laporan kp

51
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, setiap instansi pemerintahan atau perusahaan swasta membutuhkan suatu bagian yang dapat mengelola aset-aset yang dimiliki instansi/perusahaan baik berupa fisik maupun non fisik. Dengan adanya bagian khusus yang menangani aset bertujuan agar isntansi/perusahaan dapat mengelola mengoptimalkan serta mengembangkan potensi dari aset-aset yang dimiliki sehingga dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi instansi/perusahaan. Akan tetapi pada kenyataannya instansi ataupun perusahaan sangat jarang ataupun tidak ada bagian yang khusus mengangani aset-aset mereka. Aset merupakan sumber daya berwujud yang dimiliki oleh suatu instansi dan memiliki manfaat ekonomis serta digunakan lebih dari satu tahun dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Pentingnya aset ini menjadikan instansi perlu melakukan manajemen aset secara komprehensif. Alasan pentingnya manajemen aset meliputi kebutuhan untuk menegaskan posisi hukum setiap aset terutama tanah dan bangunan yang seringkali menjadi objek sengketa antar lebih dari satu instansi, kebutuhan perawatan aset, dan penegasan pihak yang bertanggung jawab mengelola aset ini. 1

Upload: rani-fauzah

Post on 27-Jun-2015

693 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi ini, setiap instansi pemerintahan atau perusahaan swasta

membutuhkan suatu bagian yang dapat mengelola aset-aset yang dimiliki instansi/perusahaan

baik berupa fisik maupun non fisik. Dengan adanya bagian khusus yang menangani aset

bertujuan agar isntansi/perusahaan dapat mengelola mengoptimalkan serta mengembangkan

potensi dari aset-aset yang dimiliki sehingga dapat memberikan keuntungan yang maksimal

bagi instansi/perusahaan. Akan tetapi pada kenyataannya instansi ataupun perusahaan sangat

jarang ataupun tidak ada bagian yang khusus mengangani aset-aset mereka.

Aset merupakan sumber daya berwujud yang dimiliki oleh suatu instansi dan memiliki

manfaat ekonomis serta digunakan lebih dari satu tahun dan tidak dimaksudkan untuk dijual

dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Pentingnya aset ini menjadikan instansi perlu

melakukan manajemen aset secara komprehensif. Alasan pentingnya manajemen aset meliputi

kebutuhan untuk menegaskan posisi hukum setiap aset terutama tanah dan bangunan yang

seringkali menjadi objek sengketa antar lebih dari satu instansi, kebutuhan perawatan aset, dan

penegasan pihak yang bertanggung jawab mengelola aset ini. Siklus yang dilalui sebuah aset

dalam suatu perusahaan bisa kita lihat pada gambar 1

Gambar 1 Siklus AsetSumber : CITS Indonesia

1

Page 2: LAPORAN KP

Masalah dan kebutuhan yang timbul terkait manajemen aset dapat berupa inventarisasi

aset yang kurang terstruktur dan terstandarisasi, pelaporan berkala mengenai kondisi aset,

analisis data aset untuk kebutuhan pengambilan kebijakan oleh direksi, dan pengawasan

persebaran aset khususnya untuk instansi yang memiliki aset tersebar di beberapa wilayah.

Penulis sebagai mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja Lapangan memilih

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional (BAPPENAS) sebagai tempat PKL. Hal ini dikarenakan kantor Bappenas merupakan

suatu Badan yang merencanakan pembangunan nasional yang memiliki aset negara dimana

jumlahnya cukup banyak, sehingga harus dikelola secara tertib Administrasi. Kementerian

PPN Bappenas telah di nilai oleh BPK sebagai Badan Wajar Tanpa Pengecualian. Tetapi ada

beberapa selisih nilai asset sehingga pemerintah menugaskan Bappenas untuk melakukan

pendataan aset ulang.

Kementerian PPN/Bappenas memiliki beberapa salah satunya Biro yaitu Biro Umum,

dimana didalam nya ada Bagian Penatausahaan Barang. Bagian PTU ini lah yang mengelola

Aset milik Bappenas Baik Barang persedian, Tanah dan Bangunan, Kendaraan Bermotor, dan

Barang Milik Negarea lainnya.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah bertujuan untuk menjamin terlaksananya tertib

administrasi dan tertib pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah. Peraturan Pemerintah

ini mencakup kegiatan di dalam perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,

penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan,

pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Lingkup

pengelolaan barang milik negara/daerah tersebut merupakan siklus logistik yang lebih terinci

sebagai penjabaran dari siklus logistik yang antara lain didasarkan pada pertimbangan

perlunya penyesuaian terhadap siklus perbendaharaan.

Mengacu pada Peraturan Meneteri Perencanaan Pembangunan Naional/Kepala

Bappenas Nomor per.004/M.PPN/10/2008 tentang petunjuk pelaksanaan penatausahaan

baranga milik negara di Kementerian PPN/Bappenas dan Peraturan Menteri Negara

Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Nomor PER.005/M.PPN/10/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara

2

Page 3: LAPORAN KP

Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bagian

Perlengkapan dan Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pendisitribusian,

penatausahaan barang persediaan dan barang milik negara di lingkungan Kementerian Negara

Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,

melaksanakan pengarsipan surat dan penggandaan, serta melakukan pelayanan pengiriman

dokumen dan surat kedinasan. Sesuai dengan peraturan menteri tersebut penulis ditempatkan

di bagian Perlengkapan untuk membantu dalam pengelolaan Aset milik Kementerian

PPN/Bappenas. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui teentang

pengelolaan BMN yang dilakukan oleh bagian perlengkapan Bappenas. Pengelolaan BMN

yang dikhususkan ke dalam pendataan BMN ini memiliki tujuan untuk mengetahui jumlah

asset yang dimiliki kementerian PPN/Bappenas dan mengetahui apakah BMN yang

sedah terdata dalam SIMAK-BMN sesuai dengan lapangan atau tidak. Oleh karena itu

penulis mengambil judul ”Pendataan Barang Milik Negara (BMN) di Kementerian

PPN/BAPPENAS”.

1.2 Bahasan Masalah

Adapun Bahasan masalah yang dibahas dalam Laporan Kerja Praktek ini adalah :

1. Bagaimana Pendataan BMN di Kemeterian PPN/Bappenas?

2. Tahap-tahap apa saja yang harus dilalui dalam Pengelolaan BMN?

3. Bagaimana Inventarisasi BMN di Kementerian PPN/Bappenas?

4. Permasalahan apa saja yang terjadi mengenai inventarisasi asset dan bagaimana

menyelesaikan permasalahan aset milik Kementerian PPN/Bappenas?

1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai berikut :

1. Menggambarkan proses Pendataan Barang Milik Negara di Kementerian PPN/Bappenas

2. Menggambarkan Tahapan dalam Pengelolaan BMN

3. Mengidentifikasikan permasalahan dan memperpleh pemecahan masalah terhadap

inventarisai BMN.

4. Mengimplementasikan materi perkuliahan manajemen aset seperti :

a. Inventarisasi asset

3

Page 4: LAPORAN KP

b. Optimalisasi Aset

c. Penilian Aset.

5. Mempelajari dan menemukan solusi dalam permasalahan yang terjadi terhadap aset

milik Bappenas di lapangan.

1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Adapun manfaat yang diperoleh dari Praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan

yaitu sebagai berikut.

1. Manfaat bagi Kementerian PPN/Bappenas

a. Membantu menyelesaikan tugas-tugas perusahaan di dalam mengelola aset seperti:

1) Pendataan BMN di Kementerian PPN/Bappenas

2) Inventarisasi BMN di Kementerian PPN/Bappenas

3) Optimalisasi Aset milik Kementerian PN/Bappenas

b. Memberikan masukan bagi perusahaan di dalam pengelolaan aset berdasarkan teori

dan materi yang diperoleh selama kuliah.

2. Manfaat bagi Program Studi Manajemen Aset

a. Memberikan umpan balik dalam mengevaluasi proses perkuliahan yang diberikan

kepada mahasiswa Program Studi Manajemen Aset.

b. Menjalin hubungan baik dan kerjasama dengan perusahaan.

3. Manfaat bagi penulis

a. Dapat menerapkan ilmu manajemen aset yang diperoleh selama kuliah.

b. Memperoleh pengalaman di dunia kerja sebagai bekal awal sebelum meninggalkan

bangku kuliah.

c. Belajar dalam berdisiplin dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas yang

diberikan perusahaan.

1.5 Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilakukan mulai tanggal 1 Oktober 2010 sampai

dengan 31 Desember 2010 pada Sub Bagian Perlengkapan. Kegiatan ini menitikberatkan pada

proses pendataan Barang Milik Negara.

4

Page 5: LAPORAN KP

1.6 Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan terdapat tiga bagian, yaitu bagian

pendahuluan, bagian pembahasan dan bagian penutup. Bagian pendahuluan berisikan latar

belakang, tujuan, manfaat, ruang lingkup dan sistematika penulisan laporan Praktek Kerja

Lapangan. Bagian pembahasan menjelaskan mengenai gambaran umum perusahaan, Landasan

Teori, kegiatan Praktek Kerja Lapangan dan pembahasan dari kegiatan Praktek Kerja

Lapangan. Bagian penutup membahas tentang kesimpulan dan saran dari hasil kegiatan

Praktek Kerja Lapangan.

5

Page 6: LAPORAN KP

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Umum Kementerian PPN/Bappenas

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas (Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional) lahir dengan Penetapan Presiden No.12/1963 tanggal 26 Oktober

1963. Dengan Penpres No.12/1963, maka Depernas (Dewan Perancang Nasional) yang

dibentuk dengan Undang-undang No.80 Tahun 1958, diintegrasikan ke dalam Kabinet kerja

dan dibentuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, disingkat BAPPENAS.

Gambar 2 Gedung BappenasSumber : Dokumen Bappenas

6

Page 7: LAPORAN KP

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas (Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional) yang terletak di Jl.Taman Suropati No.2 Jakarta 10310l (Lihat

gambar 2) adalah aparatur pembantu Presiden, maka Kementerian PPN/BAPPENAS adalah

satu-satunya badan perencanaan, pengawasan dan penilaian pelaksanaan pembangunan di

seluruh Wilayah Republik Indonesia. Bappenas berkedudukan dibawah dan bertanggung

jawab pada Presiden. Kantor Menteri PPN dipimpin oleh seorang Menteri Negara yang

sekaligus menjadi sebagai Kepala Bappenas. Menteri PPN dalam melaksanakan tugas sehari-

hari dibantu oleh unit organisasi BAPPENAS.

Gambar 3 Peta Kementerian PPN/BappenasSumber : Google Map

7

Page 8: LAPORAN KP

2.1.1. Kedudukan, Tugas pokok dan Fungsi

Kementerian PPN/Bappenas mempunyai tugas membantu Presiden dalam

merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang perencanaan pembangunan nasional.

Kementerian PPN/BAPPENAS memiliki beberapa fungsi

Gambar 4 Bagan Fungsi Kementerian PPN/BappenasSumber : Olahan Penulis

8

Fungsi Bappenas

Perumusan kebijakan pemerintah di bidang perencanaan pembangunan nasional, pengkoordinasian kebijakan, penyusunan rencana dan program, analisis dan evaluasi di bidang perencanaan pembangunan nasional

Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dilaksanakan bersama-sama dengan Departemen Keuangan, koordinasi penjabaran Garis-garis besar haluan Negara kedalam rencana pembangunan nasional

Koordinasi, fasilitasi dan pelaksanaan pencarian sumber-sumber pembiayaan dalam dan luar negeri serta pengalokasian dana untuk pembangunan bersama-sama instansi terkait

Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Kementerian PPN/Bappenas

Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang perencanaan pembangunan nasional

Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan, ketata usahaan, organisasi, dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga

Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden

Page 9: LAPORAN KP

Dalam melaksanakan fungsinya Kementerian PPN/Bappenas mempunyai kewenangan

dalam Penetapan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro,

penetapan kebijakan sistem informasi nasional , pengaturan penerapan perjanjian atau

persetujuan internasional yang disahkan atas nama negara, perumusan dan pelaksanaan

kebijakan tertentu di bidang perencanaan pembangunan nasional dan penilaian atas

pelaksanaannya, perumusan kebijakan perencanaan nasional secara makro dan memadukan

perencanaan lintas sumber-sumber pembiayaan pembangunan, pengalokasian dana yang

diperlukan di bidangnya.

2.1.2. Kedudukan, tugas pokok dan fungsi Sekretariat Utama Kementerian

PPN/Bappenas

Sekretariat Kementerian PPN/Bappenas adalah unsur pembantu Menteri PPN/Kepala

BAPPENAS dalam penyelenggaraan dan pembinaan administrasi Kementerian

PPN/Bappenas. Sekretariat Utama Kementerian PPN/Bappenas dipimpin oleh seorang

SESMEN PPN/SESTAMA BAPPENAS yang mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

pelaksanaan tugas, pembinaan, pemberian dukungan administrasi program, dan sumber daya

di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas.

Dalam melaksanakan tugasnya Kementerian PPN/Bappenas mempunyai fungsi :

1. Pengkoordinasian dan pelaksanaan perencananaan program serta pembinaan

organisasi dan tata laksana.

2. Pengkoordinasian penyusunan peraturan perundang-undangan dan pemberian bantuan

hukum serta pelaksanaan kegiatan hubungan masyarakat.

3. Pembinaan administrasi dan pelayanan umum.

4. Pembinaan dan pelayanan data, pengembangan sistem informasi, dokumentasi, dan

jaringan perpustakaan.

5. Pembinaan pendidikan dan pelatihan di bidang perencanaan pembangunan dalam

rangka peningkatan kapasitas instiutusi perencanaan di pusat dan daerah.

6. Pembinaan, administrasi kepegawaian, koordinasi penyusunan peraturan perundang-

undangan, dan pemberian bantuan hukum di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas.

9

Page 10: LAPORAN KP

7. Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan kegiatan Kementerian PPN/Bappenas

dan dokumen kenegaraan lainnya yang ditugaskan kepada Kementerian

PPN/Bappenas.

8. Koordinasi penelitian kebijakan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi

sesuai dengan bidangnya.

2.1.3. Tugas pokok dan Fungsi Biro umum

Berdasarkan peraturan No. PER. 005/M.PPN/10/2007, Biro Umum mempunyai

tugas melaksanakan pelayanan umum, tata usaha, keuangan, serta urusan rumah tangga di

lingkungan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Umum

menyelenggarakan fungsi:

1. Koordinasi pelayanan umum

2. Pelaksanaan di bidang pengelolaan barang inventaris dan barang habis pakai, serta

persuratan dan penggandaan

3. Pelaksanaan di bidang pelayanan angkutan dan ekspedisi, urusan rumah tangga, ruang

rapat serta keamanan dan kebersihan

4. Pelaksanaan kegiatan administrasi keuangan

5. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan perintah pembayaran anggaran.

Biro Umum terdiri dari 3 (tiga) bagian :

1. Bagian Perlengkapan dan Tata Usaha

2. Bagian Keuangan

3. Bagian Urusan Dalam

4. Bagian Verifikasi Anggaran

10

Page 11: LAPORAN KP

Gambar 5 Bagan Struktur Biro UmumSumber : Olahan Penulis

2.1.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Perlengkapan dan Tata Usaha

Berdasarkan peraturan No. PER. 005/M.PPN/10/2007, Biro Umum mempunyai tugas

melaksanakan pelayanan umum, tata usaha, keuangan, serta urusan rumah tangga di

lingkungan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional. Bagian Perlengkapan dan Tata Usaha mempunyai tugas

melaksanakan pendisitribusian, pemeliharaan, dan penatausahaan barang persediaan dan

barang inventaris, serta melaksanakan pengarsipan surat dan penggandaan.

Dalam melaksanakan tugasnya bagian perlengkapan dan tata usaha menyelenggarakan

fungsi :

1. Pelaksanaan usulan pengadaan, pencatatan, pendistribusian,penatausahaan,

pemeliharaan fisik, dan pelaporan persediaan barang habis pakai dan barang inventaris;

2. Pelaksanaan persuratan, pengarsipan, dan penggandaan.

Dalam menjalankan tugas nya bagian perlengkapan memliki dua sub bagian yaitu :

1. Sub Bagian Perlengkapan

Tugas pokok dalam Sub Bagian Perlengkapan adalah mengatur pengadaan,

penerimaan dan pengeluaran serta pemeliharaan Barang Milik Negara, (lihat gambar 6)

11

Biro Umum

Bagian Perlengkapan

Bagian Keuangan Bagian Urusan Dalam

Bagian Verifikasi Anggaran

Page 12: LAPORAN KP

Gambar 6 Tugas Pokok Sub.Bag.PerlengkapanSumber : Olahan Penulis

Perincian runtutan tugas tersebut adalah sebagai berikut :

a. Administrasi Barang Milik Negara

1) Pembukuan Barang Milik Negara

2) Membuat daftar barang ruangan

3) Membuat laporan inventaris Bappenas dalam Mutasi Triwulanan dan Tahunan

4) Membuat kartu inventaris barang

5) Tanah

6) Bangunan gedung

b. Mengatur arus keluar masuk Barang Milik Negara

1) Surat pinjaman barang

2) Menerima dan menyimpan barang di gudang

3) Membuat kode barang

c. Memelihara Barang Milik Negara

1) Service/perbaikan

12

Page 13: LAPORAN KP

2) Apabila barang tersebut sudah tidak berdaya guna perlu diusulkan penghapusan

barang sesuai dengan tata cara yang berlaku

d. Merencanakan/pengadaan kebutuhan Barang Milik Negara

1) Inventarisasi kebutuhan kantor

2) Mempersiapkan data/harga barang

3) Mempersiapkan rekanan

e. Melayani pengawasan dari BPK, BPKP

2. Sub Bagian Persuratan, Penggandaan dan Ekspedisi

Sub Bagian Persuratan Sub Bagian Persuratan, Penggandaan dan Ekspedisi

mempunyai tugas melakukan penerimaan, penggandaan, pengarsipan, pendistribusian

bahan dan surat, melakukan penggandaan dan pencetakan, serta melakukan pengiriman

dokumen dan surat kedinasan.

2.1.3.2 Tugas Pokok dan Fungsi Urusan Dalam

Berdasarkan peraturan No. PER. 005/M.PPN/10/2007 Bagian Urusan Dalam

mempunyai tugas melaksanakan pelayanan angkutan dan ekspedisi, kerumahtanggaan, serta

keamanan dan kebersihan.

Dalam melaksanakan tugasnya Urusan dalam mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan pelayanan angkutan dan ekspedisi;

2. Pelaksanaan pelayanan kerumahtanggaan, keamanan, dan kebersihan.

Bagian Urusan Dalam terdiri dari dua Sub.Bagian yaitu sub bagian Angkutan dan

ekspedisi dan sub bagian rumah tangga. Untuk mengetahui tugas pokok di tiap sub bagian bisa

di Lihat pada gambar 7

13

Page 14: LAPORAN KP

Gambar 7 Tugas pokok Sub.Bagian dalam Bagian Urusan DalamSumber : Olahan Penulis

2.1.3.3 Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Keuangan

Berdasarkan peraturan No. PER. 005/M.PPN/10/2007 bagian keuangan mempunyai

tugas melaksanakan penyusunan, penatausahaan, verifikasi, dan pelaporan keuangan, serta

pengujian pembayaran. Dalam melaksanakan tugas Bagian Keuangan menyelenggarakan

fungsi:

1. Pelaksanaan penatausahaan kas dan anggaran belanja;

2. Pelaksanaan verifikasi data dan dokumen serta pelaporan keuangan.

Bagian Keuangan terdiri dari:

1. Sub Bagian Kas dan Perbendaharaan yang mempunyai tugas melakukan

penatausahaan kas dan urusan belanja anggaran kegiatan kebutuhan kantor sehari-hari.

2. Sub Bagian Pelaporan Keuangan yang mempunyai tugas melakukan penyusunan

kebutuhan operasional sehari-hari, verifikasi data dan dokumen keuangan, serta

pelaporan keuangan.

2.1.3.4 Tugas Pokok dan Fungsi Verifikasi Anggaran

14

Page 15: LAPORAN KP

Berdasarkan peraturan No. PER. 005/M.PPN/10/2007 Bagian Verifikasi

Anggaran mempunyai tugas melaksanakan pengujian, penatausahaan, verifikasi, dan

pelaporan perintah pembayaran anggaran. Dalam melaksanakan tugas Bagian

Verifikasi Anggaran menyelenggarakan fungsi:

1. Pelaksanaan pengujian perintah pembayaran anggaran;

2. Pelaksanaan pelaporan realisasi dan pelayanan sistem informasi pembayaran anggaran.

Bagian Verifikasi Anggaran terdiri dari:

1. Sub Bagian Pengujian Perintah Pembayaran yang mempunyai tugas melakukan

pengujian terhadap data dan dokumen permintaan pembayaran keuangan, serta

dokumen pendukung

2. Sub Bagian Pelaporan Pembayaran yang mempunyai tugas melakukan penatausahaan

data dan pengimplementasian sistem informasi, melakukan pelaporan data dan

perkembangan realisasi permintaan pembayaran keuangan dan perkembangan realisasi

pencairan anggaran.

2.1.4. Struktur organisasi dan Kepegawaian di Biro Umum

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 005 tentang tata organisasi dan struktur

organisasi di Kementerian Perencanaan pembangunan Naisonal/Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional, maka struktur organisasi yang ada di Kementerian PPN/Bappenas

dan dalam Biro Umum dapat dilihat pada gambar 8 & 9 sebagai berikut :

15

Page 16: LAPORAN KP

16

Gambar 8 Bagan Struktur Organisasi Kementerian PPN/BappenasSumber : Dokumen Bappenas

Page 17: LAPORAN KP

17

Gambar 9 Bagan Struktur Organisasi Biro UmumSumber : Dokumen Bappenas Sumber : Dokumen Bappenas

Page 18: LAPORAN KP

Tabel 1 Jumlah pegawai sesuai pendidikanSumber : Dokumen Bappenas

Dalam Biro Umum jumlah pegawai mencapai 163 personil. Dari 163 personil tersebut

memiliki jenjang pendidikan yang berbeda mulai dari tingkat SD, SMP, SMU, D3, S2, dan

S2. (Lihat Tabel 1)

Table Personil Berdasarkan Pendidikan

No NamaBagianJumlahPersonil

Pendidikan

SD SMP SMU D3 S1 S2

1Bagian Perlengkapan dan Tata Usaha

30 1 22 1 5 1

2BagianUrusanDalam

111 1 11 92 1 5 1

3 BagianKeuangan 12 4 6 2

4BagianVerifikasiAnggaran

10 5 4 1

Total 163 1 12 123 2 20 5

Dalam Biro Umum memiliki 4 (empat) kepala bagian dan 8 (delapan) kepala Sub.Bagian. staf perencana 6 (enam), 51 (lima puluh satu) Staf TU, 10 (Sepuluh) Caraka, 42 (Empat puluh dua) Pramubakti, 11 (Sebelas) Keamanan, 31 (Tiga puluh satu) supir. (lihat table 2)

Table Personil Berdasarkan Status/Jabatan

18

Tabel 2 Jumlah pegawai sesuai jabatanSumber : Dokumen Bappenas

No Nama Bagian Jumlah Personi

l

Status/ Jabatan

Kabag Kasubag Staf

Perencana Staf TU Caraka Pramubakti Keamanan Driver

1Bagian Perlengkapan dan Tata Usaha

30 1 2 17 10

2BagianUrusanDalam

111 1 2 1 24 42 11 30

3BagianKeuangan

12 1 2 4 5

4BagianVerifikasiAnggaran

10 1 2 1 5 1

Total 163 4 8 6 51 10 42 11 31

Page 19: LAPORAN KP

19

Gambar 10 Diagram jumlah Pegawai menurut pendidikanSumber : Dokumen Bappenas

Gambar 11 Diagram jumlah Pegawai menurut JabatanSumber : Dokumen Bappenas

Page 20: LAPORAN KP

2.2 Landasan Teori

Dalam Peraturan Pemerintah No.06 Tahun 2006 yang dimaksud

dengan Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh

atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Pada

dasarnya barang milik negara/daerah digunakan untuk penyelenggaraan

tugas pokok dan fungsi kementerian negara/lembaga satuan kerja perangkat

daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2004. Oleh karena itu, sesuai Pasal 45 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 2004 barang milik Negara/daerah yang diperlukan

bagi penyelenggaraan tugas pemerintahan negara/daerah tidak dapat

dipindahtangankan.

Dalam rangka menjamin tertib penggunaan, pengguna barang harus

melaporkan kepada pengelola barang atas semua barang milik negara/daerah

yang diperoleh kementerian/lembaga/ satuan kerja perangkat daerah untuk

ditetapkan status penggunaannya. Dalam rangka menjamin terlaksananya

tertib administrasi dan tertib pengelolaan barang milik negara/daerah

diperlukan adanya kesamaan persepsi dan langkah secara integral dan

menyeluruh dari unsur-unsur yang terkait dalam pengelolaan barang milik

Negara/daerah.

Pengelolaan barang milik negara/daerah sebagaimana diatur dalam

Peraturan Pemerintah ini dilaksanakan dengan memperhatikan enam asas.

Asas-asas sebagai berikut:

20

Page 21: LAPORAN KP

Gambar 12 Tingakatan Asas-asas yang diperhatikan dlm pengelolaan BMN

Sumber : Olahan Penulis

1. Asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah-

masalah di bidang pengelolaan barang milik Negara/daerah yang

dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang, pengelola

barang dan gubernur/bupati/walikota sesuai fungsi, wewenang, dan

tanggung jawab masingmasing;

2. Asas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik Negara/daerah

harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-

undangan;

3. Asas transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik

negara/daerah harus transparan terhadap hak masyarakat dalam

memperoleh informasi yang benar.

4. Asas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah diarahkan

agar barang milik negara/daerah digunakan sesuai batasan-batasan

standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal;

21

Page 22: LAPORAN KP

5. Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik

negara/daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat;

6. Asas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah harus

didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka

optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik

negara/daerah serta penyusunan Neraca Pemerintah.

Dalam pengelolaan BMN siklus yang terjadi pertama mulai dari

pembinaan pengelolaan, pengawasan dan pengendalian. Di dalam

pengawasan dan pengendalian terdapat beberapa tahap yaitu: Perencanaan

kebutuhan dan penganggaran, Pengadaan, Pengamanan, Penggunaan

Pemeliharaan, Penatausahaan, Penilaian Dan Evaluasi.

Gambar 13 Siklus Pengelolaan BMNSumber : Materi Penghapusan BMN (Budiono Agus)

22

Page 23: LAPORAN KP

2.2.1 Penatausahaan

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006, penatausahaan BMN

diartikan sebagai sub kegiatan pengelolaan BMN yang meliputi kegiatan

pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan BMN/D sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Peranan penatausahaan BMN dalam pengelolaan BMN menempati posisi

yang sangat strategis karena semua kebijakan lebih efektif jika didasarkan pada

data akurat yang diperoleh dari kegiatan penatausahaan BMN.

Penatausahaan barang milik Negara/daerah meliputi pembukuan,

inventarisasi, dan pelaporan barang milik Negara/daerah yang berada di bawah

penguasaan pengguna barang/kuasa pengguna barang harus dibukukan melalui

proses pencatatan dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna oleh kuasa pengguna

barang, Daftar Barang Pengguna oleh pengguna barang dan Daftar Barang Milik

Negara/Daerah oleh pengelola barang. Di dalam proses inventarisasi, terdapat

beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu: pendataan, pencatatan, dan pelaporan

hasil pendataan barang milik negara/daerah merupakan bagian dari

penatausahaan. Hasil dari proses pembukuan dan inventarisasi diperlukan dalam

melaksanakan proses pelaporan barang milik negara/daerah yang dilakukan oleh

kuasa pengguna barang, pengguna barang, dan pengelola barang. Hasil

penatausahaan barang milik negara/daerah digunakan dalam rangka :

1. Penyusunan neraca pemerintah pusat/daerah setiap

tahun

2. Perencanaan kebutuhan pengadaan dan

pemeliharaan barang milik Negara/daerah setiap tahun untuk digunakan

sebagai bahan penyusunan rencana anggaran;

3. Pengamanan administratif terhadap barang milik

Negara/daerah.

Penatauasahaan Barang Milik Negara

Penyusunan

neraca

Pemenrintah tiap

tahun

Perencanaan

Kebutuhan

Pengadaan dan

pemeliharaan

Pengamanan

administratif

23

Page 24: LAPORAN KP

Tabel Hasil Penatausahaan BMNSumber : Olahan Penulis

2.2.2 Inventarisasi

Dalam PP No.06 Th.2006 Pengguna barang melakukan inventarisasi

barang milik negara/daerah sekurang-kurangnya sekali dalam lima tahun. Kecuali

terhadap barang milik Negara/daerah yang berupa persediaan dan konstruksi

dalam pengerjaan, pengguna barang melakukan inventarisasi setiap tahun. Dalam

proses inventarisasi pengguna barang menyampaikan laporan hasil inventarisasi

kepada pengelola barang paling lambat tiga bulan setelah selesai inventarisasi.

Pengelola barang melakukan inventarisasi barang milik negara/daerah berupa

tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaan sekurang-kurangnya

sekali dalam lima tahun.

2.2.3 Pelaporan

Kuasa pengguna barang harus menyusun Laporan Barang Kuasa Pengguna

Semesteran (LBKPS) dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT)

untuk disampaikan kepada pengguna barang. Pengguna barang harus menyusun

Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna

Tahunan (LBPT) untuk disampaikan kepada pengelola barang. Selain itu,

pengelola barang harus menyusun Laporan Barang Milik Negara/Daerah

(LBMN/D) berupa tanah dan/atau bangunan semesteran dan tahunan. Pengelola

barang harus menghimpun Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan

Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) serta Laporan Barang Milik

Negara/Daerah (LBMN/D) berupa tanah dan/atau bangunan. Pengelola barang

harus menyusun Laporan Barang Milik Negara/Daerah (LBMN/D) berdasarkan

hasil penghimpunan laporan.

2.3 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di Kementerian

PPN/Bappenas pada tanggal 20 September 2010 – 20 Desember 2010. Kegiatan PKL

24

Page 25: LAPORAN KP

dilaksanakan dibagian Perlengkapan di bawah Biro Umum. Kegiatan PKL dimulai dengan

melaksanakan prosedur PKL di Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung.

Mahasiswa Perusahaan POLBAN

Gambar 14 Prosedur Praktek Kerja Lapangan

25

Membuat Surat

Mencatat Nomor Surat

Menentukan Tempat PKL

Pemberian

Mata kuliah

PKL

Ttd Ketua

Jurusan

Surat Dicap

Ya

Tidak

Surat Sah

Bagian Sumber Daya Manusia

Pelaksanaan PKL

Pembuatan laporan PKL

Persetujuan laporan PKL

Tidak Supervisor Bagian

Ya

Surat konfirmasi PKL

Surat Diterima

Pengumpulan

laporan PKL

Page 26: LAPORAN KP

Sumber: Olahan Penulis

Adapun penjelasan dari diagram alur prosedur Praktek kerja lapangan

adalah sebagai berikut :

1. Politeknik Negeri Bandung memberikan mata kuliah Praktek Kerja

Lapangan sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa.

2. Para mahasiswa diberikan kebebasan untuk menentukan tempat Praktek

Kerja Lapangan, namun tetap harus sesuai dengan kompentensi yang

dimiliki

3. Setelah menemukan tempat Praktek Kerja Lapangan, mahasiswa mencatat

nomor surat untuk pembuatan surat di bagian Administrasi.

4. Mahasiswa membuat surat permohonan Praktek Kerja Lapangan sesuai

dengan nomor surat yang telah didapat dari bagian Administrasi.

5. Mahasiswa meminta tanda tangan ketua jurusan untuk surat permohonan

Praktek Kerja Lapangan sebagai bentuk pengesahan. Apabila ketua

jurusan memberikan tanda tangan untuk surat permohonan PKL, maka

surat tersebut telah disetujui. Jika tidak mendapat persetujuan, maka

mahasiswa harus memperbaiki kembali surat tersebut.

6. Surat yang telah di setujui harus diberi cap oleh pihak jurusan.

7. Surat yang telah ditanda tangan oleh ketua jurusan dan yang telah dicap

dinyatakan sah oleh Politeknik Negeri Bandung.

8. Surat permohonan Praktek Kerja Lapangan diberikan kepada bagian

Bagian Kepegawaian Kementerian PPN/Bappenas.

9. Apabila surat disetujui, maka akan diproses lebih lanjut. Jika surat tersebut

tidak disetujui, maka mahasiswa harus memperbaiki kembali surat

permohonan PKL atau mencari tempat PKL lain.

10. Surat yang telah disetujui instansi, maka oleh bagian Kepegawaian akan

memberikan surat konfirmasi kepada Politeknik Negeri Bandung.

11. Politeknik Negeri Bandung khususnya pihak Program Studi Manajemen

Aset menerima surat konfirmasi dari perusahaan yang bersangkutan.

26

Page 27: LAPORAN KP

12. Mahasiswa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan.

13. Mahasiswa menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan sesuai dengan

kegiatan yang dilakukan di perusahaan

14. Mahasiswa meminta persetujuan baik dari pihak perusahaan maupun

jurusan mengenai hasil laporan Praktek Kerja Lapangan.

15. Pihak jurusan menerima hasil laporan PKL mahasiswa yang telah

disetujui.

2.3.1. Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Praktek kerja lapangan dilaksanakan di Kementerian PPN/Bappenas yang

berlokasi di Jl. Taman Suropati No.2 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan dimulai

pada tanggal 20 September 2010 – 20 Desember 2010 di Bagian Perlengkapan di

bawah Biro Umum. Praktek Kerja Lapangan dilakukan setiap hari senin sampai

hari kamis. Adapun untuk hari jumat tidak melaksanakan Praktek Kerja Lapangan

dikarenakan bimbingan dengan pembimbing di kampus, terkecuali jika ada

kegiatan konsinyering.

2.3.2. Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan BMN di Kementerian

PPN/Bappenas

Petunjuk pelaksanaan penatausahaan Barang Milik Negara dilaksanakan

sesuai dengan Buku Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan Barang Milik Negara di

Kementerian Negara perencanaan pembangunan nasional/Bappenas (Juklak)

sesuai dengan Keputusan Meneg. PPN/Kepala Bappenas Nomor

PER.004/M.PPN/10/2008. Untuk mengatur arus keluar masuk barang dibuatkan

Surat ijin Pinjam Barang Milik Negara dan Tanda Terima Barang yang ditanda

tangani oleh Kepala Bagian Urusan Dalam dan Kepala Sub Bagian Perlengkapan

serta penerima barang. Untuk memelihara barang yang rusak dan perlu perbaikan,

dibuatkan Surat Perintah Kerja pendahuluan dimana isinya merupakan tugas-tugas

yang akan diperbaiki/dikerjakan, hasil kerja yang tertuang dalam SPK

27

Page 28: LAPORAN KP

pendahuluan sebagai dasar pembuatan SPK yang sesuai dengan tata cara

administrasi yang berlaku.

Surat-Surat Dinas/Nota-Nota dari Pimpinan/Unit kerja lainnya yang

meminta barang sebagian dapat dipenuhi dan yang tidak dapat dipenuhi akan

ditampung dalam perencanaan kebutuhan yang akan datang. Peneglola Membuat

buku catatan terhadap semua rekanan yang mengajukan perkenalan, mencatat

daftar harga Barang Milik Negara secara bulanan. Setiap pengadaan Barang Milik

Negara yang melalui anggaran rutin harus ada persetujuan lebih dahulu dari

Kepala Bagian Urusan Dalam atau Kepala Biro Umum sesuai dengan

wewenangnya. Apabila pengadaan barang nilainya dibawah 1 juta dapat

dilaksanakan oleh Kepala Bagian Urusan Dalam, tetapi jika mempunyai nilai

diatas 1 juta harus ada persetujuan dari Kepala Biro Umum. SPK ditanda tangani

oleh Kepala Bagian Urusan Dalam dan diketahui oleh Kepala Biro umum. Semua

kontrak-kontrak ditanda tangani oleh Kepala Biro Umum. Berita Acara Penelitian

harga ditanda tangani oleh Kepala Bagian Urusan Dalam. Berita Acara

Penyerahan Barang ditanda tangani oleh Kepala Gudang dan diketahui oleh

Kepala Bagian Urusan Dalam.

Setiap pengadaan Barang Milik Negara yang melalui anggaran proyek

harus ada Berita Acara Penyerahan ke Bagian Urusan Dalam atau ke Biro Umum.

Semua tagihan dari pihak ketiga yang menyangkut pembiayaan dari anggaran

rutin. Kuitansi-kuitansi penagihan tersebut harus diketahui dan ditanda tangani

oleh Kepala Bagian Urusan Dalam dan 1 copynya diteruskan ke pencatat

inventaris barang. Setiap tahun diadakan perencanaan kebutuhan tahunan Barang

Milik Negara sesuai dengan permintaan, struktur organisasi, jumlah pegawai, pola

kerja masing-masing unit kerja.

2.3.3. Kegiatan Penatausahaan Barang

Untuk melaksanakan kegiatan penatausahaan barang, lembaga

pemerintahan melakukan kegiatan berdasarkan struktur organisasi yang dikaitkan

dengan jabatan struktural. Secara umum, struktur organisasi Barang Milik Negara

(BMN) di BAPPENAS ditetapkan sebagai berikut:

28

Page 29: LAPORAN KP

Gambar 15 Struktur Organisasi Penatausahaan BMN Sumber : Olahan Penulis

2.3.3.1 Pembina Barang Milik Negara

Pembina Barang Milik Negara (PEBIN) adalah Sekretaris Utama atau

pejabat yang setingkat yang telah ditetapkan selaku penanggungjawab

mempunyai tugas membina pelaksanaan sistem Penatausahaan BMN untuk

lingkup Departemen/Lembaga. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretaris

Utama atau pejabat yang setingkat yang telah ditetapkan selaku

penanggungjawab mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Menyusun rencana pelaksanaan sistem Penatausahaan BMN

dilingkungan Kementerian PPN/Bappenas,

2. Menyusun dan menyiapkan Daftar Usulan Proyek (DUP) atau Daftar

Usulan Kegiatan (DUK) untuk pelaksanaan sistem Penatausahaan BMN

dilingkungan Kementerian PPN/Bappenas,

3. Menyiapkan usulan organisasi dan uraian tugas bagi seluruh unit

Penatausahaan BMN,

4. Menyusun penyiapan para petugas pelaksana sistem Penatausahaan

BMN,

5. Memberikan petunjuk kepada unit-unit Penatausahaan BMN menyangkut

hubungan kerja, personalia, biaya, peralatan dan perlengkapan serta hal-

hal administratif lainnya,

Pembina Barang Milik Negara

(PEBIN)

Penguasa Barang Milik Negara

Unit Pelaksana Barang

Petugas Verifikasi

29

Page 30: LAPORAN KP

6. Memantau pelaksanaan sistem Penatausahaan BMN pada Unit Penguasa

Barang (UPB), Pembina Penguasa Barang Milik Negara (PPBI) dan

Penguasa Barang Inventaris (PBI) dilingkungan departemen/lembaga,

7. Melakukan pembinaan atas pelaksanaan sistem Penatausahaan BMN

pada UPB, PPBI dan PBI dilingkungan departemen/lembaga,

8. Mengkoordinasikan pembuatan laporan BMN dan menyampaikan

laporan BMN triwulanan dan tahunan ke Menteri Keuangan cq. Badan

Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN).

2.3.3.2 Penguasa Barang Milik Negara

Penguasa Barang Milik Negara adalah Kepala Biro yang membidangi

perlengkapan. Di BAPPENAS bidang perlengkapan berada di lingkungan kerja

Biro Umum. Penguasa Barang Milik Negara ditunjuk selaku wakil

penanggungjawab mempunyai tugas membantu penanggungjawab dalam

mengkoordinasikan pelaksanaan Penatausahaan BMN pada tingkat

Departemen/Lembaga. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Bagian

Urusan Dalam yang membidangi perlengkapan selaku wakil penanggungjawab

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem Penatausahaan BMN

dilingkup departemen/lembaga,

2. Mengkoordinasikan penyiapan organisasi Penatausahaan BMN sebagai

pelaksana sistem Penatausahaan BMN,

3. Mengkoordinasikan penyusunan DUK/DUP untuk mendukung dana

pelaksanaan sistem Penatausahaan BMN,

4. Mengarahkan penyiapan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana yang

diperlukan,

5. Memantau pelaksanaan kegiatan Penatausahaan BMN sesuai rencana

yang telah ditetapkan,

6. Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem Penatausahaan BMN dengan Tim

Pembina BAKUN,

7. Menyetujui Laporan BMN yang akan didistribusikan.

30

Page 31: LAPORAN KP

2.3.3.3 Unit Pelaksana Barang

Unit Pelaksana Barang adalah Kepala Bagian Urusan Dalam/Pejabat yang

ditunjuk selaku pelaksana penanggungjawab mempunyai tugas melaksanakan

sistem Penatausahaan BMN untuk lingkup departemen/lembaga serta

membantu penanggungjawab dalam mengkoordinasikan pelaksanaan sistem

Penatausahaan BMN. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Bagian

Urusan Dalam/Pejabat yang membidangi perlengkapan selaku pelaksana

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Menyusun rencana pelaksanaan sistem Penatausahaan BMN

dilingkungan departemen/lembaga,

2. Menyusun dan menyiapkan DUP atau DUK untuk pelaksanaan sistem

Penatausahaan BMN dilingkungan departemen/lembaga,

3. Menyiapkan usulan organisasi dan uraian tugas bagi seluruh unit

organisasi Penatausahaan BMN,

4. Menyusun penyiapan para petugas pelaksana sistem Penatausahaan

BMN,

5. Memberikan petunjuk kepada unit organisasi Penatausahaan BMN

menyangkut hubungan kerja, personalia, biaya, peralatan dan

perlengkapan serta hal-hal administratif lainnya,

6. Memantau pelaksanaan sistem Penatausahaan BMN antara UPB, PPBI

dan PBI dilingkungan departemen/lembaga,

7. Meneliti dan menganalisis laporan BMN untuk didistribusikan

2.3.3.4 Petugas Verifikasi

Petugas Verifikasi Penatausahaan BMN pada tingkat PEBIN mempunyai

tugas dan fungsi sebagai berikut :

1. Melaksanakan tugas UPB untuk kantor yang bersangkutan,

2. Memutakhirkan Kartu Inventaris Barang (KIB) berdasarkan informasi

perubahan dari UPB,

31

Page 32: LAPORAN KP

3. Mengirimkan Laporan Mutasi Barang Triwulan (LMBT) dalam periode

triwulan ke Departemen Keuangan (cq. BAKUN) setelah ditandatangani

penanggungjawab PEBIN,

4. Mengirimkan Laporan Tahunan Pembina Barang Milik Negara (LT-

PEBIN) ke Departemen Keuangan (cq. BAKUN dan Direktorat Jenderal

Anggaran), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Satuan Pengawas Intern

Departemen/Lembaga terkait setelah ditandatangani penanggungjawab

PEBIN.

2.3.4. Pendataan Ruangan Kementerian PPN/Bappenas

Kegiatan pendataan ruangan seluruh gedung milik kementerian

PPN/Bappenas dibagi kedalam 9 (Sembilan) kelompok yaitu:

No. Kelompok Nama Gedung Penanggung Jawab

1 Kelompok 1 Gd. TS 1 Ibnu Dwijono2 Kelompok 2 Gd. TS 2 Tisna Sanjaya3 Kelompok 3 Gedung Utama Cecep 4 Kelompok 4 Gedung Baru Jamaludin5 Kelompok 5 Gedung Madiun Arifin6 Kelompok 6 Gd. Sayap Barat, Sayap Timur Murgani7 Kelompok 7 Gd. OTO Proklamasi, Sunda Kelapa,

Wisma BakrieArif Rachman

8 Kelompok 8 Proyek-Proyek Bappenas Hartoyo9 Kelompok 9 Gudang-Gudang Bappenas Washington

Tabel Pembagian Kelompok pendataanSumber : Olahan Penulis

Pendataan ruangan diperlukan untuk menegetahui kuantitas BMN yang

dapat diyakini keberadaan dan posisinya. Sehingga BMN yang tercatat dalam

SIMK dapat dipertanggung jawabkan secara fisik. Pendataan ruangan tersebut

juga berfungsi sebagai catatan/ mutasi kurang dan lebih/ update posisi BMN

sehingga data yang disajikan dalam kondisi kelaziman.

32

Page 33: LAPORAN KP

Berikut format kerja pendataan ruangan :

Tabel 5 Format Kerja Pendataan Ruangan

Sumber : Olahan Penulis

Dalam mengisi format kerja pendataan ruangan gedung milik bappenas

maka dibuatlah suatu panduan agar petugas pendata ruangan memiliki acuan

dalam pengisian lembar kerja. Isi panduan ini membuat breakdown klasifikasi

ruangan agar memudahkan dalam kodefikasi ruangan.

33

Page 34: LAPORAN KP

34

Page 35: LAPORAN KP

35

Page 36: LAPORAN KP

Hasil dari pendataan ruangan ini didapatkan jumlah ruangan sebanyak 699

ruang. Dari 699 ruang tersebut terdiri dari Gedung TS 1 62 Ruang, Gedung

Utama 61 ruang, Gedung Bru 100 ruang, Gedung sayap barat dan sayap timur 57

ruang, Gedung TS 2A 122 ruang, TS 2 18 ruang, Gedung Madiun 151 ruang,

Gedung SK 15 Ruang, Gedung OTO 28 ruang, Gedung Menara Nusa 71 ruang,

Proyek-Proyek milik Bappenas 7 ruang, dan Gudang di luar gedung 7 ruang.

JUMLAH RUANGAN GEDUNG KANTOR KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

No NAMA GEDUNGJUMLAH

RUANGAN

1 Gedung TS 1 622 Gedung Utama 613 Gedung Baru 1004 Gedung Sayap Barat 235 Gedung Sayap Timur 346 Gedung TS 2A 1227 Gedung TS 2 188 Gedung Madiun 1519 Gedung Sunda Kelapa 1510 Gedung OTO 2811 Gedung Menara Nusa 71

12Proyek-Proyek Bappenas' 7

13 Gudang Bappenas 7Jumlah Ruangan 699

Tabel 7 Jumlah Ruangan Ruangan milik Kementerian PPN/Bappenas Sumber : Dokumen Bappenas

Hasil dari pendataan Ruangan dan pengkodean ruangan telah di satukan

dengan denah gedung Bappenas. Hasil dari penggabungan tersebut dapat dilihat

pada gambar-gambar berikut :

36

Page 37: LAPORAN KP

377 38 39 40 41 42 43 44 45 46

47 48 49 50 51 52 53 54 55 56

57 58 59 60 61 62 63 64 65 66

67 68 69 70 71 72 73 74 75 76

37