laporan kinerja instansi - website resmi badan …
TRANSCRIPT
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN JL.GONDOSULI NO.6 YOGYAKARTA 55165
Telp. (0274) 540798; 540897
Faks.(0274) 523882
Email: [email protected]
Website: bkpp.jogjaprov.go.id
LAPORAN KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH
TAHUN
2017
ii
Kata Pengantar
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun
Anggaran 2017, serta Perjanjian Kinerja Tahun 2017 dan merupakan bentuk
akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap
instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan
dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta
pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran
kinerja.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi
dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang
ditetapkan. Diharapkan penyajian LKj IP ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk
lebih meningkatkan kinerja yang berorientasi pada hasil, baik berupa output
maupun outcomes di masa mendatang.
Yogyakarta, 28 Februari 2018
Kepala
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Daerah Istimewa Yogyakarta
Ir. Arofa Noor Indriani, M.Si NIP 19600729 198603 2 006
iii
Ikhtisar Eksekutif
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas perjanjian kinerja
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan yang memuat rencana, capaian, dan
realisasi indikator kinerja dari sasaran strategis. Sasaran dan indikator kinerja
termuat dalam Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Tahun 2012-
2017. Untuk mencapai sasaran tersebut, ditempuh dengan melaksanakan strategi,
kebijakan, program dan kegiatan seperti telah dirumuskan dalam rencana strategis.
Ringkasan prestasi kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan yang
dihasilkan di tahun 2017, dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Sasaran 1: Terwujudnya Ketersediaan Pangan, dengan indikatornya:
1. Angka Ketersediaan Energi capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan
Desember 2017 adalah 3.727 Kkal/Kapita/Hari
2. Angka Ketersediaan Protein capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan
Desember 2017 adalah 101,47 Gram/Kapita/Hari
b. Sasaran 2: Meningkatnya Konsumsi Pangan Masyarakat, dengan indikatornya:
1. Angka Konsumsi Energi capaian kinerja sampai dengan akhir bulan
Desember 2017 adalah 2.299,5 Kkal/Kapita/Hari
2. Angka Konsumsi Protein capaian kinerja sampai dengan akhir bulan
Desember 2017 adalah 68 Gram/Kapita/Hari
Di luar IKU, pencapaian kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
juga ditunjukkan oleh pencapaian target terkait dengan sasaran pendukung yaitu:
Meningkatkan Capaian Pelaksanaan Program Pendukung Sasaran SKPD dengan
indikatornya Persentase Rata-Rata Hasil Ketercapaian Pelaksanaan Program
Dukungan Sasaran SKPD. Capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember
2017 adalah 100%. Kinerja BKPP DIY lainnya adalah pencapaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan. Dari 4 jenis pelayanan dasar dengan 4
indikator kinerjanya, tahun 2017 ini capaian indikator SPM telah melebihi target
maupun capaian SPM tahun 2015 (tahun 2017 target SPM Bidang Ketahanan
Pangan sudah tidak ditetapkan, sebagai pembanding tingkat capaian adalah target
iv
akhir SPM tahun 2015 sesuai Permentan Nomor: 65/ PERMENTAN/
OT.140/12/2010).
Evaluasi atas pencapaian kinerja dan permasalahan yang ditemui pada
setiap sasaran menunjukkan beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian
bagi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan ke depan. Pertama, belum semua
masyarakat DIY memiliki kesadaran untuk menyediakan dan mengkonsumsi pangan
sesuai kaidah pola pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) sehingga
edukasi tentang pola pangan B2SA masih perlu ditingkatkan. Kedua, berlakunya
pasar bebas ASEAN (MEA) dan pembangunan New Yogyakarta International Airport
membuat pengawasan keamanan pangan yang beredar di DIY perlu mendapat
perhatian ekstra. Ketiga, berkurangnya jumlah penyuluh PNS yang perlu diantisipasi
dengan optimalisasi peran penyuluh kontrak dan penyuluh swadaya/swasta.
Hasil evaluasi yang disampaikan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
ini penting dipergunakan sebagai pijakan bagi Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan dalam perbaikan kinerja di tahun yang akan datang.
v
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
I.1 Struktur Organisasi ........................................................................... 2
I.2 Tugas dan Fungsi……………………………………………… ............................. 3
I.3 Isu Strategis………………………… ........................................................... 4
I.4. Keadaan Pegawai..............................................................................5 I.5 Keadaan Sarana dan Prasarana …………………………. ........................... 8
I.6 Keuangan……….. ............................................................................. 13
I.7 Sistematika LKj IP…….. .................................................................... 13
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA…….......................................15
II.1 Perencanaan Strategis………. ......................................................... 15
II.1.1 Visi dan Misi ............................................................................... 16
II.1.2 Tujuan dan Sasaran ................................................................... 18
II.1.3 Strategi ...................................................................................... 20
II.1.3.1. Misi 1 ............................................................................20
II.1.3.2. Misi 2 ............................................................................21
II.1.3.3. Misi 3 ............................................................................21
II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 .................................................... 22
II. 3 Rencana Anggaran 2017 ……………………..........………………………….. 24
II.3.1. Target Belanja BKPP ..........................................................24
II.3.2. Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis ............................24
II.1.4 Instrumen Pendukung ............................................................... 25
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................................27
III.1.1 Capaian Kinerja Tahun 2017 ...................................................... 27
III.1.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis ............ 28
III.1.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya .......................... 39
III.1.4 Akuntabilitas Anggaran ............................................................. 43
III.1.5 Analisis Efisiensi ........................................................................ 46
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………… ................................. 47
LAMPIRAN- LAMPIRAN ……………………………………………………………………….…………...48
vi
Daftar Tabel
Tabel I.1 Komposisi Pegawai berdasarkan Jabatan dan Golongan .......................... 5
Tabel I.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................ 6
Tabel I.3 Kondisi Sarana Prasarana .......................................................................... 8
Tabel II.1 Sasaran Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan ................. 19
Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ................................................................. 23
Tabel II.3 Target Belanja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Tahun 2017.. 24
Tabel II.4 Alokasi Anggaran per Sasaran Strategis ................................................... 24
Tabel III.1 Skala Nilai peringkat Kinerja ................................................................... 27
Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2017 ................................................................... 28
Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 1 .................................................... 30
Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 2 .................................................... 34
Tabel III. 5 SPM Bidang Ketahanan Pangan ............................................................. 40
Tabel III. 6 Capaian SPM Bidang Pangan Tahun 2017 .............................................. 41
Tabel III.7 Hasil Uji Laboratorium Buah dan Sayur .................................................. 42
Tabel III.8 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2017 ...... 45
Tabel III.9 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2017
Mendukung sasaran Strategi .............................................................. 45
Tabel III.10 Analisis Efisiensi ................................................................................... 46
vii
Daftar Gambar
Gambar I.1 Struktur Organisasi BKPP DIY berdasarkan Perdais No 3 Th 2015 ........ 2
Gambar I.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan ............................................ 6
Gambar I.3 Jumlah Pegawai Ideal dibanding beban kerja ...................................... 7
Gambar II.1 Aplikasi E- Laporan Penyuluh ............................................................... 25
Gambar III.1 Angka Ketersediaan Energi Tahun 2013-2017 di DIY ......................... 31
Gambar III.2 Angka Ketersediaan Protein Tahun 2013-2017 di DIY ........................ 31
Gambar III.3 Angka Konsumsi Energi Tahun 2013-2017 di DIY ................................ 35
Gambar III.4 Angka Konsumsi Protein Tahun 2013-2017 di DIY .............................. 35
1
1
BAB 1
Pendahuluan
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Tahun 2017 dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan
Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 94 Tahun 2016 tentang Pedoman
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang
baik (good governance) di Indonesia.
Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Tahun 2017 diharapkan dapat:
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan.
2. Mendorong Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan di dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan
perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat.
3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan untuk meningkatkan kinerjanya.
4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Bab 1 Berisi :
1. Struktur Organisasi
2. Fungsi dan Tugas
3. Isu Strategis
4. Keadaan Pegawai
5. Keadaan Sarana dan
Prasarana
6. Keuangan
7. Sistematika LKj IP
2
I.1 Struktur Organisasi
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Gambar I.1. Struktur Organisasi BKPP DIY berdasarkan Perdais No 3 Tahun 2015
(Sumber : Perdais No. 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah DIY)
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan merupakan unsur pelaksana
penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut:
1. Unsur Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, terdiri dari:
a. Pimpinan : Kepala Badan
b. Pembantu Pimpinan : Sekretariat, terdiri dari Sub Bagian-Sub
Bagian
c. Pelaksana : - Bidang-bidang, terdiri dari Sub Bidang-
Sub Bidang
- UPTLTD
- Kelompok Jabatan Fungsional
2. Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY
a. Sekretariat, terdiri dari:
1). Sub bagian Program, Data dan Teknologi Informasi
3
2). Sub bagian Keuangan
3). Sub bagian Umum
b. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, terdiri dari:
1). Sub bidang Ketersediaan Pangan
2). Sub bidang Distribusi Pangan
c. Bidang Konsumsi dan Kewaspadaan Pangan, terdiri dari:
1). Subbidang Pengembangan Mutu Konsumsi Pangan
2). Subbidang Keamanan dan Kewaspadaan Pangan
d. Bidang Koordinasi Penyuluhan, terdiri dari:
1). Sub bidang Penyelenggaraan Penyuluhan
2). Sub bidang Pengembangan Kapasitas
e. UPTLTD
f. Kelompok Jabatan Fungsional
I.2 Tugas dan Fungsi
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 76 Tahun 2015
Tentang Rincian Tugas Dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan
Tanggal 2 September 2015 menetapkan bahwa Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan mempunyai tugas: penyusunan kebijakan dan koordinasi bidang
ketahanan pangan dan koordinasi penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan,
dan perkebunan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan mempunyai fungsi:
1. penyusunan program kerja urusan ketahanan pangan dan koordinasi
penyuluhan;
2. perumusan kebijakan teknis urusan ketahanan pangan dan koordinasi
penyuluhan;
3. pengelolaan, pengoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian
ketersediaan pangan;
4. pengelolaan, pengoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian
distribusi pangan
5. pengoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian konsumsi dan
kewaspadaan pangan;
4
6. pengoordinasian dan pemberian fasilitasi penyuluhan pertanian, perikanan,
kehutanan, dan perkebunan;
7. pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan pangan khas DIY untuk
ketahanan pangan;
8. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja urusan ketahanan pangan dan
penyuluhan;
9. penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan; dan
10. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
I.3 Isu Strategis
Permasalahan strategis yang dihadapi dalam pembangunan ketahanan
pangan dan penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut:
1. Masih terjadinya kecenderungan ketergantungan terhadap salah satu
sumber karbohidrat yakni beras, sebagai makanan pokok. Pemanfaatan
sumber bahan pangan lain belum optimal.
2. Masih terjadinya kecenderungan ketergantungan konsumsi pangan (nabati
dan hewani) pada produk impor seperti daging, terigu serta menurunnya
konsumsi pangan lokal.
3. Masih besarnya ketergantungan penyediaan pangan asal luar daerah.
4. Masih terbatasnya sarana prasarana pengelolaan cadangan pangan.
5. Belum tercapainya skor mutu keragaman dan keseimbangan gizi sesuai
dengan Pola Pangan Harapan (PPH) ideal dengan skor 100.
6. Harga bahan pangan pokok masih belum stabil terutama pada saat musim
panen raya, musim paceklik dan menjelang hari besar nasional.
7. Masih terjadinya kerawanan pangan baik kronis maupun transien dan kasus
gizi kurang/buruk diwilayah tertentu.
8. Konsumsi pangan masyarakat masih kurang beragam, bergizi, seimbang,
aman, dan halal.
9. Masih banyaknya pangan yang belum terjamin mutu dan keamanannya
beredar di masyarakat.
10.Adanya tuntutan penyediaan bahan pangan yang terjamin mutu dan
keamanannya sebagai konsekuensi dari adanya peningkatan kesadaran
masyarakat.
5
11.Masih terbatasnya sarana dan prasarana pengawasan pangan yang
beredar.
12.Masih terbatasnya sarana dan penegakan hukum distribusi pangan.
13. Belum optimalnya pemantauan distribusi pangan antar kabupaten dan
antar provinsi.
14. Sinergi lintas sektor pembangunan ketahanan pangan masih kurang
optimal.
15. Masih terbatasnya akses sebagian masyarakat terhadap bahan pangan
karena kemiskinan.
16. Kelembagaan penyuluhan belum sesuai dengan Undang-Undang No.16
Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan (SP3K).
17. Jumlah penyuluh (penyuluh PNS) belum sesuai UU Nomor 16 Tahun 2006
dan Permentan Nomor 72 Tahun 2012.
18. Sinergi lintas sektor pelaku penyuluhan masih belum optimal.
I.4 Keadaan Pegawai
1. Berdasarkan Jabatan dan Golongan
Jumlah pegawai BKPP DIY sejumlah 71 orang dengan rincian berdasarkan
jabatan dan golongan sebagai berikut:
Tabel I.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan dan Golongan
No Uraian Gol IV Gol III JML
semua D C B A JML D C B A JML
1 Struktural - 1 3 3 7 5 2 - - 7 14
2 Fungsional - - 1 - 1 2 1 8 5 16 17
3 Staf/F.Umum - - - 1 1 9 7 14 3 33 34
4 CPNS - - - - - - - - - - -
Jumlah - 1 4 4 9 16 10 22 8 56 65 Sumber : BKPP DIY, 2017
6
No Uraian Gol IV Gol III JML
semua D C B A JML D C B A JML
1 Struktural - - - - - - - - - - -
2 Fungsional - - - - - - - - - - -
3 Staf/F.Umum - 5 1 - 6 - - - - - 6
Jumlah - 5 1 - 6 - - - - - 6 Sumber : BKPP DIY, 2017
2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Gambar I.1. Jumlah pegawai berdasarkan Pendidikan (BKPP DIY, 2017)
3. Berdasarkan jenis kelamin
Tabel I.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SLTA SLTP SD Jml
1 IV/e - - - - - - - - - - -
IV/d - - - - - - - - - - -
IV/c - - - - - - - - - - -
IV/b - 2 - - - - - - - - 2
IV/a - 1 - - - - - - - - 1
Jumlah - 3 - - - - - - - - 3
2 III/d - - 10 - - - - - - - 10
III/c - 1 2 - 1 - - - - - 4
III/b - - 3 - - - - 4 - - 7
III/a - - 2 - - - - 2 - - 4
Jumlah - 1 17 - 1 - - 6 - - 25
3 II/d - - - - - - - - - - -
II/c - - - - - - - 3 1 - 4
II/b - - - - - - - 1 - - 1
II/a - - - - - - - - - - -
Jumlah - - - - - - - 4 1 - 5
4 I/d - - - - - - - - - - -
I/c - - - - - - - - - - -
I/b - - - - - - - - - - -
I/a - - - - - - - - - - -
Jumlah - - - - - - - - - - -
Jml. Total - 4 17 - 1 - - 10 1 - 33
Laki-lakiNo Golongan
7
Sumber : BKPP DIY, 2017
4. Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Pekerjaan
Gambar I.2 Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Kerja (BKPP DIY, 2017)
Tahun 2017 ini BKPP DIY mengalami defisit pegawai karena tidak
ada tambahan pegawai yang masuk di sisi lain ada pegawai yang pensiun.
Pegawai staf fungsional tertentu dari 20 orang berkurang menjadi 17 orang,
S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SLTA SLTP SD Jml
1 IV/e - - - - - - - - - - -
IV/d - - - - - - - - - - -
IV/c - 1 - - - - - - - - 1
IV/b - 1 1 - - - - - - - 2
IV/a - 2 1 - - - - - - - 3
Jumlah - 4 2 - - - - - - - 6
2 III/d 1 - 5 - - - - - - - 6
III/c - 1 5 - - - - - - - 6
III/b - - 7 - - - - 8 - - 15
III/a - - 4 - - - - - - - 4
Jumlah 1 1 21 - - - - 8 - - 31
3 II/d - - - - - - - - - - -
II/c - - - - - - - 1 - - 1
II/b - - - - - - - - - - -
II/a - - - - - - - - - - -
Jumlah - - - - - - - 1 - - 1
4 I/d - - - - - - - - - - -
I/c - - - - - - - - - - -
I/b - - - - - - - - - - -
I/a - - - - - - - - - - -
Jumlah - - - - - - - - - - -
Jml. Total 1 5 23 - - - - 9 - 38
PerempuanNo Golongan
8
sementara staf fungsional umum dari 44 orang menjadi 40 sehingga
dibanding tahun 2016 jumlah pegawai yang semula 78 orang hanya tinggal
71 orang di tahun 2017. Berdasarkan beban pekerjaan, dibutuhkan 101
pegawai agar tugas dan fungsi BKPP DIY dapat terlaksana dengan baik.
Kondisi saat ini hanya ada 71 pegawai sehingga masih kekurangan 30
pegawai.
Formasi jabatan struktural, mulai eselon II sampai dengan eselon IV
sudah terisi semua sedangkan untuk formasi fungsional umum masih
kekurangan 25 pegawai. Jabatan fungsional tertentu di BKPP ada empat,
yaitu Penyuluh Pertanian yang masih kekurangan 4 pegawai dari 8 formasi
yang ada, Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) yang masih kekurangan
2 pegawai dari 16 formasi yang tersedia, dan Analis Ketahanan Pangan yang
masih kekurangan 6 pegawai dari 8 formasi yang tersedia.
I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana
Dari tahun ketahun keadaan sarana prasarana Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta terus mengalami
perubahan karena adanya penghapusan sarana dan prasarana yang sudah
tidak berfungsi maupun penambahan–penambahan hingga terwujud
peningkatan sarana dan prasarana dalam rangka mendukung kelancaran
operasionalnya. Adapun kondisi sarana prasarana tahun anggaran 2017 adalah
sebagai berikut:
Tabel I.3 Kondisi Sarana dan Prasarana
No Spesifikasi Barang Kondisi Jumlah
1 2 3 4
1 Station Wagon Baik 5
2 Mini Bus (Penumpang 14 Orang kebawah)
Baik 1
3 Sepeda Motor Baik 19
4 Gerobak Dorong Baik 1
5 Genset Baik 1
6 PH Meter Baik 1
7 Mesin Ketik Manual Portable (11-13) Baik 6
8 Mesin Hitung Listrik Baik 1
9
No Spesifikasi Barang Kondisi Jumlah
1 2 3 4
9 Lemari Besi/Metal Baik 5
10 Rak Besi/Metal Baik 19
11 Rak Kayu Rusak Berat 1
12 Rak Kayu Baik 1
13 Filling Besi/Metal Rusak Berat 13
14 Filling Besi/Metal Baik 34
15 Filling Besi/Metal Kurang Baik 1
16 Brangkas Baik 3
17 Kardek Besi/Metal Baik 1
18 Lemari Kaca Baik 12
19 Papan Visual Baik 8
20 Alat Penghancur Kertas Baik 1
21 Papan Nama Instansi Baik 2
22 White Board Rusak Berat 7
23 White Board Baik 2
24 Overhead Projektor Baik 2
25 Laser Pionter Baik 1
26 Display Baik 3
27 Lemari Kayu Kurang Baik 2
28 Lemari Kayu Rusak Berat 5
29 Lemari Kayu Baik 11
30 Rak Kayu Rusak Berat 1
31 Meja Kayu/Rotan Rusak Berat 20
32 Meja Kayu/Rotan Baik 14
33 Meja Kayu/Rotan Rusak Berat 4
34 Meja Kayu/Rotan Kurang Baik 7
35 Kursi Besi / Metal Rusak Berat 20
36 Kursi Besi / Metal Baik 5
37 Kursi kayu/Rotan/Bambu Kurang Baik 94
38 Zice Baik 5
39 Meja Rapat Rusak Berat 10
40 Meja Rapat Kurang Baik 21
41 Meja Rapat Baik 67
42 Meja Telpon Rusak Berat 1
43 Meja Resepsion Baik 1
10
No Spesifikasi Barang Kondisi Jumlah
1 2 3 4
44 Kursi Rapat Baik 172
45 Kursi Putar Baik 61
46 Bangku Tunggu Baik 10
47 Kursi Lipat Rusak Berat 6
48 Meja Komputer Rusak Berat 2
49 Tenda Baik 1
50 Meja 1/2 Biro Baik 61
51 Sofa Baik 5
52 Gordyn Baik 12
53 Jam Elektronik Baik 2
54 Lemari Es Baik 3
55 AC Unit Baik 2
56 Kipas Angin Rusak Berat 1
57 Kipas Angin Baik 9
58 Kompor Gas Baik 1
59 Alat Dapur Lainnya Baik 4
60 Tabung Gas Baik 1
61 Televisi Baik 5
62 Loudspeker Baik 2
63 Sound System Baik 2
64 Wireless Baik 3
65 Microphone Baik 1
66 Unit Power Supply Baik 15
67 Stabilisator Baik 10
68 Camera Film Baik 3
69 Timbangan Barang Baik 1
70 Tangga Alumunium Baik 1
71 Kaca Hias Baik 25
72 Dispenser Baik 2
73 Handy Cam Baik 1
74 Mesin Pompa Air Baik 1
75 Alat Pemadam/Portable Baik 15
76 Internet Baik 1
77 P.C. Unit Rusak Ringan 5
78 Lap Top Baik 2
11
No Spesifikasi Barang Kondisi Jumlah
1 2 3 4
79 Note Book Baik 1
80 Hard Disk Kurang Baik 5
81 Printer Baik 21
82 Monitor Baik 5
83 Scanner Baik 1
84 External Baik 1
85 Keyboard Baik 5
86 Server Baik 1
87 Router Baik 13
88 Hub Baik 17
89 TC KABEL Baik 50
90 Terminal RJ 45 Baik 17
91 Switc hub Baik 3
92 Hub Baik 3
93 Modem Baik 1
94 Netware Interface External Baik 1
95 Meja Kerja Pejabat Eselon Baik 8
96 Meja Kerja Pejabat Eselon IV Rusak Berat 5
97 Meja Kerja Pejabat Eselon IV Baik 14
98 Kursi Kerja Pejabat Eselon II Baik 25
99 Kursi Kerja Pegawai Non Struktural Kurang Baik 6
100 Kursi Kerja Pegawai Non Struktural Baik 24
101 Lain-lain Baik 3
102 Kursi Rapat Ruangan Rapat Staf Baik 16
103 Lemari Arsip untuk arsip Dinamis Baik 4
104 Buffet Kaca Rusak Berat 6
105 Proyektor + Attachment Baik 7
106 Audio Amplifier Baik 2
107 Audio Phone In Baik 1
108 Microphone/Wireless Mic Baik 2
109 Professions Sound System Baik 29
110 Power Amplifier Baik 1
111 DVD Player Baik 1
112 Camera Digital Baik 2
113 CCTV Baik 5
12
No Spesifikasi Barang Kondisi Jumlah
1 2 3 4
114 Camera Film Baik 1
115 Layar Film Rusak Berat 1
116 Standard True Signal/Master Rack Baik 3
117 Head Set Baik 1
118 Microphone Baik 3
119 Sound System Baik 27
120 Pesawat Telephone Baik 5
121 Facsimile Baik 5
122 Facsimile Kurang Baik 1
123 Wireless Amplifier Baik 1
124 Switcher/Patch Panel Baik 2
125 Beaker Glass Baik 25
126 Tabung Reaksi Baik 40
127 Timbangan Baik 1
128 Pipette Filter Baik 4
129 Washing Instrument Baik 1
130 Refrigerator Baik 1
131 Exhaust Fan Baik 1
132 Mesin Waste Water Purification Baik 1
133 Grain Moisture Tester Baik 1
134 Pipet Ukur Baik 10
135 Tempat Prepara Baik 1
136 Gelas Ukur Baik 10
137 Bangunan Gedung Kantor Permanen Baik 7
138 Gedung Pertokoan/Koperasi Pasar Permanen
Baik 1
139 Gedung Garasi/Pool Permanen Baik 5
140 Bangunan Gedung Tempat Kerja Lainnya Permanen
Baik 1
141 Instalasi PLTS Kapasitas Kecil Baik 2
142 Jaringan Distribusi Tegangan 1 s/d 20 KVA
Baik 2
143 Jaringan Teiepon diatas tanah Kapasitas Sedang
Baik 1
144 llmu Pengetahuan Umum Baik 65
145 llmu Perpustakaan Baik 6
13
No Spesifikasi Barang Kondisi Jumlah
1 2 3 4
146 Lain-lain Baik 2
147 llmu Politik Baik 1
148 Ekonomi Baik 4
149 Umum Baik 125
150 Pengetahuan Bahasa Indonesia Baik 4
Sumber: BKPP DIY, 2017
Sarana dan prasarana di BKPP DIY terus ditingkatkan melalui pengadaan,
pemeliharaan, dan renovasi yang disesuaikan dengan skala prioritas
kebutuhan.
I.5 Keuangan
Pada Tahun Anggaran 2017 BKPP DIY melaksanakan kegiatan dengan
anggaran murni APBD sebesar Rp. 13.479.767.640,-. Melalui mekanisme
Perubahan APBD 2017 menjadi Rp. 12.939.485.450,- dengan rincian Belanja
Tidak Langsung Rp. 4.516.616.196,- dan Belanja Langsung Rp. 8.422.869.254,-.
Selain anggaran APBD, BKPP juga mengelola Anggaran APBN pada
tahun 2017 melalui Satuan Kerja/Satker Ketahanan Pangan BKP (11) sebesar
Rp. 2,885,150,000,- Satker Penyuluhan Pertanian BPPSDMP (10) sebesar
Rp. 6.648.548.000,-.
I.6 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Ringkasan Eksekutif memuat:
1. Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis serta
sejauh mana instansi pemerintah mencapai tujuan dan sasaran utama
tersebut serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaiannya;
2. Disebutkan pula langkah-langkah apa yang telah dilakukan untuk
mengatasi kendala tersebut dan langkah antisipatif untuk menanggulangi
kendala yang mungkin akan terjadi pada tahun mendatang.
14
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini memuat tentang alasan disusun LKj IP/manfaat LKj IP,
Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan, Isu Strategis, Potensi yang menjadi ruang lingkup OPD dan
Sistematika penulisan LKj IP.
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Pada bagian ini disajikan gambaran singkat mengenai rencana strategis,
rencana kinerja tahunan dan perjanjian kinerja. Pada awal bab disajikan
gambaran secara singkat sasaran utama yang ingin diraih instansi pada tahun
yang bersangkutan serta bagaimana kaitannya dengan capaian visi dan misi
instansi.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi, dan
analisis akuntabilitas kinerja. Termasuk didalamnya menguraikan secara
sistematis pembandingan data kinerja secara memadai,
keberhasilan/kegagalan, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-
langkah antisipatif yang akan diambil.
Disajikan pula akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan rencana dan
realisasi anggaran bagi pelaksanaan tupoksi atau tugas-tugas lainnya dalam
rangka mencapai sasaran/tujuan organisasi yang telah ditetapkan, termasuk
analisis tentang capaian indikator kinerja dan efisiensi.
BAB IV PENUTUP
Pada bagian ini dikemukakan simpulan secara umum tentang
keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan
dengan kinerja instansi yang bersangkutan serta strategi pemecahan masalah.
LAMPIRAN
15
BAB 2
Perencanaan
& Perjanjian Kinerja
II.1 Perencanaan Strategis
Pembangunan yang telah dilaksanakan
Pemerintah Daerah DIY selama lima tahun terakhir
menunjukkan tingkat keberhasilan yang baik.
Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, RPJMD 2012-
2017 telah mengalami 2 (dua) kali perubahan.
Evaluasi Pembangunan ini dilakukan pada tahun
2014 dan tahun 2015.
Perubahan pertama pada tahun 2014 disebabkan karena adanya beberapa
indikator target sasaran yang capaiannya telah melampaui target yang ditetapkan
pada akhir RPJMD. Hasil evaluasi tersebut ditindaklanjuti dengan dilakukannya
perubahan terhadap RPJMD 2012-2017 berdasarkan amanat Peraturan Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 dan Peraturan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Target Pencapaian Sasaran Tahunan Rencana Jangka Menengah, Kebijakan Umum
dan Program Pembangunan Serta Indikator Kinerja Utama Gubernur Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-2017.
Kemudian perubahan kedua pada tahun 2015, disebabkan karena adanya
perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kelembagaan Pemerintah Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Peraturan Daerah Istimewa Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Kelembagaan Pemerintah
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga diperlukan perubahan Peraturan
Gubernur Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Perubahan Target Pencapaian Sasaran
Tahunan Rencana Jangka Menengah, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Serta Indikator Kinerja Utama Gubernur Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Bab 2 Berisi :
1. Perencanaan
Strategis
2. Perjanjian Kinerja
Tahun 2017
3. Rencana Anggaran
Tahun 2017
4. Instrumen
Pendukung
16
Daerah Tahun 2012-2017 menjadi Peraturan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 118 Tahun 2015 Tentang Perubahan Peraturan Gubernur
Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Perubahan Target Pencapaian Sasaran Tahunan
Rencana Jangka Menengah, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Serta
Indikator Kinerja Utama Gubernur Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2012-2017.
Selaras dengan perubahan RPJMD 2012-2017 yang kedua menimbulkan
konsekuensi logis adanya tindak lanjut dalam Perubahan Renstra Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Tahun 2012-2017, yang telah ditetapkan dalam SK Kepala
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Nomor 188/00173/I tanggal 18 Januari
2016 tentang Perubahan Kedua Rencana Strategis. Perubahan perlu dilakukan
untuk melakukan rasionalisasi terkait target kinerja sasaran, program dan kegiatan
pendukung sasaran Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sesuai dengan
perubahan kedua. Hal ini sebagai penjabaran sasaran dan indikator Gubernur
dalam perubahan RPJMD. Hasil perubahan RPJMD DIY Tahun 2012-2017 yang
kedua akan digunakan sebagai panduan dalam menentukan program kegiatan
dalam rencana kerja sampai dengan tahun akhir RPJMD. Perubahan yang dilakukan
tercantum dalam Reviu Kedua Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.
II.1.1 Visi dan Misi
Sesuai dengan tugas dan fungsi dalam reviu kedua rencana strategis yang
telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala BKPP DIY Nomor 188/00173/I
tanggal 18 Januari 2016, visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah
Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut:
“Mewujudkan ketahanan pangan yang kuat, berkelanjutan didukung oleh sistem
penyuluhan yang efektif dan efisien.”
Adapun penjelasan visi tersebut adalah sebagai berikut:
Pangan, adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air baik yang diolah
maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan
bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau
pembuatan makanan atau minuman.
17
Ketahanan Pangan, adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik
jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat
hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.
Ketahanan Pangan yang kuat, adalah kondisi dari suatu keterkaitan yang padu
disepanjang sistem ketahanan pangan, mulai dari sub sistem ketersediaan dan
kewaspadaan pangan, sub sistem distribusi dan akses pangan hingga sub sistem
konsumsi dan keamanan pangan.
Ketahanan Pangan yang berkelanjutan, adalah kondisi terpenuhinya pangan yang
terus menerus atau berkesinambungan dari waktu kewaktu.
Penyuluhan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya
penyuluhan lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi
usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Sistem penyuluhan, adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan,
penngetahuan ketrampilan serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui
penyuluhan.
Efektif, adalah suatu kegiatan yang dapat membawa hasil atau berhasil guna.
Efisien, adalah ketepatan dan kesesuaian kegiatan untuk menghasilkan sesuatu
dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya.
Untuk dapat mencapai visi tersebut di atas, misi yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
Misi 1. Peningkatan ketahanan pangan dengan peningkatan subsistem
ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan
Misi 2. Pengembangan sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
sesuai karakter, budaya lokal dan kebutuhan petani, nelayan dan
masyarakat sekitar kawasan hutan
18
Misi 3. Pengembangan sistem pengelolaan ketahanan pangan dan penyuluhan
yang sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik
dan benar (good governance)
II.1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan
Mengacu pada Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka Tujuan Jangka menengah
selama 5 tahun anggaran adalah:
Meningkatkan kualitas ketahanan pangan masyarakat dengan skor Pola Pangan
Harapan (PPH) minimal 90 di tahun 2017;
Sasaran Strategis
Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran strategis yang
hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun dapat dilihat pada
tabel II.1.
19
Tabel II.1 Sasaran Strategis BKPP DIY Tahun 2013-2017
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal 2012
Target Keterangan
2013 2014 2015 2016 2017
1 Pemantapan ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
- 78,7 80,2 81,9 84,6 86,3 - Sebelum reviu
Terwujudnya ketersediaan pangan
Angka ketersediaan energi
Kkal/kapita/hari
3.689 - - - - 3.511 Setelah reviu
Angka ketersediaan protein
Gr/kapita/ hari
100,63 - - - - 90,83 Setelah reviu
2 Peningkatan kualitas penyuluh dan peningkatan kualitas kelembagaan pelaku utama/pelaku usaha
Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya
% 35 48 61 74 87 - Sebelum reviu
Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat
Angka konsumsi energi
Kkal/kapita/hari
1.938 - - - - 2.000 Setelah reviu
Angka konsumsi protein
Gr/kapita/ hari
49,7 - - - - 56,50 Setelah reviu
20
20
II.1.3 Strategi
Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah
selanjutnya perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai.
Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan strategi organisasi
untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
meliputi penetapan strategi, kebijakan, program dan kegiatan.
II.1.3.1 Misi 1
Strategi
1. Pemantapan ketersediaan dan pola konsumsi
masyarakat.
Kebijakan
1. Pemantapan ketersediaan pangan, kewaspadaan
pangan dan pengembangan cadangan pangan daerah
(masyarakat dan pemerintah).
2. Penurunan Desa Rawan Pangan.
3. Peningkatan diversifikasi pangan berbasis pangan
lokal, penanganan keamanan pangan, dan
pengawasan pangan beredar/bersertifikat.
4. Pengembangan distribusi pangan yang merata dan
terjangkau, pemantapan stabilitas harga pangan
strategis, peningkatan aksesibilitas pangan
masyarakat, dan pemantauan distribusi, harga, akses
pangan.
Program
1. Peningkatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan.
2. Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan.
3. Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan
Pangan.
4. Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan.
Kegiatan
Peningkatkan Ketersediaan dan Cadangan Pangan:
21
1. Penyediaan Cadangan Pangan
2. Lumbung Mataraman (Dana Keistimewaan Urusan
Kebudayaan)
Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan:
1. Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan.
Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan:
1. Gerakan Pola Pangan Beragam Bergizi Berimbang dan
Aman
2. Pengembangan Diversifikasi Produk Antara.
3. Penanganan Keamanan Pangan.
Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan:
1. Distribusi Pangan Masyarakat.
II.1.3.2 Misi 2
A. Strategi
1. Peningkatan kualitas penyuluh dan peningkatan
kualitas kelembagaan pelaku utama/pelaku usaha.
B. Kebijakan
1. Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh dan pelaku
utama/pelaku usaha, pemantapan kelembagaan
penyuluhan, dan peningkatan koordinasi
penyelenggaraan penyuluhan.
C. Program
1. Pemberdayaan Penyuluhan.
D. Kegiatan
1. Pembinaan dan Pengembangan Penyuluhan.
2. Penyelenggaraan Jogja Benih.
II.1.3.3 Misi 3
A. Strategi
1. Meningkatkan capaian pelaksanaan program
pendukung sasaran SKPD.
22
B. Kebijakan
1. Pemantapan dukungan administrasi dan manajemen
pemerintahan.
C. Program
1. Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
3. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur.
4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan.
D. Kegiatan
1. Penyediaan Jasa, Peralatan, dan Perlengkapan
Perkantoran
2. Penyediaan Jasa Pengelola Pelayanan Perkantoran
3. Penyediaan Rapat-Rapat, Koordinasi dan Konsultasi
4. Pembangunan/Rehabilitasi Rumah dan Gedung
Kantor
5. Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan
6. Pemeliharaan Rumah dan Gedung Kantor
7. Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan
8. Pemeliharaan Kendaraan Dinas/Operasional
9. Pembinaan, Pengembangan Kualitas Profesi dan
Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Tertentu
10. Penyusunan Laporan Kinerja SKPD.
11. Penyediaan Laporan Keuangan SKPD.
12. Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta
Pengembangan Data dan Informasi.
13. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program
Kegiatan SKPD.
II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi
yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai
dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen
23
penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah
atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta
sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis,
indikator kinerja, beserta target kinerja dan anggaran.
Dalam penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu pada Renstra,
RKT, IKU, dan anggaran atau DPA. Perjanjian Kinerja pada tabel berikut
merupakan Perjanjian Kinerja tahun 2017:
Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017
No. Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Satuan Target
Tahunan Triwulan Target
1 2 3 4 5 6 7
1 Terwujudnya Ketersediaan Pangan
Angka Ketersediaan Energi
Kkal/Kapita/hari 3.511 Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
-
-
-
3.511
Angka Ketersediaan Protein
Gram/Kapita/Hari 90,83 Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
-
-
-
90,83
2 Meningkatnya Konsumsi Pangan Masyarakat
Angka Konsumsi Energi
Kkal/kapita/Hari 2.000 Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
-
-
-
2.000
Angka Konsumsi Protein
Gram/Kapita/Hari 56,50 Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
-
-
-
56,50
Sumber: BKPP DIY, 2017
24
II.3 Rencana Anggaran Tahun 2017
Pada Tahun Anggaran 2017 BKPP DIY melaksanakan kegiatan dengan
anggaran murni sebesar Rp. 13.479.767.640,-. Melalui mekanisme Perubahan
APBD 2017 menjadi Rp. 12.939.485.450,- dengan rincian Belanja Tidak
Langsung Rp. 4.516.616.196,- dan Belanja Langsung Rp. 8.422.869.254,-.
Adapun realisasi anggaran sebesar Rp. 12.030.579.690,- (92,98%) dengan
rincian untuk Belanja Tidak Langsung Rp. 4.455.722.302,- (98,65%) dan Belanja
Langsung sebesar Rp. 7.574.857.388,- (89,93%).
II.3.1 Target Belanja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Tabel II.3 Target Belanja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Tahun 2017
Uraian Target (Rp) Persentase (%)
Belanja Tidak Langsung 4.516.616.196,- 34,91
Belanja Langsung 8.422.869.254,- 65,09
Jumlah 12.939.485.450,- 100,00
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis
Anggaran Belanja Langsung tahun 2017 yang dialokasikan untuk
pencapaian sasaran strategis BKPP DIY sebesar Rp. 6.590.376.910,-.
Rincian anggaran Belanja Langsung per sasaran strategis yang akan
dicapai BKPP DIY pada tahun 2017 dapat dilihat pada tabel II.4. Dari
tabel tersebut terlihat bahwa BKPP pada tahun 2017 ini melaksanakan
8 kegiatan untuk mencapai 2 sasaran strategis yang sudah ditetapkan.
Tabel II.4 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis
No. Sasaran Anggaran Persentase Keterangan
1 2 3 4 5
1 Terwujudnya
Ketersediaan Pangan
1.694.245.875
25,71 2 kegiatan
2 Meningkatnya Konsumsi
Pangan Masyarakat
4.896.131.035 74,29 6 kegiatan
Jumlah 6.590.376.910 100,00 8 kegiatan
25
II.4 Instrumen Pendukung
Website BKPP DIY di http://bkpp.jogjaprov.go.id/ memuat segala
informasi program kegiatan yang dilaksanakan oleh BKPP. Menu yang menjadi
unggulan antara lain informasi harga pangan strategis di pasar utama yang
diperbarui seminggu sekali setiap hari Senin, peta rawan pangan dan gizi, data
terkait pelaksanaan upaya khusus (upsus) peningkatan produksi padi, jagung,
dan kedelai, dan video informasi terkait pangan dan penyuluhan. Setiap tahun
BKPP DIY menyusun database ketahanan pangan yang dapat menjadi referensi
data terkait urusan pangan di DIY. Database tersebut selain diterbitkan dalam
bentuk buku juga dalam database online yang melekat pada website BKPP.
Database online ini baru dapat diakses oleh internal BKPP dan menunya akan
terus dikembangkan sesuai kebutuhan.
Gambar II.1
Aplikasi e-Laporan Penyuluh
Sejak tahun 2016, BKPP DIY juga mengembangkan Sistem Pelaporan
Penyuluh secara online yang dinamakan e-Laporan Penyuluh DIY, yang sudah
terintegrasi di dalam website BKPP. Dengan sistem ini proses pelaporan
kegiatan penyuluh yang semula dilakukan secara manual dapat dilakukan
dengan lebih mudah dan cepat sehingga lebih efektif dan efisien.
Selain itu, BKPP DIY juga mengembangkan inovasi pengendalian
pencatatan perjalanan dinas pada awal tahun 2017. Aplikasi SIDALAN (Sistem
Informasi Pengendalian Perjalanan Dinas APBD) memuat informasi mengenai
data pegawai yang ijin, cuti, sakit serta data peserta perjalanan dinas baik
dalam maupun luar daerah APBD. Setiap data perjalanan dinas diinput ke
dalam aplikasi SIDALAN, meliputi: nama peserta, tanggal berangkat, tempat
tujuan, dan acara. Selanjutnya secara otomatis, dalam aplikasi semua data akan
26
terekam dan keluar nomor SPPD. Hal ini sangat memudahkan karena selama ini
penomoran SPPD dilakukan secara manual dan pernah terjadi ada personil
yang didaftarkan dobel untuk 2 tujuan perjalanan yang berbeda pada waktu
yang sama. Dengan penggunaan aplikasi SIDALAN, kesalahan akibat human
error dapat diminimalisir. Selain itu proses penomoran tidak perlu menunggu
proses yang lama sebab dapat langsung diperoleh sesaat setelah input data
perjalanan ke dalam aplikasi.
27
BAB 3
Akuntabilitas Kinerja
III.1. Capaian Kinerja Tahun 2017
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan telah
melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada
Perjanjian Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan tahun 2017 yang telah disepakati.
Penilaian ini dilakukan oleh tim pengelola kinerja
untuk mengevaluasi dan mengukur dalam rangka
pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan
memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan
dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil
pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi
kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat
capaian kinerja yaitu:
Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja
Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan
oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dilakukan dengan
membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator
kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Badan
No. Interval Nilai Realisasi
Kinerja
Kriteria Penilaian Realisasi
Kinerja
Kode
1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua
2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda
3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua
4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda
5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah
Bab 3 Berisi :
1. Capaian Kinerja
Tahun 2017
2. Evaluasi dan
Analisis Capaian
Kinerja Sasaran
Strategis
3. Evaluasi dan
Analisis Capaian
Kinerja Lainnya
4. Akuntabilitas
Anggaran
28
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan beserta target dan capaian realisasinya
dirinci sebagai berikut:
Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2017
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA SATUAN TARGET REALISASI
PERSENTASE
KRITERIA/ KODE
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Terwujudnya Ketersediaan
Pangan
Angka Ketersediaan
Energi
KKal/Kapita/ Hari
3.511 3.727 106,15 Sangat
Baik
Angka Ketersediaan
Protein
Gram/Kapita/Hari
90,83 101,47 111,71 Sangat
Baik
2 Meningkatnya Konsumsi
Pangan Masyarakat
Angka Konsumsi
Energi
Kkal/Kapita/ Hari
2.000 2.299,5 114,98 Sangat Baik
Angka Konsumsi
Protein
Gram/Kapita/ Hari
56,5 68 120,35 Sangat Baik
Dari tabel di atas, terdapat 2 sasaran strategis BKPP DIY masing-
masing dengan 2 indikator. Pada tahun 2017, realisasi keempat indikator
telah memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 100% dari total
indikator. Capaian tertinggi pada indikator Angka Konsumsi Protein sebesar
120,35%. Sementara tiga indikator yang lain capaiannya juga telah melebihi
100% dengan capaian terendah pada indikator Angka Ketersediaan Energi
sebesar 106,15 %.
III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan yang dicerminkan dalam capaian
Indikator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja
menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut:
29
III.2.1. Sasaran Pertama Terwujudnya Ketersediaan Pangan
Tolok ukur capaian sasaran Terwujudnya Ketersediaan Pangan terdiri
dari 2 (dua) indikator yaitu Angka Ketersediaan Energi dan Angka
Ketersediaan Protein. Angka Ketersediaan didefinisikan sebagai penyediaan
pangan yang terdiri dari komponen produksi, perubahan stok, impor dan
ekspor. Rumus penyediaan pangan adalah :
Ps = Pr - ∆St + Im – Ek
Dimana:
Ps : Total penyediaan dalam negeri
Pr : Produksi
∆St : Stok akhir – stok awal
Im : Impor
Ek : Ekspor
Atau jika dilihat dari ketersediaan pangan untuk dikonsumsi maka dapat
dikembangkan rumus :
Fd = O – (ΔSt) + M – X – (F+S+I+W)
Dimana:
Fd : Ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk
0 : Produksi (input/output)
ΔSt : Perubahan stok
M : Impor
X : Ekspor
F : Pakan
S : Bibit
I : Industri (makanan dan bukan makanan)
W : Tercecer
Ketersediaan bahan makanan per kapita dalam bentuk kandungan
nilai gizinya dengan satuan kkal energi dan gram protein, menggunakan
rumus:
Ketersediaan energi (kkal/kapita/hari) =
Ketersediaan pangan/kapita/hari X Kandungan kalori X BDD
100
30
Ketersediaan protein (gram/kapita/hari) =
Ketersediaan pangan/kapita/hari X Kandungan protein x BDD
100
Keterangan :
BDD = Bagian yang Dapat Dimakan (buku DKBM)
Ketersediaan pangan/kapita/hari sumbernya dari Neraca
Bahan Makanan (NBM)
Kandungan zat gizi (kalori dan protein sumbernya dari daftar
komposisi bahan makanan (DKBM)
Tabel III.3 Target dan Realisasi Sasaran Pertama Terwujudnya Ketersediaan Pangan
No Indikator* Satuan Capaian
2016
2017 Target Akhir
Renstra (2017)
Capaian s/d 2017 terhadap 2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Angka K etersediaan Energi
Kkal/kap/hari 3.666 3.511 3.727 106,15 3.511 106,15
2 Angka K etersediaan Protein
Gr/kap/hari 111,09 90,83 101,47 111,71 90,83 111,71
* Keduanya merupakan indikator baru, belum menjadi indikator kinerja pada tahun 2017
walaupun data sudah ada di BKPP DIY
Capaian Angka Ketersediaan Energi tahun 2017 sebesar 3.727
kkal/kapita/hari atau 106,15% dari target tahun berjalan sebesar 3.511
kkal/kapita/hari. Jika dibandingkan dengan data capaian tahun 2016 sebesar
3.666 kkal/kapita/hari, ada peningkatan sebesar 61 kkal/kapita/hari. Capaian
Angka Ketersediaan Protein tahun 2017 sebesar 101,47 gram/kapita/hari
atau 111,71% dari target tahun berjalan sebesar 90,83 gram/kapita/hari. Jika
dibandingkan dengan data capaian tahun 2016 sebesar 111,09
gram/kapita/hari, ada penurunan sebesar 9,62 gram/kapita/hari. Tahun 2017
merupakan tahun terakhir RPJMD 2012-2017 sehingga capaian tahun 2017
sama dengan capaian akhir target jangka menengah periode ini.
31
Gambar III.1. Angka Ketersediaan Energi tahun 2013-2017 di DIY (BKPP DIY 2017)
Capaian Angka Ketersediaan Energi dari tahun 2013 sampai 2017
dapat dilihat pada gambar diatas. Grafiknya cenderung menurun,
penyebab dominannya antara lain penurunan produksi tanaman pangan
yang disebabkan oleh berkurangnya luas tanam, terjadinya pergeseran
komoditas pangan yang dibudidayakan, dan adanya kendala distribusi tebu
yang menghambat proses pengolahannya menjadi gula.
Gambar III.2. Angka Ketersediaan Protein tahun 2013-2017 di DIY (BKPP DIY 2017)
32
Data capaian Angka Ketersediaan Protein lima tahun terakhir fluktuatif, naik
turunnya antara lain dipengaruhi oleh ketersediaan pangan hewani dari ikan
hasil tangkapan yang tidak menentu jumlahnya dan sangat dipengaruhi oleh
perubahan cuaca. Ke depan alternatif penyediaan pangan hewani dari hasil
perikanan budidaya dan peternakan harus lebih ditingkatkan.
Capaian ini sudah melebihi standar nasional Angka ketersediaan Energi dan
Protein yang dianjurkan oleh Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG)
ke-X yaitu sebesar 2.400 kkal/kapita/hari dan 63 gram/kapita/hari. Ini dapat
diartikan bahwa DIY telah mampu menyediakan pangan sebagai sumber
energi dan protein melebihi standar yang dianjurkan oleh para ahli gizi
nasional.
Ketersediaan pangan di DIY telah tercukupi dengan baik dari hasil produksi
dalam daerah maupun dari impor. Hal ini dapat dicapai dengan adanya
koordinasi intensif dengan para pihak terkait untuk mewujudkan
ketersediaan pangan yang mencukupi di DIY. Produksi pangan lokal berbasis
umbi-umbian sebagai sumber energi alternatif juga terus ditingkatkan untuk
mengurangi ketergantungan pada beras serta mendorong produksi
keragaman sumber energi lainnya melalui kelompok buah, sayur, dan
sumber protein hewani yang terjangkau harganya (ikan, ayam, dan telur).
Peningkatan cadangan pangan yang dikelola masyarakat baik melalui
Lumbung Pangan Masyarakat maupun Lembaga Distribusi Pangan
Masyarakat dan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat yang dikelola
oleh gapoktan-gapoktan sewilayah DIY juga menjadi faktor pendukung yang
penting selain upaya peningkatan jumlah cadangan pangan pemerintah.
Faktor penghambat ketersediaan dan cadangan pangan adalah perubahan
iklim yang menjadi kendala dalam proses budidaya pertanian serta masih
kurangnya pengetahuan dan sarana prasarana pendukung pengelolaan
cadangan pangan di tingkat masyarakat, baik di kelompok maupun gapoktan.
Upaya penanganan kerawanan pangan dan penurunan kemiskinan di DIY
dilaksanakan secara lintas sektor. Kerjasama yang baik dengan para
pemangku kepentingan terkait telah berhasil menurunkan jumlah Desa
Rawan Pangan di DIY dari 16 desa di tahun 2016 menjadi 10 desa di tahun
2017. Lokasi Desa Rawan Pangan berada di Kabupaten Kulon Progo 4 desa,
Kabupaten Bantul 3 desa, dan Kabupaten Gunungkidul 3 desa.
33
Keberhasilan pencapaian sasaran Terwujudnya Ketersediaan Pangan
didukung oleh 2 program dengan 2 kegiatan utama. Dukungan dari masing-
masing program/kegiatan adalah sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan dengan 1
kegiatan yaitu Penyediaan Cadangan Pangan, pagu anggaran
Rp. 691.122.750,- dan terealisasi Rp. 673.585.072,- atau 97,46% telah
berhasil meningkatkan ketersediaan dan cadangan pangan di DIY sebesar
113,958 ton beras dari 517,161 ton di tahun 2016 menjadi 631,119 ton di
tahun 2017.
2. Program Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan dengan
kegiatan Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan, pagu anggaran
Rp. 1.003.123.125,- dan terealisasi Rp. 979.629.756,- atau 97,66% telah
berhasil menurunkan jumlah Desa Rawan Pangan di DIY sebanyak 6 desa,
dari 16 desa di tahun 2016 menjadi 10 desa di tahun 2017.
Permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian sasaran Terwujudnya
Ketersediaan Pangan adalah wilayah DIY yang merupakan “supermarket
bencana” menuntut kesiapan cadangan pangan bagi seluruh warganya.
Pengalaman tahun 2017 banyak terjadi bencana alam yang memerlukan
penanganan tindak lanjut berupa pemberian bantuan pangan kepada
masyarakat terdampak bencana yang telah ditetapkan oleh pimpinan daerah
sebagai keadaan darurat. Oleh karena itu di masa mendatang selain upaya
peningkatan produksi pangan oleh Dinas teknis, sebagai antisipasi
pencegahan dan penanganan kerawanan pangan maka cadangan pangan
pemerintah dan masyarakat harus terus ditingkatkan jumlahnya dan
diperbaiki pengelolaannya untuk menjamin kualitas bahan pangan sesuai
standar. Permasalahan lainnya adalah keberadaan Desa Rawan Pangan yang
masih tersisa 10 desa, perlu mendapat penanganan serius dari lintas sektor
sehingga dapat dientaskan sesegera mungkin.
Dua indikator kinerja pada sasaran pertama yaitu Angka Ketersediaan Energi
dan Angka Ketersediaan Protein terealisasi sebesar 106,15% dan 111,71%,
dengan menggunakan 97,58% dari anggaran yang tersedia sebesar
Rp 1.694.245.875,-. Kondisi ini telah mampu mewujudkan ketersediaan
34
pangan di masyarakat DIY sehingga dapat disimpulkan capaian sasaran
tersebut efisien untuk mencapai dampak yang luas bagi masyarakat.
III.2.2. Sasaran Kedua Meningkatnya Konsumsi Pangan Masyarakat
Tolok ukur capaian sasaran Meningkatnya Konsumsi Pangan
Masyarakat terdiri dari dua indikator yaitu Angka Konsumsi Energi dan
Angka Konsumsi Protein. Indikator pertama yaitu Angka Konsumsi Energi.
Tabel III.4 Target dan Realisasi Sasaran Kedua Meningkatnya Konsumsi Pangan
Masyarakat
No Indikator* Satuan Capaian
2016
2017 Target Akhir
Renstra (2017)
Capaian s/d 2017 terhadap 2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Angka K o n s u m s i Energi
Kkal/kap/hari 2.133,8 2.000 2.299,5 114,98 2.000 114,98
2 Angka K o n s u m s i Protein
Gr/kap/hari 63,9 56,5 68 120,35 56,5 120,35
* Keduanya merupakan indikator baru, belum menjadi indikator kinerja pada tahun 2016
walaupun data sudah ada di BKPP DIY
Capaian Angka Konsumsi Energi tahun 2017 sebesar 2.299,5 kkal/kapita/hari
atau 114,98% dari target tahun berjalan sebesar 2.000 kkal/kapita/hari. Jika
dibandingkan dengan data capaian tahun 2016 sebesar 2.133,8
kkal/kapita/hari, ada peningkatan sebesar 165,7 kkal/kapita/hari. Capaian
Angka Konsumsi Protein tahun 2017 sebesar 68 gram/kapita/hari atau
120,35% dari target tahun berjalan sebesar 56,5 gram/kapita/hari. Jika
dibandingkan dengan data capaian tahun 2016 sebesar 63,9
gram/kapita/hari, ada peningkatan sebesar 4,1 gram/kapita/hari. Tahun
2017 merupakan tahun terakhir RPJMD 2012-2017 sehingga capaian tahun
2017 sama dengan capaian akhir target jangka menengah periode ini.
35
Gambar III.3. Angka Konsumsi Energi tahun 2013-2017 di DIY (BKPP DIY, 2017)
Gambar III.4. Angka Konsumsi Protein th 2013-2017 di DIY (BKPP DIY, 2017)
Data capaian Angka Konsumsi Energi dan Protein yang terlihat pada
gambar diatas menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan gizi makronya berupa energi dan protein yang menjadi
pendukung utama aktivitas tubuh sehari-hari. Capaian ini ke depan perlu
dipertahankan, peningkatan angka konsumsi energi dan protein secara
berlebihan perlu dihindari karena dapat memicu berbagai permasalahan
36
kesehatan antara lain munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti
diabetes, jantung koroner, stroke, dan sebagainya.
Capaian ini sudah melebihi standar Angka Konsumsi Energi dan Protein yang
dianjurkan oleh WNPG tahun 2012 yaitu sebesar 2.000 kkal/kapita/hari dan
52 gram/kapita/hari. Hal ini dapat diartikan bahwa tingkat konsumsi energi
dan protein masyarakat DIY secara umum telah melebihi standar nasional.
Faktor pendorong keberhasilan ini adalah kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pola makan yang sehat. Konsumsi pangan sumber energi masih
bergantung pada beras, begitu juga konsumsi sumber protein lebih banyak
berasal dari padi-padian dengan proporsi 30%, dari pangan hewani 20%
sedangkan dari sumber lainnya, terutama buah, sayur dan kacang-kacangan
masih perlu ditingkatkan. Produksi bahan protein asal hewani melalui
perikanan tangkap dan budidaya maupun peternakan di DIY juga
memberikan andil terhadap terpenuhinya angka konsumsi protein dan dapat
dimanfaatkan sebagai peluang untuk mengalihkan konsumsi sumber energi
dari kelompok padi-padian ke kelompok pangan hewani.
Distribusi dan akses pangan telah tertangani dengan baik. Fasilitasi diberikan
kepada Gapoktan di daerah rawan pangan dan di daerah sentra produksi
pangan untuk menjaga kestabilan harga pangan.
Pembinaan terhadap produsen pangan di DIY terus dilaksanakan agar dapat
menyediakan pangan yang bermutu dan aman. Tim Jejaring Keamanan
Pangan Daerah (JKPD) telah berperan aktif dalam mengamankan pangan
yang diproduksi maupun yang beredar, baik segar maupun olahan, sehingga
pangan yang dikonsumsi masyarakat DIY aman dari berbagai cemaran fisik,
biologis, kimiawi, maupun mikrobiologis.
Peran penyuluh pertanian dalam mendukung keberhasilan ketahanan
pangan sangat penting sehingga peningkatan kompetensi penyuluh baik PNS,
THL-TB PP maupun penyuluh swadaya/swasta menjadi salah satu ujung
tombak keberhasilan pembangunan pangan di DIY.
Keberhasilan pencapaian sasaran Meningkatnya Konsumsi Pangan
Masyarakat didukung oleh 3 program dengan 6 kegiatan utama. Dukungan
dari masing-masing program/kegiatan adalah sebagai berikut:
37
1. Program Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan dengan 3
kegiatan telah berhasil meningkatkan Persentase Pengawasan dan
Pembinaan Keamanan Pangan dari 86,76% di tahun 2016 menjadi 100%
di tahun 2017. Capaian anggaran untuk masing-masing kegiatan adalah
sebagai berikut:
a. Capaian anggaran kegiatan Gerakan Pola Pangan Beragam Bergizi
Seimbang dan Aman sebesar Rp. 938.402.988,- (95,74 %) dari pagu
anggaran sebesar Rp. 980.163.650,-.
b. Capaian anggaran kegiatan Pengembangan Diversifikasi Produk
Antara sebesar Rp. 69.973.300,- (83,74 %) dari pagu anggaran
sebesar Rp. 83.563.350,-. Deviasi keuangan > 10% karena efisiensi
pelaksanaan kegiatan.
c. Capaian anggaran kegiatan Penanganan Keamanan Pangan
sebesar Rp. 1.038.792.625,- (93,39 %) dari pagu anggaran sebesar
Rp. 1.112.368.575,-.
2. Program Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan dengan kegiatan
Distribusi Pangan Masyarakat pada tahun 2017 telah berhasil mencapai
target indikator Persentase Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan
Akses Pangan sebear 100%, sama dengan capaian tahun 2016. Anggaran
yang digunakan sebesar Rp. 211.221.000,- atau 99,97% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 211.292.500,-.
3. Program Pemberdayaan Penyuluhan dengan 2 kegiatan telah berhasil
meningkatkan kapasitas penyuluh sehingga indikator kinerja Persentase
Jumlah Penyuluh yang Meningkat Kapasitasnya tercapai 100% di tahun
2017, naik dari capaian tahun 2016 sebesar 86,76%. Capaian anggaran
untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Capaian anggaran kegiatan Pembinaan dan Pengembangan
Penyuluhan sebesar Rp. 1.463.124.850,- (76,45 %) dari pagu
anggaran sebesar Rp. 1.913.760.000,-. Deviasi keuangan > 10%
disebabkan oleh : 1) Honor LAKUSUSI bagi THL-TB PP untuk bulan
November tidak direalisasikan karena adanya tambahan honor 1
bulan (bulan November) dari APBN Perubahan Kementerian
Pertanian. Selain itu sebanyak 56 orang THL TBPP diangkat menjadi
38
CPNS di masing-masing kabupaten/kota dan 4 orang mengundurkan
diri, sehingga untuk bulan Desember honor LAKUSUSI hanya dapat
direalisasikan untuk 172 orang dari 232 orang yang dianggarkan, dan
2) efisiensi pelaksanaan kegiatan.
b. Capaian anggaran kegiatan Penyelenggaraan Jogja Benih
sebesar Rp. 527.177.750,- (88,60 %) dari pagu anggaran
sebesar Rp. 594.982.960,-. Deviasi keuangan > 10% karena efisiensi
pelaksanaan kegiatan.
Permasalahan yang dihadapi terkait pencapaian sasaran kedua adalah:
1. Pola konsumsi rumah tangga masih kurang beragam dan tergantung
pada sumber energi dari satu jenis bahan pangan, yaitu beras
dan/atau tepung terigu.
2. Perkembangan usaha/industri pangan berbasis sumberdaya lokal
berjalan relatif lambat.
3. Kesadaran masyarakat dan pelaku usaha dalam mengkonsumsi dan
memproduksi pangan yang aman masih rendah.
Rencana yang akan dilakukan sebagai solusi penyelesaian masalah adalah:
1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan
pentingnya konsumsi pangan lokal, sehingga dapat menekan atau
mengurangi konsumsi beras dan/atau terigu. Usaha tersebut dilakukan
melalui sosialisasi dan edukasi pola makan Bergizi, Beragam,
Seimbang dan Aman (B2SA) kepada masyarakat.
2. Meningkatkan nilai pangan spesifik lokasi (pangan lokal) menjadi
olahan pangan yang menarik dan bergizi bagi konsumen serta
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan atau keterampilan para
pelaku usaha agroindustri pangan berbasis sumber daya lokal melalui
berbagai kegiatan seperti pertemuan, sosialisasi, dan pameran
inovatif.
3. Memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan para
pelaku usaha pengolahan tentang pangan yang bermutu dan aman,
serta proses pengolahan pangan yang benar dan aman. Selain itu
39
dilakukan pengawasan peredaran makanan terutama di sekolah akan
lebih diintensifkan melalui kerja sama dengan instansi terkait,
termasuk instansi vertikal di daerah yang mempunyai fungsi
pengawasan terhadap peredaran bahan makanan.
Dua indikator kinerja pada sasaran kedua yaitu Angka Konsumsi Energi
dan Angka Konsumsi Protein terealisasi sebesar 114,98% dan
120,35% , dengan menggunakan 86,78% dari anggaran yang tersedia
sebesar Rp. 4.896.131.035,-. Sasaran Meningkatnya Konsumsi Pangan
masyarakat DIY dapat dicapai secara efisien dan memberikan manfaat bagi
masyarakat karena konsumsi pangan yang berkualitas akan meningkatkan
kesehatan masyarakat, sehingga memiliki tubuh sehat, mampu berkarya
secara optimal menghasilkan produktivitas yang tinggi, meningkatkan
kesejahteraan, dan pada akhirnya dapat berpengaruh pada peningkatan
Angka Harapan Hidup yang merupakan sasaran Pemerintah Daerah DIY.
III.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya
Analisis capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
dilihat dari capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagaimana
Permentan Nomor: 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota
yang telah ditetapkan meliputi 4 jenis layanan dasar yaitu:
1. Ketersediaan dan Cadangan Pangan dengan indikator penguatan
cadangan pangan.
2. Distribusi dan Akses Pangan dengan indikator ketersediaan
informasi pasokan, harga, dan akses pangan di daerah.
3. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan dengan indikator
pengawasan dan pembinaan keamanan pangan.
4. Penanganan Kerawanan Pangan dengan indikator penanganan
daerah rawan pangan.
40
Target pelayanan dasar tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel III.5 SPM Bidang Ketahanan Pangan
No. Jenis Pelayanan
Dasar
Standar Pelayanan Minimal Batas Waktu
Pencapaian (Tahun)
SKPD/ Lembaga
Penanggung Jawab
Indikator Nilai (%)
A. Ketersediaan dan Cadangan Pangan
1 Penguatan Cadangan Pangan
60 2015 BKPD
B. Distribusi dan Akses Pangan
2 Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah
100 2015 BKPD
C. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan
3 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan
80 2015 BKPD
D. Penanganan Kerawanan Pangan
4 Penanganan Daerah Rawan Pangan
60 2015 BKPD
Sumber: Permentan No: 65 /OT.140/12/2010
SKPD = Satuan Kerja Pemerintah Daerah BKPD = Badan Ketahanan Pangan Daerah
Target pencapaian SPM mulai tahun 2016 sudah tidak ditetapkan
karena Permentan tersebut berakhir pada tahun 2015, ditambah dengan
berlakunya Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah, dimana urusan pangan merupakan urusan wajib non pelayanan
dasar yang sudah tidak ada SPM-nya. Namun Kementerian Dalam Negeri
masih terus memantau capaian indikator tersebut per semester, dengan
membandingkan capaian tahun berjalan dengan target tahun akhir SPM
(tahun 2015) sehingga BKPP masih diwajibkan menyampaikan laporan
capaian indikator tersebut melalui Biro Organisasi Setda DIY.
41
Tabel III.6. Capaian SPM Bidang Ketahanan Pangan Tahun 2017
No. Jenis Pelayanan
Dasar Indikator SPM
Hasil Capaian (%) Keterangan
2016 2017
A. Ketersediaan dan Cadangan Pangan
1 Penguatan Cadangan Pangan
106,71 94,06 Melebihi target SPM 60%, tetapi Ada penurunan cadangan pemerintah dibanding 2016,dikarenakan adanya penyaluran ke masyarakat 35,298 ton
B. Distribusi dan Akses Pangan
2 Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah
100 100 Melampaui target SPM dan sama dengan capaian tahun 2016
C. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan
3 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan
86,76 100 Melampaui target SPM maupun capaian tahun 2016
D. Penanganan Kerawanan Pangan
4 Penanganan Daerah Rawan Pangan
100 100 Sama dengan realisasi Tahun 2016 dan melampaui target SPM Nasional (60%)
Sumber: BKPP DIY
Indikator pertama, penguatan cadangan pangan tahun 2017 sebesar
94,06% telah melampaui target akhir SPM Tahun 2015 sebesar 60%.
Cadangan pangan pemerintah ideal yang ditetapkan adalah 200 ton
sedangkan cadangan pangan pemerintah Pemda DIY tahun 2017 telah
mencapai 188,11 ton beras. Jika dibanding tahun sebelumnya ada
pengurangan capaian di akhir tahun dikarenakan adanya penyaluran bantuan
beras kepada masyarakat karena adanya bencana tanah longsor, kekeringan
dan untuk stabilisasi harga pangan.
Indikator kedua, ketersediaan informasi pasokan, harga, dan akses
pangan telah menjangkau semua kabupaten dengan pengamatan dan
pencatatan selama 12 bulan dengan target komoditas yang dipantau ada 9
jenis, yaitu: (1) gabah/beras, (2) jagung, (3) kedelai, (4) daging sapi, (5)
42
daging ayam, (6) telur, (7) minyak goreng, (8) gula pasir, dan (9) cabe merah
di 5 kabupaten/kota di DIY. Dengan demikian target lokasi pemantauan,
waktu pemantauan, dan komoditas yang dipantau sudah mencapai target
100%.
Indikator ketiga yaitu pengawasan dan pembinaan keamanan pangan,
mencapai 100% dari sampel yang diambil aman, meningkat dari 86,76% di
tahun 2016. Melampaui target nasional tahun 2015 sebesar 80%. Hal ini
menunjukkan dari sampel yang diambil di pasar-pasar atau pusat grosir dan
penjualan buah dan sayur yang representatif tidak ditemukan pestisida
dalam kadar yang melebihi ketentuan. Hasil pengujian oleh laboratorium
LPPT UGM dapat di lihat dalam tabel III.9 berikut:
Tabel III.7 Hasil Uji Lab.Sampel Buah dan Sayur
Produk Jumlah Sampel
(buah)
Jumlah Sampel Aman
(buah)
% Sampel Aman
Sayuran 136 136 100
Buah-buahan 83 83 100
Jumlah 219 219 100
Dengan keadaan ini maka pengawasan perlu dipertahankan,
terutama terkait peredaran pangan antar wilayah. Pembinaan melalui
peningkatan kesadaran tentang bahaya pestisida maupun bahan cemaran
lain dalam sayur dan buah baik kepada produsen (petani), pedagang,
maupun konsumen juga terus dilakukan. Begitu pula usaha penegakan
peraturan bersama dengan aparat terkait seperti Satpol PP, BBPOM, dan
Dinas Kesehatan maupun pihak lain yang kompeten .
Indikator keempat, penanganan daerah rawan pangan telah mencapai
target 100% dalam artian bahwa daerah rawan pangan yang ada telah
diintervensi oleh pemerintah baik melalui BKPP maupun SKPD lain yang
bertujuan untuk menangani kerawanan pangan maupun program
pengentasan kemiskinan yang lain. Intervensi yang telah dilakukan
43
diantaranya program Penanganan Desa Rawan Pangan melalui Desa Mandiri
Pangan (Demapan), Program Replikasi 12 Desa Percontohan Pengurangan
Kemiskinan dan Kerawanan Pangan dengan leading sector-nya DKP Daerah
DIY, program lama yang juga telah dilaksanakan seperti FEATI oleh BKPP,
program PUAP oleh BKPP, Dinas Pertanian, dan BPTP dimana program itu
secara langsung bertujuan meningkatkan ketrampilan, akses dana, dan pada
akhirnya kesejahteraan petani diharapkan meningkat. Perlu diketahui tahun
2016 Desa Rawan Pangan di DIY teridentifikasi sebanyak 16 desa, kemudian
tahun akhir tahun 2017 turun menjadi 10 desa yang berlokasi di Kabupaten
Kulonprogo 4 desa, Bantul 3 desa, dan Gunungkidul 3 desa.
III.4 Akuntabilitas Anggaran
Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2017 sebesar
89,93% dari total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk
program/kegiatan utama sebesar 93,70% sedangkan realisasi untuk
program/kegiatan pendukung sebesar 92,34%. Jika dilihat dari realisasi
anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar pada
program/kegiatan di sasaran Terwujudnya Ketersediaan Pangan (97,56%).
Sedangkan penyerapan terkecil pada program/kegiatan di sasaran
Meningkatnya Konsumsi Pangan Masyarakat (86,78%) dan realisasi
terkecil program yaitu Program Pemberdayaan Penyuluhan dengan Realisasi
79,33%.
Jika dikaitkan antara kinerja pencapaian sasaran dengan penyerapan
anggaran, pencapaian sasaran yang relatif baik dan diikuti dengan
penyerapan anggaran kurang dari 100% menunjukkan bahwa dana yang
disediakan untuk pencapaian sasaran pembangunan tahun 2017 telah
mencukupi.
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2017 yang dialokasikan
untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran disajikan
pada tabel berikut:
44
Tabel III.8 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2017
No Sasaran Kinerja Anggaran
Indikator (Satuan)
Target Realisasi % Realisasi Rerata
% Target (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Terwujudnya Ketersediaan Pangan
Angka Ketersediaan Energi (kkal/kap/hr)
3.511 3.727 106,15 108,93 1.694.245.875
1.653.214.828
97,58
Angka Ketersediaan Protein (gram/kap/hr)
90,83 101,47 111,71
2 Meningkatnya Konsumsi Pangan Masyarakat
Angka Konsumsi Energi (kkal/kap/hr)
2.000 2.299,5 114,98 117,67 4.896.131.035 4.248.692.513 86,78
Angka Konsumsi Protein (gram/kap/hr)
56,50 68 120,35
Total Belanja Langsung 6.590.376.910 5.901.907.341 89,55
45
Tabel III.9 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Program Tahun 2017 (yang
mendukung capaian sasaran strategis)
No Program Anggaran (Rp)*
Keterangan Target Realisasi % Deviasi
1 2 3 4 5 6
1 Program Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan
1.003.123.125
979.629.756
2,34
2 Program
Peningkatan
Ketersediaan dan
Cadangan Pangan
691.122.750
673.585.072
2,53
3 Program Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan
2.176.095.575
2.047.168.913
5,92
4 Program Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan
211.292.500
211.221.000
0,03
5 Program Pemberdayaan Penyuluhan
2.508.742.960
1.990.302.600
20,66
Deviasi lebih dari
20% karena efisiensi
perjalanan PENAS
2017 ke Aceh. Dan
pengembalian dana
utk kegiatan THL-
TBPP yang kemudian
dibiayai dengan
APBNP.
Total Belanja Langsung 6.590.376.910 5.901.907.341 10,45
* anggaran setelah APBD perubahan
46
III.5 Analisis Efisiensi
Tabel.III.10 Analisis Efisiensi
No Sasaran Indikator
% Capaian
Kinerja
(≥100%)
%
Penyerapan
Anggaran
Tingkat
Efisiensi
1 2 3 4 5 6
1 Terwujudnya Ketersediaan Pangan
Angka Ketersediaan Energi
106,15 97,58
2,42
Angka Ketersediaan Protein
111,71
2 Meningkatnya Konsumsi Pangan Masyarakat
Angka Konsumsi Energi
114,97 86,78 13,22
Angka Konsumsi Protein
120,35
Sasaran 1 Terwujudnya Ketersediaan Pangan dengan dua indikator yaitu
Angka Ketersediaan Protein dan Angka Ketersediaan Energi telah mencapai target
yang ditetapkan pada tahun 2017 dengan tingkat capaian rata-rata 108,93%.
Sementara untuk mencapai kinerja tersebut menggunakan anggaran sebesar
97,58%. Artinya dengan anggaran yang lebih kecil dari anggaran yang tersedia BKPP
DIY telah dapat memenuhi target kinerja yang ditetapkan. Sisa anggaran 2,4%
merupakan efisiensi keuangan.
Sasaran 2 Meningkatnya Konsumsi Pangan Masyarakat dengan indikator
Angka Konsumsi Protein dan Angka Konsumsi Energi, pada tahun 2017 telah
melampaui target tahunannya dengan rata-rata capaian 117,67%. Anggaran yang
dipergunakan sebesar 86,78%, ini menunjukkan dengan penggunaan anggaran
yang lebih sedikit dari anggaran yang tersedia, telah dapat melampaui target
kinerjanya. Maka dapat dikatakan tingkat efisiensi anggaran dalam mencapai
Sasaran 2 ini sebesar 13,22%.
47
BAB 4
Penutup
Penyelenggaraan kegiatan di OPD Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan pada Tahun
Anggaran 2017 merupakan tahun ke-5 dari Rencana
Strategis OPD Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Tahun 2012-2017. Keberhasilan yang
dicapai berkat kerja sama dan partisipasi semua pihak.
Harapannya capaian ini dapat dipertahankan serta
ditingkatkan. Sementara itu, kendala yang menjadi
permasalahan di tahun ini perlu diantisipasi dan
dicarikan solusi yang lebih baik di masa mendatang.
Hasil laporan kinerja OPD Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan tahun
2017 dapat disimpulkan sebagai berikut: dari analisis 2 sasaran, terdapat 4
indikator kinerja utama yang dipilih sebagai tolak ukur. Pada tahun 2017, semua
indikator telah memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 100% dari total
indikator.
Walaupun target kinerja telah tercapai tetapi dalam pelaksanaan kegiatan
tahun 2017 masih ditemui kendala yaitu terkait kebijakan anggaran tambahan
melalui APBN Perubahan yang menyebabkan anggaran APBD tidak direalisasikan
dan disetor kembali ke Kas Daerah agar tidak terjadi pembiayaan ganda. Ke depan,
hal ini perlu dikoordinasikan lebih awal dengan Pusat agar anggaran APBD dapat
dimanfaatkan untuk alokasi kegiatan lain yang lebih berguna. Selain itu ada
beberapa kegiatan yang terkait dengan pihak eksternal mengalami penundaan
sehingga realisasi mundur dari anggaran kas yang telah ditetapkan. Langkah
antisipatif yang perlu diambil agar kendala tersebut tidak terulang kembali di masa
mendatang adalah dengan meningkatkan pengendalian internal dan koordinasi
yang lebih intensif dengan pihak eksternal.
Bab 4 Berisi :
1. Kesimpulan
2. Saran
48
LAMPIRAN:
Lampiran 1. Struktur Organisasi
49
Lampiran 2. Perencanaan Strategis (Matriks Renstra lima tahun)
50
Lampiran 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2017
51
52
53
Lampiran 4. Tanggapan/Tindak Lanjut Evaluasi LKJ IP Tahun Sebelumnya
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
Jl. Gondosuli No. 06 (0274)540798-540897, Fax.: (0274)523882 Website: bkpp.jogjaprov.go.id Email: [email protected]
Y O G Y A K A R T A 5 5 1 6 5
TANGGAPAN/TINDAK LANJUT EVALUASI LKJ IP TAHUN 2016 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
No. Saran/Rekomendasi Tindak lanjut
1. Direkomendasikan kepada Kepala
BKPP DIY beserta seluruh
jajarannya agar pada tahun
anggaran berikutnya melakukan
tindakan perbaikan yang lebih
optimal terutama terkait dengan
capaian kinerja organisasi meliputi
output, outcome, dan kinerja dari
penilaian stakeholder
1. Tindak lanjut terkait dengan capaian kinerja organisasi
meliputi output, outcome, BKPP DIY telah melakukan
koordinasi internal, Kepala beserta seluruh karyawan
BKPP DIY telah berkomitmen untuk memperbaiki
kekurangan terkait capaian kinerja organisasi dengan
cara mempersiapkan dokumen perencanaan dengan
lebih baik, memonitor pelaksanaan kegiatan, dan
mengadakan evaluasi atas pencapaian output,
outcome dan kinerja utama secara periodik. Terbukti
di tahun 2017 ini semua target indikator kinerja dapat
tercapai dan hasil penilaian capaian kinerja total (PKKI
dan PK) BKPP DIY menduduki peringkat sembilan dari
37 SKPD lingkup Pemerintah Daerah DIY.
2. Terkait penilaian kinerja stakeholder, BKPP DIY telah
melaksanakan survey kepuasan masyarakat sesuai
Peraturan Gubernur DIY No.68 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat
dengan hasil IKM sebesar: 80,93, kriteria mutu
pelayanan: B, dan kinerja: Baik
Kepala
Ir. Arofa Noor Indriani,Msi NIP. 19600729 198603 2 006
54
Lampiran 5. Penghargaan yang pernah diterima
1) Juara III Lomba Web Kementerian Pertanian RI Kategori SKPD Lingkup
Pertanian Provinsi se-Indonesia yang telah memiliki situs web (Dinas
lingkup pertanian, Badan/Kantor Ketahanan Pangan, Badan Koordinasi
Penyuluhan), diberikan oleh Menteri Pertanian RI pada November 2017.
2) Kategori 5 Besar Balai Penyuluhan Kecamatan Berprestasi Tingkat
Nasional Tahun 2017 diperoleh UPT. BP4 Wil 3 Seyegan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Diberikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumber daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian RI pada 7 Agustus
2017.
3) Kategori Kelembagaan Ekonomi Petani Berprestasi Tk. Nasional Tahun
2017 diperoleh Koperasi Peternak Margodadi, Kab. Gunungkidul, DIY yang
diberikan oleh Menteri Pertanian RI pada tanggal 14 Agustus 2017.
4) Penghargaan Kepada Pelaku Utama/Usaha Pertanian
Penerima Penghargaan Lomba Desa Mandiri Pangan (DEMAPAN) dari DIY
Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
No. Daftar Kategori Nama Pemenang
1. Juara I Lomba Desa Mandiri
Pangan (DEMAPAN)
Desa Margoagung, Seyegan,
Sleman
2. Juara II Lomba Desa Mandiri
Pangan (DEMAPAN)
Desa Girirejo, Imogiri, Bantul
3. Juara III Lomba Desa Mandiri
Pangan (DEMAPAN)
Desa Sidorejo, Lendah, Kulon
Progo
4. Juara IV Lomba Desa Mandiri
Pangan (DEMAPAN)
Desa Jetis, Saptosari,
Gunungkidul
55
5) Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tingkat DIY
Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tingkat DIY Tahun
2017 adalah sebagai berikut:
No. Daftar Kategori Nama Pemenang Pertama
1. Pembina (Kepala Desa) Susilo Nugroho, S.IP (Desa
Tegaltirto, Berbah, Sleman)
2. Pelopor Suciati (RPA Saliman, Grojogan,
Pendowoharjo, Sleman)
3. Pemangku Sudihartono (Kampung Flori,
Jugang, Pangukan, Tridadi,
Sleman)
4. Pelayanan (Penyuluh) Ismail, STP (Penyuluh BP3K
Kecamatan Kasihan, Bantul)
5. Pelayanan (Pengawas) Pengawas Mutu Hasil Pertanian ,
Kabupaten Sleman
6. Pelayanan (Peneliti) Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA, DEA.
(Fakultas Peternakan Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta)
7. Pelaku (Produksi) Gapoktan Sumber Harapan (Desa
Sumbermulyo, Kec.
Bambanglipuro, Bantul)
8. Pelaku (Pemberdayaan) KWT Gading V (Desa gading,
Kecamatan Playen, Gunungkidul)
9. Pelaku (Industri/Perakitan
Teknologi Pangan Olahan)
Griya Coklat (Desa Nglanggeran,
Kecamatan Patuk, Gunungkidul)
56
Lampiran 6. Laporan Capaian Anggaran Sasaran Pendukung
T R T R T R T R T R T R T R T R
Angka Ketersediaan
EnergiKKal/Kapita/Hari 3.511
PROGRAM PENINGKATAN
KETERSEDIAAN DAN
CADANGAN PANGAN
691.122.750 Penyediaan Cadangan Pangan 691.122.750 447.867.750 394.988.075 64,8 57,2 575.192.750 556.420.255 83,23 80,5 614.519.000 585.438.322 88,92 84,7 691.122.750 673.585.072 100 97,46
Angka Ketersediaan
ProteinGram/Kapita/Hari 90,83
PROGRAM PENINGKATAN
PENANGANAN DAERAH
RAWAN PANGAN
1.003.123.125Pemberdayaan Daerah Rawan
Pangan1.003.123.125 106.793.375 38.141.375 10,65 3,8 435.885.500 366.214.875 43,45 36,5 797.025.625 659.365.306 79,45 65,7 1.003.123.125 979.629.756 100 97,66
Angka Konsumsi Energi Kkal/Kapita/ Hari 2.000
PROGRAM PENINGKATAN
DISTRIBUSI DAN AKSES
PANGAN
211.292.500 Distribusi Pangan Masyarakat 211.292.500 52.667.750 38.167.750 24,93 18,1 114.465.750 112.635.750 54,17 53,3 186.335.000 181.205.000 88,19 85,8 211.292.500 211.221.000 100 99,97
PROGRAM PEMBERDAYAAN
PENYULUHAN2.508.742.960
Pembinaan dan Pengembangan
Penyuluhan1.913.760.000 125.272.000 119.073.908 6,55 6,22 878.747.250 789.765.158 45,92 41,3 1.273.964.500 1.145.811.500 66,57 59,9 1.913.760.000 1.463.124.850 100 76,45
Penyelenggaraan Jogja Benih 594.982.960 113.829.990 48.832.750 19,13 8,21 312.697.980 238.199.071 52,56 40 443.296.595 328.410.740 74,51 55,2 594.982.960 527.177.750 100 88,6
Gerakan Pola Pangan Beragam
Bergizi Seimbang dan Aman980.163.650 160.536.000 99.741.000 16,38 10,2 395.653.000 281.565.250 40,37 28,7 728.990.500 662.122.750 74,37 67,6 980.163.650 938.402.988 100 95,74
Pengembangan Diversifikasi
Produk Antara83.563.350 4.718.000 0 5,65 0 9.918.000 7.718.000 11,87 9,24 79.563.350 60.865.800 95,21 72,8 83.563.350 69.973.300 100 83,74
Penanganan Keamanan Pangan 1.112.368.575 181.047.200 109.369.425 16,28 9,83 500.349.700 439.343.575 22,98 39,5 852.455.450 773.705.175 76,63 69,6 1.112.368.575 1.038.792.625 100 93,39
3
Meningkatnya
capaian
pelaksanaan
program pendukung
sasaran renstra
SKPD
Persentase rata-rata
asil ketercapaian
pelaksanaan program
SKPD
persen 100
Keterangan Warna
Warna Prosentase Keterangan
0 s/d 50 Sangat Rendah
50.1 s/d 65 Rendah
65.1 s/d 75 Sedang
75.1 s/d 90 Tinggi
90.1 lebih Sangat Tinggi
(sumber : Permendagri 54 / 2010)
ProgramNo Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target RpAnggaran Kegiatan Anggaran
Triwulan 1 jan - maret Triwulan 2 april - juni Triwulan 3 juli - sept
% Rp % Rp %
Laporan Capaian Anggaran Pendukung Sasaran
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHANPeriode IV (2017)
Tahun Anggaran 2017
Angka Konsumsi
ProteinGram/Kapita/ Hari 56,5
PROGRAM
PENGANEKARAGAMAN
KONSUMSI DAN
KEAMANAN PANGAN
2.077.940.000
2
Meningkatnya
Konsumsi Pangan
Masyarakat
%
1
Terwujudnya
Ketersediaan
Pangan
Triwulan 41 Okt - Nov
Rp
57
Lampiran 7. Pengukuran Kinerja
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Prosentase
Angka Ketersediaan EnergiKKal/Kapita/H
ari3.511 3.727 106.15
Angka Ketersediaan
Protein
Gram/Kapita/
Hari90,83 101,47 111.71
Angka Konsumsi EnergiKkal/Kapita/
Hari2.000 2.299,50 114.97
Angka Konsumsi ProteinGram/Kapita/
Hari56,5 68 120.35
3
Meningkatnya capaian
pelaksanaan program
pendukung sasaran
renstra SKPD
Persentase rata-rata asil
ketercapaian pelaksanaan
program SKPD
persen 100 100 100.00
Keterangan Warna
War Prosentase Keterangan
0 s/d 50 Sangat Rendah
50.1 s/d 65 Rendah
65.1 s/d 75 Sedang
75.1 s/d 90 Tinggi
90.1 lebih Sangat Tinggi
(sumber : Permendagri 54 / 2010)
1Terwujudnya
Ketersediaan Pangan
2Meningkatnya Konsumsi
Pangan Masyarakat
Pengukuran Kinerja
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHANPeriode IV (2017)
Tahun Anggaran 2017
58
Lampiran 8. Foto
Panen Padi di Musim Kemarau oleh Gubernur DIY
di Desa Pundungsari, Semin, Gunungkidul
Monitoring harga beras menjelang hari raya dan akhir tahun bersama
Kepala BKP Kementerian Pertanian RI di Kulonprogo
59
Penerimaan Penghargaan Kejuaraan Lomba Web Tingkat
Kementerian Pertanian Tahun 2017
Penerimaan Sertifikat Verifikasi OKKPD Tahun 2017, BKPP DIY
berhasil lolos re-verifikasi yang keempat
60
Penilaian lomba B2SA dalam rangka Hari Pangan Sedunia bersama
Wakil Gubernur DIY
Studi Lapangan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan
kegiatan PUPM DIY
61
Pelatihan KWT pada kegiatan Lumbung Mataraman (Dana
Keistimewaan) dalam pembuatan media tanam berupa
microorganisme local (MOL) di Sedayu, Bantul
Lomba Menggambar Tingkat Sekolah Dasar dalam rangkaian kegiatan
Hari Pangan Sedunia ke-37
62
Penilaian Adhikarya Pangan Nusantara 2017 kategori penyuluh di
Gunungkidul
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN JL.GONDOSULI NO.6 YOGYAKARTA 55165
Telp. (0274) 540798; 540897; Faks.(0274) 523882
Email: [email protected]
Website: bkpp.jogjaprov.go.id