laporan kinerja perwakilan bpkp provinsi kalimantan barat ... 2014.pdf · ke depan akan semakin...

127
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | i

Upload: lamkhanh

Post on 02-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | i

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | ii

KATA PENGANTAR

Prinsip manajemen berbasis kinerja mengharuskan setiap instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan kinerjanya melalui Laporan Kinerja (LKj) instansi

Pemerintah yang mencakup keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan

kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka

mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja. Hal ini juga

merupakan wujud pemenuhan kewajiban Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat terhadap amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah menyelesaikan sejumlah progam

dan kegiatan yang berkaitan dengan implementasi dari Rencana Kinerja Tahun 2014

yang juga masa akhir dari Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat Tahun 2010-2014. Rencana Strategis BPKP tahun 2010-2014 memberikan arah

dan fokus bagi pelaksanaan program dan kegiatan tersebut.

LKj Instansi Pemerintah disusun dengan memuat perspektif keberhasilan dan

kegagalan yang akan menjadi tantangan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat melalui peningkatan kinerja yang lebih baik, fokus dan terarah, pengembangan

SDM dengan berbagai kompetensi serta mengedepankan perspektif stakeholders,

sehingga dapat menambah nilai manfaat hasil audit Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat dan sejalan dengan harapan dari stakeholders.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat ini disusun berdasarkan

data realisasi kinerja yang telah dikelola secara sistematis dengan menggunakan

Sistem Informasi Manajemen Monitoring dan Evaluasi Rencana Kinerja Tahunan

BPKP (SIM MonevRKT). Sedangkan format dan substansi telah disesuaikan dengan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat diukur dengan merata-

ratakan seluruh pencapaian tujuan dan sasaran stategis yang diwakili oleh masing-

masing indikator yang telah ditetapkan dalam Renstra dan Revisi Tapkin tahun 2014.

Pengukuran keberhasilan tujuan lebih kepada indikator benefit/impact sedangkan

keberhasilan sasaran strategis lebih dititikberatkan pada indikator outcome.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja tujuan yang mewakili masa renstra 2010-

2014, terlihat bahwa rata-rata capaian kinerja tujuan adalah sebesar 88,29% dengan

kategori sangat baik, sedangkan rata-rata capaian kinerja sasaran strategis adalah

sebesar 124,64% dengan kategori memuaskan.

Keberhasilan ini sejalan dengan harapan para mitra seperti ditunjukkan pada

jawaban kuesioner kepuasan mitra yang telah dilakukan Perwakilan BPKP

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | iii

Kalimantan Barat. Hasil kuesioner tersebut menunjukkan angka rata-rata atas proses,

outcome, dan nilai-nilai (image) pelaksanaan pengawasan Perwakilan BPKP Kalbar

sebesar 3,50 pada 4 skala likert atau dengan nilai absolut 87,50%. Hal ini berarti

bahwa kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2014 telah sejalan

dengan harapan stakeholders.

Keberhasilan tersebut tentunya tidak lantas membuat Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat berpuas diri. Perkembangan tatanan pemerintahan dan tantangan

ke depan akan semakin kompleks dan sulit. Oleh karena itu peningkatan sinergi dan

koordinasi dengan Pemda dan para stakeholders, menjadi kunci bagi Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat untuk dapat lebih berperan dalam peningkatan

kualitas akuntabilitas keuangan di daerah.

Harapan kami, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini dapat digunakan sebagai

bahan evaluasi yang objektif bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)

dalam menilai kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat serta memberikan

masukan bagi peningkatan dan penguatan peran BPKP di daerah untuk memenuhi

harapan masyarakat, yaitu terwujudnya good governance.

Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Fadjar Irawan NIP 19620310 198302 1 001

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iv

RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi .............................................................................. 1

B. Aspek Strategis Organisasi..................................................................................................... 3

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi .............................................................................. 4

D. Struktur Organisasi ................................................................................................................ 5

E. Sistematika Penyajian ............................................................................................................ 6

BAB II PERENCANAAN KINERJA ................................................................................................ 8

A. Rencana Strategis .................................................................................................................. 8

B. Perjanjian Kinerja 2014 ....................................................................................................... 22

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................................. 25

A. Capaian Kinerja Organisasi .......................................................................................... 25

Capaian Kinerja Tujuan (Periode Renstra) ........................................................................ 26

Tujuan 1 “Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara di Wilayah Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat” ...................................................................................................... 26

Tujuan 2 “Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik di Wilayah Kerja Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat” ...................................................................................................... 34

Tujuan 3 “Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan

Kasus yang Merugikan Keuangan Negara di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat” ................................................................................................................... 39

Tujuan 4 “Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah”

................................................................................................................................................ 42

Tujuan 5 “Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional

dan Kompeten” ....................................................................................................................... 43

Capaian Kinerja Sasaran Tahun 2014 ..................................................................................... 45

Sasaran Strategis 1 “Meningkatkan Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian Lembaga

dan 90% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” .................................................................. 46

Sasaran Strategis 2 “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara/ Daerah Sebesar 75%” ... 61

Sasaran Strategis 3 “Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pada 60%

Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan Terselenggaranya Good Governance (GG) pada

65% BUMN/BUMD” ........................................................................................................ 65

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | v

Sasaran Strategis 4 “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/Lembaga,

Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Menjadi 80%” .......................................................................................................................... 71

Sasaran Strategis 5 “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60%

Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah” ......................................................................... 81

Sasaran Strategis 6 “Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

yang Profesional dan Kompeten Pada 80% Pemerintah Daerah” ........................................... 86

Sasaran Strategis 7 “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan

Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” ...................................................................... 88

B. Realisasi Anggaran .....................................................................................................110

BAB IV Penutup ............................................................................................................................ 113

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | vi

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja (Lkj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari

pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas

penggunaan anggarannya. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan

kinerja adalah pengukuran dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara

memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 merupakan

Laporan Kinerja dari akhir periode Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat, sehingga di dalam laporan kinerja ini menyajikan capaian kinerja tujuan

selama masa periode Renstra serta capaian kinerja sasaran strategis tahun 2014

dengan membandingkan kinerjanya dengan tahun 2010 sampai dengan 2013.

A. Capaian Kinerja Tujuan (periode Renstra)

Sampai dengan berakhir periode Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat tahun 2010-2014 capaian kinerja tujuan yaitu sebanyak 5 tujuan dengan 10

indikator kinerja adalah sebesar 88,29% dengan kategori sangat baik dengan

rincian sebagai berikut :

No Tujuan Capaian Kinerja

1. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

96,10

2. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

140,12

3. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

105,26

4. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

66,64

5. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

33,33

Rata-rata capaian Kinerja Tujuan 88,29

Uraian masing-masing capaian indikator tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Capaian tujuan “Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di

wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat” sebesar 96,10% dengan

kategori sangat baik belum optimal dikarenakan hanya 5 dari 15 Pemerintah

Daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang telah memperoleh opini WTP

atau sebesar 33,33%.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | vii

2) Capaian tujuan “Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan

memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di

wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat” sebesar 105,26% dengan

kategori memuaskan. Namun pengukuran Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan

Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) belum dapat dilakukan,

dikarenakan belum ada Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Kalimantan

Barat dalam hal ini sebagai Tim Penilai Internal (TPI) yang meminta ke

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat untuk melakukan pembinaan

menuju Zona Integritas yang nantinya akan dinilai oleh Tim Penilai Nasional

(TPN) sebagai wilayah yang telah memenuhi WBK dan WBBM.

3) Capaian tujuan “Tercapainya efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat”

sebesar 66,67% dengan kategori cukup, belum optimal dikarenakan hanya 6

(40%) Pemerintah Daerah yang telah menyusun RTP.

4) Capaian tujuan “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah

yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat” sebesar 33,33% dengan kategori kurang . Hal ini

disebabkan hanya 1 (20%) Pemerintah Daerah yang berada di level 2 IACM

yaitu Pemerintah Kabupaten Sintang dari 5 Pemerintah Daerah yang opini atas

laporan keuangannya WTP.

B. Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2014

Berdasarkan Revisi Penetapan Kinerja Tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat melaksanakan 7 sasaran strategis dengan 33 indikator

keberhasil, capaian kinerja rata-rata 7 sasaran strategis tersebut adalah sebesar

124,64% termasuk dalam kategori memuaskan dengan rincian sebagai berikut :

No Sasaran Rata-rata Capaian

Kinerja (%)

1. Meningkatkan Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian Lembaga dan 90% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

123,78

2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara/ Daerah sebesar 75%

117,48

3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD

151,98

4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

123,40

5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah sebesar 60%

91,66

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | viii

6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang Profesional dan Kompeten Pada 80% Pemerintah Daerah

108,34

7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

155,81

Rata-rata capaian Sasaran Stategis 124,64

Dari 7 sasaran strategis tersebut, sebanyak 6 sasaran capaian kinerjanya telah

optimal dengan rata di atas nilai 100% dengan kategori memuaskan. Namun

masih terdapat 1 sasaran strategis yang capaian kinerja belum optimal yaitu

“Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga/ Pemerintah

Daerah sebesar 60%”. Hal ini disebabkan masih kurangnya komitmen Kepala

Daerah dalam mendorong implementasi SPIP.

C. Upaya dalam Rangka Peningkatan Kinerja

Capaian kinerja tujuan dan sasaran stategis tersebut masih belum optimal

sehingga untuk masa yang akan datang masih diperlukan peningkatan kegiatan

assurance dan consultancy melalui upaya-upaya yang dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Peningkatan opini BPK atas laporan Keuangan Pemerintah Daerah, opini

BUMN/D serta opini wajar atas laporan dukungan PHLN dengan melakukan

upaya-upaya sebagai berikut :

1) Penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Pemerintah

Daerah di Provinsi Kalimantan Barat.

2) Pendampingan penyusunan laporan keuangan dan pendampingan reviu

laporan keuangan Pemda bersama Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota.

3) Pendampingan pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D).

4) Peningkatan kapasitas SDM pada Pemerintah Daerah.

5) Pembenahan sistem dan tata kelola, sistem akuntansi, manajemen aset,

asistensi penyusunan laporan keuangan maupun Good Corporate Governance

(GCG).

6) Kegiatan audit, evaluasi, dan reviu diarahkan kepada kesesuaian

penyelenggaraan risk management, control, dan governance process dengan

kualitas yang digariskan dengan kebijakan manajemen, standar, atau norma

yang diberlakukan untuk praktik yang sehat.

2. Peningkatan tata kepemerintahan yang baik dan bersih (good public

governance) dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut :

a. Mendorong seluruh pemerintah daerah agar menetapkan Peraturan Kepala

Daerah tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah dikeluarkan

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | ix

Kementerian terkait sesuai amanat PP Nomor 65 tahun 2005 tentang Standar

Pelayanan Minimal.

b. Mendampingi penyusunan RPJMD sesuai dengan masa kerja bupati terpilih

dengan menuangkan seluruh indikator SPM yang merinci target 5 tahunan

dan diturunkan dalam target tahunan dalam dokumen Rencana Kinerja SKPD

terkait.

c. Mendorong Pemerintah Daerah untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat dengan mengoptimalkan Capaian Kinerja penyelenggaraan

Pemerintah Daerah.

d. Mendorong BUMN/D dan BLUD yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan

Barat untuk menerapkan kriteria GCG dengan melakukan pembinaan pada

BUMN/BUMD serta BLUD melalui kegiatan evaluasi/ pengembangan sistem

pengelolaan dan bimtek/konsultasi/sosialisasi/asistensi/pendampingan

penerapan GCG.

3. Mewujudkan iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan

pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara di Wilayah Provinsi

Kalimantan Barat, dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut :

a. Pre-emtif dan Preventif pada implementasi Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) serta sistem pencegahan KKN (Fraud Control Plan) di

semua SKPD di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

b. Peningkatan koordinasi dengan instansi penegak hukum terkait dengan

permintaan audit investigasi maupun PKKN.

c. Melakukan koordinasi dengan Tim Penilai Internal (TPI) yang dibentuk oleh

Pemerintah Daerah untuk melakukan penilaian predikat WBK/WBBM di

wilayahnya masing-masing.

d. Melakukan sosialisasi tentang produk-produk Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat yang dapat dimanfaatkan stakeholders sesuai dengan

mandat yang ada, diantaranya dengan produk SIMDA, audit penyesuaian

harga, FCP, GCG, SIA BLUD serta aplikasi SIM-HP.

e. Melakukan penilaian maturitas SPIP sebagai wujud pengujian pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pada seluruh Pemerintah

Daerah di Provinsi Kalimantan Barat.

4. Peningkatan kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional

dan kompeten melalui kegiatan sosialisasi JFA dan tata kelola APIP, sehingga

level Internal Audit Capability Model (IACM) seluruh Inspektorat Provinsi/

Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Barat dapat

ditingkatkan.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat sebagai bagian integral dari BPKP

tertuang dalam Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor

KEP-06.00.00.286/K/2001 tanggal 20 Februari 2001 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagaimana

telah diubah dengan Perubahan Ketujuh Keputusan Kepala BPKP Nomor

11 Tahun 2013 tanggal 18 Februari 2013 mempunyai tugas pokok:

“Melaksanakan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan serta

Penyelenggaraan Akuntabilitas di Daerah Sesuai dengan Peraturan

Perundang-undangan yang Berlaku”.

Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, fungsi Perwakilan BPKP adalah:

1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan.

2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara

dan pengurusan barang milik/kekayaan negara.

3. Pengawasan terhadap pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

dan pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan

daerah.

4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintah yang bersifat

strategis dan/atau lintas Departemen/Lembaga/Wilayah.

5. Pemberian asistensi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Pusat dan Daerah.

6. Evaluasi atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat dan

Daerah.

7. Pemeriksaan terhadap badan usaha milik negara, pertamina, cabang usaha

pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain

yang didalamnya terdapat kepentingan Pemerintah, pinjaman/bantuan luar

negeri yang diterima pemerintah pusat, dan badan usaha milik daerah atas

permintaan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

8. Evaluasi terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance dan laporan

akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, pertamina, cabang

usaha pertamina, kontrak bagi hasil, kontrak kerja sama, badan-badan lain

yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik

daerah, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 2

9. Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, badan

usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat

kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran

pembangunan, dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik

dan instansi pemerintah lainnya.

10. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta

pengendalian mutu pengawasan.

11. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.

Sebagai bagian yang integral dari BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat sepenuhnya mendukung BPKP dalam menjalankan tugas pemerintahan di

bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Dengan memperhatikan kewenangan BPKP sesuai Keputusan Kepala BPKP

Nomor 06.00.00-080/K/2001 pasal 4, fungsi pengawasan BPKP mencakup:

1. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang

meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi di

bidang pengawasan keuangan dan pembangunan; dan

2. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Fungsi pengawasan BPKP tersebut, jika dikaitkan dengan fungsi Perwakilan

BPKP pada pasal 3 keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001,

PP 60/2008, dan peran auditor internal, maka peran Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat adalah sebagai berikut:

1. Quality assurer bagi pengawalan RPJMD dalam konteks RPJMN.

2. Mitra kerja eksekutif dalam memperbaiki efektivitas manajemen risiko dan

tata kelola (governance) melalui pembangunan sistem pengendalian intern

yang efektif.

3. Promotor bagi pewujudan sinergi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan

peningkatan kapasitas APIP.

Penyelenggaraan peran di atas, menekankan efektivitas dan efisiensi sebagai

dasar pencapaian tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Untuk itu,

disusun strategi dalam model Balanced Score Card (BSC) yang memuat rumusan

dan jaringan kinerja yang hendak dicapai. Model tersebut dilandasi oleh

pemahaman dan pengembangan tentang peningkatan modal SDM (kompetensi),

perbaikan modal organisasi (iklim kerja dan manajerial) dan peningkatan modal

informasi. Melalui proses internal akan terwujud kegiatan pengawasan yang

berbasis risiko, terbangunnya pola kemitraan yang efektif dengan stakeholders,

serta terpenuhinya kepatuhan terhadap kebijakan dan aturan.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 3

Stakeholders Perwakilan BPKP terdiri dari stakeholders internal, serta eksternal

yaitu Pemerintah Daerah (Gubernur dan Bupati/Walikota), masyarakat

(beneficiaries), pelaksana kebijakan (Pemda, Instansi Vertikal, BUMN/D,

Universitas Negeri), komunitas profesi, BPK-RI Perwakilan, DPRD, dan para mitra

kerja (Inspektorat, , Polri, Kejaksaan, dan KPK).

Pada perspektif stakeholders, kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh

Perwakilan BPKP harus menghasilkan laporan/dokumen yang bermanfaat dan

tepat waktu bagi stakeholders dan mendorong terwujudnya tata kelola

kepemerintahan yang baik.

B. Aspek Strategis Organisasi

Dalam memenuhi amanah rakyat untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri,

maju, adil, dan makmur, pemerintah telah menetapkan target pembangunan

nasional untuk jangka waktu 20 tahun melalui UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Target tersebut

kemudian dirinci ke dalam target pembangunan jangka menengah dan jangka

pendek. Target pembangunan jangka pendek, yang berjangka waktu satu tahun,

dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi pengawalan pencapaian target rencana

jangka menengah pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah

menyusun Rencana Strategis (Renstra) 2010–2014 sebagai penjabaran atas

Renstra BPKP2010–2014. Renstra memuat visi, misi, tujuan, program, dan

kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2010–2014 berikut target output dan

outcome yang akan dicapai.

Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat periode 2010–2014 telah

mengalami perubahan yang signifikan diselaraskan dengan restrukturisasi

program yang dilakukan oleh Bappenas dan adanya mandat baru BPKP seiring

dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) tanggal 28 Agustus 2008. Mandat

baru yang diemban BPKP adalah sebagai auditor Presiden yang memiliki tugas

melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan

sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi pemerintah. Peran pembina SPIP

terkait erat dengan peran pengawasan intern, karena dengan penguatan SPIP

maka pengendalian pelaksanaan kegiatan pemerintahan menjadi semakin terjaga

dari penyimpangan dan penyalahgunaan.

Mandat baru tersebut ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi BPKP

melalui paradigma baru sebagai Auditor Presiden dengan menunjukkan kinerja

BPKP yang nyata dalam membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan-

permasalahan yang dihadapi. Strategi penguatan (reposisi) BPKP ke depan

adalah:

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 4

Product Differences

Kekuatan BPKP tergantung pada kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas

produk BPKP harus bersifat strategis, makro, nasional (lintas sektoral) yang

merupakan jiwa pasal 49 PP Nomor 60 Tahun 2008. Tugas BPKP bersifat

spesifik yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara

oleh para pengguna anggaran agar tercapai tujuan akuntabilitas Presiden

yang menjalankan amanah rakyat.

Market Differences

Agar produk BPKP menjadi bernilai, maka harus dikenali market BPKP. BPKP

memiliki pasar pengawasan yang jelas, yaitu Presiden sebagai shareholders

utama dan stakeholders birokrasi yang lain yang terdiri dari legislatif,

yudikatif, organisasi pendidikan dan organisasi profesi. Banyak pihak yang

sudah terbantu oleh kinerja BPKP dan membutuhkan BPKP.

Methodology Differences

Dengan new BPKP perlu terus dikembangkan metodologi pengawasan yang

spesifik dan membawa manfaat misalnya program evaluations, policy

analysis, forensic audit, performance audit, dan internal control review.

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

BPKPmelaksanakan kegiatan-kegiatan pengawasan sebagai berikut:

Pre-emptif

Kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang

diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan

pemberantasan KKN. Sasaran kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit

birokrasi yang bersifat laten.

Preventif

Kelompok kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultansi manajemen

untuk memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi

penciptaan peringatan dini (early warning system) atas proses governance,

manajemen risiko, dan pencegahan KKN, berdasarkan pola kemitraan

dengan unsur-unsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah

meminimalisasi peluang terjadinya moral hazard di birokrasi.

Represif

Kelompok kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi

perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak

diketemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi.

Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus penyimpangan dan

perbuatan melawan hukum.

Tiga strategi tersebut kemudian diefektifkan pada dua peran yaitu assurance dan

consultancy. Peran assurance selanjutnya dispesifikkan lagi menjadi quality

assurance.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 5

Peran assurance dilakukan melalui kegiatan audit, evaluasi, dan reviu. Peran ini

meminta para auditor intern untuk memberikan pendapatnya tentang

kesesuaian penyelenggaraan risk management, control, dan governance process

dengan kualitas yang digariskan dengan kebijakan manajemen, standar, atau

norma yang diberlakukan untuk praktik dimaksud.

Consulting dilakukan dengan sosialisasi, asistensi/bimbingan teknis,

pengembangan sistem. Pada peran consulting BPKP mempunyai keunggulan

untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan. Hal ini tercermin dari

kepercayaan instansi-instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah

dan BUMN/D menggunakan produk dan jasa BPKP dalam rangka membenahi

sistem dan tata kelolanya, antara lain sistem akuntansi, asistensi penyusunan

laporan keuangan maupun Good Corporate Governance (GCG).

Peran BPKP tersebut kemudian dipertegas dengan terbitnya dua Instruksi

Presiden (Inpres), yaitu Inpres Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan

Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negaradan Inpres Nomor 1 Tahun

2013 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun

2013. Kedua inpres tersebut sangat strategis dalam mengukuhkan peran dan

partisipasi BPKP untuk meningkatkan kualitas akuntabilitas keuangan negara

melalui penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

sekaligus pencegahan dan pemberantasan KKN.

D. Struktur Organisasi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari satu Kepala Perwakilan,

1 Kepala Bagian, 4 (empat) Kepala Bidang, dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Tugas masing-masing bagian/bidang adalah sebagai berikut :

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan

program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam,

perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan, dan pelaporan hasil

pengawasan.

Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana, program, pelaksanaan pengawasan instansi

pemerintah pusat, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah

pusat serta pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah

pusat dan evaluasi hasil pengawasan.

Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana, program, dan pengawasan instansi pemerintah daerah atas

permintaan daerah serta pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan

akuntabilitas, dan evaluasi hasil pengawasan.

Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana,

program, dan pelaksanaan pemeriksaan serta evaluasi pelaksanaan Good

Corporate Governance dan laporan akuntabilitas kinerja badan usaha milik

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 6

negara, pertamina, cabang usaha pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak

kerja sama, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan

pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah serta evaluasi

hasil pengawasan.

Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana,

program, dan pelaksanaan pemeriksaan terhadap indikasi penyimpangan yang

merugikan negara, badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di

dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan

kelancaran pembangunan dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi

penyidik dan instansi pemerintah lainnya.

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai

dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Gambar 1 Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

E. Sistematika Penyajian

Laporan KinerjaPerwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014

melaporkan pencapaian kinerja selama tahun 2014. Capaian kinerja 2014

diukur dan dinilai berdasarkan Penetapan Kinerja (Tapkin) 2014 sebagai tolok

ukur keberhasilan tahunan organisasi. Tapkin sendiri merupakan penjabaran

Renstra BPKP 2010–2014. Berikut sistematika Laporan Kinerja Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 7

Gambar 2 Sistematika Penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Thun 2014

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 8

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis

1. Pernyataan Visi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat merupakan unit kerja eselon II BPKP

dimana dalam menyusun rencana strategis selalu mengacu kepada Rencana

Strategis BPKP 2010-2014. Penyusunan rencana strategis dilaksanakan secara

sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan

kendala yang ada atau yang mungkin timbul.

Perubahan paradigma, dari paradigma lama yaitu BPKP yang hanya sekedar

watchdog menuju ke paradigma baru, yaitu menjadi Auditor Presiden yang

mampu memberikan pengawalan terhadap target-target pembangunan nasional

yang tertuang dalam RPJMN/D dan RKP/RKPD, tidak terlepas dari pengaruh

pelaksanaan otonomi daerah yang diikuti dengan pemberian kewenangan

pengawasan kepada daerah yang bersangkutan.

Selain itu, terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP), memberikan mandat baru kepada BPKP menjadi Pembina SPIP

bagi seluruh Instansi Pemerintah baik Pusat maupun Daerah. Tanggung jawab

sebagai Pembina SPIP merupakan tantangan yang harus dijawab oleh Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Untuk mencapai hal tersebut, Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat menetapkan Visi:

“Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif dan Terpercaya, untuk

Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas di Kalimantan

Barat”

Auditor Presiden memiliki makna bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat merupakan aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab

langsung kepada Presiden, dan memiliki kompetensi yang mumpuni dan

dipercaya oleh Presiden untuk membantu dalam menjalankan fungsi pengawasan

di Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan pengawasan difokuskan kepada

pengawasan keuangan negara yang bersifat strategis, makro, lintas sektoral dan

berskala nasional.

Responsif berarti cepat memberikan respon (tanggapan). Sebagai Auditor

Presiden yang responsif mengandung makna bahwa dalam menjalankan perannya,

Auditor BPKP tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah

dan segera memberikan masukan kepada pengambil kebijakan.

Interaktif memiliki makna saling aktif atau komunikasi dua arah. Interaktif

merupakan perkembangan lebih lanjut dari tahapan sebelumnya yang bersifat

reaktif dan proaktif. Dari reaktif yang berarti bereaksi setelah adanya suatu

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 9

kejadian, kemudian berkembang menjadi proaktif yang mengedepankan inisiatif

untuk bertindak namun masih melihat dari sisi BPKP (satu sisi), dan kini bersifat

interaktif yang mengandung nuansa bahwa BPKP memperhatikan dan

mendengarkan kepentingan/kebutuhan stakeholders.

Terpercaya berarti dapat diandalkan, bertanggung jawab, dan dapat

melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan mandat yang diberikan. BPKP

telah menyatakan dalam visinya sebagai Auditor Presiden yang terpercaya, yang

berarti BPKP memiliki integritas yang tinggi yang didukung profesionalisme

sehingga dapat diandalkan untuk memberikan hasil kerja yang berkualitas dan

bermanfaat bagi shareholders dan stakeholders. Kepercayaan terhadap kinerja

BPKP terbukti dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

2008 mengenai SPIP yang memberikan mandat kepada BPKP untuk melakukan

pengawasan intern di bidang keuangan negara dan membina SPIP.

Akuntabilitas Keuangan Negara yaitu pertanggungjawaban atas semua hak dan

kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa

uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan

pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut, yang dimiliki negara dan/atau dikuasai

oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, perusahaan negara/daerah, dan

badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara dalam rangka

penyelenggaraaan pemerintahan negara. Akuntabilitas keuangan negara tidak

sekedar pertanggungjawaban penggunaan dana dan proses pengelolaannya,

namun yang terpenting adalah pertanggungjawaban kinerja/hasil (outcome) atas

pengelolaan keuangan negara.

Berkualitas berarti pertanggungjawaban keuangan negara harus dapat

diandalkan, mengungkapkan secara terbuka informasi yang material dan relevan

serta berasal dari suatu proses yang melibatkan berbagai pihak terkait.

Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas mendukung akuntabilitas

Presiden sebagai kekuasaan pengelolaan keuangan Negara.

2. Pernyataan Misi

Dalam rangka mencapai visi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

menetapkan 4 (empat) misi, yaitu:

a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern Terhadap Akuntabilitas Keuangan

Negara yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang Baik dan Bebas KKN di

Kalimantan Barat.

Misi ini berkaitan dengan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat dalam melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas

keuangan negara di Wilayah Kalimantan Barat. Inti misi ini terkait dengan

kegiatan pengawasan intern pemerintah yang pada hakekatnya bertujuan

memberikan nilai tambah (value added) melalui dua peran utama yaitu

aktivitas assurance dan consulting. Dalam misi ini, tercakup seluruh kegiatan

utama (core business) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, baik dalam

aktivitas assurance yang dilakukan dalam bentuk audit, evaluasi, reviu,

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 10

maupun aktivitas consulting yang dilakukan dalam bentuk sosialisasi,

bimbingan teknis/asistensi, konsultansi, dan pengembangan sistem.

b. Membina Secara Efektif Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah di Kalimantan Barat.

Sistem Pengendalian Intern (SPI) merupakan proses yang integral pada

tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan

dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya

tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan

pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap

peraturan perundang-undangan.

Dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 pasal 2 dinyatakan bahwa untuk mencapai

pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel,

menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan

pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan

berpedoman pada SPIP seperti diatur dalam PP tersebut.

Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota bertanggung

jawab atas efektivitas penyelenggaraan SPI di lingkungan masing-masing.

Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI dilakukan pengawasan

intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah termasuk

akuntabilitas keuangan negara oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

(APIP) yang terdiri dari BPKP, Itjen Kementerian, Inspektorat Provinsi,

Inspektorat Kabupaten/Kota.

Selain itu, untuk memperkuat efektivitas SPI juga dilakukan pembinaan

penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap

seluruh instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan

pasal 59 PP Nomor 60 Tahun 2008. Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak

terlepas dari posisi strategis BPKP yang langsung berada di bawah Presiden

dan membantu Presiden untuk memastikan tercapainya akuntabilitas kinerja

Presiden. Dalam mengemban misi ini, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat melaksanakan kegiatan pembinaan SPIP yang mencakup:

1. Sosialisasi SPIP;

2. Pendidikan dan pelatihan SPIP;

3. Pembimbingan dan konsultansi SPIP; dan

4. Peningkatan kompetensi auditor Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

Kegiatan pembinaan butir a sampai dengan butir c merupakan rangkaian

kegiatan dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat

menerapkan SPIP. Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi

kedua ini. Sedangkan butir d lebih spesifik terkait peningkatan

kemampuan/kompetensi auditor APIP yang menjadi bagian dari misi ketiga

yaitu mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten. Pada prinsipnya misi kedua lebih menekankan

kepada pembinaan SPIP kepada instansi pemerintah.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 11

c. Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional

dan Kompeten di Kalimantan Barat.

Misi ketiga adalah misi pengimbang yang disusun dalam kesadaran bahwa

kinerja yang berorientasi ke luar tak mungkin terwujud tanpa adanya proses

kerja internal yang baik maupun proses kerja sesama APIP yang sinergis.

Dengan adanya proses kerja sesama APIP yang sinergis diharapkan akan

menghasilkan kinerja APIP yang maksimal. Hal ini merupakan jawaban atas

arahan Presiden dalam mewujudkan pengawasan yang terpadu, terarah, dan

memberi nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan kepemerintahan

yang baik, bersih dan kredibel, dan berorientasikan pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Kinerja APIP yang maksimal dapat diperoleh jika pemberdayaan APIP

dijalankan dalam semangat profesionalitas dan kesetaraan antar APIP. Namun,

efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang bersinergi

memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

masing-masing.

Peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dalam mengembangkan

kapasitas APIP (termasuk BPKP) baik dari sisi SDM, organisasi maupun sistem

dan prosedur mencakup:

Pembinaan kompetensi APIP dengan pendidikan dan pelatihan auditor di

wilayah Kalimantan Barat (pasal 59 ayat 1 huruf e PP Nomor 60 Tahun

2008);

Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor dan sertifikasi auditor di wilayah

Kalimantan Barat (pasal 51 ayat 2 dan 3 PP Nomor 60 Tahun 2008);

Pengembangan Kapasitas Internal BPKP;

Pemeriksaan/pengawasan internal BPKP;

Pendukung/fasilitasi pengawasan; dan

Sinergi dengan APIP lain.

d. Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal Bagi

Presiden/Pemerintah di Kalimantan Barat

Misi ini merupakan aktualisasi peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam

membangun sistem dukungan pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah

yang efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden (President

Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs. PASs adalah alat

kendali (control) bagi Presiden terhadap implementasi akuntabilitas Presiden

dalam pengelolaan keuangan negara, yang berbasis web, on-line, dengan data

yang sedapat mungkin real-time, yang menampilkan informasi secara utuh

(integrated) tentang implementasi Presiden. Dengan sistem seperti ini

Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian kinerjanya yang

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 12

mendekati real-time sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang cepat

jika terdapat perbedaan antara realisasi dengan rencana pada saat tertentu.

3. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan

dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun.

Tujuan utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tercermin dalam

tujuan-tujuan strategis sebagai berikut:

1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat;

2) Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat;

3) Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan

pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat;

4) Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern

pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat;

5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat.

Akuntabilitas keuangan negara merupakan suatu perwujudan kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi

organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan, melalui suatu media pertanggungjawaban keuangan negara, yang

dilaksanakan secara periodik. Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban

negara yang dapat dinilai dengan uang dan timbul dalam pelaksanaan misi

organisasi pemerintahan, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa

barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan

kewajiban tersebut. Berkaitan dengan itu, BPKP mempunyai tujuan agar kualitas

pelaksanaan akuntabilitas tersebut meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai

melalui opini yang dikeluarkan oleh BPK.

Penetapan tujuan kedua yaitu ”Meningkatnya tata pemerintahan yang baik”,

berkaitan dengan masih rendahnya pelayanan publik karena belum semua

kementerian lembaga dan pemerintah daerah membuat dan menerapkan standar

pelayanan minimal (SPM). Padahal di satu sisi, pemerintah telah mencanangkan

terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan bersih (good public governance).

Tata pemerintahan yang baik tersebut berkaitan dengan etika pengelolaan

organisasi pemerintahan yang memenuhi kriteria atau karakteristik tertentu.

Karakteristik tersebut mencakup sebagai berikut:

a. Partisipasi publik

b. Kerangka hukum yang adil

c. Transparansi informasi

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 13

d. Pelayanan yang responsif

e. Orientasi pada kepentingan yang luas

f. Kesempatan yang sama

g. Kegiatan yang efisien dan efektif

h. Akuntabilitas organisasi

i. Visi ke depan pengembangan manusia.

BPKP mempunyai tujuan agar akuntabilitas keuangan negara dan tata

pemerintahan tersebut mengalami perbaikan melalui kegiatan quality assurance

ataupun consulting and assistance.

Penetapan tujuan ketiga juga didasari dengan masih banyaknya praktik korupsi,

kolusi dan nepotisme baik dari jumlah kasus yang terjadi maupun jumlah kerugian

negara yang ditimbulkan. Hal lain yang menjadi perhatian adalah masih rendahnya

Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia pada tahun 2011 yaitu 3,0. Kondisi ini

menjadi tantangan bagi BPKP untuk menciptakan iklim yang mencegah

kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan

negara, diantaranya dengan melakukan sosialisasi anti korupsi tentang

pemahaman dan kepedulian permasalahan korupsi, mengimplementasikan Fraud

Control Plan (FCP) di IPP/IPD/BUMN/BUMD yang berisiko fraud, serta melakukan

reviu laporan dan pengaduan masyarakat.

Tujuan ke empat BPKP yaitu ”Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem

pengendalian intern pemerintah”, ditetapkan untuk tercapainya misi ke dua BPKP

yaitu ”Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern

pemerintah. Untuk mewujudkan hal tersebut BPKP telah dibekali mandat sesuai

dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP). Dengan adanya PP Nomor 60 Tahun 2008, BPKP menjadi satu-satunya

lembaga yang bertanggung jawab atas Pembinaan Penyelenggaraan SPIP. Dengan

adanya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang semakin efektif maka

diharapkan akan berkontribusi langsung terhadap penurunan praktik korupsi di

lingkungan aparatur negara yang ditandai dengan semakin membaiknya Indeks

Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia.

Penetapan tujuan ke lima yaitu ”Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan

intern pemerintah (APIP) yang profesional dan kompeten”, adalah untuk

mendukung misi ke tiga yaitu ”Mengembangkan kapasitas pengawasan intern

pemerintah yang profesional dan kompeten”. Hal ini dilandasi dengan pemikiran

bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good public

governance) akan terjadi dengan dukungan SDM yang andal dan terkelola dengan

baik, yang salah satunya adalah APIP. Peningkatan kapasitas APIP dilaksanakan

melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan serta sertifikasi bagi auditor di

lingkungan Instansi Pemerintah.

Sebagaimana disebutkan di dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 14

tanggal 7 Mei 2013 menyatakan bahwa Renstra harus memuat tujuan dan

indikator kinerjanya. Indikator tujuan yang diharapkan dalam ketentuan tersebut

diantaranya :

a. Harus “berorientasi hasil” yaitu mempunyai kualitas outcome atau output

penting, bukan proses kegiatan, menggambarkan kondisi atau output penting

yang ingin diwujudkan serta terkait dengan isu strategis organisasi;

b. Telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik yaitu SMART dan “cukup”

yaitu Spesific (tidak berdwimakna), Measureable (dapat diukur, dapat

diidentifikasi satuan atau parameternya), Achievable (dapat dicapai, relevan

dengan tugas fungsinya dan dalam kendalinya), Relevance (terkait langsung

dengan (merepresentasikan) apa yang akan diukur), Timebound (mengacu

atau menggambarkan kurun waktu tertentu). Sedangkan “cukup” mempunyai

makna bahwa Indikator harus cukup jumlahnya untuk mewakili terwujudnya

tujuan yang dimaksud.

Selain itu, berdasarkan Keputusan Kepala BPKP nomor KEP-1644/K/SU/2012

tanggal 28 Desember 2012 yang menyatakan bahwa “Sasaran Strategis dalam

Rumusan Renstra BPKP 2010 – 2014 merupakan indikator pencapaian

Tujuan Strategis”, maka atas pertimbangan tersebut Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat menetapkan indikator keberhasilan Tujuan yang merupakan

penjabaran lebih lanjut keberhasilan pelaksanaan indikator sasaran strategis yaitu

sebagai berikut:

Tabel 1 Indikator Keberhasilan Tujuan

Tujuan Indikator Kinerja

1. Meningkatkan Kualitas

Akuntabilitas Keuangan Negara di

Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat

1. Minimal 60% pemerintah daerah di

Provinsi Kalimantan Barat memperoleh

opini WTP.

2. 95% Laporan Keuangan PHLN yang

diaudit di Provinsi Kalimantan Barat

memperoleh opini dukungan wajar.

3. 100% BUMD yang didampingi

penyelenggaraan akuntansinya

mendapat opini WDP.

2. Meningkatnya Tata Pemerintahan

yang Baik di Wilayah Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat

1. 60% Pemerintah Daerah di Provinsi

Kalimantan Barat mengimplementa-

sikan Standar Pelayanan Minimal

(SPM).

2. 60% Pemerintah Daerah di Provinsi

Kalimantan Barat menerapkan prinsip

Kepemerintahan yang baik(Good Public

Governance).

3. 75% BUMN/BUMD di Provinsi

Kalimantan Barat memenuhi kriteria

Good Corporate Governance (GCG).

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 15

Tujuan Indikator Kinerja

3. Terciptanya Iklim yang Mencegah

Kecurangan dan Memudahkan

Pengungkapan Kasus yang

Merugikan Keuangan Negara di

Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat

1. 95% permintaan bantuan dari Instansi

Penegak Hukum dalam penanganan

kasus korupsi dapat ditindaklanjuti.

2. Terpenuhi Indikator Proses dan Hasil

Provinsi Kalimantan Barat sebagai

Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan

Wilayah Birokrasi Bersih Melayani

(WBBM)

4. Tercapainya Efektivitas

Penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah di

Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat

1. 60% Pemerintah Daerah di Provinsi

Kalimantan Barat telah menerapkan

SPIP sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun

2008.

5. Meningkatnya Kapasitas Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah

yang Profesional dan Kompeten di

Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat

1. 60% Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) Pemerintah Daerah

yang mendapat Opini WTP berada pada

level 2 berdasarkan kriteria IACM.

4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan

secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek

dari tujuan. Sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Sasaran

perwakilan merupakan bagian integral dari proses perencanaan strategis dan

ditetapkan untuk dapat menjamin suksesnya pelaksanaan pembangunan jangka

menengah yang bersifat menyeluruh, serta untuk memudahkan pengendalian dan

pemantauan kinerja organisasi.

Sesuai Suplemen Perubahan Kedua Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat periode tahun 2010-2014 yang telah disesuaikan dengan

Keputusan Kepala BPKP nomor KEP-1644/K/SU/2012 tanggal

28 Desember 2012, isi sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD;

b. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 75%;

c. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi

Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada

75% BUMN/BUMD;

d. Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;

e. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/ Pemda;

f. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda;

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 16

g. Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas

pengelolaan keuangan sebesar 100%.

Uraian lebih lanjut atas sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

Salah satu tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat adalah

“Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Negara”. Tujuan ini dituangkan melalui

sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD”. Upaya

strategis ini dilakukan untuk mencapai persyaratan minimal untuk mencapai

efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan negara. Untuk mendukung

sasaran strategis ini Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah

merancang beberapa kegiatan, antara lain memberikan pemahaman intensif

kepada kementerian/lembaga dan pemda di Provinsi Kalimantan Barat

tentang peran laporan keuangan yang berkualitas baik dalam forum

pertemuan antar kementerian/lembaga/pemda maupun melalui

penggalangan langsung dengan penandatangan nota kesepahaman antara

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dengan mitra kerja serta

melakukan reviu laporan keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda

sehingga diharapkan laporan keuangan sudah sesuai dengan Standar

Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini laporan keuangan

minimal WDP.

b. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,5%

Sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara”merupakan

sasaran strategis pengawasan dari sisi penerimaan negara. Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat melihat masih banyak sumber penerimaan

anggaran yang perlu dioptimalkan melalui strategi intensifikasi dan

ekstensifikasi penerimaan. Sasaran strategis ini memiliki tiga Indikator

Kinerja Utama (IKU), yaitu Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi

Penerimaan Negara/Daerah yang Ditindaklanjuti, Persentase Hasil

Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat, dan Persentase Penghematan

Biaya (cost saving) Dibandingkan dengan Nilai yang Diaudit.

c. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal pada 60% Instansi

Pemerintah Daerah dan Terselenggaranya Good Governance pada 75%

BUMN/BUMD

Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam

meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD,

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat perlu mendorong pemerintah

daerah di Kalimantan Barat untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal

(SPM) yang telah ditetapkan oleh Kementerian Teknis, dan mendorong

BUMN/BUMD untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG)..

d. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD

dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Perpres Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 17

jangka panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang

Bersih dari Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”.

Pemerintah merancang enam strategi diantaranya adalah strategi

pencegahan tindak pidana korupsi. Dalam strategi ini, Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat perlu mengambil peran dalam mendukung enam

strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat

dilakukan dengan mendorong penerapan sistem pengendalian intern atau

Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas tindak

pidana korupsi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat berperan

membantu Aparat Penegak Hukum (APH) melalui kegiatan audit investigasi,

perhitungan kerugian keuangan negara, serta menjadi saksi ahli kasus tindak

pidana korupsi. Untuk mendukung sasaran ini, BPKP merancang beberapa

kegiatan, antara lain, Sosialisasi Program Anti Korupsi kepada kelompok

masyarakat, Sosialisasi FCP kepada IPP/IPD/BUMN/D/BLU/D di Provinsi

Kalimantan Barat serta melakukan kajian terhadap peraturan yang berpotensi

TPK.

e. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/ Pemda

Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-

masing menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota. BPKP

sesuai pasal 59 PP Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pembinaan SPIP diarahkan agar

instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai

tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan

keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan. Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan

SPIP di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah” dilaksanakan melalui

beberapa kegiatan, antara lain sosialisasi dan asistensi pelaksanaan SPIP

kepada K/L/Pemda serta Monitoring Sistem Pengendalian Intern.

f. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten Pada 80% K/L/Pemda

Sebagai sebuah organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah

kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor

manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang

kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoretis, didukung dengan

pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar

yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang

profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai

dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui

dan ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun program

pendidikan non-gelar dengan mengacu pada dokumen Human Capital

Development Plan (HCDP) yang merupakan dokumen perencanaan

pengembangan kompetensi pegawai yang terkait dengan proses pelatihan,

pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan pengetahuan,

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 18

keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki

pegawai.

g. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan

Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%

Sistem perencanaan pengawasan merupakan salah satu bagian dari sistem

manajemen dukungan yang berperan penting dalam membantu keberhasilan

pelaksanaan kegiatan teknis BPKP. Perencanaan pengawasan berfungsi

mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai dengan peran dan tujuan

BPKP sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja teknis

BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung dengan pengelolaan SDM,

penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran. Seiring dengan gencarnya

penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan

pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan

benar-benar menghasilkan kinerja yang terbaik pula. Selain itu, sistem

informasi yang relevan dan dapat diandalkan baik informasi keuangan dan

non keuangan, yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa penting di

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat harus disampaikan kepada

pimpinan organisasi dan pemerintahan dalam bentuk dan waktu yang tepat,

untuk pengambilan keputusan strategis pemerintah.

5. Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama merupakan suatu tolak ukur yang digunakan untuk

membantu suatu organisasi menentukan dan mengukur kemajuan terhadap

sasaran organisasi. Berdasarkan revisi Renstra Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat dengan Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat Nomor S-68.1/Pw14/1/2014 tanggal 9 Januari 2014 terlihat bahwa Rensta

terdiri dari 7 (tujuh) sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

yang dicapai melalui 38 Indikator Kinerja Utama yang merupakan indikator

outcome hasil dari penetapan kinerja dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2 Indikator Kinerja Sasaran

Sasaran Indikator

Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat

Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 19

Sasaran Indikator

Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara/ Daerah

sebesar 87,50%

Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

Persentase penghematan biaya (cost sving) dibanding dengan nilai yang diaudit

Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada

60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good

Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD;

Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai SPM

Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda,

BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi Menjadi 80%

Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/ BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

Persentase penyelesaian penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA

Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di K/L, Pemda Sebesar 60%

Persentase pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60 Tahun 2008

Jumlah pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP 60 tahun 2008

Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring sistem pengendalian inter

Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

pada 80% Pemda

Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar

Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 20

Sasaran Indikator

90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur

Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas

Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa

Persentase pemanfaatan asset

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan secara efektif

6. Program dan Kegiatan

Program merupakan kumpulan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Program BPKP merupakan bagian integral dalam proses perencanaan

strategis BPKP. Penetapan program diperlukan untuk memberikan fokus pada

penyusunan kegiatan dan pengalokasian sumber daya organisasi. Untuk setiap

program ditetapkan satu atau beberapa indikator hasil program beserta target-

targetnya untuk mengukur tingkat keberhasilan.

Kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program. Kegiatan

merupakan aspek operasional dari suatu rencana strategis yang diarahkan untuk

mencapai program dan tujuan organisasi. Penentuan kegiatan dalam suatu

program berdasarkan keterkaitan logis bahwa keberhasilan kegiatan akan

mendukung tercapainya program.

Penyusunan program dan kegiatan pada Renstra BPKP 2010–2014 mengacu pada

kebijakan restrukturisasi program dan kegiatan dalam penyusunan RPJMN tahun

2010–2014. Program didefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi

satu/lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga (K/L) untuk

mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 21

kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh K/L. Sesuai dengan Pedoman

Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang diterbitkan oleh Bappenas dan

Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I pada kementerian atau LPNK

melaksanakan program teknis dan program generik. Program teknis merupakan

program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat

(pelayanan eksternal), sedangkan program generik merupakan program yang

bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau

administrasi pemerintahan (pelayanan internal).

Dengan mempertimbangkan restrukturisasi program yang dirancang oleh

Bappenas, Renstra BPKP 2010–2014 berisi 2 (dua) jenis program, yaitu program

teknis dan program generik yaitu :

PROGRAM TEKNIS

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

PROGRAM GENERIK

a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP.

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP.

Dari ketiga program tersebut selanjutnya disusun kegiatan-kegiatan. Kegiatan

merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja setingkat

eselon 2 yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya berupa

personil, barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, dan atau

kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai

masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

Kegiatan-kegiatan teknis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat yang

merupakan pelaksanaan Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan

Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP).

Kegiatan-kegiatan teknis tersebut dalam praktiknya dilaksanakan melalui

subkegiatan sebagai berikut:

a. Pengawasan atas kegiatan lintas sektoral;

b. Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara;

c. Pengawasan atas penugasan Presiden;

d. Pengawasan atas permintaan stakeholders;

e. Pengawasan penerimaan negara;

f. Pengawasan PHLN;

g. Assessment, evaluasi GCG, KPI, MR;

h. Pengawasan investigatif;

i. Bimtek, pengembangan sistem pelaporan keuangan;

j. Sosialisasi SPIP;

k. Diklat SPIP; dan

l. Bimbingan Teknis SPIP;

Sedangkan kegiatan-kegiatan generik adalah sebagai berikut:

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 22

a. Kegiatan yang berada pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya-BPKP, yang terdiri dari:

1) Penyusunan rencana dan pelaporan;

2) Pengelolaan kepegawaian;

3) Pengelolaan anggaran dan sistem akuntansi pemerintah;

4) Pembinaan administrasi, pengelolaan perlengkapan, serta pembayaran

gaji/tunjangan; dan

5) Fasilitasi dukungan manajemen Perwakilan BPKP.

b. Kegiatan yang berada pada Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur Negara-BPKP adalah pengadaan dan penyaluran sarana dan

prasarana Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat.

B. Perjanjian Kinerja 2014

Penetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat

bagi pengukuran kinerja. Kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang

ditetapkan. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota

organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap program dan kegiatan

yang dilakukan.

Indikator kinerja kegiatan terdiri atas indikator input dan output. Sedangkan indikator

kinerja program diukur dengan indikator hasil (outcome) yang pada umumnya

dikaitkan dengan capaian outcome kegiatan yang dianggap sebagai penggerak kinerja

utama atau mempunyai kontribusi terbesar untuk pencapaian program.

Indikator kinerja input terdiri atas besarnya dana yang digunakan dan pemakaian

sumber daya manusia (SDM) yang dihitung dengan penggunaan orang hari (OH).

Indikator kinerja output berupa hasil yang diperoleh setelah kegiatan selesai

dilaksanakan, antara lain jumlah laporan, jumlah peserta, jumlah sertifikat yang terbit,

dan jumlah kegiatan. Indikator kinerja outcome merupakan hasil atau manfaat dari

output.

Sesuai dengan Revisi Tapkin Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2014

indikator keberhasilan sasaran berjumlah 33 outcome yang digunakan mengukur

tercapainya 7 sasaran strategis dengan target masing-masing adalah sebagai berikut :

Tabel 3 Target Indikator Sasaran tahun 2014

Sasaran Indikator Target

1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 90% LKPD

Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

100

Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

95

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 23

Sasaran Indikator Target

Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

90

Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat

100

Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

100

Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

100

Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

20

2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara/ Daerah sebesar 75%

Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

75

Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

100

3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD;

Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai SPM

15

Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

65

Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

55

4. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

1

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

2

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/ BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

1

Persentase penyelesaian penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

90

Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA

95

Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

90

5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di K/L, Pemda Sebesar 60%

Persentase pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60 Tahun 2008

40

Jumlah pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP 60 tahun

15

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 24

Sasaran Indikator Target

2008

6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

80

7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

90

Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

100

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

7,5

Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

100

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur

8

Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa

8

Persentase pemanfaatan asset 100

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

8,3

Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

94

Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

2

Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

9

Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

7

Secara lengkap Perjanjian Kinerja beserta dengan output yang harus di capai pada

tahun 2014 disajikian dalam Lampiran 1.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 25

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Laporan Kinerja (Lkj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari

pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas

penggunaan anggarannya. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan

kinerja adalah pengukuran dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara

memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Pengukuran kinerja merupakan kegiatan membandingkan antara target kinerja yang

telah ditetapkan dengan realisasinya. Melalui perbandingan tersebut dapat diketahui

celah kinerja, yang merupakan selisih antara realisasi hasil program utama dengan

targetnya indikator yang diwakili masing-masing sasaran di dalamnya. Celah kinerja

tersebut kemudian dianalisis untuk dicari penyebab ketidakberhasilan yang dijadikan

dasar penetapan strategi peningkatan kinerja di masa datang.

Laporan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014

menggambarkan capaian kinerja tujuan, sasaran dan kegiatan yang dituangkan dalam

Rencana Strategis (Renstra) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

2010–2014. Indikator kinerja tujuan mencerminkan benefit/impact sedangkan sasaran

mencerminkan manfaat/hasil dari output yang pada umumnya dikaitkan dengan

capaian kegiatan yang dianggap sebagai penggerak kinerja terdekat atau mempunyai

kontribusi terbesar untuk pencapaian program. Sedangkan indikator kinerja kegiatan

terdiri atas indikator input dan output, indikator kinerja input terdiri atas jumlah dana

yang digunakan dan pemakaian sumber daya manusia (SDM) yang dihitung dengan

penggunaan orang hari (OH) dan indikator kinerja output berupa hasil yang diperoleh

dari kegiatan yang dilaksanakan.

Laporan kinerja tahun 2014 merupakan pengukuran kinerja akhir dari masa Rencana

Strategis (Renstra) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2010-2014.

Oleh karena itu, untuk memudahkan mendapatkan gambaran umum capaian kinerja

tujuan dan sasaran secara keseluruhan dilakukan kategori capaian kinerja berdasarkan

skala ordinal pengukuran kinerja yaitu sebagai berikut:

No Rentang Capaian Kategori Capaian

1. Capaian ≥ 100% Memuaskan

2. 85%≤ capaian < 100% Sangat Baik

3. 70%≤ capaian < 85% Baik

4. 55%≤ capaian < 70% Cukup

5. Capaian < 55% Kurang

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 26

Untuk menyimpulkan keberhasilan kinerja Tujuan dan Sasaran dilakukan dengan

merata-ratakan setiap capaian indikator kinerja masing-masing.

Capaian Kinerja Tujuan (Periode Renstra)

Selama masa periode Rencana Strategis (Renstra) Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat yaitu selama 5 tahun, kinerja secara keseluruhan selama masa

Renstra yang diwakili oleh keberhasilan capaian kinerja tujuan adalah sebesar 88,29%

atau kategori sangat baik dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4 Rata-rata Capaian Kinerja Tujuan

No Tujuan Capaian Kinerja

1. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

96,10

2. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

140,12

3. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

105,26

4. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

66,67

5. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

33,33

Rata-rata capaian Kinerja Tujuan 88,29

Capaian masing-masing tujuan sesuai dengan target indikatornya dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Tujuan 1 “Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara di Wilayah

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat”

Akuntabilitas keuangan negara merupakan suatu perwujudan kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi

dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, melalui

suatu media pertanggungjawaban keuangan negara, yang dilaksanakan secara

periodik. Berkaitan dengan itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

mempunyai tujuan agar kualitas pelaksanaan akuntabilitas tersebut meningkat dari

tahun ke tahun yang ditandai dengan opini yang dikeluarkan oleh BPK atas laporan

keuangan. Pencapaian kinerja tujuan tersebut dilakukan melalui 2 sasaran dengan 3

indikator kinerja yaitu sebagai berikut:

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 27

Tabel 5 Rata-rata Capaian Tujuan 1

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

1. Minimal 60% pemerintah daerah di Provinsi Kalimantan Barat memperoleh opini WTP

% 60,00 33,33 55,55

2. 95% Laporan Keuangan PHLN yang diaudit di Provinsi Kalimantan Barat memperoleh opini dukungan wajar

% 95,00 118,23 124,45

3. 100% BUMD yang didampingi penyelenggaraan akuntansinya minimal mendapat opini WDP

% 100,00 108,31 108,31

Rata-rata capaian tujuan 96,10%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rata-rata capaian kinerja tujuan

meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat selama masa Renstra tahun 2010–2014 adalah sebesar

96,10% dengan kategori Sangat Baik. Uraian masing indikator kinerja tujuan adalah

sebagai berikut:

a. Minimal 60% Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan Barat Memperoleh

Opini WTP

Indikator kualitas akuntabilitas keuangan ditunjukkan dari opini auditor eksternal

(BPK) atas penyajian laporan keuangan pemerintah. Opini BPK secara bertingkat

terdiri dari Tidak Wajar (TW), Tidak Memberikan Pendapat (TMP), Wajar Dengan

Pengecualian (WDP), dan yang terbaik adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Target yang ditetapkan untuk indikator di atas adalah 60% dari pemerintah daerah

di Provinsi Kalimantan Barat memperoleh opini WTP atau sebanyak 9 Pemerintah

Daerah dan sampai dengan tahun 2014 capaian indikator tersebut baru mencapai

33,33% atau sebanyak 5 Pemerintah Daerah. Dengan demikian capaian kinerja

untuk indikator tersebut adalah sebesar 55,55% (Cukup). Perkembangan opini

BPK atas laporan keuangan Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut:

Tabel 6 Perkembangan Opini atas Laporan Keuangan Pemda

Tahun 2010-2013

No Opini

Jumlah Pemda

2009 2010 2011 2012 2013

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

1. WTP 0 0 0 0 1 7 4 27 5 33,33 2. WDP 7 46 13 87 13 87 11 73 10 66,67 3. TMP 4 27 0 0 0 0 0 0 - - 4. TW 4 27 2 13 1 6 0 0 - -

Jumlah 15 100 15 100 15 100 15 100 15 100

Sumber:Hasil Pemeriksaan BPK Tahun 2010-2014

Walaupun indikator ini tidak tercapai secara optimal, namun berdasarkan tabel di

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 28

atas terlihat adanya perkembangan yang signifikan terhadap opini BPK atas laporan

keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan Barat. Pada Tahun 2010

terdapat 13 (87%) Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan Barat dengan

Laporan Keuangan Tahun 2010 memperoleh opini WDP yaitu Provinsi Kalimantan

Barat, Kota Pontianak, Kabupaten Landak, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten

Mempawah, Kota Singkawang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau, Kabupaten

Sekadau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Kayong Utara, dan

Kabupaten Ketapang, sedangkan Pemerintah Kabupaten Melawi dan Kabupaten

Kubu Raya memperoleh opini Tidak Wajar (13%).

Perubahan ke arah perbaikan mulai terlihat pada tahun 2012 dengan 4 (27%)

Pemerintah Daerah sudah mendapat opini WTP yaitu Pemerintah Provinsi

Kalimantan Barat, Kota Pontianak, Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Sintang,

sedangkan sisanya sebanyak 11 (73%) Pemerintah Daerah telah mencapai opini

WDP. Sampai dengan akhir masa periode Renstra opini BPK atas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah kembali meningkat yaitu opini atas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah Tahun 2013 yaitu sebanyak 5 (33,33%) Pemerintah Daerah

telah mencapai Opini WTP yaitu Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Kota

Pontianak, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sintang dan Kabupaten Landak,

sedangkan 10 (66,67%) Laporan Keuangan Pemerintah Daerah memperoleh opini

WDP yaitu Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Sambas,

Kabupaten Sanggau, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten

Ketapang, Kota Singkawang, Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Melawi.

Walaupun capaian kinerja dari indikator tersebut di atas dikategorikan cukup,

namun dalam perkembangannya menunjukkan adanya perbaikan atas sistem

pengendalian intern, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, walaupun

memang masih banyak yang masih harus dibenahi untuk dapat lebih meningkatkan

lagi kualitas opini hasil audit BPK atas laporan keuangan Pemda.

Masih adanya Pemda yang belum memperoleh opini WTP dari BPK menunjukkan

bahwa akuntabilitas pelaporan keuangan Pemda masih belum sepenuhnya dapat

diyakini kewajarannya oleh BPK disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain

adanya kelemahan sistem pengendalian intern, belum tertatanya aset Pemda

dengan tertib, tidak sesuainya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan

ketentuan yang berlaku, penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), kelemahan dalam sistem penyusunan laporan

keuangan, serta kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada

Pemda.

Oleh karena itu, kerja sama antara Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

dengan Pemda ditujukan untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tidak

diperolehnya opini WTP. Kerja sama yang dilakukan dengan lingkup antara lain:

1) Penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Pemda.

2) Pendampingan penyusunan laporan keuangan dan pendampingan reviu laporan

keuangan Pemda bersama Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 29

3) Pendampingan pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD).

4) Peningkatan kapasitas SDM pada Pemda.

Sampai dengan tahun 2014, kerja sama tersebut telah dituangkan dalam

Memorandum of Understanding (MoU) yang telah ditandatangani antara

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dengan seluruh 15 Pemda yang ada di

Kalimantan Barat.

b. 95% Laporan Keuangan PHLN yang Diaudit di Provinsi Kalimantan Barat

Memperoleh Opini Dukungan Wajar

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah melakukan audit atas kegiatan

yang didanai Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN). Audit ini merupakan audit

dukungan atas opini yang akan diberikan oleh BPKP Pusat terhadap laporan

keuangan kegiatan yang didanai PHLN untuk memenuhi permintaan lenders/donor.

Laporan keuangan PHLN yang telah diaudit, telah disampaikan tepat waktu kepada

lenders/donor yaitu Bank Dunia, ADB, IDA, JICA, dan lainnya sehingga meningkatkan

kepercayaan lenders/donor kepada pihak Pemerintah Indonesia.

Pada umumnya kegiatan PHLN yang ada di Provinsi Kalimantan Barat bersifat

Community Driven Development Project yaitu kegiatan yang lebih berfokus pada

pemberdayaan kemasyarakatan. Mengingat arti strategisnya kegiatan PHLN ini

dengan besaran dana kegiatan yang dialokasikan, dan banyaknya beneficiary/ target

group yang dicakup, maka capaian opini wajar menjadi salah satu faktor penting

dalam mempertimbangkan kesinambungan kegiatan dan pendanaan kegiatan

selanjutnya.

Capaian Kinerja Indikator tersebutsampai dengan tahun 2014 adalah sebagai

berikut:

Tabel 7 Capaian Kinerja Opini Dukungan atas Laporan Keuangan PHLN

Tahun 2010-2014

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

Laporan Keuangan yang Diaudit

52 40 33 22 17

Opini Dukungan Laporan Keuangan yang Wajar

52 40 32 22 17

Opini Dukungan Laporan Keuangan yang tidak Wajar

- - 1 - -

Target Dukungan Laporan Keuangan yang Wajar

80% 80% 82% 85% 95%

Realisasi Dukungan Laporan Keuangan yang Wajar

100% 100% 96,96% 100% 100%

Capaian Kinerja 125% 125% 118,24% 117,65% 105,26%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sejak tahun 2010 sampai dengan tahun

2014 capaian kinerja indikator tersebut di atas sudah berada di atas 100%

meskipun pada tahun 2012 terdapat 1 (satu) laporan keuangan yang tidak wajar

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 30

yaitu Laporan Keuangan Health Professional Education Quality (HPEQ) Project Loan

IBRD No. 7737-ID Provinsi Kalimantan Barat pada Universitas Tanjungpura tahun

buku 2011. Hasil pemeriksaan terhadap kegiatan-kegiatan PHLN tersebut umumnya

telah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material atas realisasi

penerimaan dan pengeluaran.

Secara keseluruhan audit atas laporan keuangan PHLN di Provinsi Kalimantan Barat

setiap tahunnya mengalami penurunan. Hal ini disebabkan Loan ADB sejak tahun

2013 tidak lagi dilakukan audit oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

sesuai dengan PKP2T dan sebagian loan sudah Closing Date.

Adapun rata-rata capaian kinerja indikator tersebut sejak tahun 2010 sampai

dengan tahun 2014 disajikan dalam grafik berikut ini :

Dengan demikian secara rata selama 5 tahun capaian kinerja indikator Laporan

Keuangan PHLN yang diaudit di Provinsi Kalimantan Barat memperoleh opini

dukungan wajar adalah sebesar 118,23% dan apabila dibandingkan dengan target

kinerja indikator tersebut sebesar 95% maka capaian kinerjanya adalah sebesar

124,45% dengan predikat memuaskan.

Meskipun sebagian besar loan telah dipertanggungjawabkan dengan baik

sebagaimana tercermin atas kewajaran laporan keuangan yang diaudit, namun

masih ditemukan adanya pengelolaan keuangan yang kurang memadai, antara lain

berupa :

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);

Kelebihan pembayaran yang harus disetorkan ke Kas Negara atau Kas Daerah;

Kelebihan pembayaran yang disetorkan kembali ke “Penerima Manfaat

Kegiatan”;

Pelaksanaan kegiatan belum mencapai 100% sehingga belum dapat

dimanfaatkan oleh masyaraka;

Pelaksanaan kegiatan tidak sesuai pedoman yang telah ditetapkan;

Kegiatan yang dilaksanakan tidak tepat sasaran dan lokasi atau belum

dimanfaatkan;

Terdapat hasil kegiatan yang mengalami kerusakan;

Kurangnya peran serta masyarakat dalam pemeliharaan hasil kegiatan;

Belum tertibnya administrasi keuangan di tingkat penerima manfaat kegiatan.

125 125

118,24 117,65

105,26

118,23

95

100

105

110

115

120

125

130

2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata

Laporan Keuangan PHLN yang Diaudit di Provinsi Kalimantan Barat Memperoleh Opini Dukungan Wajar

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 31

Oleh karena itu, kerja sama antara Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

dengan unit kerja pelaksana kegiatan PHLN dalam bentuk assurance dan

consultancy sangatlah diperlukan dimasa mendatang dalam rangka mengantisipasi

faktor-faktor penyebab tidak diperolehnya opini wajar.

c. 100% BUMD yang Didampingi Penyelenggaraan Akuntansinya Minimal

Mendapat Opini WDP

Selain opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Laporan Keuangan

PHLN, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dalam masa Renstra 2010-2014

telah melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi/bimbingan teknis/konsultasi/

pendampingan pada BUMD yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Barat

walaupun tidak seluruh BUMD dapat dilakukan kegiatan tersebut setiap tahunnya,

namun keseluruhan kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan opini

atas laporan keuangan BUMD.

Rincian capaian kinerja indikator BUMD yang didampingi penyelenggaraan

akuntansinya minimal mendapat opini WDP adalah sebagai berikut :

Tabel 8 Capaian Kinerja Opini atas Laporan Keuangan BUMD

Tahun 2010-2013

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

Laporan Keuangan yang

Diaudit 10 8 6 7 4

Opini Laporan Keuangan

WTP/WDP 8 7 5 6 4

Opini Laporan Keuangan

TW/TMP 2 1 1 0 0

Target Laporan Keuangan

WTP/WDP 75% 80% 80% 78% 90%

Realisasi Laporan Keuangan

WTP/WDP 80% 87,5% 83,33% 85,71% 100%

Capaian Kinerja 107% 109,38% 104,16 109,88% 111,11%

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa audit keuangan yang dilakukan pada

BUMD yang ada di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat atas laporan keuangan

dengan tahun buku 2010 sampai dengan tahun buku yang berakhir 2013 terlihat

bahwa capaian kinerja telah mencapai di atas 100%. Namun Jumlah BUMD yang

dilakukan audit semakin tahun semakin menurun yang disebabkan wewenang

melakukan audit atas laporan keuangan BUMD tidak hanya berada di BPKP, namun

dapat juga dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik. Hal ini juga sejalan dengan tidak

ditargetkannya audit atas laporan keuangan BUMD dalam Program Kerja

Pengawasan dan Pembinaan Tahunan (PKP2T) Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat sejak tahun 2012, namun dalam pelaksanaannya sejak tahun 2012

dilakukan audit atas laporan keuangan atas permintaan pihak BUMD sendiri.

Dalam masa Renstra 2010-2014 terlihat 11 BUMD yang pernah dilakukan audit atas

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 32

laporan keuangannya dengan rata-rata capaian kinerja adalah sebesar 108,31%

dan apabila dibandingkan dengan target kinerja sebesar 100% maka capaian

kinerjanya adalah sebesar 108,31% dengan predikat memuaskan sebagaimana

disajikan dalam grafik berikut ini:

Secara lengkap perkembangan opini atas laporan keuangan BUMD yang pernah

dilakukan audit atas laporan keuangannya adalah sebagai berikut :

Tabel 9 Perkembangan Opini Hasil Audit Laporan Keuangan BUMD

Tahun Buku 2010-2013

No Badan Usaha 2010 2011 2012 2013

1. PDAM Kota Pontianak

WTP WTP WTP WDP

2. PDAM Kabupaten Mempawah

WDP WDP WDP WDP

3. PDAM Kabupaten Bengkayang

WDP Tidak Audit Tidak Audit Tidak Audit

4. PDAM Kabupaten Melawi

Disclaimer Tidak Audit Tidak Audit Tidak Audit

5. PDAM Kabupaten Sambas

WDP WDP WDP Tidak Audit

6. PDAM Kota Singkawang

WDP WDP Tidak Audit Tidak Audit

7. PDAM Kabupaten Sintang

Disclaimer Tidak Audit Tidak Audit Tidak Audit

8. PD Kapuas Indah Pontianak

WTP WTP WTP WTP

9. PDAM Kabupaten Kapuas Hulu

WDP Tidak Wajar Tidak Wajar WDP

10. PDAM Kabupaten Kubu Raya

WDP WDP WDP Tidak Audit

11. PDAM Kabupaten Ketapang

Tidak Audit WDP Tidak Audit Tidak Audit

107

109,38

104,16

109,88 111,11

108,31

100

102

104

106

108

110

112

2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata

Capaian Kinerja Opini atas Laporan Keuangan BUMD

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 33

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa laporan keuangan sampai dengan tahun

buku 2013 seluruh BUMD telah mencapai opini WDP bahkan sampai dengan akhir

tahun 2012 terdapat 2 BUMD telah mendapat opini WTP yaitu PDAM Kota

Pontianak dan PD. Kapuas Indah. Namun PDAM Kota Pontianak untuk tahun buku

2013 turun menjadi WDP. Penyebab belum tercapainya opini WTP/WDP pada

beberapa BUMD dan turunnya pendapat dari WTP menjadi WDP pada PDAM Kota

Pontianak adalah belum tertibnya pengelolaan aset diantaranya pengendalian

intern dalam pengelolaan dan manajemen aset belum memadai, Kurang saji

(understated) atas akun aset tetap dan penyajian aset tetap dalam neraca belum

didukung dengan daftar aset yang memadai.

Dengan demikian, kerja sama antara Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

dengan BUMD dalam bentuk assurance dan consultancy sangatlah diperlukan

dimasa mendatang dalam rangka mengantisipasi faktor-faktor penyebab tidak

diperolehnya opini WDP/WTP diantaranya akan diwujudkan dalam membenahi

sistem dan tata kelola, sistem akuntansi, majajemen aset, asistensi penyusunan

laporan keuangan maupun Good Corporate Governance (GCG).

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 34

Tujuan 2

“Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik di Wilayah Kerja

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat”

Peningkatan tata pemerintahan yang baik di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat lebih didasarkan pada rendahnya standar pelayanan publik, hal ini

diantaranya disebabkan belum semua kementerian/lembaga dan pemerintah daerah

membuat dan menerapkan standar pelayanan minimal (SPM). Padahal di satu sisi

pemerintah telah mencanangkan terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan

bersih(good public governance).

Tata pemerintahan yang baik tersebut berkaitan dengan etika pengelolaan organisasi

pemerintahan harus memenuhi kriteria atau karakteristik yaitu adanya partisipasi

publik, adanya kerangka hukum yang adil, transparansi informasi, pelayanan yang

responsif, orientasi pada kepentingan yang luas, kesempatan yang sama, kegiatan yang

efisien dan efektif, akuntabilitas organisasi serta visi ke depan pengembangan

manusia. Pencapaian kinerja tujuan tersebut dilakukan melalui 1 sasaran dengan 3

indikator kinerja yaitu sebagai berikut:

Tabel 10 Rata-rata Capaian Tujuan 2

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

1. 60% Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan Barat mengimplementasikan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

% 60,00 69,44 115,73

2. 60% Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan Barat menerapkan prinsip Kepemerintahan yang baik (Good Public Governance)

% 60,00 78,57 130,95

3. 75% BUMN/BUMD di Provinsi Kalimantan Barat memenuhi kriteria Good Corporate Governance (GCG)

% 75,00 130,26 173,68

Rata-rata capaian tujuan 140,12%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rata-rata capaian kinerja tujuan

Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Kerja Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Baratselama masa rentra tahun 2010 – 2014 adalah sebesar 140,12%

dengan kategori Memuaskan. Uraian masing indikator kinerja tujuan adalah sebagai

berikut:

a. 60% Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan Barat Mengimplementasikan

Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Capaian kinerja implementasi SPM dilakukan dengan melihat telah dicantumkannya

indikator SPM dalam dokumen perencanaan Pemerintah Daerah dan capaian

kualitas SPM.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 35

Sampai dengan tahun 2014 seluruh IPD telah mencantumkan SPM dalam dokumen

perencanaan. Hal ini terlihat dari Renstra Pemerintah Daerah dan diturunkan dalam

Rencana Kinerja Tahunan yang berisi target yang harus dicapai, dengan demikian

capaian kinerja indikator tersebut adalah 100%. Sedangkan kualitas SPM sampai

dengan tahun 2014 hanya dapat diukur melalui pencapaian target nasional atas

indikator SPM Bidang Kesehatan sebagai berikut :

Kabupaten Mempawah : 6 Indikator sebesar 33,33% (6/18 indikator).

Kota Pontianak : 8 indikator atau sebesar 44,44% (8/18 indikator).

Sehingga rata-rata capaian sebesar 38,88%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa realisasi implementasi SPM sampai

dengan tahun 2014 adalah rata-rata dari realisasi di atas yaitu sebesar 69,44%

((100% + 38,88%)/2)). Apabila dibandingkan dengan target kinerja sebesar 60%

maka capaian kinerja implementasi penerapan SPM oleh pemerintah daerah di

Provinsi Kalimantan Barat adalah 115,73% dengan kategori memuaskan.

b. 60% Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan Barat Menerapkan Prinsip

Kepemerintahan Good Public Governance

Indikator ini diperlukan dalam rangka mengukur sejauh mana tingkat implementasi

tata pemerintahan yang baik telah dilakukan pemerintah daerah di Provinsi

Kalimantan Barat dilaksanakan terutama harus memenuhi karakteristik yaitu

adanya partisipasi publik, adanya kerangka hukum yang adil, transparansi

informasi, pelayanan yang responsif, orientasi pada kepentingan yang luas,

kesempatan yang sama, kegiatan yang efisien dan efektif, akuntabilitas organisasi

serta visi ke depan pengembangan manusia.

Pemerintah Daerah yang menerapkan prinsip Good Governance adalah pemerintah

daerah yang memiliki kategori capaian kinerja tinggi dan sangat tinggi

Dalam penilaian indikator tersebut fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat adalah mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik yang

pengukurannya menggunakan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah

di Provinsi Kalimantan Barat yang didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 6

Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri setiap tahunnya terakhir tahun 2014 Nomor

120.04/2155/OTDA tanggal 13 Mei 2014, dengan kategori prestasi sebagai berikut:

No Rentang Indeks Kategori Capaian

1. < 3,00 – 4,00 Sangat Tinggi

2. < 2,00 – 3,00 Tinggi

3. < 1,00 – 2,00 Sedang

4. 0,00 – 1,00 Rendah

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun

2013 adalah sebagai berikut:

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 36

Tabel 11 Hasil Penilaian Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Tahun 2010-2013

Kabupaten/Kota Skor Capaian Kinerja

2009 2010 2011 2012 2013

1. Kabupaten Sintang 2,33 2,54 2,72 2,00 3,14

2. Kota Pontianak 2,41 2,31 2,77 3,14 3,08

3. Kabupaten Landak 2,15 2,54 2,44 2,49 3,01

4. Kabupaten Bengkayang 2,37 2,41 2,60 1,97 2,69

5. Kabupaten Kapuas Hulu 2,51 2,49 2,58 2,34 2,68

6. Kabupaten Sekadau 2,55 2,28 2,56 1,82 2,64

7. Kabupaten Sanggau 2,67 2,44 2,58 2,13 2,63

8. Kabupaten Mempawah 2,38 2,54 2,70 2,28 2,48

9. Kabupaten Sambas 2,31 2,56 2,70 1,45 2,45

10. Kabupaten Melawi 2,35 2,53 2,37 2,30 2,15

11. Kota Singkawang 1,91 2,38 2,55 1,92 2,11

12. Kabupaten Kubu Raya 1,96 2,05 2,55 1,39 1,58

13. Kabupaten Kayong Utara 2,43 1,98 2,22 1,32 1,51

14. Kabupaten Ketapang 2,39 2,31 2,66 2,14 1,25

Sesuai tabel di atas terlihat bahwa sejak tahun 2010-2013 kinerja penyelenggaraan

pemerintah daerah sudah berada di level sedang ke atas. Pada tahun 2014 terdapat

3 pemerintah daerah level kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah sudah

sangat tinggi yaitu Kota Pontianak, Kabupaten Landak dan Kabupaten Sintang dan

8 pemerintah daerah level tinggi. Dengan demikian, sampai dengan berakhirnya

masa Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat capaian indikator

Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan Barat menerapkan prinsip

Kepemerintahan yang baik(Good Public Governance)adalah sebesar 78,57% (11 : 14

X 100%) dan apabila dibandingkan dengan target kinerja indikator tersebut sebesar

60% Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan Barat menerapkan prinsip

Kepemerintahan Good Public Governance maka capaian kinerja adalah sebesar

130,95% dengan kategori memuaskan.

Walaupun capaian kinerja telah mencapai predikat memuaskan, peran Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat sangat diharapkan terutama untuk meningkatkan

database capaian kinerja yang memadai untuk 11 Pemerintah Daerah yang masih

level tinggi dan sedang melalui pendampingan penyusunan database.

c. 75% BUMN/BUMD di Provinsi Kalimantan Barat Memenuhi Kriteria Good

Corporate Governance (GCG)

Indikator kinerja BUMN/D yang memenuhi kriteria GCG digunakan untuk mengukur

sejauh mana korporasi telah mengimplementasikan pola tata kelola yang baik.

Indikator ini diukur dengan membandingkan antara jumlah BUMN/D/BLU/D yang

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 37

telah menerapkan GCG/KPI dengan jumlah BUMN/D/BLU/D yang dibina oleh

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat.

Sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 BUMN/D yang dilakukan pembinaan

GCG sudah mencapai 15 BUMN/D, capaian kinerja BUMN/D yang telah menerapkan

kriteria GCG setiap tahunnya dibanding dengan BUMN/D yang dibina adalah sebagai

berikut:

Tabel 12 Capaian Kinerja Pemenuhan Kriteria GCG pada BUMN/D

Tahun 2010-2014

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah BUMN/D yang dilakukan

pembinaan GCG

1 2 2 3 3

Jumlah BUMN yang memenuhi kriteria

GCG

1 1 2 3 3

Capaian Kinerja Pemenuhan kriteria GCG 100% 50% 100% 100% 100%

Target kinerja tahunan 60% 60% 70% 75% 80%

Capaian Kinerja 166,66 83,33% 143% 133,33% 125%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sejak tahun 2010 sampai dengan tahun

2014 jumlah BUMN/D yang dilakukan pembinaan adalah sebanyak 3 BUMN/D yaitu

PTPN XIII, PD Kapuas Indah dan PDAM Kota Pontianak dan dari 3 BUMN/D tersebut

seluruhnya telah menerapkan kriteria GCG. Pada tahun 2014 dilakukan sosialisasi

dan pengenalan pentingnya GCG pada 8 BUMD, sehingga belum dapat diukur kinerja

implementasinya yaitu pada :

1) PDAM Kabupaten Sanggau

2) PDAM Kabupaten Sintang

3) PDAM Kabupaten Kubu Raya

4) PDAM Kabupaten Sambas

5) PDAM Kabupaten Mempawah

6) PDAM Kota Singkawang

7) PDAM Kabupaten Melawi

8) PDAM Kabupaten Bengkayang

Rata-rata capaian kinerja indikator BUMN/BUMD di Provinsi Kalimantan Barat

memenuhi kriteria Good Corporate Governance (GCG) dalam kurun waktu 2010-

2014 adalah sebesar 130,26%, bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 75%

maka capaian indikator tersebut adalah sebesar 173,68% dengan kategori

memuaskan. Rata-rata capaian kinerja setiap tahunnya disajikan sebagai berikut:

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 38

Dengan kondisi pembinaan yang dilakukan sampai dengan tahun 2014, tantangan

besar bagi perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat agar 8 BUMD binaan baru

untuk dapat menerapkan kriteria GCG dan mempertahankan 3 BUMN/D yang telah

menerapkan kriteria GCG dengan pembinaan pada BUMN/BUMD melalui kegiatan

evaluasi/pengembangan sistem pengelolaan dan bimtek/konsultasi/sosialisasi/

asistensi/pendampingan penerapan GCG.

166,66

83,33

143 133,33 125 130,26

0

50

100

150

200

2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata

Capaian Kinerja Pemenuhan Kriteria GCG pada BUMN/D

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 39

Tujuan 3 “Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan

Memudahkan Pengungkapan Kasus yan g Merugikan Keuangan Negara di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat”

Indikator tersebut merupakan parameter kinerja Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat untuk menilai keberhasilan mendorong terciptanya iklim yang

mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan

keuangan negara, diantaranya dengan melakukan sosialisasi program anti korupsi

dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat atas

permasalahan korupsi, mengimplementasikan Fraud Control Plan (FCP) di

IPP/IPD/BUMN/BUMD yang berisiko fraud, serta melakukan reviu laporan dan

pengaduan masyarakat.

Pencapaian kinerja tujuan tersebut dilakukan melalui 2 indikator kinerja yaitu sebagai

berikut:

Tabel 13 Rata-rata Capaian Tujuan 3

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

1. 95% permintaan bantuan dari Instansi

Penegak Hukum dalam penanganan

kasus korupsi dapat ditindaklanjuti.

% 95,00 100,00 105,26

2. Terpenuhi Indikator Proses dan Hasil

Provinsi Kalimantan Barat sebagai

Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan

Wilayah Birokrasi Bersih Melayani

(WBBM)

% 100,00 Belum

dilakukan

pengukuran

oleh TPN

-

Rata-rata capaian tujuan 105,26

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa, untuk indikator kedua belum dilakukan

pengukuran oleh Tim Penilai Nasional (TPN) sehingga keberhasilan tujuan di atas

hanya diwakili oleh indikator pertama sebesar 105,26% dengan kategori

memuaskan. Uraian masing indikator kinerja tujuan adalah sebagai berikut:

a. 95% permintaan Bantuan Dari Instansi Penegak Hukum Dalam Penanganan Kasus

Korupsi Dapat Ditindaklanjuti

Indikator tersebut diperlukan dalam rangka mengukur kinerja Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka menuntaskan perkara korupsi yang

ditangani instansi penegak hukum baik kepolisian maunpun kejaksaan. Hal ini

dilakukan dengan melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan

negara dan pemberian keterangan ahli baik tingkat penyidikan maupun penuntutan.

Sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 penanganan kasus di Provinsi

Kalimantan Barat sebanyak 340 kasus yang terdiri dari Audit Investigasi sebanyak

34 kasus, Audit PKKN sebanyak 71 kasus dan Pemberian Keterangan Ahli (PKA)

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 40

sebanyak 235 kali. Dari jumlah tersebut di atas seluruhnya telah selesai ditangani

dan diterbitkan laporannya untuk diserahkan ke Instansi Penyidik, sehingga

realisasi penanganan kasus di Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat sejak

tahun 2014 sampai dengan tahun 2014 mencapai 100%. Apabila dibandingkan

dengan target akhir tahun 2014 sebesar 95% maka capaian kinerja indikator

tersebut adalah sebesar 105,26% dengan kategori memuaskan.

Capaian kinerja tersebut sudah optimal, namun secara nyata kasus korupsi yang

ditangani di Provinsi Kalimantan Barat semakin meningkat, sehingga masih

diperlukan upaya penanganan yang lebih intensif melalui stategi Pre-emptif dan

Preventif. Strategi tersebut dilaksanakan melalui implementasi Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP) dan sistem pencegahan KKN (Fraud Control Plan).

b. Terpenuhi Indikator Proses dan Hasil Provinsi Kalimantan Barat Sebagai Wilayah

Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)

Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) adalah sebutan yang diberikan

pada suatu unit kerja yang memenuhi syarat indikator hasil WBBM dan

memperoleh hasil penilaian indikator di atas 75 pada Zona Integritas (ZI) yang telah

memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian WDP) dari BPK. Sedangkan Wilayah

Bebas Korupsi (WBK) adalah sebutan yang diberikan pada suatu unit kerja yang

memenuhi syarat indikator hasil WBK dan memperoleh hasil penilaian indikator di

atas 75 pada Zona Integritas (ZI) yang telah memperoleh opini Wajar Dengan

Pengecualian WDP) dari BPK.

Adapun indikator Proses dari WBK dan WBBM sesuai dengan Peraturan Menteri

Pendayagunaan dan Reformasi Birokrasi Nomor 60 Tahun 2012 sebanyak 20

indikator yaitu sebagai berikut:

Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas

Pemenuhan Kewajiban LHKPN

Pemenuhan Akuntabilitas Kinerja

Pemenuhan Kewajiban Laporan Keuangan

Penerapan Kebijakan Disiplin PNS

Penerapan Kode Etik Khusus

Penerapan Kebijakan Pelayanan Publik

Penerapan Whistleblower System Tindak Pidana Korupsi

Pengendalian Gratifikasi

Penanganan Benturan Kepentingan (Conflicts of Interest)

Kegiatan Pendidikan/Pembinaan dan Promosi Anti Korupsi

Pelaksanaan saran perbaikan yang diberikan oleh BPK/KPK/APIP

Penerapan Kebijakan Pembinaan Purna Tugas

Penerapan Kebijakan Pelaporan Transaksi Keuangan yang Tidak Sesuai dengan

Profil oleh PPATK

Promosi Jabatan Secara Terbuka

Rekruitmen Secara Terbuka

Mekanisme Pengaduan Masyarakat

E-Procurement

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 41

Pengukuran Kinerja Individu

Keterbukaan Informasi Publik

Masing-masing indikator tersebut memiliki bobot masing-masing yang besarnya

berbeda satu sama lainnya, sedangkan indikator hasil dari WBK dan WBBM adalah

sebagai berikut:

Nilai indeks integritas

Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik

Persentase kerugian negara (KN) yang belum diselesaikan (%)

Persentase maksimum temuan in-efektif (% anggaran)

Persentase maksimum temuan in-efisien (% anggaran)

Persentase maksimum jumlah pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin karena

penyalahgunaan keuangan

Persentase pengaduan masyarakat yang belum ditindaklanjuti

Persentase pegawai yang dijatuhi hukuman karena tindak pidana

Fungsi APIP di dalam Permenpan dan RB tersebut hanya sebagai Unit Penggerak

Integritas (UPI) yaitu sebagai pembinaan melalui kegiatan konsultasi (sosialisasi,

bimbingan teknis) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

tentang SPIP dan konsultasi terutama dilaksanakan untuk hal-hal yang

berhubungan dengan program-program pembangunan zona integritas.

Sedangkan untuk menilai apakah suatu wilayah telah memenuhi WBK dan WBBM

dilakukan oleh Tim Penilai Internal (TPI) yang dibentuk oleh Kementerian/

Lembaga dan Pemerintah Daerah serta Tim Penilai Nasional (TPN) yang dibentuk

oleh Menteri yang mempunyai tugas melakukan penilaian unit kerja dalam rangka

memperoleh predikat WBK/WBBM.

Sampai dengan berakhirnya tahun 2014, indikator ini belum dapat dilakukan

pengukuran hal ini disebabkan:

Belum ada satuan unit kerja pemerintah daerah (UPI) yang meminta ke

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat untuk melakukan pembinaan

menuju Zona Integritas. (ganti)

Baru 2 Pemerintah Daerah yang dilakukan penilaian maturitas SPIP yaitu

Kabupaten Sintang dan Kota Pontianak.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 42

Tujuan 4

“Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah”

Indikator tersebut untuk menilai keberhasilan mandat yang diberikan kepada BPKP

sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP) yaitu BPKP sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat juga

berperan aktif untuk mewujudkan peran tersebut di wilayah Provinsi Kalimantan

Barat.

Pencapaian kinerja tujuan tersebut dilakukan melalui 1 indikator kinerja yaitu 60%

Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan Barat telah menerapkan SPIP sesuai

dengan PP Nomor 60 Tahun 2008.

Pengukurannya dilakukan menggunakan parameter Pemerintah Daerah yang telah

menyusun Rencana Tindak Pengendalian (RTP) sebagai wujud implementasi SPIP

sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008.

Sampai dengan akhir tahun 2014, pemerintah daerah yang telah menyusun RTP

sebanyak 6 dari 15 Pemerintah Daerah, sehingga capaian kinerjanya sebesar 40% dan

apabila dibandingkan dengan target kinerjanya sebesar 60% capaian kinerja tujuan

tersebut di atas adalah 66,67% dengan kategori cukup.

Pemerintah Daerah yang telah menyusun RTP adalah Kabupaten Bengkayang,

Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten

Melawi dan Kabupaten Sintang.

Peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat mengupayakan seluruh Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota untuk dapat dilakukan evaluasi maturitas SPIP. Meskipun

permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya komitmen dari kepala daerah dalam

mengimplementasikan SPIP.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 43

Tujuan 5

“Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

yang Profesional dan Kompeten”

Indikator untuk menilai keberhasilan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

menjalankan fungsinya sebagai pembina APIP, peningkatan kapasitas APIP

dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi auditor di lingkungan

inspektorat Kabupaten/kota.

Indikator tujuan tersebut diukur dengan 1 indikator utama yaitu 60% Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Pemerintah Daerah yang mendapat Opini WTP

berada pada level 2 berdasarkan kriteria Internal Audit Capability Model (IACM).

Upaya peningkatan kapabilitas APIP yang selama ini menjadi konsentrasi BPKP selaku

instansi pembina auditor di Indonesia sangat terbantu dengan terbitnya Revisi

Panduan Assessment (Evaluasi) Tata Kelola Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

(PDM-1284/JT.2/2013). Panduan ini memberikan arah bagi tim assessor (evaluator)

dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan melaporkan hasil assessment (evaluasi)

atas penerapan tata kelola APIP.

Formulir isian adalah dokumen yang berisi uraian/pernyataan yang merupakan

penjabaran dari Key Process Area yang digunakan untuk menilai tingkat kapabilitas

APIP.

Adapun indikator yang digunakan adalah Peran dan Layanan (Services and Role),

Pengelolaan Sumber Daya Manusia (People Management), Praktik Profesional

(Professional Practices), Akuntabilitas dan Manajemen Kinerja (Performance

Management and Accountability), Budaya dan Hubungan Organisasi (Organizational

Relationship and Culture), dan Struktur Tata Kelola (Governance Structures).

Berdasarkan parameter di atas Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah

melakukan evaluasi tata kelola APIP pada 9 Inspektorat Kabupaten/Kota terutama

yang telah memperoleh opini WTP dengan hasil capaian level IACM adalah sebagai

berikut:

Tabel 14 Level IACM Inspektorat Kabupaten/Kota yang Mendapat Opini WTP

Tahun 2010-2014

Pemerintah Daerah Level IACM

2010 2011 2012 2013 2014 Provinsi Kalimantan Barat Tidak dilakukan evaluasi Kota Pontianak 1 1 1 1 Tidak dievaluasi Kabupaten Sekadau 1 1 1 1 1 Kabupaten Sintang 1 1 1 1 2 Kabupaten Landak 1 1 1 1 1

Dari tabel di atas terlihat, sampai dengan tahun 2014 hanya 1 Pemerintah Daerah yang

opini WTP telah mencapai level 2 yaitu Pemerintah Kabupaten Sintang, dengan

demikian capaian kinerja indikator tersebut adalah sebesar 20% (1 : 5 X 100%) dan

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 44

apabila dibandingkan dengan target indikator kinerjanya sebesar 60% maka capaian

kinerja indikator tersebut adalah sebesar 33,34 dengan kategori kurang.

Untuk masa yang akan datang kondisi ini merupakan tantangan bagi Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat untuk lebih mengoptimalkan fungsinya sebagai pembina

APIP dengan melakukan sosialisasi, pendampingan penerapan JFA dan tata kelola APIP

serta mendorong terbentuk Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI)

wilayah Kalimantan Barat. sehingga dapat meningkatkan level tata kelola APIP yang

lebih tinggi.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 45

Capaian Kinerja Sasaran Tahun 2014

Dalam tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melaksanakan 7

sasaran dengan 33 indikator kinerja. Target indikator sasaran menggunakan target

yang ditetapkan dalam Revisi Penetapan Kinerja Tahun 2014 dengan Surat Kepala

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat nomor S-1170/PW14/1/2014 tanggal 2

September 2014, target tersebut berbeda dengan Suplemen Perubahan Kedua Renstra

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat 2010 – 2014 nomor Kep-

219/PW14/1/2014 tanggal 22 Agustus 2014. Hal tersebut disebabkan Biro

Perencanaan dan Pengawasan BPKP Pusat dalam menyusun Revisi Tapkin 2014 tidak

memandang adanya revisi Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat.

Kondisi ini telah disampaikan kepada Kepala Biro Perencanaan dan Pengawasan BPKP

melalui surat Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimanatan Barat nomor S-

1462/PW14/1/2014 tanggal 19 Nopember 2014. Namun sampai dengan penyusunan

LAKIP ini balasan atas perbaikan Revisi Tapkin tidak diterima Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat.

Berdasarkan Revisi Penetapan Kinerja Tahun 2014 yang berisikan 7 sasaran strategis

dengan 33 indikator kinerja utama (IKU) yang harus dicapai oleh 5 unit eselon III.

Capaian kinerja rata-rata yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat pada tahun 2014 adalah sebesar 124,64% dengan kategori memuaskan,

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 15 Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran

No Sasaran Rata-rata Capaian

Kinerja (%)

1. Meningkatkan Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian Lembaga dan 90% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

123,78

2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara/ Daerah sebesar 75%

117,48

3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD

151,98

4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

123,40

5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah sebesar 60%

91,66

6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang Profesional dan Kompeten Pada 80% Pemerintah Daerah

108,34

7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

155,81

Rata-rata capaian Sasaran Stategis 124,64

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 46

Adapun uraian capaian kinerja masing-masing sasaran berserta indikator kinerja

adalah sebagai berikut :

Sasaran Strategis 1 “Meningkatkan Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian

Lembaga dan 90% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ”

Sasaran strategis ini dimaksudkan untuk memenuhi misi “Menyelenggarakan

Pengawasan Intern Terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara yang Mendukung Tata

Kepemerintahan yang Baik dan Bebas KKN di Kalimantan Barat”. Capaian kinerja

sasaran strategis ini didukung dengan 7 (tujuh) IKU dimana dua IKU terkait langsung

dengan kualitas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga dan Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah.

Capaian keberhasilan masing-masing IKU disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 16 Rata-rata Capaian Sasaran Stategis 1

No Indikator Satuan Target Realisasi

Capaian (%)

Capaian Kinerja (%)

2014 2014 2014 2010 2011 2012 2013

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

% 100 108,33 108,33 111,11 135,29 129 120

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 95 100 105,26 77,78 145 116,25 105,56

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

% 90 100 115,74 149 108 118,29 114,12

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat

% 100 130,66 130,66 100 100 100 100

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 100 144,83 144,83 100 100 100 100

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 100 70,59 70,59 100 100 100 100

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 20 39,13 195,65 - - - -

Rata-rata 123,78 106,32 114,72 110,59 106,61

Untuk tahun 2014, rata-rata capaian sasaran strategis “Meningkatkan Kualitas 95%

Laporan Keuangan Kementerian Lembaga (LKKL) dan 90% Laporan Keuangan

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 47

Pemerintah Daerah (LKPD)” adalah sebesar 123,78% dengan kategori memuaskan,

dibandingkan tahun sebelumnya yaitu tahun 2010 sampai dengan 2013 capaian

kinerja tahun 2014 adalah yang tertinggi, sedangkan peningkatan rata-rata capaian

kinerja setiap tahunnya sejak tahun 2010 sampai dengan 2014 disajikan dalam grafik

berikut ini:

Untuk indikator “persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan

akuntansi” tidak dapat diperbandingkan rata-rata capaian kinerjanya dengan tahun

2010 sampai dengan tahun 2013. Hal ini disebabkan indikator tersebut baru ada di

tahun 2014 sesuai Suplemen Perubahan Kedua Rencana Strategis Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat periode tahun 2010-2014 yang telah diselaraskandengan

Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-1644/K/SU/2012 tanggal 28 Desember 2012.

Realisasi penggunaan dana untuk pencapaian sasaran tersebut di tahun 2014 adalah

sebesar Rp1.729.036.000,00 atau 95,65.% dari anggaran yang tersedia sebesar

Rp1.807.725.000,00 dengan SDM yang digunakan sebanyak 19.410 OH atau 244,55%

dari rencana sebanyak 7.937 OH.

Penjelasan lebih lanjut masing-masing capaian indikator kinerja sasaran strategis ini

adalah sebagai berikut:

a. Persentase Instansi Pemerintah Pusat (IPP) yang Mendapat Pendampingan

Penyusunan Laporan Keuangan

Indikator kinerja utama (IKU) pertama ini merupakan IKU yang dominan dalam

pencapaian sasaran strategis pertama “Meningkatkan Kualitas 95% Laporan

Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL)”. Pencapaian keberhasilan IKU ini juga

berkorelasi secara langsung terhadap tercapainya IKU kedua BPKP yaitu “Persentase

Instansi Pemerintah Pusat (IPP) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini

Minimal WDP”.

Pencapaian IKU ini diukur dengan membandingkan antara jumlah instansi vertikal

yang mendapatkan pendampingan penyusunan laporan keuangan dengan target

yang telah ditetapkan dalam PKP2T.

106,32

114,72

110,59

106,61

123,78

95

100

105

110

115

120

125

130

2010 2011 2012 2013 2014

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 48

Untuk tahun 2014, realisasi IKU ini adalah sebanyak 13 satker di K/L atau sebesar

108,33% dari target yang ditetapkan sebanyak 12 satker di K/L, dibandingkan

dengan target tahun 2014 yaitu sebesar 100% maka capaian indikator kinerja

tersebut adalah sebesar 108,33% dengan kategori memuaskan.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan dengan tahun 2013

mengalami penurunan 11,67%, dengan tahun 2012 mengalami penurunan 20,67%,

dengan tahun 2011 mengalami penurunan 26,96% dan dengan tahun 2010

mengalami penurunan sebesar 2,78%. Hal ini disebabkan seluruh kegiatan tahun

sebelumnya yang merupakan kegiatan NPKP2T telah dimasukkan ke dalam PKP2T

tahun 2014, sehingga kegiatan pendampingan penyusunan laporan keuangan pada

instansi vertikal lebih berfokus pada pencapaian PKP2T.

Dalam tahun 2014, untuk mendukung tercapainya IKU tersebut Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat proaktif menjalin kerja sama melalui Memorandum of

Understanding (MoU) untuk membantu kementerian/lembaga (K/L), antara lain

dengan melakukan pendampingan penyusunan laporan keuangan K/L untuk

meningkatkan kemampuan IPP menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP.

Keberhasilan IKU didukung dengan pelaksanaan kegiatan bimbingan

teknis/asistensi penyusunan LKKL pada dua bidang yaitu Bidang Perekonomian dan

Bidang Polsoskam. Pendampingan Satuan Kerja di Bidang Perekonomian disajikan

dalam tabel berikut ini:

Tabel 17 OutputBimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian dan

Lembaga Bidang Perekonomian

Kegiatan Target

Laporan Realiasi

Capaian (%)

1. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan pada Kementerian PU di Provinsi Kalimantan Barat

4 5 100

2. PendampinganPenyusunan Laporan Keuangan pada Kementerian Pertanian di Provinsi Kalimantan Barat

1 1 100

Total 5 6 140

Sedangkan pendampingan Satuan Kerja di Bidang Polsoskam disajikan dalam tabel

berikut ini:

Tabel 18 OutputBimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian dan

Lembaga Bidang Polsoskam

Kegiatan Target Laporan

Realiasi Capaian (%)

1. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan pada Kemenkes di Provinsi Kalimantan Barat

4 4 100

2. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan pada Kepolisian Daerah Kalimantan Barat

1 1 100

3. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan 1 4 300

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 49

Kegiatan Target Laporan

Realiasi Capaian (%)

pada Kejaksaan Agung di Provinsi Kalimantan Barat

4. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan pada Kementerian Hukum dan HAM

1 1 100

5. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan pada Komisi Pemilihan Umum di Provinsi Kalimantan Barat

2 2 100

6. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan pada Badan Pertanahan Nasional di Provinsi Kalimantan Barat

2 2 100

7. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

1 1 100

8. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan pada Mahkamah Agung di Provinsi Kalimantan Barat

0 4 -

9. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan pada Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat

0 1 -

10. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan pada Bawaslu Provinsi Kalimantan Barat

0 1 -

11. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Provinsi Kalimantan Barat

0 2 -

Total 12 23 150

b. Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya

Memperoleh Opini Minimal WDP

Indikator kinerja utama (IKU) kedua ini merupakan IKU yang dominan dalam

pencapaian sasaran strategis pertama “Meningkatkan Kualitas 95% Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)”. Pencapaian keberhasilan IKU ini juga

berkorelasi secara langsung terhadap tercapainya IKU ketiga BPKP yaitu

“Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya

Memperoleh Opini Minimal WDP”. Target IKU ini, untuk tahun 2014 ditetapkan

sebesar 95%.

Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai tingkat daya guna hasil pengawasan

yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat untuk

meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah se-Provinsi

Kalimantan Barat dalam rangka menuju tata kelola pemerintahan yang baik (Good

Governance). Indikator ini diukur dengan membandingkan antara opini minimal

WDP atas laporan keuangan pemerintah daerah Tahun 2013 dengan jumlah IPD

yang diberikan asistensi.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 50

Realisasi IKU ini untuk tahun 2014 adalah sebesar 100% yang dihitung dari 15 IPD

yang ada di Kalimantan Barat, keseluruhannya memperoleh opini laporan keuangan

minimal WDP. Dari 15 IPD tersebut, 5 diantaranya memperoleh opini WTP,

sedangkan sisanya memperoleh opini WDP.

Realisasi tersebut jika dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 95%,

indikator kinerja utama “Persentase IPD yang laporan keuangannya

memperoleh opini minimal WDP” tercapai sebesar 105,26 % atau dengan

predikat “memuaskan”.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami

penurunan 0,29%, dengan tahun 2012 mengalami penurunan 10,99%, dengan

tahun 2011 mengalami penurunan 39,74% dan dengan tahun 2010 mengalami

peningkatan sebesar 27,48%. Hal ini disebabkan semakin besar target yang

ditetapkan tahun 2014 yaitu sebesar 90% dari 80% pada tahun 2010 sampai

dengan tahun 2012.

Adapun pemerintah daerah di Provinsi Kalimantan Barat yang telah diaudit atas

laporan keuangan tahun 2013 oleh BPK beserta opininya disajikan dalam tabel

berikut ini:

Tabel 19 Daftar Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Pemda/Pemprov Opini Laporan Keuangan

1. Provinsi Kalimantan Barat WTP

2. Kota Pontianak WTP

3. Kota Singkawang WDP

4. Kabupaten Mempawah WDP

5. Kabupaten Sambas WDP

6. Kabupaten Bengkayang WDP

7. Kabupaten Sanggau WDP

8. Kabupaten Sekadau WTP

9. Kabupaten Landak WTP

10. Kabupaten Melawi WDP

11. Kabupaten Sintang WTP

12. Kabupaten Kapuas Hulu WDP

13. Kabupaten Ketapang WDP

14. Kabupaten Kayong Utara WDP

15. Kabupaten Kubu Raya WDP

Keberhasilan pencapaian outcome tersebut didukung dengan kegiatan

bimtek/asistensi seperti yang ditampilkan tabel berikut ini:

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 51

Tabel 20 Output Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan Pemda

Kegiatan Target Laporan Realiasi Capaian (%)

1. Asistensi Pengelolaan aset pada

Pemerintah Daerah

2 5 250

2. Asistensi/implementasi SIMDA

dalam rangka peningkatan

akuntabilitas keuangan daerah

6 22 367

3. Asistensi penyusunan action

planterhadap hasil pemeriksaan

LKPD oleh BPK dalam rangka

peningkatan opini pada pemerintah

daerah

2 9 450

4. Analisis Kinerja Keuangan Pemda

Tahun 2013

1 1 100

5. Pengawasan pajak Bendaharawan

Umum daerah

10 33 330

6. Asistensi Akuntansi dan Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah

- 6 -

Total 21 76 345

c. Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini

Dukungan Wajar

Pengawasan atas proyek dengan dana Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN)

dilakukan melalui audit keuangan dengan tujuan memberikan simpulan atau

dukungan opini atas laporan keuangan yang disajikan oleh pengguna anggaran dan

penilaian terhadap efisiensi penggunaan pinjaman/hibah luar negeri. Audit ini

dilaksanakan atas dasar permintaan lembaga donor yaitu Bank Dunia, ADB, IDA,

JICA, dan lainnya.

Untuk tahun 2014, target IKU ditetapkan sebesar 90%. Capaian Indikator kinerja

utama (IKU) diukur dengan membandingkan jumlah laporan keuangan proyek

PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar dibandingkan dengan jumlah

laporan keuangan proyek PHLN yang diaudit.

Selama tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah melakukan

sebanyak 17 audit atas laporan keuangan proyek PHLN dari target sebanyak 17

laporan (1 PP dibatalkan) atau 100%, dibandingkan dengan target kinerja tahun

2014 yaitu sebesar 90% maka capaian kinerja indikator tersebut adalah sebesar

111,11% dengan kategori memuaskan.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami

kenaikan 3,01%, dengan tahun 2012 mengalami penurunan 7,18%, dengan tahun

2011 mengalami peningkatan 3,11% dan dengan tahun 2010 mengalami penurunan

sebesar 37,89%. Hal ini disebabkan adanya output dari PKP2T yang tidak

diterbitkan laporannya yaitu 1 kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan Kota Singkawang

dikarenakan adanya Inpres Nomor 4 tentang Penghematan dan Pemotongan Belanja

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 52

Kementerian/Lembaga. Selain itu, peningkatan penetapan target tahun 2014

menjadi 95% dari 85% diakhir tahun 2013 menjadi penyebab turunnya capaian

indikator kinerja.

Dalam tahun 2014, capaian IKU ini didukung oleh kegiatan audit dukungan atas

laporan keuangan proyek PHLN tahun 2013 yang ada di Kalimantan Barat

sebagaimana tersaji dalam tabel 24.

Tabel 21 Output Kegiatan Audit Atas Laporan Keuangan Proyek PHLN

Kegiatan Target Realiasi Capaian (%)

1. PNPM Mandiri Perdesaan 9 9 100

2. PNPM Mandiri Perkotaan 3 2 66,66

3. PNPM PISEW / RISE 3 3 100,00

4. EINRIP 1 1 100,00

5. HPEQ 1 1 100,00

6. PPAUD 1 1 100,00

7. Quality Assurance atas Audit PNPM Mandiri

Pedesaan/Perkotaan

5 5 100,00

8. Audit atas pengelolaan dana SPP PNPM

Mandiri Perdesaan

1 4 400

Total 24 26 133,33

d. Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektoral yang Disampaikan Ke Pusat

Indikator Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai tingkat daya guna hasil

pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat oleh

BPKP Pusat untuk pengambilan keputusan di tingkat pusat. Indikator ini dihitung

dengan membandingkan antara realisasi laporan hasil pengawasan lintas sektoral

yang dikirimkan ke Pusat dengan target laporan dari Pusat.

Realisasi IKU ini untuk tahun 2014 adalah sebesar 130,66% yang diperoleh dengan

membandingkan target laporan hasil pengawasan lintas sektoral yang diterbitkan

perwakilan, yaitu sebanyak 98 laporan dari taget sebanyak 75 laporan dan seluruh

laporan tersebut telah disampaikan ke pusat. Apabila dibandingkan dengan target

kinerja indikator tersebut sebesar 100% maka capaian indikator kinerja Persentase

Hasil Pengawasan Lintas Sektoral yang Disampaikan Ke Pusat adalah sebesar

130,66% dengan kategori memuaskan.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2010 sampai dengan

2013 seluruhnya mengalami peningkatan yang sama yaitu sebesar 30,66%.

Keberhasilan indikator tersebut didukung dengan kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

1) Pengawasan Lintas Sektor Bidang Perekonomian

Pengawasan lintas sektor bidang perekonomian dilaksanakan melalui audit

kinerja dengan tujuan menilai dan mereviu keberhasilan pelaksanaan program

dengan menggunakan indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja program

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 53

dan kegiatan, serta memberikan saran perbaikan atas adanya kelemahan dalam

pelaksanaan program kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan

masukan dalam pengambilan keputusan, serta memberikan saran/rekomendasi

atas permasalahan yang ditemukan dalam rangka peningkatan efektivitas dan

efisiensi pelaksanaan program/kegiatan.

Jumlah laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang perekonomian Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat yang dimanfaatkan oleh BPKP Pusat adalah

sebanyak 23 laporan atau 104,55% dari rencana sebanyak 22 laporan.

Keberhasilan pencapaian indikator tersebut dihasilkan melalui kegiatan

sebagaimana pada tabel di bawah.

Tabel 22 Output Hasil Pengawasan Lintas Sektor Bidang Perekonomian

Kegiatan Target Realisasi Capaian (%)

1. Program Pembangunan Infrastruktur

Perdesaan

21 22 104,76

2. Audit kinerja P4ISDA 1 1 100

Total 22 23 104,55

2) Pengawasan Lintas Sektor Bidang Polsoskam

Hasil pengawasan lintas sektor bidang polsoskam umumnya dilaksanakan

dengan Audit Kinerja dan Audit Operasional dengan tujuan menilai dan mereviu

keberhasilan pelaksanaan program dengan menggunakan indikator kinerja

sebagai dasar penilaian kinerja program dan kegiatan serta memberikan saran

perbaikan atas adanya kelemahan dalam pelaksanaan program kepada pihak-

pihak yang berkepentingan sebagai bahan masukan dalam pengambilan

keputusan serta memberikan saran/rekomendasi atas permasalahan yang

ditemukan, serta menilai ekonomis, efektivitas, dan efisiensi serta ketaatan

kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku pada pelaksanaan

program/kegiatan.

Jumlah laporanhasil pengawasan lintas sektor bidang polsoskam Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat yang dimanfaatkan oleh BPKP Pusat adalah

sebanyak 64 laporan atau 133,33% dari target PKP2T yaitu sebanyak 48 laporan

dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 23

Output Hasil Pengawasan Lintas Sektor Bidang Polsoskam

Kegiatan Target

(Laporan)

Realisasi

(Laporan)

Capaian

(%)

1. Audit atas Klaim Dana Jamkesmas Pada Rumah Sakit

34 34 100

2. Audit atas Klaim Dana YankesdasJamkesmasJampersal

6 14 233

3. Audit Operasional atas Program Beras Miskin Tahun 203 Kementerian Sosial

4 7 175

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 54

4. Evaluasi atas Program Ketahanan Pangan Nasional Tahun 2010-2013 di Provinsi Kalimantan Barat

- 1 -

5. Evaluasi Program Lintas Sektoral atas Prioritas Pembangunanan Program Penanggulangan Kemiskinan

`1 3 300

6. Monitoring Pendistribusian Buku Kurikulum 2013

- 1 -

7. Audit Operasional Bawaslu 1 1 100

8. Uji Petik Audit Operasional Bawaslu 2 2 100

Jumlah 48 64 133,33

3) Pengawasan Lintas Sektor Bidang Keuangan Daerah

Hasil pengawasan lintas sektor bidang keuangan daerah dilaksanakan melalui

kegiatan Probity Audit pada 3 paket pekerjaan pada Dinas Pekerjaan Umum di

Kabupaten Ketapang dan Rumah Sakit di Kota Pontianak dan evaluasi atas

pengelolaan lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan rincian sebagai

berikut :

Tabel 24 Output Hasil Pengawasan Lintas Sektor Bidang Keuangan Daerah

Kegiatan Target (Laporan)

Realisasi (Laporan)

Capaian (%)

1. Probity Audit pada Pemerintah Daerah

3 7 100

2. Evaluasi atas Pengelolaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

2 2 100

Jumlah 5 9 180

4) PengawasanLintas Sektoral Bidang Korporasi

Hasil pengawasan lintas sektor bidang korporasi dilaksanakan melalui kegiatan

evaluasi ketahanan pangan pada PT. Sang Hyang Seri (Persero) dan PT. Pertani

(Persero). Keseluruhan kegiatan tersebut merupakan kegiatan non PKP2T.

e. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke

Pusat

Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai tingkat daya guna hasil pengawasan

yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat oleh BPKP Pusat

yang dipergunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan oleh Presiden.

Indikator ini diukur dengan membandingkan antara realisasi laporan hasil

pengawasan atas permintaan presiden yang dikirimkan ke Pusat dengan target

laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden pada Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 55

Target laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden untuk tahun 2014

adalah sebanyak 29 laporan dengan realisasi sebanyak 42 laporan atau 144,83%

dan apabila dibandingkan dengan target kinerja indikator tersebut sebesar 100%

maka capaian kinerjanya adalah sebesar 144,83% dengan kategori memuaskan.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2010 sampai dengan

2013 seluruhnya mengalami peningkatan yang sama yaitu sebesar 44,83%.

Keberhasilan indikator tersebut didukung dengan kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

1) Pengawasan atas Permintaan Presiden Bidang Perekonomian

Kegiatan pengawasan atas permintaan Presiden bidang perekonomian pada

umumnya berupa monitoring prioritas pembangunan yang diminta UKP4

dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa kondisi fisik dan kinerja

suatu kegiatan yang berkaitan dengan rencana aksi telah dilaksanakan dan sesuai

dengan laporan yang disampaikan oleh Kementerian/Lembaga atau Penanggung

Jawab Program.

Jumlah laporan hasil pengawasan atas permintaan Presiden bidang polsoskam

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat yang dimanfaatkan oleh BPKP Pusat

adalah sebanyak 4 laporan atau 133,33% dari rencana sebanyak 3 laporan

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 25 Output Hasil Pengawasan Atas Permintaan Presiden Bidang Perekonomian

Nama Kegiatan Target

(Laporan) Realisasi

(Laporan) Capaian

(%)

Evaluasi Penyerapan Anggaran K/L Semester I tahun 2014

3 4 200

Jumlah 3 4 133

2) Pengawasan atas Permintaan Presiden Bidang Polsoskam

Kegiatan pengawasan atas permintaan Presiden bidang polsoskam pada

umumnya berupa monitoring prioritas pembangunan yang diminta UKP4

dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa kondisi fisik dan kinerja

suatu kegiatan yang berkaitan dengan rencana aksi telah dilaksanakan dan sesuai

dengan laporan yang disampaikan oleh Kementerian/Lembaga atau Penanggung

Jawab Program.

Jumlah laporan hasil pengawasan atas permintaan Presiden bidang polsoskam

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat yang dimanfaatkan oleh BPKP Pusat

adalah sebanyak 29 laporan atau 161,11% dari rencana sebanyak 18 laporan

dengan rincian sebagai berikut:

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 56

Tabel 26 Output Hasil Pengawasan Atas Permintaan Presiden Bidang Polsoskam

Nama Kegiatan Target

(Laporan)

Realisasi

(Laporan)

Capaian

(%)

1. Pengujian atas eksistensi aset proyek rumah potong hewan pada Dinas Pertanian, Perikanan dan kehutanan kota Pontianak

1 1 100

2. Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional per 31 Desember 2013

5 5 100

3. Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional BPJS

5 5 100

4. EvaluasiPenyerapanAnggaranpadaKementerian Agama Tahun 2014

2 9 450

5. Evaluasi Penyerapan Anggaran pada MA di Prov. Kalbar

1 2 200

6. Evaluasi Penyerapan Anggaran pada BPN 1 1 100

7. Evaluasi Penyerapan Anggaran pada KPU Tahun 2014

1 1 100

8. Evaluasi Penyerapan Anggaran pada kantor Imigrasi

1 1 100

9. Evaluasi Penyerapan Anggaran pada Dinsosnakertrans

1 4 400

Jumlah 18 29 161,11

3) Pengawasan atas Permintaan Presiden Bidang Akuntabilitas Pemerintah

Daerah

Kegiatan pengawasan atas permintaan Presiden bidang akuntabilitas pemerintah

daerah dilakukan melalui evaluasi penyerapan APBD semester II TA 2013, dan

evaluasi penyerapan APBD semester I TA 2014.

Output dari kegiatan pengawasan tersebut sebanyak 9 laporan atau mencapai

112,5% dari rencana sebanyak 8 laporan, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 27

Output Hasil Pengawasan Atas Permintaan Presiden Bidang APD

Nama Kegiatan Target

(Laporan)

Realisasi

(Laporan)

Capaian

(%)

1. Evaluasi Penyerapan APBD Semester II Tahun Anggaran 2013 pada Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Kubu Raya

4 4 125

2. Evaluasi Penyerapan APBD Semester I Tahun Anggaran 2014 pada Kabupaten Sintang, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Sambas, dan Provinsi Kalimantan Barat

4 4 100

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 57

3. Kompilasi Evaluasi Penyerapan APBD Semester II Tahun Anggaran 2013

- 1 -

Jumlah 8 9 112,5

f. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan

Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders

Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai tingkat daya guna hasil pengawasan

yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat atas permintaan

stakeholders untuk pengambilan keputusan di tingkat pusat. Indikator ini dihitung

dengan tingkat persentase laporan pengawasan atas permintaan stakeholder

disampaikan tepat waktu (sesuai RPL dalam KM4). Target IKU ini untuk tahun 2014

ditetapkan sebesar 100%.

Dari 34 laporan yang ditetapkan dalam Revisi Tapkin, sebanyak 24 laporan yang

tepat waktu atau sebesar 70,59% dan apabila dibandingkan dengan target

indikator tahun 2014 sebesar 100% maka capaian indikator tersebut adalah

70,59% dengan kategori baik.

Capaian indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2010 sampai dengan 2013

adalah terjadi penurunan yang sama yaitu sebesar 29,41%. Hal ini disebabkan

terlambatnya pedoman evaluasi dari Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian

PAN dan RB.

Adapun laporan hasil pengawasan yang tepat waktu adalah sebegai berikut:

No Judul Laporan Jumlah RPL Realisasi Ket

1 Audit Operasional atas

Tunggakan Tunjangan Profesi

Guru PNSD Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan

Tahun 2010-2013

17 2014.03 2014.03 Tepat

Waktu

2 Audit Operasional atas TPG

Guru Agama Tahun 2008-2013

2 2014.06 2014.06 Tepat

Waktu

3 Audit atas Pembangunan

Gedung Kantor Kejaksaan

Provinsi Kalimantan Barat

untuk Pembangunan Tahap I

dan Pekerejaan Tambah Kurang

1 2014.07 2014.07 Tepat

Waktu

4 Audit untuk Perpanjangan

Kontrak Tahun Jamak atas

Paket Kontrak pada Satker

Pelaksanaan Jembatan Tayan

1 2014.12 2014.12 Tepat

Waktu

5 Evaluasi Kinerja Pelayanan

Pemerintah Daerah tahun 2013

sebanyak 7 Laporan

7 2014.10 2014.12 Tidak

Tepat

Waktu

6 Evaluasi Sistem Akuntabilitas

Kinerja Pemerintah Kabupaten

1 2014.10 2014.09 Tidak

Tepat

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 58

Kubu Raya Waktu

7 Evaluasi Sistem Akuntabilitas

Kinerja Pemerintah Kabupaten

Landak

1 2014.10 2014.09 Tidak

Tepat

Waktu

8 Evaluasi Sistem Akuntabilitas

Kinerja Pemerintah Kabupaten

Singakawang

1 2014.10 2014.10 Tidak

Tepat

Waktu

9 Bimtek Perencanaan

Pembangunan pada Pemkab

Sanggau

1 2014.12 2014.12 Tepat

Waktu

10 Evaluasi Dana Bantuan Sosial 1 2014.12 2014.12 Tepat

Waktu

11 Diseminasi Pedoman

Pengawasan Pajak BUD

1 2014.12 2014.11 Tepat

Waktu

Selain itu, berdasarkan output yang dihasilkan sebagai pendukung kegiatan tersebut

jauh melebihi target output yang ditetapkan di dalam Revisi Tapkin tahun 2014. Hal

ini disebabkan banyak permintaan pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan-

kegiatan dalam rangka perbaikan manajemen pemerintah daerah.

Adapun kegiatan yang mendukung tercapainya indikator tersebut terdiri dari

permintaan stakeholders bidang perekonomian dan Polsoskam termasuk kegiatan

non PKP2T dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 28

Output Kegiatan Hasil Pengawasan Atas Permintaan Stakeholder Bidang Perekonomian dan Polsoskam

Nama Kegiatan Target

(Laporan) Realisasi

(Laporan) Capaian

(%)

1. Bidang Perekonomian

Audit untuk Perpanjangan Kontrak Tahun Jamak atas Paket-Paket Kontrak pada Satker Pelaksanaan Jembatan Tayan

1 1 100

2. Bidang Polsoskam

Sosialisasi audit Operasional Tunjangan Profesi Guru PNDS Kemendikbud TA 2010 sampai dengan 2013

1 1 100

Audit Operasional atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru PNSD Kemendikbud 2008 - 2013

16 16 100

Audit atas Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Provinsi Kalimantan Barat untuk Pembangunan Tahap I

1 1 100

Audit Operasional atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru Agama Tahun 2008 - 2013

2 16 100

Penyelesaian Laporan Hasil Evaluasi Program Ketahanan Pangan

- 1 -

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 59

Verivikasi TPG Carry Over Tahun 2014 - 1 -

Pendampingan Proses Pembangunan Lanjutan Rutan Sanggau

- 1 -

Jumlah 21 38 180,95

Sedangkan permintaan stakeholders bidang keuangan daerah dapat disajikan

sebagai berikut:

Tabel 29 Output Kegiatan Hasil Pengawasan Atas Permintaan Stakeholder Bidang

Keuangan Daerah

Nama Kegiatan Target

(Laporan) Realisasi

(Laporan) Capaian

(%)

1. Evaluasi Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah (EKPPD)

7 15 214

2. Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah 3 4 133

3. Pendampingan Penyusunan LPPD Pemda - 11 -

4. Pendampingan Penyusunan LKPJ Pemda - 7 -

5. Pendampingan penyusunan LAKIP Pemda - 11 -

6. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

2 16 800

7. Updating profil pemda - 1 -

8. Evaluasi Dana Bantuan Sosial 1 1 100

9. Survey Lapangan atas Sarana Prasarana Rumah Jabatan dan Kendaraan Dinas Bupati

- 2 -

Jumlah 13 68 523

g. Persentase BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi

Pengukuran Pengukuran Indikator ini dilakukan dengan membandingkan Jumlah

BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan

jumlah seluruh BUMD di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat.

Pada tahun 2014, perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melakukan

Pendampingan penyelenggaraan akuntansi kepada 9BUMD/BLUD, sementara

jumlah seluruh BUMD di Provinsi Kalimantan Kalbar sendiri adalah 23 yang terdiri

dari 16 BUMD (11 PDAM, 5 Lainnya) dan BLUD tahun 2014 sebanyak

7 RSUD. Dengan demikian realisasi indikator tersebut adalah sebesar 39,13% dan

apabila dibandingkan dengan target kinerja tahun 2014 sebesar 20% maka capaian

kinerja indikator “Persentase BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan

Akuntansi”adalah sebesar 195,65% dengan kategori “memuaskan.”

BUMD/BLUD yang dilakukan pendampingan yaitu sebagai berikut:

3 BUMD berupa penyusunan laporan keuangan.

2 BLUD berupa penyusunan laporan keuangan /neraca awal.

1 BUMD berupa Inventarisasi dan pembenahan laporan keuangan.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 60

3 BLUD berupa penyusunan neraca awal/pedoman akuntansi/laporan

keuangan/SIA-BLUD.

Capaian kinerja indikator tersebut tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2010

sampai dengan tahun 2013, hal ini disebabkan indikator tersebut baru ditetapkan

dan dilaksanakan tahun 2014 selama periode Renstra tahun 2010 – 2014.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2014 untuk mendukung indikator

tersebut melebihi dari target output yang ditetapkan yaitu sebanyak

41 laporan dari 8 laporan yang ditetapkan dengan capaian kinerja ouput sebesar

512,5% dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 30 Bimtek/Asistensi Penyelenggaraan Akuntansi BUMD/BLUD

Nama Kegiatan Target

(Laporan) Realisasi

(Laporan) Capaian

(%)

1. Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan PDAM/BLUD

4 9 200

2. Asistensi Penyusunan RBA BLUD 1 6 500

3. Monitoring Implementasi Billing System pada PDAM

1 1 100

4. Asistensi Penyusunan Neraca Awal PDAM/BLUD

1 3 300

5. Asistensi/Narasumber Tata Kelola BLUD/PDAM

1 20 1800

6. Asistensi Penyusunan Pedoman PBJ - 2 100

Jumlah 8 41 512,5

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 61

Sasaran Strategis 2 “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara/ Daerah Sebesar 75%”

Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara, BPKP telah

menetapkan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) yang paling dominan dalam

mengindikasikan ketercapaian Sasaran Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan

Negara/Daerah, yaitu “Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan

Negara/Daerah yang Ditindaklanjuti”.

Pengawasan atas penerimaan negara bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

instansi pemerintah melaksanakan pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP) secara efektif, efisien, dan ekonomis terutama menyangkut ketepatan waktu

dan jumlah penerimaan PNBP dan pengungkapan adanya potensi PNBP yang belum

tergali serta ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Keberhasilan pencapaian dari masing-masing IKU pada sasaran strategis kedua ini,

tampak sebagaimana tabel berikut:

Tabel 31 Capaian Sasaran Strategis 2

No Indikator Satuan Target Realisasi

Capaian (%)

Capaian Kinerja (%)

2014 2014 2014 2010 2011 2012 2013

1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

% 75 94,64 126,19 193,33 158,33 77,00 0

2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 100 108,77 108,77 100 100 120 120

3 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang di audit

% - - - 118 120 192,50 75

Rata-rata 117,48 137,11 126,11 123,17 65

Untuk tahun 2014, rata-rata capaian sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi

Penerimaan Negara/ Daerah Sebesar 75%” adalah sebesar 117,48% dengan

kategori memuaskan. Peningkatan dan penurunan rata-rata capaian kinerja

dibandingkan dengan tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 disajikan dalam grafik

berikut ini:

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 62

Untuk indikator “Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan

nilai yang di audit” berdasarkan Tapkin Revisi tidak ditetapkan lagi menjadi target

kinerja di tahun 2014 sehingga tidak diukur kinerjanya pada tahun 2014.

Realisasi penggunaan dana untuk pencapaian sasaran tersebut di tahun 2014 adalah

sebesar Rp471.953.000,00 atau 97,42.% dari anggaran yang tersedia sebesar

Rp484.442.000,00 dengan SDM yang digunakan sebanyak 934 OH atau 35,90% dari

rencana sebanyak 2.602 OH.

Penjelasan lebih lanjut masing-masing capaian indikator kinerja sasaran strategis ini

adalah sebagai berikut:

a. Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang

Ditindaklanjuti

Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah dimaksudkan untuk

mengoptimalkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan dan penggunaan penerimaan

negara sesuai ketentuan perundang-undangan. Capaian IKU diukur dari realisasi

tindak lanjut (rekomendasi/saran) dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil

audit OPN/OPAD sampai dengan tahun berjalan yang dilakukan oleh Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimanatan Barat.

Berdasarkan data dari SIM-HP, sampai dengan akhir Desember 2014 terdapat 9

laporan hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah dengan jumlah

rekomendasi/saran sebanyak 28 kejadian senilai Rp349.210.079,44 dengan tindak

lanjut sebanyak 25 (89,29%) kejadian senilai Rp349.210.079,44 (100%). Apabila

hasil tindak lanjut tersebut dirata-ratakan antara tindak lanjut jumlah rupiah dan

kejadian, maka capaian kinerja IKU tersebut sampai dengan penyusunan revisi ini

telah mencapai 94,64% dan apabila dibandingkan dengan target kinerja tahun

2014 yaitu sebesar 75% maka capaian kinerja indikator tersebut adalah sebesar

126,19% dengan kategori memuaskan.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan dengan tahun 2013

mengalami meningkat tajam yaitu sebesar 126,19% dikarenakan pada tahun 2013

indikator ini capaiannya 0%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2012 juga masih

mengalami peningkatan 49,19%, namun apabila dibandingkan dengan tahun 2011

mengalami penurunan 32,15% dan dengan tahun 2010 mengalami penurunan

tajam yaitu sebesar 67,15%.

137,11 126,11 123,17

65

117,48

0

50

100

150

2010 2011 2012 2013 2014

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 63

Meningkatnya hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang

ditindaklanjuti di tahun 2014 dikarenakan giatnya dilakukan penyampaian Surat

Penegasan saldo TPB atas rekomendasi yang masih harus ditindaklanjuti dan juga

telah dilakukan beberapa kali kegiatan pemutakhiran data tindak lanjut pada

seluruh kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

Upaya yang akan dilakukan ke depan untuk mengoptimalkan kinerja indikator

tersebut adalah dengan mengintensifkan kegiatan pemutakhiran data tindak lanjut

dan mengidentifikasi TPB yang kemungkinan tidak dapat ditindaklanjuti untuk

diambil langkah yang diperlukan.

b. Persentase Hasil Pengawasan BUN Bidang Akuntabilitas Daerah

Pengawasan atas BUN pada Bidang APD dimaksudkan untuk menilai tingkat daya

guna hasil pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat oleh BPKP Pusat untuk pengambilan keputusan di tingkat pusat. Pengawasan

atas BUN Bidang APD dilaksanakan melalui kegiatan monitoring DAK Bidang

Pendidikan tahun 2013 dan tahun 2014 serta validasi sisa dana BOS Tahun 2011

pada kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat.

Pada tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah menetapkan

target output pengawasan atas BUN bidang APD sebanyak 57 laporan dengan

realisasi sebanyak 62 laporan atau sebesar 108,77% dan apabila dibandingkan

dengan target kinerja tahun 2014 yaitu sebesar 100% maka capaian kinerja

indikator tersebut sebesar 108,77% dengan kategori memuaskan.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan dengan tahun 2013

mengalami mengalami penurunan sebesar 20% dan dibandingkan dengan tahun

2010 sampai dengan 2012 capaian kinerjanya sama.

Kegiatan monitoring DAKtahun 2013 tersebut dilaksanakan di 5 kabupaten/kota

sebagai berikut:

1) Kota Singkawang

2) Kabupaten Sambas

3) KabupatenBengkayang

4) KabupatenSanggau

5) Kabupaten Kubu Raya

Monitoring atas kegiatan-kegiatan di atas terbagi dalam beberapa bidang menurut

alokasi dananya. Untuk tahun 2014, bidang yang dilakukan monitoring adalah

Bidang Pendidikan SD, SMP, SMA, dan SMK Tahun Anggaran 2013 dan 2014 serta

validasi sisa dana BOS Tahun 2011.

Laporan hasil monitoring atas DAK Bidang Pendidikan pada kabupaten/kota

tersebut terinci sebagai berikut:

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 64

Tabel 32 Output Laporan Hasil Pengawasan atas BUN Bidang Keuangan Daerah

Nama Kegiatan Target

(Laporan) Realisasi

(Laporan) Capaian

(%)

1. Monitoring DAK Bidang Pendidikan TA 2013 dan 2014 di Kota Singkawang

9 9 100

2. Monitoring DAK Bidang Pendidikan TA 2013 dan 2014 di Kabupaten Sambas

9 10 100

3. Monitoring DAK BidangP endidikan TA 2013 dan 2014 di Kabupaten Sanggau

9 9 100

4. Laporan Monitoring DAK Bidang Pendidikan TA 2013 dan 2014 di Kabupaten Bengkayang

9 9 100

5. Laporan Monitoring DAK Bidang Pendidikan TA 2013 dan 2014 di Kabupaten Kubu Raya

9 9 100

6. Hasil Validasi Sisa Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) TA 2011

11 15 100

7. Evaluasi atas Pengelolaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten Sanggau

1 1 100

Jumlah 57 62 108,77

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 65

Sasaran Strategis 3 “Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pada 60%

Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan Terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD”

Pemerintah Daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

berkewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas

otonomi dan tugas pembantuan, yang meliputi urusan wajib dan urusan pilihan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan

dasar kepada masyarakat secara merata, Pemerintahan Daerah menyusun suatu

standar yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Hal ini juga

didasarkan pada Peraturan pemerintah 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan

dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal termasuk di dalamnya melaksanakan

sistem pengumpulan data kinerja indikator SPM.

Hal yang sama juga berlaku di dalam tata kelola perusahaan. Perusahaan telah dituntut

untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG). GCG atau tata kelola perusahaan

yang baik adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organisasi

perusahaan untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan

nilai perusahaan bagi seluruh stakeholders, dengan berlandaskan pada peraturan

perundang-undangan dan etika berusaha.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, dalam menjalankan perannya untuk turut

serta meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, telah

mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal dan

BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.

Sasaran strategis “Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal pada 60% Instansi

Pemerintah Daerah dan Terselenggaranya Good Governance pada 65% BUMN/BUMD”

diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan IPD yang

melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal dan

BUMN/BUMD/BLU/UD yang telah menerapkan GCG atau KPI.

Keberhasilan pencapaian dari masing-masing IKU pada sasaran strategis ketiga ini,

tampak sebagaimana tabel dibawah ini yaitu:

Tabel 33 Capaian Sasaran Strategis 3

No Indikator Satuan Target Realisasi

Capaian (%)

Capaian Kinerja (%)

2014 2014 2014 2010 2011 2012 2013

1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai SPM

IPD 15 15 100 100 100 100 100

2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 65 125 192.31 100 83,33 142,86 120

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 66

No Indikator Satuan Target Realisasi

Capaian (%)

Capaian Kinerja (%)

2014 2014 2014 2010 2011 2012 2013

3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 55 90 163,64 100 83,75 100 100

Rata-rata 151,98 100 89,03 114,29 106,67

Untuk tahun 2014, rata-rata capaian sasaran strategis “Terselenggaranya Standar

Pelayanan Minimal pada 60% Instansi Pemerintah Daerah dan Terselenggaranya

Good Governance pada 65% BUMN/BUMD” adalah sebesar 151,98% dengan

kategori memuaskan. Dibandingkan tahun sebelumnya yaitu tahun 2010 sampai

dengan 2013 capaian kinerja tahun 2014 adalah yang tertinggi, sedangkan

peningkatan rata-rata capaian kinerja setiap tahunnya sejak tahun 2010 sampai

dengan 2014 disajikan dalam grafik berikut ini:

Realisasi penggunaan dana untuk pencapaian sasaran tersebut di tahun 2014 adalah

sebesar Rp377.368.000,00 atau 97,07.% dari anggaran yang tersedia sebesar

Rp388.778.000,00 dengan SDM yang digunakan sebanyak 2.778OH atau 112,33% dari

rencana sebanyak 2.473OH.

Penjelasan lebih lanjut masing-masing capaian indikator kinerja sasaran strategis ini

adalah sebagai berikut:

a. Persentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM

Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai tingkat pelayanan yang diberikan

Pemda dalam memberikan pelayanan kepada publik sesuai dengan bidang

pelayanan yang diberikan. Indikator ini diukur dengan membandingkan antara

jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan dibagi jumlah

IPD yang diaudit kinerja pelayanannya.

Secara keseluruhan, sampai dengan tahun 2014 telah dilakukan audit terhadap

standar pelayanan minimal di 15 IPD atau 100% dari target IKU sampai dengan

tahun 2014 dengan hasil seluruh IPD telah mencantumkan SPM dalam dokumen

perencanaan hal ini terlihat dari Renstra Pemerintah Daerah dan dituangkan dalam

100 89,03 114,29 106,67

192,31

0

50

100

150

200

250

2010 2011 2012 2013 2014

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 67

Rencana Kinerja Tahunan yang berisi target yang harus dicapai, dengan demikian

capaian kinerja indikator tersebut adalah 100% (Memuaskan).

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2010 sampai dengan

tahun 2013 capaian kinerjanya sama.

Pada Tahun 2014 audit atas kinerja pelayanan dilakukan pada 2 Kabupaten/kota

yaitu Kota Pontianak dan Kabupaten Mempawah masing-masing untuk Bidang

Pendidikan dan Bidang Kesehatan dengan hasil sebagai berikut:

1) Bidang Kesehatan

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/VII/ 2008 tanggal

29 Juli 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan terdapat 18

indikator SPM yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Daerah. Hasil audit pada 2

Kabupaten/Kota menunjukkan bahwa di Kabupaten Mempawah dari 18

indikator tersebut terpenuhi sebanyak 4 indikator atau 22,22% dan di Kota

Pontianak terpenuhi sebanyak 7 indikator atau 38,88%.

2) Bidang Pendidikan

Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 15 Tahun 2010 tanggal 9 Juli 2010

tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota terlihat

adanya 27 indikator yang harus dipenuhi dalam rangka memenuhi Standar

Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten Kota.

Capaian output atas kegiatan pengawasan atas kinerja pelayanan publik tersebut

adalah sebagai berikut:

Tabel 34 Output Kegiatan Pengawasaan atas Kinerja Pelayanan Publik

Uraian Target

(laporan)

Realisasi

(Laporan)

Capaian (%)

1. Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah

Kabupaten Mempawah dan Kota Pontianak pada

2 Bidang Pelayanan yaitu Urusan Pendidikan dan

Urusan Kesehatan

4 4 100

2. Evaluasi Pelayanan Publik pada Kota

Singkawang dan Kabupaten Sambas tahun 2014

0 2 0

Jumlah 4 6 150

b. Persentase BUMN/D/BLU/D yang Dilakukan Sosialisasi/Asistensi GCG/KPI

Indikator kinerja BUMN/D/BLU/D yang menerapkan GCG dan KPI untuk mengukur

sejauh mana korporasi telah mengimplementasikan pola tata kelola yang baik.

Indikator ini diukur dengan membandingan antar jumlah BUMN/D/BLU/D yang

dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dibandingkan dengan target

PKPT.

Berdasarkan PKP2T target untuk indikator tersebut adalah 12 BUMN/D/BLU/D

dengan output 12 laporan dan realisasinya sebanyak 15 BUMN/D/BLU/D dengan

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 68

output 29 laporan sehingga capaian kinerja indikator tersebut adalah 125%.

Apabila dibandingkan dengan target kinerja tahun 2014 yaitu sebesar 65% maka

capaian kinerjanya adalah sebesar 192,31% dengan kategori memuaskan.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan dengan tahun 2010 sampai

dengan tahun 2013 merupakan capaian indikator tertinggi yaitu sebesar 72,31%

mengalami kenaikan dibanding tahun 2013, dengan tahun 2012 terjadi kenaikan

sebesar 49,45%, dengan tahun 2011 tertinggi terjadi kenaikan sebesar 108,97% dan

dengan tahun 2010 terjadi kenaikan sebesar 92,31%. .

Keberhasilan indikator kinerja tersebut dicapai melalui kegiatan

sosialisasi/bimbingan teknis/asistensi/evaluasi terkait dengan Good Corporate

Governance (GCG) pada BUMD/BLUD di Provinsi Kalimantan Barat. Adapun

kegiatan yang mendukung tercapainya IKU ini adalah sebagai berikut:

Tabel 35

Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi/Asistensi GCG/KPI

Uraian Target

(Laporan)

Realisasi

(Laporan)

Capaian (%)

1. Bimtek/Asistensi GCG/KPI PDAM 3 3 100

2. Sosialisasi GCG/KPI PDAM 2 2 100

3. Bimtek/ Asistensi Corporate Plan PDAM 2 2 100

4. Bimtek/Asistensi Penyusunan SOP PDAM 1 1 100

5. GCG Pembimbingan dan Konsultasi Pengawasan

2 2 100

6. Evaluasi GCG/KPI pada PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero)

1 1 100

7. Evaluasi SKAI PT Bank Kalbar 1 1 100

8. Penilaian BUMN Bersih pada PTPN XIII 0 1 -

9. Analisis Risiko Investasi Pola KSO/BOT pada PTPN XIII (Persero)

0 1 -

10. Penyusunan SOP BPR 0 1 -

11. Penyusunan Tata Kelola PDAM 0 1 -

12. FGD Penyusunan Profil PDAM Kab. Pontianak 0 1 -

Total 12 29 241,66

Upaya ke depan untuk lebih meningkatkan jumlah BUMN/D/BLU/D yang

menerapkan GCG di wilayah Provinsi Kalimantan Barat akan dilakukan dengan

meningkatkan pembinaan pada BUMN/BUMD melalui kegiatan

evaluasi/pengembangan sistem pengelolaan dan bimtek/konsultasi/sosialisasi/

asistensi/pendampingan penerapan GCG maupun KPI.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 69

c. Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja

Kinerja BUMD/BLUD diukur melalui prestasi/pencapaian kinerja yang telah

dilakukan manajemen atas strategi pencapaian visi dan misi organisasi. Untuk itu,

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melaksanakan audit kinerja BUMD

dengan tujuan untuk memberikan penilaian atas pencapaian kinerja yang

ditetapkan organisasi dengan menitikberatkan pada proses penilaian atas

keberhasilan kinerja korporasi apakah telah dilaksanakan secara ekonomis, efisien,

dan efektif.

Berdasarkan PKP2T target untuk indikator tersebut adalah 20 BUMD/BLUD dengan

output 20 laporan dan realisasinya sebanyak 19 BUMD/BLUD dengan output 23

laporan sehingga capaian kinerja indikator tersebut adalah 90% dan apabila

dibandingkan dengan target kinerja tahun 2014 yaitu sebesar 55% maka capaian

kinerjanya adalah sebesar 163,64% dengan kategori memuaskan.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan dengan tahun 2010 sampai

dengan tahun 2013 merupakan capaian indikator tertinggi yaitu sebesar 63,64%

mengalami kenaikan dibanding tahun 2013, dengan tahun 2012 terjadi kenaikan

sebesar 63,64%, dengan tahun 2011 tertinggi terjadi kenaikan sebesar 79,89% dan

dengan tahun 2010 terjadi kenaikan sebesar 63,64%%.

Audit kinerja yang berasal dari PKP2T yang telah dilaksanakan selama tahun 2014

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Audit Kinerja pada 11 PDAM se-Kalimantan Barat Tahun Buku 2013;

2) Audit Kinerja pada PD Kapuas Indah Kota Pontianak Tahun Anggaran 2012;

3) Audit Kinerja Penyerahan Aset dari Pemerintah kepada PDAM Kabupaten

Sekadau;

4) Audit Operasional PD Uncak Kapuas Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Buku 2013;

5) Evaluasi Kinerja PD BPR Bank Pasar Kota Pontianak Tahun Buku 2013.

6) Evaluasi Kinerja pada 3 BLUD-RSUD Tahun 2013.

Pada tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat juga melaksanakan

penugasan Non-PKP2T yaitu audit kinerja pada PD Kapuas Indah Kota Pontianak

Tahun Buku 2013.

Selain audit kinerja, untuk mendukung IKU ini, dilaksanakan kegiatan penyusunan

profil BUMD/BUMN di Provinsi Kalimantan Barat.

Hasil atas penilaian kinerja tahun buku 2014 pada BUMN/BUMD/BLU tersebut

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 36

Hasil Penilaian kinerja atas BUMD/BLUD di Provinsi Kalimantan Barat

No. Badan Usaha Nilai Kategori

1. PDAM Kota Pontianak 58,48 Cukup

2. PDAM Kabupaten Mempawah 39,05 Kurang

3. PDAM Kabupaten Bengkayang 43,65 Kurang

4. PDAM Kabupaten Melawi 43,25 Kurang

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 70

No. Badan Usaha Nilai Kategori

5. PDAM Kabupaten Sambas 43,82 Kurang

6. PDAM Kota Singkawang 39,27 Kurang

7. PDAM Kabupaten Sintang 40,20 Kurang

8 PDAM Kabupaten Sanggau 45,10 Cukup

9. PDAM Kabupaten Kapuas Hulu 50,62 Cukup

10. PDAM Kabupaten Kubu Raya 47,69 Cukup

11. PDAM Kabupaten Ketapang 41,77 Kurang

12 PD Kapuas Indah Kota Pontianak 71,00 Baik

13 PD BPR Bank Pasar Kota Pontianak 95,92 Baik

14 BLUD RSUD Kabupaten Sintang 61,35 Kurang Sehat

15 BLUD RSUD Kabupaten Ketapang 60,85 Kurang Sehat

16 BLUD RSUD Pemangkat Kabupaten Sambas 67,35 Sehat

Kriteria penilaian kinerja BUMD:

1) PDAM, berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999

Tanggal 31 Mei 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM.

2) PD Kapuas Indah, mengadopsi beberapa indikator penilaian berdasarkan

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 Tanggal 31 Mei 1999

tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM.

3) BLUD RSUD, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

209/Menkes/SK/I/2011 tanggal 31 Januari 2011 tentang Perubahan atas

Kemenkes Nomor 550/Menkes/SK/VII/2009 tanggal 15 Juli 2009 tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran BLU Rumah Sakit.

Dari hasil audit kinerja tersebut diketahui bahwa 2 BUMD yang memperoleh

penilaian kinerja baik yaitu BPR Kota Pontianak dan PD Kapuas Indah, dari 13

BUMD yang telah dilakukan audit dan 1 BLUD RSUD memperoleh penilaian sehat

dari 3 BLUD RSUD yang telah dilakukan audit.

Dengan kondisi pembinaan yang dilakukan sampai dengan tahun 2014, tantangan

besar bagi perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat agar dapat meningkatkan

kinerja BUMD dan BLUD RSUD melalui kegiatan pendampingan manajemen aset,

implementasi SIA BLUD dan SIA PDAM.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 71

Sasaran Strategis 4 “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Menjadi 80%”

Sasaran strategis keempat merupakan penjabaran peran BPKP mewujudkan tujuan

terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus

yang merugikan keuangan Negara. Berkaitan dengan hal tersebut, Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat telah melaksanakan berbagai strategi pencegahan dan

pemberantasan korupsi dengan mendorong penerapan sistem pengendalian intern,

sosialisasi Program Anti Korupsi dan sosialisasi/diagnostic assessment/Bintek/

evaluasi Fraud Control Plan (FCP). Selain itu dalam hal penegakan hukum atas tindak

pidana korupsi, BPKP berperan dalam melakukan audit investigasi, audit penghitungan

kerugian keuangan Negara, serta pemberian keterangan ahli.

Sasaran strategis “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD Dalam Upaya

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%” diindikasikan oleh IKU

yang terkait dengan pemahaman dan kepedulian masyarakat atas permasalahan

korupsi.

Keberhasilan pencapaian dari masing-masing IKU pada sasaran strategis keempat ini,

tampak sebagaimana tabel dibawah ini yaitu :

Tabel 37

Capaian Sasaran Strategis 4

No Indikator Satuan Target Realisasi

Capaian (%)

Capaian Kinerja (%)

2014 2014 2014 2010 2011 2012 2013

1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Kel 1 3 300 100 100 100 120

2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Ins-

tansi

4 6 150 200 100 300 120

3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

Ins-

tansi

1 1 100 - - - -

4 Persentase penyelesaian penugasan HKP,

% 90 50 55,56 125 81,21 117,65 114,94

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 72

No Indikator Satuan Target Realisasi

Capaian (%)

Capaian Kinerja (%)

2014 2014 2014 2010 2011 2012 2013

klaim dan penyesuaian harga

5 Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA

% 95 100 105,26 109,8 108,82 111,11 105,56

6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

% 90 26,59 29,56 - - 107,53 111,49

7 Persentase hasil telaah pengaduan masyarakat

% - - - - - 109,33 111,49

Rata-rata 123,40 106,96 78,01 120,35 98,43

Untuk tahun 2014, rata-rata capaian sasaran strategis “Meningkatnya Kesadaran dan

Keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD Dalam

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%” adalah sebesar

123,40% dengan kategori memuaskan. dibandingkan tahun sebelumnya yaitu tahun

2010 sampai dengan 2013 capaian kinerja tahun 2014 adalah yang tertinggi,

sedangkan peningkatan rata-rata capaian kinerja setiap tahunnya sejak tahun 2010

sampai dengan 2014 disajikan dalam grafik berikut ini :

Realisasi penggunaan dana untuk pencapaian sasaran tersebut di tahun 2014 adalah

sebesar Rp462.013.000,00 atau 96,25% dari anggaran yang tersedia sebesar

Rp480.012.000,00 dengan SDM yang digunakan sebanyak 3.371 OH atau 104,66% dari

rencana sebanyak3.221 OH.

Penjelasan lebih lanjut masing-masing capaian indikator kinerja sasaran strategis ini

adalah sebagai berikut:

a. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai sampai seberapa banyak kelompok

masyarakat yang mendapatkan sosialisasi program anti korupsi. Capaian indikator

106,96

78,01

120,35

98,43

123,4

0

50

100

150

2010 2011 2012 2013 2014

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 4

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 73

kinerja untuk tahun 2014 adalah sebesar 300% atau dalam kategori “memuaskan”

yaitu dari target sebanyak 3 kelompok masyarakat yang mendapat Sosialisasi

Program Anti Korupsi (SosPAK) dilaksanakan sebanyak 1 kegiatan SosPAK.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan dengan tahun 2013

mengalami kenaikan sebesar 180% dan jikalau dibandingkan dengan tahun 2010

sampai dengan tahun 2012 capaian kinerja hanya sebesar 200%.

Selain kegiatan SosPAK, indikator kinerja ini juga didukung oleh kegiatan lain

terkait sosialisasi anti korupsi sebagaimana tabel dibawah ini:

Tabel 38 Kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Tanggal Kegiatan Narasumber Peserta (Orang)

5 Mei 2014 Penceramah dengan Materi Anti Korupsi pada Acara DTSS Penghapusan dan Pemindahtangan BMN (bagi Pengguna Barang) TA 2014

Kabid Investigasi 35

4 Juni 2014 Seminar pada acara Gelar Pengawasan Daerah

Kabid Investigasi 150

8 Juli 2014 Sosialiasasi PAK pada Mahasiswa Politeknik Negeri Pontianak

Kabid Investigasi 105

Pada saat kegiatan Sospak juga dilakukan pengukuran tingkat pemahaman dan

kepedulian peserta (focus group) terhadap permasalahan korupsi, dilakukan

penyebaran kuesioner/daftar pertanyaan kepada peserta yang mengikuti SosPAK.

Semakin besar nilai yang dihasilkan menunjukan semakin setuju responden dan

responden memahami materi yang diberikan.

Hasil pengisian pertanyaan untuk mengukur tingkat pemahaman kelompok (focus

group) setelah dirata-ratakan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 39 Tingkat Pemahaman Kelompok

Focus Group Mahasiswa Jumlah Skala

Pemahaman

Tingkat

Pemahaman

(1) (2) (3) (4)

Politeknik Negeri

Pontianak

105 42,87 dari nilai maksimal 48 89,31%

Tabel 43 Tingkat Kepedulian Kelompok

Focus Group

Mahasiswa

Jumlah Skala

Kepedulian

Tingkat

Kepedulian

(1) (2) (3) (4) Politeknik Negeri

Pontianak

105 41,75 dari nilai maksimal 48 86,98%

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 74

b. IPP/IPD/BUMN/D/BLU/D Berisiko Fraud yang Mendapatkan Sosialisasi/DA/

Asistensi/Evaluasi FCP

Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai jumlah instansi pemerintah baik

pusat maupun daerah serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau BUMD yang

memiliki risiko tinggi terhadap adanya penyimpangan (fraud) yang telah

menyelenggarakan Fraud Control Plan (FCP). Keberhasilan capaian kinerja atas

indikator tersebut diukur dengan jumlah instansi yang telah menerima

sosialisasi/diagnostic assessment/bimtek FCP.

Capaian indikator outcome ini adalah 150% atau dengan kategori “memuaskan”,

yaitu dari target sebanyak 4 instansi, terealisasi sebanyak 6 instansi. Capaian

kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami

peningkatan sebesar 30%, dengan tahun 2012 turun sebesar 150%, dengan tahun

2011 meningkat sebesar 50% dan dengan tahun 2010 capaian indikatornya turun

sebesar 50%.

Kegiatan sosialisasi FCP bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pimpinan

entitas mengenai instrumen yang dapat memperkuat pengendalian intern instansi

pemerintah yang dirancang secara spesifik untuk mencegah, menangkal, dan

memudahkan pengungkapan kejadian yang berindikasi korupsi.

Rincian pelaksanaan Fraud Control Plan adalah sebagai berikut:

Tabel 40 Pelaksanaan Diagnostic Assessment FCP

Instansi Tanggal Nomor/Tanggal

Laporan

PDAM Tirta Khatulistiwa

Kota Pontianak

5 Februari- 18 Maret 2014 LAP-145/PW14/5/2014

Tanggal 21 April 2014

PDAM Tirta Raya Kabupaten

Kubu Raya

12 Mei-18 Juni 2014 LAP-269/PW14/5/2014

Tanggal 23 Juni 2014

Tabel 45 Pelaksanaan Sosialisasi FCP

Instansi Tanggal Nomor/Tanggal Laporan

PDAM Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak

28-30 Januari 2014 LAP-24/PW14/5/2014 tanggal 11 Februari 2014

PDAM Tirta Raya Kabupaten Kubu Raya

10-12 Februari 2014 LAP-28/PW14/5/2014 tanggal 17 Februari 2014

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Infromatika Kota Pontianak

26-30 Mei 2014 LAP-245/PW14/5/2014 tanggal 10 Juli 2014

Sosialisasi FCP di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Kota Pontianak Tahun 2014

2 – 4 Juni 2014 LAP-241/PW14/5/2014 Tanggal 09 Juni 2014

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 75

Tabel 41 Pelaksanaan Bimbingan Teknis FCP

Instansi Tanggal Nomor/Tanggal

Laporan

PDAM Kota Pontianak 18 Agustus-12 September

2014

LAP-438/PW14/5/2014

tanggal 12 September 2014

c. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/ BLU/BLUD yang Dilakukan Kajian Peraturan

yang Berpotensi TPK

Indikator Indikator ini dimaksudkan untuk menilai apakah terdapat instansi

pemerintah baik pusat maupun daerah atau badan usaha milik negara atau daerah

yang telah melakukan koreksi atas kebijakan berupa peraturan perundang-

undangan yang berpotensi menimbulkan penyimpangan. Keberhasilan atas

indikator tersebut diukur dari jumlah instansi yang dilakukan kajian peraturan yang

berpotensi TPK pada tahun berjalan sehingga potensi adanya penyimpangan bisa

dihilangkan melalui kajian atas peraturan perundang-undangan.

Target yang ditetapkan pada tahun 2014 indikator ini adalah sebanyak 1 instansi.

Realisasi kinerja indikator ini pada tahun 2014 adalah 1 instansi. Capaian kinerja

untuk tahun 2014 adalah sebesar 100% dengan kategori “memuaskan”. Capaian

tersebut dibandingkan dengan dengan tahun 2010 sampai dengan tahun 2013

mengalami peningkatan yang sama yaitu sebesar 100%, hal ini disebabkan selama

tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 tidak terealisasinya kegiatan kajian

peraturan yang berpotensi TPK.

Pada tahun 2014, Kajian atas Peraturan Yang Berpotensi TPK dilaksanakan

terhadap Peraturan Bupati Kabupaten Pontianak Nomor 10 Tahun 2012 tentang

tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Pajak Daerah.

Berdasarkan kajian atas Peraturan Bupati tersebut, disarankan kepada Bupati

Pontianak untuk melakukan kaji ulang atas SOP di atas sehingga risiko terjadinya

fraud dapat dihindari.

d. Persentase Penyelesaian Penugasan HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga

Indikator ini dimaksudkan untuk menilaisampai seberapa jauh permintaan audit

ataskasus-kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), klaim dan

penyesuaian harga dapat diselesaikan. Keberhasilan indikator ini diukur dengan

membandingkan antara jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang

terbit dibagi dengan permintaan HKP, klaim dan penyesuaian harga memenuhi

syarat (diterbitkan ST).

Realisasi kinerja indikator ini untuk tahun 2014 adalah sebesar 50% yaitu hanya 2

kegiatan evaluasi HKP sedangkan target adalah 4 kegiatan dan apabila relaisasi

tersebut dibandingkan dengan target indikator kinerjannya sebesar 90% maka

capaian kinerjanya adalah sebesar 55,56% dengan kategori “cukup”.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami

penurunan sebesar 59,39%, dengan tahun 2012 turun sebesar 62,09%, dengan

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 76

tahun 2011 turun sebesar 25,66% dan dengan tahun 2010 juga mengalami

penurunan sebesar 69,44. Hal ini disebabkan tidak adanya permintaan audit

penyesuaian harga dan audit klaim dari stakeholders.

Adapun kegiatan yang mendukung tercapainya kinerja indikator sasaran tersebut di

atas adalah sebagai berikut :

Tabel 42 Laporan Penugasan Audit Investigasi HKP, Klaim dan Eskalasi

No Uraian ST Nomor Laporan

1 Evaluasi HKP atas Permasalahan Penyelesaian Kewajiban PDAM Kab. Pontianak kepada PDAM Kab. Kubu Raya antara Pemerintah Kab. Pontianak dan Pemkab Kubu Raya

754 LHE-627/PW14/5/2014 11 Desember 2014

2 Evaluasi HKP Proses Penyelesaian Penerbitan Sertifikat di Kantor Pertanahan Kota Pontianak Gang Hijas (Jalan Hijas) Kel. Benua Melayu Darat Kec. Pontianak Selatan

775 LHE-705/PW14/5/2014 23 Desember 2014

e. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA

Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai seberapa banyak laporan hasil audit

investigasi, penghitungan kerugian keuangan negara, dan pemberi keterangan ahli

yang digunakan oleh instansi penegak hukum. Keberhasilan atas capaian indikator

kinerja ini diukur dengan jumlah laporan audit investigasi/PKKN/PKA dibagi

dengan permintaan audit investigasi/PKKN/PKA dari instansi penegak hukum.

Secara keseluruhan, realisasi atas indikator kinerja tersebut adalah sebesar 100%

atau dari 109 permintaan audit investigasi/PKKN/PKA dari instansi penegak

hukum, telah diterbitkan laporan sebanyak 109 laporan. Jika dibandingkan dengan

target untuk tahun 2014 yaitu sebesar 95% maka capaian kinerja IKU ini adalah

sebesar 105,26%dengan kategori memuaskan.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami

penurunan sebesar 5,85%, dengan tahun 2012 turun sebesar 2,69%, dengan tahun

2011 turun sebesar 3,56% dan dengan tahun 2010 juga mengalami penurunan

sebesar 4,54. Hal ini disebabkan banyak permintaan dari instansi penegak hukum

untuk mendukung proses penyidikan dan penuntutan yang tidak sebanding dengan

jumlah SDM yang ada, penyeselesaian tugas carry over tahun 2013di tahun 2014

serta target indikator yang ditetapkan tahun 2014 terbesar diantaranya target yang

ditetapkan tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 yaitu meningkat dari 85%

ditahun 2010 dan 2011 menjadi 95% pada tahun 2014.

Berdasarkan target yang ditetapkan di dalam PKP2T tahun 2014 jumlah laporan

hasil Audit Investigasi, Perhitungan Keuangan Negara dan Pemberi Keterangan Ahli

atas permintaan Instansi Penyidik hanya sebesar 48 laporan namun dapat

direalisasikan sebanyak 109 laporan sehingga capaian outpunya adalah sebesar

227,08%. Adapaun perkembangan dan perbandingan penyerahan kasus kepada

instansi penegak hukum disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 77

Tabel 43 Penyerahan Kasus kepada Instansi Penegak Hukum

Kegiatan Jumlah Laporan Jumlah Kasus yang Ditangani % Real 2014 2014 2013 Jumlah 2014 2013 Jumlah

Audit Investigasi

8 8 16 8 8 16 100%

Audit PKKN

18 16 34 18 16 34 100%

PKA 83 32 115 83 32 115 100%

Jumlah 109 56 152 109 56 165 100%

Uraian lebih lanjut dari masing-masing kegiatan di atas adalah sebagai berikut:

1) Audit Investigasi

Target yang ditetapkan untuk penugasan Audit Investigasi tahun 2014 adalah

sebanyak 8 laporan seluruhnya telah terealisasi dengan capaian output sebesar

100%. Dari 8 laporan hasil audit investigatif di tahun 2014 terbukti mengandung

unsur-unsur tindak pidana korupsi telah seluruhnya diserahkan kepada Instansi

Penegak Hukum dengan nilai kerugian keuangan negara sebesar

Rp9.666.311.040,50 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 44 Laporan Hasil Audit Investigasi yang Diserahkan ke Instansi Penyidik

Nama Instansi

Penyidik Kasus %

Jumlah Kerugian

Keuangan Negara

Rupiah

Jumlah Kerugian

Keuangan Negara

USD

Kejaksaan 3 50% 6.108.053.021,50 0

Kepolisian 5 50% 3.558.258.019,00 0

KPK 0 0 0

Jumlah 8 100% 9.666.311.040,50 0

Dari 8 laporan tersebut telah dilalui tahapan-tahapan tindak lanjut khusus

sampai dengan akhir tahun 2014 yaitu sebagai berikut:

Tabel 45 Laporan Hasil Audit Investigasi Berdasarkan Tahapan Tindak Lanjut Kasus

Tahapan Tindak

Lanjut Kasus Kasus %

Jumlah Kerugian Keuangan

Negara

Rp USD

Penyelidikan 5 62,5% 2.886.358.019,00 0

Dihentikan Penyelidikan 0 0 0

Penyidikan 2 25% 6.108.053.021,50 0

Dilimpahkan ke

Pengadilan

1 12,5% 671.900.000,00 0

Penuntutan 0 0 0

Diputus 0 0 0

Jumlah 8 100% 9.666.311.040,50 0

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 78

2) Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara

Target yang ditetapkan untuk penugasan audit dalam rangka Penghitungan

Kerugian Keuangan Negara (PKKN) tahun 2014 adalah sebanyak 14

penugasan/laporan dengan realisasi sebanyak 18 penugasan atau sebesar 128%.

Dari 18 penugasan audit PKKN tersebut terbukti mengandung unsur-unsur

tindak pidana korupsi telah seluruhnya diserahkan kepada Instansi Penegak

Hukum dengan nilai kerugian keuangan negara sebesar Rp19.460.030.388,13

dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 46

LHPKKN yang Diserahkan ke Instansi Penegak Hukum

Nama Instansi Penyidik

Kasus Jumlah Kerugian Keuangan Negara

Rupiah USD

Kejaksaan 9 9.324.760.528,36 0

Kepolisian 9 10.135.269.859,77 0

KPK 0 0 0 Jumlah 18 19.460.030.388,13 0

Dari 18 laporan tersebut telah dilalui tahapan-tahapan tindak lanjut khusus

sampai dengan akhir tahun 2014 yaitu sebagai berikut :

Tabel 47

LHPKKN Berdasarkan Tahapan Tindak Lanjut Kasus

Tahapan Tindak Lanjut Kasus

Kasus % Jumlah Kerugian Keuangan Negara

Rupiah USD

Dihentikan Penyelidikan 0 0% 0 0

Penyidikan 13 72% 13.916.875.284,48 0

Dihentikan Penyidikan 0 0% 0 0

Dilimpahkan ke Pengadilan 1 6% 671.900.000,00 0

Penuntutan 4 22% 4.871.255.547,87 0

Diputus 0 0% 0 0

Jumlah 18 100% 19.460.030.388,13 0

3) Pemberian Keterangan Ahli

Realisasi laporan PKA adalah sebanyak 83 laporan atau 319,23% dari target

laporan sebanyak 26 laporan sedangkan sisanya merupakan penugasan non

PKP2T yaitu sebanyak 57 Laporan.

Capaian kinerja output melebihi target disebabkan adanya permintaan

pemberian keterangan ahli lebih dari 1 kali pada 1 laporan audit investigasi

ataupun PKKN.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 79

f. Persentase Tindak Lanjut Hasil Audit Investigasi Non TPK oleh Instasni

Berwenang

Indikator ini dimaksudkan untuk melihat seberapa banyak tindak lanjut yang sudah

dilaksanakan sesuai rekomendasi oleh instansi terkait dari hasil Audit Investigasi

Non TPK. IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah TL atas temuan investigasi

non TPK dibagi dengan jumlah temuan non TPK sampai dengan tahun berjalan.

Berdasarkan data SIM-HP, laporan audit investigasi non TPK adalah sebanyak 4

Laporan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 48 Tindak Lanjut Hasil Audit Non TPK

No Nomor LHA Obrik Temuan Tindak Lanjut Saldo

Kej Nilai Kej Nilai Kej Nilai

1 LHA-

184/PW.14/

5/2003

PT. Cipta

Niaga Cabang

Pontianak

5 92.451.841 1 - 4 92.451.841

2 LHA-

101/PW.14/

5/2006

Pengadaan

Tanah untuk

SMU Khusus

Sekayam

Kabupaten

Sanggau

1 245.100.000 1 245.100.000 - -

3 LHA-

102/PW.14/

5/2006

Pengadaan

Tanah untuk

SMK Unggulan

Entikong

Kabupaten

Sanggau

1 380.000.000 0 - 1 380.000.000

4 LHA-

10/PW.14/5

/2003

Audit

Investigasi

Perjan TVRI

Pontianak

16 347.299.560 3 89.848.163 13 257.451.397

Total 23 1.064.851.401 5 334.948.163 18 729.903.238

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa temuan hasil audit investigasi non TPK

adalah sebanyak 23 kejadian senilai Rp1.064.851.401,00 telah ditindak lanjuti

sebanyak 5 kejadian (21,74%) senilai Rp334.948.163,00 (31,45%). Apabila tindak

lanjut antara kejadian dan nilai rupiah dirata-ratakan maka capaian indikator

tersebut adalah sebesar 26,60% dan apabila dibandingkan dengan target atas

indikator tersebut tahun 2014 sebesar 90% maka capaian kinerja indikatornya

adalah sebesar 29,55% dengan predikat kurang.

Selama tahun 2014 tindak lanjut atas temuan Non Investigasi hanya berupa surat

teguran untuk menidaklanjuti kejadian saja, sedangkan untuk menindaklanjuti

jumlah rupiah tidak terjadi di tahun 2014.

Selama masa Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, indikator

tersebut baru diukur sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dan capaian

kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan dengan tahun 2013 terjadi

penurunan sebesar 81,94% dan dibandingkan dengan tahun 2012 juga mengalami

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 80

penurunan sebesar 77,97%. Hal ini antara lain disebabkan auditan yang

bertanggungjawab menindaklanjuti TPB tersebut sudah dilikuidasi.

Upaya yang akan dilakukan ke depan untuk mengoptimalkan kinerja indikator

tersebut adalah dengan mengintensifkan kegiatan pemutakhiran data tindak lanjut

dan mengidentifikasi TPB yang kemungkinan tidak dapat ditindaklanjuti untuk

diambil langkah yang diperlukan.

Pada tahun 2014, terdapat kegiatan penelaahan atas pengaduan masyarakat yang

tidak ditetapkan indikator outcome nya dalam tapkin yaitu sebagai berikut :

Tabel 49 Telaah Pengaduan Masyarakat

Uraian Telaah Pengaduan Masyarakat

Nomor ST dan Tanggal

Nomor Laporan dan Tanggal

1. Reviu Laporan dan Pengaduan Masyarakat an. Sugianto mengenai Dugaan Penyimpangan Pembangunan Rumah Duka Tionghoa Kab. Sintang Tahun 2012 sumber dana APBD Kab. Sintang dan Yayasan

ST-173/PW14/5/2014 tanggal 3 Maret 2013

ND-146/PW14.5/2014 02 Juli 2014

2. Reviu Laporan dan Pengaduan Masyarakat an. Masyarakat Melayu Kalimantan Barat mengenai Dugaan Penyimpangan Bansos Tahun Buku 2013 pada Majelis Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat

ST-502/PW14/5/2014 tanggal 9 Juni 2014

ND-140/PW14.5/2014

01 Juli 2014

3. Penelaahan atas Dugaan Pelanggaran Kode Etik oleh Pegawai Negeri Sipil an. Herwindo

PRIN-1373/PW14/5/2014 tanggal 06 November 2014

ND-263/PW14.5/2014 12 November 2014

4. Penelaahan atas Dugaan Penyimpangan Kegiatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit, Peningkatan Jalan/Jembatan Lingkungan Kantor/Rumah Jabatan Kompleks Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat di Singkawang

PRIN-1392/PW14/5/2014 tanggal 13 November 2014

ND-275/PW14.5/2014 19 November 2014

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 81

Sasaran Strategis 5 “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60%

Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah”

Sasaran strategis kelima ini ditetapkan untuk mencapai tujuan tercapainya efektivitas

penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah serta untuk memenuhi misi

”Membina Secara Efektif Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di

Kalimantan Barat” sebagaimana tertuang di dalam Rencana Strategis Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2010 – 2014.

Sebagaimana dijelaskan di dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, setiap menteri/pimpinan

lembaga, gubernur, dan bupati/walikota berkewajiban menyelenggarakan SPIP.

Berkaitan dengan hal tersebut, BPKP sesuai pasal 59 PP Nomor 60 Tahun 2008

bertanggung jawab melakukan pembinaan penyelenggaaan SPIP. Pembinaan ini

diarahkan untuk tercapainya tujuan SPIP melalui kegiatan yang efesien dan efektif,

dapat diandalkannya laporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan.

Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60%

Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah” di tingkat Perwakilan BPKP

diindikasikan oleh IKU yang terkait penyelenggaraan SPIP oleh Pemerintah Daerah

sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008. Untuk mewakili bahwa sistem pengendalian

telah memadai, opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan

Pemerintah Daerah menjadi tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan SPIP oleh

Pemerintah Daerah. Selengkapnya keberhasilan pencapaian masing-masing IKU pada

sasaran strategis kelima ini, tampak sebagaimana tabel berikut:

Secara keseluruhan, untuk tahun 2014 rata-rata capaian sasaran strategis ini adalah

sebesar 91,67%. Penjelasan lebih lanjut masing-masing capaian indikator kinerja

utama sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

Tabel 50 Capaian Sasaran 5

No Indikator Satuan Target Realisasi

Capaian (%)

Capaian Kinerja (%)

2014 2014 2014 2010 2011 2012 2013

1 Persentase pemda

yang menyelengga-

rakan SPIP sesuai

PP 60 Tahun 2008

% 40 33,33 83,33 105 100 14 53,34

2 Jumlah pemda yang

dilakukan asistensi

penyelenggaraan

SPIP sesuai PP 60

tahun 2008

Pemda 15 15 100 100 100 100 100

3 Jumlah pemda yang

dilakukan

monitoring sistem

Pemda - - - - - 125 91,67

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 82

No Indikator Satuan Target Realisasi

Capaian (%)

Capaian Kinerja (%)

2014 2014 2014 2010 2011 2012 2013

pengendalian intern

Rata-rata 91,66 102,5 100 79,67 81,67

Untuk tahun 2014, rata-rata capaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas

Penerapan SPIP di 60% Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah” adalah

sebesar 91,66% dengan kategori sangat baik. dibandingkan tahun sebelumnya yaitu

tahun 2010 sampai dengan 2013 rata-rata capaian kinerja disajikan dalam grafik

berikut ini :

Realisasi penggunaan dana untuk pencapaian sasaran tersebut di tahun 2014 adalah

sebesar Rp260.478.000,00 atau 93,12% dari anggaran yang tersedia sebesar

Rp480.012.000,00 dengan SDM yang digunakan sebanyak 1.499 OH atau 147,54% dari

rencana sebanyak1.016 OH.

Penjelasan lebih lanjut masing-masing capaian indikator kinerja sasaran strategis ini

adalah sebagai berikut:

a. Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP Sesuai PP 60 Tahun 2008

Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 melalui tingkat

maturitas. Meskipun telah dilakukan penilaian tingkat maturitas SPIP terhadap 2

Pemerintah Daerah namun belum dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan

implementasi SPIP, sehingga IKU “Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP

sesuai PP 60 tahun 2008” diukur dengan menghitung jumlah Pemda yang laporan

keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI

dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan

merupakan salah satu unsur diimplementasikan PP Nomor 60 Tahun 2008.

Dalam tahun 2014, Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini WTP

adalah sebanyak 5 (lima) Pemda atau 33,33% dari 15 Pemda. Bila dibandingkan

dengan targetnya sebesar 40%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 83,32% atau

dalam kategori baik.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan dengan tahun 2013

mengalami meningkat sebesar 29,99%, dengan tahun 2012 meningkat tajam

102,5 100

79,67 81,67 91,66

0

20

40

60

80

100

120

2010 2011 2012 2013 2014

Capaian Kinerja Sasaran 5

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 83

sebesar 69,33%. Namun, dibandingkan dengan tahun 2012 terjadi penurunan

sebesar 16,68% dan dengan tahun 2010 juga terjadi penurunan sebesar 21,68%.

Rincian opini laporan keuangan pemda sampai dengan tahun buku 2013 adalah

sebagai berikut:

Tabel 51 Opini BPK Tentang Laporan Keuangan Pemda

No Kab/Kota 2010 2011 2012 2013

1 Provinsi WDP WDP WTP WTP

2 Kota Pontianak WDP WTP WTP WTP

3 Kab. Sintang WDP WDP WTP WTP

4 Kab. Sekadau WDP WDP WTP WTP

5 Kab. Landak WDP WDP WDP WTP

6 Kab. Ketapang WDP WDP WDP WDP

7 Kab. Sanggau WDP WDP WDP WDP

8 Kab. Kapuas Hulu WDP WDP WDP WDP

9 Kab. Sambas WDP WDP WDP WDP

10 Kab. Melawi TW TW WDP WDP

11 Kab. Kayong Utara WDP WDP WDP WDP

12 Kab. Kubu Raya TW WDP WDP WDP

13 Kab. Pontianak WDP WDP WDP WDP

14 Kota Singkawang WDP WDP WDP WDP

15 Kab. Bengkayang WDP WDP WDP WDP

b. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP 60

Tahun 2008

Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai tingkat penerapan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Pemerintah Daerah di Provinsi

Kalimantan Barat sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008. Indikator ini diukur

dengan realisasi jumlah Pemda yang telah dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP

sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 sampai dengan tahun berjalan.

Realisasi IKU tersebut adalah 100 % yaitu dari target 15 Pemda se-Kalimantan

Barat seluruhnya telah dilakukan asistensi SPIP. Keberhasilan capaian IKU tersebut

diukur dengan:

Terlaksananya sosialisasi pada 15 Pemda se-Provinsi Kalimantan Barat.

Terbentuknya Satuan Tugas SPIP di 15 Pemda.

Terlaksananya asistensi SPIP pada 6 Kabupaten yaitu Pemerintah Kabupaten

Sekadau, Pemerintah Kota Singkawang, Pemerintah Kabupaten Melawi,

Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, dan Pemerintah Kabupaten Sanggau.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 84

Terlaksananya monitoring implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP) pada 3 Pemerintah Daerah yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Sintang,

dan Kabupaten Sanggau.

Terlaksananya bimbingan teknis SPIP dengan peserta seluruh APIP dan Satgas

SPIP Kabupaten Sambas, Kota Pontianak, Kabupaten Sintang, Kabupaten

Bengkayang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sekadau,

Kabupaten Kayong Utara, Kota Singkawang, dan Kabupaten Landak.

Terlaksananya penilaian maturitas SPIP pada Kabupaten Sambas dan Kota

Pontianak.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2010 sampai dengan

tahun 2013 masih tetap sama tidak mengalami peningkatan ataupun penurunan.

Untuk mendukung kinerja indikator tersebut telah dilakukan kegiatan-kegiatan

pendampingan dan bimbingan dalam rangka peningkatan kualitas tata kelola

keuangan yang mendorong diimplementasikannya Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) melalui diterbitkannya Peraturan Kepala Daerah tentang

Penyelenggaraan SPIP di 15 Pemerintah Daerah se-Provinsi Kalimantan Barat

dengan rincian sebagai berikut : Tabel 52

Peraturan Kepala Daerah tentang Penyelenggaraan SPIP di 15 Pemda se-Provinsi

Kalimantan Barat

No. Kabupaten/kota Nomor dan Tanggal

Peraturan Kepala Daerah

1. Provinsi Kalimantan Barat 30/2010 Tanggal 23 Agustus 2010

2. Kota Pontianak 6/2010 Tanggal 18 Januari 2010

3. Kota Singkawang 25/2010 Tanggal 20 Oktober 2010

4. Kabupaten Sintang 35/2010 Tanggal 2 September 2010

5. Kabupaten Ketapang 17/2010 Tanggal 29 November 2010

6. Kabupaten Sanggau 27/2010 Tanggal 18 Agustus 2010

7. Kabupaten Pontianak 22/2010 Tanggal 11 Oktober 2010

8. Kabupaten Kapuas Hulu 19/2010 Tanggal 29 September 2010

9. Kabupaten Sambas 26/2010 Tanggal 11 November 2010

10. Kabupaten Bengkayang 28/2010 Tanggal 5 Maret 2010

11. Kabupaten Landak 8/2010 Tanggal 14 September 2010

12. Kabupaten Sekadau 19/2010 Tanggal 2 Agusutus 2010

13. Kabupaten Kayong Utara 11/2010 Tanggal 4 Oktober 2010

14. Kabupaten Kubu Raya 46/2010 Tanggal 24 Juni 2010

15. Kabupaten Melawi 30/2010 Tanggal 24 September 2010

Laporan output untuk indikator outcome ini adalah laporan hasil pembinaan

penyelenggaran SPIP bidang keuangan daerah. Output laporan ini terealisasi

sebanyak 27 laporan dari target sebanyak 25 laporan. Output ini memiliki capaian

sebesar 108 % dengan rincian sebagai berikut :

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 85

Tabel 53

Capaian Output Kegiatan Dukungan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang

Keuangan Daerah

Kegiatan Rencana (Laporan)

Realisasi (Laporan)

Capaian %

Asistensi SPIP 9 9 100

Bimtek Maturitas SPIP 8 8 100

Diklat SPIP 1 1 100

Korsupgah Korupsi KPK BPKP 6 8 133

Penyelenggaraan SPIP 1 1 100

Jumlah 25 27 108

Kegiatan Korsupgah Korupsi KPK-BPKP dilaksanakan berdasarkan Perjanjian

Kerjasama antara KPK dengan BPKP Nomor SPJ-83/10/02/2014 dan PRJ-

01/D4/2014 Tanggal 19 Februari 2014 tentang Koordinasi dan Supervisi

Pencegahan Korupsi.

Ruang lingkup kegiatan Korsupgah tahun 2014 meliputi:

1) Monitoring terhadap hasil pelaksanaan Korsupgah Tahun 2012 dan 2013 terdiri

dari:

Tindak Lanjut Koodinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi pada Provinsi

Kalimantan Barat Tahun 2012-2013

Tindak Lanjut Korsupgah Tahun 2012-2013 pada Kantor Imigrasi Klas I

Pontianak

Tindak Lanjut Korsup Pencegahan pada Pemerintah Kota Pontianak Tahun

2012-2013

Tindak Lanjut dari Hasil Pengamatan Korsupgah Korupsi Bidang

Pertambangan pada Kabupaten Bengkayang Tahun 2013

Tindak Lanjut Korsup Pencegahan pada Kantor Pertanahan Kota Pontianak

Tahun 2012-2013

2) Evaluasi atas Pengelolaan APBD Tahun Anggaran 2013-2014 pada Pemerintah

Kabupaten Kubu Raya dan Pemerintah Kabupaten Sintang

3) Pengamatan dan pengujian atas National Interest pada:

Dua SKPD Pemerintah Kabupaten Kubu Raya yang terkait dengan National

Interest Bidang Ketahanan Pangan, dan Pendapatan

Dua SKPD Pemerintahan Kabupaten Sintang yang terkait dengan National

Interest bidang Pertambangan.

Semiloka Hasil Korsupgah Korupsi KPK-BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

2014 telah dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 November 2014 di Balai Petitih

Kantor Gubernur Kalimantan Barat.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 86

Sasaran Strategis 6 “Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

yang Profesional dan Kompeten Pada 80% Pemerintah Daerah”

Salah satu faktor penentu keberhasilan organisasi adalah kompetensi dan

profesionalitas dari sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya. Hal ini dikarenakan

faktor manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang

kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoritis, yang didukung pengalaman,

dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum

dalam lingkungan keahlian tersebut.

Sedangkan SDM yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas

dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-

menerus diperbarui dan ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun

program pendidikan nongelar dengan mengacu pada dokumen Human Capital

Development Plan (HCDP), yang merupakan dokumen perencanaan pengembangan

kompetensi pegawai, yang terkait dengan proses pelatihan, pendidikan, dan kegiatan

lainnya yang dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan

aset sosial lainnya yang dimiliki pegawai.

Sasaran strategis “Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

(APIP) yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemerintah Daerah”di tingkat

Perwakilan BPKP diindikasikan oleh IKU yang terkait dengan penerapan Jabatan

Fungsional Auditor melalui peran Perwakilan BPKP dalam melakukan sosialisasi dan

asistensi penerapan JFA kepada APIP Pemerintah Daerah.

Secara keseluruhan, untuk tahun 2014 rata-rata capaian sasaran strategis ini adalah

sebesar 108,34 %. Selengkapnya keberhasilan pencapaian masing-masing IKU pada

sasaran strategis keenam ini, tampak sebagaimana tabel berikut:

Tabel 54

Capaian Sasaran 6

No Indikator Satuan Target Realisasi Capaian (%) Capaian Kinerja (%)

2014 2014 2014 2010 2011 2012 2013

1 Persentase

Pemda yang

dilakukan

asistensi

penerapan JFA

% 80 86,67 108,34 77,78 76,51 75,81 106,67

Rata-rata 108,34 77,78 76,51 75,81 106,67

Untuk tahun 2014, rata-rata capaian sasaran strategis “Meningkatnya Kapasitas

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang Profesional dan Kompeten

pada 80% Pemerintah Daerah” adalah sebesar 108,34% dengan kategori

memuaskan. dibandingkan tahun sebelumnya yaitu tahun 2010 sampai dengan 2013

rata-rata capaian kinerja disajikan dalam grafik berikut ini:

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 87

Indikator tersebut di atas baru diukur sejak tahun 2012 dan capaian kinerja tahun

2014 merupakan capaian kinerja terbesar sejak ditetapkan indikator tersebut di dalam

Tapkin tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.Realisasi penggunaan dana untuk

pencapaian sasaran tersebut di tahun 2014 adalah sebesar Rp20.487.000,00 atau

80,66% dari anggaran yang tersedia sebesar Rp25.400.000,00 dengan SDM yang

digunakan sebanyak 52OH atau 46,43% dari rencana sebanyak 112OH.

Berdasarkan pasal 1 butir 2 Permenpan Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4

Juli 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah

jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk

melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain,

yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-

undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang

diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.

Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA sebagai

konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh

auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.Indikatortersebut dimaksudkan untuk

menilai Tingkat Penerapan Jabatan Fungsional Auditor. Indikator ini diukur dengan

persentase jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA di bandingkan

jumlah seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

Sampai dengan tahun 2014 Pemerintah Daerah yang telah dilakukan sosialisasi

penerapan ketentuan JFA adalah sebanyak 13 Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota

dari 15 Pemerintah Daerah yang ada, sehingga realisasinya adalah 86,67%. Apabila

dibandingkan dengan target indikator kinerja sebesar 80% maka capaian kinerja

indikator kinerjanya adalah sebesar 108,34% dengan predikat memuaskan.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi

penurunan sebesar 12,92%. Sedangkan dibandingkan dengan tahun 2010 sampai

dengan tahun 2012 terjadi kenaikan masing-masing sebesar 15,97%, 17,24% dan

19,97%.

Terhadap Inspektorat Kabupaten Landak dan Sanggau, konsultasi penerapan JFA

dilakukan secara langsung dengan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat.

77,78 76,51 75,81

106,67 108,34

0

20

40

60

80

100

120

2010 2011 2012 2013 2014

Capaian Kinerja Sassaran 6

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 88

Sasaran Strategis 7 “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan

Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%”

Sistem perencanaan pengawasan merupakan salah satu bagian dari sistem manajemen

dukungan yang berperan penting dalam membantu keberhasilan pelaksanaan kegiatan

teknis BPKP. Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan

agar sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur tingkat

keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung dengan

pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran. Seiring dengan

gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan

pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan benar-benar

menghasilkan kinerja yang baik pula.

Sasaran strategis “Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90%

dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%” diindikasikan oleh IKU yang

terkait langsung dengan efektifitas perencanaan pengawasan dan dukungan pencapaian

opini WTP atas laporan keuangan BPKP.

Secara keseluruhan, untuk tahun 2014 rata-rata capaian sasaran strategis ini adalah

sebesar 155,81% atau dalam kategori memuaskan. Keberhasilan pencapaian dari

masing-masing IKU pada sasaran strategis ketujuh ini, tampak sebagaimana tabel

berikut:

Tabel 55

Capaian Sasaran Strategis 7

No Indikator Satuan Target Realisasi

Capaian (%)

Capaian Kinerja (%)

2014 2014 2014 2010 2011 2012 2013

1 Persentase jumlah

rencana penugasan

pengawasan yang

terealisasi

% 90 99,51 110,57 125,71 130,99 143,06 120

2 Persentase

kesesuaian laporan

keuangan

Perwakilan BPKP

dengan SAP

% 100 100 100 78,57 92,86 100 100

3 Persepsi kepuasan

pegawai perwakilan

terhadap layanan

kepegawaian

Skala Likert 1-10

7,5 7,11 94,80 86,11 92,60 95,68 96,40

4 Persentase Pagu

Dana yang tidak

Diblokir dalam DIPA

% 100 100 100 117,65 112,65 100 100

5 Persepsi kepuasan

pegawai perwakilan

atas pencairan

anggaran yang

diajukan sesuai

prosedur

Skala Likert 1-10

8 7,75 96,88 96 103,68 104,55 100

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 89

No Indikator Satuan Target Realisasi

Capaian (%)

Capaian Kinerja (%)

2014 2014 2014 2010 2011 2012 2013

6 Jumlah publikasi

kegiatan perwakilan

BPKP di media

massa

Jumlah Berita

8 65 812,50 - - - -

7 Persentase

pemanfaatan asset

% 100 98,81 98,81 100 100 108,70 107,53

8 Persepsi kepuasan

pegawai perwakilan

terhadap layanan

sarpras

Skala Likert 1-10

8,3 7,04 84,82 86,4 100,66 95,45 91,92

9 Persentase tindak

lanjut rekomendasi

hasil audit

Inspektorat

% 94 100 106,38 111,11 109,89 108,7 107,53

10 Jumlah masukan

topik penelitian yang

disampaikan ke

puslitbangwas

Topik Peneliti

an

2 1 50 - - - -

11 Jumlah instansi APIP

yang telah

disosialisasi dan

atau di-assessment

tata kelola APIP

Instansi 9 10 111,11 46,67 100 46,67 53,33

12 Tingkat persepsi

kepuasan Pemda

atas auditor

bersertifikat

Skala Likert 1-10

7 7,27 103,86 - - - -

13 Persepsi publik yang

positif terhadap

perwakilan BPKP

% - - - 128,49 128,95 125,97 120

14 Terimplementasinya

Sistem informasi

untuk Mendukung

pengambilan

Keputusan Internal

(manajemen BPKP)

% - - - 105,88 191,49 147,54 120

15 Dukungan

Terimplementasikan

nya sistem Kendali

Akuntabilitas

Presiden (PASs)

% - - - 108,88 114,81 101,11 102,22

Rata-rata 155,81 100,04 114,88 106,45 101,58

Untuk tahun 2014, rata-rata capaian sasaran strategis “Meningkatnya Efektifitas

Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan

Sebesar 100%” adalah sebesar 155,57% dengan kategori memuaskan. dibandingkan

tahun sebelumnya yaitu tahun 2010 sampai dengan 2013 rata-rata capaian kinerja

disajikan dalam grafik berikut ini :

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 90

Untuk 3 indikator terakhir, pada tahun 2014 tidak lagi ditetapkan dalam Revisi Tapkin

sehingga tidak diukur kinerjanya. Selain itu untuk indikator terkait dengan sistem

informasi yang mendukung pengambilan keputusan internal manajemen BPKP dan

sistem PASs sejak tahun 2014 berdasarkan revisi Renstra Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat yang mengacu kepada Keputusan Kepala BPKP KEP-1644/K/SU/2012

tanggal 28 Desember 2012 sudah bukan lagi indikator kinerja Perwakilan BPKP namun

indikator tersebut merupakan indikator kinerja Pusinfowas BPKP.

Realisasi penggunaan dana untuk pencapaian sasaran tersebut di tahun 2014 adalah

sebesar Rp13.913.730.000,00 atau 97,56% dari anggaran yang tersedia sebesar

Rp14.262.156.000,00 dengan SDM yang digunakan sebanyak 215 OH atau 47,99% dari

rencana sebanyak 448 OH. Realisasi dana tersebut termasuk belanja pegawai selama

tahun 2014.

Penjelasan lebih lanjut masing-masing capaian indikator kinerja sasaran strategis ini

adalah sebagai berikut:

a. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi

Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai tingkat keberhasilan penugasan

pengawasan yang direalisasikan sebagaimana ditargetkan di dalam PKP2T. Sehingga

perhitungan pencapaian outcome dilakukan dengan membandingkan antara jumlah

penugasan dalam PKP2T yang terealisasi dengan rencana penugasan dalam PKP2T.

Berdasarkan data SIM Monev RKT, realisasi penugasan pengawasan sampai dengan

31 Desember 2014 adalah sebanyak 767 PP, terdiri dari 410 PP PKP2T dan 357 PP

Non PKP2T. Realisasi penugasan PKP2T sebanyak 410 PP tersebut mencapai

99,51% dari rencana sebanyak 412 PP sesuai PKP2T revisi terakhir dan apabila

dibandingkan dengan target indikator kinerja tahun 2014 sebesar 90% maka capaian

kinerjanya adalah sebesar 110,52% dengan kategori memuaskan.

Sepanjang tahun 2014, terdapat penambahan PP dalam PKP2T sebanyak 50 PP yang

terdiri dari sejumlah 16 PP penugasan Audit Operasional atas Tunggakan Tunjangan

Profesi Guru Agama Tahun 2008 – 2013 dan sejumlah 34 PP penugasan Audit atas

Kekurangan Dana Klaim Jamkesmas Tahun 2013. Selain itu terdapat pula perubahan

dari Non-PKP2T menjadi PKP2T sebanyak 20 PP yang telah disampaikan dalam Surat

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

2010 2011 2012 2013 2014

Capaian Kinerja

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 91

Nomor S-1358/PW14/1/2014 tanggal 31 Oktober 2014 ke Biro Perencanaan

Pengawasan BPKP.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi

penurunan sebesar 9,48%, dengan tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 32,53%,

dengan tahun 2011 turun sebesar 20,46% dan dengan tahun 2010 juga turun sebesar

15,19%. Hal ini disebabkan tidak terealisasinya 2 PP di dalam PKP2T tahun 2014 dan

besarnya target kinerja tahun 2014 yaitu 90% dibanding dengan tahun sebelumnya

dari 70% ditahun 2010 dan 85% ditahun 2013.

Untuk tahun 2014 pelaksanaan penugasan Non PKP2T didominasi penugasan atas

permintaan berupa bimbingan teknis, sosialisasi, dan evaluasi, sedangkan laporan-

laporan kegiatan pendukung selain kegiatan PKP2T dan non PKP2T seluruhnya telah

dikirimkan kepada Biro Perencanaan Pengawasan secara tepat waktu yaitu sebagai

berikut :

Tabel 56

Target dan Realisasi Kegiatan Pendukung Penugasan Pengawasan

Kegiatan Sasaran Target Realisasi Capaian (%)

1. Penyusunan RKT Tahun 2015 Dokumen 1 1 100 2. Penyusunan Tapkin Dokumen 1 1 100

3. Penyusunan Laporan Realisasi RKT Laporan 12 12 100 4. Penyusunan Laporan Realisasi Kinerja

Triwulanan Laporan 4 4 100

5. Penyusunan LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Laporan 1 1 100

6. Penyusunan Laporan PP 39 Laporan 4 4 100 7. Penyusunan Laporan Penyelenggaraan

SPIP Laporan 4 4 100

8. Laporan kehumasan Laporan 4 4 100

9. Laporan hasil pengawasan semester 1 Laporan 1 1 100

10. Laporan SIM-HP Laporan 12 12 100

b. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Dengan SAP

Indikator ini diukur dengan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan keuangan

perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80% apabila ada

catatan. Dari hasil reviu Inspektorat pada bulan Feruari 2014 disimpulkan bahwa

laporan keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat mempunyai nilai

100% dikarenakan tidak terdapat catatan.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2013 dan tahun 2012

adalah sama, namun dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar

7,14% dan dengan tahun 2010 juga terjadi peningkatan sebesar 21,43%.

Pada tahun anggaran 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah

menyusun Laporan Keuangan Tahun 2013, dan telah dilakukan rekonsiliasi serta

Reviu berjenjang oleh Biro Keuangan BPKP, Biro Umum BPKP serta Inspektorat BPKP

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 92

pada bulan Februari 2014 di BPKP Pusat. Hasil Reviu telah dituangkan dalam Berita

Acara Reviu Mandiri Laporan Keuangan Tahun 2013.

Sedangkan untuk Laporan Keuangan Semester I Tahun 2014, telah dilakukan

rekonsiliasi serta reviu berjenjang oleh Biro Keuangan BPKP, Biro Umum BPKP serta

Inspektorat BPKP pada bulan Juni 2014 di BPKP Pusat. Hasil Reviu telah dituangkan

dalam Berita Acara Reviu Mandiri Laporan Keuangan Semester Tahun 2014.

Dari hasil reviu Inspektorat BPKP atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013 dan

Laporan Keuangan Semester I Tahun 2014 disimpulkan bahwa laporan keuangan

perwakilan BPKP Kalimantan Barat telah disusun sesuai dengan SAP.

Dalam prakteknya terkait lingkup keuangan, perwakilan BPKP Kalimantan Barat

selama tahun 2014 telah menerbitkan laporan sebanyak 14 buah laporan yang terdiri

dari:

1) Laporan Keuangan Bulanan sebanyak 12 laporan.

2) Laporan Keuangan Tahunan 2013 sebanyak 1 laporan.

3) Laporan Keuangan Semester I 2014 sebanyak 1 laporan.

Dari 14 laporan tersebut di atas seluruhnya telah dikirim ke kantor pusat secara tepat

waktu guna mendukung pencapaian Laporan Keuangan BPKP Pusat yang mendapat

predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan rincian sebagai berikut :

1) Laporan keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat disusun

berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang menggunakan Program

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang telah terintegrasi dengan Sistem BMKN.

Dengan demikian laporan keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

dapat mencantumkan daftar aset yang dikelola melalui sistem BMKN dan

tercermin di dalam neraca akhir tahun 2013 dan Laporan Keuangan Semester I

Tahun 2014.

2) Setiap bulan dilakukan rekonsiliasi intern antara Subbagian Umum dengan

Subbagian Keuangan untuk meyakini bahwa pencatatan BMN telah dibukukan.

3) Setiap bulan dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN Pontianak terhadap data

realisasi anggaran.

4) Dilakukan rekonsiliasi setiap 3 bulandengan Kanwil Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan Barat.

5) Setiap semester dan akhir tahun, dilakukan penyusunan Laporan Keuangan

Semester dan Tahunan setelah dilakukan reviu oleh Biro Keuangan BPKP dan

Inspektorat BPKP.

6) Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan 2013 yang dilaksanakan pada bulan

Februari 2014 di BPKP Pusat.

7) Penyusunan Laporan Keuangan Semester I Tahun 2014 yang dilaksanakan pada

bulan Juni di BPKP Pusat.

Sebagai informasi tambahan, bahwa Pada tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat mendapat Peringkat Pertama dalam penyusunan Laporan

Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 93

Wilayah (UAPPA-W) Tahun 2013, yang diserahkan oleh Kepala Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat pada acara Sosialisasi

Akuntansi Berbasis Akrual dan Harmonisasi dengan Statistik Keuangan Pemerintah

di Kantor DJP Provinsi Kalimantan Barat tanggal 8 Desember 2014.

c. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Kepegawaian

Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai persepsi kepuasan terhadap

pelayanan pengelola kepegawaian. Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan

pada Subbagian Kepegawaian, diukur dengan menyebarkan kuesioner kepada

pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, dengan indeks kepuasan

sebagaimana skor berikut:

Tidak Puas (0 – 5,49)

Cukup Puas (5,50 –6,99)

Puas (7,00 –8,49)

Sangat Puas (8,50 –10,00)

Terhadap seluruh jawaban kuesioner yang masuk selanjutnya dirata-ratakan untuk

memberikan suatu kesimpulan terhadap 11 pertanyaan yang akan dinilai, yaitu:

1) Apakah anda merasa puas atas pelayanan pengurusan/penetapan angka kredit?

2) Apakah anda merasa puas atas pelayanan terhadap kenaikan pangkat?

3) Apakah anda merasa puas dengan perlakuan penerapan disiplin di lingkungan

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat?

4) Apakah anda merasa puas dengan perlakuan penerapan sanksi pelanggaran

disiplin pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat?

5) Apakah anda merasa puas dengan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

dalam memberikan penghargaan bagi setiap pegawai yang berprestasi?

6) Apakah anda merasa puas atas pelayanan terhadap pengurusan hak cuti?

7) Apakah anda merasa puas atas pelayanan hak-hak kepegawaian lainnya seperti

askes, sertifikat dan pensiun telah berjalan dengan baik?

8) PKS yang dilaksanakan telah memberikan manfaat bagi peningkatan wawasan dan

pengetahuan pegawai?

9) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah memberikan kesempatan yang

sama bagi pegawai untuk mengikuti diklat?

10) Bagaimana menurut pendapat anda atas pengaturan kesempatan bagi pegawai

untuk mengikuti diklat apakah telah dilaksanakan dengan baik?

11) Secara umum, apakah pelayanan kepegawaian telah memuaskan pegawai?

Berdasarkan olah data atas jawaban kuesioner yang telah diterima dari 45 responden

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan/penetapan angka

kredit,diperoleh angka sebesar 7,26 .

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 94

2) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan kenaikan pangkat, diperoleh angka

sebesar 7,53 .

3) Indeks kepuasan pegawai terhadap perlakuan penerapan disiplin di lingkungan

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, diperoleh angka sebesar 6,85 .

4) Indeks kepuasan pegawai terhadap perlakuan penerapan sanksi pelanggaran

disiplin di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, diperoleh

angka sebesar 6,74 .

5) Indeks kepuasan pegawai terhadap penghargaan yang diberikan oleh Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat, diperoleh angka sebesar 6,58 .

6) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan hak cuti, diperoleh

angka sebesar 7,74 .

7) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan hak-hak kepegawaian lainnya

(Askes, Sertifikat, Pensiun, dan lain-lain), diperoleh angka sebesar 7,26 .

8) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan atas pelaksanaan PKS, diperoleh

angka sebesar 7,26 .

9) Indeks kepuasan pegawai atas kesempatan untuk memperoleh diklat, diperoleh

angka sebesar 6,81 .

10) Indeks kepuasan pegawai atas pengaturan kesempatan untuk memperoleh diklat

bagi JFA, diperoleh angka sebesar 6,77 .

11) Indeks pelayanan kepegawaian secara umum, diperoleh angka sebesar 7,40.

Secara rata-rata, maka capaian realisasi untuk indeks kepuasan kepegawaian ini

mencapai 7,11 dan apabila dibandingkan dengan target kinerja tahun 2014 sebesar

7,5% maka capaian indikator “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap

layanan kepegawaian” tercapai sebesar 94,80 % atau dengan predikat “sangat

baik”.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami

penurunan sebesar 1,60%, dengan tahun 2012 juga turun sebesar 0,88%. Namun

apabila dibandingkan dengan tahun 2011 dan 2010 terjadi peningkatan masing-

masing sebesar 2,20% dan 8,69%.

Untuk mencapai indikator kinerja outcome tersebut didukung dengan kegiatan

sebagai berikut:

1) Penyusunan Laporan Triwulanan PKS

Realisasi penyusunan laporan triwulanan Pelaksanaan PKS dan Evaluasi

Pelaksanaan PKS selama tahun 2014 sebanyak 4 laporan atau 100 % dari target

sebanyak 4 laporan.

2) Penyusunan Laporan Semesteran Budaya Kerja

Realisasi penyusunan laporan Semesteran Budaya Kerja selama tahun 2014

sebanyak 2 laporan atau 100 % dari target sebanyak 2 laporan.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 95

3) Penilaian Angka Kredit

DUPAK yang diterima oleh Sekretariat Tim Penilai Angka Kredit JFA selama tahun

2014 berjumlah 160 DUPAKyang terdiri dari 84 untuk masa penilaian semester II

tahun 2013 dan 76 untuk semester I tahun 2014. Dari jumlah tersebut seluruhnya

telah dinilai oleh Tim Penilai Angka Kredit JFA.

4) SK Pengangkatan, Pemberhentian, Pembebasan dan Alih Jabatan PFA

Selama tahun 2014 terdapat pengangkatan PFA sebanyak 37 orang, pembebasan

sebanyak 12 orang, naik jabatan sebanyak 6 orang, dan pengangkatan kembali

sebanyak 1 orang. Dalam tahun 2014 tersebut tidak terdapat pemberhentian dan

alih jabatan PFA.

5) Pemrosesan DP3

Selama tahun 2014 telah dilaksanakan penilaian sebanyak 128 berkas DP3

periode 2014 atau 100 %.

6) Pembuatan Surat Izin Cuti

Jumlah pegawai yang mengajukan cuti selama tahun 2014 sebanyak 119 pegawai

termasuk didalamnya pegawai yang mengajukan cuti lebih dari 1 kali dalam

setahun dan seluruhnya telah dikeluarkan surat izin cutinya.

Pengajuan cuti PNS sebanyak 119 orang tersebut terdiri atas cuti tahunan

sebanyak 106 PNS, cuti alasan penting 9 PNS, cuti besar 1 PNS, cuti bersalin 1 PNS,

dan cuti sakit 2 PNS.

7) Pemrosesan Inpassing/Penyesuaian/KGB Gaji Pokok PNS

Selama tahun 2014 telah dilaksanakan pemrosesan inpassing/penyesuaian gaji

pokok PNS sesuai Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2014 tentang

Penyesuaian Gaji Pokok PNS sebanyak 106 SK inpassing.

Padatahun 2014 pemrosesan Kenaikan Gaji Berkala dilakukan untuk 67 pegawai

atau 100 % dari usulan, dengan rincian sebagai berikut:

Periode Januari 2014 : 2 orang

Periode Februari 2014 : 1 orang

Periode Maret 2014 : 42 orang

Periode April 2014 : 3 orang

Periode Oktober 2014 : 11 orang

Periode Desember 2014 : 8 orang

Jumlah : 67 Orang

8) Pemrosesan Kenaikan Pangkat Terpadu

Dalam tahun 2014, telah diusulkan kenaikan pangkat sebanyak 24 PNS. Dari

usulan tersebut telah diterima SK kenaikan pangkat sebanyak 22 PNS.

Rincian SK kenaikan pangkat tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 96

Periode Per 1 April 2014

Usulan Kenaikan Pangkat : 16 orang

SK Kenaikan Pangkat : 16 orang

Periode per 1 Oktober 2014

Periode Oktober 2014 : 8 orang

Periode Desember 2014 : 8 orang

9) Kelompok Budaya Kerja

Kelompok Budaya Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dibentuk

sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Perwakilan Nomor KEP-

195/PW14/1/2013 tanggal 1 Juli 2014tentang Penetapan Pejabat Satuan Tugas

Penggerak Budaya Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, terdiri dari:

Satgas Penggerak Budaya Kerja Perwakilan BPKP.

Satgas Penggerak Budaya Kerja Bidang Peningkatan Akhlak dan Etika.

Satgas Penggerak Budaya Kerja Bidang Peningkatan Kebersamaan dan

Kesejahteraan.

Satgas Penggerak Budaya Kerja Bidang Peningkatan Efektivitas Kebijakan

Serta Kepemimpinan yang Visioner dan Inspiratif.

Satgas Penggerak Budaya Kerja Bidang Peningkatan Komitmen terhadap

Ketepatan Waktu dan Transparansi Organisasi.

Satgas Penggerak Budaya Kerja Bidang Peningkatan Organisasi yang Responsif

dan Antisipasif.

Di samping itu, telah ditetapkan Rencana Jangka Panjang Pengembangan Budaya

Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011-2014 dengan

Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Nomor KEP-

184/PW14/1/2011 tanggal 14 Januari 2011.

Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat juga menetapkan Role Model; Pelaksanaan

Budaya Kerja sesuai Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat Nomor KEP-196/PW14/1/2013 tanggal 1 Juli 2014.

Pelaksanakan kegiatan Program Budaya Kerja adalah sebagai diantaranya

dilaksanakan dengan :

Program Peningkatan Akhlak dan Etika, yaitu kegiatan keagamaan, publikasi

peningkatan akhlak dan etika, pelatihan dan pemilihan pegawai teladan dan

doa bersama sebelum dan sesudah bekerja.

Peningkatan Kebersamaan dan Kesejahteraan, yaitu kegiatan pertemuan antar

pegawai, senam pagi, kegiatan perayaan hari besar keagamaan, donor darah,

makan siang bersama seluruh pegawai Bagian Tata Usaha termasuk satpam,

petugas cleaning service di rumah makan, menyediakan Poliklinik Kantor

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 97

dengan seorang dokter dan satu tenaga medis, dan bekerja sama dengan PT

Askes Cabang Pontianak menyelenggarakan general check-up bagi seluruh

pegawai.

Peningkatan Efektifitas Kebijakan serta Kepemimpinan yang Visioner dan

Inspiratif, yaitu pengarahan Kepala BPKP kepada seluruh pegawai Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat perihal perlunya kebersamaan seluruh

pegawai untuk mencapai tujuan organisasi dan peningkatan kinerja perwakilan;

penyusunan Rencana Jangka Panjang Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat Tahun 2011-2014 yang telah diselaraskan dengan Grand Design; rapat

staf dan pimpinan; dan pelaksanaan internal quality assurance hasil penugasan

audit.

Peningkatan Komitmen terhadap Ketepatan Waktu dan Transparansi

Organisasi, yaitu kegiatan melaksanakan GDN, monitoring ketepatan RPL dari

LHA/E/I, monitoring ketepatan pengiriman laporan Tata Usaha, monitoring

tindak lanjut hasil pengawasan, sosialisasi RKT dan PKAU, dan penyampaian

informasi ke dalam website BPKP.

Kegiatan yang juga rutin dilakukan setiap 2 minggu yaitu knowledge management

untuk mendokumentasikanfile-file dari peserta diklat, pelaksanaan kegiatan PKS,

PKS yang menunjang kegiatan Total Quality Control, pengelolaan internet, mailing

list, forum monev dan RKT di Lotus Note, kursus/diklat/forum, serta berlangganan

majalah dan surat kabar.

d. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir Dalam DIPA

Indikator ini diukur dengan membagi jumlah anggaran yang tidak diblokir dengan

pagu anggaran yang tersedia. DIPA yang disahkan oleh Kanwil Perbendaharaan untuk

revisi keenam adalah sebesar Rp17.728.250.000,00 seluruhnya telah dapat

digunakan pada tahun 2014 tanpa ada pemblokiran dari Kanwil Perbendaharaan,

dari sebesar anggaran tersebut telah dapat direalisasikan sebesar

Rp17.235.064.838,00 atau 97,22% .

Dari keseluruhan revisi DIPA yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Kalimantan

Barat, tidak terdapat pemblokiran mata anggaran sehingga realisasi untuk indikator

ini adalah 100%. Target indikator ini ditahun 2014 adalah sebesar 100% sehingga

capaian kinerja nya adalah 100% dengan kategori memuaskan.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2013 masih

tetap sama. Namun dinadingkan dengan tahun 2010 dan 2011 terjadi penurunan

masing-masing sebesar 17,65% dan 12,65%.

Pada Tahun anggaran 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

mendapatkan Alokasi Anggaran berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2014 Nomor : SP DIPA-

089.01.2.450598/2014 tanggal 5 Desember 2013 dengan alokasi anggaran sebesar

Rp17.878.399.000,00 yang keseluruhan digunakan untuk pelaksanaan kegiatan rutin

kantor.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 98

Selama tahun anggaran 2014, terhadap DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat telah mengalami 6 (enam) kali revisi, pelaksanaan 6 revisi dapat kami uraikan

sebagai berikut :

1) Revisi Pertama pada tanggal 7 April 2014, pelaksanaan revisi karena adanya

pergeseran pada kegiatan Pelaksanaan pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan

negara dan Pembinaan Penyelengaraan SPIP dari akun perjalanan dinas biasa

menjadi perjalanan dinas dalam kota. Atas revisi tersebut tidak merubah pagu

anggaran senilai Rp17.878.399.000,00

2) Revisi Kedua pada tanggal 11 April 2014, pelaksanan revisi karena adanya

tambahan alokasi dari BPKP Pusat sebesar Rp727.690.000,00 dalam rangka audit

Tunjangan Profesi Guru dan Audit Klaim Jamskesmas pada pada kegiatan

Pelaksanaan pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan negara dan Pembinaan

Penyelengaraan SPIP, sehingga Pagu anggaran berubah menjadi

18.606.089.000,00.

3) Revisi Ketiga pada tanggal 10 Juni 2014, pelaksanaan revisi karena adanya Surat

Sekretaris Utama Nomor S-862/SU/03/2014 tanggal 21 Mei 2014 Hal

Penghematan dan Pemotongan Anggaran Tahun 2014, menindaklanjuti Intruksi

Presiden RI Nomor 4 Tahun 2014 tetang langkah-langkah Penghematan dan

Pemotongan Belanja Kementrian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan APBN

2014.

4) Revisi Keempat pada tanggal 1 Juli 2014, pelaksanaan Revisi karena adanya

pemotongan anggaran senilai Rp1.516.777.000 dengan rincian :

No Program Jumlah

1 Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas

teknis lainnya

104.567.000,00

2 Program sarana dan Prasarana BPKP 13.165.000,00

3 Program Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP

1.399.045.000,00

Jumlah 1.516.777.000,00

Selain pemotongan anggara, tahun 2014 juga mendapat kembali tambahan

anggaran senilai Rp638.938.000,00, guna pembayaran Rapel Tunjangan Kinerja

Tahun Anggaran 2014.

Atas revisi ke empat tersebut, Pagu anggaran berubah menjadi

Rp17.728.250.000,00

5) Revisi Kelima pada tanggal 5 Oktober 2014, pelaksanaan revisi karena adanya

pergeseran pada kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 99

Keuangan negara dan Pembinaan Penyelengaraan SPIP. Atas revisi tersebut tidak

merubah pagu anggaran.

6) Revisi Keenam pada tanggal 25 Nopember 2014, pelaksanaan revisi karena adanya

perubahan bendahara pengeluaran sesuai Surat Keputusan Kepala Perwakilan

BPKP Nomor : S-1412/PW14/1/2014 tanggal 21 November 2014

Berdasarkan dari Revisi Keenam tersebut DIPA Perwakilan BPKP sebesar

Rp17.728.250.000,00 yang digunakan untuk kegiatan rutin kantor sampai dengan 31

Desember 2014 dengan realisasi penyerapan sebesar Rp17.235.064.838,00 atau

97,22%.

e. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran Yang

Diajukan Sesuai Prosedur

Indikator ini diukur melalui hasil pengisian kuesioner oleh pegawai mengenai

pelayanan Subbagian Keuangan. Indikator ini diukur dengan skala likert 1-10 dan

berdasarkan hasil survey nilai yang diperoleh oleh Subbagian Keuangan secara rata-

rata adalah 7,75 skala likert. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar

8 skala likert, maka capaian indikator kinerja “Persepsi kepuasan pegawai

perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur” adalah

sebesar 96,88% atau dengan predikat sangat baik.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2011 sampai dengan

2013 mengalami penurunan masing-masing sebesar 6,81%, 7,67% dan 3,13%,

namun apabila dibandingkan dengan tahun 2010 capaian kinerjanya meningkat

sebesar 0,87%.

Indeks persepsi kepuasan pegawai atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai

prosedur sebesar 7,75 skala likert tersebut diperoleh dengan menyebarkan

kuesioner atas 7 pertanyaan kepada 53 pegawai. Hasil kuesioner tersebut dirata-

ratakan dengan urutan tingkat kepuasan sebagai berikut:

Tidak Puas (0 – 5,49)

Cukup Puas (5,50 – 6,99)

Puas (7,00 – 8,49)

Sangat Puas (8,50 – 10,00)

Kuesioner yang disampaikan kepada para pegawai terkait dengan hal sebagai

berikut:

1) Kepuasan atas pelayanan pengurusan gaji;

2) Kepuasan atas pelayanan pengurusan tunjangan kinerja;

3) Kepuasan atas pelayanan terhadap pengurusan rapel gaji/tunjangan kinerja;

4) Kepuasan atas pelayanan terhadap pengurusan uang makan;

5) Kepuasan atas pelayanan pemrosesan kenaikan gaji berkala;

6) Kepuasan atas pelayanan pengurusan biaya perjalanan dinas; dan

7) Kepuasan atas pelayanan subbagian keuangan secara umum.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 100

Hasil tabulasi terhadap persepsi kepuasan terhadap pelayanan Subbagian Keuangan

adalah sebagai berikut:

1) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan gaji, capaian indeks

kepuasan mencapai 7,85.

2) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan tunjangan kinerja,

capaian indeks kepuasan mencapai 7,96.

3) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan, capaian indeks

kepuasan mencapai 7,68.

4) Indeks Kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan uang, capaian indeks

kepuasan mencapai 7,64.

5) Indeks Kepuasan pegawai terhadap pelayanan pemrosesan kenaikan gaji berkala,

capaian indeks kepuasan mencapai 7,77.

6) Indeks Kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan biaya perjalanan dinas,

capaian indeks kepuasan mencapai 7,53.

7) Indeks Kepuasan pegawai terhadap pelayanan keuangan secara, capaian indeks

kepuasan mencapai 7,85.

Dari tabulasi tersebut dapat diketahui bahwa persepsi tertinggi/indeks tingkat

kepuasan pelayanan, diberikan atas jasa pelayanan pengurusan tunjangan kinerja,

yaitu dengan skor 7,96. Sedangkan indeks terendah berkenaan dengan pelayanan

terhadap pengurusan biaya perjalanan dinas dan rapelan dengan skor 7,53.

Selain itu Subbagian Keuangan juga melaksanakan kegiatan lainnya yang terkait

dengan administrasi keuangan, yaitu:

1) Pembayaran gaji sebanyak 13 kali pembayaran (Laporan SPJ);

2) Tunjangan kinerja bulanan sebanyak 13 kali pembayaran (Laporan SPJ);

3) Pembayaran uang makan sebanyak 12 kali (Laporan SPJ); dan

4) Pembayaran honor pada pegawai honorer 13 kali.

Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk melayani 109 orang PNS dan 15 orang

pegawai honorer di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat.

f. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP DI Media Massa

Indikator outcome ini ditetapkan untuk mengetahui eksistensi dan peran positif

Perwakilan BPKP di mata publik. Capaian keberhasilan dapat dilihat pada jumlah

berita tentang kegiatan Perwakilan BPKP di media massa.

Berdasarkan Laporan Triwulan Kehumasan dan berita yang disampaikan melalui

website Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat selama tahun 2014 terdapat 65

kegiatan Perwakilan BPKP yang dimuat didalam website dan beberapa surat kabar di

Provinsi Kalimantan barat yaitu Pontianak Post, Tribun Pontianak, Borneo Tribune,

dan Sinar Pagi Baru, dibandingkan dengan target tahun 2014 sebanyak 8 berita maka

capaian kinerjanya adalah sebesar 812,50% dengan kategori memuaskan.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 101

Realisasi indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan tahun 2010 sampai

dengan tahun 2013 dikarenakan indikator tersebut baru dilaksanakan di tahun 2014

sebagi pengganti indikator persepsi publik yang positif terhadap Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat.

Untuk mencapai indikator sasaran tersebut didukung dengan kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

Kliping Koran

Mendokumentasikan berita-berita di koran lokal Provinsi Kalimantan Barat

berkaitan dengan pengawasan, akuntansi, korupsi, dan berita lain yang relevan

dengan tugas dan fungsi BPKP. Kegiatan dokumentasi ini dilakukan setiap hari

kerja.

Penyusunan Laporan Triwulanan Kehumasan

Laporan triwulanan kehumasan berisi kegiatan kehumasan yang dilaksanakan oleh

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat yang berisi kumpulan informasi dari

media massa, penyampaian informasi kepada publik (seperti bimtek, sosialisasi dan

evaluasi), dan pengiriman berita melalui web BPKP di alamat http://www.bpkp.go.id

kepada Biro Hukum dan Humas BPKP. Dalam tahun 2014 telah diterbitkan 4 laporan

triwulan kehumasan dan telah disampaikan kepada Biro Hukum dan Humas BPKP

secara tepat waktu.

Forum Kehumasan BPKP Tahun 2014.

Updating disain website BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat, kegiatan ini

merupakan kegiatan untuk memperbaharui tampilan situs

www.bpkp.go.id/kalbar.

Updatingweb content, kegiatan ini merupakan kegiatan meng-upload berita-berita

kejadian di Perwakilan BPKP Kalimantan Barat. Hal ini dilakukan pada setiap

kejadian yang dianggap layak untuk menjadi bahan berita di situs

www.bpkp.go.id/kalbar

Walaupun tidak menjadi target indikator kinerja, Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat juga melakukan survey kepuasan publik untuk mengetahui

persepsi publik terutama para mitra kerja (stakeholders) dengan menyebarkan

kuesioner untuk mengetahui tingkat kepuasan mitra kerja terhadap tugas-tugas

pengawasan yang telah dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat.

Kuesioner terbagi dalam 3 kriteria yang dinilai sebagai berikut:

Berkaitan dengan proses (process related criteria), terdiri dari 12 pernyataan.

Berkaitan dengan outcome (outcome related criteria), terdiri dari 5 pernyataan.

Berkaitan dengan nilai PIONIR (image related criteria), terdiri dari 6 pernyataan.

Hasil kuesioner tersebut selanjutnya ditabulasi untuk mengetahui rata-rata persepsi

stakeholders terkait dengan tugas-tugas pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat. Skor diberikan dalam skala likert, dengan pilihan angka yang

disediakan adalah angka 1 mewakili sangat tidak setuju, angka 2 tidak setuju, angka 3

setuju, dan angka 4 mewakili sangat setuju.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 102

Kuesioner telah disebarkan pada unit kerja di 4 Kabupaten di wilayah Provinsi

Kalimantan Barat yaitu Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sambas

dan Kabupaten Kapuas Hulu, namun sampai dengan berakhirnya penyusunan LKj

hanya 3 unit kerja di Kabupaten Kapuas Hulu yang mengirimkan kembali kuesioner

tersebut ke Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Dari jawaban kuesioner

yang kembali, dapat diketahui hasil kuesioner tersebut sebagai berikut:

Berkaitan dengan proses (process related criteria), mendapatkan skor 3,50.

Berkaitan dengan outcome (outcome related criteria), mendapatkan skor 3,45.

Berkaitan dengan nilai PIONIR (image related criteria), mendapatkan skor 3,54.

Hasil tersebut secara rata-rata adalah 3,50. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa harapan stakeholders telah dapat dipenuhi secara baik melalui kinerja

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Skor tersebut juga berarti bahwa

stakeholders mengapresiasi secara baik upaya-upaya yang dilakukan oleh Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat, termasuk juga dalam menjunjung nilai-nilai

profesional, independen, orientasi pada pengguna, nurani dan akal sehat, integritas,

serta responsibel-akuntabel.

g. Persentase Pemanfaatan Aset

Indeks Persentase Pemanfaatan Aset digunakan untuk mengukur penggunanaan,

pengelolaan, dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat yang dilaksanakan melalui pengelolaan urusan tata

usaha, perlengkapan, dan rumah tangga bagi seluruh satuan kerja. IKU ini diukur

dengan membandingkan total aset dikurangi asset kondisi baik/kurang baik yang

tidak digunakan dibandingkan total asset yang dimiliki oleh instansi.

Jumlah asset yang digunakan untuk menunjang kegiatan kantor diluar asset tanah

yang pemanfaatannya tidak mengalami perubahan (statis) adalah 1.674 unit dan

yang tidak digunakan sebanyak 20 unit dari kelompok asset Peralatan dan Mesin;

Gedung dan Bangunan; Jaringan dan Aset Tetap Lainnya, maka capaian indikator

Persentase Pemanfaatan Aset adalah sebesar 98,81%daritarget indeks yang

ditetapkan di tahun terakhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

sebesar 100%.

Tabel 57

Daftar SIMAK BMN tahun 2014 yang dimanfaatkan dan yang rusak

No Kelompok Asset Total asset

Unit/M2

Terpakai

Unit/M2

Rusak berat

Unit/M2 Keterangan

1 Tanah 22.186 22.186 - Meter 2

2 Peralatan dan Mesin 1.431 20 Unit

3 Gedung dan Bangunan 39 - Unit

4 Jaringan 1 - Unit

5 Aset Tetap Lainnya 203 - Unit

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 103

Capaian ini dibandingkan dengan tahun 2010 sampai dengan 2013 menurun masing-

masing sebesar 10,19%, 1,19% dan 9,89% dan 8,72. Hal ini menunjukkan bahwa

seluruh aset di Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dalam tahun 2014 telah

optimal dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi kantor

Perwakilan.

Keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama tersebut didukung dengan

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Belanja Operasional Perkantoran

Kegiatan yang terkait dengan belanja operasional perkantoran terinci

sebagaimana pada tabel di bawah ini.

Tabel 58

Output Belanja Operasional Perkantoran

Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian

Poliklinik/Obat-Obatan Paket 4 4 100%

Pengadaan Peralatan dan Fasilitas

Perkantoran

Unit 14 14 100%

Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan

Komunikasi

Unit 6 6 100%

Rehabilitasi Komplek Rumah Dinas Paket 1 1 100%

Langganan Daya dan Jasa Bulan 12 12 100%

Jasa Keamanan/Kebersihan Bulan 12 12 100%

Jasa Pos Giro dan Sertifikat Bulan 12 12 100%

Belanja Keperluan Perkantoran OT 107 107 100%

Pengadaan Pakaian Satpam Stel 6 6 100%

Uraian atas pelaksanaan kegiatan Belanja Operasional Perkantoran tersebut

adalah sebagai berikut:

Untuk kegiatan yang berkaitan dengan poliklinik/obat-obatan disiapkan untuk

dapat melayani 124 jiwa namun dengan adanya tambahan pegawai sebanyak

10 orang, maka target berubah menjadi 134 jiwa dan telah terealisasi

seluruhnya.

Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran diantaranya AC sebanyak 5 unit,

Rak Arsip sebanyak 7 unit, Televisi sebanyak 1 unit, Mesin Cuci sebanyak 1 unit.

Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi diantaranya Komputer

sebanyak 2 unit, Printer sebanyak 3 unit, FingerPrint sebanyak 1 unit.

Langganan daya dan jasa tahun 2014 untuk menunjang kegiatan kantor sehari-

hari, telah dilakukan pembayaran listrik, telepon, dan PDAM selama 12 bulan.

Demikian juga untuk jasa keamanan/kebersihan dan jasa pos giro untuk

pengiriman dokumen melalui Kantor Pos Pontianak.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 104

Belanja keperluan perkantoran selama tahun 2014 telah dilaksanakan sesuai

dengan target.

Pengadaan pakaian kerja untuk pakaian seragam satpam telah dilaksanakan dan

diberikan kepada 6 orang satpam yang ada.

2) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Secara umum kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilaksanakan

selama tahun 2014 telah sesuai dengan yang ditargetkan, yaitu :

Tabel 59

Output Belanja Pemeliharaan

Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian

Pemeliharaan Gedung dan Halaman Kantor

m2 8993 8993 100%

Pemeliharaan Peralatan dan Mesin

Unit 148 149 100,68%

Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 4

Unit 8 8 100%

Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 2

Unit 1 1 100%

Untuk menjaga tingkat keandalan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada,

dilakukan uji pemanfaatan atas APAR (Alat Pemadan Kebakaran) dengan

melakukan sosilalisasi penggunaan APAR dan Demo penggunaannya kepada

segenap pegawai. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk “Disaster

Management” untuk mengiliminir resiko apabila ada bencana kebakaran yang ada

di kantor.

3) Pembinaan Administrasi Perkantoran

Pembinaan administrasi perkantoran dilaksanakan melalui berbagai kegiatan

sebagai berikut:

(1) Penyusunan laporan semester dan tahunan BMN dan penyusunan Laporan

Persediaan ATK; penyusunan Laporan Hasil Inventaris dan Validasi Daftar

Barang Milik Negara dalam Rangka Penghapusan BMN; Penyusunan Neraca

Semester II Tahun 2013 dan Penyusunan Neraca Semester I Tahun 2014

telah dilaksanakan sesuai dengan targetnya.

(2) Penyusunan laporan konservasi energi dan penyusunan laporan sarpras telah

dilaksanakan sesuai dengan targetnya, yaitu setiap 4 bulan sekali.

(3) Scanning dan proses PDF laporan telah dilakukan sebanyak 373 laporan

selama tahun 2014 sesuai dengan laporan yang diterbitkan dan digandakan

oleh Subbag Umum.

(4) Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan. Telah dilaksanakan

pelaporan bulanan selama 12 bulan yang meliputi antara lain surat masuk;

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 105

surat keluar; surat tugas yang terbit; LHA yang terbit; KKA yang diserahkan

oleh Tim ke Sekbid; KKA yang diserahkan oleh Sekbid ke arsiparis; nota

dinas/surat perintah yang terbit; surat keputusan; scanner ST; pembuatan

laporan penggandaan LHA Bidang APD; LHA Bidang AN; LHA Bidang IPP;

LHA Bidang Investigasi; dan penggandaan lainnya; laporan penggunaan ruang

rapat; penggunaan aula; pemeliharaan inventaris kantor; pemeliharaan

gedung kantor; pemeliharaan kendaraan dinas; penggunaan sound system;

serta laporan caraka yang terdiri dari laporan atas surat yang terkirim, LHA

yang terkirim, dan pengiriman lainnya.

(5) Pembinaan Tenaga Harian Lepas (THL) yang ada di Bagian Tata Usaha

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah dilakukan dengan baik.

Untuk itu telah diberikan Piagam Penghargaan kepada THL yang berkinerja

baik kepada THL yang diperbantukan pada Subbagian Keuangan.

(6) Forum kearsipan dimaksudkan untuk menunjang pembinaan administrasi

perkantoran. Materi yang diberikan dalam kegiatan tersebut meliputi:

Penjelasan tentang Sistem Informasi Kearsipan;

Praktik penggunaan Data Base Sistem Informasi Kearsipan;

Praktik sistem pemberkasan ke dalam Data Base Sistem Informasi

Kearsipan;

Praktik penempatan arsip berdasarkan kode klasifikasi sistem kearsipan;

dan

Praktik penemuan kembali informasi kearsipan dan penempatan kembali

arsip yang telah dikembalikan.

Kegiatan dalam Forum kearsipan yang diikuti diantaranya dengan

berpartisipasi dalam Musyawarah Nasional ke-5 Asosiasi Arsiparis Indonesia

di Jakarta serta Permilihan Arsiparis Teladan Tingkat Nasional Tahun 2014 di

Jakarta. Arsiparis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat berhasil

mendapatkan penghargaan sebagai Arsiparis Teladan BPKP Tahun 2014 untuk

Tingkat Terampil.

(7) Evaluasi pembahasan rencana kebutuhan sarpras tahun 2014 dilakukan dalam

rangka penyusunan RKA-KL tahun 2014 dan telah dilaksanakan sesuai

dengan targetnya.

Tabel 60

Output Pembinaan Administrasi Perkantoran

Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian

Scanning dan Proses PDF Laporan Laporan 12 12 100%

Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan

Perlengkapan

Bulan 12 12 100%

Forum Arsiparis Laporan 2 2 100%

Evaluasi dan Pembahasan Rencana

Kebutuhan Sarpras 2014

Laporan 2 2 100%

Penyusunan Laporan Konservasi Energi Laporan 4 4 100%

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 106

Penyusunan Laporan Sarana Prasarana Laporan 4 4 100%

Penyusunan Laporan Semester dan

Tahunan BMN

Laporan 2 2 100%

Penyusunan Laporan Persediaan ATK Laporan 12 12 100%

Penyusunan Neraca Semester II Tahun

2013

Kegiatan 1 1 100%

Penyusunan Neraca Semester I Tahun

2014

Kegiatan 1 1 100%

h. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Sarpras

Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan

dan pengelolaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan di lingkungan BPKP.

IKU “Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Sarana dan

Prasarana” diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan

sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas

pengelolaan sarpras.

Keberhasilan capaian IKU ditunjukkan dengan tingginya tingkat kepuasan penerima

layanan atas penyediaan sarana dan prasarana aparatur negara. Target yang

ditetapkan pada tahun kelima Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

adalah sebesar 8,3 dari skala likert 1-10. Dari target yang ditetapkan tersebut,

terealisasi sebesar 7,04 yaitu berdasarkan nilai yang diberikan oleh pegawai atas

pelayanan Subbagian Umum, sehingga capaian kinerja indikator tersebut adalah

sebesar 84,82% dengan kategori baik.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2010 sampai dengan

2013 mengalami penurunan masing-masing sebesar 7,10%, 10,64%, 15,84% dan

1,58%. Hal ini disebabkan terbatasnya Belanja Modal dan Pemeliharaan.

Secara umum capaian kegiatan Pengadaan Inventaris Kantor dan

Rehabilitasi/Perbaikan Sarana dan Prasarana Kantor telah sesuai dengan tergetnya.

Namun berdasarkan persepsi kepuasan pegawai atas terpenuhinya sarana dan

prasarana yang diukur dengan menyebarkan kuesioner untuk dijawab oleh 53

pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat atas 7 pernyataan dengan hasil

sebagai berikut :

1) Gedung kantor telah terawat dengan baik dengan nilai 6,96;

2) Pemeliharaan dan kebersihan lingkungan kantor telah berjalan dengan baik

dengan nilai 7,04;

3) Sarana dan prasarana telah terpelihara dengan baik dengan nilai 6,91;

4) Layanan surat-menyurat telah dilaksanakan dengan baik dengan nilai 7,15;

5) Penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung tugas dan fungsi kantor telah

memenuhi harapan pegawai dengan nilai 7,02;

6) Subbagian umum peduli atas masukan, keluhan, dan pengaduan terkait layanan

terhadap pegawai dengan nilai 7,06;

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 107

7) Secara umum, pelayanan umum telah memuaskan pegawai dengan nilai 7,15;

Dibandingkan dengan targetnya sebesar 8,3 terlihat bahwa kinerja indikator tersebut

telah baik, namun demikian tetap diperlukan kearifan dari para pegawai penerima

layanan dalam hal:

1) Pemanfaatan listrik kantor terkait dengan penghematan energi. Dengan telah

dilaksanakannya pekerjaan tambah daya listrik kantor dari 53.000 VA menjadi

155.000 VA maka kebutuhan listrik kantor sudah tercukupi, namun demikian

penggunaaan listrik kantor tetap harus dilakukan dengan arif yaitu mematikan

semua saklar listrik pada ruangan/peralatan setelah digunakan.

2) Pemanfaatan rumah negara, karena disadari jumlah yang tersedia tidak

sebanding dengan kebutuhan yang ada. Oleh karena itu, telah dilakukan

pengaturan penempatan rumah dinas dengan mengacu kepada Surat Edaran

Sekretaris Utama BPKP.

i. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat

Indikator ini dimaksudkan untuk menilai tingkat persentase tindak lanjut hasil

pengawasan Inspektorat BPKP. Pencapaian indikator dihitung dari jumlah tindak

lanjut atas temuan hasil pengawasan Inspektorat BPKP dibagi dengan jumlah temuan

hasil pengawasan Inspektorat BPKP sampai tahun berjalan. Hasil pengawasan

Inspektorat BPKP yang dilakukan pada tahun 2014 adalah audit operasional dan

audit evaluasi kinerja.

Pada tahun 2014, Perwakilan BPKP Kalimantan Barat telah menindaklanjuti Laporan

Hasil Audit Operasional Tugas dan Kegiatan pada Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat Tahun 2013 yaitu LHA-148/IN/2013 tanggal 6 November 2013

yang baru diterima tanggal 23 Desember 2013. Terhadap temuan dan rekomendasi

hasil pengawasan Inspektorat BPKP pada tahun 2013 yaitu sejumlah 5 kejadian

dengan 11 rekomendasi tersebut, seluruhnya telah ditindak-lanjuti. Dengan

demikian realisasi kinerjanya adalah 100%, dibandingkan dengan target kinerjanya

yaitu sebesar 94% maka capaian kinerja indikator tersebut adalah 106,38% dengan

kategori memuaskan.

Untuk audit yang dilaksanakan tahun 2014, sampai akhir tahun 2014 belum diterima

laporannya.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2011 sampai dengan

2013 mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,14%, 2,31%, 3,51% dan

4,73%. Hal ini dipengaruhi oleh makin tingginya target kinerja setiap tahunnya

selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.

j. Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan ke Puslitbangwas

IKU ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat partisipasi Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat untuk mengusulkan bahan masukan bagi Puslitbangwas. IKU ini

diukur dengan jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

dibandingkan dengan target kinerja di dalam Tapkin.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 108

Di tahun 2014 BPKP Kalbar telah memberikan 1 masukan terhadap puslitbangwas.

Masukan tersebut adalah tentang kajian kesiapan perwakilan atas rencana

penataan organisasi BPKP. Realisasi tersebut jika dibandingkan dengan target

tahun 2014 sebesar 2 topik penelitian, indikator kinerja utama “Jumlah masukan

topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas” tercapai sebesar 50 %

atau dengan predikat kurang.

Capaian indikator tidak dapat dibandingan dengan tahun sebelumnya, dikarenakan

indikator tersebut baru dihitung indikator kinerjanya pada tahun 2014.

k. Jumlah Instansi APIP yang Telah Disosialisasi dan atau dilakukan Assessment

Tata Kelola APIP

Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai Tingkat Pencapaian Tata Kelola APIP

yang baik. Indikator ini diukur dengan persentase jumlah Pemda yang telah

disosialisasi atau di-assessment tata kelola APIP.

Pada tahun2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah melaksanakan

Sosialisasi Tata Kelola APIP dan atau Assessment Tata Kelola APIP pada 10

Pemerintah Daerah dibandingkan dengan target kinerja indikator tersebut sebanyak

9 Pemerintah Daerah maka capaian kinerjanya adalah sebesar 111,11% dengan

kategori memuaskan.

Adapun Pemerintah yang dilakukan Sosialisasi Tata Kelola APIP dan atau Assessment

Tata Kelola APIP adalah sebagai berikut :

1. Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat

2. Inspektorat Kabupaten Bengkayang

3. Inspektorat Kabupaten Ketapang

4. Inspektorat Kabupaten Landak

5. Inspektorat Kabupaten Sintang

6. Inspektorat Kabupaten Sanggau

7. Inspektorat Kabupaten Sekadau

8. Inspektorat Kabupaten Kayong Utara

9. Inspektorat Kabupaten Melawi

10. Inspektorat Kabupaten Sambas

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2010 sampai dengan

2013 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 64,44%, 11,11%, 64,44% dan

57,78%.

l. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda Atas Auditor Bersertifikat

IKU ini digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pemda selaku stakeholder

terhadap kinerja APIP daerah. IKU ini diukur dengan survey kepuasan pejabat

struktural Pemda terhadap pejabat fungsional auditor (PFA) di lingkungan APIP

Pemda. Survei dengan skala likert 1-10 ini terdiri dari pertanyaan sebagai berikut:

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 109

1) Kompetensi auditor di unit kerja;

2) Kemauan auditor untuk mengembangkan profesionalismenya melalui PKS, Diklat,

Workshop, Seminar, dll;

3) Ketepatan waktu penerbitan laporan hasil pengawasan yang disusun auditor;

4) Kualitas laporan hasil audit yang disusun oleh auditor di unit kerja;

5) Kualitas penyusunan temuan hasil pengawasan telah memenuhi atribut temuan

(kondisi, kriteria, sebab, akibat, serta rekomendasi);

6) Ketaatan auditor terhadap standar audit yang telah ditetapkan pemerintah dalam

tugas pengawasan;

7) Ketaatan auditor terhadap kode etik/aturan perilaku;

8) Manfaat hasil pengawasan bagi perbaikan kinerja instansi pemerintah; dan

9) Efisiensi pelaksanaan pekerjaan auditor.

Dari hasil pengisian kuesioner oleh 4 instansi, diperoleh rata-rata realisasi nilai

sebesar 7,22 skala likert dan apabila dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar

7 skala likert maka capaian indikator tersebut adalah sebesar 103,14% dengan

kategori memuaskan.

Capaian indikator tersebut tidak dapat dibadingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,

dikarenakan indikator ini baru dilaksanakan di tahun 2014.

Selain indikator kinerja tersebut di atas, sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013

juga dilakukan pengukuran terhadap 3 indikator yaitu :

1) Tingkat persepsi publik yang positif terhadap perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat.

2) Terimplementasinya Sistem informasi untuk Mendukung pengambilan Keputusan

Internal (manajemen BPKP).

3) Dukungan Terimplementasikannya sistem Kendali Akuntabilitas Presiden (PASs)

Diantara 3 indikator tersebut terdapat 2 indikator yaitu indikator

terimplementasinya Sistem informasi untuk Mendukung pengambilan Keputusan

Internal (manajemen BPKP) dan Dukungan Terimplementasikannya sistem Kendali

Akuntabilitas Presiden (PASs) tidak lagi menjadi indikator kinerja Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan barat dikarenakan dengan diterbitkannya Keputusan Kepala

BPKP KEP-1644/K/SU/2012 tanggal 28 Desember 2012 merupakan indikator kinerja

Pusinfowas BPKP.

Adapun capaian 3 indikator tersebut di atas sejak tahun 2010 sampai dengan tahun

2013 adalah sebagai berikut :

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 110

Secara rinci capaian kinerja outcome, output dan perbandingan capaian kinerja tahun

2010 sampai dengan tahun 2014 disajikan dalam lapiran 2, 3 dan 4.

B. Realisasi Anggaran

8. Realisasi DIPA 2014

Realisasi belanja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat adalah sebesar

Rp17.235.064.838,00 atau 97,22% dari anggaran yaitu sebesar

Rp17.728.250.000,00 dengan rincian sebagai berikut:

a. Realisasi belanja per jenis program, yaitu sebagai berikut:

Kode Program

Uraian Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

14.012.425.000 13.669.903.488 97,55

02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

183.835.000 183.835.000 100

03 Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP

3.531.990.000 3.381.326.350 95,73

Jumlah 17.728.250.000 17.235.064.838 97,22

b. Realisasi belanja perjenis belanja yaitu sebagai berikut:

No Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Belanja Pegawai 11.756.291.000 11.492.253.561 97,75

2 Belanja Barang 5.788.124.000 5.558.976.277 96,04

3 Belanja Modal 183.835.000 183.835.000 100

Jumlah 17.728.250.000 17.235.064.838 97,22

0

50

100

150

200

250

2010 2011 2012 2013

Persepsi publik yang positif terhadap perwakilan BPKP

Terimplementasinya Sistem informasi untuk Mendukung pengambilan Keputusan Internal(manajemen BPKP)

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 111

Belanja pegawai merupakan pengeluaran yang dibayarkan langsung kepada

pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, dengan rincian sebagai

berikut:

No Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 6.263.877.000 6.137.456.942 97,98

2 Belanja Lembur 90.876.000 88.639.000 97,54

3 Belanja Tunjangan Khusus 5.401538.000 5.266.157.619 97,49

Jumlah 11.756.291.000 11.492.253.561 97,75

Belanja Barang merupakan pengeluaran rutin kantor berupa pembelian barang

habis pakai, perjalanan dinas, jasa dan perjalanan dinas, dengan rincian sebagai

berikut:

No Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Belanja Barang Operasional 671.193.000 669.457.887 99,74

2 Belanja Barang non Operasional 216.259.000 213.177.200 98,57 3 Belanja Jasa 366.400.000 328.474.302 89,65 4 Belanja Pemeliharaan 184.675.000 481.970.651 99,44 5 Belanja Perjalanan Dinas Dalam

Negeri 4.048.597.000 3.865.898.237 95,49

Jumlah 5.788.124.000 5.558.976.277 96,04

Belanja Modal merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka

penambahan sarana dan prasarana kantor yang menambah nilai aset, dengan

rincian sebagai berikut :

No Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

64.235.000 64.235.000 100

2 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

119.600.000 119.600.000 100

Jumlah 183.835.000 183.835.000 100

9. Biaya Penugasan Beban Pihak Ketiga

Perwakilan BPKP provinsi Kaliamantan Barat dalam menjalankan tugas yang

dimanatkan juga menggunakan pembiayaan dari dana mitra yang bersumber dari

Kementerin/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN/D serta Badan Layanan Umum

Daerah (BLUD) dengan menerbitkan 173 penugasan dengan 196 laporan dengan

nilai sebesar Rp2.558.614.500,00 dengan rincian sebagai berikut :

a. Bidang Instansi Pemerintah Pusat dengan penugasan sebanyak 36 dan

menerbitkan laporan sebanyak 36 dengan nilai sebesar Rp618.149.500,00

b. Bidang Akuntabilitas Keuangan Daerah dengan penugasan sebanyak 103 dan

menerbitkan laporan sebanyak 128 dengan nilai sebesar Rp1.264.655.000,00

c. Bidang Akuntan Negara dengan penugasan sebanyak 34 dan menerbitkan

laporan sebanyak 33 dengan nilai sebesar Rp675.810.000,00. Penugasan Reviu

dan pendampingan atas proses pembangunan PMS pada PT. Perkebunan

Nusantara XIII (Persero) belum terbit laporannya, karena sampai dengan akhir

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 112

Desember 2014 penugasan tersebut masih dalam pelaksanaan dan belum

direalisasikan biaya penugasannya.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 113

BAB IV PENUTUP

Dalam menjalankan mandat yang diamanahkan sebagaimana tercantum dalam Surat

Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00.286/K/2001 tanggal 20 Februari 2001

tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan dan telah diubah dengan Perubahan Ketujuh Keputusan Kepala BPKP

Nomor 11 Tahun 2013 tanggal 18 Februari 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat berpedoman pada Rencana Strategis 2010 – 2014. Rencana Strategis Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat tersebut mengacu kepada Rencana Strategis (Renstra)

BPKP 2010 – 2014 yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5

(lima) tahun yaitu tahun 2010 – 2014.

Laporan Kinerja (Lkj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari

pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas

penggunaan anggarannya. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan

kinerja adalah pengukuran dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai

hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 merupakan

Laporan Kinerja dari akhir periode Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat,

sehingga di dalam laporan kinerja ini menyajikan capaian kinerja tujuan selama masa

periode Renstra serta capaian kinerja sasaran strategis tahun 2014 dengan

membandingkan kinerjanya dengan tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat ini disusun berdasarkan data

realisasi kinerja yang telah dikelola secara sistematis dengan menggunakan Sistem

Informasi Manajemen Monitoring dan Evaluasi Rencana Kinerja Tahunan BPKP (SIM

MonevRKT). Sedangkan format telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah.

Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat diukur dengan merata-

ratakan seluruh pencapaian tujuan dan sasaran stategis yang diwakili oleh masing-masing

indikator yang telah ditetapkan dalam Renstra dan Revisi Tapkin tahun 2014. Pengukuran

keberhasilan tujuan lebih kepada indikator benefit/impact sedangkan keberhasilan sasaran

strategis lebih dititikberatkan pada indikator outcome.

Adapun capaian kinerja tujuan, sasaran strategis dan upaya-upaya perbaikan kinerja di

masa yang akan datang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 114

A. Capaian Kinerja Tujuan (periode Renstra)

Sampai dengan berakhir periode Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

tahun 2010-2014 capaian kinerja tujuan yaitu sebanyak 5 tujuan dengan 10 indikator

kinerja adalah sebesar 88,29% dengan kategori sangat baik dengan rincian sebagai

berikut:

No Tujuan Capaian Kinerja

1. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

96,10

2. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

140,12

3. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

105,26

4. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

66,67

5. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

33,33

Rata-rata capaian Kinerja Tujuan 88,29

Uraian masing-masing capaian indikator tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Capaian tujuan “Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat” sebesar 96,10% dengan kategori

sangat baik belum optimal dikarenakan hanya 5 dari 15 Pemerintah Daerah di

wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang telah memperoleh opini WTP atau sebesar

33,33%.

2) Capaian tujuan “Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan

pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat” sebesar 105,26% dengan kategori memuaskan. Namun

pengukuran Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan

Melayani (WBBM) belum dapat dilakukan, dikarenakan belum ada Pemerintah

Daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Barat dalam hal ini sebagai Tim Penilai

Internal (TPI) yang meminta ke Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat untuk

melakukan pembinaan menuju Zona Integritas yang nantinya akan dinilai oleh Tim

Penilai Nasional (TPN) sebagai wilayah yang telah memenuhi WBK dan WBBM.

3) Capaian tujuan “Tercapainya efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat” sebesar 66,67%

dengan kategori cukup, belum optimal dikarenakan hanya 6 (40%) Pemerintah

Daerah yang telah menyusun RTP.

4) Capaian tujuan “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat”

sebesar 33,33% dengan kategori kurang . Hal ini disebabkan hanya 1 (20%)

Pemerintah Daerah yang berada di level 2 IACM yaitu Pemerintah Kabupaten Sintang

dari 5 Pemerintah Daerah yang opini atas laporan keuangannya WTP.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 115

B. Capaian KinerjaSasaran Strategis Tahun 2014

Berdasarkan Revisi Penetapan Kinerja Tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat melaksanakan 7 sasaran strategis dengan 33 indikator keberhasil,

capaian kinerja rata-rata 7 sasaran strategis tersebut adalah sebesar 124,64%termasuk

dalam kategori memuaskan dengan rincian sebagai berikut :

No Sasaran Rata-rata Capaian

Kinerja (%)

1. Meningkatkan Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian Lembaga dan 90% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

123,78

2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara/ Daerah sebesar 75%

117,48

3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD

151,98

4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

123,40

5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah sebesar 60%

91,66

6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang Profesional dan Kompeten Pada 80% Pemerintah Daerah

108,34

7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

155,81

Rata-rata capaian Sasaran Stategis 124,64

Dari 7 sasaran strategis tersebut, sebanyak 6 sasaran capaian kinerjanya telah optimal

dengan rata di atas nilai 100% dengan kategori memuaskan. Namun masih terdapat 1

sasaran strategis yang capaian kinerja belum optimal yaitu “Meningkatnya Kualitas

Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah sebesar 60%”. Hal ini

disebabkan masih kurangnya komitmen Kepala Daerah dalam mendorong implementasi

SPIP.

C. Upaya dalam Rangka Peningkatan Kinerja

Capaian kinerja tujuan dan sasaran stategis tersebut di atas belum merupakan capaian

optimal dan memerlukan perbaikan kinerja di masa yang akan datang dengan

meningkatkan upaya-upaya kegiatan assurance dan consultancy diantaranya

denganmengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1. Peningkatan opini BPKP atas laporan Keuangan Pemerintah Daerah, opini BUMN/D

serta opini wajar atas laporan dukungan PHLN dengan melakukan upaya-upaya

sebagai berikut:

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 116

a. Penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Pemerintah

Daerah di Provinsi Kalimantan Barat.

b. Pendampingan penyusunan laporan keuangan dan pendampingan reviu laporan

keuangan Pemda bersama Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota.

c. Pendampingan pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D).

d. Peningkatan kapasitas SDM pada Pemerintah Daerah.

e. Pembenahan sistem dan tata kelola, sistem akuntansi, majajemen aset, asistensi

penyusunan laporan keuangan maupun Good Corporate Governance (GCG).

f. kegiatan audit, evaluasi, dan reviu diarahkan kepada kesesuaian penyelenggaraan

risk management, control, dan governance process dengan kualitas yang

digariskan dengan kebijakan manajemen, standar, atau norma yang diberlakukan

untuk praktik yang sehat.

2. Peningkatan tata kepemerintahan yang baik dan bersih(good public

governance)dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Memantau seluruh pemerintah daerah agar menetapkan Peraturan Kepala Daerah

tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah dikeluarkan oleh masing-

masing Kementerian terkait sesuai yang diamanatkan oleh PP nomor 65 tahun

2005.

b. Senantiasa mendampingi penyusunan RPJMD sesuai dengan masa kerja bupati

terpilih dengan menuangkan seluruh indikator SPM yang merinci target 5 tahunan

dan diturunkan dalam target tahunan dalam dokumen Rencana Kinerja SKPD

terkait.

c. Mendorong Pemerintah Daerah untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat dengan mengoptimalkan Capaian Kinerja penyelenggaraan

Pemerintah Daerah.

d. Mendorong seluruh BUMN/D dan BLUD yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan

Barat untuk menerapkan kriteria GCG dengan pembinaan pada BUMN/BUMD serta

BLUD melalui kegiatan evaluasi/ pengembangan sistem pengelolaan dan

bimtek/konsultasi/sosialisasi/asistensi/pendampingan penerapan GCG.

3. Mewujudkan iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan

kasus yang merugikan keuangan Negara di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat,

dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Pre-emptif dan Preventif pada implementasi Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) serta sistem pencegahan KKN (Fraud Control Plan) di semua

SKPD di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

b. Peningkatan komunikasi dengan instansi penegak hukum terkait dengan

permintaan audit investigasi mapun PKKN.

c. Memberikan konsultasi kepada Tim Penilai internal (TPI) yang dibentuk oleh

Pemerintah Daerah untuk melakukan penilaian predikat WBK/WBBM di

wilayahnya masing-masing.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 117

d. Melakukan sosialisasi tentang produk-produk Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat yang dapat dimanfaatkan stakeholders sesuai dengan mandat

yang ada, diantaranya dengan produk SIMDA, ekskalasi harga, FCP, GCG, SIA BLUD

serta aplikasi SIM-HP.

e. Melakukan penilaian maturitas SPIP sebagai wujud pengujian pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pada seluruh Pemerintah Daerah di

Provinsi Kalimantan Barat.

4. Peningkatan kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten melalui kegiatan sosialisasi JFA dan tata kelola APIP, sehingga seluruh

Inspektorat Provinsi/ Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan

Barat dapat ditingkatkan level Internal Audit Capability Model(IACM).

Sebagai akhir kata, kiranya Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat tahun 2014 ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi yang objektif bagi pihak-

pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam menilai kinerja Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat serta memberikan masukan bagi peningkatan dan penguatan

peran BPKP di daerah untuk memenuhi harapan masyarakat, yaitu terwujudnya good

governance.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 | 118