laporan kinerja stasiun karantina …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/kinerja...
TRANSCRIPT
LAPORAN KINERJA STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANDUNG TAHUN 2016
STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANDUNG BADAN KARANTINA PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANDUNG
JL. SOEKARNO HATTA NOMOR 725 C BANDUNG
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayahNya , Laporan Kinerja (LAKIN) Stasiun Karantina Pertanian Kelas
I Bandung Tahun 2016 dapat tersusun dengan baik dan lancar. Laporan
Kinerja (LAKIN) menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas
kinerja kegiatan yang telah dilaksanakan dengan anggaran sesuai Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Bandung Tahun 2016. LAKIN Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Bandung berisikan realisasi target dari penetapan kinerja dan analisis
akuntabilitas kinerjanya.
Sebagai unit kerja yang memberikan pelayanan, SKP Kelas I Bandung
berupaya untuk melakukan peningkatan kinerja yang lebih terukur secara
berkesinambungan sehingga pelayanan kepada publik dapat lebih
optimal. Berbagai hambatan dan rintangan yang muncul menjadikan
tantangan untuk selalu meningkatkan kinerja sesuai dengan target yang
telah ditetapkan guna mencapai Visi dan Misi.
Kami menyadari bahwa LAKIN Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Bandung ini masih perlu disempurnakan, oleh karena itu saran dan
masukan demi perbaikan laporan ini dari semua pihak sangat kami
harapkan, dalam upaya memberikan pertanggungjawaban pemanfaatan
anggaran yang lebih akuntabel dimasa mendatang.
Pada akhirnya kami berharap penyajian LAKIN Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Bandung Tahun 2016 ini bermanfaat sebagai bahan
masukan bagi pengelolaan, penataan serta peningkatan kinerja
penyelenggaraan pemerintah khususnya Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Bandung. Amin.
Bandung, Januari 2017 Kepala, Choirul Anam,SP,MM NIP. 196206101983031003
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 ii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel iii
Ikhtisar Eksekutif iv
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Dasar Hukum 1
1.2. Latar Belakang 2
1.3. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi 3
1.4. Susunan Organisasi 5
1.5. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas 6
1.6. Sumber Daya Manusia 6
1.7. Dukungan Anggaran 7
BAB II PERENCANAAN KINERJA 9
2.1. Rencana Strategis 9
2.2. Rencana Kinerja Tahun 2016 11
2.3. Indikator Kinerja Utama (IKU) 12
2.4. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 12
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 15
3.1. Capaian Kinerja Organisasi 15
3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja Tahun 2016 17
3.3. Capaian Kinerja Lainnya 20
3.4. Akuntabilitas Keuangan 21
3.5. Outcome 23
3.6. Hambatan dan Kendala 23
3.7. Upaya dan Tindak Lanjut 24
BAB IV. PENUTUP 26
Lampiran
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 iii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Total Komposisi SDM Tahun 2016 6
Tabel 2. Komposisi Pegawai Menurut Golongan, Pendidikan
Akhir, dan Jenis Kelamin Tahun 2016
7
Tabel 3. Perjanjian Kinerja SKP I Bandung Tahun 2016 14
Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja SKP Kelas I Bandung Tahun
2016
16
Tabel 5. Capaian Indikator Kinerja Presentase sertifikasi media
pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
18
Tabel 6. Capaian Indikator Kinerja Presentase deteksi HPHK dan
OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan
melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah
ditetapkan
19
Tabel 7. Capaian Indikator Kinerja Presentase sarana dan
prasarana yang sesuai kebutuhan dan memadai
20
Tabel 8. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran SKP I Bandung
Tahun 2016
21
Tabel 9. Akuntabilitas Keuangan terhadap Pencapaian Sasaran
Kegiatan Tahun 2016
22
Tabel 10. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran serta Target dan
Realisasi PNBP SKP Kelas I Bandung Tahun 2012-
2016
23
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 iv
IKHTISAR EKSEKUTIF
SKP Kelas I Bandung sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Badan Karantina Pertanian melaksanakan program peningkatan kualitas
perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati yang ikut
mendukung pencapaian target Kementerian Pertanian dalam menjaga
ketahanan pangan yang bebas dari ancaman hama penyakit hewan dan
tumbuhan karantina serta masuknya produk pertanian impor yang tidak
dikehendaki melalui pengawasan yang efektif di pintu-pintu/pelabuhan-
pelabuhan pemasukan dan pengeluaran.
Sesuai dengan RPJMN 2015-2019, sasaran pembangunan pertanian ke
depan adalah untuk mewujudkan kedaulatan pangan, dimana seluruh
kebutuhan pangan pokok akan diupayakan untuk dipenuhi dari produksi
dalam negeri. Untuk mencapai target tersebut, terdapat banyak tantangan
dan permasalahan yang dihadapi, diantaranya perubahan iklim,
peningkatan jumlah penduduk, perekonomian global yang melemah,
gejolak harga pangan global, lahan, infrastrukur, sarana produksi, regulasi
kelembagaan, sumberdaya manusia dan permodalan, dan lain-lain.
LAKIN ini menyajikan gambaran capaian kinerja yang telah berhasil
dilaksanakan oleh SKP Kelas I Bandung Tahun 2016 dalam bidang
pelayanan operasional karantina pertanian dan pengawasan keamanan
hayati. Keberhasilan ini dapat dicapai berkat kerja keras dari seluruh
pegawai dan adanya dukungan seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder).
SKP Kelas I Bandung memiliki komitmen dalam melaksanakan Renstra
Tahun 2015-2019, yang diwujudkan dalam penetapan Perjanjian Kinerja
Tahun 2016, yang dilaksanakan antara Kepala SKP Kelas I Bandung
dengan Kepala Badan Karantina Pertanian. Secara umum hasil
pengukuran terhadap 2 (dua) sasaran strategis dengan 3 (tiga) indikator
kinerja memperlihatkan bahwa sasaran kinerja telah berhasil dicapai.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 v
Indikator kinerja yang sangat berhasil yaitu : (1) Sertifikasi media
pembawa yang dilalulintaskan melalui tepat pemasukan dan pengeluaran
yang telah ditetapkan mencapai 24.108 sertifikat dari target sejumlah
23.896 sertifikat (100,89%), berhasil yaitu : (1) Deteksi HPHK dan OPTK
pada media pembawa yang di lalulintaskan melalui tempat pemasukan
dan pengeluaran yang telah ditetapkan mencapai 20.378 sampel uji
(100%) dari target sejumlah 20.378 sampel uji; (2) Sarana dan prasarana,
yang sesuai kebutuhan dan memadai mencapai 99,90% dari target
sebesar 100%.
Secara keseluruhan pelaksanaan anggaran dan kegiatan di SKP Kelas I
Bandung pada Tahun Anggaran 2016 dengan pagu anggaran revisi
terakhir sebesar Rp. 8.015.550.000,00 telah terealisasi sebesar
Rp.6.542.421.953,00 (81,62%).
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 1
I. P E N D A H U L U A N
1.1. Dasar Hukum
Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda
penting dalam reformasi pemerintahan yang sedang dijalankan oleh
pemerintahan. Terselenggaranya Good Governance merupakan
prasyarat utama bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan
aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dan
negara. Diperlukan pengembangan dan penerapan sistem
pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate
sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat
berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan
bertanggung jawab serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Sistem manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan
akuntabilitas dan sekaligus peningkatan kinerja berorientasi pada
hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP).
Dasar hukum akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, yaitu :
1. Tap MPR Nomor XI/MPR/1998 dan Undang-undang Nomor 28
Tahun 1999, pada Bab Penjelasan, dijelaskan bahwa akuntabilitas
sebagai salah satu asas umum dalam penyelenggaraan negara
yang merupakan prinsip dasar dari good governance and clean
government
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, pada bab penjelasan,
dijelaskan azas dalam pengelolaan keuangan negara adalah
akuntabilitas berorientasi pada hasil
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, pasal 55 ayat 5, dijelaskan
pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah diatur
dengan peraturan pemerintah
4. PP Nomor 8 Tahun 2006, pasal 20, dijelaskan kewajiban
melaporkan akuntabiltas keuangan dan kinerja instansi
pemerintah
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 2
5. Perpres Nomor 29 Tahun 2014, pasal 29, dijelaskan
pengintegrasian sistem manajemen keuangan dan kinerja
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, pasal 76 dan 77,
dijelaskan dasar perjanjian kinerja, pemberian tunjangan dan
pengembangan kompetensi
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi
dan Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, yang merupakan petunjuk
teknis kinerja, pelaporan kinerja dan reviu laporan kinerja instansi
pemeritah
Berdasarkan dasar hukum akuntabilitas kinerja tersebut diatas, telah
disusun Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2016 tentang
pedoman pengelolaan sakip di Kementerian Pertanian yang menjadi
pedoman pengelolaan sakip semua unit instansi di lingkup
Kementerian Pertanian.
1.2. Latar Belakang
Pelaksanaan pembangunan perkarantinaan dilakukan sebagai upaya
melindungi pertanian Indonesia untuk mewujudkan pelestarian
ketahanan dan keamanan pangan serta sumber daya hayati. Oleh
karena itu, peran karantina meliputi aspek pengamanan pelestarian
sumber daya hayati, pencegahan masuk/tersebarnya HPHK/OPTK,
kelestarian lingkungan, keamanan pangan yang sehat, utuh, dan
halal.
Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I Bandung sebagai Unit
Pelaksana Teknis pelayanan publik di bidang karantina hewan dan
tumbuhan dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian. Tugas yang diemban
UPT Karantina Pertanian adalah melaksanakan kegiatan operasional
perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan
hayati, hewani dan nabati.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 3
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka SKP Kelas I
Bandung sebagai Instansi Pemerintah dan unsur Penyelenggara
Negara diwajibkan menetapkan Target Kinerja dan melakukan
Pengukuran Kinerja yang telah dicapai serta menyampaikan Laporan
Kinerja.
Laporan Kinerja merupakan penyampaian akuntabilitas instansi
pemerintah yang disusun dengan berpedoman pada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan
Kinerja.
Penyusunan Laporan Kinerja SKP Kelas I Bandung Tahun Anggaran
2016 dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
pelaksanaan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
serta sebagai umpan balik untuk perbaikan kinerja SKP I Bandung
pada tahun mendatang. Pelaporan kinerja juga dimaksudkan
sebagai media untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja SKP
Kelas I Bandung dalam satu tahun anggaran kepada masyarakat
dan pemangku kepentingan lainnya. Oleh karena itu, substansi
penyusunan Laporan Kinerja didasarkan pada hasil capaian indikator
kinerja pada masing-masing unit satuan kerja yang ada di lingkungan
SKP Kelas I Bandung.
1.3. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/
OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Karantina Pertanian menyatakan bahwa kedudukan, tugas
dan fungsi SKP Kelas I Bandung adalah sebagai berikut :
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 4
Kedudukan
SKP Kelas I Bandung merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Karantina Pertanian di Lingkungan Badan Karantina Pertanian, yang
bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian. SKP
Kelas I Bandung dipimpin oleh seorang Kepala.
Tugas
SKP Kelas I Bandung mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta
pengawasan keamanan hayati, hewani dan nabati.
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, SKP Kelas I Bandung
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1) Penyusunan rencana, evaluasi dan laporan;
2) Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,
perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan
pembebasan media pembawa hama penyakit hewan karantina
(HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina
(OPTK);
3) Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;
4) Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;
5) Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;
6) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan
dan tumbuhan;
7) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan
keamanan hayati hewani dan nabati;
8) Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik
karantina hewan dan tumbuhan;
9) Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran
peraturan perundang-undangan dibidang karantina hewan,
karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati;
10) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 5
1.4. Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta kegiatan
perkarantinaan, Kepala SKP Kelas I Bandung juga didukung oleh :
1) Urusan Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
rencana dan pelaporan, keuangan, urusan tata usaha dan rumah
tangga, perlengkapan dan kehumasan.
2) Subseksi Pelayanan Operasional
Subseksi pelayanan operasional mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan
karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati hewani dan
nabati, dan sarana teknik, serta pengelolaan sistem informasi
dan dokumentasi, serta pengawasan dan penindakan
pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang karantina
hewan dan karantina tumbuhan serta keamanan hayati hewani
dan nabati.
3) Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Jabatan Fungsional
Medik Veteriner, Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner, dan
Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan, serta Jabatan Fungsional Umum. Kelompok Jabatan
Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sebagai upaya meningkatkan kegiatan karantina hewan, tumbuhan
dan keamanan hayati, SKP Kelas I Bandung memiliki 4 (empat)
Wilayah Kerja (Wilker) yaitu :
1. Wilayah Kerja Bandara Husein Sastranegara Bandung
2. Wilayah Kerja Terminal Peti Kemas Gede Bage Bandung
3. Wilayah Kerja Kantor Pos Mail Processing Centre Bandung
4. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Cirebon
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 6
Keempat Wilayah Kerja tersebut sangat potensial karena merupakan
pintu pemasukan/ pengeluaran komoditi pertanian baik tumbuhan
dan hewan, baik antar area di wilayah Jawa Barat maupun antar
provinsi. Struktur organisasi SKP Kelas I Bandung dapat dilihat pada
Lampiran 1.
1.5. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas
- Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 No. 75, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3851)
- Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,
Ikan dan Tumbuhan
- PP Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan
- PP Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan
- PP Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi
Pangan
1.6. Sumber Daya Manusia
SKP Kelas I Bandung didukung oleh 45 orang sumber daya manusia
(SDM) yang terdiri dari struktural dan fungsional. Perangkat
struktural terdiri atas 1 (satu) orang eselon IVa dan 2 (dua) orang
eselon Va. Perangkat fungsional terdiri dari kelompok Jabatan
Fungsional Medik Veteriner, Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan, dan Paramedik Veteriner serta Fungsional Umum.
Tabel 1. Total Komposisi SDM Tahun 2016
No Jabatan Jumlah (orang)
1 Struktural 3
2 Fungsional Tertentu:
1.Medik/Paramedik Veteriner 10
2.Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan 17
3 Fungsional Umum 15
Total 45
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 7
Tabel 2. Komposisi Pegawai Menurut Golongan, Pendidikan Akhir, dan Jenis Kelamin Tahun 2016
No Gol
Pendidikan Akhir dan Jenis Kelamin
Jmlh S2 S1 D3 SLTA SMP
L P L P L P L P L P
1 Gol. I - - - - - - - - 1 - 1
2 Gol. II - - - - 2 4 7 5 - - 18
3 Gol. III - 2 9 11 - - 2 - - - 24
4 Gol. IV 1 - 1 - - - - - - - 2
Jumlah 1 2 10 11 2 4 9 5 1 0 45
1.7. Dukungan Anggaran
Pagu awal anggaran yang dialokasikan dalam Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) SKP Kelas I Bandung Tahun
Anggaran 2016 Nomor : DIPA-018.12.2.499434/ 2016 Tanggal 7
Desember 2015 sebesar Rp 7.122.622.000,00 (tujuh milyar seratus
dua puluh dua juta enam ratus dua puluh dua ribu rupiah),
mengalami perubahan menjadi Rp 8.015.550.000,00 (delapan milyar
lima belas juta lima ratus lima puluh ribu rupiah) dengan rincian
sumber dana rupiah murni (RM) sebesar Rp 7.751.067,00 dan PNBP
sebesar Rp 264.483.000,00. DIPA tersebut mengalami 8 (delapan)
kali revisi karena terjadinya penghematan, penambahan dan
realokasi anggaran, yaitu :
1) Revisi 1 DIPA, tanggal 8 Maret 2016 adanya pengurangan
anggaran dari Rp 7.122.622.000,00 menjadi Rp
6.855.622.000,00 berupa adanya rechofusing/penghematan
anggaran;
2) Revisi 2 DIPA, tanggal 30 Maret 2016 adanya penambahan
anggaran dari Rp 6.855.622.000,00 menjadi Rp
7.030.622.000,00 berupa uang makan lembur bertambah
Rp.125.000.000,00 dan koordinasi instansi terkait (524111)
senilai Rp 20.000.000,00 terkait pendampingan Upaya Khusus
Swasembada PJK;
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 8
3) Revisi 3 DIPA, tanggal 14 April 2016 adanya anggaran DIPA
sama sekali tidak ada perubahan, perubahan hanya pada
kegiatan public hearing dan kegiatan pemeriksaan di luar
pelabuhan (ekspor);
4) Revisi 4 DIPA, tanggal 8 Agustus 2016 adanya penambahan
anggaran belanja modal pengadaan tanah sebesar Rp
1.180.000.000,00 dan penambahan belanja uang lembur dari Rp
135.000.000,00 menjadi Rp 215.000.000,00 sehingga anggaran
DIPA menjadi Rp 8.080.749.000,00;
5) Revisi 5 DIPA, tanggal 30 September 2016 adanya pengurangan
gaji pokok PNS dari Rp 1.698.781.000,00 menjadi Rp
1.631.323.000,00 sehingga anggaran DIPA menjadi Rp
8.013.291.000,00, hal ini disebabkan adanya pegawai yang
mutasi (2 orang) ke BBKP Soekarno Hatta.
6) Revisi 6 DIPA, tanggal 20 Oktober 2016 merupakan Revisi
Kanwil DJPB Jawa Barat adanya perubahan antar keluaran
dalam 1 satker dan penambahan kegiatan audit internal ISO/IEC
17025:2005;
7) Revisi 7 DIPA, tanggal 3 Nopember 2016 adanya pengurangan/
penyesuaian komponen gaji (pembayaran gaji dan tunjangan)
dari Rp 3.022.381.000,00 menjadi Rp 2.972.657.000,00 serta
adanya penambahan pagu anggaran PNBP sebesar Rp
51.983.000,00 sehingga anggaran DIPA menjadi Rp
8.015.550.000,00; dan
8) Revisi 8 DIPA, tanggal 28 Desember 2016 merupakan revisi
antar keluaran untuk memaksimalkan realisasi anggaran
Rincian pagu dan realisasi anggaran di SKP Kelas I Bandung TA
2016 dapat dilihat pada Lampiran 2.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 9
II. PERENCANAAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis
Arah Kebijakan SKP Kelas I Bandung dalam mengemban tugas dan
fungsinya yaitu mendukung kebijakan Badan Karantina Pertanian-
Kementerian Pertanian dalam rangka pencapaian program prioritas
nasional terutama dalam pencapaian Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, untuk
mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkualitas dan
berkelanjutan dilaksanakan dengan cara meningkatkan upaya
perlindungan terhadap kelestarian sumber daya alam hayati hewan
dan tumbuhan, lingkungan dan keanekaragaman hayati, serta
keamanan pangan.
Salah satu fungsi utama Badan Karantina Pertanian yang ditopang
oleh semua Unit Pelaksana Teknis (UPT) termasuk SKP Kelas I
Bandung adalah berkaitan dengan penyediaan sumberdaya
pertanian yang berkelanjutan guna menjamin keamanan pangan.
Pelaksanaan fungsi tersebut dilakukan melalui kegiatan pengawasan
dan sertifikasi impor dan ekspor, verifikasi dan audit kesesuaian
persyaratan teknis, serta penetapan kawasan/area dan sertifikasi
karantina antar area dalam rangka mewujudkan daya saing pasar
internasional.
Untuk mewujudkan akuntabilitas kinerja, suatu organisasi
mempunyai kewajiban untuk menyusun perencanaan strategis yang
merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja
instansi pemerintah. Didalam suatu Perencanaan Strategis terdapat
visi dan misi organisasi yang akan dicapai dalam suatu periode
dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, agar
efektif, efisien dan akuntabel.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 10
a. Visi
Menjadi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Karantina yang Tangguh
dan Terpercaya dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya
Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan
Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan di Propinsi
Jawa Barat dan wilayah sekitarnya.
b. Misi
1) Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati hewan dan
tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan
karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan
karantina (OPTK) di Propinsi Jawa Barat dan wilayah
sekitarnya;
2) Mendukung terwujudnya keamanan pangan di Propinsi Jawa
Barat dan wilayah sekitarnya;
3) Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian Propinsi
Jawa Barat dan wilayah sekitarnya;
4) Memperkuat kemitraan perkarantinaan di Propinsi Jawa
Barat dan wilayah sekitarnya;
5) Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik.
c. Tujuan
1) Terjaganya sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan
dari serangan HPHK dan OPTK;
2) Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari
hewan dan tumbuhan;
3) Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui
pencegahan masuk keluarnya media HPHK dan OPTK
4) Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan
perkarantinaan;
5) Mewujudkan pelayanan prima.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 11
d. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai secara nyata oleh Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Bandung sebagai dampak/hasil (outcome) dari
program/kegiatan yang mengacu pada sasaran program Badan
Karantina Pertanian. Kondisi yang diinginkan yaitu mendorong
tercapainya tugas pokok dan fungsi karantina Pertanian yang
ideal di masa yang akan datang, sekaligus mengantisipasi
dinamika dan perkembangan situasi dan kondisi dalam negeri,
lingkungan strategis dan era perdagangan bebas.
Sasaran yang ditetapkan SKP Kelas I Bandung adalah
meningkatnya tindakan karantina serta tersedianya sarana dan
prasarana perkarantinaan yang memadai.
e. Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang ingin dicapai oleh SKP Kelas I Bandung
adalah :
1) Persentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan
melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah
ditetapkan
2) Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa
yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan
pengeluaran yang telah ditetapkan
3) Persentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan
dan memadai
2.2. Rencana Kinerja Tahun 2016
Sesuai dengan Renstra Badan Karantina Pertanian, Rencana Kerja
Tahunan (RKT) merupakan target dan komitmen kinerja yang akan
diwujudkan oleh SKP Kelas I Bandung Tahun 2016 yang meliputi
sasaran strategis, indikator kinerja dan rencana tingkat capaian
(target). Kegiatan SKP Kelas I Bandung yang menunjang Program
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 12
Badan Karantina Pertanian, yaitu Peningkatan Kualitas Pelayanan
Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati. Sasaran
kegiatan ini pelayanan karantina pertanian dan pengawasan
keamanan hayati yang efektif.
Penjabaran Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina
Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati SKP Kelas I Bandung
dituangkan dalam Rencana Kerja Tahun Anggaran 2016 yang terinci
dalam 1 tahun sehingga dapat menjelaskan peran dan kontribusinya
dalam pencapaian output sebagai tercantum dalam Lampiran 3.
2.3. Indikator Kinerja Utama (IKU)
Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari
suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi.
Penetapan IKU dilakukan dengan tujuan :
- Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan
dalam melakukan manajemen kinerja secara baik
- Untuk memperoleh ukuran keberhasilan yang digunakan bagi
perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja
Pengembangan IKU dilaksanakan dengan menggunakan prinsip
kehati-hatian, kecermatan, keterbukaan dan transparansi.
2.4. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016
Komitmen SKP Kelas I Bandung dalam melaksanakan Renstra SKP
Kelas I Bandung Tahun 2015-2019 diwujudkan dalam penetapan
Perjanjian Kinerja Tahun 2016, yang dilaksanakan antara Kepala
SKP Kelas I Bandung dengan Kepala Badan Karantina Pertanian.
Hal ini sejalan dengan amanah dari Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 13
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, PK
merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah
untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan
indikator kinerja. Perjanjian kinerja (PK) tahun 2016 merupakan
bagian dari dokumen yang ditetapkan oleh Kepala Badan Karantina
Pertanian dan merupakan dokumen perjanjian kinerja selama satu
tahun antara Kepala SKP Kelas I Bandung dengan Kepala Badan
Karantina Pertanian. PK dibuat dalam rangka mewujudkan
manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel
serta berorientasi pada hasil. Kepala SKP Kelas I Bandung sebagai
pihak pertama dan Kepala Badan Karantina Pertanian sebagai pihak
kedua telah menandatangani perjanjian penetapan kinerja tahun
2016 sebagaimana tercantum dalam Lampiran 4.
Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan
dalam rangka mencapai target kinerja seperti yang telah ditetapkan
dalam lampiran perjanjian. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian
target kinerja menjadi tanggung jawab pihak pertama. Sementara itu
untuk pihak kedua akan memberikan supervisi dan melakukan
evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian tersebut dan
mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian
penghargaan dan sanksi.
Dengan adanya penetapan PK tersebut, diharapkan pelaksanaan
kegiatan instansi dapat lebih terarah dan lebih baik, sehingga
diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 14
Tabel 3. Perjanjian Kinerja SKP I Bandung Tahun 2016
Sasaran
Kegiatan Indikator Kinerja Target
Meningkatnya
tindakan
karantina
Persentase sertifikasi media pembawa
yang dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran yang
telah ditetapkan
100%
Persentase deteksi HPHK dan OPTK
pada media pembawa yang
dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran yang
telah ditetapkan
100%
Tersedianya
sarana dan
prasarana
perkarantinaan
yang memadai
Persentase sarana dan prasarana
yang sesuai kebutuhan dan memadai
100%
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 15
III. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
a. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Pengukuran kinerja SKP Kelas I Bandung Tahun 2016 dilakukan
dengan cara membandingkan target setiap indikator sasaran
dengan realisasinya. Keberhasilan dan ketidakberhasilan setiap
sasaran ditentukan dengan persentase pencapaian target yang
telah ditetapkan.
Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2016
ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode
scoring, yang mengelompokkan capaian ke dalam 4 kategori
yaitu (1). Sangat Berhasil (capaian >100%); (2). Berhasil
(capaian 80 – 100%); (3). Cukup Berhasil (capaian 60 – <80%)
dan (4). Kurang Berhasil (capaian < 60%) terhadap sasaran yang
telah ditetapkan.
b. Pencapaian Sasaran Kegiatan Tahun 2016
Akuntabilitas kinerja dilakukan untuk menentukan keberhasilan
kinerja dalam mewujudkan visi, misi yang telah ditentukan
dengan membandingkan antara target dengan realisasi masing-
masing indikator kinerja utama sebagai alat ukur keberhasilan.
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap indikator kinerja yang
telah ditetapkan oleh SKP I Bandung dapat disimpulkan bahwa
penilaian capaian dengan kategori berhasil sebanyak 3 indikator.
Pencapaian kinerja SKP Kelas I Bandung tahun 2016 secara
ringkat disajikan pada Tabel 4.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 16
Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja SKP Kelas I Bandung Tahun 2016
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja
Target Realisasi Kategori
Meningkatnya tindakan karantina
Persentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100% 100,89% Sangat Berhasil
Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100% 100% Berhasil
Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai
Persentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan dan memadai
100% 99,90% Berhasil
Berdasarkan pengukuran kinerja, pencapaian kinerja SKP Kelas
I Bandung dapat dikatakan berhasil. Hal ini disebabkan adanya
komitmen pimpinan serta segenap pegawai SKP Kelas I
Bandung dalam peningkatan kinerja masing-masing. Komitmen
tersebut dituangkan dalam pelaksanaan strategi dan program
kerja serta kegiatan SKP Kelas I Bandung Tahun 2016.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 17
3.2 . EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA TAHUN 2016
1) Sasaran kegiatan SKP Kelas I Bandung yang pertama adalah
meningkatnya tindakan karantina. Sasaran kegiatan ini memiliki
2 (dua) indikator kinerja. Pencapaian kinerja masing-masing
indikator dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Indikator Kinerja Persentase sertifikasi media pembawa
yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan
pengeluaran yang telah ditetapkan
Sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
dilaksanakan untuk layanan kegiatan karantina hewan dan
karantina tumbuhan, baik untuk kegiatan impor, ekspor maupun
kegiatan antar area masuk dan keluar.
SKP Kelas I Bandung telah melakukan kegiatan operasional
sertifikasi karantina dan pengawasan keamanan hayati untuk
kegiatan ekspor, impor dan antar area melalui pintu-pintu
pemasukan dan pengeluaran di 4 wilayah kerja meliputi
Bandara Husein Sastranegara, Terminal Peti Kemas
Gedebage, Pelabuhan Laut Cirebon dan Kantor Pos MPC
Bandung.
Layanan sertifikasi karantina pertanian dan pengawasan
keamanan hayati terealisasi sebesar 24.108 sertifikat yang
terdiri dari sertifikat karantina hewan sebanyak 4.603 sertifikat
dan sertifikat karantina tumbuhan sebanyak 19.505 sertifikat.
Realisasi sebanyak 24.108 sertifikat dari target sebesar 23.896
sertifikat atau tercapai sebesar 100,89%. Berdasarkan data-
data tersebut, dapat dihitung bahwa persentase sertifikasi
media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
dikategorikan sangat berhasil (100,89%) dari target sebesar
100%.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 18
Tabel 5. Capaian Indikator Kinerja Presentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Presentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100% x 23.896
permohonan = 23.896 sertifikat
24.108 sertifikat
100,89%
Kegiatan sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan
melalui tempat pemasukan dan pengeluaran pada tahun 2016
mengalami peningkatan yang disebabkan meningkatnya
permohonan sertifikasi terhadap media pembawa yang akan
dilalulintaskan, baik ekspor, impor maupun domestik masuk
dan domestik keluar.
b. Indikator Kinerja Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada
media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
Untuk mendeteksi adanya HPHK dan OPTK pada media
pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan
pengeluaran yang telah ditetapkan, maka SKP Kelas I Bandung
melaksanakan pemeriksaan karantina hewan dan karantina
tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati melalui kegiatan
di laboratorium. Pemeriksaan laboratorium merupakan salah
satu cara yang akurat untuk mendeteksi adanya HPHK dan
OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan.
SKP Kelas I Bandung melakukan 2 kegiatan laboratorium yaitu:
Laboratorium Karantina Hewan dan Laboratorium Karantina
Tumbuhan. Telah dilakukan pengujian laboratorium terhadap
beberapa jenis media pembawa yang dicurigai mengandung
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 19
HPHK/OPTK, baik media pembawa dari impor, ekspor, maupun
antar area.
Deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang
dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran
yang telah ditetapkan sejumlah 20.378 sampel uji dari 20.378
sampel yang masuk ke laboratorium. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel uji baik dari
karantina hewan dan tumbuhan yang masuk ke laboratorium
telah diuji/terdeteksi dengan capaian 100%. Capaian indikator
tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6. Capaian Indikator Kinerja Presentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Presentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan.
100% x 20.378 sampel uji = 20.378 hasil uji
20.378 hasil uji
100%
2) Sasaran kegiatan SKP Kelas I Bandung yang kedua adalah
tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang
memadai.
Sasaran kegiatan ini memiliki 1 (satu) indikator kinerja, yaitu
persentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan dan
memadai.
Indikator kinerja ini ditargetkan dilaksanakan melalui penyediaan
sarana prasarana berupa 1 unit kendaraan bermotor, 8 unit
perangkat pengolah data dan komunikasi, 5 unit peralatan dan
fasilitas perkantoran serta 1500 m2 gedung bangunan (pengadaan
tanah).
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 20
Capaian kinerja indikator ini terealisasi berupa 1 unit kendaraan
bermotor, 13 unit perangkat pengolah data dan komunikasi serta 5
unit peralatan dan fasilitas perkantoran dengan total realisasi
anggaran sebesar Rp. 587.838.360 dari pagu anggaran sebesar
Rp.588.453.000 atau sebesar 99,90% (berhasil).
Target indikator kinerja ini tidak seluruhnya tercapai. Target kinerja
untuk kegiatan belanja modal pengadaan tanah untuk wilker
Bandara Kertajati tidak dapat terealisasikan disebabkan anggaran
belanja modal tanah ini keluar pada Revisi DIPA ke-4 bulan
Agustus 2016 dari Badan Karantina Pertanian yang sudah
menjelang akhir tahun sedangkan proses pengadaan tanah
tersebut memerlukan waktu serta proses yang cukup lama karena
harus dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian, sehingga Satker
SKP Kelas I Bandung pun melayangkan permintaan blocking
anggaran atas belanja modal tanah tersebut. Dengan adanya
blocking anggaran ini, maka kegiatan belanja modal pengadaan
tanah tidak dimasukkan dalam penghitungan.
Tabel 7. Capaian Indikator Kinerja Presentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan dan memadai
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Presentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan dan memadai
100%
(Rp.588.453.000)
99,90%
(Rp. 587.838.360)
99,90%
3.3 . CAPAIAN KINERJA LAINNYA
Selain capaian kinerja yang telah diuraikan diatas, pada tahun 2016
SKP Kelas I Bandung juga mendapatkan beberapa capaian dan
penghargaan, yaitu : penghargaan dari Ombudsman sebagai
instansi anti pungli dengan kategori zona hijau, serta instansi yang
memiliki performa kinerja. SKP Kelas I Bandung mendapatkan
penghargaan zona hijau berkat nilai IKM yang juga meningkat yang
telah dibuktikan oleh petugas dari Ombudsman.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 21
3.4 . AKUNTABILITAS KEUANGAN
Untuk melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan
karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati tahun 2016,
SKP Kelas I Bandung memperoleh alokasi pagu anggaran sebesar
Rp.8.015.550.000 yang dipergunakan untuk membiayai program
kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan
Pengawasan Keamanan Hayati. Sampai dengan tanggal 31
Desember 2016, realisasi serapan anggaran mencapai Rp.
6.542.421.953,00 atau 81,62%.
Tabel 8. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran SKP I Bandung Tahun 2016
Uraian Tahun 2016
Anggaran Realisasi %
1. PENDAPATAN
PNBP 528.966.365,00 1.052.059.506,00 198,89
Jumlah Pendapatan 528.966.365,00 1.052.059.506,00 198,89
2.BELANJA
a. Belanja Operasi :
Belanja Pegawai 2.972.657.000,00 2.948.264.828,00 99,18
Belanja Barang 3.274.440.000,00 3.006.318.765,00 91,81
Jumlah Belanja Operasi
6.247.097.000,00 5.954.583.593,00 95,32
b. Belanja Modal :
Belanja Modal Tanah
1.180.000.000,00 0,00* 0,00
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
588.453.000,00 587.838.360,00 99,90
Jumlah Belanja Modal
1.768.453.000,00 587.838.360,00 33,24
Jumlah Belanja 8.015.550.000,00 6.542.421.953,00 81,62 Ket : Self blocking
Akuntabilitas keuangan SKP I Bandung dinilai berhasil dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pelayanan karantina pertanian
dan pengawasan keamanan hayati yang ditunjukkan dengan
realisasi keuangan yang baik.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 22
Tabel 9. Akuntabilitas Keuangan terhadap Pencapaian Sasaran Kegiatan Tahun 2016
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja
Target Realisasi Program
Anggaran (Rp)
Pagu Realisasi %
Meningkatnya tindakan karantina
Persentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100% 100,89% Peningkatan kualitas pelayanan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati
8.015.550.000 6.542.421.953 81,62*
Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100% 100%
Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai
Persentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan dan memadai
100% 99,9%
* Realisasi TA 2016 sebesar 81,62% tersebut diatas (termasuk belanja modal
tanah), sedangkan apabila tidak memasukkan belanja modal tanah (pagu
Rp.1.180.000.000) yang telah diblocking, maka realisasi TA 2016 mencapai
95,71%.
Sedangkan capaian realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP) Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar Rp 1.052.059.506,00
dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp
528.966.365,00, yang berarti telah melampaui target yang telah
ditetapkan sebesar 198,89%. Realisasi capaian PNBP di SKP Kelas
I Bandung terus meningkat dari tahun ke tahun, yang dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 23
Tabel 10. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran serta Target dan Realisasi PNBP SKP Kelas I Bandung Tahun 2012-2016
Tahun Anggaran PNBP
Pagu Realisasi % Target Realisasi %
2012 5.731.031.000 5.358.921.903 93,51 210.004.000 363.511.984 173,10
2013 7.188.841.000 7.044.481.462 97,99 299.350.000 426.973.168 142,63
2014 6.234.438.000 6.088.068.351 97,65 350.000.000 544.348.376 155,53
2015 7.369.590.000 6.930.729.855 94,04 470.591.000 861.093.132 182,98
2016 8.015.550.000 6.542.421.953 81,62 528.966.365 1.052.059.506 198,89
3.5 . OUTCOME
SKP Kelas I Bandung melakukan tupoksi mencegah masuknya
hama dan penyakit hewan karantina, dan organisme pengganggu
tumbuhan karantina dari luar negeri ke dalam wilayah negara RI;
mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina, dan
organisme pengganggu tumbuhan karantina dari satu area ke area
lain di dalam wilayah negara RI; mencegah keluarnya hama dan
penyakit hewan karantina dari wilayah negara RI; serta mencegah
keluarnya, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari
wilayah negara RI apabila negara tujuan menghendakinya.
Penguatan system Karantina Hewan dan Tumbuhan senantiasa
terus dilakukan dari tahun ke tahun guna memberikan pengaruh
terhadap penurunan importasi produk pangan. Selain itu, penguatan
pintu pemasukan guna meningkatkan efektifitas tindakan cegah
tangkal introduksi HPHK dan OPTK . Perlindungan produk tumbuhan
dilakukan pula terhadap komoditas pertanian ekspor. Kualitas produk
tumbuhan senantiasa harus terjaga, terutama terhadap kesehatan
tumbuhan guna menghindari adanya catatan tidak kesesuaian
(notification of noncompliance ) di Negara tujuan.
3.6 . HAMBATAN DAN KENDALA
Dalam pelaksanaan kegiatan Tahun 2016 masih ditemukan
beberapa hambatan/kendala baik hambatan internal maupun
eksternal antara lain:
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 24
1) Masih banyak masyarakat yang belum mengerti mengenai
karantina dan prosedurnya, terutama masyarakat yang
membawa media pembawa tentengan (sedikit), sehingga banyak
barang yang terpaksa dilakukan penahanan dan pemusnahan.
2) Kurangnya sarana dan prasarana, alat dan bahan laboratorium,
serta kompetensi SDM sehingga beberapa pengujian sampel
masih harus dilakukan di tempat lain (Balai Besar Uji Standar
Karantina Pertanian), terutama di wilayah-wilayah kerja.
3) Masih belum maksimalnya sarana dan prasarana untuk
pelayanan publik antara lain ruang pelayanan kurang memadai.
4) Masih belum memiliki instalasi karantina tumbuhan (IKT/screen
house).
5) Belum memiliki incenerator untuk melaksanakan pemusnahan
komoditas hewan/tumbuhan.
6) Keterbatasan jumlah SDM (POPT terampil), kualitas, kompetensi
dan jumlah SDM di SKP Kelas I Bandung masih memerlukan
peningkatan keterampilan teknis operasional.
7) Belum lancarnya arus pelaporan/pengumpulan data dari masing-
masing bagian sehingga pelaporan kegiatan tidak tepat waktu.
3.7. UPAYA DAN TINDAK LANJUT
Untuk mengatasi berbagai hambatan dan masalah dalam mencapai
tujuan peningkatan SKP Kelas I Bandung, strategi yang akan
ditempuh yaitu :
1) Menambah alokasi anggaran untuk alat dan bahan laboratorium,
baik yang berada di kantor pusat maupun pada wilayah kerja,
pengadaan incenerator dan instalasi karantina tumbuhan
(IKT/screen house).
2) Menambah alokasi SDM POPT Terampil serta memperbanyak
kegiatan yang seperti inhouse training, magang dan pelatihan-
pelatihan baik teknis maupun administrasi untuk meningkatkan
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 25
kemampuan SDM/pegawai dalam rangka mendukung tugas dan
fungsi SKP I Bandung.
3) Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan lebih
memperkenalkan tentang karantina terhadap masyarakat.
4) Mengoptimalkan pelaksanaan sistem pengendalaian intern (SPI)
dalam pelaksanaan anggaran serta untuk mengawal
pelaksanaan kegiatan dengan melakukan monitoring dan
evaluasi sehingga proses kegiatan dari mulai perencanaan,
proses maupun pelaporan dapat terlaksana dengan baik.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 26
IV. P E N U T U P
Peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja SKP Kelas I Bandung
merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh SKP Kelas I Bandung
dalam rangka mendorong terwujudnya penguatan akuntabilitas dan
peningkatan kinerja sebagaimana amanat dalam Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Pendayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014. Hasilnya
dituangkan dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang
merupakan salah satu pertanggungjawaban dari SKP Kelas I Bandung
kepada masyarakat (publik).
Laporan Kinerja SKP Kelas I Bandung Tahun 2016 ini memberikan
gambaran tentang berbagai capaian kinerja bidang perkarantinaan dan
pengawasan keamanan hayati. Laporan ini merupakan wujud dari
transparansi dan akuntabilitas SKP Kelas I Bandung dalam melaksanakan
berbagai kewajiban dalam rangka meningkatkan pembangunan Pertanian
dengan melakukan kontrak kinerja dengan Kepala Badan Karantina
Pertanian dalam bentuk Penetapan Kinerja TA. 2016 SKP Kelas I
Bandung.
Capaian kinerja SKP Kelas I Bandung tahun 2016 secara umum telah
menunjukkan kinerja yang baik, dilihat dari 2 (dua) sasaran strategis
dengan 1 (satu) indikator kinerja sasaran strategis yang termasuk kategori
sangat berhasil dan 2 (dua) indikator kinerja termasuk kategori berhasil.
Dari analisis capaian kinerja yang telah dilakukan, beberapa kesimpulan
yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
- Dari dua sasaran kegiatan yang terbagi dalam tiga indikator kinerja
utama telah dicapai dengan sangat berhasil (1 indikator kinerja) dan
berhasil (2 indikator kinerja)
- Indikator kinerja yang sangat berhasil yaitu persentase sertifikasi
media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 27
pengeluaran yang telah ditetapkan mencapai 100,89%. Indikator
kinerja yang berhasil yaitu (1) persentase deteksi HPHK dan OPTK
pada media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan
dan pengeluaran yang telah ditetapkan mencapai 100%; (2)
Persentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan dan
memadai mencapai 99,90%
- Capaian Akuntabilitas keuangan SKP I Bandung dinilai berhasil dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pelayanan karantina pertanian
dan pengawasan keamanan hayati yang ditunjukkan dengan realisasi
keuangan sebesar 81,62%.
- Berbagai hambatan/kendala ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan
Tahun 2016 baik hambatan internal yaitu kurangnya sarana dan
prasarana alat dan bahan laboratorium terutama di wilayah-wilayah
kerja, sarana dan prasarana pelayanan publik, incenerator untuk
pemusnahan, instalasi karantina tumbuhan (IKT/screen house), jumlah
dan kualitas SDM (POPT Terampil), belum lancarnya arus
pelaporan/pengumpulan data dari masing-masing bagian sehingga
pelaporan kegiatan tidak tepat waktu. Sedangkan hambatan/kendala
dari eksternal seperti masih banyak masyarakat yang belum mengerti
mengenai karantina dan prosedurnya, terutama masyarakat yang
membawa media pembawa tentengan (sedikit), sehingga banyak
barang yang terpaksa dilakukan penahanan.
- Untuk mengatasi masalah tersebut, akan dilakukan upaya-upaya
perbaikan guna meningkatkan kinerja SKP I Bandung antara lain:
menambah alokasi anggaran untuk alat dan bahan laboratorium,
peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM seperti inhouse training,
magang dan pelatihan-pelatihan baik teknis maupun administrasi,
meningkatkan kualitas pelayanan publik dan lebih memperkenalkan
tentang karantina terhadap masyarakat, dan mengoptimalkan
pelaksanaan sistem pengendalaian intern (SPI).
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 28
Sangat disadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, namun
diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat dan
berbagai pihak yang berkepentingan tentang hasil pelaksanaan kegiatan
yang telah dilakukan oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
pada Tahun 2016.
SKP Kelas I Bandung akan senantiasa melakukan berbagai langkah
perbaikan dan penyempurnaan laporan ini, sehingga dapat mewujudkan
prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 29
Lampiran 1.
Struktur Organisasi SKP Kelas I Bandung
Kepala SKP Kelas 1 Bandung
Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu
Kepala Urusan Tata Usaha
Kepala Sub Seksi Pelayanan Operasional
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 30
Lampiran 2.
Rincian Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran di SKP Kelas I Bandung TA.2016
Uraian 2016
Kegiatan Akun Belanja Anggaran Realisasi .%
Peningkatan
Kualitas
Pelayanan
Karantina
Pertanian
dan
Pengawasan
Keamanan
Hayati
Belanja Pegawai 2.972.657.000,00 2.949.375.154,00 99,22
Belanja Barang 3.274.440.000,00 3.006.358.765,00 91,81
Belanja Modal 1.768.453.000,00 587.838.360,00 33,24
Total Belanja Kotor 8.015.550.000,00 6.543.572.279,00 81,64
Pengembalian Belanja -1.150.326,00 0.00
Total Belanja 8.015.550.000,00 6.542.421.953,00 81,62
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 31
Lampiran 3.
Rencana Kerja Tahunan (RKT) SKP Kelas I Bandung Tahun 2016
Program/ Kegiatan
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
Meningkatnya tindakan karantina
Persentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100%
Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100%
Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai
Persentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan dan memadai
100%
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 32
Lampiran 4.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 33
Lampiran 5.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 34
Lampiran 6.
Capaian Indikator Kinerja
SKP Kelas I Bandung Tahun 2016
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Target Realisasi Kategori
Meningkatnya tindakan karantina
Persentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100% 100,89% Sangat Berhasil
Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100% 100% Berhasil
Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai
Persentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan dan memadai
100% 99,90% Berhasil
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 35
Lampiran 7.
Kegiatan Pelayanan Operasional Tindakan Karantina Hewan
di SKP Kelas I Bandung
Tahun 2016
No Uraian Jumlah %
Pelayanan sertifikasi karantina hewan berdasarkan jenis sertifikatnya :
1 sertifikat kesehatan hewan (KH-9) 1.346 28,9
2 sertifikat sanitasi produk hewan (KH-10) 743 16,0
3 surat keterangan untuk benda lain (KH-11) 156 3,4
4 sertifikat pelepasan (KH-12 2.407 51,7
Jumlah 4.652
5 Dokumen utama KH yang batal 49
Jumlah Total 4.603
Pelayanan sertifikasi karantina hewan dilihat dari wilayah kerja :
1 Bandara Husein Sastranegara 4.426 96,2
2 Terminal Peti Kemas Gede Bage 102 2,2
3 Pelabuhan Laut 49 1,1
4 Kantor Pos MPC Bandung 26 0,6
Jumlah Total 4.603
Pelayanan sertifikasi karantina hewan dilihat dari jenis pelayanannya :
1 Ekspor 125 2,7
2 Impor 13 0,3
3 Antar Area Keluar 2.090 45,4
4 Antar Area Masuk 2.375 51,6
Jumlah Total 4.603
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 36
Lampiran 8.
Kegiatan Pelayanan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan
di SKP Kelas I Bandung Tahun 2016
No Uraian Jumlah %
Pelayanan sertifikasi karantina tumbuhan berdasarkan jenis sertifikatnya :
1 Sertifikat Sanitasi Pelepasan Karantina Tumbuhan/PSAT (KT-9) 2.198 8,3
2 Phytosanitary Certificate (KT-10) 10.329 38,9
3 Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area (KT-12) 14.031 52,8 Jumlah 26.558
4 Dokumen utama KT yang batal/dimusnahkan 7.053 Jumlah Total 19.505
Pelayanan sertifikasi karantina tumbuhan dilihat dari wilayah kerja :
1 Bandara Husein Sastranegara 11.492 58,9
2 Terminal Peti Kemas Gede Bage 3.183 16,3
3 Pelabuhan Laut 1.457 7,5
4 Kantor Pos MPC Bandung 3.373 17,3
Jumlah Total 19.505
Pelayanan sertifikasi karantina tumbuham dilihat dari jenis pelayanannya :
1 Ekspor 7.109 36,4
2 Impor 260 1,3
3 Antar Area Keluar 11.919 61,1
4 Antar Area Masuk 217 1,1
Jumlah Total 19.505
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2016 37
Lampiran 9.
Rekapitulasi
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
SKP Kelas I Bandung
Tahun 2010 - 2016
No.
UNSUR PELAYANAN
NILAI RATA-RATA
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
U1 Prosedur pelayanan 3,176 3,139 3,211 3,298 3,144 3,240 3,334
U2 Persyaratan pelayanan 3,176 3,099 3,219 3,254 3,193 3,264 3,308
U3 Kejelasan petugas pelayanan 3,259 3,257 3,266 3,408 3,179 3,238 3,477
U4 Kedisiplinan petugas pelayanan 3,083 3,099 3,180 3,271 3,128 3,150 3,359
U5 Tanggung jawab petugas pelayanan 3,204 3,149 3,328 3,347 3,268 3,327 3,389
U6 Kemampuan petugas pelayanan 3,148 3,188 3,242 3,366 3,268 3,250 3,391
U7 Kecepatan pelayanan 3,046 3,069 3,227 3,297 3,176 3,225 3,303
U8
Keadilan mendapatkan pelayanan 3,204 3,158 3,375 3,418 3,101 3,213 3,255
U9 Kesopanan dan keramahan petugas 3,500 3,248 3,320 3,417 3,257 3,464 3,499
U10 Kewajaran biaya pelayanan 3,111 3,059 3,203 3,313 3,247 3,651 3,380
U11 Kepastian biaya pelayanan 3,370 3,396 3,406 3,539 3,290 3,689 3,704
U12 Kepastian jadwal pelayanan 3,509 3,396 3,398 3,480 3,233 3,429 3,510
U13 Kenyamanan lingkungan 3,463 3,149 3,227 3,347 3,133 3,266 3,455
U14 Keamanan pelayanan 3,556 3,069 3,367 3,350 3,184 3,240 3,444
NILAI IKM 81,30 78,94 81,59 83,60 79,52 82,79 84,86