laporan kwt

11
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pekarangan adalah sebidang tanah disekitar rumah yang terbatas sering dipagari ada juga yang tidak dipagari, biasanya ditanami dengan beranekaragam jenis ada yang berumur panjang, berumur pendek, menjalar, memanjat, semak, pohon rendah dan tinggi serta terdapat ternak. Dalam hal ini pekarangan merupakan sebuah ekosistem buatan. Pekarangan jika dimanfaatkan secara konseptual dan dipelihara secara benar dan baik akan memberikan hasil tidak ternilai. Artinya kita manfaatkan dengan pendekatan ekosistem dan memperhatikan semua kepentingan yang ada di rumah kita, seperti kepentingan ibu, bapak, anak-anak, bahkan pembantu. Dengan menanam tanaman yang berproduktif, taman pekarangan dapat memberikan kesehatan yang memenuhi kepuasan jasmaniah dan rohaniah. Pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif seperti tanaman holtikultura (tanaman buah- buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias), rempah-rempah, obat-obatan, bumbu- bumbuan dan lainnya akan memberikan keuntungan yang berlipat ganda. Selain ditanami dengan tanaman kita juga dapat memelihara ternak. Kotoran ternak itu dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk. Begitu pula sampah atau daun- daunan bisa dijadikan kompos. Di samping memberikan hasil bersifat kebendaan yang dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah, pekarangan juga memberikan hasil yang abstrak yaitu ketenangan, keindahan dan kedamaian yang dapat memenuhi kebutuhan untuk kesehatan rohaniah. Berbagai keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan pekarangan secara konseptual antara lain: 1. Banyak yang tidak menyadari akan potensi pekarangan sebagai penghasil (tambahan), seperti bahan pangan atau bahan obat-obatan bahkan ternak untuk kebutuhan hidup sehari-hari dalam rangka hidup sehat, murah dan mudah. 2. Pemanfaatan pekarangan merupakan bagian dari pembangunan hutan kota, guna lingkungan yang nyaman, sehat dan indah, sangat mendukung pembangunan yang

Upload: arief-rahman

Post on 07-Aug-2015

191 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan KWT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pekarangan adalah sebidang tanah disekitar rumah yang terbatas sering dipagari

ada juga yang tidak dipagari, biasanya ditanami dengan beranekaragam jenis ada yang

berumur panjang, berumur pendek, menjalar, memanjat, semak, pohon rendah dan

tinggi serta terdapat ternak. Dalam hal ini pekarangan merupakan sebuah ekosistem

buatan.

Pekarangan jika dimanfaatkan secara konseptual dan dipelihara secara benar dan

baik akan memberikan hasil tidak ternilai. Artinya kita manfaatkan dengan pendekatan

ekosistem dan memperhatikan semua kepentingan yang ada di rumah kita, seperti

kepentingan ibu, bapak, anak-anak, bahkan pembantu.

Dengan menanam tanaman yang berproduktif, taman pekarangan dapat

memberikan kesehatan yang memenuhi kepuasan jasmaniah dan rohaniah. Pemanfaatan

pekarangan dengan tanaman produktif seperti tanaman holtikultura (tanaman buah-

buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias), rempah-rempah, obat-obatan, bumbu-

bumbuan dan lainnya akan memberikan keuntungan yang berlipat ganda.

Selain ditanami dengan tanaman kita juga dapat memelihara ternak. Kotoran

ternak itu dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk. Begitu pula sampah atau daun-

daunan bisa dijadikan kompos. Di samping memberikan hasil bersifat kebendaan yang

dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah, pekarangan juga memberikan hasil yang abstrak

yaitu ketenangan, keindahan dan kedamaian yang dapat memenuhi kebutuhan untuk

kesehatan rohaniah.

Berbagai keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan pekarangan secara

konseptual antara lain:

1. Banyak yang tidak menyadari akan potensi pekarangan sebagai penghasil

(tambahan), seperti bahan pangan atau bahan obat-obatan bahkan ternak untuk

kebutuhan hidup sehari-hari dalam rangka hidup sehat, murah dan mudah.

2. Pemanfaatan pekarangan merupakan bagian dari pembangunan hutan kota, guna

lingkungan yang nyaman, sehat dan indah, sangat mendukung pembangunan yang

Page 2: Laporan KWT

2

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (suistanable development), karena

pemanfaatan pekarangan merupakan pelestarian ekosistem yang sangat baik.

3. Jika setiap rumah mempunyai pekarangan yang indah serta terpelihara, sekaligus

akan meningkatkan pembangunan hutan kota yang berbentuk menyebar dengan

struktur yang berstrata akan meningkatkan kualitas lingkungan yang sejuk, sehat dan

indah.

4. Dengan membuat taman pekarangan, ini berarti akan dapat menyalurkan segala

kreatifitas dan kesenangan ataupun hobi semua anggota keluarga.

5. Unsur utama dalam pemanfaatan pekarangan adalah tanaman, apakah itu tanaman

hortikultura, obat-obatan, bumbu-bumbuan, rempah-rempah dan lainnya.

6. Pemanfaatan pekarangan dengan taman pekarangan yang konseptual akan

memberikan kenyamanan serta dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah dan rohaniah

terutama anggota keluarga, maupun siapa saja yang lewat disekitar rumah kita.

7. Pemanfaatan pekarangan mengandung nilai pendidikan khususnya dapat mendidik

anggota keluarga cinta lingkungan, juga pekarangan dapat menjadi laboratorium

hidup.

1.2. Tujuan

Tujuan pemberdayaan kelompok wanita melalui optimalisasi pemanfaatan

pekarangan yaitu :

1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kelompok wanita dalam

mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman.

2. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta motivasi kelompok wanita

untuk memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga.

3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kelompok wanita untuk memanfaatkan

bahan pangan yang ada dipekarangan untuk diolah sebagai menu sehari-hari.

4. Meningkatkan kemampuan kelompok wanita dalam menyusun, mengolah dan

menyajikan menu makanan beragam, bergizi seimbang dan aman dengan

memanfaatkan bahan pangan hasil pekarangan.

Page 3: Laporan KWT

3

1.3. Sasaran

1. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap tentang

penganekaragaman konsumsi pangan kepada kelompok wanita.

2. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta motivasi kelompok

wanita dalam memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber bahan pangan

keluarga.

3. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan kelompok wanita untuk

memanfaatkan bahan pangan yang ada dipekarangan untuk diolah sebagai menu

sehari-hari.

4. Mendorong peningkatan pola konsumsi pangan yang semakin beragam, bergizi,

berimbang dan aman yang dicerminkan oleh skor PPH.

Page 4: Laporan KWT

4

BAB II

POTENSI DESA

2.1. Letak Geografis Desa

Secara geografis Desa Karayunan terletak di Kecamatan Cigasong Kabupaten

Majalengka dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Pinangraja

Sebelah Selatan : Desa Kutamanggu

Sebelah Timur : Desa Babakan Manjeti

Sebelah Barat : Desa Baribis

Luas wilayah Desa Karayunan sekitar 392 ha, terdiri dari 141 ha lahan sawah

dan 251 ha lahan darat dengan ketinggian tempat 50 – 100 m diatas permukaan laut.

Orbitase ke Pusat Pemerintahan Kabupaten majalengka sekitar 6 Km.

2.2. Keadaan Klimatologi Desa

Angka curah hujan rata-rata Desa Karayunanmencapai 397,8 mm/tahun

berdasarkan kriteria menurut Oldeman termasuk curah hujan tipe B2, artinya dapat

menanam padi 2x dengan varietas umur pendek dan musim kering yang pendek dapat

tanam 1x palawija. Suhu rata-rata harian 240 – 26

0 C.

2.3. Pemanfaatan Lahan

Potensi lahan usahatani Desa Karayunan terdiri dari lahan sawah dan lahan

darat. Luas lahan sawah sekitar 25,39 % dari keseluruhan wilayah Desa Karayunan

yaitu 138,635 ha. Komoditi utama yang dibudidayakan di lahan sawah antara lain yaitu

; padi, jagung, dan kacang tanah. Perincian luas lahan sawah dilihat dari segi

pengairannya disajikan pada Tabel 1 di bawah ini.

Page 5: Laporan KWT

5

Tabel 1. Luas Lahan Berdasarkan Pengairannya

No. Jenis Irigasi Luas (Ha) Keterangan

1. Irigasi Teknis 35,405

2. Irigasi ½ Teknis 9,180

3. Pengairan Pedesaan 4,050

4. Tadah Hujan 90,000

Jumlah 138,635

Sumber : Profil Desa Karayunan 2011

Desa Karayunan memiliki Luas lahan darat yang lebih luas dibandingkan

dengan luas lahan sawah, kurang lebih sekitar 74,60 % atau sekitar 407,288ha dari

keseluruhan Luas wilayah desa.

Pembagian lahan darat menurut status penggunaannya terdiri dari : Pemukiman,

Tegalan, Fasilitas Umum, Perkebunan Rakyat, dan Kolam yang diperinci pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Lahan Darat Menurut Status Penggunaannya

No. Pembagian Lahan Luas (Ha) Keterangan

1. Pemukiman 48,305

2. Tegalan 272,340

3. Fasilitas Umum 40,513

4. Perkebunan Rakyat 46,130

5. Kolam -

Jumlah 407,288

Sumber : Profil Desa Karayunan 2011

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa luas lahan tegalan merupakan daerah

terluas menurut status penggunannya sekitar 272,340 ha dengan komoditi utama yang di

usahakan yaitu ; tanaman ubi kayu, jagung dan kacang tanah.

Untuk luasan lahan pekarangan yang baku belum dapat di inventarisir karena

pengukuran luas lahan pekarangan disatukan dengan luas pemukiman. Sedangkan

pemanfaatannya hanya sebagian kecil penduduk yang sudah biasa memanfaatkan lahan

pekarangan dengan menanam tanaman hias, dan belum diusahakan secara optimal dan

komersial.

Page 6: Laporan KWT

6

2.4. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Desa Karayunan sampai dengan akhir tahun 2011 tercatat

4.477 orang. Dari jumlah tersebut diperinci berdasarkan jenis kelamin sebagaimana

disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Sampai Akhir

Tahun 2011

No. Desa/Kelurahan

Jenis Kelamin

Jumlah

(orang) Kepala

Keluarga

(orang)

Laki-Laki

(orang)

Perempuan

(orang)

1. Karayunan 1.336 2.155 2.322 4.477

Jumlah 1.336 2.155 2.322 4.477

Sumber : Profil Desa Karayunan 2011

Jumlah penduduk berdasarkan klasifikasi umur dapat dipergunakan sebagai

acuan dalam menentukan tingkat produktifitas penduduk suatu wilayah. Adapun

jumlah penduduk berdasarkan klasifikasi umur Desa Karayunan dapat dilihat pada

Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Klasifikasi Umur

No. Kelompok Umur (th) Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1. 0 – 1 128 228 356

2. 2 – 5 228 235 463

3. 6 – 7 228 155 383

4. 8 – 12 303 369 672

5. 13 – 15 223 258 481

6. 16 – 21 306 395 701

7. 22 – 58 455 316 722

8. 59 – ke atas 283 366 649

Jumlah 2.155 2.322 4.477

Sumber : Profil Desa Karayunan 2011

Page 7: Laporan KWT

7

Mata pencaharian penduduk Desa Karayunan tahun 2011 antara lain ; Karyawan

swasta, pedagang/wiraswasta, PNS, TNI, jasa dan lain-lain. Untuk lengkapnya struktur

mata pencaharian penduduk Desa Karayunan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Jenis Matapencaharian Jumlah (orang) Keterangan

1. Petani 1.028

2. Karyawan Swasta 3

3. Pedagang/wiraswasta/pengusaha 225

4. PNS/TNI-POLRI/Pamong Desa 100

5. Jasa 4

6. TKI 33

7. Pensiunan 28

Jumlah 1.421

Sumber : Profil Desa Karayunan 2011

Besarnya mata pencaharian penduduk Desa Karayunan kurang lebih 72,34 %

pada sektor pertanian hal ini ditunjang oleh lahan pertanian yang cukup luas yang dapat

dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.

Pada Tabel 6 di bawah ini dapat dilihat variasi tingkat pendidikan di Desa

Karayunan :

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sampai

Tahun 2011

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Keterangan

1. Tidak/belum/sedang sekolah 1.288

2. Tidak tamat SD -

3. Tamat SD 1.678

4. Tamat SLTP 668

5. Tamat SLTA 568

6. Tamat Perguruan Tinggi 275

Jumlah 4.477

Sumber : Profil Desa Karayunan 2011

Page 8: Laporan KWT

8

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN

3.1. Uraian Kegiatan Pendampingan

Kegiatan yang dilaksanakan di Kelompok Wanita Tani Mekar Mulya Desa

Karayunan pada Hari Rabu Tanggal 26 September 2012 diantaranya Pengembangan

Kelompok Wanita dengan tujuan mengembangkan pola pikir, keterampilan dan

perubahan sikap kelompok wanita dalam mengkonsumsi pangan beragam, bergizi, dan

berimbang.

Adapun kegiatan tersebut dilaksanakan melalui :

1. Pertemuan rutin bulanan

- Penyuluhan tentang lahan pekarangan dan pemanfaatannya.

- Pembuatan kolam

- Panen kebun bibit percontohan

- Pembuatan Kebun bibit dan media vertikultur untuk tanaman sayuran/horti KWT

2. Kunjungan/Anjang sono kepada pengurus dan anggota kelompok

3. Mengikuti kegiatan gelar produk (peuyeum gaplek & abon sukun).

3.2 Perkembangan Kelompok

Penguatan dan pengembangan kelembagaan dalam hal ini Kelompok Wanita

Tani Mekar Mulya sangat dibutuhkan dalam upaya mendorong dan membimbing

Kelompok agar mampu bekerja sama dibidang ekonomi secara berkelompok, yang

akhirnya akan mampu menumbuhkan keswadayaan dan kemandirian dari kelompok.

Adapun perkembangan kelompok wanita tani Mekar Mulya pada bulan ke-8

antara lain :

1. Tersusunnya administrasi kelompok

2. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan anggota kelompok dalam

pemanfaatan lahan pekarangan.

3. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan anggota kelompok dalam

pemanfaatan lahan pekarangan

Page 9: Laporan KWT

9

4. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan anggota kelompok dalam

penyediaan pangan lokal dan penyiapan makanan beragam, bergizi, berimbang dan

aman (peuyeum gaplek & abon sukun)

Page 10: Laporan KWT

10

BAB IV

PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH

4.1. Permasalahan

1. Masih kurangnya modal kelompok untuk pengembangan usaha

2. Masih kurangnya pengetahuan tentang pemanfaatan lahan pekarangan sempit secara

optimal.

3. Masih rendahnya pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota kelompok tentang

produk olahan pangan lokal.

4.2. Upaya Pemecahan Masalah

1. Melakukan pemupukan modal kelompok melalui simpanan anggota.

2. Penyuluhan tentang tata guna dan manfaat lahan pekarangan.

3. Penyuluhan penyediaan pangan lokal dan penyiapan makanan beragam, bergizi,

berimbang dan aman (peuyeum gaplek & abon sukun)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Masih kurangnya permodalan kelompok sehingga menghambat perkembangan

usaha.

2. Masih kurangnya pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota kelompok wanita

kuta mandiri terhadap tata guna lahan pekarangan.

3. Masih kurangnya pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota kelompok wanita

kutamandiri tentang penyediaan pangan lokal dan penyiapan makanan beragam,

bergizi, berimbang dan aman (peuyeum gaplek & abon sukun)

5.2. Saran

Page 11: Laporan KWT

11

1. Untuk kelancaran dan keberhasilan kegiatan Program P2KP diharapkan adanya

pembinaan yang berkala dan simultan terhadap Kelompok Wanita Tani Mekar

Mulya sehingga Pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota dapat meningkat.

2. Untuk meningkatkan motivasi usaha kelompok diharapkan adanya bantuan

permodalan dari instansi terkait.