laporan klb campak banyuasin i

Upload: gitarisedane

Post on 02-Jun-2018

267 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    1/27

    1

    LAPORAN INVESTIGASI

    KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) CAMPAK

    DI PUSKESMAS SUKAJADI DAN

    PUSKESMAS KENTEN LAUT

    KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2014

    Oleh Tim Kerja Seksi Surveilans Epidemiologi

    (A.

    Tim ke Puskesmas Kenten Laut : Dr. Dianita Ekawati, SKM., M.Epid; Jimmy Tiarlina,

    SKM; Vera Susanti, SKM.; Lucky Mardan, SKM)

    (B. Tim ke Puskesmas Sukajadi : dr. Artineke, M.Kes., Sri Maedalena, SKM., M.Biomed;Bunayah, SKM; Ena Juhaina, SKM)

    I. PENDAHULUAN

    Berdasarkan informasi lisan yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten

    Banyuasin telah terjadi peningkatan kasus campak yang tidak lazim dan diduga terjadi

    Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di wilayah kerja Puskesmas Sukajadi dan

    Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Banyuasin. Pemastian kriteria penggolongan KLB

    dilakukan dengan investigasi KLB dan perkembangan kasus dimana kasus campak yang

    ditemui > 5 orang di 1 wilayah kerja Puskesmas.

    Untuk mengetahui apakah masih terdapat penderita lain di daerah asal penderita

    dengan gejala dan tanda-tanda mirip dengan penyakit campak yaitu demam/panas,

    disertai dengan batuk, pilek, mata merah serta bercak merah pada kulit maka dilakukan

    pengecekan dan penyelidikan di lapangan dan pada saat itu ditemukan beberapa penderita

    yang sudah mulai sembuh dan masih ada yang sakit. Beberapa yang telah sembuh

    meninggalkan tanda adanya bercak berwarna kehitam-hitaman. Pada saat dilakukan

    penyelidikan secara terus menerus ditemukan lagi kasus campaak lainnya di lokasi yang

    sama dengan gejala dan tanda-tanda yang mirip dengan kasus sebelumnya. Penyakit ini

    dapat menyebabkan Kejadian Luar Biasa pada kelompok usia balita dan anak-anak.

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    2/27

    2

    Bertitik tolak dari informasi awal dan pengecekan di lapangan serta untuk memastikan

    kecurigaan bahwa penyakit tersebut adalah campak maka dilakukan pemeriksaan

    laboratorium terhadap spesimen darah penderita.

    Penyakit Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus morbilli termasuk

    salah satu Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Penyakit ini sangat

    menular dan sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) atau wabah terutama terhadap

    penduduk usia balita yang di dalam tubuhnya tidak memiliki daya kekebalan.

    Penyakit campak dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak, tanpa

    program imunisasi AR 93,5 per 100,000 penduduk, dan kasus campak dengan gizi buruk

    akan meningkatkan angka kematian. Cakupan imunisasi campak terhadap anak bayi yang

    rendah di suatu daerah atau pada daerah dengan akumulasi kelompok rentan (susceptibel)

    yang tidak tercakup imunisasi selama beberapa tahun (3-5 tahun) berpotensi tinggi terjadi

    KLB campak.

    Distribusi kelompok umur pada KLB dengan cakupan imunisasi yang rendah

    umumnya terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun dan 5-9 tahun, sedangkan pada beberapa

    daerah dengan cakupan imunisasi tinggi dan merata cenderung bergeser pada kelompok

    umur yang lebih tua (10-14 tahun) (Subdit Surveilans, 2005).

    Untuk meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan oleh virus campak maka

    pengamatan epidemiologi penyakit ini dilakukan di setiap unit pelayanan kesehatan secara

    berkesinambungan. Pengamatan terhadap kasus Campak dilakukan baik melalui laporan

    yang ada maupun langsung ke lapangan.

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    3/27

    3

    II. TUJUAN

    A. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui tingkat perkembangan dan perluasan penyebaran KLB

    Campak dan mendapat gambaran tentang kejadian campak yang terjadi di wilayah

    Puskesmas Sukajadi dan Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Bangka serta faktor-

    faktor risiko yang mempengaruhinya.

    B. Tujuan Khusus

    1.

    Untuk memastikan apakah terjadi KLB Campak di wilayah tersebut.

    2.

    Mendapatkan gambaran KLB Campak secara rinci di lokasi kejadian yang

    meliputi antara lain waktu terjadinya, tempat dan orang-orang yang terkena

    (variabel epidemiologi berdasarkan waktu, tempat dan orang)

    3. Mengidentifikasi penyebab, sumber dan cara penularan

    4. Pemberian penyuluhan pada penderita dan keluarga terdekat

    5.

    Mengetahui status imunisasi penderita campak

    III.METODE PENYELIDIKAN

    Metode penyelidikan epidemiologi yang dilakukan pada Kejadian Luar Biasa

    Campak di wilayah Puskesmas Sukajadi dan Puskesmas Kenten Laut adalah berdasarkan

    penelitian kuantitatif.

    1. Penelitian kuantitatif berupa penelitian epidemiologi deskriptif dengan menggunakan

    data sekunder laporan STP Puskesmas, W1 dan W2 Puskesmas Sukajadi dan

    Puskesmas Kenten Laut.

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    4/27

    4

    2. Penelitian kuantitatif berupa penelitian epidemiologi analitik dengan menggunakan

    data primer untuk melihat determinan penyakit dan sumber penularan KLB Campak

    yang terjadi.

    IV.PENGUMPULAN DATA

    Pengumpulan data dilakukan langsung ke tempat kejadian KLB Campak dengan

    menggunakan format yang telah tersedia dan melakukan wawancara dengan beberapa

    petugas terkait dan keluarga penderita kejadian KLB Campak serta melakukan pelacakan

    kasus dan observasi di lapangan.

    Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan komputer untuk

    mendapatkan informasi apakah benar terjadi KLB Campak di wilayah Puskesmas

    Sukajadi dan Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Banyuasin tahun 2014.

    Pembuatan laporan dilakukan untuk umpan balik kepada Puskesmas yang

    bersangkutan serta laporan kepada steakholder di Kabupaten Banyuasin dan kepada

    Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan.

    V. HASIL PELACAKAN DAN PENYELIDIKAN

    Data yang dikumpulkan diolah dalam bentuk table dan grafik dan narasi dan

    hasilnya dianalisis kemudian dituangkan dalam bentuk laporan hasil penyelidikan

    Kejadian Luar Biasa. (KLB).

    Investigasi dan penanggulangan kasus dilakukan bersama dengan Tim dari Dinkes

    Kabupaten Banyuasin, dan tim kerja seksi surveilans epidemiologi BTKLPP Kelas I

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    5/27

    5

    Palembang. Pelaksanaan kegiatan mengacu pada Buku Penanggulangan KLB Campak

    Depkes RI tahun 2005.

    Definisi Operasional/Batasan Kerja:

    1.

    Populasi seluruh anak yang berusia

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    6/27

    6

    Tabel 1. Distribusi Frekwensi Kasus Campak Menurut Golongan Umur

    di Kabupaten Banyuasin Bulan Juli-Agustus 2014

    NO.

    GOLONGAN UMUR

    (TAHUN)

    BULAN

    JULI 2014 AGUSTUS 2014

    1 0 7 Hari 0 0

    2 8 28 Hari 0 0

    3 < 1 0 4

    4 1 4 0 4

    5 5 9 0 7

    6 10 14 0 3

    7 15 19 0 0

    8 20 44 0 0

    9 45 54 0 0

    10 55 59 0 0

    11 60

    69 0 012 > 70 0 0

    Jumlah 0 18

    Tabel 1 menunjukkan data kasus tertinggi berada pada kelompok umur 5 9 tahun di

    Bulan Agustus 2014 dan berdasarkan kriteria KLB maka telah terjadi Kejadian Luar

    Biasa Campak di Kabupaten Banyuasin pada bulan Agustus 2014, dengan jumlah

    kasus sebesar 18 penderita.

    Tabel 2. Distribusi Frekwensi Kasus Campak Menurut Jenis Kelamin

    di Kabupaten Banyuasin Bulan Juli-Agustus 2014

    NO.

    GOLONGAN UMUR

    (TAHUN)

    BULAN

    JULI 2014 AGUSTUS

    20141 Laki-laki 0 15

    2 Perempuan 0 3

    Jumlah 0 18

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    7/27

    7

    Tabel 2 menunjukkan bahwa kasus campak sebagian besar diderita oleh anak-anak

    berjenis kelamin laki-laki (83.33%).

    Puskesmas Kenten Laut

    Tabel 3. Distribusi Frekwensi Populasi Berisiko

    di Wilayah Kerja Puskesmas Kenten Laut Tahun 2014

    Umur

    Populasi Berisiko

    Desa Kenten Desa Talang Keramat Desa Kenten Laut

    Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

    0-4 1225 1837 421 386 442 660

    5-14 2384 2660 463 554 329 991

    15-44 6499 6325 941 886 1325 2413

    45-64 1929 1260 521 567 919 713

    > 65 282 356 308 239 389 318

    Jumlah 12319 12438 2654 2632 3404 5095

    Tabel 4. Cakupan Imunisasi Campak

    di Wilayah Kerja Puskesmas Kenten Laut Tahun 2011 2013

    No. Tahun Cakupan Imunisasi

    1 2011 94

    2 2012 95.02

    3 2013 96.84

    Berdasarkan observasi cold chain ternyata lemari es penyimpanan vaksin yang ada di

    Puskesmas Kenten Laut suhunya tidak standar dimana suhu standar 2 - 8oC dan

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    8/27

    8

    ditemukan suhunya 10oC. Vaksin dan logistik lainnya tersedia dan dalam jumlah

    yang cukup dan vaksin disusun berdasarkan susunan yang tepat dan rapi.

    Desa yang terjangkit campak mudah dijangkau dari fasilitas Puskesmas dan

    kepadatan penduduk termasuk ke dalam golongan sedang. Berdasarkan identifikasi

    oleh Puskesmas tidak ditemukan faktor sosial yang berpengaruh terhadap pelaksanaan

    imunisasi dan kondisi gizi masyarakat secara umum baik.

    2.

    Pemastian Diagnosa

    Pemastian diagnosa penyakit campak dilakukan pemeriksaan klinis campak

    oleh dokter pemeriksa di Puskesmas. Berdasarkan hasil pelacakan yang telah

    dilaksanakan, 22 kasus. Data yang diperoleh dari hasil wawancara 22 penderita dan

    keluarganya berdasarkan gejala klinis sebagai berikut :

    Tabel 5. Distribusi Frekwensi Gejala Penderita KLB Campak di Wilayah Kerja

    Puskesmas Kenten Laut Tahun 2014

    NO GEJALA KLINIS JUMLAHKASUS

    PROPORSI

    1 Demam/panas 22 100

    2 Batuk 22 100

    3 Pilek 22 100

    4 Mata Merah 22 100

    5 Bercak merah di kulit 22 100

    Dari 5 kelompok gejala klinis secara berturut-turut adalah panas/demam

    sebanyak 22 penderita (100 %), batuk 22 penderita (100 %), pilek 22 penderita (100

    %), mata merah 22 penderita (100 %) dan bercak merah dan kulit 22 penderita (100

    %).

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    9/27

    9

    Berdasarkan gejala klinis tersebut di atas maka sebanyak 22 penderita yang dilacak

    tersebut memenuhi kriteria diagnosa penyakit campak sebanyak 22 penderita.

    Tabel 6. Distribusi Kejadian Luar Biasa Campak Menurut Tempatdi Wilayah Kerja Puskesmas Kenten Laut Tahun 2014

    No Alamat Jumlah Kasus CFR

    1. Keramat Indah 3 3 0

    2. Perum Jaya Bersama 11 0

    3. Perum /Graha Elok Persada 3 0

    4. Dusun II 2 0

    5. Jalan PU 1 0

    6. Kenten Azhar 1 0

    7. Talang Keramat 1 0Jumlah 22 0

    Dari tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa kasus tertinggi berada di lokasi

    Komplek Perum Jaya Bersama Kenten Laut, dimana komplek perumahan ini

    merupakan wilayah yang paling banyak terdapat kasus yaitu 11 kasus.

    Tabel 7.

    Distribusi penderita campak menurut golongan umur dan jenis kelamin di PuskesmasKenten Laut Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun 2014.

    Gol

    Umur

    (tahun)

    Jumlah kasus

    Jumlahmeninggal

    Jumlah

    penduduk

    berisiko

    Attack

    Rate

    (%)

    CFR (%)Jenis kelamin

    TotalLaki-

    laki

    Perem

    puan

    0 - 4 7 3 10 0 4.971 0,20 0

    5 - 14 9 3 12 0 7.381 0,16 0

    15 44 0 0 0 0 18.389 0 0

    45 64 0 0 0 0 5.909 0 0

    > 65 0 0 0 0 1.892 0 0

    Total 16 6 22 0 38.542 0,057 0

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    10/27

    10

    Dari tabel 7 diatas, dapat dilihat bahwa sebagian besar penderita campak

    berjenis kelamin laki-laki dan berada pada kelompok umur 5 - 14 tahun. Sedangkan

    ang berjenis kelamin perempuan berada pada kelompok umur 0 4 tahun dan 5-14

    tahun.Tidak ditemukan kasus meninggal pada KLB ini sehingga CFR nya adalah nol.

    Tabel 8. Attack Rate KLB Campak Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas Kenten

    Laut Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun 2014.

    Jenis Kelamin JumlahJumlah

    penduduk

    berisiko

    Attack Rate

    (%)

    Laki-laki 10 5.264 0,304

    Perempuan 12 7.088 0,085

    Total 22 12.352 0.18

    Gambar 1. Proporsi KLB Campak Berdasarkan Status Imunisasi di Puskesmas

    Kenten Laut Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun 2014.

    Dari gambar 1 diatas, dapat dilihat bahwa dari total 22 penderita, 13 diantaranya (59.09

    %) sudah pernah di imunisasi, baik 1 dosis maupun lebih dari 1 dosis, sedangkan 9 (40.91

    %) tidak pernah mendapat imunisasi.

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    11/27

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    12/27

    12

    Puskesmas Sukajadi

    Berdasarkan observasi cold chain ternyata lemari es penyimpanan vaksin yang

    ada di Puskesmas Sukajadi dan di Dinas Kesehatan Kab. Banyuasin suhunya bagus / standar

    dimana suhu standar 2 - 8oC dan grafik pencatatan suhu lemari es sebagai alat bantu

    pemantauan diisi dan suhu yang terpantau bagus yakni 2 - 8oC. Vaksin dan logistik lainnya

    tersedia dan dalam jumlah yang cukup dan vaksin disusun berdasarkan susunan yang tepat

    dan rapi.

    Desa yang terjangkit campak mudah dijangkau dari fasilitas Puskesmas dan

    kepadatan penduduk termasuk ke dalam golongan sedang. Berdasarkan identifikasi oleh

    Puskesmas tidak ditemukan faktor sosial yang berpengaruh terhadap pelaksanaan imunisasi

    dan kondisi gizi masyarakat secara umum baik.

    3. Pemastian Diagnosa

    Pemastian diagnosa penyakit campak dilakukan pemeriksaan klinis campak

    oleh dokter pemeriksa di Puskesmas. Sedangkan Berdasarkan hasil pelacakan yang

    telah dilaksanakan, 28 kasus. Data yang diperoleh dari hasil wawancara 28 penderita

    dan keluarganya berdasarkan gejala klinis sebagai berikut :

    Tabel 9. Distribusi Frekwensi Gejala Penderita KLB Campak di Wilayah KerjaPuskesmas Sukajadi Tahun 2014

    NO GEJALA KLINIS JUMLAH KASUS PROPORSI

    1 Demam/panas 28 100

    2 Batuk 28 100

    3 Pilek 28 100

    4 Mata Merah 28 100

    5 Bercak merah di kulit 28 100

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    13/27

    13

    Dari 5 kelompok gejala klinis secara berturut-turut adalah panas/demam sebanyak 28

    penderita (100 %), batuk 28 penderita (100 %), pilek 28 penderita (100 %), mata

    merah 28 penderita (100 %) dan bercak merah dan kulit 28 penderita (100 %).

    Berdasarkan gejala klinis tersebut di atas maka sebanyak 28 penderita yang dilacak

    tersebut memenuhi kriteria diagnosa penyakit campak sebanyak 28 penderita.

    Tabel 10. Distribusi Kejadian Luar Biasa Campak Menurut Tempat

    di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajadi Tahun 2014

    No Alamat Jumlah Kasus CFR

    1. Sei Rengat Talang Bungin 12 0

    2. Tanah Mas 11 0

    3. Sukomoro 1 0

    4. Megah asri 3 0

    5. RT 51 Sukajadi 1 0

    Jumlah 28 0

    Dari tabel 10 di atas, dapat dilihat bahwa kasus tertinggi berada di Desa Sei

    Rengit Talang Bungin, dimana komplek perumahan ini merupakan wilayah yang paling

    banyak terdapat kasus yaitu 12 kasus.

    Desa Sei Rengit merupakan desa dengan mata pencaharian penduduknya

    sebagian besar petani dan di beberapa lokasi sanitasi lingkungan kurang bagus, lingkungan

    yang kurang bersih dimana banyak ditemui kotoran sapi. Perumahan penduduk tidak padat,

    suhu ruangan rumah penderita 29 - 320C dan kelembaban 45 - 65%.

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    14/27

    14

    Tabel 11. Distribusi penderita campak menurut golongan umur dan jenis kelamin

    di wilayah kerja Puskesmas Sukajadi Kecamatan Talang KelapaKabupaten Banyuasin Tahun 2014.

    Gol

    Umur(tahun)

    Jumlah kasusJumlah

    meninggal

    CFR

    (%)Jenis kelamin TotalLaki-laki Perempuan

    < 1 0 0 0 0 0

    1 - 4 4 1 5 0 0

    5 9 3 14 17 0 0

    10 14 3 2 5 0 0

    > 15 1 0 1 0 0

    Total 11 17 28 0 0

    Dari tabel 11 di atas, dapat dilihat bahwa penderita campak berjenis

    kelamin perempuan lebih banyak bila dibandingkan dengan laki-laki dengan proporsi

    60,71% dan kasus campak terbesar berada pada kelompok umur 4 - 9 tahun dengan

    proporsi 60,71%. Tidak ditemukan kasus meninggal pada KLB ini sehingga CFR nya

    adalah nol. Distribusi frekwensi yang lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah

    ini.

    Tabel 12. Proporsi Kasus Campak Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas Sukajadi

    Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun 2014.

    Jenis Kelamin Jumlah Proporsi (%)

    Laki-laki 11 39,29

    Perempuan 17 60,71

    Total 28 0.18

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    15/27

    15

    Gambar 3. Proporsi KLB Campak Berdasarkan Status Imunisasi di PuskesmasSukajadi Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun 2014.

    Dari gambar 3 di atas, dapat dilihat bahwa dari total 28 penderita, hanya 7,1% penderita

    yang tidak mendapatkan imunisasi campak.

    Gambar 4. Distribusi Frekwensi KLB Campak Berdasarkan Waktu di Puskesmas

    Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun 2014.

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    16/27

    16

    Dari gambar 4 di atas, dapat di lihat bahwa periode KLB di mulai pada Minggu ke-

    35 dengan 2 kasus sampai minggu ke-41, puncaknya terjadi pada minggu ke-40

    dengan proporsi 35,71%.

    4. Penanggulangan Sementara

    Telah dilakukan kegiatan penanggulangan sementara dan memberikan

    pengobatan simptomatis, pemberian vitamin A kepada anak maupun penderita serta

    dan penyuluhan kepada masyarakat dan telah dianjurkan kepada puskesmas untuk

    melakukan ring vaksinasi campak pada anak usia dibawah 5 tahun tanpa memandang

    status imunisasi di wilayah kelurahan KLB.

    VI.

    PEMBAHASAN

    Menurut WHO kasus penyakit dengan tanda-tanda dan gejala panas/demam

    disertai dengan batuk, pilek, mata merah dan kemerahan di tubuh berbentuk

    makulopopular merupakan kasus campak. Selanjutnya setelah satu minggu sampai satu

    bulan berubah menjadi kehitaman (hiperpigmentasi) disertai kulit bersisik. Bila kasus

    menunjukkan hiperpigmentasi (kehitaman) perlu dilakukan anamnese dengan teliti dan

    bila pada masa akut terdapat gejala tersebut, maka kasus ini dinyatakan sebagai kasus

    campak klinis. Konfirmasi terhadap kasus campak yang demikian adalah dengan

    pemeriksaan serologis (IgM positif atau kenaikan titer antibody 4 kali) dan atau isolasi

    virus campak positif atau dengan kontak langsung (hubungan epidemiologi dalam waktu

    1 2 minggu.

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    17/27

    17

    Disamping itu diketahui bahwa penyakit campak merupakan salah satu penyakit

    yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dalam upaya menurunkan atau mendeteksi

    campak ditempuh kebijhakan yaitu ditemukan adanya 5 penderita dalam kurun waktu 4

    minggu berturut-turut dan tempat yang bersamaan maka dianggap sebagai suatu Kejadian

    Luar Biasa (KLB) yang memerlukan penanganan sebagai suatu kasus kejadian luar biasa.

    Dari hasil penyelidikan lapangan dengan melakukan wawancara terhadap

    penderita dan keluarga, diperoleh keterangan bahwa kasus tersebut di wilayah kerja

    Puskesmas Kenten Laut berasal dari ditemukannya seorang penderita yang bertempat

    tinggal di Komplek Perum Jaya Bersama dan penularan diduga berlangsung di sekolah.

    Secara epidemiologi mempunyai hubungan erat karena wilayah kerja Puskesmas Kenten

    laut merupakan wilayah kerja dengan mobilitas yang tinggi, jalur lalu lintas yang padat

    karena jarak yang dekat dengan Kota Palembang, dan padat penduduk serta pusat kota

    dengan kondisi lingkungan perumahan yang tidak bersih dan beberapa kasus berada di

    lokasi pemukiman yang termasuk kategori kumuh. Rumah yang kecil, padat dan lembab

    dengan tumpukan sampah dan aliran selokan yang tidak lancar dan menggenang.

    KLB campak yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Sukajadi kemungkinan

    disebabkan karena sanitasi lingkungan yang tidak baik, pola hidup bersih dan sehat yang

    masih kurang dan hyegine individu yang masih kurang.

    Kejadian Luar Biasa di wilayah kerja Puskesmas Kenten Laut mulai terjadi pada

    minggu ke-31 tahun 2014 yakni bulan Agustus 2014 ditemukan sebanyak 2 kasus,

    minggu ke-33 sebesar 3 kasus dan puncaknya terjadi pada minggu ke-35 dan ke-36

    sebanyak 4 kasus kemudian kasus turun pada minggu ke-39 dan 40 dengan jumlah kasus

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    18/27

    18

    1 orang. Sedangkan untuk wilayah kerja Puskesmas Sukajadi, KLB campak berlangsung

    dari minggu ke-35 sampai 41, dengan puncak kasus di minggu ke-40.

    Dengan mencermati hubungan epidemiologi, maka secara kronologis terjadinya

    Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Puskesmas Kenten Laut dapat disimpulkan terjadi

    kemungkinan dari satu orang sebagai sumber penularan dan penularan terjadi di sekolah.

    Penderita pertama bertempat tinggal di Perum Jaya Bersama Talang Keramat. Sedangkan

    di Puskesmas Sukajadi yang menjadi sumber penularan anak laki-laki yang bertempat

    tinggal di Desa Sei Rengit Talang Bungin. Berdasarkan wawancara yang dilakukan

    dengan orang tua penderita, ternyata penderita dalam 1 minggu terakhir bepergian ke

    Kabupaten Ogan Ilir dan di lokasi yang dikunjungi terdapat penderita campak jadi

    dugaan virus campak tersebut ditularkan dari orang tersebut.

    Dalam rangka memastikan bahwa kasus campak klinis dari Puskesmas Kenten

    Laut tersebut adalah benar kasus campak pasti maka telah dikirimkan ke laboratorium

    sejumlah 9 spesimen darah untuk diperiksa sebagai penegakan diagnose, demikian jug

    dengan Puskesmas Sukajadi mengambil spesimen darah dari 6 penderita dan

    mengirimkannya. Selanjutnya masih tetap dilakukan monitoring di lapangan untuk

    memastikan bahwa KLB yang terjadi telah diatasi dengan baik serta sudah tidak

    menyebar ke daerah lain serta tidak membahayakan bagi daerah sekitarnya.

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    19/27

    19

    VII. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    1. Telah terjadi Kejadian Luar Biasa Campak di wilayah kerja Puskesmas Kenten

    Laut dan Puskesmas Sukajadi dengan adanya peningkatan kasus dari waktu ke

    waktu diawali minggu ke-31 tahun 2014. KLB di wilayah kerja Puskesmas

    sukajadi diawali minggu ke-35 dengan puncak minggu ke-40.

    2.

    Penularan virus campak diduga di sekolah baik di Puskesmas Kenten Laut

    maupun Puskesmas Sukajadi.

    3.

    Dari seluruh penderita yang ditemukan (22 penderita) hanya 59 % yang pernah

    diimunisasi dan sebanyak 41 % tidak diimunisasi, sedangkan Puskesmas

    Sukajadi dari 28 penderita hanya 7,1% yang tidak mendapatkan imunisasi

    campak

    4. 9 spesimen darah penderita campak di Puskesmas Kenten Laut dan 6 spesimen

    dari Puskesmas Sukajadi dikirimkan ke laboratorium untuk dilakukan

    pemeriksaan.

    B. Saran-saran

    1. Perlu melakukan perencanaan dan pelaksanaan ring vaksinasi campak

    kelompok umur kurang dari 5 tahun

    2.

    Perlu adanya intervensi ring vaksinasi terutama daerah-daerah yang ada

    disekitar wilayah kejadian KLB campak jika cakupan imunisasi < 80%

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    20/27

    20

    3. Perlu lebih ditingkatkan sistem kewaspadaan dini sehingga seluruh kasus yang

    sifatnya dapat menimbulkan KLB atau wabah segera diketahui dan

    ditanggulangi.

    4.

    Penyuluhan Kesehatan perlu lebih diintensifkan.

    5.

    Monitoring adanya kasus-kasus baru serta follow up kemungkinan komplikasi

    campak lebih lanjut.

    6.

    Agar puskesmas membuat dan mencermati laporan W2 tepat waktu sehingga

    kewaspadaan dini penyakit campak dapat berjalan.

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    21/27

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    22/27

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    23/27

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    24/27

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    25/27

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    26/27

  • 8/10/2019 Laporan KLB Campak Banyuasin I

    27/27