laporan kinerja badan pengelola keuangan dan aset daerah...
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
ii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………. ii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………………………. iii
DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………………………………………….. v
IKHTISAR EKSEKUTIF …………………………………………………………………………………... vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Landasan Hukum ................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................... 3
1.4
1.5
Gambaran Umum BPKAD ........................................................
Sistematika Penulisan.............................................................
3
15
BAB II PERENCANAAN KINERJA 17
2.1 Rencana Strategis .................................................................. 17
2.2 Rencana Kinerja Tahunan ....................................................... 20
2.3 Perjanjian Kinerja .................................................................. 20
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 23
3.1 Pengukuran Kinerja ................................................................ 23
3.2 Evaluasi dan Analisis Kinerja ................................................... 25
3.3 Cost Per Outcome ................................................................. 48
3.4 Realisasi Anggaran ................................................................ 58
BAB IV PENUTUP 61
4.1 Kesimpulan .......................................................................... 61
4.2 Saran ................................................................................... 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Matrik Renstra 2014-2019
Lampiran 2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Lampiran 3 Pengukuran Kinerja Tahun 2016
Lampiran 4 Penghargaan Tahun 2016
Lampiran 5 Indikator Kinerja Utama
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
iii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 Data personil Berdasarkan Golongan Ruang 13
Tabel 1.2 Data personil Berdasarkan Tingkat Pendidikan 13
Tabel 1.3 Sarana dan Prasarana BPKAD Tahun 2016 14
Tabel 2.1 Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran Tahun 2014-2019 21
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 22
Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Tahun 2016 24
Tabel 3.2 IKU Ketepatan waktu penyusunan RAPBD Provinsi Jawa Timur 26
Tabel 3.3 IKU Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 29
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan Daerah 29
Tabel 3.5 IKU Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target 31
Tabel 3.6 IKU Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% 32
Tabel 3.7 IKU Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based
Capacity Building
33
Tabel 3.8 IKU Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
34
Tabel 3.9 IKU Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang
bersertifikat
36
Tabel 3.10 IKU Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan
37
Tabel 3.11 IKU Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Timur
38
Tabel 3.12 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang
dievaluasi tepat waktu
40
Tabel 3.13 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan
APBD yang dievaluasi tepat waktu
41
Tabel 3.14 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu
42
Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Kinerja 43
Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD 46
Tabel 3.17 Alokasi per Sasaran Pembangunan 48
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
iv
Tabel 3.18 Pencapaian Kinerja dan Anggaran 51
Tabel 3.19 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya 54
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
v
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 1 Tren toleransi deviasi penyerapan keuangan 32
Grafik 2 Tren SKPD dengan realisasi diatas 95% 32
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
vi
IKHTISAR EKSEKUTIF
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 merupakan salah satu
wujud pertanggungjawaban kepada publik atas kinerja pencapaian visi dan misi
BPKAD pada Tahun 2016. Selain itu, Laporan Kinerja juga merupakan salah satu
parameter yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kinerja dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
Penyusunan Laporan Kinerja BPKAD Tahun 2016 mengacu pada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam melaksanakan mandatnya,
BPKAD telah menetapkan visi yaitu “Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
dilakukan secara tertib, normatif dan berkelanjutan”. Untuk mewujudkan visi
tersebut BPKAD menetapkan misi yaitu “Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah yang Lebih Transparan dan Akuntabel”. Dalam mencapai visi dan misi,
BPKAD menetapkan 2 (dua) tujuan yang akan dicapai dalam tahun 2014-2019 yaitu
(1) Optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah; (2) Optimalisasi
pengelolaan keuangan kabupaten/kota. Untuk menunjang pencapaian tujuan
strategis tersebut disusunlah peta strategi yang terdiri dari 2 (dua) sasaran strategis
yaitu (1) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah Provinsi
Jawa Timur; (2) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota se-
Jawa Timur.
Keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran strategis diukur dengan
Indikator Kinerja Utama (IKU). Penilaian kualitas IKU didasarkan pada kriteria
SMART-C (Specific, Measureable, Agreeable, Realistic, time-bounded dan Continously
Improved). Pada tahun 2016 BPKAD menerapkan 12 (dua belas) IKU yang
merupakan komitmen kinerja Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Provinsi Jawa Timur dan secara umum, pencapaiannya sudah sesuai dengan target
yang telah ditetapkan. Dari 12 (dua belas) IKU tersebut, terdapat 5 (lima) IKU yang
capaian kinerjanya diatas target. Namun, di satu sisi masih terdapat 1 (satu) IKU
yang masih di bawah target yaitu Rasio Kemandirian Keuangan Daerah.
Dalam rangka terwujudnya tata kelola kelembagaan pemerintahan yang
baik dan bersih telah dilakukan perbaikan kapasitas kelembagaan. Perbaikan tersebut
dilakukan melalui pelaksanaan reformasi birokrasi, penguatan sumber daya manusia
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
vii
aparatur perencana serta penyempurnaan pelaksanaan administrasi perencanaan
pembangunan.
Upaya perbaikan terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi
yang lebih baik lagi. Capaian IKU yang masih dibawah target akan terus dilakukan
evaluasi dan action plan yang relevan untuk mewujudkan pengelolaan keuangan dan
aset daerah yang secara tidak langsung mendukung pencapaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
Beberapa upaya perbaikan yang dapat dilakukan, antara lain :
1. Meningkatkan peran dalam mengkoordinasikan penyusunan rencana
pembangunan ;
2. Melakukan peningkatan kompetensi SDM agar lebih responsif dalam memprediksi
perubahan lingkungan strategis ;
3. Melakukan penyempurnaan dan pengembangan tata kelola kelembagaan dalam
mendukung reformasi birokrasi ;
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi capaian kinerja secara berkala dan
berjenjang.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa
Timur serta Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 70 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2011 tentang
Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur, mempunyai tugas yang sangat
strategis yaitu menyiapkan perumusan kebijakan pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah. Dalam melaksanakan tugas tersebut Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah diupayakan untuk melaksanakannya dengan transparan,
akuntabel, efektif, dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme.
Salah satu azas penyelenggaraan good governance yang tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 adalah azas akuntabilitas yang
menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
penyelenggaraan Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas tersebut
salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah disusun sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban dalam melaksanakan visi, misi, tugas dan fungsi dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu
peningkatan kinerja setiap unit organisasi dilingkungan BPKAD Provinsi Jawa
Timur serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
2
stakeholders demi perbaikan kinerja BPKAD. Selain itu, penyusunan laporan ini
untuk memenuhi prinsip akuntabillitas, sebagaimana amanat Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun
2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi serta Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Reviu atas Laporan Kinerja.
1.2. Landasan Hukum
Dasar hukum yang melandasi disusunnya Laporan Kinerja Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016, antara
lain :
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ;
2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ;
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-undang Nomor 9
Tahun 2015 ;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah ;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah ;
6. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah ;
7. Instruksi Presiden RI Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah ;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 ;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja ;
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
3
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur ;
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2015 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016 ;
12. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 39 Tahun 2014 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis BPKAD Provinsi Jawa Timur ;
13. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 73 Tahun 2015 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun
Anggaran 2016;
14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016 ;
15. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 50 Tahun 2016 tentang Perubahan
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur
Tahun Anggaran 2016;
16. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 70 Tahun 2015 tentang Perubahan
Atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2011 tentang Uraian
Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur.
1.3. Tujuan
Penyusunan LKjIP ini, mempunyai tujuan untuk menilai dan
mengevaluasi pencapaian kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Provinsi Jawa Timur sesuai visi, misi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
dalam Rencana Strategis Tahun 2014-2019. Hasil evaluasi tersebut, diharapkan
dapat menjadi referensi dan acuan dalam merumuskan dan merencanakan
program, kegiatan dan anggaran serta melakukan koreksi dan perbaikan di
masa yang akan datang sehingga menjadi lebih baik, dapat dilaksanakan secara
sistematis dalam melaksanakan pengelolaan keuangan dan aset daerah.
1.4. Gambaran Umum SKPD
Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa
Timur, dan sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2011
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
4
tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang, BPKAD
Provinsi Jawa Timur, mempunyai tugas pokok dan fungsi, sebagai berikut :
1.4.1. Tugas Pokok,
BPKAD Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas menyiapkan
perumusan kebijakan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang
meliputi penyusunan rancangan APBD/Perubahan APBD, penetapan
APBD, pelaksanaan APBD, penatausahaan APBD, akuntansi keuangan
dan aset daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan
administrasi pengelolaan keuangan Kabupaten/Kota dan pembinaan
pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
1.4.2. Fungsi,
Untuk mendukung pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud
pada point 1.4.1, BPKAD Provinsi Jawa Timur mempunyai fungsi, yaitu:
a. Penyiapan bahan kebijakan dan pedoman penyusunan APBD ;
b. Penyiapan bahan rancangan APBD dan rancangan Perubahan
APBD;
c. Penyiapan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD ;
d. Pelaksanaan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/
Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) ;
e. Pelaksanaan penetapan Surat Penyediaan Dana (SPD) ;
f. Pelaksanaan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) ;
g. Pelaksanaan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD) ;
h. Pemrosesan usulan penunjukan pengelola Keuangan Daerah ;
i. Pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas ;
j. Pelaksanaan rekonsiliasi penerimaan dan pengeluaran kas daerah;
k. Pelaksanaan penerbitan Surat Keterangan Pemberhentian
Pembayaran (SKPP) ;
l. Pelaksanaan pemungutan/pemotongan dan penyetoran Perhitungan
Fihak Ketiga (PFK) ;
m. Pelaksanaan restitusi/pengembalian kelebihan pendapatan ;
n. Penyiapan kebijakan akuntansi keuangan daerah ;
o. Pelaksanaan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan dan aset
daerah ;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
5
p. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
q. Penyiapan kebijakan, pedoman, pembinaan pengelolaan aset
daerah ;
r. Evaluasi rancangan APBD, rancangan Perubahan APBD, dan
rancangan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
Kabupaten/Kota ;
s. Pembinaan pengelolaan keuangan Kabupaten/ Kota ;
t. Penyajian informasi keuangan dan aset daerah ;
u. Pengkoordinasian pengumpulan bahan dan pemrosesan Tuntutan
Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TP-TGR) ;
v. Pengkoordinasian pengumpulan bahan pembiayaan daerah ;
w. Pengkoordinasian dan pembinaan pengelolaan keuangan BLUD;
x. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Jawa Timur dipimpin oleh
seorang Kepala dan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh 1 (satu)
Sekretaris, 5 (lima) Kepala Bidang dan 1 (satu) Kepala Unit Pelaksanan Teknis
(UPT) dengan susunan organisasi sebagai berikut :
1. Sekretariat,
Sekretariat mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum,
kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program dan keuangan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi antara
lain :
a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum, kepegawaan, keuangan,
perlengkapan dan urusan rumah tangga;
b. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-
undangan;
c. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang;
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tatalaksana
e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Sekretariat terdiri dari 3 (tiga) sub bagian, yaitu :
1. Sub Bagian Tata Usaha
2. Sub Bagian Penyusunan Program
3. Sub Bagian Keuangan
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
6
2. Bidang Anggaran,
Bidang Anggaran mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi,
pembinaan, perumusan kebijakan dan petunjuk teknis penyusunan
rancangan APBD dan Perubahan APBD, Nota Keuangan, Jawaban Eksekutif
dalam pengajuan rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD kepada
DPRD, mengkoordinasi dan memverifikasi Rencana Bisnis Anggaran (RBA),
Rencana Kerja Anggaran (RKA), DPA dan DPPA, menyiapkan data untuk
penerbitan SPD, anggaran kas dan menyiapkan data petunjuk teknis yang
berkaitan dengan pinjaman atas nama Pemerintah Provinsi.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Anggaran mempunyai fungsi
antara lain :
a. Pelaksanaan penyiapan petunjuk teknis penyusunan rancangan APBD
dan rancangan Perubahan APBD;
b. Pelaksanaan koordinasi penyusunan dan pembahasan RBA/RKA,
rancangan APBD dan Perubahan APBD, penyusunan anggaran kas SKPD
dan SKPKD;
c. Pelaksanaan penyiapan dan koordinasi bahan Nota Keuangan, Jawaban
Eksekutif rancangan APBD dan Perubahan APBD;
d. Pelaksanaan penyiapan bahan persetujuan dan pengesahan DPA/DPPA
SKPD dan SKPKD;
e. Pelaksanaan penerbitan SPD sebagai pengendalian pelaksanaan APBD;
f. Pelaksanaan pembinaan pengelolaan keuangan BLUD dalam rangka
penyusunan anggaran;
g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Bidang Anggaran terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu :
1. Sub Bidang Anggaran Pendapatan dan Pembiayaan
2. Sub Bidang Anggaran Belanja I
3. Sub Bidang Anggaran Belanja II
3. Bidang Perbendaharaan,
Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas menyiapkan bahan pedoman
teknis, melaksanakan pengelolaan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian
dibidang penerimaan dan pengeluaran kas.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
7
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Anggaran mempunyai fungsi
antara lain :
a. Pelaksanaan penempatan uang daerah dengan membuka rekening kas
umum daerah ;
b. Pelaksanaan dan pengendalian penerimaan, penyimpanan dan
pembayaran atas beban rekening kas umum daerah ;
c. Pelaksanaan verifikasi atas penerimaan dan pengeluaran kas daerah,
verifikasi pembebanan rincian penggunaan atas pengesahan SPJ Gaji
dan Non Gaji, serta verifikasi dan penerbitan SKPP ;
d. Pemrosesan, penerbitan, pendistribusian SP2D dan pelaksanaan
rekonsiliasi data penerimaan dan pengeluaran kas serta pemungutan
dan pemotongan atas SP2D dengan instansi terkait ;
e. Penyusunan laporan realisasi penerimaan dan pengeluaran kas daerah
serta laporan aliran kas ;
f. Pelaksanaan analisis pemberdayaan dan penempatan uang daerah
melalui investasi jangka pendek dalam rangka penerimaan daerah ;
g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Bidang Perbendaharaan terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu :
1. Sub Bidang Pengelolaan Kas
2. Sub Bidang Perbendaharaan Belanja I
3. Sub Bidang Perbendaharaan Belanja II
4. Bidang Akuntansi,
Bidang Akuntansi mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi
pembinaan dan petunjuk pelaksanaan akuntansi, melaksanakan prosedur
akuntansi penerimaan kas, akuntansi pengeluaran kas dan akuntansi selain
kas, rekonsiliasi realisasi APBD, restitusi dan pelaporan keuangan daerah
dalam rangka menyiapkan bahan penyusunan laporan keuangan daerah
serta pembinaan pelaporan keuangan BLUD.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Akuntansi mempunyai fungsi
antara lain :
a. Pelaksanaan penyusunan kebijakan akuntansi Pemerintah Provinsi;
b. Pelaksanaan sistem akuntansi keuangan daerah Pemerintah Provinsi;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
8
c. Pelaksanaan penyusunan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
Pemerintah Provinsi dan pelaporan kinerja keuangan Pemerintah
Provinsi;
d. Pembinaan dalam rangka pelaporan BLUD;
e. Pelaksanaan verifikasi dan pengujian atas Bukti Memorial;
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Bidang Akuntansi terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu :
a. Sub Bidang Akuntansi Penerimaan Kas
b. Sub Bidang Akuntansi Pengeluaran Kas
c. Sub Bidang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
5. Bidang Pengelolaan Aset Daerah,
Bidang Pengelolaan Aset Daerah mempunyai tugas menyiapkan bahan
perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan kegiatan perencanaan,
penatausahaan, inventarisasi, pengamanan, penggunaan, pemanfaatan,
penghapusan, perubahan status hukum, TP-TGR serta pengendalian aset
daerah.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengelolaan Aset Daerah
mempunyai fungsi antara lain :
a. Pelaksanaan administrasi dan akuntansi aset daerah dan pemberian izin
penggunaan aset daerah sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku;
b. Penyusunan perumusan kebijakan serta petunjuk pelaksanaan dibidang
penatausahaan, inventarisasi, pengamanan, penggunaan,
pemanfaatan, penghapusan, perubahan status hukum dan TP-TGR
serta pengendalian aset daerah;
c. Pelaksanaan pembinaan dan evaluasi penyelenggaraan pengelolaan
aset daerah;
d. Pengumpulan bahan koordinasi, pembinaan dan petunjuk pelaksanaan
di bidang pengelolaan aset daerah;
e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Bidang Akuntansi terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu :
1. Sub Bidang Perencanaan dan Penatausahaan
2. Sub Bidang Penggunaan dan Pemanfaatan
3. Sub Bidang Penghapusan dan Pemindahtanganan
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
9
6. Bidang Bina Keuangan Kabupaten/Kota,
Bidang Bina Keuangan Kabupaten/Kota mempunyai tugas menyiapkan
bahan koordinasi, pembinaan dan petunjuk pelaksanaan evaluasi serta
bimbingan teknis penyusunan APBD, Perubahan APBD, pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD, pengolahan data keuangan daerah serta memfasilitasi
dana transfer pemerintah kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan
memberikan pembinaan terkait dengan pemanfaatan, penatausahaan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan dana transfer.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Bina Keuangan Kabupaten/Kota
mempunyai fungsi antara lain :
a. Pelaksanaan evaluasi terhadap ketaatan asas, norma, struktur
anggaran dan sinkronisasi kebijakan nasional dengan kebijakan
pelaksanaan anggaran daerah;
b. Pelaksanaan penyiapan Laporan Hasil Evaluasi (LHE) terhadap Raperda
Kabupaten/Kota tentang APBD, Perubahan APBD, pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD dan Raper Bupati/Walikota tentang penjabaran
APBD, penjabaran Perubahan APBD serta penjabaran
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
c. Pelaksanaan bimbingan teknis, supervisi dan konsultasi serta fasilitasi
terkait dengan penyusunan APBD, Perubahan APBD dan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten / Kota;
d. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan dana transfer kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota;
e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Bidang Bina Keuangan Kab./Kota terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu :
a. Sub Bidang Bina Keuangan Wilayah I
b. Sub Bidang Bina Keuangan Wilayah II
c. Sub Bidang Bina Keuangan Wilayah III
7. UPT LPKD,
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 39 Tahun 2014 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis BPKAD Provinsi Jawa
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
10
Timur. Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Pengelolaan Keuangan Daerah
(UPT - LPKD) Provinsi Jawa Timur yang mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas BPKAD Provinsi Jawa Timur di bidang teknis pengelolaan
keuangan daerah, yaitu memberikan pelatihan dan/atau penguasaan teknis
serta pengembangan wawasan, pemahaman dan pola pikir untuk
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia utamanya di bidang
pengelolaan keuangan daerah.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, UPT LPKD mempunyai fungsi antara
lain :
a. Penyelenggaraan program dan proses kegiatan laboratorium
pengelolaan keuangan ;
b. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas UPT LPKD ;
c. Pelaksanaan prses kegiatan laboratorium oengelolaan keuangan bagi
Sumber Daya Manusia di lingkungan Pemerintah Provinsi,
Kabupaten/Kota serta Desa/Kelurahan dan masyarakat ;
d. Pelaksanaan penyediaan tenaga pengajar/pendamping proses kegiatan
laboratorium pengelolaan keuangan ;
e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
UPT LPKD terdiri dari 3 (tiga) seksi, yaitu :
a. Sub Bagian Tata Usaha
b. Seksi Perencanaan dan Program
c. Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsinya, BPKAD Provinsi Jawa Timur
dipimpin oleh Kepala Badan dengan dibantu jajaran struktural, dengan struktur
organisasi (Gambar 1.1) sebagai berikut:
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
11
Struktur Organisasi BPKAD Provinsi Jawa Timur
Sesuai pasal 5 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Permendagri Nomor 21 Tahun
2011, dijelaskan bahwa Kepala Daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada :
a. Sekretaris Daerah, selaku koordinator pengelola keuangan daerah ;
b. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku PPKD ;
c. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pejabat Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang (PA/PB).
Memperhatikan ketentuan tersebut, untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
tugas dan fungsi SKPKD, telah diterbitkan Peraturan Gubernur Jawa Timur
Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yang menjelaskan bahwa, SKPKD adalah
perangkat daerah pada Pemerintah Daerah yang melaksanakan pengelolaan
APBD dalam hal ini dilakukan oleh BPKAD Provinsi Jawa Timur. Mendasari
KEPALA BADAN PENGELOLA
KEUANGAN DAN ASET DAERAH
SEKRETARIS
KASUBBAG TATA USAHA
KASUBBAG PENYUSUNAN
PROGRAM KASUBBAG KEUANGAN
KEPALA BIDANG ANGGARAN
KEPALA BIDANG PERBENDAHARAAN
KEPALA BIDANG AKUNTANSI
KEPALA BIDANG PENGELOLAAN ASET
DAERAH
KEPALA BIDANG BINA KEUANGAN
KABUPATEN / KOTA
KASUBBID ANGGARAN PENDAPATAN DAN
PEMBIAYAAN
KASUBBID ANGGARAN BELANJA I
KASUBBID ANGGARAN BELANJA Ii
KASUBBID PENGELOLAAN KAS
KASUBBID PERBENDAHARAAN
BELANJA I
KASUBBID PERBENDAHARAAN
BELANJA II
KASUBBID AKUNTANSI PENERIMAAN KAS
KASUBBID AKUNTANSI PENGELUARAN KAS
KASUBBID AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWAB AN DAN PELAKSANAAN
APBD
KASUBBID PERENCANAAN DAN
PENATAUSAHAAN
KASUBBID PENGGUNAAN DAN
PEMANFAATAN
KASUBBID PENGHAPUSAN DAN
PEMINDAHTANGANAN
KASUBBID BINA KEUANGAN WILAYAH I
KASUBBID BINA KEUANGAN WILAYAH II
KASUBBID BINA KEUANGAN WILAYAH III
KEPALA UPT LAB PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
KASUBBAG TATA USAHA
KEPALA SEKSI PERENCANAAN DAN
PROGRAM
KEPALA SEKSI PENINGKATAN
KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
12
ketentuan tersebut, BPKAD Provinsi Jawa Timur memiliki 2 (dua) peran strategis
dan paralel, yaitu selaku SKPD dan SKPKD yang mempunyai tugas :
a. Selaku SKPD,
BPKAD Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas menyusun dan melaksanakan
program dan kegiatan yang bersifat regular, koordinasi dan fasilitasi yang
menunjang kebutuhan SKPD dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur,
utamanya terkait dengan perencanaan anggaran, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD,
pembinaan pengelolaan keuangan dan aset daerah serta pembinaan
pengelolaan keuangan kabupaten/kota.
b. Selaku SKPKD,
Sesuai Pasal 7 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah keduakalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011, BPKAD selaku SKPKD mempunyai tugas :
1. Menyusun dan melaksanakan pengelolaan keuangan daerah, meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban
keuangan daerah ;
2. Menyusun Rancangan APBD dan Rancangan Perubahan APBD ;
3. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah ;
4. Menyusun laporan keuangan pemerintah daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD ;
5. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh
Kepala Daerah.
1.4.3. Kekuatan dan Sumber Daya
1.4.3.1 Sumber Daya Aparatur
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BPKAD Provinsi Jawa
Timur didukung oleh sumber daya aparatur yang cukup. Data
kepegawaian sampai dengan Desember 2016 Pegawai Negeri Sipil
(PNS) sebanyak 128. Komposisi pegawai dapat diuraikan sebagai
berikut :
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
13
a. Berdasarkan golongan ruang
Tabel 1.1 Data personil berdasarkan Golongan Ruang
No Golongan Jumlah (Orang)
1 Pembina Utama Madya (IV/d) 1
2 Pembina Utama Muda (IV/c) -
3 Pembina Tingkat I (IV/b) 5
4 Pembina (IV/a) 26
5 Penata Tingkat I (III/d) 38
6 Penata (III/c) 13
7 Penata Muda Tingkat I (III/b) 22
8 Penata Muda (III/a) 12
9 Pengatur Tingkat I (II/d) 2
10 Pengatur (II/c) 4
11 Pengatur Muda Tingkat I (II/b) 4
12 Pengatur Muda (II/a) -
13 Juru Tingkat I (I/d) 1
JUMLAH 128
b. Berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 1.2 Data personil berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)
1 S3 1
2 S2 43
3 S1 71
4 D IV 3
5 D III 2
6 D I 1
7 SMA 6
8 SMP 1
JUMLAH 128
Data personil berdasarkan tingkat pendidikan, PNS yang
berpendidikan sarjana dan pasca sarjana sebanyak 115 (89,84%),
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
14
Diploma I sampai dengan Diploma IV sebanyak 6 orang (4,69%),
Sekolah Menengah Pertama dan Atas sebanyak 7 orang (5,47%).
Dengan demikian BPKAD mempunyai sumber daya manusia yang
cukup memadai dengan ditunjang oleh latar belakang pengalaman
dan pendidikan.
c. Berdasarkan Jenis Kelamin
1.4.3.2 Sarana dan Prasarana,
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan, di
BPKAD Provinsi Jawa Timur terdapat beberapa fasilitas sarana dan
prasarana, antara lain :
Tabel 1.3 Sarana dan Prasarana BPKAD Tahun 2016
No Uraian Jumlah/Unit Nilai (Rp)
1 Tanah 3 bidang 41.157.892.500
2 Peralatan dan Mesin 2.303 buah/set 18.418.769.545
3 Gedung dan Bangunan 8 buah 30.376.512.216
4 Jalan, Irigasi dan
Jaringan
1 buah 48.950.000
5 Aset Tetap Lainnya 119 buah/set 205.106.500
Keterangan : Data unaudited
Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan BPKADs selain
dipengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana, juga dipengaruhi
No Golongan Jenis Kelamin
Laki Perempuan
1. IV 17 9
2. III 56 34
3. II 7 4
4. I 1 -
JUMLAH 81 47
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
15
adanya beberapa kelemahan yang dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi dan koreksi dalam rangka peningkatan, penyempurnaan dan
pengembangan organisasi pada masa yang akan datang, antara lain :
1. Keterbatasan pegawai yang memiliki kompentensi di bidang
pengelolaan keuangan dan aset daerah serta masih adanya
pegawai yang kurang memahami etos kerja dan tanggung jawab
tupoksi masing-masing ;
2. Rendahnya tingkat kepedulian pegawai terhadap lingkungan kerja
masih mementingkan tugasnya sendiri (egois) serta kurang
berorientasi pada tujuan jangka panjang, pola pikir dan pola kerja
pegawai masih bersifat parsial dan sektoral ;
3. Pegawai yang kurang memahami peraturan perundang-undangan,
utamanya di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah ;
4. Pelaksanaan fungsi koordinasi dan komunikasi antar staf maupun
antar bidang masih lemah ;
5. Belum maksimalnya kesempatan peningkatan pendidikan formal
ataupun informal karena intensitas dan ritme kerja yang relatif
tinggi.
Selanjutnya, untuk menentukan tujuan, sasaran dan menetapkan
target capaian keberhasilan pelaksanaan program kegiatan, maka pada
awal perencanaan anggaran harus dilakukan identifikasi faktor-faktor
yang diharapkan mampu memberikan dukungan dalam menunjang
keberhasilan suatu organisasi dalam rangka menjawab tuntutan
kebutuhan berdasarkan perkembangan dan realita yang ada. Faktor-
faktor ini, lebih berfungsi untuk memfokuskan strategi organisasi dalam
mengsinkronkan misi dan tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
1.5. Sistematika Penulisan
Secara umum, Laporan Akuntabilitas ini memberikan penjelasan dan
informasi mengenai capaian kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Timur selama kurun waktu 1 (satu) Tahun
Anggaran 2016. Adapun sistematika penulisan Laporan Kinerja BPKAD Provinsi
Jawa Timur disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
16
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang, landasan hukum dan tujuan penyusunan laporan
serta gambaran umum SKPD.
Bab II : Perencanaan Kinerja
Menjelaskan secara ringkas mengenai dokumen perencanaan yang menjadi
dasar pelaksanaan progam, kegiatan serta anggaran BPKAD Provinsi Jawa
Timur Tahun 2016 antara lain Rencana Strategis Tahun 2014-2019 serta
Penetapan Kinerja Tahun 2016.
Bab III : Akuntabilitas Kinerja
Menjelaskan tentang pengukuran, sasaran, dan akuntabilitas pencapaian
sasaran strategis, Indikator Kinerja utama BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun
2016.
Bab IV : Penutup
Menjelaskan simpulan dan saran dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2016.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
17
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis,
Agenda pembangunan sebagaimana tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tahun 2014-
2019 adalah “Terciptanya tata kelola yang efektif di pemerintahan dan
lembaga”. Dengan sub agenda yang terkait langsung dengan BPKAD Provinsi
Jawa Timur, antara lain peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
sarana prasarana dalam upaya meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan
dan aset daerah.
Agenda pembangunan tersebut dijabarkan kedalam Rencana Strategis
(Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang merupakan dokumen
perencanaan 5 (lima) tahun yang memuat target selama 5 (lima) tahun,
tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan berdasarkan dengan pokok
dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi
Jawa Timur.
Di dalam Renstra tersebut juga ditetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran
BPKAD Provinsi Jawa Timur. Adapun visi BPKAD yaitu “Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah dilakukan secara tertib, normatif dan
berkelanjutan”.
Dalam rangka mencapai visi tersebut, BPKAD menetapkan misi yaitu
“Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang Lebih
Transparan dan Akuntabel”. Dalam rangka implementasi atau penjabaran
dari misi, ditetapkan tujuan yang merupakan sesuatu yang akan dicapai sesuai
dengan tugas dan fungsi serta meletakkan kerangka prioritas untuk
memfokuskan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Tujuan BPKAD untuk periode 2014-2019 sebagai berikut :
1. Optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah ;
2. Optimalisasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
18
Untuk menjabarkan tujuan agar terukur dan dapat dicapai secara nyata,
BPKAD menyusun sasaran strategis. Sasaran strategis BPKAD tahun 2014-
2019 sebagai berikut :
Tujuan 1 : Optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah,
sasaran yang ingin dicapai antara lain :
1) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
Provinsi Jawa Timur. Dengan Indikator Kinerja Utama sebagai berikut:
a. Ketepatan waktu penyusunan Rancangan APBD dan PAPBD Provinsi
Jawa Timur ;
b. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ;
c. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target ;
d. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% ;
e. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based
Capacity Building ;
f. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) ;
g. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang
bersertifikat ;
h. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan ;
i. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Timur ;
Tujuan 2 : Optimalisasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota,
sasaran yang ingin dicapai antara lain :
2) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota
se-Jawa Timur. Dengan Indikator Kinerja Utama sebagai berikut :
a. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang
dievaluasi tepat waktu ;
b. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD
yang dievaluasi tepat waktu ;
c. Persentase Rancangan Perda/Rancangan Peraturan Kepala Daerah
Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang
dievaluasi tepat waktu.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
19
Sasaran strategis BPKAD diatas akan dicapai melalui 6 (enam) program yang
dilaksanakan sesuai tugas dan fungsinya. Adapun keenam program tersebut
adalah :
Program Prioritas
1. Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan keuangan
melalui penyusunan kebijakan akuntansi, penyusunan rancangan
peraturan daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), Perubahan APBD dan Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD,
sehingga terjadi peningkatan tertib administrasi penatausahaan
keuangan SKPD, pemantapan sistem informasi keuangan, manajemen
aset/barang daerah dan pendayagunaan aset daerah.
2. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota
Program ini bertujuan untuk mengevaluasi rancangan peraturan daerah
tentang APBD dan Perubahan APBD, rancangan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran APBD dan Perubahan APBD sehingga rancangan
peraturan tersebut sinkron dengan program prioritas dan program
nasional, tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih
tinggi, kepentingan umum dan peraturan daerah lainnya.
Program Penunjang
3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program ini bertujuan meningkatkan sistem pelayanan administrasi
perkantoran dalam menunjang pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada
SKPD dan Kabupaten/Kota.
4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program ini bertujuan untuk memberikan dukungan dalam bidang
penyediaan maupun pemeliharaan sarana dan prasarana yang diperlukan
BPKAD dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik.
5. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah
Daerah
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan dan
kapabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah dalam upaya
meningkatkan pelayanan publik
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
20
6. Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen
Penyelenggaraan Pemerintahan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas perencanaan,
penganggaran, pengendalian program dan kegiatan serta pelaksanaan
pembangunan.
2.2. RENCANA KINERJA TAHUNAN,
Rencana Kinerja merupakan penetapan kegiatan tahunan beserta
indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam Rencana Strategis. Penetapan kegiatan ini diwujudkan
dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang memuat sasaran, program
kegiatan prioritas dan target yang akan dilaksanakan pada tahun mendatang,
yang diharapkan dapat menjadi dasar menghitung prakiraan kebutuhan
alokasi anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
APBD adalah perencanaan anggaran tahunan pemerintah daerah yang disusun
berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan akumulasi dari
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD). Selanjutnya,
untuk menjabarkan rencana tersebut, SKPD menyusun Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA-SKPD) yang memuat rencana induk dalam bentuk program
dan kegiatan menjadi suatu Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah (DPA-SKPD) sebagai komitmen yang akan dicapai (target
setting) dalam waktu tertentu.
2.3. PERJANJIAN KINERJA,
Perjanjian kinerja merupakan kesepakatan antara pihak pemberi tugas
dengan pihak penerima tugas secara berjenjang dengan mempertimbangkan
sumber daya yang tersedia. Perjanjian kinerja ini, menjabarkan target kinerja
yang dihitung secara kuantitatif dan melekat pada setiap indikator kinerja
serta berfungsi sebagai dasar pengukuran keberhasilan suatu organisasi setiap
akhir periode pelaksanaan. Perjanjian kinerja Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah pada dasarnya merupakan pernyataan dan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
21
terukur dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran dengan mempertimbangkan
kemampuan dan sumber daya yang dikelolanya.
Untuk menjamin tercapainya sasaran dan target secara optimal dan
tepat waktu, visi dan misi BPKAD harus menjadi acuan sekaligus landasan
penyusunan strategi. Dari visi dan misi tersebut kemudian dirumuskan sasaran
strategis. Sasaran strategis Tahun 2016 telah ditetapkan dan dikelompokkan
sebagaimana tertuang dalam matrik Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2014-
2019.
Rencana strategis BPKAD memuat 2 (dua) sasaran strategis. Kedua
sasaran strategis tersebut adalah (1) Meningkatnya kualitas pengelolaan
keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur; (2) Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan kabupaten/kota se-Jawa Timur. Berikut ini adalah tabel
keterkaitan antara misi, tujuan dan sasaran
Tabel 2.1 Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran Tahun 2014-2019
MISI Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
yang Lebih Transparan dan Akuntabel
TUJUAN 1. Optimalisasi pengelolaan
keuangan dan aset
daerah
2. Optimalisasi
pengelolaan keuangan
kabupaten/kota
SASARAN 1. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan
dan aset daerah Provinsi
Jawa Timur
2. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan
kabupaten/kota se-
Jawa Timur
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
22
Secara rinci, perjanjian kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun
Anggaran 2016, meliputi :
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Sasaran Indikator Kinerja Target
1. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan dan aset
daerah Provinsi Jawa Timur
1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan
RPAPBD Provinsi Jawa Timur
Tepat
waktu
2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 310%
3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan
sesuai target
4,9%
4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas
95%
24%
5. Persentase SKPD yang menerapkan
Accrual Accounting Based Capacity Building
75%
6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
80%
7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi
Jawa Timur yang bersertifikat
20,68%
8. Persentase Aset Tetap Tanah dan
Bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan
98,87%
9. Persentase sertifikasi kompetensi
pengelola keuangan daerah Pemerintah
Provinsi Jawa Timur
40%
2. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan
kabupaten/kota se-Jawa Timur
10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota
tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu
100%
11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota
tentang Perubahan APBD yang dievaluasi
tepat waktu
100%
12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota
tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD yang dievaluasi tepat waktu
100%
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
23
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya yang
diamanatkan kepada setiap instansi pemerintah yang mengelola APBD berdasarkan
suatu sistem akuntabilitas kinerja. Akuntabilitas kinerja ini, diharapkan dapat dijadikan
acuan untuk melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap tingkat keberhasilan dan
kegagalan atas pelaksanaan program kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan dalam Visi dan Misi BPKAD Provinsi Jawa Timur. Selain itu,
akuntabilitas pada hakekatnya juga merupakan salah satu faktor penilaian yang
sistematis berdasarkan indikator kinerja kegiatan yang berupa masukan, keluaran dan
hasil dalam rangka menjawab tuntutan kinerja pemerintahan dengan mengacu pada
dinamika dan kebutuhan masyarakat. Aparatur pemerintah sebagai pelaku utama
dalam menjalankan fungsi regulasi melalui proses perumusan, implementasi dan
evaluasi kebijakan pembangunan diharapkan untuk lebih transparan dan berintegritas
untuk mewujudkan clean governance. Penilaian kinerja juga merupakan kegiatan
mengolah input menjadi output dan outcome yang diharapkan dapat menunjang
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan mempunyai manfaat serta
dampak yang lebih luas dan lebih baik kepada masyarakat.
3.1. PENGUKURAN KINERJA,
Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan
untuk menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan program kegiatan BPKAD pada
tahun anggaran berkenaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA), visi dan misi BPKAD Provinsi
Jawa Timur. Pengukuran kinerja ini, dilakukan dengan cara membandingkan
antara capaian target pada indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja dengan realisasi. Capaian kinerja masing-masing indikator
kinerja utama dari 5 (lima) program dan 20 (dua puluh) kegiatan yang
dilaksanakan oleh BPKAD Provinsi Jawa Timur dalam 1 (satu) tahun anggaran,
dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
24
Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Optimalisasi
pengelolaan
keuangan dan
aset daerah
1. Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan dan
aset daerah
1. Ketepatan waktu
penyusunan RAPBD dan
RPAPBD Provinsi Jawa
Timur
Tepat
waktu
Tepat
waktu
100
2. Rasio Kemandirian
Keuangan Daerah
310% 176% 57
3. Toleransi deviasi
penyerapan keuangan
sesuai target
4,9% 3,1% 163
4. Persentase SKPD dengan
realisasi diatas 95%
24% 54% 225
5. Persentase SKPD yang
menerapkan Accrual
Accounting Based
Capacity Building
75% 79% 105
6. Persentase Laporan
Keuangan SKPD sesuai
Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
80% 80% 100
7. Persentase tanah milik
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur yang bersertifikat
20,68% 20,9% 101
8. Persentase Aset Tetap
Tanah dan Bangunan
yang digunakan dan
dimanfaatkan
98,87% 98,71% 99
9. Persentase sertifikasi
kompetensi pengelola
keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur
40% 54,7% 137
Optimalisasi
pengelolaan
keuangan
kabupaten/kota
2. Meningkatnya
kualitas
pembinaan
pengelolaan
10. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang APBD
yang dievaluasi tepat
waktu
100 % 97% 97
Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Tahun 2016
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
25
Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
1 2 3 4 5 6
keuangankabupat
en / kota
11. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
100 % 100% 100
12. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
100 % 97% 97
3.2. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA
Evaluasi kinerja dilakukan terhadap pencapaian setiap indikator kinerja
kegiatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yang
mendukung keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan suatu program
kegiatan dengan membandingkan capaian indikator kinerja utama pada Tahun
2016 dengan tahun sebelumnya. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui
pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka
pencapaian misi agar dapat diperbaiki guna mencapai hasil yang lebih baik di
masa yang akan datang. Adapun hasil evaluasi kinerja dari Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. TUJUAN 1 : OPTIMALISASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
DAERAH
SASARAN STRATEGIS 1 : MENINGKATNYA KUALITAS PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI
JAWA TIMUR
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan sasaran strategis ini,
dapat diukur melalui 9 (sembilan) indikator kinerja yang didukung oleh
1 (satu) program, yaitu Program Peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
26
Indikator Kinerja Utama (IKU), target dan realisasinya disajikan sebagai
berikut :
1. Ketepatan Waktu Penyusunan Rancangan APBD dan RPAPBD
Provinsi Jawa Timur
Tabel 3.2 IKU Ketepatan Waktu Penyusunan Rancangan APBD dan
RPAPBD Provinsi Jawa Timur
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Ketepatan waktu penyusunan RAPBD
dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur
Tepat
waktu
Tepat
waktu
100
Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman pengelolaan keuangan daerah yang telah diubah kedua
kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011,
pemerintah daerah sebelum menyusun APBD, wajib menyusun Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan
mendasarkan pada usulan SKPD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
Selanjutnya, dengan mendasari dokumen perencanaan tersebut
Pemerintah Daerah menyusun Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA)
dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang
Pedoman Penyusunan APBD yang ditetapkan setiap tahun dan RKPD.
Rancangan KUA yang telah disusun disampaikan oleh sekretaris daerah
selaku koordinator pengelola keuangan daerah kepada Kepala Daerah dan
DPRD paling lambat pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan.
Berdasarkan KUA yang telah disepakati, pemerintah daerah menyusun
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dibahas bersama dengan
DPRD untuk selanjutnya disepakati menjadi Prioritas Plafon Anggaran
(PPA) paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan. KUA-PPA
yang telah disepakati, dituangkan ke dalam Nota Kesepakatan yang
ditandatangani bersama antara Kepala Daerah dengan pimpinan DPRD.
Berdasarkan Nota Kesepakatan, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
menerbitkan Surat Edaran (SE) perihal Pedoman Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD paling lambat awal bulan Agustus tahun
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
27
anggaran berjalan untuk dijadikan dasar penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah (Raperda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Selanjutnya, Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (RAPBD) disampaikan Gubernur Jawa Timur kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur pada tanggal 10
Oktober 2016. Mekanisme dan tahapan tersebut, sesuai dengan Pasal
104 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang
menjelaskan bahwa Kepala Daerah menyampaikan rancangan peraturan
daerah tentang APBD beserta lampirannya kepada DPRD paling lambat
minggu pertama bulan Oktober tahun anggaran sebelumnya dari
tahun yang direncanakan untuk mendapatkan persetujuan bersama.
Berdasarkan kondisi diatas, penyusunan RAPBD Provinsi Jawa Timur Tahun
2017 dikategorikan “Tepat Waktu”.
Berdasarkan ketentuan Bab VIII Pasal 154 sampai dengan Pasal
178 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman pengelolaan keuangan daerah sebagaimana telah diubah kedua
kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011,
Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran kecuali dalam keadaan luar biasa. Kepala daerah
memformulasikan kembali terhadap hal-hal yang mengakibatkan terjadinya
perubahan APBD ke dalam rancangan Kebijakan Umum Perubahan APBD
(KUPA) serta PPAS Perubahan APBD dan disepakati bersama DPRD paling
lambat minggu kedua bulan Agustus tahun anggaran berjalan. KUPA dan
PPA Perubahan APBD yang telah disepakati, masing-masing dituangkan ke
dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama antara Kepala
Daerah dengan pimpinan DPRD dalam waktu bersamaan. Berdasarkan
Nota Kesepakatan, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) menerbitkan
Surat Edaran kepala daerah perihal Pedoman Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran (RKA) SKPD dan DPA SKPD paling lambat minggu ketiga
bulan Agustus tahun anggaran berjalan. Selanjutnya, RKPA yang telah
disusun dijadikan dasar penyusunan rancangan peraturan daerah tentang
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
28
Perubahan APBD dan disampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri
untuk dilakukan evaluasi paling lambat 15 hari kerja dengan Keputusan
Menteri Dalam Negeri tentang Hasil Evaluasi Perubahan APBD.
Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Perubahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (PAPBD) disampaikan Gubernur
Jawa Timur kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur
pada tanggal 08 Agustus 2016. Hal tersebut, sesuai dengan Pasal 172
ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang menjelaskan
bahwa Kepala Daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang
perubahan APBD beserta lampirannya kepada DPRD paling lambat
minggu kedua bulan September tahun anggaran berjalan untuk
mendapatkan persetujuan bersama. Berdasarkan kondisi diatas,
penyusunan Raperda PAPBD Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
dikategorikan “Tepat Waktu”.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka penyusunan rancangan
peraturan daerah tentang APBD dan Perubahan APBD yang tepat waktu
antara lain :
Klarifikasi Data Prediksi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
untuk Penyusunan Rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016
dan Rancangan APBD Tahun Anggaran 2017 ;
Rapat Perhitungan Kembali Gaji dan Tunjangan serta TPP untuk PAPBD
Tahun Anggaran 2016 ;
Perhitungan Kebutuhan Anggaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja
SKPD dan Anggaran Pembiayaan untuk Persiapan Penyusunan
Rancangan KUA-PPAS Perubahan APBD TA. 2016 Terkait Anggaran ;
Penyusunan Bahan Rapat Kebijakan Efisien Anggaran oleh Tim
Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Provinsi Jawa Timur Bersama
SKPD terkait Persiapan Penyusunan Rancangan Perubahan APBD TA.
2016.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
29
2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Tabel 3.3 IKU Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Indikator Kinerja Target Realisasi* Capaian (%)
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 310% 176% 57
*) Data Un Audited
Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal)
mengindikasikan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai
sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan
masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber
pendapatan daerah. Kemandirian daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya
Rasio Kemandirian yang menggambarkan ketergantungan daerah
terhadap sumber dana eksternal. Rasio ini ditunjukan oleh besar
kecilnya pendapatan asli daerah (PAD) dibandingkan dengan
pendapatan daerah yang berasal dari sumber lainnya misalnya
bantuan pemerintah pusat (transfer pusat) maupun dari pinjaman.
Semakin tinggi rasio kemandirian daerah, tingkat ketergantungan
terhadap bantuan pihak eksternal semakin rendah, dan sebaliknya.
Rasio Kemandirian Daerah = Pendapatan Asli Daerah x 100
(Dana Perimbangan + Pinjaman Daerah)
Untuk menilai tinggi rendahnya rasio kemandirian pemerintah daerah,
bisa mengacu pada Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996, sebagai
berikut :
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan Daerah
Kemampuan Keuangan Kemandirian (%) Pola Hubungan
Rendah sekali
Rendah
Sedang
Tinggi
0 – 25
> 25 – 50
> 50 – 75
> 75
Instruktif
Konsultatif
Partisipatif
Delegatif
Sumber : Kepmendagri No. 690.900.327 /1996
Rasio kemandirian keuangan daerah pada Tahun 2016 adalah
sebesar 176 persen dari target 310 persen atau realisasi capaian 57%. Hal
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
30
ini, dikarenakan adanya Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri Nomor
905/501/SJ tentang Petunjuk Teknis Penganggaran Dana Alokasi Khusus
Non Fisik Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2016, bahwa terdapat perubahan postur transfer dana perimbangan ke
daerah dalam rangka mendanai pelaksanaan desentralisasi. Semula dana
perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hsil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU)
dan Dana Alokasi Khusus (DAK) menjadi DBH, DAU, DAK Fisik dan DAK
Non Fisik. DAK Non Fisik antara terdiri dari :
1. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS);
2. Dana Tunjangan Profesi Guru PNS Daerah;
3. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNS Daerah, dll.
Mengakibatkan besarnya anggaran dana perimbangan sehingga realisasi
rasio kemandirian lebih rendah dari target yang ditetapkan.
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp.15.900.698.660.057,20,
diperoleh dari :
a. Pajak daerah, sebesar Rp.12.772.227.117.584,90
b. Retribusi daerah, sebesar Rp.133.587.973.919,68
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, sebesar
Rp.364.325.988.476,00
d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, sebesar
Rp.2.630.557.580.076,68
Penerimaan Dana Perimbangan sebesar Rp.9.039.003.358.881,00,
diperoleh dari :
a. Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak sebesar
Rp.1.849.884.362.367,00
b. Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp.1.672.878.372.000,00
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 5.516.240.624.514,00
Rasio kemandirian menunjukkan tren yang selalu meningkat, dimana pada
Tahun 2014 sebesar 414 persen dan Tahun 2015 sebesar 494 persen.
Pada tahun 2016 mengalami penurunan disebabkan diterbitkannya
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan ditindaklanjuti
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
31
dengan keluarnya Surat Edara (SE) Menteri Dalam Negeri Nomor
905/501/SJ tentang Petunjuk Teknis Penganggaran Dana Alokasi Khusus
Non Fisik Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2016, sehingga dana perimbangan mengalami kenaikan sebesar
Rp.5.923.384.240.729 atau 190 persen.
3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan
Tabel 3.5 IKU Toleransi deviasi penyerapan keuangan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Toleransi deviasi penyerapan
keuangan sesuai target
4,9% 3,1% 163
Toleransi deviasi penyerapan keuangan Tahun 2016 sebesar 3,1
persen dari target 4,9 persen atau mencapai 163 persen. Hal ini,
disebabkan karena realisasi belanja daerah sebesar
Rp.23.874.751.773.851,10 atau lebih kecil bila dibandingkan dengan
anggaran belanja daerah sebesar Rp.24.616.511.471.689,00 sehingga
terdapat selisih anggaran belanja yang tidak terealisasi sebesar
Rp.741.759.697.837,90 atau 3,1 persen.
Pada grafik dibawah, nampak bahwa tren toleransi deviasi selalu
naik. Tren ini menunjukkan bahwa realisasi beberapa Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) masih dibawah batas toleransi. Sedangkan pada
tahun 2016 mengalami penurunan, yang artinya realisasi SKPD sudah
diatas target toleransi. Kondisi ini, antara lain disebabkan sudah banyak
SKPD yang mempedomani jadwal pelaksanaan program kegiatan yang
telah direncanakan sehingga di Triwulan IV atau menjelang tahun
anggaran berakhir dapat direalisasaikan sebelum batas waktu pencairan
akhir tahun serta menyelesaikan dokumen dan kelengkapan persyaratan
administrasi tepat waktu.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
32
Grafik 1. Tren toleransi deviasi penyerapan keuangan
4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%
Tabel 3.6 IKU Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Persentase SKPD dengan realisasi
diatas 95%
24% 54% 225
Persentase SKPD dengan realisasi belanja daerahnya diatas 95%
Tahun Anggaran 2016 sebesar 54 persen dari target 24 persen atau
mencapai 225 persen. Jumlah SKPD dengan realisasi diatas 95% Tahun
Anggaran 2016 sebanyak 40 SKPD dari 74 SKPD di lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Timur. Keadaan ini meningkat bila dibandingkan dengan
Tahun Anggaran 2015, yaitu sebanyak 23 SKPD atau meningkat 74
persen.
Grafik 2. Tren SKPD dengan realisasi diatas 95%
4,445,1 5,2 5,21
3,1
0
1
2
3
4
5
6
2012 2013 2014 2015 2016
Toleransi deviasi penyerapan
Toleransi deviasi penyerapan
54
44
20 23
40
0
10
20
30
40
50
60
2012 2013 2014 2015 2016
SKPD dengan realisasi diatas 95%
SKPD dengan realisasi diatas 95%
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
33
Memperhatikan tren realisasi belanja SKPD diatas 95% mulai
Tahun Anggaran 2012-2014 terdapat penurunan jumlah SKPD, sedangkan
pada tahun 2015-2016 mengalami kenaikan. Hal ini, disebabkan beberapa
hal, antara lain :
a. Adanya efisiensi anggaran, yang diperoleh dari selisih lebih hasil lelang
pengadaan barang dan jasa. Namun, jumlah tersebut belum diimbangi
dengan penyesuaian capaian tingkat realisasi kinerja ;
b. Adanya faktor kehati-hatian dari para pengguna anggaran untuk
melakukan realisasi anggaran karena masih adanya perbedaan persepsi
antara pelaksana dengan Aparatur Pemeriksa. Hal ini, tentunya secara
tidak langsung akan mempengaruhi percepatan realisasi ;
c. Masih kurang cermatnya perencanaan. Hal ini, banyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya, lemahnya fungsi koordinasi antara
struktural dan fungsional sehingga pelaksanaan kegiatan tidak sesuai
dengan jadwal.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan SKPD dengan
realisasi diatas 95%, antara lain :
Bintek penatausahaan Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan
dan aplikasi penatausahaan keuangan daerah pada SKPD ;
Sosialisasi sistem prosedur belanja daerah berbasis akrual pada SKPD :
Asistensi realisasi belanja/APBD Provinsi Jawa Timur per triwulan.
5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based
Capacity Building
Tabel 3.7 IKU Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting
Based Capacity Building
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Persentase SKPD yang menerapkan
Accrual Accounting Based Capacity
Building
75% 79% 105
Persentase SKPD yang menerapkan accrual accounting based
capacity building pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 79 persen dari
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
34
target 75 persen atau mencapai 105 persen. Jumlah SKPD yang telah
menerapkan akuntansi berbasis akrual sebanyak 56 (lima puluh enam)
SKPD dari 71 (tujuh puluh satu) SKPD, sementara sisanya masih terdapat
permasalahan dalam penerapannya.
Beberapa kendala dalam pelaksanaan akuntansi berbasis akrual antara
lain :
a. Masih diperlukan peningkatan pemahaman para pengelola keuangan
tentang perubahan dan penerapan kebijakan akuntansi berbasis
akrual ;
b. Masih diperlukan penguatan sistem pengendalian intern pada
pengelolaan keuangan di tingkat SKPD;
c. Masih diperlukan penyempurnaan terhadap regulasi terkait penerapan
kebijakan akuntansi berbasis akrual yang disesuaikan dengan
regulasi/perundang-undangan yang berlaku.
Realisasi Tahun 2016 mengalami peningkatan dibandingkan dengan
Tahun 2015 sebesar 3% atau ada peningkatan terhadap 2 (dua) SKPD
dimana pengelola keuangan khususnya fungsi akuntansi dalam
menerapkan akuntansi berbasis akrual.
Upaya yang dilakukan dalam melakukan pembinaan kepada SKPD
terhadap penerapan akuntansi berbasis akrual antara lain :
Rekonsiliasi data jurnal, Laporan Operasional dan Laporan Realisasi
Anggaran sesuai dengan pelaksanaan kebijakan akuntansi berbasis
akrual;
Sosialisasi Bagan Akun Standar (BAS), Aplikasi SIBAKU 2016 dan
Evaluasi Pelaksanaan Akuntansi Berbasis Akrual Tahun Anggaran 2016;
Pembinaan dan Evaluasi Implementasi Kebijakan Akuntansi berbasis
akrual pada SKPD pelaksana PPK BLUD ke RS Kusta Kediri, RSU Karsa
Husada Batu dan RS Kusta Sumberglagah Mojokerto.
6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
Tabel 3.8 IKU Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
35
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Persentase Laporan Keuangan SKPD
sesuai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
80% 80% 100
Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 80 persen dari
target 80 persen atau mencapai 100 persen. Penilaian ini, dilihat dari
tingkat pemahaman SKPD terhadap standar akuntansi pemerintahan di
dalam pelaksanaan prosedur akuntansi.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
menyatakan secara eksplisit bahwa pemerintah pusat dan daerah wajib
menyusun laporan keuangan berbasis akrual. Sebagai tindak lanjut atas
pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2003, Pemerintah telah menerbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP).
Salah satu persyaratan untuk dapat menerapkan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual, perlu disusun kebijakan
akuntansi yang menjadi pedoman bagi fungsi akuntansi di SKPD dan
SKPKD untuk menyusun laporan keuangan. Kebijakan akuntansi berbasis
akrual ini mengatur penyusunan laporan keuangan finansial yaitu laporan
keuangan yang menggunakan basis akrual dalam pencatatannya dan
laporan pelaksanaan anggaran berbasis kas. Perbedaan antara
penggunaan basis kas dan basis akrual difasilitasi dengan pembuatan
bagan akun standar yang membedakan antara akun finansial untuk
menyusun Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca
serta bagan akun pelaksanaan anggaran untuk menyusun Laporan
Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas. Jenis Laporan Pelaksanaan
Anggaran adalah Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL). Sedangkan Laporan Finansial
terdiri dari Laporan Operasional, Laporan Finansial terdiri dari Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca dan Laporan Arus Kas.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
36
Pada Tahun 2016 masih ada beberapa SKPD yang melakukan
tindakan kesalahan dalam penyajian akun/pos sehingga mempengaruhi
laporan keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya.
Beberapa penyebab terjadinya kesalahan, antara lain karena
keterlambatan penyampaian bukti transaksi oleh pengguna anggaran,
kesalahan hitung, kesalahan penerapan standar dan akuntansi, kelalaian
dan lain-lain yang ditemukan diperiode yang sama saat kesalahan dibuat
dan pada periode di masa depan.
Upaya yang dilakukan dalam melakukan pembinaan terhadap penyusunan
laporan keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan, antara
lain :
Penyelenggaraan Helpdesk Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016 ;
Rekonsiliasi piutang dan penyisihan piutang Pemprov Jatim;
finalisasi penyusunan laporan keuangan pemerintah provinsi jawa
timur tahun 2016 dan konsolidasi laporan keuangan skpd Tahun 2016.
7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang
bersertifikat
Tabel 3.9 IKU Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur
yang bersertifikat
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Persentase tanah milik Pemerintah
Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat
20,68% 20,9% 101
Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang
bersertifikat pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 20,9 persen dari target
20,68 persen atau mencapai 101 persen. Luas tanah yang bersertifikat
sampai dengan Tahun Anggaran 2016 seluas 17.770.275 m2 dari total
tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur seluas 85.060.013 m2,
sehingga masih terdapat selisih seluas 67.289.738 m2, yang secara
bertahap setelah dokumen persyaratannya lengkap akan dilakukan
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
37
percepatan sertifikasi. Permasalahan di lapangan yang sering dihadapi,
antara lain disebabkan karena :
Sertifikasi aset tetap tanah di Badan Pertanahan Nasional (BPN) tidak
dapat dipastikan jangka waktu penyelesaiannya (satu tahun anggaran),
karena proses pengajuan sertifikasi harus clean dan clear sehingga
memerlukan waktu dan beberapa tahapan, antara lain harus melakukan
klarifikasi dengan tetangga kiri, kanan, depan serta belakang untuk
memastikan tapal batas dan mengetahui proses perolehan agar tidak
menimbulkan kerugian kedua belah pihak dan permasalahan di
kemudian hari;
Proses pengukuran aset tetap tanah yang akan disertifikatkan dapat
dihentikan oleh BPN, apabila masih terdapat permasalahan dan/atau
ada pihak-pihak yang tidak setuju (complaint) dan akan dilanjutkan
kembali setelah permasalahan telah diselesaikan, dengan mengacu
jadwal waktu pengukuran mengacu dari BPN.
Upaya yang dilakukan dalam mempercepat proses sertifikasi, antara lain :
Pengukuran & Pemetaan Bidang Tanah, Pelayanan Pemeriksaan Tanah;
Pendaftaran Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Desa/Kelurahan;
Koordinasi/Klaririfikasi dan menindaklanjuti proses sertifikasi Aset
Provinsi Jawa Timur;
Melakukan kerjasama dengan BPN di seluruh Jawa Timur;
Lebih aktif dan intens berkomunikasi dengan para pihak (SKPD, pemilik
lahan/tanah).
8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan
dan dimanfaatkan
Tabel 3.10 IKU Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang
digunakan dan dimanfaatkan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Persentase Aset Tetap Tanah dan
Bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan
98,87% 98,71% 99
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
38
Persentase aset tetap tanah dan bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan Tahun Anggaran 2016 untuk sewa tanah dan bangunan
serta pinjam pakai untuk instansi lain sebesar 98,71 persen dari target
98,87 persen atau mencapai 99 persen. Secara keseluruhan jumlah aset
tetap tanah dan bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan sebanyak
13.030 bidang dari total jumlah aset tetap tanah dan bangunan sebanyak
13.200 bidang atau 98,71 persen.
Optimalisasi pemanfaatan aset daerah merupakan optimalisasi
terhadap penggunaan aset disamping meningkatkan pelayanan terhadap
masyarakat juga menghasilkan pendapatan dalam bentuk uang.
Pemanfaatan disebut sebagai pendayagunaan barang milik daerah yang
tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD, dapat
berupa sewa, pinjam pakai, Kerjasama Pemanfaatan (KSP), Bangun Guna
Serah dan Bangun Serah Guna dengan tidak mengubah status
kepemilikan.
Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain
dalam jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai.
Penyewaan merupakan penyerahan hak penggunaan/ pemanfaatan
kepada Pihak Ketiga, dalam hubungan sewa menyewa tersebut harus
memberikan imbalan berupa uang sewa tahunan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun, baik sekaligus maupun secara berkala.
Pinjam pakai merupakan penyerahan penggunaan Barang Milik
Daerah dengan tidak merubah status kepemilikan barang daerah kepada
instansi pemerintah dan antar pemerintah daerah serta untuk kepentingan
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan Surat
Perjanjian untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun, tanpa
menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir, Barang
Milik Daerah tersebut diserahkan kembali kepada Pemerintah Daerah.
9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Tabel 3.11 IKU Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan
daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
39
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Persentase sertifikasi kompetensi
pengelola keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Timur
40% 54,7% 137
Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 54,7
persen dari target 40 persen atau mencapai 137 persen. Jumlah pengelola
keuangan yang telah mengikuti bimbingan teknis pengelolaan keuangan
dan aset daerah sebanyak 637 orang dari 1.162 orang pengelola
keuangan. Terlampauinya Persentase Sertifikasi Kompetensi pengelola
keuangan daerah dikarenakan antusiasme SKPD di lingkungan Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota mengajukan usulan permintaan
pelatihan bagi para pengelola keuangan agar lebih paham terhadap
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Meskipun telah melampaui target, ada beberapa kendala yang
dihadapi dalam menyelenggarakan bimbingan teknis tentang pengelolaan
keuangan dan aset daerah, diantaranya :
Beberapa SKPD kurang tertib, disiplin dan responsif dalam
menyampaikan usulan peserta pelatihan, seringkali baru disampaikan
ketika pelaksanaan pelatihan sedang berlangsung, sehingga
penggantian peserta tidak memungkinkan untuk dilakukan oleh SKPD
pengirim;
Beberapa kali jadwal pelaksanaan kegiatan di UPT LPKD bersamaan
dengan bidang-bidang dan bahkan dengan peserta yang sama.
Upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan sertifikasi kompetensi
pengelola keuangan daerah, antara lain :
Forum Group Discussion (FGD) Penerapan dan Persiapan Penyusunan
Dokumen Pembentukan Lembaga Sertifikasi profesi (LSP);
Konsultasi terkait upgrade Modul Pengelolaan daerah ke Penelitian
dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis ( P2 EB- FEB ) UGM;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
40
Tindak Lanjut penawaran kerjasama in house training Keuangan
daerah di UPT LPKD oleh P2EB UGM Di Universitas Gajah Mada
Yogyakarta.
2. TUJUAN 2 : OPTIMALISASI PENGELOLAAN KEUANGAN
KABUPATEN/KOTA
SASARAN STRATEGIS 2 : MENINGKATNYA KUALITAS PENGELOLAAN
KEUANGAN KABUPATEN/KOTA SE JAWA
TIMUR
10. Persentase Rancangan Peraturan Daerah
(Raperda)/Rancangan Peraturan Kepala Daerah (Raperkada)
Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu
Tabel 3.12 IKU Persentase Rancangan Peraturan Daerah
(Raperda)/Rancangan Peraturan Kepala Daerah
(Raperkada) Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi
tepat waktu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Persentase Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang APBD yang
dievaluasi tepat waktu
100% 97% 97
Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang
dievaluasi tepat waktu pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 97 persen dari
target 100 persen atau mencapai 97 persen. Jumlah Kab./Kota yang
Raperda/Raperkada tentang APBD dievaluasi tepat waktu sebanyak 37
Kab./Kota dari 38 Kab./Kota di Jawa Timur. Rancangan Peraturan
Daerah/Peraturan Kepala Daerah Kab/Kota tentang APBD yang telah
disetujui bersama oleh DPRD disampaikan kepada Gubernur untuk
dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut selanjutnya dituangkan dalam
Keputusan Gubernur dan disampaikan kepada Bupati/Walikota paling
lama 15 (lima belas) hari kerja. Keterlambatan waktu dari evaluasi
Raperda/Raperkada sampai dengan diterbitkannya Keputusan Gubernur
Jawa Timur disebabkan adanya beberapa hal diantaranya lamanya proses
penerbitan di Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur karena
mensinkronkan dengan jadwal kegiatan Sekretaris Daerah dan Gubernur
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
41
Jawa Timur, kurangnya koordinasi antara BPKAD, Bappeda dan Biro
Hukum
Untuk meminimalisir terjadinya keterlambatan
Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang di evaluasi telah
dilakukan beberapa upaya antara lain:
a. Mempercepat kegiatan evaluasi sejak diterimanya Rancangan
Perda/Rancangan Perkada kab/Kota ;
b. Melakukan koordinasi dengan Kab/Kota untuk segera melengkapi
dokumen evaluasi berdasarkan berita acara penerimaan dokumen
Raperda/Raperkada Kab/Kota ;
c. Melakukan koordinasi dengan tim evaluasi sehingga Keputusan
Gubernur Jawa Timur dapat segera diterbitkan.
11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang
Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu
Tabel 3.13 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang
Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Persentase Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang Perubahan APBD
yang dievaluasi tepat waktu
100% 100% 100
Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan
APBD yang dievaluasi tepat waktu pada Tahun Anggaran 2016 sebesar
100 persen dari target 100 persen atau mencapai 100 persen. Jumlah
Kab./Kota yang Raperda/Raperkada tentang Perubahan APBD dievaluasi
tepat waktu sebanyak 38 Kab./Kota dari 38 Kab./Kota di Jawa Timur.
Rancangan Peraturan Daerah/Peraturan Kepala Daerah Kab/Kota
tentang Perubahan APBD yang telah disetujui bersama oleh DPRD
disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut
selanjutnya dituangkan dalam Keputusan Gubernur dan disampaikan
kepada Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari kerja.
Keterlambatan waktu dari evaluasi Raperda/Raperkada sampai dengan
diterbitkannya Keputusan Gubernur Jawa Timur disebabkan adanya
beberapa hal diantaranya lamanya proses penerbitan di Biro Hukum
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur karena mensinkronkan dengan
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
42
jadwal kegiatan Sekretaris Daerah dan Gubernur Jawa Timur, kurangnya
koordinasi antara BPKAD, Bappeda dan Biro Hukum
Untuk meminimalisir terjadinya keterlambatan
Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang di evaluasi
telah dilakukan beberapa upaya antara lain:
a. Mempercepat kegiatan evaluasi sejak diterimanya Rancangan
Perda/Rancangan Perkada kab/Kota ;
b. Melakukan koordinasi dengan Kab/Kota untuk segera melengkapi
dokumen evaluasi berdasarkan berita acara penerimaan dokumen
Raperda/Raperkada Kab/Kota ;
c. Melakukan koordinasi dengan tim evaluasi sehingga Keputusan
Gubernur Jawa Timur dapat segera diterbitkan.
12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi
tepat waktu
Tabel 3.14 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi
tepat waktu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Persentase Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD yang dievaluasi tepat waktu
100% 97% 97%
Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu
sebesar 97 persen dari target 100 persen atau mencapai 97 persen.
Jumlah Kab./Kota yang Raperda/Raperkada tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD dievaluasi tepat waktu sebanyak 36 Kab./Kota dari 37
Kab./Kota. Terdapat 1 (satu) Kabupaten yang melakukan pembahasan
raperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran
2015 yaitu Kabupaten Ponorogo. Hal ini disebabkan 1 (satu) bulan sejak
diterimanya rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD, DPRD tidak mengambil keputusan bersama dengan Kepala Daerah,
maka Kepala Daerah menyusun dan menetapkan Perkada tentang
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
43
penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sesuai dengan
ketentuan pasal 323 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
Rancangan Peraturan Daerah/Peraturan Kepala Daerah Kab/Kota
tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang telah disetujui
bersama oleh DPRD disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi. Hasil
evaluasi tersebut selanjutnya dituangkan dalam Keputusan Gubernur dan
disampaikan kepada Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari
kerja. Keterlambatan waktu dari evaluasi Raperda/Raperkada sampai
dengan diterbitkannya Keputusan Gubernur Jawa Timur disebabkan
adanya beberapa hal diantaranya lamanya proses penerbitan di Biro
Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur karena mensinkronkan
dengan jadwal kegiatan Sekretaris Daerah dan Gubernur Jawa Timur,
kurangnya koordinasi antara BPKAD, Bappeda dan Biro Hukum
Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Kinerja
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi
Th.2015(n-1) Th.2016 (n)
1 2 3 4 5
1. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan
dan aset daerah
Provinsi Jawa Timur
1. Ketepatan waktu
penyusunan RAPBD dan
RPAPBD Provinsi Jawa
Timur
Tepat
waktu
Tepat waktu Tepat
waktu
2. Rasio Kemandirian
Keuangan Daerah
310% 430,5% 176%
3. Toleransi deviasi
penyerapan keuangan
sesuai target
4,9% 5,21% 3,1%
4. Persentase SKPD dengan
realisasi diatas 95%
24% 31,08% 54%
5. Persentase SKPD yang
menerapkan Accrual
Accounting Based
Capacity Building
75% 76% 79%
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
44
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi
Th.2015(n-1) Th.2016 (n)
1 2 3 4 5
6. Persentase Laporan
Keuangan SKPD sesuai
Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
80% 80% 80%
7. Persentase tanah milik
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur yang bersertifikat
20,68
%
19,77% 20,9%
8. Persentase Aset Tetap
Tanah dan Bangunan
yang digunakan dan
dimanfaatkan
98,87
%
98,70% 98,71%
9. Persentase sertifikasi
kompetensi pengelola
keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur
40% 33,5% 54,7%
2. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan
kabupaten / kota se-
Jawa Timur
10. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang APBD
yang dievaluasi tepat
waktu
100 % 81,57% 97%
11. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
100 % 92,10% 100%
12. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
100 % 42,10% 97%
1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur
Tahun Anggaran 2015 dan Tahun Anggaran 2016 tersusun tepat waktu. Hal
ini sesuai sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua
kalinya dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Pasal 104 ayat (1)
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
45
“Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD
beserta lampirannya kepada DPRD paling lambat pada minggu pertama
bulan Oktober tahun anggaran sebelumnya dari tahun yang direncanakan
untuk mendapatkan persetujuan bersama”.
2. Rasio kemandirian keuangan daerah Tahun Anggaran 2016 sebesar 176
persen atau menurun 59 persen bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran
2015 sebesar 430,5 persen. Hal ini, disebabkan pada Tahun Anggaran 2016
terdapat kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari
Rp.13.412.327.747.062,50 menjadi Rp.15.900.698.660.057,20 atau sebesar
19 persen dan peningkatan dana perimbangan yang pada Tahun Anggaran
2015 sebesar Rp.3.115.619.118.152,00 di tahun 2016 menjadi
Rp.9.039.003.358.881,00 atau sebesar 190 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa kenaikan Dana Perimbangan melebihi dari PAD, disebabkan adanya
perubahan postur pada Dana Perimbangan yaitu adanya rekening Bantuan
Operasional Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang merupakan tindak
lanjut dari undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target Tahun Anggaran 2016
sebesar 3,1 persen atau naik 60 persen bila dibandingkan dengan tahun
2015 sebesar 5,21 persen. Pada Tahun Anggaran 2016, berdasarkan laporan
realisasi Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), penyerapan belanja sebesar
Rp.23.874.751.773.851,10 atau 96,9 persen dibandingan dengan anggaran
belanja. Sedangkan, Tahun Anggaran 2015, penyerapan belanja sebesar
Rp.20.936.034.327.505,50 atau 94,79 dibandingkan dengan anggaran
belanja.
4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% pada Tahun Anggaran 2016
sebesar 54 persen atau meningkat 74 persen bila dibandingkan dengan
Tahun Anggaran 2015 sebesar 31,08 persen. Tahun 2016 SKPD dengan
realisasi diatas 95% sebanyak 40 SKPD, sedangkan Tahun Anggaran 2015
sebanyak 23 SKPD.
5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity
Building pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 79 persen. Hal ini disebabkan
karena terdapat 15 SKPD yang belum optimal atau masih terdapat kendala
dalam penerapan akuntansi berbasis akrual. Mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2015 terdapat 17 SKPD yang belum
optimal, karena terdapat peningkatan pemahaman dalam pelaksanaan
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
46
akuntansi berbasis akrual pada pengelola keuangan khusus fungsi akuntansi
SKPD.
6. Persentase laporan keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 80 persen sedangkan tahun 2015
sebesar 80 persen. Masih adanya beberapa kendala yang dihadapi dan
adanya kesalahan dalam penyajian data keuangan.
7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat
Tahun Anggaran 2016 sebesar 20,9 persen atau meningkat 6 persen bila
dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 19,77 persen. Luas tanah yang
bersertifikat tahun 2016 seluas 17.770.275 m2 sedangkan tahun 2015 seluas
16.813.683 m2.
8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 98,71 persen atau
meningkat 0,10 persen bila dibandingan dengan Tahun Anggaran 2015
sebesar 98,70 persen. Jumlah aset tetap tanah dan bangunan yang
digunakan dan dimanfaatkan Tahun Anggaran 2016 sebanyak 13.030
sedangkan Tahun Anggaran 2015 sebanyak 12.930.
9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah
Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016 sebesar 54,7 persen atau 637
orang. Sedangkan, pada Tahun Anggaran 2015 sebesar 33,5 persen atau
655 orang.
10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi
tepat waktu, pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 97 persen atau meningkat
19 persen bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2015 sebesar 81,57
persen. Pada Tahun Anggaran 2016 terdapat 35 kab./kota yang tepat waktu
menyampaikan Raperda/ Raperkada sedangkan tahun 2015 sebanyak 31
kab./kota.
11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu, pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 100 persen atau
meningkat 9 persen dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2015 sebesar
92,10 persen. Pada tahun 2016 terdapat 38 kab./kota yang tepat waktu
menyampaikan Raperda/Raperkada sedangkan Tahun Anggaran 2015
sebanyak 35 kab./kota.
12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu pada Tahun Anggaran 2016
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
47
sebesar 97 persen atau meningkat sebesar 130 persen dibandingkan dengan
tahun 2015 sebesar 42,10 persen. Pada Tahun Anggaran 2016 terdapat 36
kab./kota yang tepat waktu menyampaikan Raperda/Raperkada sedangkan
Tahun Anggaran 2015 sebanyak 16 kab./kota.
Indikator kinerja dapat dibandingkan dengan indikator kinerja yang ada di
RPJMD yang digambarkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target akhir
RPJMD (Th.2019)
Realisasi Tingkat
Kemajuan
1 2 3 4 5
1. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan
dan aset daerah
Provinsi Jawa Timur
1. Ketepatan waktu
penyusunan RAPBD dan
RPAPBD Provinsi Jawa
Timur
- Tepat
waktu
-
2. Rasio Kemandirian
Keuangan Daerah
- 176% -
3. Toleransi deviasi
penyerapan keuangan
sesuai target
- 3,1% -
4. Persentase SKPD dengan
realisasi diatas 95%
- 54% -
5. Persentase SKPD yang
menerapkan Accrual
Accounting Based
Capacity Building
- 79% -
6. Persentase Laporan
Keuangan SKPD sesuai
Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
- 80% -
7. Persentase tanah milik
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur yang bersertifikat
- 20,9% -
8. Persentase Aset Tetap
Tanah dan Bangunan
yang digunakan dan
dimanfaatkan
- 98,71% -
9. Persentase sertifikasi
kompetensi pengelola
- 54,7% -
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
48
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target akhir
RPJMD (Th.2019)
Realisasi Tingkat
Kemajuan
1 2 3 4 5
keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur
2. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan
kabupaten / kota se-
Jawa Timur
10. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang APBD
yang dievaluasi tepat
waktu
- 97% -
11. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
- 100% -
12. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
- 97 % -
Indikator Kinerja Utama BPKAD yang dijelaskan pada tabel diatas bukan
merupakan Indikator Kinerja Daerah yang ada di RPJMD. Indikator Kinerja
Daerah di RPJMD yaitu Predikat Opini BPK terhadap Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur, yang mana indikator tersebut
merupakan Indikator Kinerja Utama Inspektorat. Oleh sebab itu, realisasi
indikator kinerja BPKAD tidak dapat dibandingkan dengan realisasi indikator
RPJMD
3.3. COST PER OUTCOME
1. ALOKASI PER SASARAN PEMBANGUNAN
Laporan kinerja ini menyajikan informasi keuangan yang terkait dengan
capaian kinerja pelaksanan suatu program yang meliputi realisasi keuangan
atas setiap kegiatan, informasi keuangan yang mengkaitkan antara realisasi
keuangan dengan hasil-hasil program yang menggambarkan kinerja utama
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
49
dan informasi keuangan yang dapat mengidentifikasi jumlah biaya yang
dibutuhkan untuk mewujudkan sasaran tertentu (cost per outcome), yang
dapat diilustrasikan, sebagai berikut :
Tabel 3.17 Alokasi per Sasaran Pembangunan
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Anggaran (Rp)
% Anggaran
1 2 3 4 5
1. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan dan
aset daerah Provinsi Jawa
Timur
1. Ketepatan waktu
penyusunan RAPBD dan
RPAPBD Provinsi Jawa
Timur
4.666.347.000 6,5
2. Rasio Kemandirian
Keuangan Daerah
1.772.025.000 2,5
3. Toleransi deviasi
penyerapan keuangan
sesuai target
2.457.288.000 3,4
4. Persentase SKPD dengan
realisasi diatas 95%
1.772.025.000 2,5
5. Persentase SKPD yang
menerapkan Accrual
Accounting Based
Capacity Building
5.200.051.000 7,2
6. Persentase Laporan
Keuangan SKPD sesuai
Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
2.932.262.000 4,1
7. Persentase tanah milik
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur yang bersertifikat
2.402.000.000 3,3
8. Persentase Aset Tetap
Tanah dan Bangunan
yang digunakan dan
dimanfaatkan
3.181.000.000 4,4
9. Persentase sertifikasi
kompetensi pengelola
keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur
4.422.800.000 6,2
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
50
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Anggaran (Rp)
% Anggaran
1 2 3 4 5
2. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan
kabupaten / kota se-Jawa
Timur
10. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang APBD
yang dievaluasi tepat
waktu
1.272.738.500 1,8
11. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
1.272.738.500 1,8
12. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
1.203.535.200 1,7
Memperhatikan tabel 3.17, dapat dijelaskan bahwa alokasi anggaran untuk
sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah Provinsi
Jawa Timur, yaitu sebesar Rp. 28.805.798.000,00, dengan rincian :
1. Ketepatan waktu penyusunan Rancangan APBD dan RPAPBD Provinsi Jawa
Timur, didukung oleh Kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah
tentang APBD dengan alokasi anggaran sebesar Rp.4.666.347.000,00 atau
6,5% dari total anggaran belanja langsung ;
2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, didukung oleh Kegiatan Penataan,
Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.1.772.025.000,00 atau 2,5% dari total anggaran belanja
langsung ;
3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target, didukung oleh Kegiatan
Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.2.457.288.000,00 atau 3,4% dari total anggaran belanja langsung;
4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%, didukung oleh Kegiatan
Penataan, Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
51
alokasi anggaran sebesar Rp.1.772.025.000,00 atau 2,5% dari total anggaran
belanja langsung ;
5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity
Building, didukung oleh Kegiatan Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah
daerah dengan alokasi anggaran sebesar Rp.5.200.051.000,00 atau 7,2% dari
total anggaran belanja langsung ;
6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP), didukung oleh Kegiatan Penyusunan rancangan peraturan daerah
tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.2.932.262.000,00 atau 4,1% dari total anggaran belanja langsung;
7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat,
didukung oleh Kegiatan Percepatan Sertifikasi Aset Daerah dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.2.402.000.000,00 atau 3,3% dari total anggaran belanja
langsung ;
8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan, didukung oleh Kegiatan Optimalisasi Pengelolaan Aset dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.3.181.000.000,00 atau 4,4% dari total anggaran
belanja langsung ;
9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah
Provinsi Jawa Timur, didukung oleh Kegiatan Pemberdayaan Kapasitas
Laboratorium Keuangan Daerah dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.4.422.800.000,00 atau 6,2% dari total anggaran belanja langsung ;
Sedangkan sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten/
kota se-Jawa Timur, yaitu sebesar Rp. 3.749.012.200,00, dengan rincian :
10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat
waktu, didukung oleh Kegiatan Analisa dan Evaluasi Raperda Kabupaten/Kota
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.272.738.500,00 atau 1,8% dari total
anggaran belanja langsung ;
11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu, didukung oleh Kegiatan Analisa dan Evaluasi Raperda
Kabupaten/Kota dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.272.738.500,00 atau
1,8% dari total anggaran belanja langsung ;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
52
12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu, didukung oleh Kegiatan
Analisa Dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota Dan Rancangan
Peraturan Kdh Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Kabupaten/Kota dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.203.535.200,00 atau
1,7% dari total anggaran belanja langsung.
2. PENCAPAIAN KINERJA DAN ANGGARAN
Tabel 3.18 Pencapaian Kinerja dan Anggaran
Sasaran / Program
Indikator Kinerja Anggaran
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
Sasaran 1
Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan dan
aset daerah
Provinsi Jawa
Timur
Program 1
Peningkatan dan
Pengembangan
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
1. Ketepatan waktu penyusunan
RAPBD Provinsi Jawa Timur
Tepat
waktu
Tepat
waktu
100 4.666.3
47.000
3.787.24
1.000
81,16
2. Rasio Kemandirian Keuangan
Daerah
310% 176% 57 1.772.0
25.000
1.628.62
6.337
91,92
3. Toleransi deviasi penyerapan
keuangan sesuai target
4,9% 3,1% 163 2.457.2
88.000
2.373.10
6.200
96,57
4. Persentase SKPD dengan
realisasi diatas 95%
24% 54% 225 1.772.0
25.000
1.628.62
6.337
91,92
5. Persentase SKPD yang
menerapkan Accrual
Accounting Based Capacity
Building
75% 79% 105 5.200.0
51.000
4.473.57
5.715
86,03
6. Persentase Laporan Keuangan
SKPD sesuai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
80% 80% 100 2.932.2
62.000
2.148.12
6.775
73,26
7. Persentase tanah milik
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur yang bersertifikat
20,68
%
20,9% 101 2.402.0
00.000
2.006.23
8.180
83,52
8. Persentase Aset Tetap Tanah
dan Bangunan yang digunakan
dan dimanfaatkan
98,87
%
98,71% 99 3.181.0
00.000
2.804.24
1.956
88,16
9. Persentase sertifikasi
kompetensi pengelola
keuangan daerah Pemerintah
40% 54,7% 137 4.422.8
00.000
4.397.36
1.971
99,42
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
53
Sasaran / Program
Indikator Kinerja Anggaran
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
Provinsi Jawa Timur
Sasaran 2
Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan
kabupaten /
kota se-Jawa
Timur
Program 2
Pembinaan dan
Fasilitasi
Pengelolaan
Keuangan
Kabupaten/Kota
10. Persentase Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang APBD yang
dievaluasi tepat waktu
100% 97% 97 1.272.7
38.500
1.050.61
6.188
87,29
11. Persentase Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang Perubahan
APBD yang dievaluasi tepat
waktu
100% 100% 100 1.272.7
38.500
1.050.61
6.188
87,29
12. Persentase Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
100% 97% 97 1.203.5
35.200
1.579.84
6.250
88,91
Memperhatikan tabel 3.18, dapat dijelaskan bahwa capaian realisasi kinerja dan
capaian realisasi anggaran untuk sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan
keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur, yaitu :
1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur,
capaian realisasi kinerja sebesar 100 persen, sedangkan capaian realisasi
anggaran sebesar 81,16 persen ;
2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, capaian realisasi kinerja sebesar 57
persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 91,92 persen ;
3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target, capaian realisasi kinerja
sebesar 163 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 96,57
persen ;
4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%, capaian realisasi kinerja
sebesar 225 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 91,92
persen ;
5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity
Building, capaian realisasi kinerja sebesar 105 persen, sedangkan capaian
realisasi anggaran sebesar 86,03 persen ;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
54
6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP), capaian realisasi kinerja sebesar 100 persen, sedangkan capaian
realisasi anggaran sebesar 73,26 persen ;
7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat,
capaian realisasi kinerja sebesar 101 persen sedangkan capaian realisasi
anggaran sebesar 83,52 persen ;
8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan, capaian realisasi kinerja sebesar 99 persen, sedangkan capaian
realisasi anggaran sebesar 88,16 persen ;
9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah
Provinsi Jawa Timur, capaian realisasi kinerja sebesar 137 persen, sedangkan
capaian realisasi anggaran sebesar 99,42 persen ;
Sedangkan sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten /
kota se-Jawa Timur, yaitu :
10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat
waktu, capaian realisasi kinerja sebesar 97 persen, sedangkan capaian
realisasi anggaran sebesar 87,29 persen ;
11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu, capaian realisasi kinerja sebesar 100 persen,
sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 87,29 persen ;
12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu, capaian realisasi kinerja
sebesar 97 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 88,91
persen.
3. EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA
Tabel 3.19 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
No Sasaran Indikator Sasaran % Capaian
Kinerja
% Penyerapan Anggaran
Tingkat Efisiensi
1. Meningkatnya
kualitas pengelolaan
keuangan dan aset
daerah Provinsi Jawa
1. Ketepatan waktu
penyusunan RAPBD dan
RPAPBD Provinsi Jawa
Timur
100 81,16 18,84%
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
55
No Sasaran Indikator Sasaran % Capaian
Kinerja
% Penyerapan Anggaran
Tingkat Efisiensi
Timur 2. Rasio Kemandirian
Keuangan Daerah
57 91,92 8,08%
3. Toleransi deviasi
penyerapan keuangan
sesuai target
163 96,57 3,43%
4. Persentase SKPD dengan
realisasi diatas 95%
225 91,92 8,08%
5. Persentase SKPD yang
menerapkan Accrual
Accounting Based Capacity
Building
105 86,03 13,97%
6. Persentase Laporan
Keuangan SKPD sesuai
Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
100 73,26 26,74%
7. Persentase tanah milik
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur yang bersertifikat
101 83,52 16,48%
8. Persentase Aset Tetap
Tanah dan Bangunan yang
digunakan dan
dimanfaatkan
99 88,16 11,84%
9. Persentase sertifikasi
kompetensi pengelola
keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur
137 99,42 0,58%
2. Meningkatnya
kualitas pengelolaan
keuangan
kabupaten / kota
se-Jawa Timur
10. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang APBD
yang dievaluasi tepat waktu
97 87,29 12,71%
11. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
100 87,29 12,71%
12. Persentase
Raperda/Raperkada
97 88,91 11,09%
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
56
No Sasaran Indikator Sasaran % Capaian
Kinerja
% Penyerapan Anggaran
Tingkat Efisiensi
Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
Memperhatikan tabel 3.18, dapat dijelaskan bahwa capaian realisasi kinerja dan
capaian realisasi anggaran untuk sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan
keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur, yaitu :
1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD Provinsi Jawa Timur, dengan capaian
realisasi kinerja sebesar 100% dan tingkat efisiensi sebesar 18,84% ;
2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, dengan capaian realisasi kinerja
sebesar 57% dan tingkat efisiensi sebesar 8,08% ;
3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target, dengan capaian
realisasi kinerja sebesar 163% dan tingkat efisiensi sebesar 3,43% ;
4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%, dengan capaian realisasi
kinerja sebesar 225% dan tingkat efisiensi sebesar 8,08% ;
5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity
Building, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 105% dan tingkat efisiensi
sebesar 13,97% ;
6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP), dengan capaian realisasi kinerja sebesar 100% dan tingkat efisiensi
sebesar 26,74% ;
7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat,
dengan capaian realisasi kinerja sebesar 101% dan tingkat efisiensi sebesar
16,48% ;
8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 99% dan tingkat
efisiensi sebesar 11,84% ;
9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah
Provinsi Jawa Timur, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 137% dan
tingkat efisiensi sebesar 0,58% ;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
57
Sedangkan sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten /
kota se-Jawa Timur, yaitu :
10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat
waktu, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 97% dan tingkat efisiensi
sebesar 12,71% ;
11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 100% dan
tingkat efisiensi sebesar 12,71% ;
12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu, dengan capaian realisasi
kinerja sebesar 97% dan tingkat efisiensi sebesar 11,09%.
Memperhatikan uraian tersebut, realisasi belanja BPKAD Tahun
Anggaran 2016, secara umum menunjukkan bahwa capaian keberhasilan atas
pelaksanaan program kegiatan dapat dikategorikan sesuai dengan sasaran
dan target yang direncanakan, sebagaimana dokumen perencanaan baik
jangka menengah (Renstra) maupun jangka pendek (Renja) walaupun masih
terdapat beberapa kendala dan memerlukan penyempurnaan dalam
pelaksanaan pada tahun mendatang, antara lain :
1. Aspek Perencanaan,
a. Pola pikir dalam menyusun perencanaan anggaran masih bersifat
rutinitas serta belum yang didasarkan hasil analisa dan kebutuhan riil ;
b. Perencanaan program kegiatan masih bersifat formalitas, parsial/
sektoral, sehingga sangat dimungkinkan adanya program atau kegiatan
baru yang pelaksanaannya muncul pada tahun anggaran berjalan ;
c. Perencanaan masih kurang visioner dan/atau belum mengantisipasi
adanya kebijakan atau peraturan perundang-undangan baru.
2. Aspek Pelaksanaan,
a. Terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan
kemampuan dibidang perencanaan anggaran, program kegiatan,
pengelolaan keuangan dan aset daerah serta kompetensi di bidang
akuntansi ;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
58
b. Adanya kebijakanatau regulasi yang diterbitkan dalam tahun anggaran
berjalan dan atau kebijakan yang kadang kala tidak diikuti dengan
petunjuk pelaksanaannya serta adanya perbedaan kebijakan yang
mengatur pengelolaan keuangan antara APBN dan APBD (terdapat
perbedaan sistem dan SOP) ;
c. Penyusunan Daftar Kebutuhan Kas Bulanan (DKKB) masih bersifat
formalitas dan/atau belum dihitung berdasarkan analisa kebutuhan riil.
3. Aspek Penatausahaan,
a. Terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan
kemampuan dibidang penatausahaan keuangan daerah ;
b. Adanya keterlambatan dalam menyusun dokumen Surat
Pertanggungjawaban (SPJ), kurang teliti, cermat dan juga masih
terdapat kesalahan pembebanan dalam penulisan Buku Kas Umum
(BKU) ;
c. Masih adanya kekurangan persyaratan dan kelengkapan penyusunan
dokumen SPJ, dan inkonsistensi pencatatan transaksi harian, sehingga
berdampak pada keakurasian data.
Memperhatikan beberapa kendala tersebut, untuk meminimalisir terjadinya
kesalahan yang sama dan berulang pada tahun-tahun berikutnya dalam
pengelolaan keuangan dan aset daerah, perlu :
1) Optimalisasi dan pemberdayaan fungsi Satuan Pengawas Internal (SPI)
melalui Forum Group Discusion (FGD) ;
2) Pemberdayaan fungsi UPT- Laboratorium Pengelolaan Keuangan Daerah
(UPT-LPKD) melalui bintek, workshop dan sosialisasi kepada para
pengelola keuangan dan aset daerah ;
3) Melakukan pendampingan dan mengikutsertakan pendidikan dan pelatihan
kepada para pengelola keuangan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan dan pelaporan pertanggungjawaban ;
4) Memfasilitasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah serta
mengembangkan aplikasi berdasarkan regulasi, dinamika dan kebutuhan riil ;
5) Membangun keselarasan dan kesepahaman antar bidang dan instansi
terkait melalui koordinasi, komunikasi dan konsolidasi.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
59
3.4. REALISASI ANGGARAN,
Akuntabilitas keuangan merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban yang mencakup integritas keuangan, ketaatan dan
kepatuhan terhadap peraturan perundangan-undangan yang harus disusun
setiap kementerian/lembaga/instansi dan pemerintahan daerah. Sasaran
pertanggungjawaban adalah laporan keuangan yang berlaku, meliputi
penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang SKPD. Sedangkan, instrumen
utama akuntabilitas keuangan adalah anggaran pemerintah dan data laporan
tahunan yang disusun secara periodik dalam tahun anggaran berkenaan,
sehingga nampak proses penganggaran secara keseluruhan relevan untuk
dipertanggungjawabkan pada berbagai tingkatan operasi dari masing-masing
indikator keuangan yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan Tahun
Anggaran 2016. Mendasari uraian tesebut, sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan program dan kegiatan BPKAD Provinsi Jawa Timur dari alokasi
anggaran sebesar Rp.109.479.319.700,00 terealisasi sebesar
Rp.101.530.935.489,00 atau 92,74 persen, dengan rincian:
KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) REALISASI
NOMINAL (Rp) %
1 2 3 4 6
BELANJA DAERAH 131.841.914.928,00 121.952.455.693,00 92,50
BELANJA TIDAK LANGSUNG 60.014.785.200,00 58.772.437.095,00 97,93
BELANJA LANGSUNG 71.827.129.728,00 63.180.018.598,00 87,96
01 Pelayanan Administrasi Perkantoran
7.986.855.888,00 7.521.034.911,00 94,17
012 Pelaksanaan Administrasi Perkantoran
7.986.855.888,00 7.521.034.911,00 94,17
02 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
13.818.046.700,00 12.027.939.523,00 87,05
021 Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana
8.976.346.700,00 7.704.914.419,00 85,84
031 Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana
4.841.700.000,00 4.323.025.104,00 89,29
07 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah
4.403.856.840,00 4.023.194.302,00 91,36
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
60
KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) REALISASI
NOMINAL (Rp) %
002
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
1.906.223.840,00 1.629.491.610,00 85,48
004 Fasilitasi Laboratorium Keuangan Daerah
2.497.633.000,00 2.393.702.692,00 95,84
08 Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan Pemerintahan
3.972.798.000,00 3.107.201.836,00 78,21
001 Penyusunan Dokumen Perencanaan
2.098.802.000,00 1.528.993.600,00 72,85
002 Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan Anggaran
1.873.996.000,00 1.578.208.236,00 84,22
17 Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
37.461.663.000,00 32.819.569.400,00 87,61
003 Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah
5.200.051.000,00 4.473.575.715,00 86,03
006 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
4.666.347.000,00 3.787.241.000,00 81,16
008 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD
3.427.205.000,00 3.227.765.480,00 94,18
010 Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
2.932.262.000,00 2.148.126.775,00 73,26
016 Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah
1.856.000.000,00 1.579.959.450,00 85,13
043 Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah
2.457.288.000,00 2.373.106.200,00 96,57
069 Pemantapan Sistem Informasi Keungan Daerah
3.372.660.000,00 2.764.700.000,00 81,97
250 Penataan, Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan Daerah
3.544.050.000,00 3.257.252.673,00 91,91
253 Optimalisasi Pengelolaan Aset 3.181.000.000,00 2.804.241.956,00 88,16
254 Percepatan Sertifikasi Aset Daerah 2.402.000.000,00 2.006.238.180,00 83,52
264 Pemberdayaan Kapasitas Laboratorium Keuangan Daerah
4.422.800.000,00 4.397.361.971,00 99,42
18 Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota
4.183.909.300,00 3.681.078.626,00 87,98
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
61
KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) REALISASI
NOMINAL (Rp) %
105 Analisa Dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota Dan Rancangan Peraturan Kdh Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota
1.776.838.900,00 1.579.846.250,00 88,91
106 Analisa dan Evaluasi Raperda Kabupaten/Kota
2.407.070.400,00 2.101.232.376,00 87,29
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
62
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)
Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban atas keberhasilan pelaksanaan Perjanjian Kinerja (PK)
program kegiatan dan anggaran maupun kegagalan misi organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang disusun secara rutin dan wajib bagi Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setiap akhir tahun anggaran untuk
disampaikan kepada Gubernur sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan daerah yang dikuasakan kepada seluruh SKPD di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Selain itu, penyusunan Laporan Kinerja juga
diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan sarana penilaian kinerja suatu
organisasi dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja juga dapat dijadikan
saran/pertimbangan terhadap penyempurnaan perencanaan anggaran,
penyusunan program kegiatan, pelaksanaan kegiatan, penatausahaan dan
laporan pertanggungjawaban.
Secara umum, pelaksanaan program dan kegiatan di BPKAD pada
Tahun Anggaran 2016 dapat dikatagorikan cukup berhasil dengan baik. Hal
ini, dapat dilihat dari persentase capaian output kegiatan sebesar 92,50
persen dengan penyerapan anggaran sebesar Rp. 121.952.455.693,00. Output
dan realisasi anggaran ini, didukung oleh 12 (dua belas) Indikator Kinerja
Utama (IKU), yaitu :
1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur ;
2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ;
3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target ;
4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% ;
5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity
Building ;
6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) ;
7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang
bersertifikat;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
63
8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan ;
9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah
Provinsi Jawa Timur ;
10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi
tepat waktu ;
11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu ;
12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu.
4.2. SARAN
Keberhasilan pelaksanaan program kegiatan ini, tidak lain karena
rahmat dan ridho dari Allah SWT serta dukungan semua pihak, kerjasama
antar SKPD dan kerjasama dari seluruh bidang dan UPT LPKD di BPKAD.
Keberhasilan ini, tentunya tidak dipungkiri masih terdapat beberapa
kekurangan yang menjadi kendala atau hambatan yang perlu diperbaiki ke
depan, antara lain penguatan fungsi koordinasi serta membangun komunikasi
yang baik antar unit kerja dan koordinasi antar SKPD. Selanjutnya, sebagai
upaya perbaikan dan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja pada tahun-
tahun mendatang perlu dilakukan, antara lain :
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur, utamanya yang ditunjuk
sebagai pengelolaan keuangan melalui pendampingan, kursus, pelatihan
dan desiminasi ;
2. Memperbaiki sistem pengumpulan dan pengolahan data kinerja dalam
rangka meningkatkan kualitas sistem pelaporan dan pertanggungjawaban
SKPD serta meningkatkan kualitas review atas laporan kinerja SKPD ;
3. Melakukan validasi dan rekonsiliasi data aset dengan SKPD di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Timurdan meningkatkan fungsi koordinasi ;
4. Melaksanakan fungsi konsolidasi dengan SKPD sebagai pengguna barang
serta melakukan inventarisasi dan identifikasi aset tetap tanah yang akan
disertifikasi ;
5. Penguatan fungsi Satuan Pengawas Internal (SPI) dan pengecekan Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) setiap bulan.