laporan kl1 yogyakarta.docx

67
KULIAH LAPANGAN 1 YOGYAKARTA KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya yang bertemakan “Laporan Hasil Kuliah Lapangan 1 Yogyakarta”. Harapan saya sebagai penulis laporan ini semoga laporan hasil Kuliah Lapangan 1 Yogyakarta ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi teman-teman pembaca khususnya Mahasiswa Teknik Pertambangan, Saya menyadari bahwa laporan hasil Kuliah Lapangan 1 Yogyakartai ni masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga buku ini dapat bermanfaat,khususnya bagi mahasiswa Teknik Pertambangan. Semoga Tuhan senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin. Teknik Pertambangan-ITATSKuliah Lapangan 1 Yoyakarta

Upload: christoper-rynolds-erong

Post on 25-Sep-2015

53 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

KULIAH LAPANGAN 1 YOGYAKARTA

KULIAH LAPANGAN 1 YOGYAKARTA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya yang bertemakan Laporan Hasil Kuliah Lapangan 1 Yogyakarta.

Harapan saya sebagai penulis laporan ini semoga laporan hasil Kuliah Lapangan 1 Yogyakarta ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi teman-teman pembaca khususnya Mahasiswa Teknik Pertambangan, Saya menyadari bahwa laporan hasil Kuliah Lapangan 1 Yogyakartai ni masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga buku ini dapat bermanfaat,khususnya bagi mahasiswa Teknik Pertambangan. Semoga Tuhan senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Surabaya, Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

JUDULi

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

KATA PENAGANTARiii

DAFTAR ISIiv

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang1

1.2 Maksud dan Tujuan1

1.3 Materi2

1.4 Manfaat Kuliah Lapangan3

BAB II TINJAUAN UMUM DAERAH PARANGTRITIS DAN POTENSINYA

2.1 Keadaan Umum4

2.2 Pantai Curam5

2.3 Pantai Landai5

2.4 Karst

2.4.1 Topografi Karst.................................................................................

2.4.2 Morfologi Daerah..............................................................................

2.5 Sisa Denudasi

2.6 Potensi Daerah Parangtritis...........................................................................

BAB III PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

3.1 Peta Dasar12

3.2 GPS12

3.2.1 Penentuan Posisi Dengan GPS12

3.2.2 Hand-Held GPS Map 76 CSx12

3.3 Kompas Geologi

3.3.1 Penentuan Sistem Azimuth

3.3.2 Penggunaan Kompas Geologi

3.4 Palu Geologi

BAB IV KL 1 YOGYAKARTA HARI PERTAMA

4.1 Pengambilan Sempel Pasir Besi

4.2 Metode Pengambilan Contoh

4.2.1 Hand Auger

4.2.2 Test Pit

4.2.3 Empire Drill

4.3 Sendang Beji

4.4 Penghitungan Sempel dan Debit Air

BAB V KL I YOGYAKARTA HARI KEDUA

5.1 Gumuk Pasir

5.2 Batu Andesit Cempuri Parang Anom

5.3 Sumber Air Panas Parang Wedang

5.4 Goa Panepen

5.5 Tanah Merayap

5.6 Batuan Konglomerat

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

5.1 Kritik dan Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Profesi sebagai seorang ahli tambang menurut kesiapan fisik dan mental agar dapat menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawab dengan baik. Untuk itu diperlukan pengenalan dan latihan sejak dini agar dapat mengukur kemampuan kapasitas dari setiap mahasiswa untuk menentukan masa depan.

Pengenalan lapangan kebumian termasuk dalam Matakuliah Kuliah Lapangan untuk menunjang kemampuan mahasiswa dalam memahami dan mengikuti mata kuliah lainnya yang berkaitan dengan keahlian khususnya di bidang pertambangan.

Parangtritis dan sekitarnya merupakan daerah dengan potensi bahan galian yang cukup beragam dan ideal untuk memperkenalkan dasar-dasar teknik pertambangan yang baik dalam bidang eksplorasi, penambangan, maupun pengolahan bahan galian.

1.2 Maksud dan Tujuan

Pengenalan Lapangan Kebumian ini dimaksudkan untuk memperkenalkan kepada mahasiswa hal hal dasar tentang teknologi pertambangan diantaranya eksplorasi, penambangan dan pengolahan, bahan galian seta bertujuan untuk menunjukkan dan merasakan secara langsung beberapa jenis pekerjaan tersebut yang akan digeluti oleh orang orang yang berprofesi di dunia pertambangan sehingga mahasiswa dapat menentukan sikap dalam menekuni pendidikan di bidang pertambangan. Hal lain yang dapat mendukung kegiatan tersebut adalah mempelajari fenomena fenomena alam yang ada di daerah pantai, pembacaan peta, penggunaan kompas geologi, GPS dan palu geologi.

1.3 Materi

Materi buku panduan pengenalan lapangan kebumian meliputi :

1. Tinjauan umum mengenai potensi daerah pantai dan topografi karst dan sisa denudasi.

2. Peralatan dan perlengkapan lapangan serta kegunaannya.

3. Pengambilan contoh.

4. Identifikasi dan pemanfaatan bahan galian.

1.4 Manfaat

Pengenalan lapangan kebumian bagi mahasiswa program studi teknik pertambangan ini bermanfaat untuk :

1. Melatih fisik mahasiswa memasuki dunia pertambangan.

2. Mengenali fenomena alam, untuk menunjang kemampauan mahasiswa dalam memahami mata kuliah lainnya yang berkaitan dengan bidang pertambangan

3. Mengenali beberapa peralatan yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan dan dapat mengoperasikan.

Sifat-sifat :

Mengandung CaO yang tinggi

Mudah larut dalam asam lemah dengan melepaskan CO yang tidak berbau, bila dilapangan untuk mengetes ditetesi HCl akan memercik dengan reaksi sebagai berikut:

CaCO + 2 HCl CaCl +HO + CO

Dapat memercik karena timbul gas CO dan air (HO).

Batu gamping yang merupakan bahan galian industry yang banyak kegunaannya. Pemanfaatan batu gamping dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu batu gamping mentah dan batu gamping yang sudah dikalsinasi (dibakar). Hal inii akan juga berkaitan dengan pengolahan batu gamping itu sendiri.

a. Batu gamping mentah

Dalam beberapa hal batu gamping dapat langsung dipergunakan sebagai bahan baku industry misal dalam industry semen, kertas, industry pralon, pupuk (penetral tanah asam), bahan bangunan dan lain-lain. Proses pengolahannya terdiri atas peremukan, pengayakan, penggilingan, cycloon, sehingga didapat ukuran sesuai yang diinginkan konsumen.

b. Batu gamping hasil kalsinasi

Batu gamping dilakukan kalsinasi (pemanasan) sehinnga didapat produk kapur tohor,kapur padam dan dapat pula dibuat kapur ringan (light calcium carbonate atau LCC) yang dapat digunakan untuk pelican tablet maupun bahan kosmetik. Proses kalsinasi terjadi pada temperature 900 C 1.000 C sehingga batu gamping yang akan terurai menjadi CaO dan CO.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

CaCO CaO + CO

CaO disebut kapur tohor. Jika kapur tohor disiram air akan menghasilkan kapur padam dan dalam proses ini dikeluarkan proses

BAB II

TINJAUAN UMUM DAERAH PARANGTRITIS DAN POTENSINYA

2.1. Keadaan umum

Parangtritis terletak di pantai selatan pulau jawa kurang lebih 27 km arah selatan kota Yogyakarta, berhadapan dengan samudra Indonesia. Secara administrative masuk dalam wilayah kecamatan Kretek, kabupaten Bantul, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Satuan morfologi di daerah parangtritis dapat dikelompokkan sebagai :

Satuan morfologi limpah sungai

Satuan morfologi gumuk pasir

Satuan morfologi perbukitan gamping

Pada satuan morfologi limpah sungai yang merupakan daerah subur banyak tumbuh pohon kelapa, padi, maupun tanaman palawija. Pada daerah satuan morfologi gumuk pasir hanya ditemui onggokan pasir yang membentuk berbagai macam gumuk pasir dan mengandung bahan tambag pasir besi. Sedangkan pada satuan morfologi perbukitan gamping banyak di temui bahan bahan tambang batu gamping dan kalsit, serta bentuk-bentuk morfologi seperti lokva, dolina, uvala, pulye, stalagmit, gua kapur dan sungai bawah tanah.

Di sungai parangtritis dijumpai dua buah formasi, yaitu formasi Oya, dan formasi Wonosaridimana masing-masing formasi mempunyai ciri batuan yang berbeda. Bahan tambang yang mungkin dapat diambil dari daerah parangtritis adalah batu gamping, kalsit, pasir besi dan andesit. Potensi endapan bahan galian yang cukup besar adalah pasir besi, batu gamping, dan kalsit. Namun untuk mencapai tahap penambangan harus dilakukan penyelidikan yang rinci baik melalui prospeksi maupun eksplorasi dan juga studi kelayakan yang mempertimbangkan ekonomi, teknis, dan lingkungan diantaranya daerah pertanian dan daerah wisata yang terus berkembang, walaupun pada 27 mei 2006 baru saja dilanda gempa.

2.2. Pantai curam

Tipe pantai curam ini terdapat di sekitar parang Endog, merupakan pantai konkordan yaitu pantai yang berdinding curam dan dinding yang curam ini arahnya sejajar dengan poros dari pegunungan maupun garis pantai sehingga pada umumnya garis pantainya lurus.

Pada prose pembentukan pantai konkordan akibat adanya pukulan ombak terus menrus sehingga bagian bawah mengalami abrasi membentuk tenggorokan pantai. Betuan yang menggantung karena bebannya cukup berat akhirnya runtuh membentuk boulder yang berserakan dibagian bawah dan juga didapatkan tebing yang terjal.

Sedangkan pantai yang berdinding curam dan dinding yang curam ini arahnya tegak lurus dengan poros dari pegunungan maupun garis pantai disebut diskordan.

Di dekat pantai curam, tepantnya disekitar Randu Alas dijumpai adnya bidang patahan, yang memanjang utara-selatan.

2.3 pantai landai

Pantai landai terdapat di sebelah pantai parangendong, menurut sejarahnya pantai ini jauh menjorok kedaratan, dengan kata lain dulunya merupakan sebuah teluk. Hal ini data dilihat dengan adanya bekas pukulan ombak dilereng pegunungan sebelah utara. Dengan adanya material pasir yang diangkut dari gunung merapi oleh sungai opak, maka pantai bertambah maju (daratan semakin luas).

Panjang pantai parangtritis 2000 meter dengan lebar 200 meter. Material pasir yang diangkut oleh sungai opak kelaut sifatnya hanya sementara, karena dengan adanya gelombang ombak yang kuat maka material dengan berbagai ukuran dan berat ini akan dihempaskan kembali ke pantai.

Sebagai akibat dari perbedaan pasang surut dan penyinaran matahari, material pasir sempat mengalami pengeringan sehingga mudah dibawa oleh angin, kemudian diendapkan di tempat-tempat tertentu sesuai dengan kemampuan daya angkut angi dan besar kecilnya material. Untuk material yang besar dan berat akan diendapkan lebih dekat laut daripada material kecil dan ringan. Hasil kerjasama dari proses-proses tersebut terjadilah ripple mark / gelombang gelembur yang merupakan gumuk pasir kecil. Material gumuk pasir ini tidak hanya berasal dari gunung merapi saja, tetapi juga bersal dari pegunungan yang terdapat di sebelah timur parangtritis. Hal ini terbukti dengan danya gumuk pasir di sebelah tinur pantai ysng berwarna agak keputih-putihan (batu gamping).

Beberapa hal yang dapat dipelajari dan berkaitan dengan pantai landai di parangtritis adalah : gumuk pasir, stadia sungai, batuan andesit, tanah merayap, sumber air panas, dan pelapukan.

2.4 Karst

2.4.1. Topografi karst

Pada daerah batu gamping umumnya banyak mengandung diaklas/celah, bila terkena air hujan akan mengalami proses pelarutan dengan reaksi sebagai berikut : CaCO + CO Ca(HCO). Pelarutan ini akan menjadi semakin banyak apabila CO nya tinggi. Didalam stadium erosinya ada beberapa tingkatan yang oleh WM. Davis dikatakan sebagai karts cyclus yakni diawali dari : Dolina Uvala Polye/cockpit stadia Hum Stadia kembali ke stadium Dolina.

2.4.2 Morfologi daerah kapur di permukaan

Pada permukaan tanah dikenal beberapa istilah dan bentuk yakni :

1. Dolena, adalah istilah suatu cekungan yang terjadi karena adanya pelarut pada permukaan batu gamping yang mengalami depresi dan mempunyai pengeringan bawah tanah. Disamping itu ada dolena yang terjadi akibat runtuhan gua-gua kapur, hal ini disebabkan karena gravitasi. Jika dolena tersebut tertutup oleh terrarosa, maka dolena ini bisa menampung hujan.

Terrarosa adalah hasil pelapukan gamping yang tercampur dengan abu vulkanis sehingga membentuk lapisan kedap air.

Dolena yang ada airnya disebut dengan lokva. Contohnya : telaga grengseng, kedung wuni, sambirejo.

2. Uvala, merupakan gabungan dari dua buah dolena, sehingga bentuknya menjadi oval. Uvala ini juga bisa menjadi lokva.

3. Polye, merupakan cekungan didaerah kapur yang mempunyai pengeringan dibawah tanah, merupakan gabungan dari beberapa uvala. Perluasan ini diakibatkan karena pelarutan dan depresi sehingga bentuknya memanjang.

4. Kubah-kubah kapur, merupakan bukit dengan ketinggian antara 100-200 meter yang mempunyai lereng lurus atau berbentuk cembung. Jarang sekali dijumpai berlereng cekung. Pada plateau pegunungan seribu yang luasnya 1.300 km didapati kubah-kubah kapur sebanyak 40.000 buah. Pada penyebarannya ada yang mempunyai spesifikasi merupakan inti biocherm, yang pertumbuhannya ternyata bahwa daerah tersebut mengalami penurunan dan penaikan bebrapa kali. Hal ini dapat dibuktikan dengan dijumpainya lapisan tuff yang berselang-seling dengan gamping/kapur.

5. Travertyn, adalah pengendapan dari Kristal kalsit yang terjadi diluar, dalam bentuk tanggul (drempel). Air larutan Ca (HCO) yang jatuh mengakibatkan CO memercik terus menguap dan airnya keluar. Ingat reaksi :

Ca(HCO) CaCO + HO + CO

Gambar 2.8

Morfologi daerah kapur

2.4.3 Morfologi daerah kapur di bawah permukaan tanah

Morfologi daerah kapur di bawah permukaan tanah merupakan kenampakan yang ada merupakan gua-gua kapur dan sungai bawah tanah. Gua kapur ini terjadi karena homogenitas dari lapisan kapur tidak sama dan juga karena adanya celah (diaklas) yang disertai prose pelarutan.

Sungai bawah tanah

Sungai bawah tanah terjadi pada daerah kapur yang cukup tebal dan mempunyai diaklas, batu kapur sifatnya mudah larut. Proses pembentukannya adalah sebagai berikut :

Akibat adanya hujan, air yang jatuh kedaerah batuan gamping, melewati diaklas sampai ke lapisan kedap air.

Bila pipa utama maupun cabang tersumbat, maka akan terjadi penebalan dinding (kesamping).

Terjadilah stalagtit, yang apabila dipotong horizontal akan terliahat adanya lapisan.

Sedangkan hasil tetesan yang juga mengandung kapur bisa menjadi satu, hal ini disebabkan pillar (seperti tiang).

Di pemandian parangtritis tidak dijumpai stalagmite, karena didasar gua mengandung air, sehingga pengendapan tidak terjadi di gua Tani.

Gambar Stalagtit dan stalagmite

2.5 Sisa Denudasi

Denudasi (penelanjangan) adalah proses pendataran relief atau pengupasan bahan-bahan yang terdapat di permukaan bumi, yang diakibatkan oleh erosi maupun pelongsoran. Bentuk dari sisa denudasi ini sangat ideal pada daerah yang beriklim tropic. Bentuk-bentuk sisa denudasi antara lain meliputi :

1. Questa, adalah tebing dengan kemiringan lapisan 10 yang terdiri dari lapisan batuan yang berselang-seling antara kerasa dan lunak. Untuk lapisan yang lunak, misalnya : clay, marel, dan pasir, sedangkan yang keras : breksi, batu pasir, dan batu kapur.

2. Hock-back, sama dengan questa, bila kemiringan lapisan batuan 30 lapisan batuan juga berselang-seling.

3. Flatiron, termasuk sisa denudasi yang kemiringan lapisannya tegak lurus atau hamper tegak/vertikal.

4. Messa, merupakan sisa denudasi yang terdiri dari lapisan batuan kerasnya horizontal, luas sisa denudasi ini sampai ratusan kilometer.

5. Butte, sama dengan messa tetapi ukurannya lebih kecil yakni antara 5-10 km luasnya.

6. Prinnacle, sama dengan butte hanya ukurannya 1-5 km, fenomena ini terjadi di watu putih.

2.6 Potensi daerah parangtritis

Di parangtritis dijumpai :

a. Pantai landai, sumber air panas, yang sekarang digunakan sebagai

obyek wisata

b. Gumuk pasir barchans dan juga karst topografi, yang bagus untuk

museumpendidikan

c. Lokva, yang merupakan sumber air di daerah perbukitan gamping,

disamping untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari, juga untuk

pertanian.

d. Goa yang dapat dijadikan obyek wisata

e. Bahan galian industry seperti batu gamping, andesit, trass, pasir besi

yang kemungkinan dapat ditambang.

f. Sungai dibawah tanah, yang dapat digunakan sebagai sumber air pertanian dll.

BAB III

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN LAPANGAN

SERTA KEGUNAANNYA

Peralatan dan perlengkapan utama yang diperlukan untuk melakukan kegiatan pengenalan lapangan kebumian adalah :

Peta dasar

Kompas geologi

Global positioning system (GPS)

Palu geologi

Larutan HCL

Kaca pembesar

Meteran : 25 meter, 5 meter, dan 1 meter

Busur derajat dan garisan segitiga (sudut 45 dan 30)

Kantong/plastic contoh

Alat tulis (pensil dan penghapus)

3.1.Peta Dasar

Peta dasar yang dimaksudkan disini adalah peta peta topografi (peta rupa bumi) daerah penelitian dengan skala 1 : 10.000 sampai dengan 1 : 50.000, memuat unsure-unsur alami dan unsure-unsur buatan manusia yang dinyatakan dengan garis-garis tinggi (garis-garis kontur) dengan interval tertentu dan ternotasi pula.

Pada kegiatan pengenalan lapangan kebumian ini digunakan peta topografi daerah parangtritis dan sekitarnya dengan skala 1 : 12.500. kegunaannya adalah sebagai acuan dalam melakukan observasi, mengetahui stasiun/lokasi yang nantinya akan diplotkan dalam peta dasar tersebut den mengetahui lokasi base camp.

3.2.Global Positioning System (GPS)

Saat ini GPS telah diaplikasikan dalam berbagai bidang, seperti kepentingan militer, survey dan pemetaan, geodesi, geodinamika, navigasi dan transportasi, studi tropofir dan atmosfir, pertanian dan kehutanan, pertambangan dan remote sensing, GIS (geographic information system) dan olahraga rekreasi. Kekurangan utama teknologi GPS adalah tidak bisa digunakan ditempat-tempat dimana sinyal dari satelit GPS tidak dapat mencapai alat penerima GPS, misalnya dalam ruangan, di bawah air, hujan lebat, dan lain-lain. Setelah mengenal sekilas tentang GPS, GPS dapat di gunakan oleh siapa saja,dan kapan saja tanpa tergantung cuaca dan waktu, dengan syarat pengguna GPS harus mempunyai receveir GPS.

Receveir GPS merupakan alat atau perangkat yang digunakan untuk menerima dan menyimpan data yang dikirim oleh satelit GPS. Berdasarkan dari tingkat akurasi receveir GPS di bagi menjadi tiga tipe yaitu tipe navigasi, tipe mapping, dan tipe geodetic

Tipe navigasi atau tipe genggam (handheld) mempunyai tingkat akurasi antara 3-10 meter dan menerima sinyal langsung dari satelit GPS walaupun tingkat akurasinya 3-10 meter, tapi banyak yang memiliki tipe ini untuk berbagai kegiatan atau usaha, karena bentuknya yang relative mudah digenggam dan ringan, pengoperasiannya pun mudah serta harganya terjangkau. Bebrapa merk yang beredar di pasaran seperti : GPS V, Garmin GPS60, Garmin e Trex, Thales mobile mapper dan masih banyak lagi, sampai lupa handpone yang dilengkapi dengan GPS itu termasuk tipe navigasi.

Tipe mapping (pemetaan) mempunyai tingkat akurasi antara 1-3 meter dan tipe mapping biasanya membutuhkan base stasion yang berfungsi untuk menerima sinyal satelit dan mengirimnya ke receiver GPS. Tipe ini biasa digunakan untuk survey dan pemetaan dan setelah didownload ke computer dapat dilakukan koreksi secara diferensial. Untuk tipe mapping yang pernah saya lihat baru merk trimble pathfinder, yang kalo makainya digendong macam astronot di bulan, merk lain belum pernah lihat.

Tipe geodetic merupakan tipe yang paling teliti dan paling canggih disbanding dengan tipe navigasi ataupun tipe mapping karena mempunyai tingkat akurasi dibawah 1 meter, dan harganya pun paling mahal. Untuk merk tipe geodetic yang beredar di pasaran, saya lihat disebuah situs belanja online seperti : Leica GPS 1200 dan Leica Smart stasion

3.2.1Penentuan posisi dengan GPS

Alat penerima di bumi menggunakan satelit-satelit sebagai titik referensi yang sangat akurat posisinya. Alat penerima ini memiliki kemampuan menangkap sinyal yang sangat lemah dari satelit GPS dan tidak terdeteksi oleh alat-alat lainnya. Sinyal GPS merupakan sinyal yang kompleks karena didesain untuk militer berbeda dengan sinyal untuk sipil, sinyal harus aman dari gangguan sinyal-sinyal lainnya. Dalam prakteknya, untuk mengkalkulasikan posisi geografis suatu lokasi di muka bumi secara tepat, maka diperlukan minimal 4 satelit yang memberikan sinyal yang masuk kedalam GPS penerima untuk memperhitungkan posisi tersebut.

3.2.2Hand-Held GPSMap 76 CSx dari Garmin Coorporation

GPSMap 76 CSx (lihat gambar 3.1.) dapat digunakan untuk mendapatkan posisi yang pasti dimana alat tersebut berada hanya dengan 4 (empat) samapi dengan 12 satelit yang masuk kedalam GPS penerima. GPS penerima selanjutnya akan menyeleksi satelit yang terbaik dalam tampilannya untuk memperbarui posisi alat tersebut yang telah diperoleh sebelumnya.

Gambar Garmin GPSMap 76 CSx

Garmin GPS navigasi seri 76 CSx memiliki 9 (Sembilan) tombol pengoperasiannya (gambar 3.1), yaitu :

1. Tombol ON/OFF. Tombol ini berfungsi untuk mwnghidupkan atau mematikan receiver atau untuk mengatur terang/gelap layar.

2. Tombol Zoom In dan Zoom Out. Tombol ini berfungsi pada tampilan halaman (page) peta (map) untuk memperbesar atau memperkecil tampilan peta di layar.

3. Tombol FIND. Tombol find berfungsi untuk menampilkan menu find, berguna untuk navigasi mencari suatu titik yang teleh diketahui koordinatnya (waypoint).

4. Tombol MARK. Tombol mark berfungsi untuk menyimpan posisi saat pengukuran kedalam waypoint.

5. Tombol QUIT. Tombol quit berfungsi untuk keluar dari suatu tampilan menu atau kembali ke halaman sebelumnya.

6. Tombol ROCKER. Tombol rocker berfungsi untuk memilih menu atau menggerakkan kursor pada tampilan layar.

7. Tombol PAGE. Tombol page berfungsi untuk pindah dari tampilan halaman (page) 1 kehalan berikutnya.

8. Tombol MENU. Tombol menu berfungsi untuk menampilkan option masing-masing tampilan halaman atau kalau ditekan 2 kali akan menampilkan menu utama.

9. Tombol ENTER.

Gambar Halaman dalam GPS 76 CSx

Tampilan Informasi Layar (PAGE)

Receveir Garmin GPS Navigasi menampilkan informasi ke pengguna dalam bentuk halaman perhalaman (page) informasi di layar monitor. Umumnya ada lima (5) tampilan halaman informasi yang terdiri dari satellite page, trip computer page, map page, compass page, main menu page. Untuk alat GPS yang dilengkapi dengan altimeter, terdapat 1 halaman muka lagi yaitu altimeter page. Untuk pindah dari tampilan halaman satu ke halaman lainnya dapat melakukan dengan menekan tombol PAGE atau QUIT.

3.2.3.Penggunaan receiver GPS Garmin navigasi

Penggunaan receiver Garmin GPS navigasi dilapangan terkait dengan beberapa pekerjaan mulai dari menghidupkan alat, penggunaan alat untuk menentukan posisi.

Menghidupkan reveir garmin GPS navigasi

Untuk menghidupkan receiverdapat dilakukan dengan menekan tombol ON/OFF, setelah dihidupkan receiver akan melakukan inisialisasi (acquiring satellite atau mencari sinyal satelit), setelah menerima 4 satelit akan muncul tampilan halaman informasi satelit beserta koordinat sebagai berikut :

Informasi kanan atas menunjukkan koordinat geografi posisi alat saat ini, bagian kiri atas menunjukkan ketelitian koordinat tersebut (makin kecil nilainya makin baik). Bagian diagram batang menunjukkan informasi jumlah satelit dan kuat sinyal satelit yang diterima.

Catatan :

Apabila receiver tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama (3 bulan) dalam keadaan baterai dilepas, lakukan inisialisasi berikut :

Hidupkan receiver (tekan tombol ON/OFF).

Setelah muncul halaman satellites, tekan menu tombol 1 kali. Akan muncul satellite option sebagai berikut :

Dengan menggunakan tombol rocker pilih NEW LOCATION, kemudian tekan enter, setelah itu pilih automatic dan tekan enter. Untuk kondisi seperti ini perlu waktu inisialisasi sekitar 15 menit.

Pengukuran posisi/koordinat objek titik dilapangan

Pengertian ibjek titik dilapangan sangat relative tergantung dari skala peta yang diinginkan (contoh suatu desa dapat berupa titik pada peta skala 1:1.000.000, suatu rumah/bangunan dapat berupa titik pada peta skala 1:25000, suatu tiang listrik dapat berupa titik pada peta skala 1:500). Pengukuran penentuan posisi titik di lapangan seperti tiang bangunan, jembatan menggunakan GPS Navigasi dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Persiapan peralatan

a. Receiver GPS Navigasi

b. Formulir ukuran

2. Pengukuran di lapangan

a. Dating ke lokasi objek titik yang akan diukur (kondisi terbuka).

b. Hidupkan alat.

c. Tunggu beberapa saat (setelah keterima 4 satelit), akan muncul informasi koordinat.

d. Catat atau rekam ke memori (waypoint) dengan cara : tekan tombol MARK.

e. Menggunakank tombol rocker pilih Avg/rata-rata, dilanjutkan dengan menekan tombol enter, setelah estimated accuracy terpenuhi misalnya 2 meter, tekan tombol enter. Kalau perlu beri nama titik pada baris paling atas. Pindahkan kursor ke tombol ok selanjutnya tekan enter.

f. Sebaiknya catat no urut waypoint dan nilai koordinat di formulir survey dan lengkapi juga dengan keterangan objek yang diperlukan. Lakukan hal sama untuk titik lainnya.

Membuka data yang tersimpan (reload)

1.tekan tombol menu 2 (dua) kali.

2.sorotkan kursor pada sub-menu waypoint, tekan enter.

3.setelah masuk pada sub dari sub-menu waypoint,sorotkan kursor pada data waypoint yang sudah tersimpan.

4.tekan tombol enter.

3.3.kompas geologi

Kompas geologi terdapat dengan bentuk dan tipe yang berbeda-beda, namun demikian secara umum prinsipnya adalah sma, bagian-bagian utamanya dilengkapi dengan sebuah jarum magnet, lingkaran pembagian derajat, sebuah klinometer dan dilengkapi dengan sebuah nivo kotak dan sebuah nivo tabung.

Mendasarkan bagian skala lingkaran horisontalnya, kompas geologi dibedakan menjadi 2 (dua) macam :

a. Kompas geologi dengan pembagian skala 0-360

b. Kompas geologi dengan pembagian 0-90

Mendasarkan jenisnya, dikenal kompas geologi BRUTON an TAMAYA, sedangkan pada pengenalan lapangan kebumian digunakan kompas geologi TAMAYA dengan pembagian 0-360

Gambar Kompas geologi

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kompas geologi adalah :

1. Gelembung udara pada nivo kotak harus masuk ke lingkaran tengahnya (kompas dalam keadaan horizontal)

2. Pembidikan sasaran/obyek harus segaris dengan penyipat pada kaca cermin penutup kompas.

3. Sesuaikan dulu inklinasi dan deklinasi lokasi penelitian.

3.3.1. Penentuan Sistem Azimuth

Sebelum menggunakan kompas geologi, harus ditentukan terlebih dahulu sistem azimuthnya. Azimuth adalah susdt horisontal yang diukur dari utara ke satu titik tertentu searah jarum jam dan besarnya 360o. Dikenal dua macamUtara sebagai acuan, yaitu Utara astronomis / Geografis yang mendasarkan Utara sebenarnya dan Utara magnetis. Untuk kompas geologi menggunakan Utara magnetis. Dalam keadaan tenang jarum magnet pada kompas geologi selalu menunjukkan Utara-Selatan (ujung jarum yang menunjukkan Utara biasanya dicirikan dengan tanda ataupun warna tertentu). Cara menentukan sistem azimuth kompas geologi adalah sebagai berikut:

1. Kompas dalam keadaan horisontal (gelembung udara pada nivo kotak berada pada lingkaran tengahnya).

2. Tepatkan angka) pada skala lingkaran horisontal berimpit dengan salah satu ujung jarum kompas yang menunjukkan arah Utara.

3. Putar kompas ke kanan atau ke kiri. Jika diputar ke kanan angka pada skala lingkaran makin bertambah besar, maka sistem azimuthnya adalah NE, selanjutnya apabila diarahkan ke obyek tertentu dan menunjukkan angka 45, maka penulisannya adalah N 45O E. Demikian sebaliknya jika ke kiri, maka sistem azimuthnya adalah NW.

3.2.2. Penggunaan Kompas Geologi

Dalam kegiatan observasi lapangan kompas geologi dapat digunakan untuk:

1. Penunjuk arah Utara, sebagai orientasi pada peta dasar yang digunakan.

2. Mengukur posisi planimeter (literal) suatu obyek.

3. Mengukur besarnya kemiringan (dalam derajat) suatu lereng.

4. Mengukur kedudukan struktur bidang diskontinu (stike dan dip perlapisan batuan sedimen ataupun kekar dalam batuan beku).

3.4 Palu geologi

Palu geologi adalah salah satu alat untuk menentukan indek kekuatan batuan di lapangan. Caranya adalah memukulkan palu geologi tegak lurus terhadap bidang permukaan batuan yang akan ditentukan kekuatannya.

Berdasarkan bentuk dan kegunaannya, palu geologi dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Pick hammer, adalah palu geologi yang salah satu ujungnya berbentuk runcing, digunakan untuk mengambil contoh batuan yang berstruktur masif, misalnya batuan beku dan metamort.

2. Chisel hammer, adalah palu geologi yang salah satuujungnya berbentuk pipih, digunakan untukmengambil contoh batuan yang berstrukturperlapisan,misalnya batuan sedimen (batugamping).

Kedua macam palu geologi tersebut ujung depannya adalah sama penampangnya berbentuk bujursangkar (lihat gambar 3.3.).

Untuk Batuan SedimenUntuk Batuan Beku

Gamba.Palu geologi

Kuat Tekan Btuan Berdasarkan Hasil Pengukuran dengan Indek Kekuatan Palu Geologi (ISRM, 1981)

Class

Description

Unconfined compressive strength (MPa)

Examples

R0

Extremely weak rock

Adented by thumbnail

0,25-1,0

R1

Very weak rock

Crumbles under firm blows with point of geological hammer and can be peeled by pocket knife.

1,0-5,0

Chalk, rocksalt

R2

Weak rock

Can be peeled by pocket knife with difficulty, shallow indentations made by firm blow with point of geological hammer.

5,0-25

Coal, schist, siltstone

R3

Medium strong rock

Cannot be scraped or peeled with a pocket knife, specimen can be fractured with single firm blow of geological hammer.

25-50

Sandstone, slate

R4

Strong rock

Specimen requires more than one blow of geological hammer to fracture it.

50-100

Gneiss

R5

Very strong rock

Specimen requires many blows of geological hammer to fracture it.

100-250

Marble, granite

a. Larutan HCL

Digunakan untuk mengetahui macam batuan yangb diselidiki, apakah mengandung unsure karbonat atau tidak. Larutan HCL yang digunakan umumnya adalah larutan HCL encer 0,1 N. Hal ini dimaksudkan apabila larutan HCL yang digunakan konsentrasinya lebih tinggi, maka semua mineral dalam batuan akan memercik (membuih), sehingga sulit untuk melakukan deskripsi terhadap batuan yang diteliti.

b. Kaca Pembesar

Kaca pembesar (loupe) atau disebut juga Hands Lens digunakan untuk mengetahui kandungan mineral, fosil fragmen batuan secara cepat di lapangan. Kaca pembesar terdiri dari beberapa macam ukuran pembesar, seperti :8x dan 15x atau 10x dan 15x atau 8x dan 12x.

c. Meteran

Meteran adalah alat ukur panjang. Pada penyelidikan lapangan diperlukan meteran dengan panjang 25 meter, 5 meter dan 1 meter. Meteran ini diperlukan untuk mengukur pembatas objek (windows of object), seperti pengukuran jarak bentang pengukuran kekar, jarak antar bidang kekar, lebar bukaan kekar, dan pengukuran panjang aliran dari lokasi aliran air.

BAB IV

KULIAH LAPANGAN 1 YOGYAKARTA HARI PERTAMA

4.1. PENGAMBILAN SAMPEL PASIR BESI

Pasir besi merupakan sumber daya mineral logam yang banyak terdapat di Indonesia, di antaranya di pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasir besi mempunyai kandungan mineral-mineral magnetik seperti magnetit (Fe3O4) , henatit (-Fe2O3), dan maghemit (Y-Fe2O3), ilmenit (FeTiO3) dan juga dapat mineral lainnya seperti kwarsa (SiO2) dan feldspar sebagai mineral tidak berharga (gangue mineral). Sehingga pasir besi dapat di gunakan di dalam industry baja, bahan dasar pembuatan tinta kering/toner yang biasa di gunakan di dalam mesin fotokopi dan printer laser, bahan utama pembuatan pita kaset.

Karakteristik mineral utama pasir besi

No

Mineral

Kimia

BJ

Warna

Kilap

% Fe

Tertarik magnet

1

Magnetite

FeO

5,20

Hitam

Duel metalic

72,40

Sangat kuat

2

Hematite

FeO

5,26

Abu-abu

Metalic

70,00

Sedang

3

Ilmenite

FeTiO

4,72

Hitam

Metalic

38,80

Sangat lemah

4.2. Metode Pengambilan Conto

Metode pengambilan conto pasir besi untuk eksplorasi dapat di lakukan secara manual, yaitu bor tangan (hand auger drill),sumur uji (test pit), dan Bangka bor (Empire drill).

4.2.1.Bor Tangan (Hand Auger Drill)

Lokasi: Tepi pantai Parangkusumo

X: 08 1 24, 02

Y: 11019 26, 11

Elevasi: 24 m

Pengambilan conto endapan pasir besi dapat di lakukan dengan peralatan bor tangan (hand auger drill), lihat gambar 4.3. pemboran ini biasannya di lakukan untuk meneruskan pengambilan contoh cara sumur uji atau saluran yang berhenti karena kondisi tebing yang dikhawatirkan runtuh atau mencapai batas air tanah. Bor tangan cocok diterapkan untuk kondisi material yang lunak dan dangkal, cukup memuaskan dalam kondisi kering dan tidak memuaskan dalam kondisi tanah yang keras dan basah karena adannya kontaminasi.

Gamba Pengeboran dan Bor tangan

4.2.2.Sumur Uji (test pit)

Lokasi: Tepi Pantai Parangkusumo

X: 08 1 24, 84

Y: 11019 26, 11

Elevasi: 22 m

Pengambilan conto untuk endapan pasir besi dilakukan dengan membuat sumur uji berukuran bebas mendasarkan atas keleluasaan dan kenyamanan dalam proses pengambilan. Bentuk sumur uji dapat berupa bujur sangkar dan empat persegi panjang. Ukuran yang di terapkan misalnya (1x1) m2, (1x2) m2 atau (2x2) m2. Dalam praktek di lapangan pembuatan sumur uji di akhiri jika mencapai menjumpai bed rock (lapangan dasar), sehingga apabila mengenai batas air tanah, dinding sumur uji harus di buat penyangga, misal anyaman bamboo yang sering di sebutsosok atau songsok.

Cara lain untuk mengambil conto di bawah permukaan air tanah dapat menggunakan hand auger drill. Setiap terjadi kenampakan perubahan fisik, misalnya ada perubahan warna atau perubahan besar buutiran dijadikan satu conto tersendiri. Peralatan yang di gunakan untuk pembuatan sumuran diantarannya adalah cangkul, sekop, dan keranjang

Gambar Penggalian Sumur Uji

4.2.3.Bangka Bor (Empire Drill)

Lokasi: Tepi Pantai Parangkusumo

X: 08 1 24, 02

Y: 11019 26, 11

Elevasi: 24 m

Bangka bor adalah alat bor dengan tenaga manusia yang sering di gunkan untuk beberapa eksplkorasi endapan placer di dunia. Casing pipa selubung berdiameter besar di putar oleh empat orang di ats plat form. Pengeluaran conto tanah dengan cara menumbbukan core barrel pada permukaan tanah. Bagian-bagian Bangka bor dapat di lihat gambar.

Gambar.Bagian-bagian Bangka bor

4.3 Sendang Beji

Lokasi: Sendang Beji

X: 08 01 06, 31

Y: 11020 36, 11

Elevasi: 138 m

Sendang Beji terletak di Dusun Girijati, Parangrejo, Panggang, Gunung Kidul. Tempat ini dapat dicapai melalui jalan aspal yang menghubungkan Prangtritis-Panggang. Lokasi ini akan mudah dicapai dengan mengikuti jalan aspal di sebelah timur parkiran buspariwisataPantai Parangtritis. Setelah sampai di pertigaan jalan aspal pengunjung dapat mengikuti arah ke timur (kanan)-arah ke Gua Langse.

Setelah sampai di pertigaan kampung yang mengarah keCandi Gembirawatidan Gua Langse, pengunjung dapat mengikuti jalan ke arah Candi Gembirawati. Jika pengunjung berkendaraan, maka kendaraan harus dititipkan ke rumah penduduk setempat sebab jalan menuju lokasi Sendang Beji adalah jalan setapak dengan menembus tegalan, sawah, dan kebun. Rumah terdekat dari lokasi Sendang Beji untuk penitipan kendaraan berada di sisi selatan Candi Gembirawati.

Sendang Beji ini sekarang telah dibuatkan talud yang juga berfungsi sebagai penampung utama dari kucuran airnya. Talud yang berfungsi sebagai bak penampung ini memiliki ukuran panjang sekitar 20 meter, lebar bagian hilir 6 meter, lebar bagian hulu 13 meter. Kedalaman rata-rata dari sendang ini sekitar 0,5 meter.

Sendang ini juga dilengkapi dengan tempat peristirahatan sebanyak satu buah. Tempat peristirahatan ini kira-kira berukuran 7,5 meter X 9 meter. Kecuali itu tempat ini juga dilengkapi dengan mushala dengan ukuran kira-kira 7,5 X 12 meter. Sendang juga dilengkapi dengan kamar mandi berukuran sekitar 4 meter X 4 meter. Sedangkan bak penampungan yang berfungsi untuk membagi air berukuran sekitar 3 X 8 meter.

Keberadaan sendang ini juga dikengkapi dengan tempat pemujaan sebanyak 4 buah. Tempat pemujaan I (terletak di tengah sendang) memiliki ukuran sekitar 2 meter X 4 meter. Pemujaan di tengah sendang ini diperkeras dengan lantai keramik warna merah dan putih. Ukuran keramik 20 cm x 20 cm. Pemujaan yang kedua (di sisi atas sendang) memiliki ukuran sekitar 2,5 meter X 5 meter. Pada tempat pemujaan kedua ini dilengkapi juga dengan arca batu setinggi kira-kira 2 meteran. Demikian pula tempat pemujaan yang ketiga (di sisi atas pemujaan yang kedua) juga dilengkapi arca batu setinggi 2 meteran. Tempat pemujaan yang ketiga ini memiliki ukuran sekitar 4 X 8 meteran. Sedangkan pemujaan yang ke-4 terletak di dinding timur tempat peristirahatan. Tempat pemujaan yang keempat ini berukuran sekitar 80 Cm X 80 Cm.

4.4. Pengitungan Sampel dan Debit Air

Pengitungan Sampel

Diketahui :

-Berat Plastik: o,8 gr

-Massa Pasir (Hand Auger): 533,4 gr 0,8 gr = 532,6 gr

-Berat Plastik:1,2 gr

-Massa Pasir (Test Pit): 444,5 1,2 gr = 443,3 gr

-Berat Plastik: 2,5 gr

-Berat Plastik (Bangka Bor): 27,2 gr 2,5 gr = 25,3 gr

-Konsertrat Test Pit: 76,9 gr 25,3 gr = 53,6 gr

-Berat Kertas: 3 gr

-Konsetrat Test Pit: 109 25,3 -3 = 80,7

Jawab :

1.Hand Auger

Konsetrat Auger = 96,4 3 = 93,4 gr

Massa Konsetrat dalam botol= 40,5 gr 25,3 gr = 86,2 gr

MD Auger= 93,4 : 532,6 x 100 % = 17,53 %

Konsetrat = 85,2 : 50 = 1,70

Tailing= 100 25,3 = 74,7

Feet= 74,7 : 50=1,4

2.Test Pit

konsentrat test pit

53,6 : 50 = 1,072

MD Test Pit

80,7 : 443,3 100% = 18,204%

Test Pit

100 - 25,3 : 50 = 74,7 : 50 = 1,4

3.Bangka bor

Konsetrat bangka bor = 59 gr 3 gr = 56 gr

MD bangka bor = 56/69,5 x 100% =20,7%

Tailing =94,7 25,3 = 69,4

P konsetrat =56/34ml =1,64 gr

feet bangka bor = 69,4/50 =1,33gr

Penghitungan Debit Air

Diketahui :

-p = 2 m = 200 cm

-l = 50 vm

-h air = 3 cm

-t1 = 5 s

-t2 = 4,3 s

-t3 = 4,2 s

-

-PH = 7,8 dan 8,4

Jawab :

Volume = p x l x h air

= 200 cm x 50 cm x 3 cm

= 30000

V = S/t

= 200 cm/4,5 s

= 4,44 cm/s = 0,4 m/s

Debit D = Volume/t

=30/4,5 s

=6,6 m/s

BAB V

KULIAH LAPANGAN 1 YOGYAKARTA HARI KEDUA

5.1 Gumuk Pasir

Lokasi: Gumuk Pasir

X: 08 01 01, 87

Y: 11019 09, 59

Elevasi: 33 m

Beberapa persyaratan yang dibutuhkan untuk pembentukan gumuk pasir, yaitu sebagai berikut :

a. Adanya pantai yang luas

b. Adanya angin yang bertiup dengan arah tetap (pasad tenggara)

c. Adanya persediaan dan suplai pasir yang banyak

d. Adanya sinar matahari

e. Adanya tumbuh-tumbuhan (sebagai syarat tambahan

Macam-macam vegetasi (tumbuhan) yang membantu terbetuknya gumuk pasir adalah :

a. Spinifex lithorous

b. Pandanus

c. Calanthropus geganteae

d. Lpamoa pescaprea

e. Palmae

Macam-macam vegetasi di gumuk pasir

Gumuk pasir merupakan bentuk morfologi bukit yang terbentuk dari pasir, biasanya terdapat di daerah pantai mempunyai ketinggian 10 m sampai 15 m, namun untuk daerah gurun dapat mencapai ketinggian 100 m. terjadinya gumuk pasir ada dua cara, yaitu :

1) Gumuk pasir fisis, adalah gumuk pasir yang pembentukannya tergantung pada kekuatan angin dan dibantu oleh kelembaban udara, tidak bervegetasi. Contohnya jenis gumuk pasir ini adalah :

Barchan duinen, yaitu gumuk pasir yang tidak bervegetasi, mempunyai lereng yang berhadapan dwngan datangnya arah angin landai, sedangkan lereng sebaliknya lebih curam.

Lengthe duinen (gumuk pasir memanjang), yaitu gumuk pasir yang tidak bervegetasi, bentuknya memanjang searah dengan datangnya angin, biasnya terbentuk dibelakang gumuk pasir barchans.

2) Gumuk pasir organogen, adalah gumuk pasir yang proses pembentukannya dibantu oleh adanya vegetasi. Beberapa jenis gumuk pasir ini adalah :

Parabole duinen, yaitu gumuk pasir yang bervegetasi, bentuknya hampir sama dengan barchans duinen, hanya saja lereng yang berhadapan dengan arah datangnya angin curam dan lereng sebaliknya lebih landai.

Comb dunen, yaitu gumuk pasir yang bentuknya hamper sama dengan parabole duinen, hanya saja berjajar dan berhimpit menjadi satu kesatuan sehingga menyerupai sisir (comb).

Step duinen, yaitu gumuk pasir yang bentuknya sama dengan lengthe duinen, hanya saja bervegetasi.

Dwuarz duinen, yaitu gumuk pasir yang melintang dengan datangnya arah angin (sejajar dengan garis pantai) sehingga menyerupai tanggul dari pantai tersebut.

Pada daerah yang bergunuk pasir sering terlihat adanya ripple mark, yaitu gelombang-gelembur kecil pasir yang merupakan bidang pergeseran antara pasir yang dibawa oleh angin dengan pasir yang ada di tempat itu. Ripple mark merupakan bentuk mula dari gumuk pasir, sehingga dengan menjumpai ripple mark dapat diketahui pula arah angin.

5.2 Batu andesit Cempuri Parang Anom

Lokasi: Cempuri Parang Anom

X: 08 01 13, 43

Y: 11019 30, 08

Elevasi: 23 m

Di daerah parangkusumo didapatkan batuan beku yaitu andesit, yang kondisinya retak-retak. Retakan yang ada ini kemungkinan disebabkan oleh :

1) Batuan ini merupakan batuan beku luar hasil magma, apabila penurunan tekanan dan temperature berlangsung dengan cepat sehingga tidak seimbang dengan proses pembekuan maka akan timbul retakan.

2) Karena pengaruh sinar matahari dan hujan, maka batuan akan memuai dan menyusut. Proses pemuaian dan penyusutan dari mineral-mineral yang terkandung dalam batuan tidak selalu sama, maka akan timbul retakan.

3) Ada batuan lain yang mengendap diatas batu andesit yang merupakan batuan beku luar. Batu andesit dulunya menahan beban setebal kedalaman itu. Keadaan batu andesit di parangkusumo sudah tersingkap karena erosi, sehingga bebannya hilang dan mengakibatkan retakan.

Andesit di Cempuri Parang Anom

5.3 Sumber Air Panas Parang Wedang

Lokasi: Sumber Air Panas Parang Wedang

X: 08 01 12, 80

Y: 11019 29, 90

Elevasi: 25 m

Sumber air panas di parangwedang di sebabkan adanya air panas yang keluar dari dalam bumi, suhunya relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan suhu air biasa sehingga mampu melarutkan mineral seperti belerang (sulfur). Terjadinya sumber air panas diduga karena :

1. Pengaruh gradient geothermis, maksudnya setiap turun kedalam bumi 100 meter, temperature akan naik sebesar 3,3 C.

2. Adanya gejala post vulkanis, yaitu hasil kegiatan gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi.

Gejala alam yang dapat dipelajari adalah sebagai berikut :

Karena adanya suatu retakan, air panas dari dalam bumi akan keluar melalui retakan tersebut.

Dalam perjalanan kelur dari dalam bumi air panas ini bertemu dengan air tanah sehingga suhunya menurun. Kadang-kadang air campuran yang hangat ini banyak mengandung mineral belerang (membantu penyembuhan penyakit kulit)

Adakalanya yang keluar bukan air panas melainkan gas yang panas, sehingga pada sumber air panas tersebut akan terlihat adanya gelembung udara.

Gambar Terjadinya sumber air panas (Hochstein, 1976)

Keterangan :

1. Perbukitan batu gamping

2. Diaklas

3. Lapisan akuifer (Reservoar air)

4. Lapisan kedap air (impermeabel)

5. Mata air panas

6. Gumuk pasir

7. Permukaan air laut

8. Zona metamorfosa kontak

9. Radiasi panas dari batuan sumber panas

10. Batholit (batuan sumber panas)

11. Aliran air tanah

5.4 Goa Panepen

Lokasi: Goa Panepen

X: 08 01 19, 38

Y: 11019 58, 29

Elevasi: 23m

Alamat

Kelurahan Parangtritis

Ciri dan Khas

Goa panepen adalah goa kecil yang berada di sebelah terminal parangrtitis. Dalam satu kompleks tersebut terdapat kolam renang dan juga pendopo pertemuan. Namun sangat memprihatinkan akan kondisinya yang tidak terawat dengan baik.

Pengelola

Bapak Mangku

Fasilitas

Kolam renang, Pendopo, Toilet, Parkir

Stalagtit adalah :bila batuan dalam sebuah gua terlihat menggantung kebawah dari langit langit gua dan bentuknya mengerucut .mengecil kebawah ,panjangnya tergantung tetesan air yang mengucur diatasnya,ada yang menjuntai hingga 1 meter atau lebih atau kurang dari itu,dengan ujung ujungnya yang runcing.

diatas stalagtit dan dibawah stalagmit

-Stalagmitadalah :bila batuan tersebut membentuk gunung gunung kecil dan bentuknya juga tidak sama ada yang tinggi dan rendah,dan kadang antara stalagmit dan stalagtit ''bertemu''dan membentuk tiang tiang batu pada gua gua tersebut.

5.5 Tanah Merayap

Lokasi: Perbukitan Sekitar Parangtritis

X: 08 01 21, 37

Y: 11020 03, 95

Elevasi: 21m

Tanah merayap adalah gerakan massa batuan/tanah pada suatu lereng yang dipengaruhi oleh gaya vertikal dan horizontal.

Gerakan massa adalah suatu proses yang mencakup gerakan vertikal dan gerakan hotizontal, melibatkan tanah, batuan atau kombinasi keduanya, di bawah pengaruh gravitasi (Schuster, 1978).

Gerakan massa adalah proses gerakan dari massa hancuran batuan menurut lereng dibawah pengaruh langsung dari gravitasi (Soetikno, 1989)

Gerakan ini umumnya dibantu oleh air, tetapi air bukan merupakan medium transportasi. Longsoran tanah (land slide) merupakan gerakan massa yang diklasifikasikan tipe aliran cepat.

Gambar Beberapa jenis gerakan massa yang umum terjadi

Didekat parangtritis dijumpai fenomena alam pohon kelapa tumbuhnya melengkung. Hal ini merupakan tanda bahwa di daerah tersebut ada tanah merayap. Pada daerah tersebut ada lapisan kedap air yang nantinya berfungsi sebagai bidang luncur. Hal ini dapat terjadi karena air yang masuk kedalam tanah akan ditahan oleh lapisan kedap air, kemudian terjadi bubur yang merupakan bidang luncur. Karena kemiringannya kecil dan beban tanah yang ada di atas bidang luncur, maka terjadilah tanah merayap.

Semula pohon kelapa ketika ada tanah merayap posisinya seperti tiang listrik, tetapi karena pertumbuhan pohon kelapa, kenampakannya pohon kelapa melengkung.

Gambar Tanah merayap

5.6 Batuan Konglomerat

Ciri-ciri :

Berwarna kelabu keputihan

Tersusun atas beberapa sens (kerikil-kerikil bulat), tidak ada goresan, tidak mengkilap, kekerasan 5,5-6 patahan tidak sempurna,p ermukaan tidak rata, berat.

Genesa :

Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan pantai.

Konglomerat adalah batuan sedimen yang tersusun dari bahan-bahan dengan ukuran berbeda dan bentuk membulat yang direkat menjadi batuan padat. Bentuk fragmen yang membulat akibat adanya aktivitas air, umumnya terdiri atas mineral atau batuan yang mempunyai ketahanan dan diangkut jauh dari sumbernya. Di antara fragmen- fragmen konglomerat diisi oleh sedimen-sedimen halus sebagai perekat yang umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika, dan Kalsit. Fragmen-fragmen konglomerat dapat terdiri atas satu jenis mineral atau batuan atau beraneka macam campuran. Seperti halnya breksi, sifatnya yang heterogen menjadikan berwarna-warni. Konglomerat umumnya diendapkan pada air dangkal.

Kegunaan :

Digunakan Sebagai pondasi bangunan.

BAB VI

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pasir besi mempunyai kandungan mineral magnetik magnetik seperti magnetit (Fe3O4) , henatit (-Fe2O3), dan maghemit (Y-Fe2O3), ilmenit (FeTiO3) dan juga dapat mineral lainnya seperti kwarsa (SiO2) dan feldspar sebagai mineral tidak berharga (gangue mineral).

Pasir besi banyak di gunakan dalam industri baja

Pola pengambilan contoH endapan pasir besi tergantung pada topografinya.

Metode pengambilan conto pasir besi untuk eksplorasi dapat di lakukan secara manual, yaitu sumur uji (test pit), saluran (channel sampling), bor tangan (hand auger drill) dan Bangka bor (Empire drill).

Titik koordinat hand auger drill di lapangan dengan titi koordinat Ls = 080 1 24,40 dan Bt= 11001926,09 dan elevasi=21 m

Hand auger drill . pemboran ini biasannya di lakukan untuk meneruskan pengambilan contoh cara sumur uji atau saluran yang berhenti karena kondisi tebing yang dikhawatirkan runtuh atau mencapai batas air tanah. Bor tangan cocok diterapkan untuk kondisi material yang lunak dan dangkal, cukup memuaskan dalam kondisi kering dan tidak memuaskan dalam kondisi tanah yang keras dan basah karena adannya kontaminasi.dari hasil lapangan contoh sampel yang di ambil adalah yang di mata bor saja agar lebih memudahkan pengambilan dan memudahkan mengeluarkan alat bor sebab jika alat bor terlalu dalam maka akan sulit untuk di keluarkan

dilapangan pembuatan sumur uji di akhiri jika mencapai menjumpai bed rock (lapangan dasar), sehingga apabila mengenai batas air tanahPeralatan yang di gunakan untuk pembuatan sumuran diantarannya adalah cangkul, sekop, dan keranjang.

Titik koordinat bangka bor regu III Ls = 080 1 28,84 dan Bt= 11001926,03 dan elevasi=22 m

Bangka Bor (Empire Drill)

Bangka bor adalah alat bor dengan tenaga manusia yang sering di gunkan untuk beberapa eksplkorasi endapan placer di dunia. Casing pipa selubung berdiameter besar di putar oleh empat orang di ats plat form. Pengeluaran conto tanah dengan cara menumbbukan core barrel pada permukaan tanah

Titik koordinat bangka bor Ls = 080 1 24,02 dan Bt= 11001926,11 dan elevasi=24 m.

Tahap kerja lapangan explorasi :obervasi,pemetaan,pengambilan contoh,preparasi contoh,tahap kerja labolatorium,tahap pelaporan.

Preparasi conto adalah suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperkecil berat dan ukuran conto yang dapat mewakili seluruh material conto yang di ambil. Preparasi contoh biasanya dua kali yaitu di lapangan dan laboratorium.

Conto hasil preparasi kemudian dimasukkan dalam kantong plastic, di beri kode nomorcontoh, tanggal, lokasi pengambilan, kedalaman dan dibawa ke laboratorium.

Praparasi contoh yang digunakan adalah metode cone and quartering

proses konsentrasi pasir besi yang paling tepat digunakan untuk memisahkan mineral magnetic dengan non-magnetik adalah mendasarkan sifat kemagnetannya.

Rumus yang dapat digunakan presentase kemagnetan

(MD = (Berat konsentrat : berat conto hasil reduksi) x 100 %)

Titik koordinat sendang beji sat melakukan pengukurn ph air Ls = 080 1 06,31 dan Bt= 11002036,15 dan elevasi=138 m

Sumber mata air yang terdapat di Sedang Beji memiliki kualitas air yang layak untuk dikonsumsi dengan PH rata-rata 7,7.

Debit air endng beji adalah 6,6 m3/s

Terjadinya gumuk pasir ada 2 yaitu : 1. Fisis 2.organogen

Gumuk pasir fisis, adalah gumuk pasir yang pembentukannya tergantung pada kekuatan angin dan dibantu oleh kelembaban udara, tidak bervegetasi.

Gumuk pasir organogen, adalah gumuk pasir yang proses pembentukannya dibantu oleh adanya vegetasi.

Beberapa persyaratan yang dibutuhkan untuk pembentukan gumuk pasir, yaitu sebagai berikut :-Adanya pantai yang luas-Adanya angin yang bertiup dengan arah tetap (pasad tenggara)-Adanya persediaan dan suplai pasir yang banyak-Adanya sinar matahari-Adanya tumbuh-tumbuhan (sebagai syarat tambahan )

Macam-macam vegetasi (tumbuhan) yang membantu terbetuknya gumuk pasir adalah:

-Spinifex lithorous

-Pandanus

-Calanthropus geganteae

-Lpamoa pescaprea

-Palmae

Batuan andesit di lapangan. Warna :- warna segar : hitam- warna lapuk : abu-abu

Batuan andesit di lapangan Tekstur :- derajat kristalisasi : hipokristalin- kemas : subhedral- relasi : equigranular

Batuan andesit di lapangan Struktur : masif

Batuan andesit di lapangan Komposisi : kuarsa, plagioklas, ampibol

Batuan andesit di lapangan ogenesa : batuan ini merupakan hasil dari vulkanik atau ekstrusi yang mengalami pembekuan.

Pengukuran strike and deep menggunakan kompas geologi

Metode strike and deep mengenal metode tngan kiri dengan jari telunjuk strike dan jempol deep

Parang wedang merupakan permandian air panas alami. Dengan titik koordinat s = 080 01 16,21. E= 1100 19 43,25 dengan elevasi= 29 m

Air di parang wedang tidak dapat di minum karna ph air hanya 5-7 saja.

stalaktit dan stalakmit kami temukan di goa yang kami jumpai di lapangan. Stalakmit dengan proes menetes dan menumpuk.dan stalatit menetes dan memanjang.

melihat ada gejala tanah melengkung atau pohon melengkung. Kita perlu hati-hati dan perlu mengamati lingkungan terutama pada tanah yang miring. Perlu diamati apakah disitu terjadi proses perayapan tanah yang dapat membahayakan. Pelengkungan pohon ini dapat juga disebabkan oleh proses sliding (landslide).

. Pada waktu siang hari tanah merayap ini mengambang karena panas. Maka permukaan tanah miring ini akan memuai mengikuti garis 1 2. Yaitu tegak lurus dari bidang permukaan.

. Pada waktu malam hari terjadi pengurangan suhu atau pendinginan tanah. Pendinginan ini tidak lagi kembali dari titik 2 kelokasi semula (1) , tetapi yang terjadi adalah penurunan dari titik 2 3 secara vertikal karena mengikuti gravitasi bumi.3. Proses ini mengakibatkan adanya resultan perubahan posisi dari titik-titik

Batuan konglomerat termasuk ke dalam batuan beku.

Batuan endapanataubatuan sedimenadalah salah satu dari tiga kelompok utamabatuan(bersama denganbatuan bekudanbatuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama:pelapukanbatuan lain (clastic);pengendapan(deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) darilarutan. Jenis batuan umum sepertibatu kapur,batu pasir, danlempung, termasuk dalam batuan endapan.

Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2mm dengan bentuk butiran yang membudar

5.2 Kritik dan Saran

Kuliah lapangan ini sangat bermanfaat sebab saya dapat menerapkan materi yang saya dapat l dari tempat belajar(kampus) langsung ke lapangan seperti menghadapi dunia kerja sesungguhnya,saya berharap kuliah lapngan ini dapat sering di lakukan sebab sebagai mahasiswa teknik haru sering untuk turun langsung ke lapangan.

Teknik Pertambangan-ITATSKuliah Lapangan 1 Yoyakarta