laporan kunker komisi vi dpr ri ke provinsi sulawesi utara pada

40
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI SULAWESI UTARA PADA MASA RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2012 2013 TANGGAL 5-9 NOPEMBER 2012 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. DASAR Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor: 86/PIMP/I/2012-2013 tanggal 25 Oktober 2012 tentang Penugasan Anggota Komisi I s.d. Komisi XI DPR RI untuk melakukan Kunjungan Kerja Kelompok pada Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2012 2013. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan ini dimaksudkan untuk menyampaikan pokok-pokok permasalahan sebagai hasil temuan Komisi VI DPR RI yang menyangkut bidang tugasnya selama Kunjungan Kerja ke Provinsi Sulawesi Utara dalam rangka memenuhi salah satu fungsi Dewan sebagaimana diatur dalam Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib dengan tujuan sebagai bahan masukan bagi Pemerintah untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku. 1.3. SASARAN DAN OBYEK KUNJUNGAN KERJA Sasaran Kunjungan Kerja dititik beratkan pada aspek: 1. Pengawasan Pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan, khususnya yang berkaitan dengan bidang mitra kerja Komisi VI DPR RI. 2. Pengawasan terhadap kinerja lembaga-lembaga/badan yang berada di dalam lingkup mitra kerja Komisi VI DPR RI. 3. Pengawasan terhadap implementasi Public Service Obligation (PSO) dan pelaksanaan subsidi yang dilakukan oleh para Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Provinsi Sulawesi Utara. 4. Pembahasan perkembangan daerah, khususnya yang terkait dengan bidang tugas mitra kerja Komisi VI DPR RI. 5. Memonitor situasi lapangan serta menampung aspirasi yang berkembang mengenai lapangan kerja, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.

Upload: trinhtu

Post on 31-Dec-2016

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI SULAWESI UTARA

PADA MASA RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2012 – 2013

TANGGAL 5-9 NOPEMBER 2012

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. DASAR

Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor: 86/PIMP/I/2012-2013 tanggal 25 Oktober 2012 tentang Penugasan Anggota Komisi I s.d. Komisi XI DPR RI untuk melakukan Kunjungan Kerja Kelompok pada Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2012 – 2013. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan ini dimaksudkan untuk menyampaikan pokok-pokok permasalahan sebagai hasil temuan Komisi VI DPR RI yang menyangkut bidang tugasnya selama Kunjungan Kerja ke Provinsi Sulawesi Utara dalam rangka memenuhi salah satu fungsi Dewan sebagaimana diatur dalam Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib dengan tujuan sebagai bahan masukan bagi Pemerintah untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku.

1.3. SASARAN DAN OBYEK KUNJUNGAN KERJA

Sasaran Kunjungan Kerja dititik beratkan pada aspek: 1. Pengawasan Pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan, khususnya

yang berkaitan dengan bidang mitra kerja Komisi VI DPR RI. 2. Pengawasan terhadap kinerja lembaga-lembaga/badan yang berada di

dalam lingkup mitra kerja Komisi VI DPR RI. 3. Pengawasan terhadap implementasi Public Service Obligation (PSO)

dan pelaksanaan subsidi yang dilakukan oleh para Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Provinsi Sulawesi Utara.

4. Pembahasan perkembangan daerah, khususnya yang terkait dengan bidang tugas mitra kerja Komisi VI DPR RI.

5. Memonitor situasi lapangan serta menampung aspirasi yang berkembang mengenai lapangan kerja, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.

Page 2: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

Sedangkan obyek yang dikunjungi dan dibahas meliputi:

1. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara; 2. Pemerintah Kota dan Kabupaten di Sulawesi Utara; 3. PT. Pupuk Indonesia Holding PT. Pupuk Kaltim, 4. PTPN XIV, 5. PT. Sang Hyang Seri, 6. PT. Pertani, 7. Perum Bulog 8. PT. Pertamina (Persero), 9. PT. PLN (Persero), 10. PT. Semen Tonasa (Persero), 11. PT. Telkom (Persero) 12. PT. PELINDO IV, 13. PT. PELNI, 14. PT. Angkasa Pura I 15. PT. Merpati Nusantara Airlines (Persero), 16. PT. ASDP Ferry dan 17. PT. Garuda Indonesia.

1.4. WAKTU DAN ACARA KUNJUNGAN KERJA

(Terlampir)

1.5. ANGGOTA TIM KUNJUNGAN KERJA (Terlampir)

Page 3: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

BAB II DESKRIPSI UMUM DAERAH KUNJUNGAN KERJA

Provinsi Sulawesi Utara terdiri dari wilayah kepulauan dan daratan. Panjang garis pantai: 1.837 km dengan luas daratan: 2.200 km2. Luas wilayah adalah 15.779,52 km2, dengan jumlah penduduk sebanyak 2.402.548 jiwa. Mata pencaharian mayoritas masyarakatnya adalah nelayan. Sulawesi Utara memiliki hasil bumi terbesar yaitu kelapa, cengkeh dan pala.

Secara geografis, Provinsi Sulawesi Utara berada di ujung utara kepulauan nusantara sehingga berperan sebagai pembatas negara RI dengan negara Philipina, batas wilayah lengkapnya sebagai berikut: Utara : Philipina Selatan : Teluk Tomini Barat : Provinsi Gorontalo Timur : Laut Maluku Sulawesi Utara memiliki nilai strategis : 1. Berada di pinggir Asia dan Pasifik sehingga memungkinkan menjadi salah satu pusat kegiatan ekonomi regional di Kawasan Timur Indonesia; 2. Berada pada jalur lintasan Alur Laut Kepulauan Indonesia ALKI 2 dan ALKI 3; 3. Didukung oleh pelabuhan bertaraf Internasional. Wilayah Perairan laut Sulawesi Utara memiliki 124 pulau yang terdiri dari 3 gugusan kepulauan: 1. Gugusan Kepulauan Talaud, terletak paling utara yang secara administratif masuk di Kabupaten Talaud; 2. Gugusan Sangir Besar, secara administratif masuk di Kabupaten Sangihe; 3. Gugusan Tagulandang dan Biaro (disingkat Sitaro), menunggu status otonom.

Ada 15 Kabupaten/ Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu: Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mondondow Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Sangihe, Kabupaten Sitaro, Kabupaten Talaud, Kota Mubagu, Kota Bitung, Kota Manado, dan Kota Tumohon.

Dari pertemuan dengan Gubernur diperoleh informasi bahwa masalah kelangkaan BBM merupakan faktor utama penghambat majunya usaha perikanan. Karena Sulawesi Utara merupakan daerah kepulauan, maka solusi utamanya adalah diperlukan infrastruktur yang memadai untuk menjangkau setiap daerah agar mudah memperoleh bahan bakar guna kelangsungan hidup masyarakatnya. Permasalahan lainnya, masih di sektor perikanan akibat kekurangan pasokan BBM adalah kurangnya pengembangan dari potensi laut yang ada. Praktek illegal fishing masih sangat bebas di lautan Sulawesi.

Di bidang perekonomian perdagangan, didapatkan bahwa munculnya pasar modern telah mempengaruhi tumbuh kembangnya pasar tradisional. Diharapkan dari pertemuan ini adalah peningkatan anggaran daerah guna melakukan revitalisasi pasar tradisional. Program Corporate Social Responsibility (CSR) dirasakan belum memberikan kontribusi yang konkrit. Program dari BUMN yaitu Program Kemitraaan Bina Lingkungan (PKBL) juga masih sangat minim di Provinsi Sulawesi Utara.

Page 4: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

BAB III DESKRIPSI PERBIDANG

3.1. PEMERINTAH DAERAH SULAWESI UTARA 1. Wakil Walikota Bitung

Sulawesi menjadi salah satu koridor bagi Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Kota Bitung mengharapkan kemudahan akses bagi keluar masuknya kontainer di pelabuhan Bitung. Percepatan pembangunan pelabuhan oleh Pelindo IV, diyakini mampu membantu menggerakkan roda perekonomian bagi masyarakat nelayan Bitung. Apabila pebuhan ini telah mampu secara optimal beroperasi, maka multiplier effectnya akan berpengaruh bagi kemajuan Bitung.

3 Pasar tradisional memperoleh alokasi dari pemerintah pusat untuk dilakukan revitalisasi di tahun 2012 ini. Untuk masalah BBM, alokasi di kota ini sangat sedikit. Keluhan lain yang disampaikan adalah konversi minyak tanah ke solar tidak ditambahkan kuotanya.

2. Bupati Bolaang Mongondow Timur

Merupakan salah satu Kabupaten baru yang memasuki tahun ke 4, dan merupakan Kabupaten ke 14 di Provinsi Sulawesi Utara. Peran BUMN dirasakan masih sangat kecil. Hanya ada Bank BNI yang memiliki MoU dengan Kapupaten ini. Bahkan terdapat sebuah desa yang dinamakan desa BNI. Wujud CSR yang diberikan oleh BNI adalah peternakan kambing yang bisa diberdayakan oleh warganya. Di bidang informal, dibantu juga didirikan taman bacaan bagi anak-anak serta disiapkan alat menjahit bagi para ibu.

Permasalahan yang muncul adalah mengenai pupuk, belum adanya suplai pupuk di Kabupaten Bolmut ini. Untuk mendapatkan pasokan pupuk diambil dari Kotamobago yang merupakan distributor untuk Sulawesi. Untuk BBM dan PLN dirasa sudah cukup terpenuhi. Jumlah pasar yang ada sejumlah 1 pasar induk dan 2 pasar penyanggah, serta 1 pasar koperasi. Pasar di Kabupaten ini telah memperoleh bantuan dari Kementerian Perdagangan sebesar 5 milyar. Tetapi masih diperlukan 15 milyar lagi untuk merevitalisasi pasar tradisional yang ada.

3. Walikota Kotamobago

Kelangkaan pupuk di kota ini dikarenakan distributornya masih terpusat di kota Mobago. Harapannya adalah diberikan prioritas yang lebih untuk pemberian pupuk, tidak hanya di kabupaten tapi juga di perkotaan.

BUMN yang berinteraksi dengan Kabupaten Kotamobago adalah Bank BRI, sedangkan yang lain masih dirasa kurang memberikan peran bagi pemberdayaan masyarakat setempat. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah memberikan bantuan bagi perkembangan pasar tradisional. Sedangkan untuk koperasi, memiliki kendala menyangkut permodalan. Koperasi belum bisa berkembang dan membantu perekonomian masyarakat.

4. Bupati Bolaang Mongondow Utara

Kabupaten ini merupakan daerah pemekaran sejak 5 tahun yang lalu. Permasalahan pupuk juga sangat dirasakan disini. Pendistribusian pupuk terpusat sehingga sering terjadi keterlambatan. Kelistrikan juga mengalami kesulitan,

Page 5: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

demikian juga dengan telekomunikasi. Jaringan telepon dan faksimili sama sekali belum dapat tersambung.

Kementerian Koperasi telah memberikan bantuan berupa perbaikan pasar tradisional bagi 6 kecamatan. Oleh Bupati, adanya pasar modern tetap dianggap perlu bagi pengembangan kabupaten. Untuk masalah BBM, masih sangat sulit karena hanya ada 1 SPBU tetapi saat ini juga sudah ditutup operasionalnya karena pemilik mengalami masalah pidana. Penduduk setempat harus menempuh perjalanan sejauh 180 km dahulu menuju Kotamobago untuk dapat memperoleh BBM.

5. Bupati Minahasa Tenggara

Kabupaten ini memiliki 2 SPBU dan penyaluran BBM berjalan dengan baik. Permasalahan pupuk diakibatkan pupuk yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah urea dan NPK, sementara yang didapat yaitu granuler padat dan cair atau organik. Kabupaten ini telah memiliki 7 pasar tradisional, bantuan sebesar 2 milyar masih dirasakan kurang bagi 12 kecamatan yang ada. Saat ini sedang dibangun satu pasar baru, tetapi permasalahannya yaitu pedagang tidak mau beralih karena lokasi yang baru dianggap kurang strategis. Permasalahan di bidang kelistrikan yaitu diperlukan tambahan daya listrik untuk mencukupi kebutuhan masyarakatnya. Sedangkan di bidang perbankan, terdapat 3 bank yang telah beroperasi yaitu Bank Sulut, Bank BRI, dan Bank Mandiri yang diharapkan ada peningkatan 1 grade.

Page 6: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN,

PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI

4.1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1.1. BUMN PERTANIAN DAN PERIKANAN PT. PUPUK INDONESIA PUPUK KALTIM

PT Pupuk Kaltim berdiri pada tanggal 7 Desember 1977. Saat ini status perusahaan adalah anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), dengan pemegang saham terdiri dari PT Pupuk Indonesia (Persero) sebesar 99,99% dan YKHT PKT sebesar 0,01%. Pupuk Kaltim adalah produsen Pupuk Urea terbesar di Indonesia, dengan wilayah pemasaran mencakup 2/3 wilayah Indonesia, terutama di Kawasan Timur Indonesia.

Pupuk Kaltim juga memproduksi dan menjual amoniak, pupuk NPK dan pupuk organik. Segmen pasar produk Pupuk Kaltim adalah sektor pangan (bersubsidi), sektor perkebunan, sektor industri, dan ekspor. Realisasi penyaluran pupuk urea bersubsidi di wilayah Sulawesi Utara adalah sebagai berikut:

2008 24.076,00 ton

2009 19.609,60 ton

2010 19.896,86 ton

2011 20.230,45 ton

Jumlah Kabupaten / kota : 15 Kabupaten/kota Jumlah Gudang : 3 Gudang Jumlah Distributor : 6 Perusahaan Jumlah Pengecer : 211 Perusahaan Berikut adalah subsidi pupuk di Sulawesi Utara

Jenis

Pupuk

Tonase HET

(Rp)

Nilai Subsidi

(Rp)

Nilai Subsidi

(Rp)

Urea 1.782.529,69 1.800.000 2.344.820.743.520,70

2.653.931.272.996,54NPK 138.398,31 2.300.000 310.616.317.349,73

Organik 26.203,82 500.000 33.834.236.214,91

Pagu APBN 2012 Subsidi 1.936.644.969.000,-

Kekurangan Pagu Subsidi 717.286.303.996.54

Catatan : Penyaluran Okt menggunakan prognosa dan Nov-Des menggunakan

SK Mentan

Page 7: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) bertujuan untuk membina masyarakat agar bisa mandiri dan meningkatkan taraf hidupnya dengan potensi ekonomi yang dimilikinya. Pelaksanaannya diatur oleh Peraturan Meneg BUMN No.05/MBU/2007, tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Dananya berasal dari 1 s.d 3 % laba bersih perusahaan. Wilayah binaan terdapat di: Bontang, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat. Berikut jumlah mitra binaan per sektor periode tahun 2009 s.d. Sept. 2012:

Sedangkan penyaluran dana kemitraan per sektor periode tahun 2009 s.d 2012 adalah sebagai berikut: PTPN XIV

PTPN XIV berkedudukan di Makassar berdiri pada tanggal 11 Maret 1996, yang merupakan hasil leburan dari PTP XXVIII, PTP XXXII, PT Bina Mulya Ternak dan Eks Proyek PTP XXIII. Bisnis yang dikelola adalah budidaya tanaman tebu, kelapa sawit, kakao, karet, kelapa, ubi kayu, jasa olah kapas dan ternak sapi dengan komoditas yang menjadi bisnis utama gula dan minyak kelapa sawit. Lokasi unit usaha tersebar di 7 provinsi, meliputi : Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur, dengan areal konsesi seluas 126.917,97 ha.

2009 2010 2011 SEP 2012

Sektor Industri 116 92 81 75 364

Sektor Perikanan 50 61 32 30 173

Sektor Pertanian 20 21 59 28 128

Sektor Jasa 128 164 159 96 547

Sektor Perdagangan 711 700 587 439 2,437

Sektor Peternakan 63 41 18 39 161

Sektor Perkebunan 9 11 5 6 31

Sektor Lainnya 14 5 3 4 26

Total Realisasi 1,111 1,095 944 717 3,867

TAHUNTOTALSEKTOR

2009 2010 2011 SEP 2012

Sektor Industri 2,692 2,379 2,549 2,505 10,125

Sektor Perikanan 822 1,297 717 732 3,568

Sektor Pertanian 185 266 697 1,349 2,497

Sektor Jasa 3,737 4,710 5,143 3,553 17,142

Sektor Perdagangan 18,907 20,456 20,215 14,296 73,873

Sektor Peternakan 910 637 349 850 2,746

Sektor Perkebunan 87 230 126 80 523

Sektor Lainnya 1,200 511 250 316 2,277

Total Realisasi 28,540 30,485 30,045 23,680 112,750

TAHUNTOTALSEKTOR

*Dalam (Rp Jutaan)

Page 8: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

Kinerja perusahaan pada tahun 1996-1998 masih meraih laba, sedangkan mulai tahun 1999 sampai dengan tahun 2011 mengalami kerugian terus menerus, terutama dialami unit usaha gula. Berikut adalah kinerja Produksi 5 Tahun Terakhir:

Unit Usaha PTPN XIV di Sulawesi Utara Unit Minahasa-Halmahera (Mira) tersebar di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Minahasa Utara dan Minahasa Selatan (Prov. Sulawesi Utara) dan Kabupaten Halmahera Utara (Prov. Maluku Utara). Total luas areal HGU dan Non HGU 3.461 ha. Kegiatan usaha adalah budidaya tanaman kelapa (kelapa hibrida, kelapa belanda, kelapa nias dan kelapa tall) dengan produksi lapangan rata-rata sekitar 2.300.000 butir kelapa per tahun. Kelapa diolah menjadi kopra dan dijual dalam bentuk kelapa kupas.

Unit Mira dipimpin oleh seorang Kepala Unit. Jumlah karyawan Unit Kebun Mira adalah 18 orang karyawan tetap dan 27 orang karyawan tidak tetap. Berikut adalah kinerja PTPN XIV Sulawesi Utara selama 3 tahun terakhir baik dari aspek manajemen, operasional maupun financial, serta gambaran tentang target dan realisasinya.

Aspek Operasional (Produksi)

Aspek Finansial (Hasil Usaha) Total luas areal HGU dan Non HGU di Unit Mira adalah 3.461 ha sebagai berikut :

2007 2008 2009 2010 2011

1 GULA Ton 19.341 30.112 25.288 24.100 22.088

2 TETES Ton 18.784 26.209 23.296 25.205 21.321

3 CPO Ton 28.002 22.506 23.012 21.080 25.779

4 KERNEL Ton 5.003 4.300 4.559 3.293 4.344

5 KARET Ton 2.601 2.446 2.112 1.758 1.304

6 KAKAO Ton 810 473 674 293 209

7 KOPRA Ton 1.266 1.368 1.283 1.197 705

8 KELAHIRAN TERNAK Ekor 315 384 303 223 365

NO. URAIANT A H U N

RKAP REALISASI RKAP REALISASI RKAP REALISASI

1. Produksi Lapangan Butir 2.837.000 2.239.071 2.837.000 2.560.259 2.837.000 2.186.809

Kelapa Hibrida Butir 1141300 976.238 1.388.000 866.073 1.388.000 884.790

Kelapa Nias Butir 1.388.000 816.550 1.141.300 1.319.582 1.141.300 1.022.660

Kelapa Tall Butir 307700 446.283 307.700 374.604 307.700 279.359

2. Hasil Olahan

Kopra Kg 387.000 234.689 387.000 110.433 175.996 86.425

Kelapa Kupas Kg - 296.830 - 988.117 951.387 889.335

Uraian2009 2010 2011

RKAP REAL RKAP REAL RKAP REAL

Pendapatan Penjualan Rp juta 1.180 947 1.355 1.173 1.712 1.805

Harga Pokok Penjualan Rp juta 1.279 1.423 1.281 1.389 1.546 1.718

Laba/(Rugi) Kotor Rp juta (99) (476) 74 (215) 166 87

Pendapatan/(Biaya) Lain2 Rp juta - 0 - 6 - 39

Laba/(Rugi) Unit Rp juta (99) (476) 74 (209) 166 126

Uraian Sat.2009 2010 2011

Page 9: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

Jenis produk yang dihasilkan adalah kelapa butir. Dari kelapa butir diolah menjadi kopra dan ada yang dijual dalam bentuk kelapa kupas. Tanaman kelapa umumnya sudah tua yakni di atas 25 tahun sehingga sudah tidak produktif. Sehubungan dengan dana untuk investasi yang terbatas, PTPN XIV fokus pada pengembangan tanaman kelapa sawit di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara serta tanaman karet di Maluku. Untuk Unit Mira direncanakan akan dicarikan mitra strategis untuk dikerjasamakan.

Kerjasama PTPN XIV dengan petani di Sulawesi Utara dalam bentuk pemanfaatan lahan untuk palawija. Kerjasama dengan petani sebagian besar di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan pada komoditi kelapa sawit dan karet yaitu berupa antara lain penyediaan bibit, penyuluhan, pembelian hasil (TBS dan lump), dan akses ke lembaga keuangan.

Kendala utama PTPN XIV dalam mengembangkan usaha adalah keterbatasan dana investasi. Sumber pendanaan dari lembaga keuangan belum memungkinkan karena masih berada pada posisi Kol 5. Ketersediaan benih dan pupuk bukan merupakan kendala. Benih dapat disediakan oleh Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma) – Manado.

Pada 5 tahun terakhir, PTPN XIV tidak menyalurkan dana untuk PKBL berhubung kinerja keuangan yang belum baik (merugi). Kegiatan PKBL pada saat ini adalah pengelolaan dana yang telah berjalan yang meliputi bidang-bidang perdagangan, industri, pertanian, perikanan, dan jasa. Sampai saat ini masih terdapat sisa piutang pokok sebesar Rp 908 juta dan bunga Rp 81,7 juta.

Bina lingkungan yang telah dilakukan antara lain: bantuan bencana alam, pinjam pakai lahan untuk terminal, peminjaman lahan untuk penyediaan air bersih, penyediaan bibit untuk penghijauan, perbaikan/pembangunan sarana ibadah, kantin kejujuran, dan bantuan pendidikan/pelatihan.

PT. Sang Hyang Seri

PT. Sang Hyang Seri (SHS) merupakan perusahaan binaan Kementrian BUMN (berdasarkan PP 41/2003,14 Juli 2003) yang kegiatan usaha utamanya bergerak dibidang produksi dan pemasaran bibit/ benih untuk pertanian, perkebunan dan perikanan. Selain itu BUMN ini juga menyediakan jasa penelitian, sertifikasi, pendidikan, penyuluhan dan jasa lainnya dalam bidang perbenihan. Dengan menghasilkan produk agroindustri bermutu melalui pemanfaatan sumberdaya perusahaan secara efisien dan efektif untuk

Luas Areal Jalan & Areal

Areal Tanaman Emplasmen Kosong

SULAWESI UTARA Ha 2.239 1.200 55 984

- Kab. Minahasa Utara Ha 1.440 799 16 625

- Kab. Minahasa Selatan Ha 799 401 39 359

MALUKU UTARA Ha 1.222 60 8 1.154

- Kab. Halmahera Utara Ha 1.222 60 8 1.154

JUMLAH Ha 3.461 1.260 63 2.138

Uraian Sat.

Page 10: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

memberikan manfaat optimal bagi stakeholders, perusahaan ini memiliki visi menjadi perusahaan agroindustri benih nasional kelas dunia. PT. SHS memiliki 6 Kantor Regional atau pada 22 Cabang Pabrik Pengolahan Benih yang tersebar di seluruh Indonesia, perusahaan ini telah menghasilkan benih sebanyak 73.000 ton/ tahun. PT. SHS juga memiliki Pabrik Pupuk Organik Granul (POG) dengan kapasitas produksi 18.000 ton/th di Pasuruan, Pabrik NPK dengan kapasitas produksi 15.000 ton/tahun di Sukamandi dan Pabrik Pupuk Organik Cair (POC) dengan kapasitas produksi 2.500.000 liter/ tahun di Klaten. Dalam melaksanakan program ketahan dan swasembada pangan nasional, peran yang dilakukan PT. SHS adalah menyediakan Benih Unggul baik benih padi, jagung, dan kedele untuk pasar subsidi, non subsidi dan menunjang program-program pemerintah melalui Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) dan Cadangan Benih Nasional (CBN) serta melaksanakan Program GP3K (Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi). Bagi petani program ini akan memberi manfaat berupa peningkatan produksi dan pendapatan melalui kawalan teknologi berupa penyediaan benih, pupuk, obat-obatan dan modal kerja, bagi negara akan tercapainya ketahanan pangan yang berkelanjutan. Bagi SHS program ini menjadi wahana peningkatan dan citra perusahaan.. Berikut adalah Penyaluran BLBU Tahun 2011 Provinsi Sulawesi Utara (APBN-P). Rencana dan realisasi penyaluran BLBU APBN Tahun 2012 Prov Sulawesi Utara (Per : 25 Oktober 2012)

Padi Padi Padi Jagung

Hibrida Non Hibrida Lhn Kering Hibrida

1 Bolaang Mongondow 3.750 25.000 - -

2 Minahasa Selatan 3.750 - - -

3 Tomohon 2.250 3.925 - 7.500

4 Bolmong Utara - - - 37.500

5 Bitung - - - 4.500

6 Bolmong Selatan 3.000 7.500 - -

7 Bolmong Timur - 7.500 - 13.500

8 Kotamobagu - 10.000 - 4.500

Jumlah Sulut 12.750 53.925 - 67.500

Realisasi Pengiriman (kg)

No Kab/Kota

Prov. Sulut

Rencana Realisasi Sisa1 Kab. Bolaang Mangondow 425.000 385.000 40.000

2 Kab. Minahasa 240.625 240.625 -

3 Kab. Kep. Talaud 2.500 2.500 -

4 Kab. Minahasa Selatan 118.750 118.750 -

5 Kota Tomohon 12.500 12.500 -

6 Kab. Minahasa Utara 86.250 86.250 -

7 Kab. Minahasa Tenggara 91.250 91.250 -

8 Kab. Bolmong Utara 145.000 120.000 25.000

9 Kab. Sangihe 4.375 4.375 -

10 Kab. Bolmang Selatan 50.000 50.000 -

11 Kab. Bolmang Timur 42.500 42.500 -

12 Kota Kotamobagu 31.250 31.250 -

JUMLAH 1.250.000 1.185.000 65.000

Padi Non HibridaKABUPATENNO

Page 11: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

Realisasi Penyaluran BLP TA 2011 Provinsi Sulawesi Utara. Sementara untuk tahun 2012 tidak ada BLP. PT. PERTANI

Lingkup bisnis meliputi: pemasaran pupuk (organik dan anorganik), produksi dan pemasaran benih, serta pemasaran pestisida. Wilayah kerja PT. Pertani cabang Sulawesi Utara meliputi: Provinsi Sulawesi Utara & Gorontalo.

Rencana Realisasi Sisa1 Kab. Bolaang Mangondow 28.125 28.125 -

2 Kab. Minahasa 16.250 16.250 -

3 Kab. Kep. Talaud - - -

4 Kab. Minahasa Selatan 36.250 36.250 -

5 Kota Tomohon - - -

6 Kab. Minahasa Utara 31.250 31.250 -

7 Kab. Minahasa Tenggara 3.125 3.125 -

8 Kab. Bolmong Utara 33.750 33.750 -

9 Kab. Sangihe 8.750 8.750 -

10 Kab. Bolmang Selatan 9.375 9.375 -

11 Kab. Bolmang Timur 8.125 8.125 -

JUMLAH 175.000 175.000 -

Padi Lahan KeringKABUPATENNO

Rencana Realisasi Sisa1 Kab. Bolaang Mangondow 40.000 40.000 -

2 Kab. Minahasa 12.000 12.000 -

3 Kab. Kep. Talaud -

4 Kab. Minahasa Selatan 10.000 10.000 -

5 Kota Tomohon -

6 Kab. Minahasa Utara 2.000 2.000 -

7 Kab. Minahasa Tenggara -

8 Kab. Bolmong Utara 10.000 10.000 -

9 Kab. Sangihe -

10 Kab. Bolmang Selatan 4.000 4.000 -

11 Kab. Bolmang Timur 2.000 2.000 -

JUMLAH 80.000 80.000 -

KedelaiKABUPATENNO

NPK POG POC

1 Bolaang Mongondow 156.000 156.000 7.800

2 Bolmong Utara 95.000 95.000 4.750

3 Bolmong Selatan 30.500 30.500 1.525

4 Bolmong Timur 40.400 40.400 2.020

NO KABUPATENKOMOIDTI PUPUK (KG)

PROV.SULUT

Page 12: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

Realisasi penjualan PT. Pertani (Persero) Cab. Sulawesi Utara tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Rp Juta

NO URAIANTAHUN 2008 TAHUN 2009 TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012

REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI TARGET

1 2 3 4 5 6 7

1 Penjualan/Pendapatan 17.387,61 38.171,17 65.408,55 54.917,20 39.256,85

2 Harga Pokok 15.822,88 33.992,63 55.483,39 47.812,48 32.051,62

3 Laba Kotor 1.564,73 4.178,54 9.925,16 7.104,72 7.205,23

4 Biaya Langsung 476,58 1.178,93 5.420,11 3.481,30 906,00

5 Margin 1.088,15 2.999,61 4.505,05 3.623,42 6.299,23

6 Biaya Tidak Langsung 1.577,29 1.000,98 565,23 586,99 1.158,40

7 Laba Operasional (489,14) 1.998,63 3.939,82 3.036,43 5.140,83

8 Pend & By.Diluar Usaha 0,87 2,09 13,35 13,81 -

9 Laba Bersih (488,27) 2.000,72 3.953,17 3.050,24 5.140,83

NO URAIANR E A L I S A S I TARGET

Tahun 2012Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

1 2 4 5 6 7

1 PUPUK SUBSIDI 4.714,81 4.303,75 5.575,35 11.300,00

2 PUPUK NON SUBSIDI - - -

a. Produk Non Pertani - - -

b. Produk Pertani 1.736,64 9.893,59 4.382,15 1.294,00

3 BENIH SUBSIDI

a. Benih Padi 109,87 151,14 38,36 775,00

b. Benih Jagung 1,80 - - 350,00

4 BENIH NON SUBSIDI

a. Benih Padi 1.156,50 1.608,21 1.392,25

b. Benih Jagung 371,25 453,06 390,60

c. Benih Lainnya - - - -

5 ANEKA USAHA - - 2,99 200,00

JUMLAH 8.090,87 16.409,75 11.781,70 13.919,00 Sinergi dengan kelompok tani/ petani untuk mendukung

swasembada pangan di Provinsi Sulawesi Utara yaitu:

Untuk menyediakan benih unggul PT Pertani melakukan kemitraan dengan kelompok Tani Penangkar seluas kurang lebih 215 Ha dengan Jumlah Kelompok Tani sebanyak 6 Kelompok.

Khusus untuk kemitraan penangkar benih, PT Pertani bertindak sebagai off taker hasil panen sehingga memberikan kepastian pembelian dan harga saat panen.

PT Pertani bertindak sebagai avalis kelompok Tani dalam memperoleh kredit KKP-E bank BRI.

Kemitraan dengan kelompok tani dalam program GP3K seluas 152,50 ha yang didukung dengan dana dari KKPE BRI sebesar Rp. 426.321.250,-

Sinergi/kemitraan PT Pertani dengan BUMN lain yaitu PT. Pupuk Kaltim sudah sejak lama terjalin, dimana PT. Pertani sebagai salah satu distributor pupuk. BUMN lainnya yang bekerjasama dengan PT Pertani adalah dengan PT SHS selalu bermitra dalam menyediakan benih unggul bermutu. Sinergi/ kemitraan PT Pertani dengan Petani dan BUMN semakin

Page 13: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

erat sejak dicanangkan program GP3K (Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi) pada tahun 2011.

Kegiatan PSO yang dilaksanakan di provinsi Sulawesi Utara meliputi: Subsidi Benih, BLBU & BLP. Realisasi 3 tahun terakhir sbb:

1. Subsidi Benih Penyaluran Benih bersubsidi PT Pertani Cabang Sulawesi Utara,

belum mengalami kenaikan yang signifikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kendala penyaluran benih subsidi adalah: Kebiasaan petani menggunakan benih tanpa label, serangan hama, anomali iklim yang mengakibatkan perubahan varietas atau perubahan jadwal tanam. Dengan adanya kegiatan bantuan benih melewati BLBU, diharapkan kesadaran petani menggunakan benih berlabel semakin meningkat.

2. Kegiatan BLBU dan BLP

Satuan : Ton

JENISKOMODITI

TAHUN 2009 TAHUN 2010 TAHUN 2011

PSO ALOKASI REALISASI % ALOKASI REALISASI % ALOKASI REALISASI %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

BLBU

Padi Non Hib 662,33 662,33 100 % 1.275,64 1.275,64 100 % 452,50 452,50 100 %

Padi Hibrida 49,50 49,50 100 % 33,75 33,75 100 % 5,70 5,70 100 %

Padi Lahan Kering - - - 47,50 47,50 100 % - - -

Jagung Hibrida 258,39 258,39 100 % 137,29 137,29 100 % 172,13 172,13 100 %

Kedele 80,00 80,00 100 % 70,00 70,00 100 % - - -

Kacang Tanah - - - 192,00 192,00 100 % - - -

JUMLAH 1.050,22 1.050,22 1.756,18 1.756,18 630,33 630,33 -

BLP

P O G 885,00 885,00 100 % 5.886,00 5.886,00 100 % 267,10 267,10 100 %

P O C 5,90 5,90 100 % 39,24 39,24 100 % 13,36 13,36 100 %

N P K 295,00 295,00 100 % 1.962,00 1.962,00 100 % 267,10 267,10 100 %

JUMLAH 1.185,90 1.185,90 7.887,24 7.887,24 547,56 547,56

Penugasan kegiatan BLBU dan BLP dapat dilaksanakan dengan baik dan selesai 100 %. Faktor yang mendukung pelaksanaan BLBU dan BLP adalah Kesiapan Administrasi (Pedum, Juknis, CPCL) dan Koordinasi dilakukan lebih awal dibanding tahun-tahun sebelumnya sehingga distribusi barang menjadi lebih lancar sesuai dengan jadwal yang telah tercantum pada CPCL. Petani yang menerima bantuan BLBU dan BLP adalah petani yang terdaftar dalam CPCL yang sudah disyahkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan Provinsi. Bantuan BLBU dan BLP diharapkan bisa diterima seluruh petani, agar penerapan budidaya yang direkomendasikan Dinas Pertanian dapat ditingkatkan, sehingga berdampak peningkatan produksi.

PT. Pertani Cabang Sulawesi Utara merupakan salah satu distributor yang ditunjuk PT. Pupuk Kaltim untuk menyalurkan Pupuk Bersubsidi di Provinsi Sulawesi Utara. PT Pertani Cabang Sulut ditunjuk menjadi distibutor pupuk bersubsidi sebanyak 8.565 ton yaitu: di seluruh Kecamatan di Kota Bitung dan Kabupaten Minahasa Utara, sedangkan untuk Kabupaten Bolmong hanya meliputi 7 kecamatan yaitu : Kecamatan Passi Timur, Passi Barat, Poigar, Santong Bolang, Dumoga Barat dan Kecamatan Bolaang.

Page 14: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

PT Pertani kemudian menunjuk beberapa Pengecer resmi di setiap Desa/ Kecamatan. Pelaksanaan Distribusi pupuk bersubsidi berpedoman pada Peraturan Menteri Perdagangan RI no: 17/M-Dag/PER/6/2011 tanggal 15 juni 2011. Mekanisme Distribusi pupuk bersubsidi adalah sbb :

PT Pertani melakukan penebusan ke PT.Pupuk Kaltim atas dasar permintaan dari Kios Pengecer.

Setelah terbit DO, maka PT Pertani mengambil pupuk dari Gudang dan menyalurkan ke pengecer

Pengecer yang menyalurkan ke Petani/Kelompok Tani sesuai RDKK yang dibuat.

Sehubungan transaksi pupuk bersubsidi adalah tunai, maka apabila kondisi keuangan kelompok tani/petani tidak siap untuk membeli pupuk di tingkat kios, dapat menyebabkan kendala dalam penyalurannya.

Pengembangan bisnis di bidang pupuk adalah dengan memperbanyak penyediaan jenis pupuk, khususnya pupuk Organik. Varian produk pupuk Anorganik adalah : Urea, ZA, SP-36, SP-18, KCL, NPK dengan berbagai komposisi, Dolomite, Rock Phosphat, Varian produk pupuk Organik adalah: Pupuk Organik Granul Super, Pupuk Organik Granul Prima, Biorganik, Pupuk Organik Cair (POC) Super. Untuk produk pestisida akan dikembangkan produk baru meliputi jenis insektisida, rodentisida, herbisida, fungisida. Dan selanjutnya akan dikembangkan Pestisida organik yang ramah lingkungan.

Untuk meningkatkan eksistensi bidang perbenihan maka PT Pertani terus meningkatkan kualitas dan ragam varietas benih yang disalurkan. Selain tetap memproduksi benih standar klas ES bersubsidi dan klas SS, PT Pertani memproduksi benih kualitas Prima (mutu diatas standar). Selanjutnya akan dikembangkan Padi Hibrida LOPP-11 dan 3 varietas baru benih Jagung Hibrida yaitu: N 37, NT 105, NT 106. Pengembangan bidang perbenihan ini diharapkan mampu mendukung produksi pangan, khususnya di Provinsi Sulawesi Utara.

Untuk distribusi dan pemasaran produk pupuk dan benih, ada 2 pola yang diterapkan yaitu:

Melalui pola distribusi kios penyalur/ pengecer Pola ini dilakukan untuk produk produk yang sudah dikenal oleh

petani Melalui pola kemitraan dengan kelompok Tani /petani Pola ini diterapkan pada produk pupuk dan benih tertentu yang

memerlukan pengawalan dalam aplikasi dilapangan agar sesuai dengan rekomendasi sehingga peningkatan produksi tanaman tercapai.

Pada tahun 2012 Realisasi pola kemitraan Program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) untuk mendukung peningkatan produksi pangan Nasional:

Penangkaran Benih Padi : Kab. Minahasa Utara: 10 ha Kab. Bolaang Mongondow: 205 ha Tanaman Padi : Kab. Minahasa Tenggara: 152,5 ha Dalam rangka Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

PT.Pertani (Persero) Sulut belum pernah menyalurkan bantuannya.

Page 15: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

PERUM BULOG Organisasi Divre Sulut & Gorontalo terdiri Kantor Divre Manado dan

membawahi 3 Subdivre di wilayah Propinsi Sulawesi Utara & Gorontalo, yaitu sebagai berikut : Kantor Divre : rentang kendali 7 Kabupaten/Kota Subdivre Gorontalo : rentang kendali 6 Kabupaten/Kota Subdivre Tahuna : rentang kendali 3 Kabupaten/Kota Subdivre Bolmong : rentang kendali 5 Kabupaten/Kota Divre Sulut & Gorontalo mempunyai 21 unit gudang sebagai berikut : Manado, Bitung : 1 lokasi kompleks gudang kapasitas 35.000 ton (10 unit) Subdivre Gorontalo : 3 lokasi gudang kapasitas 9.000 ton (4 unit) Subdivre Tahuna : 5 lokasi gudang kapasitas 6.350 ton (5 unit) Subdivre Bolmong : 1 lokasi gudang kapasitas 3.000 ton (2 unit) Sumber Daya Manusia Jumlah SDM Divre Sulut & Gorontalo : 103 orang Perbandingan Realisasi Pengadaan Periode 2008 – 2012

Bulan Tahun (Ton)

2008 2009 2010 2011 2012Manado - - - - 3.478Gorontalo 98 2.532 2.552 5.152 8.630Bolmong 935 1.041 922 668 2.788Tahuna - - - - -

Jumlah 1.033 3.573 3.474 5.820 14.897

Realisasi pengadaan per 04 Nopember 2012 sudah mencapai

14.897 ton atau 148.97 % dari prognosa 10.000 ton. Pengadaan beras di Divre Sulut & Gorontalo cenderung meningkat selama 4 tahun terakhir.

Beberapa upaya yang dilakukan Perum BULOG Divre Sulut & Gorontalo dan telah berhasil meningkatkan pengadaan beras DN tahun 2012, antara lain: Menyesuaikan harga pembelian dengan kondisi wilayah. Harga gabah & beras di tingkat penggilingan petani maupun penggilingan di Propinsi Sulawesi Utara & Gorontalo, relatif lebih tinggi dari HPP sesuai Inpres No. 3 Tahun 2012 yaitu Rp. 6.600,- /kg. Oleh karena itu sebagai bentuk komitmen dalam menyerap beras lokal, Perum BULOG Divre Sulut & Gorontalo telah memberikan tambahan harga sebesar Rp. 400,- / kg, sehingga harga pembelian oleh BULOG adalah Rp 7.000,- / kg

Kerjasama dengan Dinas Pertanian & Kelompok Petani melalui program SLPTT di 2 Kabupaten Bolmong Utara dan Minasaha Utara. Perum BULOG berperan dalam mendukung pemasaran beras hasil produksi kelompok tani.

Pembelian langsung di penggilingan kecil maupun kelompok tani melalui Satgas Pengadaan. Satgas membentuk jaringan semut di lapangan, melakukan pembelian langsung dari petani maupun penggilingan kecil bahkan dengan volume kecil tetap dibeli oleh satgas.

Page 16: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

Meningkatkan koordinasi & kerjasama dengan Pemerintah Daerah, Kelompok Tani dan beberapa BUMN Pertanian melalui program On Farm Mandiri 25 Ha & sinergi BUMN 200 Ha. Realisasi On farm di wilayah Subdivre Gorontalo seluas 25 Ha lahan sawah menggunakan modal PRK UB. PGB. Perkembangan Realisasi Raskin Reguler periode Januari s/d Oktober 2012

Divre / Subdivre

Jlh.

Jlh TD

Kumulatif

Kec Rencana Realisasi Prosentase

Kg DO Thd Pagu

Kg %

Manado 83 910 12,586,575 12,977,040 103.10

Bolmong 32 390 4,900,575 4,986,555 101.75

Tahuna * 43 376 3,393,375 3,928,965 115.78

Gorontalo 66 607 12,342,975 13,567,005 109.92

Jumlah 224 2,283 33,223,500 35,459,565 106.73

Ket : * Percepatan penyaluran Raskin Sep s/d Des ’12.

Realisasi penyaluran raskin Januari s/d Oktober 2012 sudah 100 %, bahkan beberapa kabupaten telah disalurkan Raskin alokasi Desember 2012. Percepatan penyaluran raskin alokasi Nopember – Desember dilaksanakan di wilayah Talaud & Sitaro. PT. PERIKANAN NUSANTARA

PT. Perikanan Nusantara (Persero) Cabang Bitung merupakan BUMN Perikanan yang dahulunya bernama PT. PEIKANI (PERSERO). Bergabung kedalam PT. Usaha Mina Penggabungan berdasarkan: Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1998, tanggal 27 Oktober 2005 di gabung kedalam PT Usaha Mina Hasil Penggabungan.

Pertumbuhan Produksi Tahun 2009- 2011

No. URAIAN SATUAN2009 2010 2011

Pertumbuhan Per- tahun(%)

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

1 Pengolahan/perdagangan ikan Ton 552 378 834 1.407 1.393 911 59,08 118,48

2 Pabrik dan perdagangan es Ton 6.250 7.824 10.944 11.460 17.445 13.971 67,25 34,19

3 Jasa Perawatan /Perbaikan Kapal GT 8.000 10.066 7.200 6.953 6.812 9.997 (7,69) 6,43

4 Perbengkelan Unit - - 108 164 180 203 33,33 11,89

5 Jasa pengolahan ikan Ton - 25 240 390 375 372 28,13 729,09

6 Jasa sewa cold storage Ton 1.200 482 479 1.706 1.566 1.572 83,42 123,09

7 Jasa sewa fasilitas lainnya Unit 110 864 925 717 712 458 358,94 (26,57)

Kendala yang dihadapi berasal dari: 1. Internal yaitu: Sarana produksi kondisi sudah tidak efisien, dan

sistim & SDM. 2. Eksternal yaitu: Anomali cuaca & SDI ikan tuna berkurang,

KEP/45/MEN/2011, tgl 03-08 – 2011; Kebijakan penetapan harga BBM; Illegal fishing & illegal transaction; Tumpang tindih Kebijakan Pusat - Daerah;

Page 17: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

Upaya yang dilakukan: 1. Internal melalui: Rekondisi, pengadaan baru, alih teknologi dan

alih fungsi kapal dari longliner Kapal pengumpul; Implementasi Internal Control System/ICS.

2. Eksternal melalui: Pengalihan aktivitas penangkapan ikan tuna ke aktivitas pengumpulan ikan jenis lainnya; Kemitraan dengan nelayan untuk kepastian suplai ikan dan kepastian pergerakan kapal, Implementasi Internal Control System/ICS.

Permasahan yang dirasakan adalah tentang perizinan yang selama

ini membutuhkan waktu dan beberapa peraturan yang tumpang tindih seperti contoh: Menurut UU no. 31/2004 dan UU no. 45/2009 yang berhak

mengeluarkan “Surat Izin Berlayar” Syahbandar Perikanan namun menurut UU no. 17/2008 yang berwenang mengeluarkan “Surat Persetujuan Berlayar” Syahbandar Perhubungan, apa kita harus minta kedua surat tersebut ?.

Peraturan Meteri Kelautan dan Perikanan RI No. PER.14/MEN/2011, tanggal 01 Juni 201, tentang Usaha Perikanan Tangkap , dimana Wilayah Penangkapan dan pengangkutan Ikan yang diberikan pada kapal yang berukuran diatas 30 GT sesuai SIUP. Namum realisasinya wilayah operasional yang telah diberikan bertentangan dengan Perda yang mewajibkan kapal yang beroperasi di wilayah pengelolaan Daerah untuk mendirikan unit pengolahan ikan sehingga kapal yang sudah mendapat izin dari KKP sesuai SIKPI/SIPI tidak dapat melakukan aktifitas. Pada Pasal 54 (1). Pengawasan usaha perikanan tangkap dilakukan oleh pengawas perikanan. (2). Pengawasan kegiatan usaha perikanan tangkap dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun pada kenyataannya pengawasan operasional kapal perikanan sering dilakukan oleh instansi lain 1. Kemitraan dengan nelayan yang sudah dilakukan yaitu:

Menjalin kerjasama dengan nelayan dimana PT Perikanan Nusantara membeli (sebagai off taker) hasil tangkapan nelayan yang didukung dengan :Kapal penampung yang beroperasi di daerah penangkapan (fishing ground) atau di pulau – pulau pekampungan nelayan yang sulit untuk memasarkan hasil tangkapan; Ketersedian kebutuhan es;Ruang pengolahan ikan dan; Sarana galangan untuk perawatan/ perbaikan kapal nelayan.

2. Kemitraan dengan nelayan yang sedang dikembangkan yaitu: Menjalin kerjasama dengan nelayan dimana PT Perikanan Nusantara sebagai pengelola (Avalis) PKBL BUMN atau penyaluran kredit dari Lembaga Keuangan dengan pola (skim): Segala kebutuhan nelayan (kebutuhan melaut, alat tangkap, dan kebutuhan hidup keluarga) akan dipenuhi oleh PRINUS; PRINUS menampung semua hasil tangkap ikan nelayan (sebagai off taker); Bekerjasama dengan BUMN lainnya dalam pengembangan perkampungan nelayan.

Page 18: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

4.1.2. BUMN ENERGI PT PERTAMINA (PERSERO)

Salah satu upaya untuk memastikan bahwa demand terpenuhi adalah dengan menyediakan sarfas yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan BBM masyarakat di Sulawesi Utara. Ketahanan stok di TBBM Bitung dan Tahuna sangat mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan BBM dengan coverage days lebih dari 19 hari untuk semua produk.

Provinsi Jumlah SPBU Pasti PasJumlah SPBU menjual

BBM Non PSO

Sulawesi Utara 46 42 38

Pasti Pas adalah salah satu bentuk peningkatan layanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh Pertamina. Di Sulawesi Utara terdapat 42 SPBU 91% yang sudah mendapatkan sertifikat Pasti Pas.

Kontribusi pertamina dalam pemenuhan demand BBM di Provinsi Sulawesi Utara sebagai berikut:

Sektor Volume (KL)

Transportasi 32,978

Industri 25,682

Rumah Tangga 7,231

Total 65,891

Pertamina memenuhi 97% kebutuhan BBM di Sulut. Jumlah lembaga Penyalur : 46 SPBU

8 APMS 7 SPDN 30 Agen LPG PSO 4 Agen LPG Non PSO

Penyaluran rata-rata/ lembaga penyalur BBM =18.32 KL/hari LPG = 160 KG/hari Jumlah lembaga penyalur lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Harga BBM PSO yang disalurkan melalui SPBU, APMS, SPDN, SPBN untuk daerah yang berada di daratan pulau Sulawesi Utara dan di Kepulauan (Sitaro, Talaud, Sangihe) adalah SAMA.

Premium : Rp. 4.500,-/liter Solar : Rp. 4.500,-/liter

Page 19: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

Penyebaran lembaga penyalur:

Lembaga Penyalur Daratan Kepulauan

SPBU 44 2

APMS 3 5

SPDN 6 1

Volume Penyaluran Distribusi di Daratan dan Kepulauan BBM PSO

Produk Daratan (KL/Bulan)Kepulauan

(KL/Bulan)% Kepulauan

Premium 23,804 1,321 5%

Kerosene 2,148 1,179 35%

Solar 9,149 382 4% BBM Non PSO

Produk Daratan (KL/Bulan)Kepulauan

(KL/Bulan)% Kepulauan

Premium - -

Kerosene - -

Solar 15,126 1,804 11%

Distribusi BBM di daratan menggunakan sarana mobil tangki, sedangkan untuk di kepulauan (Talaud dan Sitaro) menggunakan sarana Mini Tanker. Potensi Loss BBM bersubsidi sangat kecil, karena penyaluran BBM PSO di wilayah Kepulauan hanya 5%.

Pertumbuhan Rata-rata Konsumsi BBM PSO di Sulawesi Utara : Premium : 11% Solar : 9% Kerosene : konversi, sehingga terdapat penurunan yang drastis. Dari 15 Kab/Kota, 9 sudah Dry Pada bulan Maret 2012, terdapat peningkatan penyaluran LPG 3 kg,

disebabkan progress konversi Sulawesi Utara pada bulan tersebut yang tertinggi.

Program konversi Sulawesi Utara

Kab/Kota SP(P)BESudah

Distribusi*)

Belum

Distribusi/

Penyisiran

Kab. Bolaang Mongondow

Utara17,524 80,026

Kab. Minahasa Induk 87,329 0

Kab. Minahasa Selatan 55,612 0

Kab. Minahasa Tenggara 23,482 0

Kab. Minahasa UtaraPT. Tambang

Yokodelta40,985 0

Kota Bitung PT. Gasmindo Utama 35,456 0

Kota Kotamubagu 28,564 0

Kota ManadoPT. Sinar Pratama

Cemerlang93,414 0

Kota Tomohon 22,170 0

Total 404,536 80,026

*) Data Distribusi based on data Daily Report Web Konversi

**) Kab. Bolmongut adalah pemekaran dari Kab. Bolmong, sedang diusulkan di

RAPBN 2013

Page 20: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

Untuk meningkatkan kinerja keuangan, Pertamina melakukan :

Perusahaan menerapkan cash management secara terpusat di Korporat (treasury center). Penerimaan penjualan BBM pada hari yang sama akan ditransfer ke rekening korporat.

Untuk memenuhi kebutuhan dana operasional di unit operasi, korporat akan melakukan dropping dana secukupnya. Pembayaran kepada vendor dilakukan langsung oleh korporat.

Business Social Responsibility di Sulawesi Utara

PT PLN (PERSERO) Untuk wilayah Sulawesi Utara:

Luas Wilayah 15.271 km2

Jumlah RT berlistrik PLN 438.981 PLG

Jumlah RT berlistrik Non PLN 9.141 PLG

Jumlah KK 597.655 KK

Rasio Elektrifasi 74.98%

Kondisi kelistrikan Wilayah Sulawesi Utara Daya Mampu Pembangkit Eksisting: 224,042 MW

Sulawesi Utara Daratan

PembangkitEksisting

DayaMampu

PLTA/PLTM 53,3 MW

PLTD 88,75 MW

PLTP 60 MW

Sulawesi Utara PulauTersebar

PLTD 21,92

PLTM 0,915

Daya mampu Pembangkit Listrik eksisting untuk Sulawesi Utara 224

MW, sebagian besar menggunakan bahan bakar minyak yang tidak dapat dihindari karena daerah kepulauan tersebar dan daerah remote. PLN menargetkan perbaikan Fuel Mix pada akhir 2015 dengan komposisi BBM < 10% dengan mengembangkan penggunaan energi tebarukan.

Kebutuhan tenaga listrik Provinsi SULUT diproyeksikan tumbuh rata-rata 9,7 % per-tahun dimana kebutuhan tahun 2011 sebesar 973,4 GWh meningkat menjadi 2.267 GWh pada tahun 2020.

Business Social Resp. 2010 2011 Per Sept 2012 Prognosa 2012

Program Kemitraan 44,91 47,84 37,78 50,90

Program Bina Lingkungan 3,94 4,89 9,66 13,17

Program CSR 5,72 1,17 6,77 9,24

Total 54,57 53,90 54,21 73,31

Page 21: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan investasi sarana kelistrikan sampai 2020

Pembangkit : 559 MW Transmisi : 463 kms Gardu Induk : 620 MVA Memerlukan dukungan kemudahan perijinan dan pembebasan lahan

khususnya yang melewati kawasan hutan serta penerbitan RTRW/ RUTR untuk kepastian lokasi fasilitas kelistrikan.

Untuk mendukung program investasi mencapai target rasio elektrifikasi dibutuhkan dana sampai tahun 2020 sekitar:

Pembangkit : 777.9 juta USD Transmisi : 48,1 juta USD Gardu Induk : 44 Juta USD Defisit Biaya Penyediaan Tenaga Listrik: Rp 1400/kWh

Pertumbuhan Energy Sales rata-rata 9,7 %/ tahun, dengan daya mampu pembangkit eksisting 224,042 MW tidak mencukupi untuk memikul beban puncak 247 MW tahun 2013 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Sulawesi Utara

Tahun EnergySales

(GWh)

ProduksiEnergi (GWh)

Beban Puncak (MW)

JumlahPelanggan

2011 973,4 1.120,2 209,4 420.975

2012 1.068,3 1.226,3 227,4 435.064

2013 1.172,7 1.342,7 247,0 449.540

2014 1.287,4 1.470,5 268,3 464.356

2015 1.413,5 1.610,7 291,6 479.536

2016 1.552,4 1.765,1 317,0 495.107

2017 1.705,2 1.934,6 344,8 511.037

2018 1.873,5 2.120,8 375,0 527.288

2019 2.058,6 2.325.3 408,0 543.842

2020 2.267,3 2,556,2 445,1 563291

Growth (%) 9.7 9.4 8.5 3.3

PT SEMEN TONASA

PT Semen Tonasa memiliki 3 unit pabrik semen dengan total kapasitas 5.980.000 juta ton per tahun (Tonasa II & III @590.000 ton pa, Tonasa IV @ 2.300.000 ton pa dan Tonasa V @ 2.500.000 ton pa. Cadangan tambang bahan baku utama pabrik semen yang telah dibebaskan terdiri batu kapur: 538 juta ton (60 tahun) dan tanah liat: 128 juta ton (60 tahun).

Fasilitas pendukungnya yaitu: 8 Unit Pengantongan yang tersebar diseluruh wilayah Pasar: -Makassar 600.000 Tpa -Palu 300.000 Tpa -Bitung 300.000 Tpa -Banjarmasin 300.000 Tpa

Page 22: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

-Samarinda 300.000 Tpa -Pontianak 300.000 Tpa -Bali 600.000 Tpa -Ambon 300.000 Tpa Jenis produk

SEMEN OPC (TYPE 1) SEMEN PCC

Semen Portland Ordinary (Tipe I) adalah semen hidrolis yang dibuatdengan menggiling terak dangipsum.

Semen Portland Ordinary (Tipe I) produksi perseroan memenuhipersyaratan SNI 15-2049-2004 Jenis I dan ASTM C150-2004 Tipe I.

Semen Portland Komposit adalahbahan pengikat hidrolis hasilpenggilingan bersama terak dangipsum dengan satu atau lebihbahan anorganik, atau hasilpencampuran bubuk Semen Portland dengan bubuk bahananorganik lain.

Pola distribusi

No. KONDISI STRATEGI DISTRIBUSI DAERAH YANG DI JANGKAU

1. Mendirikan Unit PengantonganSemen (UPS) di Kotamadya Bitungdengan kapasitas 300.000ton/tahun.

Semen curah dikirim via kapal curah daripelabuhan khusus milik PT. Semen Tonasa(Pelabuhan Biringkassi) ke UPS diKotamadya Bitung. (mulai beroperasi sejaktahun 1996). Dari UPS ini, truk distributordatang mengambil semen dengan sistemFOT (Free on Truck).

Bitung, Likupang, Minahasa, Manado dansebagian ke Kota Mubagu.

2. Untuk daerah yang tidak bisadijangkau dari UPS Bitung,dipasok dengan sistem penjualanFOB (Free on Boat).

Kapal distributor datang ke pelabuhankhusus Biringkassi untuk mengambil semenbag dan diangkut ke daerah-daerah pasar diProvinsi Sulut .

Kepulauan Talaud,Kepulauan Sangihe.,Kepulauan Sitaro dansebagian Kota Mubagu.

3. Sistem distribusi denganpenjualan CIF (cost insurance andfreight)

Semen Tonasa mengantar semen bag kedaerah pasar PT. Semen Tonasa sampai dipelabuhan daerah pasar.

Daerah yang selama inidipasok dengan sistemdistribusi CIF adalah Kota Mubagu.

Pola distribusi saat ini diharapkan PT. Semen Tonasa bisa lebih

dekat dengan pasar dengan mendirikan UPS dan sistem penjualan CIF. Dengan adanya UPS tersebut, diharapkan kualitas semen sampai ke konsumen akan terjamin dan biaya distribusi bisa lebih efisien.

Saat ini di UPS Bitung dalam tahap ekspansi dengan membangun lagi 1 (satu) UPS sehingga kapasitas menjadi 600.000 ton/tahun yang diharapkan ketersediaan pasokan semen ke Provinsi Sulut akan lebih terjamin. UPS tersebut diperkirakan operasi awal Agustus 2013. Selain itu juga akan dibangun 1 unit UPS di Gorontalo dengan kapasitas 300.000 ton/tahun pada tahun 2013

Page 23: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

Roadmap Program PKBL PT Semen Tonasa

Bentuk Program PKBL

1. Bantuan pinjaman lunak untuk pengembangan usaha. 2. Bantuan pompanisasi dan traktor tangan untuk peningkatan produksi pertanian. 3. Perbaikan sarana umum seperti pasar, rumah ibadah dsb 4. Bantuan pendidikan berupa beasiswa dan peralatan laboratorium sekolah. 5. Pengobatan gratis dan bantuan bencana alam serta bantuan sosial lainnya.

Mekanisme kemitraan yang dikembangkan perseroan

Dana Pinjaman Mengajukan proposal rencana pengembangan usaha; Melakukan evaluasi, seleksi dan peninjauan ke lokasi usaha Calon Mitra Binaan; Calon Mitra Binaan yang layak bina, menyelesaikan proses administrasi (Surat Perjanjian)

Beban Pembinaan (Hibah) Kerjasama dengan Lembaga/ instansi terkait untuk menyelenggarakan Pelatihan Teknis dan Kewirausahaan, seperti Dinas Koperasi, Dinas Perindag, BLK Depnaker baik di tingkat Kabupaten/Kota maupun Provinsi; Mengikutkan Mitra Binaan potensial dalam even-even pameran lokal dan nasional.

Page 24: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

PT TELKOM Pendapatan Telkom di Sulawesi Utara (dalam milyar rupiah)

1.031 1.179 1.218

1.046

1.395

2009 2010 2011 Q3 2012 Outlook 2012

Total pelanggan Telkom (dalam juta)

1.82.2

2.5 2.6

2009 2010 2011 sd Sep-2012

Coverage area Telkom di Sulawesi Utara

No Kabupaten/Kota Ibu kotaTelp

RumahFlexi Speedy Tsel

1 Kota Manado Ok Ok Ok Ok

2 Kota Bitung Ok Ok Ok Ok

3 Kota Tomohon Ok Ok Ok Ok

4 Kota Kotamobagu Ok Ok Ok Ok

5 Kabupaten Bolaang Mongondow Kotamobagu Ok Ok Ok Ok

6 Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Bolaang Uki Ok Ok Ok Ok

7 Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Tutuyan Ok Ok Ok Ok

8 Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Boroko Ok Ok Ok Ok

9 Kabupaten Minahasa Tondano Ok Ok Ok Ok

10 Kabupaten Minahasa Selatan Amurang Ok Ok Ok Ok

11 Kabupaten Minahasa Tenggara Ratahan Ok Ok Ok Ok

12 Kabupaten Minahasa Utara Airmadidi Ok Ok Ok Ok

13 Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahuna Ok Ok Ok Ok

14 Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Ondong Siau No No No Ok

15 Kabupaten Kepulauan Talaud Melonguane No No No Ok

Fastel Telkom Group

Kerjasama dengan SKPD Sulawesi Utara Kerjasama dengan Polda Sulut Penyediaan layanan Astinet & Video

Conference

Kerjasama dengan BPD Sulut Penyediaan layanan call center

Kerjasama dengan Universitas Sam Ratulangi

Penyediaan Astinet

Kerjasama dengan SKPD Penyediaan layanan Astinet dengan beberapa SKPD

Page 25: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

No PROJECT PRODUK BW (Kbps)

1 BKD ONLINE dgn BAKN VPN IP 128 BKD KOTA MANADO

2 BKD ONLINE dgn BAKN VPN IP 128 BKD KOTA KOTAMOBAGU

3 BKD ONLINE dgn BAKN VPN IP 768 BKD KAB. MINAHASA

4 BKD ONLINE dgn BAKN VPN IP 1,024 BKD KAB. KEP. SANGIHE

5 BKD ONLINE dgn BAKN VSAT IP 1,024 BKD KAB. KEP. SITARO

6 BKD ONLINE dgn BAKN VSAT IP 1,024 BKD BOLAANGMONGONDOW

7 AKSES INTERNET (Dedicated) ASTINET 3,072 BIRO PEMBANGUNAN PEMPROV SULUT Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) di Prov Sulawesi Utara Program Kemitraan 1. Pemberian bantuan modal kepada 8 jenis sektor usaha: (1) jasa, (2)

peternakan, (3) perikanan, (4) pertanian, (5) perkebunan, (6) perdagangan, (7) industry & (8) lainnya

2. Pemberian melalui BUMN lainnya (penyaluran secara sinergi) kepada avails: PT. Sang Hyang Seri, PT. Pertani, PT. Garam yang kemudian disalurkan kepada petani (plasma)

3. Program sinergi kemitraan dan bina lingkungan berupa pelatihan dan permodalan bagi UMKM yang belum memenuhi syarat untuk program kemitraan (syarata program umur usaha 1 tahun dan aset 200 juta)

Program Bina Lingkungan Bidang obyek Bantuan Program Bina Lingkungan: (1) korban bencana alam, (2) kesehatan masyarakat, (3) sarana ibadah, (4) sarana umum, (5) pendidikan, (6) pelestarian lingkungan.

Penyaluran program kemitraan

JENIS USAHADANA KEMITRAAN (Kumulatif)

2009 2010 2011 Q3 2012

INDUSTRI 145 175 428 973

PERDAGANGAN 1,301 2,226 2,783 3,593

PERTANIAN - - 71 96

PETERNAKAN 20 20 20 60

PERKEBUNAN 30 30 80 80

PERIKANAN 100 100 311 336

JASA 620 1,520 1,908 2,403

LAINNYA 50 50 50 50

TOTAL 2,266 4,121 5,651 7,591

Jumlah Mitra Binaan

JENIS USAHAJUMLAH MITRA (Kumulatif)

2009 2010 2011 Q3 2012

INDUSTRI 3 4 11 26

PERDAGANGAN 55 78 94 114

PERTANIAN - - 2 3

PETERNAKAN 1 1 1 2

PERKEBUNAN 1 1 2 2

PERIKANAN 3 3 7 8

JASA 19 36 44 56

LAINNYA 1 1 1 1

TOTAL 83 124 162 212

Page 26: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

Program peningkatan kualitas kemitraan 1. Peningkatan SDM melalui pelatihan 2. Memberikan bimbingan dan arahan bagi peningkatan manajemen bisnis 3. Upaya pemasaran melalui pameran PT PELINDO IV

PT Pelabuhan Indonesia IV mengelola 3 (tiga) pelabuhan cabang di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu:

- Pelabuhan cabang Bitung - Pelabuhan cabang Terminal Petikemas Bitung - Pelabuhan cabang Manado Ketiga pelabuhan cabang tersebut merupakan pemisahan (spin off)

dari pelabuhan cabang Bitung terhitung sejak Januari 2011. Pemisahan tersebut dimaksudkan untuk fokus pada pelayanan yang menjadi segmen usaha unggulan.

- Pelabuhan cabang Bitung difokuskan pada marine service, kegiatan bongkar muat barang non petikemas dan penumpang. - Pelabuhan cabang Terminal Petikemas Bitung difokuskan pada pelayanan bongkar muat petikemas - Pelabuhan cabang Manado difokuskan pada pelayanan penumpang antar pulau di Provinsi Sulawesi Utara dan kapal-kapal wisata serta kegiatan bongkar muat general cargo.

Kinerja keuangan pelabuhan-pelabuhan cabang PT Pelabuhan Indonesia IV di Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan pertumbungan yang meningkat. Taksasi pertumbuhan pendapatan dari tahun 2012 terhadap tahun 2011 untuk cabang Bitung adalah sebesar 17%, cabang Terminal Petikemas Bitung adalah sebesar 15% dan cabang Manado adalah sebesar 35%. Pertumbuhan untuk Cabang Manado cukup signifikan karena adanya intensifikasi pelayanan penumpang dan juga ekstensifikasi pelaksanaan pelayanan bongkar muat di Terminal Khusus.

Dan secara umum, untuk kinerja PT Pelindo IV di Sulawesi Utara dapat terlaksana sesuai dengan sasaran, sebagaimana yang digambarkan dalam laporan keuangan 3 (tiga) tahun terakhir dan target tahun 2012, sebagaimana berikut :

Page 27: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

(dalam Rp 000)

NO

CABANG

P/B/L REALISASI RKA

TAHUN

2012

TAKSASI

TAHUN

2012 TAHUN

2009 2010 2011

1.

2.

3.

BITUNG

TPK.BITUNG

MANADO

TOTAL

P

B

76.630.593

65.770.954

95.103.836

73.396.556

53.353.591

35.610.748

63.489.078

48.110.560

62.631.046

47.014.596 L 10.859.639 21.707.280 17.742.843 15.378.518 15.616.450

P

B

-

-

-

-

53.206.520

33.381.142

59.699.707

42.488.519

60.115.526

42.634.898 L - - 19.825.378 17.211.188 17.480.628

P

B

-

-

-

-

3.825.865

2.930.375

5.441.602

4.862.500

5.228.688

4.041.782 L - - 895.490 579.102 1.186.906

P

B

L

76.630.593

65.770.954

10.859.639

95.103.836

73.396.556

21.707.280

110.385.976

71.922.265

38.463.711

128.630.387

95.461.579

33.168.808

127.975.260

93.691.276

34.283.984

Pengembangan pelabuhan-pelabuhan cabang PT Pelabuhan

Indonesia IV di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu pelabuhan Bitung, Terminal Petikemas Bitung dan pelabuhan Manado, menjadi perhatian manajemen guna mengantisipasi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di kawasan ini. Kegiatan pengembangan pelabuhan-pelabuhan dilaksanakan baik untuk infrastruktur maupun suprastrukturnya.

Dalam 3 (tiga) tahun terakhir investasi yang dilakukan pada ketiga pelabuhan tersebut sebesar Rp 115,766 Milyar yang berasal dari sumber dana internal sebesar Rp 35,903 Milyar dan dana eksternal sebesar Rp 79,863 Milyar :

Selanjutnya fasilitas yang ada saat ini dan rencana pengembangan pelabuhan- pelabuhan tersebut ke depan sebagai berikut:

a. Pelabuhan Bitung Fokus segmen usaha Pelabuhan Bitung adalah untuk pelayanan

kegiatan bongkar muat barang non petikemas, penumpang dan marine service. Disamping itu Pelabuhan Bitung akan berfungsi pula sebagai back up area bagi Terminal

Petikemas Bitung dengan menyiapkan lapangan penumpukan yang berfungsi sebagai Inland Container Depo (ICD).

Fasilitas dan peralatan yang terdapat di pelabuhan Bitung : FASILITAS / PERALATAN VOLUME

Dermaga

Lapangan Penumpukan

Gudang Kapal

Tunda

Transtainer

Reach stacker

Forklift

Head truck/tronton

1.358 m

41.540 m2

8.640 m2

2 unit

2 unit

1 unit

2 unit

5 unit

Pengembangan yang direncanakan pada pelabuhan Bitung adalah : - Pengaturan zonasi area kegiatan petikemas, barang non petikemas, roro, penumpang dan perkantoran

Page 28: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

- Pembangunan container yard seluas 6 Ha - Pengadaan peralatan bagi kegiatan non petikemas berupa mobile crane, hoper dan grab - Pengadaan kapal tunda dan kapal pandu

b. Terminal Petikemas Bitung Pengembangan Terminal Petikemas Bitung difokuskan pada

peningkatan kualitas dan kapasitas fasilitas yang telah ada dengan fokus pada kegiatan pelayanan bongkar muat petikemas.

Fasilitas dan peralatan yang dimiliki oleh Terminal Petikemas Bitung :

FASILITAS / PERALATAN VOLUME

Dermaga

Container Yard

CFS

Container Crane

Transtainer

Reach stacker

Forklift

Head truck/tronton

455 m

30.960 m2

1.260 m2

2 unit

4 unit

2 unit

1 unit

7 unit

Dengan fasilitas yang ada saat ini dapat menampung volume petikemas sebesar 180.000 teus dengan kinerja produktivitas bongkar muat 22 B/C/H.

Pengembangan pelabuhan Bitung dan Terminal Petikemas Bitung

dalam jangka pendek dan menengah meliputi :

- Pembangunan dermaga sepanjang 550 meter

- Pembangunan container yard seluas 6 Ha

- Pengadaan suprastruktur berupa Container Crane,

Transtainer, Reach stacker dan peralatan pendukung lainnya

Pengembangan pelabuhan Bitung dan Terminal Petikemas Bitung akan dilakukan secara terpadu seiring dengan telah ditetapkannya pelabuhan Bitung dalam program MP3EI sebagai Pelabuhan Hub Internasional.

c. Pelabuhan Manado

Pengembangan pelabuhan Manado fokus pada kegiatan pelayanan

penumpang dan bongkar muat general cargo. Pengembangan

pelabuhan Manado dilaksanakan pada lokasi baru yaitu di sisi utara

pelabuhan eksisting.

Page 29: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

Fasilitas dan peralatan yang terdapat pada pelabuhan Manado :

FASILITAS / PERALATAN VOLUME

Dermaga

Gudang

Terminal Penumpang

Head truck/tronton

164 m

466 m2

564 m2 2 unit

Pembangunan yang direncanakan berupa :

- Pembangunan breakwater dan perkuatan sheet pile

- Pembangunan dermaga tipe finger pier dengan total panjang

dermaga 220 meter

- Pembangunan kawasan wisata dan hotel di lokasi pelabuhan eksisting

Kegiatan operasional di pelabuhan mencerminkan kondisi pertumbuhan ekonomi di wilayahnya. Provinsi Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 7,7% pada tahun 2011 dan menargetkan pertumbuhan sebesar 8,5% ditahun 2012. Data operasional di pelabuhan Bitung, Terminal Petikemas Bitung dan pelabuhan Manado menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Berdasarkan data tahun 2009 – 2011 arus kapal tumbuh rata-rata sebesar 16,49%, arus barang sebesar 17,31% dan arus petikemas sebesar 12,24%. Ditengah persaingan moda transportasi udara, kegiatan penumpang melalui pelabuhan Bitung dan Manado mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 13,40%. Arus penumpang tersebut didominasi oleh penumpang yang melalui pelabuhan Manado yaitu penumpang yang berasal dari pulau-pulau di Provinsi Sulawesi Utara dan wisatawan.

Page 30: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada
Page 31: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

31

Pelabuhan merupakan bagian dari rantai logistik, dimana di pelabuhan terjadi perpindahan moda angkutan barang dari moda angkutan laut ke moda angkutan darat atau sebaliknya. Efisiensi pada kegiatan pelayanan di pelabuhan akan berpengaruh pada biaya logistik secara keseluruhan. Meningkatkan efisiensi pada rantai logistik di pelabuhan adalah dengan meningkatkan produktivitas sehingga dapat mempersingkat waktu tunggu (waiting time) kapal dan barang yang pada gilirannya mengurangi biaya logistik.

Upaya peningkatan produktivitas di pelabuhan dilaksanakan secara simultan dari sisi hard infrastructure dan soft infrastructure.

A.Hard Infrastructure Hard infrastructure berupa peningkatan kualitas dan kapasitas dari fasilitas

pokok (dermaga, lapangan penumpukan, gudang, perkantoran, dll), serta peralatan bongkar dan muat barang (Container Crane, Transtainer, Forklift,

Side loader, Head truck, Chassis dll), serta juga aplikasi teknologi informasi

Page 32: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

32

(IT). Upaya yang telah dilaksanakan pada pelabuhan-pelabuhan cabang di Provinsi Sulawesi Utara adalah:

- perpanjangan dan pelebaran dermaga seluas 65 x 35 m2

- perluasan dan perkerasan lapangan penumpukan seluas 12.000 m2

- pengadaan Container Crane sebanyak 1 (satu) unit

- pengadaan Rubber Tyre Gantrycrane sebanyak 2 (dua) unit

- pengadaan forklift kapasitas 7 ton sebanyak 1 (satu) unit

- Pengadaan kapal pandu dan tunda masing-masing 1 (satu) unit

- Penerapan IT

B. Soft Infrastructure

Peningkatan pada sisi soft infrastructure dimaksudkan untuk meningkatkan

mutu pelayanan dan sebagai dukungan terhadap peningkatan hard

infrastructure. Upaya yang telah dilakukan berupa :

- Penerapan SLA dan SLG

- Pelaksanaan/penerapan jam kerja operasional 24 jam

- Melakukan perjanjian kinerja bongkar muat dengan Perusahaan-perusahaan Bongkar Muat yang beroperasi di Pelabuhan,

- Penataan zoning kegiatan pelabuhan atau rekonfigurasi dan

penentuan tambatan untuk kapal-kapal yang mengangkut komoditas

khusus/ dedicated berth (curah, cair, petikemas, penumpang)

- Penerapan window system

- Koordinasi penataan Tenaga Kerja Bongkar Muat dengan pihak regulator

- Pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia melalui

pengembangan program pendidikan dan latihan manajerial (MDP),

substansi, serta pelaksanaan studi banding di pelabuhan-pelabuhan

lain (dalam dan luar negeri).

Pertumbuhan dan potensi pertumbuhan arus di Kawasan Timur Indonesia yang sangat signifikan diantisipasi melalui beberapa strategi-strategi dalam pengelolan yaitu penetrasi, diversififkasi dan ekspansi.

Strategi penetrasi dimaksudkan untuk melakukan penguatan dan peningkatan kapasitas yang ada dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan meraih pangsa pasar yang lebih besar pada segmen usaha terminal konvensional. Disamping itu melalui strategi ini dimaksudkan untuk memperkuat posisi PT Pelabuhan Indonesia IV sebagai terminal operator. Penerapan stragegi internalisasi diwujudkan melalui investasi pada bisnis inti, pengembangan SDM dan penerapan proses bisnis yang didukung ICT guna efisiensi dan efektivitas pelayanan.

Strategi Diversifikasi dimaksudkan untuk melakukan penetrasi dan pengembangan pasar baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja PT Pelabuhan Indonesia IV. Upaya yang dilakukan melalui kerjasama usaha di bidang marine service dan jasa bongkar muat dengan terminal-terminal khusus, pelabuhan khsusus dan UPT yang ada di lingkungan PT Pelabuhan

Page 33: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

33

Indonesia IV.

Strategi ekspansi dimaksudkan untuk mengembangkan bisnis baru bagi PT Pelabuhan Indonesia IV. Penerapan strategi ini melalui

pembentukan anak perusahaan baik itu secara mandiri atau bersama-sama dengan mitra strategis. Guna mengurangi tingkat risiko, pembentukan anak perusahaan diarahkan pada kegiatan usaha yang

masih berhubungan dengan bisnis inti PT Pelabuhan Indonesia IV. Fokus terhadap Safety management melalui penerapan ISPS

Code (International Ship and Port Facilities Security Code) di Pelabuhan-pelabuhan yang melakukan ekspor dan impor serta pembentukan struktur organisasi yang bertanggung jawab terhadap program SHE (Safety, Health and Environment) di Kantor Pusat dan Cabang-cabang, dengan tingkat kecelakaan yang nihil (Zero Accident).

Program Kemitraan diorientasikan fokus pada Bentuk-bentuk PKBL yang telah dikembangkan antara lain : 1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Lemah dan Masyarakat

Nelayan di Pesisir Pulau, melalui mekanisme : Bekerjasama dengan perguruan tinggi dan Pemerintah daerah dalam memetakan sentra-sentra ekonomi masyarakat maupun yang ada di pesisir pulau. Pemberian pinjaman dalam bentuk dana bergulir untuk modal kerja, dengan biaya administrasi relatif rendah. Menyalurkan dengan sistem kluster dan membentuk kluster-kluster baru, antara lain; kluster petani jagung, padi, rumput laut, ayam petelur, nelayan, kerajinan serat lontara dan industri pengolahan batu bata. Membentuk desa-desa binaan bersama-sama dengan BUMN lainnya.

2. Mendukung Program Ketahanan Pangan, melalui mekanisme kemitraan :Bersinergi dengan BUMN lain yang bergerak di bidang pertanian dan sekaligus bertindak sebagai avalist. Pemberian pinjaman dalam bentuk modal kerja kepada para petani padi, di beberapa daerah. Penyaluran diberikan kepada petani melalui kelompok/sistem klaster.

3. Mendukung Program Pengentasan Kemiskinan, dengan mekanisme melalui Koordinator Wilayah membentuk desa binaan bersama-sama dengan BUMN lain, dalam bentuk bantuan dana bergulir dan bina lingkungan.

Page 34: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

34

Berikut, disampaikan rincian bidang-bidang penyaluran program kemitraan dan bina lingkungan di Sulawesi Utara dalam 5 tahun terakhir :

No

URAIAN

SATUAN TAHUN

PENYALURAN

JUMLAH

2007

2008 2009 2010 2011 TAKS 2012

I

II

III

PROGRAM KEMITRAAN

1. Sektor Industri

2. Sektor Perdagangan

3. Sektor Pertanian

4. Sektor Peternakan

5. Sektor Perikanan

6. Sektor Jasa

8. Sektor Lainnya

Jumlah Pinjaman PROGRAM BINALINGKUNGAN

1. Korban Bencana Alam

2. Bantuan Diklat

3. Bantuan Kesehatan

4. Sarana & Prasarana Umum

5. Rumah Ibadah

6. Bantuan Pelestarian Alam

7. Cadangan BUMN Peduli

Jumlah Bantuan

TOTAL PENGGUNAAN DANA PKBL

Rp

(000)

Rp

(000)

Rp

(000)

Rp

(000)

Rp

(000)

Rp

(000)

Rp

(000)

Rp

(000)

Rp

(000)

Rp

(000)

Rp

(000)

Rp

(000)

Rp

(000)

Rp

(000)

-

30.000

-

-

-

80.000

15.000

-

45.000

-

-

-

45.000

60.000

60.000

180.000

-

-

-

30.000

30.000

-

120.000

-

-

-

-

20.000

-

150.000

-

-

-

-

-

-

150.000

-

-

-

-

-

60.000

675.000

-

-

-

155.000

125.000 125.000

150.000

300.000

140.000

150.000

150.000

1.015.000

-

-

-

-

226.775

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

87.480

250.000

-

-

-

-

-

-

-

-

150.00

0

-

-

288.000

-

-

-

-

-

-

-

-

150.000

-

-

375.480

476.775

-

- 226.775

- 337.480

- 438.000

- 1.002.255

351.775

150.000

637.480

140.000

588.000

150.000

2.017.255

PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)

Bidang usaha utama PT. PELNI adalah dalam bidang usaha perkapalan angkutan laut penumpang dan barang. Angkutan laut penumpang merupakan bentuk kewajiban pelayanan umum (PSO) PT. PELNI sedang angkutan barang bersifar komersial. Untuk Angkutan laut penumpang, PT PELNI memiliki 25 unit kapal dan 22 diantaranya merupakan angkutan laut penumpang kelas ekonomi. Untuk Kapal angkutan barang, PT. PELNI memiliki 1 unit kapal Roro dan 4 unit Kapal Barang. Sedangkan usaha sampingan perusahaan ini adalah diantaranya Angkutan Bandar, Keagenan Kapal, Perbengkelan, Wisma dan Persewaan Kantor.

Posisi geografis Indonesia menyebabkan Armada PT.Pelni mempunyai peran yang sangat penting untuk menghubungkan pulau pulau di Indonesia

Peran utama: 1. Korporasi: memberi keuntungan dan deviden melalui: • Jasa angkutan penumpang laut nusantara • Jasa angkutan kebutuhan bahan pokok (logistik nasional) 2. Infrastruktur Negara: menyediakan akses transportasi publik

antarpulau (daerah yang sudah dan sedang berkembang) 3. Agen Pembangunan: menyediakan akses transportasi publik ke

wilayah pulau terpencil (jauh) dan terluar (perbatasan) guna mempercepat pembangunan

Page 35: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

35

4. Membantu mengurangi kemiskinan penduduk dipulau dengan adanya akses ke pasar ( distribusi ) dan kepusat produksi (logistik) sehingga mengurangi inflasi daerah.

Peran Penunjang • Penunjang Kesejahteraan Rakyat: menyediakan akses dan

fasilitas di kapal bagi sektor pendidikan, kesehatan, hiburan • Penunjang Kedaulatan NKRI: menyediakan akses untuk

keperluan sosial-politik negara dan pertahanan nasional melalui kunjungan reguler di pulau

• Penunjang bantuan Tanggap Darurat: menyediakan angkutan dengan kapasitas besar, cepat, murah, dan handal ke seluruh pelosok Nusantara untuk kondisi darurat nasional seperti Aceh, Padang, Tarakan, Wasior

Corporate Social Responsibility Program Kemitraan Berbentuk penyaluran bantuan dana kemitraan sebagai modal kerja usaha yang diperuntukkan bagi kegiatan usaha koperasi dan usaha kecil. Penyaluran dana kemitraan diberikan untuk sektor-sektor:

Industri/ pengrajin/ rumah tangga

Perdagangan

Pertanian

Perkebunan

Perikanan

Peternakan

Jasa

Hibah

Lainnya Wilayah penyaluran dana kemitraan mencakup di seluruh wilayah nusantara Indonesia. Mekanisme Program Kemitraan

Penyaluran dana kemitraan dilaksanakan melalui kantor cabang dan kantor pusat PT. Pelni serta disesuaikan dengan anggaran yang telah ditetapkan

Kantor Cabang dan Kantor Pusat PT Pelni melakukan survei untuk menentukan mitra binaan yang akan mendapat bantuan modal kerja usaha.

Modal usaha yang diberikan kepada mitra binaan diprioritaskan untuk kegiatan usaha koperasi dan usaha kecil

Mitra binaan yang mendapat bantuan dana kemitraan sebagai modal kerja usaha dengan kriteria sbb:

- Mitra binaan yang memiliki kekayaan bersih maks 200 juta atau memiliki hasil penjualan maks 1 milyar

- Mitra binaan berwarga Negara Indonesia - Bentuk usaha perorangan, Badan usaha yang berbentuk hokum

atau tidak berbentuk hokum - Mitra binaan yang telah melaksanakan kegiatan minimal 1 tahun

Page 36: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

36

- Mitra binaan yang mempunyai potensi & prospek usaha yang gigih dan baik

- Belum pernah mendapat bantuan dana kemitraan sebagai modal kerja dari BUMN

Sampai dengan Triwulan III tahun 2012 nilai yang disalurkan untuk program kemitraan sebesar Rp. 875.000.000,00. Kendala Perusahaan

Adanya peluang bagi penumpang untuk menggunakan transportasi lain dengan memberikan tariff yang kompetitif, waktu yang lebih cepat dan pelayanan yang lebih baik.

Tarif penumpang ekonomi yang masih sepenuhnya dikendalikan oleh pemerintah dan hanya bisa mengcover biaya pokok sebesar 49,36%

Karakteristik kapal dengan kecepatan yang tinggi mengakibatkan konsumsi BBM menjadi tinggi dan merupakan biaya terbesar yaitu 58% dari total biaya perkapalan.

Kenaikan biaya BBM akibat kenaikan harga BBM yang diluar kendali korporat dalam 10 tahun mencapai 1000%

Sarana penunjang pelayanan kapal tidak dikelola sendiri (Terminal penumpang tidak dikelola dengan steril)

Desain kapal ditentukan (given) dengan asumsi pertumbuhan penumpang naik terus.

Pembayaran PSO dilaksanakan jauh dibelakang setelah pekerjaan selesai.

Saran

PT.PELNI telah melaksanakan penugasan PSO sesuai dengan perjanjian yang disepakati walaupun dengan pagu anggaran yang lebih kecil dari kebutuhan PSO yang sebenarnya

Diharapkan jumlah dana PSO yang disediakan Pemerintah dapat disesuaikan dengan kebutuhan operasional PT. Pelni dan jangka waktu pencairan dapat tepat waktu

Perlu dilakukan penyesuaian formulasi tariff penumpang ekonomi dengan perubahan biaya BBM sehingga dapat mengurangi gap tariff terhadap biaya pokok

Terminal penumpang dapat dikelola sendiri

Penambahan dock space untuk kapal tipe 2000 pax

Pengalihan utang SLA menjadi Penyertaan Modal Negara (PMN)

Desain kapal untuk pengadaan kapal berikutnya dapat disesuaikan dengan perubahan bisnis yaitu tidak hanya murni penumpang

Penetapan rute kapal penumpang dengan mempertimbangkan moda transportasi yang lain

PT ASDP FERRY

PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) memiliki misi untuk menyajikan

jasa kepelabuhan dan penyeberangan ferry yang aman, handal dan efisien

secara konsisten melampaui harapan pemerintah, pelanggan dan komunitas

serta menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham dan karyawannya. Ini

merupakan cara perusahaan untuk mencapai misinya.

Page 37: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

37

Sebagai badan usaha milik Negara PT. ASDP memiliki peran sebagai berikut:

Peran Utama:

Korporasi Negara; memberi keuntungan dan deviden melalu: Jasa angkutan penyeberangan dan Jasa pelabuhan

Infrastruktur Negara; menyediakan jaringan transportasi publik antarpulau (daerah yang sudah dan sedang berkembang)

Agen Pembangunan; menyediakan jaringan transportasi publik bagi wilayah pulau terpencil (jauh) dan terluar (perbatasan) guna mempercepat pembangunan dan membuka isolasi geografis

Peran Pendukung Penunjang Kedaulatan NKRI; menyediakan jaringan transportasi untuk keperluan sosial-politik negara dan pertahanan nasional melalui kunjungan reguler di pulau

Penunjang bantuan Tanggap Darurat; menyediakan angkutan dengan kapasitas besar, cepat, murah, dan handal ke seluruh pelosok Nusantara untuk kondisi darurat nasional.

Kinerja Keuangan PT ASDP Ferry 2009 – Sept 2012

2009 2010 2011S/D

SEPTEMBER 2012

Aset Rupiah 50,041,570,195 53,673,092,774 46,599,884,369 43,302,655,066

Pendapatan Rupiah 11,188,355,819 16,645,950,747 20,320,791,791 16,288,856,905

Biaya Rupiah 17,034,466,720 19,869,337,774 21,240,629,275 15,504,494,734

Laba (Rugi) Rupiah (5,846,110,901) (3,223,387,027) (919,837,484) 784,362,171

Uraian Satuan

Tahun

Program PKBL di Wilayah Sulawesi Utara 5 tahun terakhir

2008 2009 2010 2011 2012 (S/D SEPT.)

KEMITRAAN NIHIL NIHIL 25,000,000 25,000,000 32,000,000

BINA LINGKUNGAN NIHIL NIHIL 60,000,000 51,000,000 50,000,000

Uraian

Tahun

Alokasi dana PKBL di Wilayah Sulawesi Utara

Pembangunan Sarana Kesehatan atau Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Area Pelabuhan Penyeberangan Bitung.

Bantuan Sound system untuk masjid At Taqwa Kelurahan Pateten Bitung.

Pembinaan kemitraan kepada pedagang kecil dan koperasi atau UKM.

Pembangunan Mushollah di Area Pelabuhan Penyeberangan Bitung.

Bantuan susu dan makanan bergizi kepada balita atau anak - anak di lingkungan Pelabuhan Penyeberangan Bitung (200 Paket).

Page 38: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

38

PT Angkasa Pura I (Persero)

PT AP I saat ini mengelola 13 Bandara yang tersebar di wilayah Indonesia bagian tengah sampai dengan Indonesia Bagian Timur. Jumlah peningkatan lalu lintas pesawat udara dari seluruh wilayah operasinya dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan rata-rata sekitar 14% per tahun.

Rencana strategis PT Angkasa Pura I untuk masa yang akan datang terutama dalam hal pengembangan usaha serta peningkatan pendapatan aeronautika dan non aeronautika adalah:

1. Mengembangkan kapasitas dan fasilitas bandar udara. 2. Kerjasama dengan Incheon International Airport Corp (IIAC) dan GVK

dalam hal best-practices pengelolaan bisnis bandar udara dan peningkatan Indeks Kepuasan Pelanggan.

3. Pembentukan 4 anak perusahaan (Angkasa Pura Hotel, Angkasa Pura Property, Angkasa Pura Logistics, dan Angkasa Pura Supports.

4. Aktif dalam forum marketing nasional dan internasional di bidang industri penerbangan.

5. Pada tahun 2012 ini telah dilakukan pengembangan 7 bandara yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2016.

Pada tahun 2010, laba PT Angkasa Pura I mengalami penurunan sebesar 18% dibanding tahun sebelumnya. Dan pada tahun labanya 2011 kembali meningkat sebesar 47,6%. Dari 17 bisnis unit yang dikelolanya rata-rata 7 bisnis unit mengalami kerugian setiap tahunnya.

Program CSR yang dilakukan oleh PT. AS I adalah diantaranya: 1) Program Kemitraan a. Penyaluran modal usaha dengan bunga rendah. b. Pembinaan: 2) Program Bina Lingkungan a. Bantuan bagi korban bencana alam. b. Bantuan sarana dan prasarana masyarakat: 3) Penanaman pohon di jakarta dan 12 lingkungan bandara 4) Bantuan sarana ibadah bagi masyarakat sekitar bandara PT. Garuda Indonesia Coverage area Garuda Indonesia wilayah Sulawesi Utara meliputi 11 kabupaten dan 4 Kotamadya. •Garuda Indonesia Manado dari tahun 2010 ke tahun 2012 dicanangkan akan menjadi supporting HUB Makassar dengan penambahan rute-rute baru, dan juga penambahan flight. •Pada tahun 2010, flight dari dan ke Manado diterbangi oleh 2 flight: •GA602/603 rute JKT-UPG-MDC-UPG-JKT •GA600/601 rute JKT-MDC-TTE-MDC-JKT •Tahun 2011 bulan Mei dilakukan penambahan 1 flight GA606/607 rute JKT-MDC-JKT •Jumlah staf untuk Branch Office Manado sebanyak 39 orang Distribusi •Memperbesar jaringan distribusi (channel distribution), total agent IATA 6 agent dan 70 sub agent

Page 39: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

39

•Peningkatan kerjasama antar perusahaan melalui Corporate Partnership, 12 corporate partner. •Sosialisasi penggunaan IBE (Internet Booking Engine) Promosi •Meningkatkan Brand Awareness •Optimalisasi marketing melalui Public Relation Mekanisme Program Kemitraan Melalui pemberian Pinjaman kemitraan, selain diberikan secara langsung kepada para pelaku Usaha kecil dan menengah, sejak tahun 2011 Garuda Indonesia mengembangkan mekanisme penyaluran pinjaman melalui Lembaga Penyalur Dana Kemitraan dan sinergi antar BUMN. Penyaluran PKBL Prov Sulut Program Jumlah Penyaluran Persentase Pendidikan dan Pelatihan Rp. 129.000.000 40,9% Kesehatan Rp. 186.500.000 59,1% Total Rp. 315.500.000 100%

PT Merpati Nusantara Rencana Bisnis Merpati:

Melayani Perintis Di Pulau Perbatasan Dengan Philipina (Naha dan Malangguane) di Tahun 2013

Mengembangkan Manado Sebagai Base Maintenance Untuk Pesawat 20 Seaters (Cassa-212)

Mengembangkan Rute Direct : CGK-MDC-CGK (direct) di tahun 2013 UPG-MDC-UPG (7X) MDC-SOQ-MDC (7X) MDC-TIM-MDC (3X)

MDC-MKW-DJJ-MKW-MDC (4X) effective 15 Nov untuk melayani musim Natal dan Tahun Baru 2013

Target Load Factor 85%

Target Market Share 35%

Mengembangkan ekonomi daerah melalui: - Berperan aktif dalam program MP3EI - Pengembangan pariwisata exotic destination (bunaken) - Kerjasama angkutan barang dan kargo dengan PT Pos Indonesia,

Koperasi dan UKM

Strategic Business Unit MTC (Merpati Training Center)

- Mengembangkan MTC melalui pilot training - Maintanance and operation training - Kerjasama operasi dengan pihak ketiga.

Page 40: Laporan Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara Pada

40

II. PENUTUP Laporan ini disusun untuk memberikan paparan secara tertulis mengenai

kegiatan Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI ke Propinsi Sulawesi Utara yang dlakukan dalam Masa Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2012-2013. Kunjungan kerja ini dilaksanakan pada tanggal 5 sampai 9 Nopember 2012.

Pada kunjungan kerja ini Anggota Komisi VI DPR RI telah melakukan tatap muka, memperoleh laporan secara langsung baik dalam bentuk tertulis maupun lisan dari BUMN di propinsi Sulawesi Utara. Selain itu Anggota Komisi VI DPR RI juga melakukan tanya jawab dan berdiskusi dengan pihak-pihak yang terkait di daerah kunjungan. Dengan kunjungan ini diharapakan Anggota Komisi VI DPR RI dapat memperoleh informasi yang lebih akurat dari pihak yang bersangkutan serta gambaran secara langsung mengenai kondisi yang sesungguhnya terjadi di daerah kunjungan. Diharapkan data dan informasi yang diperoleh dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan lingkup tugas Komisi VI DPR RI. Selanjutnya hasil Kunjungan Kerja ini juga akan diserahkan kepada Pemerintah untuk dapat ditindaklanjuti terutama dalam melakukan perencanaan dan penyusunan kebijakan bagi pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara khususnya dan Indonesia pada umumnya.

KOMISI VI DPR RI

UD Sinar Sakti melayani penjualan berbagai macam furniture (furniture kayu kelapa, flooring kayu

kelapa, kusen, pintu, jendela)

KUD Wenang Manado Address: Jl Pomorouw, Teling Atas, Sario City: Manado Postal code: 95119 Phone number: +62.431.867590