terakhir.

c) Bagian gudang produk akhir menyiapkan produk yang akan dimuat

kedalam container, produk diambil dari rak atau dari produksi

langsung.

d) Produk diletakkan didekat container untuk diinspeksi kelayakannya.

e) Inspeksi yang dilakukan adalah :

1. Kemasan drum harus bersih, tidak kotor, tidak berdebu,

tidak ada serangga, tidak koyak jahitan atau bag yang

bocor. Jika produk yang akan diisi tidak sesuai pisahkan

produk dan ganti dengan produk yang sesuai.

2. Jika menggunakan palletised, pastikan pallet yang

digunakan adalah bersih, tidak kotor, tidak rusak, tidak

ada serangga dan pastikan tidak berjamur serta sudah

difumigasi, gunakan vacum untuk membersihkan pallet.

Jika tidak seuai ganti pallet.

3. Drum menggunakan palletised, disusun sebanyak 4 drum

dalam satu pallet , gunakan pelapis karton untuk setiap

drum agar tidak tergores.

4. Jika menggunakan palletised disusun sebanyak 1 tingkat ,

penyusunan tidak miring . Jika tidak sesuai info ke bagian

logistic untuk memperbaikinya.

33

Page 34: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

5. Jika tidak menggunakan palletised setiap drum dilapisi

karton untuk menghindari goresan dan jika disusun

bertingkat gunakan plywood untuk pelapis bagian atas

dan bawah.

6. Hitung setiap drum yang dimasukkan kedalam container

dan catat nomor drum nya dan status pallet yang

digunakan, gunakan form quality assurance tally sheet.

7. Pastikan produk yang dimasukkan kedalam container,

semua bagian dalam dindingnya dilapisi karton termasuk

dinding bagian pintu penutup.

8. Catat nomor seal yang digunakan container.

5.7 Pemuatan produk residue fatty acid liquid dan solid dalam kemasan drum bekas.

a) Pastikan lantai dan dinding bagian dalam container dilapisi oleh karton.

b) Inspeksi produk yang akan dimuat telah sesuai dengan spesifikasi yang

diminta, lihat QLI yang ditanda tangani atau lihat QLI dari revisi

terakhir.

c) Bagian gudang produk akhir menyiapkan produk yang akan dimuat

kedalam container, produk diambil dari rak atau dari produksi

langsung.

d) Produk diletakkan didekat container untuk diinspeksi kelayakannya.

e) Inspeksi yang dilakukan adalah :

34

Page 35: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

1. Kemasan dan tutup drum tidak bocor. Jika produk yang

akan diisi tidak sesuai pisahkan produk dan ganti dengan

produk yang sesuai.

2. Jika tidak menggunakan palletised drum disusun

bertingkat gunakan tripleks untuk pelapis bagian atas dan

bawah. Untuk bagian paling atas didalam container, drum

disusun secara horizontal dan pastikan tidak ada

kebocoran baik dari drum ataupun dari tutupnya.

3. Hitung setiap drum yang dimasukkan kedalam container

dan catat jumlah seluruhnya, gunakan form quality

assurance tally sheet.

4. Catat nomor seal yang digunakan di container.

5.8 Pemuatan produk liquid TPSA 1801, stearic 1843, stearic 1852, stearic 1865,

RGSA, C1698, C1680 dalam kemasan isotank.

a) Pastikan isotank mmemenuhi 3 cargo terakhir yang diizinkan oleh standar

FOSFA. Jika tidak sesuai informasikan kebagian Logistic Kandir untuk

mengganti Isotank.

b) Isotank diinspeksi kondisinya seperti :

1. Kebersihan

2. Tidak mengandung air atau uap air

3. Bau dari isotank.

35

Page 36: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

Jika kondisi isotank tidak sesuai kriteria diatas, hubungi supervisor/foremen

QA untuk tindak lanjut ke bagian logistic untuk membersihkannya.

c) Inspeksi produk yang akan dimuat telah sesuai dengan spesifikasi yang diminta,

lihat QLI yang ditanda tangani atau lihat QLI dari revisi terakhir.

d) Bagian tank farm menyiapkan produk yang akan dimuat kedalam isotank,

produk diambil dari tangki timbun yang telah sesuai spesifikasi.

e) Jalur atau line untuk pengisian produk telah diflushing dengan produk yang akan

diisi dan qualitynya telah memenuhi spesifikasi yang diminta.

f) Selama produk diisi ke isotank harus dipastikan tidak ada pengkontaminan

masuk kedalam isotank bagian atas diupayakan selalu tertutup untuk

menghindari kontaminasi terjadi.

g) Setelah produk selesai diisi dan diambil sampel untuk memastikan quality,

pastikan penutup dari masing-masing main hole bagian atas tertutup rapat,

pastikan gasket atau o-ring nya dalam keadaan baik sebelum penutup main hole

dan cek seal penutup dalam keadaan baik.

h) Pastikan gas N2 diinjeksikan kedalam isotank

36

Page 37: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

6) LAMPIRAN

A. Form Quality Assurance Tally Sheet.

B. Form Inspeksi Isotank

37

Page 38: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

Dalam pengiriman produk ada 3 macam produk yang dikirim tergantung permintaan

buyer(pembeli) 3 diantara produk itu adalah paper bag,jumbo bag dan drum.

1) Produk yang dikemas dalam paper bag ada 11 produk dengan palmata dan kodenya :

1. Lauric acid 99 % (P.1299) Kodenya = D1

2. Myristic (P. 1499) Kodenya = E1

3. DSPFA (P.1680) Kodenya = F2

4. Palmitic acid 98 % (P. 1698) Kodenya = F1

5. Triple pressed stearic acid ( P.1801) Kodenya = G4

6. RGSA (P. 1810) Kodenya = G7

7. Stearic acid 43 % (P.1843) Kodenya = G3

8. Stearic Acid 52 % ( P.1852) Kodenya = G5

9. Strearic acid 65 % (P.1865) Kodenya = G6

10. Toilet soap noodle (P.8020) Kodenya = 82A

11. Toilet soap noodle (P.8515) Kodenya = 85

Berat semuanya adalah 25 kg.

38

Page 39: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

2) Produk yang dikemas dalam paper bag denagn ukuran jumbo (jumbo bag ) ada 7 produk

dengan palmata dan kodenya :

1. Lauric Acid (P.1299) Kodenya = D1

2. DSPFA (P.1680) Kodenya = F2

3. Palmitic Acid (P.1698) Kodenya = F1

4. TPSA (P.1801) Kodenya = G4

5. RGSA (P.1810) Kodenya = G7

6. Toilet soap noodle (P.8020) Kodenya = 82A

7. Toilet soap noodle (P.8515) Kodenya = 85

Untuk produk P.1680 , P.1801, P.1810, P.1299 beratnya 650 dan 600 kg tergantung

permintaan buyer (pembeli). Untuk produk P.8020, P.8015 beratnya 950 kg.

3) Produk yang dikemas dalam Drum produk cair, ada 3 produk yaitu :

1. Refine glycerine 99.7 % (P.9970) (FA) Kodenya = G1

2. Bottom PA distilasi Kodenya = I

3. (P.1602) Kodenya = G10

Untuk produk P.9970 beratnya adalah 250 kg, sedangkan untuk produk P.1602 beratnya

185 kg. Sesuai permintaan buyer.

39

Page 40: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

I. Paper Bag

Dalam pengiriman produk yang dikemas dengan paper bag tergantung buyer (pembeli)

meminta berapa paper setiap container yang mau dimuat atau berupa Mt (ton) 1 container.

Seperti dalam 1 container terdapat 680 bag dengan berat 1 container 17 Mt (ton) dan begitu

juga dengan kemasan-kemasan produk dengan paper bag denagn berat 25 kg. Tetapi lain

dengan toilet soap noodle dalam 1 container terdapat 800 bag dengan berat 1 container 20 Mt

(ton).

Dalam pengiriman produkyang dikemas dalam paper bag dengan kemasan yang lebih besar

yang disebut jumbo bag. Jumbo bag pun dalam setiap container berbeda berat dan Mt (ton)

tergantung permintaan buyer (pembeli).

II. Jumbo Bag

Seperti TPSA dengan berat 650 kg jumlah jumbo bag 38 JB (Jumbo Bag) dengan berat 24.7

Mt (ton) setiap container dengan berat JB (jumbo bag) 650 kg, dengan container lain juga

dengan TPSA dengan berat 600 kg, dengan container 40 FT.

Sedangkan toilet soap noodle dengan berat 950 kg dengan jumlah 20 JB dengan berat 19 Mt

(ton) setiap container dengan berat 950 kg. Dengan container 20 FT.

40

Page 41: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

III. Drum Glycerine

Produk glycerine yang dikemas dengan drum dengan jumlah 80 drum per container dengan

berat 1 drum 250 kg dan 20 Mt (ton).

Sedangkan liquid dan solid yang dikemas dengan drum dengan jumlah 98 drum percontainer

dengan berat 1 drum 185 kg dan 18.13 Mt (ton).

Contoh :

Quality and Loading Instruction (Instruksi persiapan produk dan mutu)

Reg. No : SH/14/0807/001/A1215t

Buyer : BERG + SCHMIDT ASIA

Produk : TPSA (P.1801)

Qly,Lot. No : 34 Mt (ton), 14 HA 128 G4

Status : Finish

Sisa : Tidak ada sisa

41

Page 42: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Limbah cair PMKS berpotensi besar untuk menghasilkan energi biogas yang dapat

diperbaharui. Penggunaan sistem digester anaerob dapat memproduksi biogas dengan

lebih maksimal.

2. Produksi biogas dipengaruhi oleh faktor biotik meliputi mikroba dan jasad aktif dan faktor

abiotik meliputi pengadukan (agitasi), suhu, tingkat keasaman (pH), kadar substrat, kadar

air, rasio C/N, dan kadar P dalam substrat, serta kehadiran bahan toksik.

3. Desain perancangan tangki digester memperhatikan konstanta laju pertumbuhan mikroba

maksimum dan menetukan waktu tinggal biomassa minimum.

4. Dalam proses pengiriman produk type packing disesuaikan dengan permintaan buyer.

5. Spect. dalam analisa produk sesuai dengan permintaan buyer.

42

Page 43: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

B. Saran

Kehadiran bahan toksik juga menghambat proses produksi biogas. Maka untuk

memperoleh produksi biogas yang baik, kehadiran bahan toksik harus dicegah.

43

Page 44: Laporan Limbah Dan Pengiriman Produk

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Pengolahan Kelapa Sawit, Standar Analisa Laboratorium Dan Limbah

PON, PT. NUBIKA JAYA, Blok Songo, Labuhan Batu Selatan.

Tambunan, Ir. Rudial. 2005. Laporan Kerja Praktek Di PT. Permata Hijau Sawit

PMH. Hutalombang Tapanuli Selatan. ITM. Medan.

Agustina, Siti, Pudji R., Widianto, Tri, dan A., Trisni. 2008. Penggunaan Teknologi

Membran pada Pengelolaan Air Limbah Industri Kelapa Sawit. www.bblk-

libtang.go.id/eng/admin/upload/TEKNOLOGI MEMBRAN.pdf. (17 Maret 2009).

Ahmad, Adrianto. 2003. Penentuan Parameter Kinetik Proses Biodegradasi Anaeron

Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit. Jurnal Natur Indonesia 6

(1).www.unri.ac.id/jurnal/jurnal_natur/vol 6 (1)/Adrianto.pdf.

Amaru, Kharistya. 2008. Limbah Industri Kelapa

Sawit.www.geocities.com/kharistya_amaru/blog/limbah-sawit.html-85k-.

Djajadiningrat, Surna T. dan Harsono, H. 1990. Penilaian Secara Tepat Sumber-

sumber Pencemaran Air, Tanah, dan Udara. Yogyakarta; Gadjah Mada University

Press.

44