laporan kltp
DESCRIPTION
kimia analitik 2TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
7 Nopember 2013
Dewi Nuraini (31112173)
Farmasi 2A (Absen Besar)
PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA 2013
IV. Pembahasan
Percobaan yang telah dilakukan kali ini yaitu mengenai kromatografi lapis
tipis untuk memisahkan komponen yang berada pada kunyit. Fasa diam yang dilakukan
pada kromatografi lapis tipis ini yaitu silica gel yang dibuat pada lempeng alumuniaum.
Kemudian fasa geraknya yaitu campuran chloroform dan methanol dengan perbandingan
25:1 (chloroform 25 ml, metanol 1 ml). Chloroform bersifat nonpolar dan methanol
bersifat polar. Kedua larutan ini akan memisahkan zat-zat yang berada pada kunyit, baik
yang bersifat polar dan nonpolar.
Sampel yang kita gunakan yaitu ekstrak kunyit (Cucurma longa L) berbentuk
serbuk yang dilarutkan oleh methanol kemudian diuapkan hingga sedikit mengental.
Jika ekstrak terlalu encer sampel sulit ditetesi pada plat silica gel dan zat sulit dipisah.
Kunyit merupakan salah satu tanaman rempah dan obat yang berasal dari wilayah Asia
Tenggara. Kunyit banyak dimanfaatkan sebagai jamu, bumbu masakan, hingga obat
kecantikan dan kesehatan. Di negara-negara Asia termasuk Indonesia, kunyit lebih
banyak digunakan sebagai bumbu masakan seperti gulai. Kunyit memberikan warna
kuning alami pada masakan, dan berguna sebagai bahan pengawet alami. Namun seperti
yang telah dijelaskan, kunyit tidak hanya berguna sebagai bumbu masakan, karena
manfaat kunyit sangat banyak sekali untuk kesehatan manusia.
Kunyit memiki kandungan kimia yang berguna untuk kesehatan tubuh, antara
lain : Kurkumin (terdiri dari kurkumin, 10% desmetoksikumin, dan 1-5%
bisdesmetoksikurkumin ), minyak asitri ( turmeron, keton sesquiterpen, 60% tumeon,
25% zingiberen, sabinen, felandren, sineil, dan borneon ), 1-3% lemak, 3% Karbohidrat,
30% Protein, 8% Pati, 45-55% Vitamin C, serta garam-garam mineral ( zat besi, fosfor,
kalsium).
Dari hasil pengamatan jarak yang ditempuh oleh zat dari kunyit yaitu 7,2 cm,
sedangkan jarak yang ditempuh oleh eluen yaitu 8 cm. Kemudian dihitung nilai Rf
dengan sara membagi nilai jarak yang ditempuh oleh zat dengan zat yang ditempuh oleh
eluen. Diadapat nilai Rfnya yaitu 0,9 cm. Berdasarkan referensi, senyawa yang bersifat
non polar akan memiliki nilai Rf yang besar sedangkan senyawa polar nilai Rf nya akan
kecil. Sehingga dapat dipastikan senyawa yang dapat terpisahakan adalah kurkumin
yang bersifat nonpolar. Kurkumin adalah senyawa polifenol aktif dengan rumus molekul
C21H20O6. Kurkumin memiliki 2 bentuk tautomer yaitu keto dan enol. Gugus dengan sifat
pendorong elektron cenderung menstabilkan tautomer keton, sedangkan gugus penarik
elektron cenderung menstabilkan tautomer bentuk enol.
Di dalam kunyit terdapat pula desmetoksikurkumin dan
bisdemetoksikurkumin. Jika dilihat secara struktur, bisdesmetoksikurkumin tidak
memiliki gugus metoksi sehingga menyebabkan struktur molekulnya menjadi simetris.
Hal ini lah yang menyebabkan bisdesmetoksikurkumin memiliki kepolaran lebih rendah
dibandingkan dengan Desmetoksikurkumin. Sehingga ada kemungkinan noda yang
berada dibawah noda kurkumin adalah kedua zat tersebut.
V. Simpulan
Nilai Rf yang didapat pada pemisahan zat pada ekstrak kunyit (Cucurma longa L)
yaitu 0,9. Zat yang terdapat pada kunyit tersebut adalah kurkukmin yang bersufat
nonpolar. Posisi noda dalam uji kromatografi lapisan tipis ini tergantung dari jenis eluen
yang digunakan. Jika eluen yang digunakan terlalu polar, maka eluen akan cenderung
berada dibawah sehingga senyawa akan naik ke atas. Demikian juga sebaliknya, jika eluen
yang digunakan terlalu non polar maka eluen akan naik ke atas, sehingga senyawa hanya
akan tertahan dibawah.
VI. Daftar Pustaka
Day, R. A. dan A. L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif (edisi keenam).
Jakarta : Erlangga
Himam Haqiqi Sohibul. 2008. Kromatografi Lapis Tipis. http://
d4him.files.wordpress.com/2009/02/paper-kromatografi-lapis-tipis.pdf. (diakses 3
Desember 2013, 21:20)
Sanagi, Marsin Mohd. Teknik Pemisahan Dalam Analisis Kimia. Jakarta : Penerbit UTM
Gritter, J.R., dkk., (1991). “ Kromatografi “. Bandung: Institut Teknologi Bandung