laporan kunjungan kerja komisi v dpr ri · 2016. 5. 27. · 1 laporan kunjungan kerja komisi v...

26
1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL 10-12 DESEMBER 2009 ============================================= I. PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM: 1. Amandemen Undang-Undang Dasar 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20, Perubahan Kedua Pasal 20 A, perubahan Ketiga Pasal 23; 2. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; 3. Keputusan DPR RI Nomor 01/DPR RI/I/2009-2014 tentang Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; 4. Surat Keputusan Pimpinan DPR-RI Nomor: 85/Pimp/I/2009-2010 tentang Kunjungan Kerja dalam Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2009-2010; 5. Keputusan Rapat Intern Komisi V DPR-RI tanggal 12 November 2009 tentang Penyusunan Program Kerja dan Pembentukan Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI serta Rapat Dengar Pendapat tanggal 25 November 2009 tentang persiapan kunjungan kerja dengan semua mitra Komisi V, Kepala Kantor Perwakilan Provinsi Maluku Utara, Kalimantan Selatan, Jambi, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat dan Sumatera Utara.

Upload: others

Post on 28-Jul-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

1

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA

KOMISI V DPR-RI

DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I

TAHUN SIDANG 2009-2010

KE PROVINSI JAMBI

TANGGAL 10-12 DESEMBER 2009 =============================================

I. PENDAHULUAN

A. DASAR HUKUM:

1. Amandemen Undang-Undang Dasar 1945; pada perubahan Pertama

Pasal 20, Perubahan Kedua Pasal 20 A, perubahan Ketiga Pasal 23;

2. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

3. Keputusan DPR RI Nomor 01/DPR RI/I/2009-2014 tentang Peraturan

Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;

4. Surat Keputusan Pimpinan DPR-RI Nomor: 85/Pimp/I/2009-2010

tentang Kunjungan Kerja dalam Reses Masa Persidangan I Tahun

Sidang 2009-2010;

5. Keputusan Rapat Intern Komisi V DPR-RI tanggal 12 November 2009

tentang Penyusunan Program Kerja dan Pembentukan Tim

Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI serta Rapat Dengar Pendapat

tanggal 25 November 2009 tentang persiapan kunjungan kerja

dengan semua mitra Komisi V, Kepala Kantor Perwakilan Provinsi

Maluku Utara, Kalimantan Selatan, Jambi, Sulawesi Utara,

Kalimantan Barat dan Sumatera Utara.

Page 2: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

2

B. Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja :

1. Maksud Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI adalah:

a. Untuk melihat secara langsung hasil-hasil pembangunan

infrastruktur di Provinsi Jambi khususnya Bidang Perhubungan,

Pekerjaan Umum, Bidang Perumahan dan Pembangunan Daerah

Tertinggal, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)

dan Basarnas yang menjadi mitra kerja Komisi V DPR RI.

b. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan di Provinsi Jambi

utamanya pembangunan Infrastruktur dalam pembiayaan APBN.

2. Tujuan dilaksanakannya Kunjungan Kerja adalah dalam rangka

melaksanakan Fungsi dan Tugas Dewan. Berdasarkan Keputusan

DPR RI Nomor 01/DPR-RI/I/2009-2014 tentang Peraturan Tata Tertib

DPR RI, pada Pasal 53 tentang Tugas Komisi, dimana disebutkan

bahwa:

1. Tugas Komisi dalam Pembentukan Undang-undang

(Legislasi)

2. Tugas Komisi di Bidang Anggaran (Budgeting)

3. Tugas Komisi di bidang Pengawasan

Utamanya terkait dengan Tata Tertib DPR RI Pasal 53 ayat (3)

tentang Tugas Komisi antara lain pada:

butir a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-

undang, termasuk anggaran pendapatan dan belanja

negara serta peraturan pelaksanaannya yang termasuk

dalam ruang lingkup tugasnya;

butir c. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.

Selain itu, terkait pula dalam Tata Tertib DPR RI Pasal 54 ayat (3)

huruf f tentang ”Komisi dalam menjalankan tugas sebagaimana dalam

pasal 53 ayat (3), dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, dapat”:

”Mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses, atau apabila

dipandang perlu, dalam masa sidang dengan persetujuan pimpinan

DPR yang hasilnya dilaporkan dalam rapat komisi untuk ditentukan

tindak lanjutnya”.

Page 3: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

3

II. Waktu dan Daerah Kunjungan Kerja

Dalam masa reses persidangan I Tahun Sidang 2009-20010, Kunjungan

Kerja dilaksanakan pada tanggal 10 – 12 Desember 2009 di Provinsi

Jambi.

III. Adapun Komposisi Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR-RI ke Provinsi

Jambi adalah sebagai berikut :

1. H. Muhidin Muhammad Said, SE, MBA Ketua FPG

2. CP. Samiadji Massaid, SE Anggota F-PD

3. Etha Bulo Anggota F-PD

4. Ir. Roestanto Wahidi D, MM Anggota F-PD

5. Agung Budi Santoso, SH Anggota F-PD

6. Drs. H. Riswantony DK Anggota F-PG

7. Drs. Eldie Suwandie Anggota F-PG

8. Ir. Bambang Sutrisno Anggota F-PG

9. Drs. H. Roem Kono Anggota F-PG

10. H. Malkan Amin Anggota F-PG

11. Nusyirwan Soejono, ST Anggota F-PDIP

12. Hj. Sadarestuwati,SP,M.MA Anggota F-PDIP

13. Ir. Sudjadi Anggota F-PDIP

14. Ir. H. Yudi Widia Adia, M.Si Anggota F-PKS

15. H.A. Bakri.HM,SE Anggota F-PAN

16. Dra. Yasti Soepredjo Mokoagow Anggota F-PAN

17. Capt. H. M. Epyardi Asda, M,MAR Anggota F-PPP

18. Nur Iswanto, SH, MH Anggota F-P Gerindra

19. Drs. Akbar Faisal, M.Si Anggota F-Hanura

Dari Sekretariat Komisi V DPR RI yaitu :

1. Drs. Budi Jatnika, M.Si Sekretariat

2. Kunarto, S.Sos Sekretariat

3. Suciati Sekretariat

4. Aunurrafiq Khafrawy Tenaga Ahli

Page 4: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

4

Pendamping dari Mitra Kerja :

Departemen Pekerjaan Umum :

1. Ir. Taufik Widjoyono, MSc Direktur Bina Program Bina

Marga

2. Ir. Widagdo Direktur Sungai Danau &

Waduk SDA

3. Ir. Asep Sudrajat, MM Kabalai Pelak. Jl.Nas Wil III

4. Ir. Ifan Wirata Kabalai Wil Sungai VI Jambi

5. Ir. Djoko Sulistiyono Kasubdit Wilbar III Bina Marga

6. Ir. Oloan Simatupang,Dipl Kasubdit Air Minum Wilbar CK

7. Ir. Andri Andrea Kasubdit P. Ruang Wilbar

8. Ratna Harahap Kasi Wilbar I SDA

9. Dra. Etty Winarni, MM Kasubdit PIP-Penghubung PU

10. Indah Pratiwi, S.Sos Reporter PU

Departemen Perhubungan :

1. Suwandi Saputro Dir. Pengerukan Pelabuhan

2. Supriyatno Mukim Ditjen Hubud

3. Serbani Barus Ditjen Hubud

4. Hardi Sukarlianto Dit. LLASDP

5. Aryo Bandoro Hadi Biro Perencanaan

6. Sofiantoro Biro Umum

Badan Meteorologi dan Geofisika :

1. Untung Merdijanto Biro Perencanaan BMG.

2. Aries Erwanto Kasubag Prog & Penyusunan Anggaran I

Kementerian Negara Perumahan Rakyat :

1. Ir. Mirna Amin, MT Asdep Pengemb. Kawasan. Skala Besar

2. Nanang Sofwan P2P Kemeneg Pera

3. Fitrah Nur P2P Kemeneg Pera

4. Samson Sibarani Deputi Pembiayaan

Page 5: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

5

5. Sri Nurhayati Deputi Perumahan Swadaya

6. Lita Matongan Deputi Pengembangan Kawasan

7. Devi Ismiyati Staf Humas Pera

Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT)

1. DR. Siswa Trihardi Asdep Infrastruktur Energi PDT

Badan SAR Nasional

1. Agus Sukarno, SH Kapusdatin Basarnas

Selain itu kami juga di dampingi rekan-rekan wartawan

IV. Obyek/Sasaran Kunker

Kunjungan kerja Komisi V DPR RI di Provinsi Jambi dalam rangka

menjalankan tugas dan fungsi kedewanan dengan mengunjungi sejumlah obyek

pembangunan yang di biayai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Secara umum obyek yang telah dikunjungi adalah sebagai berikut :

Meninjau Terminal Bandara Sultan Thaha Syaifuddin;

Meninjauan Stasiun Meteorologi Bandara Sultan Thaha;

Meninjau Pembangunan Kantor Basarnas Provinsi Jambi;

Meninjau Kasiba, Jalan masuk Perumahan PNS Kenali Asam Kota

Jambi,

Meninjau Jalan Lingkar – Intake Sijenjang – Jembatan Batang Hari II

– Pelabuhan Muara Sabak,

Meninjau Pembangunan Intake PDAM di Sejinjang Kota Jambi,

Meninjau Rusunawa Universitas Jambi;

Peninjauan ruas jalan Jambi – Muara Bulian – Muara Trembesi

Sarolangun;

Peninjauan DAM Kutur;

Peninjauan Daerah Irigasi Batang Asai serta rencana lokasi

pembangunan bendung di desa Benso;

Peninjauan PLTS Desa Mersip dan PLTMH Desa Kasiro di Kab.

Sarolangun.

Page 6: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

6

V. Temuan – Temuan Tim Kunker

Profil Provinsi Jambi

Provinsi Jambi yang terletak di pesisir timur di bagian tengah Pulau

Sumatera dengan ibukota sama dengan nama provinsinya yaitu Jambi.

Jambi adalah satu dari tiga provinsi di Indonesia yang ibukotanya bernama

sama dengan provinsinya, selain Bengkulu dan Gorontalo.

Wilayah administrasi Pemerintahan Jambi meliputi sembilan (9)

Kabupaten dan dua (2) Kota, yaitu :

1. Kab. Batanghari

2. Kab. Bungo

3. Kab.Kerinci

4. Kab. Merangin

5. Kab. Muaro Jambi

6. Kab. Sarolangun

7. Kab. Tanjung Jabung Barat

8. Kab. Tanjung Jabung Timur

9. Kab. Tebo

10. Kota Jambi

11. Kota Sungai Penuh.

Sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk Provinsi Jambi

adalah 2.400.940 jiwa.

Geografi dan Topografi

Provinsi Jambi terletak antara 0° 45’ 2° 45’ LS dan 101° 0’ - 104° 55

BT, terletak di tengah pulau sumatera membujur sepanjang pantai timur

sampai barat, dengan luas wilayah keseluruhan 53.435.72 Km2 , luas

daratan 51.000 Km2 dengan panjang pantai hanya 185 km .

Batas wilayah Provinsi Jambi adalah sebagai berikut :

Sebelah utara dengan Provinsi Riau;

Sebelah selatan dengan Provinsi Sumatera Selatan;

Sebelah barat dengan Provinsi Sumater Barat;

Sebelah timur dengan Laut Cina Selatan;

Page 7: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

7

Provinsi Jambi mengalami dinamika perubahan dan gerak ekonomi

bagi kawasan Sumatera. Kota Jambi akan menjadi salah satu sentra

pertumbuhan ekonomi, sekaligus dengan sejumlah persoalan besar yang

mengikutinya. Di tengah berbagai kesulitan yang dialami Bangsa Indonesia

menyusul fenomena alam yang fluktuatif, hampir merata di seluruh negeri,

menantang untuk disikapi secara arif dan matang. Kesalahan langkah

dalam menyikapi berbagai persoalan “alam” akan berdampak pada

kerugian multi aspek bagi masyarakat Jambi.

Berikut sejumlah temuan dan permasalahan yang diperoleh dalam

Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI di Provinsi Jambi sebagai berikut :

A. PERHUBUNGAN :

Bidang Perhubungan Darat dan Perkeretaapian

Di bidang perhubungan darat dan perkeretaapian kendala dan

permasalahan yang tim temui dilapangan adalah sebagai berikut:

Kondisi sarana dan parasarana Perhubungan Darat yaitu :

Sektor LLAJ

Wilayah Jambi dengan bentang alam yang luas, dimana jarak antara

ibukota provinsi dengan kabupaten terjauh dapat di tempuh kurang

lebih 14 jam, sehingga hal tersebut menjadi kesulitan tersendiri dalam

menggerakkan sektor ekonomi masyarakat. Hingga itu terdapat cukup

banyak ruas jalan yang termasuk rawan kecelakaan lalu-lintas. Salah

satu upaya yang harus dilakukan adalah melakukan penambahan

fasilitas lalu lintas jalan (LLAJ), seperti marka, rambu, pagar

pembatas jalan, lampu lalu lintas, pengaman, dan lain sebagainya.

Sektor LLASDP

Kondisi pelabuhan penyeberangan yang ada, terutama dermaga

sungai di Kuala Tungkal Kab. Tanjab Barat, Pelabuhan Nipang

Panjang dan Sungai Puding di Kab. Tanjab Timur perlu peningkatan

agar berfungsi secara optimal.

Page 8: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

8

Permasalahan :

Pengucuran dana yang dilakukan oleh pemerintah Pusat secara

bertahap, menyulitkan pengelola kegiatan/ proyek di dalam

menyelesaikan pekerjaan yang sesuai dengan waktu yang telah di

tetapkan.

Biaya pemeliharaan kurang.

Anggaran untuk pemeliharaan infrastruktur jalan serta berbagai

prasarana transportasi lainnya terasa kurang. Berpengaruh pada

kualitas perawatan, sehingga berbagai kerusakan mudah terjadi, serta

mempercepat proses kerusakan fasilitas jalan.

Sektor Perkeretaapian

Dalam rangka mendukung kelancaran pengangkutan sumber daya

alam, seperti hasil-hasil pertambangan dan perkebunan, diperlukan

sarana dan prasarana angkutan massal. Selama ini angkutan

batubara menggunakan jalan umum yang mengakibatkan tingginya

kerusakan jalan, kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Untuk ini,

pembangunan jaringan jalan kereta api (trans Sumatera ) menjadi

harapan masyarakat provinsi se-Sumatera pada umumnya dan

masyarakat Jambi pada khususnya.

Saran dan aspirasi daerah di bidang Perhubungan Darat dan

Perkeretaapiaan yang perlu mendapatkan perhatian di tingkat pusat

adalah;

Peningkatan Pembangunan Fasilitas Keselamatan LLAJ, melalui

pengadaan dan pemasangan Guardrail, secara menyebar, dengan

alokasi anggaran Rp. 6,8 miliar;

Pengadaan dan pemasangan rambu jalan, cermin tikungan secara

menyebar, dengan alokasi anggaran Rp. 761 juta;

Pengadaan dan pemasangan Traffic Light tenaga surya, secara

menyebar, dengan alokasi anggaran Rp. 3,7 miliar;

Pembangunan Terminal Penumpang Tipe A di Kab. Muara Jambi dan

Kab. Tanjab Barat, alokasi anggaran sebesar Rp. 30 miliar;

Page 9: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

9

Peningkatan Terminal Penumpang Tipe A Alam Barajo di Kota Jambi

dengan alokasi anggaran sebasar Rp. 2,5 miliar;

Peningkatan Dermaga Sungai di Kuala Tangkal Kab. Tanjab Barat,

Dermaga Nipang Panjang dan Dermaga Sungai Puding di Kab.

Tanjab Timur, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 34,7 miliar;

Pembangunan jalur kereta api secara bertahap, melalui penyusunan

Detail Engineering Design (DED) pembangunan Jalan Kereta Api

lintas Jambi – Batas Sumsel, dengan alokasi anggaran Rp. 900 juta;

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) pembangunan Jalan

Kereta Api lintas Jambi – Ma. Bungo - Batas Sumbar, dengan alokasi

anggaran Rp. 7,1 miliar;

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) pembangunan Jalan

Kereta Api lintas Jambi – Muara Sabak, dengan alokasi anggaran Rp.

2,45 miliar;

Bidang Perhubungan Laut

Pelabuhan Muara Sabak

Pelabuhan Muara Sabak yang terletak di muara Sungai

Batanghari yang secara administrasitif masuk wilayah Kabupaten

Tanjung Jabung Timur dengan jarak dari Kota Jambi + 122 Km. Adapun

jarak dari ambang luar + 12 Mil. Pelabuhan Muara Sabak mempunyai

posisi strategis karena dekat dengan lalu lintas angkutan laut

internasional yaitu selat Malaka dan laut Cina Selatan.

Alur Sungai Batanghari merupakan urat nadi perekonomian Prov.

Jambi, dimana lalu lintas kapal per November 2009 yang melayari alur

ini yaitu 3.753 buah kapal , dengan volume arus barang berkisar 4,8 juta

ton. Selain barang umum dalam kemasan general cargo dan petikemas,

terdapat prospek komoditi : Batubara Potensi tambang 1,5 Milyar ton,

distribusi Sebagian ke Pelabuhan Teluk Bayur. Iron Ore, mempunyai

potensi tambang 165 juta ton. Palm Oil, dengan luas areal perkebunan

448.889 ha (2007), dengan produksi CPO 1,0 juta ton.

Page 10: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

10

Permasalahan :

Salah satu masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan alur ini

adalah tingginya tingkat sedimentasi, oleh karena itu perlu dilakukan

upaya pengerukan secara rutin.

Terbatasnya sarana dan fasilitas pelabuhan sehingga meningkatkan

biaya operasional;

Buruknya infrastruktur jalan menuju pelabuhan Muara Sabak, yang

berakibat biaya ekonomi tinggi;

Saran dan aspirasi daerah di bidang Perhubungan Laut yaitu :

Mengingat pengembangan Pelabuhan Muara Sabak merupakan

Strong Point Program Pembangunan Prov Jambi, guna menunjang

perkembangan perekonomian Jambi, sehingga percepatan

pelaksanaan pengembangan pelabuhan Muara Sabak untuk dapat

DIPRIORITASKAN, baik melalui pembiayaan yang bersumber dari

APBN, Pinjaman Luar Negeri , apatahlagi Pelindo II.

Memasukkan Kawasan Pelabuhan Muara Sabak sebagai salah satu

prioritas pembangunan di Provinsi Jambi dalam rangka mendorong

pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

dan terhubungnya Provinsi Jambi kedalam Network perdagangan

Internasional melalui Pelabuhan Muara Sabak.

Pengerukan alur pelayaran ambang luar Sungai Batanghari, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 43.7 miliar;

Pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), Rambu

Suar.

Bidang Perhubungan Udara

Kondisi fasilitas sarana dan prasarana perhubungan udara di Provinsi

Jambi adalah sebagai berikut :

Bandara Sultan Thaha Jambi.

Bandara Sultan Thaha Jambi mampu didarati pesawat jenis Boeing

737-400 atau Air Bus A 319. Panjang landasan saat ini 2200 m

dengan lebar 30 m. Fasilitas terminal saat ini mampu menampung

penumpang kurang lebih 500 orang. Secara umum kondisi bandara

Sultan Thaha dalam kondisi baik.

Page 11: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

11

Permasalahan Bandara Sultan Thaha Jambi :

Terbatasnya kapasitas parkir pesawat di Apron;

Keterbatasan lahan untuk pengembangan Bandara Sultan

Thaha kedepan (misal untuk pengembangan pembangunan

terminal, perpanjangan landasan, penempatan alat bantu

pendaratan.

Terbatasnya suplay tenaga listrik dari PLN

Terbatasnya fasilitas pendukung keselamatan ( Radar, Mobil

pemadam kebakaran); dan

Bahwa pengembangan Bandara Sulthan Thaha ke depan harus

mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah.

Saran aspirasi daerah di bidang Perhubungan Udara yang perlu

mendapatkan perhatian khusus di tingkat pusat adalah :

Lanjutan pengembangan Bandara Sultan Thaha kedepan sudah

sangat mendesak, mengingat arus penumpang datang/berangkat

melalui Bandara Udara tersebut menunjukkan lonjakan yang

signifikan, oleh karena itu Pemprov. Jambi mengusulkan :

Perpanjangan runway dari 2220 m menjadi 2600 m termasuk

overrun, Shoulder dan RESA, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 69 miliar;

Pelebaran runway dari 30 m menjadi 45 m, , dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 66 miliar;

Pengadaan dan pemasangan ILS Cat I.

Peningkatan kapasitas Bandar Udara kelas IV dan Perintis di

lingkup Dinas Perhubungan Provinsi Jambi yaitu Bandara Depati

Parbo Kerinci dan Bandara Muara Bungo/Rimbo Bujang Stragen

agar mampu didarati pesawat yang berkapasitas besar.

Pengembangan/Peningkatan Rute Perintis yang melayani Bandar

Udara di Provinsi Jambi, sehingga mampu melayani meningkatnya

permintaan jasa transportasi.

Page 12: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

12

B. PEKERJAAN UMUM :

Bidang Bina Marga (Infrastruktur Jalan)

Jaringan jalan dan jembatan di Provinsi Jambi sepanjang 2.387

Km yang terdiri dari Jalan Nasional sepanjang 820,40 Km (terdiri dari

Lintas Timur Sumatera 210,24 Km, Lintas Tengah Sumatera 244,47 Km,

Jalan Penghubung Lintas I sepanjang 239,28 Km., Jalan Penghubung

Lintas II sepanjang 103,70 Km, Jalan Kota Jambi 22,71 Km); Jalan

Provinsi sepanjang 1.566,68 Km; Jembatan sebanyak 709 buah panjang

13.018,71 meter.

Adapun kondisi Jalan Nasional di Prov. Jambi sebagai berikut :

Baik = 448 Km = 54,6 %

Sedang = 212,6 Km = 25,9 %

Rusak Ringan = 140,6 Km = 17,1 %

Rusak Berat = 19,1 Km = 2,34 %

Sementara kondisi Jalan Provinsi, sebagai berikut :

Baik = 405,6 Km = 25,9 %

Sedang = 492,3 Km = 31,4 %

Rusak Ringan = 397 Km = 25 %

Rusak Berat = 271 Km = 17 %

Dari total jalan negara dan jalan provinsi itu, perlu dilakukan

pemeliharaan dan peningkatan kualitas jalan. Adapun usaha yang telah

dilakukan oleh Pemda Jambi adalah dengan memaksimalkan dana yang

terbatas untuk mempertahankan kondisi jalan lewat anggaran

pemeliharaan rutin serta melakukan perbaikan dengan peningkatan

struktur dan kapasitas jalan pada lokasi persegmen/setempat.

Permasalahan :

Menurunnya kualitas konstruksi jalan akibat pembebanan

berlebihan (over loading), pada hal rencana design yang di buat

adalah MTS 8 ton;

Rusaknya beberapa ruas jalan akibat bencana alam seperti banjir,

longsor dan gempa;

Page 13: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

13

Beroperasinya kendaraan pengangkut ukuran besar (tonase 40

ton) dan lebar gandar yang tidak sesuai lagi dengan kebanyakan

lebar jalan yang ada.

Kurang terintegrasinya pembangunan badan jalan dengan sistem

drainase sehingga mempercepat kerusakan jalan;

Keterbatasan biaya peningkatan atau pembangunan, yang

menyebabkan perbaikan kondisi jalan bergerak lambat;

Sistem jaringan jalan utama yang merupakan bagian Trans

Sumatera masih belum mantap dari segi kualitas dan masih

terbatasnya kapasitas jalan di ruas jalan nasional dan provinsi.

Saran dan aspirasi daerah yang perlu mendapat perhatian pemerintah

pusat yaitu peningkatan dana APBN dan PLN untuk pembangunan

prasarana infrastruktur jalan dan jembatan serta peningkatan status jalan

strategis penghubung lintas menjadi jalan nasional, yang terdiri dari :

Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan ruas Jalan

Batanghari II – Muara Sabak( jalan akses ke pelabuhan Muara

Sabak), sepanjang 62,5 km, dengan alokasi anggaran Rp.102,3

miliar;

Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan ruas Ma.

Tembesi – Bts Bute – Sei. Bengkal – Ma Tebo, sepanjang 126 km,

dengan anggaran Rp. 75 milair;

Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan ruas Jalan

Merlung – Bts Riau, sepanjang 59,7 km, dengan anggaran Rp.

120 miliar;

Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan ruas Jalan Ma.

Bungo – Bangko – Bts Sarko, sepanjang 68,4 km, dengan

anggaran Rp. 60 miliar;

Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan ruas Jalan Ma.

Bungo – Batas Sumbar, sepanjang 51,4 km, dengan anggaran Rp.

30 miliar;

Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan ruas Jalan

Sarolangun – Bts Sumsel sepanjang 30,7 km, dengan anggaran

Rp. 35 miliar;

Page 14: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

14

Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan ruas Jalan

Nasional di Kota Jambi sepanjang 22,7 km, dengan alokasi

anggaran 50 miliar;

Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan ruas Jalan Ma.

Tembesi – Bangko, sepanjang 112 km, dengan alokasi Rp.400

miliar;

Mengusulkan peningkatan status jalan strategis di bawah ini untuk

di jadikan jalan nasional yaitu :

- Ruas Jalan Batanghari II – Muara Sabak( jalan akses ke

pelabuhan Muara Sabak), sepanjang 62,5 km dan;

- Ruas Jalan Ma. Tembesi – Bangko, sepanjang 112 km..

Bidang Sumber Daya Air

Potensi lahan rawa untu pertanian di Prov. Jambi seluas 684 ribu

Ha atau sekitar 12 % luas Prov. Jambi. Lahan yang sudah dibuka ( di

bangun saluran dan bangunan) adalah seluas 253 ribu Ha, baik rawa

pasang surut dengan luas 212 ribu Ha dan rawa non pasang surut (rawa

lebak) seluas 41 ribu Ha.

Daerah rawa Sei Raya yang terdapat di Kab. Tanjung Jabung

Timur memiliki potensi luas 5.500 Ha dan fungsional 5.500 Ha

merupakan salah satu andalan untuk mencukupi kebutuhan pangan

maupun palawija di Kab. Tanjab Timur. Sementara luas areal irigasi

Batang Limun Singkut di Kabupaten Sarolangun adalah 2.468 Ha, hanya

1.600 Ha yang dapat dimanfaatkan untuk mengairi sawah, sisanya

sekitar 800 Ha telah beralih fungsi menjadi pemukiman, pertokoaan dan

perkantoran.

Dengan dilakukannya pembangunan baru dan peningkatan daerah

irigasi di Prov. Jambi, diharapkan dapat meningkatkan potensi hasil

pertanian, pangan dan kesejahteraan masyarakat Prov. Jambi.

Permasalahan :

Ketersediaan dana OP yang sangat minim, menyebabkan tidak

maksimalnya fungsi-fungsi OP irigasi yang berimplikasi pada

menurunnya fungsi jaringan irigasi sampai dibawah 60% .

Page 15: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

15

PAD Kab/Kota pada umumnya tidak cukup mampu untuk

menyelenggarakan pengelolaan irigasi baik untuk pengoperasian

(biaya personil, administrasi, operasional dan peralatan), maupun

untuk pemeliharaan (fisik) Instrumen bantuan Pemerintah dengan

DAU hanya membantu gaji tapi tidak untuk operasional dan

lainnya. Sedangkan DAK sering dipakai untuk non pemeliharaan,

akibatnya pengelolaan irigasi menjadi semakin buruk dari

sebelumnya.

Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung

sumber daya air;

Menurunnya kemampuan penyediaan air irigasi;

Kurang optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi dan pengairan

Kurang optimalnya penanganan pengendalian banjir dan

pengendalian daya rusak air;

Kurang optimalnya penanganan pengamanan pantai dan tebing

sungai;

Alih fungsi lahan yang sangat cepat;

Kurangnya personil yang berpengalaman dan memahami tugas-

tugas pemerintah dan pembangunan dalam sektor pengairan, baik

dari segi administrasi maupun teknis didaerah, akibatnya banyak

yang ditangani oleh petugas yang tidak kredibel;

Saran dan aspirasi daerah yang perlu mendapat perhatian pemerintah

pusat yaitu peningkatan dana APBN dan PLN untuk pembangunan

prasarana infrastruktur Sumber Daya Air yang terdiri dari :

Lanjutan pembangunan Daerah Irigasi Batang Limun Singkut, di

butuhkan anggaran sebesar Rp. 100 miliar ;

Pembangunan Daerah Irigasi Batang Asai, dengan kebutuhan

anggaran sebesar Rp. 200 miliar;

Pengembangan Konservasi Sungai, menyebar di Prov Jambi

sebesar Rp. 65 miliar;

Pembangunan Sarana dan Prasarana Pengendali Banjir &

Pengaman Tebing Sungai, menyebar sebesar Rp. 90 miliar;

Pengembangan dan penyediaan air baku, menyebar Rp.50 miliar,

Page 16: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

16

Bidang Cipta Karya

Menurut laporan audit BPKP tahun 2007, PDAM Kota Jambi

masuk kategori sehat . Jumlah penduduk yang terlayani sekitar 253.175

jiwa dari 473.770 jiwa penduduk Kota Jambi atau jumlah penduduk yang

terlayani sekitar 53,4 %. Kapasitas terpasang saat ini sekitar 1.004 L/dt

dengan kapasitas produksi 757 L/dt. Tingkat kebocoran masih tinggi yaitu

berkisar 40 %.

Pembangunan Intake PDAM di Sejinjang Kota Jambi

Pada perinsipnya pelaksanaan pembangunan intake PDAM di

Sejinjang Kota Jambi berjalan dengan baik guna memenuhi kebutuhan

air baku bagi masyarakat Wilayah Timur Kota Jambi.

Permasalahan

Belum tersedianya master plan terkait dengan pemenuhan air

bersih di seluruh kab/kota;

Belum maksimalnya kapasitas produkasi PDAM Kota Jambi;

Terbatasnya cakupan pelayanan kepada masyarakat;

Tingginya tingkat kebocoron air , berkisar 40 %;

Tingkat kualitas air baku masih kurang, guna memenuhi stándar

kesehatan dan pelayanan minimal;

Saran dan aspirasi daerah yang perlu mendapat perhatian

pemerintah pusat di bidang keciptakaryaan adalah :

Peningkatan alokasi anggaran infrastruktur permukiman

perdesaan;

Peningkatan alokasi anggaran pada program peningkatan kualitas

permukiman kawasan kumuh dan nelayan;

Pemberian fasilitas pengembangan infrastruktur permukiman kota,

melalui pembangunan intake air baku kab/kota, dan penataan

revitalisasi kawasan perkotaan;

Peningkatan alokasi anggaran pada pengembangan kawasan

perumahan dan permukiman bagi MBR;

Peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan intake air baku

kab/kota di Prov. Jambi ;

Page 17: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

17

Bidang Penataan Ruang

Pemerintah Provinsi Jambi tengah berupaya mengembalikan

fungsi kelestarian alam sebagai landasan pelaksanaan pembangunan

infrastruktur, dimana upaya tersebut tertuang dalam Rancangan

Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Provinsi Jambi Tahun 2010 – 2029 dengan mengusung konsep

penataan ruang berbasis kelestarian alam dan pembangunan

berkelanjutan.

Sekitar 90 % wilayah Jambi menjadi bagian dari DAS Batanghari,

Selain itu Prov. Jambi memiliki empat Kawasan Strategis Nasional (KSN)

untuk kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, yaitu

Taman Nasional Kerinci Seblat, TN Bukit Tigapuluh, TN Bukit Duabelas,

dan TN Berbak.

Permasalahan :

Masih terprosesnya penyusunan RTRW Propinsi, mengingat batas

waktu penetapan RTRW Provinsi adalah sampai akhir tahun 2009;

Terancamnya alih fungsi kawasan lindung seluas 1,6 juta Ha untuk

perkebunan dan pemukiman;

Saran dan aspirasi daerah yang perlu mendapat perhatian

pemerintah pusat di bidang Penataan Ruang adalah :

Agar segara direalisasikan Penarapan mekanisme insentif bagi

daerah yang mengakomodasi kawasan lindungnya agar tetap

terjaga minimal 30 % dari wilayahnya dalam RTRW Provinsi dan

RTRW Kab/Kota ;

Peningkatan alokasi anggaran terkait dengan bidang Penataan

Ruang yang ada di Prov. Jambi, mengingat Penataan Ruang

sebagai salah satu instrumen yang bernilai strategis untuk

mewadahi pembangunan demi peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

C. Bidang Permukiman dan Perumahan Rakyat

Page 18: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

18

Berdasarkan kebutuhan permukiman hingga tahun 2015 Backlog

kebutuhan pemukiman di Kota Kambi akan mencapai kurang lebih

15.000 Unit, pengembangan perumahan untuk memenuhi kebutuhan

tersebut tersebar di kawasan yang di rencanakan untuk di kembangkan

menjadi pemukiman, baik melalui Kasiba maupun Lisiba.

Adapun obyek yang di kunjungin terkait dengan bidang

Perumahan Rakyat adalah Kasiba – Kenali Asam di Kota Jambi dan

Rusunawa Universitas Jambi. Beberapa masalah yang menjadi temuan

tim kunker adalah sebagai berikut :

a. Kasiba Paal Lima – Kenali Asam Kota Jambi

Permasalahan pada Kasiba – Kenali Asam adalah :

Terbatasnya daya listrik dari PLN dan air bersih dari PDAM;

Rencana Rinci Tata Ruang Kasiba yang telah disusun oleh

Menpera belum di jadikan acuan Pemkot Jambi;

Belum terbentuknya Badan Pengelola ;

Kurangnya koordinasi antara Perumnas dengan Pertamina dan

Pemkot Jambi terkait dengan pembebasan lahan.

b. Rusunawa Universitas Jambi

Pembangunan Rusunawa Universitas Jambi 1 Twin Blok, 96 Unit

kamar tipe 21 dengan anggaran kurang lebih Rp. 8,3 miliar, yang

telah dilaksanakan FHO pada 8 Juni 2009, di kerjakan oleh PT.

JEDDS Construcs dan disupervisi oleh PT. Astri Arena dn PT.

Pandya Sidhikara dalam 2 tahap pembangunan, menyimpan

beberapa permasalahan diantaranya;

a. Kondisi bangunan kurang terawat;

b. Terbatasnya fasilitas air bersih;

c. Belum adanya meubiler sehingga Rusunawa tersebut belum

dimanfaatkan;

Permasalahan :

Masih banyaknya kawasan permukiman kumuh;

Masih rendahnya cakupan pelayanan air bersih dan listrik;

Belum optimalnya kinerja pengelolaan sampah dan drainase;

Page 19: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

19

Masih rendahnya kualitas jalan lingkungan permukiman;

Terbatasnya penyediaan rumah type RS dan RSS bagi para

karyawan dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) masih

sangat kurang disebabkan oleh :

Kurang bergairahnya pengembang untuk membangun RS dan

RSS karena alasan profit rendah bahkan cenderung merugi;

Tingkat daya beli masyarakat rendah akibat harga rumah yang

masih tinggi;

Peran perbankan dalam membantu MBR relatif masih rendah;

Bantuan Prasarana dan Sarana untuk perumahan RS dan RSS

masih rendah sehingga masyarakat kurang berminat.

Usulan Program Prioritas untuk Tahun Anggaran 2011 di bidang

perumahan rakyat adalah dengan meningkatkan alokasi anggaran bidang

perumahan di Prov. Jambi, khususnya anggaran untuk bidang

perumahan swadaya dan pengembangan kawasan.

D. BADAN METEREOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

(BMKG) JAMBI :

Setiap bulan, UPT BMKG Prov Jambi secara reguler

mengeluarkan prakiraan cuaca bandar udara, prakiraan cuaca harian

kabupaten/kota, prakiraan tinggi dan arah gelombang laut, prakiraan

curah hujan dan awal musim. Disamping itu UPT BMKG Jambi juga

mengeluarkan data informasi peringatan dini yang meliputi : curah hujan

ekstrim yang berpotensi menimbulkan longsor dan banjir, kekeringan

yang berpotensi menyebabkan kebakaran lahan dan hutan serta gempa

bumi dan tsunami.

Beberapa permasalahan UPT BMKG Provinsi Jambi dan Stasiun

Meteorologi Sultan Thaha Jambi, diantaranya :

Terbatasnya SDM baik secara kuantitas maupun kualitas;

Mengingat cakupan luas wilayah yang ditangani, maka perlu di

bangun stasiun meteorologi maritim dan stasiun geofisika;

Tingkat kerapatan jaringan pengamatan/peramatan yang masih belum

sebanding dengan cakupan wilayah pelayanan.

Page 20: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

20

Usulan Program Prioritas untuk Tahun Anggaran 2011 di bidang BMKG

adalah dengan meningkatkan alokasi anggaran UPT BMKG Prov. Jambi

yaitu :

Peningkatan SDM baik secara Kuantitas maupun Kualitas.

Peningkatan sarana dan prasarana peralatan peramatan,

pengolahan, penyebaran dan analisa data cuaca/iklim agar rasio

ketersediaan stasiun dengan wilayah cakupan semakin rapat serta

tingkat keakuratan datanya semakin tinggi;

Perintisan Pembangunan Stasiun Meteorologi Maritim dan Stasiun

Geofisika, mengingat Prov. Jambi belum memiliki Stasiun Meteorologi

Maritim dan Stasiun Geofisika;

Page 21: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

21

VI. REKOMENDASI

Provinsi Jambi yang sedang berkeliat melakukan percepatan

pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya,

karena itu Pemerintah Provinsi Jambi sangat membutuhkan peningkatan

alokasi anggaran infrastruktur dari DPR RI dan Pemerintah. Adapun Sektor

yang menjadi Rekomendasi Komisi V DPR RI agar menjadi perhatian

Pemerintah dalam pengusulan program prioritas pembangunan infarstruktur

Provinsi Jambi pada APBN-P T.A. 2010 dan R-APBN T.A. 2011 adalah

sebagai berikut :

1. Pembangunan Infarstruktur Jalan (Bina Marga) adalah :

Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan ruas Jalan

Batanghari II – Muara Sabak (jalan akses ke pelabuhan Muara

Sabak), sepanjang 62,5 km, dengan alokasi anggaran Rp.102,3

miliar;

Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan ruas Ma. Tembesi –

Bts Bute – Sei. Bengkal – Ma Tebo, sepanjang 126 km, dengan

anggaran Rp. 75 milair;

Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan ruas Jalan Merlung

– Bts Riau, sepanjang 59,7 km, dengan anggaran Rp. 120 miliar;

Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan ruas Jalan Ma.

Bungo – Bangko – Bts Sarko, sepanjang 68,4 km, dengan anggaran

Rp. 60 miliar;

Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan ruas Jalan Ma.

Bungo – Batas Sumbar, sepanjang 51,4 km, dengan anggaran Rp. 30

miliar;

Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan ruas Jalan

Sarolangun – Bts Sumsel sepanjang 30,7 km, dengan anggaran Rp.

35 miliar;

Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan ruas Jalan Nasional

di Kota Jambi sepanjang 22,7 km, dengan alokasi anggaran 50 miliar;

Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan ruas Jalan Ma.

Tembesi – Bangko, sepanjang 112 km, dengan alokasi Rp.400 miliar.

Mengusulkan peningkatan status jalan strategis di bawah ini untuk di

jadikan jalan nasional yaitu :

Page 22: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

22

o Ruas Jalan Batanghari II – Muara Sabak( jalan akses ke

pelabuhan Muara Sabak), sepanjang 62,5 km dan;

o Ruas Jalan Ma. Tembesi – Bangko, sepanjang 112 km..

2. Pembangunan di bidang Pengelolaan Sumber Daya Air adalah :

Lanjutan pembangunan Daerah Irigasi Batang Limun Singkut, di

butuhkan anggaran sebesar Rp. 100 miliar ;

Pembangunan dan peningkatan Daerah Irigasi Batang Asai, dengan

kebutuhan anggaran sebesar Rp. 200 miliar;

Pengembangan Konservasi Sungai, menyebar di Prov Jambi sebesar

Rp. 65 miliar;

Pengendalian Banjir & Pengaman Tebing Sungai, menyebar sebesar

Rp. 90 miliar.

3. Pembangunan di bidang Cipta Karya adalah:

Peningkatan alokasi anggaran infrastruktur permukiman perdesaan;

Peningkatan alokasi anggaran pada program peningkatan kualitas

permukiman kawasan kumuh dan nelayan;

Pemberian fasilitas pengembangan infrastruktur permukiman kota,

melalui pembangunan intake air baku kab/kota, dan penataan

revitalisasi kawasan perkotaan;

Peningkatan alokasi anggaran pada pengembangan kawasan

perumahan dan permukiman bagi MBR;

Peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan intake air baku

kab/kota di Prov. Jambi ;

4. Pembangunan di bidang Penataan Ruang adalah:

Segara direalisasikan penarapan mekanisme insentif bagi daerah

yang mengakomodasi kawasan lindungnya agar tetap terjaga minimal

30 % dari luas wilayahnya dalam RTRW Provinsi dan RTRW

Kab/Kota ;

Peningkatan alokasi anggaran terkait dengan bidang Penataan Ruang

yang ada di Prov. Jambi, mengingat Penataan Ruang sebagai salah

satu instrumen yang bernilai strategis untuk mewadahi pembangunan

demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Page 23: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

23

5. Pembangunan di bidang Prasarana Transportasi Udara adalah :

Pembangunan Bandara Hasanuddin

Lanjutan Pembangunan Bandara Sultan Thaha :

Perpanjangan runway dari 2220 m menjadi 2600 m termasuk

overrun, Shoulder dan RESA, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 69 miliar;

Pelebaran runway dari 30 m menjadi 45 m, , dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 66 miliar;

Pengadaan dan pemasangan ILS Cat I.

Peningkatan kapasitas Bandar Udara kelas IV dan Perintis di lingkup

Dinas Perhubungan Provinsi Jambi yaitu Bandara Depati Parbo

Kerinci dan Bandara Muara Bungo/Rimbo Bujang Stragen agar

mampu didarati pesawat yang berkapasitas besar.

Pengembangan/Peningkatan Rute Perintis yang melayani Bandar

Udara di Provinsi Jambi, sehingga mampu melayani meningkatnya

permintaan jasa transportasi.

3. Pembangunan dibidang Prasarana dan Sarana Perhubungan Darat

dan Perkeretaapian adalah :

Peningkatan Pembangunan Fasilitas Keselamatan LLAJ, melalui

pengadaan dan pemasangan Guardrail, secara menyebar, dengan

alokasi anggaran Rp. 6,8 miliar;

Pengadaan dan pemasangan rambu jalan, cermin tikungan secara

menyebar, dengan alokasi anggaran Rp. 761 juta;

Pengadaan dan pemasangan Traffic Light tenaga surya, secara

menyebar, dengan alokasi anggaran Rp. 3,7 miliar;

Pembangunan Terminal Penumpang Tipe A di Kab. Muara Jambi dan

Kab. Tanjab Barat, alokasi anggaran sebesar Rp. 30 miliar;

Peningkatan Terminal Penumpang Tipe A Alam Barajo di Kota Jambi

dengan alokasi anggaran sebasar Rp. 2,5 miliar;

Peningkatan Dermaga Sungai di Kuala Tangkal Kab. Tanjab Barat,

Dermaga Nipang Panjang dan Dermaga Sungai Puding di Kab.

Tanjab Timur, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 34,7 miliar;

Page 24: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

24

Pembangunan jalur kereta api secara bertahap, melalui penyusunan

Detail Engineering Design (DED) pembangunan Jalan Kereta Api

lintas Jambi – Batas Sumsel, dengan alokasi anggaran Rp. 900 juta;

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) pembangunan Jalan

Kereta Api lintas Jambi – Ma. Bungo - Batas Sumbar, dengan alokasi

anggaran Rp. 7,1 miliar;

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) pembangunan Jalan

Kereta Api lintas Jambi – Muara Sabak, dengan alokasi anggaran Rp.

2,45 miliar;

4. Pembangunan di bidang Prasarana Transportasi Laut adalah :

Mengingat pengembangan Pelabuhan Muara Sabak merupakan

strong Point Program Pembangunan Prov Jambi, guna menunjang

perkembangan perekonomian Jambi, sehingga percepatan

pelaksanaan pengembangan pelabuhan Muara Sabak dapat

DIPRIORITASKAN, baik melalui pembiayaan yang bersumber dari

APBN, Pinjaman Luar Negeri , apatahlagi Pelindo II.

Memasukkan Kawasan Muara Sabak termasuk Pelabuhan Muara

Sabak sebagai salah satu prioritas pembangunan di Provinsi Jambi

dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan terhubungnya Provinsi Jambi kedalam

Network perdagangan Internasional melalui Pelabuhan Muara Sabak.

Pengerukan alur pelayaran ambang luar Sungai Batanghari, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 43.7 miliar;

Pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), Rambu

Suar.

6. Pembangunan di bidang Perumahan dan Permukiman adalah:

Penanganan Pemukiman Kumuh melalui Rusunawa Kota Jambi.

Pembangunan Sarana Pengelolaan Air Limbah Kota Jambi.

Peningkatan alokasi anggaran di bidang perumahan swadaya dan

pengembangan kawasan.

7. Pembangunan di bidang BMKG adalah:

Peningkatan SDM baik secara Kuantitas maupun Kualitas.

Page 25: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

25

Peningkatan sarana dan prasarana peralatan peramatan,

pengolahan, penyebaran dan analisa data cuaca/iklim agar rasio

ketersediaan stasiun dengan wilayah cakupan semakin rapat serta

tingkat keakuratan datanya semakin tinggi;

Perintisan Pembangunan Stasiun Meteorologi Maritim dan Stasiun

Geofisika, mengingat Prov. Jambi belum memiliki Stasiun Meteorologi

Maritim dan Stasiun Geofisika;

8. Pembangunan di bidang BASARNAS adalah:

Lanjutan Pembangunan Kantor Basarnas Prov. Jambi;

Peningkatan sarana dan prasarana peralatan Basarnas.

VII. PENUTUP

Demikianlah Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR-RI ke Provinsi Jambi

dalam Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2009-2010. Semoga laporan

ini dapat menjadi masukan kepada Komisi-komisi terkait dan Pemerintah untuk

ditindak lanjuti dalam rangka pemulihan dan pembangunan sarana, prasarana

Infrastruktur di dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat di Provinsi Jambi.

Jakarta, Januari 2010

Ketua Tim Kunker Komisi V DPR RI

H. Muhidin M. Said, SE,MBA

Page 26: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI · 2016. 5. 27. · 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009-2010 KE PROVINSI JAMBI TANGGAL

26

Lampiran :

Photo Lapangan ???