laporan kp filed pick-up unit: minilink e

82
KERJA PRAKTEK LPP TVRI SUMBAR 27 Januari 2014 s/d 21 February 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dan penerimaan pesan. Hampir keseluruhan dari waktu yang kita bangun kita gunakan untuk komunikasi. Media-media yang digunakan untuk berkomunikasi pun semakin berkembang baik media cetak maupun elektronik. Televisi merupakan media elektronik hasil dari perkembangan teknologi komunikasi yang saat ini sedang marak di kalangan masyarakat. Pada dasarnya adanya produksi program-program televisi adalah sebagai sarana penyampaian pesan yang bersifat menghibur para konsumennya atau masyarakat luas. Membuat program siaran yang bervariasi adalah suatu upaya untuk memuaskan penonton, ada yang berupa siaran langsung, ada yang siaran tunda, ada pula paket jadi atau cannel produk, sebuah paket acara yang bisa disewa, dipinjam, atau bahkan dibeli. 1

Upload: wahyu-redha-putra

Post on 20-Oct-2015

177 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

mini microwave

TRANSCRIPT

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dan penerimaan pesan. Hampir

keseluruhan dari waktu yang kita bangun kita gunakan untuk komunikasi. Media-

media yang digunakan untuk berkomunikasi pun semakin berkembang baik media

cetak maupun elektronik. Televisi merupakan media elektronik hasil dari

perkembangan teknologi komunikasi yang saat ini sedang marak di kalangan

masyarakat. Pada dasarnya adanya produksi program-program televisi adalah

sebagai sarana penyampaian pesan yang bersifat menghibur para konsumennya

atau masyarakat luas. Membuat program siaran yang bervariasi adalah suatu

upaya untuk memuaskan penonton, ada yang berupa siaran langsung, ada yang

siaran tunda, ada pula paket jadi atau cannel produk, sebuah paket acara yang bisa

disewa, dipinjam, atau bahkan dibeli.

Berdasarkan berbagai tingkat kesulitan dari bagaimana mempertahankan

popularitas suatu program televisi adalah menjadi tugas seorang yang terlibat

dalam produksi program televisi tersebut. Seseorang yang bergerak dalam bidang

produksi program televisi harus mempunyai pikiran atau ide-ide yang variatif agar

dapat menghasilkan konsep-konsep yang menarik dan unik. Jadi, semua ide harus

benar-benar dikembangkan secara matang agar bisa menjadi suatu yang menarik

dan diminati oleh masyarakat.

1

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

TVRI sebagai salah satu media massa elektronik yang memiliki peran penting

bagi masyarakat dalam melakukan transformasi sosial, terutama sebagai alat

penyampaian informasi, hiburan dan pendidikan.

Berdasarkan hal di atas, Teknik Elektro Universitas Andalas dalam upaya

mempersiapkan calon tenaga professional, berkualitas, dan mempunyai

keterampilan yang dapat diandalkan, serta mampu bersaing di dunia industri,

memprogramkan suatu mata kuliah yang menuntut mahasiswa untuk langsung

terjun ke dunia industri. Mata kuliah tersebut dinamakan Kerja Praktek (KP).

Kegiatan Kerja Praktek ini juga dimaksudkan untuk memberi wawasan yang

lebih luas dan pengalaman terhadap mahasiswa mengenai perkembangan industri

dalam dunia nyata. Dari kegiatan ini diharapkan mahasiswa memiliki wawasan

dan penguasaan teknologi yang lebih luas dan bisa diaplikasikan apabila

mahasiswa itu kelak terjun kemasyarakat.

Dengan kegiatan Kerja Praktek ini, diharapkan nantinya akan terjadi proses

saling memberi dan menerima antara pihak pendidikan dan pihak industri.

Sedangkan bagi mahasiswa yang melaksanakan Kerja Praktek akan mempunyai

kesempatan besar untuk mendapatkan pengalaman dan keterampilan serta ilmu

yang tidak diperoleh di bangku perkuliahan.

Selain itu, pelaksanaan Kerja Praktek ini akan menjadikan mahasiswa

berpeluang untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh di perkuliahan pada

dunia industri, sehingga dengan berbekal pengalaman dan ilmu pengetahuan akan

menjadikan mahasiswa tersebut dapat bersaing dan menciptakan lapangan

pekerjaan di tengah-tengah masyarakat.

2

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

1.2 Tujuan

Kegiatan KP bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan

pengalaman langsung dalam berbagai kegiatan yang direncanakan di

perusahaan atau industri, sehingga mahasiswa dapat menerapkan apa yang

diperoleh dibangku kuliah agar sesuai dengan tuntutan yang dibutuhkan

didunia industri.

1. Secara Umum

a. Mampu beradaptasi dengan lingkungan industri dan dunia usaha melalui

keikutsertaan dalam disiplin kerja dan mematuhi peraturan yang berlaku

oleh pihak perusahaan atau industri.

b. Sebagai persiapan bagi penulis untuk terjun langsung ke industri atau

dunia kerja.

c. Penerapan dan pengembangan pengetahuan serta keterampilan yang

dimiliki selama perkuliahan.

d. Memperoleh pengalaman dan perluasan pandangan terhadap ilmu-ilmu di

tempat Kerja Praktik yang berlum dikenal oleh mahasiswa.

e. Membuat laporan Kerja Praktik dengan format yang baik dan benar.

f. Adapun tujuan dari penulisan laporan Kerja Praktik ini merupakan hasil

pengalaman mahasiswa selama praktek yang berkaitan dengan jurusan

pada saat dibangku perkuliahan.

g. Mahasiswa Mampu, Memahami, Memantapkan, dan Mengembangkan

Mata Pelajaran Yang Berkaitan Dengan Jurusan di Fakultas Teknik.

3

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

h. Mahasiswa mempunyai alternatif untuk pemecahan masalah yang

ditemuinya.

2. Secara Khusus

a. Membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan pengalaman kerja yang

sebenarnya.

b. Memantapkan keterampilan mahasiswa yang diperoleh dari perkuliahan.

c. Menerapkan disiplin, rasa tanggung jawab dan sikap profesional dalam

bekerja.

d. Memperoleh pengalaman dan perluasan pandangan terhadap dunia

industri dan dunia kerja.

e. Mendorong mahasiswa untuk menjadi tenaga yang mempunyai skil dan

siap pakai, mandiri dan bertanggung jawab.

1.3 Manfaat Kerja Praktek (KP)

Dengan dilaksanakan Pengalaman Lapangan Industri, penulis diberikan

kesempatan untuk mempelajari dan memahami Sistem Jaringan Transmisi TVRI

Sumbar, yang sangat bermanfaat bagi penulis antara lain :

1. Memperdalam pengetahuan tentang Sistem Jaringan Transmisi dan

mengetahui fungsi dan spesifikasinya.

2. Menambah dan memperdalam pengetahuan tentang Transmisi.

3. Menambah dan memperdalam pengetahuan tentang Standard Operation

Jaringan Transmisi.

4. Dapat meningkatkan pengetahuan penulis tentang sistem komunikasi

umumnya dan khususnya transmisi sekembalinya ke bangku perkuliahan.

4

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka, didapatkan

perumusan masalah mengenai “Sistem Jaringan Transmisi Fild Pick-up Unit

(FPU):ERICSSON MINI-LINK Pada Peliputan Berita Secara Lansung oleh TVRI

Sumbar”.

1.5 Batasan Masalah

Pada penulisan laporan Kerja Praktek ini agar tidak terjadi kesalahan persepsi

dan tidak meluasnya pokok bahasan, maka penulis membatasinya mengenai

sistem jaringan transmisi FPU pada TVRI Sumbar.

1.6 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data untuk menyusun laporan KP ini, penulis

menggunakan beberapa metode sebagai berikut :

1. Studi literature.

Pengumpulan data yang dilakukan melalui literature-literature yang

penting yang berhubungan dengan tema yang dibahas pada laporan ini.

Untuk mencari teori-teori yang berhubungan dengan materi ini, penulis

mengumpulkan beberapa referensi-referensi yang berhubungan dengan

materi ini.

2. Wawancara langsung.

Merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara menyatakan

secara langsung kepada pembimbing lapangan tentang permasalahan yang

5

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

ingin diketahui pada perangkat-perangkat jaringan transmisi pada bagian

transmisi maupun hal-hal yang dibutuhkan untuk dapat menyusun laporan

ini dengan baik dan benar.

3. Pengamatan dilapangan

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat secara langsung

proses produksi siaran TVRI sumbar sebelum ditransmisikan.

4. Metode Cyber

Merupakan metode yang dilakukan dengan cara mencari informasi dan

data melalui internet sebagai bahan referensi.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pembahasan lebih jelas dan sistematis, maka laporan

Kerja Praktek ini disusun dalam lima bab yang mana setiap bab terdiri dari sub

bab. Adapun susunan sistematika penulisan selengkapnya adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat penulisan,

rumusan masalah, pembatasan masalah, metode pengumpulan data,

dan sistematika penulisan.

BAB II: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi profil perusahaan dan sejarah berdirinya perusahaan.

BAB III: LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori pendukung mengenai dasar-dasar sistem

jaringan transmisi.

6

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

BAB IV: PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai sistem jaringan transmisi dan sistem

pemancar dengan mmenggunakan FPU oleh stasiun TVRI Sumbar.

BAB V: PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran mengenai laporan yang dibuat.

7

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

BAB II

GAMBARAN UMUM LPP TVRI SUMBAR

2.1 Sejarah Lpp Televisi Republik Indonesia ( TVRI )

2.1.1 Latar Belakang Berdirinya TVRI

Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukan

proyek media massa televisi kedalam proyek membangun Asian Games IV di

bawah koordinasi proyek Asea Games IV 25 Juli 1961, Menteri Penerangan

mengeluarkan SK Menpen No.20/SK/M/1961,tentang pembentukan Panitia

Persiapan Televisi (P2T).

Pada 23 Oktober 1961, Prsiden Soekarno yang sedang berada di Wina

mengirimkan teleks kepada Menkep Maladi unuk segera menyiapkan proyek

televisi. 17 agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan HUT

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman Istana Merdeka Jakarta,

dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. 24 Agustus 1962, TVRI

mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara

pembukaan Asian Games IV dari stadiun utama Gelora Bung Karno. 20 Oktober

1962, dikeluarkan Keppres No. 215/1963 tentang pembentukan Yayasan TVRI

dengan Pimpinan Umum Presiden RI.

2.1.2 Pembangunan Stasiun Penyiaran TVRI

Pada tahun 1964 mulailah dirintis Stasiun Penyiaran Daerah dimulai dengan

TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara berturut-turut diikuti dengan Stasiun

Medan, Surabaya, Ujung Pandang, Manado, Denpasar dan Balikpapan.

8

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

2.1.3 Pembangunan Stasiun Produksi Keliling

Mulai tahun 1977, secara bertahap dibeberapa Ibu Kota Provinsi

dibentuklah Stasiun Produksi Keliling atau SPK, yang berfungsi sebagai

perwakilan atau koresponden daerah yang terdiri dari SPK Jayapura, Ambon,

Kupang, Semarang, Bandung, Banjarmasin, Pontianak , Banda Aceh, Jambi,

Padang, Lampung.

Setelah dibentuk SPK di Padang yang dimulai sejak tahun 1982, dengan

jumlah karyawan 14 orang, yang dimutasikan dari TVRI Stasiun Pusat Jakarta dan

Stasiun Palembang.

2.1.4 Status TVRI di Era Orde Baru

Pada tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi

dan tenaga kerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung

bertanggung jawab pada Direktorat Jendral Radio, TV, dan Film Departemen

Penerangan Republik Indonesia.

Sebagai media komunikasi massa TVRI diharapkan mampu menyalurkan

aspirasi masyarakat untuk perkembangan pembangunan yang dilakukan secara

positif. Disamping menyampaikan pesan pembangunan disegala bidang dan

sekaligus jadi pemersatu bangsa. Di dalam menyebarkan informasi dan

menyalurkan aspirasi masyarakat.

Semua pelaksanaan TVRI baik Ibukota maupun di Daerah harus meletakkan

tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI harus menjadi suatu well-

integrited massa media Pemerintah.

9

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Tahun 1975,dikeluarkan SK Menpen No.55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975,

TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai

Direktorat Televisi, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen

perkantoran/borikrasi.

2.1.5 TVRI di Era Reformasi

Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No.36 tahun 2000 tentang

perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan, yang secara kelembagaan

berada di bawah pembinaaan dan bertanggug jawab kepada Departemen

Keuangan RI.

Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No.64 tahun 20001

tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN dan

Departemen Keuangan RI untuk urusan organisasi dan keuangan.

Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No.9 tahun 2002,

status TVRI diubah menjadi Perseroan terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan

Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN.

TVRI merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi

yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton

sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 22 stasiun Daerah

dan 1 stasiun Pusat dengan didukung oleh 395 pemancar yang tersebar diseluruh

wilayah Indonesia. Karyawan TVRI berjumlah 6.823 orang diseluruh daerah

Indonesia dan sekitar 2.000 orang diantaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan

TVRI Stasiun Pusat Jakarta.

2.1.6 TVRI Dewasa ini

10

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Dalam Perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai

dengan undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI

diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor

9 tahun 2002 dimana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau PT.

Namun setelah Departemen penerangan dibubarkan Televisi Republik

Indonesia menjadi sebuah lembaga yang dikenal sekarang dengan LPP TVRI

( Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia).

Sesuai dengan Undang-Undang No.32 tahum 2002 tentang penyiaran BAB II

pasal 5 mengamanatkan bahwa : Penyiaran Diarahkan Untuk :

1. Menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945.

2. Menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri

bangsa.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

4. Menjaga dan Mempererat persatuan dan kesatuan bangsa (NKRI).

5. Meningkatkan kesadaran ketaatan hukum dan disiplin nasional.

6. Mendorong peningkatan kemampuan perekonomian rakyat dan

mewujudkan pemerataan dan memperkuat daya saing bangsa.

7. Memajukan kebudayaan nasional.

2.2 Visi Dan Misi LPP TVRI

Sudah 52 tahun sejak pertama kali menyelenggarakan siaran pada tahun 1962,

TVRI menemani dan mendinamisasikan perjalanan hidup bangsa. Banyak hal

yang dimaknai selama waktu tersebut baik untuk bangsa maupun untuk TVRI

sendiri.

11

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Sebagai lembaga penyiaran public, TVRI mengacu pada visi dan misi yang

merupakan acuan bagi berjalannya program Perusahaan. Dimana Visi dan Misi

tersebut adalah :

Visi

“Menjadi Stasiun TV Pilihan yang berakar pada budaya Bangsa, untuk

menjalin persatuan & kesatuan”

Misi

a. Menjadi media komunikasi bagi kepentingan nasional yang berlandaskan

persatuan dan kesatuan

b. Memberikan informasi yang terpercaya, mencerdaskan serta menyajikan

hiburan bermutu bagi masyarakat

c. Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra usaha

d. Membentuk lingkungan kerja yang sehat, harmonis dan profesional bagi

karyawan dan mitra kerja.

2.3 Kepegawaian

Untuk mengantisipasi berkurangnya pegawai professional (pensiun) baik di

Kantor Pusat maupun Daerah, TVRI sejak tahun 2008 melakukan rekrutmen

pegawai baik PNS maupun non-PNS untuk ditempatkan disemua Direktorat dan

Satuan Kerja Lainnya.

Di Kantor Pusat misalnya, tahun 2008 penerimaan pegawai hanya 19 orang

dan tahun 2009 sebanyak 14 orang. Sementara di Daerah jumlahnya 157 orang

dan tahun 2009/2010 hanya 31 orang. Dana penggajian non-PNS bersumber dari

12

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

non-APBN karena itu jumlah karyawan yang direkrut disesuaikan dengan

kemampuan pendanaan TVRI.

Sejak Departemen Penerangan dilikuidasi tahun 1998, pengembangan

pegawai dapat dikatakan terhenti karena minimnya anggaran. Ketika TVRI

berubah status menjadi Lembaga Penyiaran Publik, peningkatan kompetensi SDM

untuk tenaga profesi dan manajerial terus diupayakan sesuai dengan kemampuan

pendanaan.Ujian Dinas diberikan kepada pegawai yang naik golongan.

Pendidikan Profesi diberikan kepada berbagai jenis profesi sejak tahun 2008,yaitu

produksi dan siaran, teknik, keuangan, administrasi, dan pengembangan usaha.

Diklat Kepemimpinan diorientasikan untuk meningkatkan kompetensi dan

menyiapkan kaderisasi kepemimpinan.

2.4 Disiplin Kerja

Disiplin dasar adalah ucapan dan tingkah laku yang didasari oleh

pengabdian, kesadaran, disiplin dan bertanggung jawab dengan tujuan untuk

menciptakan suasana yang harmonis dilingkungan kerja.

2.5 Jam Siaran Televisi Republik Indonesia

Siaran Nasional tahun 2006 selama 19 jam per hari menjadi menjadi 22

jam per hari tahun 2011. Siaran TVRI Stasiun Daerah, tahun 2006 rata-rata 2 jam

per hari meningkat menjadi 3 jam, tahun 2008 menjadi 4 jam tahun 2011.

2.6 Materi Siaran Televisi Republik Indonesia

Dilihat dari produksi, materi siaran re-run setiap tahun mengalami

penurunan. Sebaliknya, materi siaran produksi baru setiap tahun mengalami

peningkatan. Tahun 2009 terjadi penurunan materi siaran re-run yaitu sebesar

13

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

35%. Sehingga hampir 100% materi siaran adalah produksi baru. Peningkatan

pendanaan produksi yang semakin memadai, khususnya yang bersumber dari

APBN, kontribusi paket acara dari Stasiun TVRI Daerah yang secara tetap terpola

mulai tanggal 1 dari Provinsi Aceh hingga tangga 28 dari Provinsi Sulawesi barat.

Tahun 2011, komposisi konten program disesuaikan, yakni informasi (45%),

pendidikan (41%) dan hiburan (14%)

2.7 Stasiun Penyiaran TVRI Di Seluruh Indonesia

1. TVRI NASIONAL JAKARTA

2. NAD

3. SUMATERA UTARA

4. SUMATERA BARAT

5. KEPRI

6. SUMATERA SELATAN

7. JAMBI

8. BENGKULU

9. LAMPUNG

10. JAWA BARAT DAN BANTEN

11. JAWA TENGAH

12. JOGJAKARTA

13. JAWA TIMUR

14. BALI

15. NTT

16. KALIMANTAN BARAT

14

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

17. KALIMANTAN SELATAN

18. KALIMANTAN TENGAH

19. KALIMANTAN TIMUR

20. SULAWESI UTARA

21. SULAWESI SELATAN

22. SULAWESI BARAT

23. SULAWESI TENGAH

24. MALUKU DAN MALUR

25. PAPUA

26. GORONTALO

27. NTB

2.8 LPP TVRI Stasiun Sumatera Barat

2.8.1 Sejarah Berdirinya TVRI Stasiun Sumatera Barat

Pertama kali TVRI stasiun sumbar dinamakan PT (persero) TVRI stasiun

sumbar. PT (persero) TVRI stasiun sumbar telah berdiri sejak tahun 1982, yang

mana pada waktu itu masih merupakan SPK (Stasiun Produksi Keliling) dengan

jumlah karyawan 14 orang. Karyawan tersebut bukan berasal dari daerah itu

sendiri, tetapi berasal dari berbagai daerah yang pindah tugas ke padang.

Stasiun produksi keliling hanya membuat paket-paket siaran yang nantinya

yang akan dikirim ke stasiun pusat jakarta untuk di siarkan. Paket tersebut

merupakan paket berita, paket hiburan maupun paket wisata.

TVRI Stasiun Sumatra Barat terletak di Jalan Raya Bypass KM 16 Koto

Panjang, Padang. TVRI Stasiun Sumatera Barat Diresmikan Sebagai Stasiun

15

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Penyiaran pada 19 April 1997. TVRI Sumatera Barat mengudara secara konsisten

selama 3 (tiga) jam setiap harinya. Sejak 1 Januari 2005, TVRI Sumatera Barat

dinaikan statusnya dari stasiun penyiaran kelas C menjadi kelas B.

Kepala TVRI Padang yang pertama adalah Bapak Drs.Rahman Nasution yang

kemudian digantikan oleh Bapak Drs. Bakaroni AS kemudian digantikan oleh

Bapak Yudo Herbeno, SH dan terus digantikan oleh Bapak Drs. Gatot Budi Utom,

MM.Pada tahun 2001 mengalami 2 kali pergantian yaitu Bapak Drs. Edison yang

kemudian digantikan oleh Bapak Syafei Sikumbang selanjutnya TVRI Sumbar

dikepalai oleh Bapak Drs. A. Affendi Moussa dan saat ini TVRI dikepalai oleh

bapak Drs.Wisnugroho,MM. Tanggal 19 April 1997 TVRI SPK Padang berubah

menjadi TVRI Stasiun Padang yang diresmikan oleh Menteri Penerangan yang

pada waktu itu dijabat oleh Bapak Harmoko. Sesuai dengan Keputusan Menteri

Penerangan RI No.130/Kep/ Menpen /1996/tanggal 12 Mei 1996, dimana Kepala

Stasiun bertanggung jawab langsung kepada Direktorat Televisi yang

berkedudukan di Jakarta. Sekaligus peresmian gedung baru yang beralamat

dijalan By Pass KM 16 Padang.

Sebagai media komunikasi massa TVRI diharapkan mampu menyalurkan

aspirasi masyarakat untuk perkembangan pembangunan yang dilakukan secara

positif. Disamping menyampaikan pesan pembangunan disegala bidang dan

sekaligus jadi pemersatu bangsa. Di dalam menyebarkan informasi dan

menyalurkan aspirasi masyarakat.

Untuk kemajuan pembangunan TVRI,stasiun pusat dibantu oleh TVRI

Stasiun Produksi Dalam teknologi tinggi ( Hi-tech ) saat ini peralatan yang serba

16

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

digital sudah tidak asing lagi. Demikian juga dalam hal pertelevisian LPP TVRI

SUMBAR merupakan salah satu dari tiga Stasiun TVRI di Indonesia yang

menggunakan digital pada perangkat kerasnya ( Hardware ) walaupun masih

tergolong Stasiun TVRI yang masih baru, akan tetapi LPP TVRI SUMBAR terus

berupaya dalam meningkatkan mutu dan kualitas dari segala bentuk aspek yang

bisa membawa TVRI semakin maju, apalagi dalam meningkatkan mutu siaranya

antara lain :

1. Menampilkan acara-acara yang bernuansa tradisional yang seperti randai,

rebab, lagu-lagu minang.

2. Menyiarkan acara seputar ilmu pengetahuan.

3. Dan menyiarkan tentang ceramah agama islam

Dengan jumlah karyawan LLP TVRI Sumbar saat ini 145 orang, terdiri dari

79 orang pegawai dan 66 orang karyawan kontrak.Yang saat ini TVRI Padang ini

sangat berkembang dari tahun yang lampau, karena telah mempunyai beberapa

fasilitas yang sangat menunjang para pegawai ataupun karyawan kontrak seperti

mobil dinas ( Bus TVRI ), peralatan yang sudah cukup canggih tidak memakai

alat komponen yang sudah lama.

17

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Gambar 1. Gedung LPP TVRI Stasiun Sumatra Barat

2.8.2 Visi Dan Misi LPP TVRI Stasiun Sumatera Barat

Sebagai Lembaga Penyiaran Publik, TVRI Stasiun Sumatra Barat memiliki

tujuan yang sangat menganut nilai kepublikan dan kebudayaan. Untuk

mewujudkan hal tersebut, TVRI Stasiun Sumatra Barat Memiliki VISI dan MISI

sebagai berikut:

Visi

TVRI Stasiun Sumatra Barat memiliki VISI ideal yang jelas dan di bahasakan

dengan sederhana, sebagai berikut :

“ Mengupayakan Terselenggaranya Penyiaran Umum Tvri Sumbar Yang

Berkualitas Tinggi, Mencerdaskan, Membebaskan Dan Mencerahkan Serta

Berakar Pada Budaya Bangsa “

18

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Untuk mencapai visi diatas, diperlukan komitmen semua pihak dalam

menegakkan Good Corporate Governance dalam wujud terselenggaranya

transparansi, sikap professional dalam organisasi, manajemen keuangan,

manajemen sumber daya manusia, teknologi, program siaran, dan aspek-aspek

pelayanan umum yang dijalankan oleh TVRI Sumatera Barat.

Misi

Berdasar kepada visi diatas, maka manajemen TVRI Sumatra Barat

menetapkan 8 ( delapan ) MISI pokoknya, sebagai berikut :

1.Memproduksi dan menyelenggarakan penyiaran pelayanan umum dengan

tujuan mendorong pencerahan dan pencerdasan masyarakat berbasiskan

budaya minang kabau dalam koridor NKRI.

2.Menjadikan TVRI Sumbar sebagai wadah bagi masyarakat untuk

menyuarakan aspirasi, semangat demokrasi, entrepreneurship dan

intrapreneurshipnya, serta sebagai ajang rekreasi hibur diri dan keluarga.

3.Menjadikan siran TVRI sebagai siaran referensi,khususnya menyangkut

informasi pembangunan, ekonomi, politik, budaya, kamtibmas, dan sosial

kemasyarakatan.

4.Memproduksi dan menyiarkan program-program acara bermutu yang relevan

dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

5.Menjadikan TVRI Sumbar sebagi pusat informasi pembangunan dalam

kaitan perluasan pemahaman nasional tentang dinamisme pembangunan di

Sumatra Barat.

19

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

6.Memanfaatkan jaringan TVRI nasional untuk mengkampanyekan potensi

Sumatra Barat.

7.Menjadikan Program siaran pendidikan yang terencana dan bermutu agar

mendorong pencerdasan masyarakat.

8.Mendorong penyuksesan program kembali ke nagari dan kembali ke surau

dalam kaitan pemantapan otonomi daerah.

Slogan

Slogan TVRI Sumatera Barat “TV nyo kito basamo”.

2.8.3 Kepegawaian LPP TVRI Stasiun Sumatera Barat

Kepegawaian di LPP TVRI Stasiun Sumatra Barat, Tercatat per Oktober

2010 berjumlah 145 orang. Dimana 79 orang Berstatus Pegawai Negeri Sipil dan

66 orang berstatus Non Pegawai Negeri Sipil. Rekapitulasi kepegawaian di LPP

TVRI Stasiun Sumatra Barat berdasarkan tingkat Pendidikan adalah sebagai

berikut :

a. Pegawai Negeri Sipil

1. Sarjana Strata 2 = 2 orang

2. Sarjana Strata 1 = 25 orang

3. Sarjana Muda / Diploma III = 4 orang

4. SMA Sederajat = 46 orang

5. SMP Sederajat = 4 orang

6. SD Sederajat = -

Jumlah = 81 orang

20

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

b. Non Pegawai Negeri Sipil

1. Sarjana Strata 2 = 1 orang

2. Sarjana Strata 1 = 18 orang

3. Sarjana Muda / Diploma III = 9 orang

4. SMA Sederajat = 37 orang

5. SMP Sederajat = -

6. SD Sederajat = 2 orang

Jumlah = 67 orang

2.8.4 TVRI Sumbar sebagai Siaran Lokal Provinsi Sumbar

Jumlah Pemancar : 13 Pemancar

Lokasi : Padang, Gunung gompong, Pandai sikek, Painan,

Bukit sarai, Lubuk Sikaping, Muaralabuh, Bukit

pelakat, Puncak lawang, Bonjol, Batang kapas,

Semiki dan lintaubuo.

Alamat : Jl. Padang By pass Km. 16, Koto panjang, Padang

25167

Telp : (0751) 30614 30615

Fax (0751) 30615

Luas Lokasi : 65.100

2.8.5 Rencana Kerja TVRI Stasiun Sumatera Barat

21

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Secara garis besarnya rencana kerja LPP TVRI Sumbar ini ditunjukan antara

lain untuk :

a. Mempertahankan dan meningkatkan citra LPP TVRI Sumbar dengan

memperbanyak program siaran bermutu, pemberian layanan prima, dan

pembinaan hubungan yang harmonis dengan komunitas pemirsa.

b. Meningkatkan jumlah jam siaran dan kualitas program LPP TVRI Sumbar

sehingga dapat mengoptimalkan layanan kepada publik

Penyiaran :

Siaran nasional pukul 05.00 - 24.00 WIB

Siaran lokal pukul 15.00 – 19.00 WIB (selama siaran lokal ini berlangsung,maka

siaran nasional akan didubling atau tidak disiarkan).

15.00 WIB opening

15.03 WIB sekilas SUMBAR

15.05 WIB dendang 15

16.00 WIB Berita Ranah Minang (BRM)

17.00 WIB Paket siaran

19.00 WIB closing

2.8.6 Eksistensi LPP TVRI stasiun Sumatra Barat Terhadap Masyarakat

LPP TVRI stasiun sumbar mempunyai peranan yang sangat penting bagi

masyarakat ranah minang dalam mengembangkan segala potensi yang ada baik

kualitas sumber daya manusia maupun kualitas kuantitas acara yang di tayangkan

dalam program-program acara LPP TVRI stasiun sumbar yang di sesuaikan

dengan keinginan masyarakat ranah minang seperti :

22

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Hiburan:

1. Carito Lapau

2. Randai

3. Seni Tradisi

4. Orchestra

5. Expresi

6. Band Ekspo

7. Arena Anak

8. Kuliner

9. Dendang 15

Dialog dan Informasi :

1. Berita Ranah Minang

2. Ruang Kesehatan (Dialog Khusus)

3. Psikologi

2.8.7 Ruangan Peralatan TVRI Sumbar

TVRI Sumbar memiliki beberapa ruangan yaitu :

1. Ruang Studio

TVRI Sumbar memiliki satu ruangan studio yang menggunakan

peralatan pendukung seperti :Camera, lighting sound sistem, dan monitor

plus yang lengkap.

2. Ruang Production Control

23

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Ruangan ini digunakan untuk memproduksi acara dari studio

televise:

a. Video Controle Console

Digunakan untuk peralatan pengontrol kualitas gambar dan ketepatan

warna, dilakukan oleh seorang video Enginer operator.

b. Video Mixer

Digunakan untuk mengatur sinyal video mixer akan memilih sinyal

video dari beberapa input atau masukan kemudian diolah dan dipilih

untuk menghasilkan suatu sinyal output atau keluaran. Pada video

mixer ini dapat juga digunakan untuk menambah title atau judul pada

gambar. Ini biasa disebut super Inplus.

c. Audio Control Console

Digunakan untuk melakukan pengaturan suara oleh audio operator.

Peralatan yang ada di ruangan ini adalah :

1) Audio mixer

2) Tape Recorder

3) Monitor

3. Ruangan master control

Ruangan ini merupakan pusat dari seluruh peralatan TVRI yaitu unit

mengontrol peralatan dimana semua bagian harus terhubungkan pada

master control ini. Pada ruangan ini terdapat peralatan sebagai berikut :

24

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

1) Synchronizing generator

Merupakan pusat susunan kode dalam pembuatan gambar. Alat ini

bersama system distribution amplifer membagi kode-kode gambar

untuk peralatan yang memerlukan seperti camera, VTR.

2) Video Distribution Amplifire Berfungsi untuk membagi sinyal ke

monitor dan yang lain.

3) System Supply 24 VCD digunakan untuk supply relay yang banyak

digunakan untuk video control, camera, switcher, Tally Lamp, Sync

dan Consule .

Gambar 2. Master Control

Ruang master control ini mendistribusikan sinyal sinkronis, mengontrol

keseluruhan sinyal video maupun audio dan distribusi akhir outputnya selanjutnya

ke proses perekaman atau dikirim ke pemancar untuk dipancarkan.

4. Ruang Telecine

25

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Ruang ini di pakai untuk siaran televisi berupa film slide Tellop /

Opegs yang mana terdapat Proyektor PTT 10. Pemulihan salah satu

Proyektor yang akan digunakan untuk Multipleksor.

5. Ruangan Continuity

Pada ruangan ini terdapat hasil edit / input dari berbagai ruangan.

Dimana di pakai untuk keperluan program siaran. Peralatan yang terdapat

pada ruangan ini adalah :

a. Adio and video mixer

b. Peralatan video

c. Lighting control

d. Monitoring unit

e. Comunikasi (intercom)

f. Camera

g. Ruangan VTR (video tape recorder)

Pada ruangan ini terdapat beberapa peralatan yaitu:

a. VTR/VCR

b. Audio Mixer

c. Special effect

2.8.8 Struktur Organisasi LPP TVRI Stasiun Sumatera Barat

Struktur organisasi adalah merupakan suatu kerangka yang dapat

menggambarkan antara wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing

bagian yang bekerja sama. Struktur organisasi bagi perusahaan sangat penting

karena dengan adanya struktur organisasi yang jelas perusahaan dapat

26

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

memberikan batasan jabatan-jabatan perseorangan serta mempengaruhi motivasi

dan moral pekerja.wewenang untuk melaksanakan tugas dan memastikan

tanggung jawab dari LPP TVRI Stasiun Sumatra Barat, di pimpin oleh Kepala

Stasiun dan di Bantu oleh beberapa orang Kepala Seksi yang membawahi Sub

Seksi. Kepala Stasiun dilantik oleh direktur utama LPP TVRI.

27

KASUB SEKSI FASILITAS TRANSMISI

Harnol Jasman, SE

Nip. 195810271981101007

KASUB SEKSI TEKNIK TRANSMISI

Abrar

Nip. 196111051981101001

KASUB SEKSI TEK. PRODUKSI & PENYIARAN

KASUB SEKSI PENGEMBANGAN & USAHA

Adlen, ST

Nip. 196112181982031005

KASUB SEKSI PROGRAM

Ir. Heri Budi Santoso

Nip. 196610281997031002

KEPALA SUB BAGIAN UMUM

Maimun Hasbullah, SH

Nip. 196708081998031002

KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN

Basuki Widodo, SE

Nip. 196811301998031004

KEPALA SEKSI TEKNIK

Sudisman, A.Ma, SH

Nip. 196012291981031002

KEPALA SEKSI BERITA

Drs. Doddy Permadi Indrajaya, M.Si

Nip. 196202241983021001

KA. SEKSI PROGRAM & PENGEMBANGAN USAHA

Febriani, SS

Nip. 197302021997032006

SEKRETARIS

Willian Elvandari, A. Md

NIK. 2008811174

KEPALA LPP TVRI STASIUN SUMBAR

Drs. Wisnugroho

Njp 196111111988031005

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Gambar 3. Struktur Organisasi LPP TVRI Stasiun Sumatera Barat

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Sistem Transmisi Televisi

Siaran televisi sebelum dapat dinikmati oleh pemirsanya atau audien

televisi melalui layar televisi / pesawat penerima televisi, telah melalui proses

yang cukup panjang karena melibatkan begitu banyak orang yang mempunyai

keahlian dalam bidangnya masing-masing tentang pertelevisian.

Audio dan Video atau Gambar dan Suara yang dikirim sampai kerumah-

rumah penonton atau audien bisa mempunyai jarak yang sangat dekat dengan

Stasiun Televisi dan dapat juga sangat jauh dari Stasiun Televisi atau dari sumber

mana acara itu berada, seperti diluar negeri, Eropa, Amerika , Jepang, dan negara

lainnya didunia ini.

Hal ini dimungkinkan dengan adanya satelit komunikasi yang meorbit di

angkasa atau di geostasioner orbit. Dalam pelaksanaannya untuk pemancaran

sinyal gambar dan suara, stasiun televisi menggunakan Radio Frekuensi seperti

sebagai berikut :

1. Very hight frequency (frekuensi yang sangat tinggi)

2. Ultra hight frequency (frekuensi ultra yang tinggi)

28

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Kedua sistem transmisi ini digunakan oleh pemancar televisi yang

merupakan bagian dari stasiun televisi dalam memancarkan atau mentransmitkan

sinyal audio (suara) dan sinyal video (gambar) ketelevisi yang ada di rumah-

rumah.

Pada sitem transmisi Very Hight Frequecy (VHF) getaran frekuensi yang

bergerak pada frekuensi sekitar antara 54 MHZ (mega hertz) sampai dengan 216

MHZ (mega hertz) untuk frequency carrier (frekuensi pembawa)nya. Yang

dimaksud frekuensi pembawa disini adalah frekuensi yang membawa sinyal

gambar dan suara tersebut dengan frekuensi sekitar 5 MHZ dari sebuah pemancar

televisi agar sampai ke antena receiver yang ada di rumah-rumah pemirsa.

Sementara sistem transmisi Ultra hight frequency (UHF) sinyal yang

bergerak pada frekuensi antara 470 MHZ (mega hertz) sampai 890 MHZ (mega

hertz), dengan panjang gelombang antara 0.1 meter – 1 meter.

Stasiun televisi swasta dan stasiun televisi publik (TVRI) di Indonesia

mengirim siaranya menggunakan pemancar dengan sistem frekuensi UHF (ultra

hight frequency). Adapun pembagian frekuensi untuk chanel TV berdasarkan

standar CCIR untuk pembagian chanel TV di Kota Padang adalah :

Tabel 1. Daftar frekuensi Teresterial kota Padang

Stasiun Televisi Channel Frekuensi Audio Frekuensi Video

TV7 23 UHF 492,75 MHZ 487,25 MHZ

TVRI 25 UHF 508,75 MHZ 503,25 MHZ

TV ONE 27 UHF 516,75 MHZ 519,25 MHZ

TRANS TV 29 UHF 540,75 MHZ 535,25 MHZ

29

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

METRO TV 39 UHF 620,75 MHZ 615,25 MHZ

MNC 41 UHF 636,75 MHZ 631,25 MHZ

RCTI 43 UHF 652,75 MHZ 647,25 MHZ

ANTV 45 UHF 668,75 MHZ 663,25 MHZ

SCTV 47UHF 684,75 MHZ 679,25 MHZ

INDOSIAR 49 UHF 700,75 MHZ 695,24 MHZ

Sedangkan pembagian frekuensi untuk chanel TV berdasarkan standar CCIR

untuk pembagian chanel TV di Indonesia adalah :

Tabel 2. Daftar frekuensi teresterial di Indonesia

No. Channal

CCIR Indonesia

Frekuensi Video

(MHZ)

Frekuensi Audio

(MHZ)

Range Frekuensi

(MHZ)

Band Channal I

- 1 44.25 49.75 43-50

2 - 48.25 53.75 47-54

3 2 55.25 60.75 54-61

4 3 62.25 65.75 61-68

Band Channal III

5 4 175.25 180.75 174-181

6 5 182.25 187.75 181-188

7 6 189.25 194.75 188-195

8 7 196.25 201.75 195-202

9 8 203.25 208.75 202-209

30

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

10 9 210.25 215.75 209-216

11 10 217.25 222.75 216-223

12 11 224.25 229.75 223-230

Band Channal IV

21 - 471.25 476.75 470-478

22 - 479.25 484.75 478-486

23 - 487.25 492.75 486-494

24 - 495.25 500.75 494-502

25 - 503.25 508.75 502-510

26 - 511.25 516.75 510-518

27 - 519.25 524.75 518-526

28 - 527.25 532.75 526-534

29 - 535.25 540.75 534-542

30 - 543.25 548.75 542-550

31 - 551.25 556.75 550-558

32 - 559.25 564.75 558-566

33 - 567.25 572.75 566-574

34 - 575.25 580.75 574-582

35 - 583.25 588.75 582-590

36 - 591.25 596.75 590-598

37 - 599.25 604.75 598-606

Band Channal V

38 - 607.25 612.75 606-614

39 - 615.25 620.75 614-622

40 - 623.25 628.75 622-630

31

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

No. Channal

CCIR Indonesia

Frekuensi Video

(MHZ)

Frekuensi Audio

(MHZ)

Range Frekuensi

(MHZ)

41 - 631.25 636.75 630-638

42 - 639.25 644.75 638-646

43 - 647.25 652.75 646-654

44 - 655.25 660.75 654-662

45 - 663.25 668.75 662-670

46 - 671.25 676.75 670-678

47 - 679.25 684.75 678-686

48 - 687.25 692.75 686-694

49 - 695.25 700.75 694-702

50 - 703.25 708.75 702-710

51 - 711.25 716.75 710-718

52 - 719.25 724.75 718-726

53 - 727.25 732.75 726-734

54 - 735.25 740.75 734-742

55 - 743.25 748.75 742-750

56 - 751.25 756.75 750-758

57 - 759.25 764.75 758-766

58 - 767.25 772.75 766-774

59 - 775.25 780.75 774-782

60 - 783.25 788.75 782-790

61 - 791.25 796.75 790-798

32

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Radio frekuensi yang memancarkan sinyal televisi (Audio/Video)

berprilaku seperti cahaya, dimana sinyal tersebut mengembara berjalan diudara

lurus seperti cahaya dan tidak dapat menembus objek yang keras seperti gedung

dan gunung yang tinggi. Dia juga tidak dibengkokan disekitar bumi oleh

lonosphere seperti layaknya gelombang pendek radio, oleh sebab itu maka kita

tidak dapat menerima siaran televisi langsung dari beratus-ratus kilometer

jaraknya dari stasiun televisi seperti yang dapat dilakukan oleh siaran radio.

Transmisi siaran televisi hanya dapat menjangkau area kira-kira 70

kilometer radius tergantung dari power atau kekuatan pemancar serta ketinggian

tiang/menara pemancar dan struktur alam. Untuk memancarkan sinyal televisi

berupa gambar dan suara untuk jarak yang sangat jauh, diperlukan Microwave

Relay Station dan satelit bumi. Suara dan gambar dipancarkan melalui link station

ini dengan power yang rendah dan diperkuat oleh stasiun lokal untuk keperluan

siaran di daerah mereka. Untuk dapat menerima siaran yang dipancarkan stasiun

televisi melalui antena pemancarnya, maka pesawat penerima di rumah harus

menggunakan yagi antena yang ditempatkan pada tempat yang tinggi atau diatas

atap rumah. Antena ini berfungsi menerima sinyal yang dikirim oleh stasiun

televisi melalui pemancarnya. Secara teknis antena penerima sendiri terdiri dari

reflektor, direktor,antena dan secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

Direktor terletak diposisi paling depan berfungsi untuk mengarahkan

sinyal yang datang untuk memasuki pesawat televisi. Reflektor terletak pada

posisi yang paling belakang dari antena yang berfungsi menolak sinyal yang

33

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

datang dari samping, agar sinyal ini tidak memasuki pesawat recevier, kalau dia

tetap masuk yang diakibatkan oleh tidak terarahnya posisi antena maka gambar

akan berbayang (ghost).

Kemudian antenanya sendiri yang melingkar berupa coil menerima sinyal

televisi yang disebut dipole antena berfungsi meneruskan sinyal frequency carrier

yang telah dipancarkan oleh transmiter televisi kepesawat televisi penerima.

3.2 Transmition System

3.2.1 Teresterial sistem

Sistem teresterial ini disebut juga ground wave system yaitu sebuah sistem

siaran televisi yang tidak melibatkan transmisi satelit, melainkan menggunakan

gelombang radio atau gelombang elektromagnetik melalui pemancar.

Teresterial berasal dari kata terra yaitu tanah atau permukaan tanah. Jadi, sistem

teresterial disebut juga suatu sistem pemancar yang memancarkan gelombang

elektromagnetik yang merambat di tanah.

Gelombang elektromagnetik itu sendiri merupakan energi gelombang

kontinyu yang diradiasikan oleh antena yang bersosialisasi pada frekuensi radio.

3.2.2 Satelit Sistem

Sistem Transmisi Satelit ini adalah transmisi dari program radio penyiaran

(televise dan audio) dari stasiun transmisi bumi ke stasiun penerima melalui

stasiun ruang angkasa.

Macam-macam sistem transmisi satelit :

34

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

1. Rebroadcast system, Repeting system over ground station, Transmisi

sinyal dikirim dari satelit dikirim langsung ke ground station (stasiun

bumi) kemudian dikirim kepemancar baru dipancarkan kerumah-rumah.

2. Semi DBS system (Semi Direct Broadcasting Satellite) System, transmisi

dari satelit kemudian diterima oleh ground stasiun atau antena parabola

dan dikirim langsung kerumah-rumah.

3. Direct Broadcasting Satellite system, transmisi sinyal dari satelit langsung

ke antena parabola dirumah dan diteruskan ke pesawat penerima televisi.

4. Cable system, over television cable, transmisi sinyal langsung dikirim

melalui kabel kerumah-rumah.

3.3 Sistem Jaringan Transmisi Tvri Sumbar

TVRI Sumbar memiliki 13 transmisi yang terdapat dibeberapa daerah di

Sumatera Barat. Dari 13 transmisi di Sumatera Barat hanya 5 transmisi yang bisa

memancarkan siaran lokal dan nasional, sedangkan 8 transmisi yang lain hanya

bisa memancarkan siaran nasional saja. Ini disebabkan karena struktur geografis

daerah Sumatera Barat berbukit-bukit dan berlembah-lembah sehingga tidak dapat

memancarkan siaran lokal dan nasional.

35

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Gambar 4. Sistem Jaringan TVRI Nasional dan Sumbar

Transmisi yang bisa memancarkan siaran lokal dan nasional yaitu :

1. Transmisi Bukit Sarai

2. Transmisi Gunung Gompong

3. Transmisi Pandai Sikat

4. Transmisi Lintau Buo

5. Transmisi Taek Bukit

Sedangkan Transmisi untuk memancarkan siaran nasional yaitu :

1. Transmisi P. Lawang

2. Transmisi Pasaman Barat

3. Transmisi Lubuk Sikaping

4. Transmisi Bonjol

5. Transmisi Mr. Labuh

6. Transmisi Bukit Plakat

7. Transmisi Batang Kapas

8. Transmisi Painan

Stasiun TVRI sumbar berfungsi untuk memproduksi siaran-siaran yang akan

disuguhkan pada masyarakat Sumatera Barat. Proses produksi dilakukan di studio

stasiun TVRI sumbar. Sinyal input Vidio dan Audio yang berasal dari studio

diterima oleh receiver parabola untuk diteruskan ke ruang master kontrol. Sinyal

input tersebut diolah di ruangan produksi dan di terusan ke master control (MCR)

36

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

untuk mengatur standarisasi signal audio dan video. Kemudian dikirim ke

Transmisi Stasiun by Pass TVRI sumbar, dan diteruskan ke satuan transmisi Bukit

Sarai menggunakan Transmistter microwave. Penerimaan receiver microwave

yang ada di bukit sarai berupa sinyal IF modulasi dengan daya pancar microwave

sebesar 1 watt. Kemudian, sinyal yang diterima oleh receiver microwave tersebut

dipancarkan oleh pemancar dari satuan transmisi bukit sarai berupa gelombang

elektromagnetik untuk dapat diterima oleh antena receiver masyarakat di Kota

Padang dan Kota pariaman serta Kabupaten Pariaman dengan kekuatan power

UHF 2 KW .

Selain itu, satuan transmisi bukit sarai juga meneruskan penerimaan

mikrowave ke satuan transmisi Gunung Gompong di kabupaten Solok.

Satuan transmisi di bukit gompong yang menerima sinyal IF dari microwave

bukit sarai melalui receiver microwave mengolah dan memancarkan sinyal

tersebut untuk masyarakat yang ada disekitar kabupaten solok dan Kota Solok

dengan menggunakan band VHF. Pancaran dari Tx gunung gompong diterima

dan dipancarkan ulang oleh satuan transmisi pandai sikat dan satuan transmisi

lintau buo dengan band frekwensi yang berbeda yang biasa disebut dengan sistem

retranslasi. Sementara itu, hasil pancaran satuan transmisi pandai sikat disamping

dipancarkan untuk masyarakatnya, sinyal pancarannya juga diterima oleh satuan

transmisi taek bukit untuk dipancarkan ulang kemasyarakat yang berupa sinyal RF

atau berupa gelombang elektromagnetik.

Jika dalam proses pentransmisian hasil produksi dari stasiun TVRI Sumbar

terjadi troubleshoot baik itu di satuan transmisi Bukit Sarai maupun di satuan

37

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

transmisi lain, maka akan diperbaiki oleh petugas setempat jika petugas setempat

tidak dapat menangani maka akan dipanggil petugas yang ada di pusat Kota

Padang untuk datang ke lokasi yang terjadi gangguan atau kerusakan.

Dari keseluruhan transmisi yang ada di Sumatera Barat, masing – masing

transmisi memiliki frekwensi yang berbeda tetapi kalau untuk channel TV bisa

saja sama, agar setiap transmisi tidak ada yang saling tumpang tindih / dempet

antara transmisi yang satu dengan yang lain. Apabila sama ini menyebabkan

gelombang frekwensi saling tumpang tindih / dempet. Tetapi kalau untuk berbeda

Provinsi bisa saja sama, adapun frekwensi yang di pakai di Provinsi Sumatera

Barat adalah :

1. Transmisi Bukit Sarai memiliki frekwensi VHF pada channel 6 (189.25

MHz) dan UHF pada channel 25 (503.25 MHz).

2. Transmisi Gunung Gompong memiliki frekwensi VHF pada channel 8

(203.25 MHz).

3. Transmisi Pandai Sikat memiliki frekwensi VHF pada channel 5 (182.25

MHz).

4. Transmisi Lintau Buo memiliki frekwensi VHF pada channel 11 (224.25

MHz).

5. Transmisi Taek Bukit memiliki frekwensi VHF pada channel 9 (210.25

MHz).

6. Transmisi P. Lawang memiliki frekwensi VHF pada channel 4 (175.25

MHz).

38

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

7. Transmisi Pasaman Barat memiliki frenwensi VHF pada channel 9

(210.25 MHz).

8. Transmisi Lubuk Sikaping memiliki frekwensi VHF pada channel 4

(175.25 MHz).

9. Transmisi Bonjol memiliki frekwensi VHF pada channel 6 (189.25 MHz).

10. Transmisi Mr. Labuh memiliki frekwensi VHF pada channel 8 (203.25

MHz).

11. Transmisi Bukit Plakat memiliki frekwensi VHF pada channel 4 (175.25

MHz).

12. Transmisi Batang Kapas memiliki frekwensi VHF pada channel 6 (189.25

MHz).

13. Transmisi Painan memiliki frekwensi VHF pada channel 6 (189.25 MHz).

Pada pembagian frekwensi untuk channel TV standart CCIR untuk

pembagian channel TV Indonesia yaitu dari Band 1 (VHF) terdiri dari channel 2

sampai 3 dengan range frekwensi 43 sampai 68 MHz, untuk band 3 (VHF) terdiri

dari channal 4 sampai 11 dengan range frekwensi 174 sampai 230 MHz,

sedangkan untuk band 4 terdiri dari channal 21 sampai 37 dengan range

frekwensi 470 sampai 606 MHz dan untuk band 5 terdiri dari channal 38 sampai

50 dengan range frekwensi 606 sampai 710 MHz.

3.4 Sistem Pemancar

3.4.1 Sistem Pemancar VHF

Pemancar VHF adalah perangkat pemancar yang memanfaatkan frekuensi

VHF untuk keperluan transmisi signalnya. Terhubung dengan antena pemancar

39

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

agar dapat memancarkan siaran TVRI ke masyarakat. Beroperasi pada Channel 6

VHF pada alokasi frekuensi 189.25 MHz (siaran nasional) sedangkan channel 8

VHF pada alokasi frekuensi 203.25 MHz (siaran lokal Jakarta). Masing-masing

pemancar menggunakan daya 20 Kw.

Adapun blok diagram pemancar telavisi digambarkan oleh gambar berikut

ini.

Gambar 5. Blok Diagram Pemancar Televisi

Exciter berfungsi sebagai pencampur signal Vidio input dengan Audio

input dan merubahnya menjadi IF. Selain itu exciter juga berfungsi sebagai

controler dari sitem pemancar tersebut. Signal IF yang telah dihasilkan exciter

diteruskan ke Power Amplifier untuk memperkuat signal IF agar signal IF yang

diinginkan tercapai dengan baik. IF yang telah di perkuat di saring oleh Band

Pass Filter, sehingga signal yang tidak sesuai dengan Band frekwensi yang telah

di tetapkan tidak terpancarkan.

Perbedaan UHF dan VHF pada dasarnya terletak pada frekwensi yang

dipancarkan. Frekuensi UHF jauh lebih tinggi dari pada VHF, yang mana range

40

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

frekuensi untuk UHF berkisar dari 470-890 MHZ sedangkan range frekuensi

untuk VHF 54-216 MHZ.

3.4.2 Sistem Microwave Link

Merupakan perangkat yang memanfaatkan gelombang microwave sebagai

media transmisi. Digunakan untuk keperluan transmisi satu arah / unidirectional

yang bersifat point to point. Transmisi dengan memanfaatkan microwave link

adalah transmisi yang bersifat freespace loss/ bebas halangan, seperti gambar

dibawah ini.

Gambar 6. Microwave link

Biasanya digunakan untuk transmisi jarak dekat antar dua stasiun

pemancar, misalnya dari stasiun by pass TVRI Sumbar, menuju satuan transmisi

bukit sarai.

3.4.3 Sistem Retranslasi (Off air)

Sitem Retranslasi (Off Air) adalah sebuah sistem transmisi siaran TV

diambil dari hasil pancaran pemancar yang lain, baru kemudian di pancarkan

kembali dengan channal yang berbeda. Sistem ini digunakan untuk siaran lokal

41

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

dan dikirim ke seluruh daerah kemudian baru dipancarkan ke penerima sehingga

dulu siaran lokal Sumatera Barat masih bisa dinikmati diseluruh daerah di

Sumatera Barat, seperti gambar di bawah ini.

Gambar 7. Blok Diagram Sistem Retranslasi

Receiver berfungsi sebagai penerima signal gelombang yang diterima

antena dan kemudian receiver memisahkan signal video dengan audio baru

kemudian dikirim ke blok VDA dan ADA. Di blok VDA dan ADA signal

kemudian di kuatkan kembali untuk diteruskan ke pemancar, baru kemudian di

pancarkan kembali ke pemirsa TVRI.

3.5 Sistem Jaringan Siaran Tvri Nasional

42

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Gambar 8. Sistem Jaringan transmisi TVRI Nasional

Sistem jaringan siaran TVRI nasional ini mempunyai proses dari

pemancar televisi nasional yang berada di Senayan, Jakarta. TVRI nasional

mengirim siaran melalui satelit Palapa.

TVRI nasional mengirim signal berupa gelombang elektromagnetik ke

satelit Palapa secara up link dengan frekwensi 4044 MHz, kemudian satelit Palapa

mengirim ke TVRI stasiun Sumatera Barat yang diterima pemancar parabola

secara down link dengan frekwensi 3765 MHz, kemudian siaran tersebut dikirim

kembali ke transmisi Bukit Sarai setelah itu baru transmisi Bukit Sarai mengirim

atau memancarkannya ke penerima siaran TVRI di wilanyah kota Padang,

Pariaman dan Tiku.

Pemancar TVRI Sumatera Barat tidak berada satu tempat dengan kantor

TVRI Suamtera Barat, ini disebabkan karena daerah geografis Sumatera Barat

terdiri dari gunung dan dataran tinggi sehingga pemancar TVRI sumatera barat

harus berada di tempat yang lebih tinggi yaitu di Bukit Sarai.

43

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Minilink–Ericsson (Minilink–E)

Minilink–E adalah perangkat Microwave Ericsson yang digunakan untuk

menghubungkan 2 BTS atau lebih dengan kapasitas dari 8 Mbps (4 E1) sampai

34Mbps (16 E1).

Frekuensi radio yang digunakan ada beberapa jenis yaitu 7, 8, 13, 15, 18 dan

23 GHz. Semakin rendah frekuensi radio yang digunakan maka jarak yang dapat

ditempuh oleh radio tersebut juga semakin jauh.

Masing-masing frekuensi radio memiliki indeks yang berbeda dan memiliki

pasangan dari indeks tersebut. Misal nya radio 7GHz, ada yang menggunakan

indeks 31 (low) berpasangan dengan indeks 35 (high), indeks 32 (low)

berpasangan dengan indeks 36 (high) dst.

Untuk berkomunikasi antara radio satu dengan yang lain, lebar beamwidth

dari masing-masing radio berbeda antara satu dengan yang lain. Berikut adalah

table nya.

Tabel 3. Daftar beamwidth dari masing-masing radio

Radio Channel spacing

7 GHz 161 MHz

8 GHz 126 MHz

13 GHz 266 MHz

44

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

15 GHz 490 MHz

18 GHz 1010 MHz

23 GHz 1008 MHz

MINI-LINK E adalah perangkat microwave Ericsson (point-to-point) yang

dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan transmisi jaringan telekomunikasi

yang fleksibel, handal, dan dengan instalasi yang cepat. Kegunaan lainnya adalah

untuk koneksi wireless yang terjangkau juga untuk komunikasi jaringan privat

(untuk perusahaan-perusahaan di bidang minyak, gas, dan energi).

MINI-LINK E dapat dikonfigurasi dalam berbagai kapasitas, yaitu dari 2

sampai 17x2 Mbit/ s, dengan frekuensi kerja di 7 sampai 38 GHz.

Terminal MINI-LINK E dapat dapat diatur untuk berbagai topologi

jaringan: star, tree atau ring. Untuk sistem proteksi, dapat dikonfigurasi sebagai

1+ 1 ataupun proteksi ring.

Sistem MINI-LINK E terdiri dari sebuah indoor unit (IDU) dan sebuah

outdoor unit (ODU) . Kedua bagian ini dihubungkan dengan sebuah kabel

koaksial 50 ohm yang membawa trafik dan catu daya DC. IDU menangani trafik,

modem, fungsi-fungsi operasi dan switching, sedangkan ODU yang terdiri dari

sebuah Radio dan Antena berfungsi untuk mengirim dan menerima sinyal radio

(RF).

45

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

4.2 Komponen-Komponen Pada Fild Pick-up Unit (FPU) “MINI-LINK

ERICSSON”

MINI – LINK E adalah salah satu produk modul Radio buatan Ericsson

yang dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu bagian Outdoor dan bagian

Indoor.

Gambar 9. Bagian-Bagian MINILINK ERICSSON

4.2.1 Bagian Outdoor

a) Radio Unit (RAU)

Gambar 10. Radio Unit

Radio Unit (RAU) adalah outdoor unit yang berurusan dengan masalah

frekuensi. RAU yang digunakan oleh Ericsson sendiri ada dua tipe yaitu RAU1

dan RAU2. Pada dasarnya kedua RAU tersebut mempunyai fungsi yang sama

46

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

hanya saja yang membedakannya adalah pada desain mesin dan teknologi pada

microwavenya, RAU2 mempunyai circuit microwave yang lebih kompleks dan

integrasi yang lebih tinggi.

b) Antena Unit

Antena merupakan bagian terpenting dalam komunikasi wireless ini.

Antena inilah yang mengirim dan menerima data. Antena mentransformasi

(merubah) gelombang yang marambat pada kabel menjadi gelombang yang

merambat pada udara (space). Prinsip kerja antena pada dasarnya adalah

menerima gelombang elektromagnetik dan menyalurkannya ke penerima atau

memancarkan gelombang elektromagnetik yang telah diproduksi oleh

transmitter. Ada berbagai macam bentuk antena yang ada. Antara lain antena

helix, antena folded dipole, dan antena yagi. Sedangkan antena yang dipakai

pada MINI-LINK E dari ERICSSON ini adalah antena tipe yagi yang

mempunyai main lobe keterarahan (directivity) yang fokus (pada satu arah

saja).

Gambar 11. Antena Unit

c) Radio Kabel

47

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Radio kabel ini merupakan unit terakhir dari outdoor unit. Radio kabel sendiri

berfungsi sebagai penghubung lalu lintas data dari RAU (Radio Unit) ke peralatan

di dalam ruangan dan sebaliknya. Indoor unit sendiri mengurusi masalah trafik

data, disinilah tempat data-data tersebut diolah. Spesifikasi yang digunakan oleh

ERICSSON dalam produk mereka ini bermacam-macam. Jika diameter kabel

yang digunakan adalah 10mm maka maksimal panjang kabel yang diperbolehkan

adalah 200m. Sedangkan jika diameter kabel yang digunakan adalah 16mm maka

maksimal panjang kabel yang diperbolehkan adalah 400m. Sedangkan jika ingin

menggunakan radio kabel yang berdiameter 28mm dengan panjang maksimal

700m maka akan dapat dipenuhi dengan tambahan connector kit.

4.2.2 Bagian Indoor

Indoor unit ini terdiri dari AMM (Access Module Magazine) , MMU (Modem

Unit), dan SMU (Switch Multiplexer Unit),

a). AMM (Access Module Magazine)

Gambar 12. AMM dengan Berbagai Macam Tipe

48

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

AMM (Access Module Magazine) adalah tempat bagi peralatan-peralatan

indoor seperti MMU (Modem Unit), SMU (Switch Multiplexer Unit), dan SAU

(Service Access Unit). Seperti yang terlihat pada gambar di atas bahwa ada

beberapa susunan AMM (Access Module Magazine) yang memungkinkan.

b). Modem Unit ( MMU ).

MMU (Modem unit) merupakan salah satu unit yang ada dalam paket

MINI-LINK E ini. Untuk setiap unit radio yang dipergunakan maka

membutuhkan sebuah unit MMU, ini berarti MMU mengurusi masalah modulator

demodulator sinyal yang akan ditransmisikan dan sinyal yang diterima.

Gambar 13. Ilustrasi MMU

c). Switch Multiplexer Unit ( SMU ).

49

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Gambar 14. Penempatan SMU dalam AMM dengan konfigurasi 1+0

Gambar 15. Konfigurasi Terminal 1+0

Multiplexing dan demultiplexing dari trafik dalam konfigurasi 1+0.

Konfigurasi 1+0 ini adalah konfigurasi yang tanpa perlindugan. Sebagai contoh

jika salah satu unit (MMU, RAU atau SMU) tidak berkerja maka tidak akan ada

unit lain yang mampu menghandle kekosongan yang ditinggalkan oleh unit yang

tidak berkerja tersebut.

50

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Gambar 16. Pemasangan antena Unit pada RAU pada Terminal 1+0

4.3 Konfigurasi dasar Mini-Link E

Gambar 17. Konfigurasi dasar Mini-Link E

Setup wizard adalah tool untuk membantu melakukan configure setup Mini-link E

Dalam melakukan Basic setting Mini-link E terdapat 3 langkah yaitu antara lain :

AM Setup

HOP Setup

51

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Traffic Setup

Gambar 18. Basic setting Mini-link E

4.3.1 AM Setup

Didalam AM setup, yang dapat diset-up adalah protection mode , traffic terminal

equipment dan ID dari terminal. Pada Tampilan MSM,click SETUP lalu masuk ke

AM Setup kemudian muncul tampilan seperti dibawah ini:

Gambar 19. AM Setup

1. Pada tampilan muncul AM setup terminal dan Klik config pada modul yang

akan di setup

2. Ditampilan akan muncul AM Configuration. Pilih protection mode yang

sesuai dengan PQR atau Binder. Konfigurasi Mini-link E: - 1+0 adalah 1

MMU, 1 RAU ,dan 1 Antenna - 1+1 HSB adalah 2 MMU, 2 RAU, dan 1

52

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Antenna Untuk 1+1 SD pilih point 1+1 Hot - 1+1 SD adalah 2 MMU, 2 RAU,

dan 2 Antenna - 1+1 Work adalah 2 MMU, 2 RAU, dan 2 Antenna.

3. Pilih traffic Pos1 sesuai dengan kapasitas yang diinginkan PQR atau Binder.

Contohnya: traffic 34+2, traffic 16+2+2 SMU MUX

4. Masukkan ID terminal sesuai dengan PQR atau Binder ,dengan maksimum 4

karakter. Contohnya : A124,B002,C023,EO2A

5. Setelah semua parameter sesuai dengan PQR atau Binder, kemudian klik OK.

6. Kemudian masuk ke AM setup lalu klik SAVE,supaya data yang telah kita

setting tidak berubah atau hilang

4.3.2 HOP Setup

Dalam HOP setup, kita dapat melakukan setting hop specific parameter. Dalam

tab setup ,lalu click HOP SETUP

Gambar 20. HOP setup

53

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

Gambar 21. HOP setup 1+1

Gambar 22. HOP setup 1+0

1. Setting frekwensi Transmit(TX) Mhz, Jika menggunakan konfigurasi 1+1

Hotstandby maka frekwensi radio 1 dan frekwensi radio 2 sama. Tetapi

jika menggunakan working standby maka frekwensi radio 1 dan frekwensi

radio 2 berbeda. Semuanya berdasarkan PQR atau Binder dari TND.

2. Kemudian setting power Transmitter(dBm) sesuai PQR atau Binder.

54

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

3. AGC Threshold sesuai dengan PQR dari TND,disini sebagai contoh

menunjukkan apabila Receiver mencapai(< -70 dBm) maka akan diberikan

alarm

4. Check (Radio ID check) kemudian Masukkan ID Far End sesuai dengan

PQR dan Setting BER alarm threshold sesuai dengan PQR atau

binder.Sebagai contoh BER 10 −6 apabila BER menunjukkan dibawah

(<10 −6 ) maka akan diberikan alarm.

5. Pastikan semua parameter yang sudah di-setting sudah benar. Lalu klik

SAVE. 8.1.3 Traffic Setup Pada traffic setup ini, kita dapat membuat

traffic dipakai atau traffic yang akan dilakukan traffic routing (AMM 4U-

1) sesuai dengan planning dari TND

4.3.3 Traffic Setup

Pada traffic setup ini, kita dapat membuat traffic dipakai atau traffic yang

akandilakukan traffic routing (AMM 4U-1) sesuai dengan planning dari

TND.

Gambar 23. Traffic Setup

55

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

1. Didalam traffic setup kita dapat aktif-kan (check) input alarms

untuk signal yang digunakan.Dan un-check untuk me-nonaktifkan

input alarms signal.

2. Kemudian Save kemudian kita masuk ke finish.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari praktek kerja lapangan (PKL) yang

telah dilakukan, maka dapat disimpulkan :

56

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

1. MINI-LINK E berfungsi sebagai perangkat untuk menghubungkan BSC

(Base Station Controller) ke BTS (Base Transceiver Station) ataupun

menghubungkan BTS to BTS melalui interface udara.

2. Sistem MINI-LINK E ERICSSON ini terdiri dari outdoor unit (ODU) radio

kabel dan indoor unit (IDU) yang terhubung oleh sebuah kabel coaxial

yang mengangkut pertukaran data dan sumber DC.

3. Kelebihan utama dari MINI-LINK E dari ERICSSON ini ada tiga yaitu:

a) Sangat handal dan membutuhkan biaya yang rendah dalam hal

kepemilikan.

b) Kecepatan jaringan yang dapat diandalkan.

c) Mudah dalam penginstallan serta pengkonfigurasiannya.

4. Outdoor unit ( unit yang berada di luar ) berada diluar gedung dan

bertugas mengirim dan menerima sinyal radio yang akan dan telah

dipancarkan / ditransmisikan yang terdiri dari RAU (Radio Unit), antena,

dan kabel.

5. Radio kabel adalah kabel yang menghubungkan outdoor unit dan indoor

unit.

6. Indoor unit ini berada didalam gedung dan bertugas mengatur segala

sesuatu yang berhubungan dengan lalu lintas data (traffic dependent) yang

terdiri dari AMM (Access Module Magazine), MMU (Modem Unit), dan

SMU (Switch Multiplexer Unit).

5.2 Saran

57

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

1. Sebaiknya dalam menjelaskan tentang MINI-LINK E ini sebaiknya juga

ada penjelasan tentang penginstallan alat dan perawatannya.

2. Untuk mendapat data yang lebih lengkap dan lebih akurat tentang MINI-

LINK E ini dapat langsung ke ERICSSON.

DAFTAR PUSTAKA

TVRI, 2009.Data Diklat Media : Satelite News gathering : LPP TVRI.

TVRI, 2010.Data Diklat Media : teknik pemancar : LPP TVRI.

http://towermonopole.blogspot.com/2010/06/minilink-e.html

58

KERJA PRAKTEKLPP TVRI SUMBAR

27 Januari 2014 s/d 21 February 2014

http://aripujiono.wordpress.com/436-2/

http://padshare.blogspot.com/2011/08/sekilas-tentang-minilink-tn.html

http://trans-telco.blogspot.com/2012/11/radio-access-unit-rau-ericsson.html

http://fadilah-abduhuu.blogspot.com/2012/10/instalasi-mini-link-system.html

59