laporan kunjungan delegasi grup kerja sama … · luas wilayah 1.285.220 km2 lagu kebangsaan somos...
TRANSCRIPT
1
LAPORAN KUNJUNGAN
DELEGASI GRUP KERJA SAMA BILATERAL (GKSB)
DPR RI – PARLEMEN PERU
KE PERU TANGGAL 23 – 29 JANUARI 2016
2
BAB I. PENDAHULUAN
A. Dasar Pengiriman Delegasi
Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) sebagai salah satu alat
kelengkapan Dewan yang bersifat tetap, mempunyai tugas antara lain
membina, mengembangkan dan meningkatkan hubungan persahabatan
dan kerjasama antara DPR RI dengan parlemen negara lain, baik secara
bilateral maupun multilateral. Dalam kerangka pelaksanaan tugas tersebut,
maka BKSAP DPR RI membentuk Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) yang
juga bertujuan untuk lebih mengoptimalkan hubungan kerjasama antara
dua negara di segala bidang. Berdasarkan tujuan tersebut, BKSAP DPR RI
mengirimkan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral DPR RI – Parlemen Peru
untuk melakukan kunjungan ke Peru pada tanggal 23 – 29 Januari 2016.
Kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI – Parlemen
Peru ke Peru dilaksanakan atas dasar Keputusan Pimpinan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor : 6/PIMP/III/2015-2016
tanggal 12 Januari 2016 tentang Penugasan Delegasi Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia dalam Kunjungan Grup Kerjasama Bilateral
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia – Parlemen Peru ke Peru
dari tanggal 23 sampai dengan 29 Januari 2016.
B. Susunan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI –
Parlemen Peru:
NO. NAMA FRAKSI KOMISI JABATAN
1. ANDI RIO IDRIS PADJALANGI, SH, M.Kn
PG I KETUA
2. RACHEL MARIAM SAYIDINA P.
GERINDRA I WAKIL KETUA
3. ADISATRYA SURYO SULISTO PDI P VI ANGGOTA
4. Ir. ISMA YATUN,MT PDI P X ANGGOTA
5. M. SARMUJI, SE., M.Si. PG IX ANGGOTA
6. Hj. SANIATUL LATIVA PG VII ANGGOTA
7. WILLEM WANDIK, S.Sos PD V ANGGOTA
3
NO. NAMA FRAKSI KOMISI JABATAN
8. LUCKY HAKIM PAN X ANGGOTA
9. Drs. HM.SYAIFUL BAHRI ANSHORI, MP
PKB I ANGGOTA
10. DR. H. SUKAMTA PKS I ANGGOTA
11. Drs. H. ZAINUT TAUHID SA'ADI, M.Si
PPP IV ANGGOTA
12. DRS. H. SAIFUL ISLAM, M.Si. KEPALA BIRO KERJASAMA ANTAR
PARLEMEN
13. SAEFUL ANWAR, S.I.P., M.E. KASUBAG PENYIAPAN ADM. BAGSET.
AKLN
14. IMBUH PRAYOGO, S.Sos. STAF BAGSET KERJASAMA BILATERAL
C. Maksud dan Tujuan Pengiriman Delegasi
Maksud dan tujuan kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral ke Peru
adalah :
a. Meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral dengan Parlemen
Peru.
b. Mempererat tali persahabatan serta saling meningkatkan hubungan
kerjasama yang saling menguntungkan khususnya di bidang politik,
ekonomi, sosial dan budaya dan bidang lain yang dapat dikembangkan
antara kedua negara.
c. Melakukan pertukaran pandangan dan mencari solusi mengenai
permasalahan-permasalahan dalam hubungan kedua negara,
peningkatan investasi dan kerjasama di bidang perdagangan Peru di
Indonesia maupun sebaliknya, peningkatan kerjasama dalam bidang-
bidang lain dan penyamaan visi terhadap beberapa masalah bilateral,
regional maupun internasional yang dihadapi oleh kedua negara.
4
D. Misi Delegasi
Kunjungan Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI ke Peru menjadi
focal point dalam peningkatan hubungan kedua Parlemen secara lebih
khusus dan kunjungan GKSB ini diharapkan dapat meningkatkan
kerjasama kedua Negara secara umum baik dalam bidang ekonomi, politik,
perdagangan, investasi, sosial budaya dan untuk menjembatani hal-hal
yang masih menjadi pending matters bagi kedua Negara. Melalui kegiatan
kunjungan GKSB ini, DPR RI dapat menyampaikan kepentingannya
kepada Negara sahabat yang dikunjunginya.
E. Persiapan Pelaksanaan Tugas/Kunjungan
Sebelum melaksanakan tugas dalam kunjungan di Parlemen Negara
Sahabat, Delegasi GKSB DPR RI telah melakukan pertemuan dengan
pihak Kementerian Luar Negeri R.I. dalam rangka mendapatkan
informasi/masukan mengenai isu-isu penting/pending matters terkait
hubungan bilateral Indonesia – Peru, couertesy call dengan Duta Besar
Republik Peru H.E. Roberto Seminario, dan pertemuan dengan Ketua
BKSAP DPR RI Dr. Hj. Nurhayati Ali Assegaf, M.Si.
5
BAB. II. PROFIL NEGARA PERU
A. Gambaran umum tentang Peru
a. Profil Negara
Nama Resmi REPUBLIK PERU (República del Perú)
Bentuk Negara Republik / Presidensial
Ibu Kota Lima
(WIB -12 jam)
Luas Wilayah 1.285.220 km2
Lagu Kebangsaan Somos libres, seámoslo siempre
Populasi 30.475.144 jiwa (2013 Instituto Nacional de
Estadistica e Informatica Peru)
Agama Katolik 77%
Bahasa Spanyol
Mata Uang Peruvian Nuevo Sol (US$ 1 = PEN 3,22 –
Okt 2015)
Hari Nasional 28 Juli (Hari Kemerdekaan: 28 Juli 1821)
Kepala Negara /
Pemerintahan
Presiden Ollanta Moisés Humala Tasso
(Ollanta Humala) – mulai 28 Juli 2011
Catatan:
Pemilu 5 tahun sekali, Presiden tidak dapat
dipilih dua kali berturut-turut.
Perdana Menteri Pedro Álvaro Cateriano
Bellido bertindak sebagai President of the
Council of Ministers, bukan Kepala
Pemerintah.
Menteri Luar Negeri Ana María Liliana Sánchez Vargas de Ríos
(2 April 2015)
6
(Ana María Sánchez)
Wakil Menlu: Claudio de la Puente Ribeyro
(11 Juli 2014)
Partai yang Memerintah Alianza Gana Peru (Alliance of Peru Wins),
Aliansi 4 Partai Pendukung Pemerintah
yang terdiri dari Partai-partai Peru Wins,
Socialist Party, Peruvian Communist Party,
dan Revolutionary Socialist Party.
Aliansi ini memperoleh 47 kursi pada Pemilu
2011.
GDP US$ 202,9 miliar (2014 World Bank)
GDP Per Kapita US$ 6.550 (2014 World Bank)
Pertumbuhan Ekonomi 2,4% (2014, World Bank)
Cadangan Devisa (Nett
International Reserve –
NIR)
US$ 63,29 miliar (November 2014 – Banco
Central de Reserva del Perú)
Komoditas Ekspor Utama Sektor Pertanian: kopi, anggur, alpukat,
jeruk, pisang egara , asparagus dan
paprika. Sektor Perikanan: kerang, cumi-
cumi beku, lobster. (Kamar Dagang Lima)
Pertambangan: tembaga, emas. Timah, bijih
besi, perak, minyak bumi, gas alam;
Pertanian: kopi, asparagus, sayuran, buah;
pakaian dan tekstil, bahan kimia. (UNCTAD)
Negara ekspor utama Peru: China 20%, AS
15%, EU 15%, Brasil 10%, Chile 10%,
Jepang 5%, Mexico 5%, Inggris 5%, Bolivia
5%
Komoditas Impor Utama Minyak bumi dan produk minyak bumi, bahan
kimia, mesin, kendaraan, televisi, plastik,
7
peralatan telekomunikasi, besi dan baja,
gandum, jagung, kedelai, kertas, kapas,
vaksin, obat-obatan. (UNCTAD)
Negara impor utama Peru: China 25%, AS
15%, EU 15%, Brasil 10%, Jepang 10%,
Chile 5%, Kolombia 5%, Mexico 5%, Ekuador
4%, Bolivia 1%
Keikutsertaan dalam
Organisasi Internasional
APEC, BIS, CAN, CELAC, FAO, G-15, G-
24, G-77, IADB, IAEA, IBRD, ICAO, ICRM,
IDA, IFAD, IFC, IFRCS, IHO, ILO, IMF, IMO,
IMSO, Interpol, IOC, IOM, IPU, ISO, ITSO,
ITU, ITUC, LAES, LAIA, Mercosur
(associate), MIGA, MINUSTAH,
MONUSCO, NAM, OAS, OPANAL, OPCW,
PCA, UN, UNASUR, UNCTAD, UNESCO,
UNIDO, Union Latina, UNMIL, UNMISS,
UNOCI, UNWTO, UPU, WCO, WFTU,
WHO, WIPO, WMO, WTO
Jumlah WNI di Peru 109 (Agustus 2015) – KBRI Lima
b. GAMBARAN UMUM HUBUNGAN BILATERAL RI – PERU
1. Hubungan diplomatik Indonesia-Peru resmi dibuka pada tanggal 12
Agustus 1975. Kedubes Peru di Jakarta dibuka sejak 1 November
1992 sementara KBRI Lima baru dibuka pada tanggal 20 Februari
2002.
2. Hubungan bilateral di bidang politik, selama ini berjalan dengan baik
dan telah diwujudkan dalam bentuk saling dukung dalam
pencalonan keanggotaan pada badan-badan internasional dan
dalam bentuk penguatan kontak G to G melalui kontak antar instansi
kedua negara.
3. Pemerintah Peru secara konsisten mendukung konsep wawasan
nusantara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk pada
8
era konflik Timor-Timur. Peru memandang Indonesia sebagai salah
satu negara kunci di kawasan Asia Pasifik dan dalam beberapa
kesempatan telah menyatakan keinginan yang kuat untuk
melakukan peningkatan dan pengembangan hubungan bilateral.
4. Peningkatan kerja sama akan difokuskan untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki kedua negara dan dilandaskan kepada kerja
sama bilateral yang saling menguntungkan. Indonesia dan Peru
mempunyai persamaan misi untuk meningkatkan hubungan dengan
mitra regional. Dalam hal ini, Indonesia dengan kawasan Amerika
Latin dan Peru dengan kawasan Asia.
5. Saat ini Indonesia dan Peru sedang mengupayakan peningkatan
kerja sama di bidang ekonomi dengan memulai perundingan
pembentukan Preferential Trade Agreement.
PERBANDINGAN PERU DENGAN INDONESIA (2014)
Pembanding Indonesia Peru
Luas Wilayah 1.904.569 km2 1.285.220 km2
Penduduk 246,9 juta jiwa 30,48 juta jiwa
GDP Per Kapita US$ 3.491 US$ 6.550
GDP US$ 888,54 milyar US$ 202,9 milyar
Pertumbuhan GDP 5,0 % 2,4%
Cadangan Devisa US$ 111,86 milyar US$ 62,53 milyar
Foreign Direct
Investment
US$ 23,28 milyar
(2013)
US$ 9,29 milyar
(2013)
Total Perdagangan
Internasional (UNCTAD,
2014)
US$ 354,47 milyar
(defisit US$ 1,89
milyar)
US$ 80,32 miliar
(defisit US$ 4,37
milyar)
Catatan: data diambil dari Bank Dunia tahun 2014, kecuali FDI dari
9
tahun 2013. Data perdagangan diambil dari UNCTAD Stat tahun 2014
c. PERKEMBANGAN TERKINI PERU
BIDANG POLITIK
Pemilu 2016
a) Peru akan melaksanakan Pemilu pada tanggal 10 April 2016 di
mana rakyat Peru akan memilih langsung presiden serta 130
anggota kongres untuk masa jabatan lima tahun. Pengawas
Pemilihan National (JNE) dan Kantor Nasional Proses Pemilu
(OPNE) telah menetapkan batas pendaftaran kandidat peserta
pemilu adalah sampai tanggal 21 Desember 2015. Beberapa
kandidat yang diperkirakan akan ikut dalam pemilu adalah: Keiko
Fujimori (dari partai Fuerza Popular – 37%, dan putri dari mantan
Presiden Alberto Fujimori), Pedro Pablo Kuczynski (dari partai
Peruanos por el Kambio – 18%), dan Alan Garcia (Presiden Peru
1985-1990 dan 2006-2011, dari Alianza Popular Revolucionaria
Americana – APRA, atau Peruvian Aprista Party -Partido Aprista
Peruano, 8%). Dukungan kepada Presiden Ollanta Humala terus
mengalami penurunan yang berimbas pada menurunnya dukungan
kepada kandidat dari partai nasionais, Milton von Hesse yang hanya
mendapat dukungan kurang dari 1%. (survei dilakukan oleh Datum
Internacional)
b) Menurut lembaga survey Ipsos, kandidat favorit untuk
memenangkan Pemilihan Presiden adalah sebagai berikut: Keiko
Fujimori dari Partai Fuerza Popular (33%), Pedro Pablo Kuczynski
dari Partai Peruanos por el Cambio (16%), Cesar Acuña dari Partai
Aliansi untuk Kemajuan (13%), Alejandro Toledo dari Partai Peru
Posible (5%), sedangkan Veronika Mendoza dari Partai Frente
Amplio bersama dengan Daniel Urresti dari Partai Nasionalis sama-
sama memperoleh 2%. Pada Pemilu April nanti, apabila tidak ada
calon yang memperoleh 50% di putaran pertama, maka akan
dilanjutkan dengan putaran kedua pada bulan Juni 2016.
10
BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN
Keamanan
a) Peru sedikitnya menghadapi 3 permasalahan keamanan dalam
negeri yaitu (1) meningkatnya aktivitas penanaman tanaman koka di
daerah sekitar lembah sungai Apurimac-Ene-Mantaro (VRAEM
dalam singkatan bahasa Spanyol) dan perdagangan obat terlarang,
(2) aktifnya kembali gerilyawan komunis Sendero Luminoso /
Shinning Path, (3) dan peningkatan angka kriminalitas di berbagai
kota-kota besar.
b) VRAEM merupakan wilayah penanaman tanaman koka terbesar di
Peru dan telah dinyatakan sebagai wilayah dengan status keadaan
darurat mengingat VRAEM telah dikuasai oleh para pedagang obat
terlarang dan kelompok bersenjata. Sejak bulan Agustus 2008,
Angkatan Bersenjata Peru telah meningkatkan operasi keamanan
dengan mengerahkan tambahan anggota militer dan kepolisian
untuk membasmi perdagangan narkotika di wilayah VRAEM.
c) Masalah perdagangan narkotika semakin diperburuk dengan
aktifnya kembali sisa-sisa gerilyawan komunis gerilyawan Sendero
Luminoso. Pemerintah Peru memperkirakan bahwa sisa-sisa
gerilyawan tersebut tidak lagi berjuang untuk suatu idealisme namun
telah berubah menjadi pelindung para pedagang illegal narkotika.
Dalam tahun 2010, sisa-sisa gerilyawan tersebut yang telah melebur
menjadi pelindung pedagang narkotika berulang kali menyerang
Angkatan Bersenjata dan Kepolisian Peru. Departemen Keuangan
AS pada tahun 2015 menetapkan kelompok Sendero Luminoso
sebagai kelompok teroris militan yang telah berkembang menjadi
organisasi kriminal narko-teroris yang bertanggung jawab untuk
perdagangan kokain di seluruh Amerika Selatan.
d) Presiden Ollanta Humala menyatakan bahwa Pemerintah tidak akan
bernegosiasi dengan gerakan teroris sebagaimana yang dilakukan
11
Pemerintah Kolombia dengan FARC. Pemerintah Peru didukung
Angkatan Udara dan badan pemberantasan narkotika Peru,
DEVIDA, akan memasang perangkat radar di Pangkalan Angkatan
Udara kota Puerto Maldonado untuk memantau dan mengidentifikasi
pesawat yang melakukan penerbangan ilegal di wilayah VRAEM.
e) Berbagai media setempat juga telah memberitakan mengenai
peningkatan aktivitas gerilyawan di beberapa kota besar di Peru
termasuk di ibukota Lima. Tindakan tersebut pada umumnya terkait
dengan aksi pencurian, penodongan, perampasan yang kadang
berkembang menjadi perang antar kelompok pedagang.
f) Sebuah harian lokal El Comercio tanggal 17 Mei 2014 menurunkan
berita yang menyebutkan bahwa sejak tahun 2009 sampai saat ini,
Peru merupakan negara pemalsu uang dollar AS terbesar di dunia,
dengan pendistribusian selama periode tersebut, sebanyak US$ 33
juta. Uang palsu dollar tersebut disebarkan ke berbagai negara
seperti Jerman, Amerika Serikat, Italia, Prancis. Namun, pada
periode yang sama, Polisi Nasional Peru telah berhasil menyita US$
58,6 juta uang palsu yang hendak didistribusikan serta
memidanakan beberapa pelaku pemalsuan uang tersebut. Hukuman
bagi terpidana pemalsu uang adalah 5 sampai 12 tahun, namun
pada kenyataannya banyak yang tidak menjalani masa hukuman
sesuai dengan vonis karena berbagai keringanan.
Pertahanan
a) Sehubungan dengan dengan pertumbuhan ekspor Peru yang telah
mendorong peningkatan pendapatan pemerintah, sejak tahun 2010
Peru aktif melakukan sejumlah pembelian peralatan perlengkapan
militer. Pembelian perlengkapan militer tersebut disesuaikan dengan
tantangan keamanan yang dihadapi Peru saat ini yaitu untuk
menghadapi kelompok-kelompok bersenjata pedagang obat
terlarang dan sisa-sisa gerilyawan Sendero Luminoso. Disamping
itu, sebagian besar persenjataan Angkatan Bersenjata Peru seperti
12
tank, pesawat tempur jenis Mig dan Sukhoi telah berumur sekitar 30
tahun yang dibeli dari Uni Sovyet pada saat Peru dibawah
kekuasaan militer (1968-1980).
b) Pembuat kebijakan pertahanan Peru cenderung berpandangan
peningkatan belanja militer Chile sebagai salah satu ancaman bagi
keamanan nasional. Pada saat ini telah timbul beberapa wacana
bagi peningkatan kemampuan militer Peru untuk menghadapi
ancaman dari luar dengan penyusunan rencana pembelian tank dan
pesawat tempur. Namun demikian Peru tampaknya menyadari
kemampuan keuangannya yang tidak dapat menandingi
kemampuan belanja persenjataan militer yang dimiliki negara
tetangga seperti Brazil dan Chile. Dalam kaitan tersebut, pada masa
pemerintahan Presiden Alan Garcia (2006-2011), Peru kemudian
aktif melontarkan wacana pembatasan belanja militer di kawasan
Amerika Latin.
c) Peru akan meningkatkan kerja sama di sektor pertahanan dengan
India, Italia, Inggris, Israel, Prancis dan Rusia. Hal ini tercermin dari
kunjungan Menteri Pertahanan Rusia, Menteri Pertahanan Italia,
serta Wakil Presiden India ke Peru, dan kunjungan Menteri
Pertahanan ke London belum lama ini. Selain itu, Presiden Humala
telah melakukan pertemuan dengan Presiden Prancis Francoise
Hollande di Paris. Dalam pertemuan di Paris tersebut, kedua
pemimpin telah sepakat untuk memberikan prioritas pada kerja
sama pertahanan dan keamanan. Dalam beberapa tahun terakhir,
pemerintah Peru juga telah menandatangani tiga perjanjian kerja
sama militer dengan Inggris, Israel, dan India.
13
d. PERJANJIAN BILATERAL
1. MoU Pembentukan Konsultasi Bilateral (Jakarta, 28 Februari 2003)
2. Persetujuan Bebas Visa bagi pemegang paspor diplomatik dan
dinas (Jakarta, 28 Februari 2003)
3. MoU Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan (Jakarta, 28 Februari
2003).
4. Persetujuan antar-institusi antara KADIN dan ADEX (Maret 2003)
5. MoU Kerja Sama di bidang promosi perdagangan antara Kadin
dengan ComexPeru (2 Agustus 2003)
6. Akta Pengaktifan Liga Persahabatan Parlemen RI-Peru (Juli 2003)
7. Persetujuan Kerja Sama Ekonomi dan Teknik (Lima, 9 April 2010)
8. MoU mengenai Kegiatan Promosi Dagang (Jakarta, 10 Juli 2012)
9. MoU Kerja Sama Teknis dalam Pemberantasan Produksi Gelap,
Elaborasi dan Perdagangan Gelap Narkotika, bahan-bahan
Psikotropika dan Prekursor (Lima, 2 Mei 2013)
10. MOU Kerjasama di bidang Pertanian (Bali, 7 Oktober 2013)
11. Persetujuan Kerja Sama Pengelolaan Perjanjian Internasional
(Bali, 7 Oktober 2013)
e. KERJA SAMA BILATERAL
KERJA SAMA BILATERAL
1. Politik • Pertemuan terakhir Presiden RI Susilo
Bambang Yudhoyono dengan Presiden Peru
Ollanta Humala Tasso adalah di sela-sela
Pertemuan Pemimpin APEC, 7 Oktober 2013
di Nusa Dua, Bali.
• Presiden Peru telah menyampaikan undangan
kepada Presiden RI untuk mengadakan
kunjungan ke Peru.
14
2. Pertahanan dan
Keamanan
• Pada tanggal 7 Mei 2013, Delri (Kemenko
Polhukam, KBRI Lima, dan Direktorat Amerika
Selatan dan Karibia) melakukan pertemuan
dengan Menteri Dalam Negeri dan Dirjen
Kerjasama Internasional pada Kementerian
Pertahanan Peru, dalam rangka menjajaki
peluang kerja sama di bidang pertahanan dan
keamanan dengan Peru. Pertemuan ini
dilaksanakan setelah pelaksanaan SKB I RI-
Peru tanggal 6 Mei 2013.
• Point of interest kedua negara untuk kerja
sama di bidang keamanan antara lain
penanggulangan terorisme, drug trafficking,
dan kerjasama pemberantasan korupsi
• Program yang dapat ditindaklanjuti: pertukaran
perwira dalam mengikuti pendidikan berjenjang
kemiliteran, kerjasama pengembangan industri
pertahanan, dan kerja sama peace keeping
operation
• Diusulkan agar disepakati MoU Kerja Sama
Pertahanan sebagai payung kerja sama di
bidang pertahanan. Draft MoU sudah
disampaikan oleh pihak Peru. Saat ini masih
dalam pertimbangan DPR terlebih dahulu.
3. Ekonomi • Misi Dagang kedua dilaksanakan pada tanggal
12-13 September 2013 yang dipimpin oleh
Wamendag yang juga melakukan pertemuan
bilateral dengan Menteri Perdagangan dan
Pariwisata Peru, serta Indonesia Business
Forum.
• Telah disepakati untuk membahas
pembentukan Preferential Trade Agreement
15
RI-Peru. Terms of Reference untuk Joint Study
Group sudah disepakati oleh kedua negara.
JSG diharapkan dapat melakukan pertemuan
di Lima pada awal tahun 2015.
4. Investasi • Investasi Peru di Indonesia sebesar US$ 35
juta dengan jumlah karyawan sekitar 250
orang, oleh AJE GROUP, perusahaan
minuman ringan multinasional.
• PT. AJEINDONESIA telah memiliki 2 (dua)
pabrik di Kawasan Industri Delta Silicon 2,
Bekasi dan Kawasan Industri Ngoro,
Mojokerto, Jawa Timur.
• PT AJEINDONESIA memproduksi minuman
ringan, air minum dalam kemasan, barang dan
peralatan teknik/industri dari plastik.
• Belum ada investasi Indonesia di Peru.
5. Pariwisata • Jumlah wisatawan Indonesia ke Peru:
2010: 1.432 orang 2013: 1.538 orang
2011: 1.533 orang 2014: 1.697 orang
2012: 1.311 orang
(Kempar dan KBRI Lima)
6. Kehutanan • Peru telah menyampaikan usulan kerja sama
di bidang kehutanan pada bulan September
2014.
• Peru termasuk negara-negara yang
wilayahnya termasuk dalam wilayah hutan
Amazon. Luas hutan Peru mencapai 60% dari
total wilayahnya.
• Usulan dimaksud saat ini sedang dalam
pembahasan kementerian terkait.
16
7. Pendidikan dan
Kebudayaan
• Indonesia dan Peru belum memiliki
Persetujuan Kerjasama Kebudayaan.
• Tanggal 28 Februari 2003 telah ditandatangani
MoU Pendidikan dan Pelatihan yang
diperuntukkan bagi para diplomat kedua
negara.
• Jumlah peserta Darmasiswa asal Peru periode
2007-2014 berjumlah 9 orang.
• Belum ada peserta dari Peru untuk mengikuti
beasiswa Kemitraan Negara Berkembang.
8. Konsuler • Telah memiliki Persetujuan Bebas Visa bagi
pemegang paspor diplomatik dan dinas
(Jakarta, 28 Februari 2003)
• Persetujuan tersebut efektif sejak tanggal 5
November 2004
• Pemerintah Indonesia telah memberikan
fasilitas bebas visa bagi WN Peru yang
berkunjung ke Indonesia (berlaku untuk semua
jenis paspor), dan demikian juga sebaliknya.
9. Pemberantasan
Narkotika
• MoU Kerja Sama antara BNN dan DEVIDA
tentang kerja sama teknis dalam
pemberantasan produksi gelap, elaborasi dan
perdagangan gelap narkotika, bahan-bahan
psikotropika dan prekursor, yang
ditandatangani pada tanggal 2 Mei 2013.
17
BAB. III. HASIL KUNJUNGAN
Dalam kunjungan GKSB DPR RI ke Peru, Delegasi telah melakukan
pertemuan dan dialog dengan mitra kerjanya antara lain:
1. PERTEMUAN DENGAN KETUA LIGA PERSAHABATAN ANTAR
PARLEMEN PERU – INDONESIA, MR. YOHNI LESCANO ANCIETA
Pertemuan diawali dengan sambutan dan ucapan selamat datang oleh
Ketua Liga Persahabatan Antar Parlemen Peru – Indonesia,Mr.Yohni
Lescano Ancieta yang didampingi oleh Anggota Liga Persahabatan, Mr.
Roberto Angulo Alvarez yang juga merupakan Anggota Komisi Intelijen,
Hubungan Internasional dan Perlindungan Konsumen.
Dalam pertemuan ini Ketua GKSB DPR RI – Parlemen Peru
menyampaikan salam dari Ketua DPR RI. Dalam sambutannya Ketua GKSB
berharap agar kunjungan ini dapat mendorong peningkatan hubungan
bilateral antara kedua negara. Kedua negara selama ini telah saling
bekerjasama dalam berbagai forum internasional seperti Group-77, WTO,
Gerakan Non Blok, Forum Kerjasama Asia Timur dan Latin Amerika serta
APEC. DPR RI mengapresiasi Peru sebagai tuan rumah penyelenggaraan
APEC tahun 2016. DPR RI berharap agar Forum APECdapat membawa
kontribusi positif bagi seluruh anggotanya serta menghilangkan kesenjangan
antar anggotanya.
Ketua delegasi menambahkan bahwa hubungan bilateral yang terjalin
dengan baik selama ini termasuk adanya pertemuan antar pemimpin negara
dapat mendorong peningkatan hubungan baik di bidang ekonomi, politik,
sosial maupun budaya. Oleh karena itu DPR RI sangat mendukung rencana
Pemerintah Peru untuk membuka kantor dagang di Indonesia yang telah
disampaikan oleh Presiden Ollanta Humal saat bertemu dengan Presiden
Jokowi di Paris. Disampaikan oleh Ketua Delegasi menyampaikan beberapa
potensi Indonesia sebagai negara berkembang yaitu: negara demokrasi ke-4
terbesar di dunia dengan penduduk sejumlah 250 juta jiwa, negara ke-10 di
dunia dalam peringkat ekonomi, pada tahun 2030 diproyeksikan akan menjadi
negara dengan perekonomian terbesar ke-7 di dunia, negara dengan
18
pertumbuhan rata-rata 5% per tahun di saat negara lainnya mengalami minus
pertumbuhan ekonomi.
Sebagai sesama negara berkembang, sudah seharusnya Indonesia dan
Peru saling bekerjasama di berbagai bidang. Neraca Perdagangan antara
kedua negara yang pada tahun 2014 hanya sekitar 240 Juta USD harus dapat
ditingkatkan, sehingga dalam 5 – 7 tahun ke depan diharapkan dapat
meningkat menjadi 1 Milyar USD.
Terkait dengan kerjasama antar parlemen, Mr.Yohny Lescano
menyampaikan bahwa DPR RI telah mengirim draft MoU kepada Parlemen
Peru. Menanggapi draft tersebut, Parlemen Peru telah mengirim counter draft
yang isinya lebih luas.
Selain itu disampaikan pula oleh Mr. Yohny bahwa kedua negara telah
pula membuat draft MoU di bidang kebudayaan, bencana alam, kehutanan
dan pertahanan dan keamanan. Terjalinnya MoU antara kedua negara
merupakan hal yang penting, sehingga Delegasi DPR RI diminta untuk
mendorong eksekutif agar dapat segera merealisasikan draft MoU-MoU
tersebut.
Beberapa perjanjian yang belum terealisasi menurut Yohny Lescano
adalah sebagai berikut
1. Pembentukan Preferential Tariff Agreement sebagai langkah awal menuju
FTA
2. MoU mengenai Promosi Bilateral dalam kerjasama investasi
3. MoU Kerja Sama di bidang Perikanan
4. Perjanjian dalam pengembangan bisnis dan kerjasama industry
5. MoU di bidang pariwisata
6. Perjanjian di bidang manajemen penanggulangan bencana alam
7. Perjanjian di bidang pendidikan dan promosi kebudayaan
8. MoU antara Kejaksaan Agung Peru dan Kejaksaan Agung Indonesia di
bidang kerjasama hukum
9. MoU kerjasama di bidang pertahanan
19
Dalam kesempatan ini, Yohny Lescano meminta Delegasi GKSB agar
dapat mendorong Institusi atau Kementerian terkait untuk mempercepat
proses pembahasan dan persetujuan MoU tersebut agar dapat segera
ditandatangani.
Beberapa MoU yang telah terjalin antara kedua negara yaitu :
1. MoU Pembentukan Konsultasi Bilateral (Jakarta, 28 Februari 2003)
2. Persetujuan Bebas Visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas
(Jakarta, 28 Februari 2003)
3. MoU Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan (Jakarta, 28 Februari 2003).
4. Persetujuan antar-institusi antara KADIN dan ADEX (Maret 2003)
5. MoU Kerja Sama di bidang promosi perdagangan antara Kadin dengan
Comex Peru (2 Agustus 2003)
6. Akta Pengaktifan Liga Persahabatan Parlemen RI-Peru (Juli 2003)
7. Persetujuan Kerja Sama Ekonomi dan Teknik (Lima, 9 April 2010)
8. MoU mengenai Kegiatan Promosi Dagang (Jakarta, 10 Juli 2012)
9. MoU Kerja Sama Teknis dalam Pemberantasan Produksi Gelap, Elaborasi
dan Perdagangan Gelap Narkotika, bahan-bahan Psikotropika dan
Prekursor (Lima, 2 Mei 2013)
10. MOU Kerjasama di bidang Pertanian (Bali, 7 Oktober 2013)
11. Persetujuan Kerja Sama Pengelolaan Perjanjian Internasional (Bali, 7
Oktober 2013)
Begitu pula pihak Parlemen Peru meminta tanggapan atas draft MoU
antara DPR RI dengan Kongres Peru.
Menanggapi hal tersebut, disampaikan oleh Ketua Delegasi bahwa saat
ini draft MoU sedang dalam tahap pembahasan di DPR RI mengingat saat ini
di DPR RI juga telah terjadi pergantian Ketua, maka delegasi akan segera
mendorong Ketua yang baru untuk dapat segera menanggapi draft MoU
usulan Peru tersebut yang sifatnya sudah tidak lagi kerjasama antar
Kelompok Persahabatan Antar Parlemen tetapi menjadi lebih luas yaitu
antara DPR RI dan Kongres Peru.
20
Anggota Delegasi, Syaiful Bahri Anshori menyampaikan bahwa tingkat
kriminalitas cenderung meningkat termasuk di negara-negara di kawasan
Amerika Selatan yang terkait dengan kejahatan Narkoba. Indonesia sendiri
mengalami hal yang sama dimana banyak kasus penyelundupan Narkoba
yang biasanya berasal dari negara-negara di Afrika seperti Nigeria yang
masuk melalui Thailand. Oleh karena itu diharapkan agar ada tukar menukar
pengalaman penyusunan UU di bidang pemberantasan Narkoba dan kiranya
hal tersebut juga dapat dimasukkan ke dalam MoU antar kedua negara.
Namun demikian disampaikan bahwa walaupun sudah banyak MoU akan
tetapi yang implementasinya masih kurang, sehingga diharapkan agar
penerapan MoU dapat terlaksana dengan lebih baik.
Anggota Delegasi, Rachel Maryam Sayidina menyampaikan ucapan
terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin dengan baik dalam Forum-
forum internasional. Dirinya berharap agar hubungan kerjasama tersebut
dapat lebih meningkat di kemudian hari dan dapat memberikan manfaat tidak
hanya bagi kedua negara tetapi juga bagi negara-negara anggotanya.
Terkait dengan MoU kerjasama di bidang pertahanan disampaikan
bahwa sampai saat ini draft tersebut belum disetujui. Pada tanggal 21 Januari
2016 telah dilakukan Coffee Morning di Kementerian Pertahanan RI dengan
Atase-atase Pertahanan Perwakilan Negara-negara Sahabat di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Athan Peru telah menyampaikan Copy Drafts
sementara Draft resminya belum diterima oleh Kemenhan RI. Menanggapi hal
ini, Mr. Yohny Lescano akan segera mengkomunikasikan dengan Menhan
Peru untuk segera mengirim Draft resmi kepada Kemenhan RI.
Anggota Delegasi, Isma Yatun menyampaikan harapan agar
pelaksanaan Pemilu Peru yang akan dilaksanakan pada bulan April 2016
dapat berjalan dengan lancar dan dapat memilih Presiden Peru yang terbaik.
Terkait dengan draft MoU di bidang kebudayaan, diharapkan agar dapat
segera direalisasikan mengingat kedua negara sama-sama memiliki cagar
budaya yaitu Machu Pichu di Peru dan Borobudur di Indonesia. Pada
kesempatan ini, Isma Yatun mengajak Anggota Parlemen Peru untuk dapat
mengunjungi Borobudur yang merupakan salah satu keajaiban di dunia.
21
Di bidang kerjasama penanganan bencana alam, Isma Yatun meminta
agar dapat juga dimasukkan mengenai penanganan bencana Tsunami.
Begitu pula dirinya berharap agar kerjasama di bidang pendidikan dapat
meningkat melalui peningkatan jumlah pelajar/mahasiswa Peru yang
menempuh pendidikan di Indonesia. KBRI diharapkan dapat mendorong hal
ini.
Anggota Delegasi, Zainut Tauhid Sa’adi mengungkapkan adanya 2
(dua) issue di bidang perikanan yaitu kerjasama di bidang promosi perikanan
dan produksi perikanan.
Terkait hal tersebut, Misi Dagang Pertama telah berkunjung ke Peru, 14-
16 Maret 2012 yang dipimpin Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan dan
beranggotakan wakil-wakil dari Kementerian Perdagangan, BKPM,
Kementerian Kelautan dan Perikanan serta wakil dari 12 perusahaan swasta.
Indonesia memiliki ketertarikan terhadap industri pengolahan tepung
ikan. Oleh karena itu pada saat Rapat Kerja dengan Menteri KKP, dirinya
akan kembali mengingatkan mengenai MoU kerjasama di bidang perikanan
tersebut.
Ditambahkan bahwa diperlukan adanya proteksi terhadap bahan pangan
yang berasal dari produk perikanan seperti adanya ancaman over fishing,
illegal fishing, un-reported fishing yang harus ditangani dengan segera.
Banyak kerjasama di bidang kelautan yang bisa ditingkatkan untuk
kemanfaatan bersama. Oleh karena itu delegasi sangat berharap agar
pengusaha Peru dapat menanamkan investasi di bidang perikanan di
Indonesia. Indonesia dan Peru telah menyepakati draft MoU Kerja Sama di
bidang Perikanan. Dalam SKB pertama di Lima tanggal 6 Mei 2013, dan agar
MoU tersebut dapat ditandatangani dalam pertemuan presiden kedua negara
di sela-sela Pertemuan APEC di Bali bulan Oktober 2013. Namun sampai
saat ini MoU dimaksud belum ditandatangani.
Menanggapi hal tersebut, Yohny Lescano menyampaikan bahwa Peru
telah mengimpor produk ikan ke Indonesia namun dalam jumlah yang kurang
signifikan. Diharapkan setelah MoU kerjasama di bidang perikanan
ditandatangani, maka kerjasama akan dapat meningkat.
22
Terkait kerjasama di bidang kesehatan, Anggota delegasi Sarmuji
mengungkapkan bahwa perlu dibuat MoU di bidang kesehatan mengingat
kedua Negara sama-sama beriklim tropis, sehingga bisa saling bertukar
pengalaman mengenai penanganan penyakit endemic yang biasa terjadi di
Negara-negara tropis. Selain itu kedua Negara juga perlu mengadakan
kerjasama di bidang penanganan penyakit HIV/AIDS, mengingat
perkembangan jumlah penderitanya yang mengalami peningkatan.
Anggota delegasi, Adisatrya Suryo Sulisto sepakat bahwa MoU
kerjasama di bidang industri dan perdagangan perlu segera direalisasikan
mengingat neraca perdagangan antar kedua Negara yang masih kecil
padahal banyak potensi yang bisa dikembangkan. Dengan adanya MoU
tersebut diharapkan neraca perdagangan antar kedua Negara dapat
meningkat di masa yang akan datang.
Indonesia dan Peru sama-sama anggota APEC, oleh karena itu dalam
forum APEC yang akan dilaksanakan di Peru, diharapkan Indonesia dan Peru
dapat bekerjasama untuk meningkatkan potensi perdagangan antar kedua
Negara.
Sebagai anggota KADIN, dirinya juga berharap agar Misi Dagang dari
Peru dapat meningkat demi kesejahteraan masyarakat di kedua Negara.
Anggota delegasi, Willem Wandik menyampaikan kepada pihak Peru
bahwa Indonesia adalah Negara kepulauan. Walaupun memiliki banyak
potensi, akan tetapi terkendala oleh masalah transportasi. Terkait hal ini
Presiden Jokowi telah menyampaikan Nawacita terkait dengan konektifitas
antar pulau. Diperlukan banyak investasi untuk mewujudkan hal tersebut.
Oleh karena itu diharapkan pihak Peru dapat berinvestasi di sektor
infrastruktur. Ketersediaan infrastruktur akan dapat mendukung Trans-Pasifik
Partnership (TPP). Diharapkan Peru juga dapat berpartisipasi dalam TPP ini.
Terkait adanya Fan Page dukungan terhadap kemerdekaan Papua di
Peru, dirinya menyampaikan bahwa sejak era Presiden SBY, sudah digagas
Undang-undang mengenai Otonomi Khusus Papua. Di dalam UU Otsus
tersebut terdapat pasal-pasal yang menjamin hak-hak konstitusional
23
masyarakat Papua yang setara dengan masyarakat lainnya dalam bingkai
NKRI.
Dengan hadirnya Otonomi Khusus Papua tersebut memberikan
kewenangan yang lebih besar dalam rangka pemberdayaan masyarakat,
peningkatan infrastruktur baik untuk industri maupun lainnya.
Anggota delegasi Saniatu Lativa menyampaikan bahwa Peru memiliki
sumber daya yang besar di bidang energi dan elektrifikasi. Beliau
menanyakan berapakah kapasitas sumber daya yang dimiliki oleh Peru dan
apa saja jenis pembangkitnya. Ditanyakan pula mengenai kemungkinan
penggunaan energi nuklir. Disampaikan bahwa saat ini Indonesia sedang
defisit elektrifikasi. Begitu pula pengembangan energi nuklir juga ditunda oleh
Presiden Jokowi.
Terkait dengan pembahasan UU Minerba dan Migas di Komisi VII DPR
RI, dirinya menanyakan mengenai pengelolaan sumber daya alam di Peru
dan juga persentase divestasi saham antara swasta dan Negara.
Menanggapi hal tersebut, Yohny menyampaikan bahwa Peru memiliki
Pembangkit Listrik Tenaga Air dan Gas dengan perbandingan 50% dari Air
dan 50% dari Gas. Yang perlu diperhatikan adalah mencari sumber air seperti
air terjun untuk menggerakkan turbin. Demikian pula harga gas di Peru tidak
terlalu mahal, mengingat Peru merupakan penghasil gas alam.
Saat ini 90% dari seluruh wilayah Peru telah saling terinterkoneksi
jaringan listrik, hanya wilayah Amazon saja yang belum. Untuk mengatasi hal
tersebut, pemerintah akan membangun pembangkit listrik ukuran kecil karena
tidak mungkin membangun jaringan ke wiayah tersebut.
Dari hasil pembangkit listrik, Peru juga mengekspor listrik ke Negara-
negara tetangga.
Disampaikan bahwa pembangkit listrik tenaga air merupakan sumber
daya yang murah, walaupun ada kenaikan kurs USD, namun tidak terlalu
mempengaruhi Tarif Dasar Listrik (TDL) mengingat banyaknya sumber daya
air dan gas.
24
Mengenai energi nuklir, dirinya menyampaikan bahwa hal tersebut
belum diperlukan oleh Negara berkembang, sehingga pengembangannya di
Peru dibatasi dan terlarang.
Peru sendiri memiliki sumber daya Uranium yang berada di daerah
pegunungan, akan tetapi tidak dieksplorasi mengingat banyaknya masalah
yang akan timbul di kemudian hari.
Terkait kesulitan interkoneksi di Indonesia, dirinya akan menanyakan
kepada institusi terkait di Peru untuk mendapatkan saran untuk mengatasi
masalah tersebut.
Terkait eksplorasi sumber daya alam, dirinya menyampaikan bahwa
Peru juga memiliki masalah terkait hal tersebut seperti adanya resistensi dari
masyarakat sekitar lokasi yang tidak ingin daerahnya tercemar polusi
tambang. Untuk mengatasi hal ini, Peru memiliki UU konsultasi sebelum
eksplorasi.
Anggota Liga Persahabatan Antar Parlemen Peru – Indonesia, Roberto
Angulo Alvarez menyampaikan bahwa Peru memiliki banyak peninggalan
budaya baik Pre Inca maupun dari Zaman Inca. Terdapat sekitar 30.000 situs
peninggalan kebudayaan. Pusat-pusat kebudayaan berada di daerah pantai,
pegunungan dan hutan. Situs Machu Pichu sendiri berada di daerah
pegunungan. Situs Cancan berada di daerah pantai dan situs Vuela berada di
wilayah tengah Peru.
Dirinya berharap, turis dari Indonesia dapat meningkat untuk
mengunjungi situs Inca maupun Pra Inca. Dengan junlah penduduk 250 juta,
masyarakat Indonesia merupakan potensi yang besar bagi peningkatan
pariwisata di Peru. Demikian pula pemerintah Peru akan mendorong
masyarakat Peru untuk ke Indonesia mengunjungi Borobudur, Papua dan
tempat wisata lain di Indonesia. Untuk itu dirinya berharap antara kedua
Negara dapat meningkatkan kerjasama di sektor pariwisata.
Indonesia dan Peru juga sama-sama memiliki hutan yang luas. Peru
memiliki hutan amazon. Sebagai paru-paru dunia diharapkan antara
Indonesia – Peru dapat dijalin kerjasama di bidang kelestarian hutan.
25
Terkait energi, dijelaskan bahwa Peru juga sudah mengembangkan
energi daur ulang, yaitu panas matahari dimana energi tersebut lebih bersih
dibanding nuklir.
Mengakhiri pertemuan, Yohni Lescano menyampaikan bahwa terkait
dengan pemberantasan narkoba dan keamanan masyarakat, pihaknya akan
menghubungi Menteri Dalam Negeri dan Kepolisian untuk menanyakan
penanganan masalah tersebut. Demikian pula dengan MoU di bidang
pertahanan, dirinya akan menghubungi Kementerian Pertahanan Peru untuk
segera menyampaikan draft MoU secara resmi kepada Kemenhan RI.
Di bidang kebudayaan, dirinya akan segera menghubungi instansi
terkait untuk membuat draft MoU kerjasama di bidang kebudayaan.
Di bidang perikanan, dirinya akan mendorong institusi terkait untuk
menyelesaikan MoU di bidang perikanan agar dapat meningkatkan kerjasama
di bidang perikanan. Demikian pula dirinya akan menghubungi instansi terkait
untuk mengadakan kerjasama di bidang perlindungan sumber daya laut.
Disampaikan bahwa Peru memiliki pengalaman pengelolaan produk laut.
Terkait MoU kerjasama di bidang kesehatan yang merupakan hal baru,
dirinya akan menghubungi Kementerian Kesehatan untuk menindaklanjuti hal
tersebut untuk kerjasama di bidang penanganan penyakit endemik serta
HIV/AIDS.
Di bidang perdagangan, dirinya berharap agar draft MoU di bidang
industri, perdagangan dan Usaha Kecil dan Menengah dapat segera
diselesaikan.
Demikian pula dengan tawaran kerjasama di bidang infrastruktur terkait
pengembangan Trans Pacific Partnership, dirinya akan menyampaikan hal
tersebut kepada Kementerian yang menangani Infrastruktur dan investasi.
Mengenai masalah Papua, dirinya menyampaikan bahwa di Peru juga
terjadi hal yang sama, dan Peru juga membuat UU desentralisasi yang
mengatur kesamaan hak setiap masyarakat yang diharapkan dapat
mengatasi masalah-masalah yang terjadi di daerah.
Dalam pertemuan ini, Duta Besar Indonesia untuk Peru, Moenif Ari
Soenanda menyampaikan bahwa pembahasan kerjasama di berbagai sektor
26
telah dilakukan oleh pemerintah di kedua belah pihak. Adanya diplomasi
parlemen akan menjadi sangat penting dan mendukung hubungan bilateral
antara kedua Negara.
Disampaikan bahwa Yohny Lescano merupakan figur yang baik dan
tahun lalu telah dinominasikan untuk menjadi Presidential Fans of Indonesia.
Terkait nominasinya tersebut, Yohni Lescano telah berkunjung ke Indonesia
dan sekembalinya ke Peru, dirinya menceritakan hasil-hasil yang telah
diperoleh kepada kolega-koleganya di Peru. Hal ini merupakan salah satu
keberhasilan diplomasi Indonesia.
Duta Besar berharap agar pertemuan dapat dijadikan momentum
peningkatan hubungan antar parlemen yang berkelanjutan.
Pertemuan dengan Indonesia – Peru Parliamentary Friendship Group
27
Pertemuan dengan Indonesia – Peru Parliamentary Friendship Group
Pertemuan dengan Indonesia – Peru Parliamentary Friendship Group
28
2. PERTEMUAN DENGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN PERU
Dalam pertemuan ini, pihak Peru diwakili oleh Menteri Pertahanan Peru,
Mr. Jakke Valakivi Alvarez, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Peru,
Laksamana Jorge Moscoso Flores dan Direktur Jenderal Sumber Daya
Material, Mr. Leonardo Maldonado.
Pada tahun 2013, Pemerintah Peru dan Indonesia telah memulai
menyusun Draft MoU kerjasama di bidang pertahanan. Hal ini dikarenakan
Peru melihat Indonesia sebagai Negara yang strategis di kawasan Asia
Pasifik. Pada tahun 2015, Peru telah menempatkan seorang Atase
Pertahanan di Indonesia. Melalui Atase Pertahanan diharapkan dapat
dilakukan koordinasi di bidang pertahanan, khususnya pertahanan kelautan.
Diharapkan MoU tersebut dapat segera diselesaikan
Selain itu kedua Negara sama-sama Anggota APEC dan Peru akan
menjadi tuan rumah APEC pada tahun 2016.
Dalam sambutannya, Ketua delegasi Andi Rio Idris Padjalangi
menyampaikan selamat atas posisi Peru sebagai tuan rumah APEC tahun
2016. Diharapkan event tersebut dapat berjalan dengan sukses serta
memberikan manfaat bagi anggota-anggotanya.
Presiden Peru Ollanta Moises Humala Tasso telah bertemu Presiden
Joko Widodo di sela-sela Conference of Parties (COP) ke-21 di Paris pada
bulan November 2015. Delegasi berharap, kesepakatan-kesepakatan yang
telah dihasilkan dalam pertemuan tersebut dapat segera direalisasikan dan
dirinya berharap kunjungan ini akan dapat membawa manfaat bagi kedua
Negara.
Pada tanggal 7 Mei 2013 delegasi Indonesia (dalam hal ini diwakili oleh
Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan) telah menjajaki peluang kerja
sama di bidang pertahanan dan keamanan dengan Peru. Salah satu bidang
yang menjadi point of interest kedua negara adalah penanggulangan
terorisme.
Dijelaskan bahwa pada tanggal 21 Januari 2016, telah dilakukan
pertemuan dengan Atase-Atase Pertahanan Negara-negara sahabat
termasuk Athan Peru di Kementerian Pertahanan RI. Dalam pertemuan
29
tersebut, Athan Peru telah menyampaikan Copy Draft MoU kerjasama di
bidang pertahanan. Untuk itu pihak Kemenhan RI meminta agar Kemenhan
Peru dapat segera menyampaikan draft secara resmi kepada Kemenhan RI.
Dalam pertemuan ini, Kepala Staf Angkatan Bersenjata (AB) Peru
menyampaikan paparan mengenai AB Peru. Disebutkan bahwa AB Peru
berada di bawah koordinasi Kementerian Pertahanan Peru
AB Peru memiliki fungsi melakukan koordinasi komando bersama,
merencanakan, mengkoordinasikan dan memimpin operasi militer, sehingga
terkait fungsi Peru tersebut, AB Peru memiliki hubungan langsung dengan
Pemimpin tertinggi dan pelaksana di lapangan.
AB Peru mengkoordinasikan organ pelaksana dimana organ pelaksana
tersebut membawahi Komando Operasional yang memiliki tugas antara lain
melakukan pemberantasan terorisme
AB Peru juga memberikan bantuan penanganan masalah baik dalam
maupun luar negeri, penanganan bencana alam, bantuan kebijakan luar
negeri, pengawasan perbatasan negara tetangga dan bantuan terhadap
kepolisian. Sistem pengawasan daerah perbatasan dilakukan secara internal
dan eksternal. Secara internal, AB Peru merupakan bagian dari pemerintahan
untuk mengatasi permasalahan dalam negeri yang berbatasan dengan
negara tetangga. Secara eksternal, AB Peru bekerjasama dengan negara
tetangga yang berbatasan langsung dengan Peru.
Terkait hubungan bilateral, AB Peru melakukan kerjasama bilateral
dalam menangani cyber crime dan koordinasi keamanan dengan negara-
negara tetangga.
AB Peru tidak hanya menjalankan fungsi-fungsi yang bersifat tradisional
tetapi juga bersifat multidimensi seperti pemberantasan terorisme dan
membantu kepolisian memerangi peredaran obat-obatan terlarang. Terorisme
di Peru sendiri disebabkan kombinasi dari berbagai situasi di sekitar terorisme
tersebut seperti : Perdagangan Obat-obatan terlarang, Illegal Logging,
perdagangan senjata illegal, Money Laundry, tindakan asusila, korupsi, agitasi
dan propaganda, kurangnya perhatian pemerintah pusat terhadap daerah,
30
masalah kemiskinan. Semua sirkulasi tersebut menjadi penyebab timbulnya
terorisme.
Beberapa kasus terkait terorisme di Peru antara lain seperti :
• Perekrutan anak-anak di bawah umur berusia sekitar 8 tahun untuk
menjadi kurir narkoba dan dilatih merakit dan menggunakan senjata,
• Penggunaan metode perang gerilya dalam kelompok-kelompok kecil tetapi
dengan mobilitas yang tinggi.
• Adanya permintaan jatah terhadap kegiatan-kegiatan ekonomi dari
perusahaan-perusahaan di Peru.
Minimnya perhatian pemerintah pusat dan lokasi medan yang sulit,
menyebabkan kendala dalam pemberantasan narkoba dan menjadikan Peru
sebagai negara penghasil kokain. Untuk mengatasi masalah ini, saat ini AB
Peru tengah menggunakan metode pemberantasan melalui udara. Hal ini
didukung oleh UU yang telah disahkan oleh pemerintah yang memungkinkan
tindakan menggunakan pesawat/penerbangan jika dibutuhkan.
Terkait dengan penanganan bencana alam, saat ini AB Peru sedang
menghadapi kemungkinan bencana El Nino. AB Peru telah menempati
seluruh wilayah untuk mengantisipasi bencana ini seperti pencarian dan
penyelamatan korban bencana.
Di bidang pembangunan, AB Peru juga berperan mengatasi hal-hal
seperti kemiskinan, kegiatan-kegiatan terlarang dan bencana alam yang
membawa dampak negatif terhadap masyarakat. Dengan dukungan
Kementerian Pertahanan, AB Peru membantu meningkatkan taraf hidup
masyarakat, tingkat kesehatan, nutrisi, pendidikan dan tingkat keamanan
masyarakat.
AB Peru memiliki platform yang digunakan untuk memberikan layanan
terhadap masyarakat, seperti layanan kesehatan, layanan pemberian
identifikasi, layanan Bank dan juga layanan terhadap masyarakat terpencil di
daerah sekitar Amazon. Beberapa layanan terhadap masyarakat Amazon
seperti pelayaran kapal dan penerbangan yang melintasi Amazon.
31
Di bidang keamanan internasional, AB Peru terlibat dalam berbagai
pasukan perdamaian PBB seperti di Haiti ditempatkan sejumlah 160 orang
bekerjasama dengan Pasukan Uruguay dan di Afrika Tengah sejumlah 205
orang. Selain itu AB Peru juga memiliki pasukan infantri yang siap ditugaskan
sewaktu-waktu jika diminta oleh PBB.
Di bidang teknik, AB Peru bersama dengan para Insinyur melakukan
perawatan terhadap hanggar-hanggar pesawat di Peru.
Mr. Leonardo Maldonado, Direktur Jenderal Sumber Daya Materal
Kementerian Pertahanan Peru memberikan tambahan penjelasan mengenai
industri Angkatan Bersenjata Peru. Disampaikan bahwa sejak tahun 1945
hingga saat ini, industri militer termasuk Angkatan Darat, Laut dan Udara
telah berkembang menyesuaikan perkembangan zaman.
Dalam 5 tahun terakhir, AB Peru telah melakukan kontrak-kontrak
pembelian untuk memperbaharui peralatan militer dan Alutsista Peru. Dengan
Spanyol, Peru telah menjalin kerjasama dengan Spanyol di bidang
pembuatan rompi anti peluru.
Di bidang industri Angkatan Laut, sejak 1985, Peru telah memiliki
galangan kapal untuk perbaikan dan pembuatan kapal. Saat ini pekerjaan
yang dilakukan di galangan kapal tersebut dipandang berhasil mengingat
telah dapat membuat kapal dengan sistem persenjataan yang canggih. Sejak
1980 hingga saat ini, Peru telah membuat 2 jenis kapal yaitu jenis Astilleros
dan jenis Union.
Saat ini AB Peru juga sedang membuat kapal kapal jenis multi guna
seperti kapal kapal kecil untuk melintasi sungai-sungai di Peru, kapal patroli,
kapal penarik (crane) yang dibuat di galangan kapal Chimbote. Industri
Angkatan Laut Peru juga telah berhasil mengembangkan teknologi
pembuatan jembatan dan jalur pipa gas di jembatan.
Di bidang industri pesawat terbang, Peru telah memiliki Sertifikat Federal
Aviation (FA) dari 3 negara. Industri pesawat terbang telah dimulai sejak
tahun 1936.
Menanggapi penjelasan dari pihak Peru, delegasi berharap agar MoU
pertahanan antara kedua negara dapat segera ditandatangani. Disampaikan
32
bahwa Indonesia juga memiliki beberapa industri pertahanan seperti PT.
Pindad, PT. PAL dan PT. DI.
Menteri Pertahanan Peru menambahkan bahwa sektor pertahanan
mendapat alokasi 6% dari seluruh APBN dan merupakan yang terbesar
dalam 6 tahun terakhir. Biaya belanja militer tersebut termasuk untuk Gaji
Militer dan Penyediaan Perbekalan. Disampaikan bahwa Peru tidak hanya
melakukan pembelian peralatan militer, tetapi juga telah sampai pada tahap
alih teknologi.
Disampaikan oleh Menteri Pertahanan Peru bahwa terorisme yang
timbul di Peru disebabkan oleh paham Maoisme yang terkait juga dengan
peredaran narkoba. Dijelaskan bahwa terorisme di Peru tidak disebabkan
oleh paham agama.
Terkait dengan kondisi di Laut China Selatan, dijelaskan oleh Menteri
Pertahanan Peru, bahwa Peru juga mengalami hal yang sama yaitu adanya
masalah perbatasan laut dengan Chile. Untuk mengatasi hal ini, pihak Peru
menempuh jalur hukum melalui Mahkamah Internasional.
Pertemuan dengan Menteri Pertahanan dan Kepala Angkatan Bersenjata Peru
33
Pertemuan dengan Menteri Pertahanan dan Kepala Angkatan Bersenjata Peru
Pertemuan dengan Menteri Pertahanan dan Kepala Angkatan Bersenjata Peru
34
3. PERTEMUAN DENGAN NATIONAL COMMISSION FOR THE
DEVELOPMENT AND LIFE WITHOUT DRUG (DEVIDA) ATAU KOMISI
NASIONAL UNTUK PEMBANGUNAN DAN HIDUP TANPA NARKOBA
Dalam pertemuan ini pihak Peru diwakili oleh Kepala Devida, Mr. Luis
Alberto Otarola Penaranda. Pada tanggal 2 Mei 2013 telah ditandatangani
MoU Kerja Sama antara BNN dan DEVIDA tentang kerja sama teknis dalam
pemberantasan produksi gelap, elaborasi dan perdagangan gelap narkotika,
bahan-bahan psikotropika dan prekursor. Disampaikan bahwa Peru, Bolivia
dan Kolombia merupakan negara-negara penghasil koka. Peru sendiri
memasok 10% Koka ke seluruh dunia. Sampai saat ini di bawah
Pemerintahan Presiden Ollanta Humal, Peru telah memusnahkan 100 Ribu
Hektar Ladang Koka dan diganti menjadi tanaman produktif seperti pisang
dan kakao.
Pada bulan Februari 2014, DEVIDA telah menerima kunjungan BNN
dalam rangka membahas peredaran narkoba di Indonesia. DEVIDA berharap
kerjasama antara kedua lembaga dapat meningkat di masa yang akan
datang. Dalam pertemuan ini, Delegasi GKSB berharap untuk bertukar
pengalaman dalam pemberantasan narkoba.
Pihak DEVIDA menjelaskan, dalam pemberantasan ladang koka, pihak
pemerintah menjalankan langkah-langkah sebagai berikut :
• Mendata desa yang ditanami ladang koka
• Memberikan penyuluhan untuk mengganti tanaman koka
• Memberikan pelatihan penanaman tanaman pengganti koka
• Pemberian bibit tanaman pengganti seperti pisang dan kakao
• Memberikan pelatihan mengenai tanaman yang cocok ditanam di suatu
daerah
• Memberikan bantuan pemasaran
• Mendirikan pusat penelitian sebagai tempat berkumpul para petani untuk
saling bertukar pengalaman.
Disampaikan bahwa program akan dapat berjalan dengan baik jika
masyarakat pemilik lahan benar-benar diberikan bantuan sebagaimana
disebutkan di atas.
35
Tanaman Inca merupakan tanaman tradisional masyarakat Peru yang
telah dibudidaya sejak Zaman Inca untuk diolah menjadi teh. Perkebunan
koka yang diolah menjadi teh dan terdaftar secara legal sendiri jumlahnya
sedikit. Seluruh tanaman koka yang dikonsumsi tidak secara tradisional
adalah illegal.
Bagi masyarakat yang bersedia untuk ikut dalam program, akan dibuat
perjanjian terlebih dahulu. Begitu juga dengan sosialisasi dilakukan oleh
pemerintah dengan berhati-hati untuk menghindari resistensi. Namun
demikian, bagi masyarakat yang menolak untuk mengikuti program, akan
ditindak secara tegas oleh pemerintah. Dalam pemberantasan ladang koka,
pemerintah juga melibatkan generasi muda
Pemerintah telah menuangkan program tersebut dalam Program Sosial
yang berkelanjutan. Pemerintah juga ikut membantu pemasaran Kakao
hingga ke pasar internasional. Pada tahun 2015, Peru telah mengekspor
Kakao sejumlah 250 Juta USD yang dihasilkan dari daerah-daerah yang
sebelumnya merupakan penghasil Koka.
Kendala utama pemberantasan Koka bukan dari segi konsumsi narkoba,
melainkan dari segi produksinya mengingat tingkat konsumsi koka di Peru
terkecil dibandingkan negara lainnya di kawasan Amerika Latin. Peredaran
Koka dari Peru sendiri ada yang masuk ke pasar Eropa dan Afrika terutama
melalui jalur laut ke berbagai penjuru dunia. Harga Koka Peru sendiri jika
dijual ke pasar internasional akan berlipat ganda. Terkait dengan peredaran
koka itu pulalah, pihak DEVIDA ingin bekerjasama dengan BNN guna
mengatasi peredaran koka.
Terkait pemberantasan koka ini, pemerintah tidak memberi insentif
apapun terhadap tanaman koka termasuk turunannya. Pada kenyataannya,
produk apapun yang dihasilkan dari koka termasuk minuman koka tidak
didukung oleh pemerintah mengingat berbahaya bagi kesehatan. Namun
demikian, pemerintah tetap menghargai kebiasaan mengunyah daun koka
karena hal tersebut merupakan tradisi. Dalam pemberantasan ladang koka
ini, Pemerintah Peru telah memperoleh penghargaan dari beberapa lembaga
internasional.
36
Mengakhiri pertemuan, Duta Besar Indonesia untuk Peru, Mounir Ari
Soenanda mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengatur pertemuan
antara DEVIDA dengan BNN dalam rangka pemberantasan narkoba. Duta
Besar berharap, hasil pertemuang dengan DEVIDA dapat dijadikan
benchmark terhadap pemberantasan narkoba di Indonesia.
Dalam beberapa kali seminar tentang narkoba, Duta Besar telah
mengundang DEVIDA untuk ikut serta, akan tetapi belum dapat memenuhi
undangan tersebut. Untuk itu diharapkan agar DEVIDA dapat tetap
melakukan komunikasi secara intensif dengan BNN dan jika dimungkinkan
dapat dilakukan secara teleconference.
Duta Besar menambahkan bahwa Indonesia menempatkan
pemberantasan Narkoba sebagai prioritas mengingat masalah ini telah
menjadi masalah yang serius. Dalam 1 hari terdapat 40 – 50 pemuda
indonesia yang terpengaruh narkoba. Demikian juga terdapat 6000 orang
setiap tahunnya yang tidak dapat disembuhkan dikarenakan telah berada
pada tingkat serious addict. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah
Indonesia telah menerapkan hukuman mati bagi para pengedarnya.
Pihak DEVIDA menyampaikan bahwa pihaknya akan segera ke
Indonesia untuk saling tukar menukar pengalaman dan jika memungkinkan
disepakati pula untuk melakukan teleconference.
Pertemuan dengan DEVIDA
37
Pertemuan dengan DEVIDA
Pertemuan dengan DEVIDA
38
4. PERTEMUAN DENGAN DUTA BESAR DAN STAF KEDUTAAN
BESAR REPUBLIK INDONESIA
Pertemuan Delegasi GKSB DPR RI dengan Duta Besar R.I. untuk
Republik Peru Moenir Ari Sunanda bertempat di Wisma Duta, dikemas dalam
suasana jamuan santap malam yang dihadiri pula oleh Ketua Liga
Persahabatan Antar Parlemen Peru – Indonesia Mr.Yohni Lescano Ancieta
beserta Ibu, Acting Dirjen Asia Oseania Kemlu Peru (Carlos Vasquez
Corrales) Indonesianis antara lain Prof. Dr. Carlos Aquino Universitas
Nasional Mayor San Marcos Peru), Ambassador Alvares Vita (mantan Dubes
Peru untuk Indonesia)Presiden Eksekutif Sierra Exportadora (Lembaga
pemerintah yang didedikasikan untuk mempromosikan, mendorong dan
mengembangkan kegiatan ekonomi rakyat melalui peningkatan produksi dan
inklusi sosial), Pejabat DEVIDA Mr. Luis Alberto Otarola Penaranda, dan
undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Duta Besar Republik Indonesia menyampaikan
apresiasi dan dukungannya atas prakarsa GKSB DPR RI – Parlemen Peru
melakukan kunjungan ke Peru dalam rangka meningkatkan hubungan
persahabatan yang lebih erat lagi dengan Parlemen Peru.
Jarak yang membentang seharusnya memang tidak menjadi kendala
untuk saling kunjung-mengunjungi mitra kerjanya sebagai niat baik dalam
upaya mempererat hubungan kedua parlemen yang selama ini telah terjalin
dengan baik.
Semoga pertemuan dan dialog antara Delegasi GKSB DPR RI dengan
para mitra kerjanya yang telah berlangsung dalam rangkaian agenda
kunjungan dapat menghasilkan point-point penting yang akan ditindaklanjuti
di masing-masing Negara, seperti beberapa catatan MoU yang masih
pending, yang nantinya oleh DPR RI dapat segera disampaikan kepada
kementerian terkait sehingga MoU-MoU dimaksud menjadi perhatian dan
prioritas dalam rangka meningkatkan hubungan kerjasama kedua Negara
yang saling menguntungkan.
Pada kesempatan ini, sebagai bentuk rasa terima kasih atas sambutan
dan penerimaan yang hangat, keramahtamahan, dan keakraban yang telah
diberikan kepada Delegasi GKSB DPR RI selama melakukan kunjungan di
Kota Lima yang disusul dengan rangkaian pertemuan dan dialog yang penuh
39
persahabatan, baik oleh Duta Besar RI beserta jajarannya, Mr.Yohny Lescano
Ancieta beserta anggota Liga Persahabatan dan staf parlemen, Menteri
Pertahanan Peru, Mr. Jakke Valakivi Alvarez beserta jajarannya, dan Mr. Luis
Alberto Otarola Penaranda Pimpinan DEVIDA, Delegasi GKSB DPR RI
memberikan cinderamata kepada para undangan, yang bisa dimaknakan
sebagai simbol atas jalinan persahabatan yang tulus dari delegasi DPR RI.
Pertemuan dengan Duta Besar RI
Pertemuan dengan Duta Besar RI
40
BAB. IV. PENUTUP
a. Kesimpulan
1. Secara keseluruhan kunjungan GKSB DPR RI Parlemen Peru ke Peru
pada tanggal 23 – 29 Januari 2016 berjalan dengan baik dan lancar.
Pertemuan dan dialog dengan mitra kerja berlangsung dengan penuh
keakraban dan kehangatan serta sesuai dengan misi Delegasi yaitu
dalam rangka meningkatkan kerjasama bilateral antar kedua parlemen
khususnya dan kerjasama kedua Negara pada umumnya.
2. Beberapa perjanjian yang belum terealisasi dan perlu mendapatkan
tindak lanjut dari kedua negara sebagai berikut :
a. Pembentukan Preferential Tariff Agreement sebagai langkah awal
menuju FTA
b. MoU mengenai Promosi Bilateral dalam kerjasama investasi
c. MoU Kerja Sama di bidang Perikanan
d. Perjanjian dalam pengembangan bisnis dan kerjasama industry
e. MoU di bidang pariwisata
f. Perjanjian di bidang manajemen penanggulangan bencana alam
g. Perjanjian di bidang pendidikan dan promosi kebudayaan
h. MoU antara Kejaksaan Agung Peru dan Kejaksaan Agung Indonesia di
bidang kerjasama hukum
i. MoU kerjasama di bidang pertahanan
3. Pemerintah Indonesia sampai saat ini secara resmi belum menerima MoU
kerjasama di bidang pertahanan dari pemerintah Peru, baru pada
penyampaian copy draft sehingga belum bisa dilakukan pembahasan di
Kementerian Pertahanan R.I.
4. Pemerintah Peru, melalui DEVIDA, telah berhasil dalam penanganan
masalah zat terlarang yang berasal dari tanaman Koka yang diolah
menjadi bahan makanan yang legal seperti cokelat dan teh, serta
41
pengalihan lahan yang sebelumnya menjadi sentra tumbuhan koka
menjadi perkebunan kakao dan pisang yang bisa diekspor.
b. Saran
1. Terkait dengan beberapa perjanjian antara Pemerintah Indonesia dengan
Pemerintah Peru sebagaimana tersebut di atas yang hingga saat ini
belum terealisasi agar DPR RI dapat mendorong Pemerintah Indonesia
melalui kementerian terkait untuk segera menindaklanjuti dan membahas
perjanjian/MoU yang masih pending.
2. Terkait dengan penanganan pemberantasan narkoba, perlu ditingkatkan
lagi kerjasama antara BNN dengan DEVIDA, karena Peru merupakan
contoh Negara yang berhasil menangani penangulangan zat terlarang
dengan baik.
42
LAMPIRAN
1. Surat Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Nomor : 6/PIMP/III/2015-2016 tanggal 12 Januari 2016 tentang Penugasan
Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dalam Kunjungan
Grup Kerjasama Bilateral Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia –
Parlemen Peru ke Peru dari tanggal 23 sampai dengan 29 Januari 2016;